You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TANAH ACARA 1 PENGAMBILAN CONTOH TANAH

oleh : Tentri Yera Idqa Ridmaningrum NIM: A1H01084

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2012

I.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Tanah merupakan suatu benda alami yang terdapat pada permukaan kulit bumi yang tersusun dari bahan-bahan mineral hasil pelapukan batuan dan bahan organik dari sisa tumbuhan dan hewan yang merupakan medium pertumbuhan tanaman, sebagai tempat berjangkarnya akar tanaman serta memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induknya dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu. Peran tanah dalam pertanian adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Tanah sebagai tempat berdirinya dan berjankarnya akar tanaman. Tanah sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman. Tanah merupakan tempat persediaan udara bagi pernapasan akar tanaman. Tanah merupakan tempat persediaan air dan tempat penampungan air. Tanah sebagai tempat berkembangnya mikro dan makroorganisme. Dalam menganalisis sifat tanah memerlukan tiga macam contoh tanah, yakni: 1. Contoh tanah utuh untuk penetapan-penetapan berat jenis isi (bulk density), berat jenis partikel (particle density), porositas tanah, kurva pF, dan permeabilitas tanah. 2. Contoh tanah biasa atau contoh tanah terganggu untuk penetapan-penetapan kadar air, tekstur, konsistensi, warna tanah dan analisis kimia tanah. 3. Contoh tanah dengan agregat utuh untuk penetapan kemantapan agregat, serta kemampuan mengembang dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai cole.

B. Tujuan

1.

Praktikan dapat mengetahu cara pengambilan contoh tanah utuh dan contoh tanah terganggu.

2.

Pengambilan contoh tanah biasa atau tanah terganggu untuk analisa kimia dan kestabilan agregat tanah (agregat stability).

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah bagian dari permukaan buni yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaan sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisis, khemis maupun biologis yang bekerja di bawah kondisi yang bermacam-macam dan bekerja selama periode tertentu (Thornbury, 1957). Pada awalnya, tanah didefinisikan sebagai lapisan dari permukaan bumi (natural body) yang berasal dari bebatuan (natural material) yang mengalami berbagai pelapukan oleh gaya-gaya yang disebabkan oleh alam (natural force), yang hasilnya akan membentuk regolith (lapisan berpartikel halus).Konsep ini banyak dikembangkan para geologis pada akhir abad ke XIX. Pandangan revolusioner tentang tanah dikembangkan oleh seorang ahli ahli bernama, Dokuchaev dari Rusia pada sekitar tahun 1870. Berdasarkan hasil pengamatannya terhadap: 1. Perbedaan-perbedaan berbagai jenis tanah dijumpai suatu jenis tanah yang sama jika kondisinya relative sama, 2. Masing-masing jenis tanah memiliki morfologi yang khas sebagai konsekuensi dari keterpaduan terhadap pengaruh spesifik dari iklim, jasad hidup (tanaman dan ternak), bahan induk, topografi dan umur tanah 3. Tanah merupakan hasil dari evolusi alam yang bersifat dinamis sepanjang masa. Dari ketiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa terbentuknya lapisan tanah berasal dari batuan induk, yang kemudian menjadi bahan induk tanah, dan berangsurangsur menjadi lapisan tanah yang nantinya akan membentuk tanah, hal ini membutuhkan waktu yang sangat lama hingga berabad-abad. Yang menyebabkan batuan-batuan induk tersebut menjadi lapisan tanah dan kemudian menjadi tanah yang baik yaitu karena sebabkan beberapa faktor yang

mempengaruhinya,diantaranya: sinar matahari, air, suhu, tumbuh-tumbuhan, makhluk hidup serta berbagai jasad hidup lain yang berada didalam tanah.

Dinamika dan evolusi dari alam tercakup dalam suatu definisi bahwa tanah adalah suatu bahan mineral yang tidak padat (unconsolidated) terletak dipermukaan bumi, yang telah dan akan tetap mengalami perlakuan dan dipengaruhi oleh faktorfaktor genetic serta lingkungan yang mencakup bahan induk, iklim, organisme dan topografi pada periode waktu tertentu. Menurut Darmawijaya (1990) ilmu tanah sebagai ilmu pengetahuan alam murni lebih menitik beratkan pada: 1. Asal mula dan pembentukan tanah yang tercakup dalam bidang kajian genesis tanah, serta 2. Nama-nama, sistematik, sifat kemampuan dan penyebaran berbagai jenis tanah yang termasuk dalam suatu kajian klasifikasi dan pemetaan tanah. Kajian tanah secara pedalogis dapat dimanfaatkan sebagai acuan dasar dalam pemanfaatan masing-masing jenis tanah secara efisien dan rasional. Kajian pedalogi antara lain Agrogeologi, fisika, kimia dan biologi tanah, morfologi dan klasifikasi tanah, survey dan pemetaan tanah, analisis bentangan lahan, ilmu ukur tanah, perencanaan seta pengembangan wilayah. Pengertian tanah sebagai media tumbuh tanaman pertama kali dikemukakan oleh Dr. H. L. Jones dari Cornell University Inggris (Darmawijaya, 1990) yang meneliti hubungan tanah pada tanaman tingkat tinggi untuk mendapatkan produksi pertanian yang ekonomis. Dari aspek ini tanah disebut edaphologi (edhapos = bahan tanah yang subur), namun pada kenyataannya kedua pernyataan tersebut selalu terintegrasi. Kajian edhapologi ini antara lain mencakup KesuburanTanah, Konservasi Tanah dan Air, Agrohidrologi, Pupuk dan Pemupukan, Ekologi Tanah dan Bioteknologi Tanah, sedang untuk menggolongkan kajian dari pedologi dan edhapologi sekaligus antara lain meliputi Pengolahan Tanah dan Air, Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Tata Guna Lahan, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Menurut Kemas Ali Hanafiah, tanah pada saat ini sebagai media tumbuh tanaman didefinisiakan sebagai lapisan dari permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh-kembangnya perakaran penopang tegaknya tumbuh

tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara secara kimiawi tanah berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara baik secara organic maupun anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl dan lain sebagainya serta secara biologis berfungsi sebagai habitat dari biota yang berperan aktif dalam menyediakan hara tersebut dan zat-zat aditif bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu mendongkrak produktivitas tanah guna

menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industry perkebunan, maupun kehutanan (Dasar-dasar ilmu tanah,2009:4). Berdasarkan atas beberapa definisi maka tanah yang merupakan suatu media tumbuh memiliki fungsi utama, yakni: 1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang memiliki dua peran utama, yaitu: a. Penyokong tegak tumbuhnya bagian atas tanaman. b. Sebagai penyerap zat-zat yang dibutuhkan oleh tanaman. 2. Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas

metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk bereproduksi, baik meliputi air, udara dan unsur-unsur hara. 3. Penyedia kebutuhan sekunder pada tanaman yang memiliki fungsi dalam menunjang aktivitasnya agar berlangsung optimum, memiliki zat-zat adiktif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah seperti: a. Zat-zat pemacu tumbuh (hormon, vitamin dan asam-asam organic khas). b. Antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai anti hama-penyakit tanaman di dalam tanah dan, c. Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam penyediaan kebutuhan primer tersebut atau transformasi zat-zat toksik eksternal seperti pertisida dan limbah industri berbahaya. 4. Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tidak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang memberikan dampak negative karena merupakan hama

Penyakit pada tanaman. III. METODOLOGI

A.

Alat dan Bahan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Tanah di lahan. Cangkul Plastik Label Spidol atau bolpoin Ring sample Timbangan analitis Penggaris Pisau

10. Papan kayu

B.

Prosedur Kerja

1.

Pengambilan contoh tanah utuh a. Meratakan dan membersihkan lapisan tanah yang akan diambil dari rerumputan, kemudian meletakkan tabung kuningan tegak lurus diatas tanah tersebut. b. Menggali tanah hingga kedalaman tertentu (5-10 cm) disekitar calon tabung tembaga diletakkan, kemudian meratakan tanah dengan pisau. c. Meletakkan tabung di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan permukaan tanah, kemudian dengan menggunakan balok kayu yang telah diletakkan di atas permukaan tabung, tabung ditekan samapi tega perempat bagian masuk ke dalam tanah.

d.

Meletakkan tabung lain di atas tabung pertama dan menekannya sampai 1 cm masuk ke dalam tanah.

e. f.

Memisahakan tabung bagian atas dari tabung bagian bawah. Menggali tabung menggunakan pisau, dalam menggali ujung mata pisau harus lebih dalam dari ujung tabung agar tanah di bawah ikut terangkat.

g.

Mengiris kelebihan tanah bagian atas dengan hati-hati ssehingga permukaan tanah sama dengan permukaan tabung, kemudian menutup tabung dengan penutupnya. Setelah itu, memotong kelebihan tanah bagian bawah dengan cara yang sama dan kemudian menutup tabung.

h.

Mencatumkan label di atas tutup tabung bagian atas yang berisi informasi kedalaman, tanggal dan lokasi pengambilan contoh tanah.

2.

Pengambilan contoh tanah terganggu dan agregat utuh a. Membersihkan lapisan tanah yang akan diambil dari rerumputan dan sampah. b. c. Menggali tanah sampai kedalaman 20 cm dari permukaan. Mengambil bongkahan tanah yang agregatnya masih utuh dengan hati-hati kemudian memasukkan kedalam kantong yang sudah disediakan. d. Mencantumkan label di atas tutup tabung bagian atas yang berisi informasi kedalaman, tanggal dan lokasi pengambilan contoh tanah.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil

a. 1. 2. 3.

Tanah Utuh Jari-jari = = = 2,25 Cm

Tinggi = 5 Cm Volume ring = r2 t = 3,14 (2,25)2 5 =3,14 5,06 5 = 79,44 Cm3

4.

Berat ring + kap (w) = 43,32 + 5,23 = 48,64 gram Berat ring + kap + tanah = 158,17 0,53 = 157,64 gram

5.

b.

Tanah Terganggu Parameter 1. Kedalaman 2. Warna 3. Struktur 4. Kekerasan 5. Kerikil 6. Perakaran Lapisan I 20 Cm Hue 10 YR 4/3 Agak kasar Agak lunak sedikit sedikit Lapisan II 60 Cm Hue 10 YR 4/2 kasar lunak Agak banyak Tidak ada Lapisan III 90 Cm Hue 10 YR 3/3 kasar lunak banyak Tidak ada

B.

Pembahasan

Menurut Darmawijaya (1990), tanah sebagai akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagain besar permukaan palnet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Menurut Schoeder (1972), Tanah sebagai suatu sistem tiga fase yang mengandung air, udara dan bahan-bahan mineral dan organik serta jasad-jasad hidup, yang karena pengaruh berbagai faktor lingkungan pada permukaan bumi dan kurun waktu, membentuk berbagai hasil perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi yang khas, sehingga berperan sebagai tempat tumbuh bermacam-macam tanaman. Menurut Jooffe dan Marbut (1949), dua orang ahli Ilmu Tanah dari Amerika Serikat,tanah adalah tubuh alam yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam terhadap bahan-bahan alam dipermukaan bumi. Tubuh alam ini dapat berdiferensiasi membentuk horizon-horizon mieneral maupun organik yang kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifat-sifatnya dengan bahan induk yang terletak dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun kehidupan biologinya. Tujuan pengaambilan contoh tanah utuh dan terganggu adalah untuk menganalisa baik secara kimia maupun kestabilan agregat tanah (agregat stability). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh tanah utuh dan terganggu: 1. Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah tererosi sekitar rumah dan jalan, bekas pembakarn sampah/ sisan tanaman/ jerami, bekas penimbunan pupuk, kapur dan bahan organic, dan bekas penggembalaan ternak. 2. Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumputrumputan, sisa tanaman, bahan organic/serasah, dan batu-batuan atau kerikil. 3. Alat-alat yang digunakan bersih dari kotoran-kotoran dan tidak berkarat. Kantong plastic yang digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai untuk keperluan lain. Kendala yang dihadapi dalam mengambil contoh tanah utuh maupun terganggu diantaranya: 1. kesulitan praktikan dalam mengidentifikasi warna tanah dengan menggunakan Munsell Soil Color Chart. Pada saat praktikum Munsell Soil Color Chart yang digunakan menggunakan hasil cetakan sendiri sehingga warnanya terlihat tidak jelas, hal ini berbeda jika menggunakan buku Munsell Soil Color Chart yang asli.

2.

Kondisi yang tidak kondusif pada saat parktikum berlangsung menyebabkan praktikan sering kali mengalami ketidak jelasan dalam menerima keterangan dari asisten dan seringkali praktikan mengalami kesalahan karena hal tertebut.

3.

Praktikan kurang memahami modul dikarenakan pembagian modul bersamaan dengan berlangsungnya praktikum, hal ini menyebabkan praktikan mengalami hambatan dalam melakukan praktikum seperti saat penentuan horizon.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

1.

Menurut Jooffe dan Marbut (1949), dua orang ahli Ilmu Tanah dari Amerika Serikat,tanah adalah tubuh alam yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam terhadap bahan-bahan alam dipermukaan bumi.

2.

Tubuh alam ini dapat berdiferensiasi membentuk horizon-horizon mieneral maupun organik yang kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifat-sifatnya dengan bahan induk yang terletak dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun kehidupan biologinya.

3.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pengaruh warna akan berpengaruh pada keseimbangan panas dan kelembaban tanah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, aktivitas mikroorganisme, dan struktur tanah.

B.

Saran

Dalam suatu analisis laporan tentunya mempunyai kekurangan dan kelebihan, baik dalam segi penyampaian isi. Adapun saran dimaksudkan sebagai masukan untuk lebih baiknya analisis laporan tersebut. Di bawah ini merupakan saran yang dapat diajukan penulis : 1. Karena penulisan laporan ini merupakan penulisan awal, penulis berharap agar dapat dikembangkan agar diperoleh gambaran lebih lanjut perihal pengambilan contoh tanah

DAFTAR PUSTAKA

Darmawijaya, M. I. 1993. Klasifikasi Tanah. Jakarta:Dasar Teori bagi Peneliti Tanah dan Pelaksanaan Pertanian di Indonesia De, Boodt. 1978. Soil aggregation and fungal and bacterial biomass under annual and perennial cropping systems. Soil Sci. Soc. Am . J. 61:262-267. Dalam www.google.com. Diakses 16 Mei 2013 Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada Handayani, Suci dan Bambang Hendro Sunarminto.2003.Kajian Struktur Tanah Lapis Olah :I. Agihan ukuran dan dispersitas agregat.Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 3(1): 10-17 Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. Jakarta:PT. Mediyatama Sarana Perkasa Foth.D.Henry.1998.Dasar-dasar Ilmu Tanah.Yogyakarta:Gadjah Mada University Pres Pairunan A.K., J.L. Nanere, Arifin, Tangkaisari R, Solo S.R Samosir, Bachrul Ibrahim, Hariadji Asmadi., 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar: Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur Subagyo.1979.Dasar-dasar Ilmu Tanah.Jakarta:Erlangga Sarief. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta:PT. Meddiyatama Sarana Perkasa.

You might also like