Professional Documents
Culture Documents
Jrysona
Group
\--a
PENYARINGAN
AIRMII\IUM
Secara Sederh ana di Pedesaan
Oleh
\r/
PN
6o
BALAI PUSTAKA
1983
Jakarta
\
t,
ll
a.'
\--\ 4l)
KATA PENGANTAR
Salah satu jalan untuk mencapai hidup sehat dan sejahtera adalah
penggunaan air minum yang bersih dan sehat.
1983
PENYARINGAN AIR MINUM SECARA SEDERHANA DI PEDESAAN ini merupakan hasil karya Gypsona Group Universitas Hasanuddin dalam lomba karya inovatif Produktif yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dengan menyajikan buku ini, Balai Pustaka mengharapkan agar masyarakat di pedesaan dapat menyediakan air minum yang bersih dan
schat secara mudah dan dapat dilaksanakan oleh setiap keluarga.
--\ -
penlusr^XA.AN DAIBAII
MILIK
PN Balai Pustaka.
lr*?t
TIMUR
No--ir...7
f. r //
lPal P
1vir
Perancang
=.-\
DAFTAR ISI
Halaman
I. ll. Ill.
Kata Pengantar
Pendahuluan
A. Materi : ... .
..
...
9 g II
13
1. Pengertian umumpengolahan airminum ....... 15 2. Bahan-bahan untuk pengolahan air minum 16 3. Sistempenyaringan airminum secarasederhana ....... lg B. Metode: . . .. .... 19 1. Teknik pembuatan sistem penyaringan air minum secara . sederhana .. . ....... 20 2. Proses pengolahan air melalui sistern penyaringan air
ls ls
IV.
minumsecarasederhana .
V.
A. Hasil B. Pembahasan
Kesimpulan dan
Kepustakaan .. - Lampiran: -
A. Kesimpulan .. B. Saran-saran ..
Saran-saran
.. . . . .. ..
...20
22 23
I.
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG Air merupakan salah satu sumber daya alam yang paling berharga kurena tanpa air tidak shtupun bentuk kehidupan yang mungkin
bcrlangsung.
Air tidak hanya mensuplay dunia binatang dan tumbuh-tumbuhan lapi juga merupakan alat transportasi sebagai sumber tnaga dan hcrl'ungsi untuk banyak' tujuan lain termasuk bidang kesehatan tcrutamq penyediaan air bersih dan sehat. l Pengetahuan tentang
pcnycdiaan air bersih dan sehat mempunyai dasar yang sangat penting
rlln
i)
tuntuk maksud apa saja erat hubungannya untuk kepentingan individu. Sebagaimana diketahui penduduk Indonesia sebahagian besar (ttl,3%) hidup di daera,h pedesaan dan merupakan potensi terbesar yang
tak dapat diabaikan. M"glg!_peAJgdiaan air minum masih merupakan rrrasalah umum bagi penduduk di daerah pedesaan di mana sebahagian bcsar dari mereka belum memiliki fasilitas penyediaan air minum yang
schat.
Baik penduduk kota maupun desa yang dapat menikmati penyediaan air minum yang memenuhi syarat standard adalah masih sangat sedikit. Sampai pada akhir pelita II diperkirakan baru 40% penduduk kota dan t2% peg4dUkJleg yang memperoleh air minum dari sumber yang memenuhi syarat stii-tlarrfTEGtatam-. Presentase ini akan lebih kecil apabila penyediaan air minum tidak dikelola dengan baik. Mengingat
hal ini jelas bahwa masih banyak penduduk yang menggunakan sumber air minum langsung dari sungai, salurap irigasi atau sumber-sumber gali yang berselongsong tanah yang jelas keadaannya sangat memba-
hlyakan kesehatan. Di laig pihak masih banyak ditemukan penyakit-penyakit yang erat huhungan-hlE-iilEfrpEilpenyediaan air minum (\Yater Borne Disease). Snlah satu usaha pemerintah untuk'mengatasi masalah tersebut rrllllh dengan memlerikan bantuan inpres sarana penyediaan air
ie"ampu'gan "ll 'huju"' minum berupa sumur pompa fangan' dan perlindungan p"tpip"un' sistem ilil penampungan mata ;
mata air.
mengenal bantuan Masyarakat pedesaan sudah balYak oleh beberapa faktor pompa'11g-""' terutanra pengadaan sumur '"'on Faktor-faktor minim' masih masyarakat ,ung *"iffiIrt'n "a'fun tersebut antara lain sebagai berikut:.-. i tempat tertentu sehingga .u-t"*i"*p" ;;ghn pada - Pamasanrrn memakatnya masyarak--at. lainnya sulit untuk dengan rumah-rumah penduduk Jarak sarana *";;;;;u''""gu' minum yang biasa mereka - lebih jauh ait,nai"g'i"'igun 'i*t"r.air gali atau pada sungai' p-JrgoirJ"r,, *i'"ini" p'iu 'u*ut hujan sehingga pada
tersebut
,^. Untuk mencapai keinginan dan harapan tersebut pengolahan air I miniim untui masyarakat pedesaan diperlukan suatu pemilihan metode i atau teknologi-tepat guna yang dalam aplikasinya tidak banyak
rnenemui ha-mbatan-hambatan. Metode atau teknologi yang dimaksud ' rlisini yakni yang mempunyai cini-ciriGEagaiserikut.
'-
Biaya infestasi.-yang -diprfuLk-e1r urtuk pengadaan sarana,/metode tersebut harus semurah mungkin (low capital invesment).
Jadi perlu diikut sertakan dan ,dimanfaatkan sebanyak mungkin bahan-bahan resourses yang ada di masyarakat pedesaan. Operasi dan pqm,elihaqen ,l4jegg__larana tersebut harus dapat ditunjang sejauh mungkin-eleb_lingkat teknologi yang telah berkembang dalam negara tersebut. Dengan pengadaanlarana pada metodeJersebut ini sebaiknya tidak
,u*o;';ffiongu" f,ada.musim tidak ada vang keluar' musim kemarau Jfi;;;p*i"t'"but bantuan inpres tersebut' sehingga rcfu"i 'i"pi""'"tita - Masyaratat pompa terseLut mereka tidak tahu bila ada kerusakan pada sarana
Pemasangun
di
masyarakat
pemasangan iisetautan oleh iat"tta pompa tersebut syarat sumur yang u"it, i"r ini baik' yung tidak memenuhi syarat yang dipasang puau ,o-u'-'utu' bahwa beranggapan sebahagian masyarakat pedesaan
bali sumber air yang ada sebelumnya' bahwa ditemukan di daerah pedesaan Suatu kenyatoo'yu"g sedng yang tidak memenuhi sumur poi'p" tanq.an. masih ada
memperbaikinyu
atig'n
Dan
pompa tersebut
sehingga tujuan r'unvuiii *U"g'i p"nggunti timba saja' -asih jauh yang diharapkan' dari penyedirun "*Jt*poipuiot"Uot penye<liaan air.minumtihlY:T"* Karena itu wajar Ottu ,'or'"* a mestinva dar am
,malah
kccamatan Bantimurung Maros (desa Minasa Baji dan desa Kalabbirang) kecamatan Tanete Rilau Barru (desa Lalabata).
II.
'I'TJJUAN
;; ;"k- :;basaiman ;:fi; ff;;?1il fi -ffi :ff anyak-b anyaknya' penduduk aktu secepat' cepat';'d;; ;"ncapai lehari-hari' n*-11"1.L'l:minum Dalam t4J!!J"t-;h"J;d':'#::lliu'If,l*J"fi"""fii:
seb
w
'l'ujuan penagadaan penyaringan air secara sederhana di pedesaan rutlulah sebagai berikut :
ru
l0
yaitulalq!-rngningkatkan derajat kesehatan masyarukat pedeiE6rt-melalui,sala-Iisatu cara dengan penggunaan air yang
Sccara umum hersih dan sehat.
yang tersedia'
sungai dalam
daya alam misalnya aliran Pengolahan air untuk kelestariln ::ryber kondisi air
n"tr"i"n"t',"
dikembangkan--sehingga meniamin dari Pengolahan iit dilakukan mulai dapat itu air 'i'' penggunaannya dan bagaimana
Apamai(an' Laguimana
Urrttrk memberikan suatu metode penyaringan air yang praktis dan rerlerhnna, serta ekonomis yaitu suatu sistem pengolahan air untuk lrtctrrllpatkan air yang memenuhi syarat standard air minum teru-
lltttn lisisnya. I lrrlrrk nrcmanfaatkan sumber daya yang ada pada masyarakat
rhrsurr rlcngan tidak mengubah kelestarian lingkungan hidup.
pe-
lt
_--
- ,"t* i.tl".gkau oleh masyarakat pedesaan' tutunnan masvarakat pedesaan' untuk menambah il;;;;;; dan hasil yang ';;'ju'ai - Sebagai parameter yang umum -diplrhatikan '"""'u' aut"a'" metode vang sederhana diinginkan dengan #;;;;';d; I'li,l;,rn air yang diperoleh 9",,.c'n ilil rl'g se9er1111Tj::.::ukuei air mtnum' -
terutama kebutuhan kebutuhan Oome'iii sehari-hari dengan penyaringan yang harus disesuaikan
- ;;il;; Ja"* batas-*batas svarat stanclard air lebih baik' Performantt autliJu iiittt vung -
Waktu p"nggonuu" pekerjaanmasyarakatsehari-hari' -..:r penyannga'i":,:3":derhana lebih Realitas air hasil yang melalui mlnum'
,l
grt'rrtlrrrtuk yang menggunakan sumur gali'33To yang menggunakan rrrrrgai, 4To yang menggunakan mata air dan sisanya 47o yang rnurggunakan air ledeng. l{asil survey air minum di sulawesi Selatan yang terah dilaksanakan rccara complete survey tahun 1975/1976 dan tahw 1976/1977 yang rrrcliputi 1.092 desa dengan jumlah penduduk 4.72g.sl3jiwa menunjukkan 5,847o menggunakan air yang tedindung (protected) dan 94,l6yo rucnggunakan air yang tidak terlindung (non protected). llasil survey Universitas Hasanuddin dan Departemen Dalam Negeri t,lrun 1976 pada beberapa desa pantai di sulawesi selatan tentang kcsehatan lingkungan didapatkan sumber penyediaan air minum berasal rlari sumur (79,05Vo), sungai/danau (ll,46vo), tadah hujan (S,24Vo),
penggunaan sumber air minum oari trasit survey dari l0 lrrrrlrirrsi di Indonesia tahun 1972 ternyata ada 4svo penduduk yang rucrrggunakan sumur gali, 26Vo menggunakan mata ak, lSTo yarlg nrcrrggunakan sangai dan sisanya l2To yang menggunakan air ledeng. Olch Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan didapatkan 59%
lr.rl.
rrr;rtaair(5,29Vo)danlain-lainada
l,33yo.
{
t'\
/ rrrc,duduki tempat terbawah dalam hal pehyecriaan air minum / tcrlindung yaitu baru 7vo sedangkan target dunia zs% berarti
kctinggalan 18Vo.
1 , Keadaan air minum pedesaad sampai tahun t980 dimana target dunia irlibanding dengan negara-negara sedang berkembang misalnya Beng!Lrrlcs. Birma, India, Nepal, Srilangka dan Thailand ternyata Indonesia
I'ercobaan_'dql_fenelitian yang dilakukan di Amerika Latin dengan rrraksuifantuk mendapatkan sistem yang lebih murah dan mudah suatu "pemUangunan ;rcngolahan m-Zalam investasi dan maupun dalam
o
pcrasi dan
peurdliharaffiya;---
I3
t2
Filter-filter yang terdapat di Bahia Blan, Argentinia dan Pella Iowa U.S., di sini menggunakan sistem variable friction loss dan variable
hydraulic head. Instalasi di Cochananlba (Bblivia), pengolahan air di sini terdiri dari hydraulic flcculation, tiga buah high rate settler, dengan asbestos cement plates, enanr filter unit dan fasilitas chlorinasi. Sistem filter kontrolnya menggunakan tiga buah type yaitu vari4ble friction loss, variable head dan unrestrictec declining flow rate. Sistern penyaringan yang terbanyak di Indonesia terutama instalasi di kota-kota besar kebanyakan direncanakan oleh Degrement S A dari
TTI. MATERI DAN METODE.
A. Maleri
L Pengert-ian untum pengolahan air minum. Yang dinraksud dengan p!-lggiglgn aclalah usaha-usaha
filter"
medianya
terdiri dari
satu
lapisan pasir silica (homogenous sand) dan dipotong oleh false button (dasar palsu). Ada pula yang menggunakan beberapa lapisan krikil silica, filter bekerja dengan cara constant level.
teknik yang dilakukan untuk meru6iti'sifai suatu zat. Har ini sinsat r. ie.'tilg 19ka!i dalam air qir1g45 tarena.a.nga! ad4!r4. psleo.lahau ) memeiruhr,i iii,ffi51l
DAlgLn hgl
,/
ini dikeqal a danya 2 (dud) cara pengolahan yaitu : a. Complete treatment pioses (proi., prrgoiuhr"n l;;;k;;i;;itu
ii'
;Li'*'i#.}iil*{;;m"'*
^;;
),
b.
saj a.
ini biasanya dilakukan terhadap air sungai atau su_ nturan yang keruh dan kotor. Partial treatment p.or_.: (proses pengo!ahan sebagian). Misalnya dia^dakan pengol ahan k imLwi aun utl u p""g.l;;; ;; ;;i"ar,u
teriologis. Pengolahan
air
uut
- Air dari sumuran dalam/dangkal yang jernih. d-e- sq4.!p-l-e..t_q pe ngol .*tle-1!T:*-I59:",: proses ' lerdapat riga tingkat pengoGfr'a,,
Pg
1
untuk:
\/
a h a n -Ie
a.
b.
penrbubuh.
Pengolahan kimiawi. Pengolahan de,gan menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya. Misaln,va dengan penrbubuhan
?.al
Ditujukan untuk mengurangi,/menghilangkan kotoran_kotoran kasar, penyisihan Iumpur dan pasfr serta mengurangi kadar
\aitu:
ng k ap )
l4
l5
-_\
memakai pgmpa (dosering pump), pembubuh zat)bahan kimia
dengan pertolongan pemompaan.
-'1
;il?"'."ffi -,ll'i""u'*j'"*;i-,'l'1:.1"i9::"'3T#flT; desinfektant':1i^i::911,1"*unu'"' ffi;;'ffi".ii'"t'e"i air ,t ;;;i puJu ttit didii dalam yuf* beberapa saat'
minum' yw'6v uutuA pengolahan han-_Oanarl untuk Suhur-:Uuhun -air
Pengolahan rentur'1rr@rr bakteriologis' "'"'"'-"-";;mbunuh/memusnahkan kuman-kuman Pengolahan untuk !- -^-:-.,* Aaaoqr ialan membu-
Sebagai zat-zat/bahan kimia yang digunakan sebagai coagulant anthla lain: aluminium sulfat (tawas), ferrosulfat, chlorinate copper ash, ferrisulfat, natrium alumintant, amoniak alun dan coagulant
aid.
;;
p"tt
""
qi
g.lg"n
i.t.
"t:
ni"tuku
Zat-zat kimia yang dipakai sebagai pembubuh tersebut di atas dibuat dalam bentuk larutan dan masing-masing zat-zat/bahan kimja tersebut di atas mempunyai sifat tertentu. Jadi dalam peng,olahannya maka zat/.bahan kimia tersebut harus diperhitungkan
bagaimana pengaruh dan akibat air yang telah diolah dengan adanya
2.4' Filter
. J#;;";ld'ri;;*;f
' :
\.
penya.ingan secara
(filtering mass) 2.5. Lapisan penyaring resourses) (water Z.f . li. baku m asvar ak at s u mQ9-'1- a'-t-gu' 9T veri uJg{g u i. v u,igil S u mb terutama "lgiii !y1-q{,'t"aaar1 ", ilnum dangkal' "'niturnvu sumuran 4ari secara r,rit. luai^auii;!;Jtnlt"ien air tersebut tercemar sumber a=i;tl"1"-iui' !':qry]t kali, sungai rt""ii ui' tiftonyu asin'karenri'disi-ni dengal zut'zutti*iu t"-'t"ntu aliu y*g tut dapat diolah melalui sistem' perlu ,uut" p"ngoiii"n ttt'o""
ir
2.4.
sederhana' '/
dari ge4tong atau dari embg-t Bqhan pglSqpqgg ini clapat terluat trgantung dari sumber daya-yang plastik aa, tuiniui'ip"no*porrg puiu tersebut' d-iada pada *u'ru'ltul"t"ttp"i 'tu'-pgnampung kerucut terbalik' Pada buat sedemikian rupa sehingga-g'embeniuii' keluar vang letaknva saluran dinding uugir,,'uuilil;bd'lrt f,ipa (lihat tersebut' i;i i;'i p"'*utiunatas dasar bahan . kira-kira- 2 , gambar i.a' dan 1'b')
i.z.
Bahan filter yang digunakan adalah bahan bambu atau dari gentong tergantung dari kondisi setempat. Tinggi filter untuk bahan rlari bambu sekitar 65-70 cm dan untuk bahan dari gentong yang rukuran 45 cm. Pada filter ini terdapat beberapa pipa saluran yang
Eilter.
' - dinding bagian bawah 1 buah (lihat gambar 2). 2.5. Lapisan filter (filtering mass).
Lapisan-lapisan filtet sebelum dimasukkan [e dalam bambu atau gcntong harus dibersihkan dari kotoran dengan cara mencuci kemutlian dikeringkan. Yang termasuk sebagai filtering mass adalah
sebagai
2.3. Pembubuh coagulant' kimia vang dibutuhkan pada' ;;;;.trnt ua"rurt ;tup?!<"1ba'ha"n yang kecil yang tidak untuk membantu pengendapa4 pattitt"t air '' Jup", mengendap dengan cara gravitasi' I Alat p".uuuut''1-o'"g'i*i v-s banyak dikenal saat ini dapat dibedakan Pada cara PembubuhnYP;
t6
secu.a
l Lapisan pasir l)iarrrbil dengan ukuran antara 0,5 - I mm. Sebaiknya granulagrrrrrrrla pasir ini disusun dari ukuran yang halus pada bagian'atas
berikut: 2.5.1. Lapiian pasir 2.5.2. Lapisan krikil 2.5.3. Lapisan potongan 2.5.4. Lapisan ijuk.
arang
*"
--'
i
i
/..s.l.
i..
Iawo
lllmor
,,*ll-.],
9.
A.
1994
199'
ke ukuran yang kasar bagian bawah. Tapi pada masyarakat pedesaan hal ini akan menyulitkan, jadi dicampur saja sesuai dengan ukuran dan bentuk dari sumbernya dan disusun dengan multiform yang tidak beraturan. Lapisan pasir pada penyaringan ini berfungsi untuk menahan endapan-endapan lumpur dan arang halus yang hkan mengalir.
._
pergetakan ait yaig melewati rapisan-rapisan firter (firtering mass) dimana tinggi filtering mass tergantung dari tinggi fitrter yang tersedia.
Untuk bahan filter dari bambu mempunyai tinggi filtering mass 50 cm sedang,kan dari bahan g"rrorg tinggi filtering mass seki-Aan tar 40 cm. (lihat gambar
- pipa
Pada suatu pengolahan secara lengkap yang biasa dilaksanakan pada urnumnya terdiri dari beberapa unit antara laiir: bangunan penangkap air, bangunan pengendap pertama, bangunan pengaduk
t fifl
3.3.
It;* 'E*
\"
B. METODE
sebagai p"nurnpurr-g ni .",_ yang siap untuk segera disterilisasi dan digunakan.
Reservoar
o"_ ngan udara bebas. Satu pipa keluar pada dincling bagian bawah dari 1lu1an yang mengarirkan firtrat ke reservoar sementara atau filter siphon (penampung airyang teran ororan srmpai meralui firtering mass). (lihat gambar 2). Reservoar sementara atau siphon.
se
rul^1lu1, p".,gu*un yJng letaknya I _ 2 cnr lebih tinggi dari pipa saluran p"nJ.irnu, ,"rg t*rrririgu,
yanglerhub*gun ;;;g;
5 cm
dari
,u_
o,ou
,::
3.1. Bagian pertama 3.2. Bagian kedua 3.3. Reservoar sementara atau siphon 3.1. B agian pertama Pada bagian ini terdiri dari bahan penampung air baku yang dapat berupa gentong, ember atau bahan penampung yang te*sedia di daerah yang bersangkutan. Pada bagian ini dilaku' kan beberapa proses antara lain:
Ada 2 (dua) macam penyaringan pasir: - penyaringan pasir lambat. -,penyaringan pasir cepat.
il:l:t
Penetrapan pengorah.an air yang d,aksanakan di pedesaan adalah coagulasi dan absorbsi disertai dengan modifikasi penyaringan
r"*"# " l,
n disi
et
mp
l8 l9
1. Teknik pembuatan sistem penyaringan air minum secara sederhana. 2. Proses pengolahan air melalui sistem penyaringan air minum secara
sederhana.
penampurfhn filtrat
3.
1. Teknik pembuatan sistem penyaringan air minum secara sederhana. Secara garis besar sistem penyaringan air minum tersebut terdiri dari dua unit berupa penampung air baku dan filter. \
dimana secara fisis jelas tidak memenuhi syarat standard air minum, misalnya au.i'.rrrrg"i' .,,_ muran gali dan lain-lain yang secara continuitas dinrasukkan ke dalam p.runip,rng ui, lrr.u. Sebelum proses ini dilakukan pipa saluran ke luar di.-sumbat atau kran pacla selang penghubung ditutup.
Water intake
arf"iaffir"r,
Penampung air baku yang dilengkapi pipa saluran keluar d\ hubungkan dengan pipa saluran penerima dari filter melalui
PSrf!-rb_gl,
suatu selang penghubung yang dilengkapi dengan kran. Pipa saluran keluar dari penampung air baku diletakkan lebih tinggi dari pipa saluran penerima dari filter, karena air disini mengalir hanya berdasar pada gerak gravitasi. Pengaliran air kedalam filter dikontrol oleh pipa saluran pengaman yang berhubungan dengan
udara bebas.
Pada filter diisi lapisan-lapisan penyaring (filtering mass) yang disusun berturut-turut dari bawah ke atas sebagai berikut: ijuk bagian bawah - Iapisan lapisan potongan arang - lapisan ijuk bagian atas * lapisan krikil kasar lapisan krikil halus - lapisan pasir yang paling atas. Untuk lapisan pasir disini disusun secara heterogen atau multiform, demikian juga pada lapisan krikil dan potongan arang sd:
J**"ri"r,. baku. Jumlah bub.uk arang yang aiputui sebanyak satu sendok makan kira-kira I0 gram aaam IO fit". ui. baku. Sebelum bubuk arang tesebut dimasukkan ke dalam air baku ,"UriLry" ai";;r, dengan air sedikit untuk memudahkan,arang tersebut
bercampur
Disini digunakan bahan pembubuh alamiah berupa arang yang dalam bentuk
granula halui atau UuUuf aan dicampur
'
dangkan pada lapisan ijuk disusun sedemikian rupa sehingga membentuk seperti ayakan. Pada bagian atas ditutupi dengan
plastik yang difiksir dengan karet.
$#*ir;?isini diharapkan floc_floc yang terbentuk tersebut akan mengendap yang bergerak ,""ara gravitasi, juga bubuk arang yang masih tersebar dalam air baiu utuo U.r[r;; cara gravitasi. proses ini.berlangsung kurang l"Uif, ,"t"iguf, :ui dan siap untuk diolah lebih Ianju"t pui*iugirn
{iltx&.
penyaring.
Padi proiei ftocuta;i dit;k;ii", dengan cara pengadukan secara lambat selama kira-kira 5 menit. ---o--' Di samping itu juga memberikan kesempatan bubuk arang tadi
(floculasi)
Pengolahan air dengan menggunakan sistem penyaringan ini melalui beberapa proses sebagai berikut: intake - water pembubuhan - penbentukan floc (partikel yang kasar dan dapat mengendap - secara gravitasi).
, Susunan lapisan_lapis"n filter yang disusun dari lapisan ,' yang halus ke lapisan yang .d* lebih kasar. Jadi jika kran dibuka air , mengalir rirelalui lapisan-lapis an darifirter.secara normar bed. Kecepatan aliran pada_.iapisan pJ-a"ng"n pori yang lebih kecil menjacti berkurang dibanding;;;;"; atiran air sebelumnya, tetapi kecepatan aliran.pada granila-girr"l" pasir bagian atas ke granula granura pasir bagian"
krikil dengan pori yang lebih blsar utun'A"-rtu.bah pula. Lapisan potongan arang disini di samqinq ..Urgri-p"ryaring juga sebagai absorbent yang menyerup partiL"i_parti<el ialus dan menetralisir
hampir tidak berbeda.
20
pengendapan
2t
dari lapisan diatasnya' Lapisan bau dan warna yang masih lolos juga akan menyaring/meijuk dengan susurran ;;;;"t ayakan kecepatan aliran air yang mengatur nahan partikel yung toto"aan
lewat.
PEMBAHASAN
i ,Ji.l'.lir';;#;;;;k
\
.*
besar atau
i"al
terutama puda
, .
^ %:X}llT*kian
"uru *a']arakai pedesaan vaitu.-air. {'i*= ilT-llg::* lebih dahulu sampal mendirnasak harus minum air i."" t"U"g"f Karena pada suhu titik didih didih selama rtu'u'g itUit' tS *"nit' akan mematikan kuman bakair dan lamanya *!"aiaif' tersebut tersebut di atas pacla p'.:'*.'p"nio].uhun air
dan sehat' maka iiperoleh air yang bersih -*"rurui
Sebagai
run!''ering
'
bidang kesehatan
A. Hasil /l
Dengan penggunaan sistem penyaringan air minum secara sederhana rlengan filtering mass yang disusun sedemikian rupa, hasil yang dicapai pada perubahan kondisi fisik air baku secara makroskopis diperoleh air yang bersih. Dari hasil penreriksaan contoh air sebelum dan sesudah penyaringan, yang dilakukan di Proyek Air Minum Ujung Pandang maka perubahan
'
I I
I
sistem penyaringan air Jadi metode n"";;,iil;"'ui. unit ini berdasar pada activated carbon minum secara '"A"thu'u <ian filter. khusus' denl t,p.t ^-r penyaringan nasir dengan ^^*.,arinorn pasir Filter di sini merupakan modifikasi bangunannya yang i bangunan ,uti'gui"giu'ity ntttt (saringan '. t.rbuka tanPa tekanan)' kerja Pencucian filter' 3. -.:;iffii "' Cara filter disu.mbat/ditutup dan penutup kemudian dialirkan melalui* filter bagian utu' iiiirtJ Ait p"';rr"1 Air pencuci vang mengalir terus saluran peneil;;;ti: filter'
pipa akan membersihk""
I'isik air yang diperoleh rnemenuhi syarat standard air minum. Perubahan kekeruhan (turbidity) dan warna air adalah merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap jenis air minum di mana
{air
sungai
di
kecamatan
kan alat Spectronik 20) dari 25 unit turun menjadi 0,9 unit dan perubahan warna air baku (dengan menggunakan skala Pt-Co) dari 30 unit turun menjadi lebih kecil 15 unit skala Pt-Co. f af,
Facia tabel pcrbandingan
p'au'pip" ylur.al't;'1uar ' s"t.luh aiu.,ggup'H"ttfi;;il difulg,sita-n ke_mbali.dan arr pen; filter \ ffiffi;t"iit'C,";Aario;ior. aa"E6iirtan' iioioran-kotoran vans \ :":ffi,#ffi;il;,i|
ii' vunn kotor dengan lumpur''*f "t-fymp.ur lekat pada lapis#';;;;';;tit' halui akan menga"lir secara perlimpahan'
lumpur dan arang
2 teilihat bahwa contoh air (sumur gali) sebagai di kecamatan Tanete Rilau Barru diperoleh hasil
filter
pcrubahan turbidity dari 65 unit turun menjadi 1,1 unit dan perqbahan warna air baku dari lebih besar 200 unit skala Pt-Co turun menjadi lebih kt.cil 15 unit skala ft-Cg.
Scdangkan perubahan fisik lainnya (bau dan rasa) setelah lewat ristcm penyaringan diperoleh filtrat yang kondisi fisiknya tidak
llr('ngganggu.
\ *ungtit
tertinggal'
l'cmeriksaan yang
keasaman (pH),
lr;rlr;rrr padat (alkality) dan kesadahan air, maka contoh air sesudah 1,r'rry;rringan diperoleh hasil dalam batas-batas syarat standard air
tiltilllil't.
r,
i
t
23
22
yang
3.
boster
filtra
Hasir sungai
Bantimurung pada Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Ujunq Pandang diambil 4 boster air masing-masing 1 boster air baku dan 3\ boster air sebagai filtrat dari sistem penyaringan (2 boster dengan air baku dicampur bubuk arung dan 1 boster dengan air baku tanpa bubuk
arang). Sebagai hasil pemeriksaan secara kwalitatif dan kwantitatif unsur-unsur yang terkandung dari masing-masing boster dapat
dijelaskan sebagai berikut (lihat pada tabel 3)
:
bakteri ses,,<r:,,, penyaringan. (tihat tuU.r +1. arr yang diperoleh dengan .r.leorr menggunakan sistem penyaringan mrnum secara sed.erhlla air lnl aOilatr s-e#gai berikut: diperoreh jumrah air H,','i untuk firter dari b11bu aip'.."ilr, jumrah air I riter rata-rata 4 menit' oisini daram waktu *aiuuo;"un',"n_ pipasarurant diperbesar jum]I, d.egtt;riljiiil1"h RIt". "ruu, adal ah sama. pada penetrapan
ufut
."i.^Iij,^::*m
vang''+d:fli,1q,i+fiiiJlxi,,,,"h
ffffiT,J.,ff:ffi;;;
I rirer
dengan bubuk arung adalah 2,92 dan 2,35 ppm dan filtrat dengan air baku tanpa arang adalah 4,7 ppm. Jadi kekeruhan filttat dalam batas-batas normal.
Zat organik yang tinggi dari air baku, ternyata dqngan sistem penyaringan menghasilkan filtrat yang kadar zat organik masih tinggi, walaupun ada penurunair kadar dalam jumlah sedikit. Kadar nitrit dan nitrat pada air baku yang negatif pada air baku dan pada boster filtrat ternyata ada yang positif, ini murigkin dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kadar chlor yang pada air baku 5,00 ppm dan kadar sulfat air baku 7,41 ppm ternyata pada boster filtrat diperoleh peninggian kadar baik dengan air baku dicampur dengan bubuk arang ataupun tanpa bubuk arang walaupun dalam batas-batas normal. Jumlah bakteri pada air baku yang cukup tinggi, sebanyak 18.000 ternyata sesudah lewat sistem penyaringan maka filtrat diperoleh penurunan kwantitas bakteri yaitu filtrat clengan air baku dicampur bubuk arang mempunyai 5000 dan 5.500 dan filtrat dengan air baku tanpa arang sebanyak 9.200. Jadi secara bakteriologis pada pengolahan air melalui sistem penyaringan ini belum memenuhi syarat
kesehatan.
i :,..:*' ;#:,T:.i+ !il",r:[l'tr" Tffi # n IL Iiff f1'1, ftT?,}*{ l'o"l ;'il;il'I.,r,- ",,^ p",c'r;;;'air yang
::
:
il;'mendapat perfratian besar air dari dimana uiui'-tlrr"uut diperagakan. Har ini ;:r-&'#T,r"T[To" kenvataan .v""c ;i;k',u,n,."",, marJrosrop;;;;1.1ffi:f, yalc dicapai oleh sistem penvaringan terseuut't.i,;;':,,^.:"--:a:(u. "l"jl,
,
prng;lri.u;"""_O*q*
sistem penyaringan
*]i
sis,em
digunakan
:"1";;;.,*;'",111,',"11il,'.:ff t,*,,;,TX ,ITX.]'fl Dahan gentong yang lapisan .flffiX'ffi banyak. o""r"rirurr" ,"0,n Secara pemasararr maka biaya yang dibutuhkan sebagai berikut: dapat diperinci * penanlpungan air
| *
.Ua_tran
gentong
bahan
bambu
Pada pemeriksaan laboratorium tentang bakteriologis pada Labo' ratorium Kesehatan Propinsi diambil 8 boster masing-masing:
boster air baku (sumur gali dan sungai) - 2 2 boster filtrat dengan air baku dicampur arang.
- lllungpenghubung - filter; * bahan bambu * filtering mbss . Rp 150,00 " '. ngentong + fitteriignia;, , ,.*..bahan .. .. biaya Rp 1.s00,00 dari bah-an ,il;;.;;;;; .Jadi udlr.h Rp 2.6s0,00 r.aargrun u;";"";#;;:11n tersebut vang tertinggi Datam euaruasi ;;;;;; ],i'^1'*t'oah adalah Rp 800,00. u"u.rafa 1;;;;' fl:i:g^u:*" sistem penva.nsan tersebut sudah ada aesa.dJsa;;-il;,;;il-l::,#?#;,|,|1*o;,_Tlffi;f
Rp
1.000,00
24
fl;Tr,."
2s
-E
Kadar chlorida dan sulfat yang relatif lebih tinggi pa<|. liltr*r
B. PEMBAHASAN
i
D"ngun melihat resourses yang dibutuhkan untuk suatu p"nyuri.rgun air minum secara sederhana bukanlah merupakan umumnyapada tersebut hambatan karena bahan-bahan -rntrd{
alat tersebut' masyarakat pedesaan atau dalam hal perneliharaan dari pedesaan pada masyarakat minum juga air
pengadaan sistem
tvi"ngingui
sumber
Perubahan kondisi fisik tersebut mungkin disebabkan sarana tersebut katena sarana yang tidak baik, komposisi tanah sekitar yang tidak atau disengaja yang atau oleh karena pencernaran baik yang tidak air rnenjadi bersih disengaja sehingga air yang mulanya demikian dengan Maka minum' air memerruhi syarat standard untuk merupakan sederhana secara minum pengadaan sistem penyaringan air penggunaan salal satu jalan pengolahan air minum di pedesaan dalam air bersih dan sehat' alat Pada pemeriksaan laboratorium dari air sesudah lewat Seperti minum' air standar memenuhi jelas fisis secara penyaringan air baku p"J, ,"u',"r i aun 2 jelas terlihat bahwa perubahan fisis yang terutama kekeruhan dun *u,,u air terdapat penurunan -drastis arang sebagai karbon setelah melewati p.roses pengolahan dengan bubuk secara fisis dihasilkan yang filtrat dimana aktif dan filter yang khusus"
syarat standard air minum"
r
antara lain
Pengaruh bubuk arang terhadap penurunan jumlah bakteri tergantung pada beberapa faktor antara lain: jumlah - jumlah bakteri yang terdapat dalam air baku. aktif pada bubuk arang. - luasnya carbon permukaan dari carbon aktif. - lamanya carbon aktif kontak dengan air baku. Untuk mencari hubungan tersebut diatas masih memerrukan waktu dan biaya yang tidak sedikit dan pada kesempatan ini hanya beberapa contoh air yang dapat diperiksa.
pada penampung air baku ternyata masih dapat digunakan lagiuntuk pengolahan air baku yang lain dan menghasilkan firtrat yang jernih. Sebaiknya bubuk arang yang mengendap pada penampung ii. Uutu
dibanding dengan kadar chlorida dan sulfat pada aii uatunya, irri mungkin diperoleh dari air bilasan yang menggunakan air ledeng yang kemungkinan besar masih tertinggal dalam alat penyaringan terscbrrt. Walaupun demikian kadar tersebut adalah masih dalam batas_batas standar air mirium. Pada pemeriksaan bakteriologis maka bakteri air baku dibanding jumlah bakteri pada filtrat jeras ada penurunan dalam kwantitas. Juga pengaruh bubuk arang sebagai carbon absorben pada air baku terlihat ada pengaruh dalam penurunan jumrah bakteri, w*laupun tidak criserap seluruhnya mengingat bahrva carbon absorben bukan suatu desinfektant untuk membunuh kuman bakteri. untuk mengetahui sampai dimana daya absorbsi dari bubuk arang terhadap kuman bakteri yang ada pada
,i
I
-.,r"*"nolll
filtrat Pada pemeriksaan unsur-unsur kimia yang terkandung pada perlu dipertanyakan' yang masih (lihat tabel 3) terdapat beberapa unsur
Dalamhalinitutgkir',disebabkanolehbeberapafaktortertentu' yang Kadar zat otganik yang tinggi ini disebabkan oleh karena kadar tersebut penyaringan sistem dengan tinggi dalam ui, Uatuyu.rg teinyata haifa sedikit penuruna.t aun tidak sampai pada batas-batas yang diiniinkan sebagai air minum yang baik' Jadi untuk pengurangan urrro.-ontu. tersebut perlu pengolahan khusus' dari air Kadar nitrit dan nitrrt junf positif dan jelas bukan berasal belurn bakunya, mungkin aisebabtcan ol"h kutut'u alat yang baru dan kimia perubahan ada atau tanah kimia bebas betul dari unsur-unsur untuk perlu dideteksi disini Jadi pengolahan' proses yang terjadi pada mencari dimana sumber dari unsur-unsur tersebut diperoleh.
26
I
t4l
absorben.
penggunaan bubuk arang terus-rnenerus tersebut akan menyebabkan suatu saat m'encapai titik kejenuhan dan tak dapat berfungsi sebagai
1t
bahwa salah satu sifat dari arang absorben sebagai antidoie, namun hal tersebut memerlukan penelitian khusus tentang effektifitasnya. sampai berapa jauh dan kwalitas serta kwantitas arang ini mampu menetralisir zat-zat yang toksik tersebut.
Adapun toksisitas dari air yang melalui sistem penyaringan ini tidak ditemukan, kecuali bila pada sumber air (air uatu) memang mengandung zat-zat yang toksid seberumnya. waraupun diketahui
27
Kebutuhan air minum dari rata_rata pada berikut ini. rerah merupakan kebutuhan primer untut tefriOupan
dik;i; trff:'*l:ffff
r;fl',i;li:ili
pedesaa n
;, fr".*.*:i;l-
2. Selama pengolahan air dengan sistem penyaringan 1 \.-3. Sesudah mengalami penyaringan atau sterilisasi filtrat.
air dengan Sistem penyaringan ini, yang_bi_asa dilakukan,d! dqgrqh pldesaan adalah kapggisasi dari --triiui--aiingai" -iumui:sumui. --hdifr} Na-mun 6ahwa kdpoiisasi lni dilttrik;; fida sumur-sumur yalg 1lerngngt i -rylte1_Xlgggt- -s*qqlgl yang baik, sehingga kemungkinan untuk kontak dengan kuman bakteri dari luar kecil sekali atau sama sekali tidak ada. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa sarana air minum yang protected di daerah pedesaan di Indonesia masih jauh yang diharapkan maka kesulitan untuk pelaksanaan kaporisasi tersebut sering ditemukan. Juga penyediaan kaporit untuk sumur-sumur di pedesaan masih kurang. Dan tindakan tersebut tidak bisa berlaku untuk sungai-sungai yang
.
Ste_rilisasi sebelum melalui pengolahan
berikut:
_-
d"rg;;;;;;;n
sebagai
untuk mencuci
ffifHHi' ::
:
iii;y,Y;::i,ix
15 liter,/o ranithari.
yang aapatiiperoleh dengan menggunakan
mengalir.
j penyaringan air minum secara sederhana memang baik dilakukan, ' misalnya dengan penambahan kaporit pada penampung air baku dalam
-dosis yang tertakar.
Sterilisasi
'
diR-ergunakan untuk karena tidak mengganggu pekerjuu, pengorahan air sangat effisien ,"horj_hrri'p"r*,ri,il,
oegrtu mudah dirakukan aan
,',,
,*ult, Iiter. Sedangkan pada air 360 fili:. a.T 0.9,, yang diperoreh pertiter dibutuhkan waktu rata-rata FilJry 40 d;tik berarti daram 24 jam 2'16-0 titer' Jika jumrah diperoreh unggot" ;; Iunruu rata-ratadiambil S(rima) orang berarti kebutuhan ai.-untut Jom"riit p"rhuri berjumrah 300 liter. Jadi praktis dengan sistem p"iyrrrrg;iri ouput memenuhi kebutuhan atr untuk domestik.- Apatagi uiru riuiv, unttrk keperluan air tiap-tiap hari vang r"riirri minum zi",t#,6 rata
iumrah Jurrrr4rl
anggota rumah anggota
ur,
rrg a"ii mi.." y"* :':*:l'it"rgunt Misarirya densa"n firter dari uu,nuu" J"uit yang diperoleh perliier cibutihkan secara + *"rU, irjid"turn 24. jamdiperoteh kasar
illrrrnrr.
menjadi produk yang tidak berbahaya dan tidak berbau, sehingga pengolahan air minum sterilisasi dilakukan pada filtrat hasil penyaringan. Pada masyarakat pedesaan sekarang telah ada kesadaran dalam penggunaan air minum yang sehat bahwa setiap air minum yang digunakan harus dimasak lebih dahulu. Sehingga pada pengolahan air dengan sistem penyaringan air minum secara sederhana, filtrat yang dihasilkan dianjurkan untuk dimasak sampai mendidih dalam waktu
tertentu sehingga diperoteh air yang bersih dan sehat.
I
. :1:, :'' l.:? f,ff :' Bagaimana p"ng"ut lu;il;rg afau tidak langsung terhadap masyarakat yang menggunakan sisiem pengolahan dievatuasi dan di foloi up. ;;";;;';#Lutuhkan "iit"rr?urr orprt waktu yang tidak singkat dan biaya vang tidak r]"airrit.-'uiralnya terhadap-kesehatan terutama sekali penyaklt yang il;;;";grn dengan pengotahan air (water borne disease) ,".irg" Oit".ri"r, Ai masyarakat, gangguan diare yang terutama sering timbur au, -urin merupakan permasarahan sampai sekdrang ini.. Seb'agai ,rrrrri"trr,wa "i"rurndengan menggunakan srstem penyaringan air ters'ebut iir""ri steririsasi dari firter menekan p,iJ;;";;;akit yang termasuk water f:};:,X,|;:rrapat
#fl ffiltff
""
;i;'#;i
sepenuhnya untuk
ker
u
,unr
ar
rl
28
29
produksinya. Sehingga merupakan salah satu jalan dalam penanggulangan pengangguran yang merupakan problem pemerintah yang kian
proses
nantinya
menghambat lajunya pembangunan. Dalam applikasi alat tersebut sebagai suatu realisasi teknologi tep-at-guna untuk masyarakat pedesaan sangatlah mudah karena biaya
investasi pengadaan metode adalah sangat minim (low capital invesment) disamping itu resourses yang dibutuhkan pada umumnya sudah tersedia di masyarakat pedesaan. Untuk peningkatan penggunaan alat tersebut perlu motivasi atau inovasi yang intensif baik secara
langsung atau melalui mass media dalam segala bentuk.
o: K""iyn_utn
_
'
.t
ii
i
,.1
I
I
,t
I
,l
rl
I
t
Dalam hal pengembangan sistem penyaringan air minum secara sederhana ini akan membuka mata masyarakat terutama di pedesaan bahwa dalam pengolahan air minum tersebut tidak terlalu terikat dengan teknologi modern/import dari luar uegeri. Dengan pengadaan alat tersebut mengundang masyarakat untuk tidak merubah nilai-nilai kelestarian lingkungan hidup. Karena dengan menggunakan alat penyaring ini berarti masyarakat harus menjaga kelangsungan dari bahan-bahan yang digunakan. Misalnya bahan dari bamhu, dengan sendirinya harus dijaga kelangsungan hidup untuk menanam dan memeliharanya. Sungai sebagai sumber air minum harus dihindari dari pencemaran yang dapat merubah sifat-sifat dari air sungai. Dengan demikian pengadaan sistem penyaringan air minum secara sederhana ini dapat merupakan salah satu media untuk meningkatkan pembangunan baik di bidang sosial ekonomi maupun di bidang kesehatan disamping akan memelihara kelestarian lingkungan hidup sehingga diharapkan akan terwujudnya masyarakat Indonesia seutuhnya.
2. Dengan sistem penyaringan air minum nt tra:t yaig r, u r,i ryr.rt .t"i a r.; ;:"fr fisik dan firtrat"ri"n disterittan aengan"uru-p"*rnusan
gjdjh air sehingga diperoreh
ffi:::.
sistem penyaringan air minum secara sederhana merupakan kombinasi pengorahan air antara p"-uuJur, aktif dengan modifiiasi pasir
;;;;"rsan
brb;k-;;;i"ffi"i *rt
sebagai filter
7. Dengan pengadaan pengolahan -air qecara sederhana dapat menunjang program pemedntah dalarn bidang kesehatan sosial
ekonomi serta memelihara kelestari"n lirrgLrngan hidup.
*-l
mengurangi kwantitas kuman bakteri dari air baku. 4' Debit 1T l'ng diperoreh daram 24 jampraktis terpenuhi kebutuhan domestik (berupa untuk minum, ,n;;;k: mandi, ,i"i"r"i.ir, *.".1 terhadap jumtah ruta.rata rrggoi, 5' Apprikasi sistem p-enyaring"an U;-,;*r. air minum secara sederhana merupakan suatu realisasi teinologi tepat guna yang dapat terjangu1 pen dapa tan rrrr;u;',;desaan. 5:::]:l ]1nun u. renggunaan sistem penyaringan air minum ini pada pengolahannya adalah effisien aan lraktis frgi _r.y"rriat pedesaan.
dan sehat. " Unit karbon aktif. dan nrt"r 3' "fy"rg;;;ih tnuiur-l"pr,
titik
B. SARAN-SARA N
l.\Untuk
;:'fjjj1',11-"1il
l
i
pengembangan pengadaan sistem penyaringan air minum secara sederhana Oi!"l".rrkan penyuluhan secara intensif dan ,rli u"nt,it n1,, medi a tentang",
2'
30
ffi ,Hlll
;;';".s-
ll
LI
3t
I,
;
----\
'
''
air minum ini harus yang erat hubungannya khusus diudik"n p"n"titi*-p"nelitian
Sebagai effek penggunaan sistem penggunaan densan water borne disease.
digunakanoleh
masyarakat.
\
li
IGPUSTAKAAII:
rin"i-nilai eflrsiensi dan praktis dari penggunaan al at "arnvu penyaringan air minum, maka sebaiknya dibuat suatu rancangan bentuk mini industri sebagai suatu teknologi tepat guna' 6. pada sumber air minum yang tercernar ying bukan disebabkan oleh pengaruh lingkungan alamiah, misalnya adanya penambahan unsurunsurkimiatertentuperludilakukanpercobaan.percobaanpengolah. minum yang an tambahan sebelum diolah ke sistem penyaringan air
I.: "Hydraulic Control Systems of Constant and Declining Flow Rate in Filtration", IAWWA Februari, 1974. { ASCE, ,AWWA, SSSE.: "Water Treatment Plant Design" 3 th. Printing 1976. 3.'Azwar, Azrul, dr., MPH.,: Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Cetakan I Mutiara lakarta, 1979.
Arboleda.
II. lakarta,1972.
7. Untuk mengetahui perubahan unsur-unsur kimia pada pengolahan pada air dengan menggunakan karbon aktif unit dan penyaringan filter khusus tersebut ferlu dilakukan suatu penelitian-penelitian untuk mendeteksi rli mana letak terjadinya perubahan-perubahan
unsur tersebut.
sederhana.
(5)Guidelines forsatewatet, Republicof IndonesiaMinistryof PublicWorksandPower. Directorate General lipta Karya. Directorate of Sanitay Engineering Nikon Suido Consultant Co. LTD,, Tokio Japan, 1971. 'F-O.l Haryono, A.: "Pengetahuan Umum Instalasi Air Bersih". 7. Haryono, A.: "Usaha-usaha Perbaikan Saringan Air Cepat". Direktorat Teknik Pe-
'8f
-\ '
nyehatan Laboratorium Teknik Penyehat. Jakarta, 1980. Horton, Robert. E. DR.,:"Hydrology" Iohn tYiley and Sons, Inc., London, Sydney. Fourth Printing May 1967. 9. kavel and Clark: "Preventive Medicine for the in his community. Mc. iraV Hill, Company New
l0)l*hr,
York, 1958.
Technology". Freed Principle of Exploration Drilling other selected mineral. Mc. Graw Hill Book,
Yay
Company 1973. Leopold, LunaB., Davis, Kenneth S.,: Scarity Admist Plenty", WATER, Iife science ,11. libery. The editors of Time Life Books, 1969. -r12./ Mashuri, Selamet: "Masalah penyediaan air minum di pedesaan Indonesia". Majalah Kesehatan Dep. Kes, R.I. No. 72.Tahrun1979. l3.'Moffett, J.\{.: "The Chemistery of High Rate fiater Treatment". JAWWA
\ I
-1
'
Nove-mber 1968.
14.'Soesanto, Sri Soewasti: " Kriteria Kwatitas air untuk keperluan penduduk. Majalah air minum No. 4 tahun 1979. 15. Soetiman, Ir., M. Sct,: Bahan perkuliahan KPHS. V di Departemen Teknik Penyehatan ITB. Bandung 1973. 16. Sutamiharja, RTM., DR., PDH., MA.,: "Pertumbuhan Industri dan masalah ling-
17. Umar, M. Alimin dr., SKM.,: "Penyediaan air minum", Kesehatan Lingkungan. Bagian IImu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas -\ IImu-IImu Kedokteran Universitas Hasanuddin, tahun 1979. 18.'Umar, M. Alimin dr., SKM.,: "Hubungan Sarana Air Minum Inpres dan Insidens Muntah Berak Desa Pantai dan Pedalaman di Sulawesi Selatan". Fakultas IlmuIlmu Kedokteran Universitas Hasanuddin Tahun 19E1,
32
33
T
Lampiran I.
Hasil pemeriksaan laboratorium kwalitas air sebelum dan rcrurlnlt lewat alat penyaringan, di Proyek Air Minup Ujung Pandang.
Tabet 1. Sampel air dari sungai di desa Minasa Baji kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros.
:
t {
Uniur-unsur
Kekeruhan Warna
Bau
Rasa
Satuan
t
i
1.
Unit
u:"
;
mg/l
0,9
30
Kurang
15
ti
I il
il
3. 4. 5. 6. 7
+
6,95 7,2
120
3,95 7,0
80
Alkality
Tabel 2. Sampel dari sumur di desa Lalabata kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru.
Sebelum Sesudah Penyaringan Penyaringan
No.
Unsur-Unsur
Satuan
l.
2. 3. 4. 5. 6.
Kekeruhan Warna
Bau
Rasa
Unit
65
1,1
Y'
oD
lebih 200
kurang
15
+
15,45
Alkality
*r,
7,5
180
8,9 7,25
100
35
il
Lampiran
\
Lampiran
II.
III
Pandang.
Pemeriksaan Bakteriologis dari sumber air (sumur gali dan sungai) di Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros.
No. Unsur-Unsur
II
jernih
normal
2,92 4,60 298 24,45
III
jernih
normal
2,35 6,75 232 22,63 0,015
,IV
i I !
II
No. Sumber
at
1. Sungai
Jenrs
alr
tanggal pengambilan
jumlah bakteri
jernih
normal
4,70 6,90 251 24,69 0,020 150,00
,,oliut
ppm
oD
4. 5. 6. 7. 8.
Zat organik
Nitrit
Nitrat
li (
I
air baku
16-4-1981
18.000
:''o
5,00
7,51
)
I
9.200 s.000
5.500 27-4-1981
air baku
lebih 2.400
1.100 1.100
+
20,00
7,41
+
100,00
filtrat A filtrat B
3. Sungai
8,23
air baku
6-5-1981
:*
:
7,9 18.000 170
:
,,,
5.000 7,8 5.500
900
ll
I
8-5-1981
lebih 2.400 lebih 2.400 lebih 2.400 lebih 2.400 lebih 2.400
t7. lJumlah bakteri Per ml 18. I gakteri bentuk koli llaerral per 1oo ml 19. lBatteri E. Koli
i
t
It"*baga lpH
w
9.200
I
I
N.B.:
,.10
,.1'
: : -
filtrat dengan air baku tanpa bubuk arang. filtrat dengan air baku tambah bubuk arang. filtrat dengan air bakd tambah bubuk arang.
NB.:
(r)
(u)
filtrat dengan filter gentong (air bakunya dengan bubuk filtrat dengan filter bambu (air bakunya deniian bubuk
arang). arang).
(III) (Iv)
36
tanpa
31
ffi
Lampiran IV.
Air minum harus memenuhi syarat-syarat: Fisik, Kimia, Radio aktifitas dan mikrobiologik sebagai berikut:
No.
Unsur-Unsur
Satuan
MINUM ----'
lehkan
.--
jurkan
lehkan
Besi/jumlah
No
(se-
Unsur-Unsur
Satuan
0,1
1,0
0,5
1,5 1,5 600 400
lehkan
jurkan
lehkan
Zink (seba-
gaiZn)
I.
1.
FISIKA
oc
S. Udara
Suhu (S.)
2. 3. 4. 5.
Warna Bau
Rasa
,rra*
so+)
Sulfida (sebagai
200
Hzs)
0,0
1,0
Kekeruhan
(Turbidity)
Unit**
25
II. KINIIA
Derajat keasaman (pH)
6,5 9,2 s00
1.500
Nitrat (sebagai
mg/l
mg/l mg/l
oD
5
-1-
10
mg/l
0,001
0,002
0,05
0,19*
25.
0,0
10
{
,|
bagai CO2)
Kesadahan jum-
mg/l
mg/l
mg/l
75 30
200
150
t
I
1t
Selenium (seba-
mg/l
mg/l
0,01 0,05
*
1
39
lt
i,
$l
29.
Cyanida (seba-
AKTIFITAS
32.
33.
Sinar alfa
Sinar beta
uclml uc/ml
IV. IIIIKROBIOLOGI
Kuman-kuman parasit Kuman-kuman patogenik Perkiraan terdekat Jumlah bakteri go. longan koli dalam
100 ml contoh
Gambar 1.a.
air.
**
't**
I
1
Gambar
l.b.
40
4t
FILTER DENGAN SUSUNAN LAPISAN-LAPISAN PENYARING air mi a"ne*'n-rt.;iffU;JI'"t Filter dari bambu
Sistim penyaringan
secara sedcrhana
I0 liter
Lapisan Japisan penyaring
:
air baku
l.
pasir
krikil krikil
halus kasar
+
sendoli
bubuk arang
ijuk bagian atas 5. lapisan potongan arang 6. lapisan ijuk bagian bawah
Filter dari gentong
_1.
"(B)
l. (20 cm)
t
I
I
2. (5 cm)
l.
(15 cm)
J
J
3. (5 cm)
2. (5 cm) 3. (5 cm)
4. (5 cm)
t
I
Cambar 2.a.
4. (5 cm)
5. (5 cm)
5. (10 cm)
(c)
Gambar 2.b.
6. (5 cm)
6. (5 cm)
(A) pipa saluran penerima dari filter. (B) pipa saluran pengaman
(C) pipa saluran keluar dari filter.
42
+
sendok
bubuk arang
selang penghubung
mbar 4.
Pembioaan porputaLaal
".ff',,Ili,,yW
/ ,{-