You are on page 1of 269

Awal musim dingin, 2003..

Seorang namja terlihat tengah duduk tenang diatas sepedanya sambil mendengarkan musik yang mengalun merdu dari earphone yang ia kenakan. Ditangannya sebuah ponsel berwarna putih tengah ia genggam. Namja itu begitu asyik menikmati lagu yang sedang ia dengarkan, hingga tak menyadari bahwa sejak tadi ada sepasang mata yang terus saja menatapnya sambil tersenyum. Hey, apa yang kau lakukan disini? Daesung Han, seorang pria jangkung dengan wajah tirus namun nampak bersahabat itu menepuk pundaknya pelan, membuat namja itu segera mendongak dan sedikit terkejut saat melihat ada seorang pria dewasa sedang menatap serius kearahnya. Ahh? J-jweseonghaeyo. Saya tidak bermaksud apa-apa. S-saya hanya.. mmenunggu chingu saya yang sedang mengikuti audisi didalam. Jawabnya dengan sedikit terbata-bata. Ah, gerae? Daesung menatap dirinya dari ujung kaki hingga ke ujung kepala. Mengapa ada namja se-perfect ini, namun dirinya tak memilih untuk mencoba mengikuti audisi juga. Apakah kau ingin ikut audisi didalam? tawar Daesung, masih sambil mengamati tubuh dan wajah namja didepannya. Ia bisa menebak, namja ini bukan berasal dari kalangan biasa-biasa saja. Hal itu bisa terlihat dengan begitu jelas dari cara namja itu berbicara dan juga dari sikapnya. Terlebih wajahnya yang sangat tampan di usianya yang masih belia. A-audisi? M-maksud anda, saya harus ikut audisi didalam?

Daesung hampir saja meledakkan tawanya melihat wajah polos namja didepannya ini. Benar. Cobalah. Apa kau tahu, wajahmu itu memiliki aura bintang. Dan kurasa, kau hanya perlu belajar lebih giat untuk bisa menjadi bintang yang sesungguhnya di kemudian hari. Masuklah, dan cobalah peruntunganmu. Eoh? Namja itu terlihat berpikir, nampak ragu-ragu apakah ia benar-benar harus masuk dan menerima tawaran pria dihadapannya ini, atau menolaknya dengan halus dan tetap berdiam disini menunggu Kim Jung Hoon, chingu-nya, selesai mengikuti audisi. Hey, mengapa kau diam saja? Masuklah. Ini, aku memberimu ini. Perlihatkan ini agar kau bisa masuk lebih dulu kedalam ruang audisi. Daesung Han memberinya sebuah ID card berwarna biru. Dengan ragu-ragu namja itu menerimanya. Sekarang masuklah. Ppali. Entah kenapa, hatinya kini mulai tergerak untuk segera masuk kedalam dan mengikuti audisi itu. ID card biru tadi ia genggam erat-erat. Daesung Han tersenyum menatap punggung namja yang sudah berlalu masuk kedalam halaman besar agency besar itu sambil mengayuh sepedanya. Pria itu meronggoh saku celananya, lalu mulai menghubungi seseorang.

.
Next. Suara pria yang terdengar dari dalam ruangan itu membuat dirinya sedikit terlonjak. Seorang pria lainnya yang berdiri didepan pintu menatap kearahnya, memberinya isyarat untuk mendekat.

Apakah kau peserta Starlight Casting System yang direkomendasikan oleh Daesung Han? Ne? Namja itu terlihat sedikit tak mengerti dengan ucapan pria dihadapannya ini. Apa kau memiliki sebuah ID card biru? Tanya pria itu lagi, mencoba untuk bersabar. Ah.. ia akhirnya mengerti dengan maksud pria didepannya ini. ne, saya memilikinya. Seseorang memberikan kepada saya beberapa jam yang lalu. Bagus. Pria itu mengangguk cepat. sekarang masuklah. Ne.. Maka ia pun segera bergerak masuk kedalam ruangan yang nampak luas itu. matanya langsung dapat menangkap dua sosok pria, satu pria berusia akhir tiga puluh tahunan dan seorang pria lagi berusia dua puluh tahunan keatas. Kedua pria itu menatap kearahnya dan juga ID card biru yang berada dalam genggamannya. Chil Hyeon, Dia pasti calon trainee yang dimaksudkan oleh Daesung Han padaku ditelpon tadi. Ucap pria yang lebih tua pada namja yang lebih muda disampingnya. Ne, Sonsaengnim. Anda benar. Dan biasanya mata Daesung Hyeong itu tidak pernah salah menentukan pilihan. Lee Soo Man tersenyum tipis. Ia kembali memfokuskan perhatiannya pada namja didepannya. Baiklah. Silahkan perkenalkan dirimu, anak muda. Ne.. namja didepannya memberi sikap hormat sempurna padanya. Ia mulai membungkuk sopan dan berdiri tegap. Annyeonghaseyo, Jonen Choi Siwon Imnida, bangapsemnida.

Choi Siwon.. Lee Soo Man terlihat mengangguk-ngangguk kecil. Ia melipat kedua tangannya diatas meja. Nah sekarang, coba perlihatkan apa keahlianmu? Untuk sejenak, Siwon terdiam. Ia mengikuti audisi ini dengan begitu mendadak sehingga ia benar-benar tidak mempersiapkan apapun yang bisa ia tunjukkan kepada kedua pria didepannya ini. Keringat dingin mulai mengucur di keningnya saat ia belum juga bisa menemukan sesuatu seperti apa yang harus ia tunjukkan sekarang. Choi Siwon-ssi.. namja yang lebih muda, yang ia kenal betul sebagai KangTa, kini tengah menatap kearahnya, dengan sebelah alis terangkat. Siwon menghela nafas pelan. M-mm.. baiklah Kini ia mulai terlihat mengumpulkan udara sebanyak-banyaknya sambil bergerak sedikit, memberi perenggangan pada otot-ototnya yang sempat menegang. KangTa mengeryitkan keningnya, sementara Lee Soo Man masih terus menatapnya sambil mengulum senyum. Dan Meledaklah tawa dari bibir Lee Soo Man ketika ia melihat apa yang saat ini tengah Siwon perlihatkan padanya. Yahhh.. seorang Choi Siwon.. kini tengah melakukan Pumsae (teknik Taekwondo yang digunakan untuk melumpuhkan lawan imajiner).Ia juga melakukan Yeop Jireugi (Pukulan Samping), Pyojeok Jireugi (Pukulan Dengan Sasaran tendangan),Chi Jireugi (Pukulan Dari Bawah Keatas)dan Twieo Dwi Chagi (Tendangan kebelakang Yang Dilakukan Sambil Melompat).

Lee Soo Man tak bisa menahan diri dari rasa gelinya ketika melihat apa yang tengah dilakukan anak muda berwajah tampan dihadapannya ini. Oho! Itu terlihat sangat bagus.. pria itu bertepuk tangan dengan heboh, membuat Siwon berhenti bergerak dan langsung menunduk malu. kupikir kau bisa menjadi Jackie Chan dari Korea dimasa mendatang. Ahn Chil Hyeon atau yang lebih dikenal dengan nama KangTa, juga tak bisa menyembunyikan ledakan tawanya ketika mendengar apa yang baru saja Lee Soo Man katakan pada namja didepan mereka ini. Terlihat sekali wajah namja didepan mereka yang mulai memerah karena malu. Lee Soo Man pun berusaha menutup mulutnya, menahan diri untuk tidak terus menertawakan namja polos didepan mereka yang terlihat benar-benar sangat malu itu. Apa kau bisa bernyanyi? Kali ini Lee Soo Man mencoba untuk sedikit serius. Siwon menghela nafas pelan, sebelum kemudian ia mengangguk. Kalau begitu, bernyanyilah. Siwon kembali mendesah, sedikit menyesali keputusannya untuk mengikuti audisi ini. Namun ia sudah terlanjur berada disini. Maka tidak ada salahnya jika kemudian ia mencoba untuk menunjukkan kemampuannya dalam olah vocal seperti yang Lee Soo Man inginkan.

I believe I can fly I believe I can touch the sky I think about it every night and day spread my wings and fly away

Beberapa bait lirik dari lagu I Believe I can Fly dari R. Kelly mengalun dari bibirnya. Lee Soo Man terdiam, mencoba meresapi alunan nada yang kini mulai ditangkap indra pendengarannya. I believe i can soar I see me running through that open door I believe I can fly I believe I can fly I believe I can fly

Suara Siwon ternyata memiliki ciri khas tersendiri. Berat dan dalam, meski ada beberapa trainee yang lain yang tentu saja memiliki suara jauh lebih bagus dari suara Siwon. Namun dengan wajah tampan rupawan dan kepolosan yang mampu membuat dirinya terhibur siang ini, suara Siwon itu terdengar cukup merdu ditelinganya. Cukup.. Lee Soo Man mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Siwon berhenti bernyanyi. Namja itu menurutinya. Kini ia kembali berdiri tegap menatap kearah Lee Soo Man dan juga KangTa. Kau diterima. Mata Siwon terlihat membulat kaget ketika mendengar dua kalimat itu keluar dari bibir Lee Soo Man. Ne? Kami menerimamu, Choi Siwon. kau berhasil lolos dari audisi ini. Sambung pria berkacamata itu. Wajah Siwon terlihat sangat terkejut. Ia melangkah

tersaruk kearah Lee Soo Man yang kini tengah menyodorkan sebuah map padanya. Masih ada beberapa lembar map lagi diatas meja tersebut. S-sonsaengnim, apakah anda.. serius? Lee Soo Man dan KangTa saling bertukar pandang sejenak, sebelum kemudian mereka sama-sama tertawa. Ne. kami serius. Minggu depan datanglah kemari untuk mulai masuk ke asrama dan menjalani pelatihan. Dan ah, jangan lupa, kau harus mendapatkan sign dari wali-mu dulu sebelum dapat bergabung sepenuhnya dengan perusahaan kami. Jawaban itu meluncur lembut dari bibir KangTa. Siwon terdiam, menatap map berwarna biru muda ditangannya. Sign dari wali? Aihhh mengapa aku jadi sebodoh ini? Apakah Aboeji akan mengizinkanku untuk bergabung di agency ini? Siwon masih saja berdiri diam ditempatnya, membuat Lee Soo Man kembali tersenyum melihat ulahnya itu. Datanglah saat kau benar-benar sudah mendapatkan sign dari ayahmu.. pria itu menatapnya ramah. tak peduli seberapa lama, aku akan tetap menunggumu. Sekarang pergilah. Choi Siwon menatapnya sambil mengerjap-ngerjap sebentar, sebelum kemudian ia mengangguk dan segera berpamitan untuk segera keluar dari ruangan itu. Kupikir ia akan menjadi orang yang besar suatu hari nanti, Sonsaengnim.. Ahn Chil Hyeon menatap wajah Lee Soo Man yang masih nampak geli karena ulah Choi Siwon tadi. Biasanya calon trainee yang tampil didepan mereka sudah lebih dulu tahu apa sebenarnya yang harus mereka lakukan.

Beberapa akan memilih untuk bernyanyi, dan beberapa lagi memilih menari. Tak sedikit pula yang memilih untuk menunjukkan kedua-duanya. Namun apa yang tadi Choi Siwon perlihatkan? Taekwondo? Astaga ini sungguh kali pertama dalam sejarah dirinya menjadi produser musik sekaligus founder dari agency ternama ini, ada calon trainee yang justru menunjukkan kebolehannya dalam seni bela diri. Kurasa juga begitu.. Lee Soo Man mengangguk pelan. Kemudian ia menoleh kearah KangTa dan mengamatinya dengan seksama. E-eoh? W-whaeyo sonsaengnim? namja itu terlihat gugup ketika mendapati tatapan guru-nya yang seperti itu. Anni.. hanya saja.. aku rasa anak itu akan menjelma menjadi kembaranmu dalam beberapa waktu kedepan. Tidakkah kau menyadarinya? Wajah kalian nampak sedikit mirip. KangTa terdiam. Meski didalam hati ia membenarkan ucapan Lee Soo Man tersebut. Ne.. kurasa juga akan seperti itu, Sonsaengnim.. kemudian namja tampan itu mendesah pelan. Menjadi kembaran dari si Pumsae Namja, aku tidak tahu apa yang akan terjadi kemudian pada kami kedepannya. Lee Soo Man kembali terkikik pelan, sebelum kemudian meminta agar calon trainee lainnya segera masuk kedalam ruang audisi.

.
Dua minggu kemudian

Gedung putih yang berdiri megah di Apgujung, Gangnam-gu itu hanya bisa ditatapnya dengan sesekali mendesah. Gumpalan karbondioksida yang menguar dari bibirnya terlihat ketika ia menghela nafas. Udara benar-benar dingin, membuatnya kini kembali melanjutkan langkahnya untuk segera masuk kedalam area gedung megah yang selama ini begitu diimpi-impikan oleh semua remaja seusianya, untuk dapat mereka masuki. SM Entertainment. Aishh.. chuwoo.. Ia meniup tangannya yang mulai terasa dingin sambil terus memaksa langkahnya berlari. Beberapa remaja seusianya terlihat mencuri pandang kearahnya. Namun ia merasa tak perlu repot-repot untuk memperdulikan itu semua. Yang ada dipikirannya hanyalah ia harus segera bertemu dengan pemimpin perusahaan yang bergerak dalam bidang hiburan ini. Eh? dimana letak ruangannya? Ia terlihat mulai kebingungan sekarang, ketika kini ia sudah berada dikoridor gedung utama. Ada dua lorong kini dihadapannya, membuatnya bingung untuk memilih berbelok kemana. Kenapa sepi sekali? Apakah ini sudah masuk jam latihan? Aishh jika saja Aboeji mengizinkanku keluar lebih cepat, tentu aku tidak akan harus terlambat selama ini. keluhnya sambil meremas sebuah map biru yang ia bawa. Ia mencengkram tali ransel yang berada dipunggungnya. Butuh waktu dua minggu untuknya benar-benar mampu mendapatkan izin dari ayahnya agar bisa menjalani masa-masa trainee di perusahan musik terbesar di korea itu. Ayahnya yang merupakan pemilik dari Hyundai Dept

Store, dan berbagai perusahaan besar lainnya, merasa sangat keberatan dengan keinginan putranya untuk terjun kedalam dunia entertainment. Terlebih lagi dirinya sudah jelas akan menjadi pewaris tunggal semua usahanya dan semua kekayaannya dimasa depan. Namun putranya yang tampan ini tetap bersikeras untuk bergabung dengan perusahaan besar itu.

Selama dua minggu Siwon terus saja berusaha membujuk ayahnya agar mau memberinya kesempatan untuk mengembangkan dirinya menjadi lebih baik lagi. Selama dua minggu ia harus berjuang mati-matian hanya demi mendapatkan satu sign dari ayahnya. Aboeji akan menandatangani ini, tapi kau harus menanggung semua konsekuensinya seorang diri. Perlu kau ketahui, menjadi seorang public figure itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Akan banyak sekali rintangan dan cobaan yang harus kau hadapi nanti. Dan jika sampai hal itu terjadi, jangan pernah datang pada aboeji dan merengek agar aboeji dapat membantumu keluar dari sana. Kau harus bertanggung jawab penuh atas pilihan yang sudah kau ambil dan menyelesaikan semuanya hingga akhir. Apa kau mengerti? Itu adalah perjanjian mereka. Perjanjian antara namja dengan namja dan ayah dengan anak yang tentu saja tidak akan pernah dapat berubah. Ayahnya, Choi Ki Ho, memberinya kesempatan untuk dapat berdiri dengan kekuatannya sendiri dengan satu catatan, dirinya tidak akan pernah mengulurkan tangannya untuk membantu permasalahan apapun yang akan putranya hadapi kedepannya, seiring dengan keputusan yang sudah putranya itu ambil. Ia hanya ingin Choi Siwon bersikap selayaknya pria sejati yang bisa menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik. Hh apakah aku harus berbelok ke kiri, atau ke kanan?

Namja itu masih berdiri bingung, ragu menentukan kearah mana ia harus melangkahkan kakinya kini. Matanya terus bergerak, berharap seseorang akan lewat dan bisa membantunya menunjukkan dimana letak ruangan Lee Sonsaengnim. A-ah.. jeogiyo.. Matanya yang sempat terlihat putus asa, mulai melebar cerah saat ia melihat dua orang yeoja tengah keluar beriringan dari dalam toilet. Ia menatap kedua yeoja yang berada tak jauh dari hadapannya itu dengan wajah sumringah sebelum kemudian mulai melangkah cepat, mendekati kedua yeoja itu. Ahh.. jweseonghaeyo.. aku trainee baru disini. Bisakah kalian menunjukkan padaku dimana ruangan Lee Soo Man Sonsaengnim? Namja itu menatap kearah kedua yeoja dihadapannya sambil tersenyum sopan. Tatapannya begitu hangat. Satu diantara kedua yeoja itu terlihat salah tingkah dengan cara namja didepannya ini menatap mereka. Sementara yang satunya lagi, seorang yeoja berusia sekitar tiga belas tahunan dengan wajah yang terlihat manis dan imut, nampak bersikap sedikit cuek dan seolah tidak peduli padanya. Sepasang earphone terselip ditelinganya. Sepertinya ia begitu terhanyut dengan lagu yang saat ini sedang ia dengarkan. Agasshi? Namja itu kembali memanggil kedua yeoja didepannya ini, membuat si yeoja yang tadinya bersikap salah tingkah dihadapannya, mulai tersadar kembali. Ia berdehem-dehem sebentar. M-mm ne.. disitu.. telunjuknya terulur, kearah kiri pundak namja itu, kau hanya perlu melangkah lurus kesana dan berbelok ke kanan. Ruangan Lee

Soo Man Sonsaengnim berada persis ujung koridor itu. Ada pot bunga besar yang berada tepat disamping pintunya. Siwon mengikuti arah yang ditunjukkan oleh yeoja dihadapannya ini, sebelum kemudian ia mengangguk mengerti. Ah.. begitu? Gamsahaeyo. Terimakasih karena sudah membantu saya. Kalau begitu, saya pergi dulu.. Ia kembali membungkuk sopan dan menatap ramah kearah kedua yeoja dihadapannya ini. Yeoja yang baru saja membantunya itu ikut membungkuk sopan dengan wajah bersemu. Sementara yeoja disampingnya tetap saja diam sambil terus mendengarkan mp3-nya. Tampa dirinya sadari, Siwon ternyata masih terus berdiri disana. Seperti ada sesuatu yang menahan langkahnya dan memintanya untuk tetap berdiri ditempat itu, seraya menatap kearah yeoja cuek yang seolah tidak memperdulikan kehadirannya.

YA! Temannya terlihat menyikut dirinya yang sejak tadi terus saja diam dan malah sibuk dengan mp3-nya. Yeoja itu seolah mengerti arti dari tatapan namja didepannya ini pada sahabatnya. Diliriknya yeoja cantik berambut panjang hitam yang masih terlihat begitu menghayati lagu In Your Love, dari Boyband Shinhwa yang bisa terdengar samar ditelinganya. Shinhwa sendiri adalah penyanyi senior mereka di perusahaan ini. Namun beberapa bulan yang lalu, Shinhwa memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak mereka dengan SM Entertainment dan memilih untuk bergabung dengan perusahaan baru.

Sikutan pelan dari sahabatnya itu mau tidak mau terpaksa membuatnya mendongak dan pada saat itulah tatapan matanya dengan namja itu bertemu. Namja itu menatap wajahnya tampa berkedip, sementara dia justru malah membuang wajahnya tak lebih dari dua detik saat tatapan mata mereka bertemu pandang seperti itu. Yoon Hee Eonni.. kurasa kita harus benar-benar kembali ke kelas. Kang Sonsaengnim pasti akan memarahi kita jika kita terlambat masuk. Yeoja berusia sekitar tiga belas tahunan itu mem-poutkan bibirnya sedikit, lalu mulai memasang aegyo-nya yang selama ini terbukti mampu meluluhkan hati semua coach di SM Entertainment. Aish.. Arrasseo.. arrasseo. Berhenti memasang wajah seperti itu. yeoja yang baru saja ia panggil dengan nama Yeon Hee itu menepuk pelan pundaknya. Yeoja itu menatap kearah namja yang masih berdiri didepan mereka seraya membungkuk sopan. Kami permisi. Ah, ne. Siwon mengangguk cepat. Yeon Hee bahkan tak sempat berdiri tegak ketika tangannya sudah ditarik lebih dulu oleh temannya. Kini keduanya mulai melangkah menjauh dari namja itu. Yeoja yang aneh Namja itu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sambil

mengendikkan bahunya saat mengingat sikap mp3 yeoja yang terlihat sangat cuek dan dingin itu. Ia kembali teringat dengan tujuan awalnya. Maka dengan setengah berlari kini ia mulai bergerak menuju ruangan founder

agency terkemuka ini sekaligus produser musik yang paling mumpuni dikelasnya.

.
Lee Soo Man terlihat sedang meneliti beberapa berkas diatas mejanya ketika ia mendengar pintu ruangannya diketuk pelan. Ne, silahkan masuk. Pintu yang menutup pun perlahan terbuka. Lelaki berkacamata itu menatap sebentar kearah namja yang kini mulai membuka pintu itu sedikit lebih lebar. Senyum langsung merekah diwajahnya saat ia mengingat siapa namja dihadapannya ini. Ahh.. akhirnya kau datang juga. Lelaki itu tersenyum ramah padanya, sambil mempersilahkan dirinya untuk mendekat dan duduk disofa ruangan itu. Ne.. jweseonghaeyo jika saya datang begitu terlambat. Tidak mudah untuk saya bisa mendapatkan izin dari kedua orang tua saya. Jadi, saya perlu beberapa waktu untuk dapat menyakinkan mereka. Lee Soo Man tertawa pelan mendengar ucapan namja dihadapannya ini. Ia bahkan kadang masih merasa geli mengingat saat pertama kali namja itu mengikuti audisi di kantor ini dua minggu yang lalu. Gwenchana. Aku mengerti. Jadi, apakah sekarang kau benar-benar telah siap untuk mengikuti serangkaian pelatihan disini? Lee Soo Man menatap wajah Siwon dalam-dalam. Namja itu pun balas menatapnya, sebelum kemudian mengangguk mantap. Ne, Sonsaengnim. Mohon bantuannya dan menjaga saya.

Choi Siwon bangkit berdiri dan membungkuk rendah pada sosok pria dihadapannya ini. kembali terdengar tawa dari bibir Lee Soo Man. Sebelum kemudian ia ikut berdiri dan menepuk-nepuk pundak Siwon. Baguslah. Ayo, aku akan mengantarmu ke kelas pagi ini. Lee Soo Man segera melangkah lebih dulu didepannya, membuat Siwon buruburu mengikutinya dari belakang. Berjalanlah disampingku Lee Soo Man menoleh kearahnya sambil berdecak pelan. Siwon mengangguk cepat, dan segera melangkah tepat disamping pria tersebut. Kau tahu, kau adalah trainee kedua yang aku antar langsung menuju kelas dihari pertama pelatihan. Lee Soo Man kembali tersenyum saat melihat Siwon begitu sopan menyimak setiap kata yang keluar dari bibirnya. Ah? Geraekuna? Kalau begitu ini tentu menjadi kehormatan tersendiri bagi saya karena anda berkenan untuk mengantar saya langsung ke kelas. Kembali Lee Soo Man tersenyum dan mengangguk. Aku akan menempatkan kau sekelas dengannya pada kelas akting dan modeling. Terjadi beberapa kekacauan karena ulah trainee senior yang bernama Park Jung Soo. Namja itu begitu nakal dan Casanova sekali. Ia terus saja mengganggu trainee yeoja dan bahkan tak jarang menggodanya hingga mereka menangis. Karena ulahnya itu, aku memutuskan untuk memisahkan kelas yeoja dan namja pada pelatihan menyanyi dan menari, dan hanya menyatukan beberapa yang terlihat berbakat dan memiliki potensi pada kelas akting dan modeling. Seperti kau dan dia nanti.

Siwon terus mendengarkan perkataan Lee Soo Man itu dengan baik. Pria disampingnya ini terus saja membicarakan seseorang lagi, yang sepertinya menjadi trainee favoritnya karena sejak tadi Lee Soo Man terus saja menyebut-nyebut dirinya, meski tampa mencantumkan nama. Hal itu entah kenapa membuat Siwon merasa sedikit penasaran. Apakah dia seorang namja? Akhirnya Siwon memberanikan diri untuk bertanya. Anni.. dia seorang yeoja. Ahh begitu Choi Siwon mengangguk pelan. Mereka pun terus melangkah hingga tampa terasa kini langkah keduanya telah sampai didepan pintu kelas akting. Nah, Choi Siwon Lee Soo Man menatapnya tenang. selamat datang di SM Entertainment. Bersamaan dengan itu, Lee Soo Man pun mulai membuka pintu ruangan itu lebar-lebar. Hingga seisi kelas kini bisa melihat dirinya dan juga pria itu dengan jelas, tengah berdiri tepat didepan pintu.

.
Siwon POV,
Nah, Choi Siwon suara Lee Soo Man Seonsaengnim terdengar disampingku. selamat datang di SM Entertainment. Aku menelan saliva-ku, gugup, ketika semua mata kini mulai mengarah padaku. Lee Soo Man melangkah masuk lebih dulu kedalam ruangan itu, membuatku dengan segera bergerak mengikutinya.

Annyeonghaseyo, Kang Jinyoung Sonsaengnim.. Suara Lee Soo Man Sonsaengnim kini kembali terdengar. Ia tengah menyapa seorang pria yang sejak tadi berdiri ditengah ruangan. Pria itu membungkuk sopan kepada Lee Soo Man Sonsaengnim dan mereka terlihat berbicara sebentar. Ahh.. jadi ini yang Chil Hyeon sebut Pumsae namja itu? suara Kang Sonsaengnim yang cukup keras terdengar memenuhi setiap sudut ruangan ini. Terdengar tawa geli dari beberapa trainee namja didepanku. Wajahku memerah. Astagaa.. harusnya aku berpikir sepuluh kali terlebih dahulu sebelum menampilkan teknik bela diri sialan itu ketika mengikuti audisi kemarin. Benar.. ini dia, si pumsae namja. Nahh.. sekarang, coba kau perkenalkan dirimu terlebih dahulu.. Tangan Lee Sonsaengnim bergerak pelan menepuk pundakku. Aku mendesah, masih merasa sangat malu karena sekarang semua mata benar-benar tengah tertuju padaku. Aku baru saja akan mulai berbicara ketika tampa sengaja mataku menangkap sosok yeoja itu. Yeoja aneh yang tampa sengaja bertemu denganku di koridor beberapa menit yang lalu. Baiklah.. Aku akan meralatnya sekarang.. Tidak semua mata tengah tertuju padaku saat ini. Tidak dia. Yeoja yang duduk tepat disamping sebuah jendela yang sedikit terbuka itu sama sekali tidak memperdulikan kehadiranku. Dia begitu acuh, dengan earphone yang masih setia menutupi indra pendengarannya. Ia memalingkan wajahnya, menatap keluar, seolah diluar sana ada sesuatu yang benar-benar menarik untuk ia lihat.

Sesuatu yang benar-benar nampaknya lebih menarik dari kehadiranku sebagai trainee baru didepan kelas. Ya, pumsae namja Sebuah tepukan yang terasa sedikit keras kembali terasa menyapa pundakku, membuatku terlonjak. Lee Sonsaengnim menatapku dengan sebelah alis terangkat. Begitu juga dengan Kang Sonsaengnim. Apa yang kau lakukan? Apa kau ingin terus berdiri disini hingga jam pelatihan berakhir, eoh? Lee Sonsaengnim masih menatapku. Kembali aku merasa wajahku memerah. A-annimnida. Jweseonghaeyo.. aku membungkuk cepat padanya, lalu kembali berdiri tegak menatap tiga puluhan yeoja dan namja yang berada didalam ruangan ini. Annyeonghaseyo, Jonen Choi Siwon imnida. Bangapsemnida. Aku memperkenalkan diriku dengan cepat dan singkat. Kembali terdengar beberapa kasak-kusuk dari trainee yang lain. Kurasakan tangan Lee Sonsaengnim kembali menepuk pundakku. Aku menoleh kearahnya, menanti apa yang akan ia katakan selanjutnya. Kau.. duduklah dibelakang Yoona. Aku menggerakkan wajahku, mengikuti arah pandangan Lee Sonsaengnim yang ternyata tengah menatap kearah dimana tatapanku tadi sempat berhenti disana. Dibelakang bangku yeoja itu memang terdapat sebuah bangku kosong. Ada lima bangku kosong sebenarnya disini. Namun Lee Sonsaengnim justru memintaku untuk duduk disana.

Ne, Sonsaengnim. Gamsahamnida. Aku kembali membungkuk sopan padanya, sebelum kemudian beranjak menuju tempat dudukku. Yeoja itu, masih sama seperti tadi, terus mengalihkan perhatiannya keluar jendela. Aku menatapnya sebentar saat tubuhku berada tepat disamping bangkunya, sebelum kemudian segera bergerak menuju bangkuku yang berada persis dibelakang tubuh yeoja ini. Saya rasa tugasku sudah selesai. Kang Sonsaengnim, Saya menitipkan mereka semua pada anda. Saya permisi dulu. Suara Lee Sonsaengnim terdengar samar ditelingaku karena entah mengapa tatapan mataku terus tertuju pada sosok yeoja didepanku ini. Dari posisiku sekarang, aku bisa melihat dengan jelas wajahnya, meski hanya dari samping, karena yeoja ini masih terus melemparkan pandangannya keluar jendela. Dia benar-benar tampan Suaranya.. dia mulai berbicara, masih sambil terus menatap keluar. Tampa sadar aku ikut menoleh dan menatap apa yang sejak tadi sepertinya terus diperhatikan oleh yeoja ini. Dan yang bisa kulihat hanyalah sesosok namja yang sedang berlari-lari kecil mengelilingi lapangan. Aku tak bisa dengan jelas melihat wajahnya dari tempatku duduk sekarang. Namun sekilas, aku bisa melihat namja itu memiliki postur tubuh yang sangat bagus. Aku menarik wajahku, menoleh lagi kearah yeoja yang duduk dihadapanku. Deg.

Jantungku tiba-tiba berdegup sedikit tak terkendali saat melihat yeoja ini tengah tersenyum. Ia tengah menyunggingkan senyumannya, masih dengan mata yang terus tertuju pada sosok namja diluar sana. Ini aneh.. Yeoja ini jelas tidak tersenyum padaku, namun aku merasa jantungku mulai berkedut. Pandanganku tak bisa beranjak sedikitpun dari sosoknya. Meski hanya bisa menatapnya dari samping, entah mengapa tatapan mataku ini seakan enggan beralih dari wajahnya. Hari ini, suara Kang Sonsaengnim terdengar. Kita akan mempelajari bagaimana cara untuk mengatur ekspresi. Sebelum itu mari kita melakukan teknik dasar pengaturan nafas. Silahkan mengikuti saya.. Apa yang Kang Sonsaengnim sampaikan didepan kelas saat ini, juga hanya bisa tertangkap samar ditelingaku. Entah mengapa aku benar-benar tidak bisa sedikitpun mengalihkan perhatianku dari wajah yeoja dihadapanku ini. Yeoja yang sepertinya juga tidak terlalu peduli dengan penjelasan yang sedang Kang Sonsaengnim jabarkan didepan kelas. Benar.. sama seperti yeoja ini, yang telah menemukan objek lain dan membuatnya seolah tak peduli dengan apapun yang ada disekitarnya, Maka aku juga telah menemukan sesuatu yang membuatku tak bisa fokus untuk menyimak apapun yang Kang Sonsaengnim jelaskan sekarang.

Pikiranku mulai dipenuhi olehnya, bahkan meski ini adalah kali pertama aku melihatnya. *End- Siwon POV*

.
Normal POV, Pukul empat sore Siwon melangkah pelan menyusuri koridor panjang dimana disetiap kiri dan kanannya dipenuhi oleh deretan pintu kamar yang tertutup. Ditangannya terdapat sebuah kertas yang bertuliskan nomor kamarnya. Namja itu terus bergerak sambil memperhatikan pintu-pintu yang tertutup satu per satu. 307 307 Siwon terus saja melangkah sambil mengamati seluruh pintu yang ada. Langkahnya terhenti saat ia menemukan pintu kamar yang ia cari. Ahh.. apakah disini? namja itu menatap lagi kertas ditangannya, lalu beralih menatap pintu didepannya. Itu benar.. 307 adalah angka yang tertempel dengan jelas disana. Siwon mencengkram tali ranselnya saat tangannya bergerak mengetuk pintu. Tiga kali ketukan, gagang pintu mulai bergerak. Annyeonghaseyo, Choi Siwon imnida.. Ia langsung membungkuk sopan ketika pintu akhirnya benar-benar terbuka. Oh, ne.. annyeonghaseyo..

Seorang namja berwajah cute berusia seumuran dengannya kini tengah menyambutnya. Namja itu menatap Siwon sebentar sebelum kemudian ia membuka pintu kamarnya itu lebih lebar. Namun mereka berdua masih berdiri didepan pintu. Kau trainee baru di SM? namja itu bertanya padanya dengan wajah ingin tahu. Siwon mengangguk cepat. Ne. aku trainee baru. Nana Sunbaenim memintaku untuk menetap dikamar ini selama beberapa waktu. Terlihat namja didepannya mengangguk-ngangguk mengerti. Ia menatap Siwon lagi. Masuklah. Kita memang akan menjadi roommate selama beberapa waktu kedepan. Namja itu tersenyum kecil kearah Siwon. Sebuah lesung pipi menyembul diwajahnya yang cute. Ah, Ne.. gamsahamnida. Ya, tak perlu terlalu formal begitu.. namja berwajah cute itu tertawa pelan. Ia mulai menyodorkan tangannya. Aku Yoochun. Park Yoochun. Siwon menatap tangan itu sebentar, lalu segera menyambutnya sambil ikut tersenyum. Ia segera masuk kedalam ruangan itu dan mulai membereskan barang-barangnya. Wajahmu mirip sekali dengan Chil Hyeon Hyeong.. Yoochun menatap wajah Siwon yang tengah sibuk mengemasi isi ranselnya itu. Namja itu hanya membawa beberap potong baju dan celana. Mendengar kalimat yang terlontar dari bibir roommates baru-nya itu, Siwon tak bisa menahan tawanya dan kembali menoleh kearah Yoochun.

Benarkah? Ne.. Aigoo.. bahkan dari arah samping lebih mirip lagi. Yoochun terus berkomentar. Siwon tersenyum, menampilkan lesung pipinya yang begitu menawan dan dalam. Ahh, tapi Chil Hyeon Hyeong tak memiliki lesung pipi.. Yoochun mendesah pelan. Namun dua detik kemudian wajahnya justru berubah senang. Ya, kau tak menyadarinya? Dua namja berlesung pipi paling tampan di SM kini berada dalam satu kamar? Wah Nana Sunbae pasti sengaja melakukan ini.. Yoochun berdecak kecil, namun wajahnya terlihat sangat senang. Siwon yang sudah berada diatas kasurnya melirik kearah namja yang juga tengah duduk dikasurnya. Namja itu terlihat sangat ceria sekali. Dari caranya berbicara dan dari sikapnya, bisa dipastikan bahwa Park Yoochun adalah sosok periang dan sangat menyenangkan. Dan Siwon beruntung bisa memiliki roommate seperti Yoochun karena itu bisa sangat membantunya untuk beradaptasi dengan cepat di lingkungan ini. Ia kembali melanjutkan kegiatannya, menaruh pakaian yang ia bawa kedalam lemari kecil yang ada didalam kamarnya bersama Yoochun itu. Siwon-ssi.. apakah kau ingin ikut ke taman? Setelah hampir lima menit tak ada interaksi diantara mereka, Tiba-tiba saja Yoochun berdiri didepannya. Namja itu tengah menatap layar ponselnya yang berkedip. Ne? taman? Siwon menatapnya bingung.

Benar..

angguk

Yoochun

cepat.

beberapa

dari

kami

biasanya

menghabiskan waktu disana saat sore hari. Kkaja.. yang lain sudah berkumpul disana. Yoochun meraih jaketnya. Sementara Siwon yang masih terbilang baru ditempat ini, tentu saja tidak punya pilihan lain selain mengikuti Yoochun pergi ke taman tersebut. Beberapa menit kemudian Taman yang dimaksud oleh Yoochun ternyata tak jauh dari asrama. Letaknya dibelakang gedung utama. Taman itu tak begitu luas. Hanya saja ada danau buatan yang mempercantik suasana disana. dan seperti yang sudah Yoochun katakan, terlihat belasan namja dan juga yeoja tengah duduk bersama dipinggir danau sambil bermain gitar. Siwon menatap wajah-wajah itu seraya berkedip beberapa kali karena setengah dari mereka yang hadir disana saat ini, adalah teman-temannya di kelas akting. Chunniee.. Namja dengan gummy smile-nya yang khas kini berdiri menyambut Yoochun. Ia melebarkan senyumannya saat melihat siapa yang berada disamping Yoochun sekarang. Ommo.. pumsae namja? Kau ikut kemari juga? Namja itu menatap Siwon dengan wajah lucu. Siwon mencoba untuk tersenyum menanggapinya, meski didalam hati ia tengah mengumpat sebal karena sepertinya gelar itu terlalu kuat menempel pada dirinya.

Dia roommate-ku sekarang.. jawab Yoochun sambil tersenyum lebar. Tangannya bergerak memukul pundak namja didepannya ini. dan kau Hyukkie.. berhenti meledeknya.. Namja dengan gummy smile khas itu tertawa pelan. Ia bergerak mendekat kearah Siwon. Annyeong.. Lee Hyuk Jae imnida. Panggil Eunhyuk saja. Siwon menatap tangan yang terulur padanya, dan mulai membalasnya. Beberapa namja yang juga berada dikelas yang sama dengannya ikut mendekat. Mereka tak sempat berkenalan saat dikelas tadi. Beruntung Yoochun membawanya kemari sehingga mereka bisa saling berkenalan satu sama lain. Siwon tertawa kecil ketika menyambut tangan-tangan yang terulur padanya. Namja itu menggerakkan kepalanya dan tampa sadar ia menangkap seraut wajah yeoja yang sedang duduk dibangku taman. Itu Yoona. Yeoja itu tidak sendiri. Disampingnya sudah duduk Yoochun, yang entah bagaimana sudah melangkah menghampiri Yoona dan kini terlihat begitu dekat dan akrab dengannya. Jadi, Oppa akan kembali ke Cheoncheon akhir pekan nanti? Yoona menatap wajah Yoochun dengan memasang wajah penasaran. Sekilas tersirat dari tatapan matanya, yeoja itu tidak ingin Yoochun pergi ke Cheoncheon akhir pekan nanti.

Ne.. Oppa harus kembali karena Appa ingin merayakan hari ulang tahun Oppa bersama-sama. Yoona menunduk, ia memainkan jemari tangannya yang ia letakkan diatas pahanya. Aku juga ingin merayakan ulang tahunmu disini.. gumam Yoona pelan. Ne? Namun rupanya Yoochun mendengarnya. Yoona kontan gelagapan, ia segera mengangkat wajahnya, menatap Yoochun dengan wajah khawatir. A-anni. Bukan apa-apa.. geleng Yoona gugup. Yoochun menatap wajah Yoona lekat-lekat, sebelum kemudian ia tertawa. Aigooo tangan Yoochun bergerak, menyentuh puncak kepala Yoona. kau ini benar-benar manis Yoona-ya Wajah Yoona bersemu. Kembali ia menundukkan wajahnya, berusaha menyembunyikan wajahnya yang terlihat sangat memerah itu. Ya, pumsae namja Eunhyuk menepuk pelan pundak Siwon ketika melihat sejak tadi Siwon diam saja. Eunhyuk mengikuti arah tatapan Siwon saat ini, dan dia tersenyum. Namja itu menepuk pundak Siwon sekali lagi, membuat Siwon akhirnya menoleh padanya. Apa kau tertarik pada Im Yoona? Siwon terdiam sebentar, sebelum kemudian ia menggeleng. Eunhyuk terkekeh. Aigoo tidak perlu menyangkal. Aku bisa melihatnya. Bukan kau saja yang bisa semudah itu terpesona padanya. Tapi dia Enhyuk menunjuk kearah

namja berwajah tampan dengan senyuman selembut tokoh snow white dalam dongeng. Namanya Kim Kibum. Dia menyukai Yoona bahkan sejak pertama kali melihatnya. Dan juga dia Eunhyuk menunjuk seorang namja lainnya yang sedang duduk bersama yeoja paling tinggi diantara tujuh yeoja yang berada di taman ini. Itu Park Jung Soo. Di adalah hyeong dari semua hyeong. Usianya paling tua diantara kita. Dan dia menyukai Yoona setengah mati. Hanya saja bocah itu terlalu Casanova sehingga tidak jelas sebenarnya seperti apa perasaannya pada Yoona. Siwon mengikuti arah yang ditunjuk oleh Eunhyuk tadi. Namja bernama Kim Kibum memang terlihat sedang menatap Yoona sejak tadi, meski sesekali ia terlihat berbincang dengan yeoja berkulit kecoklatan yang sekilas wajahnya mirip dengan Yoona. Sementara Park Jung Soo masih terlihat santai berbincang dengan yeoja jangkung yang merupakan ketua kelas di kelas akting dimana ia ditempatkan langsung oleh Lee Sonsaengnim disana, Choi Sooyoung. Masih banyak lagi trainee lain yang tertarik pada Yoona. Tapi mereka semua harus sama-sama mendesah kecewa karena Yoona tidak akan pernah membalas perasaan mereka. Park Yoochun.. Yoona benar-benar sangat menyukai. Hanya Yoochun saja. Seluruh trainee di SM tahu bahwa Yoona menyukai Yoochun begitu banyak. Siwon terdiam. Kembali ia melirik kearah Yoona yang masih nampak nyaman berbincang dengan Yoochun.

Itu benar.. dari gesture tubuh Yoona, terlihat sekali bahwa ia benar-benar menyukai lawan bicaranya saat ini. Jadi sebelum perasaanmu itu terlalu jauh Eunhyuk menepuk-nepuk pundak Siwon. lebih baik kau lupakan dia. Yoona hanya menyukai Yoochun. Dan kau, sama sekali tidak akan memiliki kesempatan untuk bisa mendapatkannya. Siwon menoleh lagi kearah Eunhyuk saat mendengar kalimat yang diucapkan namja ber-gummy smile ini. Mengapa kau begitu yakin? Siwon menaikkan alis tebalnya, menatap Eunhyuk dengan wajah sedikit kesal. Eunhyuk menghela nafas sebentar. Ia mengerucutkan bibirnya ketika sekarang justru dirinya yang menoleh kearah Yoochun dan Yoona yang masih asyik berbincang. Karena empat bulan lagi Park Yoochun akan memulai debutnya.. Eunhyuk kembali menghela nafasnya. Yoochun akan menjelma menjadi bintang yang sesungguhnya. Kau dan dia.. kalian sama sekali tidak bisa dibandingkan. Yoochun memiliki segalanya. Namun bukan itu yang membuat Yoona tertarik padanya. Selama ini, Yoochun bukan hanya menjadi seseorang yang Yoona suka, namun juga Yoona idolakan. Yoochun adalah gurunya. Yoochun adalah superhero-nya. Yoona selalu nampak bahagia jika ada Yoochun disisinya. Kau lihat sekarang? Tatapan Yoona pada namja itu jelas merupakan tatapan memuja. Benar.. Park Yoochun adalah idola nomor satu dihati Im Yoona. Siwon terdiam mendengarkan penjelasan Eunhyuk itu. Dia kembali menatap wajah Yoona yang masih nampak keruh karena Yoochun akan kembali kerumahnya di Cheoncheon untuk merayakan ulang tahun namja itu. apa

yang Eunhyuk katakan memang benar.. Yoona benar-benar terlihat sangat bergantung pada Yoochun. Dan entah kenapa, Siwon merasa tidak suka dengan kenyataan itu.

.
Hh Siwon mendesah pelan sambil mencuci wajahnya dengan air yang mengalir dari wastafel. Ia menatap kearah cermin besar didepannya. Tampak kerutan dikeningnya sekarang. Siwon mencuci wajahnya lagi dengan air dan mengangkatnya kembali, lalu menatap cermin didepannya. Kerutan itu tetap masih menempel dikeningnya. Aisshh.. apa yang terjadi padaku? Siwon mencuci lagi wajahnya dengan air dan kembali mengangkatnya. Masih saja.. kerutan itu masih ada. Pembicaraan singkatnya dengan Eunhyuk tadi begitu mempengaruhinya. Segala apapun yang Eunhyuk sampaikan padanya tadi kini terasa menganggu hatinya. Ya, aku bahkan baru melihatnya hari ini. Kami bahkan belum berkenalan satu sama lain. Kenapa aku harus merasa seperti ini? Apakah ini yang namanya love at first sight? Anni.. anni.. ini bukan novel atau film. Hal semacam itu tidak mungkin terjadi padaku.. Siwon menggeleng-gelengkan kepalanya, sibuk berbicara sendiri. Ia kembali menyalakan kran dan membasuh wajahnya dengan air.

Namja itu mendesah keras sekali lagi, sebelum kemudian ia memutuskan untuk keluar dari toilet. Bug.. Seorang yeoja jatuh tersungkur dihadapannya saat Siwon membuka pintu dengan cepat. Wajah Siwon langsung terlihat panik. A-ah.. j-jwesonghamnida maaf, aku keluar dari dalam dengan begitu terburu-buru.. Siwon duduk didepan yeoja itu, menatapnya dengan wajah khawatir. Annimnida. Aku yang tidak hati-hati. Maaf, buku-buku ini sedikit menyusahkan memang.. yeoja itu balas menatap Siwon sambil tersenyum. Ah, apakah kau terluka? Dapatkah kau berdiri? Mari, aku bantu? Siwon menyodorkan tangannya. Yeoja itu terlihat tengah tersenyum malu-malu sekarang. Tidak perlu. Aku tidak apa-apa.. yeoja itu segera berdiri setelah memunguti buku-bukunya yang berserakan. Siwon membantunya. Namja itu juga meraih tas yeoja itu yang juga ikut terjatuh dilantai lalu memberikannya pada yeoja itu. Sekali lagi jweseonghaeyo.. Siwon membungkuk santun padanya. jika ada yang terasa sakit, aku akan membawamu ke klinik sekarang.. Siwon menatapnya, masih dengan wajah khawatir. Anniya, gwenchana. Aku akan segera pergi sekarang.. yeoja itu melirik jam ditangannya. aigoo.. kenapa dia lama sekali didalam? Ne? Siwon yang tak sengaja mendengar gumanan yeoja itu, menatapnya dengan wajah bingung.

Ahh.. yeoja yang ia tabrak itu tertawa pelan. aku sedang menunggu chinguku didalam. Siwon menatap wajah yeoja didepannya sekali lagi, sebelum kemudian ia tersenyum. Ia mengenal wajah yeoja didepannya ini. Yeoja yang tadi pagi sempat ia temui dan menjawab pertanyaannya tentang letak ruangan Lee Soo Man. Kita sekelas, kan? namja itu bertanya lembut padanya. Yeoja itu mengangguk kecil. Kembali rona merah merayap jelas diwajahnya. Ne.. kita sekelas. Ahh, sekali lagi aku sungguh tidak apa-apa. Kau boleh pergi sekarang. Siwon yang masih menatapnya kini terlihat mengangguk singkat, meski wajahnya masih terlihat ragu-ragu. Baiklah jika memang begitu.. Siwon menghela nafas. Ia ingin bertanya siapa nama yeoja ini namun ia mengurungkannya. Terlebih saat melihat pintu toilet yeoja perlahan mulai nampak terbuka. Yoonaa.. kau ini lama sekali.. Tampa perlu mendengar nama itu disebut pun, Siwon sudah tahu siapa kini yeoja yang berdiri tak lebih dari lima meter dari posisinya. Yoona yang baru saja keluar dari toilet tampa sengaja balas menatap kearahnya. Wajah Yoona terlihat sedikit lembab. Sepertinya yeoja itu juga baru saja mencuci mukanya didalam sana. Mianhae, Yeon Hee eonni.. Hanya itu kata yang terlontar dari bibir Yoona karena matanya masih beradu pandang dengan Siwon.

Dugeun dugeun Sial detak jantung ini kembali berdegub liar. Siwon memegangi jantungnya tampa sadar. Eoh? Gwenchana? Lee Yeon Hee yang melihat Siwon tengah memegangi dada kirinya seperti itu, terlihat sedikit khawatir. Namja berusia enam belas tahun itu mengangguk pelan. Ne.. gwenchana. A-aku pergi dulu. Annyeong Siwon segera berbalik pergi, masih sambil memegangi dada kirinya. Yeon Hee masih berdiri menatap punggung Siwon yang mulai menjauh dengan tatapan bingung. Kkaja eonni.. bukankah Sooyoung eonni dan Yuri eonni sudah menanti kita.. Suara Yoona yang terdengar dibelakangnya, membuat Yeon Hee mengalihkan pandangannya dari Siwon. Eoh? Ne.. kkaja.. Yeon Hee segera menyampirkan tasnya dipundak dan memegangi buku-buku yang ia bawa dengan erat. Bersama dengan Yoona, keduanya mulai melangkah menuju halaman depan asrama. Apakah kita hanya pergi berempat saja? Tanya Yoona pada Yeon Hee yang melangkah ringan disampingnya. Molla. Mungkin Jessica juga kan ikut bersama kita. Ahh, chankaman, aku hubungi Sooyoung dulu. Tangan Yeon Hee mulai bergerak, meronggoh saku jaket yang ia kenakan.

Ommo Wajah Yeon Hee terlihat panik. Yoona yang baru saja ingin memasang earphone ditelinganya, segera menoleh kearah Yeon Hee. Whae gerae, Eonni? Ponselku.. Yeon Hee balas menatap Yoona. Wajahnya nampak sedikit pucat. ponselku hilang. NE? mata Yoona melebar. Ia memperhatikan Yeon Hee yang terus berusaha meronggoh saku jaketnya hingga kesudut terdalam. Wajah sahabatnya itu benar-benar terlihat sangat cemas sekarang. Yoona ikut membantunya. Tidak ada.. suara Yeon Hee semakin tercekat. aku selalu menaruhnya disaku jaketku. Eottohke? Kenapa bisa hilang seperti ini? Yeon Hee kembali menatap Yoona, kali ini yeoja itu mulai nampak menahan tangis. Tangan Yoona terkepal. Itu tidak hilang, eonni.. Yoona membalikkan tubuhnya dengan cepat, menatap kearah dimana tadi sesosok namja melangkah tenang disana. Dia.. pasti dia yang sudah mengambil ponselmu. Yoona kembali mengepalkan tangannya. Yeoja berusia tiga belas tahun itu menatap geram kearah koridor yang terlihat kosong. Ne? Yeon Hee mengerjap. T-tapi.. itu tidak mungkin.. dia tidak.. Itu pasti dia.. Yoona kembali menatap wajah Yeon Hee yang terlihat semakin panik. kkokjoma.. aku akan mengejarnya. Yoona menepuk pundak Yeon Hee sekali, sebelum kemudian ia segera berlari kearah koridor dimana namja yang tampa sengaja bertabrakan dengan Yeon Hee didepan toilet tadi lenyap dari pandangan matanya. Apa? Eohh, Yoona.. kau.. apa yang kau lakukan?

Yeon Hee berteriak memanggil namanya sambil membuka resleting tas yang ia kenakan. Namun Yoona tidak memperdulikan teriakannya. Yeoja itu terus berlari, berusaha untuk menemukan sosok namja yang ia yakini benar telah mengambil ponsel milik Yeon Hee pada saat mereka bertabrakan tadi. Aishh namja itu benar-benar.. lihat saja, aku tidak akan melepaskannya.. Yoona kembali mengepalkan tangannya sambil terus berlari mencari sosok Siwon yang entah berada dimana sekarang.

.
Siwon terus melangkah ringan menuju asrama pria yang kini sudah terlihat didepan matanya. Ia tidak tahu apakah Yoochun sudah kembali dari taman, namun ia benar-benar tak ingin berkumpul lagi dengan namja itu. Satu kenyataan bahwa ternyata ia sekamar dengan namja yang digilai oleh yeoja yang entah kenapa telah menarik perhatiannya pada hari pertama, membuat Siwon merasa enggan mendekat dengan namja itu lebih lama. Ya! Sebuah teriakan dari bibir yeoja terdengar dibelakangnya, namun ia terus saja melangkah. Ia tidak merasa bahwa teriakan itu ditujukan padanya. Jadi Siwon terus saja berjalan tampa henti. Ya! Teriakan itu terdengar lagi, lebih keras dari sebelumnya. Siwon mengerutkan keningnya dan berhenti melangkah. Suara itu terdengar akrab ditelinganya. YA! Pumsae Namja! Bersamaan dengan teriakan terakhir yang keluar dari bibir yeoja dibelakangnya, ia menoleh. Dan wajahnya terlihat cukup terkejut saat

melihat sosok Yoona tengah berdiri didepannya. Namun eskpresi yeoja itu terlihat sangat dingin. Ia menatap Siwon dengan wajah tidak bersahabat. Kau memanggilku? Siwon menunjuk dirinya sendiri. Yoona mendengus sebal. Ia mulai melangkah, lebih dekat kearah Siwon. Ne.. aku memanggilmu. Siwon kembali mengerutkan keningnya. Whaeyo? Kembalikan ponsel chingu-ku. Ucapan Yoona itu membuat mata Siwon melebar. Kembalikan apa? Ponsel.. Yoona kembali mendengus kearahnya, nampak mencoba untuk sedikit bersabar. aku tahu kau yang telah mengambil ponselnya ketika kalian bertabrakan tadi. Sekarang bisakah kau mengembalikannya? Kau adalah trainee SM, tak sepantasnya kau melakukan hal semacam ini, eoh? Siwon semakin membulatkan matanya, menatap wajah cantik dari seorang yeoja didepannya dengan seksama. Aku? Mengambil ponselnya? Yang benar saja! namja itu berdecak, menatap wajah Yoona sambil memasang wajah tak percaya. Dia sungguh tidak percaya yeoja yang selama seharian ini datang mengganggu dalam pikirannya, justru tega menuduhnya seperti itu. Ne! kau pasti telah mengambilnya ketika Yeon Hee eonni terjatuh didepan toilet tadi. Angguk Yoona, merasa yakin dengan asumsinya itu. Aku tidak mengambilnya.. Siwon mendesah keras. Mungkin temanmu kehilangan ponsel itu ditempat lain. Siwon menatap Yoona sekali lagi, sebelum kemudian mulai bergerak untuk meninggalkan tempat itu.

YA! namun rupanya Yoona benar-benar tak akan memberinya kesempatan untuk melarikan diri. Kini ia berdiri didepan Siwon, menahan langkah namja itu. Aku tahu kau sengaja menabrak Yeon Hee eonni, lalu kemudian ketika ia lengah, kau mencuri ponselnya. Itu modusmu. Aku terlalu hafal dengan trik murahan semacam itu. Sekarang kembalikan ponsel itu padaku. Aishh.. bocah ini.. namja itu menggaruk-garuk kepalanya, frustasi. apa wajahku memiliki tampang kriminal, eoh? Lihat baik-baik. Aku cukup tampan dan asal kau tahu saja, aku berasal dari keluarga terpandang dan beriman. Jadi jangan sembarangan menuduhku.. Siwon terus berusaha membela dirinya. Ia benar-benar tidak menduga Yoona akan menuduhnya seperti ini. Kau masih tidak mau- Yoona baru saja ingin menumpahkan amarahnya lagi ketika suara Yeon Hee terdengar dibelakangnya. Yoona-ya Yeon Hee mempercepat larinya, menghampiri sepasang namja dan yeoja itu, yang sejak tadi terlibat adu mulut dengan nafas terengah. Ya.. mengapa kau berlari begitu cepat, eoh? Yeon Hee masih berusaha mengatur nafasnya. Tangannya sedikit bergetar saat ia menunjukkan sesuatu. Ini.. ponselku ternyata berada didaldam tas. Aku lupa menaruhnya. Kupikir tadi berada disaku jaketku.. Wajah Yoona memerah ketika melihat Lee Yeon Hee kini menyodorkan ponsel putih itu didepan matanya. Ia melirik sekilas kearah namja yang masih berdiri didepannya dengan wajah takut-takut.

Siwon mendengus keras. Kau lihat.. sudah kukatakan aku bukan pencuri.. namja itu kembali mendesah sambil menatapnya tajam. Mianhae.. ucap Yoona pelan, bahkan nyaris berbisik. Ia merasa sangat malu sekarang karena telah menuduh namja didepannya ini melakukan hal yang tidak-tidak. Choi Siwon, yang sejak tadi masih berdiri diam menatapnya, kini mulai melangkah mendekat padanya. Yoona segera menundukkan wajahnya, berusaha untuk menyembunyikan pipinya yang memerah karena ia benarbenar merasa sangat malu sudah menuduh namja dihadapannya ini dengan sembarangan. Neon Mp3 yeoja.. lain kali pastikan dulu sebelum kau menuduh seseorang dengan semena-mena begitu, eoh? Apa kau tidak berpikir bahwa mungkin saja perkataanmu itu dapat menyakiti orang lain. Dan kau.. Siwon menoleh kearah Yeon Hee sekarang. Lebih berhati-hatilah lain kali. Aku permisi. Setelah itu, ia pun segera berlalu meninggalkannya dan juga Yeon Hee yang masih berdiri terpaku menatap punggungnya yang semakin menjauh. Yoona terus menatap punggung namja itu hingga tak lagi dapat tertangkap oleh matanya. Yeoja itu mendesah, sadar bahwa dia baru saja melakukan sebuah kesalahan besar. Yeoja aneh.. sejak pertemuan pagi tadi harusnya aku tahu dia aneh. Tapi mengapa wajahnya terus bermain dikepalaku, eoh? Apa-apaan aku ini? apakah aku tertular aneh juga?

Siwon yang kini telah kembali melanjutkan langkahnya, sibuk berbicara pada dirinya sendiri. Dia benar-benar tidak menyangka jika mereka harus mengawali percakapan mereka dengan pertengkaran kecil semacam tadi. Pencuri? Astaga.. ponsel putih milik yeoja itu bahkan bisa Siwon beli bersama pabriknya sekalian. Dia benar-benar tidak menyangka Yoona akan melemparkan tuduhan seperti itu padanya. Mp3 yeoja Siwon menarik nafasnya dalam-dalam. dia benar-benar gadis aneh.. Siwon melanjutkan langkahnya, berusaha untuk mengenyahkan bayangan wajah Yoona yang seharian ini terus saja mengusik pikirannya.

.
Yoona POV, Dua hari kemudian,

Hhggh Aku mendesah pelan saat bergerak untuk merenggangkan otot-otot syarafku. Ini adalah jam latihan ekstra yang sengaja aku ikuti mulai hari ini. Aku meminta pada Han Jo Kwon Sunbaenim, guru vocal terbaik di SM, untuk memberiku latihan ekstra. Entah mengapa aku selalu merasa, dibandingkan trainee SM yang lain, kemampuan vocal-ku lah yang paling pas-pasan. Aku merenggangkan ototku lagi. Sekarang aku sudah berada di Studio, sebuah ruangan sederhana dengan piano, gitar, cermin besar, dan beberapa kursi serta meja. Ruangan ini mampu memuat setidaknya sepuluh sampai lima belas orang. Aku segera menoleh kearah pintu saat mendengar pintu kaca itu mulai bergerak dan terbuka.

Deg Sesosok tubuh yang kini melangkah masuk kedalam ruangan ini seperti membuat laju darahku seakan berhenti. Namja yang terakhir kali terlibat perdebatan kecil bersamaku itu kini melangkah masuk, mendekat padaku. Aku sempat melihat wajahnya yang juga terkejut saat melihat kehadiranku. Namun lima detik kemudian, ia justru mulai terlihat tersenyum.

Kau.. namja itu mulai menunjukku, Apa yang kau lakukan di sini? Jujur saja.. aku merasa nafasku sedikit tercekat sekarang. Bagaimana pun awal pertemuan kami benar-benar tidak menyenangkan. Bisa kurasakan wajahku berubah pucat. Sebenarnya, aku memang sempat mendengar bahwa selain aku, ada orang lain lagi yang membutuhkan latihan ekstra. Tapi sumpah demi Tuhan aku tidak pernah berpikir sedikitpun bahwa orang itu adalah dia, si pumsae namja ini. Mengapa aku harus berlatih dengannya? Diantara puluhan trainee SM yang lain, kenapa harus dengan dia?

Kenapa kau tidak mengatakan apa-apa? suara namja itu kembali terdengar. Aku terdiam. Berusaha untuk menghindari tatapannya dengan menatap sekeliling ruangan seolah-olah ia tidak ada didepanku. Terdengar tawa pelan dari bibir namja itu.

Aku pikir, kau lebih tenang hari ini jika dibandingkan kemarin.. ia kembali tertawa geli. Apa kau benar-benar tidak bisa berbicara, atau kau tak dapat berkata apa-apa karena melihatku sekarang? Aku bilang aku minta maaf.. sahutku cepat, berusaha untuk berbicara lembut sambil terus mencoba menghindari kontak mata dengannya. Terdengar tawa kecil dari bibir namja didepanku ini. Aku mendesah. Mm, apakah kau haus? dari sudut mataku, aku bisa melirik dirinya yang mulai mengeluarkan sebotol minuman dingin dari dalam tasnya. Kau mau? ia mulai menyodorkan botol itu padaku. Aku menggeleng . Jangan khawatir. Aku membelinya dengan uangku sendiri. Aku tidak mencurinya dari siapapun. Jeongmal! kembali ia menggodaku. Bisa kulihat wajahnya kini terlihat mengejek saat aku memutuskan untuk balas menatap kearahnya. Aku bisa merasakan mataku mulai panas karena marah. Dan si pumsae namja ini, justru bersikap seperti tidak menyadari arti dari tatapanku ini. Dia malah memasang wajah tenangnya, dan balas menatap kearahku juga. Kau Sebelum aku bisa melanjutkan ucapanku, suara Han Jo Kwon Sunbaenim sudah terdengar lebih dahulu.

Mianhae, Yoona.. aku tidak tahu tahu bahwa Lee Sonsaengnim memintaku untuk melatih namja ini juga. Kupikir yang akan ikut berlatih bersamamu adalah yeoja. Bisa kulihat wajah Han Jo Kwon yang terlihat sedikit kesal dan juga menyesal didepanku. Animnida, gwenchana, Sunbaenim. Saya justru berterimakasih karena Sunbae mengizinkan saya berlatih dengan anda. Aku menjawabnya dengan sopan. Kulirik namja yang berdiri tak jauh disampingku. Ia terlihat memasang wajah seolah tidak peduli.

Mm.. baiklah.. mari kita mulai dengan beberapa latihan pemanasan.. Jo Kwon Sunbae mulai duduk didepan piano hitam yang berada di studio ini. Dengan isyarat matanya, ia memintaku dan juga namja disampingku untuk mendekat. Yoona.. kau duluan Jo Kwon Sunbae mulai menekan tuts piano-nya, dan akupun mulai bernyanyi. Setelah beberapa detik, aku mendengar suara seseorang yang sedang berusaha menahan tawa disampingku. Aku menoleh padanya. Memasang wajah kesal dan siap menelannya hidup-hidup. Ya, pumsae namja.. Han Jo Kwon menatapnya dengan tatapan tidak suka. bisakah kau lebih serius sedikit? Kau bahkan belum tentu lebih baik darinya, jadi berhentilah tertawa. Aku mengangguk cepat dengan wajah menang. Senyumku tersungging lebar sekarang. Kulirik lagi dirinya yang nampak sedikit merengutkan wajahnya

saat mendengar teguran cukup keras yang diberikan oleh Jo Kwon Sunbaenim padanya. Denting piano terdengar lagi. Akupun kembali bernyanyi. Bagus, Yoona-ya.. pertahankan terus kemapuanmu ini.. Han Jo Kwon Sunbae berhenti memainkan piano-nya dan justru menoleh sebentar untuk menatapku. Aku menunduk pelan, berusaha menyembunyikan wajah maluku. Gamsahamnida, Sunbaenim.. Pria itu mengangguk cepat, lalu ia menoleh kearah namja yang juga berada diruangan ini dengan wajah sedikit enggan. Sekarang giliranmu.. Denting piano terdengar lagi, diikuti oleh suara lembut yang terdengar disampingku. Aku menoleh, tampa sadar, menatapnya. Namja disampingku ini tengah bernyanyi sambil menutup matanya. Dia menyanyikan lagu In Your Love dari Shinhwa Oppadeul.

Denting piano dan suaranya beradu diruangan ini. Entah mengapa aku tidak bisa mengalihkan pandanganku saat ini. Yang kulakukan hanyalah terus berdiri diam disampingnya. Mendengarkan nyanyiannya dan menatap wajah tenangnya saat bernyanyi. Tiba-tiba denting piano berhenti dan namja itu mulai membuka matanya. Ia menoleh kearahku dengan gerakan tiba-tiba, membuatku tak lagi sempat menarik wajah. Tatapan kami bertemu.

Matanya yang hitam dan gelap itu lurus menatap kedalam mataku, dan dia tersenyum. Aku menarik wajahku dengan cepat, karena akibat tatapan matanya dan senyumannya itu, aku merasa seperti ada aliran listrik yang menjalar samar dan membuat dadaku sedikit bergetar. Sebuah perasaan aneh yang tidak pernah kurasakan sebelumnya, bahkan meski aku berada disamping Yoochun Oppa, kini mulai merayap pelan-pelan menelusup kedalam hatiku. *End Yoona- POV*

.
Normal POV, Jarum jam telah menunjukkan pukul lima sore, itu artinya latihan telah berakhir. Yoona dan juga Siwon mulai berpamitan pada Jo Kwon yang saat ini sedang menatap wajah Yoona dengan seksama. Siwon yang mencoba untuk memberi salam padanya bahkan tak ia hiraukan sama sekali. Yoona membungkuk sekali lagi pada Jo Kwon sebelum kemudian ia segera beranjak meninggalkan studio ini. Tunggu Yoona.. Ahh.. tasku.. tunggu dulu sebentar.. Siwon yang baru saja ingin berlari mengejar Yoona, terpaksa berbalik sejenak menuju meja untuk dapat meraih tasnya. Setelah itu ia kembali berlari kembali mengejar Yoona yang sudah berada diluar ruangan. Ya, aku bilang tunggu ak- langkah Siwon terhenti didepan pintu. Yoona berdiri disana, bersama dengan Yoochun yang segera memasang wajah sumringahnya itu saat melihat kehadiran Siwon disana.

Annyeong, Roommate.. Yoochun melambai padanya sambil mengulum senyum. Namun Siwon merasa ia tidak perlu repot-repot membalasnya. Oppa, kkaja Yoona terlihat mengalungkan tangannya dilengan Yoochun dan menarik namja itu menjauh. Park Yoochun menoleh sebentar pada Siwon sambil melambaikan tangannya, masih dengan wajah dihiasi oleh senyuman tampan. Siwon menatap punggung kedua orang yang tengah melangkah bersama didepannya itu dengan tatapan tajam. Ia merasa hatinya mendadak kesemutan. Siwon, remaja enam belas tahun itu, tidak tahu apa sebenarnya yang ia rasakan. Yang ia tahu hanyalah dia tidak suka melihat Yoochun begitu menempel dekat dengan Yoona. Park Yoochun.. Yoona benar-benar sangat menyukainya. Hanya Yoochun saja. Seluruh trainee di SM tahu bahwa Yoona menyukai Yoochun begitu banyak. Siwon mendesah keras saat ucapan Eunhyuk beberapa hari yang lalu terngiang lagi didalam benaknya. Ia tidak tahu apa sebenarnya perasaan asing yang terus saja mengusik hatinya setiap kali matanya menangkap wajah Yoona. Hhffh Siwon mendesah panjang, seiring dengan gerak kakinya yang mulai bergerak menjauh dari studio latihan itu.

Kesemutan didalam hatinya masih terus terasa, bahkan meski sosok Yoochun dan juga Yoona tak lagi nampak didepan matanya.

Dua minggu kemudian

Yoona melangkah cepat keluar dari dalam asrama yeoja yang ia tempati. Ia begitu terburu-buru karena hari ini ia terlambat bangun. Roommate-nya, Lee Yeon Hee, justru sudah lebih dulu pergi tampa membangunkannya. Yoona meremas tangannya gelisah. Ia merasa sangat cemas karena saat ini adalah jam latihan menari yang dipimpin oleh Jay Kim, mantan penari latar Lee Seung Cheol, penyanyi senior korea yang sangat terkenal. Jay Kim adalah seseorang yang sangat disiplin. Dia paling tidak bisa mentolerir keterlambatan apapun juga saat ia mengajar, tidak peduli apapun alasannya. Aigo eottohke? Mengapa aku bisa seceroboh ini, eohh? Yoona terus berlari cepat, menyusuri koridor panjang yang nampak senyap. Tangannya terasa dingin dan hatinya berdebar. Dia sungguh tidak ingin mendapatkan hukuman tak boleh mengikuti latihan menari selama tiga hari jika sampai ia terlambat datang di kelas Jay Kim. Yeon Hee eonni.. nafas Yoona sedikit tersengal saat menyebut nama roommate-nya itu. aku pasti akan membalas perbuatannya nanti. Yoona terus berlari. Ia tidak peduli lagi dengan apapun. Yang ada dipikirannya hanyalah ia harus lebih dulu tiba dikelas dance sebelum Jay Kim tiba disana.

Nafas Yoona semakin tersengal saat akhirnya ia berhasil sampai didepan kelas dance. Tangannya sedikit bergetar saat menarik gagang pintu yang menutup. Yoona mengepalkan tangannya, menatap cemas kedalam kelas. Yuri dan Sooyoung melambaikan tangannya dengan cepat kearahnya, memintanya untuk segera masuk. Yoona menghela nafas, sedikit lega karena ternyata Jay Kim belum tiba dikelas. Yeoja itu segera melepas sepatunya, dan mulai menggantinya dengan sandal indoor yang selalu tersedia di loker yang ada persis disamping pintu. Masih dengan berusaha untuk mengatur hela nafasnya, Yoona menukar sepatunya dengan sandal tersebut, sebelum kemudian ia bergerak menghampiri Yuri dan Sooyoung yang sejak tadi melambai kearahnya. Kenapa kau baru datang sekarang, eoh? Kau mau mati? Apa kau lupa ini jam pelatihan apa? Tanya Yuri sambil menjitak pelan kepalanya. Yoona mendesah pelan, sebelum kemudian mengangguk kecil. Yeon Hee eonni tidak membangunkanku, eonni.. yeoja itu mulai mengerucutkan bibirnya. dia justru malah meninggalkanku sendirian dikamar. Yuri berdecak kecil sementara Sooyoung terkekeh pelan. Sooyoung dan Yeon Hee memang bersahabat dekat karena mereka pernah mengikuti audisi Korea- Japan Idol Casting bersama-sama pada tahun 2001 lalu. Yeon Hee eonni tengah mengurus project drama pertamanya, pabbo apa kau tidak tahu? Sooyoung menatap wajah merengut Yoona sambil mengulum senyum. Tidak peduli bagaimana dan apapun yang ia lakukan,

yeoja yang hanya terpaut tiga bulan lebih muda darinya ini memang selalu terlihat imut dan cantik, meski tengah memasang wajah merengut seperti itu. Yoona baru saja ingin bertanya lebih jauh saat pintu kelas kembali terbuka. Maka ia pun terpaksa mengantupkan bibirnya. Tampa sadar ia menggerakkan kepalanya, menatap berkeliling menyusuri setiap sudut ruangan besar yang telah dipenuhi oleh hampir empat puluh namja dan yeoja trainee SM lainnya. Tatapan matanya tiba-tiba berhenti pada sosok seorang namja yang tengah berbincang dengan santai disudut ruangan. Namja itu terlihat begitu nyaman berbincang dengan ketiga namja yang lain. Sesekali namja itu tertawa pelan sambil meninju pundak Donghae, salah satu dari tiga namja yang ada didepannya, dengan pelan. Mata Yoona mengerjap saat ia merasa terpesona dengan cara namja itu tertawa sekarang. Im Yoona, Kwon Yuri, dan Seo Joo Hyun suara Jay Kim bahkan tidak sepenuhnya terdengar oleh Yoona karena ia masih terus menatap kearah namja yang masih berdiri disudut ruangan itu. Mendekatlah, dan tunjukkan gerakan yang minggu lalu sudah aku ajarkan pada kalian. Yoona masih berdiri diam, benar-benar tidak mendengarkan apa yang saat ini sedang diperintahkan oleh Jay Kim padanya. Im Yoona.. Jay Kim mengangkat wajahnya, menatap kearah Yoona yang sedang menoleh kearah lain. Yuri menyikut pelan perutnya, membuat yeoja itu sedikit terlonjak.

A-ah.. N-ne.. Sunbaenim? Apa yang kau lakukan? Kau tidak mendengarkanku, eoh? Jay Kim menatapnya galak. Yoona terdiam. Ia selalu merasa takut setiap kali ada seseorang yang membentaknya. Itu semacam trauma masa kecil yang sebenarnya teraba samar dikepalanya. Ketika usianya baru menginjak tiga tahun, ia selalu mendengar bentakan dan teriakan keras yang terjadi diantara Appa dan eomma-nya setiap kali mereka bertengkar. Kejadian itu berlangsung cukup lama, sampai kemudian Yoona tak lagi mendengar suara-suara keras itu seiring dengan tak terlihatnya lagi wujud dan rupa eomma-nya hadir dihadapannya. Lihat? Kau bahkan tak mendengarkanku lagi, eoh? Jay Kim terus membentaknya. Yoona menunduk. Tangan Yuri terasa kuat meremas pundaknya. Dengan semampunya, yeoja berusia tiga belas tahun itu mencoba untuk tidak menangis. Dia bukan Im Yoona yang lemah dan saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk terlihat menyedihkan. Sunbaenim.. berhentilah berteriak. Anda menakutinya. Suara Yoochun terdengar disampingnya seiring dengan rangkulan hangat namja itu yang mulai terasa membungkus tubuhnya. Yoona masih menundukkan kepalanya. Menggigit bibirnya erat hanya untuk mencegah agar airmata sialan itu tidak tumpah dan membasahi wajahnya. Kau selalu saja membelanya.. Jay Kim mendengus kearah Yoochun yang saat ini terlihat berusaha menenangkan Yoona. tangan namja itu begitu lembut menepuk pundaknya.

Yoona-ya.. gwenchana. Angkat wajahmu. Gwenchana.. Yoochun berusaha untuk terus menenangkan yeoja didepannya ini. Namun Yoona masih saja menundukkan wajahnya. Ah! Kau lihat, terdengar suara keras Jay Kim lagi. Pria itu sedang menatap kearah alas kaki Yoona. Apa yang kau kenakan, hah? Apa kau tidak mampu untuk membeli sandal yang baru? Ya, Im Yoona.. tidak peduli meski Lee Sonsaengnim begitu menyayangimu, aku tidak akan mentolerir segala bentuk kesalahan kecil seperti yang kau lakukan sekarang. Yoona mengepalkan tangannya, masih berusaha untuk menahan diri agar tidak menangis. Sekarang keluarlah. Yoona mengangkat wajahnya kali ini, saat mendengar apa yang baru saja Jay Kim katakan. S-sunbaenim.. suara Yoona tercekat saat ia ingin memberikan pembelaan diri. Pria itu menggeleng cepat. Kau harus merenungkan apa yang baru saja kau lakukan. Keluar dan pikirkan kesalahanmu. Disini kau dilatih karena suatu hari nanti, mungkin saja kau akan menjadi bintang besar. Dan seorang bintang, selalu dituntut untuk tampil sempurna. Namun.. lihat apa yang kau kenakan sekarang? Ini hal kecil. Tapi segala bentuk hal kecil akan menjadi besar jika kau membiasakannya. Jadi sekarang keluarlah. Jangan membuang-buang waktuku dan trainee lainnya dengan ulahmu ini. Arraseeo? Perintah Jay Kim tegas.

Yoona mengantupkan bibirnya. Apa yang Jay Kim katakan memang tidak akan pernah bisa ia bantah. Yoona melepaskan dirinya dari pegangan tangan Yoochun dipundaknya. Namja itu merapat lebih dekat dengannya. Yoona.. Gwenchana, Oppa.. sahut Yoona pelan, mengangkat wajahnya dan menatap langsung kedalam mata Yoochun yang nampak mengkhawatirkannya. aku tidak apa. Jay Sunbaenim benar. Sepertinya aku harus merenungkan kesalahanku. Dengan itu, Yoona keluar. Diiringi tatapan trainee SM lainnya yang berada diruangan itu. Satu namja yang sejak tadi berdiri disudut ruangan, terlihat ikut mengepalkan tangannya. Ia menatap wajah datar Jay Kim dengan tatapan tajamnya, sebelum kemudian menatap tubuh Yoona mulai tak tampak lagi dibalik pintu. Namja itu mendesah keras. Ia berbalik menatap Donghae yang saat ini sedang menatap kearah yeoja berambut sedikit pirang yang terlihat memasang wajah mengantuk disudut ruangan berbeda. Donghae-ssi.. Siwon menyikut pelan perut Donghae, membuat namja itu terpaksa menarik wajahnya untuk dapat menatap wajah Siwon yang berdiri tepat disampingngnya. Ne? Dimanakah pasar terdekat dari asrama? Donghae mengerjapkan matanya sebentar. P-pasar?

Ne. Siwon mengangguk cepat. aku harus ke pasar sekarang. Donghae kembali mengerjap. Sementara Siwon tengah menatapnya dengan wajah serius.

.
Siwon POV,
Dan disinilah aku, disebuah kios penjual alas kaki yang berada di daerah Dongdaemun. Aku sengaja membolos pada satu jam pelajaran modeling dari Jina Sunbaenim, dan memilih untuk pergi ketempat ini. Aku tidak tahu apa sebenarnya isi dalam kepalaku ini, namun melihat yeoja itu harus mendapatkan bentakan dari Jay Sunbaenim, membuatku merasa sangat tidak tega. Aku tidak tega melihat wajahnya yang tampak sedih ketika akhirnya diusir keluar dari ruangan. Lagipula mengapa pria itu kasar sekali padanya? Hanya karena sandal yang dikenakan olehnya sedikit robek, mengapa itu harus membuatnya diusir keluar? Aku mendesah pelan ketika tanganku bergerak meraih sepasang sandal indoor khusus yeoja berwarna putih yang dijual di kios ini. Seorang ahjuma paruh baya mendekat padaku. Jika kau mengambil dua pasang, maka aku akan memberikanmu diskon.. Ahjuma itu menatapku sambil tersenyum. Ditangannya sepasang sandal berwarna putih, namun untuk ukuran namja, tengah berada. Aku mengamati sandal ditanganku dan juga tangannya itu. Tidak ada salahnya juga bila aku membeli untuk diriku sendiri. Selain itu, oh.. bukankah ini akan menjadi couple item? Dan kami bisa memakainya saat berada di kelas nanti. Aku jadi ingin tahu bagaimana reaksi si Park Yoochun itu jika tahu bahwa aku dan Yoona tengah memakai sandal yang sama.

Ambil saja kembaliannya, ahjumma.. ujarku sambil menyerahkan selembar uang lima ribu won. Tanganku segera bergerak, meraih tas hitam berisi belanjaanku tadi dan bergegas pergi meninggalkannya. Sempat kulihat wajah ahjuma itu terkejut karena aku justru membayarnya lebih banyak dari harga yang sudah ia tawarkan. Terdengar ahjumma itu berteriak memanggil namaku, namun aku berpura-pura tidak mendengarnya. Mm.. dia pasti menyukai sandal ini.. kulirik isi tas plastik hitam belanjaanku tadi sambil mengulum senyum. Aku harus segera bergegas ke asrama sebelum jarum jam menunjukkan pukul dua belas siang yang itu berati pelajaran Jina Sunbaenim selesai dan aku harus kembali mengikuti latihan vocal tambahan bersama Han Sonsaengnim. Kupercepat langkahku menuju halte bus terdekat. Tas plastik berisi sandal untuk Yoona, kini kedekap erat-erat. Aku tersenyum, membayangkan akan seperti apa wajah yeoja itu saat menerima hadiahku ini. Eoh.. chankamanyo! Aku menatap gusar kearah sebuah bus berwarna hijau kini telah berhenti didepan sebuah halte bus. Beberapa orang terlihat turun, Namun lebih banyak lagi yang terlihat naik. Aku mempercepat langkahku, berlari kearah halte itu. Namun hanya tinggal tiga langkah lagi aku bisa mencapai bus itu, pintunya justru terlihat menutup dan segera berlalu meninggalkanku. Arrggh sial! Aku mengacak rambutku, frustasi, karena gagal mengejar bus itu. Terpaksa aku harus membuang setengah jam waktu berhargaku lagi untuk menanti bus selanjutnya datang kembali.

Aku meruntuk kesal, sambil menghempaskan tubuhku duduk dikursi halte yang terasa keras dan dingin. Hffhh.. jika bukan demi yeoja itu, jika bukan karena aku tidak ingin melihatnya diusir keluar kelas oleh Jay Sunbaenim lagi, aku tidak akan pernah sudi melakukan hal menyebalkan semacam ini! *End Siwon POV*

.
Normal POV, Taman belakang Asrama SM.. Yoona duduk termenung disana sambil menatap danau didepan matanya. Sudah hampir tiga jam dia berada disini sejak Jay Sunbaenim mengusirnya keluar. Ia bahkan tak berniat mengikuti pelajaran Jina Sunbaenim, karena suasana hatinya memang sedang sangat kacau sekarang. Yoona tidak akan bisa berkonsentrasi pada segala bentuk pelajaran apapun yang diberikan padanya, jika dirinya tengah berada dalam mood yang buruk semacam itu. Ttik.. Tiba-tiba saja gerimis turun. Ditengah cuaca yang mulai memasuki musim dingin semacam ini, turunnya hujan adalah hal yang paling tidak diinginkan. Namun Yoona bergeming. Dia tetap duduk dibangku itu, masih sambil menatap lurus kearah danau yang terbentang indah didepan matanya. Kata-kata kasar Jay Kim padanya tadi masih bisa dengan jelas ia ingat. Ini bukan kali pertama Yoona mendapatkan perlakuan berbeda dari Jay Kim. Entahlah.. dia tak tahu mengapa pria itu seolah tidak menyukainya. Pria itu

selalu saja mencari-cari letak kesalahannya, bahkan meski itu hanyalah sebuah kesalahan kecil. Seperti sandal indoor-nya yang robek seperti tadi, misalnya. Jika itu adalah kelasnya Han Sonsaengnim atau Kang Sonsaengnim, dia tidak akan pernah mendapatkan perlakuan seperti apa yang Jay Kim lakukan padanya. Kenyataan itu, meski awalnya ia berusaha untuk tidak memperdulikannya, namun lama kelamaan Yoona merasa itu sangat mengganggunya juga. Apa aku pernah melakukan kesalahan padanya Yoona bergumam. Masih duduk diam diatas bangku taman itu dan menatap kearah danau. Rintik hujan terus jatuh membasahi tanah. Aku bahkan baru masuk diperusahaan ini tahun lalu, tapi mengapa ia terlihat sangat membenciku? Kenapa Jay Sunbaenim bersikap seperti itu? apa salahku? Yoona terus saja berkeluh kesah pada dirinya sendiri. Dia tidak sadar bahwa sejak tadi sepasang mata terus saja menatap kearahnya, bahkan kini sudah berdiri tepat dibelakangnya. Tidak. Kau tidak salah. Kau tidak pernah melakukan kesalahan apa-apa jadi tak perlu merasa bersalah. Suara itu.. Yoona segera menoleh. Dan benar saja, ia langsung mendapati wajah namja yang selama hampir dua minggu ini telah menjadi bagian dari SM Academy. Kau.. yeoja itu mempoutkan bibirnya. apa yang kau lakukan disini? Choi Siwon tertawa kecil. Ia mengeluarkan sebuah plastik hitam dari dalam tasnya, dan memberikannya pada Yoona.

Apa itu? Meskipun memasang wajah cuek dan sedikit acuh, namun yeoja berusia tiga belas tahun itu nampak sedikit penasaran dengan isi dari tas plastik berwarna hitam itu. Buka saja.. Jawab Siwon pelan. Yoona, dengan sedikit ragu -ragu, membuka tas tersebut. Ia langsung mengangkat wajahnya, menatap kearah Siwon yang kini sudah berdiri tepat disampingnya. Kenapa kau memberiku ini? Tanya Yoona dengan kening berkerut. Siwon mengendikkan bahunya sedikit. Ia balas menatap wajah Yoona. Aku juga tidak tahu. Yang aku tahu, aku hanya tak suka melihat Jay Sunbae memarahimu tadi. Yoona masih menatap Siwon. Namja itu mengerjap sebentar, sadar bahwa sejak tadi Yoona tak sedikitpun berkedip menatapnya. W-whae? Kau tak suka? namja itu merasa jantungnya kembali berdebar liar, ketika mendapati tatapan Yoona yang seperti itu. Kenapa kau melakukannya? Yoona masih menatapnya, tidak berkedip. Namun sebenarnya jika Siwon berusaha untuk sedikit lebih peka dan menyelami arti tatapan mata Yoona saat ini, ia pasti bisa melihat bahwa tatapan mata Yoona kali ini mulai nampak menghangat. Sudah kubilang aku tidak tahu.. Siwon mengusap-ngusap punggung lehernya, memasang wajah sedikit serba salah. hanya memakainya saja. Tidak perlu banyak bertanya. Ishh.. Yoona mencibir. Namun ia tak lagi berkata apa-apa. Ditatapnya sandal putih yang kini ada ditangannya. Sebuah senyuman kini tertarik, begitu saja muncul menghiasi wajahnya.

Oho.. sepertinya kau sangat menyukainya, mm? Suara Siwon yang terdengar menggodanya, membuat senyuman diwajah Yoona lenyap. Ia menatap kearah Siwon lagi. Kali ini sambil menyipitkan matanya. Apa kau mau melihatku membuang benda ini ke danau, eoh? Tanya Yoona, masih sambil memicingkan matanya. Siwon buru-buru menggeleng cepat. Dia tentu saja tidak ingin jika benda yang sudah susah payah ia beli itu dibuang begitu saja oleh Yoona. Andwe! Kau tahu, untuk dapat mendapatkan benda ini, aku harus ke Dongdaemun. Ya, tidakkah kau tahu seberapa jauhnya itu, eoh? Aku bahkan sampai harus ketinggalan bus dan terpaksa bersabar menunggu bus selanjutnya datang kembali selama setengah jam! Kau dengar? Aku sudah mengorbankan dua jam waktu-ku yang berharga, hanya untuk mendapatkan ini. Jadi kau.. hanya perlu memakainya. Aku berjanji tak akan menggodamu lagi. Mengerti? Wajah Siwon terlihat sangat serius sekarang, membuat Yoona tidak kuasa untuk menahan bibirnya untuk melengkung, membentuk sebuah senyuman. Baiklah. Tapi aku tidak mau dikemudian hari kau mengungkit-ngungkit masalah ini lagi. Ingat, bukan aku yang memintamu untuk membelikanku benda ini. Yoona kembali bersikap angkuh dan jutek padanya. Membuat Siwon mendesah pelan. Namja itu baru saja akan membuka bibirnya saat rintik gerimis yang sejak tadi turun kini mulai bertambah lebat.

Ahh, hujan Siwon dan Yoona sama-sama terpekik. Mereka saling bertukar pandang sejenak, sebelum kemudian tangan Siwon bergerak, menarik tangan Yoona dengan cepat dan membawanya berteduh dibawah sebuah pohon besar yang ada disana. Ya, siapa yang menyuruhmu menarik tanganku tadi, eoh? Yoona akhirnya berhasil menarik lepas tangannya dari tangan Siwon, namun namja itu seperti tidak memperdulikannya. Jangan cerewet! Apa kau mau kita berdua basah kuyup? Siwon melirik kearahnya. Wajahnya terlihat tidak senang saat Yoona menarik lepas tautan tangan mereka. Ia menatap kearah tubuh yeoja itu yang kini nampak sedikit basah terkena butiran hujan. Dan lihatlah.. kau bahkan hanya memakai baju hangat setipis itu sekarang. Cibirnya pelan. Yoona berdecak sebal. Namun ia sudah tak lagi memperdulikan ucapan Siwon itu karena sekarang yang ia lakukan adalah berusaha untuk menutupi kepalanya dengan tas plastik berisi sandal yang sudah dibelikan Siwon untuknya itu. Meski mereka sudah berada dibawah pohon besar sekalipun, hujan yang turun dengan begitu lebat siang ini tetap saja membasahi tubuh mereka. Kenapa malah bertambah deras sekarang? Aishh.. ditengah cuaca dingin semacam ini, mengapa harus turun hujan? Yoona semakin meruntuk sebal. Dia menoleh kearah Siwon yang masih berdiri disampingnya. Namja itu sudah terlihat basah kuyup.

Dia juga harusnya basah kuyup sekarang, Tapi Eoh? Kenapa aku seperti tidak merasakan hujan membasahi kepalaku? Dan tubuhku.. sepertinya masih tetap terasa kering. Apa yang Yoona mengalihkan wajahnya, menatap kearah tubuhnya sendiri. Matanya melebar saat melihat sebuah jaket, yang jelas bukan miliknya, kini sudah menutupi tubuhnya dengan sempurna. Kepalanya pun bahkan sudah terbungkus oleh topi dari jaket itu. Yoona kembali menoleh, dan mendapati sosok Choi Siwon yang sedang memeluk lengannya sendiri, dengan bibir yang nampak sedikit bergetar. K-kau.. a-apa yang.. Yoona tergagap saat menyadari apa yang saat ini sudah Siwon lakukan padanya. Ais, diamlah. Ini biasa namja lakukan jika ia terjebak hujan bersama dengan seorang yeoja. Jadi jangan berpikiran yang tidak-tidak. Hanya diam dan memakainya saja. Mengerti? Siapa yang kau bilang berpikiran tidak-tidak? Yoona kembali mempoutkan bibirnya. Namja disampingnya ini entah kenapa selalu bisa membuat emosinya terpancing dengan mudah. aku hanya ingin mengatakan kalau aku tidak butuh jaketmu ini.. Tangan Yoona bergerak, bermaksud akan melepas jaket itu dari tubuhnya. Andwe.. namun tangan Siwon sudah lebih dulu berhasil menahan tangannya. Namja itu merapat padanya, membuat tubuh keduanya kini berada dalam posisi yang cukup dekat.

Mianhae. Hanya memakainya.. suara Siwon berubah lembut. Udara sangat dingin dan kau bisa terkena flu. Pakailah. Setidaknya itu bisa membungkus tubuhmu agar tidak basah. Yoona menatap wajah Siwon, serupa dengan apa yang namja itu lakukan padanya. Tatapan mereka bertemu. Ini adalah kali pertama mereka bisa saling menatap, dalam jarak sedekat itu. Dan.. dalam suasana yang terbilang cukup romantis seperti ini. E-eoh.. a-aku akan memakainya.. Yoona melarikan matanya, menatap kebawah, menghindari tatapan mata Siwon yang terasa begitu intens menatapnya. Entah mengapa jarak yang begitu dekat diantara mereka saat ini, membuat kesemutan didalam hatinya itu terasa lagi. Good girl.. Siwon tersenyum, setengah tidak sadar bahwa sekarang ia tengah menggerakkan tangannya, mengelus kepala Yoona yang sudah tertutupi oleh topi. Yoona semakin menunduk dan melarikan matanya. Sentuhan Siwon padanya ini, meski sama-sama menyentuh kepalanya, terasa sangat berbeda dengan apa yang tiga jam lalu Yoochun lakukan kepadanya. Sentuhan Siwon padanya kembali memberi efek kesemutan yang nyata didalam hatinya. S-sepertinya.. aku harus pergi.. Yoona merasa ia tak bisa menahan debaran halus didalam hatinya itu lebih lama lagi. Maka dari itu ia memutuskan untuk segera pergi dari tempat itu. Berada didekat Siwon, hanya membuat dirinya merasa seperti tersentrum listrik. Maka dari itu ia memutuskan untuk pergi lebih dulu.

Tunggu sebentar lagi.. Namun tangan Siwon lagi-lagi menyentuh tangannya, menggenggamnya dengan lembut. Wajah basah dan mata gelap namja itu kembali menatap kedalam matanya. Yoona mengerjap, kembali membawa lari pandangannya kemana saja, asal tidak bertatapan langsung dengan mata Siwon. Hujan masih terlalu deras. Sebentar lagi. Bersabarlah.. Siwon masih memegangi tangannya. Yoona menatap kearah tangan mereka yang kembali bertaut. Kembali kesemutan didalam hatinya terasa menjalar lembut. Dan jujur saja itu cukup mengganggunya. Perlahan, Siwon melepaskan tangannya saat melihat Yoona tak meneruskan niatnya untuk pergi dari tempat itu dan menerobos hujan. Namja itu membungkus tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya. Baju hangatnya yang tak begitu tebal, semakin lama semakin tidak bisa menahan hawa dingin yang tampa ampun mulai terasa seperti menghantam seluruh tulang persendiannya. Yoona melirik kearah Siwon. ia bisa melihat dengan jelas betapa tubuh namja disampingnya ini mulai nampak bergetar. Yeoja itu menggigit bibirnya, dengan tangan kanan bergerak memegangi ujung jaket Siwon yang kini menempel hangat, membungkus dirinya. Separuh hati Yeoja itu ingin sekali meminta Siwon untuk mendekat padanya. Berbagi jaket untuk mereka berdua, sepertinya bukan sebuah kesalahan dan juga sesuatu yang susah untuk dilakukan.

Namun separuhnya lagi memintanya untuk tidak melakukan itu. walau bagaimanapun, mereka baru saja bertemu. Dan yang tidak bisa dilupakan begitu saja, awal pertemuan mereka sangat tidak menyenangkan. Yoona tidak mungkin meminta Siwon untuk mendekat padanya dan berbagi jaket itu bersamanya. Dia bahkan tidak pernah berada dalam satu waktu bersama Yoochun dalam situasi semacam ini. Lalu mengapa ia harus repot-repot berbagi moment langka bersama si pumsae namja disampingnya ini? Tidak.. tentu saja Yoona tidak akan pernah melakukan itu. Tak peduli seberapa banyak Siwon harus menahan rasa dingin karena hujan yang masih saja begitu lebat turun membasahi Seoul siang ini, Yoona tidak akan pernah melakukannya.

.
Keesokan harinya Kelas akting nampak sedikit gaduh hari ini. Kang Sonsaengnim harus terlebih dahulu menyelesaikan sesuatu diluar yang tentu saja membuat dirinya terlambat datang pagi ini. Kegaduhan itu nampaknya semakin menjadi dengan ulah Kim Heechul, seorang namja berwajah selembut Cinderella namun dengan kelakuan yang selalu mampu membuat para trainee yang lain sakit kepala. Saat ini namja itu tengah berbincang-bincang heboh bersama Kim Jaejoong, Lee Donghae, Kim Kibum, dan juga Han Geng. Sementara tak jauh dari posisi namja-namja tadi berkumpul, Yoona juga sedang duduk tenang bersama Seohyun yang begitu tenggelam dalam novel yang ia bawa. Bosan karena sahabatnya sejak sekolah dasar ini terlihat begitu

larut dalam bukunya, membuat Yoona kini menggerakkan kepalanya, menyusuri setiap sudut ruangan, seperti sedang mencari seseorang. Tatapan matanya berhenti saat mendapati wajah imut Yoochun. Yoona tersenyum tipis. Ia mengamati wajah Yoochun sambil mulai menggerakkan ponselnya, bermaksud untuk mengambil gambar Yoochun diam-diam. Ya, mengapa wajahmu kusut begitu, eoh? Sepertinya kau kurang tidur.. terlihat sekarang Heechul menyikut pelan pundak Yoochun yang duduk tepat disampingnya. Namja itu tertawa pelan sambil mengangguk. Ne.. aku tak bisa tidur nyenyak semalaman. Roommate-ku sepertinya terserang flu dan demam sehingga mau tak mau aku harus mengurusnya. Aigoo.. entah seberapa pun tampan dan cerdasnya dirinya, aku tetap tidak menyangka ia rela berendam dibawah hujan ditengah cuaca dingin semacam ini. Gerakan tangan Yoona, yang hanya tinggal memencet sebuah tombol diponselnya, maka gambar Yoochun akan segera tertangkap dalam lensa kamera ponselnya itu, terhenti dengan tiba-tiba. Kalimat yang meluncur dari bibir Yoochun membuat jantungnya berkedut. Roommate? Flu? Demam? Apakah yang Yoochun Oppa maksud itu adalah Si pumsae namja? Yoona memasukkan lagi ponselnya kedalam tas. Ia memilih untuk mendengarkan obrolan Yoochun bersama dengan trainee namja yang lain dengan lebih seksama.

Aih.. paboo namja Heechul berdecak-decak. apa yang ada didalam otaknya itu, eoh? Ck, lalu, apakah kau sudah memberinya obat? Jika memang ia terkena flu dan demam, kurasa semangkuk bubur ayam hangat bisa membantunya untuk dapat sembuh dengan cepat. Telinga Yoona bergerak-gerak mendengar ucapan Heechul itu. tatapan matanya tidak berkedip, menatap kearah Yoochun yang masih duduk tenang bersama para namja disekitarnya. Tidak.. aku tidak memberikannya.. Yoochun menghela nafas. aku hanya memberinya obat penurun panas dan juga membuatkan segelas teh hangat sebelum keluar dari kamar. Demamnya cukup tinggi, jadi aku hanya mengompresnya dengan kain basah semalaman. Hhffhh.. bocah itu benarbenar Tangan Yoona mengepal. Tidak.. dia tidak bisa terus duduk disini dan hanya diam mendengarkan semuanya. Namja itu jatuh sakit karenanya dan dia Harus melakukan sesuatu untuk setidaknya membantu namja itu pulih dari sakitnya. Yoona segera bangkit berdiri. Eohh? Eonni? Whaeyo? Seohyun mendongak, sedikit terkejut saat melihat gerakan Yoona yang begitu tiba-tiba itu. Joo Hyun.. eonni harus pergi sebentar.. ucap Yoona tampa menghiraukan pertanyaan Seohyun. Pergi? yeoja itu mengeryitkan keningnya. eonni mau kemana? Kang Sonsaengnim akan segera masuk dan kita akan- Hanya sebentar.. eonni pergi dulu, eoh..

Tampa perlu menunggu jawaban Seohyun lagi, Yoona segera melesat keluar dari dalam kelas. Ia tidak peduli dengan pelajaran dari Kang Sonsaengnim, meski sebenarnya ia begitu mencintai masa trainee-nya jika ia sudah berada didalam kelas akting. Namun saat ini ada yang lebih penting dari itu. Ia hanya akan terus merasa bersalah jika tidak bisa melakukan sesuatu untuk setidaknya membalas budi namja itu. Namja yang sudah rela membuang satu jam waktunya yang berharga, hanya untuk membelikan dirinya sebuah sandal putih yang nampak lucu. Namja yang juga rela menahan dinginnya butiran hujan serta angin musim dingin hanya untuk tidak membuat dirinya ikut basah dan juga kedinginan. Yoona harus melakukan sesuatu untuk membalas perbuatan baiknya itu. benar.. ia memang harus melakukannya.

.
Yoona POV, Setengah jam kemudian..
Tangan kiriku berhenti bebas di udara, tepat didepan pintu kamar yang menutup rapat. Ditangan kananku, sebuah mangkuk berisi bubur ayam hangat kini tengah berada. Aku menggigit bibirku ketika tanganku ini masih saja terasa ragu-ragu untuk mengetuk pintu yang tertutup rapat didepanku ini. Aku menarik nafas dalam-dalam sekarang. Tidak, Yoona.. didalam sana namja itu tengah terserang flu dan demam. Dan lagipula, kau sudah ada disini. Hanya perlu mengetuk pintu itu dan memberikan padanya saat ia membukanya. Setelah itu kau langsung pergi. Itu tidak susah, Yoong. Lakukanlah.. fighting!

Aku mulai sibuk menyemangati diriku sendiri sekarang. Yah.. itu benar. Aku memang harus melakukannya.. Aku mengembungkan pipiku sambil kembali menarik nafas. Dan setelah yakin bahwa kini aku mampu menghadapi si pumsae namja itu nanti, tangan kiriku inipun bergerak kembali. Tok.. tok.. tok Tiga kali ketukan pintu, tiga kali juga rasanya aku melewatkan deguban jantungku. Ini aneh.. jelas ini bukan kali pertama aku menghampiri seorang namja di depan pintu kamarnya. Maksudku.. saat Yoochun Oppa sakit beberapa bulan yang lalu, aku juga pernah mengantarkan makanan favoritnya seperti yang aku lakukan sekarang. Namun aku tidak pernah merasa segugup ini. Aishh lama sekali Aku mulai menggerutu karena namja didalam sana belum juga membuka pintu kamarnya. Tangan kananku mulai terasa agak pegal karena harus terus memegangi mangkuk berisi bubur ayam. Ceklek, Butuh waktu hampir satu menit sebelum kemudian suara kunci yang diputar dari dalam itu kini terdengar. Eoh? Neo

Suaranya terdengar sedikit serak. Ia mengusap-ngusap sudut matanya yang nampak berair. Aku mengerjapkan mataku. Caranya mengusap mata itu.. itu.. kenapa begitu imut? Dan wajah baru bangun tidurnya.. kenapa terlihat begitu tam.. T-tunggu dulu.. Aku malah berteriak sendiri sekarang saat menyadari bahwa otakku mulai berpikiran yang tidak-tidak. Namja didepanku kini terlihat menatapku sambil memasang wajah aneh. Aku menggelengkan kepalaku cepat. I-imut? T-tampan? Apa-apaan aku ini, eohh? Kenapa aku bisa memikirkan hal semacam itu sekarang? Tidak ada yang lebih hebat, lebih keren, dan lebih tampan dari seorang Park Yoochun. Benar.. itu benar.. Yoona jangan pernah mencoba untuk main hati. Aku mulai memukuli kepalaku sendiri. Heh, mp3 yeoja? Apa yang kau lakukan? Apa kau sengaja membuatku terbangun dari tidurku hanya untuk mendengarmu berteriak dan melihatmu memukul kepalamu seperti itu, eoh? Suara namja didepanku ini terdengar, membuatku teirngat dengan tujuan awalku berada didepan pintu ini. A-aku.. hanya ingin Si pumsae namja itu kini tengah menatapku sambil menaikan sebelah alisnya. Wajah setengah mengantuknya dan hidungnya yang sedikit memerah karena flu, membuat dirinya terlihat tampak menaw Omo.. omo.. omo Yoona.. apa kau sudah gila?

Ini.. dengan cepat kusodorkan mangkuk berisi bubur ayam itu padanya. Sekilas kulirik dia mengeryit bingung. Namun tangannya bergerak juga untuk menerima mangkuk ditanganku ini. Apa ini? Apa kau buta? Ini bubur ayam. Jawabku cepat. Ahh sialan kenapa jantungku malah berdebar keras sekarang. Aku tahu.. ia terlihat mendengus. maksudku ini untuk apa? Ia menunjuk kearah mangkuk itu lagi. Aku terdiam sebentar. Membasahi bibirku yang mendadak terasa kering. K-kau demam, bukan? I-itu.. setidaknya dapat membantumu agar cepat sembuh. jawabku, lagi-lagi dengan cepat meski sedikit terbata. Kulirik lagi wajah namja dihadapanku ini. Dia terlihat tengah mengamati mangkuk berisi bubur ayam ditangannya itu dengan teliti. Aku merasa sedikit gugup sekarang. Whae? Apakah dia tak suka bubur ayam? Eottohke? Padahal dengan memakan bubur ayam ini, setidaknya ia akan merasa perutnya penuh dan bisa kembali meminum obat flu-nya. Kau.. tidak kusangka ternyata kau perhatian juga, mm? Tangan kirinya yang bebas kini bergerak, mengelus kepalaku. Sebuah gerakan yang tak terduga, yang tentu saja tidak sempat aku antisipasi. Aku menatap wajahnya yang kini nampak tengah menyunggingkan senyuman lebarnya. Tangannya masih bergerak lembut diatas kepalaku. Tiba-tiba saja aku merasa wajahku panas. Y-ya.. jauhkan tanganmu itu, eoh.. aku berusaha untuk membentaknya. Namun rasanya yang keluar dari bibirku tak bisa disebut sebagai bentakan.

Oh, whae? Apa kau malu? Aigoo.. wajahmu memerah.. Ohh.. pumsae namja pabbo sepertinya dia memang senang sekali menggodaku atau membuatku marah. Cepat-cepat kujauhkan tubuhku darinya, sehinga tangan sialannya itu tak lagi bisa bermain diatas kepalaku. Aku harus pergi sekarang. Aku merasa tidak perlu bersikap sopan pada namja ini. Terlebih aku adalah trainee senior darinya. Tampa perlu menunggu respon darinya, aku segera berbalik dan melangkah menjauh. Ternyata dia tidak sakit begitu parah. Dia bahkan masih bisa menggodaku. Jika tahu seperti itu, aku tidak akan perlu repot-repot kemari dan membelikannya bubur ayam itu. Aku juga tentu tidak perlu repot-repot mengkhawatirkannya. Mengkhawatirkannya? T-tunggu dulu.. aku? Mengkhawatirkan si pumsae namja? Namja menyebalkan itu? Ohh.. Im Yoona kepalamu pasti tampa kau sadari terbentur tempat tidur saat kau bangun tadi pagi. Ya, kau mau kemana? Apa kau tidak datang untuk sekalian menyuapiku, eoh? Aku sakit disini. Dan itu karenamu. Harusnya kau merawatku sampai sembuh. Namja menyebalkan itu kini terdengar berteriak-teriak dibelakangku, membuatku mau tidak mau harus menoleh kearahnya dan berhenti melangkah.

Kau namja, kan? Sakit semacam itu, mengapa kau harus bertindak begitu manja? Makan sendiri! Aku tak punya waktu mengurusi bayi besar yang begitu menyebalkan sepertimu. Runtukku padanya. Kulihat kini ia mulai menyeringai lagi. Uhh.. lihatlah seringaiannya itu.. Benar-benar sangat menyebalkan. Kutarik langkahku lagi, menjauh dari koridor dimana namja menyebalkan itu masih berdiri disana. Tak sedikitpun kubalikkan tubuhku, meski dibelakang sana ia terus saja memintaku untuk berhenti. Pumsae namja pabbo.. aku tidak akan mau berurusan dengannya lagi! *end Yoona POV*

.
Normal POV,

13 Desember 2003..
Suasana kelas akting nampak sedikit ramai mengingat Kang Songsaengnim sedang berada diluar kelas sebentar untuk menerima telepon. Beberapa namja terlihat sibuk mengoceh tentang Liga Champions El clasico antara Barcelona dan Real Madrid yang telah mereka saksikan semalam. Sementara para yeoja terlihat sedikit tenang hari ini. Hanya beberapa saja yang terlihat berbincang santai dengan temannya yang lain. Astaga kalian ini suara Kang Sonsaengnim yang kini kembali masuk kedalam kelas terdengar. baru saja aku tinggal sebentar sudah begitu berisik. Tenanglah.. ada sesuatu yang penting yang ingin aku sampaikan. Guru muda itu mencoba untuk lebih bersabar menghadapi ulah trainee SM dihadapannya ini.

Kelas mendadak tenang sejenak saat mendengar ucapannya itu. Kang Sonsaengnim menghela nafas pelan. Baiklah. Aku baru saja mendapatkan telepon bahwa Lee Soo Man Sonsaengnim ingin mengajak kalian, trainee di kelas akting, untuk berlibur di Gunung Seorak selama akhir pekan. Jadi.. Belum selesai kalimat yang keluar dari bibir Kang Sonsaengnim, suasana kelas yang tadinya nampak hening kini justru mulai kembali terdengar heboh. Kang Sonsaengnim memukul-mukul meja dengan pelan. Dengarkan dulu anak-anak.. jika memang ada yang berhalangan untuk hadir, silahkan hubungi saya. Begitu juga sebaliknya. Jika kalian berkeinginan untuk mengikuti perjalanan nanti, maka segera daftarkan diri kepada Park Jung Soo dan Lee Hyuk Jae, yang akan aku beri tugas untuk mendata kalian semua. Dan ingat, jaga dengan baik sikap kalian selama berada ditempat itu. Aku tidak mau mendengar kalian melakukan sesuatu yang aneh-aneh. Mengerti? Kang Sonsaengnim mendesah pelan. Ia melirik jam ditangannya. Trainee SM yang lain mulai nampak berkasak-kusuk membahas tentang rencana liburan akhir pekan mereka ini. Aku akan pergi untuk meeting bersama staf yang lain sekarang. Hanya duduk diam dan tetap tenang. Jung Soo-ah, aku serahkan mereka padamu dan tolong segera kirimkan data siapa saja yang nanti bisa ikut bersama rombongan ke Gunung Seorak. Aku pergi dulu. Kang Sonsaengnim segera menarik tasnya dan keluar dari ruangan itu, tampa perlu menunggu lagi jawaban dari Jung Soo.

Namja yang memiliki lesung pipi mungil dikedua sudut bibirnya yang sangat khas itu mendesah pelan, namun ia segera bergerak bangkit dari tempat duduknya dan berdiri didepan kelas. Baiklah.. sekarang, siapa saja yang akan ikut ke Gunung Seorak akhir pekan nanti? Mata charming-nya bergerak tenang, menyapu semua wajah temantemannya yang memenuhi setiap sudut ruangan.

.
17 Desember 2003
Bus berkapasitas empat puluhan orang itu melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan beraspal didepannya. Bau embun basah karena hari masih terbilang cukup pagi membuat udara terasa begitu nyaman dan sejuk. Di bangku tengah, duduk seorang yeoja dengan headphone putih yang tersambung pada mp3 player-nya. Matanya menatap pepohonan basah dan tertutupi sedikit butiran salju yang berada di kanan dan kirinya. Bus yang ia tumpangi kini sudah keluar dari wilayah Seoul dan jika ia tidak salah menghitung, maka mereka akan tiba di Villa Lee Soo Man Sonsaengnim yang berada di kawasan Gunung Seorak dalam waktu kurang dari tiga jam lagi. Yeoja itu mendesah pelan. Tiga jam berada didalam bus dan tak bisa melakukan apa-apa tentu saja akan membuatnya bosan. Ia melirik kesisi kiri pundaknya. Seorang yeoja berambut panjang hitam dengan kulit kecoklatan kini sudah jatuh tertidur. Lidahnya menjulur sedikit keluar, membuat dirinya tak kuasa untuk menahan tawanya melihat ulah temannya ini. Ahh.. kyeopta

Suara namja yang terdengar dibalik pundak Kwon Yuri yang sudah jatuh tertidur dengan lidah menjulur itu, membuat dirinya mau tak mau menggerakkan kepalanya sedikit, menatap pada sosok pemilik suara tersebut. Dan lagi-lagi, si pumsae namja menyebalkan itulah yang wajahnya kini nampak didepan matanya. Tampa sadar dia mendengus. Apakah dia selalu tertidur seperti itu? Siwon masih saja sibuk memperhatikan wajah Yuri yang tengah terlelap. Senyumnya melebar. Baginya apa yang saat ini ada didepan matanya benar-benar menggemaskan. Dan tentu saja itu membuat dirinya tak kuasa untuk menahan senyumannya. Namun Yoona, si mp3 yeoja yang tentu saja kini berada persis disamping Yuri dan sejak tadi diajak berbicara oleh Siwon, bersikap seolah-olah dia tidak mendengarkan pertanyaan namja itu. Dia malah melengos dan menyandarkan tubuh serta kepalanya pada sandaran kursi. Meski sudah lebih dari dua bulan namja itu berada di kelas akting dan modeling yang sama dengannya, namun interaksi yang mereka lakukan masih terbilang sangat minim. Yoona kembali mendesah saat mengingat bahwa tak ada Park Yoochun dalam perjalanan ini. Namja yang begitu ia idolakan itu kini tengah bersiap bersama empat namja yang lain untuk segera melakukan debut mereka. Tentu saja Yoona merasa ada yang kurang dalam perjalanan kali ini. Berbeda dengan tahun lalu saat SM juga mengajak mereka menghabiskan akhir pekan tahunan di Pulau Nami. Saat itu dirinya dan Yoochun benar-benar menghabiskan waktu mereka bersama-sama. Yuri benar-benar terlihat begitu imut jika sedang terlelap begitu.

Lagi, suara namja itu terdengar lagi, membuat Yoona mau tidak mau kembali menatap kearahnya. Wajah Siwon kini terlihat seperti tengah menahan senyum. Ia menatap wajah Yuri sebentar, sebelum kemudian mendongak pelan dan membuat tatapan matanya bertemu dengan Yoona. Ya, mp3 yeoja.. apa sebenarnya lagu yang selalu kau dengarkan disana, eoh? Bisakah meski hanya untuk satu kali, aku ikut mendengarkannya juga?

Yoona mulai mendengus tidak suka. Bukan lagi karena Siwon terus saja mengusik ketenangannya dengan suara menyebalkannya itu.. Namun karena Siwon, bahkan bisa memanggil Kwon Yuri dengan namanya saja sementara jika itu untuk dirinya, namja itu justru malah memanggilnya mp3 yeoja. Whae? Kenapa kau diam saja? Mp3 yeoja.. apa kau mendengarku? Yoona mulai menggertakkan gerahamnya. Ia menoleh kearah Siwon dan langsung melemparkan death glare yang lebih dingin dan tajam dari bongkahan batu es diluar sana. Berhentilah mengoceh, Pumsae namja! Suaramu itu benar-benar berisik dan mengangguku! Siwon mengerucutkan bibirnya saat mendapatkan bentakan cukup keras dari yeoja yang hanya berada tiga meter dari tubuhnya ini. Seharusnya Yoona dapat menemukan wajah imut yang begitu mempesona pada wajah yang saat ini tengah Siwon tampakkan.

Namun rasa kesal yang menjalar janggal didalam hatinya, telah membuat dirinya tak lagi bisa memperhatikan wajah imut namja tersebut. Yoona benar-benar merasa kesal sekarang. Entah apakah itu karena Siwon terus saja menemukan cara untuk menggodanya, atau mungkin karena namja itu terus saja memanggilnya dengan nama Mp3 yeoja. Yoona mendesah keras, sambil kembali melemparkan pandangannya keluar jendela.

.
Tiga Jam kemudian, Ahh.. rasanya aku ingin cepat-cepat bermain ski! Teriakan bahagia dari bibir trainee yeoja terdengar berisik saat mereka akhirnya sampai di kaki Gunung Seorak. Bagi yang belum mengetahui tempat ini, Gunung Seorak berada di daerah Gangwondo, provinsi di bagian timur Republik Korea. Banyak wisatawan lokal dan asing yang datang kesini karena tempat ini merupakan tempat yang juga menjadi lokasi syuting drama hallyu yang booming sejak tahun lalu, Winter Sonata. Saat ini pun tempat ini terlihat dipenuhi oleh orang-orang yang berlibur. Ada yang sibuk bermain salju. Ada pula yang sedang mengantri untuk naik cable car supaya dapat bermain ski dari atas Gunung Seorak. Trainee namja terlihat bercanda dengan mengambil gumpalan salju lalu melemparnya pada teman mereka yang lain. Ya, hentikan.. Han Sonsaengnim menegur mereka. Ia menoleh kearah Yoona yang sedang menatap kearah kereta gantung dengan tatapan berbinar. Senyum diwajah Han Sonsaengnim tertarik. Wajah cantik Yoona, meski usianya masih belia, selalu bisa membuat dirinya terpesona. Ayo, anak-anak.. kita harus segera masuk kedalam Villa.. Kang Sonsaengnim sibuk mengecek nama-nama mereka dari sebuah buku yang ada ditangannya.

Para namja kini mengikuti langkah Kang Sonsaengnim. Sementara para yeoja yang lain saat ini sibuk berkeliaran disamping Jina Sunbaenim yang bertanggung jawab penuh atas mereka. Han Sonsaengnim terus melemparkan pandangannya kearah Yoona. Namun senyuman yang sejak tadi melengkung manis menghiasi wajahnya perlahan menghilang saat melihat seorang namja terus saja berusaha mendekat dan menggoda Yoona. Tangannya mengepal, merasa tidak senang dengan kehadiran namja tersebut disekitar Yoona. Han Sonsaengnim mengusap wajahnya sambil mengalihkan perhatiannya kearah lain. Tatapan matanya tertuju pada sebuah hutan kecil yang berada disamping kanan villa. Sebuah ide, tiba-tiba saja kini melintas dikepalanya.

.
Malam harinya,

Yoona POV,
Aku memakai baju hangatku dan melapisinya dengan sebuah jaket yang cukup tebal sebelum bergabung bersama mereka menuju taman belakang villa. Segera kugerakkan kakiku, melangkah menyusuri koridor panjang yang berujung pada sebuah pintu taman. Trainee SM yang lain nampak sudah memenuhi tempat itu. Begitu juga Lee Sonsaengnim, Han Sonsaengnim, Kang Sonsaengnim, Jay Sunbaenim dan Jina Sunbaenim. Aku melihat Han Sonsaengnim melambai padaku. Membuatku tersenyum ragu-ragu untuk membalasnya. Namja berusia dua puluh tujuh tahunan itu memang selalu saja bersikap ramah dan baik padaku. Namun malam ini

entah mengapa melihat dia melambai padaku dan caranya menatapku, membuatku merasa sedikit gugup. Suara Lee Sonsaengnim mulai terdengar. Namun aku tak sepenuhnya mendengarkan. Mataku justru tertuju pada dua sosok wajah yang tak asing bagiku, tengah berbincang-bincang disudut taman. Seorang namja terlihat begitu sumringah saat berbicara dengan yeoja yang berada disampingnya yang juga sedang tertawa-tawa senang bersamanya. Tiba-tiba saja namja itu tertawa keras saat melihat kkab yang saat ini sedang diperlihatkan oleh yeoja didepannya. Aku mendengus keras. Mempoutkan bibirku sambil menatap tajam kearah dua orang yang sangat aku kenal tersebut. Tertawa selebar itu seolah itu benar-benar adalah hal yang lucu.. aku masih memasang wajah sebalku. berlebihan sekali. Namun meskipun merasa sebal, aku menemukan diriku tak sedikitpun bisa menarik wajahku untuk mengabaikan mereka. Aku tak bisa mengalihkan pandanganku sedikitpun saat melihat mereka begitu rileks dan bahagia saat bersama-sama. Kembali kupoutkan bibirku. Yoona Sebuah tepukan lembut dipundakku membuatku sedikit tersentak. Aku menoleh dan mendapati Han Sonsaengnim yang saat ini sudah berdiri dibelakangku. A-ah.. Sonsaengnim.. jawabku terbata. Pria didepanku ini menggeleng pelan sambil menatapku lekat.

Sudah berapa kali aku bilang, jika berada diluar kelas, panggil aku Oppa saja, eoh? Han Sonsaengnim menggerakkan tangannya, menepuk kepalaku. Ah.. ne.. jwesonghaeyo.. aku merasakan kegugupan kembali melandaku saat Han Sonsaengnim berada didekatku. Kegugupan yang sangat berbeda dengan apa yang selalu bisa kurasakan jika yang disampingku itu adalah dia, si pumsae namja. Omo? Kenapa aku harus menyebut namanya lagi dalam pikiranku, eoh? Yoona.. aku ingin berbicara sesuatu denganmu. Bisakah kau ikut denganku sebentar? Suara Han Sonsaengnim terdengar lagi. Meskipun kehadirannya menelusupkan efek gugup dalam hatiku, namun aku merasa tidak bisa menolak permintaannya. Aku pun mengangguk pelan. Wajah Han Sonsaengnim terlihat sumringah. Arrasseo. Kkaja.. kita tidak bisa berbicara dengan leluasa disini. Dengan itu, ia mulai menarik tanganku dan menggandengku keluar dari taman ini. Aku mengerjapkan mataku sebentar, menatap kearah tanganku yang berada dalam gengamannya. Aku ingin menariknya lepas, namun ketika aku mengingat bahwa yang kali ini sedang memegangi tanganku adalah guruku sendiri, aku merasa tidak memiliki keberanian untuk melakukannya.

.
Lima menit kemudian Aku menoleh ke kanan dan kiri pundakku. Hanya ada pepohonan dan juga hamparan salju yang cukup tebal, menjejak ditanah. Kutatap punggung Han Sonsaengnim yang terus menarik tanganku dan membawaku pergi.

Sebenarnya kemana dia akan membawaku? Ini sudah lima menit kami berjalan, namun tampaknya Han Sonsaengnim tak juga berniat untuk berhenti melangkah. Sonsaengnim.. Aku menghentikan langkahku lebih dulu dan berusaha untuk menarik lepas tanganku dari genggamannya. Langkah pria didepanku ini ikut terhenti. Sebenarnya kita mau kemana? Tidakkah ini sudah terlalu jauh? Aku menatap wajah Han Sonsaengnim yang tak begitu terlihat karena pencahayaan disini sangat minim. Han Sonsaengnim membalikkan tubuhnya, menghadap kearahku. Yoona.. apakah selama ini kau pernah menyukaiku? N-ne? Aku menatapnya dengan mata melebar. A-apa-apan itu? kenapa dia malah melemparkan pertanyaan semacam itu? Saat kau selalu datang padaku dan merengek agar aku mau membantumu untuk melatih vocalmu, saat itu juga aku merasa bahwa kau menyukaiku.. Han Sonsaengnim melangkah satu langkah kearahku, yang entah mengapa membuatku reflex menarik langkahku mundur. I-itu tidak seperti itu.. jawabku terbata. Dalam keremangan cahaya disekitarku, aku masih bisa melihat ia menyeringai. Tidak.. jangan menyangkal. Tatapan matamu saat tengah berlatih vocal bersamaku, aku tahu, bahwa kau benar-benar menganggumiku. Benar begitu?

Kembali Han Sonsaengnim maju satu langkah. Aku menarik langkahku mundur lagi. A-anniyo, Sonsaengnim.. I-itu hanya karena ada guru saya. Saya menghargai anda sebagai pembimbing saya. Tolong.. jangan melihatnya dengan cara yang salah. Jadi, kau tidak menyukaiku? Kali ini suaranya terdengar dingin dan dalam. Aku bergidik. Bahkan udara yang sangat dingin disekitarku tak sebanding dengan suara dingin yang tadi keluar dari bibirnya. Aku mulai merasakan hawa aneh merayap halus dipunggung leherku, membuatku menggigil seketika. S-sonsaengnim. S-sebaiknya kita kembali ke villa. Disini terlalu dingin dan juga.. terlalu gelap.. Justru aku sudah terlanjur merasa senang berada disini, Yoona-ya.. kembali kulihat ia menyeringai, meski wajahnya tak begitu bisa tertangkap jelas dimataku. tidakkah kau ingin memberiku sebentuk tanda terimakasih karena aku sudah begitu baik dan bersabar saat mengajarimu mengolah vocal? Dapatkah kau memberiku sebentuk ucapan terimakasih berupa pelukan, atau mungkin.. ciuman? Kembali hawa aneh yang membuat tubuhku menggigil itu terasa lagi. Kakiku mulai gemetaran saat mendengar ucapannya itu. S-sonsaengnim.. jangan bercanda. Aku meremas ujung jaketku, gelisah. Aku tidak bercanda.. ia terlihat serius. Kembali Han Sonsaengnim menggerakkan kakinya maju untuk menghampiriku. aku menyukaimu, Im Yoona. Sangat menyukaimu. Namun kau selalu saja dikelilingi oleh namjanamja sialan itu. Park Yoochun.. Park Jung Soo.. dan yang terakhir, Choi Siwon. Kenapa kau harus membawa dirimu dekat dengan mereka? Mengapa tidak hanya denganku saja, eoh?

Aku semakin kuat meremas ujung baju saat ia kembali melangkah mendekat. Ini tidak benar.. jika aku terus berada ditempat ini, maka Han Sonsaengnim pasti akan melakukan sesuatu padaku. Dan sebelum hal itu terjadi, aku harus segera berlari. YOONA-YA.. kau mau kemana, eoh? Terdengar teriakan dari bibirnya, namun aku tidak peduli. Aku berusaha untuk berlari sekuat yang aku mampu. Grab Namun ternyata gerakan tubuhnya melebihi kecepatanku dalam berlari. L-lepaskan Aku berusaha berontak dalam dekapannya. Ia memelukku kuat dari belakang. Gila pria ini pasti sudah gila. Aku masih berusia tiga belas tahun, namun kenapa ia masih saja nekat melakukan ini padaku? Sonsaengnim Aku terus menggeliat, berusaha keras melepaskan diriku. Kutatap lengannya yang begitu kuat melingkari pundakku, sebelum kemudian kutempelkan bibirku disana. Arrggghh Tangannya terlepas cepat saat aku memutuskan untuk menggigit lengannya itu. Dia terlihat meringis kesakitan sambil menatapku marah. Tidak mau membuang waktu, kuputuskan untuk kembali berlari, namun bukan kearah villa melainkan kearah hutan. Saat ini yang ada dipikiranku hanyalah

bagaimana caranya agar aku bisa menghindari sejauh-jauhnya tubuh pria sialan itu. IM YOONA!! Terdengar teriakan lagi sekarang, namun aku terus saja bersikap tidak peduli dan semakin cepat berlari. Sempat terdengar suara berisik dari arah dimana Han Sonsaengnim tadi berada disertai sebuah erangan. Namun aku yang sudah terlalu takut dengan apa yang baru saja hampir ia lakukan padaku, tetap saja menarik langkahku cepat, menjauhi tempat itu. Pepohonan yang berjejer rapi.. udara malam yang sangat dingin dan penerangan yang begitu minim, adalah semua hal yang bisa kulihat dan kurasakan seiring dengan semakin jauhnya aku membawa tubuhku masuk kedalam hutan.

*End Yoona POV* . Normal POV,

Bug! Han Jo Kwon terlihat jatuh tersungkur ditanah bersalju sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Ia mengerang pelan sambil mendongak dan menatap geram kearah namja yang baru saja meninjunya dengan keras. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa bukan hanya ada namja itu disekitarnya sekarang. Kau

Namun namja itu sama sekali tidak memperdulikannya. Ia justru menyeret langkahnya berlari masuk kedalam hutan. Jika tadi ia tidak memperhatikan Yoona yang dibawa pergi oleh Han Sonsaengnim. Jika saja Lee Hyuk Jae tidak berbisik padanya dan mengatakan bahwa sepertinya Yoona dibawa Han Sonsaengnim kedalam hutan. Dan jika saja ia tidak berinisiatif melaporkan hal ini langsung pada Lee Soo Man dan staf pelatih yang lain, mungkin sekarang ia tidak akan ada disini. Dan mungkin saja ia tidak akan sempat melihat tubuh Yoona yang justru malah berlari kencang masuk kedalam hutan yang sangat gelap dan lebat itu. IM YOONA! Wajahnya terlihat khawatir ketika nama Yoona ia teriakkan dari bibirnya. Tapi Yoona sama sekali tidak menghiraukannya. Siwon berusaha untuk memasang wajah tenang sambil terus berlari. Matanya menatap lekat pada jejak kaki yang terlihat dengan begitu jelas diatas salju. Jejak itulah yang akan ia jadikan sebagai penunjuk jalan agar bisa secepatnya menemukan Yoona. Dia tidak ingin yeoja itu sampai tersesat atau hilang didalam sana. Terlebih ini dikawasan gunung Seorak. Badai salju akan selalu menerjang gunung ini diatas jam sembilan malam disetiap harinya. Brengsek! Han Jo Kwon terlihat mulai bergerak bangkit, berniat untuk mengejar namja dan juga yeoja yang sudah menghilang didalam hutan. Han Jo Kwon..

Suara berat yang sangat ia kenal itu terdengar dibelakang punggungnya, membuat dirinya menoleh. Wajahnya langsung berubah pucat saat melihat siapa saja yang sudah berdiri didepannya sekarang. Lee Soo Man menatapnya, tajam. Begitu juga dengan Kang Jin Young, dan Min Jina. Jo Kwon menelan saliva-nya susah payah, sadar bahwa saat ini karirnya sudah benar-benar berada di ujung tanduk. Tangannya mengepal lemah seiring dengan kepalanya yang mulai menunduk dalam-dalam, menyapu tanah. Segala apapun hukuman atau konsekuensi yang harus ia bayar nanti atas apa yang baru saja hampir ia lakukan pada Im Yoona, ia harus benar-benar bersiap untuk segera menerimanya.

.
Srek.. srek Bunyi langkah kaki yang tersaruk diatas hamparan salju terdengar ditengah keheningan malam. Yoona memperhatikan uap udara yang keluar dari bibirnya setiap kali ia mendesah. Diputarnya kepalanya, menatap ke kanan dan juga kiri pundaknya. Tidak ada siapa-siapa disini. Hanya ada dia saja. Kenyataan itu membuat dirinya mulai merasa cemas dan sedikit ketakutan. Ettohke? Apa yang harus aku lakukan sekarang? yeoja itu menggigit bibirnya pelan. Ia mulai merasa lelah. Hawa dingin yang begitu kuat menusuk tubuhnya, meski jaket tebal itu sudah ia rapatkan sejak tadi, membuat tubuhnya semakin terasa lemah. Yoona memutuskan untuk bersitirahat sebentar dibawah pohon besar yang ada disana. Kembali ia memperhatikan uap udara yang keluar saat ia

mencoba untuk mengatur hela nafasnya. Yoona menatap berkeliling, menyusuri rimbunan pepohonan yang ada didepannya saat ini. Apakah aku tersesat? Apakah aku akan mati ditempat ini? Yeoja tiga belas tahun itu mendesah pelan sambil memeluk tubuhnya sendiri. Suhu malam ini benar-benar terasa begitu dingin menggigit tulang. Rasa lelah karena terus berlari tampa henti sejak tadi dan juga rasa takut karena menyadari hanya ada dirinya sendiri ditempat ini, membuat Yoona merasa mulai mengantuk. Tidak.. tidak.. aku akan benar-benar mati jika sampai jatuh tertidur ditempat ini.. Yoona menggelengkan kepalanya kuat-kuat sambil memaksakan matanya untuk tetap terbuka lebar. Kembali ia mempererat pelukannya pada tubuhnya sendiri. Namun hawa dingin ini benar-benar tidak tertahankan. Apa aku benar-benar akan mati sekarang? Berakhir ditempat semacam ini, lalu kemudian mati begitu saja? kembali, yeoja tiga belas tahun itu memenuhi isi kepalanya dengan pemikiran polos yang tidak-tidak. Yoona mulai merasakan matanya panas, seiring dengan cairan hangat yang mengalir lembut membasahi wajahnya. Dia sama sekali tidak menduga akan ada hal semacam tadi terjadi padanya. Selama ini ia selalu berusaha untuk bersikap hormat dan santun pada semua gurunya. Namun apa yang Han Jo Kwon lakukan padanya tadi, benar-benar membuat dirinya merasa sangat terluka dan sedih. Krek

Sebuah suara mencurigakan terdengar dari dalam hutan, membuat Yoona yang sejak tadi sibuk berpikir bahwa mungkin dia akan mati sebentar lagi, mulai merasa radar kewaspadaannya meningkat. A-apa itu? Suaranya tercekat. Matanya tajam menatap kearah hutan gelap yang berada persis disamping kanan pundaknya. Sreekk Yoona mulai merasa hatinya berdegub kencang. Mungkinkah itu seekor hewan? Apakah itu adalah hewan liar yang kelaparan? Jika iya.. tidak cukup hanya dengan mati kedinginan dan terserang hipotermia, apakah ia juga akan berakhir sebagai santapan hewan liar itu? Yoona mulai tak bisa menahan diri untuk tidak menangis sekarang. Tubuhnya menggigil hebat, bukan lagi sekedar karena hawa dingin itu benarbenar terasa seperti ingin meremukkan semua tulang-tulangnya, namun juga rasa takut yang ikut serta menyerangnya sekarang. Srek Dap..dap..dap Dua suara beradu dikegelapan malam, membuat Yoona merapatkan kedua matanya dan bersiap untuk melepaskan sebuah jeritan. Namun bibirnya yang sudah terbuka itu kini tiba-tiba saja dibungkam oleh sebuah tangan. Sttt jangan berteriak.. Suara itu.. meski Yoona tidak bisa sepenuhnya melihat wajah orang yang saat ini berada persis didepan tubuhnya yang duduk lemah dibawah pohon

karena penerangan disana sangat gelap, namun Yoona merasa dia mengenalinya. Tenanglah. Itu bisa saja seekor anjing hutan atau serigala. Jika kau berisik atau berteriak, maka hewan itu pasti akan kemari dan menyerang kita. Jadi tetap tenang dan diamlah. Apa kau mengerti? Suara itu terdengar sangat lirih, tapi Yoona bisa dengan jelas mendengarnya karena jarak mereka yang begitu dekat. Tangan itu masih menutup bibirnya, pelan. Yoona membuka matanya perlahan-lahan dan mengangguk lemah. Membuat Choi Siwon yang kini duduk begitu dekat dengannya itu ikut mendesah. Siwon bisa merasakan cairan hangat jatuh membasahi tangannya yang menempel pada wajah Yoona. Bisa ia lihat pula sekarang, meski dalam penerangan yang begitu temaram, mata cemerlang Yoona itu terlihat begitu basah. Siwon bisa mengerti ketakutan yang tengah yeoja itu rasakan. Ia pun merasakan kekalutan yang sama saat melihat Yoona berlari masuk menerobos kedalam hutan ini untuk menjauh dari Han Jo Kwon. Ia juga benar-benar merasa nyaris mati kehabisan nafas karena terus berlari mencari sosok Yoona yang sempat menghilang dari pandangan matanya. Gwenchana. Tenanglah. Tidak akan terjadi apa-apa. Sekarang, bisakah kau berdiri? Kita harus kembali ke villa sebelum udara bertambah lebih dingin lagi dari ini. Siwon menatap wajah basah Yoona yang terlihat sangat kacau seiring dengan gerakan tangannya yang mulai bergerak menjauh dari bibir Yoona,

melepaskan bekapan tangannya. Yeoja itu mencoba untuk meredam isak kecil yang masih tak mau berhenti meluncur dari bibir mungilnya. Siwon menepuk-nepuk kedua pundak Yoona, mencoba untuk menenangkannya. Yoona.. tenanglah.. kau aman sekarang. Tenanglah.. mm? Isak yang sejak tadi terdengar, perlahan berhenti, saat ia mendengar apa yang keluar dari bibir namja dihadapannya ini. Yoona? dia baru saja memanggilku Yoona? bukan lagi Mp3 yeoja seperti biasanya? Yoona terus memandangi wajah Siwon yang saat ini tengah memasang wajah khawatir saat menatap wajahnya. Namja itu menangkupkan kedua tangannya diwajah Yoona, sebelum kemudian mendesah lagi, menampilkan gumpalan uap udara yang tampak jelas didepan wajahnya. Siwon segera melepaskan muffler scarf berwarna merah yang sejak tadi ia kenakan dilehernya dengan cepat, lalu memasangkannya pada tubuh dingin Yoona. Yoona.. naiklah kepunggungku. Kita benar-benar harus pergi dari sini.. Siwon kembali bergerak cepat, duduk membelakangi tubuh Yoona yang masih bersandar lemah dibawah pohon. T-tidak. Aku masih bisa berjalan. Anni. kau terlihat sangat lemah sekarang. Naiklah. Aku mohon hari akan semakin gelap dan udara akan bertambah dingin sebentar lagi. Ppali.. hanya bersandar padaku dan aku akan membawamu kembali ke villa. Ppali. Butuh waktu beberapa detik untuk Yoona berpikir, sebelum kemudian ia menuruti perintah Siwon tersebut.

Siwon segera membawa Yoona pergi dari tempat itu, tetap berusaha membuat gerakan pelan dan hati-hati karena ia takut hewan liar itu masih berada disekitar mereka. Siwon terus membawa Yoona agar bisa secepatnya keluar dari hutan. Ia bisa merasakan makin lama suhu semakin rendah disekitar mereka. Gumpalan karbondioksida terus keluar dari bibirnya ketika ia mendesah atau menghela nafas. Hawa dingin yang terasa kini benar-benar semakin kuat menggigit tulang. Aku mengantuk.. Yoona mengeluh pelan. Kedua tangannya melingkari pundak dan leher Siwon. Kau mengantuk? Siwon menoleh kearah Yoona yang kini mulai memejamkan matanya, menyandarkan dagunya dipundak Siwon, meski tak sepenuhnya menempel. Yeoja itu mengangguk lemah. Membuat wajah Siwon terlihat kembali khawatir. Tapi kau tidak boleh tidur sekarang.. Siwon bergerak sedikit,

menghentakkan tubuh Yoona pelan agar posisi yeoja itu terasa nyaman di punggungnya. jangan tidur, Yoona-ya.. jebal.. Siwon menggigit bibirnya. Ia harus melakukan sesuatu agar Yoona tidak jatuh tertidur. Sementara itu Yoona yang baru saja merasa ingin memejamkan matanya, merasa ada sesuatu yang begitu menggelitik dihatinya ketika Siwon memanggil namanya selembut itu.

Kau sudah tidak memanggilku mp3 yeoja lagi? Yoona mengalungkan tangannya sedikit erat di leher dan pundak Siwon. Namja itu menoleh lagi, menatap wajah Yoona yang masih menyandarkan dagunya diatas pundaknya. Jika dia tak ingin Yoona jatuh tertidur, maka satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah mengajaknya terus berbicara. Ne.. aku tidak akan memanggilmu mp3 yeoja lagi mulai sekarang.. Siwon menghela nafas khawatir saat merasakan hela nafas Yoona yang terdengar teratur ditelinganya. Ia benar-benar takut Yoona akan jatuh tertidur sekarang. Itu bagus.. jawab Yoona sambil tersenyum. Ia juga tengah berusa ha matimatian menahan kantuknya dengan terus berbicara dengan Siwon. aku tidak suka dipanggil dengan nama itu. Apakah kau tidak tahu? Nama itu terdengar buruk sekali. Yoona mempoutkan bibirnya sambil mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menghalau rasa kantuk. Terdengar tawa pelan dari bibir Siwon sekarang, menyadari bahwa Yoona ternyata juga tengah berusaha untuk terus terjaga. Kalau begitu, kau juga harus berhenti memanggilku pumsae namja.. Siwon menatap wajah Yoona lagi sambil terus melangkah. Nama itu juga terdengar sangat buruk untukku. Kali ini Yoona yang tertawa. Siwon yang mendengar tawa dari bibir Yoona kembali tersenyum. Bukan aku yang pertama kali memanggilmu dengan nama itu. balas Yoona pelan. Siwon kembali tersenyum dan mengangguk. Tapi aku tidak suka kau juga ikut-ikutan memanggilku seperti itu. sahut Siwon. Namja itu merasa wajahnya bersemu usai mengatakannya. Yoona berdehem-dehem pelan karena ia juga merasa wajahnya mulai merona.

Lalu aku harus memanggilmu apa? Siwon berhenti melangkah. Yoona yang sejak tadi menaruh dagunya dipundak Siwon, mengangkat pelan wajahnya, memiringkan wajahnya itu sedikit untuk bisa melihat dengan jelas wajah namja yang sedang memberikan piggyback untuknya ini. Panggil aku selembut ketika kau memanggil Park Yoochun.. Siwon menggigit bibirnya sebentar, sebelum kemudian menoleh kearah Yoona yang juga sedang menatap wajahnya. Panggil aku Oppa. Yoona terdiam. Begitu juga dengan Siwon. Suasana mendadak hening. Hanya suara angin serta serpihan salju yang menempel pada ranting pohon yang bergoyang ringan terdengar disana. O-oppa Yoona menggumamkan kata itu. Wajahnya kembali terlihat bersemu. Bahkan meski ia memanggil hampir seluruh trainee namja di SM dengan sebutan Oppa, tidak pernah sekalipun dia merasa wajahnya merona merah seperti saat ketika ia melakukannya untuk Siwon sekarang. Yoona menggigit bibirnya pelan. Itu terdengar sangat baik.. Siwon terlihat senang. Wajahnya tampak sumringah. Ia kembali menyentak pelan tubuh Yoona agar terasa lebih nyaman dipunggungnya. Yoona ikut tersenyum saat melihat wajah Siwon yang tampak senang saat ini. Rasa kantuknya kini berangsur-angsur mulai menghilang.

Ia menatap tangannya yang masih melingkari leher Siwon. Hatinya mendadak kesemutan lagi saat menyadari ini kali kedua untuk dirinya dan juga namja itu berada dalam jarak yang sedekat ini. Ia masih mengingat dengan jelas hari dimana mereka berdua sama-sama berteduh dibawah pohon saat hujan turun. Lalu sekarang, ia bahkan berada diatas punggung namja itu ditengah hutan yang tertutupi oleh serpihan salju. Yoona menatap wajah tenang Siwon yang terus membawanya melangkah keluar dari hutan ini. Hatinya terasa hangat. Ditengah suhu udara yang benar-benar terasa sangat dingin ini, Yoona bisa merasakan bagian paling penting dan sensitive didalam tubuhnya terasa sangat hangat sekarang. Gomawo.. Dengan kesadaran penuh kata itu meluncur lembut dari bibirnya. Ne? Siwon menoleh lagi kearahnya, masih sambil terus berjalan. Gomawo karena sudah datang dan menyelamatkan aku. Kupikir aku benarbenar akan mati kedinginan tadi. Sambung Yoona lagi. Wajahnya kembali memerah. Terdengar tawa pelan dari bibir Siwon. Kupikir kau tidak tahu caranya berterimakasih.. ucap Siwon setengah menggoda. Yoona mempoutkan bibirnya lagi, berniat untuk membalas ucapan Siwon itu saat matanya tampa sengaja tertuju pada muffler scarf merah yang kini melingkar hangat dilehernya. Tangannya bergerak menyentuh kain hangat tersebut, dengan sebuah senyuman menawan melengkung manis diwajahnya. Apapun itu, terimakasih.. hanya untuk malam ini saja, Yoona memutuskan untuk mengalah. dan maafkan aku, atas semua hal yang tidak menyenangkan yang pernah terjadi diantara kita selama ini.

Yoona merasa wajahnya memerah lagi saat mengingat apa saja yang sudah pernah terjadi diantara dirinya dengan namja yang baru dua bulan bergabung bersamanya sebagai trainee di SM itu. Termasuk karena sudah pernah menuduhku sebagai pencuri? kembali Siwon terdengar menggodanya. Yoona mendesis. Namun sekali lagi malam ini ia mencoba untuk mengalah. Bagaimanapun jika bukan karena namja ini dan jika ia tidak ada, mungkin ia akan benar-benar mati karena kedinginan atau menjadi santapan hewan liar yang ada disekitarnya tadi. Terutama karena aku sudah menuduh Oppa melakukan hal itu. tiba-tiba saja Yoona merasa sangat malu dengan kalimatnya sendiri. Aigoo.. dia benarbenar memanggil Siwon dengan sebutan Oppa sekarang. Wajah Yoona kembali memerah. Siwon sendiri kini berhenti tertawa. Dia merasa jantungnya kembali berdegub, menghadirkan debaran halus yang membuat senyumnya merekah lebih lebar dan luas dari sebelumnya. Lalu, apa setelah ini kita bisa menjadi teman seperti yang lainnya? ini untuk kali kedua Siwon berhenti melangkah saat ia melemparkan pertanyaan dan menanti jawaban dari bibir Yoona. Yoona terdiam. Ia menggigit bibir pink-nya yang basah itu. Ditatapnya muffler scarf merah yang masih melingkar hangat dilehernya, sebelum dua detik kemudian, Yoona kembali menaruh dagunya di pundak Siwon dan melingkarkan tangannya lebih erat dileher namja tampan didepannya ini. Siwon kembali tersenyum saat ia mengerti dengan jawaban yang diberikan oleh Yoona tersebut. Baginya apa yang Yoona lakukan ini sudah lebih dari cukup menjadi jawaban atas pertanyaannya.

Namja itu bergerak kembali, melanjutkan langkahnya menuju villa dengan wajah yang tampak berbinar bahagia.

.
Lima menit kemudian.. Yoona-ya Teriakan Jessica, Sooyoung, dan Yuri terdengar ketika Siwon dan Yoona baru saja tiba diruang tengah villa Lee Soo Man. Trainee yang lain ikut menghampiri mereka berdua. Aku baik-baik saja, eonni.. jangan khawatir. jawab Yoona, mencoba untuk menenangkan teman-temannya itu. Siwon menaruh pelan tubuh Yoona diatas sofa, diiringi tatapan heran dan juga menyelidik dari trainee SM yang lain. Yoona menatapnya sebentar, begitu juga dengan Siwon. Namja itu mengangguk pelan dan tersenyum kecil, sebelum kemudian menarik tubuhnya menjauh dari tubuh Yoona dan juga dari kerumunan orang-orang itu. Aku akan pastikan hal semacam ini tidak akan terjadi lagi, Yoona.. Min Jina mendekat pada Yoona dan duduk disampingnya. Ia memberikan segelas insam atau teh ginseng yang sudah ia buatkan untuk Yoona sejak tadi. Lee Sonsaengnim dan yang lainnnya sedang mengurus Han Jo Kwon sekarang. Tenanglah. Lebih baik kau beristirhat sekarang. Kalian bertiga, bawa Yoona ke kamar.

Jina menatap Yuri, Sooyoung dan juga Jessica satu per satu. Ketiga yeoja itu mengangguk cepat. Mereka segera membantu Yoona berdiri saat melihat gadis itu sudah menghabiskan teh insam-nya. Yoona melangkah pelan bersama dengan ketiga temannya itu. ia menoleh sebentar, menyapu setiap sudut ruangan, seperti berusaha untuk menjangkau sesuatu. Tatapan matanya berhenti saat akhirnya ia berhasil menemukan apa yang kini sedang ia cari. Choi Siwon duduk di bangku yang berada diruang yang berbeda namun masih bisa terlihat jelas dari posisinya berdiri saat ini. Namja itu juga tengah menyesap insam yang diberikan Park Jung Soo padanya. Senyum Yoona melekung dengan sendirinya ketika mendengar Siwon bercerita bagaimana tadi ia sudah berhasil meninju wajah Han Sonsaengnim hingga membuat bibir pria itu robek dan berdarah. Ia ingin berlama-lama berdiri disana dan menatap wajah Siwon yang nampak begitu sumringah berbagi cerita dengan teman-temannya yang lain jika saja tangan Jessica tidak terlebih dahulu bergerak dan menarik lengannya kembali. Kau harus tidur, Yoong. Wajahmu nampak lelah.. Jessica mengalungkan tangannya dilengan Yoona seiring dengan gerak tubuhnya yang membawa Yoona menyusuri koridor villa. Yoona mendesah. Namun bibirnya kembali melengkungkan senyuman ketika ia teringat dengan apa yang baru saja terjadi antara dirinya dengan Siwon didalam hutan tadi.

Ia pikir pumsae namja itu akan menjadi namja menyebalkan dimatanya untuk selama-lamanya. Namun pendapatnya itu berubah hanya dalam waktu sepuluh menit, ketika Siwon datang padanya. Menyelamatkannya. Memberikan piggyback untuk dirinya. Ia bahkan masih bisa merasakan aroma tubuh Siwon yang hangat dan nyaman ketika tubuhnya berada diatas punggung namja itu. Yoona tersenyum lagi, sebelum kemudian tubuhnya bergerak masuk kedalam kamar yang pintunya sudah dibuka lebar Yuri. Ia tidak tahu dengan pasti, apa sebenarnya perasaan yang sedang bermain lembut didalam hatinya saat ini. Namun ia merasa bahwa malam ini sepertinya alam bawah sadarnya akan dihiasi oleh bunga tidur yang sangat manis. Yah.. Yoona merasa ia akan memiliki mimpi yang baik malam ini.

.
25 Desember 2003
Marry Chirstmas, and Happy New Year. Spanduk besar itu menggantung sempurna di dinding utama aula besar kantor SM. Sebuah meja panjang dengan beraneka macam makanan terlihat terhidang menggoda diatasnya. Choi Sooyoung sudah sejak tadi berkeliaran untuk menyantap satu per satu makanan yang tersedia. Malam natal ini ia memutuskan untuk tidak kembali kerumahnya di Cheondamdong, Gangnam untuk melewatinya dengan keluarga besarnya yang lain. Begitu juga dengan sebagian besar trainee SM yang hadir disini.

Kebanyakan dari mereka memilih untuk melewati malam natal bersamasama di asrama daripada harus kembali pulang kerumah masing-masing. Selain karena banyak yang tinggal jauh diluar Seoul, seperti di Busan, Ilsan atau Jeonju, mereka merasa lebih senang jika bisa menghabiskan malam natal dalam suasana ramai seperti yang kini terjadi diruangan ini. Yoona sudah lebih duduk di meja yang berada di tengah ruangan. Disampingnya ada Seohyun dan juga Kim Kibum yang sejak tadi terus saja mengajaknya berbicara. Yoona sendiri sebenarnya tidak terlalu memperdulikan apa yang sejak tadi Kibum katakan. Matanya lebih focus tertuju pada sosok namja yang berada tidak jauh dari mejanya, di balik sebuah pilar yang ada disisi kanan aula. Namja itu tengah duduk dikelilingi oleh empat rekannya yang akan memulai debutnya dengan grup bernama DBSK atau Dong Bang Shin Ki. Yoona menggigit bibirnya sambil menyentuh saku jaketnya dimana sesuatu yang akan ia berikan sebagai hadiah natal tengah berada disana. Apa dia akan menerimanya? Apakah dia mau menerima hadiahku ini? Yoona menggigit bibirnya lagi. Namun tentu saja ia tidak akan menemukan jawaban itu jika ia belum mencobanya. Aku harus memberikannya sekarang. Yoona akhirnya memutuskan untuk memberikan hadiah natalnya pada namja yang sudah sejak lama ia kagumi itu. Tampa memperdulikan Kibum atau berpamitan secara sopan pada namja itu, Yoona sudah bergerak berdiri dan bangkit, bermaksud untuk menghampiri Yoochun yang masih terlihat berbincang hangat dengan teman-temannya. Jadi, kapan kau akan mengatakan bahwa kau menyukainya?

Pertanyaan yang terlontar dari bibir Jung Yunho, membuat langkah Yoona terhenti. Ia merasa tergelitik untuk mendengarkan pembicaraan kelima namja itu terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk memberikan hadiah natalnya pada Yoochun. Aku tidak tahu.. Yoochun terlihat tersenyum malu-malu. aku takut jika aku mengatakan tentang perasaanku itu, sikapnya padaku akan berubah dan membuatnya menjauhiku. Ei.. kau bahkan belum mencobanya, malah berpikiran yang tidak -tidak.. Kim Jaejoong menjitak pelan kepalanya. hanya mengatakan bahwa aku menyukaimu, maka semua akan selesai. Mau sampai kapan kau memend am perasaanmu itu, eoh? Yoochun terdiam. Dalam hati ia membenarkan ucapan Junsu tersebut. Sementara itu Yoona mulai merasa hatinya sedikit berdebar-debar. Entah dia yang terlalu percaya diri atau apa, namun ia merasa bahwa dirinyalah yang saat ini sedang dibicarakan oleh para Oppadeul-nya itu. Tapi bagaimana dengan Yoona? suara Shim Changmin kini ikut terdengar. Yoona, yang baru sedetik yang lalu merasa jantungnya berdebar-debar, mulai merasakan kedutan aneh dalam hatinya. A-apa maksudnya dengan bagaimana dengan Yoona? bukankah memang diriku yang saat ini sedang mereka bicarakan? Yoona? Yoochun mengangkat sebelah alisnya. kenapa dengan Im Yoona? Dia Adikku. Aku menyayanginya dengan rasa sayang antara Oppa pada dongsaengnya.

Yoona kembali merasakan kedutan didalam hatinya. Matanya nampak berair saat mendengar jawaban yang keluar dari bibir Park Yoochun. Dongsaeng? Jadi selama ini ia hanya dianggap sebagai dongsaeng saja? Hanya sebatas itu? Ya, apa kau tidak tahu bahwa dia menyukaimu, eoh? Kim Junsu ikut menjitak kepala Yoochun sekarang, membuat namja itu meringis kecil. Tapi aku menyukai Goo Ahra.. Yoochun mendesah pelan. Eottohke? Tempat Yoona dihatiku tak lebih dari sekedar dongsaeng saja. Aku tidak bisa memaksakan diriku untuk menyukainya juga.. Yoochun menghembuskan nafasnya, pelan. Jung Yunho, Kim Junsu, Shim Changmin dan Kim Jaejoong hanya bisa saling bertukar pandang sebentar, sebelum kemudian mengendikkan bahu mereka. Sementara itu Yoona yang sudah lebih dari cukup rasanya mendengarkan apa sebenarnya isi hati Yoochun, mulai menarik langkahnya pergi menjauh dari tempat itu. Ia bergerak keluar dari ruangan, sambil berusaha menahan diri untuk tidak menangis. Yoochun menyukai Goo Ahra.. benar.. harusnya sejak awal ia tahu bahwa Yoochun akan lebih menyukai yeoja yang manis dan feminin seperti Ahra dan bukan dia. Jika dibandingkan dengan Ahra, ia jelas bukan apa-apa. Yoona menyeka sudut matanya yang basah seiring dengan gerak kakinya yang mulai melangkah menuju lift. Dding

Pintu lift terbuka. Dan Yoona tampak sedikit terkejut saat melihat wajah seseorang yang ada didalam lift itu. Annyeong, Yoona Siwon menggerakkan tangan kanannya, melambai pada Yoona sambil mengulum senyum. Namun senyuman khas-nya itu berangsur lenyap saat melihat wajah memerah Yoona serta matanya yang terlihat berkaca-kaca. Yoona-ya.. whae gerae? Yoona tidak memberinya jawaban. Siwon menarik tubuh Yoona pelan hingga yeoja itu kini berada didalam lift bersamanya. Pintu lift pun menutup perlahan-lahan. Kembali bergerak naik kelantai paling atas. Ada apa Yoona? Mengapa wajahmu memerah? Apa kau sakit? Yoona masih tak menjawab pertanyaan Siwon itu. Dia terus menundukkan wajahnya. Siwon mendesah pelan, sedikit putus asa karena tak juga mendapatkan respon dari Yoona. Namja itu mulai menggerakkan tangannya, menepuknepuk punggung Yoona dengan lembut, berusaha untuk menenangkannya.

.
Angin bertiup lembut malam ini. Yoona berdiri didepan pagar pembatas yang ada diatap gedung SM Entertainment. Yeoja itu menghela nafasnya berkalikali. Meskipun masih tidak sepenuhnya mengerti dengan jenis perasaan macam apa yang sebenarnya ia rasakan pada Yoochun, namun yeoja berusia tiga belas tahun itu benar-benar tampak terlihat baru saja mengalami apa yang disebut dengan patah hati.

Yoona mengepalkan tangannya diatas pagar pembatas itu. Jadi.. apa sebenarnya yang terjadi padamu? Suara namja yang terdengar dibalik punggungnya itu, membuat Yoona kembali mendesah pelan. Ternyata.. dia hanya menganggapku sebatas dongsaeng-nya saja.. jawab Yoona lirih sambil tersenyum getir. Dia? Dongsaeng? Siwon mulai melangkah, mendekat padanya. Wajah namja itu terlihat mengeryit, masih belum sepenuhnya paham dengan apa yang baru saja Yoona katakan. Yoona menoleh kearahnya, dan kembali tersenyum getir. Park Yoochun.. yeoja itu menggigit bibirnya, pelan. dia tidak menyukaiku sebanyak aku menyukainya. Mata Siwon mengerjap-ngerjap sebentar, berusaha untuk benar-benar memahami situasi ini. Ada jeda selama satu menit diantara mereka berdua. Jadi.. apa kau baru saja mengatakan padanya, tentang perasaanmu itu, tapi dia justru menolakmu dengan mengatakan bahwa kau hanya sebatas dongsaeng dimatanya? Apa dia melakukan itu padamu? Siwon merasa ada letupan emosi yang hadir begitu saja didalam hatinya saat ini. Park Yoochun itu.. jinja! Meski sudah lebih dari tiga minggu mereka tak jadi teman sekamar lagi karena namja itu mulai disibukkan dengan proses debutnya, namun Siwon tetap tak bisa menerima jika namja itu sampai membuat Yoona terluka dan sedih seperti ini. Anni.. Yoona menggeleng pelan. Ia kembali mendesah dan menarik wajahnya menatap langit malam. aku bahkan belum sempat mengatakan

apa-apa. Semuanya selesai sebelum dimulai. Dia menyukai Goo Ahra. Harusnya aku tahu Yoochun Oppa memang akan lebih memilih Ahra eonni dibandingkan diriku. Siwon menatap wajah sedih Yoona sambil ikut mendesah. Kenapa kau bisa berkata seperti itu? Karena Ahra eonni lebih manis dan feminin dibandingkan aku.. Yoona kembali menoleh kearah Siwon. aku tidak akan bisa sebanding dengan dirinya. Sekali lagi Yoona mendesah. Namun beberapa detik kemudian, ia terlihat mulai bisa tersenyum. Tapi setidaknya aku bisa tahu dengan jelas sekarang tentang perasaan Yoochun Oppa padaku. Itu tidak mengapa meskipun ia tak berbalik menyukaiku dengan rasa yang sama seperti aku menyukainya. Ahra eonni.. jika itu adalah dia, kurasa aku tak perlu merasa marah atau cemburu karena Ahra eonni memang sangat pantas untuk bisa mendapatkan Yoochun Oppa.. Yoona menatap Siwon kembali. Dan bukankah ini baik, Oppa? Aku tahu lebih dulu perasaannya, sebelum aku mengatakan langsung padanya bagaimana perasaanku. Syukurlah.. aku benar-benar bersyukur tak diberi kesempatan untuk mengatakan perasaanku ini padanya. Karena jika itu sampai terjadi, tentu saja segala sesuatunya akan berubah. Aku tidak ingin ada yang berubah diantara aku dengan Yoochun Oppa. Tidak peduli meski dimatanya aku hanya dianggap sebagai dongsaeng kesayangannya. Siwon menatap wajah Yoona dalam-dalam. Begitu juga dengan Yoona. Yeoja itu juga tengah menatap wajah Siwon lekat, masih dengan senyuman manis terukir sempurna diwajah cantiknya.

Apa sebegitu banyaknya kau menyukai Park Yoochun? Siwon masih menatap wajah Yoona. kenapa dia tampak begitu istimewa dimatamu? Yoona tersenyum lagi ketika mendengar pertanyaan Siwon. Kedua tangannya bergerak, menggenggam pagar pembatas diatap gedung SM ini. Aku juga tidak tahu kenapa dia terlihat istimewa untukku, Oppa.. Yoona masih menyunggingkan senyumannya. Hanya.. saat melihatnya menari dan mendengarnya bernyanyi, aku merasa tenang. Saat melihatnya tersenyum, aku juga merasa tenang. Dia selalu ada untukku pada saat aku masih merupakan trainee baru disini. Sikapnya selalu tampak lembut dan tulus. Aku tidak tahu kapan segalanya bermula, namun Yoochun Oppa tiba-tiba saja menjelma idola dimataku. Aku menyukai caranya bernyanyi sambil memainkan gitarnya. Dia terlihat begitu indah saat melakukan hal itu. Siwon terus menatap wajah Yoona yang terlihat begitu senang setiap kali membicarakan Yoochun. Ia mendesah lagi. Ada bagian didalam hatinya yang merasa sangat tidak suka mendengar Yoona terus saja membicarakan hal-hal yang baik tentang namja itu. Sepertinya kau benar mengangguminya dengan begitu banyak, eoh? Siwon berusaha untuk mengenyahkan perasaan tidak sukanya itu, namun ia tetap tidak bisa menutupi nada cemburu yang teraba samar dari cara bicaranya sekarang. Yoona tersenyum semakin lebar dan mengangguk bersemangat. Ia menghadapkan wajah dan tubuhnya langsung pada Siwon yang berdiri dihadapannya.

Geraemnyeo. Tidak ada namja sekeren, setampan dan sebaik dirinya. Dan tidak akan ada orang lain yang sehebat dirinya dimasa mendatang. Aku yakin itu. Yoona tersenyum lagi. Terlepas dari kenyataan bahwa Yoochun tak akan pernah bisa berbalik menyukainya juga, Yoona tetap tidak bisa menghilangkan rasa kagumnya pada sosok namja yang satu itu. Kau Siwon tiba-tiba saja menggerakkan tubuhnya, lebih mendekat pada Yoona. Karena gerakannya itu begitu cepat dan mendadak, Yoona yang tadinya masih tampak tersenyum sendiri saat membicarakan Yoochun, kini terlihat sedikit kaget. Yeoja itu mencoba untuk menarik langkahnya mundur, namun pagar pembatas diatas atap gedung SM itu kini terasa menempel dingin dipunggungnya. Hal itu tentu saja membuat Yoona tak dapat bergerak menjauh dari tubuh tinggi Choi Siwon yang semakin merapat pada tubuhnya sekarang. W-whaeyo? Yoona bisa merasakan wajahnya memanas sekarang. Tubuh mereka yang begitu dekat membuat Yoona kembali merasa jantungnya itu melewatkan beberapa kali deguban. Siwon menggerakkan kedua tangannya, menyentuh pundak Yoona pelan. Aku mungkin tidak sehebat dirinya saat menari atau sebagus suaranya ketika bernyanyi. Aku bahkan mungkin tidak memiliki bakat sehebat dirinya dalam segala hal. Tapi aku akan bekerja lebih keras dari siapa pun mulai dari sekarang. Dan suatu hari, aku akan memenangkan hatimu. Namja yang akan kau kagumi hanyalah aku. Aku akan memenangkan hati seluruh orang di Korea juga. Ahh, Anni! Aku akan memenangkan hati semua orang di seluruh dunia. Kau akan melihatnya, Im Yoona. Dan sampai saat itu tiba, tetap

mengawasiku dan mengkritik setiap kesalahan yang mungkin aku lakukan. Aku tidak akan pernah bisa terlihat sempurna dimata semua orang, tapi aku akan menjelma sosok yang sempurna dimatamu. Sampai saat itu datang, tetaplah bersamaku. Mengawasiku. Menjadi sahabatku. Apa kau mengerti? Siwon tersenyum lebar sekarang. Menampilkan lesung pipinya yang begitu menawan dan memikat itu. Namja itu benar-benar terlihat sangat percaya diri sekali saat mengatakannya. Mungkin itu karena rangkaian kalimatnya, Atau mungkin karena senyuman sombong yang kini terukir nyata diwajahnya, yang saat ini membuat Yoona kembali merasakan jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. J-jangan bermimpi! Yoona menjauhkan wajahnya yang memerah dan terasa sangat panas. Ia kembali melarikan matanya dari wajah Siwon yang masih berada begitu dekat dengannya. Jantungnya kembali berdetak liar. Yoona benar-benar tidak mengerti mengapa kalimat sombong dan penuh percaya diri itu bisa sampai membuat hatinya seperti dialiri listrik semacam ini. Lihat saja nanti.. Siwon kembali menyeringai lebar. Ia bisa melihat wajah Yoona yang nampak benar-benar memerah didepannya, meski yeoja itu berusaha dengan keras untuk menutupinya. Siwon menarik tubuhnya menjauh dari Yoona. Kembali ia terkekeh saat melihat wajah Yoona yang masih tampak merona dan gugup itu. Mereka kembali terdiam selama lebih dari satu menit.

Eoh.. hujan salju? Suara lirih yang terdengar dari bibir Yoona itu membuat Siwon menarik wajahnya dan menatap kedepan. Benar.. hujan salju. Salju pertama turun di malam natal ini. Siwon merasa hatinya kembali kesemutan saat menyadari dengan siapa sekarang ia tengah menyaksikan salju pertama turun dimalam natal.

Aku akan menjadi satu-satunya namja dimatamu Menjadi satu-satunya namja yang akan kau kagumi Menjadi satu-satunya namja yang akan selalu kau cari, Baik itu saat senang maupun sedih..

Siwon terus menatap wajah Yoona yang kembali dihiasi senyuman sambil menengadahkan wajahnya. Serpihan salju terus jatuh dari langit. Membuat suasana diatas atap gedung SM ini terlihat benar manis dan romantis.

Aku akan tumbuh menjadi namja yang keren Namja yang tampan Namja yang lebih hebat dari siapapun, sehingga aku akan selalu bisa melihat senyuman bangga itu terukir manis diwajahmu Tunggu dan lihat saja nanti, Im Yoona.. Aku akan menjadi satu-satunya namja, Yang akan mampu memenangkan hatimu! Mereka berdua terus berdiri berdampingan diatas atap gedung kantor SM itu dalam diam. Yoona begitu tenggelam dalam keterpesonaannya menyaksikan salju pertama yang turun di malam natal yang suci.

Sementara Siwon sibuk dengan pemikirannya tentang bagaimana cara untuk dapat selalu ada disamping Yoona, agar disuatu hari nanti, ia benar-benar bisa memenangkan hati yeoja yang berdiri tepat disampingnya ini.

April 2004

Angin bertiup semilir sore ini. Udara di bulan April cukup tenang. Tidak terlalu dingin, dan juga panas. Musim semi yang mulai datang menghampiri membuat suasana ditaman belakang gedung SM itu tampak indah dengan gugurnya beberapa dedaunan dan juga kelopak bunga dari tumbuhan yang berada disekitarnya. Tiga orang yeoja terlihat tengah duduk bersama di bangku taman yang menghadap langsung kearah danau itu. Ketiganya baru saja menyelesaikan jam latihan mereka. Dia selalu terlihat tidak menyukaiku.. Yoona mendesah. Ia menyesap banana milk-nya pelan-pelan. Sooyoung dan Yuri yang duduk disampingnya menoleh saat mendengar ucapan Yoona. Kening mereka terlihat mengeryit. Dia? Nugu? Jay Kim.. Yoona kembali mendesah. aku tidak tahu ada apa dengannya, eonni.. namun setiap kali melihatku, aku bisa merasakan bahwa ia tengah menyimpan perasaan benci padaku. Yuri dan Sooyoung masih mengerutkan keningnya, sebelum kemudian ia menggeleng pelan. Kurasa itu hanya perasaanmu saja Yuri tampak berpikir. ia bersikap baik-baik saja padaku dan trainee yang lain. Benar begitu, Sooyoung-ah? Mm.. Choi Sooyoung mengangguk sambil menyesap minumannya.

Jay Kim memang selalu terlihat galak dan disiplin. Tapi kurasa itu tadi salahmu. Kau selalu saja terlihat tidak focus setiap sesi latihan dance. Whae? Sejak tadi sepertinya kau sibuk mencari-cari seseorang? Sooyoung menatapnya dengan wajah penasaran sekarang. A-anni.. cepat-cepat Yoona memalingkan wajahnya agar Sooyoung tak bisa leluasa menatapnya. Wajahnya kembali terasa hangat sekarang. aku tidak mencari siapa-siapa. Ei Yuri menyikut pundaknya pelan, sebelum kemudian ia tertawa. apa kau merindukan Yoochun Oppa? Sepertinya dia terlalu sibuk dengan jadwal debutnya itu. Yoona terdiam. Sejujurnya bukan Yoochun seseorang yang sudah sejak tadi ia cari saat berada di kelas dance. Bukan Park Yoochun yang ketidak hadirannya membuat konsentrasi Yoona sedikit terganggu sehingga harus kembali mendapatkan kemarahan dari Jay Kim. Tapi memberitahukan pada Yuri dan Sooyoung tentang siapa sebenarnya yang sudah membuatnya tidak focus saat berlatih, tentu juga bukan pilihan yang tepat. Yoona-ya Suara itu terdengar dibelakang punggungnya, dan Yoona merasa sangat mengenalnya. Yeoja itu segera menoleh kebelakang dan wajahnya langsung terlihat berseri-seri tampa ia sadari saat melihat siapa gerangan sosok yang berada dihadapannya ini. Sosok yang sejak tadi mengganggu pikirannya karena ia tidak bisa menemukan namja itu di practice room. Siwon Oppa.. Choi Siwon, berdiri dibelakang mereka, sambil memamerkan senyumannya yang tampan. Terlebih saat mendengar Yoona menyebut namanya seperti itu.

Namja itu segera bergerak menghampiri Yoona dan juga Yuri serta Sooyoung disana. Annyeong Yuri-ya.. Sooyoung-ah.. Siwon melambaikan tangannya, memberi salam pada kedua yeoja yang lain, yang juga tengah duduk bersama dengan Yoona. Ne.. Oppa, Annyeong balas Yuri dan Sooyoung. Siwon kembali tersenyum. Sekarang ia sudah benar-benar berdiri disamping Yoona. Yoona-ya, apakah kau memiliki waktu? Dapatkah kita pergi keluar bersama? Siwon menatap wajah Yoona dengan tatapan matanya yang lembut itu. Eoh? Pergi? Memangnya, kita mau kemana? Yoona balas menatap wajah Siwon dengan ekspresi bertanya. Nanti juga kau akan tahu.. senyuman tampan Siwon tampak lagi menghiasi wajah pangerannya. dapatkah kau pergi bersamaku? Yoona terdiam, tampak seperti tengah berpikir. Samar terdengar bisik-bisik menggoda dari bibir Sooyoung dan Yuri disampingnya. Namun Yoona berpura-pura tidak mendengarnya. Entah kenapa hatinya meminta dirinya untuk mengiyakan ajakan Choi Siwon kepadanya saat ini. Mm.. geraemnyeo. Kurasa, aku bisa menemani Oppa sekarang. Jawaban Yoona itu membuat senyuman diwajah Siwon semakin lebar. Namja itu semakin memperdekat jarak diantara mereka. Jantung Yoona kembali berdegup aneh, meski Siwon sama sekali tidak memberikan sentuhan apapun padanya. Kalau begitu, ayo Siwon menyodorkan tangannya. Yoona menatap tangan namja itu. Ia merasakan wajahnya hangat seketika.

N-ne.. meski terlihat sedikit ragu-ragu, namun Yoona akhirnya menerima uluran tangan Choi Siwon tersebut. Yoona menundukkan wajahnya dalam-dalam, mencoba untuk menyembunyikan rona merah diwajahnya yang kembali tampa malu-malu merayap disana. Ia berpamitan sebentar kearah Sooyoung dan Yuri yang masih berada disana sebelum kemudian mengikuti langkah Siwon. Namja itu membawa Yoona pergi, meninggalkan halaman belakang gedung SM entertainment. Senyuman diwajah tampan Siwon kembali terukir. Dikepalanya telah tersusun rapi apa saja yang akan ia lakukan bersama Yoona hari ini. Benar hari ini.. dihari spesialnya ini.

.
Siwon membawa Yoona turun Myeongdong Station. Langit sudah benarbenar tampak berubah mengingat hari sudah menjelang senja. Mereka berjalan kaki selama beberapa menit sebelum kemudian langkah Siwon lebih dulu berhenti. Mata Yoona kini mengerjap, saat menyadari dimana kini mereka tengah berada. Oppa.. kenapa kita kemari? Yoona menoleh kearah Siwon yang sedang menatap menara tinggi didepan matanya dengan senyuman. Mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir Yoona itu, membuat Siwon akhirnya menoleh dan balas menatapnya. Oppa hanya ingin.. jawab Siwon sambil mengulum senyum. Yoona masih menatapnya, dengan wajah bertanya yang tampak begitu polos dan lucu. Siwon tertawa pelan. Kau tahu, sebenarnya hari ini adalah hari ulang tahun Oppa.. Apa yang kemudian keluar dari bibir Siwon itu membuat Yoona membulatkan matanya.

Ulang.. tahun? Mm.. Siwon mengangguk. Kembali ia menarik wajahnya, menatap kearah menara indah dihadapannya ini. ini hari ulang tahun Oppa, dan Oppa ingin melaluinya bersamamu. Kembali Siwon menoleh untuk dapat menatap wajah Yoona lagi. kau.. tidak keberatan, kan? Yoona meremas tangannya saat perasaan gugup itu kembali ia rasakan ketika sekarang Siwon tengah memberikan tatapan yang begitu intens padanya. Rasa yang pernah merayap halus kedalam hatinya ketika mereka berdua berada di atap gedung SM pada malam natal lalu, kini kembali ia rasakan. A-aku.. tidak Yoona mencoba untuk mengatur debar jantungnya yang kembali berdegub cepat. Siwon tak kuasa menahan tawa gelinya melihat wajah memerah yeoja dihadapannya ini. Apa kau pernah datang ketempat ini sebelumnya? Tanya Siwon, sambil berusaha untuk menahan tawanya. Yoona terdiam sebentar, sebelum kemudian menggeleng dengan wajah innocent. Oppa juga belum pernah.. Siwon tersenyum. dan sudah lama sekali Oppa ingin mengunjungi tempat ini. Kkaja sebelum matahari terbenam, kita sudah harus sampai di puncaknya. Yoona baru saja akan membuka bibirnya dan merespon kalimat Siwon ketika namja itu sudah lebih dulu meraih tangannya dan menggenggamnya lembut. Siwon mulai membawa Yoona menyebrangi halaman besar yang akan membawa mereka pada pintu masuk menuju menara indah tersebut.

Siwon POV,

Aku melirik kearah Yoona yang saat ini tengah berjalan diam disampingku. Mata indahnya sejak tadi terlihat mengerjap-ngerjap, sepertinya ia tidak menyangka bahwa aku akan membawanya ketempat ini. Mm.. eotteohkaji? Sebenarnya setelah dari sini aku akan membawanya menuju dua tempat yang lain. Dua tempat yang sama indah dan sama spesialnya dengan Namsan Seoul Tower ini. Ada alasan tertentu, selain karena saat ini, 7 April, benar-benar merupakan hari ulang tahunku, yang membuatku akhirnya mengajak Yoona untuk pergi keluar bersamaku. Apakah kita harus menaiki ini? Yoona menarik wajahnya, dan menatap langsung kearahku. Hal itu membuat aku yang memang sejak tadi terus melirik kearahnya mendadak merasa gugup. Aishh.. jantungku juga mulai berdegup aneh sekarang. Deguban yang selalu berirama sama, setiap kali aku berada disamping Yoona. Aku mencoba untuk menetralkan debaran dijantungku dengan mengikuti arah yang ditunjuk oleh Yoona. Barisan rapi anak tangga kini terlihat didepan mata. Untuk mencapai pintu masuk Namsan Tower, kami memang harus masuk melalui jalan ini. Namun daripada harus masuk kedalam aula N Seoul Tower, aku memilih untuk langsung naik ke puncaknya saja. Dan untuk mencapai puncaknya dengan waktu singkat, jelas kami harus memutar arah menuju gunung Namsan yang berada tak jauh dari tempat kami berdiri sekarang. Tidak.. Oppa rasa tidak. Kkaja.. kita harus pergi ke Gunung Namsan sekarang. Kembali aku meraih tangan mungil Yoona, begitu saja, lalu membawanya melangkah pergi menuju sisi selatan menara. Eoh? Gunung Namsan? Mengapa kita harus ketempat itu?

Kita akan menaiki cable car untuk bisa sampai di puncak, Yoona.. aku menoleh sebentar kearahnya, seraya melemparkan senyuman. Oppa harap kau tak memiliki phobia ketinggian. Bisa kurasakan bibirku kini membentuk sebuah senyuman nakal saat melihat wajahnya yang mendadak terlihat sedikit pucat. Jangan khawatir, ada Oppa. Tangan kananku bergerak mengelus kepalanya, mencoba untuk membuatnya tenang. Kembali Yoona mengerjap-ngerjapkan matanya. Aishhh.. mata itu.. kenapa benar-benar terlihat sangat indah dan menawan? Ayo cepat.. matahari akan terbenam sebentar lagi.. Aku segera menarik tangan Yoona, namun tetap memastikan bahwa ia akan melangkah dengan hati-hati, sebelum kemudian membawanya berlari kecil agar kami bisa segera tiba di Gunung Namsan, tempat dimana cable car yang akan membawa kami menaiki puncak N Seoul Tower tengah berada. Lima menit kemudian Aku benar-benar tidak bisa menahan diri untuk tidak terkikik saat melihat wajah Yoona. yeoja itu tengah menutup rapat kedua matanya, dengan sebelah tangan menggenggam erat besi penyangga yang ada didalam cable car ini. Wajahnya terlihat benar-benar imut sekarang, meski tampak sedikit pucat. Yoona-yaa.. aku bergerak sedikit, mendekatkan tubuhku padanya. Yoongie.. hey kedua tanganku bergerak menyentuh pundaknya. Mata Yoona bergerak pelan, setengah mengintip saat ia menggerakkan wajahnya sedikit kearahku. Jangan khawatir. Tidak apa-apa. Kereta ini aman. Bukalah matamu, eoh? Apa kau tak ingin melihat betapa indahnya kota Seoul dari sini?

Aku mencoba untuk membujuk Yoona agar membuka matanya lebih lebar. Beruntung saat ini hanya ada aku dan Yoona saja disini. Mungkin karena saat ini bukanlah hari libur atau weekend, sehingga tidak terlalu banyak pengunjung yang datang ke Namsan Tower. Tidak. Aku tidak akan membuka mataku. B-biar sampai kita tiba dipuncak saja. Jebal.. ini kali pertama untukku berada disini. Jebal Oppa.. biarkan aku menutup mataku sampai tiba dipuncak nanti. Suara Yoona terdengar bergetar. Sepertinya ia benar-benar merasa ketakutan. Rasa bersalah mulai merayap dihatiku, karena aku yang sudah membawa Yoona untuk pergi ke puncak N Seoul Tower dengan menggunakan cable car semacam ini. Ne.. arraseo. Mianhae mianhae Yoona. Oppa tidak tahu bahwa kau ternyata benar-benar takut ketinggian. Aku menggerakkan tubuhku lagi, kali ini benar-benar menempel pada tubuh Yoona. lalu, dengan kesadaran penuh aku menarik tubuh Yoona yang terasa sedikit gemetar itu, kedalam dekapanku. O-oppa Suara Yoona kembali bergetar. Aku mendesah pelan, menggerakkan tangan kananku yang bebas untuk mengelus rambut hitamnya yang panjang. Gwenchana. Jika begini, mungkin kau tidak akan merasa terlalu takut lagi.. aku mencoba untuk menjawabnya dengan tenang. Yoona tak memberikan respon apa-apa lagi. Hanya.. bisa kurasakan tangan Yoona mulai mencengkram ujung baju yang saat ini tengah aku kenakan.

Jangan khawatir, Yoona.. sebentar lagi kita sampai. Aku mencoba untuk menenangkannya. Yoona masih tidak merespon. Yang ia lakukan hanyalah semakin mengeratkan cengkraman tangannya pada ujung bajuku. Dan tentu saja.. tidak ada lagi yang bisa aku lakukan, selain ikut memberikan dekapan erat ditubuhnya, mencoba untuk memberikan rasa nyaman kepadanya.

.
Wow Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak berseru ketika sekarang aku dan Yoona sudah tiba dipuncak Namsan Tower. Ada empat dek observasi disini. Dan saat ini aku dan Yoona berada di teras observasi dimana pemandangan kota Seoul bisa terlihat dengan teramat jelas. Minimnya orang yang berkunjung saat ini di N Seoul Tower, membuat aku merasa sangat lapang dan nyaman berada disini. Matahari sore yang mulai terlihat akan terbenam sebentar lagi, benar-benar membuat pemandangan ditempat ini terlihat semakin indah. Yoona-ya lihatlah. Indah sekali, bukan? aku menoleh kearah Yoona yang sejak tadi berdiri disampingku. Yeoja itu terlihat tak terlalu merespon ucapanku karena saat ini tatapan matanya tengah tertuju pada ribuan gembok cinta yang terlihat memenuhi setiap sudut pagar pembatas yang ada di puncak Namsan Tower ini. Sesuatu yang saat ini tengah diamati oleh Yoona, adalah satu hal yang unik, yang hanya bisa ditemui diatas menara ini. Ratusan bahkan mungkin ribuan gembok yang disebut Love Lock () terpasang di pagar dengan berbagai macam tulisan berisi cita-cita yang dibuat oleh sepasang kekasih. Setelah menuliskan harapan atau sesuatu diatas gembok itu, kunci gemboknya lantas akan dibuang jauh-jauh hingga jatuh di hutan gunung

Namsan yang ada dibawah sana, dengan harapan cinta mereka benar-benar tidak akan terpisahkan. Aku mengulum senyumku dan mulai bergerak untuk menghampiri Yoona yang masih terlihat antusias menyusuri ribuan gembok cinta yang ada disekitar kami sekarang. Apa kau tertarik untuk memasang love lock juga disini? Tiba-tiba saja seorang ahjussi sudah berdiri didekatku, membuat gerakanku terpaksa berhenti dan menoleh kearahnya. Ahjussi itu menatapku dengan wajah hangatnya. Eoh.. kurasa.. tidak.. aku menjawab pertanyaan ahjussi itu dengan raguragu. Dapat kulihat ahjussi itu tertawa pelan. Ia menoleh kearah kiri pundaknya, menatap kearah Yoona yang masih sibuk berkeliling untuk melihat gembok cinta itu satu per satu. Tapi sepertinya yeoja-chingumu ingin sekali memasang love lock juga disini.. ahjussi itu menarik wajahnya, dan kembali menatapku. Mataku mengerjap sebentar saat mendengar kalimatnya itu. A-anni.. d-dia bukan.. Gunakanlah ini.. namun ahjussi berwajah hangat dan bijaksana itu sepertinya tidak berniat untuk mendengar penjelasanku. Ia justru memberikan sepasang gembok dengan stiker kuda dan rusa dibagian tengahnya, serta sepasang kunci kecil dengan bentuk hati pada ujungnya. Tanganku bergerak begitu saja untuk menerimanya. Aku menatap kedua gembok ditanganku ini dengan mata mengerjap, sebelum kemudian mengangkat wajahku, menatap wajah ahjussi baik hati didepanku ini lagi.

Berapa saya harus membayarnya, ahjussi? akhirnya, meski sebelumnya tidak terpikir untukku memasang lock love bersama Yoona ditempat ini, namun aku tidak bisa mengecewakan ahjussi baik hati dihadapanku sekarang. Benar tujuan awalku mengajak Yoona ketempat ini hanya sekedar untuk menyaksikan matahari terbenam bersama-sama, bukan justru malah melakukan ritual Love Locks seperti yang kebanyakan orang lain lakukan ditempat ini. Tidak perlu. Aku memberikannya secara percuma padamu. Ahjussi itu menatap mataku dalam-dalam sebelum kemudian kedua tangannya bergerak, menyentuh pundakku. Aku merasa ada kehangatan yang sulit untuk dijelaskan saat tangannya itu berada diatas pundakku. Tatapan matanya terasa benar-benar hangat. Sebelum kau mampu memenangkan hatinya, kau harus memastikan terlebih dulu bahwa hatinya memang sudah terkunci untukmu. Aku mengerjap sebentar, sedikit tertegun dengan apa yang baru saja aku dengar dari bibirnya. Karena jika kau sudah benar-benar memastikan hatinya telah terkunci untukmu, maka untuk memenangkannya, tentu itu bukanlah hal yang sulit lagi. Ahjussi itu menepeuk-nepuk pundakku sekali lagi, sebelum kemudian ia bergerak menjauh. Aku terdiam. Berdiri mematung, sambil menatap sepasang gembok cinta dalam genggaman tanganku ini, sebelum kemudian menoleh kearahnya lagi. Mengapa ia bisa tahu bahwa aku sungguh ingin memenangkan hati Yoona suatu hari nanti?

Dan.. menguncinya? Apakah dengan memasang Love Lock semacam ini benar-benar bisa membuat hati Yoona terkunci hanya untukku? Aku terus memandangi gembok ditanganku sebelum kemudian, sekali lagi, memutuskan untuk menatap punggung ahjussi yang sudah memberikan sepasang gembok ini padaku. Tapi ahjussi itu sudah tidak ada. Sepertinya ia sudah keluar dari teras observasi ini, menuju ruang observasi lainnya yang berada disekitar tempat ini. Oppa Teriakan kecil Yoona itu membuatku menoleh. Yoona terlihat melambailambaikan tangannya sekarang, memberi isyarat agar aku mendekat. Eoh.. responku sambil melangkah kearahnya. Senyuman diwajah Yoona terukir manis. Ia menunjuk kearah langit diujung sana yang warnanya telah berubah menjadi jingga kemerah-merahan. Sangat indah.. Oppa lihat? Sunset disini terlihat sangat indah.. Senyuman diwajah Yoona semakin lebar. Bibirku ikut tertarik, membentuk sebuah senyuman juga. Namun aku sama sekali tidak memalingkan wajahku dan menatap kearah dimana tatapan matanya yang indah itu tengah tertuju. Aku hanya berdiri diam disampingnya, dan terus menatapnya. Bagiku dia adalah keindahan yang nyata. Aku tak perlu memandang kearah lain, karena didepan mataku saat ini keindahan yang lebih dari sekedar indah, tengah berada.

Yoona-yaa.. Aku memanggil namanya lembut, membuat Yoona menoleh kearahku.

Ini.. kutunjukkan gembok cinta yang sejak tadi kugenggam padanya. seorang ahjussi memberikan ini padaku. Mm.. apakah kita harus menggunakannya sekarang? Kuamati wajah diam Yoona saat ini. ia terlihat tengah menggigit ujung bibirnya, seperti tengah sibuk berpikir. K-kurasa.. mungkin boleh saja.. Yoona mengangkat wajahnya, membuat tatapan kami bertemu satu sama lain. bukankah kita berteman? Aku tersenyum dan mengangguk. Teman.. yahh.. segala hubungan yang terjadi didalam kehidupan ini, bukankah juga diawali dari sebuah pertemanan? Tidak masalah jika saat ini Yoona hanya menganggapku teman. Jika itu bisa membuat kami terus bersama-sama. Jika itu bisa membuat dirinya nyaman berada disisiku. Baiklah.. apa yang harus kita tulis, em? aku mulai mengeluarkan spidol marker permanent dari dalam tasku. Yoona juga melakukan hal serupa. Ia memegangi gembok dengan stiker rusa yang tampak sangat imut sementara aku tengah menggenggam gembok dengan stiker kuda jantan yang tampak begitu keren. -_Im Yoona.. Choi Siwon.. Everlasting Friends? Yoona mencoba untuk memberikan sebuah saran sambil menatapku. Aku mengetuk-ngetukkan spidol ditanganku pada pagar pembatas yang saat ini benar-benar sudah dipenuhi oleh love lock lainnya. Anni.. Umm.. begini saja.. Aku membuka tutup spidol ditanganku, lalu mulai menuliskan sesuatu didalamnya.

..

Im happy, just be looking at you.. Everlasting Love

Choi Siwon Im Yoona Eotthe? Aku mengangkat wajahku pelan-pelan untuk bisa melihat reaksi Yoona. Wajah Yoona terlihat bersemu. Ia bahkan sampai harus memalingkan wajahnya, menghindari tatapan mataku yang saat ini terus menatap kearahnya. Bagaimana Yoona? Apakah.. begini tidak apa-apa? aku merasa agak gugup sekarang, menanti respon Yoona atas apa yang saat ini tengah aku lakukan. Apakah tindakkanku ini berlebihan? Tapi aku memang selalu merasa bahagia setiap kali menatapnya. Apakah ia marah? Apakah dia tidak rela memasang Love Lock ditempat ini bersamaku, mengingat betapa dirinya masih teramat sangat menggilai Park Yoochun? Em.. m-mianhae.. aku mengusap punggung kepalaku, salah tingkah. t-tapi kurasa.. c-cinta itu bersifat universal. K-kau sahabatku jadi.. a-aku ingin cinta dalam persahabatan kita abadi. Apakah kau keberatan? Apakah dengan menjadi sahabatku yang spesial, adalah masalah bagimu?

Aku mencoba untuk memberikan penjelasan padanya. Namun Yoona masih tetap diam, tak juga menjawab pertanyaan yang aku lontarkan. Spidol marker ditangannya hanya ia ketukkan pelan diatas gembok rusa yang ia genggam. Yoona sama sekali tidak menoleh terlebih lagi balas menatapku. Aku mengerang pelan, sadar sepertinya tindakan lancangku ini sudah membuat dirinya tersinggung dan kesal. M-mianhae aku meruntuk diriku sendiri sekarang. harusnya aku memang menulis everlasting friends, bukan justru menulis.. Aku belum lagi menyelesaikan kalimatku saat kini aku melihat Yoona mulai membuka tutup spidolnya. Mataku membulat saat melihat Yoona juga menuliskan rentetan kata yang seperti menjawab pertanyaan yang baru saja aku berikan kepadanya. Senyum terukir indah diwajah Yoona saat ia menuliskan kalimat itu. , .. Its okay if youre with me, Oppa.. Everlasting Love Im Yoona Choi Siwon Aku menatap wajah Yoona tampa berkedip. Bahkan ketika ia mengangkat wajahnya dan menoleh kearahku, aku tetap tidak bisa mengerjapkan mataku barang sejenak. Sejak Oppa datang menyelamatkanku di hutan saat itu, sejak itu juga aku sudah menganggap Oppa sebagai sahabat terbaikku. Dan yah.. kurasa kata

cinta memiliki arti yang sangat luas. Aku tidak keberatan menjadi sahabatmu selamanya, Oppa. mencintaimu sebagai sahabat selamanya, itu tidak apa-apa. Karena jika orang itu adalah Oppa, aku tidak keberatan Oppa berada disisku selamanya. Aku merasakan sesuatu yang lembut dan hangat menjalar bersamaan didalam hatiku saat tatapan matanya kembali bertemu dengan mataku. Dia tersenyum. Sangat indah. Senyuman bahkan lebih indah dari langit di sore hari ini. Senyuman yang seolah bisa membuatku hilang jika terus-terusan bersikeras untuk balas menatapnya. Umm.. b-baiklah.. aku menarik wajahku lebih dulu, memutuskan kontak mata diantara kami. Tanganku terlihat sedikit gemetar saat mulai bergerak untuk mengambil gembok rusa yang ada ditangan Yoona. Lebih baik kita pasang ini sekarang.. aku masih mencoba untuk tidak menatapnya karena sepertinya aku tidak sanggup berlama-lama tenggelam dalam matanya. Kalimat yang keluar dari bibirnya tadi benar-benar sanggup membuat hatiku gemetar. Aku tidak ingin Yoona melihat wajahku yang terasa panas dan merona sekarang. Ne.. angguknya, terlihat begitu bersemangat. Aku mengulum senyum. Melihat dirinya yang tampak begitu bahagia, membuatku juga merasakan kebahagiaan yang serupa. Dimana kita akan memasangnya? Tanya Yoona kemudian. Aku mulai sibuk berkeliling, mencari tempat yang kosong agar kami juga bisa memasang Love Lock ditempat ini. Mm.. Oppa rasa disini bagus juga..

Kakiku bergerak, menuju pagar pembatas yang ada di samping kanan pundakku. Disitu ratusan gembok beraneka bentuk sudah tampak memenuhi setiap sudutnya. Aku mencari-cari celah, dimana kiranya Love Lock milikku dan Yoona ini akan diletakkan. Disitu saja, Oppa.. Yoona menunjuk sudut pagar, dimana sebuah gembok sepeda besar tengah berada. Aku menggelengkan kepalaku. Bisa-bisanya ada orang yang berpikir memasang Love Lock sebesar itu ditempat ini. Taruh disamping kiri gembok itu. Sepertinya itu tempat yang bagus.. lanjut Yoona lagi. Aku mengangguk. Sepertinya memang menaruh gembok cinta kami disitu merupakan pilihan yang baik. Selain karena pagar pembatas dimana aku tengah berdiri ini berada persis disebrang pintu observasi, keberadaan gembok sepeda besar itu juga seolah bisa dengan mudah mengingatkan letak Love Lock ini jika suatu hari kami kembali ketempat ini. Aku mengulum senyum saat akhirnya Love Lock milikku dan Yoona berhasil terpasang disana. Kulirik wajah Yoona disampingku. Ia juga terlihat tampak tersenyum puas. Sekarang, kita buang kuncinya.. ucapku pelan. Yoona menoleh dan mengangguk padaku. Bersama-sama kami menuju sisi pagar pembatas lainnya. Yoona menatapku yang tentu saja balas menatapnya. Yeoja itu tersenyum lebar sambil membuat gerakan siap melempar. Aku tertawa kecil dan mulai menggerakkan tanganku juga. Hana.. dul.. Set.. Kedua kunci berbentuk hati pada ujungnya itu kini terbang jauh, jatuh kearea hutan di kaki gunung Namsan. Aku menatap jatuhnya kunci itu sambil terus tersenyum. Begitu juga dengan Yoona. Wajahnya terlihat ceria sekali. Aku menatapnya dalam diam.

Karena jika kau sudah benar-benar memastikan hatinya telah terkunci untukmu, maka untuk memenangkannya, tentu itu bukanlah hal yang sulit lagi. Aku mendesah pelan. Masih sambil terus menatapnya.

Yoona.. bahkan meski hari dimana aku akan mampu memenangkan hatimu masih sangat jauh, Aku akan terus berusaha mencapai hari itu Tidak peduli aku akan mampu melakukannya atau tidak, Aku tidak akan pernah berhenti mencobanya Kau akan lihat, bahwa aku tidak akan pernah menyerah pada impianku itu Aku tidak akan menyerah sampai kau benar-benar hanya bisa mengingatku, melihatku, mendengarku, merabaku, merasakan kehadiranku Aku tidak akan menyerah sampai aku benar-benar bisa mendapatkan hatimu, secara utuh. Aku terus menatap wajah Yoona disampingku sambil mengulum senyum. Bahkan sampai kemudian ia menoleh untuk menatapku juga, senyum diwajahku tak juga sirna. Dan tentang kunci itu Anni aku tidak akan pernah mengunci hatimu, Karena aku hanyalah manusia yang memiliki batas, dan kemampuan terbatas, Yang tidak akan mungkin bisa melakukan hal itu Aku hanya bisa melakukan ini, Mengunci hatiku sendiri

Whaeyo? Mengapa Oppa tersenyum seperti itu? wajah imutnya tampak semakin cute saat ia menatapku sekarang. Mata rusanya yang bulat cemerlang itu mengerjap satu kali. Anni.. gelengku pelan, masih tetap menjaga senyumku. aku baru menyadari kalau kau ternyata benar-benar cantik. Rona merah itu merayap lagi diwajah Yoona, membuat senyuman diwajahku semakin lebar. Benar, Yoongie Hatiku terkunci untukmu mulai detik ini. Berhentilah menggodaku.. sekarang Yoona mencoba untuk memasang wajah galaknya. Wajah yang sama pada saat dulu aku dan dia bertengkar kecil didepan pintu kamarku di asrama. Oppa tidak menggodamu, Yoongie. Kau memang sangat cantik. Yoona menarik wajahnya, menghindari tatapan mataku padanya yang semakin intens. Senyum geli kembali tampak diwajahku saat bisa melihat ekspresi malu-malunya itu. Kkaja.. Meski masih merasa sangat geli dengan wajah merona Yoona yang tampak begitu menggoda, aku tahu kami tidak bisa berlama-lama disini. Masih ada dua tempat lagi yang ingin aku kunjungi bersamanya. Dan jika aku tak mau kami kembali ke asrama terlalu malam, maka harus dari sekarang lah aku membawanya pergi. Kita mau kemana lagi? Yoona menggerakan wajahnya, kembali menatapku. Aku tersenyum tipis. Apa kau pernah membaca novel Harry Potter? Kening Yoona terlihat mengeryit sekarang, namun kemudian ia mengangguk.

Apa kau pernah menemukan kata horcrux disana? kembali aku melontarkan pertanyaan padanya. Yoona semakin mengerutkan keningnya. Horcrux? Benar.. aku mengangguk mantap. Voldemort menggunakan horcrux untuk menampung tujuh jiwanya. Berharap dengan begitu, ia akan mendapatkan kehidupan yang kekal abadi.. aku menatap Yoona lagi. Menarik nafas sejenak, Aku ingin membuat tiga horcrux juga, bersamamu, Yoona-ya. Pada saat kalimat ini terlontar dari bibirku, aku sudah bisa menebak bagaimana ekspresi terkejut diwajah Yoona saat ini. Tiga horcrux yang bisa mengabadikan kebersamaan kita saat ini. Karena kurasa.. kita mungkin tidak akan bisa memiliki moment semacam ini lagi ketika telah sama-sama menjalani debut suatu hari nanti. Yoona masih berdiri diam menatapku, membuat senyumku kembali melebar kearahnya. Tanganku kini bergerak, meraih tangannya dan mulai membawanya pergi meninggalkan teras observasi Namsan Tower ini. Aku harus segera pergi menuju dua tempat yang lain. Benar.. aku ingin membuat tiga horcrux bersamanya di dua tempat lagi, sebelum.. Hmm, sebelum besok aku harus pergi meninggalkannya, Untuk waktu yang cukup lama. *End Siwon POV*

.
Normal POV,
Udara malam terasa cukup dingin malam ini. Meskipun musim telah berganti dari dingin menjadi musim semi, namun suhu di pusat kota Seoul ini masih saja berada dikisaran 20 derajat celcius.

Yoona menangkupkan tangannya, berusaha mengusir dingin yang merayap ditubuhnya. Sementara Siwon yang melangkah disisi kanannya,beberapa kali melirik kearah Yoona, mengamati respon tubuh yang saat ini terlihat jelas dari tubuh yeoja disampingnya ini. Chuwo? Siwon berhenti melangkah sebentar, membuat Yoona ikut berhenti juga. Yeoja itu mengangguk malu-malu. Siwon mendesah pelan. Ia tidak memakai jaket atau baju terlalu tebal sekarang sehingga ia tak bisa melepasnya, lalu memberikan pada Yoona. Satu-satunya yang bisa ia lakukan hanyalah ini. E-eoh.. Oppa Jika seperti ini, setidaknya kau akan merasa hangat.. Siwon memamerkan senyuman menawannya itu, senyuman yang terasa begitu menenangkan, ketika kedua lengannya bergerak mendekap tubuh Yoona. Kembali Yoona merasakan wajahnya menghangat dengan apa yang saat ini Siwon lakukan padanya. Siwon sendiri juga sebenarnya merasakan wajahnya merona. Namun ia benar-benar ingin menghabiskan malam ini bersama Yoona. Dihari ketika waktu mencatat tanggal kelahirannya kedunia. Ia ingin melewatinya bersama Im Yoona. Mereka berdua terus melangkah, beriringan, menyusuri halaman besar Cheongye Plaza, Gwanghwamun Plaza, sebuah lapangan luas dengan hamparan bunga dan air mancur yang tampak begitu indah, sebelum kemudian menyebrang sedikit untuk dapat segera sampai ditempat yang Siwon inginkan.

Mata Yoona mengerjap-ngerjap lagi, ketika menyadari kemana saat ini Siwon tengah menuntun langkahnya pergi. Namja itu melirik lagi kearah Yoona sambil mengulum senyum. Ia tahu Yoona pasti akan sangat terkejut sekarang. Bagaimana tidak, Siwon tengah membawa Yoona ke Sungai Cheongyecheon, sungai yang berada tepat dijantung kota Seoul. Dikiri pundaknya terdapat Chyeongye Plaza yang merupakan starting point dari Cheonggyecheon Stream. Yoona mengerjapkan matanya sekali lagi saat menatap kearah aliran sungai dimana terdapat jembatan-jembatan kecil dan juga stepping stones. Sungai yang telah direstorasi sejak tahun lalu itu tampak begitu indah dengan dekorasi lampu kelap-kelip yang menghiasi disetiap sudutnya. O-oppa.. ini Yoona tak lagi mampu menyelesaikan kalimatnya saat sekarang tatapan matanya justru tengah tertuju pada air mancur yang saat ini tengah menampilkan atraksi Candlelight Fountain, yakni air terjun setinggi empat meter yang bergerak-gerak dengan irama ritmis dan warna cahaya yang berubah-ubah. Yoona benar-benar tidak bisa mengalihkan perhatiannya sedikitpun dari keindahan atraksi air terjun yang sangat indah itu. Sementara itu Siwon sendiri tengah menatap kagum pada salah satu sisi kiri Chyeongye Plaza, dimana ada kubah ramping berwarna biru merah mirip cangkang keong yang diberi nama The Spring. Kubah yang merupakan symbol dari Cheonggyecheon itu tampak begitu luar biasa indah dengan gemerlap lampu-lampu yang menyala, meneranginya.

Siwon melirik lagi kearah Yoona, yang masih memandangi pemandangan didepannya ini dengan wajah tidak percaya. Taman kota yang indah ini baru saja direstorasi tahun lalu. Dan bahkan baru saja mulai dibuka untuk umum pada awal tahun ini. Namun sekarang, ia justru bisa berada disini dan melihat langsung keindahannya. Sesuatu yang mustahil bisa ia lakukan jika seorang Choi Siwon tidak mengajaknya kemari. Indah sekali, bukan? Suara Siwon yang sangat lembut itu membuat Yoona perlahan tersadar dari keterpanaannya. Ia menoleh kearah Siwon dan tersenyum. Kepalanya mengangguk kecil, membuat senyuman dibibir Siwon terukir lagi. Tapi kita tidak bisa berlama-lama disini. Kkaja.. ikut Oppa.. Siwon menyodorkan tangannya lagi pada Yoona. Kali ini tampa ragu-ragu lagi, Yoona menyambutnya. Siwon membawa yeoja berusia empat belas tahun itu melangkah ringan menyusuri starting point disepanjang sungai Cheonggyecheon. Hanya butuh waktu tak kurang dari satu menit, Siwon sudah kembali menghentikan langkahnya. Membuat langkah Yoona ikut berhenti juga. Disisi kanan dan kiri sungai terdapat sebuah tembok harapan atau Wall of Hope yang menampilkan sekitar dua puluh ribu potongan porselen keramik, dimana pada setiap potongannya memuat gambar dan pesan-pesan dari warga Korea di seluruh penjuru dunia (yang tinggal di Korea Selatan, Korea Utara atau di luar Korea) yang berharap Korea bisa bersatu. Siwon kembali mengeluarkan spidol marker-nya, dan bergerak satu langkah menuju sisi kanan Wall of Hope, dimana ribuan anak muda korea lainnya juga menaruh harapan mereka tentang hidup, cinta dan persahabatan disana.

Choi Siwon kembali menuliskan sesuatu di porselen keramik itu.

Till my life ends, till the world ends We will be together forever C.S.W- I.Y.A Siwon menutup spidol marker ditanganya itu, seraya menggerakkan kepalanya, menoleh kearah Yoona. Kembali senyumnya melebar saat melihat wajah merona Yoona yang terlihat sedikit salah tingkah sekarang. Apa begini tidak masalah? namun meski begitu, Siwon merasa harus tetap meminta persetujuan Yoona. Ia tidak ingin Yoona merasa terbebani atau merasa tidak senang dengan tindakannya. Um.. N-ne.. tidak apa-apa.. meski jantungnya sempat melewatkan beberapa kali deguban saat melihat Siwon menuliskan kalimat semacam itu disana, namun Yoona mencoba untuk tetap tenang menanggapi ulah namja tampan itu yang terlihat sedikit aneh hari ini. Entah mengapa ia merasa Siwon terlampau romantis padanya sekarang. Bermula ketika mereka berada di Namsan Tower hingga berlanjut ditempat ini. Dan tentu saja sebenarnya, segala apapun yang Siwon lakukan kepadanya hari ini berimbas pada suasana hatinya. Yoona tidak tahu apa sebenarnya yang ia rasakan, namun sejak tadi hatinya terus saja memberikan desiran-

desiran aneh, seolah ada puluhan kupu-kupu yang tengah mengepakkan sayapnya disana. Gerae? alis Siwon terangkat sebelah, menatapnya sebentar sebelum kemudian ia tersenyum. Namja itu melirik jam dipergelangan tangannya. Sudah pukul 20.10 KST. Hanya tersisa sedikit waktu lagi, sebelum mereka harus sudah tiba kembali di asrama pada pukul 21.30 KST. Siwon masih harus membawa Yoona kesuatu tempat lagi. Tempat terakhir. Kita harus pergi lagi sekarang, Yoongie.. Kembali Siwon meraih pergelangan tangan Yoona, lalu menarik tubuh yeoja itu pelan. Dan hal aneh yang lagi-lagi Yoona rasakan adalah kenyataan bahwa sejak tadi ia terus saja mengikuti apapun yang Siwon katakan. Kemanapun Siwon membawanya pergi, Yoona seolah-olah tidak memiliki keinginan untuk menolaknya. Siwon kembali menarik tubuh Yoona, merapat pada tubuhnya. Namja itu terus memposisikan dirinya berada tepat disamping kanan pundak Yoona, berusaha memberikan perlindungan padanya. Yoona tak banyak bersuara. Ia justru malah sibuk mengatur debar jantungnya karena saat ini tubuh mereka terasa lebih dekat dan menempel, dibandingkan ketika pertama kali tadi Siwon mendekapnya. Yoona tidak tahu apakah ini hanya delusi atau apa, namun dirinya seperti bisa merasakan jantung Siwon juga berdegub sama liarnya dengan apa yang ia rasakan saat ini, ketika tubuh mereka benar-benar menempel dengan begitu dekat, satu sama lain.

Yoona POV, Bus yang aku dan Siwon Oppa naiki berhenti di Banpo Hangang Park. Aku menggigit bibirku pelan, sadar kemana lagi sekarang namja disampingku ini akan membawaku pergi. Dan benar saja.. baru dua menit berjalan, jembatan Banpo yang menguhubungkan dua distrik di korea selatan, yaitu distrik Seocho dan juga Yongsan kini sudah bisa terlihat. Begitu juga dengan jembatan Jamsu yang berada dibawahnya. Siwon Oppa, yang sejak tadi menggenggam tanganku, perlahan

melepaskannya. Ia menoleh kearahku sambil memasang senyuman hangatnya itu. Jamsimanyo, Yoona-ya.. Oppa akan cari minuman dan makanan ringan untuk kita. Tunggulah disana.. Siwon Oppa menunjuk sebuah bangku kosong yang berada tak jauh dari posisiku sekarang. Aku menoleh sebentar kearah bangku itu, sebelum kemudian menatap wajah Siwon Oppa lagi. Arraseo. Aku akan menunggu Oppa disana. Jawabku akhirnya. Siwon Oppa kembali tersenyum dan mengangguk senang. Kugerakkan kakiku, melangkah menuju bangku panjang yang baru saja ditunjuk oleh Siwon Oppa. hmmm.. udara malam ditepi Sungai Han memang yang terbaik. Sejuk.. bersih. Jujur saja sudah lama sekali aku tak pergi ketempat ini. Sudah lama sekali aku tidak berada ditaman ini dan menikmati ketenangan yang selalu mampu aku rasakan setiap kali berada disini. Kuhirup udara bersih yang bisa kurasakan saat ini, sebelum kemudian menghembuskannya perlahan. Aku sungguh ingin berlama-lama disini.

Mencari ketenangan dan melepas penat usai menjalani hari-hari melelahkan selama di asrama. Perlahan aku mulai memejamkan mataku, mencoba untuk merasakan lembutnya semilir angin yang bertiup ditempat ini. Yoona-ya.. Rasanya baru semenit aku tenggelam dalam kesenyapan itu, saat kini terdengar lagi suaranya. Tapi entahlah.. aku bahkan tidak bisa marah padanya karena sudah mengusik lamunanku. Yang kulakukan justru kini mulai membuka mataku dan menoleh kearahnya, sambil memasang sebuah senyuman. Ne, Oppa sahutku, masih sambil terus tersenyum. Siwon Oppa mengambil posisi duduk disampingku sambil menyodorkan sebuah kaleng minuman ringan padaku. Ia juga memberikan sebuah kotak makan kecil, dimana bisa teraba jelas oleh indra penciumanku aroma Tteokbokki dari sana. Makanlah.. sejak Oppa membawamu pergi sore tadi, kau pasti belum menyentuh makanan apapun. Siwon Oppa mendekatkan kotak makanan itu kearahku. Aku menggigit bibirku, menatap dengan mata berbinar kearah kotak makanan itu. Oppa tidak tahu apakah kau menyukai Tteokbokki atau tidak, tapi hanya ini makanan cepat saji yang bisa Oppa dapatkan. Wajah Siwon Oppa terlihat sedikit sedih dan menyesal sekarang. harusnya Oppa membawamu makan ketempat yang lebih baik. Mianhae, Yoongie.. lanjutnya lagi. Aku menggeleng cepat-cepat sambil meraih kotak makanan itu.

Anniya Oppa, gwenchana. Aku sangat menyukai Tteokbokki. Hmm.. sejujurnya aku menyukai makanan korea, apapun itu. Keurigo, tidak ada tempat paling indah selain berada disini untuk menghabiskan makan malamku. Aku menyukainya, Oppa. Berada disini, Tteokbokki ini, dan duduk bersamamu.. Aku menyukainya. Wajah Siwon Oppa berubah menjadi ceria lagi saat mendengarnya. Kalau begitu, makanlah sekarang.. pintanya lagi. Aku tersenyum kecil, dan mulai membuka kotak makanan berisi jajanan korea yang benar-benar sangat aku gemari itu. Aku pun mulai melahapnya. Oppa.. kau harus mencicipinya juga.. Aku menggerakan tusukan kecil berisi Tteokbokki itu kearah Siwon Oppa yang berada persis disampingku. Namja itu menatap sebentar kearah Tteokbokki ditanganku ini sebelum kemudian perlahan membuka bibirnya. Aku tak bisa menahan senyuman lebarku saat melihat bagaimana lucunya ekspresi Siwon Oppa sangat mengunyah makanan ini. Noda merah dari saus Tteokbokki tampak sedikit mengotori sudut bibirnya sekarang. Aigoo.. aku berdecak kecil, sebelum kemudian membuka ranselku dan meraih tisu dari sana. Kugerakkan tanganku lagi, mengusapkan tisu putih itu kearah bibirnya yang saat ini tengah ternodai (?) saus Tteokbokki. Kau bahkan sudah tujuh belas tahun, Oppa.. aku berdecak-decak padanya sambil terus mengelap noda saus itu dengan menggunakan tisu. berhentilah bertingkah seperti anak kecil, mengerti?

Aku terus mengusap sudut bibir Siwon Oppa itu dengan menggunakan tisu, saat satu detik kemudian gerakan tanganku itu berhenti. Siwon Oppa tengah memegangi pergelangan tanganku. Menatap langsung kedalam mataku yang saat ini juga sedang menatapnya. Dugeun.. dugeun W-wajah kami ya tuhan wajah kami.. mengapa bisa menjadi sedekat ini? Kembali aku merasakan hatiku kesemutan saat mata gelapnya yang hitam itu lembut menatap kedalam mataku. Apa kau tak ingin memberikan kado apapun untuk Oppa, Yoona-ya? Jantungku berdetak semakin kencang mendengar pertanyaannya. Aku ingin sekali menarik wajahku menjauh, tapi tangan Siwon Oppa yang sedang menahan pergelangan tanganku, seolah membuatku tidak bisa melakukannya. Dan juga tatapan matanya itu.. benar-benar seperti menghipnotisku untuk tetap berada dalam posisi itu. K-kado.. jantungku semakin berkedut. Wajahnya yang berada begitu dekat denganku entah mengapa membuat nafasku rasanya sedikit tercekat. Mm.. kado Siwon Oppa kembali menyunggingkan senyuman memikatnya. bukankah sudah Oppa katakan, hari ini adalah hari ulang tahun Oppa? Aku terdiam. Menggigit ujung bibirku dan mulai berpikir. Itu benar.. ini adalah hari ulang tahunnya. Tapi, aku bahkan baru tahu hari ini jika ia berulang tahun sekarang. Aku sungguh tidak sempat menyiapkan kado apapun untuk dirinya.

Nggh.. k-kurasa.. kadomu akan menyusul kemudian, Oppa.. dengan sedikit susah payah aku mencoba untuk menjawabnya. Debaran dijantungku ini semakin berdegup keras saat kulihat bibir namja itu malah menunjukkan senyuman aneh sekarang. Anni.. tidak perlu. Oppa akan mengambil kado Oppa itu sekarang saja.. Eoh? Apa maksud- Cup.. Wajahku memerah. Panas. Benar memerah dan terasa panas saat belum lagi aku mampu menyelesaikan kalimatku, namja disampingku ini sudah lebih dulu mendaratkan sebuah kecupan singkat dipipiku. Mataku mengerjapngerjap, benar-benar tidak percaya bahwa Siwon Oppa akan bertindak seperti ini. Gomawo atas seonmul-nya. Wajahnya kini semakin dihiasi seringaian nakal sekarang. Jantungku berdebar lebih kencang lagi dari sebelumnya. Seonmul? Dia bahkan menciumku tampa permisi terlebih dahulu, lalu ia menyebut ini sebuah hadiah? Aishhh!!! Namja ini benar-benar.. Y-Ya! aku menghentakkan tangannya dari pergelangan tanganku, dan pada akhirnya berhasil menarik wajahku untuk sedikit menjauh dari wajahnya. K-kenapa malah menciumku seperti itu, eoh? Siwon Oppa menatap wajahku lagi sekarang. Tampaknya dia bisa melihat bahwa aku sedikit tidak menyukai tindakkannya itu. Mm.. Sebenarnya bukan tidak menyukai.

Aku hanya terkejut dengan tindakkannya yang sangat frontal seperti ini. Dan.. ngghh.. meskipun hanya mendarat di pipi.. ini adalah kali pertama seorang pria, selain Appa-ku tentu saja, mendaratkan bibirnya disana. Ini ciuman pertamaku.. Itu.. O-oppa.. hanya ingin. Jawabnya, terdengar ragu-ragu. Hanya.. ingin? Aku tidak tahu bagaimana bentuk wajahku sekarang, namun rasanya aku benar-benar tidak bisa menyembunyikan ekspresi cemberutku yang merasa sangat tidak puas dengan jawabannya itu. N-ne.. mianhae.. apa kau tidak menyukainya? Siwon Oppa menatapku lagi. Bisa kulihat dari sorot matanya, bahwa ia sangat menyesal dan tidak ingin melihatku diriku marah padanya. Itu benar! Aku tidak menyukainya. Ya, Pumsae Namja.. berani-beraninya kau melakukan hal semacam ini padaku, eoh? Kembali aku mendelik padanya. Namun sorot matanya yang tadi terlihat menyesal berubah. Wajahnya pun ikut berubah. Sekarang justru dirinya lah yang terlihat memasang wajah merengut. Sudah kukatakan jangan panggil Oppa seperti itu lagi.. Siwon Oppa masih tampak merengut. Aku berusaha keras menahan senyumanku yang rasanya ingin terbentuk ketika melihat wajahnya sekarang. T-tunggu dulu.. Kenapa aku justru peduli dengan wajah choding-nya itu, eoh? Bukankah harusnya aku marah karena ia sudah bersikap terlalu frontal padaku?

Baiklah kalau begitu.. Siwon Oppa mendesah pelan, sambil mengendikkan bahunya. jika kau tak menyukainya, Oppa akan mengambilnya kembali.. Mataku membulat lagi mendengar ucapannya itu. Apa maksudnya dengan mengambilnya kembali? Cup Bibir lembut dan sedikit basah itu kembali mendarat dipipiku, ditempat yang sama saat ia mengecupku beberapa menit yang lalu. Aku mengerjap-ngerjapkam mata tidak percaya. Tangan kananku bergerak begitu saja, menyentuh pipiku. Kembali kedutan didalam hatiku ini liar terasa. YA CHOI SIWON!! Whae? Astaga, lihatlah wajahnya.. ia benar-benar memasang wajah tidak bersalahnya itu saat merespon teriakanku. Kenapa Kenapa kau m-menciumku lagi? Rasanya aku benar-benar ingin menghilang dari hadapannya saat ini juga, ketika aku merasakan wajahku semakin merona merah usai melontarkan pertanyaan bodoh seperti itu. Bukankah kau berkata kau tidak menyukainya, Yoongie? Tentu saja Oppa harus mengambil ciuman itu kembali. Lihat.. lihat wajahnya benar-benar terlihat tenang dan cuek. Dengan menciumku.. lagi? tanyaku, sambil melotot.

Siwon Oppa terlihat menggangguk, dengan wajah yang tampak berseri-seri. Kesemutan itu kembali terasa dihatiku saat melihat senyuman puas yang terukir manis diwajahnya sekarang. Ishh.. Choding.. Aku segera bangkit berdiri sambil melarikan mataku, menghindari tatapan matanya. Namja ini benar-benar akan membuatku terkena serangan jantung jika aku duduk bersamanya disini lebih lama. Maka sebelum itu terjadi, sebelum aku mati muda karena penyakit jantung sialan itu, aku memutuskan untuk segera pergi dari hadapannya. Berada disisinya hanya membuat terlihat seperti orang bodoh karena aku tetap saja tidak bisa menyembunyikan rona merah yang terus saja merayap diwajahku. Ya, kau mau kemana, Yoona-ya? Sialnya, tangan Siwon Oppa justru telah lebih dulu menangkap pergelangan tanganku. Ia bahkan berhasil menarik tubuhku hingga kami berhadaphadapan lagi. Apa kau benar-benar marah? sekarang tak ada lagi seringaian nakal diwajahnya itu. Yang ada hanyalah wajah serius dan terlihat sedikit sedih. Aku membuka bibirku, bersiap untuk membenarkan pertanyaannya itu saat Siwon Oppa perlahan malah menarik lepas tangannya. Besok Oppa harus ke China ucapan Siwon Oppa terdengar menggantung. Ia bahkan tak lagi berdiri menghadapku, namun justru melangkah sedikit menjauh, lebih dekat pada tepi Sungai Han. China? aku sungguh tidak bisa menahan bibirku untuk tetap diam. Mm.. Lee Sajangnim akan mengirimku ke China bersama dengan trainee yeoja yang berada di kelas dance namja, Kim Hyoyeon. Beliau memintaku

untuk mempelajari bahasa China serta budaya Negara itu disana. Untuk itulah Oppa mengajakmu keluar sekarang.. Siwon Oppa menoleh kearahku lagi. Aku benar-benar bisa melihat bahwa ada keengganan yang terlihat nyata didalam matanya itu. Karena mungkin ini malam terakhir kita bisa bertemu. Entah mengapa aku merasa tidak suka dengan kalimat terakhirnya itu. Entah kenapa aku juga merasa ada rasa enggan yang merayap didalam hatiku, saat membayangkan hari esok dan seterusnya, mungkin aku tak bisa lagi melihat wajahnya. Berapa lama? aku tidak bisa menahan diriku untuk bertanya. Kutatap wajah Siwon Oppa lekat-lekat. berapa lama Oppa berada disana. Siwon Oppa menghembuskan nafasnya pelan. Kembali ia memalingkan wajahnya, menatap lurus kearah Sungai Han. Mungkin empat bulan.. atau paling lama, enam bulan. Aku tidak tahu ada apa, namun rasanya nafasku juga ikut berhembus dengan berat saat mendengar jawabannya. Siwon Oppa membalikkan tubuhnya untuk kembali dapat berhadapan denganku. Mianhae Yoongie, jika tindakkan Oppa tadi menyinggung perasaanmu. Jeongmal mianhae.. Oppa hanya ingin bersenang-senang saja denganmu hari ini, sebelum besok, kita sudah tidak bisa lagi melakukannya. Maafkan Oppa, em? Maaf jika tadi Oppa sudah mencium pipimu tampa izin. Aku merasa wajahku hangat lagi saat mendengar kalimat terakhirnya. Sungguh.. jujur aku katakan aku tidak marah padanya. Aku hanya benarbenar terkejut dengan aksi frontalnya itu.

Karena kau terlihat sangat menyesal, maka aku akan memaafkanmu.. Dengan berusaha untuk tidak terlihat begitu mudah luluh didepannya, aku mencoba untuk menenangkan namja dihadapanku ini. Tapi jangan pernah mengulanginya lagi diwaktu yang lain. Apa kau mengerti? Ne.. angguk Siwon Oppa dengan wajah yang kembali cerah. gomawo, Yoongie Kembali ia menatapku dengan mata hitam gelapnya yang sangat lembut itu. aku menarik wajahku, sedikit menunduk, menghindari tatapan matanya yang selalu mampu memberikan sensasi menggelitik didalam hatiku. Ahh sudah hampir jam Sembilan Tiba-tiba namja itu terpekik. Aku ikut melirik jam ditanganku. Aigoo.. itu benar.. lima belas menit lagi jam sembilan. Pagar asrama akan ditutup tepat pukul sembilan lewat tiga puluh menit. Aku mengangkat wajahku dengan cepat, begitu juga dengan Siwon Oppa. Wajah kami sama-sama terlihat panik. Kita harus pergi sekarang, Oppa.. aku segera meraih tasku dan juga kotak makanan serta kaleng minuman milikku untuk segera kubuang ketempat sampah. bus terakhir akan tiba di Banpo Hangang Park sepuluh menit lagi. Mm.. Siwon Oppa mengangguk cepat. Ia juga segera melangkah kembali kearah bangku untuk dapat meraih tasnya. Kkaja, Oppa aku benar-benar terlihat cukup panik sekarang mengingat kami harus segera tiba terlebih dahulu di Banpo untuk mendapatkan bus. Siwon Oppa mengangguk lagi, ia bahkan sudah berjalan lebih dulu dihadapanku.

Eoh? Chankamanyo, Yoona-ya.. Oppa lupa meninggalkan satu horcrux lagi.. namun sekarang Siwon Oppa justru berhenti melangkah dan berbalik lagi kearah bangku tadi. Oppa apa yang ingin kau lakukan? setengah berseru, aku ikut berbalik dan menatap tubuh tingginya. Siwon Oppa kembali mengeluarkan spidol markernya dari dalam tas dan mulai menuliskan sesuatu disudut bangku tersebut. Oppa aku berteriak frustasi. mengapa disaat seperti kau masih saja sempat melakukan hal tidak penting begitu, eoh? Aku baru saja ingin berlari dan menarik kerah bajunya, namun Siwon Oppa justru sudah lebih dahulu berlari kearahku. Mianhae.. Mianhae kkaja Sebelum aku berhasil menarik kerah bajunya, ia justru kini sudah mengalungkan tangannya dipundakku. Ya, pumsae namja.. jauhkan tanganmu dari pundakku Aku mendelik kearahnya yang justru malah menyeringai, memasang wajah tidak peduli. Aigoo.. apa kau tahu, betapa aku benar-benar sangat menyukai wajahmu marahmu itu, mp3 yeoja.. ucapnya sambil terkekeh. Aku semakin membulatkan mataku. Namun langkah kaki Siwon Oppa terlalu cepat, membuat diriku yang berada dalam rangkulan tangannya, terpaksa ikut melangkah cepat juga bersamanya. Aku mendengus kesal sambil melipat kedua tanganku diatas perut. Apa yang Oppa tulis disana tadi? Walau masih terlihat sedikit kesal dan deg-degan tentu saja, aku juga tidak bisa menahan rasa ingin tahuku dengan horcrux seperti apa lagi yang namja disampingku ini tinggalkan disana.

Mm.. jika kau ingin tahu, lihat saja sendiri nanti. Jawabnya, terlihat sekali bahwa ia benar-benar tengah menggodaku. Aishh Meskipun masih merasa penasaran dan juga setengah kesal padanya, namun berdebat dengan Siwon Oppa disaat waktu yang kami miliki untuk segera tiba di asrama semakin menipis, bukanlah saat yang tepat. Jadi yang bisa aku lakukan saat ini hanyalah berusaha menekan rasa ingin tahuku itu, dan memikirkan waktu lain dimana nanti aku bisa pergi ke taman Sungai Han lagi dan melihat apa yang sebenarnya sudah Siwon Oppa tulis di bangku itu. Cepatlah Yoongie.. kita harus segera tiba di Banpo.. Siwon Oppa semakin mempercepat langkahnya, masih dengan tangan kirinya melingkari pundakku. Aku mencibir pelan kearahnya. Namun tentu tak ada yang bisa aku lakukan selain berusaha untuk mengimbangi langkah cepatnya. Bisa kulihat sekilas bibir Siwon Oppa melengkungkan sebuah senyuman lagi. Namun tak ada suara yang terdengar disana. Aku pun tidak mengeluarkan kalimat apapun. Kami terus saja melangkah beriringan, dalam diam, menuju Banpo Hangang Park dimana bus yang akan mengantarkan kami kembali keasrama, tengah berada. Senyuman juga mulai tertarik diwajahku, mengingat tidak peduli meski namja ini masih saja berhasil membuatku kesal, Tapi hari ini benar-benar menjadi hari terbaik dan juga special, yang pernah terjadi didalam hidupku. *End Yoona POV*

Normal POV, Musim panas 2004, tiga bulan kemudian.. .. Yoona melangkah ringan menyusuri koridor panjang SM entertainment sambil mendengarkan musik dari mp3-nya. Langit Seoul sore ini terlihat sedikit mendung. Ia sama sekali tak ada rencana untuk keluar dari asrama, meskipun saat ini adalah weekend. Semenjak Siwon dikirim ke China tiga bulan yang lalu, Yoona sudah tak lagi terlalu sering berada diluar asrama. Ia bahkan hanya dua kali pulang kerumahnya selama tiga bulanan ini. Berada di asrama terasa lebih ramai dan menyenangkan untuknya dibandingkan jika ia harus berada dirumah. Yoona baru saja akan berbelok menuju koridor kanan studio musik dimana dirinya dan Siwon dulu pernah dilatih oleh Han Jo Kwon yang saat ini entah berada dimana usai dipecat secara tidak hormat, saat ia melihat sosok Jay Kim melangkah masuk kedalam practice room DBSK. Seharusnya Yoona tidak perlu merasa aneh dengan apa yang Jay Kim lakukan saat ini. Namun entah mengapa gerakan yang diperlihatkan oleh namja itu ketika tangannya bergerak untuk membuka pintu practice room DBSK terlihat sangat janggal. Jay Kim terlihat begitu berhati-hati, dengan sesekali menoleh ke kanan dan juga ke kiri. Yoona cepat-cepat menarik tubuhnya, bersembunyi dibalik tembok sebelum Jay Kim sempat melihatnya. Apa yang mau Jay Sunbae lakukan? Mengapa dia terlihat mencurigakan seperti itu? Didorong oleh rasa penasaran yang begitu besar, Yoona pun memutuskan untuk melangkah pelan, menghampiri pintu practice room DBSK yang tertutup rapat.

Tidak terdengar adanya suara musik dari dalam ruangan itu. biasanya saat Jay Kim masuk, musik pasti akan selalu terdengar mengingat betapa disiplinnya pria itu dan betapa dirinya benar-benar tidak suka membuangbuang waktu. Namun.. ini jelas aneh. Yoona yang kini sudah berada persis didepan pintu practice room DBSK, sama sekali tidak bisa mendengar suara apa-apa. Kembali, seperti ada keinginan yang begitu kuat dari dalam hatinya, yang kini seolah menuntun tangan kanannya untuk bergerak begitu saja, membuka pintu yang tertutup itu. E-eoh. Yeoja empat belas tahun itu terlihat sangat terkejut dengan apa yang ada didepan matanya sekarang, begitu pintu terbuka. I-Im.. Y-Yoona Jay Kim pun sama terkejutnya seperti Yoona. Ia segera menegakkan tubuhnya yang mendadak terlihat gemetaran. Yoona masih berdiri didepan pintu, memasang wajah shock-nya, saat Jay Kim kini mulai melangkah mendekat kearahnya. Wajah polos Yoona terlihat sedikit ketakutan ketika tubuh tinggi Jay Kim sudah berada persis dihadapannya. Yoona namja berwajah cukup tampan itu berusaha untuk terlihat tenang dihadapan Yoona, meski sejujurnya ia merasa sangat takut dan gelisah saat ini. Bisakah kita bicara sebentar?

. Satu bulan kemudian

Kelas dance tampak begitu ramai mengingat Jay Kim belum juga datang untuk memberikan pelatihan. Yoona terlihat tengah berbincang ringan bersama Yuri, Seohyun dan juga Taeyeon disudut ruangan. Sooyoung sibuk bergosip bersama dengan Kibum, Heechul dan Hangeng. Sementara Jessica terlihat sedang asyik mengobrol sambil bersandar pada dinding kaca besar bersama dengan Lee Donghae. Anak-anak Suara Moon Sonsaengnim terdengar dari depan pintu kelas. Tentu saja suara itu berhasil membuat suasana yang semula ramai berangsur tenang. Semua mata kini tengah menatap kearah sepasang yeoja dan namja yang berada dibelakang Moon Sonsaengnim. Tenanglah semuanya. Hari ini kalian mendapatkan pelatih baru yang akan menggantikan Jay Kim yang telah mengajukan resign minggu lalu. Perkenalkan, namanya Shim Jaewon. Namja yang berusia mungkin seumuran dengan Park Jung Soo itu bergerak satu langkah kedepan sambil memperkenalkan dirinya. Yoona menatap wajah Shim Jaewon dengan kening mengeryit. Ia memikirkan keputusan resign yang sudah diambil oleh Jay Kim. Apakah itu ada kaitannya dengan kejadian di practice room DBSK sebulan yang lalu? Tapi bukankah ia sudah menjanjikan, bahwa dirinya tidak akan memberitahukan hal itu pada siapapun, lalu mengapa Jay Kim tetap mengajukan resign-nya? Yoona masih tampak sibuk berpikir saat Moon Sonsaengnim mempersilahkan yeoja yang juga masih berada didepan kelas untuk memperkenalkan dirinya.

Annyeonghaseyo.. Jonen Kim Hee Yeon imnida. Tapi saya harap kalian semua bisa menyapa saya dengan nama Stella. Yeoja bertubuh tinggi dengan rambut panjang sebahu itu membungkuk sekali lagi, masih sambil memasang senyumannya. Baiklah.. saya rasa itu sudah cukup.. Moon Sonsaengnim menganggukngangguk. Stella, kau bisa bergabung bersama trainee yang lainnya sekarang, dan Shim Jaewon-ssi, anda sudah bisa mengajar mereka mulai saat ini. Kedua orang itu, Jaewon dan Stella, sama-sama mengangguk kearah Moon Sonsaengnim sebelum kemudian pria itu melangkah keluar, meninggalkan ruangan luas dan besar tersebut. Jaewon berdiri ke tengah ruangan itu, sementara Stella mulai melangkah pelan, membaur bersama trainee SM yang lain. Sooyoung menyapanya terlebih dahulu sebelum kemudian Yoona ikut bergabung bersama mereka. Tidak perlu menunggu waktu lama, mereka bertiga kini sudah terlihat bisa mengakrabkan diri satu sama lain.

.
Oktober 2004

I believe I can fly I believe I can touch the sky I think about it every night and day spread my wings and fly away

Suara Yoona terdengar cukup stabil saat menyanyikan bait lagu itu. Dia bisa menyenandungkan syair tadi mengikuti alunan nada dari piano yang dimainkan oleh Dana Sunbaenim yang menggantikan posisi Jo Kwon untuk mengajarinya bernyanyi. Okey, cukup Yoona-ya.. Dana Sunbaenim memberi isyarat padanya untuk berhenti bernyanyi. Yoona mematuhi. Yeoja itu menurunkan kertas berisi lirik lagu yang sejak tadi ia genggam dan berada tepat didepan wajahnya. Latihan hari ini cukup sampai disini. Jangan terlalu memaksakan suaramu. Berlatihlah secara rutin bersama Taeyeon.. Dana Sunbaenim menoleh kearah Taeyeon dan juga yeoja amerika yang kini tengah tersenyum kearah Dana sambil memamerkan eye smile-nya. Dan kau, Stephanie.. karena kau adalah trainee baru, aku akan melatihmu lebih intensif. Sekarang kembalilah keasrama. Eoh? Dana Sunbaenim segera membereskan barang-barangnya dan melangkah lebih dulu keluar dari ruangan itu. Taeyeon dan Tiffany juga bergegas keluar dari sana setelah berpamitan singkat pada Yoona yang masih ingin berlama-lama diruangan itu. Aku ingin berlatih sebentar lagi, Eonni. Gwenchana. Kalian bisa meninggalkanku sendiri. Itu adalah jawaban yang Yoona berikan pada Taeyeon dan juga Tiffany ketika kedua yeoja itu mengajaknya untuk kembali keasrama.

I believe i can soar I see me running through that open door I believe I can fly

Yoona terus menyanyikan lagu itu dengan penuh penghayatan. Dirinya tak sadar bahwa pintu ruang studio yang sudah ditutup oleh Taeyeon dan Tiffany satu menit yang lalu, kini kembali bergerak terbuka.

I believe I can fly I believe I can fly Kau ingin terbang kemana, eoh? Sebuah suara yang dulu selalu ia dengar disetiap hari kini terdengar dibelakang punggungnya. Membuat Yoona segera berhenti bernyanyi dan membalikkan tubuhnya dengan cepat. O-Oppa.. Setengah tak sadar, Yoona berseru, saat menyadari siapa kini sosok namja yang sudah berdiri tepat didepan pintu studio sambil memamerkan senyuman berlesung pipinya. Oraenmaneyo, Yoongie Choi Siwon melambaikan sebelah tangannya, masih dengan senyumannya yang begitu memikat, terukir diwajahnya yang tampan.

.
13 February 2005
Sembilan orang yeoja dan sebelas namja tengah duduk dilantai di practice dance yang luas dan lapang. Mereka baru saja selesai menjalani latihan yang cukup melelahkan yang diberikan oleh Rino Nakasone, seorang wanita keturunan Jepang yang juga bergabung di SM Entertainment sebagai staf pelatih. Meskipun Rino adalah seorang wanita, namun dalam memberikan pelatihan, wanita itu sama tegas dan disiplinnya dengan Jay Kim. Bahkan mungkin lebih tegas, mengingat Rino adalah satu-satunya pelatih dance wanita yang dimiliki SM saat ini.

Wanita itu benar-benar Park Soyeon menghela nafas panjang. dia menyuruh kita berlatih selama tiga jam non- stop dan hanya memberikan istirahat selama lima belas menit. Dia bahkan lebih menyeramkan daripada Jay Sunbae.. Kau benar.. keluh Donghae yang lagi-lagi memilih duduk disamping Jessica. wanita itu benar-benar mengerikan sekali. Gwenchana, Oppa.. Jessica yang duduk disampingnya tampak berusaha untuk menyemangatinya. bukankah kalian akan segera memulai debut tahun ini. Bersemangatlah, arraseo? Ne.. Donghae merasa wajahnya menghangat saat mendapatkan semangat dari Jessica. Ia menatap wajah Jessica lebih lekat, membuat Jessica cepatcepat menarik wajahnya, menoleh kearah lain. Ishh.. wajahmu itu Eunhyuk menepuk pelan kepala Donghae, membuat mokpo namja terpaksa menarik pandangannya dari wajah Jessica. Kau ini, benar-benar mengganggu saja bisanya.. gerutu Donghae sambil mengelus kepalanya. Eunhyuk tak menghiraukan omelan Donghae itu. Ia malah sibuk memperhatikan yeoja yang masih terus menari disudut ruangan yang berbeda, meski tak ada musik yang terdengar disana. Yoongie.. Suara Siwon yang terdengar dari arah kiri pundaknya itu membuat Yoona menoleh dengan cepat. Yeoja itu menatap Siwon sambil tersenyum lebar. Sudah hampir satu minggu ia tak bisa bertemu dengan Siwon mengingat namja itu sudah mulai disibukkan dengan drama KBS Eighteen, Twenty Nine. November tahun lalu ia juga sempat disibukkan dengan drama Precious Family, meski ia hanya tampil sebagai cameo saja disana.

Oppa sudah kembali? Syukurlah.. Yoona kembali menatap wajah Siwon sambil mengulum senyumnya. Siwon tertawa kecil. Ia segera duduk mendekat pada Yoona saat kemudian ia menyadari bahwa ada sosok Stella Kim juga disamping Yoona. Annyeong, Stella.. Siwon menyapa Stella yang memang sudah melirik kearah Siwon sejak pertama kali Siwon mendekat kearah mereka. Ne, Oppa.. annyeong. Bagaimana dengan syutingmu? Stella tidak bisa menyembunyikan nada riang yang terlalu berlebihan dari caranya menjawab salam Siwon. Yoona yang duduk tepat disamping Stella menyadari itu. Ia sudah menyadari hal itu sejak Oktober tahun lalu, ketika Siwon kembali usai menjalani pelatihan enam bulannya di China. Saat itu Stella yang terlihat sangat nyaman menempel didekat Yoona, pada akhirnya ikut menjadi dekat juga dengan Siwon yang tentu saja selalu mencari cara agar bisa terus bersama dengan Yoona. Stella selalu tak bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu menempel pada Siwon ketika mereka bertiga tengah berada ditempat yang sama, Seperti apa yang saat ini ia lakukan. Siwon tersenyum kecil menanggapi pertanyaan yeoja itu. Dibandingkan Stella yang langsung menanyakan tentang bagaimana dirinya melewati hari, ia lebih suka menanggapi sikap tenang Yoona yang meski tidak melontarkan pertanyaan apapun padanya, namun dari sorot mata Yoona saat menatapnya, Siwon tahu bahwa yeoja itu juga memperhatikan dirinya.

Siwon mulai mengajak Yoona berbicara, dengan tentu saja sesekali melibatkan Stella dalam pembicaraan mereka. Siwon berusaha untuk tetap santai menanggapi hal ini. Namun berbeda dengan Yoona. Mungkin karena ini sudah lebih dari satu tahun berlalu semenjak ia mengenal dan dekat dengan Siwon, atau mungkin karena selama ini Choi Siwon hanya terlihat menempel padanya saja, Yang membuat Yoona merasa ada perasaan tidak rela saat Siwon mulai didekati oleh yeoja lain, atau bersikap sama hangatnya dengan orang lain, seperti yang selama ini selalu Siwon lakukan, hanya padanya. .

15 Juni 2005
Stella menatap kalender yang menempel di dinding kamarnya. Hari ini adalah hari dimana waktu mencatat tanggal kelahirannya kedunia. Stella mendesah pelan, masih sambil menatap kearah kalender tersebut. Matanya mengantup sejenak, memikirkan apa yang bisa ia lakukan untuk membuat dirinya bahagia dihari ulang tahunnya ini, mengingat keluarganya saat ini sudah berada di New York, Amerika. Akan lebih baik rasanya jika aku mengajak seseorang keluar untuk merayakan hari ulang tahunku ini.. perlahan Stella membuka matanya, dan saat itu juga ia menemukan siapa yang akan ia pinta untuk menemaninya keluar siang ini. Benar.. aku harus memintanya untuk menemaniku seharian, hari ini. Stella memasang wajah penuh percaya diri ketika perlahan ia bangkit dari tempat tidurnya dan mulai bersiap-siap.

Lotte World Ice Rink, satu jam kemudian.. Stella Kim tampak begitu bermain ice skating ditempat ini. Tak begitu banyak pengunjung yang berada di Lotte World karena hari ini bukanlah hari libur. Dua orang namja dan dua orang yeoja lainnya, juga terlihat sangat menikmati permainan yang ada disini. Pelan-pelan.. bergerak pelan-pelan Siwon terlihat sibuk mengajari seorang yeoja tentang bagaimana caranya bermain ice skating dengan benar. Yoona terlihat berusaha keras menyeimbangkan tubuhnya yang terus bergerak-gerak dan nyaris terjatuh. Siwon merangkul pinggang Yoona dengan cepat. Sudah Oppa katakan pelan-pelan saja Siwon mencibir kearah Yoona yang hanya bisa tersenyum malu. Stella bergerak mendekat kearah mereka sambil memasang wajah bertanya. Apa yang terjadi? Anni.. aku hanya perlu mengajari Yoona sedikit agar ia juga bisa menikmati permainan ini nanti. Stella terlihat mengangguk-ngangguk kecil. Ia menatap wajah Yoona yang saat ini tengah sibuk menatap lantai berlapis es yang ada dibawah kakinya. Kemudian ia menoleh kearah Siwon yang masih saja sibuk memegangi ujung jaket Yoona. yeoja itu memalingkan wajahnya sebentar, menatap kearah lain. Bukankah tujuan mereka kemari untuk merayakan ulang tahunnya? Tapi kenapa justru seseorang yang sebenarnya ia inginkan menjadi satu-satunya orang yang menemaninya dihari ulang tahunnya ini, justru malah mengajak orang lain. Bahkan ia mengajak tiga orang sekaligus seperti ini.

Stella menghembuskan nafasnya pelan saat melihat Donghae dan Jessica tengah asyik bermain ice skating ditengah lintasan. Kedua pasangan yang baru saja memutuskan untuk berkencan tepat pada hari valentine tahun ini, terlihat begitu bahagia. Wajah Jessica bahkan terlihat berbinar-binar setiap kali Donghae bergerak kearahnya, mengejarnya, atau sekedar mengajaknya bercanda sambil bergerak bergandengan tangan, mengelilingi lintasan. Sejujurnya.. hal semacam itu yang ingin ia lakukan bersama Siwon. Namun namja itu masih saja berdiri disudut lintasan, memegangi kedua tangan Yoona dan menuntunnya untuk bergerak hati-hati. Wajah Siwon saat memegangi tangan Yoona benar-benar serupa dengan ekspresi bahagia yang diperlihatkan oleh Donghae saat ia memegangi tangan Jessica sekarang. Stella bisa melihatnya, dengan jelas. Kembali gadis itu bergerak menjauh, menghampiri Donghae dan Jessica ditengah lintasan, daripada terus berdiri diam disana dan melihat Siwon terus saja memberikan perhatian berlebihnya pada Yoona.

.
Satu jam berlalu lagi..
Kelima remaja itu kini berada dilantai dua Lotte World. Para yeoja sibuk menyesap es krim sementara Siwon dan Donghae melangkah dibelakang mereka sambil melihat-lihat. Stella berusaha menjangkau posisi Siwon dari sudut matanya. Namja itu tengah melangkah tepat dibelakang Yoona. Kembali Stella mendesah. Ohhh apakah itu photo box? Seruan tertahan Jessica itu membuat Stella mengalihkan perhatiannya sebentar, menatap kearah yang saat ini ditunjuk oleh Jessica.

Gerae.. itu adalah photo box. Tampaknya ini lebih baik daripada photo box yang ada di Chyeongdae Plaza. Bagaimana kalau kita berlima berfoto bersama? Wajah Stella yang sempat terlihat muram sejak mereka berada di area ice skating tadi perlahan berubah ceria ketika mendengar ide Donghae itu. Aku setuju idemu itu, Oppa Stella mengambil langkah mundur dan menggerakkan tangannya, begitu saja, memeluk lengan Siwon. Namja itu terlihat sedikit terkejut dengan apa yang Stella lakukan sekarang. Oppa.. bisakah kita berfoto disana? Berdua saja? Entah itu hanya perasaan Yoona atau bukan, namun ia seolah mendengar penekanan kata berdua saja yang baru saja diucapkan oleh Stella. Eoh? Nggh Siwon terlihat sedikit gugup sekarang. Disisi lain ia merasa tidak ingin mengecewakan Stella, terlebih lagi karena hari ini adalah hari ulang tahun yeoja itu. Stella juga yang mengajak dirinya untuk pergi keluar menemaninya melewati hari ulang tahunnya ini. Sudah cukup rasanya Siwon merasa sedikit bersalah saat melihat wajah Stella yang terlihat sedikit tidak senang ketika melihat Donghae, Jessica serta Yoona, yang ternyata juga akan ikut bersama mereka bermain di Lotte World. Ia tak ingin membuat Stella merasa tidak senang lagi, dihari ulang tahunnya sendiri. Tapi disisi lain.. Ada Yoona disini. Ada Im Yoona tepat didepan matanya. Ada Im Yoona yang saat ini juga sedang menoleh kearahnya begitu mendengar ajakan Stella.

Siwon benar-benar merasa gugup ketika ia tak juga bisa mengambil keputusan. Kkaja Oppa Namun sepertinya keputusan apapun darinya tidak akan berlaku karena Stella sudah lebih dulu menarik tubuhnya melangkah menuju kotak foto instan itu. donghae dan Jessica bertukar pandang sebentar, sebelum kemudian keduanya tersenyum. Kita juga harus mencobanya, Oppa.. Jessica menatap Donghae sambil memasang senyuman cantik princess-nya. Geraemnyeo. Kita akan melakukannya juga setelah Siwon selesai. Donghae dan Jessica mulai bergerak menuju pintu photo box itu. Sementara Yoona.. Dia masih berdiri ditempatnya semula sambil menatap kearah kotak besar dihadapannya. Kembali ia merasakan hatinya kesemutan. Namun kali ini kesemutan itu terasa berbeda. Kesemutan itu bukan lagi terasa karena skinship yang Siwon lakukan terhadap dirinya, namun lebih karena ia merasa sangat-sangat tidak rela dengan skinship yang Siwon lakukan kepada yeoja lain, didepan matanya. Drrrt Ponsel disaku celananya tiba-tiba bergetar, membuat Yoona dengan cepat mengeluarkan ponsel kecil berwarna hitam itu dan membuka flip-nya. Yoboseyo, Oppa.. Yoona-ya.. apa kau benar-benar tengah berada di Lotte World? Suara Yoochun yang terdengar begitu antusias itu membuat Yoona mengerutkan keningnya. Ia memang sempat membalas pesan singkat

Yoochun padanya ketika masih berada di kamar asrama yang menanyakan keberadaannya. Saat itu Yoona membalas dengan mengatakan akan pergi ke Lotte World bersama Siwon, Donghae, Jessica dan juga Stella. Ne. aku berada di Lotte World sekarang. Whaeyo, Oppa? Bisakah kau temui aku dilantai tiga? Sebentar saja, Yoona-ya.. Yoona menghela nafas sebentar, sambil mencengkram ponsel ditangannya itu. Ia menatap kearah pintu photo box yang masih tertutup dengan mata yang mendadak terasa berkabut. Arraseo.. Yoona mendesah sekali lagi. aku akan kesana sekarang, Oppa. Yoona segera menutup flip ponselnya dan segera bergerak meninggalkan tempat itu.

.
Yoona POV, Aku sudah langsung bisa mendapati sosok Yoochun Oppa berdiri disudut tembok dengan topi putih dan kacamata baca yang menutupi wajahnya. Ia terlihat sibuk memainkan ponselnya. Tentu saja ia harus melakukan penyamaran seperti itu saat berada diruang public, mengingat DBSK sedang berada dipuncak karir usai meluncurkan Music Video Ballon. Sekarang, di korea, mungkin tidak ada lagi orang yang tak mengenal Park Yoochun sebagai salah satu member boyband terkenal. Oppa.. Park Yoochun segera mengangkat wajahnya dari ponselnya itu dan menoleh kearahku. Meski setengah wajahnya tampak tenggelam dibalik topi dan kacamata yang ia kenakan, namun aku masih bisa melihat dengan jelas bahwa saat ini ia tengah tersenyum.

Sebuah senyuman yang terlihat benar-benar lebar, seolah saat ini yang ia rasakan hanyalah rasa bahagia. Yoongie Yoochun Oppa bergerak kearahku. Menyentuh kedua pundakku dengan tangannya, dan menatapku lembut tepat dimataku. Saranghae. Jantungku seperti melewatkan satu deguban. Mataku membulat dan mulutku setengah terbuka saat kalimat itu terlontar dari bibirnya. Aku sama sekali tidak bisa mengedipkan mataku sedetikpun sekarang, sama seperti dirinya yang juga tidak sedikitpun berkedip menatapku. Saranghae. Nan neol saranghaeyo. Kembali jantungku terasa melewatkan degubannya. Anni hal itu terjadi bukan karena aku merasa sangat bahagia mendengar idolaku akhirnya mengatakan cintanya padaku. Tapi karena saat ini aku benar-benar tidak bisa merasakan apapun. Tidak ada aliran listrik yang mampu membuat jantungku berkedut ketika kedua tangannya menyentuh pundakku saat ini. dan tidak ada kupu-kupu yang beterbangan didalam perutku ketika mata kami tengah bertemu. Aku tidak merasakan apa-apa. Itu yang membuatku jantungku seolah melewatkan degubannya. Tak ada apa-apa yang kurasakan. Kosong. Hampa. Seharusnya.. harusnya aku berteriak bahagia karena Yoochun Oppa, Park Yoochun, sosok yang sudah sejak lama aku kagumi. Idola remaja masa kini, tengah menyatakan cintanya padaku.

Tapi sungguh.. aku berani bersumpah.. yang aku rasakan saat ini bukanlah rasa senang namun takut. Bukanlah bahagia tapi sakit. Aku takut.. karena sepertinya aku tidak akan bisa membalas perasaan Yoochun Oppa itu, dan juga sakit, karena harus mendengar kalimat itu akhirnya keluar dari bibir Yoochun Oppa, disaat tempatnya sebagai idola dihatiku, telah mulai digantikan oleh orang lain. Yoochun Oppa masih menatapku lekat-lekat, sementara aku hanya berdiri diam dihadapannya. *End Yoona POV*

.
Normal POV, Yoona dan Yoochun masih saling menatap satu sama lain, saat kemudian Yoochun tertawa keras. Namja itu menarik tubuhnya menjauh dari Yoona, masih sambil terus tertawa. Aishh.. mengapa wajahmu terlihat seperti itu, eoh? tangan Yoochun bergerak, mengelus kepala Yoona dengan sayang. Sementara Yoona yang saat ini melihat Yoochun justru tertawa keras usai menyatakan cinta padanya, hanya bisa mengerutkan kening. Ya.. apakah setiap yeoja akan memasang ekspresi serupa dirimu ketika ada seorang namja menyatakan cinta padanya, eoh? Apakah Ahra juga akan memasang wajah sepertimu tadi? Yoona terus menatap Yoochun, masih tampa berkedip. Terlebih lagi saat Yoochun menyebutkan nama Ahra sekarang. A-ahra.. eonni?

Benar.. Goo Ahra.. Yoochun mengangguk cepat. Ia memperlihatkan layar ponselnya. Ahra akan berada disini untuk syuting mini drama-nya satu jam lagi. Dan kau tahu, Oppa akan menyatakan perasaanku padanya sekarang. Oppa tahu ini akan menjadi susah karena statusku yang sudah berubah menjadi idola. Tapi meskipun susah, aku tetap harus mencobanya, bukan? Jika Ahra menerima cinta Oppa, tidak peduli apa kata dunia diluar sana, Oppa pasti sanggup menghadapinya. Goo Ahra.. apakah dia akan menerima cinta Oppa, Yoona-ya? Kali ini.. saat ini.. saat akhirnya Yoona menyadari bahwa ternyata Yoochun tidak menyatakan cinta padanya. Bahwa segala apapun yang Yoochun katakan tadi ternyata bukan untuk dirinya, barulah Yoona merasa jantungnya bisa berdegub dengan normal. Ini sungguh aneh.. tapi nyata.. Benar-benar nyata.. betapa Im Yoona sama sekali tidak merasa kecewa, marah dan sakit hati atas penjelasan yang keluar dari bibir Yoochun sekarang. Yang ia rasakan justru adalah perasaan lega. Benar-benar lega.. Seolah dirinya baru saja berhasil berenang keluar dari kedalaman sungai usai terjatuh dan nyaris tenggelam disana. Perasaan lega yang Yoona rasakan persis seperti itu. Apa yang harus Oppa lakukan sekarang, eoh? Apa kita harus berlatih lagi? Yoochun mulai bersikap serius kembali. Ia memegangi pundak Yoona dan menatapnya tepat dimata. Saranghae. Nan neol Saranghae. Saranghaeyo.

Kali ini mata Yoona sudah bisa kembali mengerjap dan bibirnya sudah mampu melengkungkan senyuman ketika Yoochun mulai memposisikan dirinya sebagai Goo Ahra. Yoochun terus berkata Saranghae padanya. Namun kata itu seperti angin yang berlalu bagi Yoona. Ia bisa mendengarnya. Ia bisa merasakannya. Tapi itu tidak meninggalkan bekas apa-apa didalam hatinya.

.
Jessica, Yoona, Stella, Donghae dan Siwon kini tengah melangkah keluar dari area Lotte World. Yoona berkali-kali tersenyum kearah ponselnya saat membaca pesan singkat dari Yoochun yang meminta support-nya agar ia bisa benar-benar mendapatkan hati seorang Goo Ahra. Ia sama sekali tak sadar bahwa sejak tadi Siwon terus saja menatap kearahnya. Tatapan mata Siwon begitu tajam, dalam, namun dapat terlihat dengan jelas disana, bahwa namja itu tengah mati-matian menahan luka. Benar.. ia terluka. Choi Siwon terluka karena ia mendengar dan melihat sendiri ketika Park Yoochun menyatakan cintanya pada Yoona. Choi Siwon merasa terluka ketika melihat tubuh gemetar Yoona dan sorot mata yeoja itu ketika menatap Yoochun, meski tak begitu jelas karena ia hanya bisa melihatnya dari samping. Siwon terluka.. karena ia tahu betul, tampa perlu melihat atau mendengarnya, karena usai mendengar Yoochun menyatakan cintanya pada Yoona, namja itu segera berlalu pergi meninggalkan mereka, respon seperti apa yang akan Yoona berikan atas tindakkan yang Park Yoochun lakukan terhadapnya tadi. Im Yoona sudah pasti menerima Park Yoochun sebagai kekasihnya. Siwon, yang merasa tahu betul dengan bagaimana perasaan Yoona pada Yoochun,

saat ini benar-benar menyangka yeoja yang sudah mencuri hatinya sejak pertama kali bertemu telah dimiliki oleh mantan roommate-nya itu. Sementara itu Stella Kim yang melangkah disamping Siwon terus mendesah. Ia merasa sangat tidak suka. Benar-benar tidak suka saat melihat bagaimana cara Siwon menatap Yoona sekarang. Tatapan itu terlihat berbeda. Sungguh berbeda dari cara Siwon menatapnya tadi, ketika Stella Kim memberanikan diri menyatakan perasaannya pada Siwon. Choi Siwon menerimanya. Itu benar.. namja itu memang pada akhirnya menyatakan bahwa ia bersedia menjadi namja-chingu yeoja itu. Tapi sekarang, bahkan belum lebih dari satu jam mereka berubah status menjadi sepasang kekasih, Siwon masih saja terlihat tidak bisa mengalihkan pandangannya sekalipun dari Im Yoona. Yoona-ya Stella tidak suka itu. Dia tidak suka sosok Yoona selalu berada didalam mata Siwon. Yoona mengalihkan perhatiannya dari ponsel ditangannya. Ne? Apa kau tak ingin mengucapkan selamat padaku? Yoona menaikkan sebelah alisnya, memasang wajah tidak mengerti. Sementara Siwon justru merasa sangat gugup. Ia sungguh ingin meminta kepada Stella untuk tidak mengatakannya. Namun Siwon juga tahu, cepat atau lambat Yoona juga pasti akan mendengarnya. Aku dan Siwon Oppa Stella menggerakkan tubuhnya, lebih dekat pada Siwon, lalu mengalungkan tangannya lagi dilengan namja itu. kami resmi berkencan mulai dari sekarang.

Yoona terdiam. Wajahnya datar. Tak ada ekpresi apapun yang bisa terbaca dengan mudah dari wajahnya sekarang. Siwon mendesah pelan. Mengepalkan tangan kirinya yang bebas seraya mengalihkan perhatiannya kearah lain. Ia memilih menatap kearah Donghae dan Jessica yang justru terlihat mesra mengunyah sebungkus permen kapas bersama-sama. Geraeyo Itu adalah respon pertama yang keluar dari bibir Yoona. Chukkahae. Kurasa ini benar-benar menjadi kado terbaik untukmu. Dan itu adalah respon keduanya, disertai sebuah senyuman tipis yang terukir diwajahnya. Yoona menatap wajah gugup Siwon yang bisa terbaca jelas oleh matanya. Ia yakin disini pasti bukan Siwon yang memulainya. Seperti yang sudah ia rasakan, sejak bulan Oktober lalu, sikap Stella pada Siwon memang sudah terbaca dengan jelas. Yeoja itu benar-benar menyukai Siwon. Benar-benar menyukainya dan ingin memilikinya. Tentu. Oppa.. kau adalah hadiah terindah untukku.. Stella mengalungkan tangannya lebih erat sambil menempelkan wajahnya dilengan Siwon itu Gomawo. Choi Siwon sama sekali tidak mengeluarkan suaranya. Namja itu hanya mengangguk kecil sambil tersenyum tipis, sebelum kemudian membawa Stella pergi lebih dulu meninggalkan area Lotte World. Yoona, lagi-lagi masih tetap berdiri diam ditempatnya. Tangan kanannya mengepal, mencengkram ponsel miliknya, sedangkan tangan kirinya meraba dada kirinya. Sesak..

Tidak ada gemetar atau apapun memang yang bisa ia rasakan saat ini selain rasa sesak. Sesak yang betul-betul menghimpitnya. Sesak yang bahkan tidak sedikitpun ia rasakan saat mendengar Yoochun berkata bahwa dirinya hanyalah dongsaeng dimata namja itu di malam natal tahun 2003 lalu. Ini adalah sesak yang nyata. Patah hati yang benar-benar nyata.. kali ini Yoona benar-benar merasakannya.

.
November 2006..

Siwon POV,
Aku melangkah pelan menyusuri koridor asrama di SM Entertainment sambil sesekali menghela nafas. Ini sudah satu tahun berlalu sejak aku debut bersama Super Junior dan satu tahun lima bulan sejak aku dan Stella Kim menjalin sebuah hubungan. Jujur.. jujur saja.. aku bahkan tidak bisa menyebut ini sebagai kencan karena kami bahkan tidak pernah menghabiskan waktu diluar bersama-sama. Ia menjadi yeoja-chinguku, disaat aku benar-benar disibukkan dengan proses debut grupku. Dan sepanjang tahun ini juga, aku harus bolak balik antara Korea, Jepang dan China untuk syuting film A Battle of Wits bersama Andy Lau Sunbaenim. Lalu.. kencan seperti apa yang dimaksudkan dalam hubungan ini? kami hanya melakukan beberapa kali selca dengan menggunakan ponselnya. Tidak pernah ada makan malam romantis. Tidak pernah ada hadiah istimewa, kecuali kemarin saat ia ulang tahun, aku memberikannya sebuah boneka Teddy Bear yang cukup imut. Ia juga memberiku sebuah selimut yang sama dengan miliknya ketika Februari tadi aku kembali bertolak ke China.

Semuanya hanya terjadi sebatas itu. Se-monoton itu. Tidak pernah bisa lebih. Langkah kakiku berhenti disebuah ruangan yang sangat aku hafal. Itu adalah ruangan dimana untuk pertama kalinya aku dan Yoona menjalani latihan tambahan untuk olah vocal. Aku mendesah pelan saat tanganku bergerak, membuka pintu studio yang ternyata tidak terkunci. Kakiku melangkah kearah deretan loker yang berada disisi kiri pintu. Dengan satu kali tarikan, aku membuka sebuah lemari yang bertuliskan namaku dan mengeluarkan sebuah sandal putih dari sana. Ini adalah couple item pertamaku bersama Yoona. kami memang tidak pernah memiliki kesempatan untuk memakainya bersama-sama, namun aku tetap menyimpannya. Aku rasa.. Yoona pun melakukan hal serupa. Kembali aku bergerak, kearah piano hitam yang ada ditengah ruangan. Kuambil sebuah kursi kecil dan mulai duduk disana sambil menekan-nekan tuts-nya. Aku tersenyum lagi, saat teringat dengan hari-hari dimana aku dan Yoona banyak menghabiskan waktu berlatih disini. Ini sudah lebih dari satu tahun aku tidak melihatnya. Selain karena kesibukkanku sebagai member Super Junior, jadwal individuku benar-benar sangat padat. Ini sudah lebih dari satu tahun berlalu sejak terakhir kali aku melihatnya September tahun lalu. Aku benar-benar sangat merindukannya. Aku juga hidup dalam rasa penyesalan selama tujuh belas bulan menjalin hubungan dengan Stella Kim. Bukan.. aku bukannya menyesali kehadirannya

dalam hidupku, namun aku menyesali kebodohanku saat itu, dengan menerima Stella menjadi kekasihku. Saat itu aku benar-benar terlalu marah dan cemburu. Hanya karena Yoona menganggumi Park Yoochun dengan begitu banyak, aku lantas berpikir bahwa keduanya segera memiliki hubungan special ketika akhirnya Yoochun menyatakan cinta pada Yoona. Tapi kenyataannya ternyata tidak seperti itu. Aku.. sungguh merasa sangat menyesal. Krek Pintu ruangan yang tertutup tiba-tiba bergerak terbuka, membuatku perlahan menoleh untuk dapat melihat siapa yang datang. Aku langsung terlonjak bangkit dari dudukku saat melihat wajahnya. Wajah yang sejak tadi aku pikirkan. Im Yoona. Yeoja itu kini tengah berdiri didepan pintu, dengan sandal putih yang pernah aku berikan padanya tiga tahun yang lalu, berada ditangannya. Wajahnya juga tampak terlihat terkejut saat melihat kehadiranku. A-ah.. jweseonghaeyo.. aku pikir tak ada orang disini.. Yoona membungkuk sopan padaku, membuatku mengerutkan kening. Sikapnya terhadapku sekarang terasa janggal. Ia bertindak terlalu formal dan tentu saja, aku sungguh tidak menyukainya. Yoona-ya.. Aku memanggil namanya ketika yeoja itu berbalik dan bermaksud untuk keluar dari ruangan ini. Kugerakkan kakiku cepat, menghampiri dirinya.

Mengapa kau bertindak se-formal itu, eoh? kini aku sudah berdiri tepat dihadapannya. Yeoja itu tidak menjawab. Ia justru hanya menundukkan wajahnya dalam-dalam. Yoongie.. tanganku bergerak, menyentuh pundaknya. Namun diluar dugaanku, ia justru menarik tubuhnya mundur sehingga otomatis tanganku terlepas dari pundaknya. Mianhae Oppa.. tapi jangan bersikap seperti itu. Aku tak ingin Stella melihat kita dan berpikiran yang tidak-tidak. Dan, bukankah kau baru tiba dari Jepang? Mengapa kau tak menemui Stella sekarang? Ia berada di practice room bersama trainee yang lain. Temuilah dia, eoh? Yoona mengangkat wajahnya sebentar, menatap kearahku. Sebelum kemudian yeoja itu benar-benar berbalik pergi keluar dari ruangan ini. Aku menatap punggungnya yang menjauh dari balik pintu yang terbuka sambil mendesah pelan. Aku benar-benar merindukannya.. Tidak peduli meski hubunganku dengannya mengalami sedikit kerenggangan saat ini, Aku akan tetap mengingat satu janji yang pernah aku katakan langsung padanya. Suatu hari, aku akan memenangkan hatimu Namja yang akan kau kagumi hanyalah aku. Itu benar, Im Yoona.. aku tidak akan pernah lupa pada janjiku ini. Aku tidak akan pernah menyerah.. sampai aku benar-benar bisa mendapatkan hatimu, suatu hari nanti. *End Siwon POV*

.
Normal POV, Incheon Airport, February 2007 Sepasang namja dan yeoja tengah duduk terdiam dalam sebuah van hitam milik SM. Stella Kim menghela nafasnya berkali-kali sambil melirik kearah Choi Siwon yang sejak tadi diam saja. Apa Oppa tidak ingin mengatakan sesuatu padaku? Stella mencoba menguat-nguatkan hatinya ketika akhirnya ia berhasil mengangkat wajahnya dan menatap kearah Siwon. Namja disampingnya itu terlihat menggigit ujung bibirnya sambil ikut mendesah. Aku hanya berharap keputusan ini adalah keputusan terbaikmu. Jangan sampai kau menyesal dikemudian hari. Stella tertawa pelan mendengar kalimat yang keluar dari bibir Choi Siwon itu. Anni.. aku rasa ini adalah keputusanku yang paling tepat.. Stella menatap wajah Siwon lagi. Matanya terlihat mulai berkabut. Apa Oppa tahu, kenapa aku akhirnya mengambil keputusan ini? Stella melemparkan pertanyaan itu kepada Siwon. namja yang lebih banyak diam sejak tadi itu kini kembali mendesah pelan. Karena kedua orangtuamu tidak memberikan izin untuk kau bisa berkarir di dunia entertainment sebelum berhasil menyelesaikan study-mu terlebih dahulu. Jawaban yang keluar dari bibir Siwon itu kembali membuat Stella tertawa pelan. Apa Oppa benar-benar berpikir seperti itu? Stella menggelengkan kepalanya sedikit. alasan itu kugunakan agar pihak SM mau melepasku. Aku

sudah berada hampir dua tahun di ditempat ini, bahkan hanya tinggal menghitung bulan, aku juga akan memulai debutku. Lantas kenapa aku harus menyerah? Kenapa aku tidak bisa berbuat seperti Oppa, yang terus bersikeras untuk berada ditempat ini meski kedua orang tua Oppa tidak memberi izin pada awalnya? Siwon kembali terdiam. Meskipun dikepalanya rentetan jawaban atas pertanyaan Stella itu sudah mulai mampu ia susun rapi, namun Siwon terlalu takut untuk mengucapkannya. Itu karena Oppa.. dan juga Yoona. Harusnya Siwon tak perlu merasa hatinya kesemutan seperti ini, karena jawaban itu sudah bisa ia prediksi. Namun tetap saja.. setiap kali nama Yoona disebutkan, ia pasti merasa hal semacam itu terjadi pada hatinya. Kau adalah cinta pertamaku.. mata Stella kini tampak berkaca-kaca. dan.. aku.. adalah pacar pertamamu, benar begitu? Siwon mengangguk pelan. Ia sama sekali tidak memiliki keberanian untuk menatap wajah Stella, terlebih saat mendengar nada bicara Stella yang mulai terdengar bergetar. Tapi aku bukan cinta pertamamu.. Stella tersenyum miris usai mengucapkannya. Tidak peduli seberapa lama aku bisa memilikimu, itu tidak ada artinya. Aku bukanlah orang pertama yang kau cintai. Bukan orang pertama dimana kau sudah memberikan hatimu padanya secara utuh. Jadi tidak ada gunanya lagi aku berada disini. Stella mencoba untuk tersenyum kearah Siwon sekarang. Apa kau benar-benar mencintainya?

Meski terasa menyakitkan, Stella tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menanyakan hal ini. Selama hampir dua tahun ini Yoona sudah menjelma sahabat yang baik untuknya. Ia tentu tidak bisa sepenuhnya marah pada yeoja itu karena dialah yang sudah masuk dan merubah semuanya. Keberadaannya lah yang merupakan kesalahan dalam cerita ini. Aku tidak tahu apakah ini bisa disebut cinta.. Siwon menggerakkan wajahnya, menoleh kearah Stella. Yang aku tahu, aku hanya sudah terlalu terbiasa dengan keberadaannya. Terbiasa mendengar suaranya atau melihatnya marah padaku. Segala tentangnya berubah menjadi kebiasaan yang selalu aku lakukan dalam kehidupanku sehari-hari. Dan bagiku.. sangat sulit.. begitu sulit rasanya, untuk bisa merubah kebiasaanku itu. Stella terdiam. Ia menatap wajah kekasihnya ini lebih dalam. Kalau begitu, mari kita membuatnya menjadi lebih mudah.. Stella menghela nafasnya sekali lagi. Jika aku dan Yoona, sama-sama jatuh kedalam jurang, siapa yang pertama kali akan Oppa selamatkan? Kali ini Siwon yang terdiam. Namja itu menarik wajahnya, dari yang semula menatap Stella, menjadi menatap keluar jendela. Stella ikut terdiam, menunggu jawaban yang akan keluar dari bibir Choi Siwon. Aku.. akan.. menyelamatkanmu. Siwon menutup matanya sejenak sambil mengepalkan kedua tangannya. Dalam kilas waktu beberapa detik itu, bayangan Yoona dan juga Stella yang terjatuh kedasar jurang, terlintas disana.

Oppa.. Stella terlihat terkejut. Benar-benar terkejut mendengar jawaban yang keluar dari bibir Siwon sekarang. Tapi setelah aku berhasil menyelamatkanmu, aku akan melempar tubuhku juga, menyusul Yoona Siwon membuka matanya perlahan, menoleh dan menatap wajah Stella lekat. Aku akan terjun kedasar jurang itu untuk menyusulnya, karena berada disini tanpa dia, itu bukan hidup namanya. Butuh beberapa detik untuk Stella bisa menerima kenyataan itu, sebelum kemudian ia mengangguk. Arraseo. Jawaban itu yang memang ingin aku dengar. Stella meraih tasnya dan mulai bergerak untuk membuka pintu Van. Stella-ya.. Tangan Siwon bergerak, menahan pergelangan tangannya. Stella menoleh kearah Siwon, menatap kedalam mata gelap dan hitam namja itu lebih lekat. M-mianhae.. Stella mengerjap-ngerjapkan matanya, berusaha untuk tidak menangis dan terlihat lemah didepan Siwon sekarang. Mm.. aku tahu. Aku melepas Oppa sekarang.. meski benar-benar terasa perih, namun Stella sadar bahwa sejak awal tempatnya memang bukan disini. Dan tolong, jaga Yoona untukku. Siwon mengangguk. Ia mulai melonggarkan cengkraman lembut tangannya dipergelangan tangan Stella. Pintu yang sejak tadi tertutup pun perlahan terbuka. Stella memasang kacamatanya saat ia mulai bergerak menjauh dari van hitam milik SM Entertainment itu.

Yeoja itu menarik travel bag-nya masuk kedalam lobby Incheon Airport tampa sedikitpun berhenti untuk menoleh kebelakang. Terlalu sulit untuk dimengerti.. Mengapa takdir memungkinkan orang-orang untuk bertemu, Saat ia tidak bisa memberikan jalan bagi mereka, untuk bersama.

.
2 Agustus 2007
Waiting room, Pre- recording SBS Inkigayo
Shin Dae Young, staf manager SM, kini tengah memegangi sebuah handycam seraya menyoroti setiap sudut ruangan dimana kini terlihat memberdeul SNSD yang sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Dae Young terus memainkan kameranya. Omo, Yoona.. coba lihatlah.. Yuri bergerak penuh semangat kearah Yoona sambil menunjuk layar kaca televisi di ruang artis. Televisi itu menampilkan panggung mereka dihiasi tulisan . Kedua Yeoja berwajah nyaris serupa itu terdiam sebentar. Perasaan gugup serta bahagia menyelimuti wajah keduanya. Yoona-ya.. tolong katakan sesuatu? Shin Dae Young tiba-tiba mendekat pada Yoona sambil menunjukkan sebuah kertas berisi tulisan itu kearahnya. Yeoja jelita itu mengangguk mengerti. Aku benar-benar tidak percaya hari ini akan benar-benar datang. Hari dimana kami akan berada diatas panggung. Hari dimana orang-orang akan mulai kamera. melihat dan mengenaliku. Aku sungguh masih tidak bisa mempercayainya sekarang.. Yoona tertawa sebentar, terus menatap kearah

Aku bahkan mulai merasa sangat gugup dan gemetaran saat ini. Shin Dae Young tertawa pelan. Kembali ia bergerak, menyorot kearah yeoja lainnya yang berdiri tak jauh dari posisinya. Pria itu menunjukkan kertas yang sama pada Jessica Jung. Mereka semua mungkin akan menangis nanti, kau akan melihatnya. Tapi aku tidak akan menangis setelah tampil, aku berjanji. Jessica tersenyum menyakinkan kearah kamera. Shin Dae Yeong mencibir kearahnya sambil terkikik, sebelum kemudian menggerakkan handycam kearah member yang lain. Kau tahu? Lagu kami terus diputar selama perjalanan kesini, dan ketika mataku bertatapan dengan member lain selama berada di van, aku hampir saja menangis karena terharu. Taeyeon menatap lurus kearah kamera saat mengatakannya. Fighting! Maknae kini mengepalkan tangannya kearah kamera Eottohke? Apakah ini nyata? Yuri kembali berkata dan menghadap kamera. Benar. Ini nyata. Bukan lagi sekedar latihan di practice room. Jadi aku mohon focus dan bersemangatlah! Seru Shim Jaewon sambil menepuk-nepuk tangannya. Itu benar, Guys.. kita akan tampil diatas panggung yang nyata sekarang! Bersemangatlah. Berusahalah untuk menampilkan yang terbaik. Arra? Kid leader mulai mengumpulkan tangan kedelapan member-nya, menangkupkannya menjadi satu. Hana.. dul.. set.. Jigemeun SoNyeoShiDae! Fighting! Mereka bersembilan berteriak bersama, sambil melirik kearah kamera. Sekarang.. Guys.. sekarang saatnya Taeyeon mengepalkan tangannya saat menyuruh Yoona untuk melangkah lebih dulu.

Yoona ikut mengepalkan tangannya, menutup matanya sejenak untuk berdoa, sebelum kemudian menggerakkan kakinya. Teriakan fans yang memang sudah pernah menyaksikan penampilan mereka di M-net School of Rock pada tanggal 16 Juli lalu kini terdengar meriah, ketika kesembilan yeoja itu mulai berbaris rapi diatas panggung.

All our dreams can come true, If we have the courage to pursue them.

.
After pre- recording,
Kesembilan member SNSD itu duduk dengan wajah bersimbah keringat serta airmata di waiting room. Orang tua member yang kebetulan dapat hadir kini terlihat sibuk menenangkan mereka satu per satu. Ibu Sooyoung dan Seohyun yang terlihat paling sibuk. Kedua wanita itu terus bergerak memeluk memberdeul SNSD satu per satu sambil berusaha menenangkan. Yoongie Choi Siwon tiba-tiba masuk keruangan ini, dengan kostum yang ia gunakan untuk Dont Don performance.Super Junior juga menjadi salah satu Idol yang tampil dalam SBS Inkigayo minggu ini. Beberapa member Super Junior lainnya juga tampak hadir masuk kedalam ruangan itu. Oh, Oppa.. jawab Yoona lemah. Namun tidak bisa dipungkiri, wajah lelah dan berkeringat itu terlihat bersinar bahagia sekarang.

Chukkahae.. akhirnya kau memulai debutmu juga.. Siwon memberikan Yoona sebuah kaleng minuman yang sudah ia bukakan. Yoona menerima kaleng itu sambil tersenyum. Ne.. meski sungguh masih sulit untuk bisa dipercaya, tapi ini benar-benar nyata dan aku bahagia. Aku benar-benar bahagia sekarang, Oppa. Siwon tersenyum lagi dan mengangguk. Tangannya bergerak, mengusap keringat yang membasahi kening dan leher Yoona dengan handuk kecil yang ia bawa. E-eo.. Yoona kembali merasakan kesemutan dalam hatinya saat Siwon melakukan hal semacam itu kepadanya. Terlebih saat ini bukan hanya ada mereka berdua saja disini. Namun memberdeul Soshi, beberapa member Super Junior, bahkan orang tua Jessica, Sooyoung, Seohyun serta Taeyeon juga ada disini. Tentu saja Yoona merasa wajahnya benar-benar merona malu. A-aku bisa sendiri.. Anni.. Siwon menggeleng tegas. Tangannya terus bergerak mengusap keringat diwajah Yoona. biarkan Oppa yang melalukannya. Yoona terdiam. Ia segera menyesap minuman dari kaleng yang Siwon berikan itu hanya agar bisa menyembunyikan separuh wajahnya yang masih tampak memerah. Gomawo.. Gerakan tangan Siwon berhenti dikening Yoona. Mata hitam dan gelap namja itu kini menatap lembut kedalam mata Yoona.

Terimakasih Siwon.

untuk

apa?

Tanya

Yoona,

masih

berusaha

untuk

menghilangkan kedutan yang terus terasa setiap dirinya berada bersama Untuk terus ada disampingku, sampai detik ini. Yoona tertawa pelan mendengar ucapan Siwon itu. Tangannya bergerak, pelan, menyentuh tangan Siwon yang masih berhenti memegangi sudut keningnya. Ini masih di awal, Oppa mata bulat cemerlang Yoona terlihat berbinarbinar saat yeoja itu balas menatap kearahnya. Aku akan selalu ada bersamamu sampai akhir.. Yoona menatap wajah Siwon sekali lagi, sambil menyunggingkan senyumannya. Aku berjanji. Siwon melebarkan senyumannya, sambil kembali menggerakkan tangannya, mengusap wajah basah yeoja didepannya ini dengan gerakan lembut. Yoona tersenyum. Membiarkan tangan Siwon terus bermain diwajahnya dan membiarkan kedutan itu terus terasa. Ia sungguh bahagia hari ini. Dan dengan keberadaan Choi Siwon tepat didepan matanya sekarang, Kebahagiaan ini tentu terasa lebih sempurna ia rasakan.

Yoona.. dia.. keracunan. A-anni. dia sengaja diracun oleh seseorang.

Siwon menyentuh dinding koridor rumah sakit ketika jawaban itu terdengar dari bibir Song Kibum. Dia sungguh tidak bisa percaya dengan ini. Bagaimana mungkin seseorang bisa mencelakakan Yoona sampai separah itu. Diracuni? Mata Taeyeon melebar, sebelum kemudian ia menggeleng kuat. itu tidak mungkin. B-bagaimana bisa Minuman itu.. Song Kibum menatap wajah Taeyeon dengan tatapan yang sedikit berkabut. ada seseorang yang menaruh pure arsenic kedalam botol minuman yang kau berikan pada Yoona. Beruntung dosis yang terkandung dalam minuman itu, tidak sampai pada dosis dimana itu bisa membahayakan nyawanya. Aku akan segera mengurus masalah ini, karena tentu saja ini adalah sebuah tindak kriminal yang serius.

Ketegangan di wajah Song Kibum berangsur memudar, meski tidak sepenuhnya menghilang. Tentu saja ia masih merasa geram dengan, entah siapapun itu, yang sudah berani menaruh racun berbahaya semacam ini kedalam botol minuman Yoona.

Jadi.. Siwon menatap wajah Song Kibum lagi dengan tatapan penuh harap. Yoona tidak apa-apa? Apakah itu berati racun itu tidak sampai berakibat fatal padanya? Song Kibum menghela nafas sebentar, sebelum kemudian ia mengangguk.

Ne.. untungnya kita bisa mengatakan seperti itu.. pria itu melepas pelan kacamatanya. seharusnya racun itu bekerja ketika Yoona tengah berada dalam kondisi terlelap. Namun tubuh Yoona yang memang sudah sejak awal lemah, membuat kerja pure arsenic lebih cepat terdeteksi dari seharusnya. Meskipun berada dalam kadar dosis yang tak begitu berbahaya, namun tim medis tetap memutuskan untuk melakukan tes darah padanya sekarang.

Song Kibum terdiam sebentar dan mengamati wajah memberdeul SNSD yang tampak sedih memikirkan kondisi Yoona didalam sana. Bahkan meskipun manager mereka sudah mengatakan bahwa tak akan ada hal serius yang terjadi pada Yoona, tetap saja mereka tidak bisa mengenyahkan rasa khawatir yang terus saja menguasai pikiran mereka saat ini.

Aku masih tidak tahu apa sebenarnya motif dibalik kejadian ini.. Kibum kembali mendesah dalam-dalam, sebelum kemudian ia beralih menatap wajah memberdeul Super Junior yang juga masih berdiri dihadapannya.

Tapi aku berjanji akan menangkap siapa saja dari mereka diluar sana, yang dengan begitu berani mencoba untuk menyakiti kalian. Aku tidak akan membiarkan mereka melukai kalian lagi. Jadi kau tidak perlu khawatir. Kejadian semacam ini, tidak akan pernah kubiarkan terulang kembali. Song Kibum mendesah sekali lagi sebelum kemudian ia melirik kearah pintu ruang UGD saat ia mendengar gerak pintu besar berwarna putih itu mulai terbuka.

Eusianim

Teriakan pelan Song Kibum itu membuat tak hanya Siwon saja yang menoleh kearah kanan pundaknnya itu, namun memberdeul SNSD dan Super Junior yang masih berada disana juga melakukan hal yang sama. Manager SNSD segera bergerak menghampiri pria berbaju putih yang masih berada didepan pintu UGD. Pria itu tersenyum tipis saat melihat rombongan pria dan wanita muda itu mendekat padanya.

Eusianim, bagaimana kondisi Yoona? Taeyeon bertanya dengan nada khawatir. Saat ini ia benar-benar merasa sangat bersalah pada Yoona mengingat bahwa dirinya lah yang sudah memberikan botol minuman itu pada shikshin junior di grup mereka itu.

Tidak perlu khawatir, Agasshi. Yoona-ssi sudah berada dalam kondisi baikbaik saja sekarang. Beruntung karena Yoona-ssi cepat dilarikan kemari dan segera mendapatkan pertolongan. Beberapa tim medis juga sudah mulai memindahkan Yoona-ssi keruang rawat VVIP melalui pintu berbeda, sesuai dengan permintaan dari manager kalian. Namun, setelah mendengar beberapa penjelasan dari Song Kibum-ssi, saya memutuskan untuk melakukan tes darah pada tubuh Yoona-ssi. Ini agak aneh mengingat dosis yang diberikan tidak sampai pada tahap mengancam jiwa, namun tubuh Yoona-ssi bisa merespon cepat racun tersebut. Semua terlihat diam dan menyimak dengan baik apa yang saat ini sedang coba dijelaskan oleh dokter.

Jika memang dosis yang diberikan tidak banyak, lalu mengapa Yoona pingsan bahkan tak sampai lima detik setelah ia meminum air tersebut? Tanya Donghae sambil menatap dokter dihadapannya ini dengan tatapan khawatir. Ne, hal ini juga yang membuat saya penasaran hingga memutuskan untuk mengambil darah Yoona-ssi.. dokter berkacamata itu mengangguk kecil. Sejujurnya, cara yang digunakan oleh orang yang ingin mencelakan Yoona ssi adalah dengan menggunakan modus single lethal dose. Untuk kasus Yoona-ssi, pure arsenic yang dilarutkan kurang dari 100 mg, sementara dosis tertinggi yang biasa digunakan untuk meleyapkan nyawa seseorang biasanya diatas 200-300 mg. Karena arsenic memiliki sifat tak berbau dan juga berwarna, memang sangat sulit mendeteksi bahwa minuman atau makanan tersebut sudah tercampur dengan pure arsenic. Dalam kasus Yoona-ssi, seharusnya racun itu bekerja dalam waktu dua sampai empat jam setelah Yoona-ssi meminumnya atau bisa dikatakan, pelaku mungkin menginginkan racun ini bekerja disaat Yoona-ssi sudah jatuh tertidur, mengingat kejadian ini terjadi pada tengah malam seperti ini. Dan jujur saja, jika scenario pelaku itu berjalan sesuai rencana, Yoona-ssi mungkin tidak akan bisa membuka matanya untuk waktu yang cukup lama. Meski saya masih bisa menjamin, itu tidak akan sampai pada tahap dimana Yoona-ssi harus sampai kehilangan nyawanya.

Memberdeul soshi terlihat menutup bibir mereka dengan kedua tangan saat mendengar penjelasan dokter tersebut. Mata mereka terasa panas dan kembali berkaca-kaca. Sementara Choi Siwon terlihat tengah menahan amarahnya dengan mengepalkan kedua tangannya erat-erat.

Jadi, ini benar-benar kasus kriminal? Kangin mengusap wajahnya yang tampak pucat. Dia benar-benar tak bisa membayangkan jika respon racun ditubuh Yoona itu bekerja sesuai dengan rencana pelakunya. Ne. ini benar-benar tindak kriminal yang sungguh serius. Saya tidak tahu apakah ini sebuah keberuntungan atau tidak namun dengan melemahnya daya tahan tubuh Yoona-ssi sejak awal, pure arsenic ini pada akhirnya bisa terdeteksi dengan cepat.

Siwon masih berdiri didepan dokter itu dengan kedua tangan yang mengepal kuat. Kyuhyun yang kebetulan berdiri tepat disampingnya, segera bergerak mendekat dan meremas kuat pundak hyeong-nya itu, berusaha untuk sedikit menenangkannya.

Lalu, apakah Yoona sudah bisa kembali ke dorm begitu ia sadarkan dirinya nanti, Eusianim? kali ini pertanyaan itu meluncur dari bibir Yuri. Yeoja itu terlihat berusaha menyeka sudut matanya yang terlihat basah. Ne.. kami usahakan.. dokter didepan mereka kembali menganggk. namun untuk saat ini, biarkan Yoona-ssi beristirahat sebentar. Selain itu proses pengambilan sample darah juga masih dalam proses. Ini hanya untuk berjaga-jaga jika modus yang digunakan oleh pelaku yang ingin mencelakakan Yoona-ssi, benar-benar modus Single lethal dose, dan bukan Multiple lethal dose, sehinga kami bisa benar-benar bergerak cepat dalam menanganinya dan melakukan tindak pencegahan agar kejadian semacam ini tidak terulang lagi dikemudian hari.

Pria berbaju putih itu menoleh kearah manager SNSD dan menatapnya dengan wajah yang kembali serius.

Song Kibum-ssi.. saya rasa ada sesuatu yang harus kita bicarakan. Bisakah anda datang keruangan saya setelah ini? Siwon menarik wajahnya, dari yang semula menatap kearah pintu ruang UGD, menjadi kembali menatap kearah Song Kibum dan juga dokter yang kini menangani Yoona.

Ah, ye Song Kibum mengangguk cepat. Dokter tadi mengangguk sebelum kemudian ia beranjak lebih dulu meninggalkan koridor UGD. Kibum menoleh kearah memberdeul soshi yang masih terlihat bergerombol disekitarnya.

Sebaiknya kalian kembali ke dorm sekarang. Dan kalian, bisakah mengantarkan mereka dengan aman? Song Kibum menatap kearah memberdeul Super Junior dan juga beberapa staf yang juga ikut menemani memberdeul SNSD kemari. Kejadian ini berlangsung saat konser berakhir dan meskipun aku merasa sangat khawatir dengan kenyataan itu, tapi kurasa jatuh pingsannya Yoona dan kepanikan kita saat menanganinya sedikit banyak terekam oleh lensa kamera beberapa fans atau awak media yang berada disana. Aku tidak tahu kehebohan semacam apa yang terjadi saat ini, namun kupikir.. kita bisa memberi penjelasan tentang itu nanti. Aku akan mengurus semua yang mungkin saat ini sedang terjadi. Kalian hanya perlu kembali dan beristirahat mengingat jadwal yang sangat padat sudah menanti kalian esok pagi. Apa kalian mengerti?

Song Kibum menatap kearah Lee Seonghwan yang terlihat mengangguk pelan, seolah menyanggupi akan membawa memberdeul SNSD kembali ke dorm mereka dengan aman.

Oppa.. tidak bisakah aku tetap tinggal disini dan menunggunya terjaga? Aku sungguh merasa bersalah karena sudah memberikan minuman itu padanya. Taeyeon terlihat meremas tangannya dengan gelisah. Mata bulatnya yang kecil itu bahkan kini kembali terlihat sedikit berkaca-kaca. Song Kibum menggeleng pelan. Tidak perlu, Taeyeon.. aku akan menjaganya disini. Kau hanya perlu kembali dan menemani membermu. Kkokjoma.. tidak akan terjadi apa-apa padanya dan ini juga bukan salahmu. Jadi kau tak perlu merasa sekhawatir itu. Song Kibum menepuk-nepuk pundak Taeyeon, berusaha untuk menenangkannya.

Taeyeon baru saja akan membuka bibirnya dan kembali bersuara saat lengan Kangin sudah bergerak lebih dulu merangkulnya. Tenang saja.. tidak perlu khawatir. Kembalilah. Kalian juga pasti lelah karena harus langsung kemari usai konser, mm? Taeyeon menggerakkan wajahnya, menatap sebentar kearah Kangin, sebelum kemudian ia melirik wajah memberdeulnya.

Tiffany terlihat sedang mengelus pundak Seohyun yang masih tampak terguncang dengan kejadian ini. Wajah yeoja ber-eye smile itu juga terlihat

lelah. Jessica berdiri bersama Sooyoung tak jauh darinya, dengan wajah yang juga terlihat lelah. Begitu juga dengan Yuri, Sunny dan Hyoyeon. Mereka bahkan baru menyelesaikan penampilan mereka diatas panggung SMTown tak lebih dari satu jam. Satu jam yang bahkan tak bisa mereka gunakan untuk duduk makan dengan tenang karena sesuatu yang serius semacam ini sudah lebih dulu terjadi pada salah satu member mereka. Meski saat ini Taeyeon benar-benar mengkhawatirkan Yoona, namun ia juga tidak bisa menutup mata dengan kondisi lelah yang saat ini terlihat jelas dari wajah ketujuh memberdeul-nya.

Ne, Oppa.. Taeyeon menatap wajah membernya itu sekali lagi. kurasa kau benar. Kami memang harus kembali.. leader soshi itu mengingat betul dengan apa saja jadwal mereka secara grup dan juga secara personal. Dia tahu beberapa membernya sudah memiliki schedule individu mereka masingmasing besok. Taeyeon mendesah pelan saat ia mulai bergerak kearah Sunny yang mengangguk kecil kearahnya. Tiffany menarik lengan Seohyun untuk segera bangkit dari duduknya, sebelum kemudian menghampiri soulmate-nya itu.

Kita pulang? yeoja ber-eye smile itu menatap wajah sahabatnya dengan lembut. Taeyeon mengangguk kecil. Ia melirik kearah maknae yang wajahnya terlihat sembab. Ne. kita memiliki jadwal yang sangat padat besok. Sudah ada manager Oppa disini. Lagipula sepertinya kondisi Yoona sudah membaik.

Tiffany mengangguk mendengar ucapan sahabatnya itu. Kembali Taeyeon membalikkan tubuh mungilnya, menatap kearah Song Kibum yang masih berdiri tidak jauh dari mereka.

Oppa.. tolong beri tahu kami jika sesuatu terjadi pada Yoona.. pesan yeoja itu pada pria berkacamata itu. Ne.. geraemnyeo.. jangan terlalu banyak berpikir. Beristirahatlah.

Kedelepan memberdeul soshi didepannya itu mengangguk, sebelum kemudian mereka melangkah perlahan meninggalkan koridor ruang UGD itu. Diikuti oleh staf manager yang lain, Kangin, Donghae, Kyuhyun dan juga Eunhyuk.

Kau tidak kembali? Song Kibum menoleh dan bertanya pada satu namja yang tersisa didepannya. Aku ingin menjaganya disini. Jawab namja itu. Song Kibum mendesah. Ia tahu.. anni.. mungkin dengan seiring berjalannya waktu, satu agensi kini telah mengetahui betul seberapa dekatnya namja didepannya ini dengan yeoja yang terbaring lemah didalam sana. Ia tahu, Seorang Choi Siwon tentu tidak akan bisa pergi meninggalkan Im Yoona begitu saja tanpa terlebih dahulu merasa benar-benar yakin bahwa yeoja yang sangat special baginya itu berada dalam kondisi baik-baik saja.

Tapi kau benar-benar harus kembali.. Song Kibum menepuk pundaknya. jadwalmu benar-benar padat belakangan ini, benar begitu? Siwon terdiam sebentar sebelum kemudian ia mengangguk. Aku tahu.. Siwon menghela nafas pelan. aku hanya ingin menjaga Yoona malam ini. Kkokjoma hyeong.. aku bisa pergi dini hari nanti untuk tetap menyelesaikan schedule-ku. Jadi biarkan aku menemaninya sekarang. Jebal.

Song Kibum ikut mendesah. Ia tahu tak akan ada gunanya terus melarang Siwon untuk segera meninggalkan tempat ini karena memang namja itu tidak akan pernah mau mendengarkannya. Arraseo. Pergilah. Kupikir tak ada salahnya juga kau menemaninya, sementara aku harus pergi sebentar untuk melakukan konsultasi lebih lanjut.. pria itu melirik ujung koridor, dimana ruangan dimana dokter yang tadi menangani Yoona tengah berada. Siwon mengangguk. Ia tahu kemana setelah ini manager soshi itu harus pergi. Kibum pun mulai bergerak meninggalkan dirinya yang juga mulai beranjak menuju ruangan dimana saat ini Im Yoona tengah berada.

Siwon VOP,

Langkahku berhenti didepan sebuah pintu ruangan yang tertutup. Dari sebuah kaca kecil yang berada tepat dibagian tengah atas pintu, aku bisa

melihat sosok yeoja yang sudah selama sepuluh tahun terakhir begitu dekat denganku itu, kini tengah terbaring. Kugerakkan tanganku dan secara perlahan mulai membuka pintu tersebut. Suara pintu yang berderit ini sepertinya bisa terdengar jelas olehnya yang ternyata sudah sadar dari pingsannya, meski jelas terlihat bahwa saat ini Yoona masih berada dalam kondisi yang terlihat lemah.

Annyeong, Oppa..

Yoona menyapaku lebih dulu. Terlihat senyuman kecil mulai menghiasi wajahnya yang cantik itu. Aku menghela nafas saat mulai bergerak agar bisa lebih mendekat padanya.

Sudah merasa lebih baik? Tanyaku sambil menarik sebuah bangku yang berada tak jauh dari tempat tidurnya. Yoona mengangguk. Yeoja itu mulai bergerak seperti ingin ikut duduk bersandar pada ranjangnya. Dengan cepat aku membantunya. Kuamati wajahnya itu, dengan jarak kami yang sedekat ini. Masih tampak pucat, namun sepertinya sudah tidak sepucat saat dia berada di waiting room atau ketika ia akhirnya jatuh pingsan beberapa saat yang lalu.

Aku sudah baik-baik saja sekarang, jadi Oppa tidak perlu khawatir. Yoona kembali tersenyum kearahku. Seperti tahu apa yang saat ini sedang aku

pikirkan. Aku menghela nafas pelan sambil menatapnya serius. Perlahan aku menarik kedua tanganku yang tadi kugunakan untuk membantunya duduk. Kau ini memang benar-benar keras kepala.. aku mendesah lagi, teringat dengan kerasnya sikap Yoona saat ia memaksakan diri untuk tetap tampil di konser meski aku sudah melarangnya. Lepas dari kenyataan bahwa seharusnya aku bisa sedikit bersyukur karena lemahnya kondisi Yoona itu justru malah mempercepat terdeteksinya arsenic yang berada didalam tubuhnya, aku tetap saja tidak bisa menghilangkan sedikit rasa kesalku atas sikap keras kepalanya itu.

Yoona terlihat mempoutkan bibirnya. Mulai kembali memperlihatkan aegyonya yang selalu mampu meluluhkan hati memberdeul-nya di soshi atau memberku yang lain di Super Junior. Aegyo yang tentu saja selalu mampu meluluhkan hatiku juga, sejak lama. Namun untuk kali ini aku berusaha keras untuk tidak semudah itu melunak padanya.

Mianhae, Oppa.. Dia semakin mempoutkan bibirnya dan terlihat memasang wajah setengah sedih sambil sedikit menunduk. Aku juga tidak tahu bahwa ternyata rasa sakit dikepalaku bisa sampai membuatku berada dalam kondisi seperti ini. Kupikir rasa sakit itu bisa menghilang seiring dengan berlalunya waktu. Sekali lagi mianhaeyo..

Yoona mulai mendesah pelan. Wajahnya terlihat sedih. Sepertinya ia benarbenar merasa bersalah padaku. Aku menatapnya. Bibirku baru saja akan terbuka untuk memberitahukan padanya apa sebenarnya yang menjadi penyebab jatuh pingsannya itu ketika aku merasakan Iphone putihku bergetar. Aku segera mengambil ponsel itu dari saku celanaku. Pesan yang ternyata berasal dari Song Kibum Hyeong.

Siwon.. Jangan beri tahu Yoona penyebab dirinya pingsan. Donghwan baru saja membawa sesuatu keruangan Kim Taehan eusianim. Aku rasa ini benar-benar serius, Dan kupikir Yoona tak perlu tahu dengan kejadian sebenarnya. Itu akan membuatnya khawatir. Jadi jangan katakan apapun. Arra?

Aku mengerutkan kening usai membacanya. Whaeyo? Kenapa aku tidak boleh memberitahukan kepada Yoona tentang kejadian yang sebenarnya? Apa sesungguhnya sesuatu yang sudah Geum Donghwan hyeong bawa keruangan Kim eusianim saat ini?

Aku masih sibuk memikirkan maksud dari pesan singkat yang dikirimkan oleh Kibum hyeong kepadaku.

Oppa.. Suara choding Yoona itu pada akhirnya kembali membuatku tersadar. Aku menoleh dan menatap lagi kearahnya yang kini tengah memasang wajah bingung. Ada apa dengan wajahmu itu, eoh? Yoona menaikan sebelah alisnya, masih menatap kearahku. Aku mengerjap dua kali sebelum kemudian menggeleng kaku. A-anni.. cepat-cepat kumasukkan ponselku itu kedalam saku celana lagi. gwenchana. Lebih baik sekarang kau beristirahat. Aku berusaha untuk mengalihkan pembicaraan. Kugerakkan tubuhku lagi, kali ini untuk membantu Yoona kembali berbaring di tempat tidurnya.

Shirreo.. Namun yeoja choding keras kepala ini lagi-lagi mengabaikan permintaanku. Tangannya bergerak, menahan pundakku yang sudah berada begitu dekat dengan tubuhnya. Aku masih belum mengantuk. Dan Oppa.. mengapa kau disini? Bukankah schedule-mu sangat padat saat ini, eoh?

Mata rusanya yang indah itu kini tengah menatap kearahku. Aku kembali mendesah seraya menggerakkan sebelah tanganku agar bisa mengusap wajah putih pucatnya yang berada tepat dihadapanku ini.

Apa kau tahu, Yoongie.. kau itu benar-benar yeoja paling keras kepala yang pernah Oppa temui.. aku kembali mendesah sambil menatapnya yang kemudian justru malah memamerkan angelic smile-nya itu. Mata bulatnya yang sangat indah mengerjap beberapa kali, seolah menggodaku, sebelum kemudian tangannya bergerak, menyentuh tanganku yang masih bermain lembut, mengusap wajahnya.

Kau mengatakannya, seolah-olah kau tidak keras kepala juga, Oppa.. Yoona masih tersenyum, dan tetap menatap kearahku. Keningku mengeryit saat mendengar apa yang baru saja ia katakan. Oppa tidak keras kepala, Yoongie.. kau tahu itu. Sergahku dengan wajah setengah merengut, namun aku masih enggan memutuskan jarak diantara kami. Aishh sekarang Yoona terlihat memicingkan matanya. bahkan hal semacam ini juga pernah terjadi padamu. Apa kau melupakannya? Aigoo.. aku bahkan masih mengingat dengan jelas seberapa keras kepalanya Oppa saat itu, eoh? Aku masih tetap menatapnya saat akhirnya aku mulai mengingat hari itu. Hari yang mungkin dimaksudkan oleh Yoona, dimana aku memang merasa sangat sakit saat itu, namun pada akhirnya tetap memutuskan untuk datang dan berdiri diatas panggung, bersama member Super Junior yang lain.

Aku benar-benar masih mengingatnya. Dengan jelas. Teramat sangat jelas karena itu adalah kali pertama, Yoona benar-benar menumpahkan airmata lelah dan isak tangisnya di pundakku. Dalam pelukanku. Aku mengingat moment itu. Black Ocean dan Silent Protest, Dream Concert 2008. *End Siwon POV.

.
Flashback, 7 Juni 2008.. Pkl. 12.07 KST,

ONE SUPER JUNIOR.. SUPER JUNIOR.. SUPER JUNIOR!!

Teriakan dari ELF, terdengar sangat keras dan nyaring memenuhi koridor depan sebuah ballroom yang berada di area Seoul World Cup Stadium, yang nantinya akan digunakan sebagai pintu masuk kedalam ruangan dimana sesi pemotretan dan press conference singkat akan digelar. Didepan mereka kini terbentang dengan begitu elegan dan manisnya sebuah red carpet. Ratusan reporter dengan kamera-kamera canggih ditangan mereka ikut berbaur bersama ratusan fans dari para idol K-pop yang nantinya akan menjadi

pengisi acara dalam acara music tahunan yang rutin diselenggarakan oleh pihak M-Net itu.

ELF masih terlihat heboh. Terus meneriakan slogan One Super Junior yang sudah sejak lama mereka gaungkan karena Dream Concert malam ini memang menjadi satu-satunya event yang mereka harapkan bisa kembali menyantukan member Super Junior, secara utuh ber-tiga belas diatas panggung setelah sebelumnya disibukkan dengan jadwal Sub-grup mereka. Dan tidak ada hal yang paling membuat ELF merasa sangat bahagia ketika kemudian dari kejauhan mereka bisa melihat memberdeul Super Junior mulai bergerak melangkah menuju karpet merah.

Tapi.. tunggu dulu.. Mereka hanya berdua belas orang? Benar.. itu benar. Saat ini, memberdeul Super Junior yang terlihat mulai melintasi karpet merah, sebelum kemudian bergerak naik keatas podium rendah ditengah ruangan itu hanya terlihat berdua belas orang saja.

Kenapa mereka hanya berdua belas orang saja, eoh? seorang ELF terlihat sedikit shock dengan kenyataan yang ada didepan matanya saat ini. Siwon Oppa Eodisseo???! ELF lainnya malah terlihat frustasi dengan mencengkram kuat-kuat towel Super Junior yang ia bawa dengan wajah memerah.

Apakah ini berati harapan kita tidak akan terwujud? Apakah ini berati kita tidak bisa melihat uri Oppadeul berada diatas panggung dengan utuh? fans lainnya bahkan kini mulai terlihat seperti ingin menangis.

Tak ada yang bisa memberinya jawaban. Mereka semua terlihat benar-benar khawatir dan cemas, bahwa slogan One Super Junior tidak akan bisa terwujud malam nanti. Dengan ketidak hadirannya sosok Choi Siwon saat ini dalam sesi red karpet, benar-benar membuat semua ELF yang sudah berdiri disana sejak tadi pagi, merasa sangat sedih dan juga kecewa.

Pkl. 16.05 KST, Backstage SWCS.. Waiting room SNSD..

Sembilan member soshi terlihat tengah sibuk merapikan baju mereka. Ini adalah kali pertama mereka akan tampil dalam sebuah event besar. Bahkan meski sudah sejak tiga hari yang lalu beredar kabar tak menyenangkan bahwa akan terjadi sesuatu yang mengerikan dalam event music tahunan ini, itu tak sedikitpun melunturkan semangat mereka untuk bisa tampil maksimal dan menunjukkan segala yang terbaik, semampu yang mereka bisa pada saat diatas panggung nanti.

Apakah Black Ocean itu benar-benar akan terjadi? Tiffany menghentikan gerak tangannya yang sedang menyisir pada rambutnya. Jessica yang kebetulan berdiri disampingnya ikut berhenti memoleskan make up tipis. Molla.. yeoja berwajah dingin namun memiliki hati yang hangat itu menggeleng pelan sambil mendesah. hanya berharap bahwa semoga itu semua tidak akan pernah terjadi. Lalu bagaimana jika itu benar-benar terjadi? Yuri tidak bisa

menyembunyikan nada khawatir dari suaranya. Tak ada suara yang terdengar dalam beberapa detik karena saat ini dipikiran mereka tengah tersusun beberapa kata mengerikan yang selama tiga hari ini terus menghantui mereka.

So Nyuh Shi Dae di boikot!

Entah bagaimana mulanya, begitu banyak orang-orang diluar sana yang membenci mereka. Kedekatan mereka pada Super Junior ataupun TVXQ. Skandal yang mencuat antara Donghae-Jessica dan juga Junsu-Taeyeon, serta keterlibatan Yoona, Jessica dan Tiffany dalam CF ponsel Haptic Anycall bersama kelima member DBSK disebut-sebut sebagai pemicu adanya pemboikotan untuk grup mereka.

Ini memang terdengar tidak masuk diakal. Bagaimana mungkin, hanya karena mereka terlihat dekat dan saling mendukung satu sama lain, dilihat

dengan cara yang salah oleh fans yang berada diluar sana. Mereka berada dalam satu agency yang sama, demi tuhan. Tentu saja sangat tidak mungkin jika mereka tidak berinteraksi dengan intens antara satu dengan yang lain.

Tenanglah.. Taeyeon akhirnya bergerak, mendekat kearah Yuri. meskipun hal itu terjadi, kita harus tetap bernyanyi diatas panggung itu dengan semangat. Kau tahu, bahkan meski hanya ada satu orang yang mendukung kita, diantara seribu orang yang membenci kita, kita tetap harus menampilkan pertunjukkan yang luar biasa untuk satu orang yang terus percaya dan mencintai kita itu. Apa kau mengerti?

Yuri menatap wajah leadernya, lekat. Sebelum kemudian ia tersenyum dan mengangguk. Kim Taeyeon ditunjuk sebagai pemimpin tentu bukan hanya karena ia lebih dewasa dari segi usia, namun ia juga memiliki kedewasaan dalam cara berpikir juga. Taeyeon balas tersenyum pada Yuri, menepuk pundaknya pelan dan juga pundak maknae yang dari wajahnya terlihat sekali bahwa ia sedikit gugup. Taeyeon tahu, tidak ada satupun dari mereka yang bisa sepenuhnya bersikap biasa-biasa saja, saat kabar adanya boikot yang akan dilakukan oleh tiga fandom terbesar saat ini, Cassiopeia untuk boyband TVXQ, E.L.F untuk Super Junior dan juga Triple S untuk boyband SS501.

Namun seperti apa yang sudah ia katakan, ada fans mereka disana. Masih ada fans mereka yang menanti mereka dengan setia. Dan untuk orang-orang yang sangat percaya dan mencintai mereka itu, Taeyeon tahu, mereka tidak bisa terlihat lemah dan menyerah begitu saja.

Yuri melangkah menghampiri Yoona yang sejak tadi terlihat sibuk dengan ponselnya diatas sofa. Wajah Yoona terlihat khawatir. Namun dia tahu, kekhawatiran Yoona bukan karena adanya isu pemboikotan yang mungkin akan mereka alami, namun karena sesuatu yang lain. Yoona tengah memikirkannya. Memikirkan seseorang yang bertahun-tahun begitu dekat dengannya. Seseorang yang saat ini terbaring dirumah sakit akibat terlalu lelah dalam menjalani semua kegiatannya.

Yoong.. Yuri menepuk pundak Yoona perlahan, yang tentu saja membuat Yoona menoleh kearahnya. Siwon Oppa benar-benar tak akan hadir? Yoona mendesah dengan memasang wajah sedihnya saat mendengar pertanyaan Yuri itu. Kepalanya bergerak, menggeleng pelan. Mm.. sepertinya begitu. Siwon Oppa harus benar-benar istirahat total terlebih dahulu untuk memulihkan kondisinya. Yuri mengangguk, tangannya kembali menepuk pundak Yoona.

Arraseo. Jangan memasang wajah seperti itu, eoh? Siwon Oppa sudah dirawat sejak kemarin pagi disana, jadi eonni pikir, dia pasti sudah berada dalam kondisi yang membaik sekarang. Ne.. Yoona mengangguk pelan. Namun wajahnya masih tampak sedih saat ia kembali menatap pada ponselnya. Jelas dia merasakan perasaan itu karena sejak Siwon masuk rumah sakit kemarin, dia sama sekali tidak bisa menjenguknya.

Jadwal syuting drama KBS2 Youre My Destiny yang menempatkan dirinya sebagai pemain utama sejak tanggal 5 mei kemarin, benar-benar membuatnya waktunya habis untuk proses syuting saja. Belum lagi dengan berbagai practice dan juga event yang harus ia hadiri sebagai member SNSD dan juga jadwal sekolahnya. Yoona benar-benar tidak bisa memiliki sedikit saja waktu, untuk melihat kondisi Siwon dirumah sakit secara langsung. Yang bisa ia lakukan hanyalah mengirimi Siwon pesan singkat sepanjang hari, hanya untuk tahu bagaimana kondisi satu-satunya namja yang paling memiliki connected dengannya, diantara namja idol lainnya yang ada di SM Entertainment itu.

Berlatihlah selagi acara belum dimulai.. aku dan Hyunnie harus segera ke stage sekarang. Yoona mengangkat wajahnya, dari yang semula menatap ponsel menjadi menatap kearah Taeyeon. Leader mereka itu dan juga Seohyun, bersama dengan beberapa member Super Junior dan juga Jonghyun SHINee, memang didapuk sebagai bagian dari SM Family yang diberi kehormatan tampil membuka acara. Opening Ceremony Dream Concert 2008 sendiri akan segera dilakukan lima menit lagi. Tiffany, Jessica, Sunny, Sooyoung dan Hyoyeon sibuk menyemangati Taeyeon dan juga maknae. Sementara Yoona dan Yuri yang sedang duduk diatas sofa hanya memberikan senyuman menguatkan untuk mereka. Taeyeon dan Seohyun pun mulai melangkah meninggalkan ruangan.

Acara akan segera dimulai, kan.. Sooyoung segera meraih remote TV yang memang disediakan diruangan itu. Kita tentu harus melihat penampilan mereka. Sooyoung pun mulai menyalakan TV yang ada diruangan itu. Gambar yang tertangkap menampilkan lautan balon dan lightstick beraneka warna yang telah memenuhi seluruh sudut Seoul World Cup Stadium. Warna merah, biru sapphire dan juga hijau, mendominasi isi stadion.

Ketujuh member yang tersisa kini dengan antusias menatap layar TV begitu alunan musik dari lagu yang akan dibawakan oleh SM Family keras terdengar disana. Terlihat Taeyeon berada ditengah stage dengan mic ditangannya bersama dengan Kangin, Eunhyuk, Yesung, dan beberapa member Super Junior yang lain. Jonghyun SHINee juga tampak berdiri disampingnya. Sementara itu Seohyun dan Ryeowook tampak santai berdiri dibelakang keyboard mereka. Dan juga Sungmin yang terlihat begitu menikmati permainan gitarnya.

Yoona ikut menatap kearah layar dimana kini kamera tengah menyorot seorang namja yang mengenakan kaus putih tanpa lengan, yang terlihat begitu bersemangat memukul drum. Mata bulatnya itu terlihat melebar saat ia menyakini benar siapa namja yang saat ini tengah disorot oleh kamera itu. Ia mengerjap satu kali lagi, sebelum nama itu benar-benar meluncur dari bibirnya.

Siwon Oppa..

.
Lima menit kemudian

Yoona duduk disalah satu kursi yang tersedia didalam waiting room Super Junior bersama dengan Sooyoung, Hangeng dan Kibum. Mereka berdua sudah sejak tadi mengajaknya berbincang ringan, namun Yoona hanya menanggapinya dengan sekedarnya saja. Berkali-kali Hangeng menangkap gerak mata Yoona yang tampak gelisah setiap kali melirik kearah pintu yang tertutup.

Namja itu mengulum senyumnya. Ia tahu arti dari tatapan mata khawatir yang sejak tadi terlihat diwajah rupawan Yoona. Sebenarnya ia ingin menggoda Yoona untuk sedikit mengurangi ketegangan yang terlihat diwajah cantik juniornya itu. Namun Hangeng bukanlah tipe namja yang memiliki selera humor yang tinggi, jadi ia memutuskan untuk diam saja. Ia tidak ingin menggoda Yoona karena tidak ingin terlihat begitu chessy dimata yeoja itu dan juga Sooyoung yang berada diruangan ini.

Knok.. Yoona menatap cepat kearah pintu begitu mendengar suara pintu yang mulai terbuka. Ia bahkan terlonjak bangkit dari duduknya tanpa sadar saat ia

melihat sosok yang sangat ia kenal masuk kedalam ruangan itu dengan dirangkul oleh Kangin.

Oppa..

Tanpa perlu mendengar suara itu sebenarnya langkah Siwon sudah lebih dulu berhenti. Ia benar-benar terkejut mendapati sosok Yoona berada diruangan ini. Kangin yang mengerti dengan arti tatapan mata Siwon pada Yoona, dan begitu juga sebaliknya, segera melepaskan tangannya ditubuh Siwon dan melangkah menjauh. Beberapa member Super Junior yang memenuhi ruangan itu juga mulai terlihat berbisik-bisik satu sama lain sambil memasang wajah ingin tahu.

Yoona-ya.. Siwon mencoba untuk tersenyum dan melangkah lebih dekat kearah Yoona. Namun apa yang ia lihat dari wajah Yoona membuat senyum Siwon perlahan memudar. Ia terlihat sedikit salah tingkah sekarang. Entah mengapa ia merasa saat ini tatapan mata Yoona padanya begitu berbeda. Yoona terlihat kesal.. dan marah. Entahlah.. Siwon merasa Yoona seperti sedang mencoba menahan amarahnya sekarang.

Mengapa Oppa disini? Bukankah Oppa harusnya berada dirumah sakit? Penanganan medis baru Oppa dapatkan kemarin pagi, namun sekarang.. kenapa Oppa justru berdiri disini?

Siwon mengerjap dua kali, saat mendengar rentetan kalimat bernada marah yang keluar dari bibir Yoona itu. Yoona.. Oppa hanya-

Tidakkah Oppa tahu, bahwa kesehatan Oppa itu sangat penting? Oppa harus memikirkan kondisi Oppa sepuluh kali lebih banyak, sebelum Oppa memutuskan untuk memikirkan hal yang lain. namun sepertinya Yoona sama sekali tidak ingin mendengar apapun dari Siwon. Dia marah.. itu benar. Yoona marah. Namun kemarahannya ini lebih dari luapan kekhawatiran atas tindakkan Siwon yang memilih untuk tetap menghadiri event ini, daripada beristirahat dirumah sakit seperti seharusnya.

Yoona benar-benar mengkhawatirkan kondisi Siwon. Dengan jadwal Siwon yang jelas lebih padat dari member Super Junior yang lain, bukan hal yang aneh jika kemudian namja itu akhirnya jatuh sakit. Dan dia sangat khawatir akan hal itu. Wajah Siwon sekarang pun terlihat pucat dengan keringat yang begitu deras mengalir membasahi pelipisnya.

Oppa baik-baik saja, Yoongie.. Kkokjoma.

Siwon mencoba untuk berbicara tenang sambil menatap Yoona tepat dimata. Yoona balas menatap kearahnya. Untuk beberapa detik, tidak ada suara yang terdengar dari bibir mereka.

Memberdeul Super Junior dan juga Sooyoung yang berada diruangan itu, tampa sadar kini tengah menahan nafas mereka, mengantisipasi hal apa yang akan terjadi setelah ini.

Yoona bergerak, maju satu langkah lebih dekat kearah Siwon. Namja itu kembali mengerjapkan matanya. Yoona sama sekali tidak bersuara ketika tangannya mulai bergerak, menyentuh pundak Siwon, dan menarik handuk kecil yang sejak tadi melingkar disana. Ia tahu betul jika namja dihadapannya ini benar-benar keras kepala. Tidak akan ada gunanya melarang Siwon untuk tampil karena bahkan saat ini namja itu sudah benar-benar berdiri dihadapannya. Jadi.. yang bisa ia lakukan hanyalah ini.

Ow.. Heechul tidak bisa menyembunyikan seringaian dan tawa iblisnya saat melihat apa yang saat ini Yoona lakukan pada Siwon. Im Yoona.. dengan wajah yang mendadak memerah seperti tomat, berusaha untuk mengabaikan kalimat-kalimat bernada menggoda yang kemudian keluar dari bibir Oppadeulnya dan juga Sooyoung. Jemarinya yang begitu lentik dan indah, terus bergerak ringan, lembut menyentuh wajah Siwon dan mengusap keringat yang sejak tadi membasahi wajah dan pelipis namja itu.

Dan untuk kali ini, Siwon tidak lagi bisa mengerjapkan matanya sama sekali karena ia terlalu terkejut dengan apa yang Yoona lakukan. Ia merasa seperti

tengah menahan nafas, saat sudut jemari Yoona tanpa sengaja mengenai pinggir bibirnya.

Aku benar-benar ingin memarahimu, kau tahu.. Yoona mendesah pelan, masih sambil menggerakkan handuk itu dengan begitu lembut mengusap wajah Siwon. Aku ingin memarahimu, karena Oppa lebih memilih untuk berdiri disini dan memastikan bahwa One Super Junior benar-benar bisa terwujud. Aku ingin memarahimu, seseorang yang selalu berusaha untuk menyenangkan hati fans-nya, tidak peduli meski ia berada dalam kondisi sakit sekalipun.. gerakan tangan Yoona berhenti dan ia kembali menggerakkan wajahnya agar bisa menatap langsung kedalam mata Siwon.

Tapi aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa marah padamu, seberapa banyak pun aku ingin melakukannya. Jadi.. hanya menunjukkan padaku, bahwa Oppa akan selalu baik-baik saja saat berada diatas panggung nanti. Oppa Mengerti? Senyum Yoona perlahan mulai terukir, begitu manis dimata Siwon yang sejak tadi tidak berkedip menatapnya. Mereka kembali terdiam untuk beberapa detik. Berdiri diam sambil menatap satu sama lain, dengan tangan kanan Yoona yang masih menempel diwajah Siwon bersama handuk kecil ditangannya itu.

Ya, apa kalian semua sudah-

Suara manager Hyeong yang terdengar jelas bersamaan dengan pintu ruangan yang terbuka cepat, membuat Yoona yang lebih dulu memutuskan kontak mata diantara mereka. Yeoja itu menarik langkahnya mundur sambil berusaha menyembunyikan wajahnya yang merona.

Kalian berdua.. manager Super Junior itu menatap wajah Sooyoung dan juga Yoona dengan tatapan heran, kenapa berada disini? Ah.. itu Leetuk, sebagai leader merasa bertanggung jawab untuk menjelaskan. Yoona hanya ingin memastikan bahwa Siwon berada dalam kondisi yang baik, mengingat kemarin ia baru saja harus dilarikan kerumah sakit karena kelelahan. Ah, Sooyoungie.. kurasa kau bisa membawa Yoona kembali sekarang..

Leetuk menatap Sooyoung dengan tatapan seolah mengisyaratkan agar ia segera membawa Yoona pergi. Tentu saja ia tidak ingin manager mereka itu bertanya lebih panjang atau berpikiran yang macam-macam. Bukan apa-apa.. namun Leetuk hanya tidak ingin Yoona dan juga Siwon mendapatkan masalah hanya karena mereka terlihat begitu dekat, satu sama lain.

Sooyoung mengangguk samar. Ia segera mendekat kearah Yoona dan menarik pergelangan tangan sahabatnya itu.

Kami harus kembali, Oppa.. Sooyoung membungkuk sopan kearah tiga belas member Super Junior dan juga manager mereka, dengan sikap yang sangat ramah. maaf sudah mengganggu waktu kalian. Ei.. anniya.. Kyuhyun menanggapi sambil ikut tersenyum. Sooyoung tertawa pelan. Ia menarik tangan Yoona dan membuat tubuh sahabatnya itu lebih dekat padanya.

Aku pergi.. Yoona menatap wajah Siwon lagi sambil menyerahkan handuk kecil itu kepada Siwon. Tangan Siwon terulur, menerima handuk yang disodorkan Yoona kearahnya. Mm.. gomawo. Siwon menatapnya dengan tatapan yang begitu lembut serta tulus. Yoona mengangguk. Senyuman terukir lagi diwajahnya. Ia segera keluar dari ruangan itu mengikuti langkah Sooyoung yang terus membawanya menuju ruangan SNSD.

Sementara itu Siwon masih berdiri diam ditempatnya semula. Tersenyum lebar sambil menatap handuk yang berada ditangannya. Ia bahkan tidak peduli dengan apapun yang sedang dibicarakan oleh managernya. Siwon kembali merasa jantungnya berdebar-debar mengingat sentuhan lembut yang baru saja diberikan Yoona kepadanya.

Ya, Mashi.. sampai kapan kau mau terus berdiri dan tersenyum bodoh seperti itu, eoh? Teriakan Heechul terdengar, membuat dirinya segera tersadar dan menatap kearah hyeong-nya itu. Ah, mianhae, hyeong jawab Siwon akhirnya sambil tetap tersenyum. Kakinya pun mulai bergerak untuk menghampiri Heechul dan member Super Junior yang lainnya.

U-uh.. Namun tiba-tiba saja Siwon merasa kepalanya berdenyut lagi dan membuat untuk beberapa detik, Siwon merasa seperti kegelapan saja yang menyelimutinya. Beruntung itu hanya terjadi tak lebih dari lima detik. Siwon mengerjapkan matanya berkali-kali sambil menggerak-gerakkan kepalanya.

Dia tidak boleh terlihat sakit diatas panggung karena seseorang sudah memintanya agar ia baik-baik saja. Dan tentu saja untuk orang itu, Siwon akan berusaha menahan rasa sakitnya ini, hanya agar ia tidak melihat ekspresi kekhawatiran kembali menyelimuti wajah Yoona. Karena dia tidak ingin membebani hati yeoja yang sangat ia sayangi itu, jika kondisinya terlihat memburuk diatas panggung nanti. Ia hanya tidak ingin membuat Im Yoona bersedih.

Satu jam menuju akhir acara

Super Junior sudah bersiap di backstage dengan pakaian semi formal berwarna hitam yang mereka kenakan. Pada acara ini, mereka akan menyanyikan lagu Dont Don sebelum kemudian dilanjutkan dengan Man in Love. Siwon yang masih merasa sedikit pusing, terlihat berusaha untuk menguatkan dirinya. Terlebih mereka harus membawakan dua lagu, dimana kedua lagu itu sama-sama membutuhkan gerakan dance yang begitu powerful nantinya.

YA! Apa-apaan itu??! Sungmin terlihat melotot kesal. Ia yang berdiri disisi kiri panggung, bisa melihat sekilas keluar dan wajahnya terlihat benar-benar marah saat menyaksikan pemandangan diluar sana. Whae Geraeyo??

Kyuhyun mendekat padanya, disusul oleh Leetuk. Dan sama seperti halnya Sungmin, kedua namja itu terlihat melotot dan menatap kesal kearah bangku penonton bagian tribun dimana hanya kegelapan yang begitu pekat saja, yang bisa terlihat disana.

Jadi mereka benar-benar melakukan Boikot? Yesung terlihat tidak bisa mempercayai penglihatannya. Dan membuat Black Ocean? Donghae mengepalkan tangannya. Ia merasa sangat marah dengan apa yang saat ini tengah fans mereka lakukan untuk menyakiti hati memberdeul SNSD. Siwon, yang begitu mendengar pembicaraan membernya itu, segera mengangkat wajahnya dan bergerak mendekat kearah mereka semua. Disband!!! Break SNSD! Plastic Generation!

Ribuan caci maki dan kata-kata kasar terdengar memenuhi stadion begitu terselip jeda sebelum SNSD terlihat masuk dan berbaris ditengah stage. Glow stick terlihat padam dan membuat seisi stadion tampak gelap dan mencekam. Siwon mengeraskan rahangnya dengan tangan mengepal. Ia dan member Super Junior memang sudah mengantisipasi hal ini. Mereka benar-benar sudah menyiapkan diri untuk menghibur member SNSD jika hal ini betulbetul terjadi.

Namun nyatanya.. saat kemudian hal semacam ini benar terjadi didepan mata mereka, tak ada satupun dari ketiga belas namja itu yang sanggup menahan diri untuk tidak marah dan kecewa atas tindakkan yang sudah dilakukan oleh fans mereka itu. Silent treatment pun dilakukan begitu intro lagi Girls Generation terdengar.

Oridago noriji marayo WONDER GIRLS! sujuboso maldo mothago Oridago noriji marayo WONDER GIRLS! Seuchyo ganeun yaegiboon ingol

Silent treatment yang sejak suara Taeyeon pada awal lagu terdengar tadi dilakukan, segera berubah saat lagu masuk pada bagian chorus. Teriakan bergema yang malah menyebutkan nama Wonder Girls dan bukannya So Nyuh Shi Dae, membuat tangan-tangan memberdeul Super Junior semakin terkepal.

APA YANG MEREKA LAKUKAN, AISHH!!

Heechul terlihat emosi. Bagaimana mungkin hampir seisi stadion itu harus meneriakan nama girlband lain disaat SNSD yang saat ini sedang tampil? Mereka benar-benar serius dengan ancaman itu.. Kyuhyun meremas tangannya gelisah. eottohke? Soshideul pasti sangat tertekan sekali. Kyuyun menatap kearah Sembilan yeoja cantik yang masih terus bernyanyi dan menari ditengah stage. Ia bisa membayangkan seberapa hancurnya hati kesembilan dongsaengnya itu saat ini, yang tetap harus menyelesaikan penampilan mereka, tidak peduli dengan seberapa banyak rasa sakit dan tertekan yang harus mereka terima. Siwon menajamkan penglihatannya yang sedikit kabur, kearah stage dimana gadis berambut panjang dengan wajah imut dan cantik itu tengah berada.

Aku ingin memarahimu, karena Oppa lebih memilih untuk berdiri disini dan memastikan bahwa One Super Junior benar-benar bisa terwujud. Aku ingin memarahimu, seseorang yang selalu berusaha untuk menyenangkan hati fansnya, tidak peduli meski ia berada dalam kondisi sakit sekalipun..

Siwon teringat dengan apa yang tadi sudah Yoona katakan padanya itu. Namja itu mendesah, sebelum kemudian ia menggeleng pelan.

Oppa disini bukan untuk mereka, Yoona.. Siwon mengerjapkan matanya sekali lagi untuk mengusir rasa sakit itu. Oppa disini untukmu. Karena Oppa tahu hal semacam ini mungkin benar-benar akan terjadi pada kalian lah, yang membuat Oppa memutuskan untuk berada disini. Oppa tidak akan pernah membiarkanmu melewati masa-masa sulit ini sendirian, Yoona. Tidak akan. Teruslah bernyanyi. Teruslah menari. Orang yang paling menganggumi dan mencintaimu tanpa akhir, sedang menatapmu dari sini. Gwenchana, Yoona-ya. Oppa akan selalu bersamamu, menjagamu. Jadi kau tidak perlu khawatir. Oppa disini untukmu.

Siwon terus menatap kearah sembilan yeoja yang masih berusaha tetap kuat menyelesaikan lagu mereka. Masih ada Sones yang juga berdiri tegar dengan lightstick pastel rose pink yang menyala ditangan mereka. Namja itu menarik nafasnya dalam-dalam. Tidak peduli seberapa banyak rasa sakit yang harus ia rasakan karena kondisinya masih belum sepenuhnya pulih, ia tahu, itu tidak akan pernah sebanding dengan rasa sakit yang mungkin saat ini sedang Yoona rasakan. Dan dia ingin, menjadi satu-satunya orang yang mungkin bisa membantu Yoona, untuk setidaknya mampu melalui masa-masa tersulitnya ini.

Sepuluh menit kemudian,

Mereka itu.. jinjja

Ledakan kemarahan dari manager SNSD benar-benar tidak bisa terbendung saat satu per satu memberdeul soshi mulai kembali ke backstage. Jessica, dengan tubuh gemetar dan airmata yang sudah sejak tadi coba ia tahantahan, kini akhirnya terjatuh merosot dilantai. Wajahnya terlihat sangat merah dan tertekan. Beberapa staf manager berusaha menenangkannya, namun Ice Princess di SNSD itu masih terlihat tak bisa tenang.

Apa maksudnya dengan melakukan Black Ocean dan berteriak seperti itu, eoh? Apa kalian melakukan kejahatan? Apa dengan menjadi dekat dengan rekan sesama agency itu adalah kejahatan? Atau apa dengan menjadi tipe yeoja ideal bagi anggota boyband lain merupakan kesalahan? Kenapa mereka bersikap sejauh itu? Ijeneun.. jeongmal

Manager SNSD masih terlihat tak bisa menahan amarahnya. Ia bergerak menghampiri Taeyeon yang juga terlihat tengah menangis dalam pelukan Sooyoung serta Tiffany. Dia tidak bisa menerima ini. Ia harus mengadukan pada pihak management tentang masalah ini, dan SM, benar-benar harus mengambil tindakkan tegas. Wajah-wajah tertekan, sedih, serta trauma, yang terlihat begitu mendalam diwajah memberdeul SNSD, mereka semua, siapapun yang merupakan provokator yang membuat terjadinya hal memalukan semacam ini, harus membayarnya dengan harga setimpal!

Nana, bawa mereka kembali ke waiting room.. perintah manager Oppa cepat. Ia melirik kearah Yuri, Sunny, dan Seohyun yang berada disudut berbeda dengan Taeyeon, Sooyoung dan Tiffany. Salah satu staf manager SNSD itu segera mengangguk patuh. Ia segera membawa memberdeul SNSD menuju ruang ganti. Hyoyeon terlihat menghampiri Jessica dan membantu Ice Princess untuk berjalan mengikuti yang lain.

Yoona.. kau juga harus segera mengganti pakaianmu. Kita akan kembali ke dorm lebih dulu tanpa harus menunggu acara selesai. Jinjja.. aku benar-benar tidak bisa menerima ini. Manager Oppa sungguh tidak bisa menghilangkan amarahnya sedikitpun. Ia menatap kearah Yoona yang masih berdiri diam dibawah tangga menuju stage.

Bahkan meskipun hatinya sedang berada dalam kondisi yang sangat buruk dan matanya pun terlihat tampak basah, Yoona masih ingin berada disini dan memastikan bahwa Choi Siwon, bersama membernya yang saat ini sedang menyenandungkan lagu Dont Don, berada dalam kondisi baik-baik saja. Yoona, dengan mengabaikan kondisi hatinya yang buruk, terus saja memikirkan apakah Siwon akan mampu menyelesaikan penampilannya dengan baik ditengah kondisinya yang masih terlihat lemah dan sakit.

Ia memikirkannya.. Choi Siwon.. namja yang merupakan idola dari ribuan fans yang baru saja menorehkan luka yang begitu mendalam dihatinya, dan juga hati memberdeul SNSD yang lain. Yoona.. benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan namja itu.

Ya, Im Yoona suara managernya terdengar lagi, membuat Yoona mau tak mau harus menoleh. Ppalli Kkaja. Yang lain sedang menunggu kita.

Yoona mendesah. Sejujurnya ia ingin berkata pada manager SNSD itu untuk membiarkan dirinya berada disini, sampai Super Junior mengakhiri perfom mereka. Sejujurnya ia ingin meminta manager SNSD itu untuk mengizinkannya berdiri disini, dan memastikan bahwa Choi Siwon berada dalam kondisi baik-baik saja. Tapi Yoona tidak bisa melakukannya. Dia tidak bisa melakukan itu, karena hanya akan menimbulkan masalah baru, jika sampai managernya itu tahu seberapa dekat hubungan dirinya dan juga Siwon. Yoona tidak bisa menambah satu lagi hal yang mampu memancing kemarahan managernya itu. Jadi, meski dengan langkah sedikit enggan, akhirnya Yoona mengikuti langkah manager SNSD tersebut. Oppa.. aku yakin kau kuat.

Yoona menghela nafas dalam-dalam saat ia semakin mempercepat langkahnya masuk kedalam waiting room SNSD.

..

Eoh, Hyeong

Kyuhyun dengan sigap menahan tubuh Siwon yang nyaris terjatuh saat mereka akhirnya selesai perfom. Tubuh Siwon terasa hangat dalam sentuhan tangan Kyuhyun, membuat namja berwajah evil itu mendadak merasa khawatir dengan kesehatan hyeong-nya ini.

Hyeong.. aku akan meminta manager hyeong untuk membawamu kembali kerumah sakit.. ucap Kyuhyun dengan nada cemas. Mereka melangkah berhati-hati menuruni undakkan tangga di backstage. Anni.. tidak perlu.. Siwon menggeleng pelan. aku tidak apa-apa. Setidaknya semua sudah selesai. Aku hanya perlu duduk sebentar.

Siwon terus memaksakan dirinya untuk melangkah menuju waiting room mereka. Kyuhyun mendesah. Ia tidak bisa melakukan apa-apa selain mengikuti langkah Siwon dan terus memegangi tubuh lemah Hyeong-nya itu agar tidak terjatuh. Namun ketika hanya tinggal tiga langkah lagi mereka sampai di waiting room Super Junior, langkah Siwon justru terhenti. Ia melihat Yoona tengah melangkah sendirian menuju koridor lain di stadion ini. Siwon mengeryitkan keningnya. Apa yang ingin Yoona lakukan dengan berkeliaran sendirian seperti itu, di area stadion seluas ini? Bagaimana jika ia bertemu dengan antis? Bagaimana kalau para antis itu melukainya?

Pikiran-pikiran mengerikan semacam itu mulai bermunculan dikepala Siwon. Namja itu kembali mengepalkan tangannya. Ia tentu tidak bisa membiarkan hal semacam itu sampai terjadi dan menimpa Yoona.

Kyu.. masuklah duluan.. Siwon melepaskan tangan Kyuhyun dari tubuhnya dengan gerakan cepat. Apa? Memangnya kenap-

Namun Kyuhyun tak sempat lagi menyelesaikan kalimatnya karena Siwon sudah lebih dulu bergerak menjauh darinya. Bahkan meski dengan gerakan yang sedikit terhuyung, Kyuhyun bisa melihat Siwon terus saja mencoba untuk melangkah menuju koridor yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

Hyeong.. kau mau kemana? Hyeong Kyuhyun terus memanggilnya. Namun Siwon sama sekali tidak

menghiraukan dongsaengnya itu. Namja itu terus menyeret langkahnya, menuju koridor dimana tadi ia baru saja melihat Yoona.

.
[Into the New World SNSD]

Jeonhaejugo shipeo seulpeun shigani da heuteojin hueya deullijiman

Aku ingin memberitahumu, walaupun saat sedih sudah menjadi masa lalu

Nuneul gamgo neukkyeobwa umjikineun maeum neoreul hyanghan nae nunbicheul Tutup matamu dan rasakan, bagaimana kau mempengaruhi pikiranku, bagaimana kau menarik tatapanku

Yoona berdiri diam sambil menatap pantulan wajahnya yang terlihat dari air yang berada di kolam renang dihadapannya ini. Wajahnya terlihat memerah. Ia sudah berusaha menahannya sejak mereka berada diatas panggung itu. Ia sudah berusaha menahan perasaan sakit itu sejak tadi, hanya karena ia ingin terlihat kuat bagi memberdeulnya. Meski dia bukanlah leader, tapi dia adalah image grup. Dia adalah visual mereka. Jadi ada bagian dari dalam dirinya, yang meminta dia untuk tampil kuat, lebih kuat, dibandingkan kedelapan sahabatnya yang lain.

Teukbyeolhan gijeokeul gidarijiman nunape seon uriui geochingireun Jangan menunggu keajaiban, di depan kita ada jalan kasar

Alsu eobneun miraeramnyeon bakkuji anha pogihal su eobseo Dengan masa depan tak diketahui, aku tak akan berubah dan tak akan menyerah

Karena jika ia saja, seorang Him Yoona, bisa terlihat selemah itu, lalu bagaimana dengan member lainnya? Ia berusaha keras untuk tidak menangis ketika akhirnya mereka turun dari panggung hanya untuk menunjukkan pada membernya, bahwa mereka masih mampu berdiri tegar. Hal semacam ini tidak akan memberikan pengaruh apa-apa dalam hidup mereka. Karir mereka akan terus berjalan dan mereka tidak akan pernah menyerah. Ia berusaha keras untuk tampil kuat hanya agar membernya juga mampu bertindak sama kuatnya seperti dirinya.

Byeonchi anheul sarangeuro jikhyeojweo sangcheoibeul nae maeumkkaji Jangan sampai cintamu berubah, Demi hatiku yang terluka

Siseon sogeseo naneun phiryo eobseo meomchweojyeo beorin isigan Menatap matamu tiada kata yang diperlukan. waktu telah berhenti

Namun.. pertahanannya akhirnya runtuh juga. Saat ia memutuskan untuk menjauh dari membernya yang tengah sibuk menelpon keluarga mereka untuk sekedar berbagi. Pertahanan dalam dirinya runtuh, karena dia tidak bisa melakukan itu. Appa-nya berada di Jepang untuk mengurus bisnisnya dalam waktu yang cukup lama. Sementara Eomma-nya, dia sama sekali tidak tahu dimana keberadaan wanita itu sampai detik ini. Dan meskipun ia memiliki satu kakak perempuan, dia tidak bisa menghubungi eonni-nya itu yang sudah pasti sudah memiliki kesibukannya sendiri yang membuat Yoona harus menahan diri untuk menghubunginya.

Yoona benar-benar merasa sendirian.

Ia tidak lagi bisa berpura-pura kuat saat ini. Tak ada tempat dimana ia bisa membagikan rasa sesak ini. Yoona kesepian. Dia merasa sangat kesepian sekarang. Kegelapan dan keheningan yang ada disekitarnya kini, justru membuat dirinya merasa semakin buruk. Tubuhnya mulai gemetar sekarang, saat ia mencoba untuk terus menahan rasa sesak dan tertekan itu dalam-dalam.

Yoona-ya..

Namun sebuah tangan tiba-tiba menyentuh pundaknya, pelan. Tubuh Yoona menegang, hafal dengan suara itu dan sentuhan ini. Yoona segera menoleh dan dia langsung mendapati Siwon yang berdiri tepat disampingnya, sedang menatapnya dengan tatapan khawatir.

Apa yang kau lakukan disini, eoh? Ini gelap, Yoona. Dan kau sendirian. Bagaimana mungkin kau memilih berkeliaran ditempat segelap ini, seorang diri? Bagaimana jika antis mengikutimu? Bagaimana jika antis melukaimu? Yoona-ya.. tidak seharusnya kau-

Ucapan Siwon terhenti saat Yoona menggerakkan tubuhnya, berbalik dan menatapnya langung dimata. Siwon bisa melihat mata indah Yoona itu

tampak berkaca-kaca. Siwon bisa melihat wajah yeoja yang sudah mencuri perhatiannya sejak pertama mereka berjumpa itu kini memerah, seperti sedang menahan tangis.

Saranghae neol ineukkim idaero geuryeowatdeon hemaeimui kkeut Aku mencintaimu seperti ini. akhir dari pencarian yang panjang

I sesang sogeseo banbokdwaeneun seulpheum ijen annyeong Ku tinggalkan kesedihan yang tak berakhir di dunia ini

Yoona-ya

Siwon memanggilnya dengan lebih lembut sekarang. Entah darimana mulanya, namun rasanya semua sakit yang tadi Siwon rasakan mulai berkurang. Melihat seberapa rapuh dan tertekannya Yoona, justru menimbulkan perasaan sakit lain di dalam dirinya. Dan itu terjadi dihatinya. Siwon merasakan sakit yang begitu sangat, hanya dengan menatap mata Yoona. Karena dari sana, semua kesakitan yang tengah coba Yoona sembunyikan dari memberdeulnya, kini seolah bisa terbaca dengan begitu jelas olehnya.

Sumanheun alsu eobneun gilsoge

Menapaki jalan yang banyak dan tak diketahui

Hwimihan bicheul nan jjochaga Ku ikuti cahaya yang redup

Eonjekkajina neo hamkkehaneungeoya Itu yang kita lakukan bersama sampai akhir

Dasi mannan naui segye Menuju dunia baru kita

Yoona-ya.. Siwon menggerakkan kedua tangannya, dan menekan lembut pundak Yoona. Ia membawa tubuh Yoona menghadap sepenuhnya kearahnya. Yeoja dihadapannya ini tampak benar-benar rapuh. Siwon tahu itu. Siwon tahu betapa rapuhnya yeoja dihadapannya ini. Gemetar yang bisa ia rasakan mengaliri tubuh Yoona dari sentuhan sederhana yang ia berikan dipundak yeoja itu, sudah cukup sebagai buktinya.

Jangan ditahan. Itu hanya akan menyakitimu lebih banyak, jadi jangan ditahan. Keluarkanlah. Keluarkan saja. Jangan menahannya lebih lama.

Siwon menarik tubuh Yoona lebih dekat padanya, hingga Yoona bisa merasakan nafas lembut, tenang, dan teratur menerpa wajahnya yang terlihat semakin memerah.

Ireohke kkamanbam hollo neukkineun Merasa kesepian di kegelapan malam seperti ini

Geudaeui budeureoun sumgyeori Hembusan nafasmu yang lembut

Tubuh Yoona semakin gemetar saat tangan Siwon mulai bergerak mengusap kepalanya. Gemetar karena rasa sakit atas apa yang baru saja ia alami, berbaur dengan getar yang selalu terasa sama setiap kali sentuhan Siwon ia rasakan. Yeoja itu segera menarik wajahnya, menunduk lebih dalam, melarikan matanya dari Siwon hanya agar namja itu tidak terus-terusan bisa menangkap jelas ekspresi kesedihan dan terluka yang bisa terbaca jelas dari sorot matanya.

Siwon masih berdiri menatap Yoona dengan tatapan berkabut. Dia tidak suka ini. Pemandangan ini. Melihat Yoona tampak rapuh dan selemah ini, dia tidak menyukainya. Satu hal yang paling ia benci sejak ia mengenal Yoona adalah melihat yeoja itu menangis. Dia tidak suka melihat yeoja yang sudah memiliki seluruh ruang dihatinya itu menangis. Dia tidak suka melihat Yoona bersedih.

Yoona.. Pada akhirnya, Siwon memutuskan untuk menarik Yoona kedalam pelukannya. Ini adalah kontak fisik pertama mereka dalam situasi dan kondisi yang begitu emosional. Berbeda dari saat ia merangkul tubuh Yoona pada masa-masa trainee, ketika mereka banyak menghabiskan waktu bersama, pelukan yang terjadi diantara mereka kali ini terasa lebih mengikat dan sangat kuat.

Siwon dapat merasakan tangan Yoona mulai mencengkram ujung kemeja hitam yang ia kenakan. Pundaknya mulai terasa basah. Dia mendesah.

I sungan ttaseuhage gamgyeo oneun Saat-saat ini, menjalinku dalam kehadiranmu

Modeun naui tteollim jeonhallae Aku ingin kau tahu semua getaranku

Jika

kau

merasa

ingin

menangis,

menangislah

sekarang.

Siwon

memperhalus gerakan tangannya dipunggung Yoona yang masih terasa bergetar.

Jika kau memiliki sesuatu untuk dikatakan, maka katakanlah pada Oppa. Oppa tidak tahu apa yang ada dipikiranmu, jadi tolong keluarkan itu. Biarkan Oppa tahu apa sebenarnya yang sedang kau rasakan dan kau pikirkan. Kau memiliki Oppa. Kau bahkan memiliki Eonni dan Oppa yang lainnya juga. Jadi jangan menahannya untuk dirimu sendiri. Apa kau mengerti?

Siwon menarik tubuhnya, perlahan lepas dari tubuh Yoona hanya agar ia bisa menatap kedalam mata Yoona. Namja itu menghela nafas berat saat ia melihat lapisan bening dan berkaca itu kini akhirnya tumpah, mengalir, membasahi wajah cantik yeoja dihadapannya ini.

A-aku hanya tidak mengerti mengapa mereka semua berbuat sekejam itu. Aaku.. Yoona tersendat-sendat bersuara. Arra.. Siwon cepat memotongnya, tak ingin mendengar Yoona

menyelesaikan kalimatnya, karena itu akan terdengar lebih menyakitkan. Oppa juga tidak tahu mengapa mereka semua harus melakukan sampai sejauh ini. Tapi tetaplah kuat! Lihatlah dirimu, Yoona.. kau masih tampak indah bahkan meski sedang menangis seperti ini.. Siwon mengusap airmata Yoona dengan ibu jarinya.

Kau masih tampak indah bahkan dengan genangan airmata diwajahmu itu. Kau indah. SNSD itu indah. Jadi percayalah, suatu hari mereka semua akan luluh padamu. Pada kalian. Mereka semua yang saat ini melemparkan ribuan caci maki untuk kalian, akan berdiri dan memuja kalian dibarisan paling depan. Percayalah, Yoona. Tidak ada kebencian yang abadi. Mereka yang

membencimu, suatu hari akan berubah mencintaimu. Kau harus percaya dengan hal itu dan berhentilah menangis. Oppa tidak suka melihatmu menangis.

Saranghae neol ineukkim idaero geuryeowatdeon hemaeimui kkeut Aku mencintaimu seperti ini. Akhir dari pencarian yang panjang

I sesang sogeseo banbokdwaeneun seulpheum ijen annyeong Ku tinggalkan kesedihan yang tak berakhir di dunia ini.

Airmata Yoona semakin deras jatuh membasahi wajahnya. Siwon mendesah, saat kemudian ia kembali menarik Yoona kedalam pelukannya. Kali ini Yoona tidak lagi berusaha menahan rasa sesaknya. Yeoja itu menangis. Menangis keras sambil mencengkram kemeja yang Siwon kenakan kuat-kuat. Siwon merasakan matanya panas. Hatinya panas. Mendengar Yoona menangis sekeras ini, benar-benar sangat menyakiti hatinya.

Uljima, Yoona-ya.. Siwon menggerakkan kedua lengannya, membungkus tubuh Yoona dalam pelukannya. berhentilah menangis. Kau kuat, Oppa tahu kau kuat. Semua akan baik-baik saja. Percayalah.. setelah ini, semua akan berjalan lebih baik lagi.

Neol sanggakmanhaedo nan ganghaejyeo Hanya memikirkanmu aku menjadi kuat

Uljianhke nareul dowajweo Bantu aku untuk tidak menangis

Siwon terus mencoba menenangkan Yoona yang tak juga menghentikan tangisannya. Tangan Siwon terus bergerak mengelus punggung yeoja dalam pelukannya ini.

I sunganui neukkim hamkke haneun geoya Aku merasa saat-saat bersama seperti ini

Dasi mannan uriui Kita akan bertemu lagi

Sementara Yoona kini semakin kuat meremas kemeja hitam yang Siwon kenakan. Merasakan kehangatan dan perhatian yang begitu tulus dari namja dihadapannya ini, benar-benar membuatnya merasa nyaman. Dan meskipun pada akhirnya, ia harus terlihat begitu rapuh dan sangat menyedihkan seperti sekarang, Yoona merasa itu tidak mengapa.

Tidak apa-apa.. Asalkan orang itu adalah Choi Siwon, asalkan namja yang harus melihatnya tampak lemah dan menyedihkan seperti saat ini hanyalah Choi Siwon, Yoona tidak merasa keberatan melakukannya.

Beberapa menit kemudian

Siwon melirik wajah basah Yoona yang sudah mulai tenang. Tak ada lagi isak tangis yang terdengar. Hanya saja bekas-bekas airmata itu masih terlihat jelas diwajahnya.

Gwenchana? Siwon memutuskan untuk bertanya. Sudah lebih dari dua menit mereka terdiam. Yoona menggerakkan kepalanya saat mendengar pertanyaan Siwon. Senyuman berlesung pipi itu kini mulai tampak terukir diwajah jelitanya. Ne.. yeoja itu mengangguk pelan, menatap wajah Siwon lebih lekat. gomawo karena Oppa sudah datang dan menghiburku. Oppa akan selalu ada untukmu, Yoona-ya Siwon balas tersenyum kearahnya. kapanpun kau membutuhkannya.

Wajah Yoona terlihat merona saat mendengar ucapan Siwon itu. Terlebih Siwon mengatakannya sambil menatapnya lembut. Yoona kembali menarik wajahnya lebih dulu, menghindari tatapan mata Siwon yang selalu terasa mampu menyihir dan membuatnya terpesona. Mereka kembali terdiam selama hampir tiga puluh detik. Yoona yang kali ini berinisiatif untuk melirik kearah Siwon duluan. Namja itu terlihat menyentuh pelipisnya sambil merapatkan matanya. Sepertinya rasa pusing itu datang lagi.

Oppa.. neo gwenchana? Mata Yoona tampak khawatir saat melihat ekspresi Siwon yang seperti itu. Ne, Yoona-ya.. gwenchana. Jangan khawatir. Perlahan Siwon membuka matanya dan menatap kearah Yoona sambil tersenyum menenangkan. Keringat dingin mulai kembali membasahi keningnya.

Apa tidak sebaiknya jika Oppa kembali kerumah sakit? Aku akan mengantarkan Oppa kesana sekarang jika Oppa mau.. Yoona benar-benar mengkhawatirkan Siwon sekarang. Meski pada kalimat terakhirnya, Yoona merasa pipinya kembali panas. Mengapa dia sampai harus menawarkan diri untuk mengantar Siwon kerumah sakit seperti itu? Apa lagi yang akan terjadi padanya, dan juga memberdeulnya, jika sampai fans Super Junior diluar sana mengetahui bahwa dirinya menemani seorang Choi Siwon kerumah sakit?

Tidakkah Black Ocean malam ini, sudah cukup sebagai pembelajaran baginya?

Anni.. Oppa baik-baik saja.. Siwon menggeleng cepat. Tangannya mulai bergerak, meraih dan mengenggam tangan hangat Yoona. Oppa tidak ingin berada dirumah sakit lagi.. wajah Siwon berubah serius sekarang. kau tahu, betapa tidak menyenangkannya disana. Bau obat-obatan dan juga harus terbaring sendirian, Oppa sungguh membencinya. Yoona menatap kearah tangannya yang sedang digenggam oleh Siwon itu, sebelum kemudian ia mengangkat wajahnya, menatap kearah namja itu lagi. Kalau begitu, aku akan menemanimu.

Kalimat itu.. Sungguh..

Dia benar-benar ingin mengatakan hal seperti itu kepada Siwon sekarang. Bahwa ia bersedia menemaninya. Bahwa ia bersedia menjaga seorang Choi Siwon dirumah sakit, selama apapun proses pemulihan itu dibutuhkan. Namun lagi-lagi, Yoona sadar siapa dirinya dan juga Siwon. Mereka berbeda. Setidaknya untuk saat ini. Ia tidak bisa terus-terusan terlihat menempel disisi Siwon, meski ia merasa nyaman melakukannya. Meski ia sangat ingin melakukannya.

Ia tidak bisa membiarkan antifans SNSD semakin berulah jika sampai mereka tahu seberapa dekat dirinya dan juga Siwon selama ini.

Kkokjoma.. Siwon menatap lagi kedalam mata Yoona. Ia seolah mengerti apa yang saat ini sedang Yoona pikirkan. Mata Yoona sudah berbicara banyak padanya. Siwon tidak tahu mengapa, namun ia merasa bisa dengan mudah memahami Yoona, hanya dengan menatap matanya. Namja itu meremas tangan Yoona yang berada dalam genggaman tangannya, sebelum kemudian ia merebahkan kepalanya dipundak Yoona.

Tubuh Yoona menegang dalam waktu beberapa detik, sebelum kemudian ia bisa merasakan rileks lagi. Yoona menatap wajah tampan Choi Siwon yang berada sangat dekat dengannya itu. Jantungnya kembali berdebar-debar.

Begini saja cukup.. suara Siwon terdengar pelan, namun cukup jelas ditelinga Yoona. biarkan Oppa beristirahat sebentar dibahumu seperti ini. Apa kau tidak keberatan?

Yoona merasakan wajahnya menghangat lagi. Ia memperhatikan wajah Siwon yang saat ini sedang menutup matanya, dan kembali menatap kearah tangan mereka yang kini saling bertaut.

Perlahan.. sangat pelan.. Yoona mulai menggerakkan tangannya dan membalas genggaman tangan Siwon, seolah memberikan jawaban. Namja itu menarik sebuah senyuman diwajahnya. Dengan mata yang masih terpejam, Siwon terlihat sangat menikmati waktu istirahatnya dipundak Yoona.

Hanya ada mereka berdua disini. Disebuah bangku yang ada di gedung kolam renang yang berada dibagian lain area Seoul World Cup Stadium. Hanya ada mereka berdua, menikmati sedikit waktu yang tersisa untuk mereka sebelum nanti keduanya harus berpisah untuk kembali ke dorm mereka masingmasing. #FlashbackEND..

. Back to hospital..

Pkl. 02.30 KST

Ajik kkaji mothaejun geu mal Mogi meyeo sikheunhan geu mal Nuguboda saranghae

Ojik neowa na nannana nannana nanna Aku masih saja tidak bisa mengatakan itu Aku mulai berpikir untuk mengungkapkannya Aku mencintaimu melebihi siapapun Hanya aku dan kamu dan aku dan aku dan aku [All My Heart Super Junior]

Siwon menatap wajah tidur Yoona didepannya sambil tersenyum. Ia ingat bahwa dulu ia pernah mengatakan pada Yoona, betapa dirinya benar-benar membenci rumah sakit dan bau obat-obatannya. Namun sekarang dia justru berada ditempat yang paling ia benci ini, hanya demi untuk menjaga Yoona. Kau selalu mampu, membuat Oppa menyukai, apa yang sejujurnya tidak Oppa sukai. Siwon menatap wajah yeoja yang tengah terlelap ini dengan lembut. Tangannya mulai bergerak, menyentuh wajah malaikat yang dimiliki oleh yeoja didepannya ini. Ia sungguh tak habis pikir, bagaimana mungkin seseorang bisa memiliki rupa sesempurna ini saat ia terlelap ataupun terjaga? Siwon benar-benar telah menemukan dirinya jatuh pada pesona Yoona, lebih dalam dan dalam lagi, disetiap detiknya.

Aish.. pumsae namja pabbo..

Suara imut Yoona yang bernada setengah marah tiba-tiba terdengar, membuat gerakan tangan Siwon yang sejak tadi bermain diwajahnya terhenti. Matanya tampak mengerjap-ngerjap.

Mwo? Pumsae namja? Bukankah itu adalah julukan yang pernah Yoona berikan padaku dimasa trainee kami dulu?

Siwon menatap Yoona lebih lekat, memastikan apakah yeoja didepannya ini sedang berpura-pura tidur atau memang ia sedang tertidur lalu mengigau. Dia benar-benar tidur.. sekali lagi Siwon mengerjap. Bagaimana mungkin Yoona bisa bermimpi dan menyebut namanya seperti itu. Dan.. Pumsae namja.. yah.. ini sudah sepuluh tahun berlalu sejak terakhir kali dia mendengar Yoona memanggilnya seperti itu. Dan saat sekarang ia mendengarnya lagi, ia sungguh tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya. Terlepas betapa dia memang sangat tidak suka jika Yoona memanggilnya dengan nama seperti itu, ini sama sekali tidak bisa menghilangkan fakta bahwa saat ini Yoona sedang memimpikan dirinya.

Siwon kembali menatap wajah malaikat tidur dihadapannya ini dengan senyuman bodoh mulai yang terlihat menghiasi wajah tampannya.

Sungani haengbokhae jeongmal.

Naege waseo gomawo jeongmal. Nareul da jul han saram ojik neowa na nannana nannana baro neo Saat ini aku benar-benar bahagia Aku benar-benar berterimakasih karena kau datang padaku Kau seseorang yang memberikan segalanya padaku Hanya aku dan kamu dan aku dan aku dan aku, tentunya dirimu

Apa kau sedang memimpikan Oppa, huh? Siwon masih menatap Yoona dengan senyuman bodohnya itu. Tangannya yang sempat berhenti mengelus wajah Yoona kini kembali bergerak. Ia menyingkirkan rambut-rambut halus yang terjatuh menutupi wajah cantik Yoona. Tidak perlu bermimpi. Cukup dengan membuka matamu, maka akan kau dapati kehadiran Oppa disini. Siwon masih memasang terlihat tersenyum tidak jelas sambil menatap wajah tidur Yoona. Tiba-tiba saja Yoona mengerutkan wajahnya. Bibirnya mengerucut dan bergumam tak jelas. Sepertinya yeoja itu sedang bermimpi memarahi Siwon atau apa sekarang. Tentu saja hal itu mampu membuat Siwon tertawa geli.

Kau sangat cantik, Yoona-ya. Benar-benar cantik. Bahkan meski kau memasang wajah jelekmu seperti itu, kau masih tampak cantik dimata Oppa. Siwon terkekeh sekali lagi sambil menarik selimut agar bisa menutupi tubuh Yoona dengan sebelah tangannya, dan sebelah tangannya lagi masih ia gunakan untuk mengusap kepala Yoona dengan lembut.

Slap! Pintu ruangan tiba-tiba terdengar terbuka. Sosok Song Kibum bersama Geum Donghwan kini terlihat masuk dengan perlahan-lahan, seolah takut membangunkan Yoona. Siwon segera menarik tangannya yang sejak tadi ia gunakan untuk mengusap kepala yeoja itu dan segera bangkit berdiri menghadap kearah dua pria dihadapannya ini.

Hyeong.. kalian sudah kembali? Siwon mencoba untuk menyapa mereka dengan santai. Namun apa yang ia lihat dari ekspresi wajah kedua pria didepannya ini, entah mengapa membuat perasaan Siwon mendadak tidak nyaman. Whae geraeyo, hyeong? Mengapa wajah kalian serius seperti ini?

Siwon masih menatap kearah mereka dengan bingung. Kibum dan Donghwan terlihat saling bertukar pandang satu sama lain sejenak, sebelum kemudian Donghwan mengeluarkan sesuatu dari balik saku yang berada didalam jaket yang ia kenakan.

Ini milikmu? Sebuah botol minuman yang isinya hanya tinggal separuhnya kini terlihat ditangan Geum Donghwan. Siwon mengamati botol itu sambil mengeryitkan keningnya. Tangannya mulai bergerak, menyentuh botol minuman tersebut.

Ne.. ini milikku.. Siwon kembali mengangkat wajahnya saat botol itu sudah berada ditangannya. aku mendapatkan ini dari salah satu staf saat proses rehearsal tadi pagi. Namun seingatku.. namja itu kembali menatap kearah botol ditangannya. botol ini sempat menghilang ketika aku ingin meminumnya lagi. Mengapa sekarang botol ini bisa berada ditangan kalian?

Wajah Song Kibum dan juga Geum Donghwan kembali tampak serius saat mendengar apa yang baru saja Siwon katakan itu. Mereka melirik sebentar kearah ranjang dimana saat ini Yoona sedang terlelap, berusaha memastikan bahwa yeoja itu tidak akan bisa mendengar pembicaraan mereka.

Aku tidak tahu, sungguh.. mengapa hal semacam ini bisa terjadi, tetapi Song Kibum berhenti sebentar. Ia melirik lagi kearah Geum Donghwan, memberi isyarat bahwa sebaiknya pria itu saja yang melanjutkan pembicaraan ini.

Botol ini, adalah botol yang sama dengan botol yang diberikan Taeyeon pada Yoona sebelum akhirnya insiden itu terjadi. Donghwan berhenti sebentar, mencoba mengamati reaksi yang diperlihatkan oleh Siwon yang tentu saja, namja itu sama sekali tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya akan hal ini.

Salah satu dari kesebelas orang itu akhirnya mengakui bahwa mereka sengaja menyelipkan dua botol berbeda kedalam stadion dengan tujuan meminimalisir kecurigaan terhadap upaya mereka untuk mencelakakan Yoona karena memang, dari dua botol yang diseludupkan, hanya ada satu botol yang mengandung pure arsenic hampir 100mg didalamnya.

Tangan Siwon mengepal lagi saat sedikit demi sedikit ia mulai bisa memahami situasi ini. Namun seperti yang kau katakan, kau mendapatkan botol ini langsung dari salah satu staf. Botol ini berada ditanganmu dan bukan ditangan orang lain. Jadi aku berani mengambil kesimpulan disini.. target mereka sebenarnya bukan hanya Yoona.. Donghwan menatap Siwon lebih lekat sekarang. tapi kau juga. Tangan Siwon semakin mengepal. Wajahnya terlihat kembali merah menahan ledakan amarah atas tindakkan antis atau siapapun juga diluar sana, yang ingin menyakiti dirinya dan juga Yoona.

Beruntung salah satu petugas keamanan segera mengambil tindakan dan berinisiatif menyingkirkan botol tadi saat proses rehearsal berlangsung sehingga kau tidak terlalu banyak meminumnya karena ia merasa curiga dengan botol minumanmu itu. Dan juga Yoona.. gadis itu memang tidak sempat meminumnya saat proses rehearsal dan sepertinya pelaku menyadarinya. Maka dari itu ia memberikan satu botol lagi pada Taeyeon yang kemudian memberikannya langsung pada Yoona. Jadi sejujurnya.. yang ingin aku tekankan disini adalah, orang itu.. entah siapa.. Siwon merasa nafasnya tersangkut ditenggorokan saat lagi-lagi ia bisa menebak kelanjutan ucapan dari Geum Donghwan itu. Berada sangat dekat dengan kita.

Siwon benar-benar ingin meledak marah sekarang. Namun tentu saja ia tidak bisa melakukannya, mengingat saat ini mereka berada didalam ruangan rawat Yoona. Namja itu mulai mendesah frustasi sebagai bentuk pelampiasan emosinya. Namun kemudian ia menatap kearah Donghwan saat sebuah pertanyaan muncul didalam kepalanya.

Apakah kedua botol minuman itu sama-sama berisi arsenic? Jika iya, mengapa aku tidak merasakan apa-apa sampai detik ini? Song Kibum melirik kearah Donghwan sejenak. Mereka memang sudah bisa menebak, Siwon pasti akan menanyakan hal ini. Namun penjelasan dari dokter Kim beberpa menit lalu diruangannya, sudah cukup kuat untuk menjawab pertanyaan Siwon saat ini.

Itu karena kau berada dalam kondisi tubuh yang sehat, tidak seperti kondisi tubuh Yoona yang memang sudah berada dalam kondisi drop sejak awal.. Kibum mengamati wajah Siwon sekarang. dan terlebih, dosis yang berada dibotol minumanmu, lebih sedikit dibandingkan dosis yang berada didalam botol minuman untuk Yoona. Bersyukurlah, karena saat tadi pagi kau meminumnya, kau berada dalam kondisi tubuh yang fit dan juga sehat.

Siwon mendesah pelan. Tidak tahu apakah ia benar-benar harus bersyukur atau tidak dengan apa yang baru saja ia dengar dari bibir Song Kibum. Namja tampan itu menggerakkan tubuhnya sekarang, berbalik menatap kearah Yoona lagi yang masih tampak terlelap dengan begitu nyenyaknya.

Hyeong.. kau bilang jika sebelas orang sudah diamankan atas kejadian ini. Apakah mereka semua orang-orang yang bertanggung jawab atas insiden yang menimpa Yoona? Siwon menanyakan hal itu tanpa menatap langsung kearah Kibum ataupun Donghwan. Ia memilih untuk terus menatap wajah damai Yoona saat terlelap. Ne.. kesebelas orang itu adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas penyeludupan minuman itu kedalam area konser. Mereka sudah lama menaruh kebenciaan pada SNSD terlebih Yoona karena dianggap lebih menjual tampang daripada kemampuannya. Akan tetapi.. Radar kewaspadaan dalam diri Siwon seperti menyala saat mendengar kata tapi dalam kalimat Donghwan kali ini.

Tetapi? Tertangkapnya sebelas orang antis SNSD ini, itu tidak berati membuat masalah ini berakhir begitu saja, karena dua orang yang memiliki peran besar dalam kasus ini.. dua orang yang merupakan otak yang pada akhirnya membuat insiden ini sampai terjadi, tidak pernah muncul sampai detik ini.

Siwon bisa merasakan ketakutan yang sudah sejak tadi merayap halus dan merasuk kedalam tubuhnya, kini mulai menyalurkan energy yang terasa sangat dingin dan menyakitkan. Begitu dingin.. sehingga tubuhnya sama sekali tidak bisa menahan gemetar yang mulai terasa merayap dari ujung kaki ke ujung kepalanya.

D-dengan kata lain susah payah Siwon berusaha mengumpulkan kekuatannya untuk berbicara. Yoona masih berada dalam kondisi tidak aman? Mereka.. e-entah siapa, pasti akan datang lagi dan mencoba untuk kembali melukainya? Song Kibum mendesah pelan saat ia mulai mendekat dan menepuk pundak image grup dari Super Junior itu. Meskipun kemungkinan hal itu terjadi terbuka lebar, aku tidak akan pernah lagi membiarkannya. Keamanan untuk SNSD, terutama Yoona, akan lebih diperketat mulai dari sekarang. Begitu juga dengan dirimu, mengingat adanya dugaan kau juga menjadi target sasaran dari mereka. Jangan khawatir.. seluruh staf manager akan segera mengadakan rapat untuk membahas masalah ini.

Siwon tak lagi bersuara. Ia kembali bergerak mendekat kearah Yoona, dan kembali duduk dibangku yang berada persis disamping tempat tidur yeoja itu. Aku juga tidak akan pernah membiarkan mereka menyakiti Yoona lagi.. Siwon meraih telapak tangan kanan Yoona, dan mengenggamnya erat. aku bersumpah, tidak akan membiarkan hal semacam ini terulang kembali.

Siwon menatap wajah Yoona dengan tatapan berkabutnya. Sekarang yang ia rasakan jelas merupakan perasaan takut. Ia sangat takut. Takut jika sampai hal semacam ini terjadi lagi. Takut jika sampai Yoona dilukai lagi. Dia benarbenar merasa sangat ketakutan. Takut.. jika nanti Yoona harus kembali berada dalam situasi dan kondisi semacam ini, dia tidak bisa berada disisinya, dan melindunginya.

Kkokjomaseyo kembali Siwon merasakan tangan Kibum menepuk-nepuk pundaknya pelan. aku akan pastikan tidak akan terjadi hal semacam ini lagi pada Yoona. Kkokjoma. Eoh?

Siwon masih diam. Ia sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk memberikan jawaban dan baik Kibum serta Donghwan sangat menyadari hal itu. Tanpa berkata apapun lagi, mereka berdua segera beranjak keluar dari ruangan Yoona. Meninggalkan Siwon yang masih duduk disamping tempat

tidur Yoona itu sambil mengenggam erat tangan yeoja yang masih terlelap dengan begitu nyenyaknya itu.

Sebelah tangannya yang bebas kini kembali bergerak, bermaksud untuk menyentuh wajah Yoona lagi. Namun Siwon bisa melihat sendiri, seberapa banyak tangannya kini gemetar. Siwon bisa melihat sendiri, betapa gemetar yang ia rasakan karena begitu takut jika sesuatu terjadi pada Yoona lagi, menguasai dirinya sepenuhnya saat ini.

Oppa tidak akan pernah membiarkanmu terluka lagi, Yoona-ya.. Siwon mengepalkan kedua tangannya. Ekspresi wajahnya tampak tegang dan mengeras. Siwon meremas tangan Yoona yang kini kembali ia genggam. Oppa akan melindungimu selamanya. Siwon menatap wajah Yoona yang begitu manis saat ia tengah terlelap itu sambil menghela nafas dalam-dalam.

.
Nghh

Yoona mengerjap-ngerjapkan matanya perlahan ketika sinar matahari pagi menerpa wajahnya dan mulai membuat dirinya terjaga. Yeoja itu segera menoleh kesisi kanan tubuhnya karena hal pertama yang ingin ia lihat adalah

keberadaan Siwon yang ia yakini selalu berada disampingnya dan menjaganya semalaman. Namun pada akhirnya yang bisa ia dapati hanyalah kekecewaan, karena tidak ada sosok Choi Siwon seperti apa yang sudah sejak tadi ia harapkan saat ini bersamanya.

Yoona menghela nafas sambil memasang wajah merengutnya. Ia baru saja menggerakkan tangan kirinya saat ia merasakan ada sesuatu yang melekat pada tangannya itu. Sebuah kertas kecil berisi tulisan rapi yang tentu saja, ia yakini benar adalah tulisan tangan dari Siwon, berada disana.

Morning, Yoona-ya.. Apa kau tidur nyenyak semalam? Ne.. Oppa rasa seperti itu. Kau bahkan menyebut nama Oppa dalam tidurmu.^^ Mianhae Oppa harus pergi menyelesaikan schedule pagi ini. Kita akan bertemu dua hari lagi, kau ingat? Sampai di dua hari kedepan, jaga dirimu baik-baik, apa kau mengerti?

P.s : Oppa sangat menyukai wajah tidurmu itu, Baby.. Tapi, Ya! Berhenti memanggilku pumsae namja (lagi)! >,<

Wajah Yoona terlihat memerah saat membaca pesan yang dituliskan oleh Siwon padanya itu. Terlebih pada dua kalimat terakhir. Dan Baby? Siwon memanggilnya baby?

Wajahnya bahkan sudah melebihi batas kata merah sekarang, saat untuk kedua kalinya, Yoona mengulang-ngulang membaca rentetan kalimat yang dituliskan Siwon untuknya. Yoona tampak tersenyum sekarang saat ia kembali mengulang membaca pesan yang ditulis langsung oleh Siwon itu. Senyumnya semakin lebar. Ia bahkan sampai harus memeluk bantal dan menggigit ujung benda itu eraterat, persis seperti tingkah laku gadis remaja yang sedang dimabuk cinta.

AIGO

Tiba-tiba saja terdengar suara cempreng Sooyoung dari balik pintu ruangan yang kini mulai terbuka, membuat Yoona tanpa sadar melempar bantalnya hingga jatuh ke ujung kakinya. Aku bergegas kemari hanya karena mengkhwatirkan dirimu, namun yang aku lihat justru kau malah sedang tersenyum seperti orang bodoh sekarang.. Sooyoung tampak berdecak-decak. Dibelakangnya, Tiffany menyusul. Yeoja itu ikut tertawa mendengar apa yang baru saja Sooyoung katakan.

Eonni! Yoona memekik senang saat ia melihat kehadiran kedua eonni-nya itu sekarang. mengapa kalian datang sepagi ini? tanyanya dengan wajah berbinar-binar. Bantal yang baru saja ia gigit (?) ujungnya itu, kini perlahan mulai ia ambil lagi agar bisa kembali ia peluk. Kau lihat, Tiff.. Sooyoung menoleh kearah Tiffany, sepertinya percuma saja kita mengkhawatirkan dirinya. Lihatlah, wajahnya tampak baik-baik saja sekarang. Tiffany kembali tertawa mendengar ucapan Sooyoung itu. Berbeda dengan Yoona yang justru kembali merengut. Memasang aegyo-nya yang sama sekali tidak pernah gagal membuat hati seorang Ice Princess seperti Jessica misalnya, meleleh.

Itu pasti karena Choi Wangjanim-nya berada disisinya semalaman.. yeoja ber-eye smile itu kini menatap kearah Yoona dengan tatapan menggoda. Mata indahnya itu bahkan berhasil menangkap kertas berisi note yang baru saja diberikan Siwon pada Yoona, meski ia tidak berusaha untuk merebut kertas itu dan mencari tahu apa yang sudah Siwon tulis disana untuk Yoona. Pangerannya bahkan meninggalkan sebuah pesan manis untuknya. Aigo.. tentu saja kesehatanya bisa pulih secepat ini. Wajah Yoona kembali memerah. Sementara Sooyoung membiarkan dirinya tertawa keras saat melihat wajah memerah dongsaeng sekaligus sahabat kesayangannya itu. Yoona benar-benar terlihat salah tingkah diatas tempat tidurnya sekarang.

Fany eonni, berhenti menggodaku.. pinta Yoona dengan suara imutnya. Tiffany mendelik kearahnya. Ia memang sangat menyayangi Yoona tapi sudah sejak awal dia mengatakan hal ini pada fans SNSD diluar sana bahwa ia Sangat Sangat membenci Aegyo yang kerap kali Yoona lakukan pada dirinya itu.

Aishh.. kau ultimate choding.. berhenti mengeluarkan aegyo semacam itu.. Sooyoung memukul pundak Yoona pelan. sekarang apakah kau sudah merasa lebih baik? Jika iya, maka kedatangan kami disini adalah untuk membawamu pulang ke dorm. Itupun juga kau sudah merasa sangat sehat dan- Ne, Eonni! Aku sudah merasa lebih baik. Bawa aku kembali. Aku ingin pulang ke dorm sekarang. Yoona memotong ucapan Sooyoung dan kembali memasang aegyo-nya itu. Tiffany mendesah lagi. Ia memilih menyiapkan baju ganti untuk Yoona, daripada harus mendengar member termuda kedua di grupnya itu memperlihatkan aegyo-nya yang terkadang mampu membuatnya merasa kesal itu.

Aishh Sooyoung kembali mendesah sebelum kemudian ia mengangguk. Dengan penuh kesabaran ia merangkul Yoona bangkit dari tempat tidurnya dan membantu Yoona bersiap-siap untuk segera kembali ke dorm mereka.

Dua hari kemudian

Berita tentang Yoona dirawat di rumah sakit terdengar ke publik sangat cepat. Namun pihak SM berhasil menyakinkan public bahwa sakitnya Yoona itu hanya dikarenakan stres dan kelelahan akibat jadwal SNSD yang begitu padat sejak awal tahun. Kini dua hari berlalu sejak Yoona keluar dari rumah sakit. Kesembilan member SNSD terlihat sedang melakukan rutinitas pagi mereka sebelum melanjutkan schedule individu mereka masing-masing.

Ddrrrt Taengoo.. ponselmu berbunyi.. teriakan itu terdengar dari bibir Hyoyeon yang sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan. Taeyeon yang tadinya juga sibuk membantunya memasak, segera kembali ke dapur dengan beberapa jenis sayuran ditangannya. Taeyeon meletakkan sayuran itu diatas meja sebelum kemudian meraih ponselnya.

Eoh? Manager Oppa.. Taeyeon melihat nama dilayar sebelum kemudian ia menerima panggilan tersebut. Ah, Taeyeon, apa kalian semua sudah bangun? Aku akan pergi ke dorm kalian sekarang. Pertanyaan manager Oppa itu membuat Taeyeon mendesah. Tidak akan ada dorm yeoja yang siap dikunjungi pada jam sepagi ini. Namun tentu saja dia tidak bisa berkata tidak pada manager mereka sendiri.

Ne.. kami semua sedang bersiap sarapan sekarang.

Ah itu bagus. Aku akan segera sampai. Jangan lupa pastikan dorm berada dalam kondisi bersih, Arra? manager Oppa mengingatkan dirinya sebelum kemudian menutup panggilan telepon itu dengan cepat. Aishh Taeyeon mencibir. Namun ia segera bergegas keluar dari dapur menuju living room dorm mereka.

Ya, Manajer oppa akan datang sekarang. Cepat bersihkan dorm! Taeyeon mulai berteriak, mengeluarkan suara ahjumma-nya itu saat ia bergegas merapikan living room yang terlihat seperti kapal pecah karena dipenuhi oleh bungkus-bungkus makanan yang sudah masuk kedalam perut Choi Sooyoung. Yeoja bertubuh jangkung itu kini juga tengah bergerak, membantu Taeyeon membersihkan ruangan itu dari sisa-sisa bungkus makanannya. Taeyeon sibuk mengomeli Sooyoung atas kebiasaannya itu.

Mwo? Onje? Tiffany terlihat membuka pintu kamar mandi. Rambutnya terlihat basah dan bau harom shampoo yang ia gunakan bahkan sampai tercium ke living room dimana Taeyeon dan Sooyoung tengah berada. Sekarang! Taeyeon memberinya jawaban cepat. Setelah mendengar jawaban Taeyeon, Tiffany berteriak histeris dan menutup pintu kamar mandi itu dengan keras.

Apakah ada yang salah? Mengapa Tiffany berteriak sekeras itu? Jessica terlihat berjalan menuju kamarnya dengan hanya berbalut handuk. Yeoja itu baru saja selesai menjemur pakaiannya.

Ya, cepat pakai bajumu? Taeyeon melotot kearah Ice Princess itu. manager Oppa akan segera datang kemari. Kau mau dia melihatmu hanya dengan menggunakan handuk semacam itu, eoh? M-mwo??? wajah Jessica seketika berubah horror. Dengan melangkah secepat yang ia bisa, yeoja itu segera masuk kedalam kamarnya. Aish.. semua orang cepat keluar. Bersihkan ruang tamu sekarang. Carilah tali dan celana! Aigoo Choi Sooyoung.. aku baru menyadari betapa menjijikannya kebiasaan malasmu itu.

Sunny terdengar berteriak-teriak sambil memunguti celana Sooyoung, jaket, atau baju member lain yang dibiarkan bergelimpangan (?) memenuhi living room. Jadwal mereka yang super padat rupanya membuat mereka tidak punya waktu untuk membersihkan dorm yang sangat mewah ini.

Yuri dan Yoona, yang mendengar keributan diluar kamar mereka, segera memutuskan untuk keluar. Yuri sudah terlihat rapi dengan pakaiannya, karena memang jam sembilan nanti ia memiliki jadwal melakukan photoshoot untuk sebuah majalah. Yoona yang berada disampingnya hanya bisa terkekeh melihat tingkah membernya yang terlihat sibuk membersihkan ruang tamu. Ia sendiri baru akan memiliki jadwal menghadiri sebuah fansign event nanti sore bersama beberapa artis SM yang lain. Teriakan terdengar dimana-mana. Omelan Taeyeon dan pembelaan Sooyoung, terdengar memenuhi ruangan itu. Pagi yang sangat khas memang. Pikir Yoona sambil terkikik.

Ting tong

Bunyi bel tiba-tiba terdengar. Mereka semua berhenti dari kegiatan mereka sebentar, menatap satu sama lain dalam waktu tak lebih dari lima detik, sebelum kemudian berteriak-teriak dan berjalan kesana kemari, bahkan lebih heboh lagi dari sebelumnya.

Beberapa dari mereka kemudian bergegas mengambil posisi duduk manis disofa, setelah yakin dorm mereka sudah bersih dan siap untuk menyambut tamu. Terlihat Hyoyeon tengah berjalan dan membawa tumpukan pakaian ditangannya dengan gerakan cepat. Taeyeon segera berlari menuju pintu, menatap membernya satu per satu dan berbisik menanyakan apakah dorm sudah siap untuk dimasuki oleh manager mereka. Setelah mendapatkan ancungan jempol dari Sunny dan Seohyun, Taeyeon pun segera membukakan pintu tersebut.

Lama sekali Song Kibum menggerutu pelan saat pintu akhirnya terbuka. Pria itu segera bergerak masuk kedalam dorm, diikuti oleh dua orang asing lainnya. Seorang pria dan satu orang wanita. Song Kibum membawa kedua orang asing itu kearah member SNSD yang sudah terlihat berkumpul.

Saat mereka semua akhirnya berdiri dan menyambut kedatangan para tamu, Yoona menoleh kearah lain dari ruangan itu dan tanpa sengaja matanya menangkap sesuatu terjatuh di ujung sofa. Dia secara otomatis memukul lengan Tiffany yang kini sudah berdiri disampingnya untuk menunjukkan item itu kepadanya. Mata Tiffany terlihat membulat, Shock. Underware seseorang kini telah teronggok manis disana. Yoona dan Tiffany kemudian menatap satu sama lain lagi, berusaha untuk berbicara melalui kontak mata sebelum keduanya sama-sama menganggukkan kepala.

Yoona segera bergerak cepat, berencana untuk duduk di atas item itu agar bisa menutupinya. Sementara Tiffany malah berpikir untuk mengambil underware itu dan menyembunyikannya. Yoona pun mulai bergerak duduk, bersamaan dengan gerak tangan Tiffany yang ingin meraih item tersebut. Alhasil karena miskomunikasi, Yoona akhirnya harus jatuh terduduk di atas tangan Tiffany yang sudah berhasil menyentuh item tersebut. Keduanya bertatap-tatapan lagi, sebelum kemudian terbahak keras.

Apa yang kalian lakukan? Manager Oppa terlihat heran saat mendengar tawa keras yang terdengar dari pasangan YoonFany. A-anni. amoeta! Tiffany memamerkan eye-smilenya saat ia mencoba menarik tangannya dari tubuh Yoona. Yoona dengan hati-hati mengangkat dirinya sedikit. Keduanya kembali tertawa-tawa saat akhirnya Tiffany bisa menarik keluar tangannya yang sempat diduduki oleh Yoona. Manajer berdehem sebentar saat akhirnya kesembilan member SNSD benarbenar sudah berkumpul diruangan itu, sedikit mengacuhkan tingkah laku YoonFany yang terlihat aneh disampingnya itu.

Aku membawa dua orang ini, yang ingin aku perkenalkan pada kalian. Mereka akan bekerja sebagai staf manager yang mengurus kalian diwaktu mendatang, jadi tolong bersikap baiklah pada mereka. Dan satu dari mereka, akan aku tugaskan untuk mengawal Yoona selama ia berpergian menyelesaikan semua schedule-nya. Song Kibum menatap kearah Yoona sebentar.

Mengawalku? Yoona menunjuk dirinya sendiri. Wajahnya terlihat sedikit terkejut. untuk apa? Aku merasa baik-baik saja dengan keberadaan Jihyun eonni disampingku. Kibum mendesah pelan saat mendengar jawaban Yoona. Ia melirik sekilas kearah memberdeul SNSD yang lainnya. Tentu saja kedelapan member yang tersisa mengerti dengan maksud Song Kibum menempatkan satu staf manager tambahan untuk mengawal Yoona. Dengan adanya dugaan teror yang menimpa dongsaeng mereka itu, meski sampai detik ini Yoona sendiri tidak menyadarinya, tentu sebuah keputusan yang sangat beralasan jika pihak management memperketat penjagaan mereka pada diri Yoona.

Ini hanya demi keamanan.. Kibum berusaha untuk tidak memperpanjang obrolan ini. sekarang, perkenalkan diri kalian. Manager SNSD itu segera meminta agar kedua orang yang berada disisinya itu untuk memperkenalkan diri.

Annyeonghaseyo, Min Na Young imnida. Bangapsemnida. Seorang wanita berusia awal tiga puluh tahunan terlihat memberikan salam sopannya kepada sembilan yeoja popular tersebut. Ne.. annyeonghaseyo, Kim Yu Jin imnida. Neomu bangapta. Kali ini adalah seorang pria, berusia tak jauh berbeda dengan Na Young. Pria bertubuh tinggi dan putih itu tersenyum sopan saat ia tengah membungkuk sedikit, memberikan salam. Memberdeul SNSD segera membalas salam mereka dengan senyuman.

Baiklah.. aku rasa semua sudah selesai. Dan untuk kau, Im Yoona, Kim Yu Jin ini yang akan mengawalmu saat berpergian menuju Coex Giant Mall nanti. Bersikap baik lah padanya. Dia dan Jihyun akan menjadi managermu sampai akhir tahun nanti. Apa kau mengerti? Yoona menatap sebentar kearah Yu Jin yang juga tampak sedang menatap kearahnya, sebelum kemudian ia mengangguk. Ne, Oppa. Aku mengerti. Gomawo.

Song Kibum mengangguk cepat. Ia segera melirik jam tangannya. Sepertinya aku harus pergi sekarang. Masih ada beberapa hal lain yang harus aku lakukan.

Pria itu pun segera berpamitan pada member SNSD yang memang sedang bersiap untuk menyantap sarapan mereka. Kepergiaannya tentu saja diikuti oleh Na Young dan juga Yu Jin. Sepeninggal ketiga manager mereka itu, Yoona dan Tiffany kembali tanpa sadar saling menatap satu sama lain. Tawa Yoona otomatis pecah saat mengingat dengan kebodohan mereka beberapa waktu yang lalu.

Ya, kenapa dengan kalian berdua? Tanya Sooyoung yang sedikit terkejut saat mendengar tawa buaya dari bibir Yoona itu. Eonni.. aku tidak tahu ini milik siapa tapi yang jelas, ini benar-benar lucu dimana sudah tadi sejak aku tadi dan ia Tiffany eonni harus berjuang itu, untuk dan menyembunyikannya. Yoona perlahan mulai menarik underware yang sembunyikan dibawah tubuhnya menunjukkannya pada member soshi yang lain. Cara Yoona memamerkan item tersebut benar-benar terlihat sangat seduktif (?) dan begitu memprovokasi. Ia sengaja melakukan hal itu, untuk mempermalukan si pemilik item tersebut. Dia ultimate choding, jangan lupa. Jadi hal-hal semacam ini tentu saja akan menjadi pranks yang sangat menyenangkan baginya. Dua detik kemudian

YA!!! Itu punyaku!!

Dan dolphin voice Jessica Jung Sooyeon, terdengar begitu memekakkan telinga mereka. Yoona dan Tiffany kembali terbahak keras saat melihat wajah miris Jessica saat merampas item pribadinya itu dari tangan Im Yoona. Aishh.. kau Yoong! Sejak kapan berubah menjadi se-pervert itu, hah? Dasar byuntae!

Yoona tertawa semakin keras saat mendengar omelan Jessica itu. Begitu juga dengan member soshi yang lain. Tidak ada yang bisa menahan tawa saat melihat wajah horror Jessica ketika Yoona menunjukkan benda pribadinya itu dengan begitu santai didepan wajah mereka. Setelah puas menertawakan Jessica yang masih sambil bersungut-sungut memeluk underware-nya itu, mereka semua pun bergegas keruang makan untuk menyatap sarapan mereka yang sempat tertunda.

Coex Giant Mall, pkl. 17.09 KST SKT LTE fansign event

Inilah fansign event yang memang harus dihadiri oleh Yoona bersama dengan lima idol dari SM Entertainment yang lain. Terlihat kini dirinya, Seohyun, Sulli, Kyuhyun dan Minho yang sudah berdiri ditengah panggung, menghadap langsung kearah ratusan, atau bahkan mungkin ribuan fans yang sudah sejak awal mereka tiba di ruangan ini, berteriak-teriak tanpa henti dengan begitu hebohnya.

Mereka berlima kemudian mulai bergerak menuju enam kursi yang sudah tersedia dibelakang meja panjang yang juga berada diatas panggung itu. Mereka mulai mengambil posisi duduk dengan urutan bangku, kosongKyuhyun-Sulli, Yoona-Seohyun dan Minho. Untuk beberapa detik, Yoona melirik kearah bangku kosong yang berada disebelah Kyuhyun itu.

Mengapa dia belum datang juga? yeoja itu mempoutkan bibirnya sambil mendesah. Padahal sudah sejak tadi pagi ia mengingatkan Siwon agar tidak datang terlambat pada Fansign Event special SKT LTE siang ini. Tapi sepertinya namja itu benar-benar tidak bisa tiba ditempat ini tepat pada waktunya.

Eonni.. suara lirih maknae Seohyun itu membuat Yoona perlahan menoleh kearahnya. Seohyun memberikan isyarat bahwa acara akan segera dimulai. Yoona mengedip satu kali, tanda bahwa ia mengerti. Suara blitz kamera dan juga sorakan dari para fans didepan mereka itu semakin nyaring terdengar ketika kini satu demi satu mereka mulai berinteraksi dengan fans dan memberikan tanda tangan. Beberapa ada yang bahkan meminta mereka untuk tersenyum kearah kamera ponsel yang sengaja diarahkan untuk mengambil gambar mereka.

Seobaby, seperti apa Kyuhyun Oppa menurutmu? Sebuah pertanyaan yang diminta oleh orang perempuan muda yang memegang kamera portable, tiba-

tiba tertangkap oleh telinga Yoona. Yeoja itu segera menoleh kearah dongsaengnya yang memang duduk tepat disampingnya sekarang.

Kyuhyun.. yang juga duduk tak jauh dari Seohyun, menegakkan tubuhnya dengan tiba-tiba karena dia bisa mendengar pertanyaan gadis tadi dengan sempurna. Seohyun menggigit ujung bibirnya dengan wajah yang terlihat sedikit merona. Sementara Kyuhyun malah mulai memasang senyum miringnya yang khas itu sambil melirik kearah Seohyun diam-diam. Yoona terkekeh pelan saat melihat wajah malu dongsaeng kesayangannya yang tampak sedang berpikir keras untuk bisa memberikan jawaban atas pertanyaan yeoja itu.

Kyuhyun Oppa.. Seohyun mencoba untuk bisa terlihat tenang saat ia benarbenar harus memberikan jawabannya. dia hanyalah Oppa yang membuatku merasa nyaman saat bersamanya. Seohyun merasa jantungnya sedikit berdebar saat tanpa sengaja ia melirik kearah Kyuhyun yang masih secara diam-diam menatap kearahnya. Sementara Yeoja yang tadi melemparkan pertanyaan itu, tampak tersenyum aneh saat mendengar jawaban Seohyun. Dia melirik kearah Kyuhyun yang langsung berpura-pura menatap kearah lain, hanya agar yeoja itu tidak melihat dirinya yang sejak tadi berusaha untuk melirik kearah maknae di SNSD itu.

Oppa yang membuatmu merasa nyaman? yeoja itu tersenyum semakin aneh, meski tidak bisa disembunyikan sedikitpun betapa dia puas dengan jawaban itu. sebuah hubungan selalu diawali dengan perasaan nyaman antara satu dengan yang lainnya, bukan? Ahh.. gomawo, Seohyun-ssi atas jawabannya. Aku yakin SeoKyu itu nyata!!

Yeoja tadi terlihat sangat bersemangat saat ia mulai menyodorkan sebuah kaus bergambar Seohyun dan juga Kyuhyun disana. Sign juseyo pintanya dengan berusaha memasang aegyo. Seohyun mengerjap-ngerjap. Dia masih tidak sepenuhnya sadar dari keterkejutan atas ucapan yeoja tadi yang mengatakan dengan setengah berteriak, bahwa SeoKyu itu real. Sementara Yoona yang mendengar dan menyaksikan langsung semua itu tentu saja tidak bisa menahan tawanya. Ia menyikut pelan pundak Seohyun, yang berhasil membuat yeoja itu tersadar dari keterkejutannya.

Ah.. ne.. j-jwesonghaeyo.. Seohyun dengan cepat membuka tutup pulpennya dan segera membubuhkan tanda tangannya disana. Yoona terkekeh lagi. Ia sendiri juga mulai menerima sebuah buku bersampul SNSD dari seorang fanboy, yang memintanya untuk menorehkan tanda tangannya disana. Namun tiba-tiba

Pletss!

Belum lagi tiga detik Yoona mengangkat wajahnya untuk menatap fanboy lainnya yang bergerak mendekat padanya, ia merasa ada sesuatu yang basah dan lengket kini menempel dibajunya. Yoona membulatkan matanya, dengan bibir setengah terbuka saat menyadari apa yang saat ini tengah ia alami. Pecahan kuning telur kini telah mengotori sudut kiri atas dadanya.

Seohyun, Sulli, Kyuhyun dan juga Minho terlihat sama terkejutnya dengan Yoona. Mereka menatap apa yang baru saja Yoona alami itu dengan tatapan tidak percaya. Seluruh sudut ruangan, yang tadinya dipenuhi oleh tawa dan sorak-sorai, kini mendadak senyap. Yoona masih memasang wajah speechless saat ia perlahan mengangkat wajahnya dan matanya langsung menangkap sosok seorang gadis yang tingginya mungkin tak jauh berbeda dengan Tiffany, tengah berdiri beberapa meter didepannya sambil memegang telur lain dalam tangannya.

Gadis itu terlihat tengah menatap Yoona dengan wajah dan tatapan mata yang benar-benar diselimuti oleh kebencian. Yoona, yang kini mulai menyadari apa lagi yang akan terjadi padanya, otomatis menggunakan satu tangan untuk menutupi bagian lain pada tubuhnya, sementara tangan lain pada wajahnya. Yeoja itu kini melempar telur lain di tangannya, lurus menuju wajahnya. Tak ada lagi yang bisa Yoona lakukan selain menggerakkan kedua tangannya,

menyembunyikan wajahnya. Yeoja itu sungguh berharap semoga telur itu tidak benar-benar jatuh menempel pada wajah atau kepalanya.

Seseorang.. tolong aku Sebutir airmata jatuh tanpa sadar membasahi sudut kiri pipinya.

Pletss!!

. . . To be continued!
.

Aku mencoba semampuku untuk benar-benar bisa update dua part sekaligus malam ini. Tapi jika kemampuanku membatasiku untuk melakukannya, Aku akan coba posting part enamnya besok. Maaf karena sudah terlalu lama membuat kalian menunggu.

Yahh.. ini sungguh diluar kebiasaanku, sebenarnya. Di part ini dan di part selanjutnya memang masih ada beberapa moment YoonWon. Hanya tersisa lima sampai tujuh part lagi setelah ini, Aku berharap, aku bisa menyelesaikan semua ini sesuai dengan rencanaku semula.

Sekali maaf sudah terlalu lama membuat kalian menunggu, Dan maaf, jika part ini terlalu panjang dan sedikit membosankan. Karena memang semua hal yang terjadi dalam setiap part, Akan mempengaruhi part-part selanjutnya. Semoga kalian bisa menerima ini dan menikmatinya.^^

About these ads

Share this:

Twitter2 Facebook3

Related
Unforgettable Love - Part TwelveIn "Girls Generation" Unforgettable Love - Part ThirteenIn "Series - Chapter" Unforgettable Love - Part TenIn "Girls Generation"

Des11 By shyema307 Tulisan ini dipublikasikan di Girls Generation, Series Chapter, Super Junior, YoonWon dan tag Choi Siwon, Friendship, Im Yoona, Melodrama. Tandai permalink.

Navigasi tulisan
Memories of You Ch. 04

138 gagasan untuk Memories of You Ch. 05

Navigasi komentar
Komentar Sebelumnya

1.

yoonaa Desember 23, 2013 pukul 6:36 am keren next nya cepetan ya dah gak sabar Balas

2.

yoonaa Desember 23, 2013 pukul 6:37 am keren next nya cepetan ya dah gak sabar pengen baca lajutanya Balas

3.

yoonaa Desember 23, 2013 pukul 6:40 am fighting ceritanya makin seru.

Balas

4.

natra poe Desember 23, 2013 pukul 10:29 am Ceritanyaa seruu Sangat menunggu the next chapter thor, penasaran bgt soalny., Fighting \() Balas

5.

chielvya2312 Desember 23, 2013 pukul 11:26 am jahat banget tu orang berani ngeracuni yoong eonni.. ahh woonpa sangat perhatian sama yoona eonni.. ^^ ahhh apa lagi ini.. siapa yang ngelempar yoong eonni sama telorr?? aarrgg woonpaaa.. yoong eonni membutuhkan mu .. :( eonni seru cha 5 nya.. di tunggu chap 6 nya eonn ^^ dan karya ff yang lainnya.. :) Balas

6.

heels2012 Desember 24, 2013 pukul 5:15 am Banyak banget Antis nya? Kapan mo dilanjutin ke chapter 6. Ditunggu ya de. Thank you Balas

7.

Kim ctty Desember 29, 2013 pukul 6:43 am

Akhirx bisa juga bc ff part 5 ini smpai akhir,, #gk ada wktu trus sih akux. huh critx aku bc gk apdol cz gk bc dri part 2-4,,cumn 1 n 5 doank,, itu knpa crita black ocean di bw,, membuat ,nysek lgi pdhl qw udh nutup serptx kjdian itu Balas

8.

Fany Yoonadict Yoonwonited Desember 30, 2013 pukul 1:47 am Uhh jahat amat tuh orng .. Kasian kan yoongie kesakitan dirmah sakitt,, next eonn ;) Balas

9.

Yoonaddict123 Desember 30, 2013 pukul 3:59 am Lanjut. Daebakk Kenapa banyak antis, moga itu gk terjadi di dunia nyata. Lanjut Ditunggu next chapternya. Hwaiting Balas

10.

Yoonaddict123 Desember 30, 2013 pukul 4:21 am Mohon untuk fans yoona atau sering dipanggil yoonaddict, dukung yoona dengan cara vote yoona di http://mwave.interest.me/star/poll/result.m?poll_seq=230 Dalam sehari memilih satu kali, jadi satu kali memilih dalam satu hari. Balas

11.

Anah Sanggy Sonelf Desember 31, 2013 pukul 6:56 pm

aq pnasarn sbnrnya siapa yg ingin meracuni yoona eonni ma siwon oppa, apakah orang itu han jo kwon?? dqn siapa oang yg mlempar yoona eonni tlur???,,,, pnsaran,,, lnjut eon,,, jgn lma2 y,,,,, Balas

12.

ayu dian pratiwi Januari 1, 2014 pukul 4:18 am Keren . Next chaptrr chingu. Balas

13.

Liz_yw Januari 14, 2014 pukul 2:47 pm Ternyata bukan yoona aja yg mau diracunin tp siwon juga-_- kasian bgt liat yoona dilemparin telur gitu.. Yg bikin seneng baca ff ini, itu karna Setiap part selalu ada moment yoonwon yg pasti so sweet bgt heheh.. Mereka udah kayak pacaran aja tp kenapa blm jadian-,Chapter 6 sangat ditunggu eon Fighting!!^^ Balas

14.

Silvie Februari 27, 2014 pukul 3:31 pm Aaiissshh tuh antis bner nyebelin bgt, penasaran bgt syapa sih dya ko tega bener ma yoona. Semoga aja siwon oppa nolong yoona eonni next eon, di tunggu Balas

15.

vickiedeer Maret 16, 2014 pukul 8:35 pm

Duuh siapa yg berniat mncelakakan siwon oppa dan yoongie? Hahahshs yoongie sama tiffany lucu banged gara2 misskom hahaha Balas

16.

nur/choi yoon in Maret 17, 2014 pukul 1:50 am daebak,siapa orang yang tega mau mencelakai siwon oppa dan yoona y jahat banget tu orang,dan kayanya orang yang sama tu yang melempar telur kebadan yoona semoga orang yang jahat itu cepat ketangkep y thor,semoga yoonwon juga dapat besatu selamanya dituggu kelanjutnya thor ga pake lama lo,semangat Balas

17.

It's Me Zarra Maret 24, 2014 pukul 4:27 pm moment ywnya sweeet bget. . btw mana nich chapt 6 n chap2 slnjtx shyem. . pas plot yoona pinsang n dbwa k RS berasa dejavu bget. .jadi kgen msa2 ff UL. . n q hran. .pdhal ni knflik cm sbtas anti fans yg gak ska ma yoona. .tpi pengembangan critax sungguh luar biasa. .adaa ajja yg bsa kmu sajikan shyem. .jadi wlaupun knflikx sdrhna tpi bner2 dikembgkan disana sni shg alur crta te2p terjaga n rapi + te2p mdah dtankap n dphami. . pgen c ngci kritikan ato saran sesekali. .tpi gda tuch yg perlu dkritik lg. .semuanya PERFECT.kagak da yg namanya ca2t. .bhkan typo gak q pdulin. .shyema jjang!! Balas

18.

Anita harahap Maret 26, 2014 pukul 9:01 am Part selanjutnya ditunggu eonni.. Fighting..

Balas

19.

nina Maret 27, 2014 pukul 11:57 am jht bgt t org mw celakain yoona,,smg plkuny cpt ktangkap,,,jd pnsrn ni sm klnjtnya,,, next partnya jgn lm2ny thour,,, fighting. Balas

Navigasi komentar
Komentar Sebelumnya

Tinggalkan Balasan

Cari

Top Posts & Halaman


One More Time. [2/2- END] FF List Unforgettable Love - Part Eight Unforgettable Love - Part Seven Unforgettable Love - Part Thirteen Unforgettable Love - Part Nine Memories of You - Ch. 05 Unforgettable Love - Part Twelve One More Time. [1/2] Unforgettable Love - Part Eleven

Tulisan Terakhir

Memories of You Ch. 05

Diproteksi: Memories of You Ch. 04 Memories of You Ch. 03 Memories of You Ch. 02 Memories of You Ch. 01 Diproteksi: A reason to Live Chapter 09 END A reason to Live Chapter 08 A reason to Live Chapter 07 A reason to Live Chapter 06 A reason to Live Chapter 05

Arsip

Desember 2013 November 2013 Oktober 2013 September 2013 Juli 2013 Juni 2013

Kategori

Girls Generation (20) Series Chapter (27) Super Junior (20) YoonWon (13) YoonWon twoshoot (2)

Ikuti Blog melalui surat elektromik


Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik. Bergabunglah dengan 540 pengikut lainnya.

Action

Choi Siwon Drama Friendship Hankyung Im Yoona

Jang Geun Suk Kim Stella Love

Triangle Melodrama Nickhun Ok Taecyeon Park Yoochun Romance Sad Siwon SNSD Stella Kim Super Junior Yoona YoonWon

Kalender
Desember 2013 S S R K J S M Nov 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Follow me on Twitter
My Tweets

You might also like