You are on page 1of 157

M.

JUNUS DJAMIL
617
N
Sa b a n g
vV
s
ISKANDARMUDA
Mio senmawc
Diterbitkan oleh Lembaga Kebudajaan Atjeh Kutaradja
v?'-'--"wn
1
BIBLIOTHEEK KITLV
0220 7387
iso mx> MrL
X
h
"
C
M. JUNUS DJAMIL
^0U| K IHSr/fy
\
VOOR tu ;
' <^VOltf*^
Diterbitkan oleh :
LEMBAGA KEBUDAJAAN ATJEH
Kutaradja.
L
B
KATA PENDAHULUAN
Assalamualaikum W.W. >
BI SMI LLAH, kal i mah j ang sutji,
ARRAHMAA NI RRAHI EM, sifat ut ama;
ALHAMDULI LLAH, ut j apan pudji,
RABBI L' ALAMI EN, Pemimpin semesta.
SELA W AT dan SALAM, bagi djundjungan,
NABI MUHAMMAD, Saidil Ambia,
Serta Sahabat , keluarga sekalian,
Tabi' -tabi' in, pemimpin pudjangga.
ATJEH adalah satu daerah jang
telah pernah mengalami zaman ge-
milang dan mempunjai kebudajaan
tinggi dimasa jang lampau.
Oleh tekanan bermatjam pertikai-
an dan peristiwa, kedjajaan dan ke-
budajaan jang asli itu, berangsur-
zngsur menghadapi lenjapnja. Dahu-
lu putera dan puteri Atjeh terkenal
dalam ketangkasan, kebidjaksanaan
dan ketjerdasannja.
Sudah sekian lama rakjat
Atjeh terdjerumus kedalam lembah
kemunduran, pendidikan merosot,
masjarakat kutjar-katjir dan kebu-
dajaan asli jang tinggi itu tidak
menentu lagi udjung pangkalnja.
Dewasa ini mata hari kemerde-
kaan telah tjemerlang, waktu dan
peluang telah terbuka. Mudah-mu-
dahan putera dan puteri Atjeh
akan timbul kesadaran dalam
menempuh kemadjuan untuk mem-
peroleh kembali kedjajaannja.
Kabut mesiu, guruh mortir dan hudjan peluru, dengan do'a pe-
ringkuk dalam, tahanan, ratab tangis jatim dan djanda- mudah-
mudahan Allah Jang Maha Pengasih lagi Penjajang telah meredakan-
nja.
M. Junus Djamil
Penjusun buku ini.
Dengan kesadaran pemimpin-pemimpin jang setiawan dan bidjak-
sana, pada tanggal : 7 M^^1957 letakkan batu pertama KEA-
MANAN ATJEH" telah trtjipta dengan IKRAR LAMTEEH" jang
berbahagia itu.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKABAR ; ALLAHU AKABAR
WALILLAAH1L HAM.
MERDEKA sekali MERDEKA tetap MERDEKA. !!!!!!
AMAN, AMAN, sekali AMAN tetap AMAN. ! ! ! ! ! !
Berhubung keamanan Atjeh dan ketenteramannja mulai tertjapai
dengan kebidjaksanaan Pemerintah Daerah dan KOMANDO DAERAH
MILITER ATJEH (KODAMA"/ISKANDARMUDA) patut rasa-
nja dikeluarkan sebuah buku ini jang memeriwajatkan asal-usul
GADJAH PUTIH dan keadaan SULTHAN ISKANDAR MUDA,
jang telah didjadikan simbol KODAM"A"/ISKANDAR MUDA
dengan Badge GADJAH PUTIH dan pandji SANGGAMARA.
Mudah-mudahan Allah Jang Maha Kuasa memberi Taufiq dan Hida-
jah kepada kebaikan sesuai dengan perdjuangan dan keperibadian
Gadjah Putih dan Sulthan Iskandar Muda, sesuai dengan nama pan-
dji SANGGAMARA".
Salam dan hormat serta ma'af
dari pengarang
(M. Junus Djamil).
Tugas
LEMBAGA KEBUDAJAAN ATJEH
Roemoh Atjeh
Didalamnja dilengkapi dengan barang2 koeno.
Daer ah Atjeh, adal ah suatu daerah diudjung Ut ar a pul au Su-
mat era, j ang meliputi 7 Kabupat en, jaitu : Atjeh Besar, Pidie,
Atjeh Ut ar a, Atjeh Ti mur, Atjeh Tengah, Atjeh Selatan dan Atjeh
Barat , termasuk pulau Sabang, pul au Simeuloe pulau Banjak dan lain2
pul au disekitarnja.
Daerah Atjeh, satu-satu daerah j ang mempunj ai sedjarah dan ke-
budaj aan j ang tersendiri, sedjak dari permul aan ada rakjat dan kera-
djaannja.
Menur ut pemeriksaan ahli sedjarah, dal am t ahun 500 M. per
nah di dapat i di daerah Atjeh, sebuah keradjaan j ang bernama " POLI "
(Pi di e), achirnja terkenal dengan sebutan nama "Sjahir Dul i ", Ra-
dja j ang memeri nt ahnj a dari Liang-dynastie. Dal am mana t erdapat
136 kampung. Rakj at nj a memakai pakai an dari kain kapas. Radj anj a
memakai pakai an dari kain sutera, memakai mahkot a j ang besar
j ang di perbuat dari pada emas dan berhias permat a dengan mengen-
derai kenderaan gadjah. Rakj at nj a menanam padi setahun dua kali.
Radj a itu beragama Budha. Ada djuga riwajat j ang mengat akan,
bahwa di permul aan t ahun Masehi, pengembara Eropa pernah me-
ngundjungi udj ung Ut ar a pulau Sumatera, di mana didapati sebuah
5
keradjaan j ang t erat ur, radjanja mengenderai gadjah. Rumah rakj at
tinggi diatas t anah dan bertiang bulat. Negeri itu dinamai Tabrobane.
Dimasa itu memang orang masih beragama Hi ndu at au beraga-
ma Budha; karena agama Islam belum lahir. Kebudaj aan mereka ada-
lah menur ut aliran dimasa itu; ialah kebudajaan Hi ndu, Budha at au
Anymisme.
Dal am t ahun 225 H. = 840 M. Keradj aan Islam mulai berdiri di
Atjeh Peureulak hingga djajanja. It ul ah permul aan kebudajaan Islam
t umbuh dal am masj arakat rakjat Atjeh terus-menerus kema-
sa keradjaan Samudr a/ Pas dan berdiri keradjaan Atjeh Raya da-
lam t ahun 601 H. = 1205 M. sampai dewasa ini. Kal au kita per-
hat i kan djedjak sedjarah keradjaan Atjeh, dari sedjak keradjaan
Peureulak, keradjaan Samudr a/ Pas sampai kekeradjaan Atjeh Raya,
memang bangsa Atjeh, suatu bangsa di Indonesia, j ang telah
mempunjai kebudajaan (ketjerdasan, peradaban dan budi-pekerti)
j ang tinggi.
Memang agama Islam itu, dilahirkan oleh Allah Ta' al a, unt uk
meninggikan budi-pekerti (achlaq) manusia. Sebagai sabda Rasulullah
saw;
. ' . ; y*t>A >.>;
( 3
S
M-VIp.6.^ V Li I )
Artinja : Sesungguhnja dibangkitkan Aku mendj adi Rasul Allah un-
tuk Aku menj empurnakan budi-pekerti j ang baik.
Mendjelang abad ke XX. rakjat Atjeh menghadapi masa kemun-
duran dan kerunt uhan. Bermatjam-matjam pertikaian dan peristiwa
menekankannja. Pendi di kan rusak, kebudajaan menghadapi kepuda-
rannja.
Dahul u rakjat Atjeh terkenal dalam soal keradjinan t angan
dan pert ukangan, seperti membuat kapal, menuang meriam, dan lain2
al at perhiasan j ang halus buat an dan tinggi mut unj a. Betapa tjantik
dan megah t enunan Atjeh dan anj amannj a dari bermat j am2 tjorak
kain dari benang dan sutera.
Betapa halus seni pahat dan seni lukis dan lain-lain kesenian,
j ang dapat kita lihat dari buah t angan peninggalan mereka.
Memang seni pat ung, tidak terlihat di Atjeh, karena dal am
agama Islam t erdapat larangannja.
Bermatjam-matjam alat bunjian dan seni tari t erdapat di Atjeh,
dan beraneka ragam seni suara dan sastranja, j ang mendj adi penghi bur
dal am masj arakat sebagai pengikat hubungan silaturrahim dal am
(i
^^^^^H^HH^HHBH^^^^BHH
bermat j am-mat j am upat j ara. Tet api dimasa-masa j ang achir keadaan
itu telah disalah gunakan, hingga meni mbul kan pertikaian dalam ma-
sjarakat, ada j ang sampai2 melanggar susila dan agama.
Mendjelang masa kemerdekaan, masing-masing daerah di Indo-
nesia, telah munt j ul mempert undj ukkan kebudajaannja j ang aneka ra-
gam, dan ternjata daerah Atjeh ketinggalan, karena ditelan
oleh pertikaian dan alpa.
Masa insaf dan sadar telah tiba, disamping rakjat Atjeh menem-
puh kemadjuan pendidikan dan agama, djuga tidak ketinggalan meng-
gali dan memperbaiki kembali kebudajaan pusaka dari nenek mo-
jangnja.
Mana j ang baik j ang sesuai dengan peredaran masa, akan di-
pupuk dan dihidupkan kembali. Mana j ang tidak baik, j ang melang-
gar agama dan susila, akan diganti dengan j ang sebaiknja.
Dal am mengisi kekosongan ini, telah tampil kemuka beberapa pu-
tera Atjeh j ang menar uh mi nat dan perhat i an dalam kepentingan ini,
selaku pelopor j ang namanj a t ert j ant um dalam badan l embaga"; pa-
da tanggal 15 September 1957, telah berhasil dapat membent uk ba-
dan (Organisasi), j ang diberi nama L e m b a g a K e b u d a j a a n
A t j e h".
Dal am wakt u j ang singkat Lembaga Kebudaj aan Atjeh itu, telah
berhasil dapat menggembleng rakjat Atjeh kepada mengadakan satu
"Pekan Kebudaj aan At j eh" j ang begitu menari k perhat i an dan sema-
raknja, di mana didalamnja dapat kita lihat dan persaksikan, bet apa
pent i ng KEBUDAJAAN dalam pergaulan hi dup manusia.
Dal am sidang-sidang DI SKUSI , dapat disaksikan bet apa hebat ,
dahsjat dan serius soal sedjarah, soal kesenian, soal bahasa dan sastra,
dan soal adat-istiadat; j ang mana persoalan itu mendj adi beban Lem-
baga Kebudaj aan Atjeh, unt uk meneruskan penggalian, pemeriksaan
dengan teliti, hinga sampai kepada j ang benar dan sempurna.
Begitu djuga dalam bermatjam-matjaqsPpertundjukan, dari dr ama
sedjarah, pakai an, permai nan, perhiasan, ' makanan dan lain2 j ang
termasuk dalam rangka budaja.
Ki t a melihat dan mendengar, bagai mana perhat i an dan ut j a-
pan Ment eri Agama, Ment eri P. P. & K. dan Ment eri Ne-
gara Urusan Stabilisasi Ekonomi, j ang t urut menjaksikan dan me-
nut up Pekan Kebudaj aan Atjeh itu.
Bersama ini di muat gambar-gambar dal am Pekan Kebuda-
j aan Atjeh, pidato j m. Ment eri Agama Ment eri P. P. & K., pidato
Gubernur Atjeh dan pidato Ket ua Umum Lembaga Kebudaj aan
Atjeh.
7
Unt uk kelandjutan dan kesempurnaan usaha Lembaga Kebuda-
j aan Atjeh itu, berdasar usulan2 dan keputusan dal am sidang Diskusi,
susunan Lembaga Kebudaj aan Atjeh j ang per t ama di perbaharui de-
ngan j ang lebih kuat.
Bersama ini dimuat susunan Pengurus Lembaga Kebudaj aan Atjeh
t ahun 1958/1959, unt uk diketahui.
Selaku langkah pert ama Lembaga Kebudaj aan Atjeh, berusaha
mengel uarkan buku ini "Buku Gadj ah Putih Iskandar Muda", ka-
rangan M. Junus Djamil Ket ua I. Lembaga Kebudaj aan Atjeh. Mudah-
mudahan akan memberi faedah bagi par a pembatja.
Salam dan hor mat
Lembaga Kebudaj aan Atjeh.
Ket ua Umum L. K. A. Ket ua I. L. K. A. Secr. Umum L. K. A.
( T. Hamzah) ( M. Junus Djamil) (A.K. Abdul l ah).
8
I H I ^ ^ ^ H ^ ^ H H H H i
Susunan Pengurus
LEMBAGA KEBUDAJAAN ATJEH
tahun
1957 1958
PENASEHAT :
Letkol. S j a m m a u n G a h a r u .
Gubernur Prop. Atjeh : A. Hasjmy.
Dr. Zainul Abidin.
Abu Bakar.
Tgk. Hamzah Junus.
Tgk. H. Abdullah Udjoong Rimba.
Muhammad Z.Z.
PIMPINAN UMUM.
Ketua umum
Ketua I.
Secretaris Umum
Secretaris I.
Bendahari
Majoor T. Hamzah.
Njak Jusda.
Said Muchtar.
T.M. Junus.
Keutjik Leumik.
DEPARTEMEN/BAHAGIAN
U m u m .
Sdr. Ali Basjah.
Sedjarah/Dokumentasi
Sdr. Said Abu Bakar,
Sdr. Tusbasya.
Purbakala.
Sdr. Let. I. Njak Achmad.
Bahasa.
Sdr. M. Nafiah,
Sdr. Abdurrahman.
Kesenian.
Sdr. Sjamsarif Ahmad,
Sdr\*%'gam Usman,
Sdr. T Ismail,
Sdr. Jusuf.
Keuangan.
Sdr. Umar-Maja,
Sdr. Kefitjik Djuned,
Sdr. Tuanku Muhammad.
SEKSI-SEKSI.
Seudati.
Sdr. Abdullah Radja.
Didong-Gajo.
Sdr. M. Kasim As.
Pakaian adat.
Sdr. T. Ismail. Lts.
Rapai/Dabus.
Sdr. Arsjad,
Sdr. Umar,
Sdr. Ismail M.
Pers/publikasi.
Sdr. Lts. Hamidy Hs.
Sdr. T.D. Raden Sabry.
R e f o r m a s i
PERSONALIA PENGURUS
LEMBAGA KEBUDAJAAN ATJEH
21 Oktober 1958.
Sesuai dengan saran/ usul 2 dari Diskusi P.K.A. dan r apat dengan
perut usan dari masing2 Kabupat en, setelah di adakan feeling dengan
mereka j ang dikemukakan dari daerah2 Kabupat en, kemudian di ma-
sak, dipeladjari dan diteliti sekian lama, maka di adakanl ah reformasi
susunan pengurus baru Lembaga Kebudaj aan Atjeh, sbb. :
a. DEWAN PELI NDUNG.
1. Plm. KDMA I SKANDARMUDA/ KETUA PE-
PERDA.
2. GUBERNUR PROP. ATJ EH.
3. KETUA DPR- D. ATJ EH.
b. DEWAN PI MPI NAN UMUM.
1. Ket ua Umum : Majoor T. Hamzah.
(sekarang Let. Kol . ) .
2. Ket ua I. : M. Junus Djamil.
3. Ket ua I I . : H. Ibnu Sa' adan.
c. DEWAN PENASEHAT.
1. Prof. Tgk. M. Hasbi Alsiddiqy di Djokdjakarta,
2. Tgk. Hadji Abdullah Udjoong Ri mba,
3. Tgk. Had j i Abubakar di Dj akart a,
4. A. Wahab Dahl awy di Lho' Seumaw,
5. Radj a A. Wahab Atjeh Tengah,
6. Hadji M. Zainuddin di Medan,
7. Hadji Sj ammaun,
8. T. Radj a Mul uk Kaizery Athas di Medan,
9. Tai b Adamy,
10. Abdullah Arif di Dj akart a,
11. Pawang Leman,
12. Andib Lamnjong.
10
d. PERS/PUBLIKASI/DOKUMENTASI.
1. Lts. Hamidy Hs.
2. T.D. Sabry,
3. Said Muchtar.
e. SEKRETARIAT.
1. Lts. A.K. Abdullah,
2. Said Abu-Bakar Ahmad,
3. Ridwan.
f. KEUANGAN.
1. Majoor M. Husin,
2. Letd. Aziz Kanun.
g. PERBENDAHARAAN/PURBAKALA.
1. Lts. T. Taib Sjah,
2. Tusbasya,
3. Muhammad Z.Z.
Staf Sekretariat Lembaga Kebudayaan Atjeh
Ketua Lts. A.K. Abdullah (tengah) S. Abubakar Ahmad (kiri)
dan Ridwan (kanan).
*
11
M M
h. BAHASA.
1. A. Aziz Ibrahim,
2. Njak Jusda,
3. Budiman S.
4. Andib Lamnjong.
i. SEDJARAH.
1. Kpt. Njak Achmad.
2. Usman Effendi,
3. T. Radja Akop.
j . KESENIAN.
1. T. Radja Mahmud,
2. Kpt. T. Ismail,
3. Lts. T. O. Basjah,
k.
1.
2.
3.
4.
ADAT ISTIADAT.
M. Husin,
Ainul Mardliah,
T. Nazaruddin Nagur,
Tgk. Ghazali Hasan.
i^4^
Pemandangan dalam sidang diskusi Pekan Kebuda-
jaan Atjeh di Balai Teuku Umar.
12
Medan Pekan Kebudayaan Atjeh.
SUSUNAN PENGURUS
PANITIA PUSAT PEKAN KEBUDAJAAN ATJEH.
P E N A S E H A T .
Let. Kol. Sjammaun Gaharu
Gubernur Prop. Atjeh. A. Hasjmy.
Tgk. Hadji Abdullah Udjoong Rimba.
Tgk. Hadji M. Ali Balwy.
T. Ali Basjah, Wali Kota Kota Besar Kutaradja.
Njak Mahmud.
Muhammad Z.Z.
Hasjim M.K.
PIMPINAN UMUM.
Ketua umum : Majoor T. Hamzah.
Wk. Ketua Umum : Bupati M. Husin.
Secretaris Umum : Lts. A.K. Abdullah.
Wk. Secretaris umum : Said Muchtar.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
13
KEUANGAN.
Ketua
Wk. Ketua
Anggota2
Ketua
Wk. Ketua I.
Wk. Ketua II.
Anggota-anggota
Majoor M. Husin.
Ltd. A. Aziz Kanun.
Keutjik Leumik,
M. Husin Raden.
PANITIA TECHNIS.
A. Aziz Ibrahim.
Njak Jusda.
M. Nafiah.
M. Junus Djamil,
Kpt. Njak Achmad,
T. Djohan,
Lts. T. Taib Sjah,
Kpt. T. Ismail,
Lts. Abdullah Masri.
Ketua
Wk. Ketua I.
Wk. Ketua II.
PIMPINAN HARIAN.
Kpt. A.K.I. Chourmein.
Njak Yusda.
Said Abubakar.
Ketua
Wk. Ketua
Anggota-anggota
URUSAN SECRETARIAT.
Said Muchtar.
Usman Effendi,
M. Jusuf Mahmud.
Zainal Abidin Ali,
M. Jusuf S.B.
Abdullah Hasan.
T. Husni.
Ridwan Ahmad.
SEKSI DISKUSI.
Ketua
Wk. Ketua
Secretaris
M. Junus Djamil.
Ibrahim (guru S.M.P.N. Ktr.)
Njak Jusda.
ANGGOTA-ANGGOTA
1. Tgk. Hamzah Junus, 7.
2. Tgk. M. Amin, 8.
3. Majoor Adjad Musji, 9.
4. Tgk. Usman Ibrahim, 10.
5. Tgk. M. Jahja Hasjimy, 11.
6. Tgk. Ibrahim Senabang, 12.
Tgk. Sjech M. Saman Sihom,
A. Latif Rusdy,
Ramli (P.U.)
M. Husin.
A.Aziz Ibrahim,
M*. Nafiah,
14
13.
14.
15.
16.
17.
Suf j an Hamzah,
Budiman Sulaiman
Usman Effendi,
Ibrahim Abduh,
Adnan Hanafiah,
18.
19.
20.
Ali Djauhari Atjeh Tengah
(Medan)
T. Radja Muluk Kaizery
Athas (Medan)
T. Radja Zainuddin Atjeh
Tengah.
SEKSI EXPOSISI.
Ketua
Wk. Ketua
Anggota2
Lts. T. Taib Sjah,
Wedana A. Rahman,
Tjut Andjung.
Nj. T. Ali Basjah,
Nj. Ibrahim,
Nj. T. Ismail,
Nj. A.R. Hadjat,
Tgk. 'Ainul Mardliah
Tusbasya,
Ibrahim M. Alhaidar.
SEKSI DRESS SHOW.
Ketua : Kpt. T. Ismail.
Wk. Ketua : Tjut 'Ainul Mardliah.
Anggota2 : Nj. Aziz Ibrahim,
Nj. Letkol. Sjammaun Gaharu,
Nj. Gubernur A. Hasjmy,
Nj. Majoor T. Hamzah,
Nj. Dr. Zainul Abidin,
Nj. Pattynasrani,
Nona Ina Idham,
Nj. Sa'diah Sabi.
URUSAN TEMPAT/PEMONDOKAN/SIDANG/
TAMU/ KONSUMSI.
Ketua
Wk. Ketua I
Wk. Ketua II
Anggota2
Lts. T. Z. 'Abidin.
Pit. Hasan Ali.
Keutjik Djuned.
Twk. A. Wahab,
Harun Ali,
Husin Ahmad,
Twk. Muhammad,
Nj. Ibrahim Siagian,
Nj. T. Bustamam,
Njak Razali Ali.
15
URUSAN PERS/ PUBLI KASI .
Ket ua : Lts. Hami dy Hs.
Wk. Ket ua : A. Aziz.
Anggota2 : T. D. Raden Sabry,
T. S. Bardan,
Ri dwan,
Kasim A.S.
Agam Usman,
A.R. Ghemeng.
SEKSI DRAMA.
Ket ua
Wk. Ket ua
Anggota2
T. Djohan.
Achmid Abdullah,
Ami ruddi n S.
T. Bustamam,
A. Bustam,
Sapulete,
M. Jusuf,
Zulkifli Hanafiah,
T. M. Hasan,
T. Nasaruddi n.
SEKSI KESENI AN.
Ket ua
Wk. Ket ua
Anggota2
Kpt . Njak Achmad.
T. Radj a Mahmud.
T. Oesman Basjah.
Lts. Arifin Amin,
Sjamsarif Achmad,
Tisma,
Pit. Raml y Sa' ady,
Abdullah Radj a,
A. Rahman Ahmad,
Ismail Hasan,
Ismail H.
Usman,
Razali Djuneid,
Di Husin.
SEKSI PAWAI KEBUDAJAAN.
Ket ua
Wk. Ket ua
Anggota2
Lts. Abdullah Masri.
Ibrahi m Siagian,
Ibrahi m Adam,
M. Ali Usman.
16
SEKSI KESEHATAN.
Ket ua
Wk. Ket ua
Dr. R. Midi.
P. M. I. Tj abang Kut aradj a.
URUSAN PENGANGKUTAN
Ket ua
Wk. Ket ua
Anggota2
Kpt . T. Ismail.
Pit. Hamzah Ahmad.
Abdullah,
Pattynasrani,
Ibrahi m.
URUSAN KEAMANAN.
K. M. K. Kut aradj a.
Polisi Kab. Atjeh Besar.
C. P. M. Des. Atjeh.
Barisan pawai lengkap dengan pakaian Asli sedang memasuki
pintu Gerbang Pekan Kebudajaan Atjeh di roemoh Atjeh.
17
PIDATO PEMBUKAAN
PEKAN KEBUDAJAAN ATJEH
o l e h
KETUA UMUM PANITIA PUSAT
PEKAN KEBUDAJAAN ATJEH
Majoor T. HAMZAH.
ijuJ UI,_, , 4JJ _ui-1
<~>j
Ketua Umum Lembaga Kebudajaan Atjeh
Majoor T. Hamzah (sekarang Letnan Ko-
lonel) sedang mengutjapkan pidato pembu-
kaan Pekan Kebudajaan Atjeh. Peristiwa jg
bersedjarah ini terdjadi pada tgl. 12 Agustus
1958 di Balai Teuku Umar Kutaradja.
Pudji dan sjukur keha-
drah Allah, Tuhan jang
Maha Pengasih, Penja-
jang dan Maha Perkasa;
jang telah mendjadikan
manusia penghuni bumi,
jang dihiasi dengan ber-
matjam-matjam keinginan,
kesukaan dan daja tjipta,
dengan pedoman akal dan
pertundjuk agama. Dalam
mana, dalam masjarakat
manusia itu telah mendjel-
ma bermatjam2 pemerin-
tahan dan aneka ragam
kebudajaan (sedjarah, ke-
senian, adat istiadat dan
kesustraannja).
Selawat dan Salam ke-
hadirah Nabi Besar Mu-
hammad saw. jang mela-
hirkan perubahan baru di-
alam semesta, melahirkan
peradaban baru, keadilan
sambil menuntun dan
membimbing umat kepada
keselamatan, kemuliaan
dan kesenangan dialam
dunia, teristimewa di Achi-
rat nanti.
f8
Dj uga kepada keluarga, sahabat -sahabat dan kepada pemimpin
umat dalam masa-masanja.
Sdr. Ket ua Penguasa Perang Daerah Atjeh, Sdr. Gubernur Prop.
Atjeh, Sdr. D. P. R. Daerah Atjeh, Kepal a-kepal a segenap instansi
pemeri nt ahan di Daerah Atjeh, par a undangan, hadirin dan pende-
dengar jang mulia ! ! !
Hor mat dan terima kasih j ang tak terhingga, atas perhat i an dan
t undj angan j ang merupakan moreel dan matrieel kepada penglaksa-
naan Pekan Kebudaj aan Atjeh j ang alakadarnja, serta menjemarak-
kannja.
Dj uga hormat dan terima kasih jang mesra kepada segenap warga
Pani t i a Pekan Kebudaj aan Atjeh, dari panitia Pusat dan seksi-seksi-
nja, dari Daerah sampai kepada Kabupat en- Kabupat en serta peserta-
nj a; j ang telah menumpahkan perhat i an dan menj umbangkan sege-
nap tenaga, har t a dan raga, dalam pelaksanaan Pekan Kebudaj aan
Atjeh ini. Mudah- mudahan Allah Ta' al a akan memberikan balasan
baik atas kesetiaan, ket abahan, kesanggupan dan keichlasan sauda-
ra-saudara dalam melaksanakan Pekan Kebudaj aan Atjeh dari per-
mul aan hingga achirnja nanti.
Sekali lagi saja selaku Ket ua Umum dari Pekan Kebudaj aan Atjeh
ini, mengut j apkan Selamat dat ang kepada par a hadirin semua, sela-
mat dan t ent eram hingga achirnja. Dj uga saja utjapkan selamat be-
kerdja kepada saudara-saudara j ang berkerdja dal am masing-masing
seksinja.
Para hadirin dan madjlis j ang mulia.
Mendj el ang zaman kemerdekaan, kemerdekaan Indonesia, kemer-
dekaan i daman segenap bangsa Indonesia, j ang diperolehnja dengan
pengorbanan darah, har t a dan djiwa. Dal am mana rakjat Atjeh tidak
ketinggalan dal am berdjuang hingga kemerdekaan Indonesia t et ap
merdeka sampai dewasa ini, sebagai disebut dal am utjapan sembojan
Sekali merdeka t et ap merdeka" dengan berkat ket abahan dan kesada-
r an put era-put eri dan pat ri ot Indonesia.
Sedjak dari permul aan kemerdekaan, t ahun 1945 sampai t ahun
1958, daerah Atjeh dapat di kat akan sangat ketinggalan dalam banjak
l apangan, dal am pendi di kan dalam pembangunan dan djuga dalam la-
pangan kebudajaan (sedjarah dan keseniannja).
Put era dan puteri Atjeh jang merasa dirinja ketinggalan dan keal-
paan dalam hal itu; atas kesadaran dan keinsjafan kedjurusan itu, se-
laku unt uk mengisi lapangan j ang kosong itu; disamping mengisi la-
pangan pendidikan dan pembangunan, dengan initiatief beberapa pu-
tera dan puteri j ang mempunj ai bakat dilapangan kebudajaan, maka
pada tanggal 15 September 1957, telah dibentuk satu badan j ang di-
beri nama LEMBAGA KEBUDAJAAN ATJ EH" .
19
Dengan initiatief Lembaga Kebudaj aan Atjeh j ang masih muda
itu, selaku untuk memeriksa, menggali dan meneliti Kebudaj aan Atjeh
j ang telah t erpendam dan hampi r lenjap itu. Dan selaku hendak me-
njaring dan mendiskusikan, j ang benar akan diambil dan jang buruk,
j ang tidak sesuai lagi dengan masanja akan ditinggalkan dan diganti
dengan j ang sebaiknja.
Selaku menj ambut dan memperingati hari ulang t ahun kemerde-
kaan Indonesia ke XI I I , Lembaga Kebudaj aan Atjeh, setelah berusa-
ha dengan kadar kesanggupannja, mengadakan satu panitia j ang
dinamai Pani t i a Pusat Pekan Kebudaj aan Atjeh" dengan at j aranj a
jang t ert ent u. Mudah- mudahan akan berdjalan dengan sebaik-baiknja
dan membawa kebaikan bagi put era dan puteri Atjeh seluruhnja, de-
ngan taufik dan hidajah serta perlindungan Allah Ta' al a j ang Maha
Kuasa.
Ini hari, tanggal dan sa' at (hari Selasa, tanggal 12 Agustus 1958),
kami Panitia Pusat Pekan Kebudaj aan Atjeh, membuka Pekan Ke-
budaj aan Atjeh ini dengan rasminja, dengan utjapan : BI SMI L-
LAAHI RRAHMAANI RRAHI EM dan ALFAATI HAH" ! ! !
Menteri Agama Kijai Hadji 11jas (x) dengan didampingi oleh
Gubernur Ali Hasjmy (berpakaian Atjeh) terharu mempersaksikan
kehebatan pakaian Atjeh Asli dalam pawai Kebudajaan di Guber-
nuran. Dibarisan belakang tengah nampak Panglima Kodam "A"
Iskandarmuda Letnan Kolonel Sjammaun Gaharu, pembesar2 sipil
dan militer lainnja.
20
ATJEH TJUKUP MEMPUNJAI KEBUDAJAAN
JANG TINGGI
Kat a Sambut an dari
GUBERNUR A. HASJ MY.
Gubernur A. Hasjmy,
adal ah salah seorang pe-
ngandjur dan pendorong
jang pert ama dal am mem-
bangun dan membent uk
Lembaga Kebudaj aan
Atjeh.
Begitu menarik dan pe-
nuh perhat i an beliau ter-
hadap kebangunan dan ke-
madj uan Kebudaj aan
Atjeh. Ti ap-t i ap hari sela-
ma sidang diskusi Pekan
Kebudaj aan Atjeh ini, da-
ri tanggal 1 2 - 1 5 Agustus
1958, dari permul aan hing-
ga kesudahannja, beliau te-
t ap hadi r menjaksikannja
seraja memberi pert un-
djuk-pertundjuk jang ber-
guna bagi kebangunan dan
kelantjaran Kebudaj aan
Atjeh itu.
Dal am kat a sambutan dihari pembukaan Pekan Kebudaj aan
Atjeh ant ara lain beliau mengut j apkan :
Saja mengut j apkan terima kasih serta penghargaan atas initiatief
jang diambil oleh Lembaga Kebudaj aan Atjeh mengadakan Pekan
Kebudaj aan ini. Saja telah mengundjungi beberapa daerah di Indone-
sia di mana saja lihat suku-suku bangsa itu tidak menjia-njiakan kebu-
dajaannja selain suku kitalah telah menjia-njiakan kebudajaannja.
Pada hal dimasa jang l ampau, Atjeh tjukup mempunj ai kebudajaan
jang tinggi.
ALI HASJMY
Gubernur Kepala Daerah Propinsi Atjeh.
21
Oleh sebab itu saja harapkan agar nant i dalam mendiskusikan
mengenai kebudajaan kita ini dapat diperoleh bahan-bahan sebagai
penggali kembali Kebudaj aan Atjeh.
Saja andj urkan agar setelah Pekan Kebudaj aan ini nanti, kira-
nja dapat diusahakan suatu Kongres Kebudaj aan Atjeh j ang lebih
luas lagi guna mempert i mbangkan dan menggali kembali hasil-hasil
diskusi jang diperoleh dalam Pekan Kebudaj aan ini j ang kelak dapat
diketengahkan kepada Masj arakat , bentuk dan keaslian j ang sebe-
narnj a Kebudaj aan Atjeh.
i-:---'. 'KV, ''-.
Wanita2 Atjeh dengan pakaian Aslinja.
Pakaian jang dipakai oleh wanita2 ini peninggalan pusaka turun-
temurun, dibuat dari benang sutera dan kain beledru.
i
22
MAKSUD DAN TUD JUAN KOTA DARUSSALAM
PI DATO PANGLI MA K. D. M. A. I SKANDAR MUDA
Let. Kol. Sj ammaun Gahar u
dal am upat j ara mel et akkan bat u per t ama Kot a Pel adj ar /
Mahasiswa D a r u s s a l a m .
Pidato beliau diutjapkan
dalam bahasa Daerah, agar
put era puteri Atjeh, tua
muda, laki-laki dan perem-
puan jang t urun dipelosok-
pelosok kampung j ang dja-
uh dari kota, j ang mem-
bandjiri medan upat j ara
dihari itu, akan mendapat
pengertian j ang menda-
lam.
Beliau berkata :
Tadi pagi diibu kota
Propinsi Atjeh Kut aradj a,
oleh pemerintah, oleh satu
panitia telah diperingati
hari ulang t ahun j ang ke-
XI I I dari Republik Indo-
13 t ahun kita merdeka,
sudahkah kita pikir, apa-
kah maksud merdeka ini ?
Merdeka bukanlah be-
rarti kita boleh mentjuri
barang2 orang, membuat
apa sad j a atas famili orang
orang lain dan sebagainja.
Tet api merdeka jang sebe-
narnja adalah merdeka
kita semuanja, merdeka ne-
gara, negara jang merdeka,
pemerintah j ang merdeka
untuk mengat ur negara supaja tertjapai tjita-tjita kemerdekaan j ang
kita idam-idamkan jaitu : kemakmuran dan kesedjahteraan.
SJAMMAUN GAHARU
Komandan Kodam "A" Iskandarmuda,
Ketua Penguasa Perang Daswati I Atjeh.
23
Akan tetapi dalam 13 t ahun kita sudah merdeka, sudahkah kita
memperoleh kesedjahteraan ? Sudahkah kita mulia ?. Dal am hati saja
dapat saja djawab pada saat ini rakjat Atjeh masih mengalami pende-
ri t aaan jang begitu hebat djikalau dibandingkan dengan daerah-daerah
j ang lain.
Dal am hal ini saja teringat pada sebuah pant un (Sjair) j ang ber-
bunji ; kira-kira demikian Nasib rakjat Atjeh" :
Tadj ak oe glee djikap lee rimoeeng,
tatroon dalam kroeeng djikap lee boeja ;
tadjak oe laoot djitop lee paro,
tawo oe nanggro djipoh lee bangsa."
Indonesianja :
Pergi kegunung diterkam harimau,
t urun kesungai disambar buaja ;
pergi kelaut ditjutjuk pari,
pul ang kenegri, dibunuh bangsa.
Begitulah nasib kita rakjat Atjeh. Apa sebabnja maka mendjadi
begini ?
Sebab okmum-oknum, peribadi-peribadi Rakjat Atjeh masih be-
lum kembali kepada keperibadian Atjeh j ang sebenarnja. Belum kem-
bali kepada Adat bak Poteu Meureuhoom, hoekoom bak Sjiyah Koe-
ala".
Ini disebabkan karena kita belum mau mempergunakan 4 pokok
tudjuan j ang ut ama dari maksud kemerdekaan kita. Ki t a diberikan otak
oleh Tuhan, diberikan kepala dan didalam kepala diberikan otak. Ot ak
j ang diberikan oleh Tuhan itu bukan untuk dibawa-bawa kesana ke-
mari, tetapi untuk berpi ki r; kita pikir, kita pakai. Djanganlah kita
mendjadi ikut-ikutan, apabila orang mengatakan harimau, kita katakan
pula harimau. Mungkin djuga orang mengatakan harimau, kita kata-
kan kambing. Jang dimaksudkan sekarang bukan tjara j ang demikian,
akan tetapi sesuatunja harus kita pikirkan, kita pergunakan otak jang
telah dianugerahkan oleh Tuhan dalam setiap langkah, perbuatan dan
kedjadian.
Inilah salah satu tudjuan dari pada kemerdekaan, jaitu bebas ki-
t a berpikir, mengeluarkan pendapat dan setiap pendapat dan pikiran
kita itu hendaknja kita keluarkan supaja orang dapat mengetahuinja.
Ada orang mengat akan bahwa pantjasila itu tidak baik dan dja-
ngan terlalu ter-buru2 pula kita mengat akan bahwa kalau sudah Darul -
Islam itu benar, karena ada djuga orang-orang j ang Darul-Islam itu
dal am hatinja Pantjasila, begitupun sebaliknja. Dal am kesemuanja ini
perlu direnungkan, dipikirkan dengan otak j ang telah diberikan oleh
Tuhan dengan mengeluarkan pendapat masing-masing.
Kal au belum dapat dilakukan tjara j ang saja maksud ini, kita su-
ku Atjeh belum dapat dikatakan Adat bak Poteu Meureuhoom, hu-
24
koom bak Sjiyah Koeala".
Tudj uan kemerdekaan kita jang kedua ; bebas dari ketakutan, te-
tapi sekarang mengalami rasa ketakukan, sehingga kalau kita pergi ber-
ibadat-pun masih terasa dalam djiwa kita rasa ketakutan. Sewaktu tu-
run dari tangga r umah hendak pergi ber-ibadat kelanggar at au mesdjid,
kita berdo' a kepada Tuhan ; Ja Allah Ja Tuhanku sekarang saja pergi
ber-ibadat, apakah saja selamat sampai kelanggar, selamat sampai ke-
mesdjid, selamat pulang kembali ke-rumah ?
Inipun belum tentu sebab kadang-kadang ditengah djalan diserang
orang dan dipenggal leher terpisah dari badan.
Sebagai suku Atjeh dari bangsa Indonesia kita harapkan hal j ang
demikian tidak akan ada lagi didaerah kita ini. Rakjat Atjeh harus
bebas dari pada rasa ket akut an ; tidak ada ant j am-ant j aman, tidak ada
gertak-gertakan.
Dengan demikian kita bebas mentjari nafkah, enak kita kegunung
memotong kaju dan sebagainja.
Tidak tjukup dengan apa j ang telah saja sebutkan diatas tadi, te-
tapi ada satu hal lagi dalam mengisi kemerdekaan ini ialah supaja ki-
ta bebas dari pada kemelaratan, bebas dari pada kemiskinan, haruslah
mendjadi salah satu dasar dari pada perdjuangan kita.
Apa maksud Kot a Darussalam ini ? Maksud dari pada Kot a Da-
russalam ini, tidak lain tidak bukan, supaja kita rakjat Atjeh kembali ,
kepada keperibadian kita sebagai rakjat Atjeh didalam hubungan j ang
disebut Bhinneka Tunggal Ika" bermatjam-matjam tetapi satu dalam
rangka Republik Indonesia.
Kal au bukan begini, kita suku Atjeh akan l umpuh, lemah ; tidak
akan dapat kita tjiptakan suatu bangsa jang kuat, tidak bisa kita ber-
lomba-lomba dengan saudara-saudara kita dari suku-suku jang lain.
Oleh karena itu saja harapkan sangat supaja mendjadi perhatian
kita bersama, jaitu kembalilah kepada keperibadian j ang sebenarnja se-
suai dengan kat a orang, Adat bak Poteu Meureuhoom, hukoom bak
Sjiy*ah Koeala.
Bagaimana j ang dikatakan orang Atjeh ? Orang Atjeh adalah sua-
tu suku j ang selalu mempergunakan otaknja dengan sebaik-baiknja.
Sedjarah tjukup menundjukkan watak dan sifat orang-orang Atjeh;
bukan sedikit ahli-ahli sedjarah, ahli peperangan, ahli ekonomi dan la-
innja.
Dan dalam sedjarahpun dapat kita batja bahwa apabila ada j ang
berani mengatakan sesuatu kepada radjanja sekalipun ia akan dibunuh,
tetapi toch ia akan mengatakan pendapat nj a itu, itulah dia orang
Atjeh. Disamping itu orang-orang Atjeh djuga bebas dari pada kemis-
kinan, karena orang-orang Atjeh dimasa j ang l ampau itu tjukup mem-
punjai kedjajaan, mempunjai daja kuat, mampu unt uk mendjeladjah
dunia dan darat -darat an.
25
Jml. Menteri Agama, Komandan KODAM A. Iskandar Mu-
da dan Gubernur Atjeh ditepungtawari setjara adat, ketika hen-
dak meletakkan batu pertama Kota Darussalam.
Oleh sebab itulah maka maksud kota Darussalam inilah j ang ki-
ta harapkan supaja kembali kepada dasar semula, kembali kepada ke-
peribadian jang sebenarnja.
Oleh karena hal j ang demikianlah saja mengharapkan bant uan dan
mendo' akan kehadrat Allah Jang Maha Kuasa agar usaha jang besar
ini akan dapat kita laksanakan bersama.
26
'KOTA DARUSSALAM" SINAR HARAPAN
PEMBANGUNAN ATJEH.
KATA SAMBUTAN
Jml . MENTERI AGAMA KI J AI HADJ I I LJAS.
Dal am rangka upat j ara memperingati
hari ulang t ahun kemerdekaan Indonesia
ke- XI I I disamping pelaksanaan Pekan
Kebudaj aan Atjeh, telah diiringi dengan
upat j ara perletakan batu pert ama kota
peladjar Mahasiswa " D A R U S S A -
L A M".
Pada hari Ahad 17 Agustus 1958, se-
telah' upatjara memperingati hari ulang
t ahun ke- XI I I . Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia di Lapangan Gadj ah
Kut aradj a, dan upat j ara mengundjungi
Taman Pahlawan, rombongan besar me-
nudju kelapangan Kot a Darussalam.
Kedat angan rombongan jml. Menteri
Agama, Komandan K. D. M. A. dan Gu-
bernur Propinsi Atjeh, disambut oleh pa-
nitia upatjara Perletakan batu pert ama
Kot a Peladjar/Mahasiswa Darussalam"
dengan tjara Adat Atjeh,
Mereka j ang terdiri dari laki2 dan pe-
Kijai Hadji lljas. rempuan, semuanja berpakaian Atjeh as-
li jang beraneka ragam bentuknja.
Menteri Agama R.I. j
m L
Menteri Agama, Komandan
K. D. M. A. , Gubernur Propinsi Atjeh dan
wakil Ket ua D. P. R. D. Atjeh, setiba dimedan upat j ara, disambut oleh
rombongan wanita dengan atjara tepung tawar".
Dal am atjara selandjutnja, setelah pidato pembukaan oleh ketua
Jajasan Dana Kesedjahteraan Atjeh M. Husin, maka ber-t urut 2 ber-
pidato Komandan K. D. M. A. / Iskandar Muda, Gubernur Propinsi
Atjeh, wakil ketua D. P. R. D. -p. Propinsi Atjeh dan j ang terachir jml.
Menteri Agama Kijai H. Iljas.
Dengan penuh rasa hormat dan chidmat rakjat Atjeh j ang beri-
bu-ribu, jang membandjiri lapangan Kot a Peladjar Darussalam itu,
mendengar dan menerima pidato jml. Menteri Agama jang berbunji :
27
Kal au tadi para pembitjara saudara Panglima K.D.M.A., saudara
Gubernur dan saudara D. P. R. D. P. telah menjampaikan kata-kata sam-
but annj a dalam bahasa daerah, maka saja akan menjampaikan sam-
but an ini dal am bahasa persat uan kita, ialah bahasa Indonesia.
Daerah harus tetap ada, tetapi ant ara daerah dengan daerah harus
ada satu alat j ang menghubungkan, ialah bahasa persatuan kita.
Dengan bahasa persatuan itulah kita akan mentjapai suatu kesa-
t uan dalam lingkungan bahasa Indonesia j ang bermatjam-matjam da-
erah dan bahasanja.
Dengan demikian tertjapailah suatu kesatuan dan persatuan jang
kuat.
Saja mendapat kehormatan karena ditugaskan oleh pemerintah pu-
sat untuk datang ke Atjeh bersama-sama dengan saudara-saudara se-
kalian unt uk meraj akan ulang t ahun kita bangsa Indonesia telah mer-
deka 13 t ahun usianja.
Saja dapat lihat suasana Atjeh dalam keadaan gembira ria dan
tidak seorangpun ketinggalan menjatakan kegembiraan itu. Kegembi-
raan j ang meliputi seluruh lapisan masjarakat di Atjeh ini.
Adalah suatu hal jang sangat menggembirakan, dan bukanlah kita
gembira ria sadja, tetapi kegembiraan itu kita pergunakan untuk mem-
bangun, membangun untuk masa j ang akan datang.
Kot a peladjar dan mahasiswa Darussalam pada hari ulang t ahun
ini pula diletakkan batu pert ama untuk pembangunan selandjutnja.
Satu kota j ang isinja peladjar, j ang isinja mahasiswa.
Memang dapat kita pandang suatu pembangunan j ang akan mem-
bawa arti j ang sangat besar sekali didalam pembangunan j ang akan
dat ang, ialah pembangunan kota peladjar mahasiswa Darussalam ini.
Dal am hal ini apabila saudara-saudara membat j a sedjarah kebangunan
bangsa-bangsa didunia, maka saudara akan bertemu dengan salah satu
bangsa ketjil, tetapi bangsa jang ketjil beratus t ahun j ang lalu ia da-
pat melepaskan diri dari pendjadjahan bangsa asing.
Negara ketjil itu ingin akan membangun. Dikumpulkan segala
tjerdik-pandai dan pada bangsa untuk mempertimbangkan usaha apa
j ang akan dikerdjakan mereka didalam membangunkan negara. Nega-
ra j ang ketjil itu mempunj ai kapital berupa uang j ang banjak. Ada j ang
menjarankan hendaknja uang itu dipergunakan untuk perdagangan, su-
paja dengan perdagangan rakjat mendjadi kaja, supaja dengan keka-
j aan itu mendjadi makmur.
Dilapangan lain orang memikirkan djuga, j ang achirnja t erdapat
kata bulat, bahwa uang itu tidak dipergunakan untuk perdagangan,
akan tetapi kekajaan j ang ada itu dipergunakan seluruhnja unt uk mem-
bangun ilmu penget ahuan. Dan dengan ilmu penget ahuan itulah bangsa
ketjil jang baru sadja lepas dari pendjadjahan tadi dapat membangun
28
Menteri Agama Kijai Hadji lljas (X) kagum melihat maquet pem-
bangunan kota Darussalam.
disegala lapangan, oleh karena rakjatnja mendjadi rakjat jang berilmu
pengetahuan. I LMU PENGETAHUAN ADALAH PI LI HAN TEPAT.
Dal am hubungan ini kita sebagai umat Islam akan teringat kepada
pesanan j ang diutjapkan oleh Rasulullah s.a.w. j ang beliau sabdakan
mentjeriterakan tentang keadaan Nabi Sulaiman a.s. sebelum diangkat
mendjadi radja j ang berkuasa dan berkekajaan j ang berlimpah-limpah.
Pada ketika itu beliau mendapat t awaran dari Allah s.w. untuk me-
milih satu dari perkara tiga.
Hai Sulaiman, pilihlah salah satu dari tiga perkara ini !
Jang pert ama ialah ilmu pengetahuan", jang kedua kekuasaan
memerintah" dan j ang ketiga kekajaan".
Nabi Sulaiman ingin memilih ketiga-tiganja, akan tetapi tidak di-
perkenankan. Pilih satu sadja jang tepat !
Maka pilihan jang tepat djatuh, bahwa Nabi Sulaiman telah me-
milih ilmu pengetahuan. Berkata Nabi Sulaiman ; berikanlah kepada
saja, berikanlah kepada kami ilmu pengetahuan.
Maka diberikannjalah kekuasaan untuk memerintah dan diberikan-
nja pula kekajaan j ang berlimpah-limpah.
It ul ah sabda Rasulullah s.a.w. Chuijira Sulaimaanu bainal 'ilmi
wal mulki wal-maali, fachtaaral'ilma, fa'u 'thijal 'mulka walmaala".
It ul ah pilihan j ang sangat tepat sekali.
29
Dan kalau sekarang kita dan bapak-bapak j ang berkuasa di daerah
ini, saudara Guber nur / Kepal a Pemeri nt ahan daerah, saudara Panglima
K. D. M. A. , saudara Ket ua D. P. R. D. P. dan saudara-saudara dari panitia
didalam membangun Atjeh ini, tidak untuk membangun gedung-ge-
dung jang besar sadja, tidak untuk soal-soal jang lain, tidak ingin akan
melihat kota Kut aradj a seperti kota London at au seperti New York, bu-
kan itu j ang di gambarkan, tetapi kita ingin supaja di bangunkan suatu
usaha j ang dapat membawa ilmu penget ahuan unt uk mempertinggi
rakjat, rakjat seluruhnja didalam daerah Atjeh ini, hingga dengan de-
mikian dapat terbangun djiwanja, j ang luhur dengan budi pekerti j ang
tinggi untuk membangun Atjeh disegala lapangan.
Dengan ilmu pengetahuan akan diberikan kekuasaan memerintah
dan dengan ilmu penget ahuan jang diberikan oleh kota Peladjar Da-
russalam ini akan dilimpahkan kekajaan Indonesia jang sebanjak-ba-
njaknja, maka hal ini adalah sangat tepat sekali.
Memang musuh dari pada rakjat ialah kebodohan, kebodohan harus
kita singkirkan. Menjingkirkan kebodohan ialah dengan ilmu pengeta-
huan. Kot a Darussalam dibangunkan untuk menjinarkan ilmu pengeta-
huan itulah dan dengan demikian akan tersingkir segala kebodohan, ke-
bodohan j ang membawa segala akibat j ang merugikan.
Ingin saja akan menjampaikan suatu tjontoh jang di t j eri terakan
orang dalam menggambarkan suatu kebodohan.
Ada orang jang bodoh dari t empat jang djauh dari kota, j ang
belum pernah melihat gedung-gedung jang tinggi dibangunkan orang.
Pada suatu ketika orang-orang bodoh itu dat ang kekota dan he-
ran melihat menara mesdjid j ang begitu tinggi. Orang-orang bodoh
itu berbitjara satu dengan jang lain. Mereka bertanja-tanja bagai mana
orang membangunkan menar a j ang tinggi begini. Apa memang betul
manusi a dapat membikin ini. Salah seorang di ant ara mereka berkat a :
ja memang, ini memang bikinan orang dj aman dahulu-kala, sebab
orang dahulu-kala tingginja sampai 10 at au 20 meter, djadi karena itu
mereka dapat membangunkan menara j ang begitu tinggi".
Kat a j ang lain ; ah mana bisa, kalau orang dahulu-kala tingginja
10 -20 meter membikin bangunan seperti ini, dia sendiri tidak dapat
naik, untuk apa dia membangunkannj a".
Maka kata jang lain, lain pula ; Nah itu gampang sadja, tjara
membikinnja adalah mat j am kita membikin sumur. Ki t a gali dahul u
kedalam, kita bikin mat j am itu, kalau sudah selesai kita tariklah keatas
dan achirnja mendjadi menara j ang t umbuh 10 sampai 15 meter".
Kat a j ang lain : itu sangat sukar sekali, mengapa harus dimasuk-
kan kedalam t anah lalu dikeluarkan". Kat a j ang satu lagi : bukan be-
gitu tjaranja, tetapi tjukuplah bangunan ini diletakkan diatas t anah
berpandjang-pandjang, setelah selesai dibangunkan orang bersama-sa-
ma sehingga bangunan mendjadi menara". Nah pikiran ini semua
adalah pikiran j ang tidak benar.
30
, : : ' " - . . '
Menteri P.P. dan K. Prof. Dr. Prijono turut mempersaksikan
Pekan Kebudayaan Atjeh. Pada gambar ini, Menteri P.P. dan K.
disambut dilapangan Biang Bintang setjara adat.
Kal au mereka djuga mengadakan menara serupa itu, boleh d j adi
menara j ang sedang di bangunkan akan mendjadi roboh, mereka ter-
t i mpa oleh menar a j ang di bangunkan itu.
Orang j ang berpikiran demikian sudah barang tentu dia mustahil
akan dapat mendirikan satu menara, apabila akan mendirikan ber-
mat j am-mat j am bangunan dan mat j am-mat j am kebut uhan hi dup j ang
bermatjam-matjam ini.
Akan tetapi dengan ilmu pengetahuan orang mendjadi madju,
dengan ilmu penget ahuan masj arakat akan merasakan kebahagiaan.
Pakaian j ang sekarang kita pakai, adalah hasil dari pada ilmu
pengetahuan, rumah j ang kita diami adalah hasil dari pada ilmu penge-
t ahuan, alat perhubungan jang kita perlukan itu semua adalah hasil
dari pada ilmu pengetahuan, maka dari itu kota Peladjar membawa
rakjat Atjeh seluruhnja dalam tingkatan j ang tinggi dalam tingkatan
j ang akan dapat membawa kebahagiaan kepada rakjat Atjeh chususnja
dan bangsa Indonesia umumnj a.
HARUS DI DAMPI NGI BUDI PEKERTI .
Kot a Darussalam j ang dibangunkan ini merupakan harapan j ang
sangat besar sekali, harapan untuk masa j ang akan datang. Il mu pe-
31
Menteri P.P. dan K. Prof. Dr. Prijono sedang mempersaksikan
maquet pembangunan Kota Peladjar Mahasiswa Darussalam.
nget ahuan jang tinggi, ilmu penget ahuan jang luas, disamping ilmu
pengetahuan jang dipertinggi dan diperdalam itu, kami harapkan djuga
djangan dilupakan, bahwa orang disamping ilmu penget ahuan harus
djuga mempertinggi budi-pekerti", oleh karena ilmu pengetahuan j ang
tidak disertai dengan budi-pekerti, kadang-kadang ilmu penget ahuan
j ang demikian mal ahan membawa bent j ana. Maka dari itu ilmu penge-
t ahuan akan besar harganja, apabila ilmu penget ahuan itu didampingi
dengan budi-perkerti jang tinggi dan luhur.
Dengan demikian kita akan mendjadi bangsa jang djaja dan kuat,
kita akan mendjadi bangsa jang akan dihormati bangsa-bangsa diselu-
ruh dunia, karena memang betul-betul mendjadi bangsa j ang tinggi
lahir bathin kita, dan Darussalam akan memantjarkan sinar tjahaja
keseluruhan Atjeh chususnja dan kepada bangsa Indonesia umumnj a.
Batu pert ama sudah kita letakkan dan sudah kita saksikan bersa-
ma-sama, hanja tinggal kita menunggu sampai kepada satu saat ki t a
akan meletakkan batu jang terachir, dan dengan demikian entah bera-
pa t ahun lagi akan selesailah suatu usaha jang besar, suatu rentjana
j ang besar untuk kebesaran kita bersama, kebesaran rakjat Atjeh chu-
susnja dan kebesaran bangsa Indonesia seluruhnja. Demikianlah ha-
rapan kami dan demikianlah harapan kita bersama.
32
Menteri P.P. dan K. Prof. Dr. Prijono menikmati keindahan
ruangan pengantin Atjeh lengkap dengan perhiasannja. Pada
gambar ini nampak Menteri duduk dipelamin pengantin.
P I D A T O
Jml. Menteri P.P. dan K. dalam penutupan
Pekan Kebudajaan Atjeh.
Jml. Ment eri P.P. & K. Prof. Dr. Prijono, tiba di Kut aradj a, da-
lam rangka mengundjungi Pekan Kebudaj aan Atjeh. Beliau disambut
dilapangan terbang dengan upat j ara adat Atjeh oleh pembesar2 civil
dan militair, laki-laki dan perempuan jang berpakaian Atjeh asli.
Disiang hari beliau menjaksikan bermat j am-mat j am pert undj ukan
dalam Pekan Kebudaj aan Atjeh di Balai T. Umar dan di Roemoh Atjeh
(Atjeh Musi um) . Di mal am harinja, tgl. 23 Agustus 1958 jaitu mal am
penut upan Pekan Kebudaj aan Atjeh jang pert ama j ang dihiburi de-
ngan bermat j am-mat j am permainan (kesenian) Atjeh dengan pakai -
an aslinja.
Setelah selesai semua pert undj ukan, Ket ua Umum Pekan Ke-
budaj aan Atjeh Major T. Hamzah mempersilakan jml. Ment eri
P. P. & K. unt uk menut up Pekan Kebudaj aan Atjeh ke I.
Dal am pidato penut up itu beliau berkata :
33
Menteri P.P. dan K. sedang mengutjapkan pidato penutupan
Pekan Kebudajaan Atjeh.
Atas nama pemeri nt ah saja menj at akan terima kasih kepada
pani t i a Pekan Kebudaj aan Atjeh, Penguasa Perang Atjeh, Guber-
nur Kepal a Daerah Propinsi Atjeh t erhadap idee jang telah diambil
ini unt uk menghi dupkan kembali kebudajaan Atjeh. Presiden Su-
karno pernah mengat akan, bahwa revolusi 17 Agustus 1945 itu ada-
lah unt uk mengembalikan kepribadian Indonesia.
Kesenian j ang dipertundjukkan didalam Pekan Kebudaj aan
Atjeh adal ah merupakan kepribadian rakjat Atjeh j ang lembut, gem-
bira serta kepribadian j ang hebat dan mempunjai kebatinan j ang kuat.
Ada setengah orang tidak setudju akan kesenian, karena ber-
anggapan, kesenian itu akan membawa orang kealam kesesatan.
Tet api bila dilihat dari kesenian j ang telah dipertundjukkan,
njatalah satupun tidak ada j ang melanggar batas-batas kesusilaan.
Kal au saja lihat kesenian Atjeh, baik dalam pakai an maupun da-
lam geraknja semuanja mempunjai kesusilaan.
Dan kalau orang sehat tidak akan menuduh bahwa dal am kese-
ni an Atjeh tidak ada satu unsurpun j ang tidak baik. Langkah, ramah
t amah, lemah lembut, hebat, dahsjat menundj ukkan sedjarah Atjeh
penuh dengan keindah-indahan. Dan dalam kesenian itu t ergambar
pendi di kan kearah menanam budi pekerti dan tjinta t anah air, tjinta
kawan dan tjinta suami.
34
i
Menteri P.P. dan
K. ditengali2 wa-
nita Atjeh.
Unt uk memupuk, menggali kembali kesenian, kesusasteraan Atjeh
saja andj urkan : Orang-orang jang mati sjahid, seperti j ang telah di-
t undj ukkan oleh pahl awan Atjeh seperti perdjuangan Tgk. Di Barat
dan isterinja dalam menent ang pendj adj ahan, dapat didjadikan satu
sjair jang hebat, suatu drama j ang dapat dikagumi oleh bangsa In-
donesia.
Kesetiaan isteri kepada suamipun dapat dilukiskan dalam sjair-
sjair, t ent ang bagai mana kesetiaan seorang serikandi Atjeh.
Mudah- mudahan Atjeh akan madju dan masa kedjajaan Iskan-
dar Muda akan kembali ket engah-t engah masj arakat Atjeh.
DENGAN I NI PEKAN KEBUDAJAAN ATJ EH SAJA TUTUP.
35
KOTA DARUSSALAM" AKAN MENDJADI PUSAT
KEBUDAJAAN DAN ILMU PENGETAHUAN
P I D A T O
Jml . Ment eri P. P. & K. Prof. Dr. Prijono pada mel et akkan bat u per-
t ama unt uk pembangunan gedung per t ama dari
Kot a Peladjar Mahasiswa "Darussal am".
Di ant ara lain beliau mengut j apkan :
Bangsa kita adal ah bangsa j ang memikirkan dan merasa setjara
perl ambangan.
Unt uk kita nama adalah makna. Menur ut saja nama Darussalam
unt uk Kot a Peladjar itu baik sekali. Kal au saja tidak salah Darus-
salam" sebagai lawan Darul harb" (daerah peperangan). Darussa-
lam artinja suatu daerah at au t empat kedamaian, t empat aman, tem-
pat -t empat j ang t ent eram.
Memang seorang peladjar, seorang mahasiswa seorang malikiPilmi
membut uhkan sekali t empat j ang aman unt uk beladjar guna menun-
tut ilmu j ang sedalam-dalamnja, seluas-luasnja sebagai bakal unt uk
membangun negara unt uk kepentingan kita bersama.
Dal am kuliah-kuliah dan bat j aan saja, kalau benar, istilah Da-
russalam itu dipakai djuga unt uk menj ebut kota Bagdad, Kot a Bag-
dad kadang-kadang disebut Darussalam, kadang-kadang disebut Ma-
dinatussalam.
Dal am zaman pemeri nt ahan Bani Abbasijah j ang memi ndahkan
ibu kota Imperum Islam dari Damaskus ke Bagdad dibawah peme-
ri nt ahan Har un Al Rasjid, Bagdad mendj adi pusat kebudajaan, men-
djadi pusat ilmu, pusat kekuasaan negara Islam j ang luas sekali.
Mudah- mudahan nama adal ah sungguh-sungguh makna dan ko-
t a Peladjar Masiswa Darussalam di Atjeh ini akan mendj adi pusat
kebudajaan, pusat ilmu, pusat pemeri nt ah j ang teguh dan kuat j ang
tidak kalah dengan kota Bagdad.
Dj uga kota Bagdad dalam zaman Har un Al Rasjid kalau di-
pandang dari sudut perl ambangan mempunjai arti j ang dal am sebab
disana telah terdjadi suatu revolusi melenjapkan pengaruh imperialis
asing disalah suatu kota Arab.
Irak sekarang mendj adi Republik dan menj at ukan diri dengan
Republik Persatuan Arab dengan Mesir, Syria dan menurut kabar
baru-baru ini Saudi Arabia sudah ak^n menggabungkan diri djuga
supaja nasionalisme Arab kuat dan menent ang serta mempert ahan-
kan segala mat j am pendj adj ahan dan intervensi asing atas negara
tersebut.
Perkat aan Darussalam bukan hanj a dipakai unt uk menjebut Bag-
dad. Kal au peladjaran saja dalam bahasa Arab tidak salah, Darussalam
djuga disebut "Fi rdaus", Dj annah at au Sjurga. Saja do' akan supaja ko-
t a Peladjar Mahasiswa Darussalam ini mendj adi sjurga bagi pemuda-
36
pemuda dan pemudi-pemudi j ang akan beladjar disini, di mana me-
reka dapat hi dup t ent eram unt uk mempersendjatai diri, berdjuang
dal am pembangunan materieel, pembangunan ment al , pembangunan
kebendaan dan pembangunan kerohanian.
Mudah- mudahan Kot a Darussalam ini bukan hanj a memberi
kepandai an j ang sedalam-dalamnja pada anak-anak kita, tetapi perr
t ama- t ama akan memberikan kepada mereka peladjaran dalam wa-
tak jang luhur, budi j ang sutji, patriotisme j ang kita but uhkan djika
kita hendak mempert ahankan nasionalisme kita.
Dal am kuliah-kuliah nant i mereka akan diadjar unt uk melihat
mel ampaui batas pagar kabupat en, batas pagar propinsi, mel ampaui
bat as pagar pul au sehingga dapat dilihat seluruh kepulauan Indone-
sia dari Sabang sampai Merauke.
Dengan demikian mereka t ahu bahwa mereka bukan hanj a ber-
hak dan berwadjib atas Atjeh, tetapi berhak dan wadjib atas seluruh
Indonesia t anpa terketjualiannja.
Djika saudara-saudara dari Atjeh sakit hati mendengar Mal uku
dibom oleh pesawat-pesawat asing, itu adal ah patriotisme j ang sedjati.
Djika saudara-saudara di Atjeh bergembira kalau peserta Asian
Games memperoleh medali-medali, disitu telah sudah ada patriotisme.
Tet api di mana ada intervensi asing, menggempur kita di Mal uku,
menggempur kita dilautan, maka kita diam sadja, ini kita bukan
patriot, tetapi sudah mengadakan pengchi anat an bathin.
Mudah- mudahan hal sebagai itu tidak akan terdjadi, bukan hanj a
di Darussalam ini sadja, tetapi diseluruh Atjeh dan diseluruh Indo-
nesia.
Sebabnja kita sudah merasa diri pert ama-t ama orang Indonesia
dan kedua orang Atjeh. Oleh sebab itulah muri d-muri d diperlukan pen-
didikan wat ak j ang begitu tinggi, begitu patriotik berkat pimpinan pa-
ra guru mereka, beladjar sebaik-baiknja dan ini bukan pert ama-t ama
unt uk kepentingan diri sendiri, tetapi pert ama-t ama unt uk kepenti-
ngan masjarakat, bangsa dan negara.
Djika kita membant i ng tulang unt uk rakjat, bangsa dan negara,
maka sungguh-sungguh kampung Darussalam ini i ndah dan dekat
dengan Tuhan karena adanj a perbuat an j ang baik, perbuat an patriotik
j ang tidak mementingkan diri sendiri, akan tetapi mement i ngkan ma-
sjarakat, bangsa dan negara.
Sebagai penut up kat a sambut an saja ini, saja memberikan saluut
j ang tulus-ichlas kepada overste Sj ammaun Gahar u ket ua Penguasa
Perang Ti ngkat I. Atjeh j ang telah memberikan dorongan dan ban-
t uan sebegitu besar supaja tjita-tjita rakjat Atjeh akan pendi di kan
ini lekas-lekas tertjapai. Dan saja memberikan saluut djuga kepada
saudara Gubernur Ali Hasj my j ang dengan membant i ng tu-
lang ikut mengusahakan supaja Atjeh mendj adi madju dalam segala
l apangan kerohanian.
37
E S
'
Gadis2 Atjeh Barat sedang memulai mempertundjukkan
Tarian Phoo".
T A R I - P H O O
Phoo adal ah sematjam tari dan njanjian dari wanita, kebiasaan
dilakukan pada kematian di rumah orang kematian. Djuga sering di -
mai nkan diistana radja-radja dalam keadaan bersuka-ria.
Njanjian-njanjian j ang dipergunakan dalam tari-phoo dikema-
tian, sadjak-sadjak dari kat a-kat a j ang menjedihkan. Kal au dal am
kegembiraan dipergunakan sadjak-sadjak dari kat a-kat a j ang gembira
dan meriangkan hati.
seperti j ang pernah disebut :
Adak matee gata di Leupoee
lhe oero koejoee phoo kiloy dada.
Manjt pi trooh kageupeu'eeh,
geulheueng binteeh ban silingka;
siteungoh ri ka djiba'eu,
siteungoh phoo teumpah dada.
38
D jikalau kamu mati di Leupoe,
tiga hari kusuruh Phoo, memukul dada.
Majat sampai ditidurkan,
dinding dibuka sekelilingnja;
setengah terus meratap,
setengah main phoo memukul dada.
Ook dioelee teugeureubang,
djilinggang ateueh keureunda;
eek siribe troon siribe,
loo that djame rakjat teuka.
Nanggro Pidie phoo meugoentjang,
di Atjeh prang makeen raja.
Rambut dikepala digermangkan,
mereka melinggang keliling keureunda;
Naik seribu t urun seribu,
rakjat kesitu banjak datangnja.
Dinegeri Pidie orang main phoo,
Di Atjeh terus peperangan besar.
Ini adalah kematian Panghoele Peunaro di Pidie.
(Hik. Potjoet Muhammad) .
Habeeh tjoekoop doeem seuleuso,
boeengka djeuno Banta Muda;
aso meuligo doen abeeh mo,
djipoh-poh dro ban simoeaa.
Habis tjukup semua selesai,
lalu berangkat Banta Muda.
semua menangis isi mahligai,
memukul diri rata-rata.
Adak ma poetro han peue peugah,
rasa njoem beukah djitoembook dada;
di ajahanda saboh lage,
djiplah badje antook koepala.
Ibu puteri tak usah dikata,
rasanja petjah dipukul dada;
ajahandanja sematjam lagi,
robek badju, pukul kepala.
Bahkeu doom nan haba ba' eu,
ban lage phoo aneuek Rawa.
Tj ukup sekian chabar meratap,
seperti lagu phoo Anak Rawa.
(Hik. Gadjah Toedjooh Oele)
Lam meuligo rakjat that loo,
inong moephoo mangat soeara;
ateueh koeleet djimeunari,
soe sang bangsi boelooh beungga.
Rakjat banjak dalam mahligai,
wanita main phoo enak suara;
mereka menari diatas kulit,
suaranja seperti buluh bengga.
Badan leumoh sape leuntoo,
djihajak phoo han ngon peusa;
sadjan langkah sigo linggang,
ajoon soebang blt-blot mat a.
Djihadi phoo soe that mangat,
loo hikeumat ngon peugila;
doeemna oereueng taheu-gantoo,
lalo bak phoo joep astana.
Badan lemah lengan pun lentik,
sangat tjantik phoo mereka;
langkah sama linggang serentak,
subang bergerak berkilau tjahaja.
Sangat merdu suara njanji phoo,
banjak hikmat orang tergila;
semua orang mul ut terbuka,
asjik nonton phoo dibawah istana.
(Hik. Voen Parisi)
Inilah Tarian Phoo" sedang beraksi digelanggang Pekan
Kebudayaan Atjeh.
9
NJANJIAN TARI P H O O .
puteri-puteri Meulaboh (Atjeh Barat) dalam Pekan
Kebudajaan Atjeh, dimalam kundjungan Menteri PPK.
Salam saleuem ' eu Potjoet Ampoon,
peuizin loon, tjoet ngon raja
Assalam'alaikum kemala nanggro
peumeu' ah kamo tamong istana.
Salam hormat hai Potjut Ampon,
izinkan kami tua dan muda.
Assalamu' alaikum kepala negeri
ma' afkan kami masuk istana.
Djaro loon siplooh diateueh talak Tanganku sepuluh diatas dahi,
meu' ah hay bapak kamo ban teuka; ma' afkan kami barusan tiba;
Djaro loon siplooh beu' oet sikoereueng Tanganku sepuluh, satu terangkat,
soedjoed lam leumoeeng bapak seumoea kepangkuan bapak sudjud semua.
Djaro sikoereueng loon beu' oet lapan, Djari sembilan delapan kuangkat,
geunanto poewan loon poemeulia. kami hormat poewan gantinja.
40
Toeka lage.
Oo bineueh loon baleek laeen,
poeteeh litjeen seu'oot beugoera.
Oo bineuh ta ajah phoo,
lintoo baroo tadjak sapa.
tukar lagu.
O bineuh kutukar lain,
putih litjin sebut gembira;
O bineuh linggan tari Phoo,
penganten baru kasih mulia.
Sjama' un Gaharoe peutjipta konsepsi, Sjama' un Gaharoe pentjipta Konsepsi,
get that meurasi peuaman nanggro; amat serasi aman negara;
Ali Hasjimy oereueng tjeudah that, Ali Hasjimy orang terpandai,
geupimpin rakjat doeen sinaro. rakjat ramai dipimpin segala.
Teukoe Hamzah keutoewa umum,
meunan geusoesoon lee peunitia;
Samboot geumbira rakjat umum,
toeroot teusinjom seugala tantra.
Teukoe Hamzah ketua umum,
beugitu susunan panitia;
turut gembira rakjat umum,
gelak tersenjum warga tentera.
Ganto' lage.
Teudoeek haba njan dile siat,
saboh riwajat oeloon djalitra;
Oo bineueh loon baleek laeen,
salah pak teugah beuna pak adja.
ganti lagu.
terhenti sedjenak chabaran itu,
riwajat satu saja tjeritera;
Oo bineueh kuganti lain,
salah pak tegah benar pak adjar.
Oo bineueh ateueh glee Goerah, Oo bineueh digunung Gurah,
Tjoetleem teumarah, kamo pileeh l ha; Abang menarah, kami pilih (lha) ;
Tjit kameno grak neubri lee Allah, sudah begini takdir Allah,
geunap thoon lhe-blah nanggro tiga belas tahun negeri merdeka.
merdeka.
Tangge 12 boeleuen delapan,
geuboeka Peukan oero Seulasa;
dari Pusat bapak geupeusan,
mudah-mudahan katrooh meuteuka.
Tanggal 12 bulan delapan,
bukaan peukan hari Selasa;
dari Pusat bapak memesan,
mudah-mudahan kami pun tiba.
Geunanto ranoeep didalam boeengkooh, Ganti sirih didalam bungkusan,
djaro loon siplooh ateueh djeumala; tangan sepuluh diatas kepala;
Bapak njang moelia neudoeek Bapak j ang mulia duduk bersimpuh,
meusimpooh,
neukalon tari phoo djeu5ooh kamo ba. nonton tari phoo djauh datangnja.
Peunitia Pusat get that teusoesoon,
sinan meuhimpoon sipil ngon tentera,
seureuta lom teudoeek Teungkoe ngon
Ampoon,
neukeundak soesoon keuseunian bangsa, kehendak susun kesenian bangsa.
panitia Pusat baik tersusun,
kesana berhimpul sivil dan tentera;
serta duduk Teungku dan Ampoon,
41
Hala-
man
b a r i s
39
41
57
61
80
85
87
99
06
108
110
113
122
128
bawah sekali
6 dr. bawah
6 dr. atas
6 dr. atas
17 dr. atas
6 dr. barwah
5 dr. bawah
21 dr. atas
6 dr. atas
13 dr. bawah
20 dr. atas
8 dr. atas
12 dr. atas
8 dr. atas
R A L A T
s a l a h
Hik. Voen Parisi
djeuooh
dipakai
operen
beterbangan
kampung Paudce
itu pedang
1916 936. H.
tjedik
= 1952. M.
langkar
pertikan
T. Radja Angkasa
Tjot Raman
sebetulnja.
(Hik. Noen Parisi)
djeuoh
didapati
koperen
berterbangan
kampung Pandes
jaitu pedang
916 936. H.
tjerdik
= 1592. M.
langkah
pertikaian
T. Radja Angkasah
Tjoet Rnman
Toeka lage.
Tukar lagu.
Oo bineueh loon baleek ratooh,
wahee rakan booh goere loon hana;
Oo bineueh dang, djiajoon dro,
Radja Taoon dang, djiajoon dro.
Sideeh di Padang na Imeum Bondjol,
Batak ngon Karo Singa Mahradj a;
di Atjeh na Tgk. Tjhik Ditiro,
Dipo Negoro ditanoh Djawa.
Sjahid Angkasah tingge Tjoet Ali, .
prang beureuhi leubh bak njangka.
Toeka lage.
Oo bineueh loon baleek lage,
bak teunte-teunte beu' oot soeara;
Koenng-koenng, padee binh glee,
tatjok sitangkee, tabooh lam idja;
wahee rakjat, karoe bkma lee,
djeuno tapikee, peumakmoe negara.
Panjot tangloong mat a djitoedjooh,
peungeueh seumeulooh ban seulingka,
gade kamo njang teuka djeu' ooh,
di Meulabooh tamah sikoela.
Oo bineueh rintih kubalik,
wahai kawan guru tiada,
Oo, bineueh mengajun diri,
Radja Taoon diajun pula.
dengar kukisah oo kembang kapas,
pahlawan negeri kukisah pul a;
Di Meulabooh Umar Pahlawan,
di Bakungan Angkasah Muda.
Sana di Padang Imam Bondjol,
Batak dan Karo, Sisinga Maharadja,
di Atjeh terkenal Tgk. Tjik Ditiro,
Dipo Negoro ditanah Djawa.
Sjahid Angkasah tinggal Tjoet Ali,
dari j ang sudah perang dahsjatnja.
Tukar lagu.
Oo bineueh kubalik lagu,
hendak tertentu, angkat suara;
Ditepi bukit padi menguning,
kedalam kain, setangkai ambilnja;
Wahai rakjat, katjau hentikan,
pikir sekarang, kemakmuran negara.
Lampu tanglung matanja tudjuh,
:a, terang benderang dikelilingnja,
kami bermohon datang didjauh,
di Kota Melabuh ditambah sekolah.
Deungo loon kisah po boengon pandjo.
pahlawan nanggro oeloon djalitra;
di Meulabooh Umar Pahlawan,
di Bakoongan Angkasah Muda.
Kot a Meulabooh, teudoeek di Barat,
kamo djeu'ooh that, keuno meuteuk
rajeuk doe' a seurta ngon hadjat,
harap seupakat bapak P.P.K.
Kota Meulabuh berada di Barat,
; djauh amat kemari datangnja;
do' a j ang banjak diserta hadjat,
harap sepakat bapak P.P.&.K.
42
Toeka lage.
Tukar lagu.
Oo bineueh loon baleek laen,
poeteeh litjeen seu'oot beurat a;
Peuloot manok dalam geulanggang,
toewah koewantan si Radja Wali.
Meunjo taloo-manok djalak,
hanlee loon djak oe Koetaradja;
meunjo taloo manok njang saboh,
Meulabooh loon booh keugeunala.
Meunjo taloo manok bandoewa,
B.B. Djalal loon booh lam gala;
Meunjo meunang manok njang loon ba,
Koetaradja loon mat keugala.
Meunjo taloo kamo lhe-blah dro,
hanlee moewo oe gampongma.
Toeka lage.
Oo bineueh loon baleek la'een,
puteeh litjeen seu'oot beugoera ;
aleu hay tjrt, koewt djimo,
aneuek manjak tjrt, koewt djimo.
Alah-Alah bak pihak tan png,
hana peue ma djok,
reuntjoong moepoetjook mantong
lam gala;
Bak pihak gasin, peudeeh ngon
oentoong,
seupoot lam gampoong, peuengeueh
lam rimba.
Bak pihak tan peng, pakri loon peulakoe,
keuteumon boe tjampli ngon sira;
Alah-alah bak pihak tang png,
gadoh ngon male
;
han' eek meuteunte badje ngon idja.
Bak pihak kamo harok keu peukan,
awooh ngon badan hana teurasa.
Oo bineueh kubalik kain,
putih litjin sahut j ang rat a;
adu ajam dalam gelanggang,
tuah Koeantan Siradjawali.
Kalau kalah ajam jang Djalak,
saja tak lagi ke Koetaradja;
kalau kalah ajam j ang satu,
Melabuh terus kugadaikannja.
Kalau kalah ajam kedua,
B.B. Djalal kugadaikannja;
kalau menang ajam kubawa,
Koetaradja kuambil gadainja.
Kalau kalah tiga belas kami,
takkan pulang kekampung bunda.
Tukar lagu.
Oo bineueh kuganti lain,
putih litjin sahut gembira;
Ala hai tjrt, Koewt menangis,
Sibujung Tjrt, Koewt menangis.
Alah-alah kalau tak ada uang,
tak dapat apa berikan,
rentjong Moeputjook didalam gadai,
lantaran miskin suhsah diuntung,
gelap dikamung terang dirimba.
Lantaran tak ada uang, bagaimana
ku lakukan,
lawan nasi lombok dan garam;
Alah-alah lantaran tak ada uang,
malupun hilang,
tak menentu kain badjunja;
Lant aran kami gemar kepekan,
kurus badan tidak terasa.
43
Ketua Umum Pekan Kebudayaan Atjeh Majoor T. Hamzah
(sekarang Letnan Kolonel) sedang membatja piagam "Adat Bak
Poteu Meureuhoom, Hukom Bak Sjiyah Kuala". Dibelakang
beliau nampak wakil2 Pengurus Panitia Pekan Kebudajaan dari
Kabupaten di seluruh Atjeh.
Toeka lage.
Tukar lagu.
Oo bineueh loon baleek la'een, Oo bineueh kuganti lain,
poeteeh litjeen seu'oot beurata. putih litjin sahut merata.
Assalamu'alaikoom keumala nanggro, Assalamu'alaikum kepala negara,
kamo meudjak wo izin beuraja. kamikan pulang izin jang besar.
Beurajeuk doe'a bapak loon djak wo, Besarkan do'a bapak kami kan pulang,
bak malam njo gadoh dimata; diini malam djauh dimata;
gadoh dimata tingge di hatee, djauh dimata, tinggal dihati,
beuteu'ingat sabee njang kamo pinta, tetap teringat permohonan kami
44
P I A G A M
"ADAT BAK PO TEUMEUREUHOM
HUKOM BAK SYAH KUALA"
(Diikrarkan ketika berlangsungnja Pekan Kebudajaan Atjeh ke-I. se-
djak tanggal 12 Augustus s/d 23 Augustus 1958 di Kut ar adj a) .
BI SMI LLAHI RRAHMANI RRAHI M
Kami Peserta Pekan Kebudajaan Atjeh baik j ang berada di Ibu kota
Propinsi Atjeh di Kutaradja maupun jang datang dari Kabupaten2 Atjeh
Besar, Atjeh Barat, Atjeh Selatan, Atjeh Ut ara, Atjeh Ti mur, Atjeh Te-
ngah, Atjeh Pidi jang telah ikut dalam P e k a n K e b u d a j a a n
A t j a h jang diadakan sedjak tanggal 12 Augustus s/d 23 Augustus
1958, membuat piagam bersama jang kami namakan piagam :
ADAT BAK PO TEUMEUREUHOM HUKOM BAK SYAH KUALA
Sebagai berikut :
1. Kami put ra(i ) Indonesia Atjeh telah menjadari dengan sedalam-
dalamnja bahwa guna menudju zaman pembangunan rohaniah dan
djasmaniah sjarat mutlak ialah KEPERI BADI AN sebagai bangsa
jang telah sedjak lama mempunjai budaja dan sedjarah j ang diwa-
risi dari leluhur bangsa kami.
2. PEKAN KEBUDAJAAN ATJ EH jang ke I ini adalah sebagai pe-
rintis djalan kearah penggalian masa lampau dan penjusunan masa
depan jang gemilang merupakan suatu tradisi jang harus dipupuk
dengan djalan mengadakan PEKAN KEBUDAJAAN ATJ EH j ang
kedua dan sematjamnja untuk masa2 j ang akan datang.
3. LEMBAGA ATJ EH j ang telah dibentuk sedjak tgl. 6 September
1957 dapat diterima sebagai Badan penj' elidikan/pemupakatan KE-
BUDAJAAN dalam arti jang seluas-luasnja dengan djalan penambah-
an dan perluasan tenaga-tenaga pimpinan sampai ketiap-tiap kabu-
paten dalam Propinsi Atjeh, sehingga masa berlangsungnja KONG-
RES KEBUDAJAAN ATJ EH dimasa-masa j ang akan datang.
4. PIAGAM "ADAT BAK PO TEUMEUREUHOM HUKOM BAK
SYAH KUALA" ini ditanda tangani di Kutaradja pada malam pe-
nut upan PEKAN KEBUDAJAAN ATJ EH j ang ke I tanggal 23
Agustus 1958 oleh :
KETUA UMUM L.K.A.P.P.P.K.A.
d. t . o. / t j ap T. HAMZAH
Majoor Inf. Nr p: 13395.
A/ n. Ketua P.P.P.K.A. Kab. Atjeh A/ n. Ket ua P.P.P.K.A. Kab. Atjeh
Besar Pidie
d.t.o. T.R. MAHMUD. d.t.o. T. MUHAMMAD SJAH.
A/ n. Ketua P.P.P.K.A. Kab. Atjeh A/ n. Ketua P.P.P.K.A. Kab. Atjeh
Ut ara Ti mur
d.t.o. Bupati A. WAHAB DAHLAWI d.t.o. Z. HASAN.
A/ n. Ketua P.P.P.K.A. Kab. Atjeh Smaj. Inf. Nr p:
Tengah A/ n. Ket ua P.P.P.K.A. Kab. Atjeh
d.t.o. HASAN SAMOSIR. Barat
Lts. Inf. Nr p: d.t.o. ISKANDAR
A/ n. Ketua P.P.P.K.A. Kab. Atjeh Lts. Inf. Nr p:
Selatan Disalin menurut aslinja oleh
d.t.o. Dj . KAMI L. Sekretaris P.P.P.K.A.
t.t.d. A.K. ABDULLAH.
R
m
Bukan sadja dipihak prija jang mempunjai pakaian jang hebat,
tetapi pihak wanitapun mempunjai pakaian Asli jang tjukup me-
narik dan penuh keindahan. (Gambar atas dan bawah).
46
di l l s
W
Singkil adalah daerah tempat kelahiran Sjech Abdurraoef (Siyah
Kuala). Didaerah tsb. terdapat pula ber-matjam.2 kesenian dan
tariannja tersendiri. Gambar diatas ini adalah tarian Gelombang
dua belas", tarian ini dilakukan sewaktu2 menjambut pembesar2
jang mengundjungi daerah tsb.
Pawai Kebudajaan Atjeh.
47
Pengantin Pria setelah diberi berpakaian untuk diantar kerumah
pengantin wanita.
Ruangan pelaminan pengantin Kabupaten Atjeh Besar. Gambar
ini melukiskan dua sedjoli sedang duduk bersanding.
48
M
Inilah pakaian pengantin Pria dan Wanita menurut Adat Kabu-
paten masing-masing di Atjeh.
Dulang hidangan jang selalu dipakai dalam upatjara adat-istiadat:
49
"
Gambar ini menun-
djukkan pertemuan
pertama antara pe-
ngantin Pria dengan
wanita dimalam per-
sandingan.
Bersanding.
50
L
Ale Toendjang dari Atjeh Utara.
Alat kesenian ini hanja memakai lesung2 dan galah.
Dabus, suatu permainan kesaktian dalam masjarakat Atjeh.
Gambar ini dapat dilihat keberanian menikam diri
dengan sendjata tadiam.
51
G A D J A H - P U T I H
"BIRAM SATTANY"
di
KERADJAAN ATJEH
Katawook Meugat Sookma Mereudan, Panggil Megat Soekma Merdan,
katjok Biram keuno kaba, ambil Biram kemari bawa,
kam gadjah reudjang keuno, segera gadjah bawa kemari,
k oero njo koedjak ghaza. ini hari kupergi ghaza (perang).
(Hik. Diwa Sjamsareeh).
Gadjah Poeteeh Biram Sattany, gadjah jang sakti kandaran radja.
Boele dji djagat poeteeh baydoeri, karoenja Rabbi, Azza wadjalla.
Peurangeue dji djroh roepa djauhari, geubooh bak gaki hijasan geunta.
Anika warna peukajan geubri, mangat gob "toeri kandaran radja.
52
Lapeek nibak roeeng peureumadani, soetera meusoedji koeneng wareuna.
Binh dji hidjoo indah han sakri, meuroembo biti ngon koeneng toeha.
Keuta-keuntjana indah boekonlee, tjeudah geu'oekee ngon meueh soeasa.
Idja-leulanget koeneng moeblee-blee, indah boekonlee kandaran radja.
Indonesianja :
Gadjah Putih Biram Sattany,
gadjah jang sakti kenderaan radja,
bulunja tjantik putih baiduri,
kurnia Rabbi 'Azza wa Djalla.
Penutup punggung permadani,
sulaman sutera kuning warna ;
pinggirnja hidjau indah sekali,
berumbai tepi jang kuning tua.
Perangainja baik rupa djauhari,
diberi dikaki hijasan genta ;
aneka warna diberi pakaian,
supaja dikenal kenderaan radja.
Keuta-kentjana indah sekali,
ukirannja tjantik emas suasa ;
kain lelangit warnanja kuning,
sungguh agung kenderaan radja.
', i ' v-.Tr.fj f f *"?
Rangkaian sendjata2 Atjeh
53
D U N I A - G A D J AH
U
Gadjah jang dihiasi dengan ratna mutu mani-
kam dan rangkaian mutiara.
Sebelum dunia
motor dan mesin
memperoleh ke-
madj uan dalam
pergaulan hi dup
manusia, adalah
gadjah dan kuda
memegang pera-
nan penting da-
lam lapangan ken-
deraan dan pe-
ngangkutan, hing-
ga nilainja ting-
gi dan mempero-
leh pudjaan dan
bangga disamping
manusia.
Radj a2 at au ke-
radjaan merasa
bangga dan me-
gah dengan mem-
punjai pasukan
gadjah jang besar
dan tentera berku-
da j ang banjak.
Dal am abad ke
VI . Masehi, sebu-
ah keradjaan j ang
besar dibenua Af-
rika (keradjaan Habsjah = Abbessini), terkenal sebuah keradjaan
j ang mempunjai tentera gadjah jang termasjhur dan besar djumlah-
n
J
a
; jang terkenal dengan Ashabil-fil".
Keradj aan ini dengan ketangkasan pasukan gadjah dan panglima-
nja telah dapat meluaskan daerah djadjahan sampai ke Djazirah Arab.
Karena kemadjuan dan kebanggaan mereka telah lupa darat an,
lupa kepada kekuasaan Allah Jang Maha Perkasa, mereka hendak mem-
54
perkosa agama bangsa Arab dan hendak merunt uhkan t empat i badat
mereka Bitullah al-haram".
Usaha mereka i t u sia-sia, bahkan semua angkat an perangnja (t en-
tera gadjah) jang besar itu hantjur lebur binasa seluruhnja. Panglima
besarnja (Radj a Abrahah Asjram) dan Gadjah Agungnja j ang dina-
mai Mahmud" ikut musnah dalam peristiwa j ang maha dahsjat itu.
Banjak lain-lain keradjaan jang mempunjai pasukan gadjah dan
gadjah jang teristimewa dalam pandangan mereka. Diantaranja, kera-
djaan Persi, keradjaan India, keradjaan Birma, keradjaan Siam, kera-
djaan Tj i na dan selainnja.
Kar ena besar pengaruh gadjah dimasa itu, t erdapat bermatjam-
mat j am pendapat dan kejakinan t erhadap keistimewaan gadjah itu.
Bermatjam-matjam nama dan gelaran diberikan kepadanja. Dj uga
diberi pakaian dan perhiasan j ang serba i ndah dari pada emas dan
batu permat a jang tak ternilai harganja.
Umat Budha memandang agung dan keramat kepada seekor ga-
djah putih, karena dalam kejakinan mereka bahwa gadjah put i h itu
adalah pendjelmaan dari Maha Budhanja. Orang Siam memandang
keramat dan sutji kepada gadjah putih, hingga mereka membuat men-
djadi lambang keradjaan dan dilukiskan dibenderanja.
Dikeradjaan Atjeh pernah djuga berada Gadj ah-Put i h ; tetapi
tidak didjadikan pudj aan jang berlebih-lebihan, hanja di pandang sela-
ku suatu mahluk Allah jang gandjil j ang mempunjai sifat-sifat j ang ba-
ik dan peribadi jang mendjadi tjontoh teladan dan t anda kekuasaan
Allah Ta' al aa.
Di ant ara bangsa-bangsa jang sangat besar menaruh minat dan
perhatian kepada gadjah, ialah bangsa India.
Atas keistimewaan peribadi gadjah, mereka membuat selaku lam-
bang keadilan dan kekuasaan delapan ekor gadjah jang mendukung
Tjakra-wala".
Orang-orang jang di pandang terkemuka dan tinggi dalam ilmu pe-
ngetahuannja, patungnja diperbuat dengan berkepala gadjah.
55
DJENIS GADJAH dan PERANGAINJA.
Gadjah adal ah
sebangsa binatang
empat kaki, golo-
ngan binatang jg.
menjusu. Tubuh-
nja tinggi besar,
tegap dan kuat
serta dahsjat pe-
mandangannj a.
Padanj a terda-
pat perangai j ang
baik, tenaga dan
pekerdjaan jang
berguna bagi ma-
nusia.
Djuga padanja
t erdapat beberapa
sifat dan peribadi
j ang mendjadi
tjontoh teladan
bagi manusia.
Didunia terda-
pat gadjah jang
terbanjak di Asia
dan di Afrika.
Di ant ara gadjah
Asia dan gadjah
Afrika ada perbe-
daan jang njata
bagi orang jang
ada perhatiannja.
Gadjah Asia kepala dan dahinja besar dan lebar lagi mentjongak
kedepan. Gadjah Afrika, kepala dan dahinja ketjil dan sempit lagi mem-
budjur raut potongan dahinja.
Gadjah-gadjah itu pernah didapati besarnja, pandj ang badannja
ada jang 5,70.M dan tingginja 3,40.M.
Gambar ini melukiskan suatu Barisan kende-
raan Gadjah dilengkapi dengan keta-Kentjana
diatas punggungnja.
56
Umurnj a kebiasaan 150. tahun, ada jang sampai 200 t ahun dan
ada pula jang lebih dan kurang dari itu.
Menurut pemeriksaan dan perhitungan ilmu Hajat, binatang j ang
menjusu, kebiasaan umurnj a 5 X umur djadi dewasanja. Kebiasaan
dewasa gadjah setelah berumur 30 tahun, djadi 5 x 30 t ahun = 150
t ahun. Dewasa manusia dalam satu perhitungan 22 t ahun.
Dj adi 5 X 22 t ahun = 1 1 0 tahun. Ini sering djuga dipakai orang
j ang berusia sampai 110 tahun, bahkan ada djuga jang lebih dari itu.
Ada djuga jang menghitung permul aan dewasa manusia itu dalam
umur 15 tahun, maka 5 X 15 t ahun = 75 t ahun. Tent ang pandj ang
dan pendek umur itu, itu adalah rahasia Allah Jang Maha Penentu, tak
dapat diketahui pasti oleh manusia.
Menurt pendapat dan pengertian orang-orang India gadjah-gadjah
itu terbagi kepada 3 djinis (suku) : KOEMIRA", DEW AS ALA" dan
M1ERGA".
K o e m i r a adalah bangsa gadjah jang terbesar dan terbagus
bentuk tubuhnja. Mat anj a besar, bundar dan lembut lagi djinak peng-
lihatannja. Pekerdjaannja tidak kasar, teratur dan tertentu, seolah-olah
telah dipikir, begitu bersahadja. Perangainja tenang, sabar, pat uh dan
tidak mudah terkedjut. Penjajang tahu membalas budi dan tidak pena-
kut. Inilah gadjah j ang dapat dipertjajai dan ia disebut kenderaan
Indera".
Dewasala dan Mirga, dua djenis gadjah jang kurang dapat diper-
tjajai, perangai dan pekerdjaannja kasar, lagi sering menimbulkan ke-
rusakkan. Bangsa gadjah ini kebiasaan dipergunakan dalam pekerdja-
an berat dan kasar.
t -\
Put era(i ) Atj'eh wad jib menggali,
memelihara dan memupuk setiap
tjabang kebudajaannja.
>. , _ >
57
A T J E H
dalam
DUNIA GADJAH.
A t j e h ada-
lah sebuah daerah
ii Ut ar a pul au Su-
mat era jg mempu-
njai banjak hi dup
gad j ah dirimba-
rimbanja. Kar ena
itu tidak musta-
hil bangsa Atjeh
mempunj ai djuga
pengalaman2 da-
lam dunia gadjah.
Keradjaannja dju-
ga mempunjai pa-
sukan gadjah dan
gadjah keistime-
waannja.
Menur ut tjata-
tan ahli sedjarah
purbakala, diper-
oiulaan t ahun Ma-
sehi ahli Djografi
dari bangsa Griek
dan Rome dal am
perlawatannja me-
ngundjungi dae-
rah-daerah Indi a
Belakang sampai-
sampai kekepula-
uan Nusant ara.
Ket i ka mereka sampai kedaerah udjung Ut ar a pulau Sumatera disana
didapati sebuah keradjaan j ang teratur, di mana radjanja mengenderai
Gadjah kenderaan Sulthan di India. Gadjah ini di-
hiasi dengan emas, batu2 permata dan karangan mu-
tiara. Pada Zaman Kemegahan Atjeh, Gadjah2 ken-
deraan Sulthan dihiasi djuga sedemikian rupa, hebat
dan mengagumi dunia.
58
gadjah dan memakai mahkot a jang besar dikepalanja j ang diperbuat
dari pada emas dan perhiasan batu permata. Mereka menamai kera-
djaan itu dengan nama Tabrobane".
Dal am t ahun 500 Masehi, pernah didapati oleh pengembara-pe-
ngembara asing j ang pernah mengundjungi udjung Ut ar a Pulau Su-
matera, disana didapati sebuah keradjaan jang bernama P O L I
(Sjahir Dauli), jaitu Pidie sekarang, rakjatnja beragama Budha, ra-
djanja mengenderai gadjah. Radj a itu dari Liang-dynastie.
Dal am kitab Rahl ah Abu Ishak Al-Makarany" disebut, dalam ta-
hun 540. H. = 1146. M. didaerah Peureulak telah berdiri sebuah ke-
radjaan Islam, dimana sedang memerintah Sulthannja j ang bernama
dan bergelar Sulthan Machdoem Djauhan Berdaulat Malik Mahmud
Sjah". Kelebihan dan kemegahan Sulthan ini, diantara lain Baginda
mengenderai gadjah jang berhiasan emas j ang warna-warni. Sulthan
ini memerintah dalam t ahun 527 552. H. = 1134 1158. M.
Dal am t ahun 665. H. = 1265. M. Marcopolo pernah dat ang ke-
negeri Semudera (Pas) dalam masa pemerintahan Sulthan Malikus-
Saleh (Meurah Siloo), dimana didapati Sulthan Malikus-Saleh, sela-
in dari mempunjai tentera berkuda jang banjak djuga baginda mem-
punjai kenderaan gadjah.
Dal am t ahun 744. H. = 1345. M. seorang pengembara Arab
j ang bernama Ibnu Bathuthah", j ang telah sekian lama tinggal di In-
dia, mengundjungi keradjaan Samudra/ Pase dalam masa pemerintah-
an Sulthan Ahmad Malikul-Dhahir bin Sulthan Muhammad Malikul-
Dhahi r bin Sulthan Malikus-Saleh Meurah Siloo, j ang memerintah da-
lam t ahun 725 750. H. = 1326 1350. M.
Ibnu Bat hut hah menulis dalam bukunja j ang bernama Rahlah
Ibnu Bathuthah" tentang kedatangannja kenegeri Samudera/ Pas, ba-
gaimana sambutan keradjaan t erhadap tamu luar negeri, betapa ramai
dan tjantiknja pelabuhan Sjarha, Istana Samudera, keagungan Mas-
djid2 dan tempat-tempat peladjaran serta ulamanja dinegeri Samudera.
Di ant ara lain dari kebesaran keradjaan Islam di Samudra (Pasc), beli-
au menjaksikan 2000 lasjkar berkuda jang pakaian kuda dan penung-
gangnja serba emas dan perak djuga didapati 300. tentera gadjah j ang
lengkap dengan perhiasan dan persendjataannja. Lama Ibnu Bathu-
t hah tinggal (bermukim) dinegeri Samudera dan dapat menjaksikan
bermatjam2 upatjara keradjaan. Beliau menegaskan jang dapat menja-
mai keradjaan Samudera/ Pas ialah keradjaan Dehli ( I ndi a) .
59
Gadjah jang diberi berwarna-warni.
Dal am t ahun 601. H. = 1205. M. permul aan berdiri keradjaan
Islam di Atjeh Darussalam (Atjeh Besar) hingga sampai kemasa-masa
djajanja, dalam mana pernah didapati, diantara lain dari kebesaran
radja-radjanja, selain dari mempunjai angkatan laut dan darat, djuga
mempunjai tentera berkuda dan tentera gadjah jang besar djumlahnja.
Disamping mempunjai tentera gadjah jang besar itu, djuga mem-
punjai gadjah-gadjah jang teristimewa, seperti Gadjah-putih, Gadj ah
merah dan gadjah belang, jang diberi berpakaian dan perhiasan jang
serba indah dari pada emas dan permata, tidak kurang seperti j ang
pernah didapati dikeradjaan India.
Dr. W.A.P. penulis buku Het gezantschap van den Sultan van
Achin", dalam bukunja itu ditulis, diantara lain sebagai berikut di hal.
19 20 21. :
Slaan wij met Valentijn, een blik op het Koningkrijk van Atsjeh,
gelijk hij het noemt, dan moet de Beheerscher de grootste Vorst van
geheel Soematra geweest zijn, wiens titels, onder anderen, dus luidden :
60
Een Koning, die bezit dan getanden olifant, den rooden, den
gekleurden, den zwarten, den witten, den gespikkelden olifant ; een
Koni ng wien God-almagtig schenk kleeding voor de olifanten, met
goud en edelgesteenten versierd, benevens een groot aantal strijdolifan-
t en, met ijzeren huizen op hunnen rug, wier t anden met ijzeren scheden
overtrokken, en die met operen schoenen gewapen zijn".
Artinja : Pandangan kami bersama-sama dengan t uan Valentijn,
selajang pandang pada Keradj aan Atjeh, sesuai dengan apa j ang di-
sebutnja, maka sebenarnjalah, bahwa j ang Berkuasa itu adalah Maha-
radj a" jang terbesar diseluruh Sumatra, jang gelarannja, ant ara lain,
berbunji sebagai disebut :
,eorang Radja" j ang mempunjai gadjah j ang bergading, jang
berwarna, j ang merah, j ang hi t am, j ang p u t i h dan j ang be-
lang ; seorang Radja" j ang kepadanja dikurniai oleh Tuhan Jang Ma-
ha Kuasa memberi pakaian gadjab.2 itu dengan perhiasan emas dan
batu permat a (rat na mut u-mani kam), djuga sedjumlah besar dari ga-
djah peperangan, dengan ketakentjana" diatas punggungnja, j ang ma-
na gading-gadingnja bersalutkan besi dan diberi bersepatukan tembaga.
Selandjutnja t uan Valentijn menjebut dalm bukunja t ent ang tin-
djauannja t erhadap Keradj aan Atjeh, di ant ara lain tersebut :
Sulthan Atjeh mempunjai 4050 ribu angkatan perarng j ang da-
pat dikerahkan kemedan peperangan dengan 23 ribu putjuk meri am
j ang dapat dibawa bersama serta l engkap dengan mesiu (obat pasang)
dan peluru pelurunja.
Dj uga Sulthan Atjeh (keradjaan At j eh), benar mempunj ai 1000
ekor gadjah jang dapat dipergunakan dal am peperangan, dan 200 ka-
pal perang j ang telah diturunkan keair j ang lengkap dipersendjatai de-
ngan meriam-meriam dan alat perang lainnja. (Li hat buku Valentijn
dan buku Het gezantschap van den Sulthan van Achin" oleh Dr.
W. A. P. ).
61
DJENIS GADJAH DI ATJEH.
Kal au di Indi a gadjah-gadjah itu dibagi kepada 3 djenis jang;
dinamai : KOEMI RA" , DEWASALA" dan MI ERGA", maka di
Atjeh dalam pengalamannja gadjah-gadjah itu dibagi atas 4 djenis
j ang dinamai :
1. GADJAH MOENDAM :
jaitu gadjah jang badannja besar pandjang, punggungnja ti-
dak bungkuk, bentuk tubuhnja tjantik, bagian depan dan bun-
tutnja sama tinggi. Daun telinganja tidak begitu lebar dan
lembut. Pandangan matanja lembut dan djinak.
Bangsa gadjah ini lekas djinak, mudah diadjar dan pat uh
akan adjaran. Tahan atas kekurangn makan dan mi num, ti-
dak mudah berontak. Setia dan membela kawan, pekerdjaan-
nja sangat teratur dan tidak merusakkan. Berak dan kentjing-
nja berwaktu jang tetap dan tidak berserak-serak Amat pan-
tang baginja menubruk pagar dan dinding wal aupun di pak-
sa. Ia senantiasa mentjari djalan j ang biasa dilalui dan di-
tjarinja pintu wal aupun berkeliling djalannja. Suka kepada
bunji-bunjian dan perhiasan. Gadj ah ini j ang sering dipergu-
nakan dalam upatjara kebesaran dari pasukan pengiring ra-
dja-radja.
Kawanan Gadjah.
62
2. GADJAH BUGAM :
jaitu sebangsa gadjah jang badannja tinggi besar dan pendek
badannja, punggungnja bungkuk.
3. GADJAH SI AWANG :
jaitu gadjah jang badannja ketjil dan pendek, bulunja keme-
rah-merahan. Gadjah ini liar, sukar diadjar, malas dan suka
berontak. Sangat rakus dan merusakkan t anaman.
Kedua mat j am gadjah ini (gadjah Bugam dan Gadjah Sia-
wang) , kebanjakan dipergunakannja dal am/ unt uk gadjah pe-
perangan dan dalam pekerdjaan jang kasar.
4. GADJAH KENG :
jaitu sebangsa gadjah j ang depannja lebih tinggi dari bun-
tutnja, daun telinganja kaku dan lebar melewati kepalanja.
Bulunja kemerah-merahan. Gadj ah ini tidak suka berkawan,
sangat liar dan amat djahat perangainja. Gadjah ini tidak
dapat dipergunakan di mana-mana.
Gadj ah j ang terbesar dalam satu-satu kawannja jang djadi selaku
kepala at au "komando kepada kawan-kawannja itu, dinama Gadjah-
toenggai".
Gadj ah j ang dipergunakan dalam satu-satu pekerdjaan j ang tetap
(perusahaan), itu dinamai Gadjah-toenda".
' Dal am masjarakat Atjeh, ada kata-kata j ang tertentu j ang disebut
t erhadap gadjah ; jaitu Pomeurah, Pobeuransah, Teukoe-rajeuk, dan
Tanoh-manjang.
Beginilah tjara Gadjah berkelahi.
63
Lukisan Gadjah Putih jang dipamerkan dalam pawai Pekan Ke-
budajaan Atjeh
R I WA J A T
ASAL-USUL WUDJUDNJA GADJAH PUTIH
di
KERADJAAN ATJEH
Riwajat j ang begitu terkenal dan populer dalam masj arakat
Atjeh, t erut ama dalam masj arakat rakjat Atjeh Tengah j ang di per-
kuat kan oleh tulisan bangsa asing j ang pernah mengundjungi dan me-
njaksikan keradjaan Atjeh dimasa-masanja, t ent ang adanja Gadj ah-
Put i h" itu.
Asal mul a berwudjudnja gadjah-putih itu, melalui satu riwajat
atas satu peristiwa j ang deramatis.
Dal am masa Keradj aan Atjeh Darussalam (Atjeh Raya) meme-
rintah Sulthan Salahoeddin bin Sulthan Ali Moeghayah Sjah j ang
memeri nt ah dalam t ahun 936 945 H. = 1530 1539 M. , dal am
mana keradjaan Mal aka Raya telah direbut oleh Portugis dal am t a-
64
hun 916 H. = 10 Juli 1511 M. ; Radj anj a Sulthan Mahmud Sjah
telah mengungsi ke Kampar ( Sumat er a) . Kel uarga baginda diung-
sikan ke Atjeh Darussalam mendj adi t amu keradjaan j ang t erhormat .
Dengan initiatief adik Sulthan Salahoeddin, j ang bernama Ra-
dja Muda Ri ' ayah Sj ah" j ang mendj adi Ami rul -harb" (panglima be-
sar angkat an perang keradjaan At j eh), dal am rangka membangun
Keradj aan Djohor selaku ganti Mal aka j ang telah ditjaplok Portugis
itu; di ant ara lain-lain persiapan, put era Mahkot a Sulthan Mal aka,
j ang bernama Sulthan Alaoeddin Mansoer Sjah j ang bakal djadi Sul-
t han Djohor Baru itu, telah dinikahkan dengan salah seorang puteri
dari keluarga Sulthan Atjeh. Dj uga salah seorang puteri dari keluarga
Sulthan Mal aka dinikahkan dengan salah seorang pembesar Atjeh
jaitu Radj a Lingga ke XI I I . (Atjeh Tengah) .
Radj a Lingga ke XIII." ini, sedjak dari masa Sulthan Alaiddin
Ali Moeghayah Sjah mengusir Portugis di daerah Pase dan Aroe, terus
berakt i p dalam angkat an perang Atjeh selaku seorang Panglima dan
anggota Staf Ami rul -Harb Ri ' ayah Sjah.
Jang mendj adi gantinja dinegeri Lingga (Atjeh Tengah) , anak-
nja j ang tertua, jaitu "Radj a Lingga ke XI V. "
Dal am t ahun 938 H. = 1533 M. t erbent ukl ah Keradj aan Djo-
hor dengan Sulthannja Sulthan Alaoeddin Mansur Sj ah" bin Sulthan
Mahmud Sjah Mal aka j ang mangkat di Kampar dal am t ahun 934
H. = 1528 M.
Di ant ara wakil Keradj aan Atjeh dalam kabinet Sulthan Djo-
hor, ialah Radj a Lingga ke XI I I itu.
PUSAKA PENI NGGALAN RADJA LI NGGA ke XI I I .
Dal am rangka Sulthan Djohor Alaoeddin Mansoer Sjah memba-
ngun dan mengembangkan Keradj aan Djohor disamping menghadapi
Portugis dan lain-lain saingannja, Radj a Lingga ke XI I I . itu diberi
tugas membangun dan memimpin sebuah pul au diselat Mal aka dal am
wilajah keradjaan Djohor. Pulau itu achirnja terkenal dengan Pul au
Lingga".
Beberapa lama Radj a Lingga ke XI I I . tinggal di pulau Lingga itu,
beliau berpulang ke Rahmat ul l ah dengan meninggalkan dua orang
put era kandungnj a j ang masih ketjil. Seorang bernama Mar i a" dan
seorang bernama Seungeda".
Mari a dan Seungeda dibawa oleh ibunja pulang kembali ke Atjeh
Darussalam, tinggal diistana ajahnja j ang l ama di Kampoeng Phang
dengan memperoleh belandja dari Keradj aan menur ut adat-lembaga
bagi bekas pembesar Keradj aan.
Disanalah Mar i a dan Seungeda diasuh dan dipelihara oleh ibunja
hingga meningkat dewasa.
65
PEDANG DAN TJ I NTJ I N PUSAKA.
Pada suatu hari Mari a dan Seungeda menanj a kepada ibunja
t ent ang ket urunan dan kaum keluarganja. Ibu jang merasa telah pa-
tut diberi t ahukan t ent ang itu kepadanja, maka diriwajatnjalah t en-
tang asal-usul keturunannja.
Ajahnja bernama Radj a Lingga ke XI I I , radja j ang t urun me-
nurun dinegeri Lingga di Atjeh Tengah.
Ket urunan dari pihak ibunja, ialah dari keluarga Sulthan Mal aka
j ang sekarang terkenal dengan Keradj aan Djohor.
Radj a Lingga sekarang Radj a Lingga ke XI V" adal ah abang
kandungnj a j ang seajah. Kaum keluarga Radj a Lingga sekarang ada-
lah kaum keluarga keduanja.
Setelah habis ibu mentjeritakan maka diperlihatkanlah dua benda
pusaka peninggalan Al -Marhoem Ajahnja (Radj a Lingga ke XI I I ) ,
jaitu sebilah pedang dan sebentuk tjintjin permat a, jang mana pada
benda itu ada t anda dan tulisan bahwa kedua pusaka itu kepunjaan
Radj a Lingga j ang dipusakai dari t urun t emurun dari Radj a Lingga
Pert ama (Tgk. Kawee Teupat = Kik Beutol), jaitu pusaka persem-
bahan dari Sul t han Machdoem Dj auhan Berdaulat Mahmud Sjah,
Sulthan Peureulak j ang memeri nt ah dalam t ahun 402 450 H. =
1012 1058 M. dalam membangun negeri Lingga Pert ama (Boen-
toel Li nggeu), bersama dengan seorang Puteri Mal aka, seorang per-
dana Ment eri (Sjech Siradjuddin = Tjik Seuroeleue), 14 orang
Pengasuh dan 16 orang Pengi nang; seperti j ang pernah disebut
dal am kat a sembojan negeri Lingga :
"Oemah toedjoeh roeang,
peunoelang tudjuh perkara"
"I langit bintang toedjoeh,
I boemi kal pi toe mata"
"Peungasuh doe kali tudjuh,
penginang doea kali lapan"
"Toeroen ni Firman ari Allah,
Hadis ri Nabi"
"Sabda koe oedjoeng Atjeh,
inget(edet) koe negeri Linggeu"
= "Rumah tudjuh ruang (Balairung),
memberikan tudjuh perkara".
= "Dilangit Bintang Tudjuh,
dibumi "Kal" empat mata".
= "Pengasuh dua kali tudjuh ( 14 orang)
penginang dua kali lapan (16 orang).
= "Turun Firman dari pada Allah,
Hadis dari pada Nabi".
= "Perintah dari udjung Atjeh (Sulthan
Atjeh), adat dinegeri Lingga.
66
Setelah keduanja (Mari a dan Seungeda) mendengar riwajat dan
keterangan dari ibunja, amat tertarik dan rindu hatinja akan pergi
kenegeri Lingga, ingin hendak bertemu dan berkenalan dengan kaum
karabat nj a disana, t erut ama dengan abangnja Radja Lingga ke XI V.
Pria dan Wanita Atjeh Tengah dengan pakaian daerahnja (dulu
disebut negeri Lingga).
MARI A DAN SEUNGEDA KENEGERI LI NGGA.
Setelah mendapat izin dari ibunja, Mari a dan Seungeda dengan
membawa pedang dan tjintjin pusaka itu, berangkatlah duanja menu-
dju negeri Lingga.
Dengan menempuh djalan darat , masuk kampung keluar kam-
pung, melalui lembah dan bukit, mengi nap di mana mal am harinja.
Dengan menjertai rombongan saudagar j ang membawa garam
dan barang dagangan kenegeri Lingga, hampi r sebulan diperdjalanan,
sampailah keduanja kenegeri Lingga dengan selamat. Maka keduanja
pergi menemui kepala kampung (penghul u) disebuah kampung
disana.
Padanjalah ia menumpang, dan mentjeriterakan kedatangannja,
hadj at hendak menghadap bertemu dengan Radja Lingga.
Dengan pertolongan kepala kampung itu, ia dibawa kepada j ang
berwadjib unt uk dibawa menghadap Radj a Lingga.
67/
PERI STI WA J ANG RED J AM.
Pada hari jang t ert ent u, Mar i a dan Seungeda, dibawa ke UMAH
TUDJ UH RUANG, menghadap Radj a Lingga. Betapa senang dan
bangga perasaan dua bersaudara itu melihat kebesaran negeri Lingga,
rakjat hi dup rukun dan damai , negeri makmur dan masj arakat ber-
agama.
Ketika keduanja sampai ke Umah Tudj uh Ruang (Balairung
Sari Negeri Lingga) disana kelihatan bet apa hebat radja Lingga ke
XI V. dihadapi oleh Sagi-Penari dan lain-lain pembesar.
Mari a dan Seungeda memberi hormat dan sapa kepada Radj a
Lingga, menur ut adat-istiadat menghadap radja dan kepada lain-lain
pembesar.
Oleh seorang dari Sagi-Penari, memperkenalkan kepada Radj a
Lingga, bahwa kedua anak muda ini, dat ang dari Atjeh Darussalam
hendak berdjumpa\ dan hendak menghadap Radj a Lingga.
Disitu Mar i a menj at akan hasrat kedat angannj a bahwa keduanja
adalah dua bersaudara seibu dan seajah, jaitu anak dari Radj a Lingga
ke XI I I j ang mangkat di pulau Lingga. Ibunja ket urunan dari keluar-
ga Sulthan Mal aka. Selaku bukti dan kenjataan Mari a mempert un-
djukkan pedang dan tjintjin pusaka peninggalan Al - Mahr um ajahnja
itu.
Setelah habis ditjeritakan riwajatnja, semua Sagi-Penari dan ha-
dirin sangat bersjukur dan berbesar hati, mereka jakin bahwa kedua
anak muda itu, betul anak dari Radj a Lingga ke XI I I . Selain dari
bukti pedang dan tjintjin pusaka itu, djuga romannja sangat serupa
dengan AI-Marhum Radj a Lingga ke XI I I .
Hadi ri n heran dan terkedjut mendengar sambut an dari Radj a ,
Lingga ke XI V.
Rupanj a beliau itu, lain sekali pendapat dan penerimaannja.
Setelah di amat -amat i pedang dan tjintjin pusaka itu dengan te-
litinja, dengan muka jang merah padam dan suara jang geram, be-
liau menuduh Mar i a dan Seungeda pembunuh, j ang telah membunuh
Radj a Lingga ke XI I I , dan merampas har t a peninggalannja. Seka-
rang dat ang kemari hendak meni pu lagi.
Betapa terkedjut dan sedih hati Mari a dan Seungeda, mendengar
sambut an dan t uduhan Radj a Lingga t erhadap keduanja itu.
Har apannj a hendak bertemu dan beramah t amah dengan abang-
nja dan kaum keluarga peninggalan ajahnja, telah putus dan hantjur,
i barat gelas djatuh keatas bat u. Dengan air mat a berlinang-linang,
mengalir membasahi pipi, duduk berlutut dengan kedua belah ta-
ngan diatas kepala, mi nt a perhat i an dan belas kasihan Radj a Lingga.
Tet api apa gerangan, Mari a dan Seungeda djatuh terkulai, t ubuhnj a
gemetar dan keringat dingin membasahi sekudjur tubuhnja, ketika
didengar Radj a Lingga mendj at uhkan hukuman mat i atas keduanja.
Hukuman j ang tidak boleh di bant ah dan dibela oleh siapapun djua.
68
BEUNER MARI A MATI TERBUNUH.
Sungguh sedih dan ngeri putusan Radj a Lingga t erhadap Beu-
ner Mari a dan Seungeda, tak mau mendengar dan meneri ma penda-
pat dan nasehat dari Sagi-Penari dan lain2 pembesar. Hukuman dha-
lim dan menganiaja.
Pedang dan tjintjin pusaka dari Beuner Mari a dan Seungeda di-
rampasnja.
Beuner Mar i a diserahkan kepada seorang algodjo j ang tidak t ahu
belas kasihan dan berhati matjan itu. Seungeda diserahkan kepada
seorang pembesar j ang bernama Tjik Seuroeleue untuk dibunuhnja
djuga.
Beuner Mari a dan Seungeda dengan, tangannja terikat kebela-
kang, lalu diseret di t urunkan dari Umah Tudj uh Ruang dan dibawa
ket empat pembunuhannj a. Itu hari djuga Beuner Mari a dibawa oleh
algodjo itu kesuatu tempat, disanalah anak muda jang teraniaja itu,
disembelih dengan kedjamnja.
I NNA LI LLAHI WA INNA I LAI HI RADJ I ' UN. Ti ap-t i ap pe-
nganiajaan ada balasannja.
Pakaian Beuner Mari a jang berl umuran darah itu diserahkan
kepada Radj a Lingga oleh algodjo j ang pat uh itu.
Seungeda jang dalam perasaan sedih dan remuk redam bertjerai
dengan abangnja, bertjerai unt uk selama-lamanja, ia dibawa oleh
Tjik Seuroeleue atas putusan Radj a Lingga itu.
Dua hari sesudah itu, Tjik Seuroeleue dat ang menghadap Radj a
Lingga dengan membawa pakaian Seungeda j ang berl umuran darah,
selaku alasan bahwa perintahnja telah didjalankannja.
Amat senang hati Radja Lingga j ang t amak itu, bahwa orang
j ang dibentjinja telah tiada lagi.
Dal am perdjalanan pulang beberapa teman Tjik Seuroeleue, ber-
kat a dengan tjara kiasan, amat menjesal atas t i ndakan dan hukuman
Radj a Lingga itu.
Mereka merasa ketjewa dan t akut akan akibatnja nanti. Mereka
berjakin hati bahwa kedua anak muda itu, benar anak Radj a Lingga
ke XI I I , jaitu saudar a, Radj a Lingga ke XI V itu. Lagi kedua anak
muda itu, dat angnj a dari ibu kota (Atjeh Darussal am), kalau-kalau
kepergian mereka ada setahu Sulthan Atjeh (Sulthan Alaiddin Ri ' ayah
Sjah Al - Kahar ) , seorang Sulthan j ang sangat adil lagi perkasa ( khaa) .
Bila hukuman dan pembunuhan ini nant i terbuka rahasianja, at au
ada susulan dibelakangnja nanti, bet apa akibatnja ?
Tjik Seuroeleue, selaku perdana ment eri negeri Lingga, menj at a-
kan kepada temannja itu dengan katanja. Ki t a adalah orang (pega-
wai) bawahan, terpaksa mengi kut perintah radja. Buruk baik, benar
69
dan salah, radja sendiri jang menanggung djawab dan menerima re-
sikonja, ketjuali ada diminta persetudjuan kita. Ini sama sekali tidak.
Bukan sadja tidak diterima pertimbangan kita, bahkan dilarang kita
mengel uarkan pendapat . Memang membunuh seorang manusia j ang
tidak sepatutnja, dosa besar dan besar akibatnja. Membunuh sese-
orang Islam, seolah-olah membunuh seluruh manusia, begitu dalam
adjaran agama.
Dj angankan di Achirat nanti, didunia pasti ada balasannja atas
tiap-tiap kesalahan dan penganiajaan. Sesal dahul u pendapat an, sesal
kemudian tidak bergunaa. Siapa j ang mi num tuak, itu j ang mabuk
dan siapa j ang makan lombok t ent u merasa pedasnja.
TJ I K SEUROELEUE.
Ialah nama satu gelaran seorang pembesar (perdana ment eri )
keradjaan Lingga, sedjak dari permulaan terbentuk keradjaan Lingga
pert ama t ahun 416 H = 1025 M. jang radjanja terkenal dengan
Teungku Kawee Teupat (Kik Betol). Asal nama itu Sjech Siradjud-
din, utusan Sulthan Machdum Malik Mahmud Sjah Dj auhan Ber-
daulat, Sulthan Peureulak dimasa itu, dalam membuka (membangun-
kan) negeri Lingga (Buntul Linggeu) itu.
Sebutan Sjech Siradjuddin, lama kelamaan berubah mendjadi se-
but an Tjik Seuroeleue. Maka adal ah nama Tjik Seuroeleue itu, ialah
nama gelaran seorang pembesar (perdana menteri) negeri Lingga j ang
t urun t emurun hingga kemasa itu.
Tjik Seuroeleue itu, adalah seorang j ang telah berumur, alim
lagi saleh.
Beliau seorang j ang luas pemandangan lagi bidjaksana.
Pekerdjaannja senantiasa hati-hati lagi sangat teguh berpegang
kepada adjaran agama.
Dal am soal pembunuhan Seungeda jang ditugaskan kepadanja,
beliau mempunjai pendapat dan pendirian sendiri jang sangat di-
rahsiakan, hingga seorang-pun tidak dapat menget ahui djedjaknja.
MI MPI SEUNGEDA.
Seorang anak muda pendjaga kebun dan ternak Tjik Seuroeleue
jang sangat disajangi, j ang dibuat selaku anak kandungnja. It ul ah
dia Seungeda, j ang selamat hingga dewasa itu, atas keinsafan dan
kelitjinan Tjik Seuroeleue.
Pada suatu mal am ia bermimpi seolah-olah al -Marhum abang-
nja Beuner Mari a dat ang mencmuinja dan berpesan dengan ama-
natnja.
Sedikit hari lagi Tjik Seuroeleue akan berangkat keibu kota Atjeh
Darussalam, selaku utusan Radj a Lingga dalam sidang t ahunan me-
nurut adatnja.
70
Berusahalah agar kamu dapat dibawa sertanja !
Bila permi nt aanmu makbul, bawalah sertamu sebilah pisau ketjil
dan sebuah upih betung j ang terbagus dan lebar.
Bila telah sampai ke Atjeh Darussalam, berichtiarlah agar kamu
dapat dibawa bersama masuk kedalam Kr at on Darul -Duni a.
-. ,
Peta Keraton Darul-
Doenia (sekarang ke-
raton Atjeh).
Kal au itu berhasil, pada hari persidangan, pergilah kamu duduk
di Balai Gading (Balai t empat istirahat radja-radja) j ang memang
ketika itu kosong.
Disana buatlah gambar (lukisan) seekor gadjah pada upih be-
tung jang kamu bawa itu dengan pisau ketjilmu. Setelah siap ma-
ka permain-mainkanlah lukisan gadjah itu dengan t anganmu. Nant i
akan dat ang kepadamu seorang puteri (anak kandung Sulthan) j ang
belum dewasa melihat permai nanmu itu. Bila ia bertanja permai nan-
mu itu, kat akan kepadanja, bahwa itu adal ah gambar Gadj ah-Put i h
jang sangat tjantik rupanja. Bila ia bert anj a di mana adanja Gadj ah-
Putih itu dan siapa dapat menangkapnja, djawablah. Gadj ah Put i h
itu, ada dirimba negeri Lingga dan kamu akan sanggup menangkap-
nja bila ada permi nt aan dari Sulthan sendiri.
71
Nant i puteri itu akan pergi kepada Sulthan, mi nt a supaja ditjari
Gadj ah Putih itu. Kamu akan dibawa menghadap Sulthan. Dj angan
t akut , masuklah dengan tjukup adab dan sembah-sapa.
Sulthan akan menanj a kepada kamu t ent ang Gadj ah Putih itu.
Dj angan sangsi, kat akan dengan benar, Gadj ah-Put i h itu benar ada
dirimba negeri Lingga, dan kamu akan sanggup menangkapnj a de-
ngan izin Allah dan dengan permi nt aan Sulthan. Nant i Sulthan akan
tertarik hatinja kepada soal Gadjah-Putih. Baginda akan memi nt a
kepada umum akan berichtiar mentjari gadjah Putih dan kepada
kamu djuga.
Bila nant i telah ternjata bahwa semua mereka tidak mendapat
Gadj ah Putih, pergilah kamu menghadap Tjik Seuroeleue j ang setia
itu, mi nt a dengan pertolongan beliau, agar membuat sedikit Ghanduri
dan mempermai nkan sedikit bunji-bunjian dikuburku. Kamu sendiri
nant i jang menari disana. Insja Allah nant i saja akan mengendal i kan
seekor Gadj ah Putih jang djinak kepada kamu.
Tak usah takut, tangkaplah ia, memang ia Gadj ah sedjati. Buat-
lah ia sebagai dibuat kepada gadjah-gadjah jang lain. Ia akan pat uh
mengi kut peri nt ahmu dan mempunjai pengertian jang tersendiri. Ka-
mu sendiri j ang akan menj erahkan ketangan Sulthan nanti. Disana-
lah nanti akan ternjata salah dan benar, adil dan anianja. Ingat l ah
dan t urut l ah amanat ku ini mudah- mudahan kamu akan berbahagia.
Dj angan kamu beri tahu keadaan kita kepada ibu, memang nant i
ibu sendiri akan mendj adi saksinja.
SEUNGEDA KE I BU KOTA ATJ EH DARUSSALAM.
Sangat terharu Seungeda t erhadap mimpinja itu.
Sungguh sangat berat rasanja unt uk melaksanakan amanat tsb.
Bermatjam-matjam pert anj aan jang timbul dalam hatinja. Apakah
mimpi itu dat ang dari Il ham Allah, at au chajalan Sjaithan semata-
mat a ? Dapat kah dipertjaja dan dipegang dan bagai mana bila ter-
njata bohong dibelakang harinja nant i ?
Sungguh berat dan musjkil melaksanakannja. Lebih-lebih ia se-
orang j ang disembunjikan, bet apa ketjewa bila nanti terbuka raha-
siarija. Bukan sadja ia jang djadi korban, bahkan Tjik Seuroeleue dju-
ga akan djadi korbannja.
Ti dak pat ut kebaikan dan djasa Tjik Seuroeleue dibalas de-
ngan bahaja.
Achirnja setelah dipikir dan dipertimbangkan dengan seteliti-teli-
tinja beberapa hari lamanja, maka ia mengambil satu kesimpulan dan
ketetapan, dengan bertawakkal kepada Allah dan menghar ap akan
baik akibatnja, ia akan berusaha melaksanakan sebagaimana amanat
dalam mimpinja itu.
72
Pada suatu hari, berbetulan Tjik Seuroeleue dalam mempersiap-
kan segala sesuatu unt uk kepergiannja ke Ibu Kot a, maka Seungeda
dat ang menghadap Tjik Seuroeleu. Di nj at akanl ah hasratnja, agar ia
dapat dibawa serta ke Ibu Kot a, selaku chadam chas Tjik Seuroeleue.
Setelah Tjik Seuroeleue mempert i mbangkan dengan semasak-ma-
saknja, dikabulkanlah hasrat Seungeda itu.
Pada hari j ang t ert ent u, berangkat l ah rombongan Tjik Seuroeleue
menudju Ibu Kot a Atjeh Darussalam j ang djauh itu.
Sesampai kesana masuklah Tjik Seuroeleue ke Kerat on Darul -
Duni a menur ut adat kebiasaan Tjik Seuroeleue hanj a diperkenan-
kan membawa seorang Chadam chas unt uk masuk ke Kerat on Darul -
Duni a, sedang j ang lain-lain dari rombongannja harus menunggu di-
pesangarahan diluar Kerat on Darul -Duni a.
PENGARUH LUKI SAN GADJ AH PUTI H.
Pada suatu hari ketika semua radja-radja dan wakil dari ber-
bagai-bagai daerah telah masuk kedalam persidangan, berbetulan Ba-
lai Gadi ng dihari itu kosong tiada seorangpun disana. Seungeda j ang
senantiasa mengintip mentjari peluang, hari itu tibalah saatnja.
Dengan diam-diam pergilah ia ke Bala Gading duduk melukiskan
gambar Gadj ah-Put i h dengan ' asjiknja.
Setelah siap lalu diangkat-angkat dipermainkan dengan t angan-
nja.
Persis seperti j ang tersebut dalam mimpinja, seorang puteri berla-
ri-lari dat ang mendekat i nj a dan bertanja permai nan apakah itu ?
Seungeda menerangkan bahwa lukisan ini adal ah lukisan Gadj ah-
Putih j ang t eramat tjantik rupanja. Puteri itu rupanj a sangat menarik
hatinja mendengar ketjantikan Gadj ah Putih j ang disebut Seungeda
tadi. Maka ia bertanja kepada Seungeda. Di mana adanja gadjah putih
itu ? Dia ada dirimba negeri Lingga tuan puteri, kat a Seungeda de-
ngan lemah lembutnja. Dapat kah ia di t angkap dan siapa j ang dapat
menangkapnj a ? Seungeda mendj awab, ia dapat di t angkap asal ada
peri nt ah dari j ang mulia paduka Seri Sulthan, saja sanggup djuga
menangkapnj a.
Mendengar itu puteri j ang masih ketjil (dibawah umur) itu, te-
rus lari masuk kedalam sidang menemui aj ahandanj a Seri Sulthan,
dan berkata. Aj ahanda disana ada satu orang mengat akan ada Ga-
djah Putih j ang sangat bagus rupanja. Anakanda sangat suka kepada-
nja. I a mengat akan gadjah putih itu amat djinak, dapat di t angkap
asal ada peri nt ah dari paduka ajahanda. Suruhlah aj ahanda me-
nangkapnj a !
Puteri itu tak mau berpindah disamping Baginda sebelum me-
manggil orang itu. Sulthan dan hadirin heran mendengar dan melihat
perkat aan dan kelakuan puteri ketjil kesajangan baginda.
73
Berbetulan soal j ang penting-penting telah selesai dibitjarakan.
Sulthan meni t ahkan kepada pengawal untuk melihat orang itu, dan di-
suruh dia bawa menghadap. Baginda ingin menget ahui apa gerangan
itu. Belum pernah t erdengar orang menjebut Gadj ah-Put i h di Atjeh,
hanj a j ang pernah ada dinegeri Indi a dan dinegeri Siam.
Seketika Seungeda telah dibawa masuk menghadap Baginda da-
lam sidang j ang lengkap itu. Seungeda dengan hormat dan chi dmat
dat ang menj embah Baginda.
Sulthan bertanja, kamukah orang jang mengat akan Gadj ah Putih
kepada puteri kita itu ?
Benar daul at Tuangku Sjah ' Alam, patik j ang memberi t ahukan-
nja.
Apa benar ada Gadj ah-Put i h dan dimana pernah adanja ?
Seungeda mendj awab, benar ada Daul at Tuanku Sjah ' Alam,
dia ada dirimba negeri Lingga. Dapat kah ia di t angkap dan siapa
j ang sanggup menangkapnj a ?
Dapat ia di t angkap, asal atas peri nt ah Duli Sjah ' Alam. Patik
djuga merasa sanggup akan menangkapnj a dan mempersembahkan
kehadrah Daul at Tuanku Sjah ' Alam.
Hadi ri n bert ambah heran dan ta' djub mendengarkan pernj at aan
Seungeda itu.
Ada di ant ara mereka j ang menjangka anak muda itu, tidak waras
pikiran.
Bermatjam pendapat mereka. Ada j ang mengat akan mustahil
adanj a Gadj ah j ang Putih, ada pula j ang berpendapat sebaliknja.
Alasannja, gadjah itu sebangsa binatang seperti kerbau, binatang j ang
berkubang. Kebanj akan kerbau berwarna hitam, ada djuga jang ga-
leuen dan ada jang putih (djagat) warna kulitnja. Djuga bangsa babi
ada djuga j ang putih warnanja. Tet api djarang sekali didapatnja.
Di ant ara hadirin jang banjak itu, jang sangat gelisah dan basah
badju dengan keringatnja, ialah Tjik Seuroeleue. Ti mbul penjesalan
dalam hatinja, atas dibawa serta Seungeda ke Ibu Kot a. Dal am hat i -
nja terbajang seribu satu mal apet aka jang ia akan tersangkut dal am-
nja.
Kegelisahan dan keketjewaan Tjik Seuroeleue, sebentar dapat di-
t ent eramkannj a. Beliau seorang ' Alim jang teguh imannja. Qadl a dan
Qadar itu di t angan Allah Ta' al a. Buruk dan baik jang telah dipero-
leh itu, ialah Qadar (penent uan) Allah bagi seseorang hambanj a.
Tet api kedepan tak seorangpun jang dapat menent ukannj a. Itu ada-
ah rahasia Allah Jang Maha Kuasa. Pada kita hanja ichtiar dan meng-
har ap akan baik akibatnja. Segala sesuatu telah ada suratannja.
Lagi terbajang diruangan pikiran Tjik Seuroeleue, ini kedjadian
j ang tidak disangka-sangka, ini suatu rahasia Allah akan menj at akan
kelaliman Radj a Lingga.
Dengan itu Tjik Seuroeleue djadi t ent eram dan t enang pikirannja
kembali.
74
Sulthan pun tidak menjinggung-njinggung t ent ang asal-usul dan
kedat angan Seungeda.
Rupanj a Sulthan djuga telah menari k perhat i annj a t erhadap Ga
dj ah Putih itu.
Baginda meni t ahkan dan memberi kesempatan kepada umum,
siapa-siapa j ang dapat menangkap (memperoleh) Gadj ah-Put i h dan
dapat mempersembahkan dengan t angannj a kepada Baginda sendiri,
kepada orang itu akan diberi hadiah jang banjak dan di anugerahkan
daradj at j ang istimewa. Kepada Seungeda Baginda menghar ap djuga
agar berusaha mentjari Gadj ah Putih, mudah- mudahan berhasil
dan berbahagia hendaknj a. Berbetulan sidangpun dihari itu selesai,
masing-masing kembali ketempatnja. Tjik Seuroeleue tidak sepatahpun
menegur Seungeda dalam soalnja itu, hingga sampai kenegeri Lingga;
seolah-olah tiada kedjadian apa-apa.
Setahun itu, orang sibuk mentjari Gadj ah-Put i h. Radj a-radj a dan
orang-orang j ang ingin kepada hadi ah Sulthan, mengambil bahagian
dal am berusaha mentjari Gadj ah Putih. Radj a Lingga sendiri
sangat aktief masuk rimba keluar rimba, ingin kepada hadi ah jang
besar dan daradj at j ang istimewa dari Sulthan Atjeh, Sulthan Alaiddin
Ri ' ayah Sjah Al -Kahar.
Ket ent eraman gadjah dirimba-rimba sangat terganggu. Gadj ah-
gadjah j ang bergading pandjang banjak j ang binasa. Pawang-pawang
gadjah rat a gunung dan lembah diarunginja, tetapi Gadj ah Putih
tidak pernah bersua. Mereka telah putus asa akan mendapat nj a.
SEUNGEDA DAN GADJ AH- PUTI H.
Wakt u hendak t urun pergi ke Ibu Kot a hampi r tiba. Kebiasaan
pergi ke Atjeh Darussalam dalam bulan Safar, karena sidang negara
di adakan dal am tiap-tiap bulan Rabiul-awal. Sekarang telah masuk
bul an Muhar r am. Mendapat kabar di mana-mana, bahwa Gadj ah-Put i h
seorangpun belum mendapat nj a.
Pada suatu hari Tjik Seuroeleu memanggil Seungeda, menanja
pendapat nj a t ent ang Gadj ah-Put i h itu. Bagai mana pendapat mu t en-
tang Gadj ah-Put i h j ang telah kamu ikrarkan di hadapan Sulthan da-
lam sidang negara itu hari ? Apakah usaha t erhadap itu ?
Seungeda mendj awab dengan hormat nj a. Ampun dan ma' af kepa-
da aj ahanda, belum ada suatu usaha kedjurusan itu. Hi dup dan mat i
anakanda adalah dalam t angan kekuasaan Allah dan nawungan dari
aj ahanda. Anakanda menunggu-nunggu teguran dari aj ahanda j ang
lebih 'arif dalam sesuatu. Tet api aj ahanda djangan bergundah hat i ,
Insjaa Allah, mudah- mudahan Allah akan menolong kita.
Dal am hal ini, anakanda har ap bant uan j ang penuh dari ajahan-
da, jaitu mengadakan sedikit Ghanduri dan do' a selamat pada kuburan
al -Marhum kakanda Beuner Mari a. Kesana kita bahwa beberapa alat
bunji-bunjian, itulah permohonan anakanda kepada aj ahanda.
Tjik Seuroeleue t ermenung sedjenak kagum beliau mendengar
75
permohonan Seungeda. Beliau tidak dapat menerka apa maksudnj a
dan apa hubungan Gadj ah-Put i h dengan kuburan Beuner Mari a. Dan
apa rahsia at au kiasan j ang t erpendam disitu ?
Tjik Seuroeleue, mengabulkan permi nt aan Seungeda dan ditentu-
kan pada hari 10 Muhar am (Hari ' Asjura) diadakan peral at an itu.
Pada hari itu, pergilah Tjik Seuroeleue dan Seungeda serta semua
penduduk kampung Tjik Seuroeleu, lengkap dengan alat-alat chan-
duri dan alat bunji-bunjiannja. Pagi-pagi hari mereka telah sam-
pai kesana, lalu disembelihkan kerbau dan membuat masakan chan-
duri. Ul ama-ul ama dan orang-orang pandai membat j a Al -Quran,
membat j a do' a Selamat dengan membat j a Al -Quran satu Djuz se-
orang, t amat ketiga puluh Djuznja, j ang dinamai membat j a Muqad-
dam.
Setelah selesai membat j a Chat amnj a dan Do' a selamat, dihidang-
kanlah Chanduri , dan mereka makan bersama-sama.
Setelah selesai makan Chanduri dan sembahjang Dl uhur pun su-
dah selesai, mulailah dipermainkan alat bunji-bunjian j ang dibawa
bersama.
Dal am pada itu, Seungeda mi nt a akan dimainkan satu lagu j ang
sedih dan ia sendiri jang akan menarinja. Bunji-bunjian dimainkan da-
lam sebuah lagu j ang amat sedih, dan Seungeda tampil ke-tengah2 me-
nari dan menjanji dalam i rama j ang amat sedih dan memilukan
hat i jang melihat dan mendengarnja. Tar i itu terkenal dengan Tar i
Guel ".
76
Tari Guel dari Atjeh Tengah.
Dal am tjuatja sinar sore, dibawah ri ndangan kaju rimba dilem-
bah Laut Tawar , di hari ' Asjura pula ; disana kelihatan serombongan
umat sedang 'asjik dilamun sedih dan pilu oleh Tar i Guel dan nj a-
njian Seungeda, j ang meni mbul kan rindu dendam hingga sebagian ada
j ang tak sadar dirinja lagi. Dal am keadaan mabuk kesedihan, tiba-
tiba mereka terkedjut oleh satu suara j ang dahsjat dan mengerikan
hingga semuanja sadar dari l amunan itu.
Dal am mereka hingar-bingar, menoleh kekiri dan kekanan meme-
riksa dari mana dat ang suara dan suara apakah itu ?
Ti ba-t i ba dari djauh kelihatanlah seekor gadjah j ang besar dan
putih warnanj a dat ang menudj u ket empat mereka.
SEUNGEDA MENANGKAP GADJ AH PUTI H.
Sungguh meriah sekali seketika, ada j ang gement ar ket akut an ada
j ang memandj at pohon kaju j ang besar. Kaum ibu ada j ang mena-
ngis dan berteriak memanggil anaknja. Dal am kesibukan itu, Seu-
ngeda mengambil tali j ang dibawa bersama lalu berlari-lari menudju
mendekati Gadj ah Put i h j ang sedang berdjalan itu. Tjik Seuroeleue
menjusul dibelakang Seungeda.
Demi Seungeda telah dekat dengan Gadj ah-Put i h, Gadj ah itu
berdiri dan bersuara j ang seperti terompet bunjinja seraja mengang-
kat belalainja.
Dengan tawakkal seraja mengut j ap Allahu Akbar, Seungeda men-
dekati gadjah jang kelihatan sangat djinak itu lalu dipegang badan-
nja disapu-sapu pipi dan belalai sambil mengut j ap kat a-kat a b a -
h a g i a"f
Gadj ah itu diberi bertali dilehernja dan di t unt un dibawa kepada
t empat orang banjak j ang sudah mulai hilang ket akut annj a.
Gadj ah Put i h itu berdjalan dengan djinaknja mengikuti Seungeda
dan Tijk Seuroeleue.
Setelah sampai ket empat orang berkumpul itu, isteri Tjik Seu-
roeleue dengan segera mengambil 7 tangkai daun kaju dimasukkan
kedalam sebuah t empat air ( mundam) lalu dipertjikkan air itu keke-
pala Gadj ah dan kesepandjang badannj a. Ini dinamai peureuteek
i-oon". Sesudah itu diambil sebuah t al am j ang berisi r amuan tepung
t awar, j ang memang ada dibawa bersama. Maka ditepung tawarilah
Gadj ah-Put i h itu oleh Tjik Seuroeleue dan isterinja.
Gadj ah itu menahan dengan djinak dan tenangnja. Ket akut an
berganti dengan kegembiraan. Di ant ara j ang sangat berbesar" hat i dan
gembira, ialah Tjik Seuroeleue. Di ruang pandangannj a terbajang ke-
bahagi aan Seungeda dan kelaliman Radj a Lingga bakal t erbuka ra-
hasianja.
Har i pun telah sore, tjahaja kuning kemerah-merahan mulai ke-
lihatan disebelah Barat. Dal am kabut dan udar a sedjuk dilembah
77
Laut Tawar j ang segar gembira itu, mereka pulang mengiringi Ga-
djah-Putih hingga sampai kekampungnja dengan selamat dan suka-
ria.
Mal am itu djuga chabar mendapat Gadj ah-Put i h telah tersiar
di daerah negeri Lingga, Radj a Lingga pun telah mendapat beritanja.
Semalaman itu ia tak tertidur mabuk dilamun chajalan, hadi ah
j ang besar dan daradj at istimewa seolah-olah telah berada dalam ta-
ngannja.
Betapa bangganja di hadapan radja-radja dan pembesar-pembe-
sar di Keradj aan Atjeh, ketika ia menj erahkan Gadj ah-Put i h itu
ketangan Sulthan Al -Kahar nanti. Dal am dilamun rasa t amak dan
chajal melukis diatas air, kedengaranlah ajam berkokok menandakan
fadjar pagi telah menjingsing.
Ia bangun pergi memanggil beberapa budaknja, menj uruh de-
ngan segera pergi ketempat Tjik Seuroeleue, diminta supaja Gadj ah
Put i h itu segera dibawa kepadanja diitu hari djuga.
RADJA LI NGGA KE XI V DAN GADJ AH- PUTI H.
Di pekarangan istana Radj a Lingga dan Umah Tudj uh Ruang te-
lah penuh dengan orang banjak jang hendak melihat Gadj ah-Put i h
jang belum pernah dilihatnja itu.
Dal am menunggu-nunggu, fiba-tiba kelihatan rombongan Tjik
Seuroeleue dat ang bersama dengan Gadj ah-Put i h jang berdjalan dide-
pan mereka.
(Oonmalori, i paseueng soeroot, meungnjo na perangeue dengki,
daradj at tinggi, sioero root. Oon Siganda-waheet koeloet Siganda-
poe,ra, meungnjo brook atee didalam, bak saboh djan teka mar a) .
(daun Salasari, air pasang-surut, djikalau ada perangai dengki,
wal aupun daradj at nj a tinggi, pada suatu hari ia akan djatuh.
Daun Sigandawahit, kulit Sigandapura, djikalau hat i didalamnja bu-
ruk (djahat) disatu ketika, ia tjelaka).
Kegembiraan menjambut kedat angan Gadj ah-Put i h, seketika
bert ukar dengan kelam-kabut dan dukatjita. Demi Gadj ah-Put i h te-
lah dekat kepekarangan Istana Radj a Lingga, sikap t enang dan dji-
naknja telah berubah mendjadi garang dan liar. Suaranja j ang se-
perti terompet memekakkan telinga, dorongannja kesana kemari telah
mengkagctkan orang banjak. Mereka bubar lari tunggang langgang
berserak kemana-mana. Gadj ah Putih menubruk pagar pekarangan
istana hingga rubuhnja. Apa-apa t anaman j ang ada ditjabut dan di-
indjak-indjaknja. Apa sadja bangunan jang ada disitu dihempas di-
rusakkannja. Ngeri Radj a Lingga melihatnja. Begitu susah pajah Tjik
Seuroeleue dan Seungeda menent ramkan, tetapi tidak diperdulikannjaN
I a terus meraung dan memekik j ang mengerikan. Achirnja Gadj ah
itu kelihatan t enang sedikit dan dat ang kedekat Umah Tudj uh Ru-
ang kedekat sebuah bedjana besar (Peudeuna) j ang berada disitu.
Melihat ket enangan Gadj ah Putih, Radj a Lingga t urun dari Ist ana-
78
nja hendak mendekati Gadj ah-Put i h unt uk mendjinakkannja.
Tet api apa garangan, demi Radj a Lingga telah hampi r kedekat-
nja, Gadj ah memasukkan belalainja kedalam bedjana air, hampi r
habis air itu dihisapnja. Dengan tidak disangka-sangka Gadj ah menu-
djukan belalainja keatas Radj a Lingga. Radj a Lingga kelihatan
djatuh tunggang langgang basah kujup dengan semburan air dari be-
lalai gadjah. Kal au tidak segera Radj a Lingga lari masuk kerumahnj a,
hant j ur ia diindjak-indjak gadjah itu.
Seluruh tubuhnja gemetar, semangatnja hilang dan tak berani
lagi mendekat i Gadj ah-Put i h karena garangnja.
Tak ada seorang manusia j ang berada lagi disitu, selain dari Tjik
Seuroeleue dan Seungeda j ang senantiasa berada disamping Gadj ah-
nja.
Radj a Lingga mendjenguk dari djendela rumahnj a, memberi
isjarat, agar Tjik Seuroeleue mendekatinja. Kepada Tjik Seuroeleue di-
kat akan supaja gadjah itu dibawa pulang kerumahnja, dan bersiap
unt uk berangkat pergi ke Ibu Kot a Atjeh Darussalam guna menje-
rahkan Gadj ah-Put i h kepada Sulthan Al -Kahar.
Maka Tjik Seuroeleue dan Seungeda serta rombongannja, pu-
lang ketempatnja dengan Gadj ah-Put i h j ang telah djinaknja kembali.
GADJ AH- PUTI H KE I BU KOTA.
Memang gila hart a, gila pangkat dan t amak itu telah mempe-
ngaruhi djiwa Radj a Lingga. Tel ah begitu ada t anda dan kenjataan,
tetapi belum sadar atas kelalimannja. Ja, hart a, pangkat dan haus
darah, melupakan darat an manusia j ang kurang teguh imannja.
Perlengkapan pergi ke Ibu Kot a telah siap, wakt u telah sampai,
maka berangkat l ah rombongan Tjik Seuroeleue dan Seungeda serta
Gadjah-Putihnja. Sehari sesudahnja berangkat pul a rombongan Radj a
Lingga menjusul dibelakang mereka.
Takut ia mendekat i Gadj ah Putih itu. Tet api hatinja hendak
menj erahkan Gadja itu dengan tangannja ketangan Sultan Atjeh, ma-
sih t et ap dalam keinginannja.
Kar ena Gadj ah-Put i h itu didapati dalam negerinja dan oleh pe-
gawai dari anak buahnja. Dialah j ang berhak menguasai, dalam pen-
dapat nj a.
Di permul aan bulan Rabi' ul-awal t ahun 955 H. = 1594 M. tiba-
lah Gadj ah-Put i h itu ke Ibu Kot a Atjeh Darussalam. Berdujun-dujun
orang dat ang melihatnja. Nama Radj a Lingga telah mendj adi sebutan
orang banjak dewasa itu.
Berbetulan radja-radja dan wakil dari daerah-daerah telah semua
dat ang ke Ibu Kot a. Radj a Lingga merasa bangga dan besar hati dari
radja-radja j ang lain ; seolah-olah harapan telah berada dalam t angan-
nja.
Setelah selesai upat j ara sambutan dan perdj amuan Or ang Kaja
Sj ahbandar Kot a Darussalam j ang 3 hari itu menur ut adat kebiasaan,
maka diperkenankanlah mereka masuk ke Kerat on Darul -Duni a.
79
GADJ AH PUTI H MASUK KERATON DARUL DUNI A.
Di Kerat on Darul -Duni a, ada 50 ekor gadjah, jaitu gadjah j ang
sering dipergunakan dalam upat j ara kebesaran dan pengawalan Sul-
t han.
Pada hari dibawa masuk Gadj ah Putih kedalam Kerat on, baru
sadja Gadj ah Putih berada dimuka pintu gerbang Kerat on, ia bersu-
ar a satu kali jang seperti terompet bunjinja. Disaat itu, semua gadjah
j ang berada dalam Kerat on, bergerak lari menudju kepintu gerbang,
selaku hendak menjongsong kedat angan Gadj ah Putih itu.
Gadj ah jang terikat (dalam kambam) putus talinja dan j ang
dalam kandang terbongkar pintunja. Semuanja terdjun berkumpul
kemuka pintu gerbang menunggu temannja.
Demi pintu Besar dibuka, Gadj ah-Put i h masuk kedalam Kerat on,
diambang pintu ia bersuara sekali lagi. Gadj ah jang banjak itu pun
bersuara sedemikian djuga. Gemuruh seketika, Gadj ah Putih berlari-
lari menudju kawannja. Ket i ka telah dekat kelihatanlah t anah dan
r umput - r umput bert et rbangan diatas belakangnja.
Masing-masing lempar melempar t anah dan rumput an keatas te-
mannj a, sambil bergeser-geseran tubuhnja belit membelit belalainja.
Ti dak l ama ant aranj a Gadj ah Putih bersuara sekali lagi, maka
semua gadjah itu mundur kembali ketempatnja semula.
Berkerumun orang-orang penduduk Kerat on dat ang melihat Ga-
djah Putih jang sedang di t unt un oleh Seungeda. Meugat Sookma Meu-
reudan telah dat ang menemui Seungeda memberi tahu dan menun-
djukkan t empat menambat Gadjah Putih j ang telah tersedia.
Setelah Seungeda menambat Gadj ah Putih, kelihatanlah Puteri
Sulthan kenalan Seungeda dahulu itu, berlari-lari menemui Seungeda
dengan sangat girangnja.
Inilah dia Gadj ah Putih jang abang kat akan dahulu itu ? Puteri
itu bertanja. J a Tuan Puteri sahut Seungeda dengan hormatnja.
Alangkah bagus dan djinaknja Gadj ah-Put i h ini, apakah j ang su-
ka dimakannja ?
_ Apa sadja ia suka t uan puteri, seperti tebu, pisang dan lain-lain
dari djenis rumput dan daun kaju.
Puteri itu berlari-lari kembali ke Istana. Sebentar kemudian ia
pun balik dengan mendjindjing dua bat ang tebu, dibelakangnja be-
berapa orang lain j ang membawa beberapa berkas tebu dan beberapa
kerandjang pisang.
Puteri menj erahkan tebunja itu kepada Seungeda unt uk dipotong-
potong hendak diberikan kepada Gadjah. Setelah dilihat bagai mana
memberi tebu kepada gadjah, puteri itu sendiri memberikan tebu dan
pisang kepada gadjah dengan giratnja.
Sungguh 'asjik dan girang ia bertjakap-tjakap dan bersenda gu-
rau dengan Seungeda sambil memberi makan gadjah seharian itu.
80
UPATJ ARA PERSEMBAHAN GADJ AH P UTI H KEPADA
SULTHAN RI ' AYAH SJAH AL- KAHAR.
Tiga hari sesudah itu, tibalah hari permul aan sidang negara.
Atjaranja di t ent ukan, atjara pert ama : Upat j ar a persembahan Gadj ah-
Putih kepada Sulthan dan atjara kedua dihari itu, berarak menge-
lilingi kota menurut adat lembaga j ang sudah-sudah. Di hari kedua dan
selandjutnja ialah at j ara persoalan hukum dan lain-lain dari kepen-
tingan negara.
Sulthan Alaiddi Ri ' ayah Sjah Al -Kahar, ialah salah seorang
Sulthan Atjeh j ang mul a-mul a mengorganiseer keradjaan Atjeh
begitu t erat ur berdasar pemeri nt ahan Islam, baginda mengi kut seba-
gai pemeri nt ahan dimasa Saidina Umur Ibnu Chat t haap r.a. Bagin-
dalah jang mula-mula memeriksa dan menent ukan suku-suku bangsa
Atjeh dan memberi nama (gelarnja) masing-masing.
Baginda amat teguh berpegang kepada adjaran agama Islam dan
amat teliti dalam mengendal i kan negara. Disamping baginda tegas
dan keras dalam memegang hukum, sering keluar Kerat on dengan me-
nj amar memeriksa keadaan masj arakat dan rakjat j ang teranianja.
NASIB RADJA LI NGGA.
Dipagi hari penglaksanaan upat j ara persembahan Gadj ah Putih,
radja Lingga telah berpakai an serba lengkap dengan pakaian kebe-
sarannja. Lebih kurang satu djam lagi upat j ara dimulai, Radj a Lingga
pergi mendekat i Gadj ah Putih, hendak mendjinakkan, agar dapat ia
sendiri menjerahkan ketangan Baginda.
Nasib mal ang unt uknj a; demi ia hampi r mendekat i , Gadj ah Pu-
tih itu telah berubah sikapnja. Ia telah ganas dan berontak hingga
terlepas tali ikatannja.
Berbetulan didekat t empat t ambat an gadjah itu, ada sebuah lo-
bang lumpur jang tergenang airnja. Radj a Lingga selaku ichtiar peng-
habisan, memberanikan diri hendak memegang tali gadjah-putih itu.
Apa kedjadian, dalam iGadjah itu menjentak-tjentak tali pengikat ka-
kinja, telah sempat mengisap air l umpur dalam lobang tadi. Dj at uh
tunggang balik, basah kujup dan berl umuran l umpur mengot orkan
badan dan pakaian Radj a Lingga dengan semprotan Gadj ah-Put i h.
Kal au tidak lekas bangun dan lari, Radj a Lingga telah binasa
diindjak oleh Gadjah itu. Ia terus lari lintang pukang dikedjar ga-
djah hingga sampai kesungai Kroeeng Darooy dalam Kerat on.
Radj a Lingga lari terus bersembunji keatas tembok Kerat on ditje-
lah-tjelah t empat (madat ) meriam disana.
Kakinja telah keselijo, badannj a ada j ang berdarah karena dja-
t uh dan terlanggar kaju. Har apannj a putus, dan ia tak berani lagi
81
keluar dari t empat persembunjiannja, karena sakit, t akut kepada ga-
djah dan malu kepada orang banjak j ang melihat kedjadiannja. Hi ruk
pikuk ketika itu, orang banjak heran dan ket akut an atas peristiwa tsb.
Gadj ah Putih telah t enang dan kembali kepada tempatnja. Meu-
gat Sookma Meureudan dat ang kepada Seungeda memberikan apa-
apa unt uk keperluan Gadj ah-Put i h dan memberi petundjuk2 dalam
melakukan upat j ara persembahan itu.
Barisan pengawal dan kebesaran jang terdiri dari barisan pasu-
kan berkuda dan pasukan gadjah j ang dihiasi dengan kelengkapan
perhiasan telah berbaris ditcmpatnja.
Tangga Kent j ana (podium t empat berdiri Sulthan) dal am me-
nj ambut persembahan dan melihat upat j ara, telah didirikan dengan
sempurna j ang begitu agung penglihatannja. Seluruhnja berhiasan emas
dan kain kuning dari pada sutera.
Begitulah t anda kebesaran dan kemewahan Sulthan-Sulthan di-
masa l ampau.
Seungeda telah siap dengan Gadjah-Putihnja, dan berpakai an j ang
i ndah menurut kadarnja. Tjik Seuroeleue senantiasa menjertainja.
Nafiri telah ditiup tiga kali al amat Sulthan keluar dari Istana.
Semua barisan bergerak berbaris menur ut t empat dengan hormat nj a.
Sulthan keluar menudju masuk ke Balairung Sari (Balai Perat na
Sembah) di mana telah penuh dengan semua t amu dari masing-ma-
sing daerah dan lain2 pembesar.
Setelah upat j ara penghormat an kedat angan Sulthan, Sulthan
duduk diatas korsi Singgah Sana, maka di umumkanl ah atjara
diitu hari. Jang tidak ikut hadi r dalam sidang dan upat j ara itu hanja
Radj a Lingga, karena sakit dan telah kotor pakaiannja.
Selesai itu, nafiri ditiup lima kali bert urut -t urut , al amat Sulthan
akan pergi ke Keut a Kent j ana dalam upat j ara menerima persembahan
Gadj ah-Put i h itu.
Sulthan diiringi oleh semua pembesar, radja-radja dan wakil dae-
rah, lalu naik keatas Keut a Kent j ana dengan hebatnja.
Sebentar kemudian keluarlah dari Istana rombongan wanita me-
ngiringi Permaisuri dengan puterinja. Permaisuri dan Puteri naik
keatas Keut a Kent j ana berdiri disamping Baginda. Pasukan gende-
rang memperdengarkan lagu sambutan radja. Setelah itu panglima
pasukan Gadjah (Meugat Sookma Mcureudam) tampil kemuka me-
ngumumkan persembahan Gadj ah-Put i h dari Seungeda menurut sja-
rat dan djandji j ang telah diikrarkan Sulthan dal am mengandj ur me-
nangkapnja dahulu itu.
Meugat Sookma Meureudam memberi isjarat kepada Seungeda
akan madju kehadapan Sulthan dengan menunt un Gadj ah Putihnja.
Seungeda dan Gadj ah Putih berdjalan dengan gagah dan ta' dlim-
nja.
82
Seungeda berdiri tegak di hadapan Sulthan dengan tali gadjah di-
tangannja.
Seungeda bermadah : Ampon Daul at Tuanku Sjah ' Alam beribu
ampun, salam dan chidmat dari sipada. Dengan kurnia Allah
Jang Maha Pengasih Penjajang, dengan afwah dan kemuliaan Seri
Paduka Arah Meulia, patik mendj undj ung titah Daul at Tuanku, Al-
Hamdul i l l ah telah berhasil dan makbul adanja.
Inilah Gadj ah-Put i h, j ang patik chabarkan, telah berhasil mem-
perolehnja, dengan nama Allah (Bismillahirrahmaa-nirrahiem) patik
mempersembahkan pemberian hibbah dengan tulus ichlas mendjadi mi-
lik Daul at Tuanku Sjah Alam, mudah- mudahan makbul dan diber-
kat i Allah Ta' al a hendaknj a !
Seungeda mengul urkan t angan menj erahkan tali Gadj ah-Put i h
Setangan Seri Sulthan dengan adabnja.
Sulthan segera menj ambut dengan muka berseri-seri dan berkat a :
Aku terima persembahanmu jang mulia j ang tak ternilai harganj a,
Alhamdulillah Rabbal barajaa, Chal aqal hi j awanaat wan-nabaat aat
min adjnasil-sjatta. Wa-afdlala ba' dla ' alal ba' dli waahda liman sjaa' a
Waahda.
Pudji-pudjian kepunjaan Allah, Tuhan j ang mendjadikan ' alam se-
mesta, jang telah mendj adi kan djenis binatang dan t umbuh-t umbuhan
j ang bermat j am-mat j am rupa, dilebihkan setengah atas setengah, di-
kurniai kepada siapa-siapa jang dikehendaki seraja pert undj uknj a).
Aku terima hibbah persembahanmu ini, menur ut sjarat dan djan-
dji j ang telah Aku ikrarkan semula. Mudah- mudahan diberkati Allah
atas kamu dan berbahagia.
Seungeda mundur beberapa langkah kebelakang dengan ta' dlim-
nja.
Gadj ah-Put i h seperti telah diadjar, mengangkat belalai kehadapan
Sul t han dan bersuara jang seperti terompet bunjinja.
Sulthan memberi isjarat kepada Panglima Gadj ah Meugat Sookma
Meur eudam, iapun dat ang menerima tali Gadj ah Putih ditangan Sul-
t han.
Ket i ka itu tampillah seorang dendaj ang membawa sebuah talam
emas j ang dalamnja sebuah mundam suasa j ang berisi air dan be-
berapa tangkai daun kaju jang bersahadja. Sulthan mengambil daun
itu ditjelupkan kedalam mundam itu, lalu dipertjikkan air keatas
Gadj ah-Put i h jang berdiri dengan tenangnja, seraja berkat a : Aku
namai kamu dengan nama B a h a g i a " . Sulthan menj erahkan
daun itu ketangan Permaisuri, lalu dimasukkan kedalam mundam dan
dipertjikkan air keatas Gadj ah-Put i h djuga. Sulthan berkat a lagi :
Aku. gelarkan kamu dengan B i r a m S a t t a n y " mudah-
mudahan Allah memberkati adanja.
Seungeda dipersikan oleh Sulthan naik keatas Tangga Kent j ana,
berdiri dibelakang Sulthan disamping Puteri ketjil j ang tersenjum-se-
83
njum karena girangnja. Setelah itu dat ang lagi seorang dendaj ang
membawa satu t al am j ang dalamnja r amuan tepung tawar. Gadj ah
Put i h ditepung tawari oleh Meugat Sookma Meur eudam keempat kaki,
kepala dan belalainja.
Setelah itu, Gadj ah Put i h dengan tidak disangka-sangka mende-
kati mundam air j ang masih terletak disana, airnja habis diisap lalu
disemburkan keatas Tangga Kent j ana dan kesekeliling keatas orang-
orang j ang berdiri disana.
Upat j ar a persembahan dan penerimaan Gadj ah Put i h telah sele-
sai, nafiri ditiup al amat Sulthan t urun dari Tangga Kent j ana de-
ngan disambut oleh bunjian genderang lagu iringan radj a". '
Sulthan masuk kembali ke balairung Sari dengan radja-radja dan
wakil daerah semuanja.
Setelah Sulthan bersemanjam diatas Tacht a, tampillah Panglima
Dal am, kepala penguasa Kerat on dan Istana, membawa sebuah bing-
kisan j ang dalamnja seperangkatan pakai an dan alat sendjata untuk
Seungeda. Sulthan menj erahkannj a kepada Seungeda dengan menge-
luarkan Sarakat a pangkat keistimewaannja. Seungeda diangkat men-
djadi Panglima jang mengenderai kenderaan disebelah kanan kende-
raan Baginda dengan pakai an dan kenderaan keistimewaannja.
Pakaian itu lalu dipakai oleh Seungeda. Alangkah gagah, t ampan
dan tjantik rupanja.
BER- ARAK KELI LI NG KOTA.
Barisan kebesaran Sulthan bila keluar dari Kerat on Darul -Duni a
at au menj ambut kedat angan tamu agung dari luar negeri kebiasaannja
terdiri dari :
1. Pert ama sekali terdiri dari satu pasukan genderang, j ang dikepalai
oleh seorang pembesar j ang bergelar Keudjroeeen Geundrang".
Pasukan itu tersusun dari 7 buah genderang j ang berhiasan sua-
sa dan 3 serunai j ang berhiasan emas dan permat a.
2. Dibelakangnja diiringi dengan satu pasukan berkuda, kuda-kuda
itu berpakaian serba perak, begitu djuga perhiasan penunggang-
nja dari serba perak pula. Pasukan itu terdiri dari 15 ekor kuda.
3. Dibelakangnja satu pasukan berkuda lagi j ang terdiri dari 15 ekor
kuda, pakaian dan perhijasan kuda-kuda itu dari serba suasa,
begitu djuga pakaian dan perhiasan penunggangnja.
4. Dibelakang itu lagi satu pasukan berkuda, kuda-kuda itu berpa-
kaian dan berhijasan emas begitu pula penunggang-penunggang-
nja. Ini djuga terdiri dari 15 ekor kuda.
5. Dibelakang barisan berkuda diiringi dengan barisan gadjah jang
tersusun :
a. Tudj uh (7) ekor gadjah j ang berpakaian dan berhiasan ser-
ba perak, begitu djuga penunggangnja berpakai an serba pu-
tih dan berhijasan dari perak belaka.
84
b. Dibelakang itu 7 ekor gadjah, gadjah-gadjah itu dihiasi de-
ngan kain penut up belakangnja dari pada kain beledru j ang
berwarna merah djambu dan lain-lain perhiasannja dari serba
suasa. Begitu djuga pakai an penunggangnja berwarna me-
rah djambu dan perhiasan dari suasa.
c. Dibelakang itu 7 ekor gadjah j ang mempunj ai Ket a Keunt j a-
na dibelakangnja. Kai n penut up belakangnja dari beledru su-
tera biru j ang berumbai benang mas putih, lain-lain pakai an
dari pada emas. Penunggangnja ialah pembesar-pembesar
(Orang-orang Kaj a) di Kerat on dan di Ibu Kot a j ang ber-
pakai an menur ut pakai an kebesarannja.
d. Dibelakang itu (di t engah-t engah bari san), ialah kenderaan
Sulthan, jaitu seekor gadjah j ang terbesar dan tertjantik, j ang
berpakai an kain penut up belakangnja dari beledru sutera j ang
berwarna kuning, bertepi biru dan berumbai -rumbai kuning
tua. Ket a Kent j ananj a berat ap hidjau dan berlelangit kain
sutera kuning, dan lain-lain perhiasannja dari serba emas dan
permat a.
Gadj ah kenderaan Sulthan ini kali telah diganti dengan Ga-
djah-Putih Biram Sattany.
Dikiri kanan kenderaan Sulthan dua orang pahl awan j ang
berpakai an dari beledru sutera merah j ang berkerawang emas
dan berselempang biru. Dikepalanja ketupung suasa j ang ber-
hias bulu ajam j ang putih warnanj a. Pedangnj a senantiasa
terhunus diluar sarung dan mengenderai kuda putih j ang
berhiasan emas j ang teristimewa buat annj a.
Pengiring jang dikanan Sulthan itu, ialah Pahl awan Seungeda.
e. Dibelakang kenderaan Sulthan diiringi dengan barisan Ga-
djah dan barisan berkuda j ang seperti tertib barisan dimuka,
ketjuali barisan genderangnja.
Beginilah barisan kebesaran Sulthan Atjeh, bila berarak keliling
Kot a at au menj ambut kedat angan tamu agung kenegerinja, menurut
tersebut dalam Dust ur negara dipasal kenderaan sulthan dan ke-
besarannja.
Segala sesuatu sudah siap wakt u telah sampai, nafiri ditiup tu-
djuh kali bert urut -t urut alamat- sulthan keluar pergi berarak.
Setelah semua mengenderai kenderaannj a masing-masing, bari-
san genderang, lagu Radj a berangkat " dimainkannja. Barisan keluar
dari pintu gerbang Kerat on melalui djalan Mesdjid Raya, djalan kam-
pung Keudah, kampung Dj awa terus kedjalan Kandang XI I . di Kot a
Darussalam (kampung Paudee) .
Dari situ kembali djalan kampung Phang, djalan Meuduat i , terus
kedjalan Makam Potjut, mengelilingi Kerat on sampai ke Pasar Atjeh
(Peniti sekarang) dan kembali masuk ke Kerat on Darul -Duni a. Har i
telah t engah hari. Upat j ara selesai dan barisan bubar, masing2 pu-
lang beristirahat ketempatnja.
85
RAHASI A KEDLALI MAN TERBUKA.
Dal am sidang hari kedua Radj a Lingga ikut hadi r dengan sangat
ketjewa dan malu rasanja. Sebagai atjara pert ama dihari itu, ialah pe-
njerahan hadi ah kepada Seungeda. Sulthan Alaiddi Ri ' ayah Sjah Al-
Kahar , memang Sulthan j ang amat teliti dan halus perasaannja.
Sebelum upat j ara penj erahan hadi ah itu, baginda ingin mendengar
dan menget ahui keadaan Seungeda, dari mana ket urunannj a, siapa
orang tuanja dan di mana negeri asalnja.
Seungeda dipersilakan kehadapan unt uk menerangkan riwajatnja
dalam madjlis lengkap itu.
Setelah memberi salam chi dmat kehadrat Sulthan dan kepada
hadirin semua, Seungeda mulai membuka riwajatnja :
Seungeda mendjelaskan, bahwa ia adalah anak kandung dari
Al Mar hum Radj a Lingga ke XI I I j ang telah mangkat di pulau Lingga
dikeradjaan Djohor.
Ibunja adalah dari keluarga Sulthan Mahmud Sjah Mel aka j ang
mangkat di negeri Kampar . Dia adalah dua bersaudara j ang seibu
seajah, jang t ert ua bernama Beuner Mari a dan j ang bungsu adal ah dia.
Setelah ajahnja mangkat , keduanja dibawa pulang oleh ibunja
ke Atjeh Darussalam, tinggal di kampung Phang hingga ia dewasa.
Setelah ia mendapat keterangan dan pendjelasan dari ibunja ten-
tang asal-usul ket urunan dan negeri asalnja, ia mi nt a izin kepada ibu-
nja, ia akan pergi kenegeri Lingga bersama abangnja Beuner Mari a.
Keduanj a amat rindu hendak mengundjungi kaum keluarganja dine-
geri Lingga dan hendak bertemu berkenalan dengan mereka. Kedua-
nja menget ahui bahwa j ang mendjadi Radj a Lingga sekarang, ialah
abangnja j ang tertua, anak Radj a Lingga ke XI I I itu.
Unt uk mendj adi bukti dan alasan bahwa keduanja betul-betul
anak kandung Radj a Lingga ke XI I I , karena belum pernah sekali
berdjumpa dengan kaum keluarganja dinegeri Lingga, dibawalah se-
bilah pedang dan sebentuk tjintjin pusaka, jaitu pusaka dari pening-
galan al -marhum ajahnja, di mana ada t anda dan tulisan atas kepunja-
an aslinja.
Sesampai keduanja kenegeri Lingga, dibawa menghadap Radj a
Lingga ke XI V oleh j ang berwadjib dinegeri Lingga. Setelah ia mem-
beri hormat kepada Radj a Lingga dan kepada hadirin, keduanja me-
nerangkan asal-usulnja bahwa keduanja adal ah anak kandung dari
al -marhum Radj a Lingga ke XI I I . j ang telah mangkat di Pulau Lingga.
Maka di pert undj ukkanl ah pedang dan tjintjin pusaka dari ajahnja
untuk mendj adi bukti atas kebenarannja.
Tet api mal ang bagi keduanja, Radj a Lingga ke XI V itu tidak
mau membenarkannj a bahkan keduanja di t uduh pembunuh ajahnja,
merampas dan hendak meni pu pula. Atas keduanja didjatuhkan hu-
kuman mati (bunuh) dengan tidak boleh dibela oleh siapapun djuga.
86
Di hari itu djuga abangnja Beuner Mar i a di bunuh mat i , pedang
dan tjintjin pusaka itu dirampasnja. Pembunuhannj a diserahkan ke-
pada Tjik Seuroeleue. Kar ena kesadaran dan kelitjinan Tjik Seuroeleue,
ia masih selamat hingga dewasa ini, dan dapat menj ert ai Tjik Seuroe-
leue ke Ibu Kot a, hingga terdjadi t ent ang soal mentjari Gadj ah-Put i h
itu. Gadj ah Put i h telah dapat dan sekarang telah mendj adi milik j ang
chas bagi j ang maha mulia Daul at Tuanku Sjah ' Alam. Inilah kadar
riwajat j ang diutjapkan Seungeda.
Hadi ri n t erharu dan sedih mendengar kan tjerita Seungeda, ada
di ant aranj a j ang menangis bertjutjuran air mat a.
Sulthan Alaiddin Ri ' ayah Sjah Al -Kahar, disamping kesedihan
kelihatan merah padam karena marahnj a.
Kar ena Sulthan mendengar bahwa Tjik Seuroeleue ada sangkut pa-
utnja dalam peristiwa Beuner Mar i a dan Seungeda itu, diminta ketera-
ngannja apa betul seperti j ang ditjeriterakan oleh Seungeda t ent ang
hukuman dan pembunuhan j ang telah dilakukan oleh Radj a Lingga
itu ?
Tjik Seuroeleue tampil kedepan memberi pendjelasan atas kedjadi-
an itu, dan benar segala apa j ang telah ditjeriterakan oleh Seungeda.
Radj a Lingga ke XI V j ang sudah sebagai orang l umpuh dan
tak bergaja lagi, diminta keterangannja, apa benar tjerita Seungeda
dan Tjik Seuroeleue, dan apa betul ia telah bertindak sedemikian r upa?
Dengan terhujung-hujung, bermuka putjat dan tidak bersemangat
lagi, Radj a Lingga dibawa kedepan. Disitu ia tidak dapat menjem-
bunjikan kesalahan, karena tjukup bukti dan keterangan j ang diberi-
kan oleh Tjik Seuroeleue, selaku seorang perdana menteri dan ber-
tanggung djawab dikeradjaan Lingga. Lebih-lebih pengaruh madjlis
itu sangat hebat di hadapan Sulthan dan radja-radja.
Dengan tersedu-sedu dan air mat a bertjutjuran, Radj a Lingga
mi nt a ampun dan ma'af, mengaku semua ketelandjurannja.
Berhubung telah timbul soal jang mengharukan, soal j ang terbe-
sar, soal penganiajaan, soal pembanuhan lagi mengenai keluarga, ter-
paksa lain-lain at j ara di t undakan, soal ini harus lebih dahul u disele-
saikan dan diambil keputusannja.
Atas riwajat Seungeda dan keterangan Tjik Seuroeleue serta pe-
ngakuan Radj a Lingga sendiri, oleh Kadli Malikul' adil, Radj a Lingga
di t unt ut selaku orang j ang bersalah, ia di t ahan selama belum selesai
persoalannja.
Radj a Lingga dilutjuti alat sendjata kehormatannja, itu pedang,
Siwah dan Bari kebesarannja. Ia dibawa ket empat t ahanan menurut
dustur negara.
Sidang diitu hari dihabisi dengan soal Seungeda dan Radj a Ling-
ga. Besoknja akan dilandjutkan pemeriksaan lagi.
87
KETERANGAN IBU SEUNGEDA.
Sulthan Alaiddin Ri ' ayah Sjah Al -Kahar sangat t erharu mende-
ngar riwajat Seungeda. Baginda terkenang kemasa 20 t ahun j ang
lalu. Perkawinan Radj a Lingga ke XI I I dengan puteri Mal aka itu,
adal ah urusan baginda sendiri, ketika baginda masih mendj abat pang-
kat Ami rul -harb" (pemimpin umum angkat an perang keradjaan
At j eh). Baginda menget ahui bahwa Radj a Lingga ke XI I I telah mang-
kat dipulau Lingga. Baginda tidak begitu memperhat i kan t ent ang
anak peninggalan beliau. Ada beberapa kali berdj umpa dengan ibu
Seungeda ketika beliau dat ang ke Istana. Ti dak pernah di per cakap-
kan soal anaknja.
Baginda rindu sekali akan mendj umpai ibu Seungeda, seorang
puteri Mal aka j ang t erhormat dikeradjaan Atjeh. Sedang perbelan-
djaannja dalam tanggungan keradjaan Atjeh. Baginda mengirim pe-
suruh peribadi meminta agar ibu Seungeda sudi dat ang kepersidangan
besok harinja. Tet api berita peristiwa Beuner Mar i a dan Seungeda
masih dirahsiakannja.
Hadi r Ibu Seungeda dalam sidang kedua hari ketiga itu, telah
ada dalam daftar Qadli Malikul' Adil unt uk mendengar keterangannja.
Har i ketiga sidang kedua soal Seungeda dan Radj a Lingga dimu-
lai.
Sulthan telah duduk diatas Kursi Taht a Keradj aan dan anggota
Dewan telah duduk pada tempatnja. Segala j ang bersangkutan telah
hadir.
Qadli Malikul Adil, setelah upat j ara pembukaan Sidang, meminta
agar Ibu Seungeda dipersilakan masuk kedalam sidang.
Beliau pun masuk dengan hormat lalu memberi salam chidmat
kepada Sulthan dan hadirin semua.
Qadli Malikul Adil menanj a kepada ibu Seungeda. Ibukah isteri
Radj a Lingga ke XI I I j ang mangkat dipulau Lingga ? Adakah Ibu
mempunjai anak dengan Radj a Lingga tersebut, laki-laki at au perem-
puan dan berapa orangnja ? Sudah besarkah mereka dan di mana be-
rada sekarang ?
Ibu Seungeda merasa heran dan tertjengang mendengar pert a-
njaan itu, apa hubungannj a dengan soal itu, belum pernah orang ber-
tanja sudah sekian lamanja. Hat i nj a mulai gelisah, terbajang sedje-
nak dal am ingatannja, apakah anaknja Mar i a dan Seungeda ada ter-
djadi sesuatu hal j ang bersangkutan dengan pert anj aan itu ? Ha-
tinja tjemas, bimbang dan ketjewa teringat kepada anaknj a j ang su-
dah 2 t ahun berpisah dengan dia.
Ibu Seungeda mendj awab pert anj aan itu.
Benarlah saja seorang bekas isteri dari Radj a Lingga ke XI I I
j ang telah mangkat lebih kurang 15 t ahun j ang lalu di pulau Lingga.
88
Beliau mempunjai dua orang anak laki dengan saja, j ang t ert ua
bernama Mari a dan j ang bungsu bernama Seungeda. Setelah mening-
gal ajahnja, saja bawa pulang kemari hingga ia besar. Di-satu hari ia
mi nt a keterangan t ent ang asal-usul ket urunannj a dan kaum keluarga
dari pihak ajahnja. Saja menerangkan kepada keduanja, bahwa ke-
t urunan pihak ajahnja adal ah ket urunan Radj a Lingga di Atjeh Te-
ngah. Radj a Lingga sekarang adal ah Radj a Lingga ke XI V jaitu anak
j ang t ert ua dari ajahnja, ialah abang bagi keduanja.
Keduanj a rindu sekali hendak mengundj ung dan bertemu unt uk
berkenalan dengan kaum keluarganja di negeri Lingga. Saja izinkan
keduanja pergi kesana seraja saja berikan kepadanja pedang dan tjin-
tjin pusaka peninggalan Al -Marhum ajahnja, agar mendj adi t anda
dan bukti, j ang .keduanja betul-betul anak dari Radj a Lingga ke XI I I .
Kedua mereka pun telah berangkat sudah dua t ahun lamanja ti-
dak saja mendapat chabar t ent ang keadaannja, ent ah sampai keduanja
kesana ent ah bagai mana, wallahu ' alam t ent ang chabar keadaannja.
Ibu itu kelihatan sedih dan berlinang-linang air mat anj a, terke-
nang kepada anaknja. Sapu-t angannj a selalu menjeka mat anj a.
Sedjenak kemudian Seungeda dibawa kehadapan ibunja. Demi
ibu melihat Seungeda j ang sedang ment j i um tangannja, Qadli Mali-
kul' Adil menanja, benarkah ini anak ibu j ang bernama Seungeda, ma-
sih kenalkah ibu kepadanj a ?
Ibu mendjawab, benar ini anak saja, Seungeda namanj a. Ibu itu
kelihatan menoleh kekiri, kekanan, kebelakang dan kesekitarnja. Ru-
panja hendak melihat anaknja seorang lagi j ang bernama Mari a, ka-
lau-kalau berada disidang itu.
Qadli Malikul Adil dengan perintah Sulthan, agar ibu Seungeda
dipersilakan keluar sidang dan dibawa beristirahat ke Istana kepada
Permaisuri.,
Sidang t erharu dan sedih dari hari semula.
PEMERI NTAHAN ATJ EH DAN TATA HUKUM.
Keradj aan Atjeh sedjak dari permul aan berdiri, jaitu dari per-
mul aan berdiri keradjaan Islam di Atjeh Peureulak (t ahun 225 H. =
840 M. sampai t ahun 692 H. = 1292 M. ) , berdiri keradjaan Sa-
mudr a/ Pas dari t ahun 433 H = 1042 M. sampai t ahun 831 H. =
1428 M. (mangkat Seri Rat u Ni hrasah Rawangsa binti Sulthan Hai -
dar anak Malik Al-Sa' id anak Sulthan Zainul' Abidin Malikul Dhahi r
anak Sulthan Ahmad Malikul-Dhahir, anak Sulthan Muhammad Mali-
kul-Dhahir anak Sulthan Malikul-Saleh Meur ah Siloo) hingga ber-
diri keradjaan Atjeh Raya dari t ahun 601 H. = 1205 M. sampai ke-
pada pemeri nt ahan Sulthan Alaiddin Ri' ajah Sjah II. (Sulthan Al-
89
Kahar ) jang memeri nt ah t ahun 944 H. = 1539 M. sampai 979 H. =
1571 M. , pemeri nt ahan Atjeh adal ah pemeri nt ahan Islam; Tat a Hu-
kumnja berdasar Ki t abul l ah (Al -Quranul -Kari m), Sunnah Rasulullah
(Hadis-Hadis Nabi Saw. ), Qijas dan ' Idjma' Ul ama.
Kuat at au lemah, tepat at au menjeleweng, madju at au mundur
melaksanakan hukum-hukum itu, itu bergant ung kepada keteguhan
Iman dan Tha' at seseorang Sulthan jang memegang t ampuk kekua-
saan dan kedjudjuran pembesar-pembesar, Ul ama-ul ama dan pegawai
bawahannj a.
Agama Islam j ang berarti : Perat uran-perat uran, Perintah-perin-
t ah, Hukum- hukum dan Pengadj aran-pengadj aran j ang dat ang dari
pada Allah Jang Maha Haki m, jang dilahirkan dengan perant araan
Nabi Muhammad saw. dan Rasul-Rasul Allah jang telah lalu; unt uk
mengat ur, memimpin dan mengendal i kan masj arakat umat kepada
ketertiban, keamanan, keselamatan dan kemuliaan j ang abadi dalam
pergaulan hi dup dan di Achirat nanti. Berlaku at au tidaknja, itu ter-
serah kepada pemuka-pemuka umat (Sulthan, radja-radja dan pemim-
, pin-pemimpin) dan masjarakat, menur ut pengertian, keimanan dan
kesadarannja.
Sungguh perat uran, hukum, perintah dan pengadj aran Islam itu,
memberi djaminan jang pasti atas ketertiban, keamanan, keselamatan
dan kemadjuan masj arakat dalam segenap lapangan hi dup bangsa dan
masa; asal mau oipeladjari, di t ha' at i dan dilaksanakan sebagaimana
mestinja. Dj angan diubah-ubah, djangan ditukar balik dan djangan
didjadikan topeng unt uk melindungi hawa napsunja.
Sulthan Alaiddin Ri ' ayah Sjah II. (Sulthan Al - Kahar ) , salah
seorang Sulthan Atjeh, j ang sadar atas kesutjian dan keadilan Agama
Islam, baginda berpegang teguh kepada adjaran Agama. Segala sesua-
tu di at ur menur ut adjaran Islam dalam pemeri nt ahan civil dan meli-
ter. Sesuatu kedjadian baru j ang tidak didapati ketegasan Al -Qur' an
dan Sunnah at au kurang bahan pengertiannja, dipergunakanlah pe-
net apan Ul ama menur ut mazdhab I mam Sjafi'i. Sesuatu kedjadian
at au ketertiban masj arakat j ang t erdapat pertikaaian pendapat Ul a-
ma-Ul ama, Baginda mengambil dan menet apkan mana j ang lebih
maslahat dalam masj arakat menurut kepentingan physologie dan go-
graphie setempat setelah dipertimbang dan di permusj awarat kan' dalam
madjlis negara dan madjlis Fat wa, jang tidak bert ent angan dengan pe-
ngadj aran umum dalam agama. It u dinamai a d a t " j ang di-
t j ant umkan dalam dustur negara.
Dal am keteguhan dan kedjudjuran memegang hukum dan adat ,
Sulthan Al -Kahar, pernah mendj at uhkan hukum mat i atas anak kan-
dungnja j ang bernama I pah Di t ungkup" karena melanggar hukum
agama dan adat negara, setelah njata kesalahannja.
90
HUKUMAN ATAS RADJA LI NGGA KE XI V.
Dal am sidang j ang kedua dihari ketiga itu, setelah ibu Seungeda
keluar sidang, Qadl i Malikul' Adil mempersilakan Radj a Lingga unt uk
memberikan keterangan j ang landjut dan alasan-alasan selaku membe-
la dirinja.
Radj a Lingga tidak dapat memberi keterangan sesuatu dalam
membela dirinja, ia t et ap mi nt a ampun dan ma'af, meneri ma hukuman
apa, atas kesilapan dan kesalahannja itu.
Setelah itu, Qadli Malikul' Adil membat j a kembali keterangan Seu-
ngeda, keterangan Tjik Seuroeleue, Ket erangan Ibu Seungeda djuga
pengakuan Radj a Lingga sendiri ; maka Qadli Malikul' Adil menunt ut
akan didjalankan hukum Qisas (mengambil bel a), hukum merampas
dan mengani anj a atas diri Radj a Lingga, ketjuali wali j ang bersang-
kut an dapat memberi ma' af dengan menerima dijatnja.
Radja Lingga di t uduh telah melakukan perampasan barang-ba-
rang Mari a dan Seungeda, mengani anj a Seungeda dan membunuh
Beuner Mari a.
PEMBELAAN EUMPOEBROEE.
Eumpoebroee, ialah nama gelaran seorang wanita bangsawan j ang
t urun t emurun dari Radj a Lingga Pert ama (Kik Beu tol = Teung-
koe Kaw Teupat ) .
Radj a Lingga Pert ama (Teungku Kow Teupat ) mempunjai em-
pat orang anaknja :
1. Seorang anak perempuan, jang bernama Eumpoebroee, ialah anak
j ang tertua.
2. Seorang anak laki-laki, j ang bernama Sibajak Lingga. Anak ini
tidak tinggal bersama ajahnja dinegeri Lingga, bahkan ia pergi
kedaerah Kar o dengan sepasukan t eman-t eman dan budaknj a,
membuka negeri dilembah sebuah gunung berapi, j ang terkenal
hingga sekarang ini dengan gunung Sibajak di t anah Karo.
3. Seorang anak laki-laki, j ang bernama Meur ah Dj auhan. Anak ini
pun dengan beberapa banjak pengikutnja pergi mengembara ke
Ut ar a kedaerah Atjeh Besar sekarang, membangunkan negeri di-
t empat mana terkenal Lamkrak dan Lam' oerik (Lamoeri ).
Menur ut kroniek negeri Lingga, dari Meur ah Dj auhanl ah asal
mul a ket urunan Sulthan-Sulthan di Atjeh Raya.
4. Jang bungsu sekali, seorang anak laki-laki, j ang bernama Meu-
rah Lingga. Ia bersama Eumpoebroe j ang tetap tinggal disam-
ping ajahnja Radj a Lingga Pert ama itu. Meur ah Lingga itulah
j ang mendj adi Radj a Lingga t urun t emurun setelah menghi l ang
(mangkat ) Radj a Lingga Pert ama.
91
Djadi tiap-tiap anak perempuan j ang tertua dari ket urunan Eum-
poebroee Pert ama itu, digelarkan djuga dengan nama Eumpoebroee.
Padanj al ah tersimpan pusaka asli dan keterangan silsilah ket urunan-
nja.
Eumpoebroee jang dimasa Radj a Lingga ke XI V itu, seorang wa-
nita jang alim, tjerdik dan tangkas. Ia seorang wani t a jang banjak pe-
ngertian dalam seluk beluk ket urunan suku-suku bangsa di daerah
Atjeh.
Eumpoebroee, ialah perempuan bangsawan j ang senantiasa tetap
perhubungan dengan Sulthan-Sulthan di Atjeh dalam masa-masanja
dan tetap mendapat kemuliaan pada Sulthan-sulthan Atjeh dan dide-
ngar perkat aannj a.
Eumpoebroee ini, adalah mendjadi selaku salah seorang wakil
rakjat Lingga dalam madjlis Sulthan Alaiddin Ri ' ayah Sjah Al -Kahar.
Ketika telah habis dibatja keterangan j ang berkenaan t unt ut an
t erhadap Radj ah Lingga, Qa' dl i Malikul' Adil mi nt a pendapat dan pe-
mandangan dari hadirin j ang berkenaan dengan t uduhan atas Radj a
Lingga.
Maharadj a Djeumpa, Radj a Samudr a/ Pas, Radj a Peureulak,
Radj a Aroe (Radj a Abdul l ah), Radj a Periaman (Sulthan Mughal ) ,
masing-masing mengel uarkan pendapat dan alasan, bahwa Radj a Ling-
ga telah pat ut ditjatuhkan hukum Qisas (hukum mati) atas kesalahan-
nja, karena telah njata membuat kesalahan dan melanggar haknja
jang tersebut dalam Sarakat a.
Setelah itu tampillah kemuka Eumpoebroee mengel uarkan pen-
dapat dan pemandangannj a, jang mengenai kemuslihatan masj arakat
dan kebidjaksanaan radja-radja; dalam soal itu djangan didjatuhkan
hukum mat i atas radja Lingga lebih dahulu, sebelum ada t unt ut an
jang tegas dari j ang lebih berhak jaitu Seungeda dan ibunja. Menu
rut keterangan jang telah ada, Seungeda dan ibunja, hanj a menerang-
kan kedjadian peristiwa ia belum menj at akan t unt ut an, kalau-kalau
ia bersedia dengan memberi ma' af dan meneri ma dijatnja.
Memang tepat dan tegas keterangan dan usulan Eumpoebroee.
Maka Qadli Malikul' Adil mempersilakan Seungeda dan ibunja
masuk kedalam sidang mendengarkan semua keterangan dan pen-
dapat mengenai pembunuhan t erhadap Beuner Mari a. Di mi nt a agar
Seungeda dan ibunja menj at akan pernj at aan dan t unt ut an dalam per-
kara itu. Kepada Seungeda dan ibunja diberikan kesempatan berpikir
dan bermusjawarat keduanja unt uk mengambil pert i mbangan dan ke-
putusan dalam t unt ut annj a.
Kar ena itu keputusan akan diambil dal am sidang besoknja. Si-
dang itu hari di t ut up karena wakt unj apun telah habis.
? 'l
K E P U T U S A N .
Sidang ketiga dihari keempat dimulai, Seungeda dan ibunja di-
persilakan unt uk di dengar t unt ut an dan pernj at aannj a.
Seungeda lalu memberi pernj at aan dengan berkat a :
Saja dengan ibu telah sependapat, memang kami teranianja de-
ngan pengani anj aan j ang sangat kedjam dan sangat menjedihkan ha-
ti. Mengi ngat jang melakukan itu saudara kami djuga karena t hamak-
nja dan mengikut djalan Sjaithan j ang durhaka itu. Memang kami
hendak menunt ut bela (mengambil qisas) t erhadap pembunuhan
abang Beuner Mari a jang teranianja itu. Kami merasa setelah kami
pertimbangkan dengan seksama, adalah i barat j ang tersebut dalam
pepat ah mentjolok mat a kiri berair mat a kanan" (tatjoelok mat a wi
meui mat a oeneuen), j ang di bunuh abang dan jang membunuh abang
pula, abang membunuh adik kandungnja, karena gelap mat a t ert ut up
hat i diperdaja Iblis. Kal au saja menunt ut balas, saja kehilangan dua
saudara. Segala j ang telah terdjadi itu adalah tulisan, takdir Allah
j ang tak dapat dielakkan oleh siapapun djua. Itu adal ah hikmah dan
rahsia Allah dalam peri kehidupan manusia. Allah telah menent ukan
hukumnj a j ang Maha Adil itu, j ang memang amat bersesuai dengan
peri hidupnja manusia dal am masj arakat didalam dunia.
Kar ena dalam agama, Allah membuka pintu kesempatan j ang
maha luas lagi bidjaksana; dalam pembunuhan dikenakan hukum qi-
sas dan dibuka pi nt u ma' af dan dijatnja. Allah Ta' al aa mengandj ur-
kan perdamai an dan Allah amat suka kepada damai . Mendj undj ung
j ang demikian, saja dan ibu mengambil ketetapan, kami memberi
ma'af, tidak menunt ut qisas, kami memberi kelapangan bagai mana
j ang baik dan musl ahah dalam timbangan dan kemuslihatan madjlis
hakim dan negara, kami terima dengan suka rela. Kemusl ahah qisas
kami terima dan muslahah dijah pun kami terima. Sekianlah pernja-
t aan saja dengan ibu j ang saja djadi wakilnja.
Sulthan, Qadli Malikul' Adil dan hadi ri n sungguh t erharu dan
kegum atas pernj at aan dan ketinggian budi, kel uhuran peribadi Seu-
ngeda dan ibunja.
Mereka memberi kelapangan dan kemudahan bagi haki m dalam
melaksanakan putusannja.
Seungeda dan ibunja dipersilakan meninggalkan sidang sementara.
Soal itu segera dibawa kedalam sidang kusus, madjlis hakim dan
fatwa.
Kesimpulan itu dirumuskan, bahwa Radj a Lingga ke XI V di-
makzulkan "dari pangkat Radj a Lingga. Kepadanj a di kenakan hukum
membajar dijat atas pembunuhan itu karena diberi ma' af oleh jang
bersangkutan. Dijah itu di t ent ukan Radj a Lingga wadjib membajar
dijat itu, 100 ekor kerbau kepada Seungeda dan ibunja.
93
i
Putusan itu dibawa kembali kedalam sidang umum, unt uk di -
sahkan dan ditetapkannja.
Setelah perumusan dibajta oleh Qadli Malikul' Adil, diminta pen-
dapat dari hadirin. Hadi ri n menj at akan persetudjuannja, hanj a Eum
pubroee j ang ada memadj ukan satu usulan, jaitu, bagi Radj a Lingga
ke XI V j ang dimakzulkan itu, diminta kehadrah Sulthan dan madjlis
negara, agar diberikan satu djabatan wal aupun rendah at au seorang
radja ketjil jang dibawah kekuasaan Radj a Lingga ke XV j ang bakal
gantinja.
Usulan itu banjak anggota sidang j ang menj at akan persetudjuan-
nja.
Rumusan dan putusan itu, oleh Sulthan diminta ikrar Maharadj a
Pidie (selaku pengrasmian) menur ut Dust ur Negara. Hak pito dan
pengrasmian berada dalam t angan Maharadj a Pidie, begitu jang telah
ditetapkan dalam Dust ur Negara j ang telah dilakukan oleh Sulthan-
Sulthan Atjeh dahulu itu.
Mahar adj a Pidie, mengut j apkan ikrarnja, jaitu setudju atas pu-
tusan itu dan setudju atas usulan Eumpoebroe".
Seungeda dan ibunja dipersilakan masuk kedalam sidang begitu
djuga Radj a Lingga ke XI V dibawa masuk, unt uk di perdengarkan
keputusan dan mendengarkan penerimaannja. Setelah dibatja selu-
ruhnja dan di perdengarkan, diminta pernj at aan atas penerimaan ma-
sing-masing j ang bersangkutan itu.
Seungeda dan ibunja menj at akan ridla meneri ma putusan itu de-
ngan segala senang hatinja. Begitu djuga Radj a Lingga ke XI V menja-
t akan ridla menerima segala put usan dan mi nt a terima kasih j ang tak
berhingga kepada Seungeda dan ibunja jang begitu tinggi dan mulia
hatinja. Disitu Radj a Lingga dat ang kepada Seungeda dengan air
mat a j ang bertjutjuran mi nt a ma' af dan ampun atas ketelandjurannja,
begitu djuga kepada ibunja. Dan berdjandji ia akan t aubat atas
dausanja dan t a' at kepada segenap putusan dan perat uran negara.
Putusan itu lalu ditjap dan diteken oleh Sulthan dan dibuat Sa-
rakat a putusan unt uk didjalankan dengan sebaik-baiknja.
It u hari djuga Radja Lingga ke XI V dima' zulkan dengan rasmi-
nja dan dinjatakan pembajaran dengan lunas dijat itu pada hari upa-
tjara pengangkat an dan pengrasmian Radj a Lingga ke XV dinegeri
Lingga nanti.
Penent uan ganti Radj a Lingga (Radj a Lingga ke XV itu) dan
memberi dj abat an kepada Radj a Lingga jang dima' zulkan itu, nant i
disidang terachir dan dihari penut upan Dewan Negara.
Put usan selesai sidang di t ut up unt uk hari itu. Dihari-hari beri-
kutnja, Dewan memperbintjangkan lain persoalan j ang mengenai dae-
rah dan lain-lain jang berkenaan dengan negara.
Sidang telah berdjalan 7 hari lamanja, hari 11 Rabiul-awal ia-
lah hari terachir, hari penut up dewan, jaitu hari orang bersiap me-
94
raj akan Maulidil Nabi saw. setjara besar-besaran di Kerat on Darul -
Duni a dan di Ibu Kot a.
Dihari itu dalam sidang lengkap di umumkan bahwa Seungeda
diangkat mendjadi Radj a Lingga ke XV menur ut keputusan j ang
telah diambil dalam sidang dihari j ang lalu. Kepadanj a dikeluarkan
Sarakat a dengan segala penentuan dalam dj abat an dengan rasmi-
nja. Setelah upat j ara pelantikan Seungeda dengan dikenakan pakai-
an kebesaran dan alat-alat serta hadi ahnj a dengan sempurna; pe-
ngumumannj a itu nanti akan dilakukan dalam satu upat j ara besar-be-
saran dinegeri Lingga di mana akan ikut hadi r wakil keradjaan (peme-
rintah Pusat ).
RADJA LI NGGA KE XI V DAN DAMAR LELEH.
Selaku penut up sidang Dewan Negara di t ahun itu, di umumkan
dan dirasmikan bahwa bekas Radja Lingga ke XI V, diangkat men-
djadi seorang Hul ubal ang (Radj a) j ang tunduk dibawah Radj a
Lingga ke XV. Kepadanj a selaku t anda kebesaran dan kehormat an
diberikan sematjam sendjata ganti Bawal dan Bari kebesaran, sebi-
lah sendjata j ang diperbuat bersahadja dari j ang dinamai DAMAR
LELEH" , jang mengandung pengertian dan ibarat, agar djangan
berul ang lagi peristiwa j ang telah pernah terdjadi dahul u itu.
Setelah segala sesuatu selesai Sidang diachiri dengan membat j a
do' a selamat oleh Mufti Besarnja.
Besok harinja Sulthan keluar dengan upat j ara kebesaran ke Mas-
djid Raya "Bai t ul -Rahman" (masdjid Djamik di Ibu Kot a) , sem-
bahjang ' Asar disana dan membuka upat j ara perajaan Maulidil-Nabi
saw. di t ahun itu dengan chanduri besar-besaran berzikir dan memba-
tja kissah Maulidin Nabi (Berzandji) dengan meriah di mana-mana.
Setelah dj amuan dan santapan Sulthan dan rombongannja, kem-
bali ke Kerat on. Begitulah adat nj a ditiap t ahun dalam upat j ara pe-
nut upan Dewan dan menj ambut kebesaran Mauliddil-Nabi s.a.w.
Selaku penut up riwajat Seungeda, dapat ditjeriterakan bahwa
bagi Tjik Seuroeleue jang tjerdik dan setia itu, diberi hadi ah j ang besar
oleh Sulthan dari uang dan emas serta salinan pakaian t anda kebe-
sarannja.
Seungeda selaku Radj a Lingga ke XV pergilah kembali kenegeri
Lingga serta ibunja dalam rombongan jang besar j ang disertai Qadli
Malikul' Adil dan beberapa pembesar lain unt uk mengumumkan pe-
ngangkat an Seungeda mendj adi Radj a Lingga ke XV.
Dal am sebuah keramaian dan chanduri besar j ang dipotong ber-
pul uh kerbau dihiburi dengan bermat j am bunji bunjian, tari-tarian
dan permai nan dari kesenian rakjat disana. Qadli Malikul' Adil me-
ngumumkan penobat an Seungeda mendjadi Radj a Lingga ke XV.
95
Disamping itu di umumkan djuga pengangkat an bekas Radj a Lingga ke
XI V mendj adi seorang radja dal am wilajah negeri Lingga j ang tun-
duk kebawah Radj a Lingga ke XV.
Setelah selesai penerimaan Dijat dari bekas Radj a Lingga ke
XI V menurut putusan dahulu maka rombongan wakil keradjaan
itu pulang kembali dari negeri Lingga ke Ibu Kot a dengan selamatnja.
Inilah riwajat Seungeda dan Gadj ah-Put i h menur ut j ang dide-
ngar dari tjeritera orang t ua-t ua di Atjeh Teungah, dari Radj a Uj am,
Radj a Zainuddin dan Radj a M. Rant a negeri Bubasan dan beberapa
j ang lain dari mereka serta beberapa kroniek keradjaan Atjeh j ang
ada sangkut paut dengan itu.
t
>
So njang kianat, moewo
La'nat oe ateueh Dro
Siapa jang berchianat, kutukan
laknat kembali atas dirinja.
K. /
96
Irama daerah, i ,-ft Lagu dan kata2:
1 = G (E mi n o r ) . G A D J" A H P I T T E E H ^ A N Z I B. /
~ / 7 . /
2/ 4 Sedang.
y
m/
// 3 3- 2
1 / 7 . / 2
7 / 6 . / 6
1 .
2 .
3-
4 .
/
Ga- dj ah p u - t e e h
Peu -r&riguy -d j i d j r oh
La-peel c n i - hale r oeeng
Keu- t a Ke u n - t j a - n a
Bi - ram S a t - t a - n i ,
r u - pa d j u - h a - r i ,
pe u- r e u- ma - da - n i ,
i n - dah b u - Icon l e e ,

3 3 2 3 /
Ga- dj ah nj a ng s a q - t i
G eu- bo oh bal: g a - Ici
Su- t r a me u- s u- dj i
Tj eu- dah ge u- u - leee
4 / 3 - /
/ 3 3 1 7 / 6 . // 1 i 3 2 3 / 4 . / 6 6 4 / 3
,f n ri u 11 -n n 1
r
1 ^J^
1. k a n - d a - r a n Ra- dj a .
2 . h i - ^ j a - oa n ge un- t a .
3 . l eu-nng wa- r e u - n a .
4 . ngon meuh s u - a - s a .
Bu - l e e - d j i d j a - g a t .
A- n i - lea wa r - na
Bi - n h - d j i h i - dj po
I - dj a l e u - l a - n g t
p u - t e e h ba y- du- r i ,
pe u- l ea- j an ge u- b r i ,
i n - dah han s a - k r i ,
Ku-nng mu- b l e e - "bl ee,
/ 1 3 2 1 / 7 . / 3

7 / 6 /
zet
1
<o
^
1.
o
3.
4 .
Ka - r o o - nj a
Wa- ngat gob
Keu-rut n-bo
I n - dah bu-
Rab-
t u -
b i -
Tcoti-
b i
r i
t i
l e e
' Az-
l can-
rigon
lean-
za
da -
k u -
da -
wa Dj a l -
r a n Ra-
nng t y -
r a n R-
l a .
dj a
Ira.
dj a
SULTHAN ALAIDDIN RI'AYAH SJAH II
(SULTHAN AL-KAHAR f MEUREUHOM KHA)
dan
G A D J A H P U T I H
Banjak t erdapat tjeritera (riwajat) dari penulis (pudjangga) di-
zaman bahari t erut ama di Nusantara, merupakan legende, amat sulit
diterima akal ketjuali bagi orang-orang j ang panatiek (taklid but a) .
Rupanj a digenerasi lama itu, sesuatu kedjadian atau keadaan, untuk
diperhebat agar mendapat sambutan jang baik dalam masjarakat disa-
durkan kedalamnja rupa-rupa legende (dongengan) jang agak gandjil
dan luar biasa. Amat sulit dalam memisahkannja kepada keaslian jang
njata. Memang didalam dunia dalam pandangan Islam ada kedjadian-
kedjadian jang luar biasa j ang menjalani adat kebiasaannja. Di ant ara-
nja terkenal dengan :
1. Ma'djizat, jaitu kedjadian j ang luar biasa jang lahir pada sese-
orang Rasul Allah untuk mendjadi bukti (alasan) atas benar Ke-
rasulannja.
Seperti tongkat mendjadi ular, orang mati dapat dihidupkan kem-
bali, seekor unt a j ang besar dapat keluar dalam sebuah bat u dan
sebagainja.
2. Irhat, jaitu sesuatu jang adjaib (luar biasa) jang lahir pada sese-
orang Nabi jang bukan Rasul, jang d j adi t anda tentang kelebihan
dan kenabiannja.
3. Keramah (keramat), jaitu sesuatu jang gandjil dan luar biasa jang
lahir pada seseorang Walijullah (aulija Allah), jang mendjadi tan-
da kelebihan dan pertolongan Allah dalam pekerdjaannja.
4. Sihir at au Kahanah, jaitu sesuatu kedjadian jang luar biasa, dari
perbuat an seseorang tukang Sihir dengan bant uan dari djin (Sjai-
t han) , j ang biasa disebut sakti" diriwajat-riwajat lama.
Selain dari itu, ada djuga terdjadi sesuatu kedjadian jang luar
biasa pada seseorang pemimpin jang djudjur at au seseorang jang tera-
niaja, jang dinamai Vanah" (pertolongan Allah) dalam membelanja.
Pada seseorang jang lalim (penganianja) kapan-kapan ada terdjadi
u jang luar biasa dari padanj a jang bukan sihir, itu dinamai
Istadradj." (lurungan) dalam kedjahatannja sementara waktu.
Lahir Gadjah-Putih di Atjeh, dapat di pandang suatu Vanah"
(petolongan Allah) dan suatu Hikmah" jang mendjadi t anda kekua-
. Dj uga akan mendjadi satu tjontoh teladan bagi umat sesudah
masanja.
Lahir Gad j ah Putih itu berkenaan dalam masa pemeri nt ahan Sul-
t han Alaiddin Ri' ayah Sjah I L (Sulthan Al -Kahar), sulthan j ang pa-
t ut diambil tjontoh teladan dalam perdjuangan memimpin negara dan
dal am keperibadian dan keadilannja.
98
Pat ut rasanja saja paparkan disini keringkasan riwajat baginda itu,
agar djadi pengertian kepada pembatja j ang kira-kira belum menge-
tahuinja. Kebiasaan j ang sering disebut-sebut dalam sedjarah Atjeh
ialah tentang Sulthan Iskandar Muda. Pada hal masih banjak Sulthan-
Atjeh j ang pat ut mendjadi hiasan lembaran sedjarah j ang mengandung
perdjuangan menent ang pendjadjah, memelihara agama dan mene-
gakkan negara.
Sulthan Alaiddin Ri' ayah Sjah I I . (Sulthan Al -Kahar), ialah anak
Sulthan Alaiddin Ali Moeghayah Sjah bin Sulthan Alaiddin Sjamsoe
Sjah. Ibunja ialah Poeteri Hawa" binti Sulthan Salathin Ri ' ayah Sjah
I. (Meureuhoom Daja) bin Sulthan Alaiddin ' Inayah Sjah bin Radj a
Abdullah Malikul-moebin (pembuka negeri Daja pert ama) dalam ta-
hun 850. H. = 1445. M. ) . Poeteri Hawa itu pernah djuga disebut
"Poeteri Hoed" atau poeteri Noeroel-Hoeda".
Dal am t ahun 905. H. = 1500. M terdjadi perkawinan ant ara Sul-
t han Ali Moeghayah Sjah dengan Poeteri Hawa binti Meurboom Daja.
Dal am t ahun 908. H. = 1507. M. lahir anak j ang kedua j ang dina-
mai Ri' ayah Sjah, ialah j ang akan djadi Sulthan Al-Kahar.
Dal am masa pemeri nt ahan
Sulthan Alaiddin Ali Moegha-
yah Sjah t ahun 1916 936.
H. = 1511 1530. M., ialah
masanja permul aan Atjeh
Pp menghadapi peperangan jang
dahsjat j ang terus menerus
aengan Portugis j ang hendak
mendjadjah di Nusantara.
Radj a Muda Ri ' ayah Sjah
setelah akil baliq dimasa ma-
sih hi dup ajahnja, telah ikut
mengambil bagian dalam ang-
katan perang menent ang pen-
djadjahan Portugis itu.
Ketika Al -Marhoom Ajah-
nja mangkat hari Selasa 12/
12-936. H. = 7/8-1530. M. ,
telah diangkat abangnja Sa-
lahoeddin" djadi Sulthan
Atjeh, sedang Radj a Muda
Ri' ayah Sjah itu, diangkat
mendjadi Amirul-Harb"
( Panglima Besar angkatan pe-
rang keradjaan Atjeh Raya)
Lontjeng Tjakra Dunia. dalam berusia 24 t ahun.
99
Kar ena ternjata Sulthan Salahoeddin, lemah dan kurang tjakap
mengendalikan keradjaan, lebih-lebih dalam masa menghadapi musuh
besar jaitu Portugis jang mempunjai kelengkapan alat persendjataan-
nja. Setelah 9 t ahun Sulthan Salahoeddin memerintah, dalam t ahun
945. H. = 1539. M. telah terpaksa ia dima' zulkan dari kekuasaannja.
Maka diangkat adiknja djadi gantinja jaitu Sulthan Alaiddin Ri ' ayah
Sjah I I . (Sulthan Al -Kahar).
Mul ai hari Senin, 4 Dzilka' dah 945. H. = 1539. M. t ampuk keku-
asaan keradjaan Atjeh telah dalam tangan Sulthan Alaiddin Ri ' ayah
Sjah I I . (Sulthan Al-Kahar) -
Memang sebagai ia digelarkan dengan Sulthan Al-Kahar (perkasa)
sungguh sesuai dengan kenjataan dari ketangkasan, ketjerdikan dan
perdjuangannja.
Peperangan Atjeh dengan Portugis telah berdjalan 30 t ahun lama-
nja, peperangan jang sangat ngeri dan dahsjat, sesuai dengan apa jang
ditulis oleh t uan P.J. Veth dalam bukunja Atchin en zijne betrekki-
ngen" dengan kat anj a" De oorlog tusschen de Portugeezen en Atchinee-
zen met de grootste verbittering en wreedheid voortgezet" = pepera-
ngan ant ara Portugis dan Atjeh telah berdjalan begitu pahit dan ga-
rang".
Dengan ketangkasan dan keahlian Sulthan Alaiddin Ri' ayah Sjah
( Al - Kahar ) , seluruh serangan Portugis dapat ditangkis dan di pat ah-
kannja, sehingga Portugis terkepung di Mal aka sadja. Seluruh Pulau
Sumat era dan Semenandjung Mal aya telah dapat diduduki dan dikua-
sai oleh Sulthan Alaiddin Ri ' ayah Sjah II. ( Al - Kahar ) .
Dal am masa pemerintahannja, diadakan perhubungan persahaba-
t an kembali dengan keradjaan Tiongkok, j ang mana sudah sekian lama
diputuskannja.
Dal am kirirr mengirim utusan dan persembahan ant ara kerdja
an Atjeh dengan keradjaan Tiongkok, Keizer Tiongkok telah mengirim
di ant ara lain dari persembahannja kepada Sulthan Atjeh, sebuah lon-
tjeng besar dari perunggu, selaku t anda mata. Lontjeng besar itu begitu
dipelihara di Atjeh sampai diwasa ini, dengan dinamai Tjakra-dunia".
Sekarang tergantung dimuka Roemoh Atjeh di Kut aradj a.
Dalam t ahun 952. H. = 1546. M. Sulthan Alaiddin Ri ' ayah Sjah
Al-Kahar, mengrim utusan kenegeri Turkey (Istambul) jang sedang
memerintah Sulthan Sulaiman Chan bin Sulthan Salim, jang memerin-
t ah dalam t ahun 926 974. H. = 1520 1567. M. Dengan perutusan
itu diminta agar keradjaan Turkey dapat membant u keradjaan Atjeh
dengan angkatan perang untuk menghalau Portugis di Nusantara. Sul-
t han Turkey itu, karena tiada kemampuan atas memberi bant uan de-
ngan angkat an perang, maka selaku simpasi kepada keradjaan Atjeh ia
memberi bant uan apa j ang dapat diberikannja ; dengan perant araan
100
ut usan itu. Sulthan Turkey mengirimkan beberapa ahli technik (ahli
meri am dan alat sendjata, ahli ekonomi, dan ahli t at anegara) serta be-
berapa j ang lain, dengan disertai beberapa putjuk meriam dan lain-lain
sendjata jang agak berguna dan penting bagi keradjaan Atjeh dal am
menghadapi musuhnja Portugis. Ut usan itu sampai di Costantinopel da-
lam t ahun 953. H. = 1547. M. Kembali ke Atjeh dalam t ahun 955. H.
= 1548. M. Diantara meriam j ang dibawa dari Turkey itu, terkenal
sebuah meriam besar jang dinamai Lada Sitjoepak".
Meriam Atjeh dengan pelurunja.
Meriam ini didapati oleh Belanda ketika djatuh keraton Atjeh.
101
Rentjong Atjeh.
SULTHAN ALAIDDIN RI'AYAH SJAH II
(SULTHAN AL-KAHAR) dan RENTJONG AT J E H.
Di ant ara lain-lain peninggalkan Sulthan Alaiddin Ri' ayah Sjah
Al -Kahar, j ang t et ap djadi kenang-kenangan bagi put era Atjeh, ialah
Rentjong Atjeh". Bagindalah penjipta pert ama membuat dan mem-
pergunakan sendjata itu. Sebelumnja selaku sendjata tadjam j ang dapat
dipergunakan dalam pert empuran dekat, sering dipergunakan Siwah"
dan Keris". Pengalaman Sulthan Al-Kahar dalam perkelahian dengan
Portugis jang' bersendjata tadjam bajonet" diudjung senapannja, te-
r ut ama diatas geladak kapal j ang sempit lapangan lagi amat ba-
njak tali temalinja. Amat sukar mempergunakan pedang dan tombak.
Begitu pula keris dan siwah, bila berl umuran darah djadi litjin ga-
gangnja.
Unt uk mengatasi j ang demikian, Baginda berpendapat dan meme-
rintah pada ahli tempanja, membuat sematjam sendjata tadjam j ang
lebih peraktis memakainja dari pada memakai Siwah dan keris itu. Ga-
gangnja dibengkokkan agar djangan mudah terlepas dalam genggeman
bila telah berlumuran darah.
Bentuknja itu mengandung pengertian kalimah Bismillaahirrah-
maanir-rahiem" dalam bentuk tulisan Arabnja. Tj i pt aan bentuk itu
memberi ingat kepada sipemakai dalam mempergunakannja, selalu t e-
ringat kepada Allah jang bersifat Pengasih Penjajang. Tidak gentar dan
102
takut ia mempergunakannja, bila telah sesuai dengan perat uran dan
hukum jang diridlai Allah. Tet api amat pant ang menghunuskannja
(mempergunakannja) kepada sesuatu perkelahian at au pembunuhan
j ang tidak dibenarkan menurut hukum dan adat lembaga. Sungguh
sangat kedji dan hina dalam masjarakat Atjeh, seseorang pembunuh"
(moordenaar), jaitu orang jang membunuh tidak menurut hukum. Be-
gitu djuga seseorang pengetjut, jaitu orang tidak berani mempert ahan-
kan hak (kehormatan) dirinja.
Dal am masa pemerintahan Sulthan Alaiddin Ri' ayah Sjah I I . (Al-
Kahar ) , mulai di adakan undang2 dasar negara j ang rasmi j ang dinamai
Dustur Negara", j ang berdasarkan Kitabullah (Al-Koeranul-Karim)
dan sunnah Rasulullah .sa.w." ; Sesuatu keadaan at au kl dj adi an jang
baru, jang tidak njata ketentuannja dalam Al-Qoeran dan Hadis Jang
Sahih, atau suatu soal jang t erdapat pertikaian paham dalam ketentuan
nja, diambil satu ketetapan dalam sidang Madjelis Sura untuk men-
djadi (mendjaga) ketertiban dan ket ent eraman dalam masjarakat, itu
dinamai A d a t Radj a" (Adat Negar a) . Penent uan dan penet apan
itu jang diambil mendjadi dasar dan pokok perpegangan, sebuah Hadis
Rasulullah s.a.w. jang diriwajatkan dari Tsa' labah Al-Chusjany oleh
Ti brany, Abu Nu' im, dan Baihaqy, Rasullah s.a.w. berkata :
<u^>-j c. U_i 1
(
j- ^X^J j IA jj^^r y e. L_-i I (_>=-j l* -c_r
_ . u ^USLT y jS
Ar t in ja :
Sesungguhnja Allah 'Azza wadjalla telah memperlukan beberapa
perlu, maka djangan kamu menghilangkannja ; dan telah membatasi
beberapa batasan maka djangan kamu melanggarinja, dan telah meng-
haramkan beberapa perkara, maka djangan kamu mendekatinja dan
telah diam (tidak ditegaskan) dari beberapa perkara, itu adalah RAH-
MAT bagi kamu, maka djangan kamu memberat-beratkannja.
Dal am masanja djuga diperiksa, ditentukan dan dibukukan segala
suku-suku rakjat dalam wilajah keradjaan Atjeh, serta diberi nama dan
gelarannja msing2 menurut keadaan dan asal-usulnja. Karena ketjaka-
pan dan keahliannja dalam menjusun dan memimpin negara, baginda
terkenal pada keradjaan-keradjaan asing, seorang Radj a j ang Organi-
sator" dan seorang Baheerscheer" (Maharadj a) seluruh Sumatera.
103
Dal am rangka mempert ahankan Sumat era dari pendjadjah Por-
tugis, baginda telah menguasai seluruh pulau Sumat era dan meng-
islamkan penduduknja. Satu-satu daerah j ang anti kepada Islam at au
(bersekutu dengan musuh Portugis) diserangnja hingga t unduk selu-
ruhnja. Kepada Radja-radja dimasing-masing daerah jang dikuasai
diberi hak Otonomi j ang penuh kepadanja dan di pandang selaku se-
habat . '
Soal pert ahanan dan ekonomi itu tetap dalam kekuasaan keradja-
an Atjeh.
Dal am rangka pert ahanan Sumatera, baginda mengangkat anak kan-
dungnja jang bernama Radj a Abdullah mendjadi Gubernur di daerah
Sumat era Ti mur jang berkedudukan di Aroe (Ngoeri ), djuga terkenal
dengan Negeri Bendahara" daerah Pangkalan Soesoe (Langkat) se-
karang dan kawasannja sampai ke perbatasan negeri Asahan dengan
Siak. Kawasan Sumat era Barat diangkat anaknja j ang bernama Ra-
dja Moeghal (Periaman Sj ah), jang berkedudukan di Periaman ( Mi -
nangkabau) dengan berpangkat Radja Muda (Goebernur) kawasan Ba-
rat Sumatera. Radj Moeghal ini telah kawin dengan poeteri Radj a I n-
dera Poera.
Sumat era dimasa itu terkenal negeri jang sangat kaja dari bahan-
bahan j ang di but uhkan oleh bangsa-bangsa asing, seperti lada, emas,
sutera dan lain2 dari hasil pertanian dan hasil rimba-raja. Kar ena i t u-
lah Portugis senantiasa berichtiar untuk menguasai Sumatera. Daer ah-
daerah Ti mur Sumat era j ang dahulunja termasuk dalam wilajah Mal a-
ka (Djohor) tetap dalam kekuasaan Djohor selama Djohor tidak di-
pengaruhi oleh Portugis.
PERTIKAIAN ATJEH DENGAN DJOHOR.
Sangat marah dan menjesal Sulthan Alaiddin Ri' ayah Sjah (Al-
kahar) t erhadap keradjaan Djohor dan Radja-radj di Semenandjung
Mal aya, karena mereka telah njata bersekutu dengan Portugis dan
membant u Portugis dalam menjerang Atjeh ini ternjata ketika Atjeh
menjerang Portugis di Malaka dalam t ahun 945. H. = 1540. M. Dj ohor
dan lain2 keradjaan di Semenandjung Mal aya berdiri dipihak Por-
tugis ; begitu djuga dalam serangan di t ahun 953. H. = 1547. M., hing-
ga serangan Atjeh untuk mengusir Portugis di Malaka itu sia-sia.
Karena itu, Sulthan Alaiddin Ri' ayah Sjah I I . (Sulthan Al-Ka-
har) berpendapat tak dapat terusir Portugis di Mal aka itu, sebelum
Djohor dan lain2 daerah di Semenandjung Mal aya di t undukkannj a.
Angkatan perang Atjeh jang telah begitu kuat dengan mendapat
adjaran dan latihan dari ahli-ahli jang datang dari Turkye itu, maka
dalam t ahun 970. H. = 1564. M. Sulthan Al -Kahar terpaksa mengang-
kat angkatan j ang besar menghadapi Semenandjung Mal aya. Angka-
104
t an perang itu terdiri 300 kapal perang, 400 ahli penembak meri am,
dan 15,000 lasjkar.
Dengan kekuatan itu, Atjeh menjerang Semenandjung Malaya da-
ri tiga djurusan, djurusan Djohor, djurusan Mal aka dan djurusan Pa-
tani.
Sungguh sangat hebat dan dahsjat perang besar itu, sangat banjak
korban dikedua belah pihak. Achirnja Atjeh dapat menaklukkan Djo-
hor dan lain-lain daerah di Semenandjung Mal aya, tetapi Benteng Por-
tugis di Kot a Mal aka tidak berhasil direbutnja. Tet api dipihak Portugis
tjukup lemah dalam peperangan itu. Sedjak dari itu Portugis mengat ur
langkah djadjahannja kedaerah-daerah Mal uku dan lain pulau dise-
kitarnja. Sumatera telah dapat dibendungnja oleh Keradj aan Atjeh dan
daerah-daerah sekutunja. Sungguh kagum dan ketjut perasaan Portugis
menghadapi Sulthan Alaiddin Ri ' ayah Sjah II. Al -Kahar.
Sulthan Djohor dan lain-lain radja di Semenandjung Malaya da-
pat ditawan dan dibawa ke Atjeh Darussalam.
Unt uk mendjaga dan memelihara keradjaan Djohor, Sulthan Atjeh
Alaiddin Ri ' ayah-Sj ah II Al -Kahar, telah mengangkat radja Djohor,
jaitu put era Sulthan j ang dibawa ke Atjeh j ang bernama Sulthan
Moedlaffar Sjah dengan perdjandjian tidak bersekutu dan membant u
Portugis, dan teguh memelihara tali perhubungan j ang baik dengan
Atjeh, perhubungan baik j ang telah t urun menurun itu dimasa-masa
j ang l ampau.
Setelah itu berkali-kali Atjeh menjerang Portugis di Malaka, me-
mang kuat dan kokoh pert ahanan mereka disana tak dapat dirampas-
nja. Peperangan Atjeh dengan Portugis terus menerus sepandjang
masa..
Sulthan Alaiddin Ri' ayah Sjah I I . (Sulthan Al-Kahar) setelah me-
merintah 32 t ahun, pada hari Ahad, 8 Djamadil-awal t ahun 977. H. =
28 September 1571. M. Baginda berpulang Kerahmat ul l ah. Djenazah-
nja dikebumikan di Kandang XI I . di Kerat on Darul -Duni a.
Mangkat nj a Baginda meninggalkan 5 orang puteranja :
1. Radj a Abdullah j ang djadi Radj a Muda di Aroe (Ngoeri ), sjahid
dal am t ahun 974. H. = 1568. M.
2. Radj a Husein, jang senantiasa disamping Baginda.
3. Radj a Mughal (Periman Sjah) jang djadi Radj a Muda di Peria-
man ( Mi nangkabau).
4. Radj a Abdul-Djalal, jang tetap bersama Baginda, Dari keturunan
Abdul-Djalal ini lahirnja Sulthan Iskandar muda.
5. Radja Meurah Ipah Ditoengkoop. Anak ini, sangat kasar dan ke-
djam. Karena banjak kesalahannja j ang melanggar agama dan pe-
rat uran negara, terpaksa Sulthan sendiri dimasa hidupnja didja-
t uhkan hukum mati atas kesalahannja.
105
s
Sulthan Alaiddin Ri' ayah Sjah I I (Al-Kahar) dal am tiap-tiap upa-
tjara mengenderai Gadj ah Putih j ang sangat setia dan bangga.
Setelah mangkat Baginda dinobatkan puteranja j ang bernama Ra-
dja Hoesein mendjadi Sulthan Atjeh Raya dengan bergelar Sul t han
Alaiddin Hoesein Sjah I I .
Ini djuga seorang Sulthan jang tangkas, tjedik dan saleh, tetap di-
turuti djedjak pemerintahan ajahnja. Di ant ara keistimewaannja, Ba-
ginda sangat mementingkan soal pengadjaran dan pendidikan kepada
rakjat. Banjak Ul ama-Ul ama dan tjerdik pandai dari luar negeri j ang
mendjadi guru besar di Atjeh. Di ant ara j ang terkenal ialah seorang Ul a-
ma Besar j ang dat ang dari Mesir j ang bernama Sjech Nurdi n Al-Misry.
Sulthan ini memerintah 8 tahun. Pada 12 Rabiul-achir t ahun 987. H.
= 8-6-1579. M. berpulang Kerahmat ul l ah. Baginda tiada meninggal
anak jang djadi gantinja, hanja seorang anak j ang masih berumur 4
bulan. 28 hari setelah itu, Sulthan Muda ini pun mangkat pula.
ZAMAN HARUHARA.
Setelah mangkat Sulthan Alaiddin Husein Sjah I I . dat ang adik-
nja jaitu Radj a Moeghal dari Periaman, mendesak supaja ia diangkat
mendjadi Radj a. Iapun dinobatkan, memang ia berhak djadi Sulthan
karena t ert ua dari ket urunan Sulthan dimasa itu. Tet api Sulthan ini
amat kedjam dan djahat perangainja, hingga meni mbul kan mar ah
pembesar-pembesar keradjaan dan rakjat, maka terdjadilah pemberon-
takan. Radj a (Sulthan Moeghal Periaman Sjah) mat i t erbunuh da-
lam peristiwa itu. Pemeri nt ahannj a hanja 2 bulan sadja.
Dal am haru-hara dan keadaan kutjar katjir itu Gadj ah Putih dan
beberapa banjak gadjah jang lain karena tidak menentu lagi urusannja,
telah hilang pergi kerimba.
Setelah itu diangkat lagi gantinja Sulthan Zainul-Abidin (Radj a
ZainaJ) anak Radja Abdullah (Radj a Muda Aroe). Sulthan ini djuga
lebih kedjam dan buas dari pamannj a jang telah dibunuh itu. Ia ti-
dak senang kalau tidak melihat darah rakjat t ert umpah dihari-harinja.
Ini bangsa haus darah, biar orang mati untuk kepentingan dan napsu-
nja jang tamak itu. Ada sadja djalan dan pikiran untuk membunuh
rakjat. Pembesar-pembesar rakjat sangat mengutuk Radja jang kedjam
itu.
Satu t ahun ia berkuasa j ang seganas itu, rakjat jang tak t ahan
menderita, menimbulkan pemberontakan jang dahsjat. Tiga belas hari
peperangan menent ang angkaramurka itu, Sulthan Zainul Abidin (Ra-
dja Zainal) itu telah berhasil dapat dibunuhkannja.
Berbetulan dimasa itu, di Atjeh ada seorang bangsawan Perak jang
telah kawin dengan keluarga Sulthan Atjeh, jang bernama Radj a Man-
106
sur Sjah, jaitu putera radja Ahmad Perak j ang dibawa ke Atjeh da-
lam masa Sulthan Alaiddin Ri' ajah Sjah I I . (Al-Kahar) dalam pe-
nakl ukan Semenandjung Mal aya dahulu. Radj a ini kelihatan amat tjer-
dik lagi Saleh dan lemah lembut tingkah lakunja. Beliau termasuk
salah seorang jang sungguh-sungguh ikut memikir keselamatan Atjeh
dal am haru-hara itu.
Dengan permufakatan pembesar-pembesar keradjaan, lagipun be-
liau telah termasuk djadi keluarga Sulthan Atjeh, maka diangkatnja-
l ah mendjadi Sulthan Atjeh.
Dal am pimpinannja keamanan telah pulih kembali. Tet api Kera-
dj aan Djohor telah berpihak kembali kepda Portugis. Radj a (Sulthan)
Mansur Sjah Perak, mengirim angkat an perang Atjeh unt uk menjerang
Djohor, j ang sedang dal am pimpinan Sulthan Radj a Umar Ali Djala
Abdul Djalil Sjah. Setelah beberapa kali diserang, achirnja Sulthan
Djohor itu insaf dan sadar, mi nt a ma' af atas kesilapannja.
Dal am perdamai n itu, Sulthan Mansur Sjah mengawinkan seorang
puterinja j ang bernama Puteri Fitimah dengan Sulthan Djohor Radj a
Umar Ali Djala Abdul Djalil Sjah, dal am mana lahir seorang put era
j ang bernama Radja Asjim (Kasim = Hasj i m).
Dal am suasana, demikian Portugis telah berhasil dapat melepaskan
spionnja membawa fitnah pada keradjaan Atjeh dan menimbulkan
perpetjahan dalam masjarakat pembesar-pembesar Atjeh. Portugis da-
pat mempergunakan (melakukan politik djahatnja) dengan perant ara-
an orang Djohor selaku wakil Sulthan Djohor j ang masih Muda itu
(Radj a Hasi m) dan dengan perant araan pangeran Inderapura j ang
bernama Meugat Bujung, j ang berkedudukan baik di Keradj aan Atjeh
dimasa itu.
Kar ena itu timbullah haru-hara dalam kalangan keradjaan Atjeh,
achirnja, setelah enam t ahun Sulthan Mansur Sjah mengendalikan Ke-
radjaan Atjeh, pada hari Senin 17 Muhar am 995. H. = 1587. M. mati
t erbunuh djuga.
Setelah mangkat Sulthan Mansur Sjah berhasillah golongan an-
ti Sulthan Mansur Sjah, mengangkat Radj a Meugat Bujung Inderapura
mendjadi Sulthan Atjeh dengan bergelar Sulthan Meugat Bujung
Alaiddin Ri' ayah Sjah I I I .
Sulthan ini ialah anak Sulthan Munawar Sjah Inderapura, jaitu
ipar Sulthan Mughal Periaman Sjah bin Sulthan Alaiddin Ri' ayah Sjah
I L (Al -Kahar).
Dal am dua t ahun pemerintahannja, diadakan perdjandjian damai
dengan Portugis, dan Djohor hendak menjerang Atjeh unt uk menun-
tuk bela Sulthan Mansur Sjah j ang di bunuh itu, jaitu nenek bagi Ra-
dja Djohor sekararng.
Berbetulan dimasa itu j ang djadi Maharadj a Pidir, ialah Mahar a-
dja Saidil Mukammi l anak Sulthan Fi rman Sjah anak Sulthan Mud-
107
laffar Sjah anak Sulthan ' Inaj ah Sjah anak Malik Abdullah Malikul-
Mubin.
Rahasia adu domba j ang dilakukan Portugis itu telah diketahui-
nja, dengan tidak segan-segan kekerasannja kekuasaan keradjaan Atjeh
direbutnja dan radja Meugat Bujung itu mati terbunuh.
Dal am t ahun 997. H. = 1589. M. dinobatkanlah Maharadj a Saidil
Mukammi l djadi Sut han Atjeh Raya dengan bergelar Sulthan Alaid-
din Ri' ayah Sjah IV. Saidil Mukammi l ".
Sulthan Saidil-Mukammil, ketika diangkat djadi Sulthan beliau
telah termasuk dalam tingkat umur jang landjut, sudah berusia 70
t ahun.
Baginda mempunjai 4 orang anak laki-laki dan seorang puteri
(anak perempuan) jang bernama Puteri Radj a (Poeteri Indera-Wang-
sa).
Anak jang tertua sekali bernama Radj a Maharadj a Diradja.
Anak ini, dalam masa pemerintahan Sulthan Alaiddin Husein Sjah I I .
diangkat djadi Radj a Muda (wakil Atjeh) di Djohor. Ketika Dj ohor
bertikai dengan Atjeh, Radja Maharadj a Diradja itu dengan pasukan-
nja pergi ke Makassar dan menet ap disana mengembangkan agama Is-
lam di negeri Bugis. Beliau telah beristeri dengan puteri keluarga radj a
Bugis. Dal am perkawinan itu lahir puteranja jang bernama Radj a Man-
sur Sjah (Daeang Mansur) j ang pulang kembali ke Atjeh setelah Sul-
t han Sadil Mukammi l djadi Sulthan. Ia di t empat kan disebuah daerah
Bebas (daerah wakaf Sulthan) jang terkenal negeri Reube. Disana ia
terkenal dengan Teungku Tjhik Di Reube.
Dal am t ahun pert ama Baginda djadi Sulthan jaitu dalam t ahun
998. H. = 1590. M. dilangsungkan perkawinan Poeteri Indera Wang-
sa dengan Radj a Mansur Sjah bin Radj a Abdul Djalal bin Sul t han
Alaiddin Ri' ayah Sjah I I (Al -Kahar).
Dal am t ahun 1000. H. = 1952. M. lahirlah putera dari Puteri
Indera Wangsa dengan Radja Mansur Sjah, jang dinamai Derma
Wangsa" (Perkasa Alam Sj ah), ialah Sulthan Iskandar Muda.
Dal am t ahun pert ama Baginda djadi Sulthan, selaku tindakan per-
tama, menundukkan Djohor jang hendak menjerang keradjaan Atjeh
dalam mana telah dapat dibinasakan Sulthannja Radja Hasjim (Asjim)
anak Radja Umar Ali Djala Abdul Djalil Sjah jang hendak menjerang
Atjeh selaku menunt ut bela atas neneknja jang terbunuh di Atjeh da-
hulu itu dengn hasutan dan bant uan Portugis.
Dal am kelandjutan peperangan itu, dalam t ahun 1002. H. = 1594.
M. dalam satu pert empuran laut di perairan Teluk Aroe dengan ar-
mada Portugis j ang dibantu oleh Djohor, telah gugur Radj a Mansur
Sjah (ajah Radj a Derma Wangsa Iskandar Muda) selaku Sjoehada.
108
KENANG- KENANGAN KEJ ATI MAN I SKANDAR MUDA.
Ti dak terperi marahnj a Sulthan Saidil Mukammi l atas sjahid
Radj a Mansur Sjah j ang di pandang selaku lengan kanannj a dal am
pert ahanan negara. Beliau terkenal seorang pahl awan jang djarang tan-
dingnja ; lagi pula sjahidnja dal am peperangan j ang dipimpin Sulthan
sendiri.
Betapa hebat menj ambut djanazah al-Marhoom Radj a Mansur
Sjah ketika sampai dibawa pulang ke Atjeh Darussalam. 44 hari Ke-
raton Darul -Duni a dalam suasana berkabung. Lebih2 bagi Poeteri In-
dera Wangsa, mengenang nasib anaknja telah djadi Jat i m dan dirinja
telah mendjadi djanda. Senantiasa duduk termenung dan merat ab de-
ngan bermatjam-matjam ulah dan gubahan j ang merawankan hati.
Di ant aranj a pernah disebut :
Laa ilaaha illallah, Laa ilaaha illallah,
kalimah Thaibah pajoong Pagee ; Kalimah Thaibah pajung Achirat,
Muhammadur-Rasulullah, Muhammadur-Rasulullah,
kalimah Sjahadah pangke matee. kalimah Sjahadah perbekalan mati.
Beurajeuk aneuek, loon beubagah,
toeeng bila mbah djipoh leekafee ;
meungnjo na bagi deungon toewah,
Allah neupeuhah djalan meusampee.
Nng-nng boo, nng-nng boo,
peurahoo pawang djihana ;
keuno aneuek 'eeh lam doodoo,
ateueh kasoo geuajoon lee ma.
Doo-ida-idi,
binh pasi aroon moebandja ;
teungeut aneuk 'eeh lam doodi,
kambe-boendi keuajeuem mata.
Doo-ida-idang :
geulajang kapoetooh talo,
beureudjang rapeuk Perkasa Alam,
djak poega perang peuaman naggro.
Doo-ida-idoo,
alahhe doo- doo-da-idi,
teukcunang nasib i-mata roo,
reukoeeng pih thoo, tjrah ngon bibi.
segeralah besar anakku ini,
tuntut bela ajah dibunuh kafir,
sekira ada nasib dan tuah,
Allah membuka djalan bahagia.
Nng-nng boo, nng-nng boo,
perahu tiada nachoda,
mari anak diajunan tidur,
diatas kasur diajun bunda.
Doo-ida-idi
ditepi laut tumbuh tjemara,
tidurlah anak, tidur didoodi (ajunan),
Kambe-boendi perhiasan mata. (sema-
tjam mainan jang digantung di
atas ajunan).
Doo-ida-idang :
lajang-lajang putus talinja,
besarlah segera Perkasa Alam,
pergi berperang pertahankan negara.
Doo-ida-idoo :
alahhai doo, doo-daidi,
terkenang nasib air mata hilir,
kering kerongkongan, retaklah bibir.
109
Hieeet sang-sahiiieeet,
oemong leu padee diet ;
boekonlee sajang Perkasa Alam,
keubah lee ajah euntoong oebiet,
so njang papah, so njang sajang,
teukeudirullah ajah kasjahiet
Hieeet sang-sahiiieeet,
sawah banjak padi sedikit,
alangkah sajang Perkasa Alam,
ajah meninggal dimasih ketjil,
siapa jang asuh, siapa j ang sajang,
takdir Allah ajahnja sjahiet
WEDJANGAN SULTHAN SAIDIL-MUKAMMIL
KEPADA PUTERI INDERA WANGSA.
Sul t ha n Sa i di l - Muka mmi l d a l a m me l i ha t put e r i nj a sel al u d a l a m
ber s edi h ha t i , s enant i as a Ba gi nda me n g h i b u r ha t i nj a de nga n b e r ma -
t j a m- ma t j a m h i b u r a n d a n p e r t u n d j u k a n ; di a nt a r a nj a Ma d a h Ba-
gi nda :
Bk that aneuek meusoohsah hatee, djangan anakku bersusah hati,
i-mata ilee peuraboon mata,
langkah raseuki, peuteumoeen ngo
matee,
baranggakree han 'eek tasangga.
airmata mengalir menggelapkan mata,
langkar, rizki, pertemuan dan mati,
tak dapat dielak bila datangnja.
Takdirullah sibarang gadjan,
han' eek trooh pham sibarang gaso;
Rahasia Allah Chaliqul Alam,
habeeh soohsah seunang meuganto.
Takdir Allah disetiap waktu,
tak dapat tahu siapapun djua,
Rahasia Allah Tuhan jang Satu, (Chali-
kul alam)
habis suhsah senangpun tiba.
Beukajeem teu' ingat kepada Allah,
Beuteugooh Iman didalam dada,
bk that aneuek alooh-alah,
lam djaro Allah Qadl a/ Qadar .
Brook dengon gt teukeudirullah,
seunang ngon soohsah hina mulia,
sifeuet doonja meu' oebah-oebah,
habeeh goendah teuka seuntosa.
Ingatlah banjak kepada Allah,
teguhkan iman didalam dada,
djangan terlalu keluh kesah,
ditangan Allah Qadl a/ Qadar .
Buruk dan baik takdir Allah,
senang dan susah, hina mulia;
sifat dunia berubah-ubah,
sehabis gundah datang sentausa.
110
Tjoetjo loon njo sang meutoewah,
takalon wadjah that samlako ;
bak roeman ree tanda jang sah,
alamat meugah bak saboh ro.
Beureukat Ma'djizat Rasoeloellah,
deungon afwah meureuhoom jangka
wo;
Perkasa Alam bak meutoewah,
Chalifatullah peutimang naggro.
Tjutjuku ini harap bertuah,
kulihat wadjah sangat djauhari;
pada romannja tanda jang sah,
dapat megah disuatu hari.
Berkat ma'djizat Rasulullah,
dengan afwah Sulthan jang lama,
Perkasa Alam harap bertuwah,
Chalifah Allah pemimpin negara.
Gunungan bekas peninggalan Sulthan Iskandar Muda terletak
dengan megahnja dipinggir Kroeeng Darooy Kutaradja.
Sungguh banjak kedjadian-kedjadian dalam masa pemeri nt ahan
Sulthan Alaiddin Ri ' ayah Sjah I V. Saidil-Mukammil, dimasanjalah mu-
lai banjak bangsa Eropa dat ang ke Indonesia, seperti Belanda, Ing-
geris, Perantjis, Sepanjol dan lainnja.
Keadaan Atjeh dalam pemeri nt ahan Sulthan Saidil Mukammi l ,
telah kembali djajanja seperti dal am masa pemeri nt ahan Sulthan Ala-
iddin Ri ' ayah Sjah II Sulthan Al -Kahar. Gadj ah-Put i h jang menghi -
lang itu, telah diketemukan kembali mendjadi kenderaan Baginda.
Keradj aan Atjeh disamping mempunj ai angkat an perang laut dan
darat dari patriot-patriot dan perwira, djuga mempunjai barisan ang-
kat an perang dari kaum wani t a j ang dikepalai oleh seorang admiral
111
puteri jang terkenal dengan nama dan gelar Lakseumana Mal ahaj at y",
(vrouwelijke admiraal Mal ahaj at i ) disebut oleh Mari e van Suchtelen
dalam bukunja. Pahlawannja terkenal dengan Tjoet Meur ah Inseuen,
j ang telah dapat membela Iskandar Muda dalam tawanannja.
Pasukan Lakseumana Malahajaty, terdiri dari 2000 peradjurit
wanita, jang sanggup menembak meriam dalam pert empuran laut dan
tangkas pula mengenderai kuda.
Pasukan Mal ahaj at y j ang ikut serta menggempur Cornelis Hout -
man dan menawan Feredrik Hout man dan kawan-kawannja, dal am
t ahun 1006. H. = 1599 M.
Dal am t ahun 1009 H. = 1602 M. Sulthan Saidil Mukammi l me-
ngirim utusan Atjeh kepada Prins Mauri t s dinegeri Belanda j ang ter-
diri dari : Maharadj a Abdul -Hami d (Abdul -Samad), Seri Muham-
mad, Lakseumana Meurah Gant y dan beberapa orang lain pengikut
mereka. Di ant ara mereka, Maharadj a Abdul -Hami d (Abdul-Samad)
meningal dinegeri Belanda. Kuburnj a terkenal di Sint Pieters of oude
Kerk di Middelburg.
Mereka pulang ke Atjeh dalam t ahun 1011 H. = 1604 M.
Dal am t ahun 1009. H. = 1602.
M. Sulthan Saidil Mukammi l Ri ' -
ayah Sjah I V telah membuat per-
djandjian persahabatan dengan Ra-
dja Inggeris, dan diberi surat izin
kepada saudagar Inggeris untuk be-
bas berniaga dalam wilajah kera-
djaan Atjeh. Disamping ini sebuah
foto Copy dari sebagian surat jang
diberikan kepada seorang Kapt en
saudagar Inggeris, j ang terdjamah-
nja ke Indonesia :
Photo-copy Surat Sulthan
Alaiddin Ri'ayat Sjah IV
(Saidil Mukammil) jang di-
berikan kepada Kapten Ing-
geris.
DJ AWI JANG DI PERSEMBAH-
KAN KAPI TTAN I NGGERI S
I TU.
Aku Radj a jang kuasa jang di-
bawah angin ini jang memegang
Taht a Keradj aan negeri Atjeh dan
negeri Samudra dan segala negeri
jang takluk kenegeri Atjeh. Maka
sekalian kamu jang menilik kepada
surat ini, hendaklah dengan tilik
kebadjikan dan tilik sedjahtera, dan
kamu dengarkan perkat aan j ang
dalamnja dan kamu pahamkan se-
112
gal a perkat aannj a, bahwa Aku telah bersabda dengan suka hatiku, me-
meri kamu tahu ini, bahwa Aku telah bersuhbat dengan Radj a Inglitir
dan kamupun bersuhbat dengan segala rakjat Radj a Inglitir itu, seperti
kamu bersuhbat dengan segala manusia jang lain dalam duni a ini, dan
berbuat baik kamu akan orang itu seperti kamu berbuat baik akan
orang j ang lain itu, bahwa aku berbuat baik akan mereka itu,
dan kuterima mereka itu dalam negeri dan kut eri ma persembahan me-
reka itu, dan menilik Aku kepada mereka itu, dari pada Aku hen-
dak berkasih-kasihan dengan Radj a Inglitir itu, dan dari pada Aku hen-
dak berbuat baik akan segala orangnja itu, maka kuperbaiki akan me-
reka itu jang dat ang sekarang ini, dan akan mereka itu j ang lagi akan
dat angpun ; telah Aku menerima kepertjajaan akan mereka itu j ang
dat ang ke Atjeh dan ke Samudera, dengan tiadalah lagi t akut mereka
itu akan kapal mereka itu dan akan arta mareka itu, dan akan segala
mat a benda j ang dibawa mereka itu ; tiadalah mareka itu takut dan
sjangka akan daku dan akan segala kamu orangku pun ; apabila ma-
reka itu membawa sesuatu mat a benda (dari) negerinja kenegeriku
ini, maka memelli-berdjuallah kamu dengan dia dan ber-t ukar2anl ah
kamu dengan sesuatu mat a benda jang ada padanj a dengan mat a benda
j ang ada pada kamu, seperti kamu berniaga dan bert ukar-t ukaran ma-
ta benda dengan orang lain itu dalam (pi) agam mereka itu, pada se-
gala dagang-dagang pada
(Dari Green-tree & Nicholson, Catalogue Malay Manuscripts
Oxford 1910).
Sulthan Alaiddin Saidil Mukammi l Ri ' ayah Sjah I V karena
sangat tuanja telah berusia 95 t ahun, dalam t ahun 1011. H. = 4 April
1604. M. dima' zulkan oleh anaknja j ang bernama Radja Muda Ali
Ri'ayah V. Setahun kemudian dalam t ahun 1012 H. = 1605. M. Sul-
t han Saidil Mukammi l berpulang Ke Rahmat ul l ah.
Sulthan penggantinja, ialah anaknja Sulthan Muda Ali Ri ' ayah
Sjah V.
Dal am masa pemerintahan Sulthan ini, Atjeh mengalami kemun-
dur an hampir2 seluruhnja binasa. Ti mbul pertikan dalam kalangan
famili Sulthan dan ditimpa musim kemarau jang amat dahsjat. Setelah
mangkat Sulthan Saidil Mukammil, Puteri Indera Wangsa dan Per-
kasa Alam Iskandar Muda berpi ndah ke Reube, sebuah daerah bebas
(wakaf) di mana berkedudukan Mahar adj a Mansur Sjah (Daeng Man-
sur) tjutju Sulthan Saidil Mukammi l , dari anaknja j ang tertua sekali,
jaitu Radja Maharadj a Diradja jang kawin dengan puteri Bugis, ialah
ibunja Maharadj a Daeng Mansur (Teungku Tjhik Di Reube).
113
SULTHAN ISKANDAR MUDA
dan
GADJAH-PUTIH.
Dal am rak j at
Atjeh menderi t a
bentjana alam ke-
marau j ang mem-
binasakan t anam-
an dan ternak, ke-
radjaan Atjeh te-
lah hampi r bina-
sa. Portugis me-
nunggu2 saatnja.
Dal am kea-
daan j ang demiki-
an, Radj a Iskan-
dar Muda Perka-
sa Alam telah me-
Gunung Biram dilembah Selawak. ningkat akil ba-
Digunung inilah Gadjah-Putih dapat ditangkap. Hqh, adal ah se-
orang anak radja
j ang t ampan, per-
kasa dan bidjaksana.
Beberapa ulama dan pemuka rakjat di daerah negeri Samudera,
dinegeri Dj eumpa (Peusangan), di Samalanga, Djinib, Meureudoe dan
di Pidie, djuga beberapa di Atjeh Teungah (negeri Lingga) dan Atjeh
Barat, di ant ara j ang terkenal Sjech Sjamsuddin Sumat ary dan Maha-
radja Dj eumpa Abdussalam Machdoem Tsany, seorang j ang sangat
bidjaksana, mereka insaf dan sadar atas kehant j uran Atjeh dan me-
larat rakjatnja. Mereka dat ang menemui Poeteri Indera Wangsa dan
Tgk. Tjhik Di Reube unt uk menj at akan keketjewaannja t erhadap ke-
runt uhan Atjeh.
Semangat mereka t umbuh melihat kegagahan dan ketjerdikan
Perkasa Alam Iskandar Muda. Mereka mengangkat mendjadi radjanja.
Dengan kesatuan mereka dalam t ahun 1014 H. = 1606 M. be-
rangkat l ah Iskandar Muda Perkasa Alam ke Atjeh Besar (Atjeh Da-
rul -Sal am), hendak mema' zulkan pamannj a Sulthan Muda Ali Ri ' a-
yah Sjah V karena sikapnja j ang demikian rupa.
Pert empuran terdjadi, Perkasa Alam Iskandar Muda t ert awan
dan di t ahan di Kerat on Darul Dunia. Dengan keberanian dan kebi-
djaksanaan Pahl awan Puteri Tjoet Meur ah Inseuen dan Laksemana
Meur ah Gant y j ang memegang kekuasaan Dal am (Kerat on) dimasa
itu, Radj a Iskandar Muda Perkasa Alam terlepas dari t awanan itu.
114
Dal am masa terdjadinja pert empuran itu, tiba2 Portugis mendeka-
ti Atjeh dengan ar mada dan mendarat di Telok Gigieng di Pidie. Ru-
panj a mereka telah main mat a dengan Mahar adj a Pidie Radj a Husai n
Sj ah, jaitu saudara Sulthan djuga, j ang mendjadi Radj a Muda di da-
erah Pidie. Dahul unj a djadi Radj a Muda di Samudera/ Pas.
Angkat an Portugis itu dipimpin oleh Mar t i n Affonso de Castro.
Radj a Iskandar Muda Perkasa Alam, berhubung dengan musuh
j ang besar pendj adj ah j ang akan merusakkan negara, itu j ang di-
hadapi lebih dahulu, ditinggalkan pertikaian dengan pamannj a (Sul-
t han Atjeh) buat sementara.
Dal am bulan Safar 1015 H. = bulan Juni 1606 M. diwaktu te-
ngah mal am Radj a Iskandar Muda dengan pasukannj a j ang teristi-
mewa hingga siang harinja telah berhasil mengal ahkan Portugis
Mar t i n Affonso de Castro itu. Disitulah Radj a Iskandar Muda mem-
peroleh kekajaan j ang banjak dari rampasan mereka, dari djenis uang
kapal dan alat sendjata.
Nama Radj a Iskandar Muda Perkasa Alam dan ketangkasannja
mulai dikagum dan ditakuti, hingga Sulthan Atjeh (Sulthan Muda
Ali Ri ' ayah Sjah) sangat tjemas t erhadapnj a.
Sepulang dari kemenangan itu, Radj a Iskandar Muda Perkasa
Alam dal am beristirahat di Reube, dal am satu perburuan dilembah
seulawah disebuah bukit, telah berdj umpa kembali dengan GADJ AH
PUTI H BI RAMSATTANY, jang hilang setelah mangkat Sulthan
Saidil Mukammi l dahul u itu. Gunung itu dinamai dengan Gunung
Bi ram" (Glee Biram) diatas Lamt amot , j ang terkenal hingga dewasa
ini.
Dengan kemegahan, kegagahan dan semangat j ang mel uap-l uap,
Radj a Iskandar Muda serta angkat an perangnja, menudju kembali
ke Atjeh Darussalam hendak bertemu dengan pamannj a. Ditengah
djalan sampai di Kot a Loebook, berbetulan hari Senin 28 bulan Dzil
Hidjah 1015 H. 2 April 1607 M. dapat chabar bahwa dihari itu,
Sulthan Atjeh Sulthan Muda Ali Ri ' ayah Sjah V telah mangkat de-
ngan tiba-tiba karena sakit djantung.
RADJA I SKANDAR MUDA DJ ADI SULTHAN.
Setelah mendapat chabar rasmi atas kemangkat an Sulthan itu,
Radj a Iskandar Muda segera dat ang ke Ibu Kot a dengan memberi
chabar kedat angannj a itu hendak mengundj ung kemangkat an pa-
mannj a. Dengan tidak terdjadi perselisihan dengan hor mat ia di-
sambut masuk ke Kerat on Darul -Duni a.
Pasukannja tinggal diluar Kerat on pada t empat -t empat nj a, ke-
tjuali beberapa pembesar dan ulamanja (Sjech Sjamsuddin Sumat ary
dan Mahar adj a Dj eumpa Abdussalam Machdum Tsany) serta bebera-
pa orang pengiringnja.
115
r'
Dengan hormat mereka disambut oleh Panglima Dal am Laksama-
na Meur ah Gant y j ang bidjaksana itu.
Radj a Iskandar Muda, lalu melaksanakan pemakaman pamannj a
dengan biajanja sendiri. Berbetulan Sulthan tiada meninggalkan ke-
t urunannj a.
Pembesar-pembesar Kerat on, Ul ama-ul ama dan lain pembesar di-
beri hadijah masing-masingnja.
Mul a-mul a pembesar keradjaan, berkeberatan atas menobat kan
Radj a Iskandar Muda, dengan alasan masih ada j ang lebih berhak
mendjadi Sulthan, jaitu adik kandung Sulthan sendiri, ialah Mahar a-
dja Husai n Sjah Radj a Muda Pidie.
Setelah Radj a Iskandar Muda mendjelaskan keadaan paman-
nja Radj a Husain Sjah itu, dalam peristiwa Mart i n Affonso de Castro,
djuga t ent ang dengan pamannj a itu ia sendiri akan menghadapi nj a;
baru mereka bersetudju menobat kan Sulthan Iskandar Muda Dj auhan
Berdaulat Derma Wangsa Perkasa Alam Sjah, pada hari Rebu pagi
tanggal 8 Dzilhidjah t ahun 1015 H. = 11 April 1607 M. dengan se-
gala upatjaranja.
Betapa megah dan dikagumi Sulthan Iskandar Muda pulang
ke Atjeh Darusal am setelah berhidjrah ke Reube, dengan mengen-
derai Gadj ah Putih Biram Sattany, gadjah pusaka dari nenek mo-
jangnja masuk ke Kerat on Darul Duni a t empat t umpah darahnj a
semula.
Keangkat an baginda mendjadi Sulthan, taqdirullah j ang Maha
Pengasih Penjajang musim kemarau j ang telah mengambil korban 6
t ahun lamanja, telah berganti dengan musim hudjan. Tanaman rak-
j at mulai subur, negara kembali makmur.
Daerah wilajah keradjaan Atjeh berangsur-angsur direbut kembali
oleh angkat an perang jang telah kuat dan baik at urannj a.
Daerah Aroe dan Deli dal am t ahun 1020 H. = 1612 M. telah
dikuasai kembali, di mana diangkat mendjadi Radj a Mudanj a, Pang-
lima Perkasa Al am" ialah nenek mojang Sulthan Deli j ang dalam tu-
run temurunnja.
Dal am t ahun itu Sulthan Iskandar Muda meneri ma t amu agung,
utusan Sulthan Turkey (Istambul) Sulthan Ahmad bin Sulthan Mu-
hammad Chan jang memerintah Turkey t ahun 1012 1026 H. =
1603 1617 M., jaitu Tjelebei Ahmad dan Tjelebei Ri dwan dan
nachuda Jaqoet Istambul serta rombongannja. Mereka diutus oleh
Sulthan Muhammad Chan I I I itu ke Atjeh Darussalam, untuk men-
tjari minjak t anah dan minjak kamfer unt uk obatnja.
Dal am t ahun 1021 H. = 1613 M. Sulthan Iskandar Muda ter-
paksa menjerang Djohor karena mereka bersekutu dengan Portugis me-
nent ang Atjeh. Dal am masa itu telah dapat ditawan Sulthan Djohor,
dan dibawa ke Atjeh. Dj uga dibawa serta Radj a Abdullah (Radj a
Seberang = Radj a Raden) serta Poeteri Pahang, j ang nant i djadi
116
permaisuri Sulthan Iskandar Muda.
Dal am t ahun 1025 1028 H. = 1617 1620 M. telah dapat
mengal ahkan Bintan, Banan (Bani ng), Palang, Keudah dan Perak.
Dal am itu Sulthan Ahmad Perak serta keluarganja (anaknja j ang
bakal djadi Sulthan Iskandar Tsany) dibawa ke Atjeh.
Dal am t ahun 1032 1034 H. = 1623 1625 M. telah dapat
menakl ukkan pulau Nias, negeri Asahan, negeri Inderagiri dan D Jam-
bi.
Dal am t ahun 1038 H. = 1629 M. Sulthan Iskandar Muda, me-
ngangkat satu angkatan perang j ang terbesar j ang terdiri dari 400
kapal perang dan 20.000 laskar, menggempur Portugis di Mal aka.
Perang besar itu berdjalan berlarut-larut beberapa lamanja. Mul a-
mul a Atjeh hampi r kalah, tetapi berkat ket abahan beberapa pangli-
ma, Pahl awan dan Ul ama, achirnja dapat tertjapai kemenangannj a
j ang gemilang itu.
Sungguh pandjang riwajat perdjuangan Sulthan Iskandar Muda
dal am peperangan, memimpin negara dan lain-lain keadaan, dalam soal
perhubungan dengan luar negeri dn dalam negerinja t ent ang ke-
adilan dan teguh mendi ri kan agama.
Upatjara pemasangan badge Komando Daerah Militer
Atjeh j Iskandarmuda.
117
Setahun sebelum Baginda mangkat , terpaksa didjatuhkan hukum
mat i atas anak kandungnj a sendiri (Put era Mahkot a) karena dosa-
nja.
Sulthan Iskandar Muda mengambil tjontoh teladan dalam per-
djuangannja, menur ut djedjak j ang telah didjalankan oleh Al - Mar hum
neneknja Sulthan Alaiddin Ri ' ayah Sjah II (Sultan Al - Kahar ) .
Dal am masanjalah disusun dan di t et apkan Dust ur Negara j ang
lebih sempurna, menur ut sebagai j ang tersebut dal am simbolik Atjeh
dengan sebutan :
ADAT BAK POTEU MEUPvEUHOOM,
HUKOOM BAK SJI YAH ULAMA"
KANUN BAK POETROE PHANG,
REUSAM BAK LAKSEUMANA".
Dal am tiap-tiap perdjuangan dan kebesaran, Sulthan Iskandar
Muda tetap Gadj ah-Put i h jang djadi kenderaannj a, j ang sangat pa-
t ut diambil tjontoh teladan oleh put era dan puteri Atjeh chususnja
dan oleh bangsa Indonesia umumnj a dalam keperibadian dan dalam
keadilan memimpin negara.
Mudah- mudahan pemeri nt ahan daerah Atjeh j ang angkat an pe-
ranghj a bersymbool GADJ AH PUTI H/ I SKANDAR MUDA dengan
PANDJ I SANGGAMARA, mudah2an akan dapat mengikuti djedjak
perdj uangan dan keperibadian Gadj ah-Put i h dan Sulthan Iskandar
Muda.
Sulthan Iskandar Muda mangkat nj a pada hari Sabtu 29 Radj ab
1046 H. = 27 Desember 1636 M.
Mudah- mudahan Allah Ta' al a menur unkan Rahmat dan kurni a-
Nj a kepada arwah Al -Marhoem Sulthan Iskandar Muda Dj auhan
Berdaulat Derma Wangsa Tun Pangkat Perkasa Alam Sjah.
r~ -\
Let. Kol. Sj ammaun Gahar u :
Tanpa Keamanan,
Pengisian Ot onomi
Mendj adi chajal belaka.
118
vo
Irama d a e r a h .
1 C (A mi nor )
2/ 4 Marc i a . -
/ 7*=^ :
S U L T H A N
- 1607 - 1636
I S K A N D A R M U D A
I A- 104- 19? 6.
Lagu dan k a t a 2 :
A N Z I B. -
E
m
7 / 6 7 / 1 6 / 7 . / . 6
J ,. I - BTJ I J Jt n r f |J -T3
7 / 6 6 7 / 1 2 / 3 . /
c j i
J
r' f
^
P
> t P
A- t j e h me u- s j e u- hu maq-mu ngon meu- gah, Ma- s a p e u - r i n - t a h IS-KAN-DAR MU- DA.
La - s j a u - ka - ne u l e ngon gu- da g a - d j a h , Pa n g - l i - ma t j e u - d a h ga - ga h pe ur - l c a - s a .
Ra q - j a t lam nanggr o s i - d r o t a n s u - s a h, Ra - s e u- qi mu- dah l i m- pa h I car oo- nj a.
Ka - r e u - na ' a - dee wa- s ee me u- l i m- pah, U- l u - ira meu- gah g e u - k i - r e e m l a - d a .
2 / 3 * / 3 1 / 7 / . 6
nr nrcj

2 / 3 i / 7 / 6 . /
" CJ i r c j i r
1 . Keu- r adj euen rieumat s a - n g a t t h a t l u- wah, Ha- beeh n e u - d j a - d j a h s a- boh SU-MA-TRA.-
2 . Ho neu- ma- d j u pr a ng r eudj ang t h a t keumah. Keu- r adj euen l u - wah t r ooh u Me u - l a - k a . -
3 . Ra- dj a dj i dj undj oong eek t r oon dj i seumah, ' A- dee p e u - r i n - t a h IS-KAN-DAR Mff-DA.-
4 . Ka- pay ngon sampan mu- wa- t a n ' booh- hah, La-doom na l e u - pah nanggr oe I e - r u - p a . -
1 7 6 / 7 6 7 / 1 2 / 3 . / . 3. i 7/ / . 3 i 7 / / : 6 . / . 3 3 6 7 / i . / . 2 l 7 6 / 7 6 7 / 1 2 / 3 . / . 3. i 7/
Nang- gr o A- t j h Seu- r a- mo Meu-keh, Di - s i - n a n meu-gah quwat A- ga - ma. Ra - dj a ' 1
A 2 1 7 6 / 7 3 2 / I 7 //<
^3g r le J
I h fr n 1 fTfM
6 . / . 3 i 7 t / 6 . /
;
ij^rrll'U^
r t' CJ*
r
^
dee h a - t e e - n e u mu- r ah, Neu-mat p e u r i n t a h ban kheun Aga-ma. Nanggro A- t ma. -
( No . l o 4 / 4 c ( 8 | l l - f cr i 9TO
G A D J A H P U T I H
LAMBANG ANGKATAN DARAT
KODAM "A"/ISKANDAR MUDA
Daerah Atjeh, adalah satu-satunja daerah keradjaan jang mer-
deka jang tcrmasjhur di ant ara daerah-daerah keradjaan merdeka di
Indonesia, jang senantiasa berdjuang menent ang pendjadjah asing
dalam masa-masanja.
Menur ut sedjarah mulai dalam t ahun 925 H. = 1520 M. jaitu
dalam masa pemerintahan Sulthan Alaiddin Ali Moeghayah Sjah,
Atjeh menent ang pendjadjah Portugis jang terus-menerus berlarut-
larut sampai kemasa pemeri nt ahan Sulthan Iskandar Muda t ahun
1045 H. = 1636 M. jang berdjumlah 116 t ahun lamanja.
Disamping Atjeh menent ang pendjadjah Portugis j ang sekian la-
manja^ itu, djuga menghadapi dan menent ang pendjadjah Belanda
sedjak" dari permulaan datangnja ke Indonesia j ang dimulai dengan
peristiwa CORNELI S HOUTMAN t ahun 1006 H. = 1599 M. hing-
ga selandjutnja selaku mempert ahankan kemerdekaan dan kedaul at an-
nja dan membela tetangganja di Nusant ara (Indonesia).
Sungguh landjut dan hebat pert ent angan Atjeh dengan Belanda.
Bermatjam-matjam helah dan daja upaja Belanda mendesak, mendo-
rong dan menjerang Atjeh unt uk dapat didjadjahnja.
Dal am masa 274 t ahun (dari t ahun 1599 1873 M. ) Atjeh da-
120
pat menangkis serangan Belanda baik serangan politik at au serangan
sendjata.
Mulai t ahun 1873 M. Belanda dengan seluruh kekuat an angkat an
perangnja, menjerang Atjeh dengan tjara besar-besaran j ang terkenal
dengan Perang Atjeh" (Atjehsche oorlog).
Bangsa Atjeh selaku umat Islam jang sadar dan insjaf bet apa pen-
tingnja kemerdekaan, kemerdekaan agama, bangsa dan negara, tidak
mudah melepaskan kemerdekaan dan kedaulatannja ditjaplok oleh
pendjadjah Belanda. Serangan Belanda jang mempunjai persendjataan
j ang lengkap dan modern dilawan dan ditangkis dengan segenap te-
naga jang ada padanj a, dengan darah dan djiwa pahl awan dan pang-
lima-panglimanja. Ti ap-t i ap djengkal t anah Atjeh dapat diindjak oleh
t ent era Belanda harus dibajar dengan darah, beratus-ratus serdadu
dan beberapa banjak djiwa opsir dan djenderal-djenderalnja.
Belanda mendapat kemadjuan dalam menggempur Atjeh, t ahun
1874 M. Kerat on Atjeh (Darul -Duni a) dan ibu kotanja telah dapat
direbut, dalam t ahun 1904 M. Sulthan Atjeh telah dapat dibekuknja
dengan tidak meneken sesuatu perdjandjian dan tidak mengaku takluk,
hingga baginda terpaksa dibuang keluar daerah Atjeh l ant aran me-
ngadakan hubungan dengan Djepang. Bagi rakjat Atjeh pentjinta ke-
merdekaan tidak mendjadi soal dan tidak hilang semangat dal am
mempert ahankan kemerdekaannja. Perdjuangan mempert ahankan ke-
merdekaan diteruskan dengan bermat j am-mat j am tjara peperangan
dan geriljanja.
Perang Atjeh dengan Belanda telah berdjalan 30 t ahun (dari t ahun
1873 1903) jaitu masa perdjuangan Sulthan Atjeh, Panglima Po-
leem, T. Loengbata, j ang disusul oleh masa perdjuangan Tgk. Tjhik
Di-Tiro dan masa T. Umar Dj auhan Pahlawan serta pahl awan-pah-
lawan sertanja.
Mulai t ahun 1322 H = 1905 M. perang Atjeh dengan Belanda
bukan bert ambah padam, bahkan bert ambah menjala. Di ant ar a lain-
lain perdjuangan diseluruh Atjeh, didaerah Atjeh Ut ar a ( Samudar a/
Pas) telah muntjul pahl awan puteri jang terkenal dengan TJ OET
MEUTI A" jang gagah perkasa dalam mana terkenal djuga masa Tgk.
Tjihik Paja Bakoong, Tgk. Mat a I, Tgk. Di Barat dan Tgk. Seupoot-
mat a.
Djuga rakjat Atjeh Teungah (Gajo) mengambil bahagian j ang
tidak kurang sengitnja dibawah pimpinan pahl awan-pahl awannj a j ang
kenamaan seperti Leb Tapa.
Perang Atjeh telah berdjalan 40 t ahun lamanja, Rakj at Atjeh
j ang sudah sekian lama hi dup dal am peperangan, kampoeng hal aman
kebanjakan habis terbakar, har t a benda habis binasa, perbekalan dan
alat persendjataan kehabisan pula.
Dal am kelemahan itu, Belanda menj angka dan mengumumkan
bahwa rakjat Atjeh telah tunduk kepada Belanda dan Atjeh telah
121
aman. Pada hal fakjat Atjeh belum t unduk, semangat kemerdekaan
masih belum padam dal am djiwa mereka.
Di daerah Lamno (Daja) muntjul lagi seorang pahl awan kemer-
dekaan j ang terkenal Njak Ali Daj a" j ang telah mentjetus pepera-
ngan baru menggempur t ent era Belanda dengan kawan-kawannja,
beberapa t ahun lamanja.
Dj uga Radj a Tampook dengan kawannja, terus menerus t et ap
menent ang pemerintah Belanda. Di pulau Seumeuloe terkenal per-
djuangan Panglima Datook M. Zain, Pahl awan Ibak-Pipit dan ka-
wan-kawannj a.
Dal am t ahun 1926 1930 M. di Bakongan (Atjeh Selatan)
petjah kembali satu peperangan jang dahsjat j ang tidak sedikit pengor-
banan tentera Belanda dalamnja, jaitu peperangan j ang dilantjarkan
oleh pahl awan kemerdekaan T. Radj a Angkasa" dan kemudian dilan-
djutkan oleh pahlawan Tjoet Ali" Teuroemon dan kawan-kawannja.
Dal am mana dipihak Belanda di ant ara lain telah mat i t erbunuh Kap-
tain Paris.
Dal am t ahun 1937 timbul lagi peperangan j ang terkenal dengan
perang Gleebroek" dan gunung Geuroetay, dalam mana dipihak Be-
landa telah mati Kapt . Haga.
Dal am t ahun 1939 menjusul lagi dengan peristiwa Leupoeeng,
j ang terkenal dengan peristiwa Tgk. Ibrahi m Babah Belangang".
Gambar Al-Marhoem pahlawan
Bakoengan T. Radja Angkasah.
122
KOLONI AL BELANDA BERACHI R
DI ATJ EH
Perang dunia ke II petjah dalam t ahun 1939, negeri Belanda ikut
terlibat kedalamnja. Tahun 1940 negeri Belanda telah djatuh kedalam
t angan NAZI Dj erman. Pemeri nt ah Belanda telah hilang pemeri nt ah
pusatnja.
Sedang pemeri nt ah Hi ndi a Belanda menghadapi kamelut itu,
bangsa Atjeh j ang telah sekian lama berdendam kusumat dengan Be-
l anda telah terbuka baginja satu peluang unt uk merebut kembali ke-
merdekaannj a j ang telah didjadjah oleh Belanda dal am masa 67 ta-
hun lamanja.
Pintu gerbang Medan Kongres P.OE.S.A. ke I.
12 Rabiul-awal 1359 H. = 20 April 1940 M.
di Kota Asan Pidie.
Rakj at Atjeh j ang tergabung dalam organisasi POESA (Persa-
t uan Oel ama Seluruh At j eh), Pemudanj a dan Kepanduannj a (K. I. =
Kasjsjafatul Isl am), dan dalam lain-lain organisasi seperti SOEFYA
dan DJ ADAM di Montasik, djuga lain-lain orang j ang terkemuka
j ang tidak berpartai, semangat kemerdekaan dan perdjuangan telah
menjala dengan dahsjat dalam djiwanja. Di mana-mana di adakan
pert emuan dn rapat rahsia unt uk bertindak menggempur pemerin-
t ah Belanda j ang sedang dalam keadaan panik itu.
0
123
Tent er a Djepang telah merebut Mal aya dari tangan Inggeris. Be-
berapa put era Atjeh j ang ketika itu berada di Mal aya, j ang menga-
lami keadaan pendarat an Djepang dan peperangan di Mal aya, sege-
ra pulang ke Atjeh memberi t ahu kepada pemimpin-pemimpin di Atjeh
akan suasana jang terdjadi di Malaya, di ant ara mereka terkenal Said
Abu Bakar dan beberapa kawannja jang lain.
AKSI PERTAMA.
Dengan dipelopori oleh Tgk. Abdul -Wahab Seulimeum, A. Hasj -
my dan beberapa kawan pengikutnja disertai oleh T. M. Ali
Panglima Poleem, pada mal am Selasa 23/ 24 Januari 1942, suatu pe-
njerbuan ketempat kedudukan dan pert ahanan pemerintah Belanda
di Seulimeum telah terdjadi dengan dahsjatnja. Dal am mana telah
mati seorang Controleur Belanda dalam penjerbuan itu.
Besok paginja telah terdjadi pert empuran jang sengit, karabijn
dan mitraleur lawan kelewang dan rentjong Atjeh di djembatan Keu-
mireu, dalam mana dipihak Belanda di ant ara lain telah mat i seorang
Belanda kepala Dj awat an Keret a Api Atjeh, dan dipihak Atjeh telah
gugur selaku sjuhada : Sdr. Hasan, Sdr. Ibrahi m dan Sdr. Ismail".
Peristiwa ini mendjadi sebagai beduk makl umat " rakjat
Atjeh akan mengachiri riwajat perdjuangannja dengan Belanda se-
laku penut up perdjuangan bangsa Atjeh menent ang Belanda j ang te-
lah berlarut-larut 69 t ahun lamanja.
Kedjadian itu disusul oleh pert empuran-pert empuran lain j ang
terdjadi diseluruh Atjeh, seperti di Pidie, di Inderapuri , di Sibre,
di Tjalang dan Lageuen djuga di Lam-no (Daj a). Pert empuran melu-
as keseluruh Atjeh dengan pengorbanan jang tidak sedikit, pengorba-
nan darah, djiwa dan hart a benda. Ti dak sedikit kampung-kampung
jang djadi lautan api.
Putjuk pimpinan perdjuangan ini dipegang oleh Al -Marhoem
T. Njak Arif Panglima Sagi XXVI Muki m Seri Imeum Muda Pangli-
ma Tjoet Ooh dengan staf-stafnja.
Pemerintah Belanda telah memandang musuh kepada seluruh rak-
jat Atjeh, kepada Oelebalang-oelebalang, oelama-oelama, t erut ama
kepada POESA dan PEMOEDAnj a.
Oelebalang-oelebalang jang di Atjeh Besar di t angkap selaku ta-
wanan perang. Rumah dan t empat kediaman T. Njak Arif di Lam-
jong diserang dengan tjara besar-besaran, hingga terdjadi pert empuran
jang sengit disana.
Mal am Selasa tgl. 12 Mar et 1942 dengan satu serangan serentak
rakjat Atjeh menjerang kedudukan dan pert ahanan pemerintah Be-
l anda di Kut aradj a, dalam , mana telah terdjadi pert empuran sengit
dan pembakaran hebat di Kut aradj a dan di Lho' Nga. . Paginja Be-
l anda telah bersih diibu Kot a daerah Atjeh. Belanda dan angkat an
124
pei angnj a meninggalkan Kut aradj a, lari menudj u djurusan Atjeh
Ti mur dan Atjeh Barat dengan menembak, membakar kampung-kam-
pung rakjat sambil melarikan diri.
Pemerintahan dan kemerdekaan telah diambil oper oleh T. Njak
Arif dengan staf2nja. Riwajat pert empuran ini sedang disusun dalam
h buku tersendiri.
BELANDA TERUSI R, DJ EPANG MENDARAT
Apa hendak dikata, kemerdekaan telah direbut kembali dari pen-
djadjah Belanda belum dapat diketjap nikmatnja, menjusul dengan
pendarat an t ent ara Djepang dalam rangka Dai t oa Sinso" (Perang
Asia Ti mur Raj a) .
Rakj at Atjeh j ang haus kemerdekaan dan kemadjuan, memper-
gunakan kesempatan dalam masa pendudukan t ent era Djepang itu,
melatih diri dalam bidang ket ent eraan, j ang mana dalam masa pen-
djadjah Belanda pintu itu sangat t ert ut up bagi put era-put era Atjeh.
Dengan perant araan Tokobet Kaisatutai dan Gijugun, pemuda-pe-
muda Atjeh berhasil memperoleh penget ahuan tentang mempergunakan
alat sendjata modern unt uk melandjutkan perdjuangan kemerdekaan-
nja.
Pemimpin-pemimpin rakjat Atjeh di ant ara bermat j am-mat j am
perdjuangan dalam masa pendudukan t ent ara Dj epang unt uk meng-
hi ndarkan diri dari bermatjam2 penderitaan mentjapai tjita-tjitanja
(M. Junus Djamil) telah menulis sebuah buku, menj at akan bahwa rak-
j at Atjeh telah berdjuang dengan bert empur mat i -mat i an melawan pe-
meri nt ah Belanda, sebelum tentera Djepang dat ang ke Atjeh, dal am
mana ternjata pert ahanan Belanda di daerah Atjeh telah l umpuh de-
ngan perdjuangan rakjat Atjeh umumnj a. Kenj at aan ini dibenarkan
oleh pemerintah Djepang, dan buku itu diterdjemah kedalam bahasa
Djepang dan dikirim ke pemerintah pusatnja. Dengan itu dari dengan
peristiwa Bajoe dan Panderah jang sangat mengkagumkan pemeri nt ah
Djepang maka t unt ut an rakjat Atjeh dikabulkan oleh pemerintah Dje-
pang dengan mendapat keistimewaan dari lain-lain daerah di Indo-
nesia. Kepada Atjeh diberi t at a hukum dan urusan agama jang ter-
sendiri dengan diadakan Kehaki man dan Mahkamah Agama serta
Atjeh Sjorainja. Memang itu belum dapat di kat akan puas dan sem-
purna bagi tjita-tjita rakjat Atjeh, belum dapat di kat akan merdeka,
tetapi dibandingkan dengan j ang dimasa pendjadjah Belanda, rakjat
Atjeh telah memperoleh sedikit kemadjuan dalam perdjuangannja.
Kedjadian ini adalah atas kedjudjuran seorang pembesar Djepang jang
mengerti tentang pychologi rakjat sedaerah dan kepentingan agama.
Pembesar ini bernama E. Aoki pembentuk dan kepala kehakiman dae-.
rah Atjeh dimasa itu. Memang banjak djasa beliau bagi rakjat Atjeh
dalam masa menghadapi kepahitan. Kebai kan peribadi seseorang pa-
tut diingat dan dihargai.
125
r
MATAHARI KEMERDEKAAN MENJ I NGSI NG.
Setelah 3 t ahun lebih menderi t a kepahitan dalam masa pendu-
dukan pemeri nt ah Djepang, tiba-tiba Bon Atom djatuh di Nagasaki
dan di Hirosjima ; Dj epang kalah dan Sekutu menang dal am perang
duni a ke II.
Dal am moment disaat bahagia, tanggal 17 Agustus 1945, bangsa
Indonesia memprokl ami rkan kemerdekaannja. Merdeka, Merdeka, se-
kali merdeka t et ap MERDEKA.
Ditanggal itu, bendera kebangsaan Indonesia Sangsaka Mer ah
Put i h" mulai berkibar diangkasa dengan djajanja.
Setjepat kilat pengumuman itu sampai ke Atjeh. Rakj at Atjeh
menj ambut dan meneri manj a dengan penuh kegembiraan dan t ang-
gung djawabnja.
Serta pekik Preedom ring Merdeka, Merdeka, Merdeka" sang-
saka Mer ah Putih berkibar dengan djajanja di Kut aradj a, ibu kota
daerah Atjeh dan dengan segera meluas keseluruh daerahnja. Seke-
tika itu di Kut aradj a dibentuk organisasi jang dinamai Pemuda Rak-
j at Indonesia" (P. R. I. ), di mana Sdr. A. Hasjmy terpilih mendjadi ke-
tuanja.
T. Njak Arif dipilih mendj adi pemimpin rakjat Atjeh seluruhnja
di t ent ukan mendjadi Residennja.
T. Njak Arif dengan stafnja dat ang menemui pembesar Dj epang,
mengambil oper pemeri nt ahan dan kekuasaan dari t angan mereka.
Komitee Nasional dan lain-lain badan pemeri nt ahan dibentuknja.
r >
Bant ul ah usaha-usaha pembangunan Kot a
Peladjar Mahasiswa Darussalam.
126
A. P. I.
ANGKATAN PERANG ISKANDAR MUDA
DI
ATJEH
Rakj at Atjeh j ang memang sadar dan
mengerti atas peri Kemerdekaan dan ke-
pentingan mempert ahankannj a. Angka-
tan perang dan alat persendjataannja,
adal ah sjarat mutlak unt uk pert ahanan
kemerdekaan.
Dengan intiatip beberapa pemuda
Atjeh, di ant aranj a Sdr. Said Abdullah
Deah Geloempang, Sdr. Usman Njak
Gad Meraksa, Sdr. Said Ali Kampung
Djawa, Sdr. Abdullah Masry. Sdr. Said
Dahl an dan lain-lain dari pemuda bekas
Gyugun dan Tokobet Kai sat ut ai berhasil
mengadakan satu pani t i a unt uk memben-
tuk angkat an perang di Kut ar adj a j ang
dinamai Angkat an Perang Iskandar
Muda" (A. P. I. ).
Hasil rumusan panitia tersebut dilaporkan kepada T. Njak Arif
unt uk mengrasmikan dan ' menjempurnakannja.
T. Njak Arif menjatakan persetudjuannja dan membuat keleng-
kapan dengan pengrasmiannja.
Selaku pi mpi nan Umum (komando daerah) telah diangkat :
Almarhum T. Njak Arif
Komando
Kepal a Staf
Anggota stafnja
Sdr. Sj ammaun Gaharu,
T. Abdul Hami d Samalanga.
Sekretaris Sdr. Husein Jusuf,
Sdr almarhoom Njak Neh, Sdr. Said Usman, Sdr.
Said Ali, Sdr. T. Daud Samalanga.
Unt uk daerah Atjeh Besar, diantaranja : Sdr. T. Mat Sjah, Sdr. Us-
man Njak Gad, Sdr. Said Abdullah, Sdr. Abdullah Masry dll.
Unt uk daerah Pidie : Sdr. T. Abdur r ahman Kemangan, Sdr. T. Ab-
dullah Titeu, dll.
127
Unt uk Meureudoe : Sdr. Hasballah Hadji, Sdr. Abdurrahman (Ajah
Rahman) dll.
Unt uk Daerah Atjeh Ut ar a : Sdr. T. Hamzah Samalanga, Sdr. T.
Hamdany, Sdr. Njak Do. dkw.
Unt uk daerah Ti mur : Sdr. Bachtiar, Sdr. Nurdi n Sufi, Sdr. Adjad
Musji.
Unt uk Atjeh Teungah ; Sdr. Muhammad Din, dkw.
Unt uk Atjeh Barat : Sdr. Tj ot Raman, Sdr. Abdul Wahab, Sdr. Abdul
Kadi r Djailani, T. Usman Jakop, Razali, Hasan Achmad dll.
Unt uk Atjeh Selatan : Sdr. T. M. Nazir, Sdr. Njak Adam, Sdr. Habi b
Muhammad, Sdr. B.B. Djalal, dkw.
Unt uk pemimpin Polisi Militer di Pusat, Sdr. T. Daud.
Disamping membentuk A.P.I. ini, T. Njak Arif telah membentuk
djuga satu barisan Polisi Istimewa, j ang terdiri dari saudara2 bekas
tentera Belanda.
Selaku langkah pert ama dari A.P.I. itu, berusaha mentjari alat sen-
I djata, dan perlengkapan ; terutama berusaha memperoleh sendjata-sen-
djata dari t angan t ent era Djepang. Dal am merebut sendjata-sen-
djata dari tentera Djepang itu, telah terdjadi satu riwajat jang de-
ramatis, j ang ditulis dalam sebuah buku tersendiri. Di ant ara jang
terbesar, peristiwa Lho' nga, peristiwa didaerah Lho' Seumawe (Bireun,
Kroeengpadjo dan Djoeli), Peristiwa Sigli dan Tjeumbook, Peristiwa
Langsa dan Peristiwa Kualasimpang, djuga peristiwa Blangbintang di
Atjeh Besar.
Merebut sendjata dari tentera Dj epang itu, bukan sadja A. P. I.
jang mengambil bahagiannja, bahkan rakjat umum t urut serta.
Sungguh amat banjak sendjata Dj epang jang dapat direbut oleh
rakjat Atjeh dengan pengorbanan darah dan djiwa. Dengan persendja-
taan itu, rakjat Atjeh dapat mempert ahankan kemerdekaan Indone-
sia dari gangguan dan agressi Belanda dan NICAnj a hingga Atjeh
terkenal dengan Daerah Modal " bagi kemerdekaan Indonesia.
t >
Setiap bangsa jang tidak menghar-
gai keseni annj a, ber ar t i bangs a
itu mat i sebel um hi dup.
. J
128
KEMERDEKAAN INDONESIA TERANTJAM
ATJEH DAERAH MODAL
Angkat an perang di Atjeh tidak begitu lama bernama A.P.I., ha-
nja sekedar mempelopori merintis djalan untuk mentjari alat sendjata.
Setelah ada perhubungan ant ara pemerintah Pusat dengan peme-
rintah Daerah, walaupun dengan perant araan radio, maka nama ang-
katan perang didaerah disesuaikan dengan nama jang rasmi jang di-
pakai di Pusat. Angkatan perang di Atjeh jang mula2 disebut A.P.I.,
maka nama itu diubah kepada sebutan T.K.R."' (Tent era Keamanan
Rakj at ).
Belanda mulai mengantjam dan menjerang Negara Republik In-
donesia Clash Pert ama dan Clash keduanja, sebutan T. K. R. " itu
diubah kepada sebutan T. R. I . " (Tent era Republik Indonesia).
Gambar kenang-kenangan dari beberapa pemuda Atjeh, jang ter-
masuk sebahagian dari pemuda-pemuda jang membangunkan ang-
katan perang di Atjeh, sedjak dari A.P.I." sampai kepada
T.N.l."-nja.
129
Di Atjeh dalam rangka mempert ahankan kemerdekaan Republik
Indonesia dari serangan Belanda dalam agresi2nja itu, disamping ada-
nja T. R. I. telah dibangunkan pula angkatan perang jang dinamai Di-
visi Rcntjong, Divisi Tgk. Tjhik Ditiro. Divisi Tgk. Tjhik Pajabakoong,
Lasjkar Mudjahidin dan Barisan Wani t a jang terkenal dengan Bari-
san Potjoet Barcen".
Dengan semangat merdeka jang berkobar2 dan ketabahan rakjat
umum dalam menghadapi perdjuangan menent ang pendjadjahn ; be-
berapa kali angkat an perang Belanda mcntjoba hendak menembus per-
t ahanan rakjat Atjeh, tetapi sia-sia.
Serangan udara dari pihak Belanda, Atjeh dapat menangkis de-
ngan sendjata- sendjata penangkis serangan udara jang dimilikinja. Be-
gitu djuga bertubi-tubi angkatan laut Belanda menjerang pert ahanan
pantai daerah Atjeh hendak mengadakan pendarat annj a, dapat ditang-
kis dan dipukul mundur, hingga tidak setapak Belanda dapat mengin-
djak daerafi pert ahanan Atjeh untuk menodai kemerdekaan j ang telah
diperoleh kembali itu.
Ketika ibu kota R. I. (Djokdjakarta) telah djatuh ketangan Belan-
da, di ant ara Pembesar-pembesar negara dapat ditawan dan diasingkan
ke pulau Bangka ; seluruh daerah di Indonesia Ti mur, Sulawesi, Kali-
mant an, Nusatenggara, Djawa, Sumat era sampai ke Sumatera Ti mur,
telah dapat dikuasai oleh tentera Belanda. Berkali-kali Belanda menga-
dakan penjiaran berita keluar negeri, mengat akan bahwa Republik In-
donesia tak ada lagi,, semua telah menjerah kepada Belanda. Politik
dan tipu muslihat mereka untuk menghilangkan defaeto dan memba-
talkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, telah dapat digagalkan.
Propaganda Belanda di Luar Negeri jang menjatakan Republik
Indonesia telah lenjap disanggah dengan tegas oleh Rakj at Atjeh dan
memberi t ahukan kepada dunia, kepada PBB melalui R. R. I. Kut aradj a
dan Radi o Gerilja Ri mba Raja bahwa :
Republik Indonesia masih hidup, masih ut uh, masih sanggup mem-
pert ahankan Kemerdekaannja, selama rakjat Atjeh masih hidup.
Sangsaka Merah Putih (bendera kebangsaan Republik Indonesia)
berkibar dengan djajanja di udara daerah Atjeh dan belum setapak
bangsa Belanda mengindjak t anah daerah Atjeh dalam mempert ahan-
kan Indonesia Merdeka.
Karena ketangkasan dan kegiatan pert ahanan daerah Atjeh, sa-
ranan Belanda untuk menghilangkan Republik Indonesia dimata dunia,
telah dapat di pat ahkan, pedjuang-pedjuang dan pembant u-pembant u
Republik Indonesia diluar negeri, masih mempunjai alasan untuk me-
landjutkan perdjuangan kemerdekaan Indonesia diluar negeri dan di
P.B.B., hingga Dewan Keamanan P.B.B. dapat mengeluarkan perintah
meletakkan sendjata, kemudian tertjapailah perdjandjian Roem/ Ro-
yen dan Konperensi Medja Bundar.
130
Atjeh disamping membela kemerdekaan Indonesia dalam bidang
ketenteraan dan pertahanan, djuga telah dapat dan sanggup menjum
bangkan derma bakti dari kekajaan untuk perbelandjaan perdjuangan
Kemerdekaan Indonesia diluar negeri, dalam mana Atjeh telah mem-
berikan sedjumlah $ 240,000. (dua ratus empat puluh ribu dollar) un-
tuk membeli dua kapal terbang (Selawah I dan Selawah I I ) .
Presiden Soekarno dalam kundjungannja ke Atjeh sepulang dari
t ahanan Bangka, mengikrarkan dalam rapat samudera Atjeh Dae-
rah Molal'* bagi kemerdekaan Republik Indonesia.
Kalau orang2 diluar daerah, mengatakan t erhadap Atjeh : Atjeh
daerah modal", bagi putera Atjeh asli mengatakan Atjeh loon
saja n g " = Atjeh aku tjintai.
Diantara tokoh2 pedjuang Kemerdekaan di Atjeh.
Pada gambar ini nampak Gani Usman (ajah Gani -\-) dan Teng-
ku Arnir Husin Al Mudjahid (X).
131
t o
Irama daer ah.
1 = Bea (G minor)
2/4 Kar ei a.
m/ =
/ 3 / 4 3 2 3 2 / 1
A T J H
L O O N S A J A N G
IA-78-I955.
Lagu dan lcat.a2:
A N Z I B. -
1 7 1 J 7 / 6 . 3 6 1 / 3 3 / 4 1 / 7 . /
pE
S
J?i>j i ^i rncj tyi'J
1. Kang- gro A-t j eh tanoh loon sajang. Sabab di - si - nan teumpat loon l a- hee.
2 . Vi - t a r a- zeu- qi t j a - r i ma-ka- nan, Deungon peukajan ban-dun Tu-han b r i .
3 . Ba pat loon peugah su-sah su- ka- r an, Bak wareeh rakan di-u-neun ngon wi e.
/ . 7 7 1 / 2 2 / . 2 3 4 / 4 . 3 /

zs u \\ r
h
=:
1 / 3 2 / . 7 l 7 / 6 . /
P
i
1 . Tanoh keuneu-bah een- da- tu mo- j ang, Ni - bak teumpat iijan loon u-deeb ma- t ee.
2 . Rnkonn s j a r i ' a t t e - bat seu-mahjang, I-nong ngon a- gam geu-pu-buet 3a- r ee.
3 . Na so teem tuloong ' oh wa-t e a- l ang, Na so teem ta-nom ' oh wa-t e ma-t ee.
/ 0 6 I 2 / P 3 3 / 1 2 1 7 / 6 . / . 6 I 2 / 3 3 / 1 3 2 I / 7 . 7
fe
=
j ^^j g ^ ^ ^
1 . Di - si - nan teura-pat gampoong ha - l a - man, Lampooh deungon blang luwah bulcon l e e .
2 . Wfe-reeh ngon qawoom karoong ngon ra-kan, Meuhimpoon si - nan ha- na torn meu- t j r ee.
3 tfeureu-dja u-doeb na so peuti-mang, lia s o peusou-nang keu-rau-dj a ma- t e e .
/ 0 6 7 1 / 2 3 / . 3 4 3 / 2 3 / 6
^
/ 7 3 / 3 2 1 v / 6 . / 0//
g f I /3 O zt j zf - f t j ^^
l a La-oot ngon da- r at seu-neubooq l a-dang, Leupah l e sinari dj i - t e u- ka wa- s e e . -
2 . Meu-a-neuk t j ut j o lam maq-mu a- man, Han sapeue sinan nje.rig na meu-seu-kee. -
3 . Tfe-tee njang susah loon r a- 3a seunang, Atjh loon sajang sarapo ' an ma- t e e . -
Ko^K/fcc 2fc-2-V?^
ATJEH DAN PERISTIWA.
Sajang, tetapi tak dapat disesalkan;
segala sesuatu ada sebab musababnja.
Pikir dahulu pendapat an,
sesal kemudian tidak berguna.
Djudjur dan adil, djiwa perdjuangan,
meletak sesuatu pada t empat nj a;
dengki chianat, sentimen dan dendam,
itulah sebab, katjau negara.
Ent ah sadar at au tak sadar, at au disengadja at aupun tidak. En-
t ah karena kurang penget ahuan, ent ah karena pengaruh pangkat.
Ent ah karena kurang teliti, pychologi tidak teringat.
Memang segala sesuatu jang telah berlaku, takdir Allah tak da-
pat dielakkan. Jang telah lalu mendjadi pengadjaran ; mudah-muda-
han kedepan tertjapai selamat.
Rakj at Atjeh jang dalam perdjuangan mempert ahankan Kemer-
dekaan, kelihatan sangat giat dan penuh semangatnja. Tet api setelah
Kedaul at an Indonesia tertjapai, ent ah karena perebuat an pangkat ,
ent ah karena berlain pendapat at au ent ah apa-apa ,
kelihatan sebahagian sudah apatis (masak bodoh) , selaku orang jang
hampi r putus asa.
Dal am itu timbul bermatjam2 kekatjauan dan peristiwa jang ber-
mandi darah. Masj arakat Atjeh remuk-redam, hart a habis, rumah
terbakar. Ekonomi rusak, penghi dupan rakjat mur at mari t ; berapa
j ang djadi korban t ahanan dan berapa sedih peristiwa Pul oot / Tj ot
Dj eumpa.
Kal au kita lihat kemasa jang l ampau, dalam rangkaian sedja-
rah, rakjat Atjeh dalam masa itu, hampi r menjerupai dengan rakjat
Atjeh dalam masa pemeri nt ahan Sulthan Muda Ali Ri ' ayah Sjah V ja-
itu 6 t ahun sebelum pemeri nt ahan Sulthan Iskandar Muda. Daerah
Atjeh ditimpa musin kemarau jang amat sangat, dan dalam masj arakat
timbul perang saudara.
Atjeh hampi r lenjap dan lebur, sudah ditepi djurang pendjadjah
asing (Port ugi s), kalau tak segera dat ang pertolongan Allah, dengan
muntjulnja Iskandar Muda.
Kar ena Iskandar Muda djudjur dan adil, tegas dan tangkas dju-
ga pat uh pada adjaran agama; rakjat j ang dalam petjah belah itu,
telah dapat dipersatukan kembali. Kekat j auan lenjap, keamanan ter-
tjapai. Rakj at kembali kedalam kemakmuran dan ketjerdasannja.
133
PEMULI HAN KEAMANAN
Dal am keadaan rakjat Atjeh menderi t a pahit dan getir pertikai-
an, dengan kesadaran put era2 Atjeh j ang berada diluar daerah jang
berada dalam bermatjam2 djawatan, t erut ama dalam kalangan Militer ;
di Dj akart a, Bandung, di Djokdjakarta dan di Kal i mant an ; mereka
berdaja upaja mentjari djalan untuk membela rakjat Atjeh jang sedang
dalam mal apet aka itu.
Dengan Re UNI , jang mereka rantjangkan di Bandung dan Djok-
djakarta, diterima baik oleh Pemerintah Pusat.
Unt uk Atjeh, diberikan daerah Propinsi Otonom, itulah jang men-
djadi t unt ut an rakjat semula.
Dalam bidang pemulihan keamanan dan mengembalikan Atjeh
kepada ket ent eraman dan kemadjuannja ; Pemeri nt ah Pusat telah
mengangkat : Sdr. Ali Hasjmy mendjadi Gubernur (Kepala Daerah
Propinsi At j eh), Sdr. Letkol. Sj ama' un Gaharu, mendjadi Kmd.
K. D. M. Atjeh, dan Majoor T. Hamzah mendjadi Kepal a Stafnja.
Gubernur A. Hasjmy :
Siapa sadja jang tjoba hendak melenjapkan Ikrar Lam
Teh", pasti ia akan di pandang sebagai pengchianat dan terha-
dapnja Pemeri nt ah bersama Rakj at akan mengambil t i ndakan
jang keras dan tegas.
134
ANGKATAN DARAT
KOMANDO DAERAH MILITER ATJEH
I S K A N D A R MUDA.
Badge : GADJAH PUTIH.
Penitia pembentuk BADGE dan TANDA LOKASI :
Berdasarkan Surat Keputusan Kmd. K.D.M.A. no : KPTS-109/57
tanggal 21 Djuni 1957.
1. A. Rivai Kpt. KS. II KDMA, Ketua
2. A. Tabrani Lts. Pa Secr. KDMA, Secr/Angg :
3. Ismet Noor Kpt. KS. I KDMA, Anggauta
4. T.M. Alibasjah Kpt. KS IV KDMA, Anggauta
5. Usman Njak Gade Kpt. Kep. Staf. KMK, Anggauta
6. Hamidy Hs Lts. Pa Penad KDMA, Anggauta
7. T.A. Hamdany Lts. Pa Staf KDMA, Anggauta
8. Abdullah Masri Lts. PDM I, Anggauta.
ARTI LAMBANG :
1. ARTI SIMBOLIK
a. Nama ISKANDAR MUDA" merupakan
lambang kebcsaran/kedjajaan rakjat Atjeh pada masa jang si-
lam.
Sulthan ISKANDAR MUDA adalah suatu tokoh Nasional
jang terbesar, sa'at mana Atjeh pada waktu itu mentjapai pun-
tjak kemegahan, keadilan jang sewadjarnja, diliputi oleh sua-
sana persatuan jang kokoh.
b. Pada zaman beliaulah, mengingatkan kita kembali kepada ke-
agungan/kekuatan terutama armadanja jang pernah meng-
harungi lautan/Samudera jang luas dan menempatkan kedu-
dukan sebagai suatu keradjaan.
c. Gambar G A D J A H " mempunjai arti historisch bagi
Tentera Nasional Indonesia di Atjeh dalam perdjuangan me-
negakkan tjita2 proklamasi. Maksud dari arti historisch, ada-
135
Iah didasarkan, pada waktu itu Tent era Nasional Indonesia
didaerah Atjeh, merupakan suatu potensi Nasional jang tetap
utuh, pada sa' at2 mana T. N. I. didaerah Atjeh untuk pertama
kalinja mempergunakan lambang GADJAH (1 Januari 1946).
G A D J A H menggambarkan unsur2 watak rakjat
Atjeh jang setia dan pat uh serta menundjukkan sifat2 ra-
sa kekeluargaan.
Udj ud G A D J A H jang digambarkan, mempunjai
arti" TETAP TENANG DAN WASPADA" sesuai pula
dengan unsur keperadjuritan.
G A D J A H P U T I H , adalah jang dipergunakan
oleh Sulthan I SKANDAR MUDA dalam upatjara2 kebe-
saran.
ARTI WARNA :
a. DASAR H I D J A U TUA:
War na hidjau tua, melambangkan Atjeh sebagai daerah ag-
rarisch, jang sebagian besar rakjatnja hidup dan bergantung
kepada hasil pertaniannja.
Atjeh salah satu daerah surplus jang berudjud kepada kemak-
muran bagi rakjat.
b. WARNA PUTIH (pada gambar gadjah)
Mempunj ai arti kesutjian dan kedjudjuran.
c. WARNA KUNI NG TUA (pada tulisan I SKANDARMUDA)
Melambangkan kebesaran/kedjajaan pada waktu Keradjaan
I SKANDARMUDA.
d. WARNA HI TAM (pada pinggir BADGE)
Mengambarkan keuletan dan ketabahan hati.
BENTUK
Bentuk Badge merupakan suatu perisai (tameng) jang mempunjai
arti pert ahanan diri.
SEBUTAN
Dal am sebutan, istilah jang dipakai, ialah :
KOMANDO DAERAH MILITER ATJEH
ISKANDAR MUDA"
FANDEL = PANDJI2
Pandji Sanggamara"
Kodam A, Iskandarmu-
da.
Pada pandji ini da-
pat dilihat kepala Ga-
djah Putih Lambang
T.N.I, di Atjeh.
Lampi ran I I .
i Perumusan
"PANDJI/STANDARD"
KODAM "A"/ISKANDAR MUDA
Anggota panitia perumusan
Pandj i / St andard KODAM "A"
I SKANDAR MUDA.
1. Majoor A.M. Namplooh,
2. Kpt . T. M. Ali Basjah,
3. Let. I. Mai to Mukmi n,
4. Lts. I. A.K. Abdullah,
5. Lts. I. A. Manan S.
6. Lts. I I . E. Suhardi,
7. Lts. I I . Zainuddin,
8. Lts. I L M. Said,
9. Pit. Iljas Siregar.
137
Jang memberikan kata S A N G G A M A R A", M. Junus
Djamil, Ket ua I. Lembaga Kcbudaj aan Atjeh.
3 Nopember 1958.
ARTI/MAKSUD PANDJI DAN STANDAR PANDJI
DARI KESATUAN KODAM 'A'/ISKANDARMUDA.
I. NAMA DAN ARTI :
1. N a m a : S A N G G A M A R A"
2. A r t i :
a. SANGGAMARA terdiri dari dua perkat aan, jaitu
SANGGA dan MARA, berarti MENOLAK/ MENTJ E-
GAH MARA-BAHAJA.
Perkataan tersebut adalah berwudjud menguatkan keba-
tinan dan kepertjajaan jang mendjadi perisai untuk me-
nolak mara-bahaja.
b. Berarti, menentang segala mara-bahaja jang mengantjam
dari dalam dan luar untuk mendjamin rakjat tetap hi-
dup dalam Negara jang aman, 'adil dan makmur.
I I . BENTUK/UDJUD :
1. Pandji Kesatuan KODAM " A" / I SKANDARMUDA berben-
tuk segi-empat pandjang, berukuran 60 X 90 cm, dibuat da-
ri pada kain sutera beledru, berwarna hidjau-tua dengan .te-
pi rumbai kuning-mas berukuran 7 cm.
2. Pada muka kanan dilukiskan lambang Angkatan Darat.
3. Pada muka kiri dilukiskan lambang dari Kesatuan KODAM
" A" / I SKANDARMUDA diatas dasar berwarna hidjau-tua,
jang terdiri dari :
a. Tat awarna : Putih Kuni ng Hi t am Hidjau.
b. Lambang Gadjah Putih.
c. Kat a I SKANDARMUDA.
d. Setangkai bunga padi berwarna kuning-mas disebelah kiri
dan setangkai bunga kapas berwarna putih dan berdaun
hi dj au-muda disebelah kanan.
I I I . ARTI DAN MAKSUD :
1. Tat awar na Putih Kuni ng Hi t am Hidjau, melam-
bangkan : sifat-sifat kesatria-an,
a. Warna putih :
artinja : sutji.
melambangkan : kesutjian dan kedjudjuran dalam perka-
taan serta tindakan.
138
b. Warna kunirig-mas T
artinja : kebesaran.
melambangkan : keagungan dan kedjajaan.
c. Warna hitam :
artinja : keuletan.
melambangkan : ketabahan dan ketenangan dalam meng-
hadapi segala kemungkinan.
d. Warna hidjau :
artinja : harapan.
melambangkan : perpaduan tenaga jang kokoh dan
hidup.
2. GAMBAR Gadjah Putih :
artinja :
a. Gambar Gadjah mempunjai arti historisch bagi Tent era
Nasional Indonesia di Atjeh dalam perdjuangan mene-
gakkan tjita2 Proklamasi 17 Agustus 1945. Maksud dari
arti historis, adalah didasarkan, pada waktu itu Tent era
Nasional Indonesia didaerah Atjeh merupakan satu po-
tensi Nasional jang tetap utuh, pada sa' at2 mana TNI
didaerah Atjeh untuk pertama kalinja mempergunakan
lambang GADJAH (1 Januari 1946).
b. Gadjah menggambarkan unsur2 watak rakjat Atjeh jang
-setia dan pat uh serta menundjukkan sifat2 rasa kekeluar-
gaan.
c. Udj ud GADJAH jang digambarkan, mempunjai arti
TETAP TENANG DAN WASPADA", sesuai pula de-
ngan unsur keperadjuritan.
d. GADJAH PUTI H, adalah jang dipergunakan oleh SUL-
THAN I SKANDAR MUDA dalam upatjara kebesaran,
mel ambangkan: Tentera Nasional Indonesia tetap tenang
dan waspada dalam menghadapi segala kemungkinan se-
suai dengan unsur2 keperadjuritan.
3. Kata ISKANDAR MUDA :
a. Merupakan lambang kebesaran/kedjajaan rakjat Atjeh
pada masa silam.
b. Mengambil dari nama SULTHAN I SKANDAR MUDA,
salah seorang tokoh nasional jang besar, sa' at mana Atjeh
pada waktu itu mentjapai puntjak kemegahan, ke' adilan
jang sewadjarnja, diliputi oleh suasana persatuan jang
kokoh.
c. Berarti, mengikuti djedjak dan semangat SULTHAN IS-
KANDAR MUDA.
139
d. Melambangkan, sanggTip melawan dan menentang siapa
sadja jang akan merobohkan Kemerdekaan Nusa dan
Bangsa Indonesia.
4. Bunga padi dan kapas :
a. menggambarkan kemakmuran dan kesedjahteraan Nega-
ra.
b. 22 butir padi, 1 2 daun kapas dan 7 bunga kapas mengar-
tikan tanggal pembent ukan/ di rasmi kannj a KOMAN-
DO DAERAH MI LI TER ATJ EH/ I SKANDARMU-
DA, pada 22 Desember 1957.
5. Lukisan pada Pandji itu, berarti sebagai salah satu Kesatuan
dari Angkatan Darat , menunaikan tugas Negara untuk men-
tjapai :
NEGARA AMAN, 'ADIL DAN MAKMUR.
dengan dasar perdjuangan :
a. Setiap pradjurit harus sutji, ulet dengan djiwa jang be-
sar, tenang dan waspada untuk melaksanakan tugas-ke-
wadjiban masing2 dalam keadaan bagaimana sekalipun.
b. Segala tindakan harus disesuaikan pada dasar2 kepera-
djuritan dan berpedoman kepada PANTJASI LA.
IV. STANDARD PANDJI :
Standard Pandji terdiri dari lima bagian berturut-turut dari
atas kebawah, jaitu :
1. Bintang segi lima,
berarti : PANTJASILA.
2. G a d j a h ,
berarti : perpaduan tenaga.
3. P u a n,
berarti : kesutjian dan kekeluargaan.
4. Sirih berdaun tudjuh,
diartikan : SAPTAMARGA.
5. Rentjong lima buah,
diartikan : SUMPAH PRADJ URI T.
j ang keseluruhannja diartikan :
a. PANTJASI LA, lima dasar dari pegangan hi dup bangsa
Indonesia.
b. Perpaduan tenaga, hanj a dengan persatuan jang kokoh
kita dapat mentjapai tjita-tjita jang luhur.
140
c. Kesutjian dan kekeluargaan, berdiri atas kebenaran un-
tuk membawa umat kembali kepada Tuhan jang Maha
Esa, dan membawa masjarakat kepada rasa kasih sa-
jang.
d. SAPTAMARGA, tudjuh dasar jang mendjadi pedoman
dari tiap2 pradjurit Tentara Nasional Indonesia.
e. Puan dan daun sirih melambangkan adat istiadat jang
turun temurun sedjak zaman dahulu kala hingga seka-
rang jang selalu disugukan, sesuai 'dengan keperibadian
kita.
f. Rentjong adalah suatu alat-sendjata jang menundjukkan
sifat2 keperwiraan, dan merupakan sendjata jang turun
temurun bagi rakjat Atjeh.
V. SEBUTAN :
Pandji Kesatuan KODAM "A"/ISKANDARMUDA
disebut "PANDJI SANGGAMARA".
VI. KESIMPULAN :
TENTERA NASIONAL INDONESIA ADALAH
ALAT NEGARA UNTUK MEMBASMI SIAPA SA-
DJA JANG AKAN MERUBUHKAN KEMERDEKA-
AN DAN MENGHALANG-HALANGI KEMADJUAN
NUSA DAN BANGSA.
- = = = ( "
141
Seudati
Pentjak Sinabang.
142
Menteri Negara Urusan Stabilisasi Ekonomi Kol. Suprajogi
menerima "Sirih Kehormatan" Suatu kebiasaan t jar a meng-
hormati tamu di Atjeh.
"Ratoh Doek" dan lage lhook dari Atjeh Besar
Didon"
Upaljara perletakan batu pertama pembangunan "Taman
Sari" taman Kebudajaan Atjeh.
144
Pakaian pengantin prija/wanita dari Atjeh Selatan.
\
Tarian tampian beras dari Atjeh Tengah
145
Pengantin Prija dari Atjeh Barat. Diusung untuk dibawa keru-
mah pengantin Wanita.
Y\
Salah satu dari ruangan pengantin di Atjeh.
Tjara berpakaian wanita dan pria Atjeh jang sampai saat ini
masih kita dapati dan terus terpelihara.
147
Pada tanggal 22 Desember 1958 oleh KASAD Djen-
deral A.H. Nasution telah men jerahkan pandji "Sang.
gamara" kepada Komandan Komando Daerah mili-
ter Atjeh Iskandarmuda. Pada pandji ini tertulis Lam-
bang Kesatuan Angkatan Darat jang dipasang disebe-
lah muka kanan.
148
KATA PENUTUP DARI PENGARANG.
Gadjah putih Biram Sattani,
gadjah jang sakti, kenderaan radja;
ialah gadjah, jang baik budi,
kenderaan Al-Marhum ISKANDAR MUDA.
Riwajatnja baik, mengandung arti,
mend jadi lambang K.D.M.A.;
Mudah-mudahan Allah berkati,
terhindar dari mara-bahaja.
Pandjinja agung lukisan murni,
tjiptaan panitia ahli budaja;
gambar dan kata mengandung arti,
menolak bahaja SANGGAMARA"
KASAD Let. Djend. A.H. Nasution:
Peliharalah Kehormatan Pan-
dji Sanggamara" sebagai anak
kandung bersama !
150
I
ISI BUKU:
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
Kat a pendahuluan
Tugas Lembaga Kebudajaan Atjeh
Susunan Lembaga Kebudajaan Atjeh 19571958.
Reformasi Personalia Pengurus Lembaga Kebudajaan Atjeh
Susunan Pengurus Panitia Pusat Pekan Kebudajaan Atjeh
Pidato Pembukaan Pekan Kebudajaan Atjeh oleh Ketua
Umum Panitia Pusat Pekan Kebudajaan Atjeh majoor T
Hamzah. . . . .
Kat a Sambutan dari Gubernur Atjeh A. Hasjmy.
Pidato Panglima K.D.M.A. Iskandar Muda Let. Kol. Sjammaun
Gaharu . . . .
Kat a Sambutan Jml. Menteri Agama Kijai Hadji Iljas.
Pidato Jml. Menteri P.P. dan K. dalam penutupan Pekan Ke-
budajaan Atjeh . . . .
Pidato Jml. Menteri P.P. & K. Prof. dr. Prijono pada meletak-
kan batu pertama gedung pertama Kota Peladjar Mahasiswa
Darussalam". .
Tari Phoo.
Njanjian Tari Phoo
Piagam Adat bak Po Teumeureuhom Hukom bak Syah
Kual a". . . .
Halaman bergambar.
Gadjah Putih Biram Sattany"
Dunia Gadjah.
Djenis Gadjah dan perangainja
Atjeh dalam dunia-gadjah.
Djenis gadjah di Atjeh . . . .
Riwajat asal-usul wudjudnja Gadjah Putih di Keradjaan Atjeh
Sulthan Alaiddin Ri' ajah Sjah II dan Gadjah Putih.
Sulthan Alaiddin Ri' ajah Sjah II dan Rentjong Atjeh.
Sulthan Iskandar Muda dan Gadjah Putih.
Gadjah Putih lambang Angkatan Darat Kodam A' VIskanda
Muda. . . .
Kolonial Belanda berachir di Atjeh.
A.P.I. (Angkatan Perang Iskandar Muda) di Atjeh.
Kemerdekaan Indonesia terantjam, Atjeh Daerah modal
Atjeh dan Peristiwa.
Angkatan Darat Komando Daerah Militer Atjeh Iskandar Muda
badge : Gadjah Putih.
Perumusan "Pandj i / St andar d" Kodam A" Iskandar' Muda
Halaman bergambar.
Kat a Penutup dari Pengarang.
Halaman :
3
5
9
10
13
18
21
23
27
33
36
38
40
45
46
52
54
56
58
62
64
98
102
114
120
123
127
129
133
135
137
142
149
' V- "'"'%
Typ : Pertj etakan Imbal l O.
Seri

You might also like