You are on page 1of 38

ACARA 1 PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Setiap usaha di bidang pertanian bertujuan untuk mendapatkan produksi yang sebanyak-banyaknya.Untuk itu diusahakan agar syarat-syarat yang dibutuhkan oleh tanaman pertanian dipenuhi.Salah satu syarat yang dibutuhkan oleh tanaman pertanian adalah syaratsyarat cuaca dan iklim. Keadaan cuaca dan iklim adalah menentukan kegiatan kehidupan manusia dalam segala segi. Iklim merupakan factor yang dinamis yang sangat berpengaruh dalam proses kehidupan. Cuaca dan iklim mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pertanian.Cuaca dan iklim tidak hanya mempengaruhi perkembangan tanaman tetapi juga berpengaruh terhadap kegiatan manusia dalam usaha pertanian, tempat tinggal, makanan dan kebudayaan.Di samping itu cuaca dan iklim merupakan salah satu syarat-syarat yang sangat penting dalam pengelolaan lahan, Fluktuasi hasil pertanian juga dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Walaupun suatu daerah pertanian sangat subur dan dengan perawatan tanaman yang maksimal tetapi bila cuaca dan ikilmnya buruk maka hasil pertanian tidak akan maksimal bahkan bisa gagal. tanaman tidak dapat bertahan dalam keadaan cuaca yang buruk. Dengan memperhatikan dan memahami keadaan cuaca dan iklim serta cara-cara pemanfaatannya maka akan dapat dilaksanakan penanaman tanaman yang tepat untuk periode yang tepat, sehingga fluktuasi cuaca dan iklim yang sudah diketahui mengakibatkan kenegatifan dalam pertumbuhan tanaman. Cuaca dan iklim dapat pula dipergunakan untuk mengetahui kapan waktu pemupukan, pemberantasan hama penyakit ataupun tumbuhan pengganggu. Pengetahuan tentang iklim sangat diperlukan dalam pertanian. Karena saat ini manusia belum seluruhnya bias merekayasa iklim secara luas. Manusia hanya dapat mencari jalan keluar dari keadaan iklim yang ada, kalau pun bisa maka yang dilakukan hanya berpengaruh terbatas pada wilayah tertentu. Pemanfaatan sebaik-baiknya cuaca makro, karena dengan pengontrolan cuaca ini maka akan diharapkan hasil pertanian yang dikehendaki. Perlu diketahui pula bahwa variasi-variasi cuaca dan iklim adalah sangat

mengendalikan seluruh fase produksi tanaman maupun tanah. Di Indonesia pengetahuan tentang cuaca dan iklim adalah sangat penting sekali karena sering adanya penyimpangan permulaan musim penghujan sangat mempengaruhi terhadap kegiatan usaha tani di Indonesia. Oleh sebab itu pengetahuan tentang iklim dan cuaca mengingat Indonesia daerah agraris maka perlu betul-betul diperhatikan. Kenyataan walaupun sistem intensifikasi pertanian telah dipahami dan dilaksanakan dengan baik tetapi adanya perubahan cuaca dan iklim yang mendadak akan menyebabkan dan mempengaruhi terhadap produksi hasil

pertanian. Karena itu praktikum agroklimatologi dilakukan agar mahasiswa mamapu memahahi dan mengatahui pentingnya iklim bagi kehidupan serta meningkatkan produksi dalam usaha pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pertaniannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. B. Tujuan Praktikum Pengamatan Unsur Cuaca, acara ini dilaksanakan dengan tujuan: a. Mengetahui unsur-unsur cuaca dan iklim. b. Mengetahui macam alat pengukur tiap unsur cuaca tersebut dan cara penggunaannya. C. Waktu Dan Tempat Praktikum Praktikum Agroklimatologi acara pengamatan unsur-unsur cuaca dan alatnya ini dilaksanakan pada tanggal 16 april 15 Mei 2011 (menyesuaikan shift). Bertempat di Stasiun Klimatologi, DesaSukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.

I. Tinjauan Pustaka A. Radiasi Surya Matahari adalah sumber utama untuk kejadian-kejadian cuaca. Garis tengahnya 100 kali garis tengah bumi suhunya 60000 K. Jarak matahari ke bumi 149.500.000 Km. Matahari memancarkan panasnya ke bumi dengan jalan radiasi yang kecepatannya sama dengan kecepatan sinar. Menurut hasil penyelidikan dengan membuat spektrum dari sinar matahari, maka sebagian dari sinar putih yang mempunyai panjang gelombang 0.48 mempunyai kekuatan penyinaran yang tertinggi (Hardjodinomo, 1998). Radiasi surya terdiri dari spektro ultraviolet (panjang gelombang 0,38 mikron) yang berpengaruh merusak karena daya takarnya sangat tinggi: Spektro photosynthetically active radiation (PAR) yang berperan membangkitkan proses photosintesis dan spektro inframerah (>0,74 mikron) yang merupakan pengatur suhu udara. Spektro radiasi PAR dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-pita spectrum yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Ternyata spectrum biru memberikan sumbangan yang paling potensial dalam photo sintesis (Eagleson, 1999) Sinar ultraviolet hampir seluruhnya diabsorbsi oleh ozon dan oksigen.Absorbsi ini terutama pada lapisan sekitar 25 km. Bagian infrared banyak diserap oleh uap air dan karbondioksida di atmosfer. Di samping absorbsi selektif oleh ozon, oksigen, uap air dan karbon dioksida, sinar matahari yang melewati atmosfer akan berkurang karena pembauran (scattering), dan pemantulan. Warna biru dari langit disebabkan oleh pembauran Rayleigh sedang warna putih sampai merah dari awan berdebu disebabkan karena pembauran Mie (pembauran renik besar) (Trewarta, 2000). B. Tekanan udara Makin tinggi tempat dari permukaan air laut (latitude) maka tekanan udara makin menurun. Hal ini disebabkan karena gradien tekanan udara vertikal (gradient vertikal). Gradien vertikal ini tidak selalu tetap, sebab kerapatan udara dipengaruhi oleh faktor : suhu kadar uap air di udara dan gravitasi (Wuryatno, 2000). Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara, karena geraknya tiap 1 cm 2 bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Satuannya : 1 atm = 76 cmHg. Tekanan 1 atm disebut sebagai tekanan normal (Mohr, 1999).

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara, karena geraknya tiap 1cm 2 bidang mendatar dari permukaan bumi samnpai batas atmosfer satuannya

1atm=7cmHg=760mmHg. Tekanan 1atm disebut tekanan normal. Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer (Marta, 1998) C. Suhu Intensitas cahaya tinggi di siang hari berakibat meningkatkan hasil fotosintesis bruto. Bila siang hari cahaya surya terik kemudian diikuti oleh suhu udara rendah di malam hari, hal tersebut menguntungkan bagi tanaman karena akan meningkatkan produk fotosintesis netto. Pengurangan produk fotosintesis oleh respirasi sangat ditentukan oleh suhu udara. Suhu udara yang terus menerus tinggi akan mengurangi produk fotosintesis netto (Koesmaryono, 1999). Perubahan-perubahan temperatur tahunan di daerah tropis adalah tetap, seperti di Jawa misalnya, dalam beberapa tempat saja, katakanlah hanya 2o sampai 3o saja, sehingga pada kedalaman kira-kira 1,25 meter di tempat tersebut, kita akan dapati temperatur yang konstan sepanjang tahun (Mohr, 1997). Suhu udara dicatat dengan termometer yang ditempatkan dalam semacam kotak yang terbuka, perlindungan terhadap pencurahan dan penyinaran langsung matahari perlu diadakan.Banyak pengamatan dilakukan dengan menggunakan termometer maksimum dam minimum.Semua itu merekam, dengan bantuan penunjuk, suhu maximal dan minimal yang dialami setelah alat itu dipasang (Maidens, 1997).

D. Kelembaban Pengukuran kelembaban dilakukan pada lokasi yang sama dengan pengukuran temperature udara. Kelembaban udara dinyatakan oleh tekanan uap (banyaknya uap air di udara) oleh koefisien higrometrik atau kelembaban relativ atau temperatur titik embun sebab sesungguhnya tekanan uap tidaklah cukup mencirikan kelembaban sebenarnya (Martha, 2000). Pertumbuhan vegetasi memerlukan tingkat kelembaban tanah tertentu.Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kelembaban tanah pada tingkat tertentu dapat menentukan bentuk tata guna lahan.Peristiwa kekeringan yang terjadi di suatu daerah juga lebih banyak berkaitan

dengan beberapa besar tingkat kelembaban yang ada di dalam tanah dari pada jumlah kejadian hujan yang turun di tempat tersebut. (Eagleson, 1996) Udara lembab akan berakibat menghambat transpirasi sehingga mengurangi laju transpirasi larutan zat hara dari tanah ke organ tanaman. Sedangkan pH yang terlalu rendah dapat menyebabkan daun layu sementara, sampai aliran air dari akar dapat mengimbanginya (Koesmaryono, 1999). pH merupakan banyaknya ion H+/konsentrasi ion H+ yang terdapat dalam ion tanah. Ion H+ banyak berarti pH rendah, sedangkan jika ion H+ sedikit berarti pH tinggi. (Hermawan, 2000) E. Curah Hujan Curah hujan dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang jatuh di atas permukaan tanah rata seandainya tidak ada infiltrasi dan evaporasi.Satuannya adalah mm. (Nasir dan Maman, 1997). Hujan merupakan sumber air yang mengisi pori-pori dan celah-celah di dalam tanah dan cekungan yang ada di permukaan bumi, yang ada pada akhirnya merupakan sumber air bagi kehidupan di atas bumi baik bagi manusia, hewan maupun tanaman.Lemgas tanah merupakan air yang tersedia langsung dari kehidupan tanaman, sedang air tanah secara tidak langsung lengas yang penting peranannya bagi kehidupan tanaman adalah lengas kapiler.Lengas gravitasi walaupun dapat digunakan oleh tanaman tapi karena cepat meninggalkan mintakat (zone) perakaran, bagi tanaman dapat kurang berperan bahkan apabila terlalu lama menggenang merugikan tanaman tersebut (Marjuki, 1995). Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi di atas permukaan horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi, pengalinan dan peresapan. (Mohr,1998) F. Angin Atmosfer stabil sering menyebabkan udara diam berkepanjangan dan tidak menguntungkan bagi metabolisme daun, karena menghambat penyerapan dan pembuangan gas pada proses fotosintesis dan respirasi. Tiupan angin akan meningkatkan aliran difusi gas CO2 dan O2 di permukaan daun sehingga memperlancar proses fotosintesis dan respirasi. Akan tetapi kecepatan angin yang terlalu tinggi dapat merusak organ tanaman dan penyebaran penyakit (Koesmaryono, 1999).

Variasi angin harian hanya berarti di dekat tanah dan yang paling nyata ialah selama musim panas.Kecepatan-kecepatan angin permukaan berada pada suatu minimum sekitar matahari tersebut, dan naik ke suatu maksimum pada sore hari. Pada kira-kira 300 meter (1000 ft) di atas tanah, nilai maksimum terjadi pada malam hari dan minimumnya pada siang hari (Hermawan, 1998). Kecepatan dan arah angin masing-masing diukur dengan anemometer dan penunjuk arah angin.Anemometer yang lazim adalah anemometer cawan, yang terbentuk dari lingkaran kecil sebanyak tiga cawan yang berputar mengitari sumbu tegak.Kecepatan putaran mengukur kecepatan angin dan jumlah seluruh perputaran mengitari sumbu itu memberi ukuran berapa jangkau angin, jarak tempuh kantung tertentu udara dalam waktu yang ditetapkan (Willson, 1999). G. Evapotranspirasi Tidak semua presipitasi yang mencapai permukaan secara langsung berinfiltrasi ke dalam tanah atau melimpas di atas permukaan tanah. Sebagian darinya, secara langsung atau setelah penyimpanan permukaan (atau bawah permukaan), hilang dalam bentuk evaporasi, yaitu proses di mana air menjadi uap melalui metabolisme tanaman, inkorporasi, yaitu pemindahan air menjadi struktur fisik vegetasi pada proses pertumbuhan dan sublimasi, yaitu proses dimana air secara langsung berubah dari keadaan padat menjadi uap (Eagleson, 2001). Evapotranspirasi adalah proses dimana air menjadi uap. Transpirasi yaitu proses dimana air menjadi uap melalui metabolisme tanaman. Inkorporasi adalah pemindahan air menjadi struktur fisik vegetasi pada proses pertumbuhan dan sublimasi adalah proses dimana air secara langsung berubah dari keadaan padat menjadi uap. (Kartasapoetra, 1999) Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap.Uap ini kemudian bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara (Sosrodarsono, 1999). H. Awan Pembentukan awan berlaku hampir keseluruhannya pada bagian bawah atmosfer yang dikenal sebagai troposfer.Awan terbagi menjadu dua kumpulan besar : yaitu cumulus dan yang berbentuk berlapis-lapis (stratus). Jadi, bentuk dan warna awan berubah mengikuti kandungan kelembaban dan kestabilan atmosfer (Anonim, 2006). Awan merupakan kumpulan dari titik-titik air yang demikian banyak jumlahnya dan terletak pada titik kondensasi serta melayang-layang tinggi di udara. Tiap-tiap macam awan

mempunyai sifat sendiri-sendiri mengenai kelembaban dan suhunya. Untuk terjadinya hujan perlu adanya awan-awan cumulus, sedangkan awan cumulonimbus mengakibatkan hujan besar (Kartasapoetra, 2000). Awan adalah merupakan titik-titik air yang melayang tinggi diangkasa. Terjadinya awan dapat disebabkan oleh: 1. 2. Adanya inti-inti kondensasi yang banyak sekali pada ruang yang basah Adanya kenaikan tingkat kelembaban relative dengan disertai banyak inti kondensasi dan sublimasi 3. Adanya pendinginan

(Hermawan, 1996

III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA


1. Radiasi Surya 1. Alat : Sunshine recorder tipe Cambell Stokes

Gambar 3.1Sunshine Recorder tipe Cambell Stokes 2. Cara Kerja a) Memasang kertas pias pada tempat yang telah disediakan, apabila matahari ada di sebelah timur maka kertas pias diletakkan di sebelah barat dan begitu sebaliknya (kertas pias akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola kaca, bola kaca disini berfungsi memfokuskan sinar yang jatuh diatasnya sehingga dapat membakar kertas pias yang berada di bawahnya). b) Menghitung presentase kertas pias yang terbakar. c) Menggambar kertas pias yang telah digunakan. d) Menentukan lama penyinaran matahari dalam satu hari tersebut.

2.

Tekanan Udara 1. Alat Barometer

Gambar 3.2Barometer

2. Cara Kerja a) Membaca angka yang berada pada barometer, yang dibaca adalah angka yang berada di baris kedua dari pinggir, yang paling dalam (berwarna merah). b) Melakukan pengamatan tiap 20 menit sekali dan merekap untuk satu hari tersebut. 3. Suhu (Suhu Udara dan Suhu Tanah) 1. Alat a) Suhu Udara :Thermometer maximum dan minimum serta thermometer maximum dan minimum tipe six

Gambar 3.3Thermometer maximum dan minimum

Gambar 3.4Thermometer maximum dan minimum tipe six b) Suhu Tanah :Thermometer tanah bengkok

Gambar 3.5 Thermometer tanah bengkok 2. Cara Kerja 1. Suhu Udara a) Untuk mengetahui suhu terendah dalam suatu periode tertentu (term. Min) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan ujung kanan penunjuk. b) Untuk mengetahui suhu tertingggi dalam suatu periode tertentu (term. Max) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa. 2. Untuk mengetahui suhu tanah (term. Tanah bengkok) dapat dilakukan dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa pada setiap kedalam tanah.

4.

Kelembaban Tanah dan Udara 1. Alat Termohigrograf

Gambar 3.6 Termohigrograf 2. Cara Kerja Membaca skala pada termohigrograf. Skala bagian atas untuk suhu udara dan skala bagian bawah untuk kelembaban udara 5. Curah Hujan 1. Alat Ombrometer danOmbrograf

Gambar 3.7Ombrometer 2. Cara Kerja

Gambar 3.8Ombrograf

Curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ketabung penampung sehingga permukaan air naik dan mendorong pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan sumbu pena. Tangkai pena bertinta ikut naik dan memberi bekas garis pada kertas yang berskala, bergeraknya kertas searah putaran jam dan sesuai dengan waktu yang ada.

6.

Angin 1. Alat Wind Vane dan Anemometer

Gambar 3.9Wind Vane 2. Cara Kerja

Gambar 3.10Anemometer

a) Melihat dan mencatat arah panah yang menunjuk kesalah satu arah mata angin pada wind vane b) Membaca skala yang tertera pada anemometer 7. Evapotranspirasi 1. Alat Panci Evaporimeter

Gambar 3.11Panci Evaporimeter 2. Cara Kerja a) Pengukuran dilakukan pada permukaan air dalam keadaan tenang didalam tabung peredam riak (Still Well Cylinder). Still well clynder merupakan silinder untuk mencegah terjadinya gelombang air pada ujung jarum atau batang pancing pengukur

mikrometer yang digunakan untuk mengukur tinggi permukaan air pada panci evaporimeter. b) Batang pancing ini terletak menggantung ditabung peredam riak, sebagai petunjuk tinggi permukaan air adalah ujung pancing yang dibuat runcing. 8. Awan 1. Alat Awan

Gambar 3.12Awan 2. Cara Kerja a) Mengamati awan beserta ciri-cirinya kemudian memberikan nama sesuai dengan famili awan tersebut dan ketinggiannya b) Menggambar bentuk awan yang ada setiap 1 jam sekali

IV. HASIL PENGAMATAN


No Nama Alat Sunshine recorder 1 tipe Cambell Stokes 2 Barometer Fungsi Mengetahui lamanya penyinaran Mengukur udara Mengetahui panas atau derajat dingin Satuan yang dipakai celcius tekanan Keterangan

Satuan yang dipakai jam/hari

Satuan yang dipakai atm atau cmHg

Termometer max dan min tipe six Termometer tanah bengkok

suatu benda Mengetahui suhu di Termometer di pasang di dalam tanah kedalaman tanah Mengukur suhu dan kelembaban Mengukur hujan Mengukur hujan curah dalam keadaan melengkung Bagian atas skala kelembaban udara dan bangian bawah skala suhu

Termohigrograf

Ombrograf

Setengah digital

Ombrometer

curah Berfungsi Lebih manual dibanding ombrograf dalam jangka waktu

Anemometer

Mengukur kecepatan Digunakan angin Menentukan angina arah tertentu

Arah angin dapat ditunjukkan secara langsung dari jarum penunjuk arah angin pada wind vane Nilai evaporasi diukur dari selisih

Wine vane

10

Panci evaporimeter

Mengukur evaporasi

inggi

permukaan

dari

dua

kali

pengukuran setelah nilai curah hujan diperhitungkan

V. PEMBAHASAN
a. Radiasi Surya Matahari adalah sumber energi bagi peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam atmosfer yang dianggap penting bagi sumber kehidupan. Energi matahari merupakan penyebab

pokok dari perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan dalam atmosfer sehingga dapat dianggap sebagai pengendali iklim dan cuaca yang besar. Lama penyinaran adalah lamanya surya bersinar cerah sampai di permukaan bumi dalam satu hari. Satuan lama penyinaran adalah jam/hari.Satuannya adalah

kalori/cm2/menit.Pada pengamatan radiasi surya yang dilakukan adalah dengan pengamatan lama penyinaran dari pukul 07.00-16.00.Alat yang digunakan untuk mengetahui lama penyinaran adalah sunshine recorder tipe Cambell Stokes. Pada sunshine recorder ini, kertas pias akan terbakar karena sinar matahari yang difokuskan oleh bola kaca pada alat ini. Semakin besar intensitas penyinaran, maka kertas pias akan banyak yang terbakar. Pada pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa kertas pias tidak terbakar seluruhnya. Jumlah radiasi matahari yang diterima oleh bumi berbeda-beda.hal ini disebabkan oleh : 1. Jarak dari matahari : Semakin dekat dengan matahari maka radiasi yang diterima juga semakin besar dan semakin jauh jarak dengan matahari maka radiasi yang diterima juga semakin sedikit. 2. Intensitas radiasi matahari : Semakin besar nilai intensitas radiasi maka radiasi yang diterima juga semakin besar dan semakin kecil nilai intensitas radiasi maka radiasi yang diterima juga semakin kecil. 3. lamanya penyinaran matahari : Lamanya radiasi juga akan mempengaruhi kuantitas, kualitas, dan intensitas karena adanya kelengasan yang jenuh sehingga radiasi surya tidak sampai pada permukaan bumi. 4. Atmosfer Atmosfer dalam penyaluran sinar matahari mencapai bumi akan melewati atmosfer dimana selama perjalanannya itu akan mengalami beberapa hambatan sehingga energi yang diterima juga akan mengalami pengurangan yang disebabkan oleh a. Absorbsi, yaitu penyerapan energi sinar matahari yang dilakukan oleh uap air, O2, O3, dan CO2. b. Refleksi pemantulan energi sinar matahari oleh partikel-partikel yang berdiameter lebih besar dari gelombnag cahaya, contoh: awan.

c. Scattering, pembauran cahaya oleh partikel-partikel yang berdiameter kurang dari gelombang cahaya, contoh : uap dan aerosol. b. Tekanan Udara Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara, karena geraknya tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer.Satuannya : 1 atm=76 cmHg = 760 mmHg. Semakin tinggi tempat dari permukaan air laut (altitude) maka tekanan udara akan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena gradien tekanan udara vertikal (gradient vertikal). Gradien vertikal ini tidak selalu tetap, sebab kerapatan udara dipengaruhi oleh faktor suhu kadar uap air di udara dan grafitasi. Pengukuran tekanan udara menggunakan barometer.Dalam pengamatan di dapat bahwa tekanan terbesar terjadi pada 1.5 jam berturut-turut yaitu pada pukul 07.00 dan 08.30 sebesar 1018 mmHg, sedangkan tekanan terendah adalah sebesar 764 mmHg. Tinggi angka yang ditunjukkan oleh barometer selain ditentukan oleh tekanan udara pada saat itu, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : a. Latitude (lintang bumi) Bumi ini tidak bulat sempurna tetapi agak pepak (pipih) pada kedua kutubnya (karena adanya rotasi bumi).Jari-jari bumi di khatulistiwa adalah yang terpanjang sedangkan yang terpendek di bagian kutub.Akibatnya gravitasi bumi di khatulistiwa terkecil dan di kutub terbesar, sehingga tekanan udara di sekitar khatulistiwa cenderung menunjukkan yang lebih tinggi. b. Suhu Jika suhunya naik, air raksa akan mengembang dan jika suhunya turun, air raksa akan menyusut. Karena itu pengukuran tekanan udara di daerah tropis cenderung menunjukkan angka yang lebih tinggi. c. Altitude (tinggi tempat, elevasi) Makin tinggi suatu tempat tekanan udara makin rendah. Hal ini disebabkan karena : 1. Makin tinggi tempat, kerapatan udara makin berkurang. 2. Kolom udara makin pendek.

c. Suhu Suhu merupakan derajat panas atau dingin suatu benda dan dapat dinyatakan sebagai energy kinetis rata-rata suatu benda.Suhu di bedakan menjadi 2 yaitu suhu tanah dan suhu udara.Pengukuran suhu udara pada praktikum kali ini diukur menggunakan termometer bola basah, termometer bola kering, termometer maksimum dan termometer minimum.Termometer bola basah dan bola kering berfungsi untuk menentukan kelembaban relatif secara tidak langsung karena nilai kelembaban udara diperoleh dari selisih suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola basah dan bola kering.Pada pengukuran suhu tanah digunakan termometer tanah bengkok.Pengaruh suhu tanah pada tanaman yaitu pada perkecambahan biji, pada aktivitas mikroorganisme dan perkembangan penyakit tanaman.Suhu dikatakan sebagai derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan termometer.Berdasarkan pengamatan, didapatkan suhu udara pada termometer bola basah 26,1 C sedangkan pada termometer bola kering 27,4 C, sehingga didapatkan selisih antara termometer bola basah dan bola kering sebesar 1,3 C, maka didapat kelembaban udara sebesar 91 yang diperoleh dari pembacaan pada tabel bola basah. Suhu tanah sangat berperan penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan oleh aktifitas perakaran. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor eksternal (radiasi matahari, keawanan, curah hujan, angin dan kelembaban udara) dan internal (tekstur tanah, struktur dan kadar air tanah, kandungan bahan organik dan warna tanah).Pengaruh suhu tanah pada tanaman yaitu pada perkecambahan biji, pada aktivitas mikroorganisme dan perkembangan penyakit tanaman.Pengukuran pada praktikum kali ini dilakukan pada kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 50 cm, dan 1 m. Pada pengamatan tersebut didapat suhu tanah rata-rata pada kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 50 cm, dan 1 m berturutturut adalah 29.1, 29.1, 27.3, 28.3, 29.5, dan 29.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi ialah : 1. Jumlah radiasi yang diterima 2. Pengaruh daratan atau lautan 3. Pengaruh ketinggian tempat 4. Pengaruh angin secara tidak langsung, misalnya angin yang membawa panas dari sumbernya secara horizontal.

5. Penutup tanah : tanah yang ditutup vegetasi mempunyai temperatur yang kurang daripada tanah tanpa vegetasi. 6. Tipe tanah : tanah-tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi. d. Kelembaban Tanah dan Udara Kelembaban tanah merupakan keadaan keseimbangan kandungan air dengan suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.Penentu utamanya adalah kandungan air dan suhu.Kelembaban tanah diukur dengan moisture tester. Kelembaban udara yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di udara. Pada praktikum kali ini dilakukan pada beberapa lokasi.Semakin siang kelembaban semakin turun dan semakin sore kelembaban semakin tinggi, karena kelembaban dipengaruhi oleh suhu dan sinar matahari.Dengan bertambahnya suhu dan intensitas radiasi surya maka kelembabannya makin rendah. Keadaan kelembaban di atas permukaan bumi berbeda-beda.Pada umumnya kelembaban yang tertinggi di daerah khatulistiwa sedangkan yang terendah pada lintang 400C.Daerah rendah ini disebut horse latitude, curah hujannya kecil.Besarnya kelembaban suatu daerah merupakan faktor yang dapat menstimulasi curah hujan. Di Indonesia, kelembaban tertinggi dicapai pada musim penghujan dan terndah pada musim kemarau. e. Curah Hujan Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi di atas permukaan horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran, dan peresapan. Satuan curah hujan adalah mm. Curah hujan 1 mm artinya banyaknya hujan yang jatuh di atas sebidang tanah seluas 1m2. f. Angin Angin merupakan gerakan atau perpindahan dari suatu masssa udar dari satu tempat ke tempat lain secara horisontal. Yang dimaksud dengan massa udara yaitu

udara dalam ukuran yang sangat besar yang mempunyai sifat fisik (temperatur dan kelembaban) yang seragam dalam arah yang horisontal. Gerakan dari angin biasanya berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.Angin juga mempunyai arah dan kecepatan.Arah angin biasa dinyatakan dengan dari mana arah angin itu datang.Arah angin diamati dengan alat wind vane.Berdasarkan hasil pengamatan, arah angin yang diperoleh adalah barat laut berarti angin datang dari arah barat laut.Kecepatan angin diukur dengan anemometer.Kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap vegetasi tanaman dan daerah di sekitarnya. Angin akan bertiup pada suatu wilayah ke wilayah lain dengan membawa uap air yang dikandungnya. Pada wilayah-wilayah dimana angin bertiup berasal dari daerah gersang atau panas maka angin tersebut kurang mengandung uap air sehingga angin tersebut bersifat hangat. Akibatnya, wilayah atau daerah yang dilewati akan dipengaruhi oleh angin yang bersuhu tinggi dari tempat yang dilewati. Sebaliknya angin yang berasal dari daerah perairan banyak mengandung uap air sehingga akan mempengaruhi kandungan uap air pada daerah yang dilewatinya. g. Evaporasi Evaporasi adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi gas (uap air) dan perpindahannya dari suatu permukaan benda ke atmosfer. Proses evapotranspirasi sangat penting dalam siklus hidrologi dan CWR (Crop Water Requirement = banyaknya air yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh). Syarat terjadinya evapotranspirasi : 1. Ada energi pengendali utama 2. Difusi Setelah uap air terbentuk berpindah. Faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi : 1. Suhu udara 2. Angin Kecepatan angin bertambah maka laju evapotranspirasinya bertambah sampai pada batas tertentu. 3. Tekanan uap air di atmosfer

Jika tekanannya rendah maka evapotranspirasinya cepay. 4. Kualitas air 5. Sifat dan bentuk permukaan h. Awan Awan adalah kumpulan butir-butir air, kristal es atau gabungan antara keduanya yang masih melekat pada inti-inti kondensasi antara 2-40 mikron.Awan dapat dibagi menjadi : a. Awan tinggi, yaitu yang terdapat pada ketinggian 7 km dari permukaan dari : cirrus, cirrostratus, cirrocumulus. b. Awan pertengahan, ada pada ketinggian 2 km ke atas dari permukaan laut tetapi kurang dari 7 km, terdiri dari alto stratus, alto cumulus. c. Awan rendah, ada pada ketinggian kurang dari 2 km dari permukaan laut, terdiri dari : strato cumulus, stratus. nimbo stratus. d. Awan yang berkembang vertikal, pada ketinggian 1-20 km dari permukaan laut, terdiri dari : cumulus, cumulo nimbus. Berdasarkan hasil pengamatan rata-rata awan yang ada adalah cumulus. Hal ini menandakan akan terjadinya hujan. Karena untuk terjadinya hujan perlu adanya awanawan cumulus, sedangkan awan cumulonimbus mengakibatkan hujan besar. Keadaan radiasi dengan adanya penutup awan sangat berbeda-beda dengan keadaan langit yang cerah. Radiasi yang dipancarkan bumi akan mencapai awan dan oleh awan akan diabsorbsi serta selanjutnya dipantulkan lagi ke bumi, sehingga mengakibatkan temperatur awan dan bumi menjadi lebar. Akibat dari sifat awan yang dapat mengabsorbsi dan meradiasikan semua gelombang maka pengaruh penutup awan dapat menghalangi pendinginan bumi pada malam hari, terutama pada musim kemarau. Penutupan awan rata-rata yang diperoleh adalah 50%. Sehingga pada malam hari suhunya tidak terlalu dingin. laut, terdiri

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan 1. Iklim adalah keadaan rata-rata udara pada suatu tempat yang luas dalam jangka waktu yang panjang dan merupakan hasil-hasil proses alam. 2. Unsur-unsur iklim yaitu radiasi surya, tekanan udara, suhu, kelembaban, curah hujan, angin, evapotranspirasi dan awan. 3. Pada praktikum yang dilakukan tanggal 15 Mei 2011 diperoleh tekanan udara sebesar 1018 mmHg dan 764 mmHg. Besarnya tekanan udara dipengaruhi oleh suhu. Hubungan suhu dan tekanan berbanding lurus. 4. Pada pengamatan tersebut didapat suhu tanah rata-rata pada kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 50 cm, dan 1 m berturut-turut adalah 29.1, 29.1, 27.3, 28.3, 29.5, dan 29.5. 5. Unsur-unsur iklim yang diamati adalah : a. Radiasi surya b. Tekanan Udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara. c. Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan termometer. d. Kelembaban Kelembaban tanah merupakan keadaan keseimbangan kandungan air dengan suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Kelembaban udara yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di udara.

e. Curah Hujan f. Angin adalah gerakan atau perpindahan suatu massa udara dari satu tempat ke temapt lain secara horisontal. g. Evapotranspirasi adalah penguapan yang terjadi pada permukaan tanah. h. Awan adalah kumpulan butir-butir air, kristal es atau gabungan antara keduanya yang melekat pada inti-inti kondensasi antara 2-24 mikron. 6. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur unsur iklim : Sunshine Recorder merupakan alat untuk mengetahui lamanya penyinaran. Barometer digunakan untuk mengukur tekanan udara Termometer minimum digunakan untuk mengetahui suhu terendah dalam suatu periode.

Termometer maximum digunakan untuk mengetahui suhu tertinggi dalam suatu periode. Termohigrograf untuk mengetahui kelembaban udara dan suhu udara Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan angin Evaporimeter untuk mengetahui besarnya evapotranspirasi

B. Saran 1. Kita harus memperhatikan pengetahuan tentang iklim dan cuaca mengingat Indonesia adalah daerah agraris. 2. Kita harus memperhatikan pengetahuan tentang cuaca dan iklim karena sering adanya penyimpangan permulaan musim penghujan. 3. Kita harus memperhatikan dengan sebaik-baiknya dalam pemanfaatan cuaca makro agar diharapkan hasil pertanian yang dikehendaki.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2006. www.kjc.gov.my/malay/pendidikan/pencerapan/awan 1.html. Eagleson, P.S. 1970. Dynamic Hydrology. New York, Mc. Graw-Hill. Hermawan, Yandi. 1986. Hidrologi Untuk Insinyur. Jakarta. Penerbit Erlangga. Koesmaryono, Yonny. 1999. Kapita Selekta Agroklimatologi. Bogor. IPB. Kartasapoetra, A.G. 1989. Agroklimatologi. Jakarta. Bina Aksara. Marta, Joyce. 1978. Mengenal Dasar-dasar Hidrologi. Bandung. Penerbit Nova. Ward, R.C. 1967. Principles of Hydrology. London. Mc Graw-Hill.

ACARA 2 PENGUKURAN SUHU TANAH

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suhu udara mempunyai peran penting bagi kehidupan. Suhu adalah tingkat kemampuan benda dalam memberi atau menerima panas. Suhu seringkali juga dinyatakan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda yang dinyatakan dalam derajad suhu. Suhu juga dinyatakan sebagai ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul suatu benda. Suhu menunjukkan sangkar cuaca yang dipergunakan dalam pengamatan suhu. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan termometer air raksa dan alkohol. Dengan termometer air raksa pengukuran dapat dilakukan dari suhu 35 oC 350
o

C, hasilnya adalah cukup bagus karena mengingat angka pengembangan air raksa pada

tiap suhu lebih merata dari alkohol, sehingga untuk pengukuran suhu udara biasanya digunakan termometer air raksa. B. TUJUAN PRAKTIKUM Acara pengukuran suhu tanah ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui variasi suhu tanah pada beberapa perlakuan II. TINJAUAN PUSTAKA Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara disebut termometer. Biasanya pengukur dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak waktu kita mendaki gunung, suhu udara akan semakin dingin jika ketinggian semakin bertambah. Tiap kenaikan bertambah 100 m maka suhu turun rata-rata 0,6 oC. Penurunan suhu macam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, lapse rate adalah 1 oC (Benyamin, 1997). Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas mikroba, dan enzimetik, dekomposisi serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara tanaman. Tenperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh

tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan mikroba tanah secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah (Hanafiah, Kemas Ali, 2005) Suhu tanah mengalami perubahan dari pengembunan secara terus menerus pada kedalaman yang dangkal di banyak tanah di daerah Alaska yang beku sampai ke Hawai yang tropis, dimanapun jarang ditemukan suhu tanah dapat mencapai 100o F (37,8o C) pada hari yang panas sekalipun. Pada kebanyakan permukaan bumi, suhu tanah harian jarang mengalami perubahan pada kedalaman 20 inchi (51 cm). tapi dibawah kedalaman tersebut suhu tanah akan mengalami perubahan yang secara lambat menunjukkan pertambahan derajat suhu sekitar 2o F (Donahue dkk, 1977). Suhu tanah juga akan dipengaruhi oleh jumlah serapan radiasi matahari oleh permukaan bumi. Pada siang hari suhu permukaan tanah akan lebih tinggi dibandingkan suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini juga disebabkan karena permukaan tanah yang akan menyerap radiasi matahari secara langsung pada siang hari tersebut, baru kemudian panas dirambatkan ke lapisan tanah yang lebih dalam secara konduksi. Sebaliknya, pada malam hari permukaan tanah akan kehilangan panas terlebih dahulu, sebagai akibatnya suhu pada permukaan tanah akan lebih rendah dibandingkan dengan suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Pada malam hari, panas akan merambat dari lapisan tanah yang lebih dalam menuju ke permukaan (Lakitan, 1992). Suhu tanah pengaruhnya penting sekali pada kondisi tanah itu sendiri dan pertumbuhan tanaman. Pengukuran dari suhu tanah biasanya dilakukan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor dalam. Yang dimaksud dengan faktor luar adalah radiasi matahari, awan, curah hujan, angin, dan kelembapan udara. Faktor dalamnya yaitu faktor tanah, struktur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organik, dan warna tanah. Makin tinggi suhu maka makin cepat pematangan tanaman (Kartasapoetra, 2005) III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Alat: Thermometer tanah Cara Kerja: Mengukur suhu tanah (menggunakan thermometer tanah) pada beberapa perlakuan. Perlakuannya adalah

1. Kontrol 2. Mulsa plastik hitam 3. Mulsa plastik bening 4. Mulsa organik 5. Cover crop (rumput)

IV.

HASIL PENGAMATAN
Suhu Tanah Tiap Perlakuan

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Suhu Tanah Pada Tanggal 14 Mei 2011
Mulsa Plastik Hitam 28 28 28 28 29 30 30 30,5 31 32 33 35 34 34 35 35 36 Mulsa Plastik Bening 29 29 29 30 30 30 31 32 32,5 34 35 37 37 38 38,5 39 40 Cover Crop (Rumput) 28 28 28 28 28 29 30 30 30,5 31 33 33 34 34 35 34 35

Jam

Kontrol (Tanah)

Mulsa Organik 28 28 28 28 28 29 29 29 29,5 30 31 32 31 33 34 36 34

08.00 08.15 08.30 08.45 09.00 09.15 09.30 09.45 10.00 10.15 10.30 10.45 11.00 11.15 11.30 11.45 12.00

28 28 29 28 28 29 29 30 31 31 32 34 33 35 36 35 36

Sumber: Hasil Pengamatan

Rata-rata suhu tanah pada perlakuan:

Kontrol (tanah) =

532 = 31,29 17 506 = 29,76 17

Mulsa plastik hitam = Mulsa plastik bening = Mulsa organik =

500 = 29,41 17

488 = 28,70 17
498 = 29,29 17

Cover crop (rumput) =

V. PEMBAHASAN
Pemakaian mulsa pada tanah maupun tanaman memberikan manfaat bagi tanah maupaun tanaman tersebut, di antaranya meningkatkan penyerapan air oleh tanah, memperbaiki sifat fisik tanah, mengurangai kisaran suhu tanah, dan mengendalikan pertumbuhan gulma. Pemulsaan juga ikut berperan memperbaiki sifat fisika tanah yaitu dalam hal aerasi tanah sehingga akar dapat berkembang dengan baik dan tanaman dapat tumbuh lebih subur. Pemberian mulsa juga berkaitan erat dengan produktifitas tanaman. Pemberian mulsa dengan warna tertentu dapat meningkatkan produktifitas tanaman dan membuat penyebaran radiasi matahari dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi terjadinya mutual shading). Pemulsaan pun mampu meningkatkan proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis dan produksi bahan kering, serta membuat suhu lebih stabil (tidak naik turun). Pengamatan suhu dilakukan di sekitar rumah kaca Fakultas Pertanian. Pengamatan suhu ini dilakukan setiap 15 menit sekali dari pukul 08.00 sampai pukul 12.00. Pengukuran suhu ini menggunakan alat termometer. Pengamatan dilakukan dengan lima perlakuan yang berbeda. Perlakuannya antara lain 1. Kontrol Tanah terbuka tanpa ditutupi apapun lalu diukur suhunya. 2. Mulsa plastik hitam Tanah ditutupi atau dilapisi mulsa plastik hitam lalu diukur suhunya. 3. Mulsa plastik bening Tanah ditutupi atau dilapisi plastik bening lalu diukur suhunya.

4. Mulsa organik Tanah ditutupi seresah-seresah lalu diukur suhunya. 5. Cover crop (rumput) Tanah yang diatasnya ditumbuhi rumput lalu diukur suhunya. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil rata-rata suhu pada tanah konrol sebesar 31,29oC, tanah yang ditutupi mulsa plastik hitam sebesar 29,76oC, tanah yang ditutupi mulsa plastik bening sebesar 29,41oC, tanah yang ditutupi mulsa organik sebesar 28,70oC, dan tanah yang ditutupi rumput (cover crop) sebesar 29,29oC. Dari tabel hasil pengamatan dapat diketahui bahwa semakin siang suhu udara dan suhu tanah semakin panas. Hal itu disebabkan karena cahaya matahari semakin terik. Selain itu ada perbedaan suhu pada beberapa perlakuan. Suhu paling tinggi yang pertama didapat oleh tanah yang ditutupi mulsa bening, hal ini dikarenakan plastik cepat menyerap panas sehingga panas cepat meresap ke dalam tanah. Yang kedua adalah yang tanah tidak mendapat tutupan apapun mempunyai suhu yang tinggi karena tanah secara langsung menerima panas dari matahari. Sedangkan pengamatan yang menggunakan mulsa plastik hitam, mulsa organik, dan cover crop mempunyai suhu yang lebih rendah dibanding perlakuan tanpa menggunakan mulsa. Hal ini dikarenakan cahaya atau panas matahari tidal langsung diserap oleh tanah tapi tertahan oleh lapisan di atas tanah sehingga udara tanah tidak cepat panas.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan 1. Semakin siang maka suhu udara dan suhu tanah semakin panas. 2. Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. 3. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain. 4. Tanah dengan mulsa organik memiliki rata-rata suhu yang tertinggi dibandingkan dengan tanah kontrol, tanah yang ditutupi mulsa plastik hitam, tanah yang ditutupi mulsa plastik bening, dan tanah yang ditutupi rumput (cover crop).

B. Saran Untuk mengurangi kecepatan tanah dalam menyerap panas matahari dapat digunakan mulsa untuk menahan atau mengurangi panas matahari yang diserap oleh tanah.

DAFTAR PUSTAKA Benyamin, Lakitan. 1997. Klimatologi Dasar. Radja Grafindo Persada. Jakarta Donahue, R.L., R.W. Miller, and J.C. Shickluna. 1977. Soils An Introduction to Soils and Plant Growth Fourth Edition. Prentice Hall Inc, New jersey. Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Radja Grifindo Persada. Jakarta. Kartasapoetra, dkk. 2005. Teknologi Konservasi Tanah. Rineka Jaya. Jakarta Lakitan, B. 1992.Dasar-dasar Klimatologi. Penebar Swadaya, Jakarta.

ACARA 3 PERAN SUHU UDARA, RH DAN CAHAYA TERHADAP LAJU EVAPOTRANSPIRASI

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Suhu udara merupakan rata-rata energi kinetik gerakan molekul-molekul di dalam udara (benda). Suhu dipengaruhi oleh radiasi matahari, pengaruh langsung karena adanya partikel yang ada di atmosfer mengabsorpsi energi radiasi surya. Sedangkan pengaruh tidak langsungnya karena adanya radiasi bumi dalam bentuk gelombang panjang. Relative Humidity (RH) adalah kandungan uap air pada udara pada saat itu dibagi dengan kandungan uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara pada suhu tersebut. Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air (vaporisasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal). Sedangkan Transpirasi adalah vaporasi (penguapan) di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan tanah ke atmosfer (vapor removal). Evapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanam melalui evaporasi dan transpirasi. B. TUJUAN PRAKTIKUM Mengetahui pengaruh suhu, kelembapan relative, dan cahaya terhadap laju evaporasi tanah, transpirasi, dan evapotranspirasi tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnnya oleh proses fisika. Dua unsur utama untuk berlangsungnnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan air. Proses-proses fisika yang menyertai berlangsungnya perubahan bentuk dari cair menjadi gas berlaku pada kedua proses evaporasi tersebut diatas. Oleh karenanya, kondisi fisika yang mempengaruhi laju evaporasi umum terjadi pada kedua proses alamiah tersebut. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain cahaya matahari, suhu udara, dan kapasitas kadar air dalam udara. Proses evaporasi yang disebutkan diatas tergantung pada jumlah air yang tersedia (Asdak, 1995).

Transpirasi adalah penguapan air dari daun dan cabang tanaman melalui pori-pori daun oleh proses fisiologi. Daun dan cabang umumnya di balut lapisan mati yang disebut kulit air (cuticle) yang kedap uap air. Sel-sel hidup daun dan cabang terletak di bawah permukaan tanaman, dibelakang pori-pori daun dan cabang. Besar kecilnya laju transpirasi secara tidak langsung ditentukan oleh radiasi matahari melalui membuka dan menutupnya pori-pori tersebut (Asdak, 1995). Transpirasi adalah suatu proses ketika air diuapkan ke uadara dari permukaan daun/tajuk vegetasi. Transpirasi, dalam batas tertentu, juga dipengaruhi oleh karakteristik dan kerapatan vegetasi seperti struktur tajuk, perilaku poripoeri daun, dan lain-lain (Seyhan, 1990). Kehilangan air oleh transpirasi menimbulkan kekuatan utama yang mendorong untuk penyerapan air oleh akar tanaman yang bertranspirasi. Tegangan yang terjadi pada daun oleh hilangnya air transpirasi di transmisikan ke xilem batang dan akhirnya ke akar. Apabila tegangan air dalam akar lebih besar dari tegangan yang mengikat air dalam tanah, air bergerak ke dalam akar (Foth, 1994). Evapotranspirasi adalah penguapan total baik dari permukaan air, daratan, maupun dari tumbuh-tumbuhan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi evapotranspirasi ini antara lain: suhu udara, kembaban udara, kecepatan angin, tekanan udara, sinar matahari, ketinggian lokasi proyek, dan lain sebagainya. Di dalam perencanaan irigasi, penilaian jumlah air yang dibutuhkan untuk suatu areal tidak memisahkan antara evaporasi dan transpirasi. Istilah yang digunakan adalah ET, dan merupakan kombinasi antara evaporasi dan transpirasi. Oleh karena air yang digunakan oleh tanaman untuk proses metabolisme hanya sedikit atau kurang dari 1%, nilai tersebut diabaikan (Asnawi Marjuki, 1993). Beberapa prinsip yang umum digunkan dalam pengukuran kelembaban udara yaitu (1) metode pertambahan panjang dan (2) berat,pada benda-benda higroskopis, serta (3) metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer (Gunarsih, 1990).

III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA


Alat dan bahan: 1. Termometer dan hygrometer 2. Lightmeter/luxmeter

3. Sangkar cuaca (kotak) berwarna putih Cara Kerja: 1. Pasang termometer dan hygrometer pada sangkar cuaca. Siapkan tiga buah sangkar cuaca, dan diletakkan pada 3 lokasi yang berbeda, yakni a. Di dalam rumah kaca (posisi di tengah-tengah rumah kaca) b. Di bawah naungan screen atau paranet 40% c. Pada lingkungan terbuka tanpa naungan 2. Pasang sangkar cuaca (kotak) yang berwarna putih tersebut pada ketinggian 120 cm di atas tanah. 3. Letakkan tiga tanaman dalam pot pada masing-masing lokasi (dekat kotak), dengan ketentuan: a. Pot A berisi tanah saja (tanpa tanaman) kondisi terbuka, b. Pot B berisi tanaman dengan kondisi pot dan tanah dibungkus plastik, dan c. Pot C kondisi biasa berisi tanaman. Tanaman pada pot B dan C diusahakan seragam 4. Lakukan pengamatan berat pot A, B, dan C, serta pengamatan cuaca, suhu, RH yang ada di dalam sangkar. 5. Lakukan pengamatan intensitas cahaya dengan lux meter. Posisi sensor menghadap ke atas (jangan miring). Pengamatan dilakukan pada ketinggian 100 cm di atas tanah (lantai). Untuk pengamatan dengan lux alat disetel pada posisi tertinggi, dan bila belum terdeteksi posisi sakelar bisa diturunkan ke posisi yang lebih rendah. Alat lux meter digital biasanya ada 3 range (skala) pengukuran. 6. Ulangi pengamatan suhu, RH, intensitas cahaya dan berat pot setiap 30 menit sekali. 7. Setelah dilakukan 4 kali pengamatan (ada 4 data) dilakukan penghitungan laju evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi pada masing-masing periode percobaan. 8. Untuk menghitung evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi di buat satuan gram per jam, sehingga data yang diperoleh perlu dikonversi.

IV. HASIL PENGAMATAN Sabtu, 14 Mei 2011 Shift 1 07.00-10.00 Tabel 3.1 Pengamatan Suhu, RH, dan Intesitas Cahaya serta Laju Evapotranspirasi (Rumah Kaca) Int. Berat Pot (g) Evp Trans ET Eth Suhu RH Ulan Jam Chy % gan C A B C g/h g/h g/h g/h lux 08.00 26 68 8800 awal 3026 3244 3882 0 0 0 0 08.30 27 70 9990 1 3024 3240 3876 -4 -8 -12 -12 09.00 28 69 12700 2 3022 3233 3872 -4 -14 -8 -18 09.30 29 62 17520 3 3019 3224 3863 -6 -18 -18 -24 10.00 30 60 19090 4 3016 3216 3856 -6 -16 -14 -22 rata 3021,4 3231,4 3869,8 -4 -11,2 -10,4 -15,2 Sumber: Laporan Sementara Tabel 3.2 Pengamatan Suhu, RH, dan Intesitas Cahaya serta Laju Evapotranspirasi (Naungan) Jam 08.00 08.30 09.00 09.30 10.00 Suhu C 30 30 30 30 30 RH % 73 74 74 74 70 Int. Chy lux 2700 7000 8200 10500 14800 Ulangan awal 1 2 3 4 Berat Pot (g) A 3404 3391 3389 3388 3384 3391,2 B 3016 3012 3008 3003 3001 3008 C 3079 3076 3071 3069 3064 3071,8 Evp g/h 0 -26 -4 -2 -8 -8 Tra ns g/h 0 -8 -8 -10 -4 -6 ET g/h 0 -6 -10 -4 -10 -6 Eth g/h 0 -34 -12 -12 -12 -14

rata Sumber: Laporan Sementara

Tabel 3.3 Pengamatan Suhu, RH, dan Intesitas Cahaya serta Laju Evapotranspirasi (Terbuka) Int. Berat Pot (g) Evp Trans ET Suhu RH Ulan Jam Chy % gan C A B C g/h g/h g/h lux 08.00 30 70 9980 awal 3581 3545 3068 0 0 0 08.30 29 72 17000 1 3574 3549 3065 -14 8 -6 09.00 30 72 8300 2 3572 3535 3060 -4 -28 -10 09.30 29 68 26000 3 3563 3527 3054 -18 -16 -12 10.00 31 64 59500 4 3562 3517 3049 -2 -20 -10 rata 3570,4 3534,6 3059,2 -7,6 -11,2 -7,6 Sumber: Laporan Sementara

Eth g/h 0 -6 -32 -34 -22 -18,8

Sabtu, 14 Mei 2011 Shift 2 10.00-13.00 Tabel 3.4 Pengamatan Suhu, RH, dan Intesitas Cahaya serta Laju Evapotranspirasi (Rumah Kaca) Berat Pot (g) Evp Trans Suhu Int. Ulang Jam RH % Chy lux an C A B C g/h g/h 10.30 32 48 19060 1 3009 3203 3844 -14 -26 11.00 32 48 28100 2 3003 3191 3832 -12 -24 11.30 33 45 18300 3 2998 3179 3819 -10 -24 12.00 35 40 42000 4 2952 3126 3808 -92 -106 rata 2990,5 3174,75 3825,75 -32 -45 Sumber: Laporan Sementara Tabel 3.5 Pengamatan Suhu, RH, dan Intesitas Cahaya serta Laju Evapotranspirasi (Naungan) Berat Pot (g) Evp Trans Suhu RH Int. Ulang Jam % Chy lux an C A B C g/h g/h 10.30 31 67 28000 1 3378 2994 3056 -12 -14 11.00 32 64 13730 2 3370 2987 3047 -16 -14 11.30 32 64 24900 3 3368 2981 3040 -4 -12 12.00 32 60 7090 4 3366 2976 3035 -4 -10 rata 3370,5 2984,5 3044,5 -9 -12,5 Sumber: Laporan Sementara ET g/h -24 -24 -26 -22 -24 Eth g/h -40 -36 -34 -198 -77

ET g/h -16 -18 -14 -10 -14,5

Eth g/h -26 -30 -16 -14 -21,5

Tabel 3.6 Pengamatan Suhu, RH, dan Intesitas Cahaya serta Laju Evapotranspirasi (Terbuka) Tra Berat Pot (g) Evp ET Suhu RH Int. Ulang ns Jam % Chy lux an C A B C g/h g/h g/h 10.30 34 50 5290 1 3556 3508 3038 -12 -28 -22 11.00 36 53 85000 2 3545 3487 3023 -22 -42 -30 11.30 36 52 7510 3 3534 3471 3007 -22 -32 -32 12.00 34 54 85200 4 3526 3459 2996 -16 -24 -22 3481,2 rata 3540,25 3016 -18 31, -26,5 5 5 Sumber: Laporan Sementara

Eth g/h -40 -64 -54 -40 -49,5

IV. PEMBAHASAN
Faktor yang mempengaruhi suhu tanah adalah: 1. Faktor Eksternal Radiasi surya, keawanan, curah hujan, suhu udara, angin, kelembapan udara 2. Faktor Internal Tekstur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organik, warna tanah, struktur tanah 3. Faktor Topografi Arah kemiringan lereng, persentase kemiringan lereng, permukaan air tanah, vegetasi Faktor yang mempengaruhi kelembaban udara antara lain suhu udara, waktu, ketinggian tempat. Faktor yang mempengaruhi intensitas cahaya antara lain radiasi surya. Dari tabel hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa suhu udara paling tinggi terdapat di rumah kaca. Karena suhu dan kelembaban berbanding terbalik, sehingga semakin tinggi suhu maka kelembaban udara semakin rendah. kelembaban dipengaruhi oleh suhu dan sinar matahari. Dengan bertambahnya suhu dan intensitas radiasi surya maka kelembabannya makin rendah. Pengukuran intensitas cahaya dilakukan dengan menggunakan alat lightmeter dan satuannya adalah lux. Pengamatan menggunakan empat kali ulangan dengan jeda waktu sekitar 30 menit tiap pemgukuran. Dengan menggunakan 3 pot yang berbeda yaitu pot A berisi tanah tanpa tanaman, pot B berisi tanaman dengan kondisi pot dibungkus plastik, dan pot C berisi tanaman. Setelah ketiga pot tersebut ditimbang dan dilakukan pengulangan sebanyak empat kali, maka dapat diketahui nilai evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, evapotranspirasi hitung. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa laju evaporasi,transpirasi, dan evapotranspirasi tertinggi terjadi pada pot yang ada di dalam rumah kaca. Hal ini dikarenakan suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi sehingga penguapan lebih cepat terjadi. Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi membandingkan antara

kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Dari hasil pengamatan di atas diketahui bahwa nilai ET hitung lebih besar dibanding ET langsung. Karena ET hitung berasal dari gabungan dari nilai evaporasi dan nilai transpirasi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN Suhu paling tinggi terdapat di dalam rumah kaca, sedangkan suhu terendah di bawah paranet (naungan). Evaporasi tertinggi terjadi pada pot yang berada di naungan, transpirasi tertinggi terjadi pada pot yang ada di dalam rumah kaca, dan evapotranspirasi tertinggi terjadi pada pot di luar ruangan (terbuka). Nilai ET hitung lebih besar dibanding nilai ET langsung. B. SARAN Penguapan paling besar rata-rata terjadi di dalam rumah kaca karena suhu di rumah kaca itu panas.

DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Asnawi Marjuki, 1993. Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga. Foth,1994.Dasar - Dasar Ilmu Tanah. Erlangga, Jakarta. Kartasapoetra, Gunarsih Ance, 1990, Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman,Bumi Aksara, Jakarta. Seyhan, Ersin. 1990.Dasar-Dasar Hidrologi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

You might also like