Professional Documents
Culture Documents
i
= koefisien fugasitas komponen i di fasa uap
y
i
= fraksi mole i di fasa uap
P
t
= tekanan sistem
Jika tekanan uap murni komponen i rendah dan P
t
1 atm, maka
dapat diganti
Untuk
ini persamaan (3) dapat dituliskan menjadi:
Nilai
yang menyatakan sifat ketidak-idealan sistem perlu diketahui, yang dapat dilakukan
dengan:
a. Melihat data pendekatan dari berbagai pustaka, untuk keadaan-keadaan tertentu.
b. Melakukan pendekatan dengan berbagai model:
Two-Suffix Margules
Van Laar
Wilsons, dan lain-lain
Teori Termodinamika
Disamping itu hubungan keseimbangan suatu campuran, banyak yang sudah diteliti
berdasarkan percobaan di laboratorium. Hasil pengamatan laboratorium biasanya
memberikan nilai yang lebih baik daripada nilai pendekatan, tetapi percobaan di laboratorium
membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang mahal, sehingga merupakan alternatif akhir
suatu tahapan pengukuran.
Bila suatu campuran memenuhi sifat ideal, baik fasa gas dan fasa cairannya, maka
hubungan keseimbangannya dapat dinyatakan dengan Hukum Raoult dan Dalton:
Universitas Gadjah Mada 3
dengan
Y
i
n-oktan etil benzen
82,62 200,0 144,2 55,8 55,8 1 1
85 210,2 150,6 49,4 59,6 0,83 0,871
87 225,8 162,1 37,9 63,7 0,595 0,672
89 242,3 175,5 24,5 66,8 0,3668 0,445
91 259,7 188,5 11,5 71,2 0,1615 0,21
9267 275,1 200,0 0 75,1 0 0
Diagram Entalpi - Komposisi
Pada distilasi diperlukan neraca energi karena separating agentnya panas, sehingga
disini informasi data keseimbangan yang dihubungkan dengan entalpi sistem pada keadaan
kesetimbangan. Untuk itu disusun diagram entalpi komposisi, tetapi entalpi merupakan
suatu besaran relatif, sehingga perlu kondisi acuan (titik acuan). Pada gambar II.4. titik
acuannya adalah entalpi air murni dan entalpi etanol murni pada suhu 32 F = 0.
Universitas Gadjah Mada 8
Universitas Gadjah Mada 9
Universitas Gadjah Mada 10
Contoh Soal :
Hitunglah komposisi kesetimbangan uap-cairan pada tekanan konstan untuk
campuran metanol-air yang diharapkan sistem hingga membentuk campuran ideal.
Penyelesaian :
Titik didih pada tekanan 1 atm untuk metanol (A) = 64,7 C dan untuk air (B) = 100
C. berdasarkan data ini maka perhitungan dibuat pada suhu di antara kedua titik didih
komponen penyusun campuran tersebut. Sebagai contoh pada suhu 80 C,
= 1362,5
mmHg, dan
= 760 mmHg.
Universitas Gadjah Mada 11
Selanjutnya, dengan cara yang sama data dari tabel berikut ini dapat dihitung:
t (C) p
a
p
b
x y
64,7 760 175,0 1,000 1,000 4,34
70 968,7 233,7 0,716 0,913 4,15
75 1165,6 289,1 0,537 0,834 4,03
80 1362,5 355,1 0,402 0,721 3,84
85 1600 433,6 0,280 0,590 3,69
90 2000 525,8 0,159 0,428 3,80
95 2400 633,9 0,071 0,224 3,79
100 2800 760 0,000 0,000 3,68
Nilai volatilitas relatif rata-.rata adalali 3,916 sehingga persamaan hubungan x dan
y dapat dituliskan sebagai berikut:
Berdasarkan persamaan ini dapat digambarkan kurva keseimbangan antara x dan y.
Contoh penerapan konsep keseimbangan pada suatu unit proses
Suplai raw material berupa methanol dan degassing berlangsung sebagai berikut:
Raw methanol flashing gas + cairan
Universitas Gadjah Mada 12
Prinsip kesetimbangan dua fasa untuk campuran biner dapat dilihat pada gambar
berikut ini. Untuk satu stage seimbang contoh aplikasinya dapat bersifat kontinyu maupun
batch seperti pada flash distillation dan batch distillation.
Aplikasi sederhana
1. Flash distillation
2. Batch distillation
Universitas Gadjah Mada 13
B. Keseimbangan Cair Cair
Persetujuan bersama lambang yang digunakan (lambang ini bisa berbeda untuk
pustaka yang lain):
A = zat yang terlarut, zat yang terdistribusi (Solute)
B = pelarut I, pelarut umpan mula-mula (Diluent)
C = pelarut II, separating agent (Solvent)
Fase yang kaya diluent disebut rafinat, sedangkan fase yang kaya solvent disebut
ekstrak.
Hubungan keseimbangan antara konsentrasi-konsentrasi komponen di fase ekstrak
dan rafinat dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk kurva.
Universitas Gadjah Mada 14
Di daerah heterogen
Di daerah 2 fasa
Mengandung ekstrak dan rafinat
R E ; R, E akan terletak pada garis lurus
melalui m
Garis
c. Langmuir :
Dengan:
k, k
1
, k
2
, dan k
3
= tetapan empiris
2. Bentuk grafik (gambar II.12 dan II.13/ Foust, et.al, 1980)
Keseimbangan kimia atau sering juga disebut dengan Chemisorption. Interaksi yang
terjadi secara kimia pada peristiwa adsorpsi kebanyakan bersifat IRREVERSIBLE (tidak
dapat balik )
Universitas Gadjah Mada 23
D. Keseimbangan PadatCair
Pada proses ekstraksi padat cair, cairan pelarut digunakan untuk melarutkan padatan
yang dapat terlarut dari padatan yang tidak dapat melarut (inert). Dalam sistem ini, pada saat
pemisahan antara ekstrak (larutan solute dan solvent) dan rafinat (solute dan padatan inert),
terdapat sejumlah larutan yang ikut terbawa padatan.
Jumlah larutan yang terbawa padatan ditentukan berdasarkan data pengamatan
laboratorium dan sering disebut dengan Under Flow Loci.
Universitas Gadjah Mada 24