You are on page 1of 76

KATA PENGANTAR

Laporan ini merupakan laporan pertama konsultan dalam rangka penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Sambas yang dilaporkan kepada Pemerintah Kabupaten Sambas (Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah) terutama memuat tentang kemajuan pekerjaan yang diperintahkan kepada konsultan sampai pada akhir Bulan Juni 2009. Laporan Pendahuluan ini dimaksudkan untuk menyampaikan gagasan konsultan mengenai pentingnya penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Sambas serta seluruh substansi pekerjaan tersebut antara lain mengenai persiapan perencanaan dan rencana kerja yang akan dilaksanakan, dilengkapi dengan pemahaman awal terhadap potensi dan permasalahan ruang di wilayah perencanaan serta pengertian dasar pekerjaan. Secara sistematis, pada bagian awal dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan pengembangan kawasan, pengertian, dan ruang lingkup pekerjaan. Pada bab-bab selanjutnya dipaparkan metodologi penyusunan rencana dan rencana kerja. Di samping itu, pada Bab 2 khusus dijelaskan mengenai kemajuan tim dalam melakukan pemahaman terhadap potensi dan permasalahan fisik Wilayah Perencanaan melalui serangkaian survey lapangan yang dilakukan selama dua minggu. Dengan laporan ini diharapkan terjadi persamaan persepsi antara konsultan dan seluruh stakeholder yang berkepentingan dalam pengembangan kawasan ini tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses perencanaan kawasan ini, terutama mengenai visi dan misi pengembangan kawasan serta konsep dasar poengembangan kawasan. Terima kasih. Pontianak, Juli 2009 Konsultan

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN -

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................i DAFTAR ISI...............................................ii PENDAHULUAN.......................................11 Latar Belakang................................................11 Maksud dan Tujuan.........................................13 Fungsi dan Manfaat.........................................15 Pengertian Dasar.............................................15 RDTR Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang............................................16 RTBL Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang............................................17 Kedudukan RDTRK dan RTBL ..........................20 Ruang Lingkup Perencanaan...........................21 Lingkup Wilayah......................................21 Lingkup Materi........................................22 Landasan Hukum.............................................25 Sistematika Pembahasan................................27 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN ...............................................................17 Orientasi Kawasan...........................................17 Kondisi Fisik Kawasan......................................17 Topografi.................................................17 Klimatologi..............................................17 Hidrologi.................................................18 Geologi dan Jenis Tanah..........................18 Pola Penggunaan Lahan..................................19 Akses dan Jaringan Jalan.................................19 Infrastruktur Kawasan.....................................19 Kependudukan................................................20 METODOLOGI..........................................22 Proses Perencanaan dan Materi Analisis..........22 Pendekatan dan Kerangka Pemikiran..............23 Tahapan Proses Perencanaan..........................24 Tahap Pendahuluan................................24 Tahap Survey / Pengumpulan Data ........24 Tahap Analisis dan Perumusan Masalah. 25 Tahap Penyempurnaan Fakta dan Analisis ...............................................................25 Tahap Penyusunan Rancangan Rencana 25 Tahap Penyusunan Rencana Akhir..........26 Metodologi Pendekatan...................................33 Review Kebijaksanaan Pembangunan Kota ...............................................................33 Pengkajian Potensi Dan Permasalahan Wilayah Perencanaan..............................33 Penetapan Konsep dan Pedoman Perencanaan ........................................................................56 Konsep Umum Strategi RTBL/urban design ...............................................................56

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN -

ii

METODOLOGI

iii Pedoman perencanaan...........................62 RENCANA OPERASIONAL.........................65 Jadwal Penyelesaian Pekerjaan Dan Teknik Presentasi........................................................65 Tahapan Kegiatan...................................65 Jangka Waktu Penyelesaian dan Pelaporan ...............................................................66 Teknik Penyajian.....................................69 Organisasi Pelaksanaan Proyek.......................70

iii
RTBL Kota Sambas

LAPORAN PENDAHULUAN -

METODOLOGI

11

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dinamika Kota Singkawang yang cepat baik secara sosial ekonomi maupun perkembangan bentuk fisik menuntut adanya pedoman penataan ruang dalam pemanfaatan, pengawasan maupun pengendalian perkembangan kota. Dalam hal ini produk perencanaan tata ruang harus lebih bersifat operasional, terutama pada kawasan-kawasan strategis dan yang memiliki karakteristik khusus seperti kawasan dengan perkembangan yang sangat cepat, kawasan cagar budaya yang memerlukan penanganan segera, atau kawasan yang berpotensi menjadi icon kota. Rencana tata ruang tersebut perlu lebih didetailkan menjadi Rencana Detail Tata Ruang Kawasan, Rencana Teknik Ruang Kawasan serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, yang lebih ditekankan bagaimana desain suatu kawasan, agar penataannya sesuai dengan arahan rencana tata ruang kota baik secara mikro maupun makro serta sesuai dengan karakteristik potensi dan permasalahan internal kawasan tersebut. Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota, merupakan penjabaran (breakdown) dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kota ke dalam rencana distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada kawasan kota. Dengan kata lain Rencana Detail Tata Ruang Kota mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional yang ditetapkan dalam RTRWK, dalam mewujudkan ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan produktif. Muatan yang direncanakan dalam RDTR kegiatan berskala kawasan atau lokal dan lingkungan, dan atau kegiatan khusus yang mendesak dalam pemenuhan kebutuhannya. Revisi terhadap Perda No. .. Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Singkawang, telah merumuskan 9 (sembilan) Kawasan Strategis yaitu (lihat Gambar ) : 1. 2. 3. 4. Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Terpadu, 5. Kawasan Jantu, 6. Kawasan 7. Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang Strategis Bandara, Strategis Muara Sungai Sedau, Strategis Peternakan dan Pertanian Strategis Wisata Pasir Panjang-Teluk Mak Strategis Nyarungkop-Bagak, Strategis Konservasi G. Raya-Pasi,

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

12 8. Kawasan Strategis Permukiman Bukit Batu, 9. Kawasan Strategis Permukiman Semelagi Kecil. Kawasan strategis Pusat Kota Singkawang, merupakan bagian terbesar dari Bagian Wilayah Kota (BWK) G sebagai salah satu dari tiga kawasan primer (BWK G, H dan J). Kawasan strategis ini memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang paling tinggi, dimana berbagai kegiatan ekonomi regional berkembang di dalamnya. Kawasan strategis Pusat Kota Singkawang ini merupakan kawasan ekonomi yang memiliki efek ganda (multiplier effect) yang signifikan secara lintas sektoral, lintas spasial (lintas wilayah) dan lintas pelaku karena kawasan ini mempunyai pengaruh besar dan penting terhadap struktur dan perkembangan ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan Kota Singkawang secara keseluruhan. Dengan demikian, perkembangan wilayah strategis memiliki efek sentrifugal karena dapat menggerakkan secara efektif perkembangan ekonomi sektor-sektor utama kota, perkembangan wilayah disekitarnya serta kemampuan menggerakkan ekonomi masyarakat secara luas, dalam arti tidak terbatas ekonomi masyarakat kelas-kelas tertentu saja. Dalam upaya menilai potensinya yang dapat menimbulkan dampak multiplier terhadap perkembangan sektoral lainnya dan wilayah sasaran, diperlukan kajian kajian secara seksama mengenai potensi keterkaitan (linkages). Sebagai kawasan strategis pusat kota, nilai strategi kawasan dan segala kegiatan ekonomi di dalamnya ditentukan oleh besarnya kekuatan potensi keterkaitannya ke belakang dan ke depan. Untuk itu di dalam perencanaan kawasan pusat kota ini, sangat diperlukan pemahaman mengenai struktur keterkaitan spasial antara kawasan pusat dimaksud dengan pusat kegiatan di atasnya dan dengan wilayah belakangnya (hinterland-nya) Pusat Kota Singkawang, juga merupakan titik awal terbentuknya Kota Singkawang yang kemudian berkembang menjadi Ibukota Kabupaten Sambas (sebelum dimekarkan pada Tahun 2002) yang wilayah layanannya meliputi Kabupaten Sambas sekarang, Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang sendiri. Secara ekonomis, kawasan ini telah berkembang pesat sebagai pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional, Beberapa pasar tradisional berlokasi di kawasan ini, berbaur dengan pertokoan yang mengelompok membentuk suatu kawasan komersial terluas di wilayah Kota Singkawang. Sebagai cikal bakal Kota Singkawang, kawasan Pusat Kota Singkawang juga memiliki nilai historis tinggi sehingga perlu perhatian khusus dalam penataannya, terutama dengan melestarikan dan menata kembali beberapa bangunan dan kawasan yang bernilai sejarah. RTRW Kota Singkawang hasil revisi, juga tetap

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

13 mengamanatkan kawasan pusat kota ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi kota sekaligus pusat pemerintahan kota, sehingga dari segi fungsional, kawasan ini memang sangat membutuhkan prioritas penanganan, yang harus diawali dengan prioritas perencanaan tata ruangnya, yang lebih detail dan operasional. Sejalan dengan perkembangan kegiatan ekonomi social dan budaya yang demikian pesat yang berimplikasi terhadap kebutuhan akan ruang yang semakin meningkat, sementara ketersediaan ruang tidak meningkat, maka Pusat Kota menjadi kawasan dengan tekanan nilai lahan yang sangat tinggi. Alih fungsi dan penetrasi fungsi-fungsi komersial terhadap fungsi-fungsi lain terutama permukiman, fasilitas social-budaya dan ruang terbuka baik ruang terbuka hijau maupun non hijau, terjadi hampir tanpa kendali. Perkembangan fisik ini juga menciptakan masalah-masalah sanitasi lingkungan yang akhirnya berujung pada penurunan kualitas lingkungan yang terus menerus. Beberapa kawasan khusus di dalam Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang ini sudah membutuhkan perencanaan sampai ke tingkat Rencana Teknik Ruang Kawasan atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, sehingga secara teknis kawasan ini sudah dapat dibangun sesuai rencana dalam jangka pendek. Sesuai kajian dari tim teknis di Dinas Tata Kota, Pertanahan dan Cipta Karya Kota Singkawang, salah satu kawasan prioritas yang butuh segera disusun RTBL-nya adalah kawasan ruang public ditengah-tengah kawasan strategis pusat kota, yaitu kawasan koridor Jalan Merdeka, Jalan Pemuda, dan Jalan Perwira

Maksud dan Tujuan


Maksud dari penyusunan RDTR Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang ini adalah mewujudkan rencana detail tata ruang yang mendukung terciptanya kawasan strategis maupun kawasan fungsional secara aman, produktif dan berkelanjutan. Tujuan penyusunan RDTR Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang ini adalah : 1. Sebagai arahan bagi masyarakat dalam pengisian pembangunan fisik di dalam kawasan Pusat Kota, 2. Sebagai pedoman bagi instansi dalam menyusun zonasi, dan pemberian periijinan kesesuaian pemanfaatan bangunan dengan peruntukan lahan di dalam kawasan pusat kota. Sasaran dari RDTR Kawasan Strategis ini adalah untuk :

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

14 1. Menciptakan keselarasan, keserasian, keseimbangan antar lingkungan permukiman dalam kawasan. 2. Mewujudkan keterpaduan program pembangunan antar kawasan maupun dalam kawasan. 3. Terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsi kota, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat /swasta. 4. Mendorongnya investasi masyarakat di dalam kawasan. 5. Terkoordinasinya pembangunan kawasan antara pemerintah dan masyarakat/swasta. Sedangkan penyusunan RTBL Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang dimaksudkan untuk menata / mengatur dan mengendalikan perkembangan fisik pemanfaatan ruang dalam kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang, untuk menjamin harmonisasi dan sinkronisasi antar kegiatan / pemanfaatan ruang, kesinambungan tata ruang wilayah Kota Singkawang, serta pedoman jelas dan pasti bagi rencana investasi di kawasan ini. Untuk mencapai maksud tersebut, perencanaan ini memiliki beberapa tujuan yang nantinya dituangkan dalam rencana teknik ruang kawasan ini yaitu : 1. Membuat suatu konsep penataan kawasan (urban design) dengan menciptakan kawasan terbangun penunjang kota yang memiliki kualitas lingkungan dan keindahan yang baik. 2. Menata kawasan dengan mempertimbangkan aspek arsitektural (visual), fungsional, pola penataan lingkungan yang sesuai dengan kebijakan dan arah perencanaan, baik lingkup mikro (kawasan) maupun makro (pusat kota, dan regional kota). 3. Pengimplementasian konsep tersebut dalam perencanaan tapak, tata letak, pergerakan, landscape, pola lingkungan, dan building use secara 2 dimensi dan 3 dimensi. 4. Tersusunnya zoning regulasi mikro serta skenario investasi dan indikator program 5. Mewujudkan wajah kawasan yang sesuai dengan karakter dan kondisi lingkungan. 6. Integrasi penataan lingkungan sekitar untuk kegiatan hunian dan kegiatan lainnya. RTBL Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang juga diharapkan menjadi dokumen pengendali pembangunan dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan dalam Kawasan Ruang Publik Pusat Kota supaya memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan yang meliputi: 1. Pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan; 2. Peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang publik;

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

15 3. Perwujudan pelindungan lingkungan, serta; 4. Peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan.

Fungsi dan Manfaat


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Pusat kota Singkawang ini bagi Pemerintah Kota Singkawang sangat penting sebagai pedoman untuk: 1. pengaturan tata guna tanah (Land Regulation); 2. penerbitan surat keterangan pemanfaatan ruang; 3. 4. 5. 6. 7. penerbitan Advise Planning; penerbitan izin prinsip pembangunan; penerbitan izin lokasi; pengaturan teknis bangunan; penyusunan rencana teknik ruang kawasan perkotaan; dan 8. penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan. Sedangkan fungsi dari RTBL Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang bagi pemerintah kota adalah : 1. sebagai pedoman penerbitan izin mendirikan bangunan; 2. sebagai pedoman untuk penertiban letak, ukuran bangunan gedung dan bukan gedung; dan 3. sebagai pedoman penyusunan rancang bangun bangunan gedung dan bukan gedung. Disamping itu, RTBL Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang diharapkan dapat bermanfaat : 1. Mengarahkan jalannya pembangunan di kawasan ruang public Kota Singkawang sejak dini; 2. Mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik setempat dan konkret sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kota dan RDTR Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang; 3. Melengkapi peraturan daerah tentang bangunan gedung; 4. Mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas bangunan gedung dan lingkungan/kawasan; 5. Mengendalikan pertumbuhan fisik di dalam kawasan ruang publik; 6. Menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan lingkungan/ kawasan yang berkelanjutan; 7. Menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pascapelaksanaan, karena adanya rasa memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil pembangunan.

Pengertian Dasar

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

16

RDTR Kawasan Singkawang

Strategis

Pusat

Kota

Menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota adalah rencana rinci tata ruang kota setingkat Rencana Detail Tata Ruang Kota yang merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, agar rencana kota dapat diterapkan secara operasional, namun tetap sesuai dengan garisgaris kebijakana umum yang diktetapkan dalam RTRWK. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Kota juga merupakan rencana yang menetapkan blok-blok peruntukan pada kawasan fungsional perkotaan, sebagai penjabaran kegiatan kedalam wujud ruang, dengan memperhatikan keterkaitan antara kegiatan dalam kawasan fungsional, agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut. Jangka waktu Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis ini adalah 20 tahun atau sesuai dengan masa berlaku RTRWK dan dapat direvisi setiap 5 Tahun. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis adalah rencana yang disusun dan ditetapkan Pemerintah Daerah dengan prasyarat perencanaan sebagai berikut : 1. RDTR disusun menurut batas-batas kawasan strategis yang telah ditetapkan fungsi kawasannya dalam struktur ruang RTRW Kota. RDTR dapat ditentukan menurut kawasan yang mempunyai nilai sebagai kawasan yang perlu percepatan pembangunan, pengendalian pembangunan, mitigasi bencana, dan lainya. 2. RDTR mempunyai wilayah perencanaan mencakup sebagian atau seluruh kawasan tertentu yang terdiri dari beberapa unit lingkungan perencanaan, yang telah terbangunan ataupun yang akan dibangun. 3. RDTR mempunyai skala perencanaan 1: 5000 atau lebih besar sesuai dengan kebutuhan tingkat kerincian dan peruntukan perencanaannya. 4. RDTR Kawasan Strategis merupakan salah satu pedoman pembangunan daerah yang memiliki kekuatan hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) 5. RDTR ini dilakukan dengan memeriksa kesesuaian semua rencana dan ketentuan sektoral baik horizontal, vertikal, diagonal seperti UU, PP, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah, Keputusan Gubernur, dan Keputusan Walikota, SKB, NSPM dan pedoman-pedoman yang

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

17 menunjang termasuk produk pra desain serta desain kegiatan sektoral tersebut. 6. RDTR merupakan pedoman berkekuatan hukum yang merupakan arahan pembangunan daerah untuk : a. Perijinan pemanfaatan ruang b. Perijinan letak bangunan dan bukan bangunan, c. Kapasitas dan intensitas bangunan dan bukan bangunan d. Penyusunan zonasi e. Pelaksanaan program pembangunan Menetapkan dan mengoperasionalisasikan Rencana Detail Tata Ruang Kota, perlu mempertimbangkan beberapa aspek kebutuhan pembangunan daerah, baik untuk kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik dan lingkungan. Oleh karena itu RDTR merupakan perwujudan Kegiatan yang membentuk suatu kawasan kedalam ruang, yang terukur baik memenuhi aspek ekonomi, sosial, budaya, keamanan, kenyamanan, keserasian dan keterpaduan, serta berkesinambangan. Dengan memperhatikan keterkaitan antar kegiatan, yaitu tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama, kegiatan penunjang serta pelengkapnya dalam suatu kawasan.

RTBL Kawasan Singkawang

Ruang

Publik

Pusat

Kota

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6/PRT/2007, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan, secara lebih detail diartikan sebagai berikut : 1. RTBL adalah rencana teknik dan program tata bangunan serta pedoman pengendalian pembangunan, sebagai salah satu alat pengendalian pemanfaatan ruang yang diberlakukan secara khusus pada bangunan atau kelompok bangunan pada suatu lingkungan/kawasan. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bangunan Khusus (PBK).

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

18 2. RTBL merupakan suatu rencana yang didalamnya menuangkan beberapa panduan rancang bangun (design guidance) suatu lingkungan bangunan, untuk mengendalikan suatu kawasan tertentu dalam rangka menciptakan dan mengendalikan wujud struktural pemanfaatan ruang kota dan dilengkapi dengan pedoman penataan yang bersifat lebih detail seperti pengendalian terhadap ketinggian bangunan, jarak antar bangunan, garis langit dan sebagainya. 3. RTBL adalah rencana yang memberikan rancangan spesifik pada bangunan dan lingkungan pada kawasan perencanaan yang memuat rencana detail dan rencana pengelolaannya, sehingga secara teknis akan siap dijadikan pegangan pokok bagi pelaksanaan pembangunan dan menjadi instrumen pengendalian bagi Pemerintahan Daerah, pihak swasta dan masyarakat dalam pembangunan kota. 4. RTBL adalah suatu dokumen yang memuat penetapan penggunaan lahan, bangunan di dalam maupun di luar kapling, blok, lengkap dengan intensitas dan kapasitasnya secara detail, terperinci serta rencana utilitas lingkungan, wujud bangunan dan ruang terbuka. Dokumen ini merupakan landasan bagi pemberian IMB. 5. Inti dari perencanaan tata ruang kota adalah untuk mengatur penggunaan ruang. kriteria perencanaan kota berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang, yaitu : 6. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan mempunyai wilayah perencanaan yang mencakup sebagian atau seluruh kawasan tertentu yang dapat merupakan satu atau beberapa unit lingkungan perencanaan. 7. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan berisi tentang rumusan rencana tapak pemanfaatan ruang kota, pra rencana teknik jaringan utilitas, pra rencana teknik jaringan jalan, pra rencana teknik bangunan gedung, pra rencana teknik bukan bangunan gedung dan ruang terbuka beserta rencana indikasi proyek. Berikut ini adalah penjabaran dari masing-masing rumusan rencana tersebut yang menjelaskan kedalaman materi, yaitu : a. Rencana tapak pemanfaatan ruang, mencakup rumusan geometrik tata letak bangunan dan bangunan pada setiap blok peruntukan dan jaringan pergerakan serta utilitas

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

19 b. Pra rencana pola dan konstruksi jaringan jalan, mencakup arahan geometrik pra detail kerekayasaan jaringan jalan untuk setiap ruas jalan yang digambarkan secara terinci bagi setiap jenis jalan dan kelas jalan. c. Pra rencana bentuk dan konstruksi jaringan utilitas, mencakup arahan geometrik pra detail kerekayasaan jaringan air bersih, jaringan air kotor, jaringan gas, jaringan listrik, jaringan telephone pada setiap blok peruntukan. d. Pra rencana bentuk dan konstruksi bangunan gedung, mencakup arahan geometrik pra detail kerekayasaan bangunan gedung untuk setiap blok peruntukan yang digambarkan secara rinci bagi setiap bangunan. e. Pra rencana bentuk dan konstruksi bangunan bukan gedung, mencakup arahan geometrik pra detail kerekayasaan bangunan bukan gedung untuk setiap blok peruntukan yang digambarkan secara terinci bagi setiap bangunan. Jangka waktu Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan adalah 1 tahun. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dilengkapi pula dengan gambar rencana pada peta rencana dengan skala sama dan atau lebih besar dari 1:1000. Dalam pembuatan peta untuk RTBL dibuat sekurang kurangnya-rangkap 5 dengan berwarna dan menggunakan legenda yang sama dengan RDTRK dan dihimpun dalam bentuk album (Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 1988). Gambar peta rencana tersebut merupakan Rencana Teknis Tata Ruang yang antara lain adalah: 1. Rencana tata guna lahan 2. Rencana perpetakan lahan 3. Rencana intensitas penggunaan ruang a. b. c. d. e. a. b. c. d. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Ketinggian dan jarak bangunan Kepadatan bangunan Garis Sempadan Bangunan

4. Rencana sirkulasi dan transportasi Jaringan jalan Moda tranportasi Rencana Ruang Terbuka Hijau Rencana Penempatan Marka (signage) e. Rencana Street Furniture a. Air bersih

dan

Rambu

5. Rencana pengembangan sistem utilitas perkotaan

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

20 b. c. d. e. Drainase Listrik Telepon Sanitasi dan sampah

Penataan kota dengan memanfaatkan potensi dan ruang perkotaan sangat dibutuhkan sebagai salah satu upaya untuk mengikuti perkembangan kota yang kian pesat. Perlu dilakukan pengembangan infrastruktur untuk menunjang segala kegiatan kota yang akan dikembangkan. Sektor transportasi yang menjadi salah satu aspek penting dalam perkembangan suatu kota juga perlu diperhatikan dalam penataan ruang sarana prasarana pendukungnya.

Kedudukan RDTRK dan RTBL


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dapat memberikan suatu kebijaksanaan khusus yang perlu diambil untuk memberikan kejelasan rencana secara teknis, dimana cakupan wilayahnya lebih spesifik dan mendetail daripada kebijakan tata ruang yang tertuang dalam RTRW. Dengan kata lain RDTK dan RTBL merupakan penjabaran dari RTRWK tersebut. Namun RTBL dapat disusun tanpa mengikuti hirarki rencana tata ruang seperti yang diatur dalam UU No 26 Tahun 2007 dimana penyusunannya disesuaikan menurut kebutuhan dan kepentingan dengan syarat harus mendapatkan persetujuan dari DPRD. RTBL sebagai dokumen yang mempunyai konsep atau strategi umum untuk menangani atau mengendalikan bentuk pola atau tata bangunan, memiliki konsep dasar, yaitu konsep peruntukan lahan, konsep kebutuhan bangunan dan lingkungan, konsep sirkulasi (antar lingkungan dan bangunan) untuk kendaraan, pejalan kaki dan parkir, konsep ruang terbuka hijau, serta konsep bangunan dan lingkungan. Sehingga rencana ini lebih bersifat detail pada bentuk persil dari tiap-tiap bangunan yang ada. Dalam pelaksanaan, sesuai kompleksitas permasalahan kawasannya, RTBL juga dapat berupa: 1. rencana aksi/kegiatan komunitas (community-action plan/CAP), 2. rencana penataan lingkungan (neighbourhooddevelopment plan/NDP), 3. panduan rancang kota (urban-design guidelines/UDGL). Seluruh rencana, rancangan, aturan, dan mekanisme dalam penyusunan Dokumen RTBL harus merujuk pada pranata pembangunan yang lebih tinggi, baik pada lingkup kawasan, kota, maupun wilayah.

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

21 Kedudukan RDTRK dan RTBL dalam perencanaan tata ruang diperlihatkan pada Gambar

Gambar 1 : Kedudukan RDTRK dan RTBL dalam Rencana Tata Ruang

Ruang Lingkup Perencanaan


Lingkup Wilayah
Sesuai dengan rencana penetapan kawasan strategis dalam RTRWK Singkawang (revisi), batasan Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang dapat dilihat pada Gambar Kawasan Strategis ini meliputi sebagian besar Bagian Wilayah Kota G yang ditetapkan sebagai salah satu pusat kegiatan primer. Secara administrative, kawasan strategis ini berada di dua wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Singkawang Barat dan Singkawang Tengah. Batas-batas di lapangan yang dapat dikenali adalah :

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

22

Sebelah utara :

Jalan Ratu Sepudak, Jalan Jendral Sudirman Sebelah Timur : Gang Cempaka Putih Sebelah Selatan : Jalan Firdaus, Jalan G. Sulung Lelanang, Jalan Pelita Sebelah Barat : Sekitar 400 meter ke hilir Pelabuhan Kuala

Sedangkan untuk perencanaan tata bangunan dan lingkungan diarahkan pada kawasan ruang public di dalam batas kawasan strategis pusat kota seperti terlihat pada Gambar Kawasan tersebut ditata sampai pada tingkat rencana teknik ruang (RTBL) berskala peta 1 : 1.000 dan 1 : 500. Gambar 2 menunjukkan orientasi lokasi perencanaan dalam lingkup Kota Sambas. wilayah

Lingkup Materi
Struktur dan sistematika Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis memuat langkah-langkah penentuan tujuan dan sasaran pembangunan kawasan perencanaan, perumusan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan, identifikasi potensi dan masalah kawasan, analisis ruang makro dan mikro kawasan, perumusan kebutuhan pengembangan dan penataan ruang kawasan, perumusan rencana detail tata ruang kawasan, pengaturan ketentuan amlop ruang, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang, sebagaimana digambarkan dalam uraian berikut. 1. Persiapanan penyusunan RDTR; 2. Pengumpulan dan pengolahan data; a. Inventarisasi b. Elaborasi 3. Analisa kawasan perencanaan a. b. c. d. e. f. g. Analisa struktur kawasan perencanaan Analisa peruntukan blok rencana Analisa prsarana transportasi Analisa Fasilitas Umum Analisa utilitas umum Analisa amplop ruang Analisa kelembagaan dan peran masyarakat

serta

4. Perumusan dan ketentuan teknis rencana detail a. Konsep rencana b. Produk rencana detail tata ruang i. Rencana struktur ruang kawasan ii. Rencana peruntukan blok iii. Rencana penataan bangunan dan lingkungan (amplop ruang) iv. Indikasi Program pembangunan

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

23 v. Legalisasi rencana detail tata ruang 5. Pengendalian rencana detail a. Tujuan b. Komponen pengendalian i. Zonasi ii. Aturan insentif dan dis insentif iii. Perijinan dalam pemanfaatan ruang c. Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pengawasan a. Peran kelembagaan, b. Peran serta masyarakat Lebih rinci muatan materi yang akan dibahas di dalam kegiatan penyusunan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang adalah : 1. Identifikasi karakteristik Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang , yang meliputi: a. Mengetahui tata guna lahan sepanjang Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang berdasarkan fungsi guna lahan dan perpetakan bangunan. b. Mengetahui intensitas mengetahui: i. ii. iii. iv. v. vi. pembangunan dengan

Melalui

6. Kelembagaan dan peran serta aktif masyarakat :

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dengan cara menghitung luas lahan dan luas bangunan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dengan cara menghitung jumlah lantai, luas lantai keseluruhan, luas kapling Garis Sempadan Bangunan (GSB) dengan cara menghitung jarak muka bangunan dengan as jalan Garis Muka Bangunan (GMB) dengan cara menghitung jarak muka bangunan dengan pagar Garis Sempadan Samping Bangunan (GSsB) dengan cara menghitung jarak bangunan dengan kapling Garis Sempadan Belakang Bangunan (GSbB) dengan cara menghitung jarak bangunan belakang dengan kapling

c. Fisik bangunan dengan cara mengetahui tampilan bangunan yaitu dilihat dari fasade bangunan, mengetahui kesan bangunan dan lingkunagan, sifat dan kondisi bangunan, bentuk estetika dan struktur bangunan. d. Mengetahui sirkulasi di sepanjang Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang baik

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

24 sirkulasi kendaraan maupun sirkulasi pejalan kaki. Untuk sirkulasi kendaraan dengan cara mengetahui laju harian rata-rata (LHR) kendaraan, volume kendaraan, arah lalu lintas, dan moda yang melalui koridor jalan. Sedangkan untuk sirkulasi pejalan kaki dengan cara mengetahui laju harian rata-rata (LHR) pejalan kaki, volume pejalan kaki, arah pejalan kaki, penyediaan pedestrian yang berupa trotoar, ukuran dan kapasitas trotoar. e. Mengetahui tempat parkir dengan cara mengetahui peletakan parkir, kapasitas parkir, elemen- elemen parkir, bangkitan dan tarikan. f. Mengetahui tempat penyebrangan yang ada disepanjang Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang seperti zebra cross.

g. Mengetahui karakter jalan sepanjang koridor dengan cara mengetahui geometrik jalan (Rumaja, Rumija, Ruwasja), panjang jalan, hirarki jalan, jalur dan lajur, median jalan, marka jalan, dan persimpangan. h. Mengetahui unsur-unsur penunjang bangunan dan lingkungan yang ada di sepanjang Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang , meliputi signage, penghijauan dan street furniture (halte, penerangan jalan, bis surat, boks telepon, PKL, tempat sampah, rambu-rambu lalu lintas, traffict light). i. Mengetahui Ruang Terbuka Hijau yang ada di sepanjang Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang , baik itu di dalam tapak maupun di luar tapak. Mengetahui jaringan utilitas yang masih ada di sepanjang Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang . Utilitas yang perlu diketahui adalah: i. Jaringan Listrik; yang terdiri dari seluruh jaringan kabel listrik, lokasi gardu induk, lokasi tiang listrik, jarak antar tiang, jumlah tiang. ii. Jaringan air bersih; yang terdiri dari Jaringan pipa, lokasi menara penampungan, lokasi hydran umum, lokasi hydran kebakaran, lokasi kran umum. iii. Jaringan telepon; yang terdiri dari seluruh jaringan kabel telpon, lokasi tiang, jarak antar tiang iv. Jaringan drainase; lokasi saluran, hirarki saluran, bentuk saluran

j.

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

25 2. Konsep Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang digunakan sepanjang Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang terdiri dari: a. Konsep Rencana Penggunaan Lahan di Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang b. Konsep Rencana Perpetakan Lahan di Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang c. Konsep Rencana Intensitas Pembangunan d. Konsep Rencana bangunan dan lingkungan e. Konsep Rencana Sirkulasi dan Linkage Sistem f. Konsep Rencana Street Furniture g. Konsep Rencana Ruang Terbuka Hijau h. Konsep Rencana Penataan Jaringan Utilitas di Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang i. Konsep Pengembangan Wilayah 3. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang digunakan sepanjang Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang terdiri dari: a. b. c. d. e. f. Rencana Pemanfaatan Ruang Rencana Perpetakan Lahan Rencana Penataan bangunan dan lingkungan Rencana Sirkulasi dan Linkage Sistem Rencana Street Furniture Rencana Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Terbuka Non Hijau g. Rencana Penataan Jaringan Utilitas h. Rencana Program-program pembangunan

Landasan Hukum
Dalam penyusunan RDTR Kawasan Strategis Pusat Kota SIngkawang dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang, kebijaksanan yang dituangkan dalam program-program pembangunan ditunjang oleh usahausaha pengarahan, pengendalian dan pengawasan. Oleh karena itu perlu adanya pemantapan terhadap perundang-undangan dan peraturan yang mendukung. Landasan Hukum yang dipergunakan untuk menyusun RDTR Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang, antara lain : 1. Undang-undang Nomor 5 tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. 2. Undang-undang Nomor 4 Tahun Perumahan dan Permukiman; 1992 tentang

3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya; 4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup;

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

26 5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; 6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Undang-undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan. 8. Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 9. Undang-Undang No.12 Tahun Pembentukan Kota Singkawang 2001 tentang

10. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3776). 11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisa Dampak Lingkungan. 12. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara 3934). 13. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2006 tentang Tata Pengaturan Air. 15. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327 Tahun 2002 tentang Penetapan 6 (enam) Pedoman Bidang Penataan Ruang. 16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah. 17. Permen PU No. 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kawasan Siap Bangun Dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri 18. Permen No. 32 Tahun 2006 Petunjuk Teknis Kawasan Siap Bangun Dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri 19. Permen PU No. 33 Tahun 2006 tentang Pedoman Tatacara Penunjukan Badan Pengelola Kawasan Siap Bangun Dan Penyelenggara Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri 20. Permen PU No. 20 / PRT / M Tahun 2007 Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang 21. Permen PU No. 41 / PRT / M Tahun 2007 Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

27 22. Permen PU No. 05 / PRT / M Tahun 2008 Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 23. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 1988, tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 tahun 1987. 24. Keputusan Menteri Kimpraswil no. 327/KPTS/M/2002, tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan 25. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan. 26. Kebijaksanaan Pemerintah yang berkaitan dengan deregulasi perijinan lokasi.

Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Bab 1 : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang penyusunan RDTRK dan RTBL; pengertian dan kedudukan RDTRK dan RTBL; rumusan masalah, tujuan dan sasaran penyusunan RDTRK dan RTBL Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang ; ruang lingkup; landasan hukum; dan sistematika pembahasan 2. Bab 2 : Gambaran Umum Wilayah Studi Bab ini berisi tentang gambaran umum Kota Singkawang; gambaran umum Kawasan Strategis Pusat Kota dan gambaran umum Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang 3. Bab 3 : Metodologi Perencanaan Dan Tinjauan Kebijakan Bab ini menguraikan tentang ruang lingkup dan Langkah Kegiatan; Metodologi Penelitian; InputOutput; Desain Survey dan tinjauan kebijakan. 4. Bab 4 : Rencana Operasional Bab ini menguraikan mengenai Penjadwalan Penyusunan rencana dan struktur organisasi pelaksana pekerjaan prnyusunan RDTR Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang digunakan dalam

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

17

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN


Orientasi Kawasan
Wilayah perencanaan seperti diperlihatkan pada Gambar 2 terletak di pusat Kota Singkawang, yang secara geografis terletak antara 0o5347,28 hingga 0o5537,84 LU dan 108o5747,77 hingga o 109 0022,43 BT. Batas-batas wilayah perencanaan ini telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Singkawang sebagai kawasan strategis, masuk dalam wilayah BWK G (Pusat Kota) yang ditetapkan sebagai pusat kegiatan primer, Sedangkan wilayah perencanaan yang akan disusun RTBL-nya terletak di tengah Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang bagian utara, melebar ke utara hingga ke Lapangan Tarakan di Kelurahan Skip Lama, dengan batas-batas sebagai berikut (lihat Gambar ): Sebelah utara dibatasi oleh Jalan Satria dan Jalan Kadir Kasim Sebelah Timur dibatasi oleh Jalan M. Suni Sebelah selatan dibatasi oleh Sungai Singkawang Sebelah barat dibatasi oleh Jalan Merdeka dan Jalan Mawar

Kondisi Fisik Kawasan


Topografi
Kawasan yang direncanakan secara umum merupakan dataran rendah dengan kemiringan yang sangat rendah (landai), berupa dataran aluvial sungai. Kawasan ini berada pada ketinggian 1 sampai 8 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan lahan hanya 0-8% saja. Kawasan yang lebih tinggi berada pada bagian timur hingga tenggara sedangkan bagian utara dan dan barat relatif lebih rendah. Kondisi topografi demikian sangat menguntungkan bagi pengembangan fisik kawasan ke semua bagian, asalkan ditunjang dengan pengembangan sistem drainase yang memadai karena genangan akibat hujan maupun pasang air sungai relatif lebih sulit dialirkan pada kawasan yang sangat landai.

Klimatologi
Iklim Mikro kawasan tidak berbeda jauh dengan iklim Wilayah pesisir Kalimantan Barat secara umum, yaitu beriklim tropis yang mengalami dua pergantian musim

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

18 setiap tahunnya yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Data tahun 2007 menunjukkan curah hujan di Kota Singkawang sebesar 3.889 mm dengan 196 hari hujan dalam setahun. Bulan Januari curah hujan cukup tinggi, demikian pula antara Bulan Mei sampai Juli dan Bulan Oktober hingga Desember Sedangkan frekuensi hujan tinggi terjadi pada Bulan Januari, Oktober dan Desember. Adapun suhu wilayah Kota Singkaaawang berkisar antara 21,00C-33,50C dxengan suhu rata-rata hariang antara 24,3oC hingga 30,6oC. Kecepatan angin rata-rata 4,0 sampai 10,4 knots, dengan kecepatan maksimal mencapai 25 knot dari arah barat. Arah angin secara umum di bulan Januari sampai Maret mengarah ke utara dan Timur Laut dengan kecepatan rata-rata 7,8 hingga 9,2 knots. Di bulan April arah angin kebanyakan menuju ke arah barat dengan kecepatan rata-rata 7,9 knots.

Hidrologi
Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang termasuk dalam wilayah DAS Singkawang yang luasnya sekitar 10.129 Ha. Sehingga kondisi hidrologis kawasan ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan aliran Sungai Singkawang yang melintas di tengah kawasan dari timur hingga ke barat (laut Natuna).. Keberadaan sungai dan saluran ini sangat membantu sistem drainase kota yang ditunjang dengan adanya banyak parit / saluran sekunder yang bermuara ke Sungai Singkawang. Air pasang sungai juga tidak terlalu bermasalah bagi sistem hidrologi kawasan ini, karena hanya kawasan-kawasan sempit di beberapa lokasi yang tersebar secara sporadis yang tergenang selama pasang. Kawasan-kawasan tergenang setelah hujan banyak tersebar di bagian selatan dan barat kawasan. Di beberapa bagian, genangan-genangan ini sengaja diciptakan para petani sekitar kawasan ini untuk mengairi sawah mereka, karena hampir sebagian besar kawasan yang di identifikasikan sebagai kawasan tergenang setelah hujan merupakan sawah diantara kawasan permukiman dan jaringan jalan.

Geologi dan Jenis Tanah


Secara umum kondisi batuan dasar yang terdapat di Kota Singkawang umumnya dipengaruhi oleh kondisi geologi wilayah regionalnya. Bentuk morfologi wilayahnya merupakan dataran. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa batuan dasar yang ada di Kota Singkawang berasal dari material nonvulkanik. Jenis tanah yang tersebar di kawasan perencanaan merupakan tanah aluvial. Jenis tanah aluvial gleik

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

19 berwarna kelabu, coklat dan hitam yang tidak peka terhadap erosi serta dapat di gunakan sebagai lahan pertanian. Tanah ini bertekstur halus/liat berlempung dan selalu jenuh terhadap air, dengan daya dukung relatif rendah. Di beberapa bagian kawasan terutama di timur dan tenggara, tersebar tanah jenis podsol dan Podsolik Merah Kuning.

Pola Penggunaan Lahan


Kawasan perencanaan sebagian merupakan areal permukiman (perumahan dan berbagai fasilitas social ekonomi), kawasan-kawasan yang belum terbangun tersebar di bagian barat, selatan dan tenggara kawasan. Lebih rinci lagi, pusat kawasan strategis ini didominasi oleh kegiatan-kegiatan komersial berupa perdagangan dan jasa komersial dengan kepadatan cukup tinggi. Kegiatan komersial ini kemudian meluas dengan pola linier mengikuti jaringan jalan utama kota seperti di Jalan Alianyang, Jalan Diponegoro, Jalan Kom. Yos Sudarso dan Jalan Yohana Godang dan Jalan Tsafiuddin. Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang juga mencakup kawasan pusat pemerintahan yang terpusat di Jalan Firdaus, dan Jalan Alianyang, serta secara sporadic tersebar di beberapa titik lokasi di bagian selatan kawasan.

Akses dan Jaringan Jalan


Kawasan perencanaan memiliki aksesibilitas cukup tinggi karena dilalui oleh ruas jalan nasional Pontianak Singkawang Sambas- Aruk (perbatasan dengan Sarawak). Kawasan ini juga memiliki akses laut dengan adanya Pelabuhan Kuala di pesisir barat kawasan. Dari arah timur, kawasan strategis ini diakses melalui Jalan propinsi Singkawang Bengkayang terutama Jalan Jendral Sudirman.

Infrastruktur Kawasan
Infrastruktur yang telah ada di wilayah perencanaan, selain jalan dan saluran drainase, adalah listrik PLN, layanan Air Bersih PDAM dan jaringan telekomunikasi PT Telkom. Kondisi eksisting menunjukkan bahwa sumber tenaga yang dapat diharapkan untuk mendukung pengembangan kawasan ini adalah PLTD Singkawang yang saat ini kapasitasnya sekitar 535.802 Kilo Watt dengan daya mampu 26.000 KWatt. Pelayanan air bersih PDAM yang juga melayani sebagian besar Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang, berasal dari 5 sumber air bersih yang tersebar di pegunungan Kota Singkawang. Kapasitas total seluruh IPA PDAM sekitar 111 liter perdetik., dan sumber air

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

20 terbesar berada di pegunungan Eria Nyarungkop, Singkawan Timur. Dari lima sumber air baku di kota Singkawang, semuanya berasal dari air pegunungan. Bila dicermati sebagai sumber daya alam yang bisa berkurang bila ekosistem dipegunungan dirusak, maka harus difikirkan mencari alternatif sumber air baku selain mengandalkan sumber air pegunungan. Apalagi saat ini, kapasitas air bersih yang dihasilkan PDAM Singkawang hanya mampu melayani tidak lebih dari 50% penduduk kota.

Kependudukan
Penduduk Kota Singkawang pada Tahun 2007 sebesar 174,958 sesuai dengan data resmi yang dikeluarkan BPS Singkawang Tahun 2008. Bila dibandingkan data penduduk Tahu 2003 dimana jumlah penduduk Kota Singkawang sebesar 165.376 orang, maka pertumbuhan penduduk rata-rata Kota Singkawang selama kurun waktu 2003-2007 adalah sebesar 1,315 pertahun (20032007). Persebaran penduduk Kota Singakawang tergolong tidak merata, kepadatan penduduk tertinggi berada di pusat kota, meliputi Kecamatan Singkawang Barat dan Kecamatan Singkawang Tengah. Kecamatan dengan penduduk terpadat adalah Kecamatan Singkawang Barat (2.646 jiwa/Km2). Tingkat kepadatan tersebut mengisyaratkan pengendalian dan penataan tata ruang/lingkungan yang baik dan memenuhi standar sehingga dapat menghindari terkonsentrasinya pemukiman yang tidak merata. Pertumbuhan kawasan perumahan dan rumah toko (ruko) yang tinggi di pusat kota dan tidak disertai penataan lingkungan yang baik dapat menimbulkan kekumuhan dan berbagai masalah kesehatan dikemudian hari. Tabel 1 : Jumlah dan Penyebaran Penduduk Kota Singkawang Tahun 20032007
No 1 2 3 4 5 Kecamatan Singkawang Selatan Singkawang Timur Singkawang Utara Singkawang Barat Singkawang Tengah J umlah 2003 34.767,00 17.164,00 18.906,00 45.431,00 49.108,00 165.376,00 2004 35.360,00 17.793,00 18.862,00 46.423,00 49.871,00 168.309,00 Tahun 2005 35.868,00 18.050,00 19.136,00 46.807,00 50.612,00 170.473,00 2006 36.377,00 18.307,00 19.649,00 46.788,00 51.666,00 172.787,00 2007 36.886,00 18.564,00 19.932,00 47.157,00 52.419,00 174.958,00

Sum : BPS Kota Singkawang, 2008 ber

Tabel 2 : Kepadatan Penduduk Setiap Kecamatan Kota Singkawang Tahun 2003-2007

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI

21

No 1 2 3 4 5

Kecamatan Singkawang Selatan Singkawang Timur Singkawang Utara Singkawang Barat Singkawang Tengah J umlah

Luas (km2) 224,48 166,26 66,65 18,06 28,55 504

KE PADATAN PE NDUDUK (orang/km2) 2003 155,00 103,00 284,00 2.515,00 1.720,00 4.777,00 2004 157,00 107,00 283,00 2.570,00 1.747,00 4.864,00 2005 160,00 108,00 287,00 2.592,00 1.773,00 4.920,00 2006 162,00 110,00 295,00 2.591,00 1.809,00 4.967,00 2007 164,00 112,00 299,00 2.611,00 1.836,00 5.022,00

Sum ber : BP S Kota Singkawang, 2008

Rencana Tata Ruang KAwasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN

METODOLOGI
Proses Perencanaan Analisis dan Materi

Tujuan dan sasaran penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang, sebagaimana tertulis dalam Bab 1 laporan ini, dapat dicapai melalui serangkaian proses perencanaan. Secara umum proses perencaan meliputi tiga bagian, yaitu pengumpulan data, tahap analisis, dan penyusunan rencana. Kedudukan analisis dalam hal ini menjadi penting karena keakuratan serta kedalaman rencana yang dihasilkan sangat tergantung kepada metode/teknik analisis yang dipergunakan di dalam tahap analisis ini. Dengan demikian, keputusan untuk mengambil suatu teknik atau metode analisis tersebut menjadi awal dari kegiatan analisis ini serta merupakan bagian terpenting. Dalam hal penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang, keputusan mengenai teknik dan metode analisis yang perlu dilakukan mengacu pada isu-isu pokok pemanfaatan ruang kawasan melalui pengamatan data dan informasi awal yang dilandasi kerangka teoritis yang kuat. Beberapa analisis yang akan dilakukan disusun dalam suatu kerangka yang sifatnya sistematis dan terintegrasi untuk menjamin efektivitas dan efesiensi proses perencanaan. Masing-masing analisis memiliki keluaran tertentu dari sejumlah masukan yang diolah dengan satu atau lebih metode/teknik analisis. Dua atau lebih analisis mungkin memerlukan masukan yang sama, dan keluaran suatu analisis dapat merupakan masukan bagi analisis yang lain. Keterkaitan itulah yang mendasari mengapa analisis-analisis tersebut dirumuskan dalam suatu kerangka analisis yang terpadu. Substansi analisis yang akan dilakukan untuk penyusunan rencana pada dasarnya diperinci menjadi enam jenis, yaitu :

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN -

22

METODOLOGI

23

Analisis kebijaksanaan; Analisis kependudukan dan tenaga kerja; Analisis daya dukung / kesesuaian lahan; Analisis perekonomian kota dan regional; Analisis struktur permukiman; dan tata ruang / sistem pusat

Analisis daya dukung infrastruktur kawasan.

Pendekatan Pemikiran

dan

Kerangka

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang ini dilaksanakan dengan pendekatan pemanfaatan ruang yang fleksibel. Ini berarti pemanfaatan ruang bukan merupakan suatu produk yang mati, namun secara dinamis akan dapat menyesuaikan diri tanpa mengalami perubahan yang cukup berarti. Dengan model pendekatan ini penataan ruang harus mampu menciptakan dan mencapai tujuan dasarnya, yaitu : pemenuhan kebutuhan dasar, pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, stabilitas yang mantap, konservasi lingkungan, demokratisasi dan kesesuaian pemanfaatan ruang serta terciptanya sinergi kawasan. Gambar 2 : Metodologi Penyusunan RDTR Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang

Berdasarkan model pendekatan tersebut, tahapan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mengkaji kebijaksanaan pemanfaatan ruang pada skala makro dan kebijaksanaan sektoral yang berlaku pada kawasan perencanaan. 2. Mengkaji perkembangan dan pertumbuhan wilayah dalam beberapa faktor, seperti fisik dasar, kesesuaian lahan, kependudukan, perekonomian, infrastruktur, dan struktur tata ruang. 3. Mensintesis hasil kajian perkembangan dan pertumbuhan wilayah dengan alokasi kebijaksanaan pada wilayah perencanaan. 4. Merumuskan strategi dan kebijaksanaan penataan ruang berdasarkan hasil sintesis kepada aspek : kenyataan dan kebijaksanaan.

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

24

5. Merumuskan konsep penataan ruang yang sesuai dan mampu mengakomodasi kepentingankepentingan yang ada, dan penjabaran operasionalnya. Secara diagramatis, kerangka pemikiran penyusunan RTR Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang ini tercantum dalam Gambar 2.

Tahapan Proses Perencanaan


Penyusunan Rencana Detil Tata Ruang Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang dilaksanakan melalui lima tahap pekerjaan utama yaitu : i) ii) iii) iv) v) Tahap Pendahuluan Tahap Survey/Pengumpulan Data Tahap Analisis Perumusan Rancangan Rencana Tahap Penyusunan Rencana Akhir

Tahap Pendahuluan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dan informasi sekunder dan studi literatur yang tersedia termasuk dokumen RTRW Kabupaten Kapuas Hulu, dan RTRWP Kalimantan Barat. Data yang diperoleh tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh gambaran umum kawasan serta rumusan-rumusan isu-isu pokok tata ruang kawasan dalam kaitannya dengan aspek pengembangannya. Berdasarkan hasil rumusan ini kemudian ditentukan rencana kegiatan selanjutnya. Hasil-hasil tahap pertama ini kemudian dituangkan dalam bentuk Buku Laporan Pendahuluan.

Tahap Survey / Pengumpulan Data


Sesuai dengan lingkup, metode pendekatan dan rancangan metode analisis yang telah ditentukan, maka selanjutnya dilakukan tahap pengumpulan data baik data instansional maupun data teknis lapangan dengan menggunakan berbagai metode pengumpulan data. Secara rinci kegiatan pengumpulan data terdiri dari : Persiapan Survey, merupakan persiapan awal sebelum survey lapangan dilaksanakan yaitu mencakup, penyusunan checklist, penyiapan peta-peta dasar, peralatan survey dan perlengkapan lainnya yang diperlukan. Petapeta yang disiapkan antara lain adalah peta dasar kawasan yang memuat batas wilayah dan pengembangannya dengan skala 1 : 5.000.

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

25

Survey, merupakan usaha pengumpulan data baik data instansional yang berkenaan dengan program pembangunan dan rencana sektoral, maupun data lapangan dengan metode observasi, pengukuran teknis dan wawancara /kuesioner dengan penduduk setempat. Pengolahan dan Sistematisasi Data, merupakan tahap pengorganisasian data yang mencakup tabulasi data dan sistematika data sehingga mudah dibaca dan dimengerti di samping tersusun terarah sesuai dengan rencana analisis yang akan dilakukan.

Tahap Analisis dan Perumusan Masalah


Tahap analisis merupakan penilaian tehadap berbagai keadaan yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip, pendekatan, metode serta teknik analisis perencanaan tata ruang kota pada umumnya yang dapat dipertanggungjawabkan baik secara teknis maupun ilmiah. Hasil dari keseluruhan tahap survey dan analisis kemudian dituangkan dalam bentuk Draft Buku Fakta dan Analisis.

Tahap Penyempurnaan Fakta dan Analisis


Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam keseluruhan proses penyusunan RDTR Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang Tahap I, yang pada prinsipnya merupakan kegiatan penyempurnaan Draft Buku Fakta dan Analisis sesuai dengan masukan, koreksi dan saran penyempurnaan yang diperoleh dalam forum diskusi, disertai dengan kegiatan pembuatan peta-peta teknik, gambar desain dan gambar detil yang kemudian disusun dalam satu Album Peta.

Tahap Penyusunan Rancangan Rencana


Tahapan ini merupakan tahap terakhir sebelum Rancangan Rencana diajukan dalam Seminar. Hasil utama dalam proses ini adalah rumusan suatu alternatif rencana tata ruang sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan dan profesional ajudgement perencana. Pokok-pokok pekerjaan dalam tahap ini adalah sebagai berikut : a) Merumuskan Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Bagian Wilayah Kota, antara lain: Penentuan fungsi kawasan Penentuan struktur kawasan dalam upaya optimasi penetapan model pengembangan tata ruang kota secara keseluruhan yang diselaraskan dengan RYTRK Penentuan jenis dan intensitas sarana dan prasarana Pengaturan kepadatan penduduk Pengembangan fasilitas dan prasarana

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

26

b) Merumuskan Kebijaksanaan Operasional masing-masing BWK, antara lain: Indikasi pembagian unit-unit lingkungan dan blok-blok peruntukan Rencana kepadatan penduduk pada blok-blok kawasan Rencana penggunaan tanah pada blok-blok Rencana pengembangan fasilitas pelayanan dan utilitas Rencana Sistem Transportasi yang mencakup pergerakan, prasarana jaringan jalan dan jaringan transportasi lainnya c) Merumuskan tahapan dan pengelolaan pembangunan, antara lain : Tahapan pelaksanaan pembangunan fasilitas pelayanan dan prasarana Indikasi program dan proyek bagi pelaksanaan pembangunan pada unsur-unsur bagian wilayah kota Hasil-hasil kegiatan tersebut kemudian dituangkan dalam Buku Rancangan Rencana (Draft Final Report) yang menjadi bahan utama dalam pembahasan/diskusi/seminar yang melibatkan Pemerintah Daerah, Instansi-instansi Daerah maupun Vertikal, Konsultan Penyusun Rencana dan Masyarakat.

Tahap Penyusunan Rencana Akhir


Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam keseluruhan proses perencanaan RDTR Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang, yang pada prinsipnya merupakan kegiatan penyempurnaan Rancangan Rencana sesuai dengan masukan, koreksi dan saran penyempurnaan yang diperoleh dalam forum diskusi, disertai dengan kegiatan pembuatan peta-peta teknik, gambar desain dan gambar detil rencana yang kemudian disusun dalam satu Album Peta.

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

Terdapat beberapa tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Secara garis besar kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut terdiri atas 6 tahap utama yang meliputi: Persiapan Survey Penyusunan Laporan Pendahuluan (Inception Report) Tahap Survey dan Observasi Lapangan, diakhiri dengan penyususnan Laporan Hasil Survey Kegiatan Analisis (Penyusunan Interim Report) dengan hasil berupa Laporan Fakta dan Analisa Penyusunan Laporan Akhir/Rencana (Final Report) Secara lebih terinci, uraian mengenai proses perencanaan dan ruang lingkup materi pekerjaan dari setiap tahapan akan disajikan di bawah ini : Persiapan Survey Dalam proses persiapan ini, kegiatan yang dilaksanakan adalah: Persiapan dasar Berupa studi literatur dan pengkajian materi yang tercantum dalam rencana dalam skala yang lebih luas. Disamping itu dilakukan pula penelaahan peraturanperaturan pemda, kebijaksanaan pembangunan pada skala kota maupun regional serta masukan lain dari berbagai sumber. Persiapan teknik survei Berupa penyiapan peta dasar, kerangka studi bagi teknik survei, daftar data dan pertanyaan, serta persiapan administrasi. Penyusunan laporan pendahuluan Laporan ini merupakan laporan awal dalam penyusunan RTBL yang akan membahas mengenai latar belakang, maksud, tujuan, lingkup dan batasan pembahasan; kebijaksanaan pembangunan Kota Sambas, teori-teori

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN -

27

METODOLOGI

28 yang mendukung penyusunan RTBL; cakupan/ruang lingkup, langkah, dan alokasi waktu kegiatan; struktur organisasi serta pembagian kerja pelaksana kegiatan. Tahap Survey dan Observasi Lapangan Kegiatan ini meliputi kegiatan survei dan kompilasi data yang pada intinya adalah proses inventarisasi dan kompilasi data-data primer dan sekunder. Pekerjaan yang dilakukan meliputi: Survei data instansional Berupa pengumpulan dan kompilasi data dari instansi terkait. Informasi ini tersaji dalam bentuk gambar, peta, dan angka yang menjelaskan data-data regional dalam wilayah studi. Survei lapangan Kegiatan ini bertujuan untuk menyesuaikan data yang diperoleh dari instansi dengan kondisi lapangan yang ada. Hasilnya berupa peta-peta observasi lapangan. Data-data primer tersebut terdiri dari: Pola penggunaan lahan, perpetakan lahan, dan sistem pusat-pusat pelayanan, kepadatan dan distribusi penduduk Pola pemanfaatan ruang yang meliputi kawasan kawasan terbangun dan tak terbangun, kawasan permukiman, kawasan perdagangan dan jasa (perniagaan, pemerintahan, fasilitas umum, transportasi, pariwisata, dll), kawasan perindustrian. Sistem Transportasi/ Pergerakan meliputi sirkulasi, jalan, pedestrian, parkir, halte, penyeberangan. Wujud Bangunan dan Intensitas Pembangunan meliputi garis sempadan bangunan (garis sempadan samping/belakang dan muka bangunan; Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien Lantai Bangunan, Koefisien Daerah Hijau, Koefisien Tapak Basement, Ketinggian Bangunan, Elevasi/Peil, Orientasi Bangunan, Bentuk Dasar Banguna, Bahan bangunan Eksterior, Pertandaan/Signage, Fasilitas Lingkungan meliputi fasilitas pendidikan, peribadatan, kesehatan, perkantoran, dan bangunan umum serta ruang terbuka hijau. Utilitas Lingkungan meliputi listrik, air bersih, telepon, gas, drainase dan pengelolaan sampah serta sanitasi. Kegiatan Analisis

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

29 Semua data yang telah diinventarisir dalam langkah sebelumnya dianalisis berdasarkan prinsip-prinsip pendekatan dan metode analisis perenanaan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisa ini antara lain: Analisa guna lahan Langkah ini berisi analisa mengenai keterkaitan peruntukan lahan secara mikro dalam wilayah studi dengan peruntukan lahan pada skala yang lebih besar. Disamping itu tercakup pula analisa kemungkinan atau kecenderungan perubahan fungsi lahan secara mikro. Analisa perpetakan Langkah analisa perpetakan berisi mengenai blok perencanaan yang terdiri dari gabungan beberapa persil atau kapling tanah dan sistem kavling atau tanah persil tanah. Analisa nilai intensitas Berisi analisis mengenai daya dukung lahan yang dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas, potensi, daya dukung lahan, sumber daya, serta perkembangan teknologi dan analisa intensitas ini meliputi Analisa komponen bangunan yang meliputi komponen bangunan, ketinggian dan jarak bangunan, kepadatan bangunan, kooefisien dasar, KDB, KLB, GSB, kemunduran bangunan, GMB, GSmB, GSbB, elevasi, amplop bangunan dan perpetakan tanah. Analisa sistem perhubungan Analisa yang dilakukan merupakan analisa hubungan keterkaitan fungsi dan sarana-sarana pergerakan pada wilayah studi serta besaran masing-masing sarana tersebut yang meliputi jalan, parkir, pedestrian way, intermoda, penyeberangan, dan pemberhentian. Analisa penyediaan ruang terbuka Langkah ini dilakukan untuk menganalisa program kebutuhan hutan kota yang meliputi taman, ruang terbuka hijau yang memperhatikan aspek-aspek fungsional, sosial, dan ekologi. Analisa bangunan dan lingkungan Tahap ini berisi analisa mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan bangunan dan lingkungan pada wilayah perencanaan. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi analisa aspek-aspek sebagai berikut :

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

30 Aspek lingkungan dari segi orientasi, sirkulasi udara, sinar matahari, view, iklim mikro, struktur geologi tanah/daya serap tanah, dan topografi Indikasi sarana dan prasarana dari segi air bersih, pematusan, drainase, listrik, telepon, pemadam kebakaran, reklame, dsb. Elemen-elemen bangunan dan lingkungan Indikasi tipologi bangunan dari budaya/arsitektural tradisional/lingkungan Umur rata-rata bangunan Kondisi bangunan (material, bahan, kondisi) Non fisik; merupakan analisa dari segi dampak sosial, psikologi, dan ekonomi. Selain analisis-analisis diatas, dilakukan juga analisa atau kajian panduan-panduan sebagai berikut: Panduan rancangan elemen-elemen meliputi kajian terhadap: Rancangan wujud bangunan/tipologi Rancangan ruang terbuka Rancangan pedestrian Rancangan parkir Rancangan tempat penyeberangan (jembatan, zebra cross) Rancangan pemberhentian/halte Rancangan utilitas lingkungan Panduan peraturan tentang bangunan pada wilayah perencanaan yang meliputi kajian terhadap Pengaturan bangunan (building code sector) Pengaturan RTBL (zoning code sector) Pengaturan administrasi pelaksanaan/program pengendalian pembangunan serta peran swasta Pengaturan disinsentif kemungkinan-kemungkinan insentif dan dan spesifik yang nilai-nilai

Pengaturan perijinan bangunan

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

31 Peraturan pemanfaatan bangunan atau fungsi bangunan Setelah proses analisa selesai dilaksanakan, maka didapatkan konsep terhadap masing-masing komponen yang telah dibahas dalam bentuk Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Konsep tersebut meliputi: Konsep umum atau wilayah perencanaan strategis penataan ruang bangunan lingkungan

Konsep rencana pemanfaatan perkotaan mencakup: Konsep penataan guna lahan Konsep tata lingkungan letak dan

pemanfaatan

bangunan

&

Konsep penataan jaringan utilitas lingkungan Konsep penataan jaringan sirkulasi Konsep penataan RTH dan penghijauan Konsep rancangan detail Penyusunan rancangan rencana rumusan rencana yang meliputi: ini juga berisikan

Rancangan rencana tapak pemanfaatan ruang Rancangan perkotaan rencana perpetakan letak lahan lingkungan dan

Rancangan rencana tata pemanfaatan bangunan

bangunan

Rancangan rencana tata letak jaringan pergerakan hingga pedestrian dan jalan setapak, perpakiran, halte dan penyeberangan Rancangan rencana tata letak jaringan utilitas Rancangan rencana ruang hijau dan penghijauan Arahan pelaksanaan pembangunan Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik) bangunan gedung dan bangunan bukan gedung Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik) jaringan pergerakan

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

32 Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik) jaringan utilitas Ketentuan (Pra Rencana Teknik) sempadan bangunan, KDB, KLB, ketinggian bangunan, elevasi, bentuk dasar bangunan, selubung bangunan, pertandaan, bahan bangunan, dan ketentuan bangunan lainnya. Penyusunan Laporan Akhir/Rencna Merupakan tahap akhir dalam penyusunan RTBL yang dilakukan. Berupa tindak lanjut dari hasil kegiatan diskusi dan seminar yang telah dilakukan, merevisi kekurangan-kekurangan yang ditemukan dan memantapkan usulan-usulan konsep yang ada. Kegiatan ini mencakup dua usulan pokok yaitu: Usulan rencana penataan bangunan Pada langkah ini dilakukan kegiatan sebagai berikut: Program bangunan dan lingkungan yang terdiri dari: Macam-macam bangunan Luasan tiap bangunan Jumlah tiap jenis bangunan Pengendalian program dan pelaksanaan Program investasi Rencana, yang meliputi: Rencana penataan guna lahan termasuk didalamnya rencana perpetakan lahan Rencana tata letak dan pemanfaatan bangunan dan lingkungan, yang meliputi ketinggian dan kedalaman bangunan, garis sempadan bangunan, KDB dab KLB, elevasi/peil, gubahan bassa, orientasi bangunan, bentuk dasar bangunan, selubung bangunan, skyline, dan material exterior Rencana tata letak jaringan pergerakan lingkungan perkotaan yang terdiri dari rencana sirkulasi, jalan, pedestrian, parkir,dan jembatan penyeberangan. Rencana tata letak utilitas lingkungan perkotaan yang meliputi jaringan-jaringan utilitas kota seperti jaringan listrik, telepon, air bersih, dan drainase Rencana ruang hijau dan penghijauan yang meliputi pertamanan, pola ruang luar, dan amenity/kelengkapan jalan

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

33 Rencana detail Usulan Pedoman penataan bangunan Pada langkah ini kegiatan pokok yang dilakukan adalah penyusunan usulan pedoman penataan bangunan yang mencakup dua pokok panduan yaitu : Panduan rancangan wujud bangunan Rancangan pedestrian Rancangan parkir Rancangan jembatan penyeberangan dan halte Rancangan utilitas lingkungan Rancangan wujud bangunan Rancangan ruang terbuka (lingkungan luar) Panduan penyusunan peraturan tentang bangunan pada wilayah perencanaan, yang meliputi : Pengaturan keselamatan bangunan Pengaturan teknis mengenai bangunan dan lingkungan yang meliputi persyaratan komponen bangunan (bukaan jendela, pintu, halaman, dsb), ketinggian bangunan, garis sempadan bangunan, fasade bangunan, KDB dan KLB, orientasi bangunan, selubung bangunan dan persyaratan material eksterior.

Metodologi Pendekatan
Review Kebijaksanaan Pembangunan Kota
Pengkajian kebijaksanaan pembangunan kota ini dimaksudkan untuk mengetahui arah dan tujuan serta maksud pembangunan regional yang telah dicanangkan. Informasi mengenai kebijaksanaan ini deperoleh dari RUTRK Sambas Tahun 2002-2012.

Pengkajian Potensi Dan Permasalahan Wilayah Perencanaan


Pengkajian potensi dan permasalahan wilayah perencanaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan situasi eksisting wilayah perencanaan ditinjau dari beberapa aspek, yang berkaitan dengan rencana yang akan disusun. Untuk mendapatkan informasi yang optimal, pada tahapan ini dilaksanakan hal-hal sebagai berikut:

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

34 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : Melakukan persiapan pengumpulan data yang terbagi menjadi dua macam persiapan dasar yaitu : Persiapan dasar berupa studi literatur dilakukan dengan cara penelaahan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK), Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah daerah setempat serta data data yang berkaitan dengan kawasan studi seperti Kota Dalam Angka dan Monografi Kecamatan. Persiapan teknik survei berupa penyiapan peta-peta dasar (skala 1:1000), penyiapan kerangka studi dalam teknik survei, penyiapan daftar data yang diperlukan serta pertanyaan-pertanyaan mengenai keadaan kota, kawasan studi, potensi dan masalah, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan studi perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang akan dilaksanakan, penyiapan administratif berupa surat survei dan lainlain. Melakukan inventaris data yaitu pengumpulan data-data yang berkaitan dengan kawasan studi : Rencana Tata Ruang (RDTRK,RUTRK) Peraturan Daerah Program pembangunan prasarana lingkungan atau infrastruktur teknis dilaksanakan dan yang sarana sedang

Kebijaksanaan Pemerintah Kota yang akan diberlakukan pada kawasan studi Inventarisasi perencanaan perencanaan bangunan yang ada pada wilayah yang dapat dijadikan titik awal

Telaah arsitektural atau sumber-sumber lain arsitektural tradisional yang menunjukkan identitas kawasan yang studi Informasi-informasi yang berkaitan dengan kawasan studi. Melakukan pengamatan lapangan, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran gambaran tentang kondisi eksisiting kawasan dan memperoleh data-data lapangan yang tidak dapat diperoleh dari studi literatur. Langkahlangkah yang dilakukan pada pengamatan lapangan adalah sebagai berikut: RUTR IKK JONGKONG Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

35 Pengambilan gambar-gambar obyek-obyek terpilih yang mendukung penyusunan rencana (potret, video kamera ataupun slide) Gambar eksisiting tata bangunan dari kawasan dengan skala 1 : 1000 dan dalam kondisi data terbaru yang nantinya akan dicek kebenarannya. Sketsa-sketsa gambar, potret ataupun foto montase dari bangunan-bangunan baik mengenai tata letak, bentuk, ornamen-ornamen, ataupun arsitektural yang khas yang memberikan nilai identitas kawasan. Identifikasi lahan yang mencakup fisik dasar, status kepemilikan tanah, dan penggunaan lahan. Identifikasi lingkungan, yang meliputi lingkungan, ruang terbuka, perabot kota. identitas

Identifikasi bangunan, yang meliputi kondisi bangunan, kemunduran bangunan, jumlah lantai, KDB faktual, wajah bangunan, penggunaan bangunan, kesejahteraan. Identifikasi sistem sirkulasi, yaitu mengenai kondisi, fungsi, arus lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki serta perhitungan LHR, kapasitas dan volume jalan. Identifikasi utilitas, terdiri dari : Sistem jaringan telpon dan listrik Pada sistem jaringan lisrik mencakup lokasi, jenis tegangan dan kabel sedangkan pada telpon meliputi sistem jaringannya Sistem jaringan air bersih Sistem jaringan air bersih terdiri dari sistem sumber, transmisi dan distribusi air bersih disepanjang Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang . Sistem jaringan drainase Sistem jaringan drainase meliputi lebar drainase, lokasi drainase, kedalaman (ketinggian), hirarkhi drainase, panjang drainase, bentuk dari drainase, jenis drainase dan bahan salurannya. Identifikasi perabot kota, seperti penghijauan, reklame, PKL, boks telpon, halte, identitas lingkungan dan lainnya. Identifikasi potensi dan permasalahan, yang meliputi potensi-potensi wilayah perencanaan yang dapat mendukung identitas kawasan seperti adanya

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

36 bangunan-bangunan bersejarah maupun adanya landmark dan skluptur. Selain itu perlu juga diperhatikan mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan wilayah perencanaan baik itu yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap wilayah perencanaan dan kawasan-kawasan lain disekitarnya, misalnya adanya permasalahan yang berdampak pada munculnya bangkitan lahan lanjutan (multipler effect), adanya perubahan atau penyimpangan tata guna lahan, atau permasalahan yang menimbulkan kegiatan-kegiatan baru. Analisis Data Tahap analisis berisi pengkajian data dari sumbersumber yang ada, baik berupa potensi atau masalah untuk merumuskan usulan alternatif konsep RTBL. Tahap analisis dalam RTBL antara lain : Analisis Deskriptif - Evaluatif Analisis ini digunakan untuk dapat menyusun karakteristik wilayah studi yang mencakup guna lahan, intensitas, jaringan utilitas lingkungan, system perhubungan, RTH, bangunan dan lingkungan. Adapun analisis yang digunakan untuk memperoleh setiap karakteristik tersebut yaitu : Analisis Guna Lahan Analisis guna lahan meliputi analisis lahan makro dan analisis lahan mikro. Metode pendekatan yang digunakan dalam analisis lahan makro yakni dengan meninjau dokumen RUTRK Kota Sambas, dan rencanarencana yang telah di-perdakan. Sedangkan analisis lahan mikro menggunakan metode pendekatan superimposed yakni melakukan overlay dari peta tematik dengan yaitu peta hasil survey primer di lapangan, sehingga dapat di peroleh derajat deviasi dari Kawasan Ruang Publik Pusat Kota Singkawang . Analisis Perpetakan Lahan Metode pendekatan yang digunakan dalam analisis perpetakan lahan adalah dengan mengklasifikasikan perpetakan tanah berdasar Keputusan Menteri Kimpraswil nomor 327/KPTS/M/2002 Bab VI, yang membagi 7 klasifikasi petak peruntukan dan penggal jalan sebagai berikut :

Tabel 3 :

Klasifikasi Petak Tanah

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

37 Kete rang an L u a s a n ( d a l a m m 2 ) Sist em Blok > 2 5 0 0 1 0 0 0 2 5 0 0 6 0 0 1 0 0 0 2 5 0 6 0 0 1 0 0 2

Kla sifi kas i

II

Kapl ing San gat Bes ar

III

Kapl ing Bes ar

IV

Kapl ing Sed ang

Kapl ing Keci l

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

38 Kete rang an L u a s a n ( d a l a m m 2 ) 5 0 Kapl ing San gat Keci l Rum ah Sus un 5 0 1 0 0 < 5 0

Kla sifi kas i

VI

VII

Sumber: Kepmen Kimpraswil Nomor 327/KPTS/M/2002 Bab VI Metode yang dapat dipakai dalam analisis peretakan yaitu dengan memaskkkan perpetakan masing-masing bangunan dalam klasifikasi yang sesuai dengan pengklasifikasian diatas dan mengukur prosentase perpetakan bangunan. Analisis Nilai Intensitas Bangunan Aspek-aspek penilaian intensitas dianalisis secara umum yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut: Kepadatan Bangunan Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis evaluatif dengan memperbandingkan antara luas lahan keseluruhan dengan luas persil bangunan yang menyangkut aspek jarak dan kerenggangan antar bangunan yang terkait dengan banyaknya bangunan yang ada di wilayah studi, sehingga dapat menentukan apakah wilayah studi temasuk pada wilayah dengan kepadatan bangunan tinggi atau rendah.

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

39 Bidang Muka (fasade) Bangunan Metode yang digunakan adalah analisis foto series dari hasil pengamatan survey primer untuk mengendalikan arah hadap dan bentuk muka bangunan yang ada di wilayah studi. Garis Sempadan Bangunan Metode yang digunakan adalah metode analisis evaluatif dengan mengoperasionalkan rumus untuk menentukan garis sempadan bangunan, sehingga dapat mengetahui bangunan-bangunan yang melampaui garis sempadan. Umumnya pengaturan sempadan ini merupakan 0,5 dari Ruang Milik Jalan (Rumija), khusus untuk daerah perencanaan dilakukan dengan menggunakan standar ideal jarak antara pagar dengan bangunan, yaitu dengan rumus :

D =

1 L +1m 2
lebar jalan jarak pagar bangunan

L D

= =

Rumus tersebut merupakan penggunaan untuk kondisi ideal bagi penentuan sempadan bangunan pada kawasan yang masih tersedia dan belum terbangun. Pada kawasan yang telah dibangun, perencanaan sempadan jalan dan bangunan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan jaringan yang telah terbentuk, sehingga dengan demikian harus dilakukan penyesuaian jarak sempadan dengan bangunannya.

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan evaluatif. Analisis deskriptif dengan metode estimasi KDB di wilayah studi. Sedangkan analisis evaluatif dengan cara membandingkan kesesuaian antara KDB hasil survey primer dengan ketentuan KDB di dalam

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

40 RDTRK. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) merupakan nilai perbandingan antara area terbangun dengan luas kapling yang ada, atau:

KDB =

Area terbangun Luas kapling

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan evaluatif. Analisis deskriptif dengan metode estimasi KLB di wilayah studi. Sedangkan analisis evaluatif dengan cara membandingkan kesesuaian antara KLB hasil survey primer dengan ketentuan KLB di RDTRK. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) merupakan nilai perbandingan antara luas lantai keseluruhan dengan luas kapling, atau :

KLB

Luas lantai keseluruha n Luas kapling

Garis Muka Bangunan (GMB) Garis Muka Bangunan di kawasan perencanaan memberikan arahan mengenai jarak antara bagian paling depan dari bangunan dengan pagar halaman.

Garis Samping Bangunan (GSmB) Merupakan garis batas samping suatu persil dengan lahan terbangunnya.

Garis Belakang Bangunan (GSsB)

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

41 Merupakan garis batas belakang suatu persil dengan lahan terbangunnya

Ampelop bangunan (building envelope) Adalah merupakan batasan maksimum ruang yang diijinkan untuk dibangun. Batas maksimum ruang tersebut adalah perkalian faktor luas lantai yang diijinkan dengan faktor ketinggian maksimum bangunan dalam wilayah kota, di mana tapak berada. Jarak bangunan Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis evaluatif dengan mengoperasionalkan rumus jarak bangunan 1 dengan bangunan 2 sehingga dapat mengetahui dan mengendalikan jarak antar bangunan. Jarak bangunan yang dimaksudkan di sini adalah jarak antar bangunan yang berada di dalam persil yang sama. Sesuai konsep yang dirumuskan, jarak bangunan untuk berbagai ketinggian, diusulkan sebagai berikut :

0,5h1 + 0,5h 2 1 2

Dimana : d = jarak bangunan 1 dengan bangunan 2 (dalam meter) h1 h2 = = tinggi bangunan 1 (dalam meter) tinggi bangunan 2 (dalam meter)

Ketinggian maksimal bangunan Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis evaluatif dengan cara mengoperasionalkan rumus tinggi puncak bangunan makimum sehingga dapat mengetahui dan mengendalikan ketinggian bangunan yang ada di wilayah studi. Tinggi maksimum bangunan pada umumnya ditentukan berdasarkan ketentuan:

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

42

h = 1
Dimana: h

1 d 2

= tinggi puncak bangunan maksimum.

d = jarak antara proyeksi puncak bangunan pada lantai dasar terhadap sumbu jalan yang berdampingan. Jika lebar jalan yang berdampingan < 20 m maka titik sudut ditetapkan pada as jalan. Jika lebar jalan yang berdampingan > 20 m maka titik sudut ditetapkan 10 m dari garis sempadan pagar ke jalan.

Keterangan: h = tinggi puncak bangunan maksimum

d = jarak antara proyeksi puncak bangunan yang dicari pada lantai dasar dengan sumbu (as) jalan yang berdampingan h dan d merupakan variabel dari fungsi sudut dan Bidang Muka (fasade) Bangunan Metode yang digunakan adalah analisis foto series dari hasil pengamatan survey primer untuk mengendalikan

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

43 arah hadap dan bentuk muka bangunan yang ada di wilayah studi. Analisis Sistem Hubungan (Linkage System) Adapun aspek-aspek yang kaitan/besaran antara lain: Jaringan Jalan Metode analisis deskriptif yang digunakan adalah observasi lapangan dengan pengukuran dimensi jalan dan mengklasifikasikan hirarkhi jalan berdasarkan standart hirarkhi jalan. Dimensi jalan atau pola penampang melintang jalan terdiri dari tiga variabel, seperti diperlihatkan pada Tabel 2. Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) Segmen Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) berdasarkan : Konstruksi : badan jalan, saluran tepi jalan (drainase) dan ambang pengamannya diperuntukkan bagi median jalan, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, trotoar, gorong-gorong, jembatan dan bangunan pelengkap jalan. Fungsi : berdasarkan sifat dan pergerakan dan batasan muatan lalu lintas dalam sistem jaringan jalan primer dan sekunder, fungsi jalan dibedakan: jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, jalan lingkungan. akan dianalisis berupa

Tabel 4 :

Standar Perencanaan Hirarkhi Jalan Art eri pri me r Art eri sek und er Kol ekt or pri me r Kol ekt or sek und er

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

44 Jala n yan g me ngh ubu ngk an sec ara ber day a gun a ant arp usa t keg iata n nas ion al ata u ant ara pus at keg iata n nas ion al den gan pus at keg iata n wila yah . Kec epa tan ren can a pali ng Jala n yan g me ngh ubu ngk an ka was an pri me r den gan ka was an sek und er kes atu, ka was an sek und er kes atu den gan ka was an sek und er kes atu, ata u ka was an sek und er kes atu den gan ka was Jala n yan g me ngh ubu ngk an sec ara ber day a gun a ant ara pus at keg iata n nas ion al den gan pus at keg iata n lok al, ant arp usa t keg iata n wila yah , ata u ant ara pus at keg iata n wila yah den Jala n yan g me ngh ubu ngk an sec ara ber day a gun a ant ara pus at keg iata n nas ion al den gan pus at keg iata n lok al, ant arp usa t keg iata n wil aya h, ata u ant ara pus at keg iata n wil aya h

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

45 ren dah 60 km/ jam Leb ar bad an jala n pali ng sed ikit 11 met er Me mp uny ai kap asit as yan g lebi h bes ar dari kap asit as rat arat a Lal u lint as jara k jau h tida k bol eh ter gan ggu an sek und er ked ua. Kec epa tan ren can a pali ng ren dah 30 km/ jam Leb ar bad an jala n pali ng sed ikit 11 met er Me mp uny ai kap asit as yan g lebi h bes ar dari kap asit as rat arat a gan pus at keg iata n lok al Kec epa tan ren can a pali ng ren dah 40 km/ jam Leb ar bad an jala n pali ng sed ikit 9 met er Jum lah jala n ma suk dib ata si Tid ak ter put us wal aup un me ma den gan pus at keg iata n lok al Kec epa tan ren can a pali ng ren dah 40 km/ jam Leb ar bad an jala n pali ng sed ikit 9 me ter Jum lah jala n ma suk dib ata si Tid ak ter put us wal aup un me

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

46 ole h lalu lint as ula ng alik , lalu lint as lok al, dan keg iata n lok al Jum lah jala n ma suk dib ata si Tid ak ter put us wal aup un me ma suk i ka was an per kot aan dan /ata u ka was an pen ge Lal u lint as cep at tida k bol eh ter gan ggu ole h lalu lint as lam bat suk i ka was an per kot aan dan /ata u ka was an pen ge mb ang an per kot aan ma suk i ka wa san per kot aan dan /at au ka wa san pen ge mb ang an per kot aan

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

47 mb ang an per kot aan

Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 2006

Ruang Milik Jalan (Rumija) Terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur dengan batasan tanah tertentu di luar Ruang manfaat Jalan, merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, kedalaman dan tinggi tertentu. Ketentuan lebar ruang manfaat jalan sebagai berikut : Jalan bebas hambatan/ jalan tol Jalan raya : 25 meter 15 meter 11 meter : 30 meter

Jalan sedang : Jalan kecil :

Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja) Merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang pemanfaatannya ada di bawah Pengawasan Pembina Jalan, diperuntukkan bagi pandangan dan pengaman konstruksi/ fungsi jalan. Larangan-larangan dalam Ruwasja merupakan larangan yang dapat mengganggu pandangan bebas para pengguna jalan dan konstrusi jalan. Ketentuan lebar Ruwasja dari batas badan jalan paling luar sebagai berikut : Jalan Arteri Primer : 15 meter 10 meter

Jalan Kolektor Primer :

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

48 Jalan Lokal Primer : 7 meter : 5 meter

Jalan Lingkungan Primer Jalan Arteri Sekunder : Jalan Kolektor Sekunder Jalan Lokal Sekunder : Daerah untuk Jembatan hulu dan hilir

15 meter : 5 meter

3 meter : 100 meter ke arah

Tingkat Pelayanan Jalan Metode yang digunakan dalam analisis tingkat pelayanan jalan adalah analisis evaluatif dengan mengoperasionalkan rumus yang berkaitan dengan kecepatan operasi jalan, yang diperoleh dari perbandingan antara volume kendaraan dengan kapasitas jalan, dirumuskan sebagai berikut:

LOS =

V C

Dengan: V = Volume Kendaraan C = Kapasitas Jalan Sesuai dengan standar Highway Capacity Manual, klasifikasi tingkat pelayanan jalan disusun sebagai berikut: Tingkat pelayanan A: arus bebas, kecepatan kendaraan dikendalikan oleh keinginan pengemudi, batas kecepatan dan kondisi fisik jalan Tingkat pelayanan B: arus stabil, kecepatan operasi kendaraan kendaraan mulai sedikit terbatas dalam bergerak karena kendaraan lain (biasanya jalan antar kota) Tingkat pelayanan C: arus tidak stabil, kecepatan dan kemampuan bergerak kendaraan semakin terbatas (biasanya jalan antar kota) Tingkat pelayanan D: arus tidak stabil, kebebasan bergerak kecil sementara kecepatan relative rendah

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

49 Tingkat pelayanan E: arus mulai tidak stabil (tersendatsendat) atau volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan, kendaraan sering berhenti pada waktu-waktu tertentu serta kemampuan bergerak sangat terbatas. Tingkat pelayanan F: arus terhambat (forced flow), kecepatan operasi sangat rendah, berhenti dan terbentuk antrian kendaraan atau kemacetan Untuk standar tingkat pelayanan jalan adalah sebagai berikut:

Tabel 5 :

Standar Tingkat Pelayanan Jalan Tingkat A Pelayanan V/C 0-0,2 B 0,2-0,45 C 0,45-0,7 D 0,7-0,85 E 0,85-1,0 F >1,0

Sumber: MKJI, 1997 Volume Lalu Lintas Harian (LHR) Metode yang digunakan dalam analisis lalu lintas harian adalah analisis evaluatif dengan mengoperasionalkan rumus yaitu membandingkan jumlah lalu lintas selama pengamatan dengan lamanya pengamatan. LHR adalah hasil jumlah kendaraan yang diperoleh selama pengamatan dengan lamanya pengamatan.

jumlah lalu lintas selama pengamatan LHR = -------------------------------------------------------------Lamanya pengamatan Dalam pengukuran volume lalu lintas, jumlah kendaraan yang diukur perjam tersebut dinyatakan sebagai satuan mobil penumpang (smp). Nilai smp tiap jenis klasifikasi kendaraan menurut Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan dari Direktorat Jenderal Bina Marga, Direkotrat Pembangunan Jalan Kota tahun 1992 adalah sebagai berikut: Sepeda = 0,5 1 = 2 = 2,5 1

Sepeda motor = Mobil Penumpang Truk Ringan =

Truk Sedang (5-10 ton)

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

50 Truk Berat (>10 ton) = Bus = 3 = 0,8 3

Kendaraan Tak Bermotor Sistem Parkir Sistem Perparkiran

Masalah utama pada perparkiran di kota adalah fasilitas jalan telah dimanfaatkan sebagai fasilitas parkir. Pemakaian jalan sebagai tempat parkir karena belum cukupnya sarana parkir. Terutama gedung-gedung besar yang memerlukan areal parkir yang belum cukup menyediakan areal parkirnya. Menurut cara penempatannya penataan parkir, yaitu : terdapat dua cara

Parkir ditepi jalan (on street parking) Parkir ditepi jalan ini mengambil tempat disepanjang jalan, dengan atau tanpa melebarkan jalan untuk pembatas parkir. Parkir ini baik untuk pengunjung yang ingin dekat dengan tujuannya, tetapi untuk lokasi dengan intensitas penggunaan lahan yang tinggi, cara ini kurang menguntungkan. Bila ditinjau dari posisi parkir dapat dibagi menjadi : Parkir sejajar dengan sumbu jalan (bersudut 1800) Parkir bersudut 300, 450 dan 600 terhadap sumbu jalan. Parkir tegak lurus dengan sumbu jalan (bersudut 900) Parkir tidak di jalan (off street parking) Cara parkir ini menempati pelataran parkir tertentu diluar badan jalan, baik di halaman terbuka maupun didalam bangunan khusus untuk parkir. Bila ditinjau posisi parkirnya, maka dapat dilakukan seperti pada on street parking, hanya saja pengaturan sudut parkir ini banyak dipengaruhi oleh luas dan bentuk pelataran parkir. Pedestrian (trotoar) Trotoar dapat dibuat sejajar jalan dan terletak pada ruang manfaat jalan (Rumaja). Pada keadaan tertentu trotoar dapat tidak sejajar jalan karena topografi setempat atau karena adanya pertemuan dengan fasilitas lain. Trotoar dapat juga terletak di ruang milik jalan.

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

51 Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah deskriptif observasi dan evaluatif yakni dengan membandingkan lebar trotoar berdasarkan hasil observasi lapangan di wilayah studi dengan ketentuan lebar trotoar menurut SK SNI S-03,1990. Dalam perencanaan trotoar yang perlu diperhatikan ialah kebebasan kecepatan berjalan untuk mendahului pejalan kaki lainnya tanpa bersinggungan. Lebar minimum trotoar yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6 :

Lebar Trotoar Sesuai Dengan Penggunaan Lahan Sekitarnya Penggunaan lahan Perumahan Perkantoran Industri Sekolah Terminal/pemberhe ntian bus Pertokoan/perbelanj aan Jembatan/terowong an Sumber:SK SNI S-03,1990 Analisis mengenai RTH Analisis ini bertujuan untuk membandingkan penggunaan eksisting ruang terbuka hijau lokasi studi dengan standar fungsinya serta untuk mengetahui dimensi/besaran ruang-ruang terbuka pada wilayah perencanaan yang mencakup taman-taman kota, ruang terbuka hijau (dengan memperhatikan aspek fungsional, sosial dan ekologis). Analisis ini didukung oleh standar ukuran ruang terbuka hijau yang harus dipenuhi oleh sebuah ruas jalan berdasarkan beberapa peraturan perundangan yang berlaku. Variabel dalam analisis RTH ini meliputi : Luas RTH, Fungsi RTH, Jenis tanaman dan Jarak antar tanaman. Analisis bangunan dan lingkungan Bertujuan untuk menentukan konsep-konsep rancangan serta rekomendasi-rekomendasi bagi kebijakan yang akan diambil pada lingkup wilayah perencanaan. Lebar minimum 1,50 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 1,00

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

52 Disamping itu, analisis terhadap kondisi bangunan dan lingkungan ini bertujuan juga untuk meningkatkan fungsi lahan yang disesuaikan dengan kemampuan lahan di wilayah perencanaan serta untuk meningkatkan nilai estetika di wilayah perencanaan. Aspek-aspeknya mencakup hal-hal sebagai berikut: Sifat dan kondisi bangunan Kesan lingkungan dan bangunan Identitas bangunan Tampilan bangunan/fasade bangunan Garis langit/Sky line Unsur-unsur penunjang bangunan dan lingkungan Aspek lingkungan dari segi orientasi, sirkulasi udara, sinar matahari, view, iklim mikro, daya serap tanah, dan topografi. Indikasi sarana dan prasarana dari segi air bersih, limbah, atau drainase, hidran, telepon, listrik, reklame, dan sarana umum yang lain. Elemen-elemen lingkungan Pengelompokan bangunan. bangunan bangunan dan dalam elemen-elemen komposisi jenis

Indikasi bentuk-bentuk jenis bangunan dan bentukbentuk yang mencerminkan karakter atau budaya lingkungan. Umur rata-rata bangunan. Kondisi material pada bangunan. Yang juga perlu diperhatikan dalam analisa bangunan dan lingkungan adalah menyangkut: Gubahan massa Penataan perletakan massa-massa bangunan pada satu lingkungan permukiman tertentu dengan mempertimbangkan kondisi fisik, non fisik, serta dengan waktu tertentu. Orientasi bangunan Penataan arah bangunan yang dipertimbangkan terhadap kondisi fisik dan non fisik lokasi perencanaan.

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

53 Estetika bangunan Penampilan visual bangunan yang seimbang atas dasar pertimbangan fisik dan non fisik. Pertimbangan fisik yaitu keseimbangan antara bentuk dasar vertikal dan horizontal atau pola keseimbangan antara konstruksi dan bahan bangunan yang digunakan. Pertimbangan non fisik misalnya adanya muatan konsep identitas arsitektur lokal. Material exterior Perencanaan atas penggunaan material luar bangunan yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti iklim, panas, hujan, ketahanan bahaya kebakaran, pengaruh yang diakibatkan karena adanya refleksi cahaya dan refleksi penyebaran panas matahari. Analisis Development Merumuskan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada lokasi wilayah studi untuk pemecahan masalah yang ada di lokasi wilayah studi. Adapun rumusan rencana tersebut tertuang dalam muatan RTBL. Materi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi : Penentuan Konsep dan strategi pengembangan wilayah yang meliputi: Konsep dan strategi pengendalian intensitas bangunan terkait dengan konsep sky line Konsep dan strategi sirkulasi transportasi terkait dengan sistem parkir Konsep dan strategi prasarana transportasi terkait dengan ruang kebutuhan parkir Konsep dan strategi ruang terbuka hijau Konsep dan strategi penataan arsitektural bangunan dan lingkungan terkait dengan street furniture dan signage Tujuan Pembangunan Lingkungan Tujuan pembangunan lingkungan dan massa bangunan dirumuskan sesuai dengan permasalahan dan massa bangunan dirumuskan urgensi/keterdesakan penanganan lingkungan tersebut. Rencana Pemanfaatan Ruang Lingkungan Perkotaan Rencana penataan bangunan yang dimaksud adalah memuat konsep dasar Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang termasuk didalamnya meliputi :

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

54 Rencana Penataan Guna Lahan Rencana penataan guna lahan ini merupakan rencana penggunaan lahan lingkungan di wilayah studi yang dapat berpengaruh terhadap upaya pengembangan lingkungan perkotaan. Rencana (kavling) perpetakan lahan lingkungan perkotaan

Rencana perpetakan lahan lingkungan perkotaan meliputi rencana yang berkaitan dengan luasan petak bangunan yang dapat berpengaruh terhadap upaya penataan bangunan dan lingkungan perkotaan. Rencana Tata Letak dan Pemanfaatan Bangunan dan Lingkungan Rencana ini berisi kemungkinan tata letak bangunanbangunan sehingga dapat diantisipasi bentuk dan tapak bangunan secara keseluruhan dalam suatu rancangan, yang juga mempertimbangkan luasan yang dibutuhkan untuk setiap jenis bangunan atau kelompok fungsi bangunan, jumlah maksimum tiap jenis bangunan atau kelompok fungsi bangunan yang dibutuhkan, dan gubahan bangunan Rencana Penataan Perkotaan Jaringan Utilitas Lingkungan

Jaringan utilitas lingkungan yang akan direncanakan meliputi rencana jaringan listrik, rencana jaringan telepon, rencana jaringan gas, rencana hidran, rencana air bersih, rencana drainase, rencana persampahan, rencana air limbah. Rencana Penataan Jaringan lingkungan perkotaan Pergerakan (sirkulasi)

Rencana dari sistem pergerakan serta berbagai sarana yang diperlukan untuk berbagai macam kegiatan transportasai manusia dan barang pada kawasan RTBL adalah : Rencana sistem sirkulasi, terdiri dari: Rencana sistem jalan Rencanan jaringan pedestarian Rencana parkir Rencanan peletakan halte Rencana peletakan penyeberangan

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

55 Rencana Penataan Ruang Terbuka Hijau dan Penghijauan meliputi rencana RTH dalam tapak dan RTH luar tapak. Rencana Detail Meliputi Rancangan wujud bangunan, rancangan ruang terbuka, rancangan parkir, pedestrian, jembatan/halte dan rancangan utilitas lingkungan. Arahan Pelaksanaan Perkotaan Arahan pelaksanaan perkotaan meliputi : Pembangunan pembangunan Lingkungan lingkungan

Ketentuan Letak dan Penampang Bangunan Gedung dan Bukan Gedung dan materi yang diatur meliputi penampang tiga dimensi bangunan gedung, ketinggian bangunan, elevasi/peil, orientasi bangunan, bentuk dasar bangunan, selubung bangunan, arsitektur bangunan dan pertandaan (signage). Ketentuan Letak dan Penampang Bangunan bukan Gedung materi yang diatur meliputi penampang tiga dimensi bangunan gedung, letak koordinat bangunan bukan gedung, ketinggian bangunan bukan gedung, elevasi/peil dan bentuk dasar bangunan bukan gedung. Ketentuan Letak dan Penampangan Jaringan Jalan dan materi yang diatur meliputi penampang tiga dimensi jalan, letak koordinat, elevasi/peil, bentuk dasar jaringan. Ketentuan Letak dan Penampang Jaringan Utilitas dan materi yang diatur meliputi penampang tiga dimensi jaringan utilitas, letak koordinat, elevasi/peil, bentuk dasar jaringan. Pedoman Pengendalian Lingkungan Perkotaan. Pelaksanaan Pembangunan

Adapun pedoman pengendalian pelaksanaan pembangunan lingkungan perkotaan meliputi : Ketentuan administrasi rencana dan program. pengendalian pelaksanaan

Ketentuan pengaturan operasionalisasi penerapan pola insentif, disinsentif, hak pengalihan intensitas bangunan, hak bangunan diatas tanah/dibawah tanah. Arahan pengendalian pelaksanaan berupa ketentuan penatalaksanaan/manajemen pelaksanaan bangunan. Mekanisme pelaporan, pemantauan, program, serta pengenaan sanksi. RUTR IKK JONGKONG dan evaluasi

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

56

Penetapan Konsep dan Pedoman Perencanaan


Konsep Umum Strategi RTBL/urban design
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kimpraswil No: 327/ KPTS/M/2002 tanggal 12 Agustus 2002, bahwa untuk perkembangan wilayah propinsi, kabupaten/kota dan kawasan perkotaan perlu penanganan yang tersendiri sesuai dengan tingkat kebutuhan pengaturannya. Adapun bentuk pengaturan tersebut tertuang dalam Rencana Struktur Tata Ruang Perkotaan Metropolitan (RSTR), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK), dan Rencana Teknik Ruang Kawasan Perkotaan (RTRK) atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Konsep umum strategi RTBL dapat dibedakan menjadi dua bagian: Strategi penanganan/ pengendalian tata bangunan Pedoman yang digunakan untuk mengatur dan mengendalikan rencana bangunan, mengacu pada Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dari Direktorat Tata Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum serta Pedoman dan Ketentuan Umum Tata Bangunan yang berlaku di beberapa kota di Indonesia. Pedoman yang digunakan dalam RTBL antara lain komponen bangunan, tinggi bangunan, kemunduran bangunan, KDB, KLB, dan elemen pendukung. Strategi perwujudan tata bangunan (yang terarah). Finalisasi konsep dasar RTBL : Konsep tata lingkungan letak dan pemanfaatan bangunan &

Konsep umum tata letak dan pemanfaaatan bangunan dan lingkungan dapat dibagi menjadi beberapa konsep yang lebih spesifik, diantaranya: Konsep Tata Bangunan Tata bangunan pada kawasan perencanaan diarahkan linier dengan penyesuaian terhadap fungsi, karakter fisik serta kondisi eksisting kawasan perencanaan. Bentuk dan massa bangunan diarahkan menggunakan bentukan dasar segiempat dengan memperhatikan keselarasan dengan lingkungan. Pengurangan bagian massa bangunan hingga diperoleh kemunduran muka bangunan diterapkan pada bangunan yang memiliki jarak terlalu dekat dengan daerah milik jalan. Sehingga

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

57 muka bangunan memiliki kesan ruang yang lega dan lapang di sepanjang koridor. Konsep Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan diarahkan pada ketinggian maksimal bangunan untuk tiap guna lahan pada kawasan perencanaan, pembagian dan pengaturan ketinggian maksimal bangunan pada kelompokkelompok fungsi yang nantinya dijadikan sebagai pembentukan garis langit pada kawasan perencanaan. Konsep Jarak Antar Bangunan Jarak antar bangunan disesuaikan dengan fungsi dan luasan bangunan. Jarak antar bangunan ditentukan berdasarkan perhitungan lebar (D) dan tinggi (H) bangunan. Untuk bangunan dengan perhitungan D/H=1 didapat jarak antar bangunannya rapat dan berdempet. Karakteristik jarak antar bangunan di setiap guna lahan yang ada di sepanjang koridor diarahkan menyesuaikan dengan tinggi bangunan. Konsep sky line dalam penataan intensitas bangunan yang meliputi ketinggian bangunan dan jarak bangunan Konsep penataan jaringan sirkulasi Rencana pengembangan sistem sirkulasi disesuaikan dengan pola aktivitas dan pergerakan penduduk dalam kawasan perencanaan. Secara umum elemen sirkulasi direncanakan dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna elemen tersebut. Adapun elemen sirkulasi terdiri dari jalan, pedestrian dan parkir. Jalan Pada kawasan perencanaan diarahkan dari Bundaran Tugu Selamat Datang menuju jembatan Sungai Sambas hingga ke seberang, dengan arahan kebijakan rencana peningkatan hirarki jalan dari kolektor sekunder menjadi arteri primer. Pedestrian Pedestrian diletakkan di sepanjang koridor jalan untuk mewadahi aktivitas pejalan kaki. Keamanan dan kenyamanan pejalan kaki menjadi prioritas utama perancangan jalur pedestrian. Kemanan dicapai dengan perbedaan tinggi jalur pedestrian dengan jalur aspal. Kenyamanan dicapai dengan penempatan vegetasi sebagai peneduh sepanjang jalur pedestrian dan penggunaan ramp di setiap titik penurunan jalur pedestrian. Parkir

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

58 Sarana parkir pada kawasan perencanaan menggunakan parkir on street dan off street. Untuk parkir on street penataan yang dilakukan menggunakan penataan parkir seri. Parkir seri dapat menampung kendaraan pada fasilitas yang tidak memiliki areal parkir dalam site, seperti pada fasilitas perdagangan dan jasa. Dengan penataan parkir seri kebutuhan lebar jalan relatif lebih kecil dibandingkan dengan model parkir yang lain. Pada kawasan perdagangan, jasa, pariwisata sistem parkir diarahkan dalam site. Konsep penataan RTH dan penghijauan Ruang terbuka hijau dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu fungsi pengarah, penyangga, dan estetika. RTH sebagai pengarah menggunakan jenis vegetasi yang memiliki karakter vertikal dan sedikit cabang. Untuk RTH yang berfungsi sebagai penyangga menggunakan jenis vegetasi dengan karakter rindang dan menaungi. Vegetasi yang memiliki nilai estetis digunakan untuk mempekuat kesan RTH sebagai estetika kawasan. Penataan RTH diletakkan disepanjang koridor jalan baik dipinggir koridor, atau ditengah (sebagai median jalan). Unsur-Unsur Penunjang Bangunan Dan Lingkungan Pembahasan di sini akan mencakup komponenkomponen lingkungan yang melengkapi unsur-unsur binaan. Termasuk di sini ialah; papan iklan, penempatan bis surat dan boks telepon, tempat sampah, dan pedagang kaki lima. Penandaan/Iklan Secara umum tanda digunakan sebagai alat komunikasi antara subyek dengan obyek sehingga pengamat (subyek) akan mengenal secara keseluruhan makna dan informasi dari tanda tersebut. Secara lebih rinci penandaan yang ada dikawasan perencanaan adalah: rambu lalu-lintas, reklame, nama gedung (identifikasi primer), papan pengumuman, nama jalan, petunjuk arah dan lain sebagainya. Penandaan sebetulnya berperan sebagai unsur pemberi informasi bagi pengamat yang sedang berjalan atau berkendaraan. Bahkan dewasa ini, selain peran memberi informasi, reklame sudah berubah menjadi unsur pengganggu kualitas visual lingkungan kota Oleh karena itu, reklame menjadi pokok bahasan utama pada subab ini, selain tanda-tanda yang lain. Reklame sebetulnya bisa menjadi elemen untuk memperindah kesan lingkungan, selain sebagai pemberi informasi dan sumber pendapatan asli daerah. Sehingga dalam konteks pengendalian perencanaan bangunan, masalahnya yang penting ialah bagaimana menata berbagai unsur penandaan agar tak saling mengganggu, bisa menjadi tanda wilayah,

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

59 meningkatkan nilai visual lingkungan, dan tak mengurangi daya informasi rambu-rambu lalu-lintas dan tanda-tanda umum lain di wilayah publik. Di kawasan perencanaan, unsur penandaan yang ada bisa dikelompokkan atas beberapa jenis: Reklame Pada Tiang Unsur ini merupakan penandaan yang berdiri konstruksi tiang besi yang didirikan di pinggir jalan, dengan posisi tegak lurus jalan, sehingga bisa dilihat dari kejauhan. Di sini setiap reklame bersaing untuk memberikan informasi. Reklame Papan Pada Areal Usaha Tanda semacam ini pada umumnya ditemukan Kota Sambas terutama di kawasan yang merupakan kawasan perdagangan dan jasa. Reklame biasanya menempel dan kadang-kadang sampai menutup konstruksi atap bangunan. Reklame Papan Yang Berada di Pinggir Jalan Bentuk konstruksi tiang atau rangka yang berdiri di pinggir jalan. Penandaan dengan Lampu Penandaan dengan lampu yang ada di kawasan perencanaan menggunakan lampu dengan berbagai jenis variasi agar mudah terlihat di malam hari. Seperti pada penandaan-penandaan lain, di sini informasi publik non komersial tenggelam dalam reklame lampu. Pada reklame lampu, selain teknologi juga digunakan kreativitas dalam design. Sehingga wujudnya mulai dari yang sekedar menyala sampai yang menggunakan efek gerak dalam olahan warna. Bila ditata dengan baik, olahan semacam ini bisa memperindah lingkungan dan bahkan sebagai identitas/tanda suatu wilayah. Tanda Sebagai Pengatur Sirkulasi Transportasi Tanda ini digunakan untuk mengatur pergerakan lalu lintas kendaraan sehingga terjadinya, kemacetan, kesemrawutan di jalan bisa dikurangi. Tanda semacam ini dikenal sebagai tanda rambu-rambu lalu lintas. Pedagang Kaki Lima Pedagang kaki lima merupakan aktivitas yang secara mendasar berisi sekumpulan kriteria umum, yang mengarahkan kepada kepentingan pergerakan (importance of movement), kegembiraan / kesenangan (exitement), dan dimensi street life dari lingkungan kota, melalui penyediaan fasilitas-fasilitas yang beraneka ragam dan bersifat spesifik pula. Keterkaitan

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

60 antara ruang umum dan kegiatan yang berlangsung didalamnya merupakan dua hal yang penting untuk menghadirkan kaki lima tersebut. Ruang-ruang umum yang dimaksud adalah ruang atau bangunan yang diperuntukan bagi kepentingan umum. Dengan demikian bentuk fisiknya tidak terbatas pada jalur pedestrian atau didepan pasar, melainkan juga sangat beragam misalnya, taman-taman terbuka, dibawah pohon tepi jalan, dsb. Kaki lima pada prinsipnya adalah kegiatan-kegiatan penunjang yang menghubungkan dua atau lebih pusatpusat kegiatan utama yang berada di kota. Bentuk kegiatan tersebut antara lain dapat berupa: Penjual makanan (food services) Penjual majalah/koran, buku (bekas) Penyedia jasa otomotif seperti bengkel Penjedia fasilitas kebutuhan sehari-hari rokok, sabun, permen, dsb). Keberadaan dari kaki lima ini sangat dilematis bagi kawasan perkotaan karena tumbuhnya sangat sukar untuk diprediksikan, serta apabila tidak ditata dan dirancang penempatannya keberadaan kaki lima ini akan cenderung semrawut dan berkesan kumuh. Di Kota Sambas umumnya kondisi kaki lima ini sangat menonjol adalah munculnya banyak kios-kios, warungwarung diantara areal pertokoan, perdagangan dan perkantoran, jasa, bahkan di kawasan permukiman. Perkembangan di masa yang akan datang pertu dialokasikan penempatan kaki lima tersebut terutama di kawasan yang direncanakan berkembang bagi peruntukan perdagangan dan jasa. Boks Telepon Umum Fasilitas lain sebagai penunjang kegiatan lingkungan perumahan yang ada di kawasan perencanaan adalah Telepon Umum dimana berdasarkan hasil pengamatan di lapangan temyata tidak ditemukan adanya boks telepon. Walaupun perkembangan pemakaian telepon seluler secara signifikan telah menggantikan keberadaan box telepon, tetapi keberadaan box telepon secara umum tetap masih diperlukan. Tempat Sampah Tempat sampah merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penataan ruang kawasan. Pada lokasi studi diperiukan adanya penataan ulang pada desain tempat sampah yang terdapat di pinggir jalan pada seluruh koridor perencanaan. Tempat sampah dipisahkan dan ditata sedemikian rupa agar terlihat

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

61 jelas, memiliki daya tampung yang sesuai dengan kebutuhan dan mudah dipindahkan ke gerobak pengangkut sampah. Untuk lokasi koridor yang banyak terdapat pusat kegiatan masyarakat, perlu diberikan tempat sampah dengan desain tersendiri, yang selain untuk fungsi kebersihan juga sebagai unsur estetika kota. Peletakan bak sampah perlu diatur sedemikian rupa untuk memudahkan dalam hal membuang sampah dan pengangkutan, tetapi tidak menimbulkan kesan koridor jaian yang penuh dengan bak sampah.

Sarana Utilitas Sebagai sarana kelengkapan, dikawasan perencanaan juga dibahas jaringan utilitas kota yang meliputi, air bersih, listrik, dan telepon. Yang akan dibahas di sini adalah unsur-unsur dari masing-masing utilitas yang turut menentukan kualitas wajah lingkungan. Air Bersih Untuk penataan wajah kota terkait pengadaan utilitas umum, maka pada penataan utilitas air bersih perlu ditekankan beberapa hal; yaitu: Dalam pembangunan jaringan air bersih berupa perpipaan yang diletakkan di bawah jaringan jalan perlu disinkronkan dengan rencana dinas lain selain dari PDAM, seperti Dinas Kimpraswil dan Dinas Perhubungan, karena rencana pembangunan yang tidak sinkron akan merusak jaringan jalan dan menghamburkan biaya. Pembangunan hidran untuk pemadam kebakaran perlu disesuaikan dengan rencana tata ruang kota, dimana peletakannya diarahkan pada tempat-tempat yang padat, pusat keramaian dan rawan kebakaran. Listrik Dalam penataan jaringan listrik yang perlu diperhatikan adalah penataan tiang dan kabel listrik. Tiang listrik ditata sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kesan koridor yang penuh dengan tiang. Sedangkan kabel listrik perlu diperhatikan agar tidak nampak berseliweran menggantung di udara, memiliki jarak aman dan tidak terlalu banyak bersinggungan dengan pepohonan. Jika tiang listrik juga ditempeli dengan PJU kota, maka jarak tiang diatur sedemikian rupa agar pencahayaan di malam hari dapat tersebar secara merata. Telepon

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

62 Sama halnya seperti pengadaaru air bersih dan listrik, ditinjau dari kebutuhan kuantitasnya bagi daerah studi sudah terpenuhi dan tak ada masalah. Namun dari segi kualitas wajah Lingkungan, beberapa hal perlu diperbaiki. Yang pertama ialah kabel-kabel udara sistem jaringan telepon masih banyak yang belum teratur. Pemasangan tiang yang ada juga belum sesuai kaidah rancangan kota, sehingga belum menyatu dengan lingkungan. Drainase Pengembangan system drainase di wilayah perencanaan diarahkan pada kombinasi saluran terbuka dan tertutup. Saluran tertutup akan dikembangkan pada sub kawasan dengan intensitas kegiatan tinggi sedangkan di luar sub kawasan itu dikembangkan saluran terbuka. Sanitasi Untuk jaringan sanitasi di koridor sebaiknya menggunakan sistem sanitasi dengan saluran IPAL yang terintegrasi dengan saluran drainase. Dengan pemisahan limbah, dan berada di bawah permukaan jalan. Selain itu juga dilengkapi dengan bak-bak pemerinksa fungsi saluran. Dalam perkembangannya nanti perlu dirawat kinerjanya, karena letak saluran yang tumpang tindih dengan saluran drainase.

Pedoman perencanaan
Berdasarkan Rangkuman RUTR Kota Sambas (20022012) Jalan Lingkar Sambas-Kartyasa merupakan jalan Negara yang menghubungkan Kota Sambas dengan daerah lainnya di pesisir Kalimantan Barat sehingga tata ruang di sekitar jalan arteri primer ini harus dapat mendukung kelancaran lalu lintas. Dalam pemanfaatan ruang di koridor jalan ini terdapat 2 bagian yaitu fungsifungsi yang menimbulkan bangkitan lalu lintas, dilokasikan pada lapis ke-dua, sedangkan bagi fungsi yang tidak banyak menimbulkan bangkitan lalu lintas dapat dilokasikan pada lapis pertama. Lapis pertama adalah persil yang memangku jalan arteri primer atau yang terletak dalam bentang 125 meter dari tepi jalan. Sedangkan lapis kedua adalah persil yang tidak memangku jalan primer atau setidaknya berada di luar bentang 125 meer dari tepi jalan arteri primer. Produk dari RUTRK yang perlu diperhatiakan antara lain : Kebijaksanaan pengembangan penduduk Merupakan arahan distribusi jumlah dan kepadatan penduduk pada setiap blok-blok permukiman hingga

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

63 tahun perencanaan. Zona 1 diperuntukkan bagi klasifikasi tinggi yaitu 75-100 jiwa/Ha. Zona II diperuntukkan bagi klasifikasi rendah yaitu 25-50 jiwa/Ha. Adapun zona III dan IV diperuntukkan bagi klasifikasi sedanga yaitu 50-75 jiwa/Ha. Rencana pemanfaatan ruang Dimaksudkan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan di kawasan perencanaan agar tidak mengganggu fungsi dan peran jalan arteri. Oleh karena itu, terhadap pemanfaatan ruang yang telah ada saat ini akan dilakukan pengaturan yang bersifat adopsi,adaptasi,subtitusi dan relokasi pemanfaatan ruang, dapat dibagi mejadi : Pemnfaatan untuk fungsi lindung: lindung sungai,cagar budaya dan danau buatan Pemanfaatan untuk pertanian Pemanfaatan untuk perdagangan dan jasa Pemanfaatan untuk fasilitas wisata Pemanfaatan untuk permukiman Pemanfaatan untuk fasilitas layanan Konsepsi penataan bangunan dan lingkungan Perpetakan bangunan : klasifikasi I (di atas 2500 m2) dan II (1000-2500m2). Bagi persil lapis kedua dapat dikenai ketentuan perpetakan bangunan klasifikasi III (600-1000m2), klasifikasi IV (250-600m2) dan klasifikasi V (kurang dari 250m2). Sempadan bangunan, peraturan 38 tahun 2004 tentang jalan, nasional yang berfungsi arteri, dengan pagar bangunan 20 bangunan 29 meter. pemerintah RI Nomor di mana untuk jalan jarak antara as jalan meter dan terhadap

Kepadatan bangunan. Di lapis pertama dikenai ketentuan kepadatan (koefisien dasar bangunan) sekitar 40-60%. Sedang ketentuan kepadatan untuk lapis ke dua diatur sebagai berikut : Semua bangunan yang ada di lapis pertama jalan arteri tidak dibuat lebih dari dua lantai dengan ketinggian maksimum 16 m. Semua bangunan yang ada di lapis kedua atau setidaktidaknya berjarak 50 m dari 50 m dari tepi jalan arteri primer pada wilayah perkotaan dibuat tidak lebih dari tiga lantai dengan ketinggian maksimum 20 m.

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

64 Semua bnagunan yang ada di lapis kedua pada wilayah pedesaan dibuat tidak lebih dari dua lantai dengan ketinggian maksimum 16 m. Tata hijau. Tata hijau kawasan jalan arteri primer meliputi penghijauan tepi ruang jalan, penghijauan pekarangan, dan ruang terbuka (fungsi lindung). Pengaturan tata hijau ditujukan untuk mendukung fungsi kawasan sebagai recharge area dan jejalur wisata serta untuk paru-paru lingkungan. Pengaturannya melalui arahan intensitas penghijauan yang dinyatakan dalam persen (%) serta jenis tanaman. Intensitas tinggi adalah kehijauan diatas 60%, intensitas sedang antara 40%-60% dan intensitas rendah adalah kehijauan kurang dari 40%. Rencana sistem pergerakan : Jaringan jalan Sistem penampang jalan Tempat pemberhentian dan sub terminal Pengaturan lalu lintas Rencana sistem utilitas Jaringan air bersih Jaringan air kotor Jaringan listrik Sistem persampahan

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

RENCANA OPERASIONAL
Jadwal Penyelesaian Pekerjaan Dan Teknik Presentasi
Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Sambas, diperkirakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk proses penyusunan rencana ini, hingga menghasilkan laporan akhir adalah selama 120 hari kalender (atau 4 bulan). Kegiatan penyusunan Rencana dalam jangka waktu tersebut meliputi enam tahapan kegiatan, seperti dijelaskan berikut ini.

Tahapan Kegiatan
Tahapan kegiatan terbagi dalam enam bagian, yaitu persiapan, pengumpulan data, analisis dan permumusan masalah, penyusunan rencana, seminar, dan penyempurnaan rencana akhir. Penjabaran dari setiap tahap kegiatan adalah sebagai berikut ini. I. Tahap Persiapan / Pendahuluan Tahapan ini memiliki bobot 6% dari keseluruhan pekerjaan, dan dapat diselesaikan dalam waktu satu minggu. Tercakup dalam tahapan ini antara lain: pemahaman secara seksama petunjuk pelaksanaan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Sambas, penjadwalan pekerjaan, penyusunan rencana kerja, dan survai pendahuluan (reconaissance survey). II. Tahap Survey dan Pengolahan Data Setelah rancangan pengerjaan ditetapkan, pada tahap kedua ini dilakukan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan alat analisis yang dipergunakan. Tahap ini memiliki bobot 22 % dari keseluruhan proses perencanaan dan diselesaikan dalam jangka waktu enam minggu. Beberapa kegiatan yang tercakup dalam tahapan ini adalah: penyusunan daftar tilikan (checklist) data yang dibutuhkan, seleksi data awal yang tersedia (data sekunder), pengumpulan data-data yang belum didapatkan, survai lapangan

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pusat Kota Singkawang

LAPORAN PENDAHULUAN -

65

METODOLOGI

66 untuk pengenalan wilayah perencanaan, dan kompilasi data. III. Tahap Analisis dan Perumusan Masalah Tahapan analisis ini memiliki bobot 42 % dari keseluruhan pekerjaan, dan pada dasarnya terdiri dari dua kelompok kegiatan, yaitu kegiatan analisis itu sendiri dan perumusan / identifikasi permasalahan. Kegiatan identifikasi lebih merupakan kegiatan yang sangat tergantung pada hasil analisis yang dilakukan sebelumnya. Analisis yang dilakukan pada dasarnya terdiri dari dua aspek, yaitu kajian terhadap internal dan kajian eksternal (keterkaitan dengan kawasan sekitarnya). Diperkirakan tahapan ini diselesaikan dalam waktu lima minggu. IV. Tahap Penyusunan Rencana Tahapan ini merupakan tahapan akhir proses perencanaan sebelum dilakukan seminar. Kegiatankegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini antara lain: penetapan arah, tujuan, strategi, dan kebijaksanaan pengembangan kawasan, penyusunan konsepsi tata ruang, rencana struktur tata ruang, rencana alokasi pemanfaatan ruang, rencana pengembangan fasilitas dan utilitas, rencana pengembangan bagian wilayah kota, rencana pengembangan obyek khusus, dan rencana pelaksanaan yang mencakup indikasi program, mekanisme pelaksanaan dan pembiayaan pembangunan kota. Mengingat pentingnya penyusunan rancangan rencana ini, maka tahapan ini memiliki bobot 12 % dari keseluruhan proses perencanaan dan diselesaikan dalam waktu empat minggu. V. Seminar Seminar merupakan pembahasan terhadap hasil sementara perencanaan tata ruang dihadapan instansi / lembaga pemerintahan yang berwewenang di daerah tingkat II. Di dalam seminar ini, apa yang telah dihasilkan dapat diteliti dan diuji keakuratan dan kebenarannya. Seminar direncanakan diselenggarakan pada minggu ke-13. VI. Penyusunan Rencana Akhir Setelah dilakukan seminar, kemudian rancangan rencana disempurnakan sesuai dengan perbaikan dan masukan yang diperoleh dari seminar tersebut. Tahapan ini diperkirakan akan memakan waktu satu minggu, dan memiliki bobot sebesar 16 % dari keseluruhan pekerjaan. Rencana akhir inilah yang menjadi pedoman dan acuan bagi Pembangunan Kawasan.

Jangka Waktu Penyelesaian dan Pelaporan

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

67 Seperti telah dikemukakan sebelumnya, pelaksanaan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Sambas ini adalah 17 minggu (120 hari), terhitung dari minggu kedua Juni 2009 hingga akhir minggu pertama Oktober Tahun 2009. Dalam jangka waktu tersebut, pelaksana pekerjaan menyampaikan laporan kemajuan kerja sebanyak tiga kali. Jenis laporan dan jangka waktu penyelesaiannya dijelaskan berikut ini. Laporan pertama berisikan tanggapan terhadap materi pekerjaan serta rencana operasional penanganan pekerjaan. Laporan pertama ini disebut dengan Laporan Pendahuluan. Laporan pertama ini diserahkan pada minggu pertama, pada saat akumulasi pekerjaan mencapai 6 persen.

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

68

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

69 Laporan Kedua berisikan rumusan rancangan rencana berdasarkan potensi dan permasalahan kota yang telah dikaji dalam proses pengumpulan data dan analisis data. Laporan ini merupakan bahan utama untuk Seminar di daerah untuk mendapat masukan dan penyempurnaan lebih lanjut. Laporan akhir sementara atau Buku Rancangan Rencana ini diserahkan pada minggu ke 13 saat akumulasi pekerjaan mencapai 84 %. Laporan terakhir, yang merupakan laporan utama penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Sambas, adalah produk Laporan Akhir atau Buku Rencana setelah dilakukan revisi berdasarkan pembahasan pada seminar. Buku Rencana ini dilengkapi dengan Album Peta yang merupakan kumpula peta-peta rencana skala 1 : 1.000. Dengan dimasukkannya laporan ini pada minggu ke-17, maka seluruh pekerjaan selesai. Gambaran selengkapnya penjadwalan, jangka waktu pengerjaan, dan sistem pelaporan dapat dilihat pada Tabel 5.

Teknik Penyajian
Seperti yang telah dikemukakan di atas, pekerjaan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kota Sambas ini akan menghasilkan tiga laporan yaitu Laporan Pendahuluan, Rancangan Rencana dan Buku Rencana sebagai Laporan Akhir serta lampirannya Album Peta. Penyajian buku-buku laporan dan hasil pekerjaan akan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : Pengetikan dilakukan satu spasi dengan teknik cetak menggunakan inkjet printer berwarna di atas kertas HVS 80 gram Kulit Buku berwarna putih dengan tulisan dan gambar sampul cetakan warna Ukuran kertas yang dipakai pada tiap-tiap laporan adalah sebagai berikut : Laporan Pendahuluan buku Rancangan Rencana : Buku Rencana Album Peta : : : kwarto sebanyak 10

kwarto sebanyak 40 buku kwarto sebanyak 20 buku

A1 sebanyak 5 album : 5 keping/copy

Laporan Digital dalam CD

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

70 Skala peta-peta yang disajikan di dalam buku laporan skalanya disesuaikan dengan ukuran kertas laporan sedangkan skala peta pada Album Peta adalah 1: 1.000. Peta-peta, gambar-gambar, skema dan diagram baik yang disajikan di dalam buku laporan maupun dalam Album Peta disajikan berwarna dengan teknik cetak menggunakan inkjet printer setelah terlebih dahulu peta-peta tersebut dibuat dalam bentuk data digital. Dengan demikian peta-peta tersebut akan sangat mudah dicetak kembali bila diperlukan. Semua data digital tersebut disimpan secara aman dalam Compact Disk-ROM. Dalam forum Seminar/Diskusi, konsultan menyiapkan bahan-bahan presentasi yang disajikan menggunakan Multimedia Projector, dimana preparatnya berupa gambar, skema, diagram dan peta-peta serta animasi berwarna melalui komputer diproyeksikan ke layar menggunakan teknologi Multimedia.

Organisasi Pelaksanaan Proyek


Penyusunan Rencana Kawasan Pusat Perdagangan dan Jasa Komersial Kota Sambas ini akan dikerjakan oleh sebuah tim kerja dengan struktur organisasi seperti terlihat pada Gambar 4. Tim ini dipimpin oleh seorang ketua tim yang dibantu oleh beberapa ahli dari berbagai disiplin ilmu dalam hal teknis dan seorang administrator proyek dalam hal administrasi proyek. Staf ahli dibantu oleh beberapa asisten ahli dan pada jenjang terbawah, seluruh pekerjaan ditunjang oleh staf penunjang yang terdiri dari juru ketik, juru gambar, surveyor dan operator komputer. Tugas masing-masing anggota tim adalah sebagai berikut : A. Ketua Tim Tugas utama ketua tim adalah mengkoordinasikan seluruh proses pelaksanaan proyek baik teknis maupun administratif. Ketua tim harus dapat mengarahkan jalannya proses perencanaan sesuai dengan jadwal dan network yang telah ditetapkan. Ketua tim, yang dalam proyek ini dirangkap oleh Ahli Planologi, bertanggung jawab langsung kepada Direktur Perusahaan. B. Ahli Planologi Selain seorang Ahli Planologi yang merangkap sebagai ketua tim di atas, pekerjaan ini ditangani pula oleh satu orang ahli planologi lain yang tugas utamanya adalah menyusun rencana kerja, meyusun kerangka pendekatan dan rincian proses perencanaan dari awal sampai akhir, mempersiapkan materi persiapan survey, menyusun outline setiap laporan serta secara teknis melakukan kajian-kajian ketataruangan.

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

71 C. Ahli Muda Teknik Geodesi Tugas utama ahli geodesi ini adalah membuat peta dasar dan peta tematik wilayah perencanaan dengan ketelitian dan kelengkapan informasi sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan oleh perencana kota. Peta-peta tersebut terutama dibuat berdasarkan kondisi lapangan yang diperoleh secara langsung dengan pengukuran-pengukuran di lapangan.

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

METODOLOGI

56 D. Ahli Teknik Sipil Ahli Teknik Sipil bekerja sama dengan arsitek dan perencana kota serta ahli teknik lingkungan mendisain sistem transportasi kota dan berbagai utilitas yang direncanakan. F. Ahli Arsitektur Arsitek bekerja sama dengan ahli teknik lingkungan dan teknik sipil bertugas merumuskan ciri khas arsitektur kota dan potensi alami yang estetis arsitektural serta dalam tahap rencana menyusun desain tata letak dan ketinggian bangunan beserta lansekapnya. G. Ahli Teknik Lingkungan Tugas utama ahli teknik lingkungan adalah menyusun rencana sistem pembuangan limbah, pengeringan air hujan, pola distribusi air bersih bagi tapak-tapak yang telah didesain oleh arsitek.
Tabel 6 BEBAN PERSONIL DALAM PENY USUNAN RTBL KOTA SAMBAS (Koridor Lingkar Selatan Sambas-Kartyasa)
MINGGU KE OB 1 1 2 3 4 5 Ketua Tim / Ahli Planologi Ahli Teknik Sipil Ahli Geodesi / Pemetaan Ahli Arsitektur Ahli Teknik Lingkungan J UMLAH (ORANG-BULAN) AKUMULASI (ORANG-BULAN) 4.00 1.00 2.50 1.75 1.75 11.00
0.25 0.25 0.50 0.50 0.40 0.40 0.40

NO

TIM PENYUSUN

2 0.25

3 0.25

4 0.25

5 0.2

6 0.2

7 0.2

8 0.2 0.25

9 0.2 0.25 0.2 0.25 0.25


1.15

10 0.25

11 0.25

12 0.25

13 0.25 0.25

14 0.25

0.25

0.25

0.25

0.2

0.2

0.2

0.2 0.25 0.25


1.15

0.25 0.25 0.25


1.00

0.25 0.25 0.25


1.00

0.25 0.25
0.75

0.25 0.25
1.00 0.25

0.25

0.50

1.00

1.50

1.90

2.30

2.70

3.85

5.00

6.00

7.00

7.75

8.75

9.00

M. Staf Pendukung Staf pendukung terdiri dari seorang administrator proyek, dua orang asisten ahli, seorang juru gambar (ahli CAD), dan seorang operator komputer (word processor & spreadsheet), bertugas mendukung keseluruhan proses penyelesaian pekerjaan dari tahap persiapan sampai tahap penyelesaian laporan akhir baik teknis maupun admisitratif. Di samping itu, untuk kegiatan pengukuran/survey lapangan dikerahkan 6 orang surveyor dan beberapa tenaga lokal untuk membantu Ahli Teknik Geodesi. Pengerahan tenaga kerja disusun berdasarkan network dan tugas masing-masing personil yang telah ditetapkan. Mobilisasi dan demobilisasi serta beban personil (load) dapat dilihat pada Tabel 6.

RUTR IKK JONGKONG

Laporan Pendahuluan

You might also like