Professional Documents
Culture Documents
JADWAL SEMENTARA
Tanggal Efektif Pernyataan Pendaftaran : 23 Agustus 2011 Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa : 24 Agustus 2011 (RUPSLB) Tanggal Cum - HMETD - Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 7 September 2011 PENAWARAN UMUM TERBATAS V INI BELUM MEMPEROLEH PERSETUJUAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM, INFORMASI DALAM DOKUMEN - Pasar Tunai : 12 September 2011 INI MASIH DAPAT DILENGKAPI DAN/ATAU DIUBAH, PERNYATAAN EFEK INI TELAH DISAMPAIKAN KEPADA BAPEPAM DAN LK NAMUN BELUM Tanggal Ex - HMETD MEMPEROLEH PERNYATAAN EFEKTIF DARI BAPEPAM DAN LK. EFEK INI TIDAK DAPAT DIJUAL SEBELUM MEMPEROLEH PERSETUJUAN RAPAT - Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 8 September 2011 UMUM PEMEGANG SAHAM DAN PERNYATAAN PENDAFTARAN YANG TELAH DISAMPAIKAN KEPADA BAPEPAM-LK. - Pasar Tunai : 13 September 2011 Tanggal Pencatatan Daftar Pemegang Saham : 12 September 2011 BAPEPAM DAN LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN yang Berhak Atas HMETD ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN Tanggal Distribusi HMETD, Prospektus dan Formulir : 13 September 2011 MELANGGAR HUKUM. Tanggal Pencatatan HMETD di PT Bursa Efek Indonesia : 14 September 2011 PT BANK DANAMON INDONESIA TBK (PERSEROAN) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA KETERANGAN, DATA, Periode Perdagangan HMETD : 14 - 21 September 2011 ATAU LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI. Periode Pendaftaran, Pemesanan, Pelaksanaan dan : 14 - 21 September 2011 Pembayaran HMETD Tanggal Distribusi Saham Hasil Pelaksanaan HMETD : 16 - 23 September 2011 Secara Elektronik Tanggal Akhir Pembayaran Pemesanan : 23 September 2011 Saham Tambahan Tanggal Penjatahan Pemesanan Saham Tambahan : 26 September 2011 Tanggal Pengembalian Uang Pesanan : 28 September 2011 Saham Tambahan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (selanjutnya dalam Prospektus ini disebut Perseroan) telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan Kegiatan Usaha: dengan Penawaran Umum Terbatas V Kepada Para Pemegang Saham dalam rangka penerbitan HMETD (selanjutnya disebut PUT V) kepada Badan Pengawas Pasar Bergerak Dalam Kegiatan Usaha Jasa Perbankan dan Keuangan Lainnya Modal & Lembaga Keuangan (BAPEPAM dan LK) pada tanggal 25 Juli 2011, sesuai Berkedudukan di Jakarta dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tanggal 10 Nopember 1995 tentang Pasar Modal, Lembaga Negara Kantor Pusat KANTOR CABANG Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995, Tambahan No. 3608 beserta peraturan- Menara Bank Danamon Lantai 5 Per tanggal 30 Juni 2011 Perseroan memiliki 79 kantor cabang domestik, 390 peraturan pelaksanaannya (selanjutnya disebut UUPM). Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E4, No. 6 kantor cabang pembantu domestik, 920 kantor cabang Danamon Simpan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan, Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Mega Kuningan, Jakarta 12950 Pinjam (termasuk 19 cabang implant, dengan didukung oleh 200 unit mobile), Modal, dalam rangka PUT V ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran Telp.: (021) 57991001-3 Faksimili: (021) 57991048 246 sales representative office Consumer Mass Market, 11 kantor cabang Syariah, semua informasi atau fakta material, keterangan atau laporan serta kejujuran pendapat yang disajikan dalam Prospektus ini sesuai dengan bidang tugasnya Situs Internet: www.danamon.co.id 10 kantor Gadai Emas Syariah yang tersebar di seluruh Indonesia, masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta 1 kantor cabang di luar negeri di wilayah Republik Indonesia serta kode etik dan standar profesinya masing-masing. Penawaran Umum Terbatas V ini tidak didaftarkan berdasarkan peraturan PENAWARAN UMUM TERBATAS V KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM perundang-undangan negara lain, selain yang berlaku di Indonesia. Barang siapa DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (HMETD) yang berada di luar Indonesia menerima Prospektus ini atau Sertifikat Bukti Right, Sebanyak-banyaknya 1.212.811.915 (satu miliar dua ratus dua belas juta delapan ratus sebelas ribu sembilan ratus lima belas) saham Seri B atas nama dengan nilai maka dokumen-dokumen tersebut tidak dimaksudkan sebagai dokumen penawaran nominal Rp 500 (lima ratus Rupiah) per saham. Setiap pemegang 1.000 (seribu) saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham PT Bank untuk membeli Saham yang ditawarkan pada Penawaran Umum Terbatas V ini atau Danamon Indonesia Tbk pada tanggal 12 September 2011 pukul 16.00 WIB berhak atas sebanyak-banyaknya 144 (seratus empat puluh empat) HMETD dimana melaksanakan HMETD, kecuali apabila penawaran dan pembelian Saham yang 1 (satu) HMETD berhak untuk membeli 1 (satu) saham Seri B dengan kisaran harga penawaran sebesar Rp 4.100 (empat ribu seratus Rupiah) hingga Rp 4.800 ditawarkan pada Penawaran Umum Terbatas V ini atau pelaksanaan HMETD tersebut (empat ribu delapan ratus Rupiah) per saham. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan kebawah. tidak bertentangan atau bukan merupakan pelanggaran terhadap setiap peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara tersebut. Saham yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum Terbatas V dengan menerbitkan HMETD ini seluruhnya adalah saham Seri B yang akan dikeluarkan dari Perseroan telah mengungkapkan semua informasi yang wajib diketahui oleh publik portepel Perseroan. Saham yang berasal dari pelaksanaan HMETD akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. dan tidak ada lagi informasi yang belum diungkapkan sehingga tidak menyesatkan Sertifikat Bukti HMETD akan diperdagangkan di Bursa Efek dan diluar Bursa Efek dalam jangka waktu tidak kurang dari 6 (enam) Hari Kerja mulai tanggal publik. Setiap perubahan atau penambahan informasi mengenai HMETD 14 September 2011 sampai dengan tanggal 21 September 2011. Pencatatan Saham Seri B biasa atas nama hasil pelaksanaan HMETD akan dilakukan di Bursa sebagaimana dimaksud dalam Prospektus ini akan diumumkan selambat-lambatnya Efek Indonesia pada tanggal 14 September 2011. 2 (dua) Hari Kerja sebelum tanggal RUPSLB. Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd. selaku pemegang saham utama Perseroan telah menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan seluruh hak yang dimilikinya PENAWARAN UMUM TERBATAS V sebagaimana disebutkan di dalam Undertaking Agreement In The Context of Limited Public Offering V PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Jika saham baru yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Terbatas V ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang saham atau pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada Direksi atas nama Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Terbatas pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya, seperti yang tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD atau Surat Bukti Kepemilikan (SBK) V (PUT V) kepada para pemegang saham Perseroan dalam rangka penerbitan secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakannya, dan jika masih terdapat sisa saham, maka sisa saham tersebut akan dibeli masing-masing oleh HMETD untuk membeli saham Seri B baru sebanyak-banyaknya 1.212.811.915 (satu Citigroup Global Markets Singapore Pte. Ltd. dan Deutsche Bank AG, Hong Kong Branch sebagai Para Pembeli Siaga. miliar dua ratus dua belas juta delapan ratus sebelas ribu sembilan ratus lima belas) saham Seri B dengan nilai nominal Rp 500 (lima ratus Rupiah) setiap saham dengan SERTIFIKAT HMETD DAPAT DIPERJUALBELIKAN DI DALAM ATAU DI LUAR BURSA DALAM WAKTU TIDAK LEBIH DARI 6 HARI BURSA, SEJAK TANGGAL harga penawaran dalam kisaran sebesar Rp 4.100 (empat ribu seratus Rupiah) hingga 14 SEPTEMBER 2011 SAMPAI DENGAN TANGGAL 21 SEPTEMBER 2011. HARI TERAKHIR PELAKSANAAN HMETD ADALAH 21 SEPTEMBER 2011. Rp 4.800 (empat ribu delapan ratus Rupiah) per saham. PENAWARAN UMUM TERBATAS V MENJADI EFEKTIF SETELAH DISETUJUI OLEH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PERSEROAN. Setiap pemegang 1.000 (seribu) saham yang namanya tercatat dalam Daftar Dalam hal Rapat UMUM Pemegang Saham Luar Biasa tidak menyetujui Penawaran Umum Terbatas V ini, maka kegiatan-kegiatan Pemegang Saham Perseroan tanggal 12 September 2011 pada pukul 16.00 WIB yang telah dilaksanakan oleh PERSEROAN dalam rangka penerbitan HMETD sesuai dengan jadwal tersebut di atas dianggap berhak atas sebanyak-banyaknya 144 (seratus empat puluh empat) HMETD untuk tidak pernah ada. membeli 1 (satu) saham Seri B baru dengan harga penawaran sebesar Rp 4.100 (empat ribu seratus Rupiah) hingga Rp 4.800 (empat ribu delapan ratus Rupiah) per Risiko utama yang dihadapi oleh PERSEROAN adalah Strategi pertumbuhan Perseroan tidak berhasil. RISIKO USAHA LAINNYA saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pembelian DAPAT DILIHAT PADA BAB v TENTANG RISIKO USAHA PADA PROSPEKTUS INI. saham. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan kebawah. Jumlah dana yang akan diperoleh Perseroan sehubungan dengan PUT V sebanyakPENTING UNTUK DIPERHATIKAN OLEH PARA PEMEGANG SAHAM PEMEGANG SAHAM PERSEROAN YANG TIDAK MELAKSANAKAN HAKNYA UNTUK banyaknya sebesar Rp 5.000.000.000.000 (lima triliun Rupiah). Jumlah saham MEMBELI SAHAM SERI B BARU YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM TERBATAS V INI SESUAI DENGAN HMETD-NYA AKAN MENGALAMI PENURUNAN PERSENTASE KEPEMILIKAN SAHAMNYA (TERDILUSI) DALAM PERSEROAN SAMPAI DENGAN MAKSIMUM 12,6%. yang ditawarkan dalam PUT V ini adalah saham Seri B yang berasal dari portepel Perseroan, dan seluruhnya akan dicatatkan di BEI. HMETD ini diperdagangkan di PERSEROAN DALAM PENAWARAN UMUM TERBATAS V INI TIDAK AKAN MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM. SAHAM-SAHAM TERSEBUT BEI dan dilaksanakan selama 6 (enam) hari kerja mulai tanggal 14 September 2011 AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK sampai dengan tanggal 21 September 2011. HMETD yang tidak dilaksanakan hingga INDONESIA (KSEI). tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi. Jumlah Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT V ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. Saham Prospektus Ringkas ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 25 Juli 2011 dari PUT V memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal termasuk hak atas dividen dengan saham yang telah disetor penuh lainnya. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah (round down). Beban operasional lainnya meningkat sebesar 16,40% atau Rp 1.379.480 juta Pendapatan Bunga Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd. telah menyatakan kesanggupannya untuk Pendapatan bunga untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal menjadi Rp 9.791.651 juta pada tahun 2009 dari Rp 8.412.171 juta pada tahun 2008. melaksanakan seluruh hak yang dimilikinya sebagaimana disebutkan di dalam 31 Maret 2011 secara keseluruhan sebesar Rp 3.967.638 juta dengan kontribusi Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya penyisihan kerugian penurunan nilai Undertaking Agreement In The Context of Limited Public Offering V PT Bank terbesar adalah dari bunga pinjaman yang diberikan yaitu mencapai 72,74% dari atas aset produktif karena memburuknya kualitas kredit akibat krisis keuangan global Danamon Indonesia Tbk. pendapatan bunga. Hal ini karena Perseroan terus memfokuskan pada pertumbuhan dan juga meningkatnya komisi yang diberikan kepada dealer. Apabila saham yang ditawarkan dalam PUT V ini tidak seluruhnya diambil bagian marjin aset seperti pinjaman konsumen, dimana pada waktu yang bersamaan juga c. Laba Bersih Konsolidasian oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan secara proporsional mengurangi yield yang menghasilkan pendapatan rendah seperti obligasi Pemerintah Laba bersih konsolidasian untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal kepada pemegang HMETD, yang telah melaksanakan haknya dan yang melakukan dan efek-efek. 31 Maret 2011 adalah sebesar Rp 788.827 juta. Laba bersih konsolidasian ini berasal pemesanan lebih besar dari haknya sebagaimana yang tercantum dalam Sertifikat Pendapatan bunga secara keseluruhan di tahun 2010 sebesar Rp 14.417.745 juta, dari pendapatan bunga dan pendapatan underwriting sebesar Rp 2.703.498 juta Bukti HMETD, sesuai dengan peraturan yang berlaku. Apabila setelah alokasi tersebut atau 8,07% lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu Rp 15.682.777 juta. Kenaikan dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp 889.768 juta, dikurangi dengan masih terdapat sisa saham, maka Citigroup Global Markets Singapore Pte. Ltd. dan yang relatif kecil pada pendapatan bunga dari pinjaman yang diberikan, tidak beban operasional lainnya sebesar Rp 2.382.274 juta dan beban bukan operasional Deutsche Bank AG, Hong Kong Branch selaku Pembeli Siaga akan membeli sisa dapat menutupi penurunan yang lebih besar pada pendapatan bunga dari obligasi termasuk beban pajak penghasilan sebesar Rp 422.165 juta. saham yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham pada harga penawaran Pemerintah, bunga dari pembiayaan konsumen dan bunga dari efek-efek dan tagihan Laba bersih konsolidasian pada tahun 2010 meningkat sebesar 84,90% atau sebesar Rp 4.100 (empat ribu seratus Rupiah) hingga Rp 4.800 (empat ribu delapan lainnya. Bunga dari pinjaman yang diberikan naik sebesar 0,49% atau Rp52.759 juta Rp 1.370.039 juta menjadi Rp 2.983.761 juta pada tahun 2010 dari Rp 1.613.722 juta ratus Rupiah) setiap saham. menjadi Rp 10.835.560 juta pada tahun 2010 dari Rp 10.782.801 juta pada tahun pada tahun 2009. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan Komposisi dan struktur permodalan Perseroan berdasarkan data pemegang saham 2009. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan rata-rata saldo pinjaman pendapatan bunga bersih sebesar 4,72% sebagai akibat dari penurunan pendapatan yang dikeluarkan oleh PT Raya Saham Registra selaku Biro Adminsitrasi Efek pada yang diberikan sekitar 15% dari Rp 55.562 juta di tahun 2009 menjadi Rp 63.711 juta cost of fund yang lebih besar daripada penurunan imbal hasil (yield) pendapatana di tahun 2010. Hal ini sejalan dengan rencana Perseroan untuk terus berkembang bunga pada aset produktif di tahun 2010. Selain itu juga disebabkan karena tanggal 30 Juni 2011 adalah sebagai berikut: dengan memfokuskan pada pertumbuhan pinjaman yang memberikan marjin yang peningkatan pendapatan operasional lainnya sebesar 24,31% yang berasal dari Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) % tinggi. Bunga dari pembiayaan konsumen turun sebesar 19,73% atau Rp 591.502 imbalan jasa yang diterima Anak Perusahaan dari nasabah dan diiringi dengan Keterangan Saham Seri A Saham Seri B Saham Seri A Saham Seri B juta menjadi Rp 2.405.854 juta pada tahun 2010 dari Rp 2.997.356 juta pada tahun penurunan beban operasional lainnya, beban provisi dan komisi karena penerapan @ Rp 50.000 @ Rp 500 2009. Penurunan ini terutama sehubungan dengan implementasi PSAK No.55 (Revisi PSAK No. 55 (Revisi 2006). 2006) dimana amortisasi beban perolehan nasabah pembiayaan konsumen Anak Laba bersih konsolidasian pada tahun 2009 menurun sebesar 10,45% atau Modal Dasar 22.400.000 17.760.000.000 1.120.000.000.000 8.880.000.000.000 Perusahaan (biaya transaksi) sebesar Rp 1.301.211 juta dicatat sebagai pengurang Rp 188.282 juta menjadi Rp 1.613.722 juta pada tahun 2009 dari Rp 1.802.004 juta Modal Ditempatkan dan Disetor Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd. - 5.674.493.482 - 2.837.246.741.000 67,37 dari pendapatan bunga. Sebelum tahun 2010, amortisasi tersebut dicatat sebagai pada tahun 2008. Penurunan ini disebabkan oleh adanya peningkatan pendapatan beban provisi dan komisi. bunga bersih sebesar 13,26% dan pendapatan operasional lainnya sebesar 12,60% JPMCB-Franklin Templeton Investment Funds - 484.402.970 - 242.201.485.000 5,75 Bunga dari obligasi Pemerintah mengalami penurunan sebesar 39,91% atau seiring dengan pertumbuhan pembiayaan konsumen, diikuti dengan peningkatan Masyarakat* 22.400.000 2.241.008.514 1.120.000.000.000 1.120.504.257.000 26,88 Rp 448.130 juta, menjadi Rp 674.724 juta pada tahun 2010 dari Rp 1.122.854 juta beban operasional lainnya sebesar 16,24% sehubungan dengan kenaikan pada pada tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh penurunan kepemilikan obligasi Pemerintah penyisihan kerugian penurunan nilai. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 22.400.000 8.399.904.966 1.120.000.000.000 4.199.952.483.000 100,00 akibat penjualan sepanjang tahun 2010. Bunga dari efek-efek mengalami penurunan Aset, Liabilitas dan Ekuitas Konsolidasian sebesar 57,95% atau Rp 321.089 juta, menjadi Rp 232.952 juta pada tahun 2010 a. Aset Konsolidasian Saham Dalam Portepel - 9.360.095.034 - 4.680.047.517.000 dari Rp 554.041 juta pada tahun 2009. Penurunan ini terutama dikarenakan oleh *) kepemilikan dibawah 5% penurunan volume kepemilikan SBI selama tahun 2010 dan juga trend penurunan Jumlah aset konsolidasian pada tanggal 31 Maret 2011 adalah sebesar Apabila seluruh HMETD yang ditawarkan dalam PUT V ini seluruhnya dilaksanakan tingkat suku bunga di Indonesia. Bunga dari penempatan pada bank lain dan Bank Rp 122.804.135 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp 4.597.562 juta atau 3,89% menjadi saham Perseroan, maka struktur permodalan Perseroan per 30 Juni 2011 Indonesia mengalami kenaikan sebesar 19,02% atau Rp 42.930 juta, menjadi dari Rp 118.206.573 juta pada tanggal 31 Desember 2010. Peningkatan ini terutama Rp 268.655 juta pada tahun 2010 dari Rp 225.725 juta pada tahun 2009. Peningkatan disebabkan oleh kenaikan pinjaman yang diberikan - bersih sebesar Rp 3.108.232 dan sesudah dilaksanakannya PUT V, adalah sebagai berikut: ini terutama dikarenakan oleh peningkatan rata-rata volume penempatan FASBI juta atau sebesar 4,24% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010. Hal ini Per 30 Juni 2011 Setelah PUT V selama tahun 2010 dari Rp728 juta di tahun 2009 menjadi Rp 1.532 juta di tahun 2010. sejalan dengan rencana Perseroan untuk terus mendorong pertumbuhan kredit di Modal Jumlah Saham Nilai Nominal Jumlah Saham Nilai Nominal setiap lini usaha dan juga membaiknya kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2011. Pendapatan bunga secara keseluruhan naik sebesar 10,53% atau Rp 1.493.443 juta, Saham Saham Saham Seri A Saham Seri B Saham Saham Saham Seri A Saham Seri B menjadi Rp 15.682.777 juta pada tahun 2009 dari Rp 14.189.334 juta pada tahun Jumlah aset konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Seri A Seri B (@ Rp 50.000) (@ Rp 500) Seri A Seri B (@ Rp 50.000) (@ Rp 500) 2008. Bunga dari pinjaman yang diberikan naik sebesar 10,56% atau Rp 1.029.993 Rp 118.206.573 juta, meningkat sebesar Rp 19.608.620 juta atau 19,89% dari Modal Dasar 22.400.000 17.760.000.000 1.120.000.000.000 8.880.000.000.000 22.400.000 17.760.000.000 1.120.000.000.000 8.880.000.000.000 juta menjadi Rp 10.782.801 juta pada tahun 2009 dari Rp 9.752.808 juta pada tahun Rp 98.597.953 juta pada tanggal 31 Desember 2009. Peningkatan jumlah 2008. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya perbaikan rata-rata yield yang relatif aset terutama disebabkan oleh peningkatan pinjaman yang diberikan sebesar Modal Ditempatkan Rp 14.900.755 juta yang disebabkan karena ekspansi pertumbuhan pinjaman yang dan Disetor Penuh: 22.400.000 8.399.904.966 1.120.000.000.000 4.199.952.483.000 22.400.000 9.612.716.881 1.1200.000.000.000 4.806.358.440.500 lebih tinggi di tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008. Hal ini karena Perseroan diberikan di setiap lini usaha, peningkatan piutang pembiayaan konsumen sebesar memfokuskan pada pertumbuhan pinjaman yang memberikan marjin lebih tinggi. Saham dalam Portepel - 9.360.095.034 - 4.680.047.517.000 - 8.147.283.119 - 4.073.641.559.500 Bunga dari pembiayaan konsumen naik sebesar 19,78% atau Rp 494.880 juta Rp 4.008.387 juta seiring meningkatnya pembiayaan atas kendaraan bermotor Proforma di atas dibuat dengan asumsi belum dilaksanakannya E/MSOP sebesar 4.461.500 (empat juta empat ratus enam puluh satu ribu lima ratus ) saham menjadi Rp 2.997.356 juta pada tahun 2009 dari Rp 2.502.476 juta pada tahun 2008. sepanjang tahun 2010. Peningkatan pada total aset disebabkan juga karena dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi di akhir tahun 2010 ditempatkan sementara Pemegang HMETD yang tidak menggunakan haknya untuk membeli saham Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan pembiayaan kepada pada bank lain dan Bank Indonesia yaitu FASBI. dalam rangka PUT V ini dapat menjual haknya kepada pihak ketiga dari tanggal konsumen terutama sepeda motor dan perluasan dalam hubungan kerjasama dengan 14 September 2011 sampai dengan tanggal 21 September 2011 melalui BEI atau di dealer. Bunga dari obligasi Pemerintah mengalami penurunan sebesar 9,09% atau Jumlah aset konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar luar bursa sesuai dengan Peraturan No. IX.D.1. Para pemegang saham yang tidak Rp 112.228 juta, menjadi Rp 1.122.854 juta pada tahun 2009 dari Rp 1.235.082 juta Rp 98.597.953 juta, mengalami penurunan sebesar Rp 8.670.410 juta atau 8,08% menggunakan haknya untuk membeli Saham HMETD yang ditawarkan pada PUT V pada tahun 2008. Hal ini disebabkan oleh penurunan kepemilikan obligasi Pemerintah dari Rp 107.268.363 juta pada tanggal 31 Desember 2008. Penurunan ini terutama ini dapat mengalami dilusi yang material terhadap persentase kepemilikan sahamnya akibat penjualan sepanjang tahun 2009 terutama obligasi Pemerintah dengan tenor disebabkan oleh penurunan pinjaman yang diberikan karena kebijakan pengetatan pemberian kredit sehubungan dengan ketidakpastian krisis global. panjang yang rentan terhadap risiko pergerakan suku bunga. sampai dengan maksimum 12,6%. Semua saham Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh termasuk Bunga dari efek-efek mengalami peningkatan sebesar 11,06% atau Rp 55.182 juta, Aset Likuid saham Seri B baru yang akan diterbitkan dalam PUT V ini memiliki hak yang sama menjadi Rp 554.041 juta pada tahun 2009 dari Rp 498.859 juta pada tahun 2008. Aset likuid dimaksudkan untuk memenuhi komitmen kepada nasabah dan pihak dan sederajat dalam segala hal dengan saham yang telah dikeluarkan sebelumnya Peningkatan ini terutama dikarenakan oleh peningkatan volume kepemilikan SBI lainnya, baik untuk kebutuhan uang tunai (transaksi melalui ATM), pembayaran kembali dana pihak ketiga, pemberian kredit dan memenuhi kebutuhan likuiditas selama tahun 2009. oleh Perseroan, termasuk hak atas dividen. lainnya. Adapun komposisi aset likuid Perseroan terdiri dari kas, giro pada Bank Perseroan tidak bermaksud untuk mengeluarkan saham baru atau efek Beban Bunga Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham dalam jangka waktu 12 (dua Beban bunga secara keseluruhan untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada yang jatuh tempo sampai dengan 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan, efek-efek tanggal 31 Maret 2011 adalah sebesar Rp 1.359.063 juta dengan porsi terbesar yang diperdagangkan dan yang tersedia untuk dijual, dan obligasi Pemerintah yang belas) bulan sejak Tanggal Efektif. berasal dari beban bunga simpanan nasabah yaitu sebesar Rp 1.020.522 juta atau diperdagangkan dan yang tersedia untuk dijual. 75,09% dari jumlah beban bunga. PENGGUNAAN DANA Jumlah aset likuid Perseroan pada tanggal 31 Maret 2011 adalah sebesar Dana hasil Penawaran Umum Terbatas V, setelah dikurangi biaya emisi, akan Beban bunga mengalami penurunan sebesar 27,51% atau Rp 1.711.521 juta menjadi Rp 28.205.557 juta, mengalami penurunan sebesar Rp 89.925 juta atau 0,32% digunakan untuk pemberian pinjaman yang diberikan (kredit) pada sektor kredit usaha Rp 4.509.295 juta pada tahun 2010 dari Rp 6.220.816 juta pada tahun 2009. Hal ini dibanding Rp 28.295.482 juta pada tanggal 31 Desember 2010. Penurunan ini seiring dengan trend penurunan suku bunga di Indonesia sepanjang tahun 2010. disebabkan oleh penurunan obligasi Pemerintah karena penjualan selama tahun 2011 mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta pembiayaan otomotif. Beban bunga simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain mengalami penurunan Di samping itu, Penawaran Umum Terbatas V ini juga akan memperkuat posisi sebesar 31,16% atau Rp 1.592.238 juta menjadi Rp 3.517.628 juta pada tahun 2010 diimbangi dengan kenaikan penempatan pada Bank Indonesia khususnya FASBI. permodalan Perseroan sehubungan dengan kondisi ekonomi global yang tidak dari Rp 5.109.866 juta pada tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh penurunan rata- Jumlah aset likuid Perseroan mengalami kenaikan sebesar 19,23% atau Rp 4.562.650 menentu dan juga sehubungan dengan persiapan Perseroan dalam rangka rata pendanaan dan menurunnya tingkat suku bunga perbankan sepanjang tahun juta menjadi sebesar Rp 28.295.482 juta pada tanggal 31 Desember 2010 dari implementasi Basel II pada tahun 2012 dan Basel III yang rencananya akan 2010. Saldo rata-rata simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain mengalami Rp 23.732.832 juta pada tanggal 31 Desember 2009. Kenaikan aset likuid disebabkan dilaksanakan pada tahun 2015-2019. Setelah Penawaran Umum Terbatas V, proforma penurunan sebesar 3,81% atau Rp 2.727.549 juta menjadi Rp 68.831.751 juta pada karena adanya kenaikan penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia khususnya rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum per tanggal 31 Maret 2011 untuk stand tahun 2010 dari Rp 71.559.300 juta pada tahun 2009. Secara garis besar hal ini FASBI sehubungan dengan likuiditas dari hasil penerbitan obligasi di kuartal terakhir alone akan meningkat dari 12,05% menjadi 16,98% dan untuk konsolidasi Perseroan sejalan dengan rencana Perseroan untuk mengurangi pendanaan berbiaya mahal tahun 2010. akan meningkat dari 14,75% menjadi sebesar 19,16%. dan memusatkan pada pendanaan berbiaya murah seperti tabungan dan giro. Jumlah aset likuid Perseroan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Saldo rata-rata deposito berjangka mengalami penurunan sebesar 16,49% atau Rp 23.732.832 juta, mengalami penurunan sebesar Rp 3.848.629 juta atau 13,95% PERNYATAAN HUTANG Rp 8.499.925 juta menjadi Rp 43.058.298 juta pada tahun 2010 dari Rp 51.558.223 dibanding Rp 27.581.461 juta pada tanggal 31 Desember 2008 yang disebabkan Tabel informasi yang terdapat dalam pembahasan berikut, pada tanggal dan untuk juta pada tahun 2009. Sebaliknya, saldo rata-rata giro mengalami kenaikan sebesar oleh penurunan kas dan setara kas. periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2011 yang diekstrak 22,91% atau Rp1.556.301 juta menjadi Rp 8.350.800 juta pada tahun 2010 dari Aset Produktif dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan (Laporan Rp 6.794.499 juta pada tahun 2009. Saldo rata-rata tabungan juga naik sebesar Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Keuangan Konsolidasian). Laporan Keuangan Konsolidasian tanggal 31 Maret 31,92% atau Rp 4.216.074 juta menjadi Rp 17.422.653 juta pada tahun 2010 dari Indonesia, efek-efek, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, 2011 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja (a member firm Rp 13.206.579 juta pada tahun 2009. pinjaman yang diberikan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan akseptasi, obligasi of KPMG International), dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dan memuat Suku bunga rata-rata simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain mengalami Pemerintah, investasi dalam saham dan rekening administratif. paragraf penjelasan yang menyatakan bahwa Perseroan dan Anak Perusahaan telah penurunan dari 7,20% pada tahun 2009 menjadi 5,16% pada tahun 2010. Penurunan menerapkan beberapa PSAK tertentu yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari ini mengikuti trend penurunan tingkat suku bunga di Indonesia sepanjang tahun Saldo aset produktif konsolidasian mengalami peningkatan sebesar 3,47% atau Rp 3.702.504 juta menjadi Rp 110.465.815 juta pada tanggal 31 Maret 2011 dari 2011, baik secara prospektif maupun retrospektif. 2010, terutama untuk deposito berjangka. Suku bunga rata-rata deposito berjangka Rp 106.763.311 juta pada tanggal 31 Desember 2010. Peningkatan ini terutama Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai liabilitas yang keseluruhannya turun dari rata-rata 9,12% pada tahun 2009 menjadi rata-rata 6,76% pada tahun disebabkan oleh peningkatan pinjaman yang diberikan sejalan dengan rencana berjumlah Rp 104.483.820 juta, dengan perincian sebagai berikut: 2010. Suku bunga giro rata-rata mengalami sedikit kenaikan dari rata-rata 1,63% Perseroan untuk terus mendorong pertumbuhan kredit di setiap lini usaha. (dalam jutaan Rupiah) pada tahun 2009 menjadi 1,81% pada tahun 2010. Beban bunga dari pinjaman yang Saldo aset produktif konsolidasian mengalami peningkatan sebesar 22,20% atau Keterangan Rupiah Mata Uang Asing Jumlah diterima (termasuk beban bunga pinjaman subordinasi) turun sebesar 17,09% atau Rp 19.395.901 juta menjadi Rp 106.763.311 juta pada tanggal 31 Desember 2010 Rp 120.003 juta menjadi Rp 582.085 juta pada tahun 2010 dari Rp 702.088 juta pada dari Rp 87.367.410 juta pada tanggal 31 Desember 2009. Peningkatan jumlah aset (ekuivalen Rupiah) tahun 2009. Hal ini dikarenakan adanya pelunasan sebagian pinjaman dari IFC dan Simpanan nasabah 71.837.420 8.847.683 80.685.103 pelunasan utang repo. Saldo rata-rata pinjaman yang diterima turun sebesar 8,46% produktif konsolidasian ini terutama disebabkan oleh peningkatan pinjaman yang Simpanan dari bank lain 1.821.260 503.677 2.324.937 atau Rp 673.518 juta menjadi Rp 7.291.907 juta pada tahun 2010 dari Rp 7.965.425 diberikan yang disebabkan karena ekspansi pertumbuhan pinjaman yang diberikan di setiap lini usaha, peningkatan piutang pembiayaan konsumen seiring meningkatnya Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 2.790.276 - 2.790.276 juta pada tahun 2009. Pendapatan premi tangguhan 662.431 - 662.431 Beban bunga mengalami kenaikan sebesar 6,61% atau Rp 385.961 juta menjadi pembiayaan atas kendaraan bermotor sepanjang tahun 2010, peningkatan Premi yang belum merupakan pendapatan 346.173 - 346.173 Rp 6.220.816 juta pada tahun 2009 dari Rp 5.834.855 juta pada tahun 2008. Hal penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia yang berasal dari penempatan Liabilitas akseptasi 20.697 866.307 887.004 ini disebabkan oleh peningkatan rata-rata saldo pendanaan yang dikenai bunga FASBI disebabkan adanya likuiditas dari penerbitan obligasi di akhir tahun 2010. Obligasi yang diterbitkan 6.302.358 - 6.302.358 (average interest-bearing liabilities) dan kenaikan biaya pendanaan. Beban bunga Saldo aset produktif konsolidasian mengalami penurunan sebesar 8,02% atau Pinjaman yang diterima 2.124.071 2.075.949 4.200.020 simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain mengalami kenaikan sebesar 16,38% Rp 7.612.912 juta menjadi Rp 87.367.410 juta pada tanggal 31 Desember 2009 Utang pajak 96.689 - 96.689 atau Rp 719.120 juta menjadi Rp 5.109.866 juta pada tahun 2009 dari Rp 4.390.746 dari Rp 94.980.322 juta pada tanggal 31 Desember 2008. Penurunan ini terutama Liabilitas derivatif 161.105 94.966 256.071 juta pada tahun 2008. Hal ini disebabkan oleh kenaikan rata-rata pendanaan dan disebabkan oleh penurunan pinjaman yang diberikan karena kebijakan pengetatan Liabilitas pajak tangguhan, bersih 348.535 - 348.535 biaya pendanaan yang dipicu oleh persaingan yang ketat dengan bank lain dalam pemberian kredit sehubungan dengan ketidakpastian krisis global. Pada tanggal Beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain 4.748.487 335.736 5.084.223 memperoleh pendanaan, di mana bank pesaing lain menawarkan bunga yang 31 Desember 2009, pinjaman yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen Pinjaman subordinasi 500.000 - 500.000 agresif untuk menarik nasabah. Saldo rata-rata simpanan nasabah dan simpanan adalah sebesar 69,85% dari jumlah aset produktif, diikuti dengan obligasi Pemerintah sebesar 12,60% dan efek-efek sebesar 5,07%. Jumlah Liabilitas 91.759.502 12.724.318 104.483.820 dari bank lain mengalami kenaikan sebesar 8,13% atau Rp 5.380.731 juta menjadi Pinjaman yang Diberikan - Bruto Berdasarkan Sektor Ekonomi Tidak ada pembatasan-pembatasan (negative covenant) yang dapat merugikan Rp 71.559.300 juta pada tahun 2009 dari Rp 66.178.569 juta pada tahun 2008. Secara Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, kontribusi masing-masing hak-hak pemegang saham publik, sehingga tidak ada pencabutan dari pembatasan- garis besar hal ini sejalan dengan usaha Perseroan yang makin berkembang. Saldo sektor tersebut terhadap jumlah pinjaman yang diberikan - bruto adalah rumah tangga rata-rata giro mengalami kenaikan sebesar 2,69% atau Rp 177.997 juta menjadi pembatasan tersebut. Rp 6.794.499 juta pada tahun 2009 dari Rp 6.616.502 juta pada tahun 2008. Saldo (38,16% dan 37,53%), perdagangan besar dan eceran (26,87% dan 30,24%), dan ANALISA DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN rata-rata tabungan naik sebesar 11,76% atau Rp1.389.179 juta menjadi Rp 13.206.579 industri pengolahan (12,39% dan 10,55%). juta pada tahun 2009 dari Rp 11.817.400 juta pada tahun 2008. Saldo rata-rata Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, kontribusi masing-masing sektor tersebut Umum deposito berjangka Perseroan naik sebesar 7,99% atau Rp 3.813.557 juta menjadi terhadap jumlah pinjaman yang diberikan - bruto adalah perdagangan, restoran dan Perseroan merupakan salah satu lembaga jasa keuangan terkemuka di Indonesia. Rp 51.558.223 juta pada tahun 2009 dari Rp 47.744.666 juta pada tahun 2008. hotel (30,18% dan 27,46%), industri pengolahan (12,10% dan 14,80%), dan jasa-jasa Perseroan adalah bank umum terbesar keenam dan bank swasta nasional terbesar dunia usaha (12,09% dan 13,33%). ketiga di Indonesia dalam hal jumlah aset, pinjaman, dan jumlah simpanan. Per Suku bunga rata-rata simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain mengalami Jumlah pinjaman yang diberikan - bruto mengalami peningkatan sebesar 3,99% tanggal 30 Juni 2011 Perseroan memiliki 79 kantor cabang domestik, 390 kantor kenaikan dari 6,66% pada tahun 2008 menjadi 7,20% pada tahun 2009. Kenaikan atau Rp 3.026.840 juta menjadi Rp 78.800.362 juta pada tanggal 31 Maret 2011 dari ini pada umumnya disebabkan oleh kenaikan suku bunga domestik karena ketatnya cabang pembantu domestik, 920 kantor cabang Danamon Simpan Pinjam (termasuk Rp 75.773.522 juta pada tanggal 31 Desember 2010. Peningkatan ini disebabkan 19 cabang implant, dengan didukung oleh 200 unit mobile), 246 sales representative likuiditas. Kenaikan suku bunga rata-rata tersebut berdampak langsung terhadap oleh naiknya pinjaman pada sektor rumah tangga terutama segmen mass market office Consumer Mass Market, 11 kantor cabang Syariah, 10 kantor Gadai Emas suku bunga rata-rata deposito berjangka jangka pendek Perseroan (deposito dan pembiayaan otomotif. Syariah yang tersebar di seluruh Indonesia, serta 1 kantor cabang di luar negeri dengan jangka waktu sampai dengan tiga bulan). Suku bunga rata-rata deposito serta 1.084 jaringan ATM milik sendiri dan sejumlah ATM Mitra Kerja lainnya. berjangka naik dari 8,24% pada tahun 2008 menjadi 9,12% pada tahun 2009. Suku Jumlah pinjaman yang diberikan - bruto mengalami kenaikan sebesar 25,08% atau bunga rata-rata giro turun dari 1,65% pada tahun 2008 menjadi 1,63% pada tahun Jaringan kerja yang dimiliki Perseroan termasuk salah satu yang terbesar diantara 2009. Suku bunga rata-rata tabungan turun dari 3,06% pada tahun 2008 menjadi Rp 15.194.247 juta menjadi Rp 75.773.522 juta pada tanggal 31 Desember 2010 bank swasta lainnya di Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia dan mencakup 2,49% pada tahun 2009.Beban bunga dari pinjaman yang diterima (termasuk beban dari Rp 60.579.275 juta pada tanggal 31 Desember 2009. Peningkatan jumlah pinjaman yang diberikan seiring dengan perkembangan usaha Perseroan dalam sebagian besar kabupaten. bunga pinjaman subordinasi) turun sebesar 31,32% atau Rp 320.161 juta menjadi hal ekspansi kredit terutama untuk segmen mass market dan pertambangan. Sektor Sejalan dengan perkembangan usahanya dari tahun ke tahun, Perseroan telah Rp 702.088 juta pada tahun 2009 dari Rp 1.022.249 juta pada tahun 2008. Hal ini rumah tangga dan perdagangan merupakan sektor terbesar dalam portofolio pinjaman berhasil memberikan berbagai jenis jasa perbankan serta jasa keuangan lainnya dikarenakan adanya pelunasan subdebt Dolar Amerika Serikat senilai US$ 300 juta yang diberikan Perseroan di tahun 2010, yaitu dengan kontribusi masing-masing untuk perusahaan berskala besar (korporasi), perusahaan berskala menengah dengan tingkat bunga 7,65%.Saldo rata-rata pinjaman yang diterima turun sebesar sebesar 37,53% dan 30,24%. (komersial), perusahaan berskala kecil dan menengah (UKM), pengusaha kecil 25,35% atau Rp 2.704.959 juta menjadi Rp 7.965.425 juta pada tahun 2009 dari Jumlah pinjaman yang diberikan - bruto mengalami penurunan sebesar 6,78% atau (mikro) dan konsumen. Rp 10.670.384 juta pada tahun 2008. Rp 4.403.847 juta menjadi Rp 60.579.275 juta pada tanggal 31 Desember 2009 dari Analisis Keuangan Rp 64.983.122 juta pada tanggal 31 Desember 2008. Penurunan ini disebabkan oleh b. Pendapatan dan Beban Operasional Lainnya Konsolidasian adanya kebijakan pengetatan pemberian kredit sehubungan dengan ketidakpastian Laporan Laba Rugi Konsolidasian Pendapatan Operasional Lainnya krisis global terutama untuk segmen wholesale dan komersial. a. Pendapatan dan Beban Operasional Pendapatan operasional lainnya untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada Kolektibilitas Pinjaman yang Diberikan (dalam jutaan Rupiah) tanggal 31 Maret 2011 adalah sebesar Rp 889.768 juta dengan kontribusi terbesar Rasio kredit bermasalah (NPL) - bruto mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,05% berasal dari imbalan jasa yaitu sebesar Rp 576.621 juta atau 64,81% dari jumlah Keterangan 31 Maret 31 Desember pendapatan operasional lainnya. Termasuk dalam imbalan jasa adalah pendapatan dari 3,25% pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi 3,30% pada tanggal 31 Maret 2011 2010 2009 2008 administrasi Anak Perusahaan Perseroan yang diperoleh dari nasabah. 2011. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya risiko atas kualitas kredit untuk Pendapatan bunga 3.967.638 14.417.745 15.682.777 14.189.334 Pendapatan operasional lainnya pada tahun 2010 meningkat sebesar 24,31% atau sektor mass market dan juga usaha kecil dan menengah. Beban bunga (1.359.063) (4.509.295) (6.220.816) (5.834.855) Rp 700.876 juta menjadi Rp 3.583.835 juta pada tahun 2010 dari Rp 2.882.959 juta Rasio kredit bermasalah (NPL) net mengalami peningkatan sebesar 0,22% dari Pendapatan bunga bersih 2.608.575 9.908.450 9.461.961 8.354.479 pada tahun 2009. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh keuntungan penjualan 0,00% pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi 0,22% pada tanggal 31 Maret 2011. efek-efek dan obligasi Pemerintah dan imbalan jasa. Peningkatan keuntungan Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya risiko atas kualitas kredit untuk sektor Pendapatan bunga bersih Perseroan untuk periode tiga bulan yang berakhir penjualan obligasi Pemerintah disebabkan karena peningkatan volume penjualan mass market dan juga usaha kecil dan menengah. pada tanggal 31 Maret 2011 adalah sebesar Rp 2.608.575 juta. Hal ini terutama obligasi Pemerintah terutama yang bertenor panjang dan juga kenaikan harga disebabkan oleh peningkatan rata-rata jumlah pinjaman yang diberikan yang lebih obligasi pemerintah akibat naiknya permintaan. Sementara itu, kenaikan imbalan Rasio kredit bermasalah (NPL) bruto mengalami penurunan sebesar 1,39% dari tinggi dibandingkan dengan kenaikan cost of fund akibat peningkatan rata-rata saldo jasa seiring dengan kenaikan pinjaman baru yang dibukukan di Anak Perusahaan. 4,64% pada tanggal 31 Desember 2009 menjadi 3,25% pada tanggal 31 Desember 2010. Penurunan ini disebabkan karena membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dana pihak ketiga yang diiringi dengan peningkatan suku bunga akibat persaingan Pendapatan operasional lainnya pada tahun 2009 meningkat sebesar 12,61% atau secara umum sepanjang tahun 2010. untuk mendapatkan deposito dalam industri perbankan. Rp 322.739 juta menjadi Rp 2.882.959 pada tahun 2009 dari Rp 2.560.220 juta pada Rasio kredit bermasalah (NPL) net tetap 0,00% pada tanggal 31 Desember 2010 Pendapatan bunga bersih mengalami peningkatan sebesar 4,72% atau Rp 446.489 tahun 2008. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh keuntungan penjualan efekdan 2009. Hal ini menunjukkan bahwa penyisihan penurunan nilai yang dibentuk juta menjadi Rp 9.908.450 juta pada tahun 2010 dari Rp 9.461.961 juta pada tahun efek dan obligasi Pemerintah, keuntungan dari transaksi derivatif yang direalisasi telah melebihi jumlah dari kredit bermasalah di tahun 2010 dan 2009. Rasio ini telah 2009. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya penurunan yield atas pinjaman yang serta keuntungan atas perubahan nilai wajar atas instrumen keuangan. dihitung sesuai dengan surat edaran BI yang baru. relatif lebih rendah dibandingkan dengan penurunan cost of fund (COF) seiring Rasio kredit bermasalah (NPL) - bruto mengalami peningkatan sebesar 2,28% dari dengan trend penurunan suku bunga di Indonesia. Rata-rata cost of fund turun Beban Operasional Lainnya sebesar 1,90% dari 7,33% di tahun 2009 menjadi 5,43% di tahun 2010 sedangkan Jumlah beban operasional lainnya untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada 2,36% pada tanggal 31 Desember 2008 menjadi 4,64% pada tanggal 31 Desember rata-rata yield atas pinjaman turun sebesar 1,82% dari 18,42% di tahun 2009 menjadi tanggal 31 Maret 2011 adalah sebesar Rp 2.382.274 juta, dimana kontribusi terbesar 2009. Peningkatan ini disebabkan oleh menurunnya kondisi ekonomi Indonesia berasal dari beban tenaga kerja dan tunjangan sebesar Rp 1.015.920 juta atau selama tahun 2009 akibat krisis keuangan global. 16,60% di tahun 2010. Rasio kredit bermasalah (NPL) - net mengalami penurunan sebesar 1,18% dari Pendapatan bunga bersih mengalami peningkatan sebesar 13,26% atau Rp1.107.482 42,64%, sejalan dengan penambahan jumlah pegawai. juta menjadi Rp 9.461.961 juta pada tahun 2009 dari Rp 8.354.479 juta pada tahun Beban operasional lainnya mengalami penurunan sebesar 5,68% atau Rp 556.430 1,18% pada tanggal 31 Desember 2008 menjadi 0,00% pada tanggal 31 Desember 2009. Penurunan ini disebabkan oleh penerapan surat edaran BI yang baru untuk juta menjadi Rp 9.235.221 juta pada tahun 2010 dari Rp 9.791.651 juta pada tahun 2008. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan yield yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan cost of fund (COF) karena Perseroan terus 2009. Penurunan ini terutama sehubungan dengan implementasi PSAK No. 55 (Revisi perhitungan NPL net. Pinjaman yang Diberikan Berdasarkan Jenis Kredit 2006) dimana amortisasi beban perolehan nasabah pembiayaan konsumen Anak memfokuskan pada pertumbuhan marjin aset seperti pinjaman konsumen. Yield aset produktif rata-rata mengalami peningkatan menjadi 18,34% di tahun 2009 dari Perusahaan (biaya transaksi) sebesar Rp 1.301.211 juta dicatat sebagai pengurang Berdasarkan komposisi jenis pinjaman, pinjaman untuk Modal Kerja mempunyai porsi dari pendapatan bunga. Sebelum tahun 2010, amortisasi tersebut dicatat sebagai yang terbesar dari pinjaman yang diberikan - bruto, adalah masing-masing sebesar 16,80% di tahun 2008, sementara COF hanya naik menjadi 7,33% di tahun 2009 beban provisi dan komisi. 40,74%, 42,40%, 43,56% dan 46,89% dari portofolio pinjaman yang diberikan, diikuti dari 6,96% di tahun 2008.
PROSPEKTUS RINGKAS
oleh pinjaman untuk Konsumsi diurutan kedua masing-masing sebesar 40,28%, 39,53%, 35,77%, dan 33,79% dari portofolio pinjaman yang diberikan pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, 2009, dan 2008. b. Liabilitas Konsolidasian Jumlah liabilitas konsolidasian pada tanggal 31 Maret 2011 adalah sebesar Rp 104.483.820 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp 4.886.275 juta atau 4,91% dibanding Rp 99.597.545 juta pada tanggal 31 Desember 2010. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan simpanan dari bank lain dan simpanan dari nasabah sebesar Rp 1.429.758 juta, kenaikan pinjaman yang diterima sebesar Rp 1.718.188 juta yang berasal dari bank lain dan bankers acceptance, dan kenaikan beban yang masih harus dibayar serta liabilitas lain-lain sebesar Rp1.532.663 juta terutama berkaitan dengan utang dividen. Simpanan dari bank lain dan simpanan dari nasabah meningkat sebesar 1,75% atau Rp 1.429.758 juta dari Rp 81.580.282 juta pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi Rp 83.010.040 juta pada tanggal 31 Maret 2011 disebabkan terutama dari kenaikan transaksi deposito berjangka, untuk meningkatkan likuiditas Perseroan. Kenaikan pinjaman yang diterima sebesar Rp 1.718.188 juta atau sebesar 69,23% dari Rp 2.481.832 juta pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi Rp 4.200.020 juta pada tanggal 31 Maret 2011. Kenaikan ini terutama berasal dari penarikan pinjaman baru oleh Anak Perusahaan sebesar Rp 1.000.000 juta dan penarikan pinjaman bankers acceptance sebesar Rp 622.813 juta. Jumlah liabilitas konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 99.597.545 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp 16.901.578 juta atau sebesar 20,44% dibanding Rp 82.695.967 juta pada tanggal 31 Desember 2009. Peningkatan ini terutama berasal dari kenaikan simpanan nasabah dan obligasi yang diterbitkan. Simpanan nasabah meningkat 18,49% atau sebesar Rp 12.426.575 juta menjadi Rp 79.642.803 juta pada 31 Desember 2010, dimana sebelumnya pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 67.216.228 juta. Kenaikan ini sejalan dengan strategi Perseroan untuk memperkuat sektor pendanaannya melalui upaya re-branding, promosi dan peningkatan infrastruktur jaringan seperti ATM. Obligasi yang diterbitkan meningkat sebesar Rp 4.249.609 juta atau sebesar 207,21% dari Rp 2.050.855 juta pada tanggal 31 Desember 2009 menjadi Rp 6.300.464 juta pada tanggal 31 Desember 2010. Kenaikan ini berasal dari penerbitan obligasi baik oleh Perseroan maupun Anak Perusahaan. Perseroan menerbitkan obligasi baru dengan nilai nominal sebesar Rp 2.800.000 juta sementara Anak Perusahaan juga menerbitkan obligasi baru dengan nilai nominal sebesar Rp 2.000.000 juta. Jumlah liabilitas konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 82.695.967 juta, mengalami penurunan sebesar Rp 13.463.131 juta atau 14,00% dibanding Rp 96.159.098 juta pada tanggal 31 Desember 2008. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan simpanan nasabah, penurunan khususnya deposito berjangka seiring dengan kebijakan Perseroan untuk mengurangi jenis pembiayaan yang menanggung bunga yang tinggi, liabilitas derivatif dan penurunan pinjaman subordinasi. Simpanan nasabah menurun 9,13% atau sebesar Rp 6.752.850 juta menjadi Rp 67.216.228 juta pada tahun 2009, dimana sebelumnya pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 73.969.078 juta. Penurunan ini disebabkan oleh strategi manajemen untuk melepas pendanaan yang menanggung bunga tinggi. Penurunan liabilitas derivatif sekitar Rp 2.158.702 juta terutama disebabkan oleh menguatnya Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat dan juga pengurangan eksposur derivatif. Penurunan pinjaman subordinasi disebabkan karena pelunasan yang dilakukan pada bulan Maret 2009 sebesar US$300 juta. Giro Pada tanggal 31 Maret 2011, jumlah penghimpunan dana giro sebesar Rp 8.584.220 juta, turun sebesar Rp 1.478.283 juta atau sebesar 14,69% dibandingkan dengan 31 Desember 2010 yang sebesar Rp 10.062.503 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh beralihnya sebagian dana dari giro ke deposito berjangka yang memiliki tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah penghimpunan dana giro sebesar Rp 10.062.503 juta, naik sebesar Rp 3.204.258 juta atau sebesar 46,72% dibandingkan dengan 31 Desember 2009 yang sebesar Rp 6.858.245 juta. Pertumbuhan giro ini sejalan dengan rencana Perseroan untuk fokus pada dana berbiaya rendah seperti giro. Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah penghimpunan dana giro sebesar Rp 6.858.245 juta, turun sebesar Rp 35.777 juta atau sebesar 0,52% dibandingkan dengan 31 Desember 2008 yang sebesar Rp 6.894.022 juta. Penurunan ini terutama disebabkan karena penurunan nilai ekuivalen giro valuta asing yang disebabkan oleh penguatan kurs Rupiah. Tabungan Pada tanggal 31 Maret 2011, jumlah penghimpunan dana tabungan sebesar Rp 20.938.243 juta, turun sebesar Rp 459.276 juta atau sebesar 2,15% dibandingkan dengan 31 Desember 2010 sebesar Rp 21.397.519 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh beralihnya sebagian dana dari tabungan ke deposito berjangka yang memiliki tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah penghimpunan dana tabungan sebesar Rp 21.397.519 juta, naik sebesar Rp 6.033.351 juta atau sebesar 39,27% dibandingkan dengan 31 Desember 2009 sebesar Rp 15.364.168 juta. Peningkatan ini juga disebabkan oleh pertumbuhan yang berkesinambungan di bisnis retail banking dan juga sesuai dengan kebijakan Perseroan untuk meningkatkan simpanan nasabah berbiaya rendah seperti tabungan. Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah penghimpunan dana tabungan sebesar Rp 15.364.168 juta, naik sebesar Rp 2.516.775 juta atau sebesar 19,59% dibandingkan dengan 31 Desember 2008 sebesar Rp 12.847.393 juta. Peningkatan ini karena pertumbuhan yang berkesinambungan di perbankan retail dan juga seiring dengan kebijakan Perseroan untuk meningkatkan simpanan nasabah berbiaya rendah seperti tabungan. Deposito Berjangka Pada tanggal 31 Maret 2011, jumlah penghimpunan dana deposito berjangka sebesar Rp 51.162.640 juta, meningkat sebesar Rp 2.979.859 juta atau sebesar 6,18% dibandingkan dengan 31 Desember 2010 sebesar Rp 48.182.781 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh beralihnya sebagian dana dari giro dan tabungan ke deposito berjangka. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah penghimpunan dana deposito berjangka sebesar Rp 48.182.781 juta, meningkat sebesar Rp 3.188.966 juta atau sebesar 7,09% dibandingkan dengan 31 Desember 2009 sebesar Rp 44.993.815 juta. Peningkatan ini juga disebabkan oleh pertumbuhan yang berkesinambungan di bisnis retail banking dan juga sesuai dengan rencana Perseroan untuk memperkuat sektor pendanaannya dengan program re-branding, promosi dan memperkuat infrastruktur jaringan. Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah penghimpunan dana deposito berjangka sebesar Rp 44.993.815 juta, menurun sebesar Rp 9.233.848 juta atau sebesar 17,03% dibandingkan dengan 31 Desember 2008 sebesar Rp 54.227.663 juta. Penurunan ini seiring dengan kebijakan Perseroan untuk melepas simpanan nasabah yang memiliki tingkat bunga tinggi dan membaiknya posisi likuiditas akibat penerbitan saham baru melalui Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PUT HMETD IV) pada tahun 2009. c. Ekuitas Konsolidasian Jumlah ekuitas konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Maret 2011 sebesar Rp 18.320.315 juta. Ekuitas konsolidasian Perseroan menurun sebesar Rp 288.713 juta atau sebesar 1,55% dari Rp 18.609.208 juta pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi Rp 18.320.315 juta pada tanggal 31 Maret 2011 yang disebabkan terutama karena penurunan saldo laba Perseroan sebesar Rp 275.388 juta akibat pembayaran dividen tunai untuk tahun buku 2010 sebesar Rp 1.009.213 juta dan penambahan laba selama kuartal pertama 2011 sebesar Rp 788.827 juta. Ekuitas konsolidasian Perseroan meningkat sebesar Rp 2.707.042 juta atau 17,02% dari Rp 15.901.986 juta pada tanggal 31 Desember 2009 menjadi Rp 18.609.028 juta pada tanggal 31 Desember 2010 yang terutama disebabkan oleh peningkatan saldo laba yang berasal dari laba selama tahun 2010 sebesar Rp 2.883.468 juta, dikurangi dengan dividen untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 766.300 juta dan juga peningkatan laba yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi Pemerintah dalam kelompok tersedia untuk dijual sebesar Rp 400.833 juta. Ekuitas konsolidasian Perseroan meningkat sebesar 43,14% dari Rp 11.109.265 juta pada tanggal 31 Desember 2008 menjadi Rp 15.901.986 juta pada tanggal 31 Desember 2009 yang disebabkan terutama karena penghimpunan dana melalui Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PUT HMETD IV) sebesar Rp 3.895.130 juta dan juga peningkatan saldo laba Perseroan sebesar Rp 752.221 juta. Prinsip-Prinsip Perbankan Yang Sehat a. Kecukupan Modal KPMM konsolidasian menurun menjadi 14,75% pada tanggal 31 Maret 2011 dari 16,04% pada tanggal 31 Desember 2010 (KPMM Perseroan menurun menjadi 12,05% per tanggal 31 Maret 2011 dari 13,25% per tanggal 31 Desember 2010). Hal ini terutama disebabkan karena adanya peningkatan aset tertimbang menurut risiko (ATMR) sebesar Rp 12.941.463 juta dimana sebesar Rp 3.620.423 juta berasal dari peningkatan ATMR risiko kredit sehubungan dengan peningkatan pinjaman yang diberikan dan sebesar Rp 9.181.118 juta berasal dari peningkatan ATMR risiko operasional pada tahun 2011 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009. KPMM konsolidasian menurun menjadi 16,04% pada tanggal 31 Desember 2010 dari 20,65% pada tanggal 31 Desember 2009 (KPMM Perseroan menurun menjadi 13,25% pada tanggal 31 Desember 2010 dari 17,55% pada tanggal 31 Desember 2009). Mengingat Perseroan terus meningkatkan portofolio kredit dan mengurangi bagian dari aset berupa Obligasi Pemerintah, dengan bobot risiko nihil, aset tertimbang menurut risiko Perseroan meningkat secara bertahap, dengan pengaruh negatif terhadap KPMM. Selain itu, penurunan KPMM juga dipengaruhi oleh penerapan risiko operasional yang mulai dilakukan pada tahun 2010. KPMM konsolidasian meningkat menjadi 20,65% pada tanggal 31 Desember 2009 dari 15,43% pada tanggal 31 Desember 2008 (KPMM Perseroan meningkat menjadi 17,55% per tanggal 31 Desember 2009 dari 13,37% per tanggal 31 Desember 2008). Hal ini terutama disebabkan karena adanya peningkatan modal disetor hasil Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PUT HMETD IV) tahun 2009 sebesar Rp 3.895.130 juta. Selama periode 3 (tiga) bulan berakhir 31 Maret 2011 dan tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009, dan 2008, KPMM konsolidasian dan Perseroan masih diatas ketentuan KPMM yang diwajibkan sebesar 8%. b. Kualitas Aset Aset produktif bermasalah Rasio aset produktif bermasalah pada tanggal 31 Maret 2011 mengalami penurunan sebesar 0,66% menjadi 2,60% dari 3,26% pada tanggal 31 Desember 2010. Penurunan ini disebabkan oleh membaiknya kualitas kredit seiring dengan meningkatnya volume pinjaman selama kuartal pertama tahun 2011 ini. Rasio aset produktif bermasalah pada tanggal 31 Desember 2010 mengalami penurunan sebesar 0,65% menjadi 3,26% dari 3,91% pada tanggal 31 Desember 2009. Peningkatan ini disebabkan oleh membaiknya kualitas kredit seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan juga peningkatan volume pinjaman di semua sektor selama tahun 2010 ini. Rasio aset produktif bermasalah pada tanggal 31 Desember 2009 mengalami peningkatan sebesar 2,18% menjadi 3,91% dari 1,73% pada tanggal 31 Desember 2008. Peningkatan ini disebabkan oleh menurunnya kualitas kredit terutama pinjaman yang diberikan seiring memburuknya kondisi ekonomi Indonesia selama tahun 2009 akibat krisis finansial global. Penyisihan kerugian penurunan nilai terhadap aset produktif Rasio penyisihan kerugian penurunan nilai terhadap aset produktif pada tanggal 31 Maret 2011 mengalami penurunan sebesar 0,33% menjadi 2,49,% dari 2,82% pada tanggal 31 Desember 2010. Penurunan ini disebabkan oleh membaiknya kualitas kredit. Rasio penyisihan kerugian penurunan nilai terhadap aset produktif pada tanggal 31 Desember 2010 mengalami penurunan sebesar 0,86% menjadi 2,82% dari 3,68% pada tanggal 31 Desember 2009. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya penyisihan kerugian yang dibentuk terutama transaksi derivatif dan juga membaiknya kualitas kredit seiring membaiknya kondisi ekonomi Indonesia selama tahun 2010. Rasio penyisihan kerugian penurunan nilai terhadap aset produktif pada tanggal 31 Desember 2009 mengalami peningkatan sebesar 0,88% menjadi 3,68% dari 2,80% pada tanggal 31 Desember 2008. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya penyisihan kerugian yang dibentuk seiring menurunnya kualitas kredit terutama pinjaman yang diberikan akibat memburuknya kondisi ekonomi Indonesia selama tahun 2008 akibat krisis global dan juga peningkatan penyisihan kerugian yang dibentuk untuk transaksi derivatif. Kredit bermasalah (NPL) - bruto dan neto Rasio kredit bermasalah (NPL) - bruto mengalami kenaikan sebesar 0,05% dari 3,25% pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi 3,30% pada tanggal 31 Maret 2011. Kenaikan ini disebabkan karena meningkatnya risiko kualitas kredit dari sektor usaha kecil dan menengah. Rasio kredit bermasalah (NPL) - net mengalami peningkatan sebesar 0,22% dari 0,00% pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi 0,22% pada tanggal 31 Maret 2011. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya risiko kualitas kredit dari sektor usaha kecil dan menengah. Rasio kredit bermasalah (NPL) - bruto mengalami penurunan sebesar 1,39% dari 4,64% pada tanggal 31 Desember 2009 menjadi 3,25% pada tanggal 31 Desember 2010. Penurunan ini disebabkan oleh membaiknya kondisi ekonomi Indonesia selama tahun 2010. Rasio kredit bermasalah (NPL) - net tidak mengalami perubahan pada tanggal 31 Desember 2010 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2009. Hal ini sehubungan dengan penerapan surat edaran BI yang baru terhadap perhitungan NPL - net. Rasio kredit bermasalah (NPL) - bruto mengalami peningkatan sebesar 2,28% dari 2,36% pada tanggal 31 Desember 2008 menjadi 4,64% pada tanggal 31 Desember 2009. Peningkatan ini disebabkan oleh menurunnya kondisi ekonomi Indonesia selama tahun 2009 akibat krisis global. Rasio kredit bermasalah (NPL) - net mengalami penurunan sebesar 1,18% dari 1,18% pada tanggal 31 Desember 2008 menjadi 0,00% pada tanggal 31 Desember 2009. Penurunan ini sehubungan dengan penerapan surat edaran BI yang baru terhadap perhitungan NPL - net. Penyisihan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah kredit Rasio penyisihan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah kredit pada tanggal 31 Maret 2011 mengalami penurunan sebesar 0,23% menjadi 3,08% dari 3,31% pada tanggal 31 Desember 2010. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan volume pinjaman yang diberikan karena terus membaiknya kondisi perekonomian Indonesia selama tahun 2011. Rasio penyisihan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah kredit pada tanggal 31 Desember 2010 mengalami penurunan sebesar 0,34% menjadi 3,31% dari 3,65% pada tanggal 31 Desember 2009. Penurunan ini disebabkan oleh membaiknya kualitas kredit seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia selama tahun 2010 dan juga peningkatan volume pinjaman yang diberikan. Rasio penyisihan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah kredit pada tanggal 31 Desember 2009 mengalami peningkatan sebesar 1,23% menjadi 3,65% dari 2,42% pada tanggal 31 Desember 2008. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya penyisihan kerugian yang dibentuk seiring menurunnya kualitas kredit terutama pinjaman yang diberikan akibat memburuknya kondisi ekonomi Indonesia selama tahun 2009 akibat krisis global. Pemenuhan penyisihan kerugian penurunan nilai terhadap aset produktif Rasio pemenuhan penyisihan kerugian penurunan nilai terhadap aset produktif pada tanggal 31 Maret 2011 mengalami penurunan sebesar 17,46% menjadi 101,27% dari 118,73% pada tanggal 31 Desember 2010. Penurunan ini terutama disebabkan oleh membaiknya kualitas kredit yang berpengaruh kepada membaiknya loss rate. Rasio pemenuhan penyisihan kerugian penurunan nilai terhadap aset produktif pada tanggal 31 Desember 2010 mengalami penurunan sebesar 17,56% menjadi 118,73% dari 136,29% pada tanggal 31 Desember 2009. Penurunan ini terutama sehubungan dengan penerapan metode penurunan nilai sesuai dengan PSAK No.55 (Revisi 2006), dimana untuk beberapa aset produktif tidak perlu dibentuk penyisihan kerugiannya sementara berdasarkan peraturan yang lama masih wajib dibentuk.
RISIKO USAHA
Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan dan hasil usaha Perseroan yang terjadi setelah tanggal Laporan Auditor Independen tertanggal 28 Juni 2011 atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dan memuat paragraf penjelasan yang menyatakan bahwa Perseroan dan Anak Perusahaan telah menerapkan beberapa PSAK tertentu yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011, baik secara prospektif maupun retrospektif. 1. Riwayat Singkat Perseroan Perseroan berkedudukan di Jakarta, mula-mula didirikan dengan nama PT Bank Kopra Indonesia berdasarkan Akta Pendirian No. 134 tanggal 16 Juli 1956 yang dibuat dihadapan Meester Raden Soedja S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. J.A.5/40/8 tanggal 24 April 1957, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta di bawah No. 845 tanggal 7 Mei 1957 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 46 tanggal 7 Juni 1957, Tambahan No. 664. Sejak diterbitkannya Prospektus Penawaran Umum Terbatas IV, Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir kali diubah berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 2 tanggal 5 Mei 2011, yang dibuat di hadapan Pahala Sutrisno Amijoyo Tampubolon, SH, MKn., Notaris di Jakarta, yang telah diterima berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan serta dicatat dalam Database Sisminbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.1016473 tanggal 30 Mei 2011 dan telah didaftarkan di Daftar Perseroan No. AHU-0043719. AH.0043719.AH.01.09.Tahun 2011 Tanggal 30 Mei 2011 jo. Surat Penerimaan Pemberitahuan No.AHU-AH.01.10-16474 tanggal 30 Mei 2011 dan telah didaftarkan di Daftar Perseroan No. AHU-0043720.AH.01.09.Tahun 2011 Tanggal 30 Mei 2011. Akta tersebut mengatur perubahan tentang peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan dalam rangka melaksanakan program E/MSOP. 2. Kepemilikan Saham Perseroan Sejak Penawaran Umum Terbatas IV sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini telah terjadi peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan termasuk pelaksanaan Program E/MSOP sehingga susunan permodalan Perseroan adalah sebagai berikut: Tahun 2009 Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 32 tanggal 23 Maret 2009 yang kemudian dinyatakan kembali dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 67, tanggal 22 Mei 2009, keduanya dibuat dihadapan Fathiah Helmi, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, para pemegang saham Perseroan menyetujui rencana untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Penawaran Umum Terbatas IV) untuk saham biasa dengan jumlah saham yang ditawarkan sebesar sebanyak banyaknya 3.328.206.411 lembar saham seri B dan pelaksanaan Program E/MSOP sebesar 0,18%. Dengan demikian struktur permodalan dan komposisi kepemilikan saham Perseroan setelah dilakukannya Penawaran Umum Terbatas IV adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) % Saham Seri A Saham Seri B Seri A Seri B @ Rp 50.000 @ Rp 500 Modal Dasar 22.400.000 17.760.000.000 1.120.000.000.000 8.880.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd - 5.674.493.482 - 2.837.246.741.000 67,86 Masyarakat* 22.400.000 2.664. 874.334 1.120.000.000.000 1.332.437.167.000 32,14 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 22.400.000 8.339.367.816 1.120.000.000.000 4.169.683.908.000 100,00 Jumlah Saham dalam Portepel - 9.420.632.184 - 4.710.316.092.000 *) kepemilikan di bawah 5%
EKUITAS
KEBIJAKAN DIVIDEN
Saham yang ditawarkan dalam PUT V ini diterbitkan berdasarkan HMETD yang dapat diperdagangkan baik diluar bursa maupun melalui bursa. PEMEGANG SAHAM YANG BERHAK MENERIMA HMETD Dengan memperhatikan pengecualian tertentu, setiap pemegang saham berhak atas HMETD. Tiap pemegang saham yang memiliki 1.000 (seribu) saham lama berhak untuk 144 HMETD, dimana setiap HMETD berhak untuk memesan 1 lembar saham seri B. *) Setelah dilakukan reklasifikasi untuk menyesuaikan penyajiannya dengan periode/tahun lainnya PEMEGANG HMETD YANG SAH Pemegang HMETD yang sah adalah: LIABILITAS DAN EKUITAS Simpanan nasabah 80.685.103 79.642.803 67.216.228 73.969.078 57.803.865 54.194.256 1. Para pemegang saham yang berhak menerima HMETD yang tidak dijual HMETD-nya, Simpanan dari bank lain 2.324.937 1.937.479 1.437.814 1.470.781 4.609.144 4.769.254 2. Pembeli HMETD yang namanya tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD, atau Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 2.790.276 2.790.127 3.754.370 4.914.104 3.402.665 4.000.000 3. Para pemegang HMETD dalam penitipan kolektif KSEI, Pendapatan premi tangguhan 662.431 621.731 415.223 386.541 301.622 223.580 sampai dengan tanggal terakhir periode perdagangan HMETD. Premi yang belum merupakan pendapatan 346.173 322.344 259.146 227.114 177.312 138.699 PERDAGANGAN HMETD Liabilitas akseptasi 887.004 759.124 1.170.870 907.459 684.518 619.276 Pemegang HMETD dapat memperdagangkan atau mengalihkan HMETD yang dimilikinya selama periode Obligasi yang diterbitkan 6.302.358 6.300.464 2.050.855 2.234.043 2.666.025 1.193.890 perdagangan, yaitu mulai tanggal 14 September 2011 sampai 21 September 2011. Pinjaman yang diterima 4.200.020 2.481.832 2.393.561 2.543.620 1.510.124 1.028.329 Perdagangan HMETD harus memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di wilayah Utang pajak 96.689 183.020 192.041 362.840 184.687 167.039 Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk tetapi tidak terbatas pada ketentuan perpajakan dan Liabilitas derivatif 256.071 204.259 327.836 2.485.908 335.620 184.361 ketentuan di bidang Pasar Modal termasuk peraturan bursa dimana HMETD tersebut diperdagangkan Liabilitas pajak tangguhan - bersih 348.535 302.802 218.984 213.278 191.233 139.267 di Bursa Efek, dan peraturan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Bila pemegang HMETD Beban yang masih harus dibayar dan mengalami keragu-raguan dalam mengambil keputusan, sebaiknya anda berkonsultasi dengan liabilitas lain-lain 5.084.223 3.551.560 2.759.039 2.674.768 3.013.109 2.198.918 penasehat investasi, perantara pedagang efek, manajer investasi, penasehat hukum, akuntan publik, Pinjaman subordinasi 500.000 500.000 500.000 3.769.564 3.359.420 3.373.940 atau penasehat profesional lainnya. Modal pinjaman - - - - - 155.000 HMETD di sistem penitipan kolektif di KSEI diperdagangkan di Bursa Efek, sedangkan Sertifikat Bukti Jumlah Liabilitas 104.483.820 99.597.545 82.695.967 96.159.098 78.239.344 72.385.809 HMETD di formulir yang ditentukan hanya dapat diperdagangkan di luar bursa Efek. Jumlah Ekuitas 18.320.315 18.609.028 15.901.986 11.109.265 11.170.483 9.686.878 Penyelesaian perdagangan HMETD yang dilakukan melalui Bursa akan dilaksanakan dengan cara JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 122.804.135 118.206.573 98.597.953 107.268.363 89.409.827 82.072.687 pemindahbukuan atas rekening efek, atas nama bank kustodian atau perusahaan efek di KSEI. Segala biaya dan pajak yang mungkin timbul akibat perdagangan dan pemindahtanganan HMETD *) Setelah dilakukan reklasifikasi untuk menyesuaikan penyajiannya dengan periode/tahun lainnya menjadi tanggung jawab dan beban pemegang HMETD atau calon pemegang HMETD. LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN LAIN-LAIN (dalam jutaan Rupiah) Pemegang HMETD atau calon pemegang HMETD harus bertanggung jawab atas biaya-biaya yang timbul 31 Maret 31 Desember dari peralihan HMETD. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai HMETD, investor dapat menghubungi Keterangan 2011 2010* 2009* 2008* 2007* 2006* BAE Perseroan untuk PUT V ini. Pendapatan bunga 3.967.638 14.417.745 15.682.777 14.189.334 12.047.645 10.895.958 INFORMASI TAMBAHAN Beban bunga (1.359.063) (4.509.295) (6.220.816) (5.834.855) (4.912.113) (5.251.036) Pendapatan bunga - bersih 2.608.575 9.908.450 9.461.961 8.354.479 7.135.532 5.644.922 Untuk informasi lebih lanjut atau pertanyaan sehubungan dengan Prospektus ini, para pemegang saham dipersilahkan menghubungi: Pendapatan underwriting - bersih 94.923 373.000 296.002 245.080 171.321 141.724 Pendapatan bunga dan underwriting - bersih 2.703.498 10.281.450 9.757.963 8.599.559 7.306.853 5.786.646 PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. Pendapatan operasional lainnya 889.768 3.583.835 2.882.959 2.560.220 2.381.839 1.467.621 Kantor Pusat Beban operasional lainnya (2.382.274) (9.235.221) (9.791.651) (8.412.171) (6.019.952) (4.701.431) Menara Bank Danamon, Lantai 5 Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E4, No. 6 Pendapatan operasional - bersih 1.210.992 4.630.064 2.849.271 2.747.608 3.668.740 2.552.836 Mega Kuningan, Jakarta 12950 (Beban)/pendapatan bukan operasional - bersih (151.114) (628.533) (478.711) (69.771) (355.215) (449.595) Telp.: (021) 57991001-3 Fax: (021) 57991048 Laba sebelum pajak penghasilan 1.059.878 4.001.531 2.370.560 2.677.837 3.313.525 2.103.241 Internet website: www.danamon.co.id Beban pajak penghasilan (271.051) (1.017.770) (756.838) (875.833) (1.043.549) (652.328) LABA BERSIH 788.827 2.983.761 1.613.722 1.802.004 2.269.976 1.450.913 PT Raya Saham Registra Gedung Plaza Sentral Lt. 2 Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada: Jl. Jenderal Sudirman Kav 47 - 48 Pemilik entitas induk 762.661 2.883.468 1.532.533 1.530.022 2.116.915 1.325.332 Jakarta 12930, Indonesia Kepentingan non-pengendali 26.166 100.293 81.189 271.982 153.061 125.581 Telp: (6221) 2525666, Fax: (021) 2525028 *) Setelah dilakukan reklasifikasi untuk menyesuaikan penyajiannya dengan periode / tahun lainnya Kepada: Bagian Corporate Action