You are on page 1of 3

Awal munculnya istilah penelitian tindakan yaitu pada era 1940an dengan adanya

penelitian tindakan itu sendiri atau action research. Penelitian ini awalnya dilakukan untuk
memecahkan permasalahan personalia dalam menghadapi tugas hariannya. Kemudian muncul
istilah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk membedakan penelitian yang dilaksanakan dalam
dunia pendidikan dengan penelitian tindakan pada bidang lainnya.
1. Masa sebelum kemerdekaan
Rancangan penelitian tindakan kelas mulai dapat ditelusuri dari awal penelitian dalam
ilmu pendidikan yang muncul melalui pendekatan ilmiah yang ditulis oleh filsuf John
Dewey (1910) dalam bukunya How We Think dan The Source of a Science of Education.
2. Setelah Kemerdekaan
Perkembanganya kemudian dapat diikuti dengan perkembangan yang dilakukan terhadap
Action Research oleh seorang psikolog yang bernama Kurt Lewin yang bertujuan untuk
mencari penyelesaian terhadap problem sosial, seperti pengangguran atau kenakalan remaja
yang berkembang di masyarakat pada waktu itu. Action Research diawali oleh suatu kajian
terhadap suatu problem secara sistematis. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali
dikenalkan oleh Kurt Lewin. Lewin pertama kali mengemukakan istilah action research
(penelitian tindakan) pada makalah-makalah yang ditulisnya pada tahun 1946, yang antara
lain berjudul Action Research and Minority Problems, dan Characterizing action research as
a Comparative Research un the Condition and Effect of Various Forms of social action and
Research Leading to social Action Pada waktu itu, PTK dipakai untuk mendeskripsikan
penelitian yang merupakan perpaduan antara pendekatan eksperimental dalam bidang ilmu
social dengan program tindakan social untuk menanggapi masalah social.
Dalam proses perkembangan selanjutnya, pada tahun 1952-1953, Stephen Corey
memakai model ini untuk tindakan dalam dunia pendidikan yang menurutnya bahwa dengan
menggunakan PTK perubahan dapat dilaksanakan dan dirasakan. Dalam PTK, guru,
supervisor, orang tua, dan pejabat administrator dapat terlibat dan dapat juga merasakan
perubahan yang terjadi pada anak didik.
3. Masa Orde Baru
Setelah itu tercatat ada beberapa proyek yang terkait dengan PTK diantaranya, Councils
Humanities Curriculum Project (HCP) pada tahun 1967-1972 di Inggris. Kepala
HCP,Lawrence Steen House (1975) memperkenalkan istilah the teacher as researcher atau
guru sebagai peneliti.
Sekitar tahun 1972-1975, ada proyek yang dinamakan Ford Teaching Project, yang
dipimpin oleh John Elliot dan Clem Adelman (Hopkins, 1993 : 32). Ada 40 guru Sekolah
Dasar dan Sekolah Menengah yang dilibatkan dalam penelitian ini untuk menelaah praktek
kelasnya dengan penelitian tindakan, sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan
pengejaran mereka. Dari sinilah muncul istilah penelitian tindakan kelas. Pada tahun 1976
didirikan suatu jaringan penelitian tindakan kelas yang dinamakan classroom action research,
yang berpusat di Cambridge Institute. Selanjutnya pada tahun 1980-an guru-guru di
proyek John Elliot memusatkan kegiatan pada adanya kesenjangan antara mengajar untuk
pemahaman dan mengajar untuk kebutuhan. Sejak saat itu, banyak perhatian ditujukan pada
PTK, karena semakin tingginya kesadaran guru akan manfaat PTK. Pada awal tahun 1980, di
Amerika, muncul suatu keinginan untuk mewujudkan kolaborasi dalam upaya
mengembangkan profesionalisme antara pendidik dan tenaga kependidikan. Gideonse (1983)
mengemukakan bahwa restorasi terhadap pendekatan penelitian perlu diadakan sehingga
penelitian yang dilakukan merupakan investigasi yang terkendali terhadap berbagai fase
pendidikan dan pembelajaran dengan cara refleksi dan sistematis. Upaya kaloborasi ini
dikenal sebagai tindakan atau Action research. Selanjutnya Stephen Kemmis memikirkan
bagaimana konsep Penelitian Tindakan ini diterapkan pada bidang pendidikan
(Kemmis,1982). Berpusat pada Deakin University di Australia, Kemmis dan kolegannya
telah menghasilkan suatu seri publikasi dan materi pelajaran tentang Penelitian Tindakan,
Pengembangan Kurikulum, dan Evaluasi. Selanjutnya, artikel mereka mengenai Penelitian
Tindakan bermanfaat untuk pengembangan penelitian Tindakan dalam bidang pendidikan.
B. Perkembangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Indonesia
Sebenarnya PTK sudah dilaksanakan oleh guru sejak ada proses pembelajaran secara klasikal,
meskipun tidak disadari oleh guru. Pada saat itu sudah dilakukan upaya perbaikan proses
pembelajaran di kelas, namun pada saat itu belum dinamakan PTK. Sejak ada proses
pembelajaran, praktis PTK sudah ada, hanya saja belum ada laporan secara tertulis tentang upaya
perbaikan pembelajaran di dalam kelas.
Sampai dewasa ini keberadaan PTK sebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadikan
pro dan kontra, terutama jika dikaitkan dengan bobot keilmiahannya. Di dalam bidang
pendidikan penelitian ini dapat dilakukan pada skala makro ataupun mikro. Dalam skala mikro
misalnya dilakukan di dalam kelas pada waktu berlangsungnya suatu kegiatan belajar-mengajar
untuk suatu pokok bahasan tertentu pada suatu mata kuliah. Untuk lebih detailnya berikut ini
akan dikemukan mengenai hakikat PTK.
Di Indonesia PTK masih dapat dikatakan relatif muda, karena selama ini model penelitian di
kelas berupa penelitian kuantitatif. Paradigma lama beranggapan bahwa kelas hanya merupakan
lapangan tempat uji coba teori, tempat menyebarkan angket penelitian tanpa ada usaha
melibatkan guru sebagai tim peneliti, padahal guru merupakan kunci keberhasilan metode
pembelajaran yang hendak diujicobakan. Dengan munculnya PTK diharapkan akan menghapus
paradigma seperti itu. Gurulah yang lebih tahu permasalahan yang ada dikelasnya, yang pada
gilirannya guru jugalah yang berperan mencari solusinya. PTK saat ini merupakan sarana yang
paling ampuh dalam mencari solusi terhadap permasalahan dalam pembelajaran yang dialami
guru.
Pada tahun 1994-1995 proyek PGSD memprogramkan penelitian kebijakan dan penelitian
tindakan dengan topic ke-SD-an. Namun pada waktu itu belum ditekankan pada penelitian
tindakan kelas, karena PTK masih merupakan hal baru. Kemudian pada tahun 1996-1997,
proyek penelitian guru SD memprogramkan penelitian tindakan kelas bagi dosen-dosen PGSD di
seluruh Indonesia, bekerja sama dengan guru-guru SD. Sejak saat itu, penelitian tindakan kelas
mulai berkembang sebagai suatu penelitian kolaboratif di dalam kelas sebagai upaya perbaikan
dan peningkatan kualitas pembelajaran.
Saat ini, PTK sangat populer dalam masyarakat apalagi yang menyangkut tentang pendidikan
dan pembelajaran. Sebagai sebuah penelitian terapan, PTK dimanfaatkan oleh guru dalam
meningkatkan dua hal yang sangat fundamental yaitu, proses pelaksanaan pendidikan dan hasil
yang didapat yang nantinya menjadi penentu kualitas pendidikan tersebut yang notabene
orientasinya tak lain adalah siswa.

Dengan dilaksanakannya PTK, berarti guru juga berkedudukan sebagai peneliti, yang senantiasa
bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya. Upaya peningkatan kualitas tersebut
diharapkan dilakukan secara sistematis, realities, dan rasional, yang disertai dengan meneliti
semua aksinya di depan kelas sehingga gurulah yang tahu persis kekurangan-kekurangan dan
kelebihannya. Apabila di dalam pelaksanaan aksi nya masih terdapat kekurangan, dia akan
bersedia mengadakan perubahan sehingga di dalam kelas yang menjadi tanggungjawabnya tidak
terjadi permasalahan.

You might also like