You are on page 1of 35

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

ACARA I BATUAN BEKU


Tujuan Praktikum Praktikan dapat mengenal mineral-mineral penciri dari batuan beku dengan melihat sifat optiknya. Praktikan dapat menentukan tekstur dan struktur pada batuan beku secara mikroskopis. Praktikan dapat memberikan penamaan batuan beku secara petrografi. Praktikan dapat menceritakan petrogenesa dengan melihat komposisi mineral, tekstur, dan struktur batuan beku.

Gambaran Umum Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma/lava atau hasil kristalisasi dari mineral-mineral dalam bentuk agregasi yang saling interlocking. Magma merupakan material silikat yang sangat panas yang terdapat di dalam bumi dengan temperatur berkisar antara 6000C sampai 15000C. Temperatur magma sangat tergantung pada komposisi kimia, kedalaman, dan tekanan dimana magma terbentuk (Thompson and Turk, 2004) Bahan Penyusun magma berupa gas (volatile) seperti H2O dan CO2, bukan gas (non volatile) yang umumnya terdiri dari Si, O, Al, Fe, Ca, K, Mg, Na dan unsure-unsur sedikit (minor elements) seperti V, Sr, Rb, U dan O, dan lainnya. Unsur-unsur yang terakhir disebutkan, meskipun jumlahnya sedikit namun sangat penting artinya. Unsur-unsur tersebut sering juga disebut unsure jejak (trace elements). Hampir semua magma berkomposisi silikat, maka penyusun utama magma adalah Si dan O.(Thompson and Turk,2004)

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

Proses-proses dalam pembentukan batuan beku : 1. Kristalisasi magma Magma merupakan cairan yang sangat panas dan mobile, maka ion-ion yang terdapat dalam magma dapat bergerak bebas tak beraturan. Pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion tersebut akan menurun dan ionion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Yang disebut kristalisasi. Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan. Kecepatan pendinginan magma sangat berpengaruh terhadap ukuran kristal yang terbentuk. Apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat ion-ion mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan membentuk kristal yang berukuran besar. Pendinginan yang berlangsung sangat cepat tidak memberi kesempatan bagi ion untuk membentuk kristal, sehingga hasil pembekuan akan menghasilkan atom yang tak beraturan yang dinamakan dengan mineral gelas.(Thompson and Turk, 2004) 2. Diferensiasi magma yaitu proses pemisahan magma homogen dalam fraksifraksi dengan komposisi yang berbeda-beda akibat pengaruh antara lain : Migrasi ion-ion atau molekul-molekul di dalam magma. Perpindahan gas-gas

Diferensiasi magma terjadi selama proses pembekuan magma, dimana Kristalkristal terbentuk tidak bersamaan, akan terjadi pemisahan-pemisahan antara kristal dengan cairan magma disebut difrensiasi kristalisasi.(Kaharuddin M.S, 1988) 3. Asimilasi ialah proses reaksi atau pelarutan antara magma dengan batuan sekitarnya (wall rock). Ini umumnya terjadi pada intrusi magma basa terhadap batuan asam, contoh reaksi dari intrusi magma gabbroid dengan batuan

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

granitic menghasilkan batuan beku diorite (intermediet). (Kaharuddin M.S, 1988)


Gambar proses asimilasi dan diferensiasi magma

Komposisi Mineral Batuan Beku Mineral-mineral yang membentuk batuan beku ditentukan oleh komposisi kimia magma yang membentuknya. Batuan beku yang telah diketahui sangat variasi, sehingga jenis magmanya mempunyai variasi yang besar pula. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa magma yang sama kemungkinan dapat menghasilkan kandungan mineral yang bervariasi (Wikipedia,2000). Berdasarkan sifat dan komposisi beberapa ahli geologi membedakan beberapa macam magma yaitu : a. Magma asam b. Magma setengah asam c. Magma basa d. Magma ultra basa Berbagai jenis magma inilah yang akan menghasilkan tipe-tipe batuan beku. Magma asam akan menghasilkan batuan asam yang sesuai dengan komposisinya yang berkomposisi granitis dan syenit. Magma setengah asam akan menghasilkan batuan setengah asam dengan komposisi diorite-andesit. Magma basa membentuk batuan basa dengan komposisi gabro-basalt. Dan magma ultra basa akan

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

menghasilkan batuan berkomposisi sangat basa seperti kelompok batuan peridotit dan serpentinit (Wikipedia,2000). Mineral-mineral yang telah mengkristal dan masih terdapat dalam lingkungan magma cair, akan bereaksi dengan sisa cairan magma dan menghasilkan mineral berikutnya seperti terlihat pada susunan atau urutan proses kristalisasi magma dikenal dengan nama Bowen Reaction Series. Dari skema Bowen Reaction Series terlihat ada 3 rangkaian pembentukan mineral dari kristalisasi magma : 1. Rangkaian pertama terdiri dari mineral-mineral olivine, piroksin, Amphibole, dan biotit. Kelompok ini merupakan kelompok mineral mafic (magnesium-ferum-calcium) atau mineral gelap (dark colour mineral). Rangkaian reaksi ini disebut rangkaian tak berkesinambungan

(Discontinuous Series) yaitu suatu reaksi yang menghasilkan mineral individu, dimana mineral-mineral yang terbentuk lebih dahulu akan memisahkan diri dari cairan dan membentuk batuan, sedangkan sebagian mineral yang turut bergerak dalam larutan magma akan dapat terubah (altered) atau bereaksi kembali dengan cairan dan membentuk mineral lain.Hal ini akan mempengaruhi komposisi larutan selanjutnya. 2. Rangkaian kedua terdiri dari mineral-mineral feldspar terutama family plagioklas (Anorthit-Bytwonit-Labradorit-Andesit-Oligoklas-Albit) dan family ortoklas. Bagian ini merupakan rangkaian yang berkesinambungan (Continous Series) yaitu mineral yang terbentuk lebih dahulu akan dapat berubah komposisinya secara berlanjut dengan bereaksi kepada sisa cairan magma yang ada. Dengan demikian suatu mineral yang berkristal belum sempurna akan berlanjut membentuk Kristal dari rangkaian kelompoknya, dengan presentasi komposisi yang berbeda. Perubahan komposisi ini dapat

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

berupa perubahan zona (zoning) atau perubahan berkembang (twinning) ataupun perubahan Kristal tumbuh (crystal growing). 3. Rangkaian ketiga merupakan rangkaian mineral yang terbentuk kemudian yang tidak tergantung dari mineral-mineral yang telah terbentuk sebelumya. Mineral-mineral ini hanya terbentuk dari sisa magma dan sangat ditentukan oleh sifat dan komposisi magma tersebut serta kondisi perubahan temperature.

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009


RANGE CHART BOWEN REACTION SERIES

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

Tekstur Batuan Beku Tekstur adalah kenampakan hubungna antara komponen dari pada batuan yang dapat merefleksikan sejarah kejadiannya/petrogenesa. Faktor yang mempengaruhi tekstur batuan beku adalah : a. Kristalinitas b. Granularitas c. Fabric. a. Kristalinitas. Holokristalin 100% Kristal Hipokristalin (40-60%) Kristal Holohyalin 0% kristal

Holokritalin: terdiri atas Kristal-kristal seluruhnya

Gabbro

Granite

Hypokristalin: terdiri dari sebagian Kristal dan sebagian massa dasar

Hipohyalin XPL Holohyaline: seluruhnya terdiri atas gelas

Obisidian rock

Obisidian PPL

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

b. Granularitas : Afanitik : batuan yang pada kenampakan megaskopis mineral penyusn sangat kecil maka pada kenampakan mikroskopis : Mikrokristalin : ukuran mineral yang berukuran 0.01 mm. Cryptokristalin : ukuran mineralnya berukuran 0.001 mm.

Porpiritik : adanya mineral yang berukuran besar (fenokris) dalam massa dasar. Faneroporpiritik : fenokris yang terdapat pada massa dasar kristal yang faneritik. Porpiriafanitik : fenokris yang terdapat pada massa dasar kristal yang aphanitic.

Glass : tidak mempunyai bentuk kristal.

Afanitik

Mikrokristalin

Equigranular Criptokristalin

Glass Faneroporpiritik Granularitas

Porpiritik Inequigranula r Porpiriafanitik

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

Pegmatitic:

Faneritik

Pegmatite

Granite (XPL)
Aphanitic (Cryptocrystalline):

Aphanitic (Microcrystalline):

Basalt (XPL) Porpiritik

Rhyolite (PPL)

Andesite (PPL)

Andesite (XPL)

c. Bentuk Mineral

Bentuk Mineral

Euhedral Subhedral Anhedral

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

Euhedral:

Subhedral:

Euhedral Olivine in Basalt (XPL) Anhedral:

Subhedral Olivine in Basalt (XPL)

Anhedral Olivine (Phenocrysts) in Basalt (XPL) d. Relasi adalah hubungan antara butir. Equigranular : a. Euhedral granular : umumnya mineral berbentuk euhedral dengan ukuran butir yang relative sama dan mempunyai batas-batas yang jelas. b. Subhedral granular : umumnya disusun oleh mineral yang berbentuk subhedral, dengan besar butir yang relative sama. c. Anhedral granular : umumnya disusun oleh mineral yang berbentuk anhedral.

Euhedral Hornblendite

Subhedral Gabbro

Anhedral Troctolite

10

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

Inequigranular : tekstur batuan beku yang memperlihatkan perbedaan besar butir yang tegas antara yang halus dan yang kasar. Contoh pada tekstur porpiritik dan tekstur khusus. a. Tekstur porpiritik : terdiri atas fenokris-fenokris yang tertanam dalam massa dasar kristalin.

b. Tekstur Vitrofirik : fenokris yang tertanam dalam massa dasar gelas.

Euhedral Olivine in Basalt (XPL)


c. Poikilitic : adanya mineral-mineral yang berukuran kecil yang letaknya acak dalam suatu mineral.

Poikilitic Olivine in Plagioclase basalt (XPL)

11

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

d. Ophitic : dalam hal ini plagioklas terbentuk lebih dahulu, yang euhedral dan kemudian tumbuh bersama dengan piroksin.

Poikilophitic Olivine in Gabbro basalt (XPL)


e. Intersetial : merupakan tekstur hipokristalin dimana bagian-bagian diantara mineral-mineral palgioklas ditempati oleh mineral mineral piroksin.

Intersertal alkali Dolerite (PPL)

Intersertal alkali Dolerite (XPL)

f. Trakhitik : mikrolit-mikrolit menunjukan kesejajaran (parallel). Biasanya dijumpai pada lava.

g. Intergrowth : Kenampakan lebih dari satu mineral yang saling tumbuh bersama-sama.

12

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

Consertal intergrowth texture in Gabbro (XPL)


h. Graphic merupakan pertumbuhan beberapa mineral yang berbentuk seperti paku dan meruncing.

Graphic texture in rhuolite (PPL)


i. Perthit : Kenampakan beberapa mineral yang tumbuh bersama antara K-feldsfar dengan palgioklas asam, yang biasanya KF relatif sejajar dengan arah bidang belahan/cleavage.

j. Mymerkitik : tekstur dimana kuarsa menyerupai cacing/jari-jari dengan letaknya yang tidak beraturan.

13

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

k. Corona texture : kenampkan mineral olivine yang lebih awal terbentuk dan dikelilingi oleh mineral piroksin dan hornblende.

Corona texture (PPL)

Corona texture (XPL)

Struktur Batuan beku Struktur batuan beku adalah kenampakan batuan yang menjelaskan proses dan lingkungan terbentuknyas. Beberapa kenampakan struktur antara lain. Struktur massive/kompak yaitu susunan yang kompak dan padat dari mineral-mineral dalam batuan, yang tidak menunjukkan adanya pori-pori.

Struktu akibat pelepsan gas. Struktur vesicle : struktur yang meperlihatkan lubang-lubang yang menyudut, sebagai akibat lepasnya gas-gas pada saat batuan terbentuk.

14

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

Scoria : struktur yang sangat berpori dan tidak teratur dalam massa dasar gelas.

Amygdoidal : struktur vesiculasi, dimana lubang-lubang yang telah terisi mineral-mineral sekunder.

Flow structure yaitu struktur aliran pada batuan yang dicirikan oleh orientasi mineral-mineral prismatic.

. Klasifikasi Batuan Beku A. Berdasarkan atas sifat-sifat kimia dan komposisi mineralnya.

15

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

Batuan beku asam kandungan SiO2 > 66% Batuan beku intermediet kandungan SiO2 52 66% Batuan beku basa kandungan SiO2 45 52 % Batuan beku ultrabasa, kandungan SiO2 < 45%

1. Batuan beku asam Dimana batuan ini umunya disusun oleh mineral yang bersifat asam seperti kuarsa, ortoklas, biotit, muskovit, dan hornblende. Batuan beku asam dapat ditemukan di lapangan dalam bentuk batolith, Laccolith, Lapolith, dan intrusi besar lainnya, batuan beku asam cenderung membentuk suatu tubuh intrusi yang besar karena sifat kekentalan magmanya yang tinggi, sehingga tidak bisa melalui celah-celah yang sempit dalam bentuk dyke atau sill.(Kaharuddin M.S, 1988) a. Granit

Q Mkr

ORT

B B B

Keterangan : Ort = Ortoklas, B = Biotit, Mkr = Mikroklin, Q = kuarsa.

16

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

b. Trakit

OR OR OR S OR PLA MSD

Keterangan : Or = Ortoklas, S = Sanidin, Msd = Massa Dasar, Pla = Plagioklas. 2. Batuan beku intermediet Batuan beku intermediet umumnnya berwarna lebih gelap, batuan ini

kebanyakan sebagai laccolith, lapolith, dyke dan sill. Bentuk-bentuk intrusi ini dikontrol oleh kekentalan magmanya yang intermediet. Komposisi jenis-jenis feldsfar sudah mulai adanya perimbangan antara potash feldsfar dan plagioklas. Temperatur pembekuan sekitar 9000C.berdasarkan atas perbandingan jenis-jenis feldsfarnya, maka batuan beku intermediet dapat dibagi dalam 2 golongan : Batuan dengan komposisi potash feldsfar dan plagioklas dalam jumlah yang hampir sama : terdiri dari granodiorit, monzonit, latit dan dasit. Batuan dengan komposisi plagioklas yang lebih dominan dari potash feldsfar terdiri dari diorite, tonalii, andesit dan dasit. Batuan beku intermediet paling banyak memperlihatkan pelapukan spheriodal, karena banyak mengandung mineral feldsfar. Mineral-mineral feldsfar yang mengalami pelapukan tersebut dapat menjadi mineral kaolin. Baik gejala

17

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

spheroidal maupun kaolinisasi dapat ditemukan pada batuan beku intermediet yang telah mengalami pensesaran (kaharuddin M.S, 1988). a. Diorit

ORT AUG
PLA

PLA

Ens

B PLA

Keterangan : Ort = ortoklas, Aug = Augite, Ens = Enstatite, B = Biotit, Pla = Plagioklas. 3. Batuan beku basa Batuan beku basa memperlihatkan warna yang umumnya gelap atau hitam dikarenakan adanya mineral-mineral feromagnesium dan mineral-mineral plagioklas yang bersifat basa. Pada batuan beku basa, kadang ditemukan vesiculasi-vesiculai sebagai bahan-bahan volatile. Seiring pula dijumpai dalam bentuk seperti susunan balok atau phoe-phoe, ini khas pada sifat magma yang masih cair (Kaharuddin M.S, 1988).

18

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

a. Gabro

PLA PLA OL V PLA

b. Basalt

msd px OL V OL V

4. Batuan beku ultra basa Batuan beku ultra basa adalah batuan yang tersusun oleh mineral-mineral ferromagnesium, sehingga kenampakan sangat gelap atau hitam,.oleh karena kondisi pembekuan batuan beku ultrabasa pada kedalaman dan tekanan yang besar serta urutan kristalisasi dari mineral-mineral penyusunnya, mengkristal pada tingkat temperature yang relative sama, tidak ada kebebasan suatu mineral tumbuh dengan baik sehingga itu membentuk kristal/mineral penyusun batuan beku ultrabasa yaitu berbentuk anhedral-subhedral (Kaharuddin M.S, 1988)

19

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

a. Dunite

OLIVIN HRB SERP

20

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

KLASIFIKASI BATUAN BEKU Klasifikasi IUGS by strekeisen tahun 1974

KLASIFIKASI IUGS

Plutonic Rocks
1. Quartzoilite 2. Alkaline feldspar 3. Granite 4. Granodiorite 5. Tonalite 6. Alkaline Feldspar Syenite 7. Syenite 8. Monzonite 9. Monzodiorite, Monzogabro 10.Diorite,Gabro,Anorthosite 11.Feldsparthoid Syenite 12.Feldsparthoid Monzonite 13.Essexite 14.Theralite 15.Foidite 16.Ultramafic Rocks

Vulcanic Rocks
1. Alkaline feldspar rhyolite 2. Rhyolite 3. Dacite 4. Plagiodacite 5. Alkaline fedspartrachyte 6. Trachyte 7. Latite 8. Latute-Andesite,Mugearite 9. Andesite,Basalt 10.Phonolite 11.Tephritic,Phonolite 12.Phonolite Tephrite 13.Tephrite,Basanite 14.Foidite,Nephelinite,leucite 15.Ultramafic Rocks

7 35

8 65

9 90

10

A 10

11

12

13

14

15

21

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

Untuk Batuan beku ultrabasa.

22

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009


KLASIFIKASI BATUAN BEKU MENURUT TRAVIS(1969)
K-Felspar > 2/3 Seluruh Felspar K-Felspar 1/3 - 2/3 Seluruh Felspar
KFelspar > 10 % Seluruh Felspar Kuarsa > 10 %

Felspar Plagioklas > 2/3 Seluruh Felspar


K-Felspar < 10 % Seluruh Felspar Na-Plagioklas Kuarsa < 10 % Feldspatoi d < 10 % Ca-Plagioklas Kuarsa < Feldspatoid > 10 % 10 % Feldspatoid Piroksin > < 10 % 10 % Terutama : Piroksin, Olivin, Uralit Juga : Hornblende, Biotit, Kuarsa, Egirin, Na-Ampibol 30 60 GABRO DIORIT
Norit Olivin saluo Traktolit Anorthorit Gabro Kuarsa

Sedikit/Tidak Ada Feldspar


Terutama : Piroksin dan/atau Olivin Terutama : Mineral Fe/Mg dan Feldspatoid

MINERAL UTAMA

Kuarsa > 10 %

Kuarsa < 10 % Feldspato id < 10 %

Feldspatoid > 10 %

Kuarsa > 10 %

Kuarsa < 10 % Feldspatoid < 10 %

Feldspatoid > 10 %

Kuarsa > 10 %

MINERAL TAMBAHAN KHAS


INDEKS WARNA EQUIGRANULAR Batolit Lapolit Stocks Lakolit luas Retas tebal Sill MASSA DASAR FANERITIK Lakolit Retas Sill mug stock kecil Tepi massa luas MASSA DASAR AFANITIK Retas Sill Lakolit Aliran permukaan Tepi massa luas welded tuffs MIKROKRISTALIN Retas Sill Aliran permukaan Tepi massa luas welded tuffs GLASS Aliran permukaan
Dan sill

Terutama : Hornblende, Biotit, Piroksin, Muskovit Juga : Na-Ampibol, Egirin, Kankrinit, Turmalin, Sodalit 10 15 20

Terutama : Hornblende, Biotit, Piroksin Juga : Na-Ampibol, Egirin 20 25 30

Terutama : Hornblende, Biotit, Piroksin Juga : Na-Ampibol, Feldspatoid 20 20 DIORIT KUARSA (TONALIT ) 25

eTerutama : Serpentin, Bijih Besi Juga : Biotit, Hornblende


95 PERIDOTIT Harzburgit Pikrit Dunit Piroksenit Serpentinit

Hornblend e, Biotit, Bijih Besi

55

FANERITIK

GRANIT

SYENIT

SYENIT NEPHELI N

MONZONIT KUARSA

MONZONIT

MONZONIT NEPHELIN

GRANO DIORIT

TERALIT

IJOLIT Messorite dsb

PORFIRI GRANIT

PORFIRI SYENIT

PORFIRITIK

PORFIRI SYENIT NEPHELI N

MONZONIT KUARSA PORFIRI

PORFIRI MONZONIT

PORFIRI MONZONIT NEPHELIN

PORFIRI GRANO DIORIT

PORFIRI DIORIT KUARSA

PORFIRI DIORIT

PORFIRI GABRO

PORFIRI TERALIT

PORFIRI PERIDOTIT

PORFIRI RYOLIT

PORFIRI TRAKIT

PORFIRI FONOLIT

PORFIRI LATIT KUARSA

PORFIRI LATIT

PORFIRI LATIT NEPHELIN

PORFIRI DASIT

PORFIRI ANDESIT

PORFIRI BASALT

PORFIRI TEFRIT

PORFIRI LIMBURGIT

AFANITIK

RYOLIT

TRAKIT

FONOLIT

LATIT KUARSA (DELENIT)

LATIT (TRAKITANDESIT)

LATIT NEPHELIN

DASIT

ANDESIT

BASALT

TEFRIT

LIMBURGIT

Nephelit Lesitite Melilitite Olivine Nephelinite Dsb

OBSIDIAN PITCHSTONE, VITROFIR, PERLIT,BATUAPUNG, SKORIA

23

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

24

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

PRAKTIKUM PETROGRAFI Acara : Batuan Beku I Nama : Stb


: 50x : : : Batuan Beku I :

Hari/Tgal :
Perbesaran Total No. Urut No. Peraga Jenis batuan Kenampakan Mikroskopis

Deskripsi Mineral

Nikol Sejajar

Nikol Silang

Persentase Mineral :
Mienaral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Nama batuan Petrogenesa

: .. (Tavis, 1955)(IUGS)(Fenton) :

Tanda Tangan Praktikan

Asisten Pengawas

(.........) 25

()

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

PRAKTIKUM PETROGRAFI Acara : Batuan Beku I Nama : Stb


: 50x : : : Batuan Beku I :

Hari/Tgal :
Perbesaran Total No. Urut No. Peraga Jenis batuan Kenampakan Mikroskopis

Deskripsi Mineral

Nikol Sejajar

Nikol Silang

Persentase Mineral :
Mienaral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Nama batuan Petrogenesa

: .. (Tavis, 1955)(IUGS)(Fenton) :

Tanda Tangan Praktikan

Asisten Pengawas

(.........) 26

()

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

PRAKTIKUM PETROGRAFI Acara : Batuan Beku I Nama : Stb


: 50x : : : Batuan Beku I :

Hari/Tgal :
Perbesaran Total No. Urut No. Peraga Jenis batuan Kenampakan Mikroskopis

Deskripsi Mineral

Nikol Sejajar

Nikol Silang

Persentase Mineral :
Mienaral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Nama batuan Petrogenesa

: .. (Tavis, 1955)(IUGS)(Fenton) :

Tanda Tangan Praktikan

Asisten Pengawas

(.........) 27

()

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

28

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

PRAKTIKUM PETROGRAFI Acara : Batuan Beku II Nama : Stb


: 50x : : : Batuan Beku II :

Hari/Tgal :
Perbesaran Total No. Urut No. Peraga Jenis batuan Kenampakan Mikroskopis

Deskripsi Mineral

Nikol Sejajar

Nikol Silang

Persentase Mineral :
Mienaral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Nama batuan Petrogenesa

: .. (Tavis, 1955)(IUGS)(Fenton) :

Tanda Tangan Praktikan

Asisten Pengawas

(.........) 29

()

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

PRAKTIKUM PETROGRAFI Acara : Batuan Beku II Nama : Stb


: 50x : : : Batuan Beku I :

Hari/Tgal :
Perbesaran Total No. Urut No. Peraga Jenis batuan Kenampakan Mikroskopis

Deskripsi Mineral

Nikol Sejajar

Nikol Silang

Persentase Mineral :
Mienaral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Nama batuan Petrogenesa

: .. (Tavis, 1955)(IUGS)(Fenton) :

Tanda Tangan Praktikan

Asisten Pengawas

(.........) 30

()

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

PRAKTIKUM PETROGRAFI Acara : Batuan Beku II Nama : Stb


: 50x : : : Batuan Beku II :

Hari/Tgal :
Perbesaran Total No. Urut No. Peraga Jenis batuan Kenampakan Mikroskopis

Deskripsi Mineral

Nikol Sejajar

Nikol Silang

Persentase Mineral :
Mienaral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Nama batuan Petrogenesa

: .. (Tavis, 1955)(IUGS)(Fenton) :

Tanda Tangan Praktikan

Asisten Pengawas

(.........) 31

()

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

32

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

PRAKTIKUM PETROGRAFI Acara : Batuan Beku III Nama : Stb


: 50x : : : Batuan Beku III :

Hari/Tgal :
Perbesaran Total No. Urut No. Peraga Jenis batuan Kenampakan Mikroskopis

Deskripsi Mineral

Nikol Sejajar

Nikol Silang

Persentase Mineral :
Mienaral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Nama batuan Petrogenesa

: .. (Tavis, 1955)(IUGS)(Fenton) :

Tanda Tangan Praktikan

Asisten Pengawas

(.........) 33

()

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

PRAKTIKUM PETROGRAFI Acara : Batuan Beku III Nama : Stb


: 50x : : : Batuan Beku III :

Hari/Tgal :
Perbesaran Total No. Urut No. Peraga Jenis batuan Kenampakan Mikroskopis

Deskripsi Mineral

Nikol Sejajar

Nikol Silang

Persentase Mineral :
Mienaral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Nama batuan Petrogenesa

: .. (Tavis, 1955)(IUGS)(Fenton) :

Tanda Tangan Praktikan

Asisten Pengawas

(.........) 34

()

Penuntun Laboratorium Petrografi 2009

PRAKTIKUM PETROGRAFI Acara : Batuan Beku III Nama : Stb


: 50x : : : Batuan Beku III :

Hari/Tgal :
Perbesaran Total No. Urut No. Peraga Jenis batuan Kenampakan Mikroskopis

Deskripsi Mineral

Nikol Sejajar

Nikol Silang

Persentase Mineral :
Mienaral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Nama batuan Petrogenesa

: .. (Tavis, 1955)(IUGS)(Fenton) : Asisten Pengawas

Tanda Tangan Praktikan

(.........)

()

35

You might also like