You are on page 1of 9

LINGKUNGAN BISNIS YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGELOLAAN BISNIS PANGAN

MAKALAH
Ditulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Manajemen Bisnis Pangan

Oleh : Kelompok 3

Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang 2012

LINGKUNGAN BISNIS YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGELOLAAN BISNIS PANGAN

Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau perusahaan. Faktor factor yang mempengaruhi tersebut tidak hanya dalam perusahaan (intern), namun juga dari luar (ekstern). Lingkungan eksternal perusahaan (lingkungan bisnis), menurut Pearce dan Robinson (2007) dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yang saling berkaitan, yaitu lingkungan operasional, lingkungan industri dan lingkungan jauh. I. LINGKUNGAN OPERASIONAL

a. Pesaing Menurut Iphan (2006), pesaing dapat dibagi menjadi dua, yaitu pesaing destruktif dan pesaing konstruktif. Pesaing destruktif bertujuan untuk menurunkan omset dan margin dari pesaing untuk dialihkan atau direbut. Sehingga terkadang perusahaan sering mengganti-ganti harga sesuai dengan pergantian harga perusahaan lain. Dengan kata lain pesaing destruktif ini tidak berorientasi pada profit margin melainkan untuk menurunkan omset dan margin dari pesaing untuk dikuasai. Sedangkan pesaing konstruktif bertujuan untuk membangun

persaingan sehat dan saling mendukung dengan perusahaan lawan. Pesaing seperti ini lebih menekankan pada kekosongan strategi pasar yang mesti diperbaiki yang belum dilakukan oleh pesaing lainnya. Misalnya dengan cara meningkatkan pelayanan dan pemenuhan terhadap kebutuhan konsumen atau dengan memberikan nilai tambah dan manfaat kepada konsumen. b. Pelanggan Maine dkk (dalam Nasition, 2004:101) memberikan beberapa definisi tentang pelanggan yaitu: 1. Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kita yang

tergantung padanya 2. Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada apa keinginannya 3. Tidak ada seorangpun yang pernah menang beradu argumentasi dengan pelanggan 4. Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dihapuskan Nasution (2004:102) pada dasarnya, dikenal tiga jenis golongan pelanggan dalam system kualitas modern, yaitu: 1. Pelanggan Internal Adalah orang yang berada dalam perusahaan dan memiliki pengaruh pada performansi pekerjaan (atau perusahaan) kita 2. Pelanggan Antara Adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagai perantara, bukan sebagai pemakai akhir produk 3. Pelanggan Eksternal Adalah pembeli atau pemakai akhir produk, yang sering disebut dengan pelanggan nyata. Pelanggan eksternal merupakan orang yang membayar untuk mengguneken produk yang dihasilkan c. Pemasok Perusahaan harus menjaga hubungan baik dengan pemasoknya untuk menjagakeberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Pemasok dapat memberi dukungan berupa bahan baku, peralatan, layanan, bahkan dukungan keuangan. Seringkali pemasok juga dapat membantu dengan harga yang wajar, kualitas yang diperbaiki, penyerahan barang tepat waktu dan mengurangi biaya persediaan, sehingga dapat meningkatkan

keuntungan dalam jangka panjang bagi perusahaan. d. Pegawai Menurut Suharno (2007) Karyawan adalah aset, dimana aset terpenting dalam perusahaan ada 3, yaitu: SDM, SDM, dan SDM. Maksudnya adalah betapa pentingnya SDM atau karyawan dalam usaha.

II.

LINGKUNGAN INDUSTRI

a. Persaingan antar perusahaan Persaingan antar perusahaan yang semakin meningkat dapat

mempengaruhi pengelolaan bisnis pangan. Dengan adanya persaingan, maka kualitas dan varietas produk pangan juga akan meningkat. Walaupun persaingan antar perusahaan terus meningkat, pengelolaan bisnis pangan pada perusahaan pangan tidak akan terlalu terganggu atau bahkan bankrut. Hal ini disebabkan dunia pangan tetap prospektif untuk dikelola dan dikembangkan. b. Kekuatan pemasok Dalam pengelolaan bisnis pangan, kekuatan atau kemampuan pemasok untuk menyediakan bahan baku harus diperhatikan. Karena pemasok merupakan faktor penting bagi sebuah perusahaan pangan. Kekuatan pemasok harus dapat diukur sejak awal untuk kelanjutan proses produksi. Kebutuhan tentang berapa banyak pemasok yang dibutuhkan juga harus direncanakan sejak awal, supaya proses produksi tidak terhenti. c. Kekuatan pembeli

Kemampuan pembeli untuk membeli produk pangan harus diukur ketika produk akan dirilis. Harga yang terjangkau dan kualitas yang baik akan menarik konsumen untuk membeli suatu produk. Maka dari itu, kualitas produk dalam pengelolaan bisnis pangan harus selalu ditingkatkan. Survey pasar juga harus selalu dilakukan untuk menentukan harga jual produk yang terjangkau bagi konsumen dari berbagai kalangan. Contoh : d. Barang subtitusi Inilah faktor yang juga harus diperhatikan dalam pengelolaan bisnis pangan. Barang subtitusi atau barang pengganti sangat diperlukan dalam keadaan tertentu. Misalnya bahan baku sebuah perusahaan pangan habis, maka perlu dicari barang subtitusi atau barang pengganti yang mempunyai karakter yang mirip dengan bahan baku tersebut. Selain itu, misalnya pada saat harga beras naik drastis, konsumen akan mencari barang pengganti beras yang lebih terjangkau tetapi karakternya mirip beras, yaitu mengenyangkan. Maka, perusahaan harus pintar melihat peluang dengan menyediakan produk subtitusi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. e. Hambatan masuk Mengembangkan usaha dalam bidang pangan, baik berupa produk mentah, bahan setengah jadi maupun produk jadi merupakan kegiatan yang memiliki prospek sangat baik. Hal ini disebabkan oleh karena selama manusia hidup akan selalu memerlukan pangan untuk kebutuhan fisiknya. Jadi usaha dalam bidang pangan orientasinya bisa seumur hidup. Permasalahannya adalah dalam mengembangkan usaha bidang pangan ini banyak kendala yang dihadapi, mulai dari ketersediaan bahan baku, aspek kesehatan, periode waktu atau umur konsumsi hingga cara penanganannya. Penyajian produk pangan yang tidak memenuhi syarat utama yaitu aspek kesehatan tentu tidak akan

menarik di mata konsumen. Ada beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan dasar dalam pengembangan produk pangan, antara lain yaitu : 1. Lama konsumsi dari bahan pangan 2. Variabilitas bahan untuk diolah dari satu produk ke produk yang lain 3. Cara penyimpanan dan penyajian 4. Kesesuaian dengan standar yang ditetapkan 5. Penampakan produk dalam rangka menarik minat konsumen 6. Aspek lingkungan pemasaran Semua faktor di atas akan berdampak pada keberhasilan dalam pemasaran produk kepada konsumen. Idealnya produk pangan yang akan dipasarkan memiliki umur konsumsi yang lama, mudah diolah menjadi berbagai macam produk, mudah dalam mengolah dan menyajikannya, tidak sulit dalam menyajikan kemasannya, memenuhi standar yang berlaku umum untuk produk pangan terutama yang menyangkut kesehatan dan dapat dipasarkan di berbagai tempat. Untuk mendapatkan produk pangan yang ideal tersebut tidak mudah, oleh karena tidak semua bahan memiliki karakteristik yang sama, yang pada akhirnya akan membawa konsekuensi kepada biaya produksi dan cara penyajiannya.

III.

LINGKUNGAN JAUH Lingkungan jauh mencakup faktor-faktor yang bersumber dari luar

operasional perusahaan. Analisis lingkungan jauh digunanakan perusahaan untuk mampu menjawab baik dengan menyerang maupun bertahan terhadap faktorfaktor lingkungan jauh tersebut dengan merumuskan strategi yang memanfaatkan

peluang atau meminimalkan ancaman. Perubahan dalam lingkungan jauh dapat mempengaruhi perubahan dalam permintaan konsumen untuk produk industri serta jasa konsumen. Mengenali dan mengevaluasi peluang dan ancaman lingkungan jauh membuat organisasi mampu mengembangkan visi dan misi yang jelas serta mampu merancang strategi untuk mencapai sasaran jangka panjang dan mengembangkan kebijakan untuk mencapai sasaran tahunan. Lingkungan jauh tersebut meliputi lingkungan : a. Ekonomi Bidang ekonomi mempunyai peranan penting pada pengelolaan bisnis pangan. Krisis ekonomi mempengaruhi bidang usaha industri makanan dan minuman, di mana rata-rata pertumbuhan penjualan di tahun 1998-2002 mengalami penurunan. Setelah kondisi ekonomi mulai membaik diikuti dengan rata-rata peningkatan yang cukup berarti di tahun 2003-2005. Dengan demikian, saat kondisi ekonomi mulai membaik perusahaan makanan dan minuman cenderung untuk menambah utangnya. Perusahaan yang penjualannya tumbuh secara cepat akan perlu untuk menambah aktiva tetapnya, sehingga pertumbuhan perusahaan yang tinggi akan menyebabkan perusahaan mencari dana yang lebih besar (Supriyanto, 2008). b. Sosial Kondisi sosial masyarakat selalu bersifat dinamis dan berubah dari masa ke masa, oleh karena itu perusahaan selalu dituntut untuk mampu mengatasi perubahan kultur sosial masyarakat. Beberaqpa penyebab terjadinya kondisi sepeerti ini misalnya karena gaya hidup, kultural, adatistiadat, sikap, demografis, pendidikan, ekologis, maupun etnis. Perubahan kondisi sosial biasanya terkait dengan perubahan sikap dan gaya hidup akibat peningkatan pendapatan, perubahan strata sosial maupun peningkatan dari perkembangan teknologi.

c. Politik Bagi para pengusaha, tujuan, kebijakan dan stabilitas politik menjadi faktor penting dalam berusaha atau berbisnis. Situasi politik yang tidak mendukung akan brdampak negatif bagi dunia usaha dan begitu pun sebaliknya. d. Teknologi Sebagai perusahaan yang ingin tetap unggul dan berkembang bisnisnya, maka harus selalu mengikuti trend perkembangan teknologi terkini, sehingga produk dan jasa yang dihasilkan dapat selalu up to date sesuai dengan keinginan konsumen. e. Ekologi Faktor ekologi juga penting diamati oleh perencana strategi, untuk menentukan peluang dan ancaman perusahaan. f. Global Faktor yang tidak kalah penting yaitu faktor global. Krena kitatelah berada di era globalisasi, sehingga mau tidak mau kita harus menerima perubahan yang terjadi di dunia khususnya di bidang bisnis.

DAFTAR PUSTAKA

Iphan, Fuadi. 2006. Manajemen dan Bisnis. Gramedia. Jakarta

Maine, dkk. 2004. Nasition. Wilberg Inch. Houston

Nasution. 2004. Business Administration. American Publish. New York

Pearce, K dan Robinson M. 2007. Food Business. Wilberg Inch. Houston

Suharno. 2007. Pengantar Ekonomi Pertanian. Ciptapustaka. Yogyakarta

Supriyanto, E., Falikhatun. 2008. Pengaruh Tangibility, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 10. 20

You might also like