You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH

ACARA 5

Komposit Citra Satelit Multispektral

Oleh : Muhamad Nurdinansa [120722420614]

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU GEOGRAFI UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Maret 2013

ACARA V KOMPOSIT CITRA SATELIT MULTISPEKTRAL

1. LATAR BELAKANG Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau pemerolehan informasi dari beberapa sifat obyek atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan obyek atau fenomena yang dikaji . Selanjutnya Wolf (1993) mengungkapkan bahwa teknologi penginderaan jauh meliputi pengukuran dan analisa pantulan radiasi gelombang elektromagnetik dari obyek dengan sistem pasif maupun aktif. Respon radiasi dari masing-masing spektrum gelombang elektromagnetik menunjukkan tipe atau jenis material obyek dan respon masingmasing spektrum gelombang elektromagnetik dikumpulkan dalam bentuk citra multispektral. Saat ini penyiaman multispektral telah dikembangkan 3 sampai 12 spektral band, seperti Landsat Thematic Mapper (TM). Piksel-piksel dalam citra multispektral dianalisis secara random dengan metode pengenalan pola secara statistika. Tujuan metode pengenalan pola adalah untuk mengklasifikasi dan mendeskripsikan pola atau obyek melalui pengukuran sifat-sifat atau ciri-ciri obyek bersangkutan. 2. TUJUAN a. Mahasiswa mampu melakukan proses komposit citra satelit multi spektral b. Mahasiswa mampu melakukan proses eksporting data citra dalam berbagai format. 3. ALAT DAN BAHAN a. Software ENVI 4.5 b. Notebook c. Citra satelit Landsat 7 ETM+ 4. DASAR TEORI 1. Konsep Komposit Citra Multispektral Beberapa cara yang biasa dipakai untuk melihat tampilan citra yaitu Psedeucolor, Red, Green and Blue (RGB) dimana semuanya dinamakan sebagai tampilan komposisi warna. Dalam ENVI 4.5 pemilihan warna untuk tampilan data raster dinamakan dengan color mapping. Pada praktikum kali ini, ke-3 cara dalam menampilkan citra akan dicoba semua, dan dibandingkan dengan kenampakan yang ada pada masing-masing citra yang dihasilkan. Mode Psedeucolor adalah teknik tampilan citra tunggal, sedangkan mode RGB adalah teknik komposit. Penyusunan komposit dimaksudkan untuk memperoleh gambaran visual yang lebih baik seperti halnya melihat foto udara inframerah, sehingga pengamatan objek, pemilihan sampel, dan aspek estetika citra diperbaiki. Dalam membuat komposit citra salluran (Band) bisa diganti-ganti sesuai dengan kebutuhan dan tujuan analisis. Citra komposit yang demikian disebut citra komposit tak berstandar (false color composit). Sedangkan

citra komposit yang standar adalah citra yang dibentuk dari perpaduan saluran dengan rujukan foto udara inframerah. 2. Komposit Citra Komposit citra adalah citra baru hasil dari penggabungan 3 saluran yang mampu menampilkan keunggulan dari saluran-saluran penyusunnya (Sigit,2011). Digunakan komposit citra ini dikarenakan oleh keterbatasan mata yang kurang mampu dalam membedakan gradasi warna dan lebih mudah memahami dengan pemberian warna. Pada citra multispektral yang terdiri dari banyak saluran, apabila hanya menampilkan satu saluran saja maka citra yang dihasilkan merupakan gradasi rona. Dan mata manusia hanya bisa membedakan objek yang menonjol pada suatu saluran, objek yg lain maka kita sulit untuk mengidentifikasinya. Oleh sebab itu pada citra komposit ini, hasilnya kita akan lebih mudah mengidentifikasi suatu objek pada citra. Dasar dari pembuatan komposit citra adalah berdasarkan : 1. Tujuan penelitian yaitu keunggulan di setiap saluran. Contoh, apabila dalam penelitian, kita lebih fokus pada objek air, maka saluran yang kita gunakan adalah band 1, band 2 dan band 3. Selain dari band tersebut air memiliki nilai 0 dalam pemantulannya. Jadi komposit citra yang bisa dibuat adalah citra komposit 123, sehingga air akan berwarna merah. 2. OIF (Optimum Index Factor) yaitu kemampuan citra untuk menampilkan suatu objek. OIF semakin tinggi maka semakin banyak objek berbeda yang dapat ditampilkan pada citra komposit tersebut. OIF ini digunakan apabila kita ingin menonjolkan pengguanaan lahan dari suatu daerah jika diidentifikasi dari citra. Komposit citra dapat dibagi menjadi 2, yaitu : a. Komposit warna asli yaitu gabungan dari warna merah-hijau-biru. Citra yang dapat menghasilkan komposit warna asli yaitu Landsat, ALOS dll. b. Komposit warna tidak asli, terbagi menjadi 2 yaitu : 1. Standar yaitu gabungan dari infrared dekat-merah-hijau. Dianggap standar karena pada awalnya penginderaan jauh lebih banyak digunakan dalam bidang kehutanan jadi komposit warna ini dianggap standar karena citra kompositnya lebih menonjolakan objek vegetasi 2. Tidak standar yaitu dapat dilakukan penggabungan dengan bebas. Dalam konsepnya, citra komposit dibuat oleh 3 saluran, dimana nilai piksel pada saluran-saluran tersebut akan direduksi terlebih dahulu yang pada awalnya nilai piksel berkisar antara 0 255 menjadi nilai piksel yang berkisar antara 0 5 yang selanjutnya baru bisa dilakukan komposit. Nilai piksel pada citra komposit berkisar antara nilai 0 (hitam) 215 ( putih). Untuk penyajian citra komposit, nilai piksel citra komposit yang didapatkan dapat mengikuti colour pallet atau Look-up table.

3. Apilkasi Penggunaan Band/Saluran Tiap band memiliki panjang gelombang dan karakteristik yang berbeda, pengamat dapat menggunakan komposisi band yang berbeda untuk kepentingan yang berbeda .Komposit band 542 misalnya biasa digunakan untuk identifikasi vegetasi, karena band 5 digunakan untuk pembatasan fenomena tanah, tumbuhan dan pemetaan wilayahpemukiman, band 4 untuk spesies vegetasi, biomassa, dan kelembaban tanah, sementara band 2 untuk pemetaan vegetasi dan identifikasi reflektansi klorofil. Untuk kepentingan yang lain, tentu komposisinya pun akan berbeda. Berikut contoh aplikasi yang dapat rekan gunakan dari tiap ragam band yang ada pada Landsat. Band/Saluran Contoh Aplikasi Band 1 Band 2 Band 3 Band 4 Band 5 Band 6 Band 7 : Pemetaan wilayah pantai dan perairan, pembuatan batimetri, pemetaan sedimentasi. : Pemetaan vegetasi, identifikasi reflektansi klorofil. : Identifikasi absorbsi klorofil, pembedaan spesies tumbuhan, dan biomasa. : Spesiaes vegetasi, biomasa, kelembaban tanah : Pembatasan fenomena tanah dan tumbuhan, pemetaan wilayah Pemukiman : Pemetaan evapotranspirasi, pemetaan suhu permukaan, kelembaban tanah. : Geologi, pemetaan tipe batuan dan mineral, pembatasan badan air, pemetaan tingkat kelembaban tumbuhan

5. LANGKAH KERJA A. Membuat Tampilan Psedeucolor 1. Tampilkan data citra Landsat ETM+ dari menu File > Open Image File > telusuri data sesuai dengan tempat penyimpanan > pilih saluran 1 (Band 1) > klik Open.

2. Sehingga citra akan tampil dalam program ENVI sebagaimana gambar berikut ini. 3. Pilih Mode Psedeucolor (gray scale), pilih salah satu saluran yang dikehendaki, misalnya saluran 1. 4. Klik Load Band, perhatikan tampilan multi window dari saluran 1.

B. Membuat Citra Komposit Data penginderaan jauh awal perolehan ada yang sudah terkompositkan dan ada pula yang belum. Citra satelit yang sudah terkompositkan antara saluran sudah terintregasi jadi satu, sedangkan yang belum antara saluran belum terintregasi yang masih berupa file-file yang terpisah. Praktikum ini akan memulai komposit citra dari menggabungkan file-file citra yang terpisah menjadi satu file yang terkompositkan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut. : 1. Bukalah program ENVI 4.5 2. Bukalah data citra dari menu File > Save File As > ENVI Standard

3. Selanjutnya muncul kotak dialog New File Builder, pada kotak dialog tersebut klik mennu Import File

4. Ketika diklik menu Import File munculah kotak dialog baru yaitu Create New File Input File

5. Pada kotak dialog tersebut pilih Open > New File

6. Proses berikutnya muncul kotak dialog untuk memilih data citra yang akan ditampilkan. Perlu diperhatikan bahwa untuk menggabungkan file-file citra tersebut silahkan dipilih file citra dari saluran yang tertinggi dulu. Misalnya pada citra Landsat 7 ETM+ ada saluran 80,10,20,30,40,50 dan 70. Untuk

menampilkan dalam program ENVI mulai dari saluran yang tertingi dulu yaitu 70,50,40,30,20,10. Sedangkan saluran 80 dan 60 pada cira Landsat tidak dapat dikompositkan karena berbeda resolusi spasial.

7. Untuk menampilkan semua data saluran ulangilah langkah pada point 6 sebanyak jumlah saluran yang akan ditampilkan, sehingga seperti tampilan berikut ini.

8. Setelah data tampil sebagaimana gambar diatas, selanjutnya Select semua file tersebut > klik Oke sehinga file-file tersebut tampil pada kotak dialog New File Builder

9. Setelah semua file yang akan digabung telah muncul pada kotak dialog New File Builder klik Choose > sehingga muncul kotak dialog Output Filename. Pada kotak dialog tersebut ketikkan Filename citra dan pilih tempat penyimpanan data, setelah selesai klik Open. Selanjutnya proses penggabungan file berjalan tunggu beberapa menit. 10. Setelah file tergabung dalam tampilan ENVI 4.5 akan muncul kotak dialog Available Band List. Pada kotak dialog tersebut semua file sudah tergabung menjadi satu dengan nama Citra Malang yang terdiri dari beberapa saluran. 11. Proses selanjutnya klik button RGB Color

12. Ketika diklik button RGB secara otomatis muncul menu tambahan yaitu R,G,dan B. Proses berikutnya menentukan komposit saluran misalnya 432, maka silahkan klik saluran 4, saluran 3, dan saluran 2 secara berurutan > berikutnya klik Load RGB.

13. Selanjutnya citra akan tampil sesuai dengan komposit warna yang dipilih sebagaimana gambar berikut ini.

14. Dengan demikian proses komposit sudah berhasil dan dapat dilanjutkan pada proses berikutnya. 6. HASIL PRAKTIKUM a. Citra Landsat ETM+ yang telah terkompositkan Komposit citra Landsat ETM+ 321,432,452, dan 457

Citra Landsat ETM+ hasil komposit

Tabel Hasil Komposit Tiap Objek Citra Komposit 321,432,452, dan 457

Objek Yang Dikompositkan Vegetasi Rapat

Vegetasi Sedang

Vegetasi Jarang

Tanah Basah

Tanah Kering

Pemukiman

Lahan Terbuka

Lahan Tertutup

Tubuh Air

Air Keruh

Air Jernih

Batas Daratan & Perairan

Jenis Batuan

Tabel identifikasi objek pada komposit citra Landsat ETM+ Band 321,432,452, dan 457 OBJEK 321 432
Jelas, tampak berwarna merah tua dengan tekstur kasar. Jelas, tampak berwarna merah dengan tekstur agak halus. Jelas, tampak berwarna merah muda dengan tekstur halus.

No. 1

Komposit 452
Jelas, tampak dengan warna orange tua dengn tekstur kasar. Jelas, tampak berwarna orange dengan tekstur agak kasar. Jelas, tampak dengan warna orange pudar diselingi warna biru muda.

457
Tampak berwarna coklat kegelapan dengan tekstur kasar. Tampak berwarna kecoklatan dengan tekstur agak kasar. Tampak berwarna coklat pudar diselingi warna biru muda.

Vegetasi Rapat

Jelas, tampak berwarna hijau tua dengan tekstur kasar. Jelas, tampak berwarna hijau muda dengan tekstur agak halus. Jelas, tidak bergerombol pada lahan terbuka dengan tekstur halus.

Vegetasi Sedang

Vegetasi Jarang

Tanah Basah

Jelas, berwarna abu-abu gelap. Jelas, berwarna coklat terang atau kemerahan. Samarsamar, berwarna putih cerah dan tampak seperti titiktitik. Jelas, tampak berwarna coklat terang. Tampak berwarna coklat serta terdapat titik-titik putih. Jelas, berwana biru tua seperti warna lautan pada umumnya. Jelas, tampak berwarna biru muda karena tercampur materi pasir. Jelas, berwarna biru seperti air pada umumnya. Jelas, ditandai dengan deburan ombak berwarna

Tanah Kering

Jelas, Tanah basah berwarna hijau tua (gelap). Jelas, Tampak berwarna biru muda cerah.

Jelas, tampak berwarna nila.

Tampak berwarna coklat gelap.

Jelas, tampak berwarna biru muda cerah.

Jelas, tampak berwarna biru muda cerah.

Pemukiman

Samar-samar, tampak berwarna biru cerah dan seperti titiktitik. Jelas, tampak berwarn biru muda cerah.

Samar-samar, terlihat berwarna hijau muda.

Samar-samar, terlihat berwarna biru muda dan cerah.

Lahan Terbuka

Lahan Terbangun

Tampak berwarna biru muda/cerah.

Jelas, tampak berwarna hijau kekuningkuningan. Tampak berwarna hijau muda.

Jelas, tampak berwarna biru muda cerah.

Tampak berwarna biru muda cerah.

Tubuh Air

Jelas, tampak berwarna hijau tua.

Jelas, tampak berwarna biru tua dan cenderung gelap. Jelas, tampak berwarna biru tua agak terang.

Jelas, tampak berwarna hitam (gelap).

10

Air Keruh

Jelas, tampak berwarna hijau muda.

Tidak jelas, berwarna hitam seperti tubuh air.

11

Air Jernih

Jelas, tampak berwarna hijau tua.

Jelas, tampak berwarna biru tua.

Jelas, tampak berwana hitam sengan tekstur halus. Jelas, tampak berwarna hitam dan pantai berwarna hijau gelap.

12

Batas Daratan & Perairan

Jelas, tampak berwarna hijau dan pantai berwarna hijau tua.

Jelas, tampak berwarna biru gelap dan pantai berwarna hijau gelap.

13

Jenis Batuan

putih. Tampak berwarna abu-abu gelap hingga kehitaman, terlihat pada dinding tebing.

Tampak berwarna hijau gelap, terlihat pada dinding tebing.

Tampak berwarna hijau tua, terlihat pada dinding tebing.

Tampak berwarna biru tua, terlihat pada dinding tebing.

b. Bentuk-bentuk komposit citra Landsat ETM+ 1. Komposit 321 Keterangan : 1. Warna hijau untuk vegetasi 2. Warna biru untuk air 3. Putih untuk awan dan deburan air 4. Coklat untuk tanah/lahan 5. Abu-abu atau gelap untuk batuan

2. Komposit 432 Keterangan : 1. Warna merah untuk vegetasi 2. Warna hijau untuk air 3. Warna putih untuk awan dengan warna hijau muda ditepinya 4. Warna hijau untuk tanah/lahan 5. Warna hijau tua untuk batuan 3. Komposit 452 Keterangan : 1. Warna orange untuk vegetasi 2. Warna biru tua untuk air 3. Warna putih untuk awan dengan warna biru muda dan merah muda ditepinya 4. Warna hijau kekuningan (cerah) untuk tanah/lahan 5. Warna hijau tua untuk batuan

4. Komposit 457 Keterangan : 1. Warna coklat untuk vegetasi 2. Warna hitam untuk air 3. Warna putih dan orange pudar untuk awan dengan biru muda ditepinya 4. Warna biru muda (cerah) untuk tanah/lahan 5. Berwarna biru tua untuk batuan 7. PEMBAHASAN Dalam penginderaan jauh, ada 2 tipe visualisasi citra, yakni Psedeucolor dan Komposit citra. Tampilan dari psedeucolor adalah monokromatik sedangkan komposit merupakan perpaduan dari 3 warna dasar yakni, biru hijau dan merah. Citracitra saluran tunggal sering kali ditampilkan dengan representasi tingkat keabuan (grey scale). Dengan cara ini , mata manusia dengan mudah (dan secara kualitatif) memahami tingkat pantulan atau pancaran spektral objek yang terekam pada setiap piksel. Tampilan inilah yang disebut monokromatik atau gradasi keabuan. Gradasi keabuan mewakili nilai kecerahan yang mewakili kekuatan pantulan pada spektrum tertentu. Citra saluran tunggal biasa direkam pada wilayah spektrum panjang gelombang tertentu, misalnya biru (julat 0,4-0,5 m), hijau (0,5-0,6 m), merah (0,60,7), inframerah dekat (0,7-1,1 m), dan seterusnya.

Tampilan visualisasi citra Psedeucolor dan Komposit Warna Dalam praktikum penginderaan jauh 5 ini membahas tentang Komposit Citra Satelit Multispektral ini diperlukan pemahaman mengenai bentuk komposit citra satelit Landsat ETM+. Dalam komposit citra nantinya akan digabungkan 3 saluran sekaligus sehingga akan tampak variasi rona dan warna objek yang diamati sesuai saluran yang dikompositkan. Citra multispektral adalah citra yang dibuat dengan saluran jamak. Berbeda dengan citra tunggal yang umumnya dibuat dengan saluran lebar, citra multispektral umumnya dibuat dengan saluran sempit. Dengan menggunakan sensor multispectral, maka kenampakan yang diindera akan menghasilkan citra dengan berbagai saluran.

Citra dengan saluran yang berbeda tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi kenampakan-kenampakan objek tertentu, karena saluran-saluran tersebut memiliki karaktersitik tertentu terkait dengan kepekaan terhadap suatu kenampakan objek. Untuk melakukan komposit citra satelit Landsat ETM+ dapat dilakukan dengan menggunakan program ENVI 4.5. Komposit citra merupakan penggabungan 3 saluran yang mampu menampilkan keunggulan dari saluran-saluran penyusunnya.Warna dasar dalam komposit citra adalah biru, hijau dan merah. Warna lain muncul sebagai kombinasi dari warna-warna dasar tersebut. Pengertian ini didasari dari Teori Kubus Warna dimana warna merah, hijau dan biru diletakkan berturut-turut pada sumbu merah, hijau, dan biru. Komposit citra berguna dalam membantu pengidentifikasian objek yang tampak pada citra karena mata manusia memiliki keterbatasan dan hanya mampu mengidentifikasi objek yang tampak menonjol saja. Fokus dalam praktikum multispektral ini adalah pengamatan objek citra pada komposit 321, 432, 452, dan 457. Pada komposit 321, kenampakan objek seperti wujud aslinya. Komposit ini disebut juga dengan komposit Natural Color atau True Color. Saluran pada komposit ini terletak pada spektrum tampak, dimana hasil visualisasi yang dihasilkan sama atau sesuai dengan gelombang elektromagnetik yang mampu dilihat oleh mata manusia. Sehingga warna pada komposit ini dikatakan sama seperti aslinya (natural). Objek-objek seperti vegetasi, tanah, lahan, air dan pemukiman akan tampak jelas pada saluran ini dan pengamat mudah membedakan antar objek karena warnanya yang sama seperti yang biasa dilihat. Komposit asli ini bermanfaat untuk studi yang berkaitan dengan tata wilayah kota maupun pengamatan hidrologi. Komposit 432 disebut juga dengan komposit False Color. Jenis komposit ini sering digunakan untuk identifikasi vegetasi karena gelombang inframerahnya dapat mendeteksi daun dengan baik. Pigmen daun yang mengandung klorofil akan menyerap gelombang inframerah, sehingga vegetasi akan tampak berwarna merah. Tingkat kegelapan atau cerahnya warna merah tergantung pada bentuk dan lebar daun, pigmen daun, kandungan air, dan kandungan material organik. Selain itu keadaan tumbuhan juga mempengaruhi warna merah yang dihasilkan, tumbuhan yang sehat warnanya tampak merah gelap. Pada daerah padang rumput mauapun lahan dengan vegetasi jarang, akan tampak berwarna merah muda. Pemukiman pada komposit ini

ditunjukkan dengan warna biru muda dan air berwarna biru tua. Tanah atau lahan akan tampak berwarna kehijau-hijauan dan batuan berwarna hijau tua. Pada komposit 452 ini vegetasi ditandai dengan warna orange. Vegetasi yang lebat dan sehat akan tampak berwarna orange tua. Pada komposit ini lahan basah akan mudah di identifikasi dengan objek yang disekitarnya karena warnannya yang lebih gelap (berwarna nila) karena kemampuan air dalam menyerap inframerah. Kenampakan jenis dan kondisi tumbuhan ditampilkan dengan variasi rona atau warna orange, coklat, dan hijau muda. Batuan di visualisasikan dengan warna hijau tua. Komposit ini bermanfaat untuk mengidentifikasi perbedaan embun, analisa lahan dan kondisi- kondisi tumbuhan. Komposit 457 menampilkan objek air jernih yang dalam dengan warna sangat hitam. Vegetasi divisualisasikan dengan warna coklat, orange dan kuning cerah. Lahan-lahan basah tampak berwarna coklat gelap, sedangkan pada umumnya lahan divisualisasikan dengan warna biru muda, hijau dan coklat kemerahan. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh kondisi tanah pada daerah terebut. Warna biru mengindikasikan bahwa pada lahan itu adalah lahan kosong atau habis tanam, sedangkan pada daerah yang kemerahmerahan menunjukkan adanya vegetasi yang baru tumbuh, misalnya seperti padang rumput. Komposit ini dapat digunakan untuk pengamatan Geologi batuan. Penyimpanan Data Citra Data citra memiliki ukuran file yang besar sehingga kurang efisien. Kebutuhan akan sistem penyimpanan yang efisien semakin terasa dengan digunakannya sensor multisaluran. Melalui sensor semacam ini, beberapa citra yang menggambarkan objek yang sama dihasilkan, namun menyajikan variasi rona/nilai pksel yang berbeda. Variasi ini tergantung pada saluran yang digunakan. Format penyimpanan digital diantaranya adalah Band Sequential (BSQ), Band Interleaved by Line (BIL), dan Band Interleaved by Pixel (BIP). Pada format BSQ citra yang dihasilkan dari setiap saluran disimpan sebagai berkas atau file yang terpisah. Urut penyimpanan data pun dilakukan mulai dari baris pertama saluran 1, baris kedua, baris ketiga, dan seterusnya hingga baris terakhir. Data ini disimpan sebagai file saluran 1. Kemudian mulai dari baris pertama untuk saluran 2 sampai dengan baris terakhir. Jadi pada sistem 3 saluran dihasilkan 3 berkas citra.

Pada format BIL, penyimpanan dilakukan muai dari baris pertama saluran 1, kemudian dilanjutkan dengan baris pertama saluran 2,...baris pertama saluran n. Setelah itu, dilanjutkan dengan baris kedua saluran 1,baris kedua saluran 2...baris kedua saluran n. Begitu seterusnya sampai baris terakhir saluran n selesai disimpan. Dengan format BIL, seluruh data citra pada n saluran akan disimpan sebagai satu berkas. Format BIL untuk saluran tunggal (n=1) dengan demikian akan sama dengan format BSQ. Pada prinsipnya, format BIP ini mempunyai kemiripan dengan format BIL. Hanya saja selang-selingnya bukan lagi perbaris, melainkan per piksel. Penyimpanan dimulai dari piksel pertama (pojok kiri atas) baris pertama saluran 1, piksel pertama baris pertama saluran 2,...piksel pertama baris saluran n. Begitu seterusnya, sampai pada piksel terakhir baris terakhir saluran 1, piksel terakhir baris terakhir saluran 2,...piksel baris terakhir saluran n. Sama halnya dengan BIL, disini seluruh data citra pada n saluran disimpan sebagai satu berkas. Pada dasarnya format penyimpanan BSQ, BIP dan BIL memiliki cara masingmasing dan tentunya memiliki kelemahan dan kelebihan. Format BSQ memiliki kapasitas memory paling besar dari format yang lain, karena setiap band disimpan dalam bagian tersendiri dengan header sendiri, namun data yang tersimpan tidak mudah rusak. Misalnya, jika terdapat kerusakan salah satu nilai piksel pada salah satu band, maka band lain masih dapat terbaca dengan baik, karena disimpan dalam bagian tersendiri. Untuk format penyimpanan BIL dan BIP hampir sama, file nya ringan karena disimpan dalam satu bagian. Akan tetapi apabila terdapat salah satu nilai piksel yang rusak atau tidak terbaca, maka citra akan rusak karena piksel yang rusak tadi akan dimasuki piksel selanjutnya, sehingga informasi yang tersimpan menjadi bergeser semua. 8. KESIMPULAN Dalam penginderaan jauh, ada 2 tipe visualisasi citra, yakni Psedeucolor dan Komposit Warna citra. Citra multispektral adalah citra yang dibuat dengan saluran jamak. Berbeda dengan citra tunggal yang umumnya dibuat dengan saluran lebar, citra multispektral umumnya dibuat dengan saluran sempit. Komposit citra adalah citra baru hasil dari penggabungan 3 saluran yang mampu menampilkan keunggulan dari saluran-saluran penyusunnya. Komposit citra berguna dalam membantu pengidentifikasian objek yang tampak pada citra karena mata manusia memiliki keterbatasan dan hanya mampu mengidentifikasi objek yang tampak menonjol saja. Kebutuhan akan sistem penyimpanan yang efisien semakin terasa dengan digunakannya sensor multisaluran. Untuk itu dikembangkan format penyimpanan digital, diantaranya yaitu Band Sequential (BSQ), Band Interleaved by Line (BIL), dan Band Interleaved by Pixel (BIP

DAFTAR RUJUKAN Danoedoro, Projo.2012.Pengantar Penginderaan Jauh Digital.Yogyakarta :

Penerbit Andi Lillesand, dan Kiefer.1990.Penginderaan Jauh Dan Interpretasi Citra.Yogyakarta : Gajah Mada University Press Quinn, James W. .2001.Band Combination. (online) (http://web.pdx.edu/~emch/ip1/bandcombinations.html , Diakses pada tanggal 02 Maret 2013 ) Suryadi, Indrawan.2008.Kombinasi Band Landsat-7. (online) (http://tech.groups.yahoo.com/group/rsgisforum-net/message/10399, Diakses pada tanggal 03 Maret 2013)

You might also like