You are on page 1of 18

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kendaraan merupakan sarana terpenting dalamsistem transportasi dan sangat
dibutuhkan. Ide pengembangan sarana transportasi yang kian berkembang, menunjukkan suatu bukti nyata
dengan adanya perubahan-perubahanyang terjadi pada sarana transportasi tersebut. Kendaraan yang dahulunya
bersifat klasik dimana mengandalkan tenaga hewan, kini telah berubah menjadi modern yang lebih
mengandalkan mekanik atau mesin.Mobil sebagai salah satu sarana transportasi, kerap dipakai oleh segenap
masyarakat. Dapat dikatakan bahwa mobil memiliki kelebian tersendiri dibandingkan dengan kendaraan
bermotor lainya. Diantaranya adalah dapat mengangkut beban yang besar, dapat dipakai untuk menempuh
perjalanan yang jauh, memiliki konstruksi yang lebih kokoh dan stabil serta kelebihan-kelebihan lainnya.
Namun kadangkala kita selalu diperhadapkan pada masalah-masalah teknis permesinannya. Hal ini
membuktikan bahwa mesin tersebut yang terdiri dari bermacam-macam elemen mesin memegang peranan yang
sangat penting. Salah satu elemen mesinyang akan dibahas lebih jauh pada tugas perencanaan ini adalah
kopling, dalam hali ini sebagai contoh analisa kita menggunakan bahan Kopling Pada Mobil Etios
dengan berdasarkan data-data yang tertera pada brosur mobil tersebut.
B. Tujuan
Karena suatu perencanaa elemen mesin haruslah benar-benar akurat atau teliti,maka khusus dalam
perencanaan kopling ini terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai agar memiliki efisiensi yang tinggi,
antara lain :
1. Mendapatkan kekuatan kopling yang baik dengan dasar bahwa faktor keamanan yang dimilikinya
adalah optimal yang ditunjang dengan pemilihan bahan yang sesuai.
2. Memiliki efisiensi kerja yang tinggi.
3. Mendapatkan kopling yang kuat tetapi ekonomis.
4. Dapat memperkirakan umur kopling yang direncanakan.
C. Batasan Masalah
Dalam perencanaan kopling ini tidak semua bagian-bagian dari sebuah koplingkami jabarkan. Hanya
sebahagian saja dimana dalam hal ini yang kami bahas adalah :
1. Diameter rata-rata plat tengah gesek
2. Luas bidang tekan pada kopling
3. Tekanan rata-rata pada permukaan kopling
4. Tekanan maximum pada permukaan kopling
5. Umur daripada plat kopling
6. Mengukur perkiraan temperatur plat pada saat digunakan
7. Mengetahui diameter poros kopling













2


BAB II
KOPLING
A. Pengertian Kopling
Kopling atau Clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan poros engkol dengan poros roda gigi
transmisi. Kopling suatu perangkat/ sistem yang merupakan bagian dari sistem pemindah. Fungsi kopling adalah
untuk memindahkan, memutus dan menghubungkan putaran tenaga mesin ketransmisi, kemudian transmisi
mengubah tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan dengan lembut dan cepat.

Gambar 1 : Contoh bentuk kopling pada kendaraan
Didalam industri bidang otomotif, kopling digunakan untuk memindahkan tenaga motor ke unit
transmisi. Dengan menggunakan kopling, pemindahan gigi-gigitransmisi dapat dilakukan, koling juga
memungkinkan motor juga dapat berputar walaupun tidak dalam posisi netral.

Gambar 2 : Konstuksi letak unit kopling (clutch) pada kendaraan
Dalam keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik,begitu pengemudi menekan pedal
kopling, tenaga mesin akan di putuskan,karena saat pedal ditekan maka gaya tekan itu akan mendorong release
fork dan release fork akan mendorong release bearing. Sehingga release bearing akan mengangkat mendorong
pegas diapraghma dan pressure palte, clutch disc akan terlepas dengan flywheel. Serentak roda gigi akan
terlepas dari pengaruh putaran mesin. Kondisi inilah yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada
transmisi.
Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat-syarat minimalsebagai berikut :
a. Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga mesin
berlangsung dengan lembut. Lembut berarti terjadinya proses pemutusan dan penghubungan
adalah secara bertahap.
b. Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip Jika kopling sudah menghubung penuh
maka antara flywheel dan plat koping tidak boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin
terpindahkan 100%.
c. Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat. Pada saat kita operasionalkan,
kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus
betul-betul tidak diteruskan, sedangkan pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling harus
menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam memutus dan menghubungkan daya
dan putaran tersebut harus cepat atau tidak banyak membutuhkan waktu.
3



B. Kopling Gesek
Kopling gesek adalah proses pemindahan tenaga melalui gesekanantara bagian penggerak dengan yang
akan digerakan. Konsep kopling ini banyak dipergunakan pada 12 sistem pemindah tenaga kendaraan,
khususnya pada kendaraan ringan, sepeda motor, sedan dan mobil penumpang lainnya.
Macam-macam Kopling Gesek :
Seperti telah dijelaskan di atas, kopling gesek banyak digunakanpada kendaraan ringan. Pada kendaraan
roda empat menggunakan jeniskering dengan plat tunggal. Sedangkan pada sepeda motor,menggunakan jenis
basah dengan plat ganda. Perbedaan kopling basahdan kering, karena plat kopling tidak kena minyak pelumas
untuk jeniskering, dan plat kopling bekerja dalam minyak pelumas untuk jenis basah.
1. Kopling pelat tunggal.
Komponen-komponen kopling gesek pelat tunggal secara bersamaan membentuk rangkaian kopling/
kopling set (clutch assembly). Seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Gambar 3 : kopling plat tunggal assembly
2. Kopling plat ganda/banyak

Gambar 4 : kopling plat banyak assembly
4


Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu lapisan plat kopling
disebut dengan kampas kopling terbuat dari paduan bahan asbes dan logam. Paduan ini dibuat dengan
tujuan agar plat kopling dapat memenuhi persyaratan, yaitu :
Tahan terhadap panas. Panas dalam hal ini terjadi karena terjadi gesekan yang memang
direncanakan saat kopling akan dihubungkan.
Dapat menyerap panas dan membersihkan diri. Gesekan akan menyebabkan panas dan kotoran
debu bahan yang aus. Kampas kopling dilengkapi dengan alur yang berfungsi untuk ventilasi dan
menampung dan membuang debu yang terjadi.
Tahan terhadap gesekan. Kampas kopling direncanakan untukbergesekan, maka perlu dibuat tahan
terhadap keausan akibat gesekan.
Dapat mencengkeram dengan baik.
Plat kopling dilengkapi dengan alat penahan kejutan baik dalam bentukpegas ataupun karet. Alat ini
dipasang secara radial, hingga disebut denganpegas radial. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar
berikut ini.

Gambar 5 : pegas radial pada kopling
Pegas radial berfungsi untuk meredam getaran/kejutan saat koplingterhubung sehingga diperoleh
proses penyambungan yang halus, dan jugagetaran atau kejutan selama menghubungkan/bekerja. Untuk itu
maka pegasradial harus mampu menerima gaya radial yang terjadi pada plat kopling memilikielastisitas
yang baik.
Namun demikian karena penggunaan yang terus menerus, maka pegasradial dapat mengalami
kerusakan. Untuk yang dalam bentuk karet,kemungkinan karetnya berkurang/tidak elastis lagi atau pecah.
Sedangkan yangpegas ulir, kemungkinan berkurang panjang bebasnya, yang biasanya ditunjukandengan ter-
jadinya kelonggaran pegas dirumahnya dan menimbulkan suara.
Plat kopling di samping pegas radial juga dilengkapi dengan pegas aksial.Konstruksinya seperti terlihat
pada gambar berikut ini :

Gambar 6 : pegas aksial pada kopling
Gesekan antar bidang/permukaan komponen tentu akan menimbulkan panas, sehingga memerlukan
media pendinginan. Ditinjau dari lingkungan/mediakerja, kopling dibedakan menjadi :
Kopling basah
Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) terendam
cairan/minyak. Aplikasi kopling basah umumnya pada jenis atau tipe plat banyak, dimana
kenyamanan berkendara yang diutamakan dengan proses kerja kopling tahapannya panjang,
sehingga banyak terjadi gesekan/slip pada bidang gesek kopling dan perlu pendinginan.
5


Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) tidak terendam
cairan/minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/minyak).
Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat bergesekan, sehingga saat meneruskan daya dan putaran
tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas penekan. Ditinjau dari pegas penekannya, kopling dibedakan menjadi
dua jenis pegas penekan :
Kopling pegas spiral

Gambar 7 : kopling gesek dengan pegas spiral
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk spiral. Dalam pemakaiannya
dikendaraan kopling dengan pegas coil memiliki kelebihan penekanannya kuat dan kerjanya
cepat/spontan. Sedangkan kekurangannya penekanan kopling berat, tekanan pada plat penekan kurang
merata, jika kampas kopling aus maka daya tekan berkurang, terpengaruh oleh gaya sentrifugal pada
kecepatan tinggi dan komponennya lebih banyak, sehingga kebanyakan kopling pegas spiral
inidigunakan pada kendaraan menengah dan berat yang mengutamakan kekuatan dan bekerja pada
putaran lambat.
Kopling pegas diaphragma

Gambar 8 : Kopling gesek pegas diaphragma
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk diaphragma. Penggunaan pegas
diaphragma mengatasi kekurangan dari pegas spiral. Namun pegas diaphragma mempunyai
kekurangan kontruksinya tidak sekuat pegas spiral dan kurang responsive (kerjanya lebih lambat),
sehingga kebanyakan kopling pegas diaphragm ini digunakan pada kendaraan ringan yang
mengutamakan kenyamanan


6





BAB III
ANALISA PERHITUNGAN KOPLING PLAT GESEK

A. Spesifikasi TOYOTA ETIOS
Dari data yang diperoleh di lapangan (pada brosur), mobil TOYOTA ETIOS memiliki spesifikasi sebagai
berikut :
a. Daya Maksimum (N) : 80 PS
b. Putaran Pada Daya Maksimum (n) : 5600 rpm
c. Torsi Maksimum (T) : 10,6 kgf.m
d. Putaran Pada Torsi Maksimum (n) : 3100 rpm
B. Analisa Perancangan
1. Torsi Maksimum
Harga torsi maksimum yang akan digunakan dalam perhitungan perancangan kopling ini ditentukan
berdasarkan dua kriteria, yaitu : torsi maksimum dan daya maksimum kendaraan yang terdapat pada data
lapangan (brosur).
Kopling pelat gesek bekerja karena adanya gaya gesek dengan permukaan, sehingga menyebabkan
terjadinya momen puntir pada poros yang digerakkan. Momen ini bekerja dalam waktu t
R
sampai putaran
kedua poros sama. Pada keadaan terhubung tidak terjadi slip dan putaran kedua poros sama dengan putaran
awal poros penggerak, sehingga dapat dibuat persamaan :

h b r
M M M + =
M
r
=Torsi Gesek (kgf.cm)
M
b
=Momen Puntir Poros Transmisi (kgf.cm)
M
h
=Torsi Percepatan (kgf.cm)
Nilai M
h
dapat dihitung dengan persamaan :
n
N
M
h
71620 =
M
h
=Torsi Maksimum (kgf.cm)
N =Daya Maksimum (PS)
n =Putaran Poros (rpm)
71620 =Konstanta Korelasi Satuan
Menghitung Torsi Maksimum
n
N
M
h
71620 =




Maka untuk menjaga keamanan pemakaian dipilih harga torsi yang paling tinggi yaitu : M
h
=10,6
kgf.m, dengan kecepatan putar mesin n =3100 rpm
m kgf
cm kgf
rpm
ps
x
. 23 . 10
. 14 . 1023
5600
80
71620
=
=
=
7


cm kgm
x x
. 66 , 1826
1910
5 , 0 3100 91 , 2250
=
=



2. Torsi Gesek
h r
M C M . =
M
r
=Torsi Gesek (kgf.cm)
C =Konstanta (2,5)

Harga C berkisar antara 2-3 untuk kendaraan jenis mobil dapat dipilih dari tabel pada lampiran. Untuk ini
dipilih C=2.2
Menghitung Torsi Gesek
h r
M C M . =




3. Kerja Gesek dan Daya Gesek
Kerja gesek ditentukan dari hubungan antara torsi, putaran dan waktu terjadinya slip.
1910
. .
R r
r
t n M
A =
A
r
=Kerja Gesek (kgf.cm)
M
r
=Torsi Gesek (kgf.cm)
N =Putaran pada Torsi Maximum (rpm)
t
R
=Waktu Penyambungan/slip (detik)
1910 =Faktor Korelasi Satuan
Menghitung Kerja Gesek
Dengan mengasumsikan waktu penyambungan t
R
=0.5 detik maka dapat dihitung besarnya kerja gesek
yang dihasilkan sebagai berikut :
1910
. .
R r
r
t n M
A =




Daya gesek dapat ditentukan dari hubungan kerja gesek dengan frekuensi penggunaan kopling, yaitu
jumlah penekanan atau pelepasan kopling persatuan waktu.
4
10 . 27
.z A
N
r
r
=
N
r
=Daya Gesek (hp)
z =Frekuensi Penekanan Kopling (jam)
27x104 =Faktor Korelasi Satuan
cm kgf
m kgf
x
. 91 , 2250
. 51 , 22
23 , 10 5 , 2
=
=
=
8


cm
x
x x x
92 , 12
014 , 0 5 , 71
3100 2 175 , 0 5 , 1
41 , 0
5 , 71
4 , 0
2 / 1
=
=
(
]
1

=
Hp
x
x
41 , 0
10 27
60 66 , 1826
4
=
=

Menghitung Daya Gesek
Dengan mengasumsikan pemakaian kopling rata-rata pada kondisi jalan apapun z

=60/jam maka dapat
dihitung besarnya daya gesek terhadap kopling sebagai berikut :
4
10 . 27
.z A
N
r
r
=




4. Diameter Rata-rata Pelat Gesek
Diameter rata-rata pelat gesek ditentukan dengan menggunakan persamaan untuk diameter rata-rata,
yaitu :
4 , 0
2 / 1
. . .
5 , 71
(
(
(
]
1

=
n j
d
b
K
N
d
T
r

d =Diameter Rata-rata pelat (cm)
d
b
= Ratio Antara Lebar Pelat Terhadap Diameter Rata-rata
K
T
=Parameter Koefisien Gesek
n =Putaran (rpm)
71,5 =Faktor Korelasi Satuan
j =Jumlah plat gesek
Menghitung Diameter rata-rata Pelat Gesek
Untuk menghitung diameter rata-rata plat gesek harus ada beberapa persamaan yang harus dipenuhi
diantaranya ada beberapa hal sebagai berikut :
- Berdasarkan tabel faktor koreksi untuk lenturan K
T
=1,0 1,5, tentukan harga K
T
yang diambil
paling besar (1,5) karena sedikit terjadi kejutan / tumbukan
- Dan harga
d
b
berkisar antara 0,15 s.d 0,3, tentukan harga
d
b
dan coba ambil angka 0,175
- J umlah plat gesek yang dipakai kita tentukan j =2
4 , 0
2 / 1
. . .
5 , 71
(
(
(
]
1

=
n j
d
b
K
N
d
T
r






Maka lebar pelat dapat diperoleh dengan substitusi harga d kedalam ratio
d
b

9


cm
x
26 , 2
92 , 12 175 , 0
=
=
cm 66 , 10
26 , 2 92 , 12
=
=
s m
x x x
/ 96 , 20
60
88 , 1257
60
3100 10 92 , 12 14 , 3
2
=
=
=

cm 18 , 15
26 , 2 92 , 12
=
+ =
2
2 / 1
. 52 , 1
61 , 267
92 , 405
96 , 20 2 92 , 12 26 , 2
1000 699 , 0
cm kgm
x x x
x
=
=
=
d
d
b
b . =


Dengan diketahuinya nila d dan b maka kita dapat menghitung diameter rata-rata plat gesek d
1

(diameter dalam) dan d
0
(diameter luar)
b d d =
1



b d d + =
0



5. Pengujian Harga K
T
dan K
U

Untuk memeriksa apakah harga K
T
dan K
U
masih dalam batas-batas yang diizinkan maka terlebih
dahulu ditentukanya kecepatan tangensialnya v :
60
. . n d
v
t
=
Maka jika harga K
T
tidak berbeda jauh dengan pemilihan awal dan harga K
U
masih berkisar antara 2-8
maka rancangan ini dapat dilanjutkan.
j d b
M
K
v j d b
N
K
r
U
r
T
. .
. 2
. . .
1000 .
2
2 / 1
=
=

Menghitung Kecepatan Tangensial
60
. . n d
v
t
=






Menghitung Harga K
T
dan K
U

2 / 1
. . .
1000 .
v j d b
N
K
r
T
=


10


2 92 , 12 26 , 2
91 , 2250 2
2
x x
x
=
cm kgm x . 10 96 , 5
29 , 755
83 , 4501
3
=
=
2
17 , 165
9 , 0 2 92 , 12 26 , 2 14 , 3
cm
x x x x
=
=
2
/ 03 , 7
33 , 640
83 , 4501
17 , 165 92 , 12 3 , 0
91 , 2250 2
cm kgm
x x
x
=
=
=


j d b
M
K
r
U
. .
. 2
2
=







6. Luas Bidang Tekan
Tekanan permukaan terjadi akibat adanya gaya tekan yang mengenai satuan luas bidang tekan. Gaya
ini dipengaruhi oleh koefisien gesek sebesar =0,3 dan ini adalah koefisien gesek bahan permukaan pelat
gesek yang kita pilih. Luas bidang tekan sama dengan luas permukaan pelat dan dapat diperoleh dari
hubungan :
Y j d b F . . . . t =
F =Luas Bidang Tekan (cm
2
)
Y =Faktor Koreksi Luas Permukaan akibat Pengurangan Luas alur
Menghitung Luas Bidang Tekan
Untuk dapat menghitung luas bidang tekan maka kita harus mendapatkan nilai Y dengan
mengasumsikan =0,9
Y j d b F . . . . t =


7. Tekanan Rata-rata Permukaan
Tekanan rata-rata permukaan dicari dari hubungan torsi maksimum, diameter rata-rata, koefisien
gesekan dan luas bidang tekan
f d
M
p
r
. .
. 2

=
p =Tekanan Permukaan Rata-rata (kgf/cm
2
)
=Koefisien Gesek
F =Luas bidang Tekan (cm
2
)
Menghitung Tekanan Rata-rata Permukaan
Dengan mengasumsikan koefisien gesek ( ) dari permukaan gesek =0.3 maka tekanan rata-ratanya
dapat dihitung dengan rumus perhitungan diatas
f d
M
p
r
. .
. 2

=


11


2
/ 52 , 8
66 , 10
92 , 12
03 , 7
cm kgf
x
=
=



8. Tekanan Maksimum Permukaan
Tekanan maksimum permukaan digunakan untuk memilih pelat gesek yang cocok dan aman. Pada
table 2 lampiran II tertulis harga-harga tekanan untuk bahan pelat gesek maka tekanan rata-rata dapat
dihitung dengan persamaan berikut :
1
max
d
d
p P =
Menghitung Tekanan Maksimum Permukaan
1
max
d
d
p P =




Dengan asumsi koefisien gesek dari permukaan gesek adalah 0,1 dan tekanan maksimum yang
diizinkan agar keamanan selama pemakaian terjamin adalah 3,22kgf/cm
2
maka dari tabel 2 pada lampiran II
dapat disimpulkan bahwa permukaan pelat gesek dapat terbuat dari bahan Asbestos Pressed Hidraulically
with plastic, yang mempunyai limit koefisien gesek antara 0,20,35 dan tekanan permukaan yang diizinkan
antara 0,580 kgf/cm. J adi, bahan inisesuai digunakan untuk rancangan, karena tekanan maksimum
permukaan gesek yang dirancang masih berada dalam batas tersebut.
9. Umur Pelat Gesek
Umur pelat gesek atau ketahanan pelat gesek (kampas kopling) menentukan nilai jual pelat gesek
tersebut sehingga memiliki daya saing dipasara. Umur pelat gesek ditentukan dari hubungan antara volume
keausan spesifik dan daya gesek, sedangkan untuk menghitung volume keausan digunakan metode
perhitungan sebagai berikut :
j S F V
V V
. . =
V
V
=Volume Keausan (cm
3
)
F =Luas Permukaan Bidang Tekan (cm
2
)
S
V
=Tebal Lapisan Permukaan Gesek (cm)
J = Jumlah Plat Gesek
Dengan didapatkanya hasil volume keausan dengan menggunakan metode perhitungan seperti diatas
maka umur pelat gesek dapat ditentukan dari pesamaan :
r V
V
B
N Q
V
L
.
=
L
B
=Umur Pelat Gesek (jam)
V
V
=Volume Keausan (cm3)
Q
V
=Keausan Spesifik
Menghitung Umur Pelat Gesek
Umur pelat gesek ditentukan dari hubungan antara volume keausan spesifik dan daya gesek. Dengan
adanya dengan ini maka kita mengasumsikan tebal permukaan gesek (S
V
) tersebut adalah 2 mm/0,2 cm dan
ini sama dengan tebal keausan maksimum dari pelat gesek.
12


3
07 , 66
2 2 , 0 17 , 165
cm
x x
=
=
jam
x
09 , 1302
406 , 0 125 , 0
07 , 66
=
=
j S F V
V V
. . =


Untuk dapat menghitung volume keausan Plat Gesek maka kita perlu mengetahui nilai keausan spesifik
(Q
V
) kita dapat mengasumsikan nilai keausan spesifik sesuai dengan standar yaitu 0,125 maka dapat
dihitung volume keausan sebagai berikut :
r V
V
B
N Q
V
L
.
=




10. Temperatur Kerja Pelat dan Kopling
Temperatur kerja kopling harus memenuhi temperatur yang diizinkan, karena apabila melewati batas
yang diizinkan akan menyebabkan pelat gesek cepat sekali aus yang menyebabkan umur pakai kopling
lebih pendek. Untuk dapat mengetahui temperature kerja plat kopling maka terlebih dahulu kita harus
mengetahui nilai beberapa hal berikut ini :
Luas Permukaan Bidang Pendingin dapat diketahui dengan rumus persamaan berikut ini :
4
) .(
. .
2
1
2
d d
b d F
K
K K K

+ =
t
t
d
K
=Diameter Terluar atau Diameter Rumah Kopling (cm)
b
K
=Lebar Rumah Kopling (cm)
Selanjutnya kita harus mencari nilai kecepatan tangensial dapat diperoleh dengan rumus persamaan
berikut ini :
60
. . n d
V
K
K
t
=
Selanjutnya kita harus mencari nilai koefisien perpindahan panas, dari rumah kopling dapat diketahui
dengan rumus persamaan berikut ini :
4 / 3
) ( 6 5 , 4
K K
V + = o
V
K
=Kecepatan Tangensial Rumah Kopling (m/det)
Selanjutnya kita harus mencari nilai dari kenaikan temperatur dapat diketahui dengan rumus persamaan
berikut ini :
K K
r
F
N
t
o .
. 632
= A
F
K
=Luas Permukaan Bidang Pendingin (m
2
)
o
K
=Koefisien Perpindahan Panas (kcal/m
o
C.jam)
Selanjutnya setelah nilai-nilai diatas diketahui maka kita dapat menghitun Temperatur kerja kopling
dengan dipengaruhi oleh koefisien perpindahan panas dari rumah kopling, luas perpindahan panas dan
temperatur sekeliling. Temperatur Kerja Kopling adalah :
13


cm
x
18 , 21
6 8 , 15
3 2 5 , 15
=
+ =
+ =
cm 5 =
2
2 2
64 , 595
06 , 263 59 , 332
4
22 , 1052
53 , 332
4
) 66 , 10 18 , 21 ( 14 , 3
5 18 , 21 14 , 3
cm
x
x x
=
+ =
+ =

+ =
ik 34.37m/det
60
3100 18 , 21 14 , 3
=
=
x x
jam C m kkal
x
. / 67 , 89
17 , 85 5 , 4
) 37 , 34 ( 6 5 , 4
4 / 3
o
=
+ =
+ =
t t t
L
A + =
t =Temperatur Kerja Kopling
t
L
=Temperatur Lingkungan
t =Kenaikan Temperatur
Menghitung Temperatur Kerja Pelat dan Kopling
Untuk mengetahui temperature kerja plat dan kopling maka kita harus mencari terlebih dahulu luas
permukaan bidang pendingin dengan persamaan sebagai berikut :
3 . 2
0
+ = d dk





3 2+ = bk

4
) .(
. .
2
1
2
d d
b d F
K
K K K

+ =
t
t





Selanjutnya kita akan mencari kecepatan tangensial pada rumah kopling dapat diketahui dengan
persamaan berikut ini :
60
. . n d
V
K
K
t
=




Selanjutnya kita akan mencari koefisien perpindahan panas, dari rumah kopling dapat diketahui dari
persamaan berikut ini :
4 / 3
) ( 6 5 , 4
K K
V + = o





14


mm
x
x
81 , 11
88 , 1647
99 , 2143
06 , 3533035
8 , 682 14 , 3
91 , 2250 16
3
3
3
=
=
=
=
C
o
03 , 68
03 , 48 20
=
+ =
C
x
x x
x
o
03 , 48
10 34 , 5
54 , 256
67 , 89 10 64 , 595
041 , 0 632
3
4
=
=
=

Selanjutnya kita harus mencari nilai kenaikan temperatur dapat dihitung dari hubungan persamaan
berikut ini :
K K
r
F
N
t
o .
. 632
= A






Selanjutnya setelah beberapa persamaan diatas diketahui nilainya maka temperature kerja kopling
dapat diketahui, dengan asumsi temperatur kerja lingkungan (
L
t ) adalah 20
o
C, maka temperatur kerja
kopling dapat diketahui dengan persamaan berikut ini :
t t t
L
A + =


Berdasarkan tabel 2 temperatur kerja yang diizinkan untuk Asbestos Pressed Hidraulically with Plastic
antara 250C sampai 550C, jadi temperaturkerja kopling hasil rancangan dapat diterima karena masih
dalam batas yang diizinkan.
11. Diameter Poros
Untuk perancangan poros, hal yang sangat berpengaruh adalah torsi dari kopling, dengan menggunakan
rumus perhitungan poros dan harga tegangan geser seperti persamaan berikut ini :
3
.
. 16
YP
r
M
d
t t
=
Menghitung Diameter Poros
Untuk menghitung diameter poros maka kita harus mengkonversikan terlebih dahulu harga torsi gesek
dari kopling ke dalam satuan SI seperti berikut :
Torsi Gesek =2250,91kgf.cm atau 22,51kgf.m
Dikonversikan ke satuan SI menjadi : 22,51x9,81 =220,81Nm =220814,69Nmm
Material yang diambil untuk poros ini adalah AISI 4340 COLD DRAWN dengan
yp
=99000psi atau
682,8Mpa dengan menggunakan rumus perhitungan poros dan harga tegangan geser, kita akan
mendapatkan harga diameter poros yang kita inginkan, yaitu :
3
.
. 16
YP
r
M
d
t t
=







15


C. Hasil Perancangan
Dari hasil perhitungan diatas dan menggunakan data dari lapangan yg tertera pada brosur maka didapatkan
hasil perancangan koplint pada kendaraan TOYOTA ETIOS diperoleh hasil sebagai berikut :
Torsi Maksim M
h
=1023kgf.cm
Torsi Gesek M
r
=2251kg.cm
Kerja Gesek A
r
=1826,66kgf.cm
Daya Geser Nr =0,41Hp
Diameter rata-rata pelat d =12,92cm
Diameter (luar) pelat d
0
=15,18cm
Diameter (dalam) pelat d
I
=10,66cm
Luas Bidang Tekan F =165,17cm
2

Tekanan rata-rata permukaan p =7,03kgm/cm
2

Tekanan Maksimum P
max
=5,52kgf/cm
2

Perkiraan Umur Plat L
B
=1302jam
Temperatur Kerja t =68,03
0
C
Diameter Poros =11,81mm
D. Analisa Perancangan
Dari hasil perancangan yang telah dilakukan melalui perhitungan berdasarkan teori yang penulis peroleh,
didapatkan ada beberapa spesifikasi yang berbeda dengan ukuran yang sebenarnya berdasarkan data lapangan
yang ada. Hal ini dimungkinkan, karena adanya beberapa variabel yang diasumsikan yang berpengaruh
langsung terhadap hasil perancangan yang dibuat. Hal lain yang cukup berpengaruh adalah asumsi-asumsi yang
penulis lakukan, yang didapatkan berdasarkan perkiraan-perkiraan atau pembulatan angka yang disesuaikan
dengan pemahaman yang penulis miliki. Hal penting lain yang perlu diperhatikan pada perancangan kopling ini
adalah perancangan pada umur pakai plat kopling. Dengan semakin lamanya umur pakai kopling, maka efisiensi
dalam pemakaian akan semakin tinggi dan mampu untuk bersaing dengan produk sejenis dipasaran. Umur plat
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
Luas permukaan gesek
Daya gesek
Faktor keausan plat gesek
Umur kopling berbanding lurus dengan luas permukaan serta volume keausan. Semakin besar diameter plat
gesek, maka permukaan akan semakin luas sehingga volume keausannya besar dan umur pakai kopling akan
lebih lama. Disamping itu berdasarkan tegangan permukaan yang bekerja pada plat gesek dapat pula
diperkirakan jenis bahan yang cocok untuk plat gesek, sehingga dengan analisa ini efisiensi ekonomis juga dapat
dilakukan.







16



BAB IV
LAMPIRAN

A. Tabel 1. Empirical values for C


B. Tabel 2. Typical Data for friction pairings


17



C. Tabel 3. Charateristics of Friction Clutch and Brakes

















18



D. Brosur & Spesifikasi Toyota Etios



DAFTAR PUSTAKA
1. MACHINE ELEMENT, Dobrovolsky. V, K.Zablonsky, S. Mak, A. Radchick, L. Erlickh
2. FISIKA J ILID 1, Halliday and Resnick, terjemahan P. Silaban
3. ELEMEN MESIN, Nieman. G, terjemahan Ir. Anton Budiman dan Ir. Bambang Priambodo
4. PERANCANGAN KOPLING, Yefri Chan, Teguh Budianto, Universitas Darma Persada
5. BROSUR SPESIFIKASI TOYOTA ETIOS, toyota astra.co.id

You might also like