You are on page 1of 7

Penilaian Pembelajaran Matematika Alur Berpikir Peserta Didik Berdasarakan Taksonomi Bloom (Revisi) dalam Pembelajaran Barisan dan

Deret

Dosen Pembimbing: Dra. Agni Danaryanti, M.Pd

Kelompok 2: Muhammad Saduddien Khair (A1C111023) Muhammad Salehuddin Fazri (A1C111046) Mahyudin Noor (A1C111061)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2013

Alur Berpikir Peserta Didik Berdasarkan Taksonomi Bloom (Revisi) dalam Pembelajaran Barisan dan Deret di SMA Ranah Kognitif : 1. Pengetahuan Peserta didik dalam hal ini siswa ketika mempelajari Barisan dan Deret, dia sudah mengetahui terlebih dahulu urutan bilangan bulat, baik dari yang terkecil maupun yang terbesar. Sehingga mereka bisa menerka dan membayangkan bentuk barisan bilangan yang akan dipelajari. 2. Pemahaman Siswa pada tahap ini, sudah dikenalkan dengan berbagai bentuk barisan, sehingga kemudian, mereka bisa melihat bahwa barisan bilangan itu ternyata membuat suatu pola yang teratur. Dengan pemberian definisi dan teorema oleh guru, maka siswa pun dapat membuat dan menyimpulkan atau menggeneralisasi rumus barisan tersebut. Pada tahap ini, guru sudah bisa memberi contoh soal kepada siswa, kemudian guru menerangkan cara mendapatkan bentuk umum barisan tersebut. 3. Aplikasi Pada tahap ini, siswa yang sudah mengerti cara membuat bentuk umum barisan, akan mencoba membuat bentuk umum barisan atau rumus barisan dari berbagai barsan bilangan yang dulu pernah ditemuinya, sebagai contoh adalah barisan bilangan ganjil atau bilangan genap. Selain itu, siswa juga bisa memecahkan masalah yang berkaitan dengan barisan ini, seperti menerka 3 sampai 4 bilangan berikutnya, atau suku ke-n dari suatu barisan. 4. Analisis Pada tahap analisis ini, siswa akan mampu menyadari bahwa tidak semua barisan memiliki bentuk umum yang sama, ada barisan-barisan lain yang memiliki bentuk umum yang berbeda, namun masih dapat dicari penyelesaian masalahnya, dengan menggunakan penalaran, dan penggabungan beberapa bentuk umum barisan, seperti barisan : 1,4,9,16,25,36,... dimana U(n) = Kemudian, siswa juga bisa mengetahui suku ke-n dari suatu barisan, jika diketahui 2 suku lainnya yang apabila dilakukan operasi aritmatika, bisa didapatkan nilai dari suku ke-n tersebut. 5. Evaluasi Siswa yang sudah merasa lengkap dengan bahan ajar atau materi yang dia dapat, kemudian melakukan uji kembali terhadap pemahamannya, apakah sudah sesuai dengan kaidah yang berlaku, ataukah belum. Tahap ini sangat penting, karena peran guru untuk menilai apakah pemahaman anak terhadap materi yang diajarkan sudah

benar ataukah belum, apabila ternyata masih banyak kekeliruan, makan guru langsung dapat membenarkan hal-hal yang keliru tersebut. Seperti permasalahan menentukan bentuk umum barisan bilangan atau mencari suku ke-n dari suatu barisan bilangan, atau mencari bentuk umum barisan blangan jika diketahui nilai dari 2 buah sukunya. 6. Sintesis Setelah adanya Evaluasi pada pemikiran dan pemahaman siswa, maka siswa pun akan mengembangkan kembali pemahamannya yang sudah dibenarkan, sehingga dengan mengacu pada pemahamannya yang baru dan benar tersebut, siswa akan mengembangkan hal yang benar pula. Hal ini seperti siswa akan membuat berbagai barisan bilangan yang bentuknya berbagai macam dan kemudian menyelesaikan sendiri pemasalahan yang bisa dikembangkan dari barisan bialngan tersebut, seperti : 1. Menentukan nilai suku ke-n 2. Mencari bentuk umum barisan bilangan 3. Mencari 3 sampai 4 suku berikutnya dari sebuah barisan yang polanya merupakan gabungan dari beberapa bentuk umum barisan bilangan 7. Imajinasi Pada tahap imajinasi ini, siswa akan semakin sering membuat berbagai macam bentuk barisan bilangan, dan kemudian mengujinya serta membayangkan apa yang terjadi jika pola yang dibuat semakin sulit dan mengasyikkan. Guru pada hal ini berperan sebagai mediator para siswa, untuk terus mengembangkan imajinasinya dan menjawab rasa keingintahuan tentang imajinasi siswanya tersebut. Disinilah, kemampuan pemahaman konsep sang guru diuji, inilah pntingnya guru dalam memahami setiap konsep materi yang akan diajarkannya. 8. Kreasi Pada ranah terakhir ini, para siswa akan membuat berbagai bentuk barisan bilangan yang kemudian akan diujikannya kepada orang lain, sebagai salah satu bentuk permainan. Guru, yang merupakan mediator dalam pembelajaran siswa, bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan. Siswa bisa diajak untuk berkreasi sekreatif mungkin untuk membuat barisan bilangan dalam bentuk permasalahan yang nantinya akan ditanyakannya kepada temannya. Pada saat inilah, guru juga bisa menilai bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan guru, apakah ada anak yang belum memahami materi tersebut, ataukah semua anak sudah memahami materi tersebut.

Ranah Afektif : 1. Receive Pada tahap ini, ketika para siswa dikenalkan dengan yang dinamakan dengan istilah barisan bilangan, guru memancing ketertarikan siswa dengan seperti membuat teka-

teki atau tebak-tebakan berupa suku berikutnya dari suatu barisan, sehingga ketertarikannya untuk belajar akan muncul 2. Respond Pada tahap ini, sejalan dengan tahap sebelumnya, ketika ketertarikan terhadap materi itu muncul, maka siswa pun akan memberikan respon kepada apa yang telah diberikan oleh gurunya, berupa jawaban atas teka-teki yang diberikan oleh guru, atau berupa semangat dalam belajarnya. Seperti pada teka-teki nilai suku berikutnya pada sebuah barisan, siswa akan memberikan respon berupa jawaban, atau kata-kata ooh... sehingga mereka akan terbuka pemikirannya tentang tujuan pembelajaran atau pengetahuan apa yang akan didapatnya. 3. Value Pada tahap ini, anak sudah mulai bisa membedakan, bahwa ini sesuatu yang benar, dan ini sesuatu yang salah. Kemudian pada tahap ini pula, dia akan menerima konsep bahwa kita bisa menemukan suku ke-n jika kita bisa mengetahui bentuk umum barisan tersebut. Sehingga siswa mempercayai bahwa menemukan bentuk umum sebuah barisan merupakan sesuatu yang urgen dalam pembelajaran barisan dan deret. Kemudian siswa pun akan meyakini bahwa rumus untuk mencari bentuk umum tersebut merupakan rumus yang benar dan bisa diterapkan sebagai suatu cara pemecahan masalah. 4. Organize Siswa yang sudah memberikan nilai kebenaran pada apa yang diterimanya, kemudian akan melakukan generalisasi dari pengetahuan yang ia dapat. Dalam hal ini, dia akan membuat catatan tentang konsep mana yang paling penting sampai pada pengembangan dari materi barisan dan deret bilangan yang ia terima. Siswa pun dalam membuat catatan ini akan membuatnya secara teratur dari yang paling awal sampai akhir. 5. Internalize Tahap internalize bisa dirasakan ketika sang siswa melakukan diskusi dalam pemecahan masalah. Siswa yang afektifnya bagus, akan berusaha sekuat mungkin dan tampil dengan berani untuk memecahkan masalah dalam bentuk contoh soal, yang juga dibimbing oleh guru dalam hal pemecahannya. Dalm hal ini seperti menemukan bentuk umum barisan bilangan, atau menemukan suku berikutnya dari suatu barisan. 6. Characterize Tahap ini merupakan tahap dari pembentukan karakter pribadi siswa. Seperti pada tujuan pembelajaran, maka kita bisa menyisipkan hal-hal apa saja yang nantinya akan berpengaruh pada karakter siswa setelah mengikuti pembelajaran barisan dan deret ini, yakni seperti rajin, jujur, pantang menyerah, dan menghargai pendapat orang lain. Karakter ini dipupuk pada saat diskusi bersama.

7. Wonder Tahap ini berkaitan erat dengan imajinasi pada ranah kognitif, siswa yang afektifnya bagus, akan mulai bertanya-tanya tentang bagaimana pemecahan soal untuk bentukbentuk barisan bilangan lain yang lebih rumit, lebih unik bahkan lebih mengasyikkan untuk diselesaikan. Peran guru lah disini yang penting, untuk menjawab setiap keingintahuan siswa. 8. Aspire Dengan rasa ingin tahunya yang sudah mulai berkembang dan meningkta, maka siswa pun akan memiliki motivasi bahwa mereka harus bisa memuaskan keingintahuan mereka, sehingga semangat belajar mereka pun akan meningkat tajam. Dalam hal ini, siswa akan lebih bersemangat untuk memerima ilmu dan memecahkan setiap permasalahan dari barisan bilangan yang diajarkan oleh guru.

Ranah Sensorimotorik dan Sosial (Psikomotorik) Sensorimotorik : 1. Mengamati Pada tahap ini, siswa dengan seksama mengamati proses pembelajaran dan materi yang disampaikan guru dalam hal ini pengenalan barisan bilangan. 2. Bereaksi Kemudian di tahap ini, siswa memberikan reaksi terhadap materi yang diajarkan oleh gurunya baik berupa pertanyaan tentang barisan bilangan maupun cara menyelesaikan permasalahan barisan bilangan. 3. Bertindak Siswa kemudian melakukan tindakan berupa menjelaskan kembali kepada dirinya tentang barisan bilangan yang telah diajarkan oleh guru. 4. Mengadaptasi Kemudian siswa mengadaptasi pemikiran dan pemahamanya dengan pemahaman yang diberikan oleh guru tentang barisan bilangan. 5. Membuktikan Pada tahap ini, siswa melakukan pembuktian terhadap pemahaman materi yang sudah diterimanya, ini bisa berupa mengaplikasikan materi yang ia dapat terhadap cara pemecahan masalah barisan bilangan. 6. Menyelaraskan Setelah melakukan pembuktian, siswa pun menyelaraskan kembali pemahamannya dengan pembuktian yang sudah dilakukannya, ini bisa dilihat pada perevisian catatan

yang dibuat siswa, atau perubahan cara menyelesaikan permasalahan barisan bilangan. 7. Memperbaiki Sama halnya seperti menyelaraskan, memperbaiki juga untuk merevisi kembali cara penyelesaian permasalahan barisan bilangan. 8. Berinovasi Dalam pembelajaran barisan bilangan ini, siswa sangat mudah untuk membuat inovasi-inovasi barisan yang baru setelah dia mendapat pengetahuan yang cukup tentang barisan bilangan, ini bisa dilihat dengan pemberian tugas, maupun diskusi kelompok. Sosial : 1. Relate Pembelajaran barisan bilangan ini, akan membuka jalan bagi siswa untuk berinteraksi dengan teman sekelasnya, hal ini dikarenakan, pemecahan permasalahan barisan bilangan bisa dilakukan dengan diskusi, sehingga antara 1 dengan yang lain, terjalin interkasi yang cukup kuat. 2. Communicate Dari diskusi ketika pembelajaran tentang barisan bilangan berlangsung, maka disana juga bisa dilihat keaktifan siswa dalam berkomunikasi, dan caranya menyampaikan sesuatu kepada siswa lainnya, baik dalam beradu argumen, maupun menyampaikam pendapatnya di depan kelas. 3. Participate Dalam pembelajaran barisan bilangan, juga bisa dilihat keaktifan siswa untuk bergabung dalam diskusi. 4. Negotiate Ketika diskusi telah terjadi, maka siswa pun akan mulai saling bahas-membahas tentang cara penyelesaian mana yang paling tepat dalam menyelesaikan permasalahan barisan bilangan, disinilah negosiasipun terjadi. 5. Adjudicate Setelah negosiasi terjadi, maka hal berikutnya yang muncul adalah penarikan kesimpulan atau pengambilan keputusan, guru sebagai mediator dalam pembelajaran barisan dan bilangan ini, harus bisa mengarahkan agar pengamilan keputusan yang dilakukan oleh siswa tidak melenceng dari konsep yang seharusnya. 6. Collaborate

Barisan bilangan merupakan sebuah pngetahuan yang siafatnya bisa dikembangkan sendiri bentuknya oleh siswa, sehingga siswa bisa berkolaborasisatu sma lain dalam hal pengembangan tersebut. 7. Initiate Dalam tahap inisiasi ini, terjadi pempelopran, atau pengajuan terhadap materi yang telah disampaikan. 8. Convert Pada tahap terakhir ini lah, para siswa akhirnya mengkonversi berbagai pengetahuan yang telah didapat dijadikan konsep baru berupa pemahaman tentang barisan bilangan.

You might also like