You are on page 1of 16

ACARA I KARBOHIDRAT

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan : - Mengetahui cara melakukan isolasi amilum dari umbi/bijian-umbian. - Mengetahui cara melakukan hidrolisis amilum menngunakan asam. - Melakukan identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan

polisakarida) berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya. 2. Hari,tanggal 3. Tempat : Senin, 26 November 2012. : Laboratorium Kimia, Lantai III, Fakultas MIPA, Universitas Mataram.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida, aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe - tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer. Dimer-dimer disebut disakarida. Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida. Jikadiperoleh dari hidrolisis maka karbohidrat iti disebut polisakarida (Fessenden, 1990). Karbohidrat memiliki beberapa sifat kimia berdasarkan gugus fungsinya. Yang pertama adalah sifat mereduksi, yaitu biasanya kelompok monosakarida dan disakarida mampu mereduksi agen pengoksidasi, misalnya ion ion logam ( seperti Cu2+, Ag+ ) yang terdapat pada pereaksi tertentu. Yang kedua, karbohidrat terutama kelompok monosakarida mampu membentuk furfusal dan turunanya akibat dehidrasi. Yang ketiga adalah karbohidrat mampu membentuk osazon saat dipanaskan dengan larutan yang mengandung fenilhidrazin berlebih. Yang keempat gugus hidroksil pada karbohidrat dapat membentuk estaer jika direaksikan dengan asam dan yang kelima monosakarida dapat membentuk glikosida yang jika direaksikan dengan metal alcohol (Wahyudi,2003)

Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simple dinamakan monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida dinamakan polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika mengandung gugus aldehid maka disebut aldosa, jika mengandung grup keton maka disebut ketosa. Glukosa punya struktur molekul C6H12O6, tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan penta hidroksil aldehid maka glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada buah dan berkombinasi dengan glukosa pada sukrosa disakarida (Morrison, 1983). Amilum merupakan salah satu jenis polisakarida yang terdapat banyak di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari sering disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian. Batang pohon sagu mengandung pati yang setelah dikeluarkan dapat dijadikan bahan makanan. Umbi yang terdapat pada ubi jalar atau akar pada ketela pohon atau singkong mengandung pati yang cukup banyak, terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin. Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan 1,4-glikosidik, jadi

molekulnya merupakan rantai terbuka. Amilopektin juga terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik. Adanya ikatan 1,6-glikosidik ini menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena terdiri atas lebih dari 1000 unit glukosa. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa (Poedjiadi, 1994). Amilum atau pati merupakan suatu polisakarida yang banyak terkandung dalam

tumbuhan misalnya pada umbi kentang, singkong , biji-bijian (butir gandum , jagung, beras, dan padipadian lain). Tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam plastid yang termasuk bagian dari kroloplas. Dengan cara mensintesis pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Pati merupakan cadangan makanan bagi tumbuhan karena glukosa merupakan bahan bakar seluler yang utama (Poedjadi.2007:82). Uji kuantitatif dilakukan dengan menentukan kadar pati dari isolat amilum pada umbi. Uji kualitatif dilakukan dengan berbagai reaksi kmia yaitu reaksi peragian, reaksi molisch, dan reaksi benedict (Wahjudi, 2003). Benedict Reagen digunakan untuk mentes atau memeriksa kehadiran gula monosakarida dalam suatu cairan. Monosakarida bersifat redutor, dengan diteteskannya Reagen akan menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji kualitas, secara kasar juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan (Anonim, 2009 ).

Uji benedict, didasarkan pada kemampuan gula gula pereduksi, mereduksi larutan yang mengandung kupri sulpat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Glukosa mampu mereduksi ion Cu 2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O membentuk endapan merah bata. Namun warna

endapan yang terbentuk tergantung pada konsentrasi gula pereduksi yang diuji ( Rifqi, 2008). Reaksi Molish merupakan salah satu cara uji kualitatif karbohidrat dengan prinsip kerja yaitu ikatan glikosida pada karbohidrat akan terhydrolisa oleh H2SO4 (pekat) menghasilkan monosakarida yang kemudian dihydrasi membentuk Furtural. Dan bila direaksikan dengan Alpha Naftol akan memberikan warna ungu.Ada juga cara uji kualitatif lainnya yaitru Reaksi Benedict yang memiliki prinsip kerja Cu 2+ akan direduksi oleh gula menjadi Cu+. Dalam hal ini terbentuk endapan Cu2O. reaksi dinyatakan positif apabila terbentuk endapan berwarna biru kehijauan sampai merah batu bata /tergantung pada kadar gula reduksi yang tersedia ( Anonim, 2009 ).

C. ALAT DAN BAHAN Alat : - Blender - Corong Pisah - Erlenmeyer - Gelas kimia 200 ml - Gelas ukur 50 ml - Kertas saring - Penangas air - Pengaduk / spatula - Penjepit - Penyaring Buchner - Pipet tetes - Pipet volum - Pisau - Rak tabung reaksi - Stopwatch - Tabung reaksi 10 ml - Timbangan analitik 3

Bahan : - Alkohol 95% - Amilum yang diisolasi dari ubi kayu - Aquades - Indikator Amilum - Kain kasa - Kertas label - Kertas saring - Larutan 10% alfa naftol - Larutan 20% suspense ragi roti - Larutan buffer fosfat (pH 6,6-6,8) - Larutan glukosa - Larutan H2SO4 pekat - Larutan Iodine - Reagen benedict - Reagen Saliwanoff - Tissue - Ubi kayu 100 gram (yang sudah di blender)

D. CARA KERJA 1. Isolasi Amilum dari Umbi

Ubi kayu
- Di kupas, dicuci dan di timbang 100 gram - (+) 200 ml aquadest kemudian diblender sampai halus, dilakukan beberapa kali. - Disaring residu dengan kain dan larutan yang keruh ditampung dalam gelas ukur 500 ml. - (+) 200 ml aquadest dan dikocok.

Larutan yang jenuh

Larutan yang jenuh


- Didekantasi

Larutan yang jenuh

Endapan
(+) 200 ml aquadest dan dikocok

Larutan yang jernih

Endapan
(+) 100 ml alcohol 95%. Disaring dengan kertas saring.

Pati
Dikeringkan pada suhu kamar.

Hasil

2. Reaksi Molisch

2 ml glukosa (30 tetes)


Dimasukkan ke dalam tabung reaksi. (+) 2 tetes larutan 10% alfa naftol yang masih baru. Dialirkan 2 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung yang dimiringkan hingga membentuk lapisan di bawah campuran.

Adanya cincin ungu pada batas 2 cairan tersebut yang menunjukkan adanya karbohidrat
3. Reaksi Benedict Reagen benedict = larutan karbohidrat 1% (glukosa, fruktosa)

5 ml Reagen benedict + 8 tetes larutan glukosa


Dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Dipanaskan dengan penangas air selama 5 menit

Warna hijau, kuning, merah, orange atau merah bata dan endapan merah bata menunjukkan reakis positif
4. Uji Reaksi Iodine Larutan Iodine 0,127 gr I2 dilarutkan dalam 100 ml air yang mengandung 3 gr KI

1 ml larutan karbohidrat 1% : amilum (15 tetes per ml)


Diasamkan dengan larutan HCl encer 2 N (5 tetes) Pada semua tabung (+) 2 tetes larutan iodine. Diamati perubahan warna.

Hasil

5. Uji Reaksi Saliwanoff Reagen saliwanoff 0,05 gr resorcinol dilarutkan dalam 100 ml asam klorida (1:3)

2 tetes larutan karbohidrat 1% : glukosa, fruktosa


Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 2 ml reagen saliwanoff. Semua tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 1 menit sampai terbentuk warna merah tua.

Hasil

E. HASIL PENGAMATAN Isolasi amilum dari umbi / biji-bijian a. Berat ubi kayu = 100 gram b. Setelah di blender akan tercampur / homogeny dan berwarna putih susu c. Amilum dalam suspense alcohol 95 % berwarna putih d. Setelah kering berwarna putih e. Berat amilum kering = 9,11 gram f. Berat amilum kering + kertas saring = 10,40

g. Berat kertas saring = 1.29 h. Kadar amilum = i. x 100% = 9.11 %

Kesimpulan : Diperoleh amilum kering 9.11 gr dengan kadar amilum 9.11 % dengan warna putih jernih.

Uji kualitatif karbohidrat Langkah Kerja Hasil Pengama\tan

a. Reaksi Molisch Glukosa 2 ml glukosa 1 % + 2 tetes larutan 1% dicampur, dialirkan perlahan-lahan 2 ml H2SO4. -naftol dan Glukosa (kuning bening) : Setelah ditetesi larutan -naftol, terbentuk cincin bening pada permukaannya. Setelah ditetesi H2SO4, warna larutan menjadi coklat bening dengan cincin di permukaannya.

Fruktosa 5 ml fruktosa 1 % + 2 teteslarutan 10 % alfanaftol yang masih baru dan

Fruktosa (putih bening) Setelah ditetesi larutan -naftol, terbentuk cincin bening pada bagian permukaannya. Setelah ditetesi H2SO4, warna larutan menjadi coklat hitam pekat tanpa cincin di (tercampur seluruhnya).

dicampur, dialirkan perlahan-lahan 2 ml H2SO4.

b. Reaksi Benedict 5 ml reagen benedict + 8 tetes larutan glukosa diletakkan pada tabung dan Reagen benedict berwarna biru tua, setelah ditetesi glukosa tidak ada perubahan. Setelah dipanaskan selama 5 menit terbentuk 2 fase yaitu atas hijau lumut dan bawah berwarna biru.

dimasukkan dalam penangas air selama 5 menit.

c. Reaksi Iodine 1 ml larutan amilum + 3 tetes HCl + 2 tetes iodine. Setelah ditambahkan HCl, larutan menjadi bening. Setelah ditambah iodine (kuning), terjadi perubahan warna dari bening menjadi biru keunguan.

d. ReaksiSaliwanoff Glukosa 2 ml larutan glukosa 1% + 2 mL reagen saliwanoff + 2 tetes larutan glukosa lalu dipanaskan selama 1 menit. 2 ml reagen saliwanoff + 2 tetes larutan fruktosa lalu dipanaskan selama 1 menit. Glukosa Setelah reagen saliwanoff yang berwarna kuning bening dicampur dengan larutan glukosa berubah warna menjadi agak sedikit kunning bening. Setelah dipanaskan, larutan menjadi bening seluruhnya. Fruktosa setelah reagen saliwanoff dicampur dengan larutan fruktosa, larutan berwarna bening. Setelah

dipanaskan, larutan menjadi merah.

F. ANALISIS DATA a. Isolasi amilum dari singkong (Manihot utilisima) Diket :Berat amilum kering = 9,11 gr Berat kertas saring = 1,29 gr Berat kertas saring + pati/ amilum = 10, 40 gr Dit : Kadar amilum. . .??? Jawab : Kadar Amilum = Berat amilum kering / 100 gr 100% = 9,11 gr / 100 gr 100 % = 9,11 % b. Persamaan Reaksi Reaksi Molisch Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :

1. Glukosa

2. Fruktosa

3. Rumus cincin ungu yang terbentuk

Reaksi Benedict Berikut reaksi yang berlangsung: O O

R C H + Cu2+ + 2OH- R C OH + Cu2O + H2O Gula Pereduksi Reaksi Iodine Iodium + amilum Ikatan iodin amilum (biru) Endapan Merah Bata

10

Reaksi Saliwanoff Pada uji Seliwanoff, ketosa terdeteksi pada zat uji Fruktosa dengan terbentuknya warna jingga; yaitu karena terbentuknya resorsinol. Berikut adalah reaksinya :

11

G. PEMBAHASAN Praktikum kali ini yaitu mengenai karbohidrat, yang bertujuan untuk mengetahui cara isolasi amilum dari umbi/biji-bijian,mengetahui cara melakukan hidrolisis amilum menngunakan asam dan mengetahui identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida dan polisakarida) berdasarkan reaksireaksi dan perubahan warnanya. Uji yang akan dilakukan meliputi uji kuantitatif dan kualitatif dari karbohidrat, dimana karbohidrat adalah amilum atau pati yang merupakan zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang biasanya terdapat pada umbi-umbian, daun, batang dan biji-bijian. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya merupakan polimer dari glukosa yaitu amilosa dan amilopektin. Dimana, pada uji kuantitatif dilakukan isolasi amilum dari umbi, dan uji kualitatif karbohidrat dilakukan dengan menggunakan reaksi Molisch, reaksi Benedict, reaksi iodin,dan reaksi saliwanoff.

12

Percobaan pertama yang dilakukan yaitu percobaan isolasi amilum dari ubi kayu/biji-bijian untuk menentukan kadar pati yang terdapat dalam 100 gr ubi kayu. Isolat amilum yang didapatkan larutan berwarna kuning yang merupakan amilopektin yang larut dalam air dan amilumnya yang putih tidak larut dalam air sehingga mengendap, dari ubi kayu ditambah alkohol 95 % kemudian di dekantasi beberapa kali dengan aquades diperoleh pati/amilum kering berwarna putih dengan berat 9,11 gram dengan kadar amilum 9,11 %. Pati terdapat dalam jumlah tinggi pada golongan umbi dan biji-bijian. Pati mengandung 2 jenis polimer glukosa, - amilase dan amilopektin. - amilase terdiri dari rantai unit-unit Dglukosa yang panjang, molekul tinggi tetapi stukturnya bercabang tinggi (Poejiadi, 1994). Pati adalah polisakarida dengan sususan yang kompleks. Hidrolisis polisakarida dilakukan untuk memperoleh senyawa karbohidrat yang sederhana. Pati atau amilum merupakan polimer dari glukosa dan apabila dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi amilosa dan amilopektin. Percobaan selanjutnya yaitu uji kualitatif karbohidrat. Pada uji kualitatif karbohidrat bertujuan untuk mengetahui komponen penyusun suatu senyawa atau adanya suatu karbohidrat. Uji kualitatif yang pertama dlakukan yaitu uji reaksi molisch. Uji Molisch adalah pengujian untuk mengetahui senyawa mengandung karbohidrat atau tidak, sampel yang digunakan adalah glukosa dan fruktosa. Sampel ditambah alpha naphthol 10% dan asam sulfat (H2SO4) pekat, timbul perubahan pada glukosa setelah ditetesi larutan -naftol, terbentuk
cincin bening pada permukaannya. Setelah ditetesi H2SO4, warna larutan menjadi coklat bening dengan cincin di permukaannya. Sedangkan pada fruktosa Setelah ditetesi larutan -naftol, terbentuk cincin bening pada bagian permukaannya. Setelah ditetesi H2SO4, warna larutan menjadi coklat hitam pekat tanpa cincin (tercampur seluruhnya). Pada reaksi ini tidak terbentuk cincin

ungu pada batas kedua cairan, ini menunjukkan bahwa reaksi negative. Hal ini tidak sesuai teori yang menyatakan,larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan dengan -naftol dan asam sulfat pekat. Cincin ungu merupakan senyawa kompleks yang menandakan bahwa larutan terdapat furfural (Poejiadi, 1994). Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan -naftol untuk membentuk produk berwarna (Harrow, 1946). Sehingga dapat diperkirakan terjadi kesalahan pada uji yang dilakukan. 13

Uji Kedua, uji reaksi Benedict

adalah uji untuk membuktikan adanya gula

pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas). Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida. Uji benedict terutama dilakukan untuk karbohidrat pereduksi yang dapat mereduksi ion logam (misalnya Cu2+ bereaksi dengan pereaksi benedict membentuk endapan Cu2O berwarna merah bata, hijau atau bisa saja berwarna kuning (Rifki, 2008) ). Hasil yang didapatkan pada reaksi ini setelah ditetesi glukosa tidak ada perubahan dan setelah dipanaskan selama 5 menit terbentuk 2 fase yaitu atas hijau lumut dan bawah berwarna biru. Ini menunjukkan adanya reaksi positif karena ada perubahan warna hijau. Uji selanjutnya, uji reaksi iodine. Pada uji iodine bertujuan untuk

mengidentifikasi adanya pati, kondensasi iodine dengan karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodine dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru, amilopektin dengan iodine akan berwarna merah violet, glikogen maupun dekstrin akan berawarna coklat atau merah. Oleh karena itu uji iod ini juga dapat membedakan amilum dan glikogen. Dalam percobaan yang dilakukan pada larutan amilum dan HCl encer larutan menjadi bening setelah ditetesi larutan iodien memberikan perubahan warna dari bening menjadi biru keunguan, bahwa ini menunjukkan reaksi positif. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati, terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut (Riyad . 2011).
Keempat Uji reaksi Saliwanoff, dilakukan untuk mengetahui adanya gugus keton dalam sampel. Reaksi positif bila reaksi ditunjukan dengan perubahan warna larutan menjadi merah/merah bata. Dari kedua sampel hanya sampel fruktosa yang bereaksi positif. Pada glukosa setelah reagen

saliwanoff yang berwarna kuning bening dicampur dengan larutan glukosa berubah warna menjadi agak sedikit kuning bening.Setelah dipanaskan, larutan menjadi bening seluruhnya.sedangkan pada fruktosa setelah reagen saliwanoff dicampur dengan larutan fruktosa, larutan berwarna bening. Setelah dipanaskan, larutan menjadi merah. Dalam hal ini
suatu karbohidrat merupakan suatu polihidroksi keton sehingga nantinya akan mempunyai gugus

14

keton. Glukosa dan fruktosa mempunyai gugus keton sehingga menghasilkan reaksi positif ( Elfa,2011). Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl panas menjadi asam levulinat dan hidroksilmetil furfural. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada larutannya ( Wahyu,2011).

Namun hasil yang diperoleh berbeda pada sampel glukosa yang menandakan uji negative karna tidak membentuk perubahan warna merah, disini mungkin terjadi kesalahan pada saat melakukan percobaan sehingga hasilnya tidak sesuai.

H. PENUTUP a. Kesimpulan
Isolasi Amilum dari Umbi-umbian dapat dilakukan dengan cara umbi-umbian tersebut d haluskan (blender), didekantasi, disaring dan ditimbang berapa kadar amilum yang terdapat didalamnya yang disertai dengan penambahan etanol 95%. Hasil yang dapat dari isolasi amilum dari umbi-umbian yaitu 9,11% Identifikasi karbohidrat dapat dilakukan dengan cara Reaksi Molisch, Reaksi Benedict, Reaksi Iodine dan reaksi Saliwanoff. Reaksi Molisch ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa kedua sampel tidak terbentuk cincin ungu dibagian tengah. Reaksi Benedict yang ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata dan perubahan warna pada sampel. Dari hasil pengamatan menunjukkan reaksi positif karena terjadi perubahan warna. Reaksi Iodine yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu pada larutan. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa reaksi positif terdapat pati karena terbentuk warna biru keunguan. Reaksi Saliwanoff yang ditandai dengan larutan yang terbentuk yaitu merah bata yang menyatakan bahwa sampel tersebut mengandung gugus keton. Dan hasil positif pada fruktosa dan negative pada glukosa Kesemua bukti atau hasil dari reaksi tersebut membuktikan bahwa ada unsur karbohidrat atau untuk mengidentifikasi karbohidrat.

b. Saran
Bagi para praktikan diharapkan lebih teliti dan hati-hati dalam menjalankan praktikum agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingkan serta tujuan dari praktikum dapat tercapai.

15

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. http://arrayst.wordpress.com/tentang-dunia-susu/. Diunduh pada 29 November 2012.

Fessenden, Ralp J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga . Jakarta: Erlangga.

Morrison, Robert Thornton.1983. Organic Chemistry Fourth Edition. New York: New York.University.

Poejiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.

Poedjiadi, Anna.2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press. Rifqi. 2008. Seri Pengantar Biokimia. Diakses Biokimia. pada Diakses

http://arifqbio.multiplay.com/journal/item/15/seri_Penangantar tanggal 29 November 2012.

Wahjudi, dkk. 2003. Kimia Organik II. Malang: UM Press. Wahyu, Riyad. Jejaring Kimia. Diakses pada : http://jejaringkimia.blogspot.com. Diakses 29 November 2012.

16

You might also like