You are on page 1of 2

Proses belajar mengajar di sekolah akan berjalan dengan baik jika terdapat suasana kelas yang kondusif dan

terdapat kerjasama yang baik antara guru dan para siswa. Kerjasama yang baik di sini berarti; guru melaksanakan kewajibannya untuk mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada para siswa, sedangkan para siswa melaksanakan kewajibannya untuk mendengarkan, bertanya, dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Akan tetapi, seringkali proses belajar mengajar di sekolah tidak dapat berjalan dengan baik akibat perilaku buruk sebagian siswa yang tidak mau mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh guru, tidak melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru, bahkan menentang perkataan dan perintah guru. Perilaku buruk atau kenakalan siswa di sekolah disebabkan oleh banyak faktor. Namun, faktor utama penyebab perilaku buruk tersebut adalah kegagalan orang tua dalam mendidik perilaku dan menanamkan nilai-nilai yang baik kepada anak di rumah. Banyak orang tua berpikir bahwa dengan memasukkan anak mereka ke sekolah, anak mereka otomatis akan menjadi anak yang memiliki ilmu pengetahuan dan berperilaku baik. Banyak orang tua yang akhirnya berlepas tangan terhadap pendidikan anaknya setelah memasukkan anaknya ke sekolah, menyerahkan pendidikan anaknya sepenuhnya pada guru yang ada di sekolah. Pada kenyataannya, guru baru akan bisa memberikan pendidikan yang terbaik bagi seorang anak ketika si anak memiliki kesadaran dan kesiapan untuk belajar dan menimba ilmu pengetahuan di sekolah. Mereka sadar sepenuhnya bahwa mereka butuh ilmu pengetahuan untuk menjadi bekal kehidupan mereka di masa yang akan datang. Mereka memiliki kesiapan untuk belajar sehingga mereka duduk dengan tenang, tidak ribut, siap mendengarkan, menggali lebih dalam pelajaran, dan mengerjakan tugas diberikan oleh guru. Kesadaran dan kesiapan itu harus dimiliki oleh seorang anak sebelum ia memulai proses belajar. Sehebat apapun guru yang mengajar, bila anak tidak memiliki dua hal tersebut, ilmu tidak akan sepenuhnya sampai pada si anak. Kalaupun bisa, mungkin butuh kehebatan dan kesabaran guru yang luar biasa, serta butuh proses yang lama, karena permasalahan kesadaran dan kesiapan ini adalah hal dasar yang menjadi kunci diterimanya ilmu dan pendidikan oleh anak-anak di sekolah. Kesadaran dan kesiapan belajar harus dibawa oleh anak-anak dari rumah sebelum mereka masuk ke sekolah. Orang yang paling bertanggung jawab memberikan dua hal tersebut kepada anak adalah orang tua. Beberapa orang tua telah berhasil memberikan kesadaran dan kesiapan kepada anaknya sehingga anak mereka berprestasi di sekolah dan sukses di masa depan. Akan tetapi, beberapa orang tua berdalih bahwa mereka tidak sanggup untuk menanamkan kesadaran dan kesiapan kepada anak mereka dengan alasan bahwa mereka tidak memiliki gelar atau tingkat pendidikan yang cukup untuk bisa mengajarkan

hal tersebut. Padahal, menanamkan kesadaran dan kesiapan tersebut tidak harus muluk-muluk, tidak harus menggunakan metode yang canggih. Orang tua bisa menyelipkan proses penanaman nilai-nilai tersebut kepada anak dalam aktivitas sehari-hari, misalnya ketika makan bersama, ketika menonton TV di ruang keluarga, dan berbagai aktivitas lainnya. Bagi orang tua yang merasa bahwa mereka tidak memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi, mereka bisa mengajarkan kepada anak mereka bahwa mereka harus bisa lebih dari orang tua mereka. Orang tua bisa menitipkan harapan kepada anak-anak mereka supaya mereka kelak di masa yang akan datang bisa memiliki kehidupan yang lebih baik. Ketika pendidikan yang diberikan oleh orang tua di rumah berjalan dengan baik, kemudian didukung dengan pendidikan yang diberikan oleh guru di sekolah, barulah tujuan pendidikan sesungguhnya, yaitu menciptakan anak-anak yang memiliki ilmu pengetahuan dan berperilaku baik bisa tercapai.

You might also like