You are on page 1of 19

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM DESAIN PONDASI

PRAKTIKUM DESAIN PONDASI


DISUSUN OLEH : NAMA : AWAL RIDWANTO NIM : 1103010033

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDY TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2013

BAB I PENDAHULUAN I. DEFINISI a. Abutment Adalah bahan pondasi yang direncanakan mempunyai bentuk dan ukuran sesuia dengan perencanaan. b. Beban Primer Merupakan beban utama dalam perhitungan tegang pada setiap perencanaan jembatan. Beban primer terdiri dari : beban mati, beban hidup, beban kejut dan gaya akibat tekanan tanah.

c. Beban Sekunder Merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan. Beban sekunder terdiri dari : beban angin, gaya akibat perbedaan suhu, gaya akibat rangkak dan susut, gaya rem dan traksi, gaya akibat gempa bumi, dan gaya gesek pada tumpuan-tumpuan bergerak.

d. Beban Khusus Merupakan beban-beban khusus untuk perhitungan tegangan pada perencanaan jembatan. Beban khusus terdiri dari : gaya sentrifugal, gaya tumbuk pada jembatan laying, gaya aliran dan tumbukan benda-benda hanyutan.

e. Beban Hidup Semua beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan bergerak lalu lintas dan pejalan kaki.

f. Beban Mati Semua beban yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan tetap.

Beban Mati ada dua macam : Beban Mati Primer Berat sendiri dari plat dan system lainya yang dipikul langsung oleh masingmasing gelagar jembatan. Beban Mati Sekunder Berat kreb, trotoar, tiang sandaran dll. Yang dipasang setelah plat dicor . Beban tersebut dianggap terbagi rata semua gelagar.

g. Beban T Beban yang bekerja pada seluruh lebar bagian jembatan yang digunakan untuk lalu lintas kendaraan.

h. Beban D Beban yang bekerja pada bagian dari lantai kendaraan yang digunakan oleh masingmasing gelagar jembatan.

i. Ruang Bebas Jembatan Ukuran ruang dengan syarat tertentu yaitu meliputi tinggi bebas minimum jembatan tertutup, lebar bebas jembatan dan tinggi minimum terhadap banjir.

II.

DATA JEMBATAN DAN TANAH

a. Sifat pembebanan tetap dan sementara b. Karakteristik tanah Kadar pori ( n ) : 16% Kadar air ( w ) : 20% Kohesi ( c ) : 20 kN/m2 Sudut geser ( ) : 22 Tegangan ijin tanah : 120 kN/m2 Berat jenis spesifik ( G ) : 2,6

c. Data bahan

Lebar jembatan : 8,0 m Berat jembatan : 150 ton Panjang jembatan : 25 m Tinggi balok : 1,5 m Mutu balok : K-225 Mutu baja : BJ 40

III.

KETENTUAN UMUM MENURUT PMJJR 1987

a. Beban primer Beban mati Konstruksi terbuat dari beton bertulang dengan berat jenis 2,4 gr/cm2 Beban hidup Beban T, merupakan beban terpusat untuk lantai. Beban D, merupakan beban jalur untuk gelagar. Jalur lalu lintas mempunyai lebar minimum 2,75 m dan lebar maksimum 3,75 m. ketentuan ini untuk menentukan beban D yang terjadi. Jumlah lajur dengan lebar lantai > 5,5 m ditentukan menurut tabel : Lebar lantai kendaraan 5,5 s/d 8,25 m Lebih dari 8,25 s/d 11,25 m Lebih dari 11,25 s/d 15,00 m Lebih dari 15,00 s/d 18,75 m Lebih dari 18,75 s/d 32,5 m Jumlah jalur 2 3 4 5 6

Beban D terdiri dari : Beban terbagi rata ( q ) dengan ketentuan : q = 1,2 t/m1 untuk 1 < 30 m q = 1,2 t/m1 1,1 / 60 x ( 1 30 ) t/m untuk 30 m < L < 60 m q = 1,1 ( 1 + 30/L ) t/m1 untuk L > 60 m

L = panjang (m), sesuai tipe kronstruksi sesuai tabel III. Ketentuan lain tentang beban D Untuk jembatan lebar 5,5 m, maka beban 100 % dibebankan pada seluruh kendaraan. Untuk jembatan lebar 5,5 m, maka untuk lebar 5,5 m dibebani 100 % sedang sisanya 50 %. Beban kejut Merupakan factor pengali untuk memperhitungkan beban P untuk menghasilkan tegangan max yang sebenarnya:

K = 1 + 2 / ( 50 + L )

K : Koefesien kejut L : Panjang Bentang (m) Perhitungan beban hidup Perhitunagn beban hidup sesuai denagn denagn ketentuan a dan y yaitu: = q / 2,75 = pt / 2,75 + b. Beban sekunder Beban angin Diperhitungkan sebesar 150 kg/ dengan menambah setinggi 2 m diatas lantai 5,5 + q / 2,75 5,5 + pt / 2,75 50% ( b 5,5 ) 50% ( b 5,5 )

kendaraan untuk beban hidup yang terkena angin. Gaya rem Diperhitungkan sebesar 5% dari beban D tanpa koefesien kejut yang bekerja horizontal dengan titik tangkap setinggi 1,8 m diatas lantai HR : 5% Gaya gempa bumi K=V E

Besarnya ditentukan dengan table PMJJR 1987

keadaan tanah t ( kg/cm2 )


pondasi langsung dengan t5 pondasi langsung dengan t5 pondasi selain langsung

I 0,02 0,2 0,28

daerah gempa II III 0,06 0,03 0,1 0,14 0,05 0,07

c. Kombinasi beban

Kombinasi pembebanan dan gaya

Tegangan yang digunakan dalam proses terhadap tegangan ijin keadaan elastis

1. M + ( H + K ) + Ta + Tu 2. M + Ta + Ah + Gg + A + SR + Tm 3. Kombinasi ( l ) + Rm + Gg + A + SR + Tm + S 4. M + Gh + Tag + Gg + Ahg + Tu 5. M + Pl 6. M + ( H + K ) + Ta + S + Tb

100% 125% 140%

150% 130% 150%

BAB II PENYELESAIAN

A. Data data Data bahan Lebar jembatan : 8,0 m Berat jembatan : 150 ton Panjang jembatan : 25 m Tinggi balok : 1,5 m Mutu balok : K-225 Mutu baja : BJ 40

Perhitungan tanah lokasi jembatan daerah rawan gempa e= k b sat I = = k(1+w) w = 0,19 = 2,184 gr/cm3 2 184 ( 1 + 0 2 ) 2 620 gr/cm3

. 1 = 2,344 gr/cm3 2 344 1 = 1,344 gr/cm3

sat w

Ka = tg2 (45 ) = tg2 (45 .22) = 0,454

Kp =

= 2,202

B. Perencanaan dimensi abutment dan pondasi Lebar Abutment ( B ) B = ( 0,45 0,85 ) ( H1 + H2 + H3 ) = ( 0,45 0,85 ) ( 170 + 100 + 110 )

= ( 0,45 0,85 ) ( 380 ) = ( 171 328 ) maka diambil B = 350 cm Tinggi telapak pondasi ( ht ) ht =

= 31,67 cm

maka di ambil 35 cm Jarak tepi kolom kiri ketelapak kiri ( x )

x= =
-

= 116,67 cm = = 38 cm = 40 cm

Lebar kolom ( b )

b=

C. Perhitungan gaya gaya yang bekerja 1. Beban mati Bidang Luas ( m2 ) Jarak ke sumbu Y 1 2 3 4 5a 5b 6a 6b 0,3 x 0,5 = 0,15 0,6 x 0,5 = 0,3 x 0,6 x 0,5 = 0,15 1,0 x 3,3 = 3,3 x 1,16 x 0,70 = 0,406 x 1,34 x 0,70 = 0,469 0,40 x 1,16 = 0,464 0,40 x 1,34 = 0,536 Jumlah ( A ) = 5,775 -1,08 -1.17 -0,501 -0,627 MX = -1,535 -1,7 -1,7 -0,78 -0,91 MY = 2,405 -0,94 -0,44 -0,94 -0,44 0,65 0,8 0,70 0 -0.86 M statis terhadap sb Y 0,097 0,24 0,045 0 -0,349 Jarak ke sb X 1,65 1,15 0,74 -0,19 -0,86 M statis terhadap sb X 0,245 0,345 0,111 -0,627 -0,349

Titik berat X1 = Y1 =

= =

= -0,416 m

( ke kiri )

= -0,265 m ( ke bawah )

Berat abutment ( V abutment ) = A beton B = 5,775 . 24 . 3,5 = 485,1 ton Momen abutment M abut = V abut . X1 = 485,1 . -0,416

= -201,8 Tm 2. Berat tanah dan air Luas bidang tanah Bidang I II III IV Va Vb VI Luas ( m ) 0,3 x 0,5 = 0,15 0,74 x 0,5 = 0,37 1/2 x 0,6 x 0,5 = 0,15 1`,2 x 0,5 = 0,6 x 1,16 x 0,7 = 0,406 x 1,34 x 0,7 =0,469 1,0 x 1,16 =1,16 A = 3,305 Jarak ke sb-Y 0,95 1,47 0,90 1,17 1,28 1,40 1,08 M statis sb-Y 0,064 0,67 0,218 -0,67 -0,519 -0,656 -1,25 MX = -2,143 Jarak ke sb-X 1,65 1,15 0,56 -0,20 -1,03 -1,03 -1,70 M statis sb-X 0,247 0,425 0,084 -0,12 -0,418 -0,469 -1,972 MY = 2.223

Titik berat X2 = Y2 =

= =

= -0,67 ( ke kiri ) = -0,648 ( ke atas )

Berat tanah dan air Berat tanah di atas m.a.t ( tanah ) = ( A I + A II + AIII11 ) . B . b = ( 0,15 + 0,37 + 0,005) . 1 . 2,620 = 0,525 . 2,620 = 1,375 ton Berat tanah terendam air ( sat ) = ( AIII12 + A IV + A Va + A Vb ) . B . sat = ( 0,06 + 0,6 + 0,406 + 0,469 ) . 1 . 2,344

= 1,535 . 2,344 = 3,598 ton Berat air ( w ) = A VI . B . w = 1,16 . 1 . 1 = 1,16 ton Berat tanah + air = berat tanah di atas m.a.t + berat tanah terendam air + berat air = 1,375 + 3,598 + 1,16 = 6,13 ton Momen tanah dan air Mt . a = 6,13 . X2 = 6,13 . -0,67 = -4,10 ton Tekanan tanah aktif + pasif ( PA ) Diketahui : PA 1 = . b . h2 . ka . B = . 2,620 . 1,42 . 0,454 . 1 PA 2 = ( b . h ) . H . B = ( 2,620 . 1,4 ) 2,4 . 1 PA 3 = . 1 . H2 . B = . 1,344 . 2,42 . 1 PA 4 = . w . H2 . B = . 1 . 2,42 . 1 PA 5 = ( q . ka ) . Htot . B = ( 1,2 . 0,454 ) .3,8 . 1 = 2,07 ton
pe equat on ere

= 1,16 ton

= 8,80 ton

= 3,87 ton

= 2,88 ton

PA tot = 18,78 T Tekanan tanah pasif ( PP ) PP1 w H2 . B = . 1 . 2,12 . 1

= 2,20 ton PP2 . H2 . kp . B = . 1,344 . 1,12 . 2,202 . 1 = 1,79 ton PP = PP1 + PP2 = 2,20 + 1,79 = 3,99 T HY PA PP = 18,78 3,99 = 14,79 ton Momen yang terjadi dari dasar abutment MA = PA 1 ( 1/3 . Ha + Hb ) + PA 2 ( . Hb ) + PA 3 ( 1/3 . Hb ) + PA 4 ( 1/3 . Hb ) + PA 5 ( . Ha + Hb ) = 1,16 ( 1/3 . 1,4 + 2,4 ) + 8,80 ( . 2,4 ) + 3,87 ( 1/3 . 2,4 ) + 2,88 ( 1/3 . 2,4 ) + 2,07 ( .( 1,4 + 2,4) ) = 3,325 + 10,56 + 3,096 + 2,304 + 3,933 =23,218 Tm MP = PP 1 ( 1/3 . H2 + H3 ) + PP 2 ( 1/3 . H3 ) = 2,20 ( 1/3 .( 2,1 + 1,1) ) + 1,79 ( 1/3 . 1,1 ) = 4,69 + 0,656 = 5,346 Tm M = MA- MP = 23,218 - 5,346 = 17,872 Tm 3. Berat jembatan V jembatan = . Vj total = . 150 = 75 ton M jembatan = V jembatan . X = 75 . ( - 0,416 ) = - 31,2 Tm

4. Tekanan air tanah dibawah pondasi Pab I = ( 1,3 . B ) . 3,5 . w = (1,3 . 1 ) . 3,5 . 1 = 4,55 ton Pab II = ( . 0,7 . B ) . 3,5 . w = ( . 0,7 . 1 ) . 3,5 . 1 = 1,22 ton Pab total = Pab I + Pab II = 4,55 + 1,22 = 5,77 ton Momen yang terjadi di bawah pondasi : Mab I = Pab I . d = 4,55 . 0 =0 Mab II = Pab II . d = 1,22 . 1,67 = 2,03 Mab tot = 0 + 2,03 = 2,03 Tm Kesimpulan Beban mati total : V mati = V abut + V tanah dan air + Vj Pab = 485,1 + 6,13 + 75 4,55 = 561,68 ton Momen mati total : M mati = M abut + M tanah dan air + Me + Mj Mab = (-201,8 ) + (-4,10 ) + 17,872 + (- 31,2 ) 1,22 = -220,45 ton e). Beban hidup Beban D Menurut PMMJR 1987 untuk setiap saluran terdiri dari : 3,5 m 0,7 m 1,3 m

1. Beban terbagi rata q = 1,2 T/m untuk L < 30m. 2. Beban P sebesar 12 T / 1 jalur ( belum termasuk beban kejut ) Koefisien kejut K=1+ K=1+ = 1,26 Data jembatan 1. Lebar = 8,0 m 2. Lebar trotoar = 1 m 3. Panjang jembatan = 25 m Dalam penggunaan beban D jika jembatan mempunyai lantai kendaraan > 5,5 m ,maka sebesar 5,5 m disebar 100 % sedang sisanya 50 %

Beban terbagi merata untuk L < 30 m q= = . 5,5 . L + . 5,5 . 25 + . 50% ( B 5,5 ) . 50% ( 8 5,5 )

= 60 + 0,54 = 60,54 ton P= = . 5,5 . K + . 5,5 . 1,26 + . 50% ( B 5,5 ) . 50% ( 8 5,5 )

= 30,24 + 5,45 = 35,69 ton D=q+p = 60,54 + 35,69 = 96,23 ton Jadi D total = 96,23 ton yang didukung dua perletakan , untuk satu perletakan mendukung VD = = = 48,115 ton

MD = VD . X = 48,115 . ( -0,454 ) = -21,84 Tm

Beban trotoar Menurut PMJJR 87 muatan trotoar harus di perhitungkan sebagai muatan hidup sebesar 500 kg/m2. Vtr = . n . B . L . 500 = . 2 . 1 . 25 . 500 = 12500 kg = 12,5 ton Mtr = Vtr . X = 12,5 . ( -0,416 ) = - 5,2 Tm Gaya tekan tanah Menurut PMJJR 89 jika lalu lintas mendekati ujung atau abutment sampai jarak tinggi, maka lalu lintas diperhitungkan sendiri dengan beban tanah tinggi 60 cm. Vba = 0,6 . bt . . H . b = 0,6 . 24 . . 3,8 . 3,5 = 95,76 T Hba = 0,6 . bt . . ka . H . b = 0,6 . 24 . . 0,454 . 3,8 . 3.5 = 43,47 T Mba = Vba . x Hba . y = 95,76 .3,5 43,47 . 3,8 = 335,16 165,186 = 169,97 Tm Kesimpulan : Beban hidup total VH = Vd + Vtr + Vba = 48,115 + 12,5 + 95,76 = 156,375 ton Momen hidup total MH = MD + Mtr + Mba = (-21,84 ) + (- 5,2 ) + (169,97 ) = 142,93 Tm

f) beban sementara Gaya rem Dianggap beban horisantal kearah sumbu jembatan dengan titik tangkap setinggi 1,8m, diatas permukaan lantai jalan .

1,8

0,05 1,5

HR = 5% . Dtotal = 5% . 96,23 = 4,81 T VR = HR . ( = 4,81 . 0,134 = 0,644 T MR = HR . ( 1,8 + 0,05 + 1,5 ) = 4,81 . 3,35 = 16,11 Tm Gaya gempa K=E.G Dimana : K = gaya hotisontal E = koef. Gaya gempa )

G = beban mati

Lokasi jembatan termasuk di purwokerto termasuk daerah gempa menggunakan pondasi langsung dengan tanah = 1,20 kg/cm3 < 5 , maka E = 0,20 G = Vabut + Vtanah dan air + Vj = 485,1 + 6,13 + 75 = 566,23 ton K=E.G = 0,20 . 566,23 = 113,246 Titik jembatan dianggap ditengah sumbu jembatan Ya = Yb = . 1,5 = 0,75 m Mgb = E . ( Vabut . Y1 + Vtanah dan air + X2 + Vj . Y2 ) = 0,20 { 485,1 . (-0,265 ) + 6,13 + (-0,416) + 75 . (-0,648) } = 0,20 { (-128,55) + 6,13 -0,416 + (-48,6) } = -34,28 Tm Gaya perletakan F = 0,01 (Vabut + Vtanah dan air + Vj ) = 0,01 (485,1 + 6,13 + 75 ) = 0,01 ( 566,23 ) = 5,66 ton Mf = F . 0,2 = 5,66 . 0,2 = 1,132 Tm g) Beban angin menurut PMJJR 89 beban angin sebesar 150 kg/cm2 bekerja sebagai gaya horizontal yang terbagi rata pada bidang vertical jembatan. Luas bidang vertical bangunan arus jembatan ditetapkan sebagai prosentase terhadap luas bidang bidang sisi jembatan dan sebagai bidang vertical sebagai beban hidup. Luas bidang yang terkena angin F = ( 0,05 + 1,5 ) . = 19,375 m2

Momen angin yang terjadi Ha = 19,375 . 0,15 = 2,906 T Mha = 2,906 .( ) + ( 75 1,5 ) 1,5

= 2,906 . 1,775 + 73,5 = 78,65 Tm

Iktisar gaya dan momen Beban Mati (M) Hidup (H) Angin (A) Rem (R) F Gempa (G) V 561,68 156,375 0,644 5,66 Hy 14,79 43,47 4,81 113,246 My -220,45 142,93 16,11 19,375 -34,28 Hx 2,906 113,246 Mx 78,65 -34,28

Kombinasi pembebanan Beban M+H M+A+F M+H+R+F+A M + gempa X M + gempa Y V 718,,055 567,34 724,359 561,68 561,68 Hy 58,26 14,79 63,07 14,79 128,036 My -77,52 -201,075 -42,035 -220,45 -254,73 Hx 2,906 2,906 113,246 Mx 78,65 78,65 -34,28

h) Tinjauan terhadap Abutment Tinjauan kestabilan

8,0m

3,5m max =

Ix = Iy =

. 3,5 . 83 = 149,3 m4 . 3,5 . 83 = 137,84 m4

A = 3,5 . 8,0 = 28 m Untuk X = jarak sisi terluar ke sumbu X Y = jarak sisi terluar ke sumbu Y a. Kombinasi I ext =
( )

= 25,64 -0,908 maks = -24,732 ton/m2 = min = 26,548 ton/cm2

You might also like