You are on page 1of 87

FK UGM Program IKM / MMR Kuliah Blok 5

KEPEMIMPINAN
Dr. Achmad Sujudi, MHA

Tujuan Kuliah Blok 5:


Memberikan pengertian dan pemahaman tentang berbagai teori kepemimpinan serta contoh-contoh / kasus-kasus. Memberikan pengertian dan pemahaman tentang kecerdasan emosionil dan hubungannya dengan kepemimpinan, termasuk memberikan contoh-contoh.

Menjelaskan berbagai perubahanperubahan dalam dunia kesehatan khususnya dalam bidang pelayanan kesehatan / rumah sakit. Perubahanperubahan tsb merupakan tantangan bagi kepemimpinan di sektor kesehatan. Menjelaskan kaitan antara kepemimpinan dengan masalah-masalah kesehatan serta peran pemimpin & kepemimpinan dalam penanggulangan masalah kesehatan tsb.

Memberikan kesempatan bagi para peserta utk berdiskusi berbagai kasus di bidang pelayanan kesehatan, a.l. pembiayaan, perkembangan teknologi, masalah etika, moral & hukum, globalisasi, dll. Dan mengkaitkannya dengan kepemimpinan (kepemimpinan global, dsb). Pengertian didapat dari pemberian kuliah sedangkan pemahaman dengan melakukan diskusi-diskusi terhadap berbagai kasus.

Setelah para peserta mempunyai pengertian dan pemahaman, sebaiknya dilanjutkan dengan suatu pelatihan tentang kepemimpinan termasuk kecerdasan emosional, kemampuan & ketrampilan sosial. Setelah para peserta kembali ke tempat pekerjaan / tugas masing-masing, masih dimungkinkan adanya suatu diskusi dan pembahasan jarak jauh (email) tentang masalah dan hal-hal yg dijumpai yg mungkin dianggap terkait dengan kepemimpinan.

SESI 1

10 Februari 2007

PENDEKATAN TERHADAP STUDI DAN TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN


Dr. ACHMAD SUJUDI, MHA
FK UGM Program IKM / MMR Kuliah Blok 5 Kepemimpinan

Pengantar
Adanya kepemimpinan & pemimpin telah lama dikenal dan dirasakan. Sama halnya dengan adanya organisasi. Dua hal ini, dapat dikatakan merupakan sebuah fenomena dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup berkelompok dan di dalam kelompok tsb, muncul seorang pemimpin dan kepemimpinannya sangat mempengaruhi kelompok tsb dalam mencapai suatu tujuan bersama atau menghadapi tantangan serta bahaya.

Kepemimpinan adalah suatu fenomena sosial yaitu: fenomena yg muncul di dalam masyarakat. Sebuah fenomena diartikan sebagai sesuatu yg diketahui dan dirasakan melalui sebuah persepsi yg lebih bersifat perasaan & intuisi daripada persepsi yg melalui sebuah pemikiran (Websters Dictionary; 2nd Ed; 1995, Lexicon Publications, Inc). Selanjutnya sebuah fenomena dapat dipelajari dan dijelaskan dengan cara-cara ilmiah.

Sebagaimana fenomena-fenomena lain termasuk fenomena alam, diamati & dipelajari secara emperik yg kemudian dapat disusun suatu hipotesa sampai ke suatu teori.

Kepemimpinan ternyata merupakan suatu yg tidak sederhana atau kompleks. Berbagai studi menemukan berbagai pendapat tentang kepemimpinan sehingga banyak teori yg timbul karena pendekatan yg berbeda. Selanjutnya para pengamat memberikan gambaran-gambaran yg berbeda serta mengajukan berbagai batasan atau definisi yg berbeda pula.

Teori-teori yg melakukan upaya memberikan keterangan tentang fenomenafenomena dimaksudkan utk mendapatkan pengetahuan dan memakai pengetahuan agar bermanfaat bagi manusia. Apabila dalam pengamatan didapatkan suatu pemimpin dgn kepemimpinan yg baik tentunya diharapkan setelah dipelajari dapat diterapkan kepada pemimpin & kepemimpinan yg lain (replikasi) sama halnya dgn manfaat yg didapat dari pengamatan atas berbagai fenomena.

Maksud Teori Manajemen


Help one to explain the Past which in turn. Help one to understand the Present and thus To predict the Future which leads to More influence over future events and Less disturbances from the Unexpected.
Teori Organisasi menurut Charles B. Handy

Temuan-temuan yg berbeda karena pendekatan yg berbeda yg kemudian melahirkan bermacam-macam teori menimbulkan perbedaan-perbedaan pendapat (conflicting). Namun sebenarnya dari perbedaan pendapat tsb, dapat disusun suatu gambaran menyeluruh (integrated) tentang fenomena kepemimpinan tsb.

Berbeda dengan teori-teori dalam ilmu pasti alam (fisika, biologi, dll) sebuah teori mungkin tidak berlaku lagi karena adanya teori baru yg lebih tepat. Pada teori-teori organisasi, manajemen & kepemimpinan, tidak ada teori yg betulbetul tepat atau betul-betul salah. Karena tiap teori melakukan pendekatan dari sisi yg berbeda.

Pada dasarnya sebuah teori merupakan suatu upaya untuk menjelaskan sesuatu, memberikan keterangan tentang sesuatu, secara sistematik setelah melalui pengamatan-pengamatan emperik. Kelemahan-kelemahan setiap teori tentunya ada karena dianggap teori itu menyederhanakan keadaan sebenarnya, sehingga pada suatu saat ada kejadiankejadian yg tidak sesuai dgn teori. Demikian juga dengan teori kepemimpinan.

Pihak-pihak yg berpendapat bahwa kepemimpinan & pemimpin sebenarnya tidak mempunyai pengaruh besar terhadap sukses dan tercapainya tujuan organisasi. Pihak ini, sering melihat kelemahan teori tsb. Namun pihak yg percaya bahwa kepemimpinan & pemimpin merupakan suatu yg menentukan berupaya membuktikan dengan penelitianpenelitian keabsahan dari teori-teori tsb. Dan juga, mereka yg percaya bahwa kepemimpinan dapat dipelajari & dilatihkan.

Kepemimpinan dipelajari melalui berbagai pendekatan (approaches) tergantung pada konsepsi para pengamat terhadap kepemimpinan. Pada umumnya, pendekatan tsb terbatas / sempit utk suatu sisi saja.

Berbagai pendekatan kemudian dapat dikategorikan dalam 4 macam: Pendekatan terhadap kekuatan & pengaruh. Pendekatan terhadap perilaku (behavior). Pendekatan terhadap kecenderungan. Pendekatan terhadap situasional.
Gary A. Yukl

Pendekatan-Pendekatan Studi
1. POWER-INFLUENCE APPROACH: Power Bases and Usage Effectiveness Criteria

2. TRAIT APPROACH: Leader Traits and Skills 3. BEHAVIOR APPROACH: Leader Traits and Skills Intervening Variables End Result Variables Effectiveness Criteria

4. SITUATIONAL APPROACH DETERMINANTS OF BEHAVIOR: Leader Behavior Situational Variables Effectiveness Criteria

CONTINGENCY MODELS: Leader Traits, Skills, Behavior Effectiveness Criteria

Situational Variables

Gary A. Yukl

Pendekatan-Pendekatan (approaches)
Dalih pendekatan-pendekatan ini, muncul berbagai teori. 1. Pendekatan pengaruh kekuatan (power influenced approach) Pendekatan ini melihat kekuatan (power) merupakan suatu yg penting dalam mempengaruhi. Pemimpin harus mempunyai suatu kekuatan untuk dapat mempengaruhi pengikut atau bawahannya. Pendekatan ini mempelajari berbagai kekuatan (power) yg dapat dimiliki oleh pemimpin sifat-sifat kekuatan & kemampuan utk mempengaruhi. Selain itu dipelajari juga interaksi antara kekuatan dengan individu-individu serta situasi.

Dilakukan berbagai analisa tentang bagaimana kekuatan didapat, hilang, berpindah dan bagaimana kekuatan itu bisa saling mempengaruhi (reciprocal). Juga dilihat bahwa kekuatan seseorang tergantung dari bagaimana kekuatan tsb dilihat & dinilai oleh pihak yg lain. Pendekatan ini juga mendapat kritikan bahwa efektivitas organisasi tidak selalu ditentukan oleh adanya kekuatan utk mempengaruhi.

Pendekatan ini lebih memfokuskan kepada pemimpin karena dianggap pemimpin mempunyai peran yg sangat penting dalam keseluruhan proses dari kelompok / organisasi dalam mencapai tujuannya. Kekuatan diartikan sebagai kapasitas yg dimiliki oleh pemimpin utk menghasilkan perubahan & efek kepada anggotanya atau paling tidak suatu potensi utk memberikan pengaruh kepada anggotanya.

Pendekatan power & influence merupakan pendekatan terhadap suatu fenomena kepemimpinan yg paling lama karena, terlihat bagaimana kekuatan itu berperan pada masa-masa yg lain, termasuk tulisantulisan yg sangat terkenal tentang kekuatan (power), misalnya: yg sangat klasik yg ditulis oleh Machiavelli (The Prince) yg merupakan textbook yg klasik tentang kekuatan.

Pengamat-pengamat kemudian lebih kritis terhadap adanya kekuatan atau power fenomena ini. Memang diakui kekuatan ini sangat berpengaruh tetapi mereka tidak seluruhnya menyetujui bahwa semua kejadian karena pengaruh kekuatan. Juga ada pendapat-pendapat yg sangat hati-hati / melihat tentang bahaya yg merupakan kelemahan dari power approach ini.

Men are nothing; it is the man who is everything It was not the Roman army that conquered Gaul, but Caesar; it was not the Carthaginian army that made Rome tremble in her gates, but Hannibal; it was not the Macedonian army that reached the Indus, but Alexander.
Napoleon Bonaparte

Lord Acton said: Power corrupts, and absolute power corrupts absolutely

Di sini dianggap bahwa efektivitas kepemimpinan yg diterangkan dgn teori pengaruh & kekuatan (power & influence) bukan terletak pada kekuatannya sendiri tetapi kepada cara bagaimana kekuatan tsb dipakai. Dengan demikian maka faktor perilaku (behavior) dari pemimpin yg mempunyai kekuatan tsb juga ikut menentukan.

Effects of Leader Power and Influence Behavior


Leader Expertise & Influence Skills Personal Power

LEADER BEHAVIOR Influence Tactics

INTERVENING VARIABLE Compliance Commitment Resistance

END-RESULT VARIABLES Group Success or Failure

Position Power

Pengertian kekuatan dan pengaruh (power & influence) dipakai silih berganti dan dianggap mempunyai pengertian yg sama. Pengaruh dapat diartikan sesuatu yg mampu membuat perubahan terhadap nilai-nilai kepercayaan, perilaku, & sikap dari seseorang (target) oleh pihak yg mempengaruhi (agent).

Kekuatan & pengaruh akan efektif atau tidak tergantung dari cara pemakaiannya yg dipengaruhi oleh sikap dan perilaku (behavior / attitude) dari yg memilikinya. Cara pemakaian yg adaptif disebut sebagai Tactic Influence. Para pemimpin kemudian menyadari pemakaian kekuatan yg disesuaikan dgn pengikut & situasi. Harus dipikirkan caranya yg akan dipakai lebih dulu sebelum menggunakan kekuatan tsb. Memiliki kekuatan dengan kemampuan (skill) utk memakainya akan memberikan efek / hasil yg lebih baik.

Pengembangan dari teori kekuatan & pengaruh adalah teori Vertical Dyad Linkage dimana pengaruh dibagi kepada sekelompok pengikutnya sehingga kelompok ini mempunyai suatu kekuatan utk melanjutkan ke bawahannya lagi.

Teori ini menjelaskan terjadinya hubungan antara seorang pemimpin dgn bawahannya melalui kelompok-kelompok kecil yg diberikan kewenangan berjenjang, yg disebut sebagai dyadic interaction. Kelompok inilah yg dikenal sebagai asisten, penasihat (advisor) dan para perwira (lieutenants) yg juga mempunyai kekuatan secara terbatas yg dibagi oleh pemimpinnya.

Para pembantu ini mendapatkan suatu kekuatan (legitimate authority) yg kemudian dipakai utk melaksanakan tugastugasnya sesuai dengan suatu standar prosedur. Dalam teori ini, disebutkan adanya pendelegasian, pengaruh & tanggung jawab. Teori tentang pembagian kekuatan ini, menjelaskan efektivitas dari kepemimpinan walaupun terbatas.

Sources of Power
Position Power
Formal authority Control over resources and rewards Control over punishments Control over information Ecological control

Personal Power
Expertise Friendship / loyalty Charisma

Political Power Control over decision processes Coalitions Co-optation Institutionalization

French and Raven Power Taxonomy


Reward Power The target person complies in order to obtain rewards he or she believes are controlled by the agent. Coercive Power The target person complies in order to avoid punishments he or she believes are controlled by the agent.

Legitimate Power The target person complies because he or she believes the agent has the right to make the request and the target person has the obligation to comply.

Expert Power The target person complies because he or she believes that the agent has special knowledge about the best way to do something. Referent Power The target person complies because he or she admires or identifies with the agent and wants to gain the agents approval.

2. Pendekatan Perilaku (Behavior Approach) Pendekatan ini mengutamakan pengamatan terhadap perilaku pemimpin dalam mempengaruhi pengikutnya. Perilaku inilah yg kemudian dinilai mempunyai pengaruh kepada pengikutnya apakah akan diikuti atau tidak.

Pengamatan-pengamatan yg dilakukan dgn melakukan questionnaire terhadap behavior dari pemimpin tsb (Leader Behavior Description Questionnaire, Supervisory Behavior Description, Leader Opinion Questionnaire). Model-model pertanyaan ini kemudian diberikan baik kepada pemimpin ataupun kepada para bawahannya. Studi ini pertama kali dilakukan di Ohio State University tahun 1960. Pendekatan ini kemudian dikenal sebagai pendekatan yg memakai psikologi sebagai penilaian.

Dari hasil yg didapat kemudian ada 3 bentuk perilaku yaitu: Perilaku yg mengutamakan tugas (Task Oriented Behavior). Perilaku yg mengutamakan hubungan dgn bawahannya (Relationship Oriented Behavior). Perilaku yg mengajak bawahannya (Participative Leadership).

Khusus utk participative leadership sebenarnya dianggap berbeda dgn yang dua lainnya, karena participative ini mengandung 2 sifat yaitu: tujuannya utk menyelesaikan tugas (Task Oriented) di sisi lain, hubungan dgn bawahannya melalui peran serta. Participative leadership ini dianggap mempunyai kebaikan terutama dalam pengambilan keputusan (Participative Decision vs Autocratic Decision).

Kelebihan dari Participative Decision adalah: keputusan dapat lebih baik, dapat lebih diterima, dapat lebih dimengerti serta dapat mengembangkan kemampuan & ketrampilan bawahan utk mengambil keputusan. Selain itu, bawahan (peserta, pengikut) dapat mempunyai rasa memiliki dan minat yg lebih besar serta mengurangi konflik yg mungkin terjadi.

Continuum of Decision Procedures


Autocratic Decision Consultation Joint Decision Delegation

No Influence By Others

High Influence By Others

3. Pendekatan Kecenderungan (Trait Approach) Pendekatan ini menekankan perhatian pada kecenderungan-kecenderungan pribadi dari para pemimpin atau sifat-sifat khusus yg dipunyai, misalnya: kemampuan kerja yg luar biasa (Tireless Energy), kemampuan persuasive, kemampuan utk melihat ke depan, dll.

Banyak sekali kecenderungan yg dapat dilihat dari para pemimpin apakah itu kemampuan intelligent dan kemampuan emotional. Pendekatan ini juga berlanjut pada pengamatan yg mendapatkan suatu karismatik dari kepemimpinan transformasional.

Traits & Skills of Successful Leaders


TRAITS
Adaptable to situations Alert to social environment Ambitious & achievementoriented Assertive Cooperative Decisive Dominant (desire to influence others) Energetic (high activity level) Persistent Self-confident Tolerant of stress Willing to assume responsibility

SKILLS
Clever (intelligent) Conceptually skilled Creative Diplomatic & tactful Fluent in speaking Knowledgeable about group task Organized (administrative ability) Persuasive Socially skilled

4. Pendekatan situasional (Situational Approach). Pendekatan ini mengutamakan pengamatan terhadap situasi dimana pemimpin itu berada. Situasi ini dapat merupakan situasi umum atau situasi dari pengikut (motivasi dan lain-lainnya yg disebut sebagai situasi internal, sebagai sisi lain dari situasi external.

Situasi external dapat berupa keadaan di luar yg berpengaruh terhadap organisasi. Situasi ini mempengaruhi perilaku (behavior) dari pemimpin dan juga anak buahnya. Situational Approach mengikut sertakan di dalamnya Behavior Approach dimana kemudian muncul pendekatan yg berikutnya yg disebut sebagai pendekatan contingency, yaitu pendekatan yg memperlihatkan suatu keadaan yg berubah-ubah (dynamic) yg mempengaruhi pemimpin, peserta, dan juga situasi sendiri.

Dari berbagai pendekatan studi tsb, juga ada pendekatan yg mencakup semuanya yg disebut pendekatan integrasi (Integrating Approach) dimana berbagai pendekatan studi terhadap kepemimpinan kemudian dipelajari sebagai terintegrasi. Pendekatan yg sendiri-sendiri disebut sebagai pendekatan yg segmental.

Lahir dari pendekatan perilaku (behavior) suatu teori yg disebut Teori Jalur Keberhasilan (Path Goal Theory). Teori ini menjelaskan bagaimana perilaku seorang pemimpin mempengaruhi kepuasan & kinerja pengikutnya.

Fungsi utk memberikan motivasi dari seorang pemimpin terdiri dari kemampuan utk mencapai hasil dgn memotivasi pengikutnya, menghindari penghalangpenghalang, meningkatkan kesempatankesempatan bagi pengikutnya utk meningkatkan kinerja dan rasa puas. Memberikan rasa puas terhadap pengikutnya tergantung dari sikap dan sifat pengikutnya selain sikap dari pemimpinnya sendiri.

Secara sederhana sifat dan perilaku pemimpin dapat participative dan directive. Sedangkan sifat dan perilaku peserta dapat berorientasi pada dirinya (Internal Focus) dimana mereka percaya bahwa mereka dapat menentukan nasibnya sendiri. Sedangkan, sifat yg lain berupa sifat yg lebih pasrah (External Focus). Pada dua keadaan berbeda dari sifat pemimpin & peserta yg mana yg paling efektif, digambarkan oleh T.R.Mitchell & C.M.Smyser.

External locus of Control Followers High

Internal locus of Control Followers

Follower Satisfaction with Leader

Low Directive Participative

Leader Behavior in Decision - Making


Hughes et al

Teori Situational (Hersey & Blanchard)


Hersey & Blanchard mengembangkan teori 1969 1982 yg dikenal sebagai Teori Situational. Teori ini memberikan penjelasan tentang hubungan antara perilaku (behaviour) pemimpin dgn hasil atau efektivitas yg didapat. Teori ini menganggap bahwa pada situasi yg berbeda memerlukan pola perilaku dan kecenderungan yg berbeda utk mendapatkan hasil & efektivitas yg baik.

Efektivitas utk menyelesaikan tugas sangat tergantung pada hubungan antara perilaku & kematangan peserta. Teori ini menggambarkan berbagai kombinasikombinasi antara perilaku pemimpin dgn kematangan (maturity / confidence) dari peserta dan memberikan suatu gambaran bahwa kombinasi yg berbeda tergantung dari 2 faktor tsb yaitu: pemimpin & peserta.

Pemimpin yg adaptif & flexible dan responsif terhadap keadaan. Gambaran tentang hubungan antara perilaku yg beriorientasi tugas (task oriented) & orientasi hubungan (relation oriented) dengan kematangan peserta. High relation (Hi R) High task (Hi T) Low relation (Lo R) Low task (Lo T) Keempat variabel ini digambarkan pada suatu skema.

Contingency Theories of Leadership


Lo T, Hi R Participating Hi T, Hi R Selling

Relationship Behaviors Lo T, Lo R Delegating Hi T, Lo R Telling

Task Behaviors M4 M3 M2 M1 Hersey - Blanchard

Perbandingan task behavior & relationship behavior


Much

Amount Of Behavior Task

Little M1 Low M2 Moderate Follower Maturity M3

Relationship M4 High

5. Pendekatan terhadap kepemimpinan kharismatik Pendekatan & studi terhadap kepemimpinan kharismatik termasuk budaya organisasi belakangan menarik banyak pengamat walaupun kharismatik merupakan bentuk kepemimpinan yg sangat lama bahkan kuno.

Kharisma berasal dari kata Yunani yg berarti suatu pemberian (gift) kepada seseorang yg mempunyai kemampuan gaib. Saat ini kharisma sangat jelas terlihat pada para pemimpin terkenal yg dikatakan dapat merubah dunia & menentukan nasib kelompok atau bangsa baik yg dikenal sebagai pemimpin yg berjasa (Gandhi, Nelson Mandela, dsb) maupun yg membawa bencana (Hitler, dsb).

Pendekatan & studi tentang kepemimpinan kharismatik kemudian lebih dari sekedar apa yg diketahui dari cerita-cerita, dongeng / folklore dan mistik.

Teori ini berdasarkan temuan bagaimana seorang pemimpin sangat menonjol diantara pengikutnya baik berupa kecenderungankecenderungannya (traits), perilakunya (behavior), pengaruh-pengaruhnya dan berada dalam suatu kondisi yg sangat khusus yg dapat digambarkan dalam indikator-indikator: 1. Pengikutnya sangat mempercayai (trust & belief) & menganggap benar apa-apa yg dikatakan pemimpinnya.

2. Pemimpin diterima tanpa reserve (unquestioning acceptance). 3. Pengikut mempunyai perasaan kagum & dekat kepada pemimpinnya sehingga kemauan utk sangat taat kepadanya.

4. Secara emotional sangat kuat dalam melaksanakan misi-misi yg digariskan dan mengupayakan performance setinggitingginya. 5. Pengikut sangat percaya bahwa dgn mengikuti & taat pada pemimpinnya keadaan akan menjadi lebih baik serta tercapai tujuan-tujuan bersama.

Sebaliknya dari sisi pemimpin kharismatik didapat kekhususan-kekhususan sebagai berikut: Perilaku yg sangat memberikan kesan (impression) kepada pemimpinnya. Impression management termasuk dalam pengambilan-pengambilan keputusan yg sangat percaya diri (confident).

Pemimpin kharismatik sangat artikulatif / pandai menyampaikan ide-idenya bagaimana mencapai hasil-hasil dgn cara-cara yg sangat aspiratif, ideologis, berdasarkan nilai-nilai yg mengakar diantara pengikutnya. Memberikan semangat & inspirasi sehingga pengikutnya mengalami suatu optimistic yg tinggi & eksitasi (excited).

Selalu memberikan harapan-harapan & memberikan semangat & memberikan contoh-contoh yg ditiru dan diikuti oleh pengikutnya. Pemimpin kharismatik selalu meminta kepada pengikutnya utk mengikutinya & bekerja segiat mungkin dgn harapanharapan yg tinggi.

Pemimpin kharismatik selalu memberikan motivasi-motivasi yg tinggi yg berhubungan dgn misi-misi yg harus dicapai, tantangan-tantangan serta kekuatan utk bersaing bahkan berjuang. Misalnya: kesetiaan tanpa reserve dukungan sepenuhnya berikan yg terbaik hancurkan musuh, dsb.

Seringkali pemimpin yg kharismatik merasa mempunyai kemampuan supernatural yg sangat dipercaya oleh pengikutnya. Pengikutnya memuja & meng-idolakan. Pemimpin kharismatik biasanya muncul dari keadaan-keadaan yg khusus terutama pada masa-masa transisi yg sulit.

Teori ini kemudian menyimpulkan kemampuan-kemampuan pemimpin kharismatik yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Extremity of the Vision. High Personal Risk. Use of Unconventional Strategies. Accurate assessment of the situation. Follower disenchantment. Communication of self-confidence. Use of Personal Power.

Kharisma berlaku pada suatu periode tertentu juga pada kelompok tertentu. Berarti bahwa sebuah kharisma dari seorang pemimpin dapat saja surut atau hilang dari pengikutnya.

Sebuah kharisma pada seorang pemimpin berlaku pada kelompok tertentu saja. Kelompok lain tidak sama sekali atau memandang sang pemimpin dari sudut yg lain.

Charisma is in the eyes and heart of the beholder

6.

Teori yg dekat dengan teori kharismatik adalah: teori transformasi yg memberikan keterangan tentang pemimpin transformatik (Transforming Leadership).

Pengamat Burns tahun 1978, mengemukakan suatu deskripsi tentang Transforming Leadership dimana pemimpin & pengikut bersama-sama dalam keadaan motivasi & moral yg tinggi utk mencapai sesuatu tujuan atau perubahan. Tujuan-tujuan yg ideal seperti keadilan-keadilan, moralitas, perdamaian, kemanusiaan dan sebaliknya, utk melawan kebengisan, ketamakan, dsb.

Pemimpin & pengikutnya bersama-sama dalam keadaan saling memberikan semangat & kesadaran terhadap hal-hal yg mereka percayai bersama. Kebalikan dari transforming leadership, Burns mengatakan adanya transactional leadership, yaitu: kepemimpinan berdasarkan suatu transaksi antara si pemimpin & pengikutnya.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa kepemimpinan itu adalah suatu proses bukan suatu posisi tetapi A stream of evolving interrelationships in which leaders are continuously evoking motivational responses from followers and modifying their behavior as they meet responsiveness or resistance, in a ceaseless process of flow and counter flow. (Burns).

Dengan demikian bagaimana menghasilkan pemimpin-pemimpin yg baik / handal. Terutama dapat dilakukan seleksi dalam penempatan sehingga didapat kondisi yg sesuai antara pemimpin, peserta & situasi. Dapat dilakukan suatu pelatihan & pengembangan. Dan akhirnya dapat dilakukan suatu penyesuaian situasi atau situational engineering.

Pemimpin-pemimpin yg disiapkan ini adalah para manager, yg juga diberikan kemampuan sebagai pemimpin (leadership in managerial), dalam berbagai institusi, perusahaan, dll.

Pembicaraan dalam session ini terutama diskusi tentang pemimpin dalam sebuah institusi. Pemahaman & pengertian tentang kepemimpinan yg lebih luas dalam masyarakat masih memerlukan diskusi lebih lanjut.

KESIMPULAN

Kepemimpinan adalah suatu interaksi yg dinamik & kompleks antara pemimpin, pengikut, & situasi baik external atau internal. Kompleksitas suatu kepemimpinan dapat dijelaskan dan dapat lebih dimengerti melalui penjelasan teoritis. Berbagai teori telah dilahirkan melalui pengamatanpengamatan / studi terhadap berbagai aspek dari kepemimpinan.

Perkembangan yg terbaru adalah contingency theory, situational theory & adaptive leadership. Pemimpin adalah seseorang yg mempunyai kemampuan utk berinteraksi dgn keadaan / situasi dan peserta atau pengikut sehingga tercipta suatu kepemimpinan yg efektif dan membawa organisasi mencapai tujuan. Kepemimpinan dapat dilatihkan & dipelajari.

KEPUSTAKAAN
Doherty, C; Thompson, J.E; (2003); Leader be your best and beyond; Hodder Headline Plc, London. Parks, S.D; (2005); Leadership Can Be Taught; Harvard Business School Press, Boston, Massachusetts. Scholtes, P.R., (1998); The Leaders Handbook; Mc Graw Hill: United States of America. Yukl, G.A; (1989); Leadership in Organizations; 2nd Ed; Prentice Hall, Inc., New Jersey. Hughes, R.L., Ginnett, R.C., Curphy, G.J., (1999); Leadership; 3rd ed; Irwin McGraw-Hill: Singapore. Websters Dictionary; (1995); Lexicon Publications, Inc.

TERIMA KASIH

You might also like