You are on page 1of 3

1. Pengertian.

Penyakit Alzheimer sering juga disebut dengan demensia degeratif primer atau demensia senile jenis Alzheimer (SDAT). Penyakit ini menyebabkan sedikitnya 50% semua demensia yang diderita lansia (Lamy. 1992). Kondisi ini merupakan penyakit neurologis degenerative dan diketahui mempengaruhi memori yang muncul tiba tiba dan ditandai dengan penurunan bertahap fungsi kognitif dan ganguan perilaku dan kemampuan untuk merawat diri. Penyakit ini merupakan salah satu yang paling ditakutkan pada masa modern, karena penyakit ini merupakan bencana besar yang terjadi pada pasien dan keluarga. Dimana pengalaman pasien yang mengalaminya marupakan akhir yang tak habis habisnya sampai kematian penderita tiba. 2. Insiden. Angka prevelensi penyakit Alzheimer sangat berhubungan erat dengan usia. Sekitar 10% populasi diatas usia 65 tahun menderita penyakit Alzheimer. Bagi individu yang berusia diatas 85 tahun angka ini akan meningkat sampai 47,2% ( Evan, Funkensetein & Albert, 1990). Dengan meningkatnya populasi lansia , maka penyakit Alzheimer men jadi penyakit yang semakin banyak penderitanya. Sekitar 4 juta orang amerika menderita penyakit ini. Perjalanan penyakit ini berkisar 3 sampai 20 tahun sampai menunggalnya pasien. Tetapi Penyakit Alzheimer bukan hanya penyakit yang diderita oleh lansia. Pada 1% sampai 10% kasus, awitanya pada usia baya dan karenaya disebut demensia awitan dini (30 sampai 65 tahun). Tetapi, baik demensia awitan dini maupun awitan lanjut ( awitan diatas usia 65 tahun) dianggap identik baik secara klinis maupun patologis. 3. Etiologi Usia dan riwayat keluaga adalah factor resiko yang sudah terbukti pada penyakit Alzheimer. Etiologi penyakit Alzheimer inj dapat klasifikisikan sebagai berikut : Familial. Bila ada salah satu anggota keluarga yang terkena penyakit Alzheimer, maka diklasifikasikan sebagai familial. Komponen familial yang nonspesifik meliputi pencetus lingkungan dan determinan genetic ( gangguan pada kromosom 14, 19, dan 21 ). Sporadic. Penyakit Alzheimer yang timbul tanpa diketahui adanya riwayat keluarga.

4. Manifestasi kliniks. Pada stadium awal penyakit Alzheimer tejadi keadaan mudah lupa dan kehilangan ingatan ringan. Terdapat kesulitan ringan dalam aktivitas pekerjaan dan sosial, tetapi pasien masih memiliki fungsi kognitif yang memadai untuk menyembunyikan kehilangan yang yterjadi dan dapat berfungsi secara mandiri. Depresi terjadi pada saat saat stadium awal. Bila semakin berlanjut deficit tidak dapat lagi tersembunyikan. Lupa dapat terjadi dalam berbagai kegiatan sehari hari. Pasien tersebut dapat kehilangan kemampuan mengenali wajah, tempat, dan objek yang sudah dikenalnya dan kehilangan suasana kekeluargaanya. Mereka sering mengulang ulang cerita yang sama karena lupa sudah menceritakannya. Usaha untuk menyadarkan orang tersebut dan menggunakan orientasi realitas hanya akan meningkatkan kecemasan tanpa meningkatkan fungsi karena mereka juga akan melupakanya. Percakapan berkembang menjadi sulit karena pasien lupa apa yang akan dikatakan atau mungkin tidak dapat mengingat kata kata. Kemampuan untuk memformulasikan konsep dan berfikir absrak dapat hilang. Pasien hanya mampu menterjemahkan kiasan dalam bemtuk yang konkrit saja. Pasien sering tidak mampu untuk menyadari konsekkuensi karya mereka dan pada gilirannya memperlihatkan perilaku yang ekspulsif. Misalnya pada saat udara panas mereka dapat langsung menceburkan diri kepancuran air di tengah kota dengan pakaian lengkap. Meraka akan mengalami kesulitan dalam pekerjaaan sehari hari seperti mengopresikan alat sederhana dan mengatur uang. Perubahan kepribadian biasanya negative. Pasien dapat menjadi depresi, curiga, paranoid, kasar, dan bahkan kejam. Dengan berkembangnya penyakit maka gejalanya senakain nyata. Kemampuan Berbicara memburuk sampai pembentukan suku kata yang tidak masuk akal, agitasi, dan peningkatan akltifitas fisik. Nafsu makan bertambah secara berlebihan akibat tingkat aktivitasnya sangat tinggi. Pasien dapat hanya berkeliling keliling selama beejam jam pada malam hari. Mereka tentu saja menbutuhkan bantuan dalam hal perawatan diri, termasuk makan dan toileting ; terjadi disfagia ( kesulitan dan ketidakmampuan menelan ) dan terjadi inkontinensia. Pada stadium terminal dapat berlangsung berbulan bulan. Pasien biasanya tidak mampu bergerak dan melakuka perawata total. Terkadang pasien masih bisa mengenali keluarga atau pengasuh. Kematian terjadi akibat komplikasi seperti pneumonia, malnutrisi, atau dehidrasi. 5. Patofisologi

6. Pemeriksaan diagnostic. ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT ALZHEIMER A. Pengkajian 1) Identitas 2) Riwayat Keperawatan a) Riwayat Penyakit Sekarang b) Riwayat Penyakit Dahulu c) Riwayat Penyakit Keluarga B. Pemeriksaan fisik
1) Sistem Pernafasan 2) Sistem Kardiovaskuler 3) Sistem Persyarafan 4) Sistem Pencernaan 5) Sistem Perkemihan 6) Sistem Muskuloskeletal

C. Diagnosa Keperawatan. 1) Perubahan proses berfikir ( kognisi, persepsi, konfusi, dan disorientasi yang berubah ) b.d degenerasi neural dan demensia progresif. 2) Anseitas b.d kehilangan kognitif dan penurunan dalam konsep diri. 3) Kerusakan komunikasi verbal b.d kehilangan fungsi kognitif. 4) Deficit perawatan diri b.d perilaku disfungsi. 5) Perubahan dalam proses keluarga b.d perawatan anggota keluarga yang mengalami disfungsi. 6) Kerusakan interaksi sosial b.d perilaku disfungsi dan kerusakan kognitif. 7) Ganguan pola tidur b.d anseitas. 8) Resiko tinggi terhadap cidera b.d perilaku impulsive.

You might also like