You are on page 1of 10

ACARA III

POTENSIAL OSMOTIK SEL


I. TUJUAN
Menghitung potensial osmotik sel.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan diletakkan
di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga
tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi
seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis:
tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding
sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. khirnya !ytorrhysis "
runtuhnya seluruh dinding sel " dapat terjadi. Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan
untuk men!egah kehilangan air se!ara berlebihan, juga mendapatkan air se!ara berlebihan,
tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada
sel hewan disebut krenasi. #airan di dalam sel hewan keluar karena peristiwa di$usi (nonim,
%&&').
Para ahli $isiologi tumbuhan menganggap plasmolisis insipien terjadi pada jaringan
yang separuh jumlah sel nya baru saja mulai mengalami plasmolisis (protoplas baru mulai
terlepas dari dinding sel), berarti tekanan dalamnya sama dengan nol. Jika anggapan itu benar,
maka potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial osmotik
di dalam sel, sesudah kesetimbangan dengan larutan ter!apai ((alisbury, )'')).
Kelangsungan hidup seltumbuhan bergantung pada kemampuannya untuk
menyeimbangkan pengambilan dan pengeluaran air. Pengambilan atau pengeluaran netto air
melewati suatu membrane. *alam kasus sel hewan, sudah !ukup bagi kita jika kita tahu
apakah larutan ekstraseluler itu hipotonik (memiliki konsentrasi +at terlarut lebih rendah) atau
hipertonik (memiliki konsentrasi +at terlarut lebih tinggi) relati,e terhadap sel- air akan
bergerak akibat osmosis dari arah hipotonik menuju hipertonik. kan tetapi dalam kasus sel
tumbuhan, kehadiran dinding sel menjadi $aktor kedua yang mempengaruhi osmosis tersebut:
adanya tekanan $isik. Pengaruh gabungan dari dua $aktor ini .konsentrasi +at terlarut dan
tekanan . disebut potensial air (water potensial) ( #ampbell, %&&/).
Panjang radikula meningkat dengan meningkatnya temperature dan turunnya potensial
osmosis. 0enih dari kedua spesies memiliki radikula yang lebih panjang ketika tumbuh antasa
%1 dan /&
o
#. A. sieberiana menunjukkan pertumbuhan radikula yang baik pada suhu %1 dan
/&
o
# dan potensial osmosis . &,) MPa daripada A. tortills pada suhu dan potensial osmosis
yang sama (Ta$ara Matekaire dan l$red Maroyi, %&&2).
Mekanisme selular kerusakan akibat kera!unan garam (salt injury) pada akar belum
banyak diketahui. Menurut 3'4 ada dua alasan yang mungkin mendasari terjadinya
pengurangan pertumbuhan akar dalam kondisi !ekaman garam. 5ang pertama adalah
hilangnya tekanan turgor untuk pertumbuhan sel karena potensial osmotik media tumbuh lebih
rendah dibanding potensial osmotik di dalam sel, sedangkan alasan yang kedua adalah
kematian sel. Kematian sel disebabkan karena 6 jam setelah mengalami !ekaman garam, inti
sel mengalami perubahan bentuk, dan )7 jam setelah !ekaman, inti sel han!ur. nalisis
biokimia menemukan bahwa *8 inti mengalami disintegrasi setelah !ekaman garam, dan
ter$ragmentasinya *8 jelas terdeteksi 9 jam setelah !ekaman (5uniati, %&&6).
kumulasi prolina bersama senyawa osmolit yang lain dalam sel tanaman dilaporkan
dapat menurunkan potensial osmotik sel ketika tanaman mengalami !ekaman kekeringan.
*engan demikian tanaman dapat tetap mempertahankan tekanan turgor sel, penyerapan air dan
kelangsungan berbagai proses $isiologis dalam sel (pembukaan stomata, $otosintesis, dan
perkembangan sel). kumulasi senyawa osmolit dilaporkan merupakan respons adapti$
terhadap !ekaman kekeringan pada berbagai jenis tanaman dan diyakini berperan dalam
proses adaptasi pada lingkungan yang ter!ekam kekeringan (:ahayu et al., %&&1).
III. METODOLOGI
Praktikum $isiologi tumbuhan a!ara ketiga yang berjudul Potensial ;smotik (el
dilaksanakan pada hari (elasa, )& Maret %&&' di <aboratorium =lmu Tanaman Jurusan
0udidaya Pertanian, >akultas Pertanian ?ni,ersitas @adjah Mada 5ogyakarta. Pada praktikum
kali ini, alat yang digunakan berupa 9 tabung reaksi, pisau silet, pinset, mikroskop, alat
penghitung, gelas piala ,olume ) liter, pengukur waktu. (edangkan bahan . bahan yang
digunakan antara lain : gula pasir dan daun Rhoeo discolor.
Praktikumm dimulai dengan disiapkannya lebih kurang )&& ml larutan sukrosa ) M
dengan /7 gram gula pasir dilarutkan ke dalam )&& ml air. Kemudian dien!erkan sesuai
dengan perlakuan dan digunakan persamaan m).A) B m%.A% dimana MBmolalitas dan
AB,olume. 9 buah tabug reaksi disiapkan dan diatur pada rak. Masing . masing tabung reaksi
diisi dengan larutan sampai kurang lebih seoertiga ,olume dengan molalitas : &,%9 m- &,%7 m-
&,%6 m- &,%% m-&,% m- &,)9 m- &,)7 m- dan &,)6 m. *engan pisau silet dan pinset dibuat
sayatan tipis epidermis bawah dan Rhoeo discolor atau epidermis organ tanaman lain yang
berwarna merah. *engan mikroskop sayatan tadi diperiksa apakah tersusun atas sel utuh yang
mengandung pigmen merah antho!yanin di dalam !airan selnya. Jumlah sel yang utuh pada
irisan tersebut diukur. (ayatan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi sampai benar .
bnaer terendam. (etiap tabung diisi dengan dua sayatan. (etelah /& menit sayatan tipis tadi
diperiksa dengan mikroskop dan dihitung jumlah sel yang mengalami plasmolisis. #ara ini
dilakukan untuk semua perlakuan.
IV. HASIL PENGAMATAN
a. Tabel Hasil Pengamatan
Rhoeo discolor !"ang ai"
NO MOLALITAS
#$i%
POTENSIAL
OSMOSIS
LARUTAN
PERSENTASE &ANG
'ERPLASMOLISIS
#&i%
$i &i
). &,%9 2,&1 /7,1 )&,%%
%. &,%7 7,16 )1,)2 /,'6
/. &,%6 7,&6 %',% 2,&)
6. &,%% 1,1/ /%,1 2,)1
1. &,%& 1,&/ /2,) 2,6%
7. &,)9 6,1/ %1,76 6,7%
2. &,)7 6,&% 2),2 )),62
9. &,)6 /,1/ )&& )6
'. & & & &
( $i&i 71,9%1
Rhoeo discolor )!!* ai"
NO MOLALITAS
#$i%
POTENSIAL
OSMOSIS
LARUTAN
PERSENTASE &ANG
'ERPLASMOLISIS
#&i%
$i &i
). &,%9 2,&1 '6,22 %7,16
%. &,%7 7,16 7%,/1 )7,%
/. &,%6 7,&6 /% 2,79
6. &,%% 1,1/ /1,1 2,9)
1. &,%& 1,&/ %9,&' 1,7%
7. &,)9 6,1/ '1,22 )2,%/
2. &,)7 6,&% 21,12 )%,12
9. &,)6 /,1/ )&& )6
'. & & 19,1/ &
( $i&i )&2,71
b. R!m!s
+
s
, - m i R T
*imana, C
s
B potensial osmoti! larutan
m B molalitas larutan (molD)&&& ml E
%
;)
i B tetapan ionisasi, unntuk sukrosa B )
: B tetapan gas B %%,2D%2/ B &,&9/)
T B suhu Kel,in B (%2/ F t
o
#)
. , a / b0
b ,

%
%
) (
yi . Gi " yi Gi n
xi xi n
a ,
n

Gi b " yi
n , 1
. , a / b0
. , 2 0 , 34 #052%
0 , 2 . , 34 #25.%
. , 62 0 , 34
. , a / b0
62 , a / b0
0 , 3
). C7nt78 Pe"8it!ngan
K!"ang ai" m7lalitas 259:
+
s
, - m i R T
B " &,%9 G ) G &,&9/) G /&/
B 2,&1
. , a / b0
b ,

%
%
) (
yi . Gi " yi Gi n
xi xi n
,
9%%6 , % /7'7 , & '
/62,9) G ),79 " 71,9%1 G '
x
, ;<52;
a ,
n

Gi b " yi
,
'
79 , ) &) , )7 9) , /62 x
, =65<>
. , a / b0
. , =65<> / ;<52; 0
. , 2 0 , - 959= #-959=?2%
@a"i 2 , =65<> / ;<52;0
0 , -959=
0 , 2 . , =65<> #2?=65<>%
@a"i . , =65<> / ;<52; . 2
. , =65<>
. , 62 0 , 34
. , a / b0
62 , =65<> / ;<52;0
0 , 25:1
V. PEM'AHASAN
(truktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air
melintas lebih !epat daripada unsure terlarut- dinding sel primer biasanya sangat permeable
terhadap keduanya. Memang membran sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis,
tapi dinding sel yang tegar itulah yang menimbulkan tekanan.
Potensial tekanan timbul karena adanya tambahan tekanan dan sama tekanan nyata di
bagian sistem tertentu. *an potensial osmotik (disebut juga potensial linarut) yang terjadi
karena adanya unsur terlarut.
Plasmolisis yaitu protoplas yang baru mulai terlepas ari dinding sel. Karena larutan
eksternal mempunyai potensial air yang lebih ke!il (lebih negati$), air akan meninggalkan sel
itu dengan !ara osmosis, sehingga sel itu akan mengalami plasmolisis atau mengkerut dan
menjauh dari dindingnya. (edangkan yang dimaksud dengan incipients plasmolysis atau
lasmolisis insipien dikarenakan potensial osmotik larutan setara potensial osmotik di dalam
sel, sesudah keseimbangan dengan larutan ter!apai.
Terlepasnya protoplas dari dinding sel disebabkan oleh penyusutan atau pengurangan
,olume, karena !airan di dalam protoplas sudah menjadi lebih pekat dan karenanya
berpotensial osmotik lebih negati$. 0ila pengukuran pada jaringan awal dan jaringan pada
keadaan plasmolisis insipien dilakukan se!ara benar, maka perubahan potensial osmoti! yang
disebabkan oleh perubahan ,olume dapat dihitung.
Pada per!obaan digunakan daun Rhoeo discolor. *igunakannya daun ini sebab
plasmolisis dpat diamati tanpa menggunakan tambahan +at warna lagi. (el daun Rhoeo
discolor berwarna merah dan merah muda. Plasmolisis yang terjadi pada per!obaan dapat
diamati dengan menghitung sel yang tidak berwarna merah lagi akibat sel tersebut
berplasmolisis atau terlepasnya membrane plasma dari dinding sel yang tampak. Proses ini
terlihat dari hilangnya warna merah pada daun Rhoeo discolor dari dalam selnya. Penggunaan
daun ini adalah agar proses plasmolisis yang terjadi mudah untuk diamati.
>aktor . $aktor yang berpengaruh terhadap potensial osmotik sel ini adalah
DAATAR PUSTAKA
nonim. %&&'. Plasmolisis. Hhttp:DD www.wikipedia.org I . *iakses tanggal )/ Maret %&&'.
#ampbell, 8.., J.0. :ee!e, <.@. Mit!hell. %&&%. 0iology, 1th Jdition (0iologi, Jdisi Kelima,
alih bahasa : :. <estari, Jlly+ar dan 8. nita). Jrlangga, Jakarta
Matekaire, T., Maroyi, . %&&2. Thermotoleran!e and osmoti! potential studies in germinating
seeds and growing seedlings o$ Acacia sieberiana and Acacia tortilis. Journal o$
(ustainable *e,elopment in $ri!a =K.
:ahayu, J.(. et al., %&&1. Polietilen glikol (PJ@) dalam media in ,itro menyebabkan kondisi
!ekaman yang menghambat tunas ka!ang tanah (Arachis hypogaea L.). Jurnal
Penelitian Eayati : /' . 69.
(alisbury, >.0., :oss, #.L. )''). Plant Physiology 6
th
Jdition. #olorado (tate ?ni,ersity
Press, #olorado.
5uniati, :. %&&6. Penapisan galur kedelai Glycine max L. toleran terhadap 8a#l untuk
penanaman di lahan salin. Makara (ains : %) . %6.
LAMPIRAN
@. Tabel Hasil Pengamatan
Rhoeo discolor !"ang ai"
NO MOLALITAS
#$i%
POTENSIAL
OSMOSIS
LARUTAN
JUMLAH
SEL UTUH
ABAL
JUMLAH &ANG
'ERPLASMOLISIS
PERSENTASE &ANG
'ERPLASMOLISIS
#&i%
$i &i
). &,%9 2,&1 %&& 2/ /7,1 )&,%%
%. &,%7 7,16 )61 %% )1,)2 /,'6
/. &,%6 7,&6 )/& /9 %',% 2,&)
6. &,%% 1,1/ )7& 1% /%,1 2,)1
1. &,%& 1,&/ '2 /7 /2,) 2,6%
7. &,)9 6,1/ 29 %& %1,76 6,7%
2. &,)7 6,&% 67 // 2),2 )),62
9. &,)6 /,1/ 61 61 )&& )6
'. & & 9& & & &
( $i&i 71,9%1
Rhoeo discolor )!!* ai"
NO MOLALITAS
#$i%
POTENSIAL
OSMOSIS
LARUTAN
JUMLAH
SEL UTUH
ABAL
JUMLAH &ANG
'ERPLASMOLISIS
PERSENTASE &ANG
'ERPLASMOLISIS
#&i%
$i &i
). &,%9 2,&1 )2% )7/ '6,22 %7,16
%. &,%7 7,16 91 1/ 7%,/1 )7,%
/. &,%6 7,&6 )%1 6& /% 2,79
6. &,%% 1,1/ )'2 2& /1,1 2,9)
1. &,%& 1,&/ )%) /6 %9,&' 1,7%
7. &,)9 6,1/ 2) 79 '1,22 )2,%/
2. &,)7 6,&% 17 66 21,12 )%,12
9. &,)6 /,1/ 72 72 )&& )6
'. & & 9% 69 19,1/ &
( $i&i )&2,71

You might also like