You are on page 1of 10

2

ACARA I
PEMBUATAN LARUTAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Untuk mempelajari dan melatih cara-cara pembuatan larutan dengan konsentrasi
tertentu.
2. Waktu praktikum
Sabtu, 13 April 2013
3. Tempat praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Larutan merupakan suatu campuran homogeny dari dua zat atau lebih. Biasanya gas
atau zat padat larut dalam zat cair,zat cair dapat tempat senyawa adalah pelarut. Misalkan
suatu larutan yang terdiri dari garam dan air.dimana garam merupakan mol solute yang
dilarutkan dalam satu kilogram solvent dalam molaritas didefinisikan sebagai banyak
konsentrasi yang penting untuk menetukan sifat-sifat tergantung dari jumlah partikel dalam
larutan-larutan yang saling melekat adalah dua larutan-larutan nonpolar, misalnya
tetraklorida dan benzoate yang membentuk suatu larutan fasa yang homogen (Bresnick,
2002:57).

Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut
larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, larutan tak jenuh. Kadang-kadang dijumpai
suatu keadaan dengan zat tertentu dalam larutan lebih banyak dari pada zat terlarut yang
seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan tersebut adalah larutan jenuh
(Achmad, 2001:1).

Harga kemolaran dapat ditentukan dengan menghitung mol zat tertentu dan volume
larutan. Volume larutan adalah volume zat terlarut dan pelarut setelah bercampur.
Kenormalan adalah jumlah kovalen zat terlarut dalam setiap liter larutan. Ekivalen pada
3

larutan bergantung pada jenis reaksi yang dialami zat itu, karena satuan ini dipakai untuk
penyetaraan zat dalam reaksi (Syukri , 1999 :318).

Penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan tititk beku, dan tekana
osmotik merupakan sifat-sifat koligatif larutan, artinya keempatnya merupakan sifat yang
hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut yang ada dan tidak bergantung pada
sifatnya. Dalam larutan elektrolit , interaksi antar ion-ion mengakibatakan terbentuknya
pasangan ion. Factor vant hoff menunjukkan ukuran banyaknya penguraian elektrolit
dalam larutan (Chang, 2005 : 22).

Dalam percobaan kali ini perlu melakukan standarisasi dengan tujuan untuk
mengetahui kinsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan. Jadi walaupun fungsi
standarisasi adalah untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang kita buat ,
tetapi bila dalam praktikum terjadi kesalahan-kesalahan , maka hasil yang kita harapkan
tidakakan tercapai. Oleh karena itu , ketelitian dan kecermatan murni dilakukan dalam
percobaan (Mr , 2008).

Penelitian ini dawali dengan pembuatan larutan garam, yaitu melarutkan 300 gr NaCl
dalam aquadest hingga diperoleh larutan dengan volume 1 liter. Untuk pembuatan larutan
NaCl 300 gram/L, dilarutkan NaCl 300gr dan aquadest ,kemudian dipanaskan dengan suhu
+ 70
o
C kemudian di tambahkan Na
2
CO3
(aq)
sebanyak 20 %. Kemudian daduk selama 1
menit. Setelah diaduk tambahkan PAC dan diamkan selama 30 menit. Setelah itu larutan
tersebut disaring kemudian diendapkan , hasil endapan tersebut kemudian difiltrat. Dalam
proses filtrate tambahkan NaOH dengan pH larutan 10. Setelah itu larutan tersebut disaring
dan diendapkan. Setelah hasil endapan didapatkan, maka hasil dari endapan tersebut
difiltrat lagi untuk mendapatkan hasil sesungguhnya, pada proses ini digunakan kertas
saring MN640. Variable Na
2
CO3
(aq)
adalah 0,6 ; 1,2 ; 1,8 ; 2,4 ; 3 ; 3 ; 6 dalam satuan mL
dan penambahannya pada suhu 60 70
o
C , sedangkan PAC dengan variable 10 dan 40
ppm (Istikomah, 2009).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat alat Praktikum
a. Gelas arloji
4

b. Gelas kimia 50 mL
c. Gelas kimia 100 ml
d. Kertas label
e. Lap
f. Pipet tetes
g. Spatula
h. Sendok
i. Timbangan analitik
j. Tissue
k. Labu ukur 50 ml
2. Bahan bahan Praktikum
a. NaOH
(s)
( asam asetat )
b. NaCl
(s)
( garam dapur )
c. Aquadest (H
2
O
(l)
)

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Untuk NaOH
a. Dihitung jumlah massa NaOH
(s)
yang digunakan saat konsentrasi 0,5 M dan 0.75 M.
b. Ditimbang massa NaOH yang telah didapatkan dari perhitungan dengan timbangan
analitik , NaOH ditempatkan pada gelas kimia
c. Dimasukkan aquadest kedalam gelas kimia untuk melarutkan NaOH , dan diaduk
menggunakan spatula
d. Dituang larutan NaOH 0,5 M dan 0,75 M pada masing masing labu ukur ,
ditambahkan aquadest hingga volumenya 50 mL
e. Masing masing larutan dikocok agar tercampur merata , kemudian dituang kedalam
gelas kimia dan diberi label.
2. Untuk NaCl
a. Dihitung jumlah masa NaCl
(s)
yang diperlukan jika konsentrasinya NaCl 0.5% dan
NaCl 1 %
b. Ditimbang masa NaCl yang didapatkan dari perhitungan dengan timbangan analitik ,
kemudian ditempatkan pada gelas kimia.
c. Dimasukkan aquadest kedalam gelas kimia untuk melarutkan NaCl
(s)
, kemudian
diaduk dengan spatula.
5

d. Di tuangkan larutan NaCl 0,5% dan 1 % pada masing masing labu ukur ,
ditambahkan aquadest hingga volumenya 50 mL
e. Masing masing larutan dikocok agar tercampur merata , kemudian dituangkan
kembali ke dalam gelas kimia dan diberikan label.

E. HASIL PENGAMATAN
No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan
1 Untuk NaoH

a. Timbang massa
NaOH o.75 M dan NaOH 0.5 M
M NaOH 0.75 M = 1.5 gram
M NaOH 0.5 M = 1 gram

b. Aquades dan NaOH 0.75 M dimasukkan
pada gelas kimia
Aquades dan NaOH 0.5 M dimasukkan pada
gelas kimia
Kemudian diaduk hingga rata dengan spatula
Menghasilkan panas
Larutan lama larut

c. NaOH 0.75 M ditambahan aquades hingga
volumenya 50 ml
NaOH 0.5 M ditambahan aquades hingga
volumenya 50 ml
Dikocok dan diberikan label

2 Untuk NaCl

a. Ditimbang massa NaCl 0.5%
Ditimbang massa NaCl 1%
m NaCl 0.5 % = 0.25 gram
m NaCl 1 % = 0.5 gram

b. NaCl 0.5 % ditambahkan aquades
NaCl 1 % ditambahkan aquades
Diaduk hingga rata
Cepat larut

c. NaCl 0.5 % ditambahkan aquades hingga
volumnya 50 ml.
NaCl 1 % ditambahkan aquades hingga
volumnya 50 ml.
Dikocok hingga rata

3 Dibuat larutan dengan %

dan M
6

%

=


x100%
M =



F. ANALISIS DATA
1. Persamaan reaksi :
NaOH
(s)
+ H
2
O
(l)
NaOH
(aq)
+ H
2
O
(aq)

NaCl
(s)
+ H
2
O
(l)
NaCl
(aq)
+ H
2
O
(aq)

2. Perhitungan :
Untuk NaOH 0,75 M jika pelarutnya bervolume 50 ml
Dik : M = 0,75 M
p = 50 ml
M =


0,75 =


gr =


= 1,5 gram
Untuk NaOH 0,5 M jika volume pelarutnya 50 ml
Dik : M = 0,5 M
p = 50 ml
M =


0,5 =


gr =


= 1 gram
Untuk NaCl 0,5%
Dik : % = 0,5 %
V = 50 ml
7

M =


0,5% =

x 100%
0,5% =

x 100%
gr =


= 0,25 gram
Untuk NaCl 1%
Dik : % = 0,5 %
V = 50 ml
M =


1% =

x 100%
1% =

x 100%
gr =


= 0,5 gram
Tabel pengamatan
No
Massa (gr) Konsentrasi Volume
larutan
(mL)
NaOH NaCl NaOH (M) NaCl (M)
1 1 0,25 0,5 0,5% 50
2 1,5 0,5 0,75 1% 50

G. PEMBAHASAN
Kebanyakan pasa suatu reaksi kimia tidak berlangsung antara molekul padatan
murni, cairan murni, ataupun gas murni, melainkan dengan ion-ion ataupun molekul-
molekul yang akan terlarut didalam air ataupun bukan saja air yang merupakan
pelarutnya. Dari proses tersebut akan terjadi suatu pencampuran atau lebih umum disebut
8

larutan. Pada dasarnya larutan merupakan pencampuran homogen antara dua zat atau
lebih, dimana zat tersbut dapat berupa padat, cair, dan gas. Dan larutan dapat dibedakan
menjadi 6 jenis larutan bergantung pada wujud asal zat tersebut.

Pada percobaan pembuatan larutan telah ditentukan % berat per volume atau %

dan
molaritasnya dari bahan yang akan dibuat menjadi larutan tersebut. Sehingga penentuan
massa NaCl dan NaOH merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Dari perhitungan
yang telah dilakukan dengan masing-masing rumus yang ada maka untuk membuat
larutan NaCl 1% dengan volume 50 ml dibutuhkan NaCl sebanyak 0.5 gram dan untuk
membuat larutan NaCl 0.5% dengan volume 50 ml dibutuhkan NaCl sebanyak 0.25 gram.
Sedangkan pada perhitungan massa NaOH didapatkan hasil massa yang dibutuhkan
untuk membuat larutan NaOH 0.75 M adalah sebesar 1.5 gram dengan volume larutan 50
ml dan pada larutan NaOH 0.5 M dibutuhkan massa sebesar 1 gram dengan volum 50 ml.

Penentuan massa NaOH 0.5 M , NaOH 0.75 M , NaCl 0.5% dan NaCl 1% telah
didapatkan. Selanjutnya penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan
analitik yang telah dikalibrasi. Hasil penimbangan diletakkan pada gelas kimia untuk
diencerkan atau dilarutkan.

Pelarutan dimulai dengan melarutkan NaCl dengan sedikit aquades, pelarutan dengan
sedikit aquades sambil terus diasuk merupakan pembuatan larutan dengan cara
pengenceran. Membuat larutan pekat terlebih dahulu kemudian diencerkan dengan cara
penambahan aquades sampai volume yang ditentukan. Pembuatan larutan dengan cara
pengenceran membuat padatan NaCl larut sempurna dan membuat padatan NaCl
tercampur merata dalam aquades dan menandakan bahwa pada zat terlarut tersebut
menjadi tidak stabil sehungga mudah bercampur dengan moleku-molekul zat lain dalam
satu fasa. Sehingga saat penambahan dengan air atau pelarut lainnya akan mempermudah
reaksi spontan tersebut terjadi. NaCl merupakan garam dapur, dimana telah kita ketahui
merupakan asam kuat dan basa kuat. Pada proses pelarutan mengalami proses endoterm
sehingga menyerap suhu dari lingkungan ke system. Jadi kalorr yang ada diluar diserap
untuk membantu reaksi tersebut berlangsung spontan. Sedangkan saat proses pengadukan
pada larutan NaCl yang bertujuan untuk membuat tumbukan antara partikel zat pelarut
dan zat terlarut menjadi lebih cepat, sehingga NaCl yang berupa padatan menjadi mudah
9

larut dalam air tanpa menimbulkan panas. Mudahnya NaCl larut diakibatkan partikel
NaCl yang kecil, sehingga membuat parikel tersebut mudah menyebar pada larutan.

Pelarutan yang kedua adalah antara padatan NaOh dan aquades. Pelarutan NaOh
sebesar 1 gram dilakukan dengan panambahan sedikit aquades agar padatan NaOH larut
sempurna. Pengadukan dilakukan untuk membantu proses pelarutan. Pada saat
pengadukan larutan NaOH yang awalnya biasa menjadi panas dibandinkan dengan
larutan NaCl tadi. Panas yang terjadi pada saat pengadukan NaOH diakibatkan oleh
proses eksoterm atau melepaskan kalor. Dimana proses eksoterm tersebut terjadi proses
pelepasan kalor dan disebabkan karena adanya tumbukan antara partikel NaOh yang
sangat banyak dengan partikel air. Proses eksoterm merupakan perubahan antara energi
pada larutan tersebut dari energy kinetik atau tumbukan antar partikel larutan dengan
pangadukan, berubah menjadi energi panas atau kalor. Sehingga dilepakan dari sitem
menuju lingkungan. Larutan NaOH dibuat dengan melarutkan aquades hingga mencapai
volume yang ditentukan. Pembuatan dengan cara pengenceran, sama seperti NaCl tadi,
agar larut sempurna dan melarutnya larutan tersebut yang awalnya stabil menjadi tidak
stabil dan mudah bercampur dengan air atau pelarut lainnya. Larutan NaOH tergolong
pada larutan basa. Proses eksoterm sehingga melapas kalor. Jadi kalor yang ada didalam
dikeluarkan untuk membantuk reaksi tersebut secara cepat dan sempurna, serta spontan.

Teori tumbukan terjadi sebagai akibat tumbukan antara molekul-molekul. Jumlah
tumbukan antara moleku-molekul persatuan waktu disebut frekuensi tumbukan. Besarnya
frekuensi tumbukan dipengaruhi oleh faktor yaitu konsentrasi, suhu, luas permukaan
bidang sentuh. Dimana semakin besar konsentrasi suatu larutan maka semakin banyak
molekul yang terkandung didalamnya. Dengam demikian, semakin sering terjadinya
tumbukan antara molekul-molekul tersebut. Hal tersebut hanya sebagian dari tumbukan
molekul yang menghasilkan reaksi. Keadaan tersebut berdasarkan pada faktor yaitu
hanya molekul-molekul yang lebih energik yang akan menghasilkan reaksi sebagai
tumbukan dan suatu tumbukan tertentu untuk menghasilkan reaksi tergantung dari
orientasi molekul yang bertumbukan.

Teori tumbukan berhubungan dengan laju reaksi yang berhungan dengan pembuatan
larutan yang telah dipercobakan. Pada percobaan tersebut terjadi laju reaksi dan
10

dipercepat oleh adanya kenaikan suhu, peningkatan konsentrasi, penambahan luas
permukaan bidang sentuh dan katalis. Konsentrasi tersebut merupakan kepkatan atau
keenceran suatu larutan. Pada luas permukaan bidang sentuh besarnya memiliki
kemungkinan tumbukan antar partikel zat besar sehingga laju reaksinya semakin cepat
berlangsung. Suhu berpengaruh pada laju reaksi, dimana semakin tinggi suhu maka akan
semakin cepat berlangsungnya reaksi. Penambahan tekanan dangan memperkecil laju
reaksi. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi tidak mengalami
perubahan kimia secara lokal.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : cara
pembuatan larutan dilakukan dengan cara mengencerkan padatan sampel dengan
aquades. Pembuatan larutan didasarkan pada massa yang didapatkan berdasarkan rumus
konsentrasi, serta bergantung pada volume dan konsetrasi. Pembuatan larutan juga harus
didasarkan pada sifatnya sehingga larutan tersebut sempurna.


















11

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
Bresnick, S, Sthephen. 2002. Intisari Kimia Vakum. Jakarta : Hipokrates.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta : Erlangga.
Istikomah. 2009. Pemurnian NaCl Dengan Menggunakan Natrium Karbonat. Semarang :
Universitas Diponegoro.
MR, Mariati. 2008. Pembuatan Larutan Dan Standarisasinya. Medan : Universitas Al
Washliyah.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB.

You might also like