You are on page 1of 18

4.1.

5 Padda oryzivora Kingdom Phylum Class Ordo Famili Genus Species Sumber : Animalia : Chordata : Aves : Passeriformes : Estrildidae : Padda : Padda oryzivora ( Linnaeus, 1758). : Sibley, 1990 Gambar 5. Padda oryzivora

Padda oryzivora memiliki panjang sayap 68 mm, panjang tarsus 15 mm, panjang paruh 19 mm, panjang ekor 38 mm, lebar paruh 13,6 mm, lebar kepala 38 mm, panjang sayap terpanjang 69 mm, diameter tarsus 0,51 mm, panjang kepala 32 mm. warna bulu specimen coklat tua, tipe paruh how finch, tipe kaki perching, tipe ekornya membulat dan tidak terdapat serra pada pangkal paruh. Menurut BirdLife International (2001), Padda oryzivora berukuran 14-15 cm. bermotif kontras pada tubuhnya. Seperti mutiara abu-abu, merah muda di perut dan keputihan terhadap vent, dengan kepala hitam dan pipi putih mencolok. Ekor berwarna hitam. Tagihan besar berwarna merah muda. Suara dimulai dengan suara lonceng. Gelatik dewasa relatif mudah dikenali dari bulu kepala yang berwarna hitam dengan bercak putih jelas pada kedua pipi mulai dari bawah mata sampai bawah lubang telinga. Bulu pada tenggorokan dan leher berwarna hitam, buIu pada punggung dan dada berwama biru keabu-abuan. Perut ditutupi bulu berwarna merah jambu, sedangkan bulu ekor bagian dorsal berwarna hitam dan bagian ventral berwarna putih. Paruh berwarna merah, iris berwarna kemerah-merahan dan kulit pada kaki berwama merah. Pada burung yang belum dewasa tidak terdapat bercak berwarna putih pada kedua pipinya. Bulu pada kepala, tenggorokan dan leher gelatik muda berwarna abu-abu, sedangkan bulu dada dan perut berwarna merah jambu. Paruh, iris dan kulit kaki pada gelatik yang masih muda berwama merah pucat (Kutilang Indonesia, 2013). 4.1.6 Megalaima oorti Kingdom Phylum Class Ordo : Animalia : Chordata : Aves : Piciformes Gambar 6. Megalaima oorti

Famili Genus Species Sumber

: Capitonidae : Megalaima : Megalaima oorti (Mller, S, 1835) : Sibley, 1990

Megalaima oorti memiliki panjang sayap 90 mm, panjang tarsus 50 mm, panjang paruh 25 mm, panjang ekor 20 mm, lebar paruh 5,4 mm, lebar kepala 19,6 mm, panjang sayap lengkung 20 mm, diameter tarsus 3,5 mm, panjang kepala 43 mm. Warna bulu spesimen hitam, tipe paruh golden piover, tipe kaki perching, dan tidak terdapat serra pada pangkal paruh. Megalaima oorti memiliki tubuh yang berukuran agak kecil (21 cm), berwarna hijau dengan kepala berhiaskan warna biru, merah, kuning, dan hitam. Perbedaanya dengan Takur gedang: ukuran lebih kecil, alis hitam, pipi biru, tenggorokan kuning, dan bintik merah di atas bahu. Dan iris mata bewarna coklat, paruh hitam, kaki abu-abu kehijauan (Kutilang Megalaima oorti memiliki ukuran tubuh 20-23,5 cm. Sebagian besar bulu berwarna hijau terlepas dari kepala yang bermotif dengan warna biru, kuning dan merah. Ada garis hitam di atas mata. Paruh berwrna hitam dan kaki berwarna abu-abu-hijau. Burung ini memiliki distribusi yang tersebar di Asia tenggara, Sumatera dan Semenanjung Malaya . burung ini mendiami habitat tropis dan subtropis hutan . Ia mencari makan di tingkat atas dan tengah kanopi. Burung ini menggali sebuah sarang lubang di pohon untuk tempat bersarang (Robson, 2002). 4.1.7 Lanius tigrinus Kingdom Phylum Class Ordo Famili Genus Species Sumber : Animalia : Chordata : Aves : Passeriformes : Laniidae : Lanius : Lanius tigrinus Drapiez, 1828 : Sibley, 1990 Gambar 7. Lanius tigrinus Indonesia, 2013).

Lanius tigrinus memiliki panjang sayap 180 mm, panjang tarsus 145 mm, panjang paruh 22 mm, panjang ekor 70 mm, lebar paruh 13 mm, lebar kepala 19 mm, panjang sayap lengkung

46 mm, diameter tarsus 2,3 mm, panjang kepala 42 mm. Warna bulu spesimen hitam, tipe paruh pemakan daging, tipe kaki perching, dan terdapat bulu sungut pada pangkal paruh. Lanius tigrinus disebut sebagai bentet loreng, ukuran tubuh sedang berkisar 19 cm, warana bulu punggung merah bata. Mirip Bentet coklat, bedanya paruh nampak lebih tebal, ekor lebih pendek, dan mata lebih besar. Mahkota dan tengkuk abu-abu; punggung, sayap, dan ekor coklat-berangan dengan garis hitam halus; setrip mata hitam lebar; dan tubuh bagian bawah putih, bergaris coklat samar pada sisi tubuh. Burung muda berwarna coklat-buram; setrip mata bergaris-garis hitam samar; garis alis putih; tubuh bagian bawah kuning-tua; perut dan sisi tubuh bergaris lebih jelas dibandingkan dengan Bentet coklat muda. Iris coklat; paruh biru berujung hitam; kaki abu-abu. Jenis burung ini merupakan burung migran dengan persebarannya di Asia timur, Cina, dan Jepang. Saat musim dingin bermigrasi ke Semenanjung Malaysia dan Sunda Besar (Kutilang Indonesia, 2013) 4.1.8 Ducula badia Kingdom Phylum Class Ordo Famili Genus Species Sumber : Animalia : Chordata : Aves : Columbiformes : Columbidae : Ducula : Ducula badia ( Raffles, 1822). : Sibley, 1990 Gambar 8. Ducula badia

Ducula badia memiliki panjang sayap 30 mm, panjang tarsus 20 mm, panjang paruh 15 mm, panjang ekor 90 mm, panjang total 200 mm, lebar paruh 6 mm, lebar kepala 20 mm, panjang sayap terpanjang 50 mm, diameter tarsus 4,5 mm, panjang kepala 40 mm. Warna bulu specimen coklat kemerahan, tipe paruh crossbill, warna paruh putih gading, tipe kaki perching, warna kaki coklat muda, tipe ekornya rounded dan tidak terdapat serra pada pangkal paruh. Ukuran tubuh burung ini besar (45 cm). Pada bagian kepala, leher, dada, dan perut abuabu keunguan; dagu dan kerongkongan putih. Mantel dan penutup sayap merah tua; punggung dan pinggul coklat tua keabu-abuan. Ekor hitam kecoklatan dengan garis abu-abu lebar pada ujungnya dan pennutup bagian bawah kuning tua (Kutilang Indonesia, 2013) Mirip dengan Pergam punggung-hitam dan Pergam hijau. Perbedaan dengan kedua

jenis ini terletak pada warna bulu di bagian dagu, punggung, pantat, dan ekor.Persebaran populasi secara global belum dapat dikuantifikasi, tetapi spesies ini umumnya tersebar di daerah Nepal dan sangat langka di Jawa (Gibbs et al. 2001). 4.1.9 Psilopogon sp Kingdom Phylum Class Ordo Famili Genus Species Sumber : Animalia : Chordata : Aves : Piciformes : Capitonidae : Psilopogon : Psilopogon sp : Mackinnon,2010 panjang sayap Gambar 9. Psilopogon sp

Psilopogon sp memiliki panjang sayap 120 mm, panjang tarsus 25 mm, panjang paruh 37 mm, panjang ekor 110 mm, lebar paruh 28 mm, lebar kepala 28 mm, lengkung 30 mm, diameter tarsus 2,7 mm, panjang kepala 58,5 mm. Warna bulu hijau kehitaman, tipe paruh howfinch, tipe ekornya pointed dan terdapat bulu sungut pada pangkal paruh. Psilopogon sp berukuran sedang yaitu 260 mm dan berwarna hijau, data ini sesuai dengan pengamatan yang dilakukan.Paruh berwarna krem, dan terdapat pola seperti pita kuning pada dada yang dibatasi oleh garis hitam dibawahnya.Terdapat bulu berwarna jingga terang di atas paruh.Kepala memiliki warna hitam, hijau, abu-abu, hingga ungu muda.Iris berwarna coklat, paruh berwarna hijau-krem dengan garis tengah hitam, dan kaki memiliki warna hijau kekuningan. Remaja: berwarna lebih buram dengan mahkota zaitun. Iris mata bewarna coklat, paruh hijau-krem dengan garis tengah hitam, kaki hijau kekuningan. Habitat spesies ini adalah pada lereng-lereng pegunungan di Semenanjung Malaysia dan Sumatera dan di ujung selatan Thailand.Umumnya burung ini ditemukan pada ketinggian antara 5001500 m. Kegiatan mencari makan dilakukan diantara tajuk pohon pada hutan yang berpohon tinggi.Spesies ini beraktivitas pada batang pohon vertikal untuk memetik buah, biji dan bunga untuk dimakan.Warna tubuh yang hijau menyebabkan burung ini tersamar dengan baik ketika berada di tajuk pohon (Kutilang Indonesia, 2013). 4.1.10 Pycnonotus sp Kingdom : Animalia

Phylum Class Ordo Famili Genus Spesies Sumber

: Chordata : Aves : Passeriformes : Pycnonotidae : Pycnonotus : Pycnonotus sp : Mackinnon,2010 Gambar 10. Pycnonotus sp

Pycnonotus sp. memiliki panjang sayap 100 mm, panjang tarsus 15 mm, panjang paruh 19 mm, panjang ekor 73 mm, lebar paruh 14,3 mm, lebar kepala 19,1 mm, panjang sayap lengkung 79 mm, diameter tarsus 18,4 mm, panjang kepala 35 mm. Warna bulu hitam kekuningan, tipe paruh golden plover, warna paruh coklat tua, tipe kaki perching, warna kaki coklat tua, tipe ekornya pointed. Pycnonotus sp. berukuran sedang 20 cm, berwarna coklat dan putih. Tungging kuning, kekang dan bintik jingga yang khas di atas mata. Tubuh bagian atas coklat zaitun, tenggorokan dan dada atas coklat kehitaman. Dada bawah berbintik coklat dan putih, Perut putih atau suram. Iris coklat, paruh dan kaki hitam. Suara ciulk-ciulk-ciulk atau cak-cakcuh-ciliuliuliu yang cukup keras. Penyebaran dan ras endemik Sumatera, Jawa dan Bali. Terdiri atas 3 sub-spesies, dengan daerah persebaran snouckaerti Siebers, 1928 Sumatra bagian barat-laut. bimaculatus (Horsfield, 1821) Sumatra bagian barat-daya, Jawa Barat dan Jawa Tengah. enggerensis (van Oort, 1911) Jawa Timur. Tempat hidup dan kebiasaan umum dujumpai di gunung-gunung sampai pada ketinggian 800-3000m. Menyukai pinggir hutan dan ruang terbuka di tengah hutan di pegunungan sampai zona Vaccinium di puncak tertinggi. Burung yang aktif bersuara dan lebih sering sendirian (Kutilang Indonesia, 2013). 4.1.12 Pycnonotus goiavier Kingdom Phylum Class Ordo Famili Genus Species Sumber : Animalia : Chordata : Aves : Passeriformes : Pycnonotidae : Pycnonotus : Pycnonotus goiavier (Scopoli, 1786) : Sibley, 1990 Gambar 12. Pycnonotus goiavier

Pycnonotus goiavier memiliki panjang sayap 90 mm, panjang tarsus 18 mm, panjang paruh 15 mm, panjang ekor 150 mm, lebar paruh 6,1 mm, lebar kepala 17,5 mm, panjang sayap lengkung 50 mm, diameter tarsus 2 mm, panjang kepala 20 mm. Warna bulu dorsal hitam, warna bulu ventral kuning, tipe paruh bittern, tipe kaki perching, tipe ekornya emergined dan tidak terdapat serra pada pangkal paruh. Pycnonotus goiavier memiliki tubuh berukuran sedang (20 cm), tubuh berwarna coklat dan putih dengan tunggir kuning khas. Mahkota coklat gelap, alis putih, kekang hitam. Tubuh bagian atas coklat. Tenggorokan, dada dan perut putih dengan coretan coklat pucat pada sisi lambung. Iris coklat, paruh hitam, kaki abu-abu merah jambu. Persebarannya di Asia Tenggara, Filipina, Semanjung Malaysia, Sunda Besar (Kutilang Indonesia, 2013). Hasil yang didapatkan tidak terlalu berbeda dengan literatur, dimana Pycnonotus goiavier berukuran sedang sekitar 20 cm, berwarna coklat dan putih dengan tunggir kuning yang khas. Burung ini memiliki mahkota berwarna coklat gelap dan alis putih. Tubuh bagian atas coklat. Tenggorokan, dada dan perut berwarna putih dengan coretan coklat pucat pada sisi perut. Iris berwarna coklat, paruh berwanra hitam, dan kaki abu-abu merah jambu. Persebaran dan ras burung ini adalah di Asia Tenggara, Filipina, Semanjung Malaysia, Sunda Besar. Burung ini memiliki kebiasaan suka berkelompok, sering berbaur dengan burung cucak lain. Berkumpul ramai-ramai di tempat bertengger. Menyukai habitat terbuka, tumbuhan sekunder, tepi jalan dan kebun sampai ketinggian 1500 mdpl. Menghabiskan waktu lebih lama untuk makan di atas tanah (IUCN, 2013). 4.1.13 Columbidae Kingdom Phylum Class Ordo Famili Sumber : Animalia : Chordata : Aves : Columbiformes : Columbidae : Mackinnon, 1991 Gambar 13. Columbidae Columbidae memiliki panjang sayap 140 mm, panjang tarsus 50 mm, panjang paruh 15 mm, panjang ekor 80 mm, lebar paruh 10 mm, lebar kepala 15 mm, panjang sayap lengkung 60 mm, diameter tarsus 13 mm, panjang kepala 25 mm. Warna bulu hitam dengan corak kuning kehijauan, tipe paruh snipe, tipe kaki perching, tipe ekornya squared, warna kaki coklat, warna paruh kuning dan tidak terdapat serra pada pangkal paruh.

Secara keseluruhan, Columbidae cenderung memiliki tagihan dan kaki pendek, kepala kecil besar di badan kompak. Sayap yang besar (otot sayap terdiri dari 31-44% dari berat badan mereka) dan di antara yang bagian tubuh yang kuat dari semua bagian tubuh burung. Sayap ini juga dapat digerakkan dalam penerbangan (Burgess, 2009). Karakteristik angguk kepala mereka terbukti karena keinginan alami mereka untuk menjaga visi mereka konstan dalam 1978 percobaan oleh Frost BJ di mana mereka ditempatkan pada treadmill - mereka tidak bob kepala mereka sebagai lingkungan mereka yang konstan. Sayap besar dan memiliki beban sayap rendah, merpati memiliki otot sayap yang kuat (otot sayap terdiri 31-44% dari berat badan mereka) dan di antara para penerbang terkuat dari semua burung. Mereka juga sangat bermanuver dalam penerbangan. Warna bulu keluarga ini adalah variable, namun cenderung memiliki bulu kusam, dengan beberapa pengecualian, sedangkan spesies pemakan buah memiliki bulu berwarna cerah. Ptilinopus merpati buah adalah beberapa merpati berwarna terang, dengan tiga spesies endemik Fiji dan Samudera Hindia Alectroenas berada di antara yang berwarna terang. Merpati dan merpati mungkin seksual monokromatik atau dwiwarna (Crome, 1991). Penyebarannya begitu luas di dunia, kecuali untuk daerah-daerah kering yang Sahara Desert, Antartika dan sekitarnya dan pulau-pulau yang tinggi Arctic. Mereka telah berkoloni disebagian besar dunia kelautan mencapai timur Polinesia, Pasifik, Indonesia, di Samudera Hindia dan di Samudra Atlantik (MacKinnon, 1991). 4.1.14 Macronus ptilosus Klasifikasi Kingdom Filum Sub Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Sumber : : Animalia : Chordata : Vertebrata : Aves : Passeriformes : Timaliidae : Macronous : Sibley, 1990 Gambar 14. Macronus ptilosus : Macronus ptilosus (Jardine & Selby, 1835)

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka didapatkan data sebagai berikut: Panjang Kepala (PK) 30 mm, Lebar Kepala (LK) 20 mm, Panjang Paruh (PP) 35 mm, Lebar Paruh (LP) 5 mm, Panjang Sayap (PS) 60 mm, Panjang Sayap Lengkung (PSL) 25 mm, Panjang

Tarsus (PT) 20 mm, Diameter Tarsus (DT) 10 mm, Panjang Ekor (PE) 50 mm, Tipe Paruh (TP) golden plover, Tipe Ekor (TE) rounded, Tipe Cakar (TC) petengger, Warna Bulu (WB) -, Warna Paruh (WP) coklat kuning, Warna Kaki (WK) coklat kuning dan Panjang Total (PT) -. Macronus ptilosus memiliki ukuran 15 cm. Memiliki warna tubuh coklat tua, dan warna paruh hitam. Spesies ini ditemukan di hutan dataran rendah hijau, termasuk hutan rawa air tawar, hutan sekunder dan bambu, hingga ketinggian 700 m. Spesies ini tidak ditemukan di habitat rusak berat dan terganggu serta tergdegradasi hutan rawa gambut, perkebunan dan semak belukar. Macronous ptilosus terjadi di dataran rendah Sunda, dari semenanjung Thailand Sabah, Sarawak dan Semenanjung Malaysia, Singapore (sebelumnya), Kalimantan (termasuk Anamba Kepulauan) dan Sumatera (termasuk pulau-pulau lepas pantai), Indonesia dan Brunei, di mana ia secara lokal sangat umum di habitat yang cocok. (Castelletta et al. 2000). 4.1.15 Niltava grandis Klasifikasi Kingdom Filum Sub Filum Kelas Ordo Family Genus Spesies Sumber : : Animalia : Chordata : Vertebrata : Aves : Passeriformes : Muscicapidae : Niltava : Niltava grandis (Blyth, 1842) : BirdLife International, 2013

Gambar 15. Niltava grandis

Gambar 16. Niltava grandis

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka didapatkan data sebagai berikut: Panjang Kepala (PK) 32 mm, Lebar Kepala (LK) 18 mm, Panjang Paruh (PP) 13 mm, Lebar Paruh (LP) 7 mm, Panjang Sayap (PS) 100 mm, Panjang Sayap Lengkung (PSL) 40 mm, Panjang Tarsus (PT) -mm, Diameter Tarsus (DT) 3 mm, Panjang Ekor (PE) 88 mm, Tipe Paruh (TP) alpineswift, Tipe Ekor (TE) baji, Tipe Cakar (TC) petengger, Warna Bulu (WB) hitam coklat biru, Warna Paruh (WP) coklat silver, Warna Kaki (WK) coklat silver dan Panjang Total (PT) -. Tipe Ekor (TE) baji, Tipe Cakar (TC) petengger, Warna Bulu (WB) hitam coklat biru, Warna Paruh (WP) coklat silver, Warna Kaki (WK) coklat silver dan Panjang Total (PT) -. Niltava grandis umumnya berukuran 22 cm, dengan tubuh berwarna gelap, hal ini sesuai dengan hasil pengamatan. Tubuh bagian atas dan mahkota burung jantan berwarna biru, dengan motif seperti garis pada sisileher. Terdapat bercak pada bahu, dan tunggir berwarna biru metalik. Tubuh bagian bawah berwarna hitam.Burung betina berwarna coklatzaitun merah-karat, dengan mahkota berwarna abu-abu kebiruan. Bercak pada leher biru muda, dan tenggorokan keputih-putihan.Burung muda berwarna coklat dengan bintik-bintik putih pada kepala dan bintik-bintik berwarna merahkarat pada punggung.Tubuh bagian bawahnya bersisik hitam.Iris berwarna coklat-tua, paruh berwarna hitam, dan kaki berwarna abu-abu (La Touche, 1921). Niltava grandis biasanya hidup sendirian, dan ditemukan di hutan perbukitan serta pegunungan atau sekitar aliran sungai pada rentang ketinggian antara 900 1500 m, meski kadang dapat dijumpai sampai ketinggian 2500 m. Makanannya antara lain serangga dan buah-buahan kecil. Sarang berbentuk mangkuk kecil dari lumut dan diletakkan diantara bebatuan, pada percabangan pohon atau di cerung dangkal pada pohon yang mati (La Touche, 1921). Niltava grandis terdiri dari empat ras, Nilvana grandis memiliki persebaran mulai dari Himalaya, Nepal Tengah ke timur hinggatimur laut India, Cina selatan, Myanmar bagian tengah dan Thailand bagian barat serta utara. Nilvana griseiventris (La Touche, 1921) memiliki daerah penyebaran dari China bagian selatan,Laos bagian tengah dan timur-laut serta barat laut Vietnam. Nilvana decorata (Robinson & Kloss, 1919) tersebar di daerahVietnam. Nilvanadecipiens (Salvadori, 1892) memiliki daerah penyebaran di Thailand bagian selatan, serta Semenanjung Malaysia dan Sumatera. 4.1.18 Ceyx erithacus Klasifikasi Kingdom : : Animalia

Filum Sub Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Sumber

: Chordata : Vertebrata : Aves : Coraciiformes : Alcedinidae : Ceyx : Ceyx erithacus (Linnaeus, 1758) : Sibley, 1990 Gambar 19. Ceyx erithacus

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka didapatkan data sebagai berikut: Panjang Kepala (PK) 25 mm, Lebar Kepala (LK) 14 mm, Panjang Paruh (PP) 33 mm, Lebar Paruh (LP) 7 mm, Panjang Sayap (PS) 57 mm, Panjang Sayap Lengkung (PSL) 51 mm, Panjang Tarsus (PT) 7 mm, Diameter Tarsus (DT) 1,5 mm, Panjang Ekor (PE) 22 mm, Tipe Paruh (TP) bitten, Tipe Ekor (TE) meruncing, Tipe Cakar (TC) petengger, Warna Bulu (WB) biru, coklat, kuning, putih, Warna Paruh (WP) kuning gading, Warna Kaki (WK) kuning dan Panjang Total (PT) 118 mm. Hasil yang didapatkan tidak terlalu berbeda dengan literatur, dimana tubuh berukuran sangat kecil yaitu sekitar 14 cm. Tubuh bagian bawah berwarna kuning. Tubuh bagian atas merah karat, dengan pantulan ungu dan setrip ungu pada punggung hingga ke bawah, mencapai penutup ekor atas. Iris berwarna coklat, paruh warna merah, dan warna kaki merah. Burung ini tinggal di lantai hutan dekat aliran sungai kecil. Terbang cepat sambil bersuara. Adapun makanan burung ini adalah ikan, laba-laba, serangga. Sarang berupa saluran dalam tanah di tepi sungai. Telur berwarna keputih-putihan, jumlah 3-4 butir. Burung ini berkembang biak dari bulan Februari atau Maret. Habitat burung ini adalah pada hutan primer, hutan sekunder dataran rendah, hutan mangrove. Penyebarannya yaitu di Semenanjung Malaysia, Sumatera, Pulau lepas pantai Sumatera Barat, Kalimantan, Jawa, Bali (Perrins, 2009). 4.1.11. Prinia familiaris Kingdom Phylum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Chordata : Aves : Passeriformes : Cisticolidae : Prinia Gambar 13. Prinia familiaris

Species

: Prinia familiaris Horsfield, 1821(MacKinnon, 1998)

Prinia familiaris memiliki panjang sayap 61 mm, panjang tarsus 22 mm, panjang paruh 12 mm, panjang ekor 58 mm, lebar paruh 12 mm, lebar kepala 11 mm, panjang sayap lengkung 52 mm, diameter tarsus 2 mm, panjang kepala 15 mm. Warna bulu coklat, kuning, putih, tipe paruh golden plaw Prinia familiaris merupakan burung yang biasanya menghuni hutan mangrove dan habitat sekunder terbuka terutama pada kebun dan taman. Burung ini mempunyai kelompok yang kecil dan berburu di sekitar permukaan tanah sampai puncak pohon (Iskandar, 1989). Prinia familiaris Memiliki ekor yang panjang dengan garis sayap putih khas serta ujung berwarna hitam, berukuran 13 cm, perut berwarna zaitun. Tubuh bagian atas berwarna coklat hingga zaitun.Tenggorokan dan dada tengah berwarna putih. Iris berwarna coklat, paruh bagian atas berwarna hitam,paruh bawah berwarna kekuningan, dan kaki berwarna merah jambu (MacKinnon, 1998).

4.1.17 Collocalia vulcanorum Kingdom Phylum Class Ordo Famili Genus Species : Animalia : Chordata : Aves : Passeriformes : Apodidae : Collocalia Gambar 19. Collocalia vulcanorum : Collocalia vulcanorum (MacKinnon, 1982)

Collocalia vulcanorummemiliki panjang sayap (PS) 90 mm, panjang tarsus 20 mm, panjang paruh 20 mm, panjang ekor 80 mm, lebar paruh 10 mm, lebar kepala 25 mm, panjang sayap lengkung 80 mm, panjang kepala 25 mm, panjang total 150 mm. Tipe kaki petengger, tipe ekornya emergined dan tidak terdapat serra pada pangkal paruh. Collocalia vulcanorum terbang dengan cepat dan berkelompok di sekitar puncak terbuka dan punggung penggunaan tertinggi.Sangat mencolok di kawah Gede dan bersarang pada rekahan batu dan membuat sarang berlumut yang tidak bisa dimakan oleh manusia.Burung ini kadang disamakan dengan Walet Himalaya (Iskandar, 1989). Collocalia vulcanorum berwarna kehitaman. Burung ini mempunyai sayap yang panjang dan ekor menggarpu. Warna tunggir bervariasi dan berwarna keabu-abuan sampai gelap pada punggung.Mempunyai kaki yang sedikit berbulu (Mackinnon, 1998).

4.1.18Cuculus sp Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Chordata : Aves : Passeriformes : Pcynonotidae : Pycnonotus : Cuculus sp(MacKinnon, 2010). Gambar 14. Pycnonotus eutilosus

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka didapatkan data sebagai berikut: Panjang Kepala (PK) 60 mm, Lebar Kepala (LK) 29,5 mm, Panjang Paruh (PP) 35 mm, Lebar Paruh (LP) 11 mm, Panjang Sayap (PS) 125 mm, Panjang Sayap Lengkung (PSL) 125 mm, Panjang Tarsus (PT) 34 mm, Diameter Tarsus (DT) 0,5 mm, Panjang Ekor (PE) 168 mm, Tipe Paruh (TP) alpinswift, Tipe Ekor (TE) pointed, Tipe Cakar (TC) petengger, Warna Bulu (WB) coklat, Warna Paruh (WP) oren, Warna Kaki (WK) krem dan Panjang Total (PT) 135 mm. Cuculus adalah genus dari yang terdapat di sebagian besar di dunia, meskipun keragaman terbesar adalah di selatan tropis dan Asia Tenggara.Burung ini adalah ukuran variabel dengan tubuh ramping, ekor panjang dan kaki yang kuat. Sebagian besar terdapat pada hutan terbuka, tetapi beberapa ada yang hidup di kota. Ada beberapa spesies yang bermigrasi (Iskandar, 1989). Cuculus memiliki ukuran tubuh yang besar dengan ukuran 29 cm. Berwarna coklat dan keabu-abuan dengan ciri khas berupa garis kemerahan lebar pada ujung ekor.Kepala dan mantel abu-abu, punggung lebih coklat, ekor coklat dengan garis-garis lebar gelap dan garis kemerahan lebar pada ujungnya.Tubuh bagian bawah berwarna keputih-putihan bercoret kemerahan pada dada.Tubuh bagian atas burung muda berwarna coklat seluruhnya.Cuculus bertelur dengan host passerine mereka. Cuculus betina mengkhususkan diri dalam suatu spesies host tertentu dan bertelur yang sangat mirip telur dari host tersebut.Sebuah spesies dapat terdiri dari beberapa gentes, dengan masing-masing gens mengkhususkan diri dalam suatu host tertentu. Ada beberapa bukti bahwa genus secara genetik berbeda satu sama(Dorst, 1972).

III. 2.1 Waktu dan Tempat

PELAKSANAAN KERJA

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 1dan 8 April 2013 di Laboratorium Teaching 1 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas Padang. 2.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah vernier caliper, Penggaris dan alat tulis, sedangkan bahan yang digunakan adalah Melopsittacus undulatus jantan dan betina, Columba livia jantan dan betina, Strepthopelia bitorquata, Lonchora maja,Padda oryzivora, Megalaima oorti, Ducula badia,Psilopogon sp, Prinia familiaris, Pycnonotus goiavier, Ceyx erithaca, Columbidae,Macronous ptilosus, Collocalia vulcanorum, Niltava grandis, Cuculus sp, Pycnonotus sp, Lanius tigrinus. 2.3 Cara Kerja 2.3.1 Objek hidup Pada praktikum kali ini objek tidak dibius tetapi tetap dibiarkan hidup. Untuk burung sebelum diamati dan diukur parameter tubuhnya, burung tersebut dipegang dengan tangan dimana posisi kepala berada diantara jari telunjuk dan jari tengah dan posisi kaki diantara jari manis dan kelingking, ibu jari digunakan untuk menahan badan burung dan sayapnya. Perlakuan ini untuk mencegah agar burung tidak banyak bergerak, tidak mudah terbang dan memberi kenyamanan pada burung tersebut. Setelah itu diamati bentuk morfologinya dan diukur parameternya seperti panjang sayap (PS), panjang tarsus (PT), panjang paruh (PP), Panjang ekor (PE), Panjang total (PT), Lebar paruh (LP), Lebar kepala (LK), Panjang sayap terpanjang (PST), Diameter tarsus (DT), Panjang kepala (PK), Warna bulu (WB), Bentuk paruh (BP), Warna kaki (WK), Mahkota (M), Cera (C) Warna paruh (WP), Bentuk kaki (BK), Tipe ekor (TE), Bulu sungut (BS). 2.3.2 Spesimen awetan Untuk spesimen awetan, sebelum pengamatan spesimen dicuci pada air mengalir untuk menghilangkan bau formalin.Setelah itu, objek difoto dengan kamera digital untuk dokumentasi. Kemudian, objek digambar di buku gambar dan diberi keterangan.Selanjutnya dilakukan perhitungan dan pengukuran tubuh, dengan parameter yaitu panjang sayap (PS), panjang tarsus (PT), panjang paruh (PP), panjang ekor (PE), lebar paruh (LP), panjang sayap lengkung (PSL), diameter tarsus (DT), panjang kepala (PK), lebar kepala (LK), tipe paruh,

tipe cakar, tipe ekor, warna bulu, warna paruh, dan warna kaki. Kemudian, data dimasukkan ke dalam tabel yang telah disediakan.

DAFTAR PUSTAKA

BirdLife International (2001) Species factsheet, http://www.birdlife.org on 10/04/2013. Recommended citation for factsheets for more than one species: BirdLife International (2013) IUCN Red List for birds. Downloaded from http://www.birdlife.org on 10/04/2013. Castelletta, M., Sodhi, NS, Subaraj, R. 2000. Kepunahan berat avifauna hutan di Singapura: pelajaran untuk konservasi keanekaragaman hayati di Asia Tenggara Conservation Biology 14:. 1870-1880. Crome, Francis. 1991. Encyclopaedia of Animals: Birds. London: Merehurst Press. hlm. 115116. ISBN 1-85391-186-0 Dorst, J. 1972. The Life of Birds.Vol. II. Weidentifild and Nicolson .London. Iskandar, J. 1998. Jenis Burung yang Umum di Indonesia . Djambatan Anggota IKAPI. Jakarta IUCN 2013. IUCN Red List of Threatened Species. www.iucnredlist.org diakses tanggal 7 April 2013. Kutilang Indonesia .1212.BentetLoreng.file://localhost/J:/New%20Folder/Kutilang %20Indon sia%20 %20Bentet%20Loreng.html. Diakses pada tanggal 10 April 2013. Kutilang Indonesia .1212.Cucak berisik.file://localhost/J:/New%20Folder/Kutilang %20Indon sia%20 %20Bentet%20Loreng.html. Diakses pada tanggal 10 April 2013. Kutilang Indonesia .1212.Cucak gunun.file://localhost/J:/New%20Folder/Kutilang%20Indon sia%20 %20Bentet%20Loreng.html. Diakses pada tanggal 10 April 2013. Kutilang Indonesia .1212.Bentet rawa.file://localhost/J:/New%20Folder/Kutilang%20Indon sia%20 %20Bentet%20Loreng.html. Diakses pada tanggal 10 April 2013. Kutilang Indonesia .1212.Gelatik jawa.file://localhost/J:/New%20Folder/Kutilang%20Indon sia%20 %20Bentet%20Loreng.html. Diakses pada tanggal 10 April 2013. Mackinnon, J. 1991. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jawa dan Bali.Yogyakarta : Gadjahmada University Press. MacKinnon, Jhon, Karen Philipps, dan Bas van Balen.1998. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan.Puslitbang Biologi-LIPI. Jakarta

MacKinnon, Jhon, Karen Philipps, dan Bas van Balen.2010. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan.Puslitbang Biologi-LIPI. Jakarta Robson, Craig (2002) Sebuah Panduan Lapangan ke Burung Asia Tenggara. New Holland, London Sibley, C. G.; Monroe, B. L. 1990. Distribution and taxonomy of birds of the world.Yale

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Padda oryzivora tipe paruh howfinch, tipe ekor membulat, warna bulu coklat tua 2. Megalaima oortii Tipe paruh golden plover, tipe cakar petengger, tipe ekor pointed, warna bulu hitam, dan warna kaki coklat muda. 3. Lanius tigrinus memiliki tipe kaki petengger, warna bulu seperli loreng. 4. Ducula badia memiliki warna bulu spesimen coklat kemerahan, tipe paruh crossbill, warna paruh putih gading, tipe kaki perching, warna kaki coklat muda, tipe ekornya rounded dan tidak terdapat serra pada pangkal paruh. 5. Psilopogon sp memiliki warna bulu hijau kehitaman, tipe paruh howfinch, tipe ekornya pointed dan terdapat bulu sungut pada pangkal paruh. 6. Prinia familiaris memiliki warna bulu coklat, kuning, putih, tipe paruh golden plaw. 7. Columbidae memiliki warna bulu hitam dengan corak kuning kehijauan, tipe paruh snipe, tipe kaki perching, tipe ekornya squared, warna kaki coklat, warna paruh kuning dan tidak terdapat serra pada pangkal paruh. 8. Pycnonotus goiavier memiliki warna bulu dorsal hitam, warna bulu ventral kuning, tipe paruh bittern, tipe kaki perching, tipe ekornya emergined dan tidak terdapat serra pada pangkal paruh. 9. Pycnonotus sp memiliki tipe kaki petengger, tipe ekornya emergined dan tidak terdapat serra pada pangkal paruh.

10. Macronous ptilosus tipe cakar senegal petengger, warna bulu coklat kuning hitam, warna paruh coklat kuning 11. Collocalia vulcanorum,tipe paruh howfinch, tipe ekor pointed, warna bulu hijau kehitaman, dan warna tarsus coklat muda. 12. Cuculus sp tipe paruh seed cracking, tipe cakar petengger, tipe ekor rounded, warna bulu hijau tua, warna paruh coklat kehitaman dan warna kaki coklat kehitaman. 13. Ceyx erithaca memiliki warna bulu biru, coklat, kuning, putih, tipe paruh biteern, tipe kaki petengger, tipe ekornya meruncing, warna kaki kuning, warna paruh kuning gading dan tidak terdapat sera pada pangkal paruh. 14. Niltava grandis Tipe paruh alpine swift, tipe cakar petengger, tipe ekor baji, warna bulu hitam bercorak biru, warna paruh coklat silver, dan warna kaki coklat silver. 5.2 Saran Agar praktikum selanjutnya berjalan lancar, maka disarankan dalam melaksanakan praktikum ini sebaiknya teliti dalam melakukan pengamatan dan pengukuran morfologi aves tersebut. Selain itu, perlu diperhatikan teknik yang benar dalam memegang objek aves yang telah disediakan.

5.2 Saran Agar praktikum selanjutnya berjalan lancar, maka disarankan dalam melaksanakan praktikum ini sebaiknya teliti dalam melakukan pengamatan dan pengukuran morfologi aves tersebut. Selain itu, perlu diperhatikan teknik yang benar dalam memegang objek aves yang telah disediakan.

You might also like