You are on page 1of 19

KOMUNIKASI DATA

Stimik MIC Cikarang, 2009

KOMUNIKASI DATA

Stimik MIC Cikarang, 2009

BAB VII Seasion 8

Pendeteksian Kesalahan & Pengontrolan Kesalahan

Pendeteksian Kesalahan
Merupakan suatu teknik untuk mengetahui terjadinya keslahan yang diakibatkan karena perubahan satu bit atau lebih dalam frame yang di transmisikan.

Beberapa kemungkinan kesalahan yang terjadi pada frame-frame yang ditransmisikan :


Pb : Probbilitas kesalahan bit tunggal, (Bit Error Rate) P :Probabilitas dimana frame tiba tanpa kesalahan bit. 1 P Probabilitas dimana frame tiba dengan satu atau lebih 2 kesalahan bit yang tak terdeteksi. P 3 :Probabilitas dimana frame tiba dengan satu atau lebih kesalahan bit yang terdeteksi namun tanpa kesalahan bit yang tak terdeteksi.

Teknik Pendeteksian Kesalahan :

Cek Paritas
melampirkan bit paritas ke ujung blok data

Cycle Redudancy Check (CRC)


transmitter mengirimkan suatu deretan n-bit yang disebut sebagai Frame Check Sequence, sehingga frame yang dihasilkan terdiri dari k+nbit dapat dibagi dengan jelas oleh beberapa nomor yang sebelumnya sudah ditetapkan. Kemudian receiver membagi frame yang datang dengan nomor tersebut dan bila tidak ada sisa maka diasumsikan tidak terdapat kesalahan

3 Prosedur untuk menjelaskan CRC

Modulo 2 Aritmatik
menggunakan penambahan biner tanpa pembawa yang hanya merupakan operasi OR-eksklusif

Polynominals
dengan menyatakan seluruh nilai sebagai polynominal dalam suatu model variabel x dengan koefisien-koefisien biner

Logic Digital

Proses CRC ditunjukan dan sekaligus diimplementasikan sebagai rangkaian pembagi yang terdiri dari gate OR-eksklusif dan register penggeser

Pengontrolan Kesalahan
Suatu proses pengontrolan kesalahan yang berkaitan dengan mekanisme untuk mendeteksi kesalahan dan memperbaiki kesalahan yang terjadi pada pentransisian frame.

Kemungkinan adanya dua jenis kesalahan : Hilangnya Frame. Frame gagal mencapai sisi yang lain Kerusakan frame. Frame diakui telah tiba, namun beberapa bit mengalami kesalahan (frame berubah selama transmisi)

Teknik yang paling umum untuk mengontrol kesalahan :

Pendeteksian kesalahan

Balasan positif Retransmisi setelah waktunya habis Balasan negatif dan retransmisi

Mekanisme diatas disebut sebagai Automatic Repeat Request (ARQ). Efek dari ARQ adalah mengubah jalur data yang tidak andal menjadi andal

3 versi Standarisasi ARQ


Stop and Wait ARQ Go-back-N ARQ Selective-reject ARQ

Stop and Wait ARQ


Station sumber mentransmisikan sebuah frame tunggal dan kemudian harus menunggu balasan dari tujuan. Ada 2 jenis kesalahan yang terjadi : 1. Frame yang tiba di tujuan bisa mengalami keruskan 2. Kerusakan terjadi pada balasan.

Go-back-N ARQ
Station bisa mengirim deretan frame yang diurutkan berdasarkan suatu modulo bilangan. Jumlah frame balasan yang ada ditentukan oleh ukuran jendela, menggunakan teknik kontrol arus jendela pergeseran. Kemungkinan yang terjadi pada Go-Back-N : 1. Rusaknya frame 2. Rusaknya RR 3. Rusaknya REJ

Selective-Reject ARQ
Frame-frame yang hanya diretransmisikan adalah frame-frame yang menerima balasan negatif, dalam hal ini adalah frame-frame yang waktunya sudah habis. Selective-Reject ARQ lebih efisien dibandingkan dengan Go-back-N, karena selective reject meminimalkan jumlah retransmisi.

HDLC (High-Level Data Link Control)


Protocol Data Link Control yang umum digunakan dan juga menjadi asas untuk berbagi protocol data link control. Karakteristik Dasar : Station Primer : Bertanggungjawab mengontrol operasi jalur. Frame yang dikeluarkan berupa perintah Station Sekunder : Beroperasi dibawah kendali station primer. Frame yang dikeluarkan berupa respons Station Gabungan : Kombinasi bentuk primer dan sekunder.

HDLC (High-Level Data Link Control)


Konfigurasi Jalur berupa : 1.Konfigurasi tidak seimbang, terdiri dari 1 station primer dan 1 atau lebih station sekunder, serta mendukung transmisi full-duplex dan half-duplex 2.Konfigurasi seimbang, terdiri dari dua station primer dan station sekunder, serta mendukung transmisi full-duplex dan half-duplex

HDLC (High-Level Data Link Control)


Mode Transfer Data berupa : Normal Respone Mode (NRM), Konfigurasi tidak seimbang, primer mengawali data transfer menuju sekunder, namun sekunder hanya mentransmisikan data dlam bentuk respon sampai perintah dari primer saja. Asyncronous Balance Mode (ABM), konfigurasi seimbang, salah satu station gabungan dapat mengawali transmisi tanpa perlu ijin dari salah satu station gabungan lainnya.

Mode Transfer Data lanjutan Asyncronous Respone Mode (ARM), konfigurasi tidak seimbang, sekunder dapat mengawali transmisi tanpa perlu ijin yang jelas dari primer. Primer masih tetap bertanggungjawab terhadap jalur ermasuk inisialisasi, perbaikan kesalahan, serta diskoneksi logic.

Kesimpulan

Flow Control Jendela Pergeseran nampak jauh lebih efisien dibanding dengan Stop And Wait Flow Control. Karena dengan flow control jendela pergeseran, jalur transmisi diperlakukan sebagai pipa yang bisa dipenuhi dengan frame-frame saat transit. Sedangkan Stop And Wait Flow Control, hanya satu frame saja yang berada di dalam pipa.

TERIMA KASIH

You might also like