You are on page 1of 29

ALZHEIMER

Di Susun Oleh: Aceng Ramdan Astri Julianti Devi Sarah Fauziyah

PENGERTIAN
Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang merusak dan menimbulkan kelumpuhan, yang terutama menyerang orang berusia 65 tahun keatas yang ditandai oleh hilangnya ingatan dan fungsi kognitif secara progresif. Masyarakat mengenal Alzheimer dengan istilah yang berbeda, yaitu kepikunan. Namun seringkali kepikunan pada orang lanjut usia dianggap wajar, padahal seharusnya penyakit ini segera ditangani oleh para ahlinya (dokter, psikater, dan psikolog).

ETIOLOGI
Sampai sekarang belum satupun penyebab penyakit ini di ketahui, tetapi ada tiga teori utama mengenai penyebabnya, yaitu : 1. Virus lambat Merupakan teori yang paling populer (meskipun belum terbukti) adalah yang berkaitan dengan virus lambat. Virus- virus ini mempunyai massa inkubasi 2-30 tahun sehingga transmisinya sulit dibuktikan.

2. Proses autoimun Teori autoimun berdasarkan pada adanya peningkatan pada antibodi- antibodi reaktip terhadap pada otak pada penderita penyakit Alzhaimer. 3. Keracunan aluminium Teori keracunan aluminium menyatakan bahwa karena aluminium bersifat neurotoksis (racun saraf), maka dapat menyebabkan neurofibrilar pada otak. Predisposisi genetik juga ikut berperan dalam perkembangan penyakit Alzhaimer. Diperkirakan 10-30% klien Alzhaimer mengalami tipe yang diwariskan dan dinyatakan sebagai penyakit Alzhaimer familiar (FAD).

Tanda Dan Gejala


Gejala Alzheimer Berdasarkan National Alzheimer s Association (2003), dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : 1. Gejala Ringan (lama penyakit 1-3 tahun) Lebih sering bingung dan melupakan informasi yang baru dipelajari Diorintasi : tersesat di daerah sekitar yang dikenalnya dengan baik Bermasalah dalam melaksanakan tugas rutin Mengalami perubahan dalam kepribadian dan penilaian misalnya mudah tersinggung, mudah menuduh.

2. Gejala sedang (lama penyakit 3-10 tahun) Kesulitan dalam mengerjakan aktifitas hidup sehari hari seperti makan dan mandi Perubahan tingkah laku misalnya : sedih dan emosi Mengalami gangguan tidur Keluyuran Kesulitan mengenali keluarga dan teman 3. Gejala berat (lama penyakit 8-12 tahun) Sulit / kehilangan kemampuan berbicara Kehilangan napsu makan, menurunya berat badan Sangat tergantung pada caregiver/pengasuh Perubahan perilaku misalnya : Mudah curiga, depresi, apatis atau mudah mengamuk

PATOFISIOLOGI
Gg.hubungan antar sel saraf, metabolisme dan proses perbaikan. Menyebabkan banyak sel saraf yang tidak berfungsi,

Penurunan hipokampus
Kegagalan daya ingat pendek Kerusakan korteks selebri

PENATALAKSANAAN
Pengobatan penyakit Alzheimer masih sangat terbatas oleh karena penyebab dan patofisiologis masih belum jelas. Pengobatan simptomatik dan suportif seakan hanya memberikan rasa puas pada penderita dan keluarga. Pemberian obat stimulan, vitamin B, C, dan E belum mempunyai efek yang menguntungkan.

PENCEGAHAN
Anda dapat mengurangi risiko Alzheimer dengan cara menekan risiko sakit jantung. Banyak faktor yang meningkatkan risiko sakit jantung juga dapat meningkatkan risiko demensia.Faktor utama yang muncul adalah tekanan darah, kolestrol dan tingkat gula darah. Bergaya hidup sehat, mengkonsumsi sayur dan buah segar, menjaga kebugaran mental dapat membantu untuk mencegah terjadi alzheimer.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Neurofibrillary tangles (NFT) Senile plague (SP) Degenerasi neuron Perubahan vakuoler Lewy body Pemeriksaan neuropsikologis Scan dan MRI EEG PET (Positron Emission Tomography) SPECT (Single Photon Emission Computet Tomography) Laboratorium darah darah rutin, B12, Calcium, Posfort, BSE, fungsi renal dan hepar, tiroid, asam folat, serologi sifilis, screening antibody yang dilakukan secara selektif.

Asuhan Keperawatan Pasien Alzheimer

Kasus
Mbah B (65thn) seorang lansia yang sering membuat bingung keluarganya. Kadang ia marahmarah karena merasa belum disiapkan, makan, padahal Mbah B baru saja selesai makan. Selain itu, ia sering sekali dicari keluarganya karena kerap pergi keluar dan kemudian ditemukan tetangganya di desa lain. Mbah B juga kerap tidak mengenali anak dan cucunya. Menurut keluarganya saat mbah B diperika oleh dokter Pukesmas, mbah B mengalami gangguan respon kognitif,

Pengkajian
1. Identitas Klien: Sumber informasi : Keluaga Nama : Mbah B Tempat/tanggal lahir : 22 November 1947 Umur : 65 tahun Agama : Islam Jenis kelamin : perempuan Pekerjaan : Bahasa yang dimengerti: Bahasa Sunda Diagnosa medis : Alzheimer

2. Riwayat Penyakit a) Keluhan Utama :Pasien menurut penuturan keluarga sering keluyuran dan tersesat ketika berpergian dan sering tidak mengenali keluarganya. b) Riwayat Penyakit Sekarang: Keluarga dan orang terdekat melaporkan bahwa pasien memperlihatkan penurunan daya ingat ringan, tidak tertarik pada lingkungan, kurangnya perhatian. c) Riwayat Penyakit Dahulu: Keluarga melaporkan bahwa pasien sering lupa baik ketika mengenali seseorang maupun ketika menyimpan suatu barang. d) Riwayat Penyakit Keluarga: Keluarga melaporkan bahwa tidak ada amggota keluarga yang pernah mengalami Alzheimer sebelumnya.

3. Pengkajian Saat Ini (Pola Fungsional Kesehatan): a) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan. Gejala : Perlu bantuan atau tergantung pada orang lain Tanda : Tidak mampu mempertahankan penampilan, kebiasaan personal yang kurang, kebiasaan pembersihan buruk. Kurang berminat atau lupa tentang waktu makan; ketergantungan pada orang lain untuk memasak makanan dan menyiapkannya di meja, makan dan menggunakan alat makan. b) Pola nutrisi/metabolic Gejala : Riwayat episode hipoglikemia. Perubahan dalam pengecapan, napsu makan, mengingkari terhadap rasa lapar dan kenyang/kebutuhan untuk makan, kehilangan berat badan. Tanda : Menghindari atau menolak makan . Lupa akan waktu makan. Tampak semakin kurus.

c) Pola eliminasi Gejala : dorongan berkemih (dapat mengindikasikan kehilangan tonus otot) Tanda : Inkontinensia urine/feses; cenderung kostipasi/impaksi dengan diare. d) Pola aktivitas dan latihan : Pada siang hari penderita diberi kesempatan sebanyak mungkin untuk berpartisipasi dalam aktivitas olah raga, karena pola aktivitas dan istirahat yang teratur akan memperbaiki tidur malam. e) Pola tidur dan istirahat Gejala : merasa lelah Tanda : siang malam gelisah, tidak berdaya, gangguan pola tidur. Letargi: penurunan minat/perhatian pada aktivitas yang biasa, hobi, ketidakmampuan untuk menyebutkan kembali apa yang dibaca/mengikuti acara program televise

f) Pola persepsi-kognisi Gejala : Pengingkaran terhadap gejala yang ada terutama perubahan kognitif, dan atau gambaran yang kabur, diare, pusing atau kadang-kadang sakit kepala. Adanya keluhan dalam penurunan kognitif, mengambil keputusan, mengingat yang baru berlalu, penurunan tingkah laku. Tanda : Kerusakan komunikasi, kesuliatan dalam menemukan kata-kata yang benar ( terutam kata benda ); bertanya berulang-ulang atau percakapan dengan subtansi kata yang tidak memiliki arti; terpenggal-penggal, atau bicaranya tidak terdengar.

h) Pola persepsi diri-konsep diri Gejala : Curiga atau takut terhadap situasi atau orang khayalan. Tanda : menyembunyikan ketidakmampuan. Duduk dan menonton yang lain Aktivitas utama mungkin menumpuk benda tidak bergerak, gerakan berulang ( melipat-membuka liputanmelipat kembali kain ), menyembunyikan barang-barang, atau berjalan-jalan. Emosi labil : mudah menangis, tertawa tidak pada tempatnya; perubahan alam perasaan ,marah yang tibatiba diungkapkan;depresif yang kuat , lengket pada orang.

i) Pola seksualitas-reproduksi Gejala : Kelainan seksual dalam keadaan kebingungan dan kesepian Tanda : dapat merasakan kenyamanan dan kepuasan dengan bunyi dengkur berirama, basahnya lidah hewan peliharaan. Penyakit alzheimer tidak menghilangkan kebutuhan akan keintiman. j) Pola peran hubungan Gejala : Merasa kehilangan kekuatan, Faktor psikososial sebelumnya; pengaruh personal dan individu yang muncul mengubah pola tingkah laku. Tanda : kehilangan kontrol sosial, perilaku tidak tepat.

k) Pola manajemen koping-stress Gejala : Adanya riwayat trauma kepala yang serius (mungkin menjadi faktor prediosposisi/faktor akselerasi), Trauma kecelakaan (jatuh, luka bakar, dan sebagainya) Tanda : Ekimosis, laserasi. Rasa bermusuhan atau menyerang orang lain. l) Sistem nilai dan keyakinan Gejala : kepikunan atau kemunduran dalam berfikir merupakan hal yang wajar yang dialami oleh mereka yang memasuki usia lanjut. Tanda : membiarkan orang lanjut usia dengan keadan demikian (pikun)

4. Pemeriksaan Fisik: Per sistem dan terarah (B1-B6) dengan fokus pemeriksaan fisik pada pemeriksaan B3 (Brain) dan dihubungkan dengan keluhan-keluhan dari klien Keadaan Umum Umumnya mengalami penurunan kesadaran .Adanya perubahan pada tanda vital meliputi bradikardi,hipotensi,dan penurunan frekuensi pernapasan. a) B1 (Breathing) : Berkaitan dengan hipoventilasi inaktifitas, aspirasi makanan atau saliva dan berkurangnya fungsi pembersihan saluran nafas. b) B2 (Blood) : Hipotensi postural : berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan juga gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh sistem persarafan otonom.

c) B3 (Brain) 1.Inspeksi umum, didapatkan berbagai manifestasi akibat perubahan tingkah laku. 2.Pengkajian Tingkat Kesadaran: Tingkat kesadaran klien biasanya apatis dan juga bergantung pada perubahan status kognitif klien. 3.Pengkajian fungsi serebral: Status mental : biasanya status mental klien mengalami perubahan yang berhubungan dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan penurunan memori, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 4.Pengkajian Saraf kranial. Pengkajian saraf ini meliputi pengkajian saraf kranial I-XII 5.Pengkajian sistem Motorik 6.Pengkajian Sistem sensorik.

d) B4 (Bladder) Beberapa klien sering berkemih tidak pada tempatnya.Penurunan refleks kandung kemih yang bersifat progresif dan klien mungkin mengalami inkontinensia urine, ketidakmampuan mengomunikasikan kebutuhan e) B5 (Bowel) Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurang karena kelemahan fisik umum dan perubahan status kognitif konstipasi f) B6 (Bone) Kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan umum dan penurunan status kognitif menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan pemenuhan aktivitas sehari-hari

Diagnosa
1. Resiko terhadap trauma berhubungan dengan: Ketidakmampuan mengenali/mengidentifikasi bahaya dalam lingkungan Disorientasi, bingung, gangguan dalam pengambilan keputusan Kelemahan, otot-otot yang tidak terkordinasi, adanya aktifitas kejang 2. Perubahan proses pikir berhubungan dengan: Kehilangan Memori Konflik psikologis 3. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan : Perubahan persepsi, transmisi dan atau integrasi sensori Keterbatasan berhubungan dengan lingkungan sosialnya 4. Perubahan pola tidur berhubungan dengan : Perubahan pada sensori Tekanan psikologik

5. Perubahan pada pola aktivitas Resiko terhadap perubahan pola nutrisi kurang/lebih dari kebutuhan berhubungan dengan : Kerusakan penilaian dan koordinasi Mudah lupa, kemunduran hobi dan penyambunyian 6. perubahan pola eliminasi konstipasi/inkontinensia berhubungan dengan : kehilangan fungsi neurologis/tonus otot ketidakmampuan untuk menentukan letak kamar mandi/mengenali kebutuhan Perubahan diet atau pemasukan makanan 7. Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubung dengan : Kacau mental, pelupa dan disorientasi pada tempat atau orang Perubahan fungsi tubuh, penurunan dalam kebiasaan/control perilaku Kurang privasi 8. Koping keluarga tidak efektif berhubungen dengan : Tingkah laku pasien yang tidak menentu/terganggu Keluarga berduka karena ketidak berdayaan menjaga orang yangdicintanya Hubungan keluarga sangat ambivalen

Intervensi
Dx 1 Intervensi Rasionalisasi Kaji derajat gangguan kemampuan kompetensi munculnya tingkah laku yang impulsive dan penurunan persepsi visual. Bantu orang terdekat untuk mengidentifikasi resiko terjadinya bahaya yang mungkin timbul. Hilangkan/minimalkan sumber bahaya dalam lingkungan Alihkan perhatian klien ketika prilaku bahaya seperti keluar dari tempat tidur dengan memanjat pagar tempat tidur tersebut Mempertahankan keamanan dengan menghindari konfrontasi yang dapat meningkatkan prilaku/meningkatkan resiko terjadinya trauma

Dx 2 Intervensi Rasionalisasi Kaji tingkat gangguan kognitif seperti perubahan orientasiterhadap orang, tempat dan waktu, rentang, perhatian, kemampuan berpikir. Bicarakan dengan orang terdekat mengenai perubahan tingkah laku yang biasa /lamanya masalah yang telah ada Pertahankan lingkungan yang tenang menyenangkan Tatap wajah ketika berbicara dengan pasien dan Panggil pasien dengan namanya. Nama merupakan bentuk identitas diri dan menimbulkan pengenalan terhadap realita dan individu Gunakan suara yang agak rendah dan berbicara perlahan pada pasien

Dx 3 Intervensi Rasionalisasi Kaji derajat sensori atau gangguan persepsi dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi individu yang termasuk didalamnya adalah penurunan penglihatan/pendengaran Berikan sentuhan dalam cara perhatian Mengkomunikasikan kenyamanan melalui berbagai cara

TERIMA KASIH

You might also like