You are on page 1of 5

VITAMIN C Prinsip Percobaan Kadar vitamin C yang ditetapkan secara iodimetri menggunakan larutan iod sebagai pentiter.

Vitamin C dalam Contoh bersifat reduktor kuat akan dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion iodide. Indikator yang digunakan adalah kanji dengan titik akhir biru.

1.3 Teori Percobaan Vitamin C mempunyai rumus C6H8C6 dalam bentuk murni merupakan kristal putih,tak berwarna, tidak bau dan mencair pada suhu 190-192 C. Senyawa ini bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. Sifat yang paling utama vitamin C adalah kemampuan mereduksi yang kuat dan mudah teroksidasi yang dikatalis oleh beberapa logam terutama. Vitamin C merupakan senyawa yang sangat mudah larut dalam air, mempunyai sifat asam dan sifat pereduksi yang kuat. Sifat tersebut terutama disebabkan adanya struktur radial yang berkonjugasi dengan gugus karbonil dalam cincin lekton. Bentuk vitamin C yang ada di alam terutama adalah Lasam askorbat, D-asam askorbat jarang terdapat dialam dan hanya dimiliki 10% aktivitas vitamin C. Vitamin C merupakan nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Asam askorbat mempunyai struktur yang mirip monosakarida, tetapi struktur ini mempunyai beberapa gambaran yang tidak lazim. Senyawa ini adalah lakton tak jenuh beranggotakan lima dengan dua gugus hidroksilvpada ikatan ganda duanya. Struktur enadiol seperti ini jarang ditemukan. Iodimetri merupakan analisis titrimetri yang secara langsung digunakan untuk zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan larutan baku berlebihan. Kelebihan iodine dititrasi kembali dengan larutan tiosulfat. (Bassett, 1994).

Untuk senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang rendah dapat direaksikan secara sempurna dalam suasana asam. Adapun indikator yang digunakan dalam metode ini adalah indikator kanji. Dalam menggunakan metode iodometri kita menggunakan indikator kanji dimana warna dari sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens sehingga iodin dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan warna ungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti karbon tetra korida dan kloroform. Namun demikan larutan dari kanji lebih umum dipergunakan, karena warna biru gelap dari kompleks iodinkanji bertindak sebagai suatu tes yang amat sensitif untuk iodine. (Underwood, 1986). Dalam beberapa proses tak langsung banyak agen pengoksid yang kuat dapat dianalisis dengan menambahkan kalium iodida berlebih dan mentitrasi iodin yang dibebaskan. Karena banyak agen pengoksid yang membutuhkan larutan asam untuk bereaksi dengan iodin, Natrium tiosulfat biasanya digunakan sebagai titrannya. (Bassett, 1994). Iodimetri dan Iodometri adalah metode penentuan kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2, yang bereaksi dengan cuplikan atau terbentuk oleh cuplikan kalau direaksikan dengan ion I-. Jadi dasar reaksi yang digunakan pada Iodimetri dan iodometri adalah I2+ 2e 2I Pada Iodimetri, dasar penentuan jumlah/kadar ion atau unsure tertentu dalam cuplikan adalah jumlah I2 yang dapat direduksinya. Jadi pada iodimetri, larutan bakunya adalah larutan I2 Kesetimbangan reaksi tersebut diatas dapat berjalan baik ke kanan maupun ke kiri. Pada reaksi 1 I2 bekerja/ bertindak sebagai oksidator, sedangkan pada reaksi 2 I2 bertindak sebagai reduktor.

+ I2

menghasilkan

IDENTIFIKASI ZAT WARNA Prinsip Penyerapan zat warna contoh oleh benang wol dalam suasana asam dengan pemanasan, dilanjutkan dengan pelarutan benang wol yang telah berwarna.
Warna merupakan faktor yang dapat digunakan sebagai indikator kesegaran atau kematangan suatu produk. Warna merupakan daya tarik terbesar untuk menikmati aroma makanan. Warna dalam makanan dapat meningkatkan penerimaan konsumen tentang sebuah produk. Namun, penggunaan pewarna sintetis harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku karena dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan monitoring pewarna sintetis berbagai produk makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Metode analisis kualitatif yang digunakan adalah kromatografi kertas. Sementara analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Pewarna sintetis yang terkandung dalam sebagian besar sampel yang dianalisis adalah pewarna yang memungkinkan penggunaannya untuk makanan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI seperti sunset yellow, ponceau 4R, tartrazine, dan carmoisin. Secara luas aditif pangan telah ada lebih dari 2.500 jenis yang digunakan untuk preservative (pengawet) dan pewarna (dye). Zat-zat aditif ini digunakan untuk mempertinggi nilai pangan (Mautinho et al, 2007) sebagai konsekuensi dari industrialisasi dan perkembangan proses teknologi pangan. Warna merupakan daya tarik terbesar untuk menikmati makanan setelah aroma. Pewarna dalam pangan dapat meningkatkan penerimaan konsumen terhadap suatu produk (Dixit et al, 1995). Oleh karena itu produsen pun berlomba menawarkan aneka produknya dengan tampilan yang menarik dan warna-warni. Jenis pewarna yang sering ditemukan dalam beberapa produk pangan diantaranya adalah Sunset Yellow dan Tartrazine. Tartrazine dan Sunset Yellow secara komersial digunakan sebagai zat aditif makanan, dalam

pengobatan dan kosmetika yang sangat menguntungkan karena dapat dengan mudah dicampurkan untuk mendapatkan warna yang ideal dan juga biaya yang rendah dibandingkan dengan pewarna alami (Pedro et al, 1997)

Di samping itu terdapat pula pewarna sintetis Rhodamin B ditemukan dalam produk pangan yang seharusnya digunakan untuk pewarna tekstil. Walaupun memiliki toksisitas yang rendah, namun pengkonsumsian dalam jumlah yang besar maupun berulang-ulang menyebabkan sifat kumulatif yaitu iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, dan gangguan hati (Trestiati, 2003).

ALKOHOL Tujuan percobaan adalah untuk menentukan kadar alkohol yang terdapat dalamminuman Topi miring Prinsip percobaan ini adalah Analisis alkohol yang dilakukan dengan caradestilasi (penyulingan) kemudian hasil destilat yang diperoleh dimasukkan kedalampiknometer kemudian diukur selanjutnya ditimbang.
Alkohol merupakan suatu bahan yang mempunyai efek farmakologi dancenderung menimbulkan ketergantungan serta berinteraksi dengan obat lain(Guntur M, 2004).Pada alkoholisme terdapat variasi dalam derajat gangguan psikologik,nutrisi, ketergantungan fisik dan hilangnya control. Peminum alkohol juga seringterlibat dengan penggunaan-penggunaan obat lain seperti sedative amfetaminbahkan juga narkotik. Motivasi peminum alcohol adalah untuk mendapatkaneuphoria, melepaskan emosi serta melepaskan diri sementara dengan depresi atauanastesi yang dialaminya (Guntur M, 2004).Penggunaan alkohol secara kronis meningkatkan kapasitas metabolismeterhadap alkohol. Hal ini menyebabkan toleransi farmakokinetik. Kecepatanmetabolisme alcohol ini turun menjadi normal kembali beberapa minggu setelahkebiasaan minum alkohol dihentikan. Selain itu, alkohol juga memperlihatkantoleransi farmakodinamik artinya tanda-tanda keracunan baru mulai timbul padakadar alkohol darah yang lebih tinggi dibanding kadar yang menimbulkankeracunan pada orang bukan bukan peminum alcohol.

TBA
Bilangan TBA : Indikator oksidasi sekunder yang terjadi pada minyak/lemak atau produk pangan berminyak/berlemak. Prinsip Analisis : Pereaksi 2-asam tiobarbiturat (2-TBA/thiobarbituric acid) bereaksi dengan malonaldehida membentuk warna merah sehingga bisa dikuantifikasi dengan spektrofotometer. Perhitungan : Bilangan TBA dinyatakan sebagai mg malonaldehida per kg sampel. Bilangan TBA = 7,8 X D

You might also like