You are on page 1of 13

ACARA III

PENENTUAN KADAR NaOH DAN Na


2
CO
3
DALAM SAMPEL
(TITRASI ASAM BASA)
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Dapat membuat larutan HCl 0,1 N.
b. Dapat melakukan standarisasi larutan HCl dengan Natrium Tetraborat.
c. Dapat menentukan kadar NaOH dan Na
2
CO
.
2. !aktu Praktikum
"amis, # Desember 201
. Tempat Praktikum
$antai %%%, $aboratorium "imia, &akultas '%P(, )ni*ersitas 'ataram.
B. LANDASAN TEORI
(nalisa *olumetri merupakan sala+ satu metode analisa kualitati, -ang sangat
penting kegunaann-a dalam menentukan konsentrasi .at -ang ada dalam larutan.
"eber+asilan analisa *olumetri ini sangat ditentukan ole+ adan-a indikator -ang tepat
se+ingga mampu menunjukkan titik ak+ir titrasi -ang tepat /Harjanti, 20001.
Pada titrasi asam basa, proton ditrans,er dari satu molekul ke molekul lain.
Dalam air proton biasan-a tersoluasi menjadi ion +idronium. 2eaksi asam basa bersi,at
re*ersible. 3elain itu, sebagian besar titrasi asam basa dilakukan pada su+u kamar,
kecuali titrasi -ang meliputi basa4basa mengandung karbon dioksida. 5adi titrasi dengan
Na
2
CO

dilakukan pada su+u 26". Titrasi dipengaru+i ole+ temperatur asam basa, pH
dan peruba+an 7arna indikator tergantung secara tidak langsung pada temperatur. "c
akan bertamba+ besar dengan kenaikan temperatur sampai su+u batas tertentu.
"emudian akan turun kembali pada kenaikan lebi+ lanjut /"+opkar, 20008 911.
Pada proses titrasi, pereaksi ditamba+kan secara bertetes4tetes ke dalam analit,
biasan-a menggunakan buret. Pereaksi adala+ larutan standar -ang konsentrasin-a tela+
diketa+ui dengan pasti dengan cara distandarisasi. Penamba+an pereaksi dilakukan
terus menerus +ingga tercapai eki*alen antara pereaksi dan analit, keadaan ini disebut
titik eki*alen. (gar dapat mengeta+ui kapan terjadin-a titik eki*alen antara pereaksi
dan analit para kimia7an menamba+kan .at -ang dinamakan indikator /3oebi-anto,
2:
200#1.
%ndikator asam basa adala+ .at -ang dapat beruba+ 7arnan-a atau membentuk
,lauressen atau kekeru+an pada suatu range /tra-ek1 pH tertentu. %ndikator asam basa
terletak pada titik eki*alen ukuran pH, .at indikator dapat berupa asam atau basa, larut,
stabil dan menunjukkan peruba+an -ang kuat serta biasan-a adala+ .at organik.
Peruba+an 7arna disebabkan ole+ reonansi isomer elektron. ;erbagai indikator
mempun-ai tetapan ionisaasi -ang berbeda4beda dan akibatn-a mereka akan
menunjukkan peruba+an 7arna pada range pH -ang berbeda /2i*ai, 200:8 1011.
%ndikator ,enol,talein adala+ indikator dari golongan ,talein -ang ban-ak
digunakan dalam praktikum pemeriksaan kur*a. &enol,talein merupakan asam diprotik
dan tidak ber7arna, berbentuk sen-a7a +ablur puti+ -ang mempun-ai kerangka lakton.
%ndikator ini sukar larut dalam air tetapi dapat larut atau berinteraksi se+ingga cincin
laktonn-a terbuka da+ulu menjadi bentuk tidak ber7ana dan kemudian dengan
+ilangn-a proton kedua, menjadi ion konjugat meng+asilkan 7arna mera+. 'etil
orange, indikator lainn-a -ang ban-ak digunakan merupakan basa dan ber7arna kuning
dalam bentuk molekuln-a. 'etil orange tidak larut dalam air dan peruba+an 7arnan-a
terjadi terjadi pada larutan asam kuat /)nder7ood, 20018 1911.
3en-a7a 4 O 4 ,enila.o 4 2 4 na,tol dan metil jingga dapat digunakan sebagai
indikator pada titrasi asam kuat /HCl1 0,1 N dan basa lema+ 0,1 N karena p"H in dari
04,enila.o424na,tol dan metil jingga mendekati pH titik eki*alen dari titrasi tersebut
-aitu pada pH < #. Pada titrasi ini HCl digunakan sebagai titran -ang sebelumn-a suda+
dilakukan dengan larutan NaOH /3uita, 20101.
Natrium +idroksida /NaOH1 lebi+ dikenal sebagai kaustik soda dan alkali adala+
kaustik logam dasar. Natrium +idroksida murni adala+ padatan puti+ tersedia dalam
bentuk pellet, serpi+, butir dan sebagian besar larutan jenu+, .at ini adala+ +igroskopis
dan muda+ men-erap air dari udara, se+ingga +arus disimpan dalam keadaan kedap
udara, .at ini sangat muda+ larut dalam air, etanol dan metanol /Nurra+man, 20111.
3eperti -ang tela+ diketa+ui, ba+7a larutan sangat penting dalam ke+idupan
se+ari4+ari. "ebutu+an akan larutan itu sendiri bermacam4macam konsentrasin-a,
terlebi+ dalam pengujian -ang menggunakan reaksi kimia, maka keralidar konsentrasi
sangat penting. Dalam percobaan kali ini perlu melakukan standarisasi untuk
mengeta+ui konsentrasi sebenarn-a dari larutan -ang di+asilkan. $arutan standar
selanjutn-a digunakan untuk proses analisis kimia dengan titrasi asam basa /'2, 20001.
26
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. (lat4alat Praktikum
a. ;uret #0 m$
b. 3tati,
c. Corong kaca kecil :0 mm
d. =elas "imia 100 m$
e. >rlenme-er 100 m$
,. $abu takar #0 m$
g. $abu takar 100 m$
+. 3patula
i. =elas arloji
j. =elas ukur 100 m$
k. 3endok
l. Neraca analitik
m. Pipet tetes
n. Pipet *olum 1 m$
o. 2ubber bulb
2. ;a+an4ba+an Praktikum
a. $arutan HCl pekat /(sam "lorida1
b. $arutan sampel /NaOH dan Na
2
CO

1 /Natrium +idroksida dan Natrium


"arbonat1
c. Padatan Na2;9O6 . 10 H2O /Natrium tetraborat1
d. %ndikator ,enol,talein /PP1
e. %ndikator metil orange /'o1
,. (?uades /H
2
O
/l1
1
D. SKEMA KERJA
1. Pembuatan larutan HCl 0,1 N dari HCl pekat
0,0 m$ HCl pekat
< a?uades sampai 100 m$
Hasil
20
2. 3tandarisasi larutan HCl 0,1 N dengan Na
2
;
9
O
6
. 10 H
2
O
0,9 gr Na
2
;
9
O
6
. 10 H
2
O
Dilarutkan +ingga #0 m$
Hasil
Dimasukkan dalam >rlenme-er
< tetes indikator 'o
Hasil
. Penentuan kadar NaOH dan Na

CO

dalam sampel
2# m$ larutan sampel
Dimasukkan dalam >rlenme-er
< tetes indikator PP
Hasil
Dititrasi dengan HCl /standar1 sampai
7arnan-a agak pudar
Hasil /@ HCl -ang berkurang A a. mL1
< tetes indikator 'o
Hasil
Dititrasi kembali sampai 7arnan-a
lebi+ pekat
Hasil /@ HCl -ang berkurang A b. mL1
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel pengamatan peruba+an 7arna
Prosedr Has!" Pe#$a%a&a#
a. 3tandarisasi larutan HCl 0,1 N
dengan Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O
Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O dilarutkan
+ingga #0 m$
Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O < indikator
'o tetes
Titrasi dengan HCl 0,1 N
b. Penentuan "adar NaOH dan
Padatan puti+ larut menjadi bening
$arutan menjadi orange bening
$arutan menjadi orange lebi+ pekat
2B
Na
2
CO

dalam sampel
$arutan sampel < tetes
indikator PP
Titrasi pertama dengan HCl
< larutan sampel < tetes
indikator 'o
Titirasi kedua dengan sampel
!arna a7al larutan pink pekat
3etela+ dititrasi 7arna pink menjadi
pudar bening
$arutan menjadi orange
$arutan menjadi orange pekat
2. Tabel *olume titrasi
Prosedr Has!" Pe#$a%a&a#
a. 3tandarisasi larutan HCl 0,1N dengan
Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O
b. Penentuan "adar NaOH dan Na
2
CO

@ A 20,6 m$
Va A 2:,: m$
Vb = 1#,: m$
'. ANALISIS DATA
1. Persamaan 2eaksi
a. HCl pekat
/aq1
< H
2
O
/l1
HCl encer
/aq1
<H
2
O
/l1

b. Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O
/s1
< H
2
O
/l1
Na
2
;
9
O
6
. 11H
2
O
/aq1

c. Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O
/aq1
< 2HCl
/aq1
2NaCl
/aq1
< H
2
;
9
O
6
. 10H
2
O
/aq1

d. NaOH
/aq1
< HCl
/aq1
NaCl
/aq1
< H
2
O
/l1

e. Na
2
CO
/aq1
< HCl
/aq1
NaCl
/aq1
<NaHCO
/aq1

,. NaHCO
/aq1
< HCl NaCl
/aq1
< H
2
O
/l1
<CO
2/g1
2. Per+itungan
a. Pembuatan larutan HCl 0,1 N 100 m$
Diketa+ui8
'r HCl A :,# grCmol
@ HCl A 100 m$
$ A 6 D
A 0,6
" A 1,1B grCmol
0
Ditan-akan 8
@ HCl pekatE. F
5a7ab8
N A
Mr
k l
L
mol
mL
mol
0:0 , 12
0120: , 0
# , :
11B 6 , 0
=
=

=
mL 020B , 0
12,0:0
0,1 100
pekat HCl @
1 , 0 100 12,0:0 HCl @
HCl N HCl @ Pekat HCl N pekat HCl @
=

=
=
=
b. Normalitas HCl standar
Diketa+ui
mg
gram O B
900
9 , 0 Na 'g
6 9 2
=
=
@ Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O A #0 m$
@alensi @ Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O A 2
Ditan-a8
N HCl ......F
5a7ab8
mol
gr
1B1
2
02
@alensi
'r
O 10H . ; Na @
2 9 2
=
=
=
N
O H O B Na V O H O B Na BE
O H O B Na mg
O H O B Na N
091B , 0
#0 1B1
900
10 . 10 .
10 .
10 .
2 6 9 2 2 6 9 2
2 6 9 2
2 6 9 2
=

=
1
( ) ( )
N
HCl V
O H O B Na V O H O B Na N
HCl N
HCl V N O H O B Na V N
HCl mek O H O B Na mek
062B , 0
6 , 20
#0 091B , 0
10 . 10 .
. 10 . .
10 .
2 6 9 2 2 6 9 2
2 6 9 2
2 6 9 2
=

=
=
=
c. 'enentukan kadar NaOH dan Na

CO

Diketa+ui8
'r NaOH A 90 grCmol
'r Na
2
CO

A 10: grCmol
( /@ HCl1 A 2:,: m$
; /@ HCl1 A 1#,: m$
Ditan-a8
a. "adar NaOH dalam sampelF
b. "adar Na
2
CO

dalam sampelF
5a7ab 8
'ek NaOH A 'ek HCl
'g NaOH A N HCl G @ HCl
;e NaOH
( )
mg
NaOH valensi
NaOH Mr
b a HCl V HCl N NaOH Mg
06: , 2
90 11 062B , 0
1
90
: , 1# : , 2: 062B , 0
1 /
=
=
=
=
'ek Na
2
CO

A 'ek HCl
'g Na
2
CO
A
N HCl . @ HCl
;e Na
2
CO

( )
mg
CO Na valensi
CO Na Mr
b HCl V HCl N CO Na mg
#969 , 120
# 2 , 1 062B , 0
2
10:
: , 1# 2 062B , 0
1 2 /
2
2
2
=
=
=
=
2
a. "adar NaOH
( )
D 01:9 , 21
D 100
:29 , 1#2
06: , 2
D 100
#969 , 120 06: , 2
06: , 2
D 100
2
=
=

+
=

+
=
mg
mg
mg
mg
CO Na mg NaOH mg
NaOH mg
NaOH kadar
b. "adar Na
2
CO


( )
D B0# , 60
D 100
:29 , 1#2
#969 , 120
D 100
#969 , 120 06: , 2
#969 , 120
D 100
2
2
2
=
=

+
=

+
=
mg
mg
mg
mg
CO Na mg NaOH mg
CO Na mg
CO Na kadar
G. PEMBAHASAN
Titrasi merupakan suatu prOses atau prosedru dalam analisis *olumentri dimana
suatu titran atau larutan standar /-ang tela+ diketa+ui konsentrasin-a1 diteteskan
melalui buret ke larutan lain -ang dapat bereaksi dengann-a /belum diketa+ui
konsentrasin-a1. Pada praktikum kali ini, berkaitan dengan sala+ satu jenis titrasi -ang
didasarkan pada reaksi penetralan, dimana ketika asam bereaksi dengan basa akan
menjadi setimbang atau netral /pH A 61 apabila jumla+ asam setara dengan jumla+ basa.
Tujuan dari praktikum ini -aitu dapat membuat larutan HCl 0,1 N, dapat melakukan
standarisasi larutan HCl dengan natrium tetraborat dan dapat menentukan kadar NaOH
dan Na
2
CO

dalam sampe dengan titrasi.


Pada percobaan pertama -aitu pembuatan larutan HCl 0,1 N dengan
mengencerkan terlebi+ da+ulu larutan HC$ pekat menggunakan a?uades sampai dengan
*olume 100 m$. "emudian larutan HCl dijadikan sebagai larutan standar. $arutan
standarClarutan baku adala+ larutan -ang konsentrasin-a suda+ diketa+ui. $arutan
standar biasan-a ber,ungsi sebagai titran se+ingga ditempatkan di buret, -ang sekaligus
ber,ungsi sebagai alat ukur *olume larutan standar. $arutan -ang akan ditentukan
konsentrasin-a atau kadarn-a, diukur *olumen-a dengan menggunakan pipet *olumetri
dan ditempatkan ke erlenme-er. $arutan standar dibagi menjadi dua -aitu larutan

standar primer dan larutan standar sekunder. $arutan standar primer adala+ larutan -ang
mengandung .at padat murni -ang konsentrasi larutann-a diketa+ui secara tepat melalui
metode gra*imetri /per+itungan massa1, dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi
larutan lain -ang belum diketa+ui. Nilai konsentrasi di+itung melalui perumusan
seder+ana setela+ dilakukan penimbangan teliti dari .at pereaksi tersebut dan dilarutkan
dalam *olume tertentu. 3-arat4s-arat larutan standar primer -aitu .at +arus muda+
diperole+, dimurnikan, dikeringkan /jika mungkin1, dan disimpan dalam keadaan murni
/s-arat ini biasan-a tak dapat dipenu+i ole+ .at4.at ter+idrasi karena sukar untuk
meng+ilangkan air permukaan dengan lengkap tanpa menimbulkan penguraian parsial1,
.at +arus tidak beruba+ berat dalam penimbangan di udara, kondisi ini menunjukkan
ba+7a .at tak bole+ +igroskopik, tidak pula dioksidasi ole+ udara atau dipengaru+i
karbondioksida, .at tersebut dapat diuji kadar pengotorn-a dengan uji kualitati,, .at
tersebut mempun-ai massa relati, dan massa eki*alen -ang besar, .at tersebut +arus
muda+ larut dalam pelarut -ang dipili+, dan reaksi -agn berlangsung dengan pereaksi
+arus bersi,at stoikiometri dan langsung. Pada percobaan ini digunakan Natrium
tetraborat /Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O1 sebagai larutan standar primer. 3edangkan larutan standar
sekunder merupakan larutan suatu .at -ang konsentrasin-a tidak dapat diketa+ui
dengan tepat karena berasal dari .at -ang tidak murni. "onsentrasin-a larutan ini
ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan standar primer, biasan-a melalui
metode titrimetri, s-arat4s-arat larutan sekunder -aitu derajat kemurnian lebi+ renda+
dari pada lautan standar primer, mempun-ai berat eki*alen -ang tinggi untuk
memperkecil kesala+an penimbangan dan larutann-a relati, stabil dalam pen-impanan.
Dalam percobaan ini digunakan HCl sebagai larutan standar sekunder, alasan digunakan
HCl karena tela+ memenu+i kriteria sebagai standar re,rensi permanen untuk basa.
"arena kriteria tersebut antara lain karena HCl merupakan asam kuat, HCl
terdisasosiasi sempurna, merupakan asam -ang tidak muda+ menguap bersi,at stabil
serta garam4garamn-a muda+ larut. 3elain itu, asam klorida /HCl1 -ang digunakan
bukan merupakan pengoksidator kuat -ang akan meng+ancurkan sen-a7a organik
/indikator1. Pada pembuatan larutan HCl 0,1 N ini, berdasarkan per+itungan diperole+
nilai dari *olume HCl pekat -ang dibutu+kan sebesar 0,0 m$.
Pada percobaan -ang kedua -aitu standarisasi larutan HCl 0,1 N dengan
Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O. 3tandarisasi ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan HCl
pasti. "arena HCl merupakan larutan standar sekunder, konsentrasin-a ditentukan
9
berdasarkan standarisasi degnan cara titrasi ter+adap larutan standar primer atau dalam
+al ini digunakan Na
2
;
9
O
6
. 10 H
2
O. Natrium tertraborat /Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O1 atua
dengan nama dagang boraks merupakan garam -ang terbentuk dari proses disasosiasi
-ang sempurna antara basa kuat atau NaOH dengan Na
2
;
9
O
6
atau asam lema+. Natrium
tetraborat merupakan kristal lunak -ang mengandung unsur boron, ber7arna dan muda+
larut dalam air. ;oraks berbentuk serbuk kristal puti+, tidak berbau, tidak larut dalam
alko+ol pH sekitar B,#, se+ingga untuk memperole+ larutan -ang sedikit asam +arus
menggunakan indikator. %ndikator asam4basa adala+ petunjuk tentang peruba+an pH
dari suatu larutan asam atau basa. %ndikator bekerja berdasarkan peruba+an 7arna
indikator pada rentang pH tertentu. %ndikator asam basa umumn-a berupa molekul
organik -ang bersi,at asam lema+ dengan rumus H%n. %ndikator memberikan 7arna
tertentu ketika ion H
<
dan larutan asam terikat pada molekul H%n dan berbeda 7arna
ketika ion H
<
dilepaskan dari molekul H%n menjadi %n
4
. %ndikator -ang digunakan pada
percobaan ini -aitu metil orange /'o1, metil orange adala+ sen-a7a organik dengan
rumus C
19
H
19
N

NaO

# dan biasan-a digunakan sebagai indikator dalam titrasi asam


basa. 2entang pH 'o -akni ,1 4 9,9. %ndikator 'o ini beruba+ 7arna dari mera+ pada
pH ,1 dan menjadi kuning pada pH di atas 9,9 jadi 7arna titrasin-a adala+ orange.
Dalam +al ini penamba+an indikator sangat penting dalam menentukan titik eki*alen
titrasi. %ndikator +arus dapat menunjukkan peruba+an -ang n-ata. Pada saat reaksi
antara larutan -ang dititrasi dan penitrasi suda+ sempurna. Peruba+an n-ata -ang
ditunjukkan indikator disebut sebagai titik ak+ir titirasi dengan adan-a peruba+an
7arna -ang jelas dari indikator. Dalam percobaan ini setela+ ditetesi dengan indikator
'o 7arna larutan Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O beruba+ menjadi orange dari -ang semula bening,
kemudian setela+ dititrasi 7arna larutann-a beruba+ menjadi orange pekat. Peruba+an
7arna inila+ -ang disebut titik ak+ir titrasi. Titik ak+ir titirasi ditentukan berdasarkan
peruba+an pH pada titik eki*alen. "etajaman peruba+an pH pada titik eki*alen
merupakan suatu keadaan dimana jumla+ mol penitrasi tepat +abis bereaksi dengan
jumla+ mol -ang dititrasi. 3ecara ideal, titik ak+ir +arus sama dengan titik eki*alen.
Pada ken-atann-a keadaan ini sulit dicapai karena pasti ada perbedaan antara kedua
titik tersebut. Perbedaan titik ak+ir titrasi dengan titik eki*alen disebut kesala+an
titirasi. Ole+ karena itu kesala+an dalam melakukan titrasi +arus dibuat sekecil
mungkin.
Dari analisis data, diperole+ +asil ba+7a normalitas HCl -ang didapatkan adala+
#
0,062B N dengan *olume titrasi 20,6 m$. Nilai normalitas -ang didapatkan sedikit
berbeda dengan nilai HCl -ang sebenarn-a -aitu 0,1 N. Hal tersebut dapat disebabkan
ole+ kurang telitin-a praktikan pada saat melakukan titrasi dan meli+at peruba+an
7arna -ang terjadi. Dari +asil standarisasi -ang tela+ dilakukan diperole+ reaksi8
N
2
;
9
O
6
. 10H
2
O
/aq1
+ 2HCl
/aq1
H
2
;
9
O
6
. 10H
2
O
/aq1
< 2NaCl
/aq1

Pada percobaan terak+ir -aitu penentuan kadar NaOH dan Na
2
CO

dalam
sampel. Pada percobaan ini digunakan dua indikator -ang berbeda -akni 'etil orange
dengan tra-ek pH 2,1 4 9,9 dan ,enol,talein /PP1 dengan tra-ek pH 0, 4 10. Pada
percobaan ini dilakukan dua kali titrasi. Pertama digunakan indikator PP karena
indikator ini akan memberikan peruba+an 7arna -ang mencolok pada larutan -ang
bersi,at basa /NaOH dan Na
2
CO

1 -ang memberikan peruba+an 7arna dari bening


menjadi ungu. 2eaksi -ang terjadi merupakan reaksi penetralan antara ion Na
<
dan ion
H
<
dengan reaksi
Na
2
CO
/aq1
< HCl
/aq1
NaCl
/aq1
< NaHCO
/aq1
Pada titrasi -ang pertama ini titik ak+ir tercapai ketika 7arna larutan -ang a7al pink
pekat atau keunguan beruba+ menjadi pink pudar bening. Hal ini terjadi akrena adan-a
raksi penetralan antara asam dengan basa -ang meng+asilkan garam. Pada titrasi
pertama diperole+ *olume HCl /@a A 2:,: m$1. 3etela+ titrasi ta+ap pertama selesai
dilanjutkan dengan titrasi ta+ap kedua. Pada titrasi -ang kedua ini, digunakan indikator
akan memberikan peruba+an 7arna larutan -ang bersi,at asam /HCO

4
1 -ang meruba+
7arna larutan menjadi orange pekat. "etika larutan kembali dititrasi dengan HCl 7arna
larutan menjadi lebi+ pekat karena terbentukn-a NaCl akibat reaksi netralisasi antara
NaHCO

dan HC$ -ang meng+asilkan NaCO

. @olume HCl /@b A 1#,: m$1 lebi+


sedikit dari @a. @olume b -ang didapatkan ini lebi+ sedikit karena NaCO

pada saat
titrasi dengan HCl merupakan asam /mengandung asam1 se+ingga dibutu+kan HCl
-ang lebi+ sedikit untuk mencapai titik eki*alenn-a. ;erebda +aln-a dengna titras
pertama -aitu NaOH /mengandung basa1 se+ingga dibutu+kan *olume HCl -ang lebi+
ban-ak untuk mencapai titik eki*alenn-a. ;erdasarkan +asil analisis data diperole+
kadar NaOH dalam sampel sebesar 2,06: mg atau 2:,#B10D serta kadar Na
2
CO

sebesar 120,#969 mg dengan persentase 60,B0#D.
H. KESIMPULAN
;erdasarkan praktikum -ang tela+ dilakukan dapat disimpulkan ba+7a8
:
a. Pembuatan larutan HCl 0,1 N dengan pengenceran HCl pekat dengan a?uades
sampai *olumen-a 100 m$. @olume HCl pekat -ang digunakan untuk pembuatan
larutan -aitu 0,0 m$
b. 3tandarisasi larutan HCl dengan natrium tetraborat dibutu+kan *olume titrasi
sebesar 20,6 m$. HCl merupakan larutan standar sekunder konsentrasin-a
ditentukan berdasarkan standarisasi cara titrasi ter+adap larutan standar primer
-aitu natrium tetraborat.
c. "adar NaOH -ang diperole+ dalam sampel sebesar 2,06: mg dengan persentase
2:,#B10D serta kadar Na
2
CO

-ang diperole+ dalam sampel sebesar 120,#969 mg


dengan persentase sebesar 60,B0#D
6
DA'TAR PUSTAKA
Harjanti, 2atna 3ari. 2000. Pemungutan urkumin dari un!it "Cur#uma domesti#a val$
dan Pemakaiann!a %ebagai &ndikator 'nalisis Volumetri. Hog-akarta8 Politeknik
$PP.
"+opkar, 3'. 2000. onse()konse( *asar imia 'nalitik. 5akarta8 )%8 press.
'r. 'ariati. 2000. Pembuatan Larutan dan %tandarisasin!a. 'edan8 )ni*ersitas 3erambi
'eka+.
Nurra+man. 2011. Proses Pembuatan Biodiesel Min!ak +elanta, Menggunakan atalis
Natrium Hidroksida "NaOH$ dan *ia(likasikan (ada Mesin *iesel -% ) ./. Depok8
)ni*ersitas =unad+arma
2i*ai, Hari.al. 200:. 'rus Pemeriksaan imia. 5akarta8 )% Press.
3oebi-anto, dkk. 200#. onsentrasi &ndikator -erkontrol (ada 'rgentometri Mo,r.
3urakarta8 )ni*ersitas 3etia ;udi.
3uirta, % !. 2010. %intesis %en!a0a Orto)1enila2o)3)Na4tol sebagai &ndiaktor dalam
-itrasi. Denpasar8 )ni*ersitas )da-ana.
)nder7ood, (. $ dan 2. ( da- jr. 2001. 'sas imia uantitati4. 5akarta8 )% Press.
0

You might also like