You are on page 1of 9

39

ACARA V. KULTUR JARINGAN WORTEL (Daucus carota)

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Wortel adalah sayuran yang umum digunakan dalam sehari-hari. Wortel adalah tanaman umbi semusim yang memiliki kandungan karoten yang tinggi. Selain itu, wortel juga memiliki kandungan gizi tinggi yang sangat penting dan dibutuhkan tubuh terutama kandungan vitamin dan mimeralnya. Dari segi bisnis, wortel adalah sayuran komersial yang hingga saat ini masih tetap menjadi andalan para pedagang dan para petani yang menanamnya. Para peani menyukai wortel karena dalam

penanamannya tidak terlalu banyak menuntut persyaratan. Tanaman wortel relatif mudah ditangani dan dirawat. Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun. Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas permukaan laut. Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat turnbuh pada sernua musim. Menurut para botanis, wortel (Daucus carota) dapat dibedakan atas beberapa jenis, di antaranya: Wortel (Daucus carota, Linn.). Jenis imperator, yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis. jenis chantenang, yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat panjang dan rasanya manis. Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih mudah. Selama ini benih wortel dikembang biakkan dalam bentuk umbi yang sudah berkecambah dan sehat pada umur 42 hari setelah anthesis (HSA), buah telah berakar dan berkecambah sepanjang 2-4 cm dengan daun sepasang. Benih wortel yang digunakan untuk perbanyakan tanaman beratnya rata-rata 300-400 gram dengan kondisi voluminous dan resiko

39

40

kerusakan yang tinggi. Transportasi benih dari daerah pertanaman wortel yang menyebar ke seluruh wilayah Indonesia merupakan hal yang sulit. 2. Tujuan Tujuan praktikum ini adalah : a. Mengetahui teknik kultur jaringan wortel. b. Mengetahui pengaruh IBA dan BAP terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan wortel. 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum acara kedua ini yaitu Kultur jaringan wortel ( Daucus carota ) dilaksanakan pada Rabu 30 Maret 2011 yang bertempat di Laboratorium Fisiologi dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Tinjauan Pustaka Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya. Biji untuk penanaman ini dikenal dengan istilah benih. Benih wortel berwarna cokelat, ukurannya keci, berbulu dan saling melekat satu sama lain. Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji. Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko pertanian. Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 1,5 kg-3 kg (Ali et al, 2009). Wortel bermanfaat sebagai salah satu obat untuk serangan jantung dan menyempitnya pembuluh darah. Beta karoten yang terkandung dalam wortel terbukti bermanfaat untuk mengurangi resiko kedua jenis penyakit tersebut. Untuk itu beberapa lembaga kesehatan sepeti yayasan kanker menganjurkan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi wortel lebih bnyak lagi (Santoso, 2007). Wortel berumbi sedang memiliki tiga bentuk, memanjang seperti kerucut dengan ujung umbi bertipe imperator (meruncing), chantenay yang tumpul, memanjang seperti silinder dengan ujung umbi bertipe nantes. Wortel berumbi panjang berbentuk kerucut dengan ujung bertipe imperator atau meruncing. Organogenesis adalah proses yang menginduksi pembentukan jaringan, sel atau kalus menjadi tunas dan tanaman sempurna. Proses ini

41

diawali oleh hormon pertumbuhan. Bensil adenin dan sitokinin, baik sendiri maupun dalam kombinasi dengan asam naftalenasetat atau asam indolasetat dan kadang dengan asam giberelat, menyebabkan diferensiasi dan

pembentukan tunas (Moore, 2010). Media tanam harus berisi semua zat yang diperlukan untuk menjamin pertumbuhan eksplan. Bahan-bahan yang diramu berisi campuran garamgaram mineral sumber unsure hara makro dan mikro, gula, protein, vitamin dan hormone tumbuh. Dengan demikian keberhasilan kultur jaringan jelas ditentukan oleh media tanam dan macam tanaman. Campuran media satu mungkin cocok untuk jenis-jenis tanaman tertentu, tetapi tidak cocok untuk jenis-jenis tanaman lainnya ( Steward and Caplin, 2006 ). Kultur jaringan tanaman pertama kali berhasil dilakukan ole White pada thaun 1934. Pada tahun 1939, Whiter melaporkan keberhasilannya dalam membuat kultur kalus dari wortel (link to kultur kalus wortel) dan tembakau. Pada tahun 1957, tulisan penting Skoog dan Miller dipublikasikan dimana mereka menyatakan bahwa interkasi kuantitatif antara auksin dan sitokinin menentukan tipe pertumbuhan dan morfogenik yang akan terjadi. Penelitian mereka pada tembakau mengindikasikan bahwa perbandingan auksin dan sitokinin yang tinggi akan menginduksi pengakaran, sedangkan rasio sebaliknya akan menginduksi pembentukan tunas. Akan tetapi pola respon ini tidak berlaku universal. (Lydiane Kyte, 2007). C. Alat, Bahan dan Cara Kerja 1. Alat a. LAFC lengkap dengan lampu bunsen b. Petridsh dan botol-botol kultur c. Peralatan diseksi, seperti pinset besar/kecil dan pisau pemes. 2. Bahan a. Eksplan : nanas (Ananas comosus ) dan wortel (Daucus carota) b. Media kultur c. Alkohol 96 % d. Aquadest steril

42

e. Spirtus f. Chlorox (sunclin) g. Agrept dan Dithane 3. Cara Kerja a. Persiapan eksplan b. Sterilisasi eksplan (dilakukan dalam LAFC) a. Merendam eksplan kedalam larutan Dithane M-45 3 mg/l selama kira-kira 12 jam, dilanjutkan dengan chlorox 5,25 % (sunclin 100%) selama kira-kira 2 menit b. Membilas eksplan dengan aquadest steril c. Penanaman eksplan a. Membuka plastik penutup botol media kultur. b. Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan pinset. Setelah digunakan, pinset harus selalu dibakar diatas api. c. Selama penanaman, mulut botol harus selalu dekat dengan api untuk menghindari kontaminasi. d. Pemeliharaan a. Botol-botol media berisi eksplan ditempatkan di rak-rak kultur. b. Lingkungan diluar botol harus dijaga suhu, kelembaban dan cahayanya. c. Penyemprotan botol-botol kultur dengan spirtus dilakukan 2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi. e. Pengamatan selama 5 minggu, meliputi a. Saat muncul akar, tunas, daun dan kalus (HST), diamati setiap hari b. Jumlah akar, tunas dan daun, diamati 1 minggu sekali c. Deskripsi kalus (struktur dan warna kalus), dilakukan pada akhir pengamatan f. Persentase keberhasilan, dilakukan pada akhir pengamatan.

43

D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pembahasan Tabel 5.1. Pengamatan pada eksplan wortel
No. Tanggal pengamatan 4 April 2011 6 April 2011 8 April 2011 11 April 2011 13 April 2011 15 April 2011 Kondisi Tanaman Keterangan Akar Tunas Daun Kalus Akar, tunas, daun, dan kalus tidak tumbuh Terdapat kontaminasi bakteri dan jamur

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Sumber : Laporan Sementara

Gambar 5.1. Kultur Jaringan Wortel

2. Pembahasan Wortel memiliki klasifikasi ilmiah yaitu Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas: Magnoliopsida, Ordo: Apiales, Famili: Apiaceae, Genus: Daucus, Spesies Daucus carota. Wortel (Daucus carota) adalah

tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya berwarna jingga atau putih dengan tekstur serupa kayu. Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. Wortel adalah tumbuhan biennial (siklus hidup 12 -

44

24 bulan) yang menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar untuk tumbuhan tersebut berbunga pada tahun kedua. Batang bunga tumbuh setinggi sekitar 1 m, dengan bunga berwarna putih. Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun. Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas permukaan laut. Tumbuhan wortel membutuhkan sinar matahari dan dapat turnbuh pada sernua musim. Wortel mempunyai batang daun basah yang berupa sekumpulan pelepah (tangkai daun) yang muncul dari pangkal buah bagian atas (umbi akar), mirip daun seledri. Wortel menyukai tanah yang gembur dan subur. Menurut para botanis, wortel (Daucus carota) dapat dibedakan atas beberapa jenis, di antaranya: WORTEL (Daucus carota, Linn.) - jenis imperator, yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis. - jenis chantenang, yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat panjang dan rasanya manis. - jenis mantes, yakni wortel hasil kornbinasi dari jenis wortel imperator dan chantenang. Umbi akar wortel berwarna khas oranye. Ada hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan sebelum penanaman eksplan wortel diantaranya disterilisasi, yaitu dengan memotong-motong eksplan dan merendam eksplan larutan deterjen yang berguna sebagai pencegah kontaminasi dari bakteri atau jamur pada proses penanaman dan pengembangan kultur wortel. Melakukan perendaman terhadap eksplan selama 15 sampai 30 menit kemudian eksplan tersebut diangkat dan dibilas dengan aquades. Kemudian eksplan tersebut kembali direndam dalam Chlorox 5,25 % selama 3 menit dan dibilas dengan aquades kembali. Kemudian

eksplan wortel tersebut disterilisasi dengan Chlorox bagian dari eksplan yang bersentuhan atau berkontak langsung dengan Chlorox harus dihilangkan karena bagian-bagian yang berkontak langsung dengan Chlorox sel-selnya akan mati dan tidak akan tumbuh jika dikulturkan. IBA bermanfaat sebagai hormon yang dapat menginduksi tumbuhnya kalus, mendorong proses morfogenesis kalus membentuk akar atau tunas,

45

mendukung dalam proses embriogenesis dan mempengaruhi kestabilan genetik sel tanaman dalam pengertian ini IBA berpengaruh dalam

pembentukan akar. Pada media yang digunakan untuk kultur jaringan wortel ditambahkan ZPT yaitu IBA dan BAP. IBA (Indol Buteric Acid) adalah hormon pengatur tumbuh yang termasuk kategori hormon auksin. Dalam aktivitas kultur jaringan BAP (6-benzylaminopurine) berperan dalam pembentukan tunas, menstimulir terjadinya pembelahan sel, proliferasi kalus, mendorong proliferasi meristem ujung, serta mendorong pembentukan klorofil pada kalus. Ada Syarat-syarat yang harus ada untuk mendukung terjadinya pertumbuhan eksplan meliputi: pemilihan eksplan, penggunaan media yang sesuai, keadaan yang aseptik dan pengaturan lingkungan tempat tumbuh yang sesuai. Komposisi media yang tepat dan proses sterilisasi mempengaruhi keberhasilan dari kultur jaringan. Dalam praktikum ini media yang digunakan adalah Mushage and Skoog (MS). Praktikum kultur jaringan tanaman wortel akan berhasil apabila lingkungan tempat melakukan kultur mendukung terjadinya pertumbuhan. Adapun hasil yang diperoleh pada pelaksanaan kultur jaringan wortel kali ini yaitu eksplan wortel yang dikulturkan mengalami kontaminasi berupa tumbuhnya jamur dan bakteri pada eksplan wortel. Kegagalan tersebut berasal dari sterilisasi alat yang kurang optimal / steril, adanya pengaruh fisik atau biokimia pada eksplan yang kurang bagus (memar, pengupasan, pemotongan, serangan penyakit atau kondisi lain yang tidak normal), bisa juga eksplan telah mengalami gejala alamiah dari proses penuaan tapi tetap dipakai, sterilisasi eksplan yang mungkin terlalu lama dalam perendaman chlorox sehingga eksplan terlalu steril sehingga malah tidak dapat hidup / tumbuh, saat penanaman praktikan terlalu banyak bicara, tanpa sengaja tangan praktikan keluar dari laminair air flow dan masuk lagi tanpa sterilisasi pada saat penanaman, mungkin juga karena pemeliharaannya yang tidak cukup baik dalam penjagaan suhu, kelembaban, dan pencahayaannya serta seperti yang tersebut diatas yaitu karena kurang rutinnya penyemprotan spirtus sehingga

46

menimbulkan kontaminasi, hal lain lagi yang biasa menyebabkan kegagalan adalah pada pembuatan media, baik karena komposisi medianya yang kurang optimal atau karna pH media yang kurang tepat. E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan a. Wortel memiliki klasifikasi ilmiah yaitu Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas: Magnoliopsida, Ordo: Apiales, Famili: Apiaceae, Genus: Daucus, Spesies Daucus carota. Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya berwarna jingga atau putih dengan tekstur serupa kayu. b. Hasil yang didapat pada praktikum kali ini yaitu eksplan wortel yang dikulturkan mengalami kontaminasi berupa tumbuhnya jamur dan bakteri pada eksplan wortel. 2. Saran Pada saat melakukan praktikum kultur jaringan mawar sebaiknya asisten memberikan petunjuk mengenai tata cara dalam melakukan kultur mawar sehingga dalam melakukan kultur jaringan mawar tidak terjadi kekeliruan yang melakukan pengkulturan.

47

DAFTAR PUSTAKA Ali, G. 2009. Kultur Jaringan. http : // www. edukasi. com. Di akses pada 9 Mei 2011 pada pukul 20.30 WIB. Kusumasuasti. 1982. Kultur Jaringan dan Pemanfaatannya di Bidang Perkebunan kentang. Menara Perkebunan 50 (2). Hal : 43-47. Santoso, H.S. 2007. Wortel Tetap Menguntungkan. Penebar Swadaya. Jakarta. Moore. 2010. Investigations on Growth and Metabolism of Plant Cells. Plant Growth Substance in Agriculture. San Fransisco. Rahardja, P.C. dan Wahyu Wiryanto. 2004. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Jakarta: Agromedia Pustaka.

You might also like