You are on page 1of 11

Latar Belakang

Munculnya angkatan 2000 ditandai dengan maraknya karyakarya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar reformasi. Misalnya, sastra harian Republika yang selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra puisi, cerpen, dan novel pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda, Acep Zamzam Noer, dan Hartono Benny Hidayat, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.

Angkatan ini ditandai pula oleh karya karya yang cenderung berani dan vulgar. Hal ini tampak pada karya-karya Ayu Utami dengan novelnya Saman. Sebagai counter atas maraknya karya karya yang vulgar dan novel novel teenlit yang mengadopsi begitu saja moral pergaulan yang serba bebas ala remaja barat, pada masa ini bermunculan pula fiksi fiksi berbau. Islami. Pada umumnya bahasanya santun dan bersih dari citraan yang erotis dan vulgar. Menariknya, aktivis gerakan fiksi islami ini didominasi oleh penulis perempuan. Fiksi bernapaskan islam ini menawarkan semacam wacana baru sebagai wacana sastra alternatif bagi masyarakat pecinta fiksi indonesia kontemporer

Ciri Ciri
1. 2. 3. 4. 5.

6. 7.

Pilihan kata diambil dari bahasa sehari hari Pengunaan estetika baru yang disebut, antromofisme (gaya bahasa berupa, penggantian tokoh manusia sebagai tokoh Aku dengan benda benda Karyanya profetik (keagamaan atau religius) dengan cenderungan menciptakan penggambaran yang lebih konkret melalui alam. Kritik Sosial juga muncul lebih keras Memakai alur berbelit-belit, misalnya pada novel Saman karya Ayu Utami, Memakai gaya bahasa hiperbola, Bergaya esaai, mengemukakan tanggapan-tanggapan pribadi terhadap masalah-masalah

Dorothea Rosa Herliany

Dorothea Rosa Herliany, lahir di magelang, Jawa Tengah 20 Oktober 1963) adalah seorang penulis dan penyair indonesia. Ia mendirikan forum ritus kata dan menerbitkan berkala budaya Kolong Budaya. Pernah pula membantu harian sinar harapan dan majalah prospek di Jakarta. Kini ia mengelola penerbit Tera di Magelang. Karyanya antara lain; Nyanyian Gaduh (1987), Matahari yang mengalir (1990), Kepompong Sunyi (1993),Nikah Ilalang (1995), Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999) dan Kill The Radio (Sebuah Radio, Kumatikan ; edisi dwibahasa 2001) Kumpulan cerpennya Blencong (1995), Karikatur dan Sepotong Cinta (1996)

Ayu Utami

Afrizal Malna

Sinopsis
Karin adalah seorang gadis kelas 2 SMA. Dia merupakan anak yang biasa-biasa aja,tidak populer dan cenderung culun. Karin, kerap jadi bulan-bulanan gank anak-anak populer di sekolahnya. Karin memang anak yang kurang percaya diri, dia lebih suka menyendiri, menjadikannya seolah sosok yang tidak kelihatan. Dia selalu pasrah meskipun ia harus diejek oleh Lisa and the gank. Di rumah, Karin tinggal dengan ayahnya dan kakaknya,yang bernama Lis, dan pembantu mereka. Ibu Karin sudah meninggal, dan Lis bisa dibilang kakak sempurna yang berusaha menjadi pengganti ibu mereka dengan mengatur semua urusan rumah tangga. Satu-satunya teman Karin adalah Shawn, cowok belasteran Belanda yang sudah menjadi temannya sejak mereka berdua masih kecil. Suatu hari, ketika mereka sedang membereskan gudang di rumah mereka Karin menemukan sebuah cermin antik yang tersembunyi di sebuah sudut gudang dengan permukaan menghadap ke belakang. Cermin itu langsung menarik perhatian Karin yang memang kebetulan tidak punya cermin di

Keanehan pun mulai muncul. Di malam pertama cermin itu ada di kamar Karin, Karin seolah melihat ada pendar cahaya yang datang dari dalam cermin itu, tapi dia tidak menghiraukannya. Karin pikir ia hanya mimpi. Tapi, di malam kedua, cermin itu berpendar lagi, dan Karin merasa ada sebuah suara yang memanggilnya yang datang dari arah cermin itu.
Itulah pertama kali Karin berkenalan dengan Nyi Rajadharma, Nyi Rajasturi dan Nyi Rajasita. Cermin itu dulunya adalah milik Nini (Nenek) Karin. Ketiga perempuan itu masih buyut-buyut Karin. Karin juga punya pelindung dua ekor macan konyol bernama Cagra dan Wulung. Di antara ketiga perempuan itu, Nyi Rajadharma-lah yang paling ambisius. Dengan adanya teman-teman barunya, Karin jadi berbeda. Tanpa disadarinya, ia mulai terpengaruh dengan maksud-maksud tersembunyi dari perempuan-perempuan itu. Perlahan-lahan, Karin berubah. Bukan lagi Karin yang pemalu, penakut, tapi jadi Karin yang super malas. Dengan bantuan, Nyi Rajadharma, Karin berhasil melakukan aksi balas dendam terhadap Lisa, dia juga berhasil mengambil hati cowok impiannya selama ini. Karin juga bukan lagi manusia yang tak kasat mata, tapi jadi pusat perhatian.

suatu ketika Karin berpapasan dengan Andre, Andre memberitahu kalau ia akan mengiringi Karin bernyanyi di pesta kenaikan kelas akhir semester nanti dan satu lagi Karin di undang ke pesta ulang tahun Andre. Karin diharuskan datang, karena ia tamu spesial Andre. Malam harinya Karin datang dengan Ridha, Karin memberikan kado yang memang tidak sebagus tamu undangan yang lainnya, Karin merasa minder. Karin datang menemui Andre dan mengucapkan selamat ulang tahun, waktu itu di samping Andre ada Alicia yang merupakan teman kecil Andre. Andre meminta Karin untuk menyayikan lagu Happy Birthday. Karin pun menyanyikannya. Andre terpukau dengan Karin, Andre ternyata menyukai Karin. Semenjak itu Andre sering mengajak Karin untuk makan. Karin pun bersedia. Ia meninggalkan Shawn dan teman-temannya yang lainnya. Ia hanya peduli dengan Andre, setiap harinya ia bersama Andre. Sampai suatu hari Shawn mengetahui bahaya yang akan menyerang Karin, ia memberitahukan kepada Lis. Tapi semua itu terlambat ternyata penghuni cermin itu ingin mencelakakan Karin, Lis ingin menolong Karin tiba-tiba mucul empat ekor macan yang akan memusnahkan ketiga Nyi tersebut. Sampai akhirnya ketiga Nyi tersebut lenyap bersama dengan cerminnya, cermin itu hancur menjadi berkeping-keping. Karin selamat, Shawn dan Lis langsung memeluk Karin.

Tanggapan
Novel ini merupakan salah satu novel yang angkatan 2000, karena sesuai dengan karakteristiknya. Yang membahas kehidupan zaman sekarang yang sudah lebih modern. Dengan diselipkannya unsur Fantasi. bahasa yang digunakan juga bahasa sehari hari. sekaligus adanya pesan moral yang tersirat untuk kalangan muda.

You might also like