You are on page 1of 10

my old man alzheimer's my grandfather was 65 years old, he had dementia and looked depress after taking early

retirement. I thought it was due to him missing his work. His behavior began to be a bit odd at that times, so I brought him to a doctor. The doctor suggested that my grandfather should do MMSE test. The doctor diagnosed my grandfather as alzheimers. It was a devastating shock, but also good in a way because at least our family knew what we were dealing with. It was horrible not knowing the cause of his weird behavior. For the first few years, we carried on with normal life. My grandfather was a premier league table-tennis player and he still enjoyed doing that. He continued to drive and we went on lost of holiday. He was a very meticulous man and liked everything to be just so. But, as the alzheimers took over, he just decided to do no such things any more. I think he thought that if he couldnt do it the way he liked to do, he wasnt going to bother any more. Every time there is a big change with him, I have to stop and take stock. My grandfather needs full-time care now. Hes in a wheelchair and needs to be fed. He doesnt speak any more and Im not sure that he understands what Im saying. I have some outside help during the week, but mostly its down to me. My grandfather is always more awake and aware when we do something different. Im still wondering why alzheimers can make him like this and can it be cured? ARTI saya pria tua Alzheimer kakek saya 65 tahun, ia demensia dan tampak tertekan setelah mengambil pensiun dini. Saya pikir itu karena dia kehilangan pekerjaannya. Perilakunya mulai menjadi agak aneh pada saat itu , jadi saya membawanya kedokter. Dokter menyarankan agar kakek saya melakukan tes MMSE. Dokter mendiagnosis kakek saya sebagai Alzheimer. Ini adalah kejutan yang membuat shock, tetapi juga cara yang baik karena setidaknya keluarga kami tahu apa yang kami hadapi. Sungguh mengerikan jika tidak mengetahui penyebab perilaku aneh nya. Selama beberapa tahun pertama, kami menjalani seperti kehidupan normal. Kakek saya adalah seorang pemain liga tenis meja utama dan ia masih menikmati kegiatan itu. Dia melanjutkan untuk mengemudi dan kami tersesat saat liburan. Dia adalah orang yang sangat teliti dan menyukai segala sesuatu untuk menjadi "hanya begitu". Tapi, alzheimer mengambil alih, dia memutuskan untuk tidak melakukan hal-hal seperti itu lagi. Saya pikir dia berpikir bahwa jika ia tidak bisa melakukannya dengan cara yang biasa ia lakukan, dia tidak akan repot-repot lagi.

Setiap kali ada perubahan besar dengan dia, saya harus berhenti dan mengambil alih. Kakek saya perlu waktu perawatan penuh sekarang. Dia ada di kursi roda dan perlu diberi makan. Dia tidak berbicara lagi dan aku tidak yakin bahwa ia memahami apa yang saya katakan. Saya memiliki beberapa pembantu dari luar selama seminggu, tapi sebagian besar itu ke saya. Kakek saya selalu lebih terjaga dan sadar ketika kita melakukan sesuatu yang berbeda. Aku masih bertanya-tanya mengapa alzheimer bisa membuatnya seperti ini dan dapat disembuhkan? MMSE :mini mental State examination merupakan pemeriksaan untuk menilai fungsi kognitif meliputi orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi, recall dan bahasa. Sebagai skrining disfungsi kognitif sekunder seperti demensia, delirium, penyakit neurologis dan psikiatri. Dowell M et al, menyatakan bahwa MMSE: 1. Mudah dilakukan dan menunjukkan reliabilitas yang bagus. Validitas sebagai tes skrining secara umum dapat diterima 2. Meskipun batas yang tetap sudah ditentukan, validitasnya lemah untuk pasien dengan gangguan psikiatrik 3. Tidak dapat digunakan untuk mendeteksi disfungsi otak fokal 4. Tidak dapat digunakan untuk mendeteksi demensia ringan. kuisioner MMSE menurut Folstein and Folstein, 1990 : Daftar Pertanyaan Penilaian 1. Tanggal berapakah hari ini? (bulan, 0 - 2 kesalahan = baik tahun) 3 - 4 kesalahan = gangguan intelek ringan 2. Hari apakah hari ini? 3. Apakah nama tempat ini? 5 - 7 kesalahan = gangguan intelek sedang 4. Berapa nomor telepon Bapak/Ibu? (bila tidak ada telpon, dijalan 8 - 10 kesalahan = gangguan intelek berat apakah rumah Bapak/Ibu?) 5. Berapa umur Bapak/Ibu? Bila penderita tak pernah sekolah, nilai 6. Kapan Bapak/Ibu lahir? (tanggal, bulan, tahun) kesalahan diperbolehkan +1 dari nilai di 7. Siapakah nama gubernur kita? atas. (walikota/ lurah/ camat) Bila penderita sekolah lebih dari SMA, 8. Siapakah nama gubernur sebelum ini? (walikota/ lurah/ camat) kesalahan yang diperbolehkan -1 dari atas 9. Siapakah nama gadis Ibu anda? 10. Hitung mundur 33, mulai dari 20! Pensiun dini Pada orang yang pensiun timbul perasaan yang merugikan. Perasaan aman dalam hal social ekonomi mempunyai pengaruh yang kuat dibanding keadaan tubuh untuk melawan depresi. Mudah lupa (forgetfulness) Fenomena paling sering terjadi ditemukan dalam kehidupan sehari hari saat usia lanjut. Criteria mudah lupa :

Lupa nama benda, nama orang, dll Terdapat gangguan dalam mengingat kembali (recall) Terdapat gangguan dalam mengambil kembali informasi yang telah tersimpan dalam memori (retrieval) Tidak ada gangguan dalam mengenal kembali sesuatu apabila diberi isyarat. Lebih sering menjabarkan fungsi atau bentuk.

Faktor yang mempengaruhi perubahan kepribadian usia lanjut : - Usia lanjut energy berkurang - reaksi terhadap kejadian sekitar menjadi lambat - daya kreatif dan inisiatif cenderung menyempit - perlahan akan menarik diri dari lingkungan sekitar. Keadaan diatas normal, tapi seiring timbulnya keadaan tersebut seseorang cenderung cemas dan akan menjadi cepat marah, cepat tersinggung, dan hanya bergantung kepada orang lain. Demensia yaitu : sindrom yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran. Fungsi kognitif (intelegensi umum, belajar dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, konsentrasi, pertimbangan dan kemampuan social) etiologi : trauma kepala, demensia karena alcohol, demensia berhubungan dengan pergerakan seperti parkinson. Prognosis :gangguan bisa progresif atau statis, permanen atau reversible. Kemungkinan pemulihan demensia berhubungan dengan patologi dasar dan ketersediaan pengobatan yang efektif. Alzheimer Adalah ; gangguan neurodegenerative progresif yang disebabkan kematian massif sel neuron di kortex cerebral dengan gejala klinis dan patologi khas (hilangnya neuron, neurofibrilasi tangles, neuritic plak, amyloid angiopati) Epidemiologi Timbul antara usia 50 dan 60th . 5% dari dari semua orang yang berusia 65th menderita Alzheimer. >30% pada usia diatas 85th. Faktor resiko : wanita, mempunyai riwayat keluarga dengan gangguan yang sama, riwayat cedera kepala. Etiologi 1. faktor genetic di otak terdapat amiloid precursor protein (APP) merupakan sumber endapan amiloid yang ditemukan di otak penderida Alzheimer. Terdapat mutasi presenilin 1 di kromosom 14 dan presenilin 2 di kromosom 1 yang berperan pada Alzheimer familial terutama dengan onset dini. 2. Neuropatologi

Dengan pnemo ensefalogram terlihat degenerasi (atrofi) kortex secara difus pada otak dan lapisan luar terutama daerah frontal temporal. Ditemukan bercak senilis, kekusutan neurofibriler, hilangnya neuron dan degenerasi granulovaskuler neuron. 3. Kelainan neuro transmitter Pada penyakit Alzheimer asetilkolin dan norepinefrin menjadi hipoaktif. Terjadi degenerasi spesifik pada neuron kolinergic di nucleus basalis meynerti serta penurunan konsentrasi asetilkolin dan kolin asetil transferase dalam otak. Tanda klasik yang terlihat pada stadium awal : 1. Short term memory loss Kemunduran fungsi memori merupakan tanda paling awal 2. Learning and retaining new information Kesulitan dalam belajar hal yang baru akibatnya mengulang sesuatu, lupa pembicaraan dan janji. 3. Reasoning and abstractive thought Kesulitan untuk menentukan dan mengetahui waktu, kesulitan memahami lelucon, kesulitan menjalani tugas dengan tahap yang berurutan. 4. Judgment and planning Kesulitan mengantisipasi atau mempertimbangkan akibat dari suatu peristiwa. Tidak mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari hari. 5. Language skill Sulit menemukan kata yang benar dalam mengungkapkan pikiran. 6. Inhibition and impuls control Penderita yang dulunya aktif sekarang lebih agresif dan kadang berperilaku tidak wajar. Terlihat sensitive dan tidak percaya. Manifestasi klinis - Muncul perlahan dan tidak ada cirri yang khas pada gangguan perilaku. - Terdapat disorientasi, gangguan ingatan, emosi yang labil, kesalahan menghitung dan berbicara sehari-hari - Terjadi afasia - Kadang gelisah dan hiperaktif - Parase muka dan pasme ekstremitas - Stadium akhir timbul kontaktur - Berlangsung 5-10th Gejala penyerta Depresi, insomnia, inkontinensia, delusi, ilusi, halusinasi, gejolak emosi dan fisik, gangguan seksual, penurunan berat badan. Tatalaksana Gangguan somatic : donepezil HCl, rivastigmin, galantamin. Gangguan perilaku : anti depresan, neuroleptik Non farmakologi : - program adaptif dan restorative - edukasi perawatan - intervensi lingkungan

- penanganan gangguan perilaku test lain Clock Drawing Test (CDT) CDT (Clock Drawing Test) telah diusulkan sebagai tes skrining cepat untuk disfungsi kognitif sekunder untuk demensia, delirium, atau kisaran penyakit neurologis dan psikiatris. Menurut Sulaiman, CDT melengkapi tes skrining cepat termasuk MMSE dan merupakan komponen "7 Menit Neurokognitif Pemutaran Baterai". Kekuatan dan kelemahan dari tes menggambar jam terletak pada jumlah kognitif, motor dan fungsi persepsi yang diperlukan untuk keberhasilan penyelesaian secara bersamaan. orientasi, konseptualisasi waktu, organisasi spasial visual, memori dan fungsi eksekutif, pemahaman pendengaran, memori visual, pemprograman motorik, pengetahuan numerik, instruksi semantik, penghambatan stimulus mengganggu, konsentrasi dan frustrasi toleransi. Fungsi ksekutif yang diperlukan untuk CDT melibatkan "fungsi kontrol yang kompleks panduan perilaku terarah tujuan dan tidak relevan atau ambigu isyarat lingkungan", dan bahwa tuntutan serupa juga dimiliki oleh keterampilan hidup mandiri DEMENSIA Demensia adalah suatu gangguan intelektual / daya ingat yang umumnya progresif dan ireversibel. Biasanya ini sering terjadi pada orang yang berusia > 65 tahun. Di Indonesia sering menganggap bahwa demensia ini merupakan gejala yang normal pada setiap orang tua. Namun kenyataan bahwa suatu anggapan atau persepsi yang salah bahwa setiap orang tua mengalami gangguan atau penurunan daya ingat adalah suatu proses yang normal saja. Anggapan ini harus dihilangkan dari pandangan masyarakat kita yang salah. Faktor resiko yang sering menyebabkan lanjut usia terkena demensia adalah : usia, riwayat keluarga, jenis kelamin perempuan. Demensia harus bisa kita bedakan dengan retardasi mental, pseudodemensia, ganguan daya ingat atau intelektual yang akan terjadi dengan berjalannya waktu dimana fungsi mental yang sebelumnya telah dicapai secara bertahap akan hilang atau menurun sesuai dengan derajat yang diderita. Perubahan karakteristik dari demensia adalah : Perubahan aktivitas sehari-hari, Gangguan kognitif(gangguan daya ingat,bahasa,fungsi visuospasial), Perubahan perilaku dan psikis(Behavior-Psycological Changes). Gangguan perilaku dan psikologik pada lansia yang demensia sering ditemukan sebagai BPSD (Behavioral & Psychological Symptoms of Dementia). Perubahan tersebut bersifat multifaktor atau biopsikososial sehingga timbul masalah seperti: perilaku agresif, wondering (suka keluyuran tanpa tujuan), gelisah, impulsive, sering mengulang

pertanyaan. Pada masalah psikologisnya: waham cemburu, curiga, halusinasi, misidentitas. Gangguan klinis dari demensia bermacam-macam dan dikemukakan 3 pandangan berbagai kelompok ahli dalam mendefinisikan penyakit demensia khususnya tipe Alzheimer. Demensia merupakan suatu penyakit degeneratif primer pada susunan sistem saraf pusat dan merupakan penyakit vaskuler. Di sini akan dibedakan gangguan pada kortikal dan subkortikal. Kortikal : - Alzheimer, - Creutzfedz jacob, - Pick disease, - Afasia, agnosia dan apraksia. Subkortikal : - Huntington disease, - Parkinson disease, - Hidrosefalus, - Demensia multiinfark. Kriteria derajat demensia : RINGAN : walaupun terdapat gangguan berat daya kerja dan aktivitas sosial, kapasitas untuk hidup mandiri tetap dengan higiene personal cukup dan penilaian umum yang baik. SEDANG : hidup mandiri berbahaya diperlukan berbagai tingkat suportivitas. BERAT : aktivitas kehidupan sehari-hari terganggu sehingga tidak berkesinambungan, inkoherensi. Demensia dapat digolongkan beberapa bentuk yaitu : A. Demensia Tipe Alzheimer Dari semua pasien dengan demensia, 50 60 % memiliki demensia tipe ini. Orang yang pertama kali mendefinisikan penyakit ini adalah Alois Alzheimer sekitar tahun 1910. Demensia ini ditandai dengan gejala : Penurunan fungsi kognitif dengan onset bertahap dan progresif, Daya ingat terganggu, ditemukan adanya : afasia, apraksia, agnosia, gangguan fungsi eksekutif, Tidak mampu mempelajari / mengingat informasi baru, Perubahan kepribadian (depresi, obsesitive, kecurigaan), Kehilangan inisiatif.

Faktor resiko penyakit Alzheimer : Riwayat demensia dalam keluarga Sindrom down Umur lanjut Apolipoprotein, E4 Faktor yang memberikan perlindungan terhadap alzheimer : Apolipoprotein E, alele 2, Antioxidans, Penggunaan estrogen pasca menopause, (pada demensia tipe ini lebih sering pada wanita daripada laki-laki) NSAID Demensia pada penyakit Alzheimer belum diketahui secara pasti penyebabnya,walaupun pemeriksaan neuropatologi dan biokimiawi post mortem telah ditemukan lose selective neuron kolinergik yang strukturnya dan bentuk fungsinya juga terjadi perubahan. Pada makroskopik : penurunan volume gyrus pada lobus frontalis dan temporal. Pada mikroskopik : plak senilis dan serabut neurofibrilaris Kerusakan dari neuron menyebabkan penurunan jumlah neurotransmiter. Hal ini sangat mempengaruhi aktifitas fisiologis otak. Tiga neurotransmiter yang biasanya terganggu pada Alzheimer adalah asetilkolin, serotorin dan norepinefrin. Pada penyakit ini diperkirakan adanya interaksi antara genetic dan lingkungan yang merupakan factor pencetus. Selain itu dapat berupa trauma kepala dan rendahnya tingkat pendidikan Penyakit Alzheimer dibagi atas 3 stadium berdasarkan beratnya deteorisasi intelektual : Stadium I (amnesia) Berlangsung 2-4 tahun Amnesia menonjol Gangguan : - Diskalkulis Memori jangka penuh Perubahan emosi ringan Memori jangka panjang baik Keluarga biasanya tidak terganggu Stadium II (Bingung) Berlangsung 2 10 tahun Kemunduran aspek fungsi luhur (apraksia, afasia, agnosia, disorientasi) Episode psikotik

Agresif Salah mengenali keluarga

Stadium III (Akhir) Setelah 6 - 12 tahun Memori dan intelektual lebih terganggu Akinetik Membisu Inmontinensia urin dan alvi Gangguan berjalan Pedoman diagnostik menurut WHO (ICD-X) Lupa kejadian yang baru saja dialami, Kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, Kesulitan dalam berbahasa, Diserorientasi waktu dan tempat, Tidak mampu membuat pertimbangan dan keputusan yang tepat, Kesulitan berpikir abstrak, Salah menaruh barang, Perubahan suasana hati, Perubahan perilaku / kepribadian, Kehilangan inisiatif. Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Pengobatan / pencegahan hanya dalam bentuk paliatif yaitu : nutrisi tepat, latihan, pengawasan aktifitas, selain itu bisa diberikan obat Memantine (N-metil) 25 mg/hr, propanolol (InderalR), Holoperidol dan penghambatan dopamin potensi tinggi untuk kendali gangguan eprilaku akut. Selain itu bisa diberikan Tracine Hydrocloride (Inhibitor asetilkolinesterose kerja sentral) untuk gangguan kognitif dan fungsionalnya. Pencegahan antara lain bagaimana cara kita lebih awal untuk mendeteksi AD (Alzheimer Disease) serta memperkirakan siapa yang mempunyai faktor resiko terkena penyakit ini sehingga dapat dicegah lebih awal. Pencegahan dapat juga berupa perubahan dari gaya hidup (diet, kegiatan olahraga, aktivitas mental) Tujuan penanganan Alzheimer : Mempertahankan kualitas hidup yang normal Memperlambat perburukan Membantu keluarga yang merawat dengan memberi informasi yang tepat Menghadapi kenyataan penyakit secara realita B. Demensia Vaskuler

Penyakit ini disebabkan adanya defisit kognitif yang sama dengan Alzheimer tetapi terdapat gejala-gejala / tanda-tanda neurologis fokal seperti : Peningkatan reflek tendon dalam, Respontar eksensor, Palsi pseudobulbar, Kelainan gaya berjalan, Kelemahan anggota gerak. Demensia vaskuler merupakan demensia kedua yang paling sering pada lansia, sehingga perlu dibedakan dengan demensi Alzheimer. Pencegahan pada demensia ini dapat dilakukan dengan menurunkan faktor resiko misalnya ; hipertensi, DM, merokok, aritmia. Demensia dapat ditegakkan juga dengan MRI dan aliran darah sentral. Pedoman diagnostik penyakit demensia vaskuler : Terdapat gejala demensia Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata Onset mendadak dengan adanya gejala neurologis fokal C. Demensia Pick Penyakit Pick disebabkan penurunan fungsi mental dan perilaku yang terjadi secara progresif dan lambat. Kelainan terdapat pada kortikal fokal pada lobus frontalis. Penyakit ini juga sulit dibedakan dengan Alzheimer hanya bisa dengan otopsi, dimana otak menunjukkan inklusi intraneunoral yang disebut badan Pick yang dibedakan dari serabut neurofibrilaris pada Alzheimer. Pedoman diagnostik penyakit demensia penyakit Pick Adanya gejala demensia yang progresif. Gambaran neuropatologis berupa atrofi selektif dari lobus frontalis yang menonjol disertai euforia, emosi tumpul, dan perilaku sosial yang kasar, disinhibisi, apatis, gelisah. Manifestasi gangguan perilaku pada umumnya mendahului gangguan daya ingat. D. Demensia Penyakit Creutzfeldt Jacob Penyakit ini disebabkan oleh degeneratif difus yang mengenai sistim piramidalis dan ekstrapiramidal. Pada penyakit ini tidak berhubungan dengan proses ketuaan. Gejala terminal adalah : Demensia parah. Hipertonisitas menyeluruh. Gangguan bicara yang berat.

Penyakit ini dsiebabkan oleh virus infeksius yang tumbuh lambat. (misal transplantasi kornea). Trias yang sangat mengarah pada diagnosis penyakit ini : Demensia yang progresif merusak. Penyakit piramidal dan ekstrapiramidal dengan mioklonus. Elektroensephalogram yang khas. E. Demensia karena Penyakit Huntington Demensia ini disebabkan penyakit herediter yang disertai dengan degenoivasi progresif pada ganglia basalis dan kortex serebral. Transmisi terdapat pada gen autosomal dominan fragmen G8 dari kromosom 4. Onset terjadi pada usia 35 50 tahun. Gejalanya : Demensia progresif. Hipertonisitas mascular. Gerakan koreiform yang aneh. F. Demensia karena Hidrosefalus Tekanan Normal Pada demensia tipe ini terdapat pembesaran vertrikel dengan meningkatnya cairan serebrospinalis, hal ini menyebabkan adanya : Gangguan gaya jalan (tidak stabil, menyeret). Inkontinensia urin. Demensia. G. Demensia karena Penyakit Parkinson Demensia ini disebabkan adanya penyakit parkinson yang menyertai dengan gejala : Disfungsi motorik. Gangguan kognitif / demensia bagian dari gangguan. Lobus frontalis dan defisit daya ingat. Depresi. Terapi :

Neurotransmiter dopaminergik (L-Dopa). Amantadine (symnetral R). Bromocriptine (Parlodel R).

You might also like