You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang

Atom adalah Satuan terkecil dari suatu materi yang terdiri atas inti, yang biasanya mengandung proton (muatan+) dan neutron (netral), dan kulit yang berisi muatan negatif yaitu elektron. Ada juga yang menyebutkan bahwa atom adalah partikel penyusun unsur. Model atom sudah banyak dikembangkan oleh para ilmuwan pada masa lalu. Setiap model atom memiliki karakteristiknya masing-masing. Sampai hingga pada saat model atom yang memiliki lintasan elektron dengan lintasan yang tersendiri sesusai dengan tingkat energinya. Ketika sebuah atom berdekatan dengan medan magnet, akan terjadi interaksi dengan medan magnet tersebut. Interaksi tersebut akan dilihat apakah berpengaruh pada perubahan jari-jari lintasan elektron atau tidak.

1.2 Identifikasi Masalah 1. Perubahan jari-jari lintasan electron sebagai fungsi tegangan 2. Perubahan jari-jari lintasan electron sebagai fungsi medan magnet 3. Hubungan perubahan Arus-Tegangan dalam pembentukan lintasan electron

1.3 Tujuan Percobaan Menghitung muatan spesifik e/m melalui pembelokan berkas electron oleh medan magnetic homogen

BAB II TEORI DASAR

1. Pengertian Atom Satuan terkecil dari suatu materi yang terdiri atas inti, yang biasanya mengandung proton (muatan+) dan neutron (netral), dan kulit yang berisi muatan negatif yaitu elektron. Ada juga yang menyebutkan bahwa atom adalah partikel penyusun unsur. Kedua pengetian ini semuanya benar. Yang pasti atom itu : - punya proton, neutron, elektron, (kecuali pd Hidrogen-1, yg tidak memiliki neutron. - punya karekteristik tertentu, yaitu punya jumlah proton dan elektron yang sama (jika tdk sama disebut ion) - atom2 yang punya karakteristik yang sama dinamakan unsur.[1]

2. Model-model atom 1. Teori Atom John Dalton Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan pendapatnaya tentang atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi. Sedangkan Prouts menyatakan bahwa Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap. Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut:

-Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi

-Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda -Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen -Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.[2]

Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak peluru. Seperti gambar berikut ini:

Kelemahan: Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus listrik. [2]

2. Teori Atom J. J. Thomson

Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron. Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson. Yang menyatakan bahwa: [2]

Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif elektron

Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. biji jambu menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang pejal, yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal. Model atom Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:
[2]

Kelemahan: Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut. [2]

3. Teori Atom Rutherford

Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners Masreden) melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa () terhadap lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian

besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90 bahkan lebih. Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa berikut: [2]

Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan. [2] Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang menyatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat partikelpartikel positif agar tidak saling tolak menolak. [2]

Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai beriukut:

Kelemahan: Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.

4. Teori Atom Bohr

ada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut: [2]

Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan planck, E = hv. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan dari h/2 atau nh/2, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck. Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasanlintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya. [2]

Kelemahan:

Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak.

5. Teori Atom Modern Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926).Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom. [2]

Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk

mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi. [2]

Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama. [2]

Ciri khas model atom mekanika gelombang

Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi darikebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom) Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya. (Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut) Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang pasti, tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron. [2]

3. Medan magnet dan gaya lorentz Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet atau ruang yang masih memungkinkan adanya interaksi magnet. Keberadaan magnet dapat terlihat dengan perubahan kedudukan serbuk besi sebagaimana percobaan Oersted. Yang kemudian digambarkan menurut kaidah tangan kanan. Bumi merupakan medan magnetik raksasa, yang pembuktiannya dapat dilakukan dengan kompas. Penunjukkan arah kompas menyatakan arah kutubkutub magnet bumi.[3] Gaya lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak atau oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet (B). Arah gaya ini akan mengikuti arah maju skrup yang diputar dari vektor arah gerak muatan listrik (v) ke arah medan magnet (B), seperti yang terlihat dalam rumus berikut:[4]

Keterangan: F = gaya (Newton) B = medan magnet (Tesla) q = muatan listrik ( Coulomb) v = arah kecepatan muatan (m/t)

Sebuah partikel bermuatan listrik yang bergerak dalam daerah medan magnet homogen akan mendapatkan gaya. Gaya ini juga dinamakan gaya Lorentz. Gerak partikel akan menyimpang searah dengan gaya lorentz yang

mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I dalam suatu medan magnet B. Ibu jari, menunjukan arah gaya Lorentz . Jari telunjuk, menunjukkan arah medan magnet ( B ). Jari tengah, menunjukkan arah arus listrik ( I ). Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif arah gerak berlawanan dengan arah arus. [4]

Jika besar muatan q bergerak dengan kecepatan v, dan I = q/t maka persamaan gaya adalah: FL = I . . B sin = q/t . . B sin = q . /t . B sin = q . v . B sin *Karena /t = v Sehingga besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh sebuah muatan yang bergerak dalam daerah medan magnet dapat dicari dengan menggunakan rumus : F = q . v . B sin Keterangan: F = gaya Lorentz dalam newton ( N ) q = besarnya muatan yang bergerak dalam coulomb ( C ) v = kecepatan muatan dalam meter / sekon ( m/s ) B = kuat medan magnet dalam Wb/m2 atau tesla ( T ) = sudut antara arah v dan B

Bila sebuah partikel bermuatan listrik bergerak tegak lurus dengan medan magnet homogen yang mempengaruhi selama geraknya, maka muatan akan

bergerak dengan lintasan berupa lingkaran. Sebuah muatan positif bergerak dalam medan magnet B (dengan arah menembus bidang) secara terus menerus akan membentuk lintasan lingkaran dengan gaya Lorentz yang timbul menuju ke pusat lingkaran. Demikian juga untuk muatan negativ. Persamaan-persamaan yang memenuhi pada muatan yang bergerak dalam medan magnet homogen sedemikian sehinga membentuk lintasan lingkaran adalah : [4] *Gaya yang dialami akibat medan magnet : F = q . v . B *Gaya sentripetal yang dialami oleh partikel : Dengan menyamakan kedua persamaan kia mendapatkan persamaan :

Keterangan: R = jari-jari lintasan partikel dalam meter ( m ) m = massa partikel dalam kilogram ( kg ) v = kecepatan partikel dalam meter / sekon ( m/s ) B = kuat medan magnet dalam Wb/m2 atau tesla ( T ) q = muatan partikel dalam coulomb ( C ) [4]

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan Percobaan : 1. Modul EFBT Petunjuk untuk percobaan 2. Fine Beam Tube Tabung hampa udara untuk menempatkan elektron sehingga bebas bergerak 3. Kumparan Helmholtz 4. Tesla meter Alat ukur besar medan magnetik 5. T angential B-Probe 6. Power Supply Sumber Tegangan yang dapat diatur 7. Voltmeter Alat ukur Tegangan 8. Sumber arus Pemberi arus 9. AV meter Alat ukur Arus dan Tegangan 10. Jangka Sorong Alat ukur panjang (diameter) 11. Kabel-kabel Penghubung

Menghubungkan rangkaian

3.2 Prosedur Percobaan : 1. Kalibrasi Medan Magnet (B = f (I) ) : a. Angkat Fine Beam Tube dengan hati-hati, simpan di tempat yang aman b. Tempatkan Tangential B-Probe yang sudah dihubungkan dengan Tesla meter di tengah-tengah antara kedua kumparan Helmholtz c. Hubungkan input kumparan Helmholtz dengan sumber arus

d. Hubungkan Tesla meter dan sumber arus dengan jaringan PLN 220 V e. Nyalakan Tesla meter dan sumber arus, catat angka yang ditunjukan tesla meter untuk setiap variasi arus yang diberikan (0-2 A) 2. Pengukuran Jari-jari Lintasan Elektron Sebagai Fungsi Tegangan r = f (Ua) : a. Pastikan sumber arus dan sumber tegangan dalam keadaan mati b. Buatlah rangkaian seperti gambar 2

c. Angkat Tangential B-Probe, tempatkan dengan hati-hati FBT pada tempat semula d. Nyalakan power supply dan sumber arus. Atur penunjukkan sumber arus pada nilai konstan tertentu (mulai dari nilai kecil) e. Atur tegangan anoda (power supply) sehingga diperoleh gambar yang bagus, ukur jari-jari lintasan electron ( gunakan pembatas yang tersedia untuk memudahkan pengukuran) f. Ubah-ubah nilai tegangan anoda dan laukan pengukuran seperti pada I g. Lakukan I dan (f) untuk arus konstan yang berbeda (besarnya nilai arus konsultasikan dengan asisten)

3. Pengukuran Jari-jari Lintasan Elektron Sebagai Fungsi Medan Magnet r = f (B): a. Pastikan sumber arus dan sumber tegangan dalam keadaan mati b. Buatlah rangkaian seperti gambar 2 c. Nyalakan power supply dan sumber arus. Atur penunjukkan sumber arus pada nilai konstan tertentu d. Atur kumparan sehingga diperoleh gambar yang bagus, ukur jari-jari lintasan electron ( gunakan pembatas yang tersedia untuk memudahkan pengukuran) e. Ubah-ubah nilai tegangan anoda dan laukan pengukuran seperti pada (d). lakukan pengukran minimal 10 variasi arus kumparan ( 1A-2A)

f. Lakukan I dan (f) untuk tegangan yang berbeda (besarnya nilai tegangan konsultasikan dengan asisten) 4. Menentukan Hubungan Arus Kumparan Tegagan Anoda ( I = f(Ua)) Pada jari-jari konstan : a. Pastikan sumber arus dan sumber tegangan dalam keadaan mati b. Buatlah rangkaian seperti gambar 2 c. Nyalakan power supply dan sumber arus berikan tegangan anoda maksimum (300 V), atur arus sehingga lintasan electron mempunyai diameter tertentu, catat nilai r, V dan I d. Ubah-ubah tegangan anoda (300V-100V), atur kembali arus pada setiap nilai tegangan sehingga diperoleh dimater lintasan electron yang sama dengan diameter pada keadaan awal. Lakukan minimal 10 variasi e. Ulangi langkah 3 4, untuk diameter lintasan electron tertentu yang berbeda

DAFTAR PUSTAKA [1] Saepullah, Ahmad. 2011. http://medlinkup.wordpress.com/2011/10/09/pengertian-perbedaan-atom-molekulion-unsur-senyawa-campuran/ Diakses pada 28 Okt 2013 20.15 [2] Noviyanto, Arifin. 2012. http://regiunea-cernauti.blogspot.com/2012/12/teoriperkembangan-atom-dari-dulu.html Diakses pada 28 Okt 2013 20.21 [3] Hikya, Rudi. 2011. http://fisikarudy.wordpress.com/2011/10/16/medanmagnet/ Diakses pada 28 Okt 2013 20.21

[4] Praftama, Tantowi. 2012. http://secretadmireradw.blogspot.com/2012/11/gaya-lorentz.html Diakses pada 28 Okt 2013 20.25

You might also like