Professional Documents
Culture Documents
Halama
n.
DAFTAR ISI..............................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
3
2.1 skenario.................................................................................................
....................................................................................................................................3
2.2 Pemeriksaan..........................................................................................
....................................................................................................................................3
2.3 Diagnosis..............................................................................................
....................................................................................................................................5
2.4 Diaognosis Banding..............................................................................
....................................................................................................................................7
2.5 Etiolgi...................................................................................................
....................................................................................................................................8
2.6 epidemiologi.........................................................................................
....................................................................................................................................9
2.7 patofisiologi..........................................................................................
....................................................................................................................................10
2.8 Gejala klinis..........................................................................................
....................................................................................................................................11
2.9 Terapi....................................................................................................
....................................................................................................................................14
-1-
2.10 Komplikasi..........................................................................................
....................................................................................................................................16
2.11 Pencegahan.........................................................................................
....................................................................................................................................16
2.12 Prognosis............................................................................................
....................................................................................................................................16
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyakit Alzheimer adalah salah satu penyakit yang paling mematikan yang
paling umum dan paling ditakuti oleh para lansia. Penyakit ini menyerang
sedikitnya 15 juta orang diseluruh dunia dan merupakan penyebab kematian
keenam pada lansia di Amerika. Penyakit ini secara perlahan merampas
kecerdasan, keawasan, dan bahkan kemampuan penderitanya untuk mengontrol
fungsi tubuh mereka dan akhirnya membunuh mereka. diperkirakan sekitar 4,5
juta orang Amerika menderita Alzheimer dan pada tahun 2050 diproyeksikan
sekitar 13,2 juta. Resikonya meningkat dengan pesat seiring dengan usia; sehingga
peningkatan usia hidup berarti orang akan bertahan hidup sampai usia dimana
resiko Alzheimer menjadi makin besar.1
-2-
1.2
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Skenario
Tuan B, berusia 65 tahun dibawa berobat keluarganya karena pikunnya dirasa
keluarga semakin parah, sering lupa nama anak-anaknya saat diajak bicara, tidak tahu
-3-
alamat tempat tinggalnya, jarang mau bergerak, sering kali acuh-tak acuh dan mudah
sekali lupa. Hal ini menurut keluarga pasien dirasa semakin jelas setidaknya setengah
tahun ini. Kegiatan pasien beberapa tahun belakangan hanya dirumah, jarang bergaul
karena teman-teman sebaya dan istrinyya sudah tiada. Riwayat kencing manis tidak
tahu, riwayat darah tinggi ada sejak usia 50 tahunan.
PF : kesadaran : kompos mentis, TB : 165 cm, BB 58 kg, N: 68x permenit.
TD:160/100 mmHg, T: 36C. RR: 18x/mnt.
2.2 Pemeriksaan
Memeriksaan yang dilakukan meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
I
Anamnesis
Anamnesis yaitu tahap awal dari rangkaian pemeriksaan pemeriksaan pasien,
secara langsung pada pasien atau secara tidak langsung melalui kelurga atau relasi
terdekat. Tujuan anamnesis adalah untuk mendapatkan informasi menyeluruh dari
dari pasien yang bersangkutan.2
Hal- hal yang bersangkutan dengan anamnesis yaitu
Identitas pasien
Meliputi nama,umur( lebih sering pada kelompok usia lanjut, 50% populasi berusia
lebih dari 85 tahun), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register dan diagnosis medis.2
Keluhan utama
Sering menjadi alasan pasien dan keluarga untuk meminta bantuan kesehatan adalah
penurunan daya ingat, perubahan kognitif dan kelumpuhan gerak ekstremitas.2
Riwayat penyakit sekarang
Pada anamnesis pasien mengeluhkan sering lupa dan hilangnya ingatan yang baru.
Pada beberapa kasus, keluarga sering mengeluhkan bahwa klien sering mengalami
-4-
bertingkah laku aneh dan kacau serta sering keluar rumah sendiri tanpa mengatakan
pada keluarga yang lain sehingga dapat meresahkan anak-anaknya yang menjaga
klien. Pada tahap lanjut dari penyakit, keluarga sering mengeluhkan bahwa pasien
menjadi tidak dapat mengatur buang air, tidak dapat mengurus keperluan dasar seharihari atau mengenali anggota keluarga.2
Riwayat penyakit terdahulu
Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hipertensi, diabetes
melitus, penyakit jantung, penggunaan obat-obat antiansietas, penggunaan obat-obat
antikolinergik dalam jangka waktu yang lama dan mengalami sindrom down yang
pada suatu saat kemudian menderita penyakitAlzheimer pada saat usia 40 tahun.2
Riwayat penyakit keluarga
Penyakit Alzheimer ditemukan hubungan sebab genetik yang jelas. Diperkirakan
10%-30% dari pasien Alzheimer menunjukkan tipe yang diwariskan dan dinyatakan
sebagai penyakit Alzheimer familia. Pengkajian adanya anggota generasi terdahulu
yang menderita hipertensi dan diabetes melitus diperlukan untuk melihat adanya
komplikasi penyakit lain yang dapat mempercepat progresifnya penyakit.2
Pengkajian psikososiospiritual
Pengkajian mekanisme yang digunakan klien berfungsi untuk menilai respons emosi
pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran pasien dalam
keluarga dan masyarakat serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehariharinya, baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Adanya perubahan
hubungan dan peran karena klien mengalami kesulitan untuk berkomunikasi akibat
gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri didapatkan pasien merasa tidak
berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan tidak kooperatif. Peribahan yang
terpenting pada pasien dengan penyakit Alzheimer adalah penuruan kognitif dan
penurunan ingatan.2
II. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan antropometri: berat badan dan tinggi badan.
Tanda vital : suhu, denyut nadi, respirasi, tekanan darah, tingkat kesadaran.2
-5-
Pemeriksaan
ini
dapat
mengidentifikasi
tumor
primer
atau
Computed
Tomography
(SPECT)
dan
Positron
Emission
2.3 Diagnosis
Kriteria diagnosis klinis untukp probable penyakit Alzheimer mencakup:
-Demensia yang ditegakkan oleh pemeriksaan klinis dan tercatat dengan
pemeriksaan the mini-mental test,Blessed Demensia Scale,atau pemeriksaan
sejenis,dan dikonfirmasi oleh tes neuropsikologis
-Defisit pada dua atau lebih area kognitif
-Tidak ada gangguan kesadaran
-Awitan antara umur 40 dan 90,umunya setelah umur 65 tahun
-Tidak adanya kelainan sistemik atau penyakit otak lain yang dapat
menyebabkan defisit progresif pada memori dan kognitif
-6-
keluarga
dengan
gangguan
yang
sama,terutama
bila
sudah
berdasarkan
adanya
sindrom
demensia,tanpa
adanya
gangguan
-8-
Etiologi. Gangguan metabolime oksidatif otak yang dikaitkan dengan hipoksia dan
hipoglikemia. Faktor lain antara lain meningkatnya sitoksin otak pada penyakit akut.
Gejala yang dapat dijumpai antara lain gangguan kongnitif global berupa gangguan
memori, gangguan persepsi atau gangguan proses pikir.
Yang membedakan dari demensia adalah perhatiannya sangat terganggu, pasien tidak
mampu mempertahankan konsentrasi maupun perhatiannya pada suatu topik
pembicaraan misalnya. Tanda yang dapat diamati antara lain terdapatnya gangguan
atensi( mengurutkan hari dalam seminggu, bulan dalam setahun atau mengeja balik
kata.1
2.5 Etiologi
Faktor resikonya adalah :
1. Bertambahnya usia
2. Trauma kepala
3. Sindrom down
4. Kerentanan genetik
Riwayat keluarga bisa didapat pada 30%-50% kasus. Bentuk familial yang jarang
berupa Alzheimer dengan onset di usia muda diturunkan dengan pola dominan
autosomal yang terbukti berhubungan dengan kromosom 21 dan pada sebagian kasus,
dengan kromosom 14.
Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternatif penyebab yang telah
dihipotesa adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi virus, polusi
udara/industri, trauma, neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament, presdiposisi
heriditer. Dasar kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari degenerasi neuronal,
kematian daerah spesifik jaringan otak yang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif
dengan penurunan daya ingat secara progresif. Adanya defisiensi faktor pertumbuhan
atau asam amino dapat berperan dalam kematian selektif neuron. Kemungkinan selsel tersebut mengalami degenerasi yang diakibatkan oleh adanya peningkatan calsium
intraseluler, kegagalan metabolisme energi, adanya formasi radikal bebas atau
terdapatnya produksi protein abnormal yang non spesifik. Penyakit alzheimer adalah
penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran faktor
genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran faktor non-
-9-
genetika (lingkungan) juga ikut terlibat, dimana faktor lingkungan hanya sebagai
pencetus faktor genetika.4
2.6 Epidemiologi
Insidensi demensia meningkat secara bermakna seiring meningkatnya usia.
Setelah usia 65 tahun,prevalensi demensia meningkat dua kali lipat setiap
pertumbuhan usia lima tahun. Secara keseluruhan prevalensi demensia pada
populasi berusia lebih dari 60 tahun adalah 5,6%. Penyebab tersering demensia
di Amerika Serikat dan Eropa adalah penyakit Alzheimer,sedangkan di Asia
diperkirakan demensia vaskular.1 Dari seluruh penuduk sentenarian di
Jepang,70%
mengalami
demensia
dengan
76%-nya
menderita
penyakit
melitus, dislipidemia,
dan
gangguan
- 10 -
demensia
namun
munculnya
alel
ini
merupakan
faktor
utama
yang
2.7Patofisiologis
body
disease,semntara
bila
ditemukan
juga
plak
amyloid
dan
- 12 -
- 13 -
Delusi
Inkontinen system urinaria
4. Dementia tahap lanjut (advanced)
Tidak dapat mengurus diri secara
Kehilangan kemampuan verbal total
Agresif
Apatis ekstrim
Deteriorasi massa otot & mobilitas
Kehilangan kemampuan untuk makan
2.Berdasarkan stadium:
Stadium I (lama penyakit 1-3 tahun)
Memori : defek daya ingat baru (leaning), gangguan recall ringan
Kemampuan Visuospatial : disorientasi topografi, tidak mampu membentuk
komplex
Bahasa : sulit membentuk kata baru, anomia
Personalitas : indiferens,kadang-kadang mudah marah
Manifestasi psikiatri: sedih atau beberapa delusi
Sistem motorik : normal
EEG : normal
CT/MRI : normal
PET/SPECT : bilateral posterior hypometabolism/hyperfusion
Stadium II (lama penyakit 3-10 tahun)
Memori : daya ingat baru (leaning) & gangguan recall berat
Kemampuan Visuospatial: disorientasi spasial, poor contructions
Bahasa : fluent aphasia
kalkulasi : akalkulation
Personality : indiferens & mudah marah
Manifestasi psikiatri: delusi
Sistem motorik: restlessness, pacing
EEG : slow background rhythm
CT/MRI : normal or ventricular and sulcal enlargeent
PET/SPECT : bilateral parietal and frontal hypometabolism/hyperfusion
- 14 -
2.9 Terapi
Penyakit Alzheimer tidak dapat disembuhkan dan belum ada obat yang terbukti
tinggiefektivitasnya. Selain mengatasi gejala perubahan tingkah laku dan
membangun rapport dengan pasien,anggota keluarga,dan pramuwerdha,saat
ini fokus pengobatan adalah pada defisit sistem kolinergik.
Kolinesterase inhibitor. Tacrine (tetrahydroaminoacridine),donepezil,
rivastigmin,dan galantamin adalah kolinesterasi inhibitor yang telah disetujui
U.S Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan penyakit
Alzheimer. Efek farmakologik obat-obatan ini adalah dengan menghambat
enzim kolinesterase,dengan meningkatnya kadar asetilkolin di jaringan otak.
Dari keempat obat tersebut,tacrine saat ini jarang digunakan karena efek
sampingnya ke organ hati (hepatotoksik).
Donepezil dimulai pada dosis 5mg perhari,dan dosis dinaikkan menjadi 10mg
perhari setelah satu bulan pemakaian. Dosis rivastagmin dinaikkan dari 15mg
dua kali perhari menjadi 3mg dua kali perhari,kemudian 4,5mg dua kali
perhari,sampai dosis maksimal 6mg dua kali sehari. Dosis dapat dinaikkan pada
interval antara satu sampai empat minggu; efek samping umumnya lebih
minimal bila peningkatan dosisnya dilakukan lebih lama. Sementara galantamin
diberikan dengan dosis awal 4mg dua kali perhari,untuk dinaikkan menjadi 8mg
dua kali perhari dan kemudian 12mg perhari. Seperti rivastigmin,interval
peningkatan dosis yang lebih lama akan meminimalkan efek samping yang
terjadi. Dosis harian efektif untuk masing-masing obat adalah 5 sampai 10mg
untuk donepezil,6 sampai 12mg untuk rivastigmin,dan 16 sampai 24mg untuk
galantamin. Efek samping yang dapat timbul pada pemakaian obat-obatan
kolinesterase inhibitor ini antara lain adalah mual,muntah,dan diare,dapat pula
- 15 -
timbul
penurunan
berat
badan,insomnia,mimpi
abnormal,kram
otot,
perbaikan
fungsi
kognitif,berkurangnya
penurunan
status
2.10 Komplikasi
-
Malnutrisi
Infeksi
Kematian.3
2.11
Pencegahan
Makan makanan yang bergizi seperti mkakanan yang kaya dengan vitamin E,
asam lemak n-3, serta lemak tidak jenuh dan tidak terhidrogenisasi.
Beberapa obat lain dapat digunakan sebagai pencegahan antara lain ginko
biloba, hipurzin A(suatu kolinesterase inhibitor), imunisasi/ vaksinasi terhadap
amyloid, dan beberapa pendekatan yang bersifat neuroprotektif.
- 17 -
2.12 Prognosis
Dari pemeriksaan klinis penderita probable alzheimer menunjukkan bahwa nilai
prognostik tergantung pada 3 faktor yaitu:
1. Derajat beratnya penyakit
2. Variabilitas gambaran klinis
3. Perbedaan individual seperti usia, keluarga demensia dan jenis kelamin.
Ketiga faktor ini diuji secara statistik, ternyata faktor pertama yang paling
mempengaruhi prognostik penderita alzheimer. Pasien dengan penyakit alzheimer
mempunyai angka harapan hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis dan biasanya
meninggal dunia akibat infeksi sekunder.5
- 18 -
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1.
2.
penyakit
Alzheimer
ditegakkan
melalui
pemeriksaan
anamnesis
dan
pemeriksaan fisik yang teliti, serta didukung oleh pemeriksaan penunjang yang
tepat.
3.
Penyakit Alzheimer tidak dapat disembuhkan dan belum ada obat yang terbukti
tinggi efektivitasnya.
- 19 -
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo AW, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Ed 5. Jakarta:
Interna Publishing; 2009. h.837-44.
2. Abdurrahman N, et al. Penuntun anamnesis dan pemeriksaan fisis. Cetakan
ke-3. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2005. h. 45-7.
3. Sacher RA, Mcpherson RA. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium.
Ed 6. Jakarta: EGC; 2002.h. 453-51.
4. Rubenstein D, wayne D, bradley J.Kedokteran klinis. Ed 6. Jakarta:
Erlangga;2003. h. 95-8.
5. Mansjoer A, et al. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid1. Ed 3. Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI; 1999. h. 427-29.
6. Papalia DE, Olds SW, Feldman RD. Human Development. Jilid 2. Ed 10.
Jakarta;2009. h. 365-70
- 20 -