You are on page 1of 3

Analisis Masalah: 1c. Bagaimana patogenesis demam?

Jawab: Pelepasan pirogen dari dalam leukosit dimana protein ini identik dengan interleukin -1 dalam hipotalamus merangsang pelepasan asam arakidonat dan peningkatan sintesis prostaglandin E2 dapat menyebabkan suatu pireksia (kenaikan suhu) Selain itu juga pengaturan autonom akan mengakibatkan terjadinya vasokontriksi perifer, sehingga pengeluaran panas menurun dan pasien merasa demam.

3a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik? Jawab: Lien teraba schuffner 1: Garis schuffner merupakan garis yang terbentang di Spina Ischiadica Anterior Superior (SIAS) dextra melewati umbilicus sampai ke arcus costae sinistra. Untuk mengetahui ukuran pembesaran lien, biasanya dengan membagi garis schuffner menjadi 8 bagian, yaitu schuffner I berawal pada arcus costae sinistra, schuffner IV pada umbilicus dan schuffner VIII pada SIAS dextra. Pada skenario ini Fadli mengalami pembesaran lien schuffner 1, yang berarti lien Fadli teraba pada arcus costae sinistra, karena schuffner 1 terletak di arcus costae sinistra.

4e. Gangguan apa yang paling mungkin terjadi? Jawab: Waktu: Dalam skenario ini, Fadli mengalami demam tinggi yang telah berlangsung selama 3 hari, dan telah mengalami demam yang tidak terlalu tinggi pada 5 hari sebelumnya. Jika dilihat dari lamanya Fadli demam, Fadli ini termasuk tipe demam yang kontinyu, dimana orang yang mengalami demam ini, suhu tubuhnya semakin lama semakin meningkat. Dan lamanya ia memiliki demam ini ialah 8 hari, sehingga gangguan yang paling mungkin terjadi pada Fadli adalah demam tifoid, karena berdasarkan masa tunas demem tifoid berlangsung antara 10 14 hari. Pemeriksaan Fisik: Dari pemeriksaan fisik, kita dapat melihat bahwa Fadli mempunyai ciri ciri yang mirip dengan penderita demam tifoid, antara lain: Lidah hiperemis: Pada demam tifoid minggu kedua, gejala yang tampak akan menjadi lebih jelas berupa demam, lidah tifoid (kotor di tengah, tepi dan ujung merah, dan tremor). Hepatomegali: Dalam skenario ini, hepar teraba 1 jari di bawah arcus costae. Hal ini memperlihatkan terjadinya pembesaran hepar atau hepatomegali, seperti yang terjadi pada demam tifoid di minggu kedua. Splenomegali Di skenario ini juga dibahas, bahwa lien Fadli dapat teraba pada schuffner 1 (mengalami pembesaran). Sesuaidi minggu kedua pada penderita demam tifoid, penderita akan mengalami splenomegali.

Umur :

Jika dilihat dari segi umur Fadli yang 17 tahun, Fadli lebih rentan untuk terkena demam tifoid daripada anak anak. Angka kematian demam tifoid pada orang dewasa adalah 7,4 % dengan rata rata 5,7 %. Sementara untuk anak anak sebanyak 2,6 %.

Sumber: Alwi, Idrus, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.

You might also like