You are on page 1of 10

D.

ALUR BAHASAN 1. Pengertian dan Pemahaman Judul

Expo Center atau Exhibition Center adalah wadah berkumpulnya orang orang banyak untuk memamerkan sesuatu ke depan publik atau umum. Eksibisi yang yang direncanakan memiliki beberapa pertimbangan kaitannya dengan masalah masalah yang timbul dan kemungkinan kemungkinan faktor penarik. Yaitu untuk lokasi tempat harus strategis dimana lokasinya dekat dengan pusat kedatangan, fasilitas perkantoran, perdagangan dan jasa, akomodasi penginapan serta memiliki tapak yang luas. Karena kebanyakan tempat yang sudah ada di Semarang belum mempunyai dan eksibisi yang menjadi satu seperti tersebut diatas yang nantinya dapat digunakan untuk skala regional besar, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan kota Semarang sehingga fungsional. Kota Semarang membtuhkan wadah yang dibangun khusus untuk keperluan pameran, serta aktifitas yang bersifat massal dan sementara lainnya baik terbuka maupun tertutup. Semarang sebagai pusat bisnis Jawa tengah selayaknya memiliki paling tidak sebuah Exhibition Centre, agar dapat mengakomodasi berbagai event bisnis. Bila banyak diselenggarakan pameran bisnis, akan memacu geliat dari berbagai jenis usaha. (Sumber:http://citizennews.suaramerdeka.com/?option=com_content&task=view&id=223). Sebagai gerbang bagi Kota Semarang dalam memasuki pasar global, maka tampilan bangunan Semarang Expo Center bergaya arsitektural yang mencerminkan kemajuan teknologi.

2.

Alur Pikir Diperlukan perencanaan dan perancangan Semarang Expo Center yang merupakan wadah komersial untuk kegiatan pameran, pertunjukan, pertemuan yang bersifat massal dan sementara.

FENOMENA

Seiring persaingan global, Semarang sebagai ibukota jateng sering ditunjuk sebagai tempat pengadaan exhibition para pebisnis.

Perlu adanya wadah / tempat di Semarang untuk kegiatan pameran, karena dapat mendatangkan keuntungan bagi kota Semarang.
Di Kota Semarang temapt untuk kegiatan exhibition (paneran dan promosi ) masih sangat terbatas.

PROBLEMATIK

Membuat tempat mengerjakan tugas yang memiliki fasilitas lengkap dan berteknologi .

Tidak adanya wadah yang memadai ketika ada event besar. Tuntutan dare banyak pihak dalam pengadaan exhibition/expo center di semarang.

3.

Pokok Pokok Materi Berdasarkan Wikipedia, Expo sinonim dari kata pameran/ show/ bazar/ fair/ pekan raya/ exhibition. Pameran Pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. Pameran merupakan suatu bentuk dalam usaha jasa pertemuan. Yang mempertemukan antara produsen dan pembeli namun pengertian pameran lebih jauh adalah suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu produsen, kelompok, organisasi, perkumpulan tertentu dalam bentuk menampilkan display produk kepada calon relasi atau pembeli. Center berarti tengah atau poros atau pusat. Menurut KBBI, Expo sinonim terdekat yaitu exhibition dan exposition. Expo is a collection of things (goods or works of art etc.) for public display. Expo Center atau Exhibition Center adalah wadah berkumpulnya orang orang banyak untuk memamerkan sesuatu ke depan publik atau umum. -

4.

Tinjauan Umum Kota Semarang

4.1 Kondisi Geografis Wilayah Kota Semarang terdiri dari 16 wilayah Kecamatan dan 177 kelurahan. Terdiri atas dataran rendah di bagian Utara yang dikenal dengan Semarang Bawah dan daerah perbukitan di bagian Selatan yang dikenal dengan Semarang Atas Ruang lingkup makro rencana ini adalah Kotamadya Semarang yang terletak pada posisi 6 50" 7 10" Lintang Selatan dan 109 50" 110 35" Bujur Timur. Luas wilayah Kota Semarang adalah 37.360,947 Ha dengan batas-batas administratif sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur Sebelah Tenggara : Berbatasan dengan Laut Jawa : Berbatasan dengan Kabupaten Semarang : Berbatasan dengan Kabupaten Kendal

: Berbatasan dengan Kabupaten Demak : Berbatasan dengan Kabupaten Grobogan

Keadaan topografi Kota Semarang dapat dibedakan menjadi dua wilayah yaitu : 1. Wilayah utara merupakan dataran rendah dengan pantai menghadap Laut Jawa.

2.

Wilayah selatan merupakan perbukitan dengan ketinggian 9 27 meter di atas permukaan laut.

Gambar 5 Peta Administrasi Kota Semarang Sumber: www.semarangkota.go.id

4.2

Tata Guna lahan Penduduk Kota Semarang tersebar di 16 kecamatan, yaitu Kecamatan Semarang Tengah,Semarang Timur, Semarang Selatan, Gajahmungkur,

Caridisari, Semarang Barat, Semarang Utara, Genuk, Gayamsan, Pedurungan, Tembalang, Banyumanik, Gunungpati, Tembalang, Ngaliyan, dan Kecamatan Tugu. Selain terbagi dalam 16 kecamatan, Kota Semarang terbagi menjadi lima Wilayah Pengembangan dan sepuluh BWK (Bagian Wilayah Kota). 4.3 Tata Bangunan Kota Untuk menjaga keserasian pembangunan fisik di Kota Semarang, telah ditetapkan Kebijakan Pengembangan Tata Ruang sebagai benkut: a. Memantapkan fungsi kota Semarang sebagai kota jasa dan perdagangan. b. Memprioritaskan arah pengembangan kota ke arah timur, barat, selatan. c. Melestankan furigsi dan keserasian lingkungan hidup di dalam penataan ruang dengan mengoptimalkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. d. Mengembangkan sistem prasarana dan sarana kota yang benntegrasi dengan sistem regional, nasional, dan internasional.

4.4

Kondisi dan Kebijaksanaan Tata Ruang BWK VI Semarang

1.

Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup BWK VI terdiri atas satu kecamatan saja yaitu Kecamatan Tembalang. Luasnya adalah . Batas batas wilayah perencanaan BWK VI adalah Utara Selatan Timur Barat : Kecamatan Pedurungan dan Gayamsari : Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang : Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak : Kecamatan Candisari dan Kecamatan Banyumanik Wilayah perencanaan BWK VI memiliki luas 4.420,057 Ha yang meliputi wilayah administrasi Kecamatan Tembalang. Adapun kelurahankelurahan yang termasuk wilayah administrasi Kecamatan Tembalang adalah: a. Kelurahan Tembalang b. Kelurahan Sambiroto c. Kelurahan Mangunharjo d. Kelurahan Bulusan e. Kelurahan Kramas f. Kelurahan Jangli g. Kelurahan Tandang h. Kelurahan Kedungmundu i. Kelurahan Sendangguwo j. Kelurahan Sendangmulyo k. Kelurahan Rowosari

2. Fungsi dan Peranan BWK VI, fungsinya sebagai pusat : Peranan BWK VI ini adalah sebagai kawasan pengembangan dengan fungsi utama dalam arah kebijaksanaan sebagai kawasan permukiman, pertanian, dan konservasi. Masing-masing fungsi tersebut ditunjang beberapa fungsi pendukung yaitu untuk pelayanan umum yang mencakup fasilitas perdagangan dan jasa, perkantoran, pendidikan, kesehatan, peribadatan yang dalam peletakannya dapat tersebar di beberapa wilayah kota tergantung struktur tingkat pelayanannya.

Gambar Peta Pembagian Wilayah Kota Semarang Sumber: www.semarangkota.go.id

Kegiatan yang dikembangkan di BWK VI ini sesuai dengan fungsi yang diembannya meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Permukiman 2. Perguruan Tinggi 3. Perdagangan dan Jasa 4. Perkantoran 5. Campuran Perdagangan dan jasa, Permukiman 6. Konservasi Rencana kepadatan bangunan digambarkan oleh Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB). Penentuan KDB pada kawasan

perencanaan merupakan suatu langkah dalam mengantisipasi pemerataan pengembangan kawasan permukiman, sehingga tidak terjadi konsentrasi penuh pada lokasilokasi tertentu. Pada tiaptiap fungsi penggal jalan mempunyai angka besaran yang berbeda. Pengaturan kepadatan bangunan di BWK VI diharapkan akan menunjang peran BWK sebagai wilayah cadangan pengembangan pemukiman dengan kepadatan rendah-sedang disamping fungsi konservasi, dengan KDB:

a.

Jalan Arteri Sekunder: Perkantoran Pemerintah KDB yang direncanakan 40 % Perdagangan dan jasa : Supermarket KDB yang direncanakan 60 % Minimarket KDB yang direncanakan 60 % Kegiatan Jasa KDB yang direncanakan 60 % Pasar KDB yang direncanakan 40 %

Fasilitas umum : Pendidikan KDB yang direncanakan 40 % Peribadatan KDB yang direncanakan 40 % Kesehatan KDB yang direncanakan 40 % Bangunan umum KDB yang direncanakan 40 %

b.

Perumahan KDB yang direncanakan 40 %

Jalan Kolektor Sekunder: Perkantoran KDB yang direncanakan 40% Perdagangan dan jasa : Supermarket KDB yang direncanakan 60 % Minimarket KDB yang direncanakan 60 % Perkantoran KDB yang direncanakan 60 % Pasar KDB yang direncanakan 40 %

Fasilitas umum : Pendidikan KDB yang direncanakan 40 % Peribadatan KDB yang direncanakan 40 % Kesehatan KDB yang direncanakan 40 % Perumahan KDB yang direncanakan 40%

c.

Jalan Lokal Sekunder: Perkantoran KDB yang direncanakan 40 % Perdagangan dan jasa : Pasar KDB yang direncanakan 40 % Pertokoan KDB yang direncanakan 60 %

Fasilitas umum : Pendidikan KDB yang direncanakan 40 % Peribadatan KDB yang direncanakan 40 % Kesehatan KDB yang direncanakan 40 % Bangunan umum KDB yang direncanakan 40 % Perumahan KDB yang direncanakan 40% Rekreasi KDB yang direncanakan 40 %

4.

Kondisi Tapak terpilih

5. Aspek-aspek Panduan Perencanaan dan Perancangan

PENENTUAN JUDUL PERANCANGAN

Semarang Expo Center

PENENTUAN ASPEK FUNGSIONAL DARI EXPO CENTER (STUDI LITERATUR, SURVEY LAPANGAN) untuk menentukan sarana, prasarana, fasilitas, program ruang, kebutuhan ruang, dan luas tapak yang dibutuhkan.

PENENTUAN ASPEK TEKNIS DARI SUATU KAWASAN EXPO CENTER (STUDI LITERATUR, SURVEY LAPANGAN) untuk menentukan struktur dan konstruksi bangunan atau kawasan yang akan di desain.

PENENTUAN ASPEK KINERJA PADA EXPO CENTER (STUDI LITERATUR, SURVEY LAPANGAN) untuk menentukan utilitas atau MEE ynag dibutuhkan untukpembangunan pasar modern dengan penekanan desain yang sesuai.

PENENTUAN TAPAK UNTUK EXPO CENTER berdasarkan kemudahan aksesibilitas terhadap Universitas di sekitar Tembalang

ANALISA TAPAK
mencari potensi dari tapak terpilih dan merespon terhadap lingkungan sekitar.

EKSPLORASI DESAIN TERBARU BERDASARKAN PENDEKATAN DESAIN REKREATIF DENGAN PRINSIP TEKNOLOGI menentukan gubahan masa sesuai dengan zoning yang telah ditentukan terhadap respon dari analisa tapak

DESAIN GRAFIS + PRESENTASI DESAIN Semarang Expo Centor. berupa gambar kerja secara detail dan informatif

6. Uraian singkat dan jelas tentang a. Aspek Fungsional Dasar dasar yang berkaitan dengan ini untuk menentukan prasarana, sarana, fasilitas, luas ruang, bangunan, tapak, kawasan dalam menyusun program ruang dan kebutuhan luas tapak. Secara fungsional sesuai dengan kaidah expo center berfungsi sebagai tempat pameran, tempat ajang promosi ataupun kegiatan yang lain dilengkapi dengan area parkir yang luas, wc , caf-caf dan fungsi pendukung lain. Untuk besaran ruang dasar acuan yang dijadikan standar dalam pendekatan program ruang pada work square ini adalah : Neufert, Ernst, 1996, Data Arsitek 1 dan 2 (terjemahan), penerbit Erlangga, Jakarta (N). b. Aspek Teknis Dilihat dari kenyamanan bagi para pengunjung bangunan bersifat semi terbuka sampai tertutup. Struktur bangunan Utama dan Pendukung menggunakan satu lantai Serta memperhatikan aspek lain, misalnya penggunaan lahan berdasarkan KDB dan GSB setempat, iklim mikro lingkungan, topografi, ketersediaan bahan bangunan dan ketetanggan dengan bangunan lain. c. Aspek Kinerja Dalam perencanaan kawasan yang nyaman dan bersih, maka perlu diperhatikan sistim jaringan utilitas kawasan yang harus tersedia dalam kawasan, sistim perencanaan jaringan utilitas didasarkan pada analisa kebutuhan kawasan, yaitu : Jaringan Air Bersih Jaringan Air Kotor Jaringan Internet (wifi) Jaringan Sampah Sistem Pemadam Kebakaran Sistem Penerangan Sistem Pengkondisian Udara Sistem Keamanan Sistem Pencahayaan Alami/Buatan Untuk Sistem Mekanikal Elektrikal pada perencanaan kawasan didasarkan analisa kebutuhan, salah satu contohnya yaitu : penggunaan sistem generator sebagai sumber listrik penunjang dan cadangan untuk suplai kebutuhan listrik secara umum (PLN) , yang digerakkan dengan bantuan mesin diesel. Penempatan ruang/mesin Genset ini juga harus memenuhi standar yang ada supaya tidak menganggu ruang-ruang lain. d. Image Desain bangunan mengedepankan pada konsep desain rekreatif dan hi tech.

You might also like