You are on page 1of 17

I.

UNIT PENGHISAP (VACUM UNIT)

I. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum acara I Unit Penghisap (Vacum Unit) ini adalah : a. Mempelajari Unit Penghisap dengan menggunakan prinsip-prinsip dinamika fluida. b. Mengkaji karakteristik Unit Penghisap II. Tinjauan Pustaka a. Tinjauan Bahan Alat ukur yang didesain atas dasar persamaan tekanan disebut barometer dan manometer. Manometer merupakan alat ukur udara tertutup (udara dalam ruangan). Pada dasarnya manometer maupun barometer adalah pipa U, yang berisi zat cair sebagai petunjuk pembacaan skala. Manometer salah satu ujung pipa U dihubungkan dengan ruangan yang hendak diukur tekanannya, satu ujung yang lain terbuka (berhubungan dengan udara bebas). Biasanya zat cair yang digunakan untuk mengisi barometer maupun manometer adalah Hg (air raksa) (Raharjo dan Radiyono, 2008). Manometer adalah alat ukur tekanan dan manometer tertua adalah manometer kolom cairan. Alat ukur ini sangat sederhana, pengamatan dapat dilakukan langsung dan cukup teliti pada beberapa daerah pengukuran. Manometer kolom cairan biasanya digunakan untuk pengukuran tekanan yang tidak terlalu tinggi (mendekati tekanan atmosfir). Manometer digunakan untuk menentukan perbedaan tekanan diantara dua titik di saluran pembuangan gas atau udara. Perbedaan tekanan kemudian digunakan untuk menghitung kecepatan aliran di saluran dengan menggunakan persamaan Bernoulli (Rahayu, 2009). Terdapat banyak alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, di antaranya adalah manometer tabung terbuka (lihat gambar di bawah). Pada manometer tabung terbuka, di mana tabung berbentuk U, sebagian tabung diisi dengan zat cair (air raksa atau air). Tekanan yang terukur dihubungkan

dengan perbedaan dua ketinggian zat cair yang dimasukan ke dalam tabung (San, 2008). Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi hidup dan kehidupan manusia. Mengingat arti universal air tersebut, maka perlu diketahui data yang akurat dalam rangka pemerataan dan keadilan untuk mendapatkan air. Oleh karena itu pengelolaan hidrometri dan peralatannya sangat penting untuk mendapatkan data air yang akurat dan menerus setiap tahunnya. Debit aliran mempunyai peranan yang sangat penting, maka data tersebut harus akurat dan sedikit mungkin mengandung kesalahan. Dari pencatatan Puslitbang Air (Sukmawati dkk, 2010). Teknologi pemvakuman sangat bermanfaat alam kehidupan manusia, mulai dari pengolahan bahan makanan, hail olah bahan makanan, obatobatan, sampai pada pembuatan alat-alat yang membutuhkan teknologi ringgi seperti halnya lampu listrik, hard disk computer, dan lain-lain. Bagian sisi isap pada pompa mempunyai tekanan vakum, dan tekanan ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan tanpa atau tidak harus menggunakan kerja pompa. Penambahan sebuah peralatan lain pada sisi isap pompa, dapat dilakukan denga penyadapan/pengisapan fluida (cairan atau gas). Tekanan vakum daalh tekanan tyang berada di bawah tekanan atmosfir atau udara sekeliling. Untuk mendapatkan tekanan vakum, dibutuhkan suatu alat yang dapat membuang udara dari dalam suatu container (Leonanda dkk, 2004). Digunakan pipa yang fleksibel dan lempeng material kedap air dipasang pada bagian atas pipa untuk dapat menekan pipa turun dan masuk ke permukaan sedimen. Bukaan pada bagian bawah pipa berfungsi sebagai bukaan pemasukan dan menghasilkan zone tekanan rendah pada lempeng material kedap airnya. Pipa dirancang untuk mengamankan bukaan lubang pemasukan di bagian udik pipa agar tidak tertimbun selama pengairan sedimen (Mawardi dkk, 2010). Air merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam semua kehidupan, terutama untuk keperluan rumah tangga dan keperluan industri. Ir terdapat dimana-mana dipermukaan bumi ini (hampir dari luas permukaan bumi).

Yang terdapt di laut, danau, sungai dan aliran-aliran air lainnya. Di atmosfer air terdapat dalam bentuk uap, awan dan endapan, sedang dibawah terdapat sebagai reservoir ( Arigayota, 2004). b. Tinjauan Teori Dalam pengukuran fluida termasuk penentuan tekanan, kecepatan, debit, gelombang kejut, gradient kerapatan, turbulensi, dan viskositas. Pengukuran debit secara langsung terdiri atas penentuan volume atau berat fluida yang melalui suatu penampang delam selang waktu tertentu. Metode tak langsung bagi pengukuran debit memerlukan penentuan tingi-tekanan, perbedaan tekanan, atau kecepatan di beberapa titik pada suatu penampang dan dengan besaran-besaran lain. Penentuan kecepatan disejumlah titik pada suatu penampang memungkinkan penentuan besarnya debit. Dengan menggabungkan pengukuran tekanan-statik dan pengukuran tekanan-total, yaitu, dengan mengukur masing-masing tekanan den menghubungkan dengan kedua ujng sebuah manometer diferensial, maka diperoleh tinggi tekanan dinamik (Streeter, 1991). Pengukuran tekanan ditetapkan dengan dua cara, yakni tekanan mutlak terhadap suatu acuan bertekanan nol, atau tekanan yang diukur terhadap atmosfer lokal. Tekanan yang diukur itu bisa lebih tinggi atau lebih rendah daripada tekanan atmosfer lokal. Jika lebih tinggi, selisihnya disebut tekanan tolok, jika lebih rendah dinamakan tekanan vakum. Tekanan tolok lawan tekanan vakum, tetapi laazimnya nilai yang negative tidak dipakai. Manometer adalh piranti yang sederhana dan murah tanpa bagian-bagian yang bergerak kecuali lajur zat cair itu sendiri. Manometer dapat dibuat dengan kecepatannya hanya berbeda sedikit, lajur zat cair yang miring, dan petunjuk dengan micrometer atau lensa mata untuk menentukan letak meniskusnya dengan teliti. Yang diperlukan ialah beda tekanan P1 - P2, kesalahan yang cukup besar terjadi karena pengurangan dua pengukuran itu, dan karenanya akan jauh lebih baik kalau kedua ujung satu instrument dihubungkan dengan lubang-lubang static P1 dan P2 agar dengan satu manometer saja selisih tekanan itu langsung terukur (White, 1988).

Pengukur tekanan yang sederhana ialah manometer tabung terbuka. Bagian atas tabung terbuka ke atmosfer pada tekanan Pat. Ujung lain tabung berada pada tekanan P, yang harus diukur. Perrbedaan P - Pat sama dengan gh, dengan adalah kerapatan cairan dalam tabung. Perbedaan antara tekanan absolut P dan tekanan atmosfer Pat dinamakan tekanan gauge (tekanan tolok) (Tipler, 1991). Istilah yang muncul dari persoalan pepompaan yaitu tekanan absolut, barometer, dan pengukuran. Serta vakum untuk instalasi yang beroperasi dibawah tekanan atmosfer. Pipa hisap untuk kelas pompa yang manapun tidak boleh lebih kecil dari sambungan sisa hisap pompa. Beberapa pompa dilengkapi dengan ruang vakum atau ruang lepas mendadak pada jaringan hisap untuk menjamin bahwa silinder pompa akan terisi penuh dengan air. Peralata bantu untuk pemancingan pompa meliputi ejektor, pompa vakum, dan lainnya. Faktor penting pada sisi buang pipa adalah ukuran pipa, kecepatan cairan, panjang pipa dan lainnya untuk menjamin terjadinya laju aliran cairan yang diinginkan (Hicks dan Edwards, 1996). Tekanan absolut menunjukkan nilai absolut (mutlak) gaya per satuan luas yang bekerja pada dinding penampung fluida. Tekanan relativ atau tekanan pengukur ialah selisih antara tekanan absolut dan tekanan atmosfer setempat. Vakum atau hampa menunjukkan berapa lebihnya tekanan atmosfer dari tekanan absolut. Manometer fluida sangat banyak digunakan untuk pengukuran tekanan fluida padda keadaan lunak. Perbedaan tekanan antara tekanan P yang tak diketahui dan tekanan atmosfer merupakan fungsi dari perbedaan tinggi h. Untuk pengukuran vakum sedang, dapat menggunakan pengukur bourdon, manometer, dan berbagai pengukur diafragma (Holman, 1985). Salah satu konsep mengenai mekanika fluida atau secara sederhana dapat dikatakan sebagai konsep yang membahas gerak (aliran) zat cair dan gas. Pada konsep mekanika fluida terdapat salah satu hukum (konsep dasar) yang dikenal dengan nama hukum Bernoulli. Suatu fluida dikatakan mempunyai peningkatan kecepatan, jika fluida tersebut mengalir dari suatu

bagian dengan tekanan tinggi menuju bagian lainnya yang bertekanan rendah. Sedangkan suatu fluida dikatakan mempunyai penurunan kecepatan, jika fluida tersebut mengalir dari suatu bagian bertekanan rendah, menuju bagian lain bertekanan tinggi (Anonima, 2000). Penelahaan tentang sifat-sifat aliran fluida memang sangat penting untuk dipelajari. Contohnya dalam rekayasa reservoir, dengan mempelajari sifat aliran fluida kita dapat mengetahui beberapa parameter penting dalam aliran fluida sperti permeabilitas dan kecepatan rata-rata dengan lebih mudah. Fluida didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Yang termasuk fluida adalah diantaranya air, minyak, dan gas ( Hidayat, 2006). Sebelum pompa ram hidraulik dijalankan, diukur terlebih dahulu hambatan antara keluaran reservoir dengan ujung masuk pipa suplai. Pada kedua tempat tersebut terdapat katup yang dihubungkan ke manometer air raksa dengan selang. Pengambilan data debit dilakukan dengan cara mengumpulkan air yang keluar dari katup tabung hantaran selama beberapa waktu dengan menggunakan stopwatch lalu dituang ke gelas ukur. Jumlah volume yang dihasilkan tersebut kemudian dibagi dengan lamanya waktu pengumpulan air untuk mengetahui debit pompa dalam ml/menit (Suryawan, 2001). Variasi vakum pada akhir saluran selama mesin pemerahan tergantung pada operasi vakum tingkat, desain liner, karakteristik getaran dan pada aliran dua-fasa kompleks susu dan udara dari saluran ke penampung jar, ember atau pipa susu. Pemerahan kecepatan sebanding dengan rata-rata vakum di bawah saluran selama fase pemerahan dari pulsasi (b-fase) ketika terbuka. Tingkat vakum tergantung pada drop vakum karena komponen antara vakum pompa dan ujung saluran. Korelasi antara aliran susu dan penurunan vakum dan antara susu aliran dan fluktuasi vakum tidak. Operasi vakum harus berkaitan dengan pemerahan atau vakum liner terbuka dan tidak, seperti pada umumnya, vakum diukur selama siklus pulsasi. Penting bahwa tetes dalam vakum selama penutupan liner tidak menyebabkan selip liner atau menghalangi liner dari runtuh pada saluran. Tujuannya adalah

untuk mengukur variasi vakum dalam tahap pemerahan dan lebih lengkap siklus pulsasi selama pemerahan disimulasikan menggunakan berbagai unit pemerahan (Callaghan, 2004). Prinsip penggunaan vakum susu dan produk susu bukanlah hal yang baru, tetapi beberapa peralatan menggunakan metode baru. Peralatan vakum dalam kategori ini dapat diklasifikasikan sebagai satu-ruang atau two chamber, atau dengan metode seperti injeksi uap, menggosok udara, cepat agitasi melalui venturi (bukan menggunakan cara vakum tetapi

menggunakan metode tekanan uap), atau pendinginan produk. Tepat kontrol aliran uap, aliran susu, dan vakum diperlukan untuk menghindari konsentrasi atau pengenceran produk. Seperti halnya vakum adalah menurun (tekanan meningkat), suhu penguapan meningkat. Untuk menghapus lebih banyak air di kedua ruangan, suhu penguapan berkurang dengan meningkatkan vakum. Otomatis perangkat kontrol yang digunakan untuk pemantauan suhu pada inlet dan outlet vakum unit. Kontrol dapat diatur untuk menjaga yang diinginkan suhu dengan mengatur vakum dengan memberi pengaruh udara ruang kurang lebih rendah dari atmosfer vakum tetapi beroperasi pada prinsip perbedaan tekanan uap. Uap tersebut dapat dihilangkan dengan (1) kondensasi pada penukar panas dingin dioperasikan dalam hubungannya dengan pompa vakum, atau (2) ejektor sebuah kondensor (Hall, 2000). Tekanan gauge dapat diukur oleh alat yang disebut dengan manometer pipa terbuka. Alat ini berupa pipa berbentuk U yang bagiannya diisi dengan cairan, biasanya air atau merkuri tekanan darah diukur dengan menggunakan manometer merkuri. Pada prinsipnya, manometer juga dapat digunakan untuk mengukur tekanan pada atmosfer, inilah alat yang disebut dengan barometer (Anonimb,2010). Pengukur tekanan yang paling sederhana ialah manometer pipa terbuka. Alat ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yag satu menderita tekanan p yang hendak diukur, sedangkan ujungnya yang satu lagi berhubungan denga atmosfer. Karena manometer dan barometer

raksa sangat sering dipakai di laboratorium, tekanan atmosfer dan tekanan tekanan lainnya lazim dinyatakan dengan ucapan sekian inci raksa, sentimeter raksa, atau milimeter raksa. Walaupun semua bukan merupakan satuan sesungguhnya, akan tetapi karena demikian diskriptifnya, satuan - satuan tersebut sering dipakai (Alijar, 2009). III. Metodologi a. Alat dan Bahan 1. Satu set pompa air beserta selang-selangnya 2. Vacum unit 3. Ember (besar dan kecil) 4. Alat pengukur tekanan (manometer pipa terbuka) 5. Alat pengukur waktu (stopwatch) 6. Gelas ukur 7. Sumber listrik 8. Jangka sorong 9. Air

b. Cara Kerja
Dimensi unit penghisap diukur ; diameter dalam pipa=2, dan diameter dalam pipa=3

pipa 3 Luas penampang hisapan Luas penampang aliran pipa 2

Peralatan dan bahan disusun sesuai dengan susuan percobaan

Pompa air dihidupkan, kran dibuka mulai dari yang terendah

Diukur segera ketika aliran dan manometer stabil

Debit diukur bersamaan dengan diukurnya tekanan (manometer dibaca)

Dilakukan pengukuran ulang selama 8 kali pengukuran

Diploting dalam grafik, dicari nilai C

Gambar 1.2 Susunan Percobaan :


2 4 6 1 5

Keterangan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. pompa air keran pengukur volume peredam kecepatan air manometer pipa terbuka vacum unit penampung air

-3 3 3-- 7 ---------

IV. Hasil dan Pembahasan a. Hasil Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Debit dan Tekanan P2 t (cmHg) (secon) 1. 0,2 13,81 2. 0,6 8,68 3. 1 6,91 4. 1,7 5,01 5. 3,3 3,75 6. 6,0 2,39 7. 6,5 2,78 8. 6,9 2,47 Sumber : Laporan Sementara No. V (m3) 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 Q (m3/s) 07,2 x 10-5 11,5 x 10-5 14,5 x 10-5 19,9 x 10-5 26,7 x 10-5 41,8 x 10-5 35,9 x 10-5 40,5 x 10-5 v (m/s) 1,10 1,76 2,21 3,04 4,08 6,38 5,48 6,18

8 7 6 Tekanan (cmHg) 5 4 3 2 1 0 0 -1 10 20 30 40 50 Debit (m3/s) Hubungan Tekanan dan Debit Linear (Hubungan Tekanan dan Debit) y = 0.203x - 1.754 R = 0.956

Gambar 1.3 Grafik hubungan antara Tekanan dengan Debit

8 7 6 Tekanan (cmHg) 5 4 3 2 1 0 -1 0 2 4 Kecepatan (m/s) 6 8

y = 1.3319x - 1.7578 R = 0.9562

Hubungan Tekanan dan Kecepatan Linear (Hubungan Tekanan dan Kecepatan)

Gambar 1.4 Grafik hubungan antara Tekanan dengan Kecepatan b. Pembahasan Pompa vacum merupakan alat yang menggunakan prinsip penghisapan dimana tekanan pada suatu lokasi lebih rendah daripada tekanan atmosfer. Dengan adanya perbedaan tekanan maka akan terjadi aliran dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan lebih rendah. Prinsip kerja pompa vacum ini menggunakan konsep dinamika fluida. Percobaan acara I mengenai unit penghisap ini digunakan alat berupa pompa air, selang-selang, vacum unit, ember besar dan kecil, manometer pipa terbuka sebagai alat ukur tekanan, stopwatch sebagai alat ukur waktu, dan alat ukur volume, serta diperlukan pula sumber listrik dan air. Dengan prinsip dinamika fluida, aliran fluida yang melewati selang-selang dan penampang dengan diameter yang berbeda maka pada penampang yang ciut tekanannya akan semakin rendah dan bahkan lebih dari tekanan atmosfer. Percobaan dilakukan sebanyak 8 kali dengan bukaan kran yang berbeda dimana semakin lama bukaan kran semakin besar. Hal ini dilakukan untuk memberikan perlakuan debit air. Yang selanjutnya untuk melihat hubungan antara variasi debit aliran dengan tekanan. Tekanan (P2) diperoleh dari selisih angka yang tertera pada manometer pipa terbuka. Sedangkan untuk menghitung debit aliran air diperoleh dari

lamanya air yang ditampung dalam ember sebanyak 1 liter (0,001 m3). Sedangkan untuk menghitung kecepatan aliran diperoleh dari perhitungan debit aliran air dibagi dengan luas penampang. Dari hasil pengukuran diperoleh diameter aliran (D2) sebesar 0,0097 m dan diameter penghisap sebesar 0,0033 m. Dengan menggunakan rumus ..D2 diperoleh luas penampang (A) sebesar 65,5 x 10-6 m2 dari hasil pengurangan luas penampang aliran (D2) dikurangi luas penampang hisapan (D3). Dari bukaan kran ke satu sampai ke delapan secara berturut-turut debit aliran (Q) diperoleh sebesar 07,2 x 10-5 m3/s; 11,5 x 10-5 m3/s; 14,5 x 10-5 m3/s; 19,9 x 10-5 m3/s; 26,7 x 10-5 m3/s; 41,8 x 10-5 m3/s; 35,9 x 10-5 m3/s; dan 40,5 x 10-5 m3/s. Dari hasil percobaan tersebut dapat dilihat bahwa debit aliran (Q) berbanding terbalik dengan waktu, semakin singkat waktu untuk menampung air maka debit alirannya semakin besar. Untuk kecepatan aliran (v) dari hasil bagi debit (Q) dengan luas penampang (A) dari bukaan ke satu hingga bukaan ke delapan secara berturutturut yaitu 1,10 m/det; 1,76 m/det; 2,21 m/det; 3,04 m/det; 4,08 m/det; 6,38 m/det; 5,48 m/det; 6,18 m/det. Kecepatan aliran yang diperoleh dari percobaan acara I ini berbanding lurus dengan debit aliran, dimana semakin besar debit aliran maka kecepatan alirannya juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan hukum Bernoulli yang menyatakan semakin besar keceptan aliran fluida maka semakin kecil tekanan, dan semakin kecil kecepatan aliran fluida maka semakin besar tekanannya. Dari grafik hubungan antara tekanan dengan debit diperoleh persamaan garisnya y = 0.203x - 1.754 dengan R = 0.956. Nilai konstan debit aliran dengan tekanan (C1) adalah 0.203. Sedangkan dari grafik hubungan tekanan dengan kecepatan aliran diperoleh persamaan garisnya y = 1.331x - 1.757 dengan R = 0.956. Nilai konstan kecepatan aliran dengan tekanan (C2) adalah 1.331. Grafik hubungan antara tekanan dengan debit dan tekanan dengan kecepatan hasil dari percobaan tidak berupa garis linear yang lurus, seharusnya

grafik yang tergambarkan berupa garis linear yang lurus karena jika tekanannya diperbesar maka kecepatan aliran dan debitnya juga akan bertambah besar dengan kenaikan yang konstan. Kesalahan ini terjadi karena data yang menyimpang yaitu pada perhitungan waktu sehingga menyebabkan perhitungan debit dan kecepatan menjadi menyimpang juga. Dari percobaan acara I dapat dinyatakan bahwa adanya hubungan antara luas penampang, tekanan pada penampang pipa, volume air, debit aliran, dan kecepatan aliran. Semakin kecil luas penampang maka tekanannya semakin besar. Dengan makin besarnya tekanan pada penampang pipa maka debit aliran pun juga semakin besar dan kecepatannya pun juga makin besar. Selain itu, pada percobaan acara I ini juga diberikan perlakuan yang berbeda untuk bukaan kran, hal ini dilakukan untuk memberikan variasi debit aliran untuk memberikan perbedaan tekanan yang makin lama makin besar. V. Kesimpulan Dari praktikum acara I dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Luas penampang yang besarnya 65,5 x 10-6 m2 diperoleh dari perhitungan luas penampang 74,0 x 10-6 m2 sebesar dikurangi luas penampang sebesar 85,0 x 10-6 m2. 2. Debit aliran mulai dari bukaan ke satu hingga bukaan ke delapan secara berturut-turut yaitu 07,2 x 10-5 m3/s; 11,5 x 10-5 m3/s; 14,5 x 10-5 m3/s; 19,9 x 10-5 m3/s; 26,7 x 10-5 m3/s; 41,8 x 10-5 m3/s; 35,9 x 10-5 m3/s; dan 40,5 x 10-5 m3/s , dengan debit aliran terkecil 07,2 x 10-5 m3/s pada buakaan ke satu dan debit aliran terbesar 40,5 x 10-5 m3/s pada bukaan ke enam. 3. Besarnya kecepatan aliran mulai dari bukaan ke satu hingga bukaan ke delapan yaitu 1,10 m/det; 1,76 m/det; 2,21 m/det; 3,04 m/det; 4,08 m/det; 6,38 m/det; 5,48 m/det; 6,18 m/det , dengan kecepatan terkecil 1,10 m/det pada bukaan ke satu dan kecepatan terbesar 6,38 m/det pada bukaan ke enam. 4. Dari pengukuran manometer diperoleh tekanan dari bukaan kran ke satu hingga bukaan ke delapan yaitu sebesar 0,2 cmHg; 0,6 cmHg; 1 cmHg; 1,7

cmHg; 3,3 cmHg; 6,0 cmHg; 6,5 cmHg; 6,9 cmHg. Tekanan terkecil 0,2 cmHg pada bukan kran ke satu dan tekanan terbesar 6,9 cmHg pada bukaan kran ke delapan. 5. Persamaan regresi pada grafik hubungan antara tekanan dengan debit adalah y = 0,203x 1,754 dengan R = 0,956, dengan nilai konstanta (C1) sebesar 0,203. Persamaan regresi pada grafik hubungan antara tekanan dengan kecepatan adalah y = 1,331x 1,757 dengan R = 0,956, dengan nilai konstanta (C2) sebesar 1,331. 6. Prinsip kerja pompa penghisap yaitu dengan membuat tekanan pada suatu lokasi lebih rendah daripada tekanan atmosfer. 7. Luas penamapang yang semakin ciut akan membuat tekanan semakin besar sehingga membuat debit aliran dan kecepatan aliran semakin besar pula.

DAFTAR PUSTAKA

Alijar. 2009. http://teorikuliah.blogspot.com/. Diakses tanggal 17 Maret 2011. Pukul 14.45 WIB. Anonima. 2000. http://www.anneahira.com/hukum-bernoulli.htm. Diakses tanggal 9 Maret 2011. Pukul 18.45 WIB. Anonimb. 2010. http://file.upi.edu/ai.php. Diakses tanggal 17 Maret 2011. Pukul 1430. Arigayota, Rahman. 2004. Proses Pengolahan Air untuk Air Ketel PLTU. Jurnal Teknologi dan Energi Volume 4. Jakarta. Callaghan. 2004. Effects of the design of a milking unit on vacum variations during simulated milking. Irish Journal of Agricultural and Food Research Volume 43. Wisconsin. Hall. 2000. Equipment for Vacum Treatment of Milk. Journal of Diary Science. East Lansing. Hicks, Tylerr G. dan Edwards. 1996. Teknologi Pemakaian Pompa. Erlangga. Jakarta. Hidayat, Syarif. 2006. Simulasi Arus Laut dengan Lattice Gas Automata. Jurnal Teknologi dan Energi Volume 6. Jakarta. Holman. 1985. Metode Pengukuran Teknik. Erlangga. Jakarta. Leonanada dkk. 2004. Studi terhadap Pompa Vakum Tipe Orifis. Fakultas Teknik Universitas Andalas. Mawardi dkk. 2010. Pengaruh Desain Pipa Hisap Terhdap Kinerja Penghisapan Sedimen ke Hilir Waduk. Jurnal Teknik Hidrolik Volume 1. Bandung. Rahayu, Suparni. 2009. http://www.chem-is-try.org. Diakses tanggal 9 Maret 2011. Pukul 07. 39 WIB. San. 2008. http://www.gurumuda.com/. Diakses tanggal 9 Maret 2001. Pukul 07.45 WIB. Streeter, Victor L. 1991. Mekanika Fluida Edisi Delapan. Erlangga. Jakarta. Sukmawati dkk. 2010. Pemodelan Debit Aliran Bangkitan Sungai Bedadung Dengan Arima. Jurnal REKAYASA Volume 7. Fakultas Teknik Universitas Jember. Jember. Suryawan, Bambang. 2001. Pengujian Karakteristik Pompa Hidraulik Hasil Rancangan (Sebuah Kajian Eksperimental). Jurnal Teknik dan Energi Volume 1. Jakarta. Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta. Trustho, Raharjo dan Radiyono. 2008. Fisika Mekanik. UNS Press. Surakarta. White, Frank M. 1988. Mekanika Fluida Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.

Analisis Hasil Percobaan a. Perhitungan Luas Penampang Rumus : A= Keterangan : A D = Luas Penampang (cm2) = Diameter Pipa (cm)
1 D2 4

D dalam pipa 2 = 0,97 cm D dalam pipa 3 = 0,33 cm Luas penampang aliran =


3,14 (0,97 ) 2 4 3,14 (0,33) 2 4

= 0,74 cm2 Luas penampang hisapan =

= 0,085 cm2 Luas penampang sebenarnya = Luas penampang aliran - Luas penampang hisapan = 0,74 - 0,085 = 0,655 cm2 = 65,5 x 10-6 m2 b. Perhitungan Debit Aliran (Q) Rumus : Q= Keterangan : Q = Debit Aliran (m3/det) V = Volume Air (liter) t = waktu (detik) 1. Bukaan kran ke-1 Q =
0,001 = 7,2 x 10-5 m3/det 13,81
V t

2. Bukaan kran ke-2 Q =


0,001 = 11,5 x 10-5 m3/det 8,68

3. Bukaan kran ke-3 Q =


0,001 = 14,5 x 10-5 m3/det 6,91

4. Bukaan kran ke-4 Q =


0,001 = 19,9 x 10-5 m3/det 5,01

5. Bukaan kran ke-5 Q =


0,001 = 26,7 x 10-5 m3/det 3,75

6. Bukaan kran ke-6 Q =


0,001 = 41,8 x 10-5 m3/det 2,39

7. Bukaan kran ke-7 Q =


0,001 = 35,9 x 10-5 m3/det 2,78

8. Bukaan kran ke-8 Q =


0,001 = 40,5 x 10-5 m3/det 2,47

c. Perhitungan Kecepatan Aliran (v) Rumus : v= Keterangan : v = Kecepatan Aliran (m/det) Q = Debit Aliran (m3/det) A = Luas Penampang Sebenarnya (m2)
Q A

1. Bukaan kran ke-1 v =


7,2 10 5 = 1,1 m/det 65,5 10 6

2. Bukaan kran ke-2 v =


11,5 10 5 = 1,76 m/det 65,5 10 6

3. Bukaan kran ke-3


14 ,5 10 5 v = = 2,21 m/det 65,5 10 6

4. Bukaan kran ke-4 v =


19 ,9 10 5 = 3,04 m/det 65,5 10 6

5. Bukaan kran ke-5 v =


26 ,7 10 5 = 4,08 m/det 65,5 10 6

6. Bukaan kran ke-6 v =


41,8 10 5 = 6,38 m/det 65,5 10 6

7. Bukaan kran ke-7


35,9 10 5 v = = 5,48 m/det 65,5 10 6

8. Bukaan kran ke-8 v =


40 ,5 10 5 = 6,18 m/det 65,5 10 6

You might also like