You are on page 1of 15

AMDAL DAN ANDAL

A. Pengertian AMDAL Analisa dampak lingkungan atau disingkat menjadi Andal sudah dikembangkan oleh beberapa negara maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental Impact Analysis atau Environmental Impact Assesment yang kedua-duanya disingkat menjadi EIA. Di dalam bahasa Indonesia environmental diterjemahkan menjadi lingkungan, analisis pada permulaannya diterjemahkan menjadi analisa kemudian oleh ahli bahasa disarankan untuk diterjemahkan menjadi analisis. Terjemahan dan pengertian dari impact agaknya tidak mudah, karena negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahas nasionalnya pun masih berbeda-beda mengenai pengertiannya. Beberapa negara seperti Kanada dan Australia, misalnya, masih ada yang menggunakan istilah effect dengan arti yang sama dan sering pula dengan arti yang berbeda.Impact pada permulaannya hanya dirubah menjadi impak, tetapi kemudian ada yang menerjemahkan sebagai pengaruh dan dampak. Kalau diambil dari kamus bahasa maka istilah impact mempunyai arti sama dengan crashing, collision, effect. Sedangkan dampak mempunyai arti tubrukan, benturan, pengaruh. Setelah menerima berbagai saran penterjemahan dari berbagai pihak, akhirnya pemerintah, khususnya Kantor Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (PPLH) yang kemudian menjadi Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH), menetapkan terjemahannya menjadi Analisis Dampak Lingkungan yang pada permulaannya menggunakan singkatan A.D.L. : singkatannya kemudian rubah pula menjadi Andal. Analisis dampak lingkungan adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan, sedang analisis mengenai dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Analisis mengenai dampak lingkungan atau Amdal dirumuskan sebagai status analisis mengenai dampak lingkungan dari suatu proyek yang meliputi pekerjaan evaluasi dan pendugaan dampak proyek dari bangunannya, prosesnya maupun sistem dari proyek terhadap lingkungan yang berlanjut ke lingkungan hidup manusia, yang meliputi penyusunan PIL, TOR Andal, RKL dan RPL. B. Dampak Impact atau Dampak di sini diartikan ssebagai adanya suatu benturan antar dua kepentingan, yaitu kepentingan pembangunna proyek dengan kepentingan usaha melestarikan kualitas lingkungan yang baik. Dampak yang diartikan dari benturan dua kepentingan antara kegiatan (proyek pembangunan) yang akan dijalankan di lingkungan

Gambar No. 1 Terjemahan dan pengertian dari istilah dampak Dalam perkembanan dianalisis bukanlah hanya dampak negatif saja tetapi juga dampak positifnya dengan bobot analisis yang sama. Apabila didefinisikan maka dampak ialah setiap perubahan yang terjadi

dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia. Di sini tidak disebutkan karena adanya proyek, karena sering proyek diartikan sebagai bangunan fisik saja, sedangkan banyak proyek yang bangunan fisiknya relatif kecil atau tidak ada tetapi dampaknya dapat besar. Misalnya ialah proyek pasar, proyek satelit komunikasi dan lain sebagainya. a. Pendugaan Dampak Pendugaan ini digunakan sebagai terjemahan dari assessment. Beberapa ahli di indonesia menggunakan terjemahan perkiraan atau peramalan. Pendugaan dampak dapat didefinisikan sebagai aktivitas untuk menduga dampak yang akan terjadi di masa yang akan datang akibat suatu aktivitas manusia (proyek). Dampak yang diduga tersebut merupakan perbedaan nilai lingkungan atau nilai suatu sumberdaya di masa yang akan datang antara lingkungan tanpa proyek dan lingkugnan dengan proyek. b. Penyajian Informasi Lingkungan Penyajian informasi lingkungan atau PIL adalah suatu proses untuk memperkirakan kemungkinan terjadinya dampak yang akan digunakan untuk menetapkan apakah proyek yang diusulkan tersebut perlu Andal atau tidak. Perundangan di indonesia menyebutkan bahwa PIL adalah suatu telaahan secara garis besar tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan; rona lingkungan tempat kegiatan, kemungkinan timbulnya dampak lingkungan oleh kegiatan tersebut dan rencana tindakan pengendalian dampak negatifnya. c. Penyajian Evaluasi Lingkungan Penyajian evaluasi lingkungan atau disingkat menjadi PEL adalah suatu aktivitas penelaahaan seperti PIL, hanya bedanya PEL dilakukan pada proyek yang sudah berjalan sedang PIL dilakukan pada proyek yang masih dalam perencanaan. d. Studi Evaluasi Lingkungan Istilah studi evaluai lingkungan atau SEL adalah analisis dampak lingkunan yan dilakukan pada proyek atau aktivitas manusia yang sudah berjalan. Dalam analisis ini rona lingkungan sebelum proyek berjalan sudah tidak dapat dijumpai. e. Mengapa Diperlukan Amdal Mengapa Amdal harus dilakukan ? pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan dua macam cara sebagai berikut : 1) Amdal harus dilakukan untuk proyek yang akan dibangun karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian. Apabila pemilik atau pemrakarsa proyek tidak melakukannya, maka akan melanggar undang-undang dan besar kemungkinannya perizinan untuk membangun proyek tersebut tidak akan didapat, atau akan meghadapi pengadilan yang dapat memberikan sanksi-sanksi yang tidak ringan. Jawaban pertama ini sering dapat merupakan cara yang efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang kurang memperhatikan kualitas lingkungan atau pemilik proyek yang hanya mementingkan keuntungan proyeknya sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak sampingan yang timbul. Tanpa adanya undang-undang, peraturan pemerintah, pedoman-pedoman, baku mutu-baku mutu maka dasar hukum dari pelaksanaan Amdal ini tidak ada. 2) Amdal harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak karena adanya proyekproyek

pembangunan. Jawaban kedua ini merupakan jawaban ini merupakan jawaban yang ideal, tetapi kesadaran mengenai masalah ini tidak mudah ditanamkan pada setiap orang teurtama para pemrakarsa proyek. Pada awalnya kebudayaan manusia perubahan pada lingkungan oleh aktivitas manusia masih dalam kemampuan alam untuk memulihkan diri secara alamiah, tetapi aktivitas manusia makin lama makin menimbulkan banyak perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan yang sudah terjadi sering masih dapat ditoleransi oleh manusia karena dianggap tidak menimbulkan kerugian pada manusia secara jelas dan berarti. Tetapi perubahan yang makin besar akhirnya akan menimbulkan kerugian bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, kesejahteraannya dan bahkan keselamatan dirinya. Pada saat inilah manusia mulai berpikir dan meninjau kembali semua aktivitasnya dan berusaha untuk menghindari aktivitas yang menimbulkan dampak sampingan yang tidak dikehendaki atau ingin mengetahui dampak apa yang akan merugikan dari aktivitasnya, kemudian akan mencarikan usaha untuk menghindari timbulnya dampak yang tak disukai tersebut agar kesejahteraan dan kehidupannya tidak terancam. Keadaan terakhir inilah sebenarnya manusia lalu melakukan Amdal. Secara skematis hubungan tersebut disajikan dalam gambar No. 2 Untuk menghindari timbulnya dampak lingkungan yang tidak dapat ditoleransi maka perlu disiapkan rencana pengendalian dampak negatif yang akan terjadi. Untuk dapat merencanakan pengendalian dampak negatif tentu harus diketahui dampak negatif apa yang akan terjadi dan untuk mengetahui dampak yang akan terjadi maka perlu dilakukan pendugaan dampak lingkungan. Langkah ini disebut pendugaan dampak lingkungan atau environmental impact assessment dan pendugaan ini merupakan proses dalam Amdal. Maka dari itulah Amdal dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup.

Gambar No. 2: Skema hubungan antara tujuan aktivitas manusia dengan dampak pada lingkungan. C. Siapa yang harus melakukan Amdal Dengan dasar filosofi bahwa si penyebab timbulnya pencemar yang harus membayar maka pemrakarsa proyek haruslah membiayai atau menyelenggarakan Amdal. Kalau dilihat bahwa Amdal merupakan bagian dari perencanaan suatu proyek maka juga jela bahwa harus dibiayai oleh pemilik proyek. Begitu pula dalam mengendalikan dampak haruslah sampai batas-batas tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah dalam bentuk Baku Mutu, dan merupakan tanggungjawab yang harus dibiayai oleh pemrakarsa proyek, karena dirasakan kurang adil kalau masyarakat disekitar proyek harus membayar

akibat adanya dampak negatif proyek tersebut. Misalnya mengeluarkan biaya tambahan untuk kesehatannya yang diakibatkan proyek, juga kenyamanannya, keselamatannya bahkan rusaknya sumberdaya alam yang diolahnya. Sebenarnya dengan adanya proyek tersebut masyarakat juga mendapat keuntungan atau dampak positif, seperti sumber pekerjaan baru, fasilitas-fasilitas baru yang dapat ikut dinikmati, sehingga masyarakatnyapun harus ikut mengelola lingkungannya tetapi dampak positif yang didapat sering jauh lebih kecil dari dampak negatifnya. Apabila proyek tersebut kurang mampu atau terbatas kemampuannya maka pemerintah pusat ataupun pemerintah haruslah ikut campur secara aktif untuk mengurangi dampak negatif tersebut. Tanggung jawab pemilik proyek untuk menyelenggarakan Amdal bukan berarti bahwa pemrakarsa proyek tersebut harus melakukannya sendiri. Pemilik proyek dapat menyerahkan pelaksanaan studi Amdal-nya kepada konsultan swasta atau pihak lain atas dasar saran dari pemerintah. Di negara-negara berkembang yang biasanya belum memiliki konsultan swasta yang mampu melaksanakan Amdal dengan baik, maka sering pekerjaan ini dipercayakan kepada universitas, karena biasanya di universitaslah terkumpul ahli-ahli berbagai bidang yang dapat melaksanakan Amdal. Dapat pula dibentuk suatu tim gabungan dari berbagai instansi termasuk staf dari pemilik proyek. Bagaimanapun bentuk tim Amdal, mereka melakukan Amdal untuk atau atas nama pemilik proyek, dan pemilik proyeklah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan isi dari laporan dan penyebaran laporannya. Sebenarnya apabilal pemilik proyek itupun merasa mampu melaksanakannya sendiri, maka dapat melaksanakan sendiri sepanjang persyaratan pelaksanaan Amdal dipenuhi. Misalnya tim harus terdiri dari ahli-ahli multidisiplin yang lengkap diperlukan. Apabila pemilik proyek tidak tahu kepada siapa harus menyerahkan pekerjaan Amdal dipenuhi. Misalnya tim harus terdiri dari ahli-ahli multidisiplin yang lengkap diperlukan. Apabila pemilik proyek tidak tahu kepada siapa harus menyerahkan pekerjaan Amdal tersebut maka dapat menanyakannya pada instansi pemerintah yang berwenang. Apabila peranan konsultan Amdal swasta makin baik dan berkembang maka peranan universitas akan makin berkurang. Di Kanada Amdal dapat pula dilakukan oleh staf dari kantor menteri lingkungan, staf dari departemen yang membidangi proyek tersebut atau suatu kelompok khusus untuk menangani Amdal suatu proyek di samping menyerahkan kepada konsultan swasta atau dikerjakan oleh pemilik proyek sendiri (Ministry of the Environment, Ontario, 1973). Amdal bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari proses Amdal yang lebih besar dan lebih penting sehingga Amdal dapat dikatakan merupakan bagian dari : a. Pengelolaan lingkungan b. Pemantauan lingkungan c. Pengelolaan proyek d. Pengambil keputusan e. Dokumen yang penting f. Dan lain sebagainya C. Peranan Andal Dalam Pengelolaan Lingkungan Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila telah dapat disusun rencana pengelolaan lingkungan, sedang rencana pengelolaan lingkungan dapat disusun apabila telah diketahui dampak lingkungan yang akan terjadi akibat dari proyek-proyek pembangunan yang akan dibangun. Pendugaan dampak lingkungan yang digunakan sebagai dasar pengelolaan dapat berbeda dengan kenyataan dampak yang terjadi setelah proyek berjalan, sehingga program pengelolaan lingkungan sudah tidak sesuai atau mungkin tak mampu menghindarkan rusaknya lingkungan.

Perbedaan dari dampak yang diduga dan dampak yang terjadi dapat disebabkan oleh : a. Penyusun laporan Andal kurang tepat atau kurang baik di dalam melakukan pendugaan dan biasanya juga disebabkan pula oleh tidak cermatnya para evaluator dari berbagai instansi pemerintah yang terlibat, sehingga konsep atau draft laporan Amdal yang tidak baik sudah disetujui menjadi laporan akhir. b. Pemilik proyek tidak menjalankan proyeknya sesuai dengan apa yang telah tertulis di dalam laporan Andal yang telah diterima pemerintah terutama saran-saran dan pedoman di dalam mengendalikan dampak negatif. Misalnya di dalam laporan Andal jelas bahwa proyek harus membangun pengelolaan air limbah (water treatment plant), tetapi kenyataannya tidak dilakukan atau, walaupun dilakukan, tidak bekerja dengan baik, dan kalaupun diketahui dibiarkan saja. Contoh lain misalnya alat penyerap debu (dust absorber) yang harus diganti atau dibersihkan tiap dua tahun sekali tetapi sudah lima tahun tidak juga diganti. Hal lain yang dapat terjadi ialah proses yang terjadi di dalam mesinnya. Pada laporan Andalnya dikatakan hanya akan membuang suatu bahan kimia pencemar 0,1 ppm, tetapi kenyataannya telah membuang sampai 5 ppm pada hal Baku Mutu menunjukkan maksimum emisi hanya 0,5 ppm. Kesalahan ini dapat terjadi karena mesin masih dalam taraf percobaan atau karena kesalahan dalam pengoperasian mesinnya atua memang mesin yang dipakai tersebut tidak mampu mengurangi limbah yang mengandung 5 ppm.

Gambar No. 3 : Peranan Andal dalam pengelolaan lingkungan Untuk menghindari kegagalan pengelolaan lingkungan ini maka pemantauan haruslah dilakukan sedini mungkin, sejak awal dari pembangunan, secara terus menerus dengan frekwensi yang teratur, apabila diperlukan sejak pra-pembangunan. Hasil dari pemantauan kemudian digunakan untuk memperbaiki rencana pengelolaan lingkungan kalau memang hasil pemantauan tidak sesuai dengan pendugaan dalam Andal. Hasil pemantauan juga dapat digunakan untuk memperbaiki pendugaan atau untuk melakukan pendugaan ulang. Secara skematis hubungan hasil Andal, pemantauan dan pengelolaan disajikan dalam gambar No. 4.

Gambar No. 4 : Hubungan hasil Andal, pemantauan dampak dan pengelolaan lingkungan Apabila suatu Andal tidak diikuti pemantauan dan aktivitas pengelolaan lingkungan, maka Andal ini berdiri sendiri, kurang atau tidak banyak bermanfaat di dalam menjaga kualitas lingkungan dari kemunduran atau kerusakan. c. Peranan Andal dalam pengelolaan proyek Untuk dapat mengetahui di mana dan sejauh mana peranan Andal, RKL dan RPL di dalam pengelolaan proyek terlebih dahulu harus diketahui fase-fase dari pengelolaan proyek. Pada umumnya fase-fase dapat dibagi sebagai berikut : a. Fase identifikasi; b. Fase studi kelayakan; c. Fase desain kerekayasaan (engineering design) atau disebut juga sebagai fase rancangan; d. Fase pembangunan proyek; e. Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi; f. Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca operasi (post operation). Terdapat perbedaan pengertian arti proyek yang sering digunakan di dalam Andal dan di dalam teknik pembangunan proyek. Di dalam Andal proyek diartikan sebagai suatu aktivitas manusia didalam bentuk yang sering disebut sebagai suatu proyek pembangunan ekonomi, sehingga mulai rencana, pembangunan fisik sampai proyek pembangunan berjalan dapat disebut sebagai proyek, bahkan sering aktivitas manusia yang tidak banyak memerlukan bangunan fisik dapat disebut sebagai suatu proyek, misalnya suatu pasar. Jadi proyek yang ditekankan di dalam Andal adalah aktivitas manusianya. Di dalam bidang teknik pembangunan sering proyek diartikan sebagai proses pembangunan fisiknya, sehingga apabila pembangunan fisiknya telah selesai proyek tersebut dianggap selesai dan tidak ada lagi, sehingga setelah suatu pabrik mulai beroperasi maka tidak lagi disebut sebagai proyek. Kalau dilihat bahwa Andal merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang disyaratkan untuk mendapatkan perizinan selain studi kelayakan teknis dan studi kelayakan ekonomis, seharusnya Andal dilaksanakan bersama-sama, sehingga dari ketiga studi kelayakan tersebut dapat saling memberikan masukan sehingga dapat dilakukan optimas untuk mendapatkan keadaan yang optimum bagi proyek tersebut, terutama dampak lingkungan dapat dikendalikan melalui pendekatan teknis atau dapat disebut sebagai penekanan dampak negatif dengan engineering approach, pendekatan ini biasanya akan dapat menghasilkan biaya pengelolaan dampak yang murah. Hubungan tersebut disajikan dalam gambar No. 5

Gambar No. 5 : Pengendalian dampak lingkungan dengan pendekatan teknis (engineering approach) . e. Peranan Andal Bagi Pengambil Keputusan Salah satu tugas dari pemerintah dalam mengarahkan dan mengawasi pembangunan adalah menghindarkan akibat-akibat yang merugikan dan tidak diinginkan, yaitu terjadinya dampak negatif dari proyek pembangunan pada lingkungan hidup dan sumberdaya alam disamping menghindarkan pula terjadinya perselisihan yang dapat timbul antara proyek dengan proyek pembangunan lainnya. Sejak awal perencanaan suatu proyek, pemerintah sudah menghendaki diadakan studi penyajian informasi lingkungan atau PIL. PIL merupakan suatu alat pemerintah untuk memutuskan apakah proyek yang diusulkan ini perlu Andal atau tidak. Dengan mempelajari laporan PIL, pemerintah sebagai pengambil keputusan menilai apakah proyek yang diusulkan ini potensial menimbulkan dampak yang besar atau tidak. Kalau dianggap berpotensi besar untuk menimbulkan dampak terutama yang negatif, maka pengambil keputusan akan mengharuskan pemilik proyek melakukan Andal. Sebaliknya apabila dianggap tidak akan menimbulkan dampak yang berarti, maka pemilik proyek tersebut tidak perlu melakukan Andal dan dapat mulai membangun proyeknya dengan diberikan pedoman pengelolaan dan pemantauannya. Keputusan yang dapat diambil ialah : a. Proyek tidak boleh dibangun; b. Proyek boleh dibangun sesuai dengan usulan (tanpa persyaratan); c. Proyek boleh dibangun tetapi dengan saran-saran tertentu yang harus diikuti pemilik proyek (dengan syarat); Dengan mempelajari Andal, pengambil keputusan mencoba melihat : a. Apakah akan ada dampak pada kualitas lingkungan hidup yang melampaui toleransi yang sudah ditetapkan; b. Apakah akan menimbulkan dampak pada proyek lain sehingga dapat menimbulkan pertentangan; c. Apakah akan timbul dampak negatif yang tidak akan dapat ditoleransi masyarakat serta membahayakan keselamatan masyarakat; d. Sejauhmana pengaruhnya pada pengaturan lingkungan yang lebih luas. Dan masih banyak lagi pertimbangan yang akan digunakan dan biasanya tiap negara mempunyai urutan prioritas di dalam menggunakan pertimbangan. Kalau dibuat suatu skema maka akan berbentuk seperti pada gambar No. 7. Dalam pengawasan proyek laporan Andal merupakan alat untuk memberikan penilaian dan keputusan yaitu dengan membandingkan hasil pemantauan dengan apa yang telah tertulis di dalam laporan Andal. Hasil dari Andal-Andal berbagai proyek yang telah dan akan dibangun juga dapat dipergunakan sebagai bahan untuk memutuskan tindakan pengaturan proyek-proyek dan pengelolaan lingkungan hidup. Model skematis dari pengaturan lingkugnan tersebut dapat dilihat di dalam gambar No. 8.

f. Kegunaan Andal bagi berbagai pihak Pembagian kegunaan dalam bentuk lain juga dapat disusun berdasarkan pihak yang mendapatkan kegunaannya, sebagai berikut : a. Kegunaan bagi pemerintah; b. Kegunaan bagi pemilik proyek; c. Kegunaan bagi pemilik modal; d. Kegunaan bagi masyarakat; e. Kegunaan lainnya. Kegunaan bagi pemerintah Beberapa keuntungan penting bagi pemerintah telah dibahas di bagian depan. Secara singkat dapat dirumuskan lagi bahwa keuntungan adanya. Andal bagi pemerintah adalah sebagai berikut : a. Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tersebut tidak rusak (khusus untuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui); b. Mencegah rusaknya sumberdaya alam lain yang berada di luar lokasi proyek baik yang diolah proyek lain, diolah masyarakat ataupun yang belum diolah; c. Menghindarkan perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan dan lain sebagainya sehingga tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan dan keselamatan masyarakat; d. Menghindarkan pertentangan-pertentangan yang mungkin timbul khususnya dengan masyarakat dan proyek-proyek lain; e. Sesuai dengan rencana pembangunan daerah, nasional ataupun internasional serta tidak mengganggu proyek lain;

f. Menjamin manfaat yang jelas bagi masyarakat umum; g. Sebagai alat pengambil keputusan umum; h. Dan lain sebagainya.

Kegunaan bagi pemilik proyek Keuntungan yang diutarakan disini sering kurang dipercaya oleh pemilik proyek yang menganggap Andal hanya sebagai beban biaya bagi proyek saja. Keuntungan tersebut adalah sebagai berikut : a. Untuk melindungi proyek yang melanggar undang-undang atau peraturan-peraturan yang berlaku; b. Untuk melindungi proyek dari tuduhan pelanggaran atau suatu dampak negatif yang sebenarnya tidak dilakukan; c. Untuk melihat masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi di masa yang akan datang; d. Mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah yang akan dihadapi di masa yang akan datang; e. Sebagai sumber informasi lingkungan di sekitar lokasi proyeknya secara kuantitatif, termasuk informasi sosial-ekonomi dan sosial-budaya; f. Sebagai bahan untuk analisis pengelolaan dan sasaran proyek; g. Sebagai bahan penguji secara komprehensif dari perencanaan proyeknya, untuk dapat menemukan kelemahan dan kekurangan kalau ada untuk segera dipersiapkan penyempurnaannya. h. Untuk menemukan keadaan lingkungan yang membahayakan proyeknya (misalnya banjir, tanah longsor, gempa bumi dan lain sebagainya) dan mencari keadaan lingkungan yang berguna dan menunjang proyek; i. Dan lain sebagainya. Kegunaan bagi pemilik modal Untuk membangun proyek biasanya modalnya dipinjam dari bank baik bank nasional atau bank internasional seperti bank dunia (world bank) atau bank pembangunan asia (asia development bank). Untuk bank internasional biasanya setiap permintaan pinjaman diminta menyertakan laporan Andal. Bank nasionalpun akan memintakan Andal pula terutama untuk proyek-proyek yang besar, maka tentu harus ada manfaatnya bagi pemilik modal. Keuntungan tersebut biasanya dirumuskan sebagai berikut : a. Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan pada proyek dapat mencapai tujuan dari bank dalam membantu pembangunan atau pemilik modal yang memberikan pinjaman; b. Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan dapat dibayar kembali oleh proyek sesuai pada waktunya, sehingga modal tidak hilang; c. Menentukan prioritas peminjaman sesuai dengan misinya; d. Pengaturan modal dan promosi dari berbagai sumber modal; e. Menghindari duplikasi dari proyek-proyek lain yang tidak perlu; f. Dan lain sebagainya Kegunaan bagi masyarakat. a. Dapat mengetahui rencana pembanguna di daerahnya, hingga dapat mempersipkan dir di dalam penyesuaian kehidupannya apabila diperlukan. b. Mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah proyek di bangun hingga dapat memanfaatkan

kesempatan yang dapat menguntungka dirinya dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian yang dapat diderita akibat adanya proyek tersebut; c. Turut serta dalam pembangunna di daerah sejak dari awal, khususnya di dalam memberikan masukan informasi-informasi ataupun ikut langsung di dalam membangun dan menjalankan proyek; d. Pemahaman hal ihwal mengenai proyek secara jelas akan ikut menghindarkan timbulnya kesalahpahaman, hingga dapat menggalang kerjasama yang saling menguntungkan; e. Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan proyek tersebut khususnya hak dan kewajibannya di dalam ikut menjaga dan mengelola kualitas lingkungan; f. Dan lain sebagainya. Kegunaan lainnya Kegunaan lain ini, umumnya dinikmati oleh ilmuwan dan peneliti, diantaranya adalah. a. Kegunaan di dalam analisis, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan; b. Kegunaan di dalam penelitian; c. Kegunaan di dalam meningkatkan keterampilan di dalam penelitian dan meningkakan pengetahuan; d. Tumbuhnya konsultan Andal swasta yang baik.

PROSEDUR AMDAL.

Sumber : Diinterprestasikan dari peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Amdal

DEFINISI AMDAL Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan pentng suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Dasar-dasar hukum Amdal 1. UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. 2. PP Nomor 27 Tahun 1999 tentang Amdal 3. Keputusan menteri negara lingkungan hidup No. 17 Tahun 2001 tentang jenis rencana usha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Amdal. 4. Keputusan Kepala BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup) Tujuan dan sasaran Amdal Untuk menjamin suatu usaha dan/atau kegiatan pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup. Melalui studi Amdal diharapkan kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan dan mengelola sumberdaya alam secara efisien, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif terhadap lingkungan hidup. Kegiatan wajib Amdal Studi Amdal hanya diperlukan bagi proyek-proyek yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan yang pada umumnya terdapat pada rencana-rencana kegiatan berskala besar, kompleks serta berlokasi di daerah yang memiliki lingkungan sesitif. Jenis-jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Amdal adalah mengacu kepada keputusan menteri lingkungan hidup nomor : 17 tahun 2001 tentangjenis usaha an/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Amdal. Kapan studi Amdal dimulai Sesuai dengan PP 27 Tahun 1999, Amdal merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ijin melakukan usaha dan/atau kegiatan. Oleh karena itu Amdal harus disusun segera setelah jelas alternatif lokasi usaha dan/atau kegiatannya serta alternatif teknologi yang akan digunakan. Amdal dan perijinan Menurut PP 27 Tahun 1999 ijin melakukan usaha dan/atau kegiatan baru akan diberikan bila hasil dari studi amlda menyatakan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut layak lingkungan. Ketentuan dalam berbagai persyaratan dalam dokumen RKL (rencana pengelolaan lingkungan) dan RPL

(rencana pemantauan lingkungan) wajib dicantumkan sebagai ketentuan ijin. Prosedur penyusunan Amdal Proses Amdal mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 1. mengindentifikasi dampak dari rencana usaha dan/atau kegaitan; 2. menguraikan rona lingkungan awal; 3. memprediksi dampak besar dan penting; 4. mengevaluasi dampak besar dan penting, merumuskan arahan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Dokumen Amdal 1. Dokumen kerangka acuan analisis dampak lingkungan hidup (KA-ANDAL); 2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL); 3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL); 4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Prosedur UKL-UPL Gambar

Garis koordinas Sumber : Keputusan Menteri Negara lingkungan hidup nomor 86 tahun 2002 tentang pedoman pelaksanaan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan hidup Perkiraan Dampak Terhadap Lingkungan Berupa Fisik Dan Non Fisik Baik Positif Maupun Negatif Dampak penting ditentukan oleh : 1. Besarnya wilayah penyebaran dampak (berapa hektar)

2. 3. 4. 5. 6.

Luas wilayah penyebaran berlangsung (contoh proyek under pass 1 tahun) Intensitas dampak (berapa dokumen daerah) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Sifat kumulatif dampak tersebut. Berbalik (reversible) atau tidak berbalik (irreversible) dampak.

Dasar penetapan dampak 1. Melakukan identifikasi dampak yang terjadi pada komponen lingkungan. 2. Pengukuran/perhitungan dampak yang akan terjadi komponen lingkungan. 3. Penggabungan beberapa komponen lingkungan yang sangat berkaitan kemudian dianalisis dan digunakan untuk menetapkan refleksi dari dampak komponen-komponen sebagai indikator menjadi gambaran perubahan lingkungan. Andal mencakup : 1. Batas wilayah yang terkena harus diseleksi semua wilayah __________. 2. Rona awal (sebelum kegiatan) kerusakan daerah lingkungan. 3. Rona kegiatan yang akan di usulkan 4. Perkiraan dampak yang mungkin timbul 5. Evaluasi dari berbagai dampak dan alternatir tindakan pengendalian 6. Tata cara prosedur monitoring evaluasi. Beberapa elemen/komponen lingkungan yang dipertimbangkan : Partikel-partikel Sulfur dioksida Hidrokarbon Nitrogen oksida Karbon dioksida Zat-zat beracun Bau AIR : Temperatur PH Variasi aliran Pengaruh pasang surut Organic carbon Bahan beracun Kehidupan akuatik Dll Lahan : Pola tataguna tanah Erosi tanah Stabilitas lahan Bencana alam

Ekologi Spesies dan populasi hewan Spesies yang terancam Vegetasi Beberapa metoda Andal yang terkenal 1. Metoda Leopolo Dikenal sebagai matriks leopold atau intrik interaksi dari leopold matriks ini dikenal sejak tahun 1971 dengan mengetengahkan 100 (seratus) macam aktivitas dari suatu proyek dengan 88 (delapan puluh delapan) komponen lingkungan. 2. Metoda matriks dampak dari moore (1973) Metoda ini memperlihatkan dampak lingkungan dilihat dari sudut dampak pada kelompok-kelompok yang sudah atau sedang dimanfaatkan oleh manusia atau dapat digambarkan pula sebagai proyek-proyek pembangunan manusia lainnya. 3. Metoda sorenson (1971) merupakan analisa network yang pertama disusun untuk digunakan pada proyek pengerukan dasar laut. 4. Metoda Mac Harg (1968) yang dikenal dengan metda overlya atau teknik overlay. Sesuai dengan namanya maka metoda ini menggunakan berbagai peta yang digambarkan dalam lembar-lembar transparansi. 5. Metoda fishe anri davies (1973) dikenal sebagai matriks dari fisiter dan davies. Kekhususan metoda ini ialah tiga macam matrik yang disusun secara bertahap. Tahap pertama : Matriks mengenai evaluasi lingkungan sebelum proyek dibangun disebut keadaan lingkungan (Env. baseline). Tahap dua : Matriks dampak lingkugnan (Env. Compatibility matrix). Tahap ketiga : Matriks keputusan (decision matrix)

Gambar Evaluasi dampak penting Rekapitulasi evaluasi dampak penting pembangunan jalan Tol Serpong-Jakarta Jenis dampak yang timbul Sumber dampak Besaran dampak Derajat dampak penting (2) (-) (4) (5) Pra kontruksi meningkatnnya harga tanah dan spekulasi tanah.Perubahan pemilikan tanah dan bangunan keresahan dan persi masyarakat Pembebasan tanah & bangunanPembesaran tanah & bangunanPembebasan tanah & bangunan BesarSedangBesar Lebih pentingCukup pentingSangat penting KontruksiMeningkatnya pencemaran udara dan kebisinganGangguan arus lalu lintasGangguan prasarana dan sarana umumGangguan estetitika lahanPerubahan pola aliran dan pencemaran air permukaanMeningkatknya kegiatan perekonomian Pengangkutan material bangunanPenyiapan tanah dasar, krasi fisik & operasi base campPengangkutan materi bangunanPengangkutan material bangunanPenyiapan tanah dasarPenyiapan tanah dasasrPenyiapan tanah dasarHobilisasi tenaga kerjaPenyiapan tanah dasar & konset fisik BesarSedangBesarSedangKecilSedangSedangSedang Kecil PentingCukup pentingPentingCukup pentingKurang pentingKurang pentingCukup pentingCukup pentingKurang penting

Tabel (2) (3) (4) (5) Proses konstruksiMeningkatnya pencemaran bisinganPerubahan tata ruang dan tata guna tanahPerubahan administrasi pemerintahan dan kependudukanMeningkatnya kegiatan perekonomian masyarakatPerubahan tatanan sosial masyarakatPerubahan sistim transportasi & arus lalu lintasMeningkatkan frekuensi kecelakaan lalu lintas Pengoperasian jalanPengoperasian jalan tolPengoperasian jalan tolPengoperasian jalan tolPengoperasian jalan tolPengoperasian jalan tolPengoperasian jalan tol BesarBesasrSedangSedangSedangBesarKecil Sangat pentingPentingCukup pentingCukup pentingCukup pentingSangat pentingCukup penting

You might also like