You are on page 1of 28

HAMIL EKTOPIK

Evi Noviyani Maryam A Fitri Ariyanti Devi Puspasari Annisah Yumna Netty Sinaga Danita Suci Ria Amalia Sarita S Tsaalits Tri Ayu Nurasiyah Ria Octaviany Sisca Damayanti Wina Tresnawati Kamila Azizah Febriani Ratna A

EPIDEMIOLOGI DAN INSIDENSI


Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Lebih dari 60% kehamilan ektopik terjadi pada wanita 20-30 tahun dengan sosioekonomi rendah dan tinggal didaerah dengan prevalensi gonore dan prevalensi tuberkulosa yang tinggi.

DEFINISI
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan berada di luar tempat yang semestinya. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus Kehamilan Ektopik ialah kehamilan dimana sel telur setelah dibuahi (fertilisasi) berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri. (Saifuddin, 2008 - Winkjosastro, 2005 unningham, 2006).

ETIOLOGI
1. Faktor dalam lumen Endosalpingitis Hipoplasia uteri, Operasi plastik dan stenlilasi yang tidak sempurna 2. Faktor diluar dinding tuba Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat menghambat perjalanan telur. Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.

3. Faktor Lain Bekas radang pada tuba Kelainan bawaan tuba Gangguan fisiologik tuba karena pengaruh hormonal Operasi plastik/riwayat pembedahan pada tuba Abortus buatan Riwayat kehamilan ektopik yang lalu Infeksi pasca abortus Apendisitis Infeksi pelvis Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)

MANIFESTASI KLINIS
nyeri hebat pada perut bagian bawah perdarahan vagina nyeri pada bahu saat mengirup atau menghembuskan napas kulit pucat diare tekanan darah rendah peningkatan denyut nadi (jantung berdebar) kembung dan perut terasa keras pusing dan pingsan (karena kehilangan darah / perdarahan)

Kadang-kadang pasien merasakan nyeri yang menjalar ke bahu. Hal ini disebabkan iritasi diafragma oleh hemoperitoneum.

KLASIFIKASI
1. 2. 3. 4. Kehamilan interstisial (kornual) 2% Kehamilan ovarium 0,5 Kehamilan servik kehamilan abdominal
- primer (implantasi sesudah dibuahi, langsung pada peritonium/ kavum abdominal) - sekunder (embrio masih hidup dari tempat primer)

Klasifikasi

DIAGNOSA BANDING
Infeksi pelvic, Kista folikel, Abortus biasa, Radang panggul, Torsi kita ovarium,dan Endometriosis.

PROGNOSIS
Ibu yang pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu, mempunyai resiko 10% untuk terjadinya kehamilan ektopik terganggu berulang. Ibu yang sudah mengalami kehamilan ektopik terganggu sebanyak dua kali terdapat kemungkinan 50% mengalami kehamilan ektopik terganggu berulang

KOMPLIKASI
Pada pengobatan konservatif, dapat terjadi perdarahan ulang. Indikasi operasi :
Infeksi Sterilitas Pecahnya tuba falopi Perdarahan Kerusakan organ sekitar Komplikasi terkait tindakan anestesi

perdarahan masif, syok, DIC, dan kematian Hasil konsepsi mati dini Terjadi abortus Tuba fallopi pecah

PENCEGAHAN
Kehamilan ektopik tidak dapat dicegah, namun dapat dikurangi faktor resikonya. Membatasi jumlah pasangan seksual Seks yang aman. Jika memiliki faktor risiko, periksakan kehamilan segera kepada ahlinya Hindari merokok. Bedah system reproduksi, perut, atau perut bagian bawah dapat menyebabkan jaringan parut yang dapat meningkatkan resiko kehamilan ektopik

PATOFISIOLOGI

PENATALAKSANAAN
1. Non sugical (tanpa operasi) a. Observasi beta HCG bila menurun berarti kehamilan mati dan diabsobsi b. Pengobatan dengan ;
Metotriksat pada kehamilan ektopik intak/abomen Anti progesteron RU 486 (proses terone receptor blocker) Prostaglandin atau hyperosmolar glucose langsung pada kehamilan tuba untuk mematikan dan reabsorbsi.

c. nyeri pasca tindakan dapat diberikan:


Ketoprofen 100 mg supositoria. Tramadol 200 mg IV. Pethidin 50 mg IV Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari.

d. Transfusi darah

Tindakan operasi hamil ektopik


Salfingektomi Salfingostomi

Tindakan operasi hamil ektopik


Histerektomi

Tindakan operasi hamil ektopik


Laparatomi

Legal Etik
Respect (Hak untuk dihormati) Autonomy (hak pasien memilih) Beneficence (Bertindak untuk keuntungan orang lain/pasien) Non-Maleficence (utamakan-tidak mencederai orang lain) Confidentiality (hak kerahasiaan) Justice (keadilan) berat sebelah. Fidelity (loyalty/ketaatan) Veracity (Truthfullness & honesty)

PERAN PERAWAT PADA KEHAMILAN EKTOPIK


Educator Care Giver Collaborator Advocator

ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan Devisit volume cairan yang b.d ruptur pada lokasi implantasi sebagai efek tindakan pembedahan. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman nutrient ke sel. Nyeri b.d ruptur tuba falopi, pendarahan intraperitonial. Kurangnya pengetahuan b.dkurang pemahaman atau tidak mengenal sumber-sumber informasi.

Lakukan pendekatan kepada pasien dan keluarga. INTERVENSI Devisit volume cairan yang Memberikan penjelasan mengenai kondisi pasien saat b.d ruptur pada lokasi implantasi sebagai efek ini tindakan pembedahan. Observasi TTV dan observasi Kriteria hasil: ibu tanda akut abdoment. menunjukan kestabilan/ perbaikan keseimbangn Pantau input dan output cairan cairan yang di buktikan Pemeriksa kadar Hb oleh TTV yang stabil, pengisian kapiler cepat, Lakukan kolaborasi dengan tim sensorium tepat, serta medis untuk penanganan lebih frekuensi berat jenis urine adekuat. lanjut.

Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna INTERVENSI kulit/membrane mukosa, Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen dasar kuku. seluler yang di perlukan untuk pengiriman nutrient ke sel. Catat keluhan rasa dingin, Kriteria hasil: menunjukan pertahankan suhu perfusi jaringan yang adekuat, misalnya: lingkungan dan tubuh Tanda-tanda vital stabil, hangat sesuai indikasi. membrane mukosa warna merah muda, pengisian Kolaborasi dengan tim kapilerbaik, haluaran urine adekuat, wajah tidak medis yang lain, awasi pucat dan mental seperti pemeriksaan lab: misalnya: biasa. HB/HT

INTERVENSI
Nyeri b.d ruptur tuba falopi, pendarahan intraperitonial.
Kriteria hasil: ibu dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi, tandatanda vital dalam batas normal, dan ibu tidak meringis atau menunjukan raut muka yang kesakitan.

Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri. Kaji kontraksi uterus hemoragi ataunyeri tekan abdomen. Kaji steres psikologi ibu/pasangan dan respons emosional terhadap kejadian. . Instruksikan klien untuk menggunakan metode relaksasi, misalnya: napas dalam, visualisasi distraksi, dan jelaskan prosedur. Kolaborasi: Berikan narkotik atau sedative berikut obat-obat praoperatif bila prosedur pembedahan diindikasikan. Siapkan untuk prosedur bedah bila terdapat indikasi

Menjelaskan tindakan dan rasional yang ditentukan untuk INTERVENSI kondisi hemoragia. Kurangnya pengetahuan b.dkurang Berikan kesempatan bagi ibu untuk mengaji\ukan pertanyaan pemahaman atau tidak mengenal sumberdan mengungkapkan kesalah sumber informasi. konsep Diskusikan kemungkinan implikasi Tujuan: jangka pendek pada ibu/janin dari ibu berpartisipasi dalam kedaan pendarahan. proses belajar, mengungkapkan dalam Tinjau ulang implikasi jangka istilah sederhana, panjang terhadap situasi yang mengenai patofisiologi memerlukan evaluasi dan dan implikasi klinis. tindakan tambahan.

Sekian dan terimakasih :)

You might also like