You are on page 1of 2

MELALAIKAN AMALAN PENTING DI BULAN RAMADHAN OLEH : RIZKI ARIEF EFENDI IMAM MESJID RAYA BARUS, MAHASISWA SEM

4 DI STIT HASIBA BARUS Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa dibandingkan bulan lainnya, telah banyak haditshadits yang menyebutkan tentang keutamaan bulan Ramadhan. Bila ditarik kesimpulan dari beberapa hadits-hadits yang sering kita temui, maka didapat beberapa amal yang harus diperhatikan dalam menjalankannya di bulan Ramadhan. Pertama Qiyamul lail, yaitu shalat Tarawih sebagai sunnah, dan dapat pula kita ketahui bahwa shalat Tarawih telah diperintahkan langsung oleh Allah Swt, banyak riwayat yang menerangkan bahwa Rasulullah saw menisbatkan sunnah Tarawih pada dirinya, maksudnya sebagai penguat perintah Allah swt, sehingga para imam madzhab sepakat bahwa shalat Tarawih sunnah hukumnya. Ada sebahagian orang berpendapat bahwa hanya dengan mendegarkan bacaan alquran di mesjid selama delapan atau sepuluh hari, itu telah mencukupi , kemudian amalan itu bisa ditinggalkan. Padahal ada dua sunnah yang berbeda dalam masalah ini, yaitu : mendengar atau membaca seluruh alquran di dalam shalat Tarawih adalah ketetapan sunnah, kemudian Shalat Tarawih pada setiap bulan Ramadhan adalah sunnah. Maka jelas pendapat diatas telah meninggaalkan satu sunnah yang tidak kalah pentingnya. Bagi orang yang sedang dalam berpergian atau keadaanya sulit untuk menunaikan shalat Tarawih di suatu tempat, maka hendaknya lebih baik ia mendengarkan alquran beberapa hari pada awal bulan Ramadhan , kemudian shalat Tarawih dimana saja. Rasulullah telah menjelaskan mengenai puasa dan Tarawih, yang mana beliau menganjurkan agar menunaikan ibadah fardhu dan sunnah-sunnah lainnya. Pahala mengamalkan sattu sunnah pada bulan Ramadhan sama dengan pahala mengerjakan amalan wajib di luar bulan Ramadhan. Oleh karena itulah kita memikirkan keadaan ibadah kita, sejauh mana perhatian kita dalam menyempurnakan kewajiban dan menambah amalan sunnah. Perhatian kita terhadap amalan fardhu pada saat ini demikian : kebanyakan diantara kita meneruskan tidur setelah sahur, sehingga mengqadha shalat Shubuh , setidaknya tertinggal shalat berjamaah. Seolah olah ini lah syukur kita, yang mana ibadah yang wajib malahan dikurangi. Padahal pendapat ahli ushul berpendapat bahwa shalat tanpa berjamaah adalah suatu kekurangan, bahkan Nabi saw bersabda bahwa seolah olah tidak sah shalat mereka yang tinggal di sekitar mesjid, kecuali di mesjid. Dalam kitab Mazhahiril-Haq bahwa barangsiapa shalat tanpa berjamaah tanpa udzur, maka kewajiban shalatnya sudah terpenuhi , namun pahala shalatnya tidak ia dapatkan. Begitu juga dengan shalat Maghrib, yang ketika orang sedang asik berbuka puasa dengan macam ragam menu bukaan, membuat kita meninggalkan shalat berjamaah. Demikianlah amalan-amalan yang sudah menjadi kebiasaan diseluruh tempat di negri Indonesia kita ini, kecuali di Pondok-pondok pesantren. Karena ingin menunaikan satu amalan wajib, tiga amalan wajib lainnya dilalaikan. Sedangkan shalat Zhuhur, karena sedang asik qailulah (tidur siang), kita tertinggal shalat berjamaah Zhuhur. Begitu juga dengan shalat Ashar, karena sibuk mempersiapkan makanan ifthar (bukaan), maka tertinggallah shalat berjamaah Ashar. Itulah semestinya kita pikirkan bersama, sejauh mana kita menunaikan kewajiban-kewajiban pada bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah dan karunia ini. Jika yang wajib saja sulit, bagaimana pula dengan amalan yang sunna? Shalat Isyraq dan Dhuha pada bulan Ramadhan sering tinggal karena tidur. Apalagi shalat Awwabin, sibuk berbuka dan khawatir dengan shalat Tarawih yang panjang, dan shalat Tahajjud kita habis digunakan untuk bersahur, jika demikian, kapan kita bisa melakukuan amal sunnah?. Semua ini terjadi karena orang-orang tidak memperhatikan atau tidak ingin mengamalkannya. Pada bulan ini jugalah Allah swt menurunkan alquran, dan pada bulan ini kita disyariatkan untuk khatam alquran minimal satu kali. Bagi orang yang tidak memiliki kemauan, sudah pasti amalan ini memberatkan untuk dirinya, padahal dengan berbagai metode tanpa kita sadari kita mampu untuk mengkhatamkan alquran. Pengalaman saya sendiri dibulan Ramadhan, hendaknya kita membaca alquran dari hari pertama sedikit demi sedikit, yaitu sehabis shalat Fardhu, 2 atau 3 lembar saja, 5 kali shalat Fardhu maka satu hari

itu kita sudah membaca 1 juz, karena kebanyakan dalam alquran 1 juz sekitar 15 sampai 18 lembar. Tidak ada alasan untuk tidak ada waktu membacanya, diselasela aktifitas keduniaan pun kita bisa membaca alquran 2 atau 3 lembar alquran, membacanya dengan adab dan air wudhu. Jika kondisi ini tidak memungkinkan pun kita bisa membaca alquran tanpa air wudhu, begitu besar karunia Allah swt kepada hamba-hambanya di dunia terlebih dibulan Ramadhan yang penuh dengan Kemuliaan ini. Marilah kita jadikan bulan ini menjadi bulan terbentuknya akhlak pribadi yang bertauhid, dan jangan jadikan bulan ini sebagai bulan yang penuh dengan laknat, yang mana dalam satu riwayat Nabi saw mengaminkan doa malaikat yang berkata Allah swt melaknat orang yang menjalani bulan Ramadhan tetapi tidak mendapat apa-apa. Demikian semoga dapat dimaklumi. Wassalamu alaekum wr, wb

You might also like