Professional Documents
Culture Documents
b.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
u.
v.
w.
x.
y.
Gambar 2.1.
Kedudukan RTRKSP dalam Sistem Penataan Ruang
dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
RTR KSP merupakan
erupakan penjabaran RTRW Provinsi yang disusun sesuai dengan
tujuan penetapan masing-masing
masing
KSP. Muatan RTR KSP ditentukan oleh nilai
strategis yang menjadi kepentingan provinsii dan beris
berisi aturan terkait dengan
hal-hal
al spesifik di luar kewenangan Pemerintah dan pemerintah
kabupaten/kota
kabupaten/kota.
Kepentingan provinsi pada KSP merupakan dasar
pertimbangan
utama
dalam
penyusunan
dan
penetapan
RTR
RTRW
kabupaten/kota RTR KSP juga menjadi acuan teknis bagi instansi sektoral
kabupaten/kota.
dalam penyelenggaraan penataan ruang.
2.2. Fungsi dan Manfaat RTR KSP
a. Fungsi
Fungsi RTR KSP yaitu sebagai:
1) alat koordinasi penyelenggaraan
penyelenggaraan penataan ruang pada KSP yang
diselenggarakan oleh seluruh pemangku kepentingan;
2) acuan dalam sinkronisasi program Pemerintah dengan pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota, serta swasta dan masyarakat dalam
rangka pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan K
KSP;
3) dasar pengendalian pemanfaatan
pemanfaatan ruang KSP, termasuk acuan
penentuan ketentuan perizinan pemanfaatan ruang dalam RTRW
kabupaten/kota dan dapat dijadikan dasar penerbitan perizinan
sepanjang skala informasi RTR KSP setara dengan kedalaman RTRW
yang seharusnya menjadi dasar perizinan dala
dalam
m hal peraturan daerah
(perda) tentang RTRW kabupaten/kota belum berlaku.
6
Tabel 2.1. Penetapan Tipologi KSP Berdasarkan Sudut Kepentingan, Kriteria, dan Isu Strategis Provi
SUDUT
KEPENTINGAN
Pertumbuhan
Ekonomi
Sosial dan
Budaya
KRITERIA
TIPOLOGI
10
1. Tipologi Kawasan P
Kriteria : a, b, c, d, e
Isu : a,b,c, d, e,f, g,h
2. Tipologi Kawasan P
Kriteria : b,c, f, h.
Isu : a, b, c, d, e, f, g,
3. Tipologi Kawasan K
Ekonomi
Kriteria : a, b, c, d, e,
Isu : b,c, f, g
4. Tipologi Kawasan E
Cepat Tumbuh
Kriteria : a, c, d, e, h
Isu :a,b, c, f,g,h
5. Tipologi Kawasan C
Kriteria : a,b, c, d,e
Isu : a, b
6. Tipologi Kawasan P
Komunitas Adat
Kriteria : a,b, c, d, e,
Isu : c.
SUDUT
KEPENTINGAN
Pendayagunaan
Sumber Daya
Alam dan/atau
Teknologi Tinggi
Fungsi dan
Daya Dukung
Lingkungan
Hidup
KRITERIA
a. diperuntukan
bagi
kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi berdasarkan lokasi
sumber
daya
alam
strategi,
pengembangan
antariksa,
serta
tenaga atom dan nuklir;
b. memiliki
sumber
daya
alam
strategis;
c. memiliki fungsi sebagai pusat
pengendalian dan pengembangan
antariksa;
d. memiliki fungsi sebagai pusat
pengendalian tenaga atom dan
nuklir;
e. memiliki fungsi sebagai lokasi
penggunaan
teknologi
tinggi
strategis.
a. merupakan tempat perlindungan
keanekaragaman hayati;
b. merupakan kawasan lindung yang
ditetapkan
bagi
perlindungan
ekosistem, flora dan/atau fauna yang
hampir punah atau diperkirakan
akan punah yang harus dilindungi
dan/atau dilestarikan;
c. memberikan
perlindungan
keseimbangan tata guna air yang
setiap
tahun
berpeluang
menimbulkan kerugian;
d. memberikan perlindungan terhadap
keseimbangan iklim makro;
e. menuntut
prioritas
tinggi
peningkatan kualitas Lingkungan
hidup;
f. merupakan kawasan rawan bencana
alam;
g. merupakan kawasan yang sangat
menentukan dalam perubahan rona
alam dan mempunyai dampak luas
terhadap kelangsungan kehidupan.
7. Tipologi Kawasan T
Tinggi
Kriteria : a,c,d,e
Isu : a,b
9. Kawasan Perlindun
pelestarian Lingkung
Kriteria :a, b, c, d, e,
Isu : a, b, c, e,f
11
TIPOLOGI
8. Tipologi Kawasan S
Alam
Kriteria : a, b,
Isu : b, c,d
SUDUT
KEPENTINGAN
KRITERIA
TIPOLOGI
2. Kawasan Perdesaan
a. dapat berbentuk kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota.
b. dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa, perdagangan, dan industri dengan jangkaua
dan/atau antarprovinsi.
c. ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan.
a. dapat berbentuk kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten atau mencakup 2 (
pada satu wilayah provinsi.
b. potensi kawasan produksi pertanian;
c. sistem jaringan prasarana pendukung kegiatan pertanian;
d. aglomerasi penduduk yang bermata pencaharian petani, nelayan, penambang rakyat, atau pengrajin keci
e. kegiatan utama pertanian dan pengelolaan sumber daya alam termasuk perikanan tangkap;
f. tempat permukiman perdesaan termasuk kawasan transmigrasi, pelayanan jasa pemerintahan, pelayana
g. kerapatan sistem permukiman dan penduduk yang rendah;
h. bentang alam berciri pola ruang pertanian dan lingkunganalami.
a. potensi ekonomi yang beragam dan inklusif.
b. memiliki basis ekonomi yang integral dan kompetitif.
c. dapat terdiri atas beberapa pusat-pusat pertumbuhan.
d. didukung kebijakan pembangunan sektoral dan daerah untuk menjaga keuntungan kompetitif.
e. memiliki sistem jaringan transportasi darat, laut, dan udara.
a. potensi ketersediaan sumberdaya alam yang meliputi sektor dan produk-produk unggulan yang dapat d
ketersedian pencadangan lahan bagi pengembangan investasi, khususnya dalam mendorong industri pe
baku lokal sebagai potensi penggerak pengembangan perekonomian kawasan secara berkelanjutan;
b. potensi infrastruktur atau prasarana dasar yang relatif memadai sesuai kebutuhan pengembangan bis
kawasan;
c. keterkaitan pengelolaan pembangunan antarpusat pertumbuhan, dan pusat pertumbuhan dengan dae
suatu keterpaduan sistem wilayah pengembangan ekonomi.
a. wilayah dimana terdapat benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesat
bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun,
b. mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun,
12
TIPOLOGI
6. Kawasan Permukiman/
Komunitas Adat Tertentu
c. memiliki nilai penting bagi ilmu sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan;
d. memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan;
e. merupakan kawasan yang ditetapkan dalam RTRW dan mempunyai pengaruh sangat penting yang dala
wilayah provinsi.
a. wilayah dimana terdapat permukiman/komunitas adat tertentu dimana terdapat kelompok perm
sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun,
b. mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun,
c. memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan;
d. merupakan kawasan yang ditetapkan dalam RTRW dan mempunyai pengaruh sangat penting yang dala
provinsi.
a. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
b. memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;
c. memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir;
d. potensi pengadaan tenaga listrik meliputi pembangkitan, transmisi, distribusi dan penjualan tenaga listri
e. memiliki fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
a. potensi minyak dan gas bumi termasuk minyak dan gas bumi lepas pantai;
b. potensi sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral
genetik semuanya tidakdapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi;
c. potensi pertambangan mineral dan batubara.
a. kawasan yang memiliki keanekaragaman biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang khas yan
b. kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan yang jumlah hasil per
(seratus tujuh puluh lima) atau lebih;
c. kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng paling sedikit 40% (empat puluh persen);
d. kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling sedikit 2.000 (dua ribu) meter di atas permukaan laut
e. ketebalan gambut 3 (tiga) meter atau lebih yang terdapat di hulu sungai atau rawa;
f. kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol tata a
g. merupakan kawasan yang mempunyai pengaruh sangat penting dalam perlindungan dan pelestarian ling
a. kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana;
b. kawasan rawan bencana terdiri dari :
1) longsor, wilayah yang memiliki kerentanan gerakan tanah tinggi
2) zona patahan aktif, wilayah berada 250 m dari zona patahan aktif
3) tsunami, wilayah dengan elevasi rendah yang pernah atau berpotensi tsunami
4) letusan gunung berapi, wilayah sekitar kawah/kaldera, wilayah yang terkena aliran uap panas,
beracun
5) rawan gempa bumi, wilayah yang pernah atau berpotensi mengalami gempa bumi dengan skala 7 1
6) rawan bencana banjir,, wilayah dataran banjir, wilayah cekungan dan sempadan sungai
7) bencana lainnya.
a. indikasi terganggunya konservasi/pelestarian keanekaragaman hayati (flora dan fauna);
b. indikasi terganggunya kesuburan tanah;
c. indikasi terganggunya fungsi hidrologi/geohidrologis dan hidroorologis;
13
TIPOLOGI
12. Kawasan Perlindungan Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil
d. pemanfaatan ruang di bentang alam (topografi) yang sudah beresiko tinggi bencana banjir dan longsor.
a. kawasan yang memiliki keanekaragaman biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang khas yan
b. kawasan pesisir yang dilindungi yaitu :
1) daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang air laut
2) daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak
kondisi fisik pantai.
c. Pulau-pulau kecil merupakan suatu daratan yang pada saat pasang tertinggi tidak tertutupi air, dengan
d. kawasan perlindungan pesisir dan pulau kecil, terdiri dari ;
1) kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya;
2) suaka margasatwa laut;
3) cagar alam laut;
4) kawasan pantai berhutan bakau;
5) taman nasional laut;
6) taman wisata alam laut;
14
Gambar 2.2 Ilustrasi Bentuk KSP Berbasis Kawasan dan Obyek Strategis
KSP dapat berimpit dengan kawasan lain seperti KSN, KSK dan/atau
kawasan perkotaan yang diatur dengan RDTR. Beberapa contoh ilustrasi
kedudukan KSP dapat dilihat pada gambar berikut:
15
16
Isu Strategis
Provinsi
Kriteria
(PP 15/2010;
KSP di dalam
RTRWP
Tipologi KSP
Delineasi
Penetapan
Fokus
Penanganan
Penentuan
Skala Peta
PERUMUSAN MUATAN
RTR KSP
Tujuan, Kebijakan, dan Strategi
Konsep Pengembangan
Pengelolaan
17
Tabel 2.4. Ketentuan Umum Muatan Pedoman RTR KSP berdasarkan Tipologi
Muatan Rencana Tata Ruang
Tipologi
Bentuk
KSP
Delin
iasi
Fokus
penanganan
Skala
Peta
Konsep Pengembangan
Kawasan
Tujuan,
Kebijakan dan
Strategi
kawasan
perkotaan
ditentu
kan
sebagai
KSP
dengan
bentuk
berbasi
s
kawasa
n
diten
tuka
n
deng
an
mem
perh
atika
n
siste
m
perk
otaa
n
dan
kesei
mba
ngan
ekolo
gis
difokuskan
dalam rangka
mewujudkan
sinergi
hubungan
fungsional
antara
kawasan
perkotaan inti
dan kawasan
perkotaan di
sekitarnya
sebagai pusat
permukiman
dan kegiatan
perekonomian
skala regional,
melalui
dukungan
sistem
jaringan
prasarana
yang handal
digunak
an
skala.
difokuskan
pada
- pengembangan
kependudukan
,
- pengembangan
perekonomian,
- pengembangan
struktur ruang
dan pola
ruang.
kawasan
perdesaan
ditentu
kan
sebagai
KSP
dengan
bentuk
berbasi
diten
tuka
n
deng
an
mem
perh
difokuskan
dalam rangka
mewujudkan
pengembanga
n kawasan
yang terpadu
dalam rangka
mendorong
digunak
an skala
difokuskan
pada
- pengembangan
sektor
unggulan
wilayah,
- pengembangan
Rencana
Struktur
Ruang
Arahan
Pemanfa
a-tan
Ruang
Rencana
Pola
Ruang
difokuskan
difokuska
pada
n pada:
hubungan
-pengatura
fungsional
n kawasan
kawasan
perkotaan inti lindung,
dan
dan kawasan
-pengatura
perkotaan di
n kawasan
sekitarnya
budi daya,
khususny
a
penjabara
n fungsi
permukim
an dan
fungsi
ekonomi
difokuskan
pada
- pusat
kegiatan
ekonomi
unggulan,
- sistem pusat
Difokuska
n pada
pengemba
ngan
sentra
ekonomi
unggulan
18
Ketentua
n
Pengenda
lian
Pemanfaa
tan
Ruang
difokuska difokuska
n pada
n pada:
perwujud - arahan
an
peraturan
hubunga
zonasi,
n
dan
fungsiona -arahan
l kawasan perizinan,
inti dan
insentif
kawasan
disinsentif
perkotaan , dan
sesuai
sanksi.
dengan
struktur
dan pola
ruang.
di
lem
m
ka
Difokuska Difokuska
n pada
n pada
perwujud -arahan
an fungsi
peraturan
pengemba zonasi,
ngan
dan
sektor
-arahan
di
lem
m
pe
te
Tipologi
kawasan
koridor
ekonomi
Bentuk
KSP
Delin
iasi
Fokus
penanganan
s
kawasa
n
atika
n
sebar
an
kegia
tan
ekon
omi
dan
kesei
mba
ngan
ekolo
gis
pengembanga
n sektor
unggulan
selektif
berbasis
masyarakat
(memiliki
kekuatan
pasar baik
lokal,dan
regional)
sebagai
penggerak
pertumbuhan
ekonomi
wilayah, serta
dukungan
sistem
jaringan
prasarana
yang handal
ditentu
kan
sebagai
KSP
dengan
bentuk
berbasi
s
kawasa
diten
tuka
n
deng
an
mem
perh
atika
n
difokuskan
dalam rangka
mewujudkan
pengembanga
n kawasan
koridor
ekonomi dan
sinergi
hubungan
Skala
Peta
Konsep Pengembangan
Kawasan
Tujuan,
Kebijakan dan
Strategi
Rencana
Struktur
Ruang
sistem
pelayanan,
prasarana, dan
dan
- sistem
ketenaga
jaringan
kerjaan serta
prasarana
perlindungan
kawasan.
digunak
an skala
19
difokuskan
pada
- penetapan
kegiatan
ekonomi,
- sistem
prasarana, dan
- perlindungan
kawasan
difokuskan
pada
hubungan
fungsional
kawasan inti
dan dan
kawasan
penyangganya
.
Rencana
Pola
Ruang
wilayah,
meliputi:
sentra
produksi,
sentra
pengolaha
n, sentra
koleksi
dan
distribusi
difokuska
n pada
- penentua
n zona
pada
kawasan
inti dan
- penentua
n zona
Arahan
Pemanfa
a-tan
Ruang
unggulan
yang
terpadu
Ketentua
n
Pengenda
lian
Pemanfaa
tan
Ruang
perizinan,
dan
arahan
insentif
disinsentif
difokuska Difokuska
n pada
n pada :
perwujud -arahan
an fungsi
peraturan
kawasan
zonasi,
pengemba dan
ngan
arahan
ekonomi
perizinan,
wilayah
dan
di
lem
m
ek
Tipologi
kawasan
ekonomi
cepat
tumbuh
kawasan
warisan
budaya
Bentuk
KSP
Delin
iasi
Fokus
penanganan
kawa
san
inti
dan
kawa
sn
peny
angg
a
fungsional
dengan
kawasan
sekitarnya
ditentu
kan
sebagai
KSP
dengan
bentuk
berbasi
s
kawasa
n/
objek
strategi
s
diten
tuka
n
deng
an
mem
perh
atika
n
kawa
san
inti
dan
kawa
sn
peny
angg
a
difokuskan
dalam rangka
mewujudkan
pengembanga
n kawasan
ekonomi cepat
tumbuh
ditentukan
sebagai
KSP
dengan
diten
tuka
n
deng
an
difokuskan
dalam rangka
mewujudkan
lingkungan
kawasan
Konsep Pengembangan
Kawasan
Skala
Peta
digunak
an
skala.
Tujuan,
Kebijakan dan
Strategi
digunakan
skala
Difokuskan
pada:
Peningkatan
fungsi
kawasan,
Dukungan
ketenagakerjaa
n,
sistem
prasarana, dan
perlindungan
kawasan
difokuskan
pada:
-pelindungan
terhadap
kawasan/objek
Rencana
Struktur
Ruang
difokuskan
pada
- pusat
kegiatan
ekonomi,
- sistem pusat
pelayanan,
dan
- sistem
jaringan
prasarana
Arahan
Pemanfa
a-tan
Ruang
Rencana
Pola
Ruang
Ketentua
n
Pengenda
lian
Pemanfaa
tan
Ruang
pada
kawasan
penyangg
a
arahan
insentif
disinsentif
difokuska
n pada:
- penentua
n zona
pada
kawasan
inti dan
- penentua
n zona
pada
kawasan
penyangg
a
difokuska Difokuska
n pada
n pada :
perwujud -arahan
an fungsi
peraturan
kawasan
zonasi,
ekonomi
dan
sesuai
-arahan
dukunga
perizinan,
n
dan
infrastruk arahan
tur.
insentif
disinsentif
di
lem
m
ek
difokuska difokuska
n
pada n pada:
perwujud -arahan
an
peraturan
kelestaria zonasi,
di
(le
m
da
da
difokuskan
difokuska
pada:
n pada:
- sistem pusat - penentua
pelayanan
n
zona
(untuk yang pada
20
Tipologi
kawasan
permukiman
komunitas
adat
Bentuk
KSP
Delin
iasi
Fokus
penanganan
Skala
Peta
bentuk
berbasi
s
kawasa
n/objek
strategi
s
mem
perh
atikan
kawa
san
inti
dan
kawa
san
peny
angg
a
dan/atau
objek budaya
yang
lestari
pada
jangka
panjang
ditentu
kan
sebagai
KSP
berbasi
s
kawasa
n
diten
tuka
n
deng
an
mem
perh
atikan
kawa
san
inti
dan
difokuskan
dalam rangka
mewujudkan
lingkungan
kawasan
sosial dan
budaya yang
lestari pada
jangka
panjang
21
Konsep Pengembangan
Kawasan
Tujuan,
Kebijakan dan
Strategi
warisan
budaya,
-pengendalian
dan
pengembangan
kawasan inti
sesuai dengan
kearifan lokal
dan nilai-nilai
warisan
budaya, dan
- pengendalian
dan
pengembangan
kawasan
penyangga
untuk
melindungi
kawasan inti
difokuskan
digunapada:
kan
-pelindungan
skala
terhadap
kawasan
warisan
budaya,
-pengendalian
dan
pengembangan
kawasan inti
sesuai dengan
kearifan lokal
dan nilai-nilai
Rencana
Struktur
Ruang
Rencana
Pola
Ruang
Arahan
Pemanfa
a-tan
Ruang
Ketentua
n
Pengenda
lian
Pemanfaa
tan
Ruang
berbasis
kawasan
kawasan),
inti, dan
dan
- penentua
- sistem
n
zona
jaringan
pada
prasarana
kawasan
(untuk yang penyangg
berbasis
a
kawasan dan
berbasis
objek
strategis)
n
kawasan
dan/atau
objek
budaya
-arahan
perizinan,
-arahan
pemberian
insentif
dan
disinsentif
, dan
-arahan
pengenaa
n sanksi
difokuskan
difokuska
pada:
n pada:
- sistem pusat - penentua
pelayanan
n
zona
(untuk yang pada
berbasis
kawasan
kawasan),
inti, dan
dan
- penentua
- sistem
n zona
jaringan
pada
prasarana
kawasan
penyangg
a
difokuska difokuska
n pada:
n pada
perwujud -arahan
peraturan
an
kelestaria zonasi,
-arahan
n
perizinan,
kawasan
-arahan
pemberian
insentif
dan
disinsentif
, dan
di
(le
m
da
da
Tipologi
Bentuk
KSP
Delin
iasi
Fokus
penanganan
Skala
Peta
kawa
san
peny
angg
a.
kawasan
teknologi
tinggi
ditentukan
sebagai
KSP
dengan
bentuk
berbasi
s objek
strategi
s
diten
tuka
n
deng
an
mem
perh
atikan
kawa
san
inti
dan
kawa
san
peny
angg
a
difokuskan
dalam rangka
mewujudkan
lingkungan
kawasan
dan/atau
objek
teknologi
tinggi
berfungsi
maksimal
sesuai dengan
jangka waktu
rencana
operasional
digunakan
skala
Konsep Pengembangan
Kawasan
Tujuan,
Kebijakan dan
Strategi
warisan
budaya, dan
- pengendalian
dan
pengembangan
kawasan
penyangga
untuk
melindungi
kawasan inti
difokuskan
pada:
- pelindungan
dan
persyaratan
teknis
kawasan
teknologi
tinggi,
- pengaturan
kegiatan dan
dukungan
prasarana
kawasan, dan
- pengendalian
pemanfaatan
ruang pada
kawasan
penyangga
Rencana
Struktur
Ruang
Arahan
Pemanfa
a-tan
Ruang
Rencana
Pola
Ruang
Ketentua
n
Pengenda
lian
Pemanfaa
tan
Ruang
arahan
pengenaa
n sanksi
difokuskan
pada:
- penyediaan
sistem
jaringan
prasarana
untuk
operasionalisasi
kawasan,
- pengendalia
n sistem
jaringan
prasarana
pada
kawasan
penyangga
dan
- pengendalia
n sistem
pusat
pelayanan
pada
difokuska
n pada
penentuan
zona di
kawasan
penyangga
untuk
menjamin
operasiona
lisasi
instalasi
teknologi
tinggi
22
difokuska difokuska
n pada
n pada:
perwujud - arahan
an fungsi
peratura
kawasan
n zonasi,
dan/atau
dan
objek
- arahan
teknologi
perizinan
tinggi
berfungsi
secara
maksimal
di
da
ya
te
Tipologi
Bentuk
KSP
Delin
iasi
Fokus
penanganan
Skala
Peta
Konsep Pengembangan
Kawasan
Tujuan,
Kebijakan dan
Strategi
Rencana
Struktur
Ruang
Rencana
Pola
Ruang
Arahan
Pemanfa
a-tan
Ruang
Ketentua
n
Pengenda
lian
Pemanfaa
tan
Ruang
kawasan
penyangga
8
kawasan
sumber daya
alam
Ditentu
-kan
sebagai
KSP
dengan
bentuk
berbasi
s
kawasa
n
diten
tuka
n
deng
an
mem
perh
atikan
kawa
san
inti
dan
kawa
san
peny
angg
a
difokuskan
dalam rangka
mewujudkan
keseimbangan
ekosistem
kawasan
dengan
melindungi
/memanfaatk
an SDA
secara aman
digunakan
skala
difokuskan
difokuskan
pada:
pada
- pemanfaatan
- sistem
SDA,
jaringan
- pengelolaan
prasarana,
lingkungan,
dan
- pengaturan
- sistem pusat
sistem jaringan
pelayanan
prasarana, dan
(saat
- pengelolaan
pemanfaatan
kawasan
dan pasca
penyangga
pemanfaatan
SDA)
difokuska
n pada:
- pengatura
n
keseimba
n-an
ekosistem
kawasan
dan
pemanfaa
t-an SDA
pada
kawasan
inti, dan
- penentua
n zona
pada
kawasan
penyangg
a
difokuska difokuska
n pada
n pada:
perwujud - arahan
an fungsi
peratura
keseimba
n zonasi,
ngan
dan
kawasan - arahan
ekosistem
pemberia
terkait
n insentif
pemanfaa
dan
t-an SDA
disinsenti
f
di
da
ya
pe
pe
ke
kawasan
perlindungan
dan pelestarian lingkungan Hidup
ditentukan
sebagai
KSP
dengan
bentuk
berbasi
s
kawasa
diten
tuka
n
deng
an
mem
perh
atika
n
difokuskan
dalam rangka
mewujudkan
lingkungan
kawasan
perlindungan
dan
pelestarian
lingkungan
digunakan
skala.
difokuskan
difokuskan
pada
pada
- pengelolaan
- pengendalian
lingkungan
pembanguna
- pengaturan
n sistem
kegiatan,
jaringan
- pengaturan
prasarana
sistem jaringan
dan
prasarana, dan - pengendalian
difokuska
n pada:
- penentua
n zona
pada
kawasan
inti dan
- penentua
n zona
difokuska difokuska
n pada:
n pada
perwujud - arahan
peratura
an fungsi
n zonasi,
lingkunga
dan
n
kawasan
arahan
yang
pemberian
lestari
insentif
di
da
ya
pe
pe
ke
23
Tipologi
1
0
Kawasan
rawan
bencana
Bentuk
KSP
Delin
iasi
Fokus
penanganan
kawa
san
inti
beru
pa
kawa
san
yang
dilin
dung
i/dile
stari
kan
dan
kawa
san
peny
angg
a
hidup yang
lestari
ditentukan
sebagai
KSP
dengan
bentuk
berbasi
s
kawasa
n
diten
tuka
n
deng
an
mem
perh
atikan
kawa
san
rawa
n
difokuskan
dalam rangka
mewujudkan
pemanfaatan
ruang
berbasis
mitigasi dan
adaptasi
bencana
Skala
Peta
Konsep Pengembangan
Kawasan
Tujuan,
Kebijakan dan
Strategi
- pengelolaan
kawasan
penyangga
digunakan
skala
difokuskan
pada:
- penetapan
kegiatan
dalam upaya
mitigasi dan
adaptasi
bencana,
- pengaturan
sistem
evakuasi, dan
- pengendalian
pemanfaatan
Rencana
Struktur
Ruang
sistem pusat
pelayanan.
difokuskan
pada sistem
evakuasi
bencana
Arahan
Pemanfa
a-tan
Ruang
Rencana
Pola
Ruang
pada
kawasan
penyangg
a
difokuska
n pada:
- penentua
n zona
pada
kawasan
rawan
bencana,
dan
- penentua
n zona
pada jalur
evakuasi
24
Ketentua
n
Pengenda
lian
Pemanfaa
tan
Ruang
dan
disinsentif
, dan
sanksi
difokuska difokuska
n pada
n pada:
perwujud - arahan
an sistem
peratura
evakuasi
n zonasi,
dan
- arahan
pemberia
n insentif
dan
disinsenti
f
di
da
ya
be
Tipologi
1
1
1
2
Kawasan
Kritis
Lingkungan
Kawasan
Perlindungan
Pesisir dan
Pulau Kecil
Bentuk
KSP
Ditentu
-kan
sebagai
KSP
dengan
bentuk
berbasi
s
kawasa
n
ditentu
kan
sebagai
KSP
dengan
Delin
iasi
benc
ana
dan
jalur
evak
uasi
diten
tuka
n
deng
an
mem
perh
atikan
WS/
DAS
dan
kawa
san
ekosi
stem
beser
ta
peny
angg
anya
diten
tuka
n
deng
an
Fokus
penanganan
Skala
Peta
Konsep Pengembangan
Kawasan
Tujuan,
Kebijakan dan
Strategi
Rencana
Struktur
Ruang
Rencana
Pola
Ruang
Arahan
Pemanfa
a-tan
Ruang
Ketentua
n
Pengenda
lian
Pemanfaa
tan
Ruang
ruang pada
kawasan
rawan
bencana
difokuskan
dalam rangka
mewujudkan
komposisi
kawasan
lindung dan
kawasan budi
daya yang
menjamin
keserasian
antara
kemampuan
dan
pemanfaatan
unsur dalam
alam secara
timbal balik
digunakan
skala
difokuskan
dalam rangka
mewujudkan
komposisi
kawasan
digunakan
skala
25
difokuskan
difokuskan
pada:
pada:
- pengelolaan
- pengendalian
lingkungan,
pembanguna
- pengendalian
n sistem
sistem pusat
jaringan
pelayanan,
prasarana
- pengendalian
dan
sistem jaringan - pengendalian
prasarana,
pembanguna
- pengaturan
n sistem
fungsi lindung
pusat
dan fungsi
pelayanan
budi daya
difokuskan
pada:
- pengelolaan
lingkungan,
- pengendalian
difokuskan
pada:
- pengendalian
pembangun
difokuska
n pada
pengatura
n
komposisi
kawasan
lindung
dan
kawasan
budi daya
yang
menjamin
keserasian
kemampu
an dan
pemanfaat
an unsur
dalam
alam
secara
timbal
balik
difokuska
n pada:
- penentua
n zona
difokuska difokuska
n pada
n pada:
perwujud - arahan
an fungsi
peratura
keserasia
n zonasi,
n
dan
kemampu - arahan
an dan
pemberia
pemanfaa
n insentif
tan unsur
dan
dalam
disinsenti
alam
f
secara
timbal
balik
di
da
ya
SD
difokuska difokuska
n pada
n pada:
perwujud - arahan
an fungsi
peratura
keserasia
n zonasi,
di
da
ya
ke
ka
Tipologi
Bentuk
KSP
Delin
iasi
Fokus
penanganan
bentuk
berbasi
s
kawasa
n
mem
perh
atikan
ekosi
stem
kawa
san
pesis
ir
dan
pula
upula
u
kecil
lindung dan
kawasan budi
daya yang
menjamin
keserasian
antara
kemampuan
dan
pemanfaatan
unsur dalam
alam secara
timbal balik
Skala
Peta
Konsep Pengembangan
Kawasan
Tujuan,
Kebijakan dan
Strategi
sistem pusat
pelayanan,
- pengendalian
sistem
jaringan
prasarana,
- pengaturan
fungsi lindung
dan fungsi
budi daya
Arahan
Pemanfa
a-tan
Ruang
Rencana
Struktur
Ruang
Rencana
Pola
Ruang
an sistem
jaringan
prasarana
dan
- pengendalia
n
pembangun
an sistem
pusat
pelayanan
pada
kawasan
inti dan
- penentua
n zona
pada
kawasan
penyangg
a
26
Ketentua
n
Pengenda
lian
Pemanfaa
tan
Ruang
n
dan
kemampu - arahan
an dan
pemberia
pemanfaa
n insentif
tan unsur
dan
dalam
disinsenti
alam
f, dan
secara
sanksi
timbal
balik
2. Kawasan
Perdesaan
3. Kawasan
Koridor
Ekonomi
4. Kawasan
Ekonomi
Cepat
Tumbuh
5. Kawasan
Cagar
Budaya
6. Kawasan
Permukima
n/
Komunitas
Adat
Tertentu
27
8. Kawasan
Sumber
Daya Alam
9. Kawasan
Perlindung
an dan
pelestarian
Lingkunga
n Hidup
10. Kawasan
rawan
bencana
11. Kawasan
Kritis
Lingkunga
n
12. Kawasan
1. Kawasan inti ke arah daratan mencakup wilayah administrasi
Perlindung
kecamatan dan ke arah perairan laut sejauh sepertiga mil laut provinsi
an Pesisir
diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan
dan Pulaukepulauan.
Pulau Kecil 2. Kawasan penyangga ke arah daratan mencakup wilayah yang
berbatasan langsung dengan kawasan inti dan memiliki pengaruh
secara langsung terhadap kawasan inti; serta ke arah perairan laut
sejauh laut provinsi diukur dari garis pantai ke arah laut lepas
dan/atau ke arah perairan kepulauan.
3. Pertimbangan batas fisik dan/atau administrasi
4. Ketentuan peraturan perundang-undangan
d.
e.
2. Kawasan
Perdesaan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
3. Kawasan
koridor
ekonomi
a.
b.
c.
d.
4. Kawasan
Ekonomi
Cepat
Tumbuh
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
6. Kawasan
Permukim
an/
Komunita
s Adat
Tertentu
7. Kawasan
Teknologi
Tinggi
a.
b.
a.
b.
8. Kawasan
Sumber
Daya
Alam
Darat
a.
b.
c.
d.
e.
30
a.
b.
c.
d.
11. Kawasan
Kritis
Lingkunga
n
12. Kawasan
Perlindun
gan
Pesisir
dan Pulau
Kecil
a.
b.
a.
b.
c.
TIPOLOGI KSP
1. Kawasan
Perkotaan
minimal 1:25.000
2. Kawasan
Perdesaan
3. Kawasan Koridor
Ekonomi
minimal 1: 25.000
4. Kawasan Ekonomi
Cepat Tumbuh
5. Kawasan Cagar
budaya
6. Kawasan
Permukiman/
Komunitas Adat
7. Kawasan
Teknologi Tinggi
31
12. Kawasan
Perlindungan
Pesisir dan PulauPulau Kecil
32
33
34
dukungan
sistem
jaringan
35
dengan
menuju
kawasan
2) Konsep pengembangan
Konsep pengembangan dirumuskan sebagai berikut:
a) Rencana struktur ruang
Rencana struktur ruang terdiri atas:
1) sistem pusat pelayanan; dan
2) sistem jaringan prasarana dan sarana untuk mendukung
fungsi kawasan, meliputi:
(a) sistem jaringan prasarana utama yang mendukung
aksesibilitas kawasan koridor ekonomi dengan pusat
kegiatan ekonomi lain terkait yang terintegrasi dengan
rencana sistem prasarana utama pada RTRW; dan
(b) sistem jaringan prasarana lainnya yang terintegrasi
dengan rencana sistem prasarana utama pada RTRW.
36
hal-hal berikut:
1) Tujuan, Kebijakan, dan Strategi
Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang dirumuskan
dengan mempertimbangkan:
a) kondisi sektor unggulan dan sektor turunannya yang terkait
b) kondisi tingkat daya saing ekonomi kawasan terkait sektor
unggulan kawasan;
c) Kondisi infrastruktur pendukung aktivitas pengolahan sektor
unggulan dan aktivitas perekonomian kawasan
d) kondisi sumber daya manusia terkait strategi pertumbuhan
ekonomi wilayah
e) Kondisi secara umum pola pemanfaatan lahan kawasan
perdesaan.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan
pengaturan tujuan, kebijakan, dan strategi adalah sebagai
berikut:
a) Tujuan
Aspek tujuan difokuskan pada perwujudan pengembangan
kawasan dalam rangka mendorong investasi untuk
pengembangan
sektor
unggulansebagai
penggerak
pertumbuhan ekonomi wilayah.
b) Kebijakan
Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka
mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada:
(1) Kebijakan pengembangan ekonomi wilayah termasuk
didalamnya kebijakan pengembangan sektor unggulan
yang selektif dan terukur,
(2) Kebijakan pengembangan struktur ruang terkait
penguatan sistem pusat pelayanan, sistem koleksi dan
distribusi, serta sistem jaringan prasarana pendukung.
c) Strategi
Muatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan
kebijakan. acuan minimal strategi diuraikan sebagai berikut:
(1) Perumusan strategi terkait kebijakan pengembangan
ekonomi wilayah termasuk didalamnya kebijakan
pengembangan sektor unggulan yang selektif dan
terukur meliputi:
(a) menetapkan kegiatan ekonomi unggulan wilayah,
mempertimbangkan penyediaan lapangan kerja yang
sesuai kebutuhan wilayah.
(b) menetapkan rencana pengembangan sektor unggulan
wilayah yang terukur dan berbasis pasar lokal dan
nasional.
(2) Perumusan strategi terkait kebijakan pengembangan
struktur ruang terkait penguatan sistem pusat
Kementerian Pekerjaan Umum
37
tipologi
kawasan
perdesaan
38
pendukung
39
c) Strategi
strategi disusun sebagai penjabaran kebijakan ke dalam langkahlangkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Perumusan strategi difokuskan pada :
(1)
obyek
warisan
(3)
41
42
43
ii.
zona publik yang dapat dimanfaatkan, sesuai dengan prinsipprinsip fungsi pendukung pelestarian kawasan. (misal; terkait
pengembangan jasa wisata)
44
dengan
pelindungan
instalasi
teknologi
tinggi,
kawasan
pendukung
45
inti
yang
2) Konsep pengembangan
Konsep pengembangan dirumuskan sebagai berikut:
a) Rencana struktur ruang
Rencana struktur ruang (dikoordinasikan dengan pengelola/sektor
terkait) terdiri atas:
(1) kawasan inti;
(2) pusat-pusat kegiatan di kawasan penyangga;
(3) sistem jaringan prasarana utama yang mendukung kawasan inti;
(4) sistem jaringan prasarana lainnya yang mendukung kawasan inti
sesuai kebutuhan, dapat berupa:
(a) sistem jaringan energi;
(b) sistem jaringan telekomunikasi.
(c) sistem jaringan air bersih; dan
(d) sistem pencegahan bencana, terutama terkait dengan ancaman
bahaya banjir, kebakaran, dan gerakan tanah serta potensi
bencana akibat posisi geografis.
b) Rencana pola ruang
Rencana pola ruang terdiri atas:
(1) pola ruang pada kawasan inti yang penetapannya dikoordinasikan
dengan sektor terkait;
(2) pola ruang pada kawasan penyangga yang dapat berupa zona
larangan kegiatan, zona hijau dengan tegakan, zona hijau (tidak
disyaratkan dengan tegakan), zona tanpa hunian, dan zona dengan
hunian terbatas yang ditetapkan dengan mempertimbangkan:
(a) pelindungan terhadap kawasan inti yang dapat terutama
berupa pelindungan dari potensi gangguan sosial, cahaya,
suara, getaran, kebakaran, banjir, bencana akibat posisi
geografis;
(b) penetapan radius
kawasan inti; dan
kawasan
penyangga
sesuai
kebutuhan
46
pengelolaan
lingkungan
47
yang
berkelanjutan,
prasarana
utama
strategi
terkait
perwujudan
kawasan
penyangga,
(2)
49
pengelolaan
lingkungan
yang
dan
pelayanan
prasarana
yang
berpotensi
yang
berpotensi
51
53
54
2. Kawasan
Koridor
Ekonomi
3. Kawasan
Perdesaan
56
5. Kawasan
Cagar
budaya
57
9. Kawasan
perlindungan
dan
pelestarian
lingkungan
hidup
12. Kawasan
Perlindungan
Pesisir dan
Pulau Kecil
inti
2) indikasi program utama perwujudan kawasan
penyangga
b. Indikasi program utama perwujudan pola ruang,
meliputi:
1) Indikasi program utama perwujudan fungsi
kawasan inti; dan
2) Indikasi program utama perwujudan fungsi
kawasan penyangga.
c. Indikasi program utama lain terkait dengan
perwujudan kawasan perlindungan dan pelestarian
lingkungan hidup
Indikasi sumber pembiayaan memuat perkiraan pendanaan yang dapat
berasal dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
b. pembiayaan masyarakat; dan/atau
c. sumber lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Indikasi instansi pelaksana memuat instansi pemerintah daerah sebagai
pelaksana program pemanfaatan ruang. Adapun indikasi waktu
pelaksanaan memuat tahapan pelaksanaan program pemanfaatan ruang
sampai akhir tahun perencanaan (20 tahun).
3.4.3. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP
Ketentuan terkait dengan Ketentuan Pengendalian pemanfaatan ruang KSP
paling sedikit memuat:
a. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Ketentuan umum peraturan zonasi KSP merupakan ketentuan zonasi
pada sistem provinsi, yang meliputi ketentuan umum peraturan zonasi
untuk struktur ruang provinsi dan pola ruang provinsi.
Ketentuan umum peraturan zonasi memuat mengenai:
1) jenis kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan dengan syarat, dan
tidak diperbolehkan,
2) intensitas pemanfaatan ruang,
3) prasarana dan sarana minimal, dan
4) ketentuan lain yang dibutuhkan.
b. Arahan Perizinan
Izin pemanfaatan ruang diberikan untuk:
1) menjamin pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang,
peraturan zonasi, dan standar pelayanan minimal bidang penataan
ruang;
2) mencegah dampak negatif pemanfaatan ruang; dan
3) melindungi kepentingan umum dan masyarakat luas.
Kementerian Pekerjaan Umum
61
ruang
strategis
provinsi
Pertumbu
han
Ekonomi
Tipologi
KSP
intensi
tas
pemanf
aatan
ruang
prasara
na dan
sarana
minim
al
ketentu
an lain
yang
dibutuh
kan
Arahan
Perizin
an
Arah
an
Sank
si
1.
Kawasan
Perkotaan
2.
Kawasan
Koridor
Ekonomi
Kawasan
Perdesaa
n
Kawasan
Ekonomi
Cepat
Tumbuh
Kawasan
Cagar
budaya
Kawasan
Permuki
man/Ada
t
Tertentu
3.
4.
Sosial dan
budaya
5.
2.
6.
pendayag
unaan
sumberda
ya alam
dan/atau
jenis kegiatan
yang
diperbolehkan,
diperbolehkan
dengan syarat,
dan tidak
diperbolehkan
Arahan
Pemberi
an
Insentif
dan
Disinsen
tif
7.
Kawasan
Teknologi
Tinggi
62
Kawasan
perlindun
gan dan
pelestaria
n
lingkunga
n hidup
Kawasan
Rawan
Bencana
Kawasan
Kritis
Lingkung
an
Kawasan
Perlindun
gan
Pesisir
dan
PulauPulau
Kecil
Daya
Alam
fungsi dan
daya
dukung
Lingkunga
n
9.
10.
11.
12.
Keterangan
63
64
65
di daerah
2.4.1 Pembahasan
(1)Pembahasan rencana kegiatan
pelaksanaan penyusunan RTR KSP;
(2)Penyepakatan nilai strategis
pembentukan KSP; (3) penyepakatan
perumusan isu strategis perlunya
penyusunan RTR KSP; (4) Penyepakatan
kebijakan terkait wilayah perencanaan; (5)
Penyepakatan potensi dan permasalahan
awal wilayah perencanaan, serta gagasan
awal pengembangan , pengaturan
dan/atau pengendalian wilayah
perencanaan; (6) Penyepakatan
metodologi pelaksanaan pekerjaan;
(7)Penyepakatan pertama mengenai batas
delineasi kawasan (sebelum survey); dan
(8) Penyepakatan target setiap tahapan
pelaksanaan penyusunan RTR KSP .
2.4.2 Pembahasan
(1)Pembahasan hasil-hasil
pengumpulan data dan informasi;
dan (2) Pembahasan rencana
kegiatan analisis.
2.4.3 Pembahasan
(1)Pembahasan hasil-hasil
analisis; dan (2) Penyepakatan
batas delineasi kawasan
(setelah tahapan pengolahan
data dan informasi).
2.4.4 Pembahasan
Pembahasan rumusan konsep RTR
KSP
2.5.4 Konsensus
2.5.3 Konsensus
(1)Pencapaian consensus
mengenai hasil-hasil analisis; (2)
Pencapaian konsensus mengenai
batas delineasi kawasan.
Proses
Legalisasi
66
mengenai
pengembangan,
67
pendekatan
pelaksanaan
pekerjaan
yang
akan
68
dan
kesesuaian
kebijakan
69
c)
(1)
(2)
kegiatan
penyusunan
naskah
Rancangan
empat
tahapan
proses
dan
mengenai
batas
delineasi
kawasan
kawasan
(setelah
tahapan
71
72
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal . 2013
MENTERI PEKERJAAN UMUM,
DJOKO KIRMANTO
73