You are on page 1of 16

ACARA II

PERAN MIKROBIOTA TANAH SEBAGAI SIMBION SPESIFIK


TANAMAN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Keberadaan mikrobiota tanah ada yang bersifat positif tetapi ada
juga yang bersifat negatif. Rhizobium merupakan salah satu contoh biota
tanah yang berperan positif, keberadaannya sangat penting dalam
penambatan N
2
udara jika berasosiasi dengan bintil akar tanaman legum.
Azolla bersimbiosis dengan golongan Cyanobacteria akan membentuk
Anabaena azollae juga memiliki peran positif terutama pada tanaman padi.
Selain itu, terdapat bakteri yang dapat menambat N secara non-simbiotk
seperti Azotobacter dan Azospirillum.
Biota-biota penambat N
2
udara tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
salah satu jalan untuk mengurangi penggunaan pupuk N dari pupuk
anorganik dan memperbaiki sifat-sifat tanah. Selain itu, mengurangi
jumlah N
2
udara yang tidak dapat digunakan secara langsung oleh tanaman
serta mengetimigasi peningkatan N
2
udara. Proses N
2
udara setelah
ditambat oleh bakteri penambat N akan mengalami banyak proses dari
diubah menjadi N anorganik yang bisa dimanfaatkan tanaman hingga
kembali lagi ke bentuk N udara, proses-proses yang berlangsung antara
lain nitrifikasi dan amonifikasi.
Mikoriza dikenal sebagai jamur tanah karena habitatnya berada di
dalam tanah dan berada di area perakaran tanaman (rhizosfer). Mikoriza
merupakan suatu bentuk hubungan simbiosis mutualistik antar cendawan
dengan akar tanaman. Baik cendawan maupun tanaman sama-sama
memperoleh keuntungan dari asosiasi ini. Prinsip kerja dari mikoriza ini
adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, infeksi ini antara lain
berupa pengambilan unsur hara dan adaptasi tanaman yang lebih baik,
memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang
mengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas
dalam penyerapan unsur hara. Mikoriza yang bersimbiosis pada akar
44

tanaman berperan dalam melarutkan P dan membantu penyerapan hara P
oleh tanaman.
Praktikum Biologi dan Kesehatan Tanah ini akan dibahas mikrobiota
tanah yang simbion spesifik terhadap tanaman. Tanaman Legume yang
digunakan adalah tanaman kacang tanah. Akan dilakukan pengujian
Rhizobium dalam peranannya menambat N, juga Mikoriza dalan
peranannya melarutkan P.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum acara II, Peran Biota Tanah dalam Ketersediaan Unsur
Hara bertujuan untuk :
a. Mempelajari efektivitas dan infeksi Rhizobium dalam menambat N
pada tanaman legume
b. Mempelajari efektivitas dan infeksi Mikoriza dalam melarutkan P pada
tanaman legume.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2014 pukul 07.00 di
Laboratorium Biologi Tanah dan Rumah KacaA Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.














45

B. Tinjauan Pustaka
Pembentukan bintil akar akibat asosiasi mikrobia dengan tanaman
legume, mikrobia pembentuk bintil akar tanaman non legume membutuhkan
N
2
bebas dari udara untuk penyediaan N pada tanaman non legume. Bakteri
yang menginfeksi akar tanaman non legume sebagian besar tergolong pada
kelompok actinobacteria (secara tentatif diklasifikasikan dalam genus
Frankia) dan merupakan penyumbang nitrogen dalam jumlah yang besar
melalui aktivitas fiksasinya (Sprent 2006).
Nitrifikasi dan amonifikasi dapat diubah menjadi senyawa nitrogen
yang tersedia bagi tanaman yakni nitrat dan garam amonium. Sementara
bakteri simbiotik seperti Rhizobium, Bradyrhizobium, Azorhizobium yang
berinteraksi spesifik dengan kelompok tanaman tertentu dengan membentuk
nodul mampu memfiksasi nitrogen udara dan disumbangkan langsung kepada
tanaman dalam simbiosa mutualistis. Kelompok lain seperti Cyanobacteria
adalah kelompok pemfiksasi nitrogen yang juga bersimbiosa dengan tanaman
seperti Azolla dapat hidup secara autotrof. Begitu besar potensi nitrogen di
alam, walau tidak dapat diambil langsung oleh tanaman tetapi banyak jenis
mikroba yang dapat memfiksasinya lalu memindahkan ke tanah atau
langsung mengasosiasikan dengan tanaman inang yang cocok
(Madigan &Richards 2000).
Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan
bios yang berarti hidup. Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk
batang, koloninya berwarna putih berbentuk sirkular, merupakan penambat
nitrogen yang hidup di dalam tanah dan berasosiasi simbiotik dengan sel akar
legume, bersifat host spesifik satu spesies Rhizobium cenderung membentuk
nodul akar pada satu spesies tanaman legume saja. Bakteri Rhizobium adalah
organotrof, aerob, tidak berspora, pleomorf, gram negatif dan berbentuk
batang. Bakteri rhizobium mudah tumbuh dalam medium pembiakan organik
khususnya yang mengandung ragi atau kentang. Pada suhu kamar dan pH
7,0-7,2 (Graham 2005).
Rhizobium yang berasosiasi dengan legume mampu mengfiksasi 100-
300 Kg N/Ha dalam satu musim tanam dan meninggalkan sejumlah N untuk
46

tanaman berikutnya. Permasalahan yang perlu diperhatikan adalah efisiensi
inokulum Rhizobium untuk jenis tanaman tertentu. Rhizobium mampu
mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legume dan mampu
meningkatkan produksi antara 10%-25%. Tanggapan tanaman sangat
bervariasi tergantung pada kondisi tanah dan efektifitas populasi Rhizobium
(Sutanto 2002).
Mekanisme Penambatan Nitrogen oleh bakteri bintil akar: Untuk
menambat nitrogen, bakteri ini menggunakan enzim nitrogenase, dimana
enzim ini akan menambat gas nitrogen di udara dan merubahnya menjadi gas
amoniak. Gen yang mengatur proses penambatan ini adalah gen nif
(Singkatan nitrogenfixation). Gen-gen nif ini berbentuk suatu rantai, tidak
terpencar kedalam sejumlah DNA yang sangat besar yang menyusun
kromosom bakteri, tetapi semuanya terkelompok dalam suatu daerah. Hal ini
memudahkan untuk memotong bagian untaian DNA yang sesuai dari
kromoson Rhizobium dan menyisipkanya ke dalam mikroorganisme lain
(Purwaningsih 2004).
Amonium berbentuk kation yang akan tertahan oleh partikel tanah
yang bermuatan negatif sehingga relatif stabil dalam tanah. Sebaliknya, NO
3
-

yang berbentuk anion bersifat lebih mobil dan tidak ditahan oleh partikel
tanah sehingga mudah hilang terlindi, terbawa limpasan permukaan (run off)
dan atau hilang teruapkan dalam bentuk gas N
2
O, NO dan N
2
melalui proses
nitrifikasi dan denitrifikasi sehingga berpotensi menjadi pencemar udara (gas
rumah kaca), air tanah dan perairan. Keragaman tanaman merupakan salah
satu syarat terbentuknya senyawa allelochemichal inhibitor nitrifikasi,
walaupun beberapa jenis tanaman secara individual mampu menghasilkan
metabolit sekunder penghambat nitrifikasi. Sebagai contoh akar Leucaena
leucocephala dapat menghasilkan senyawa gallocatechin, epigallocatechin,
epicattechin yang menghambat aktifitas Nitrosomonas europaea
(Erickson et al 2000).
Istilah mikoriza berasal dari Bahasa Yunani yang secara harfiah
berarti jamur (mykos=miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa
mutualisme antara jamur dan akar tumbuhan. Jamur memperoleh karbohidrat
47

dalam bentuk gula sederhana (glukosa) dari tumbuhan. Sebaliknya, jamur
menyalurkan air dan hara tanah untuk tumbuhan. Mikoriza merupakan jamur
yang hidup secara bersimbiosis dengan sistem perakaran tanaman tingkat
tinggi. Walau ada juga yang bersimbiosis dengan rizoid (akar semu) jamur.
Asosiasi antara akar tanaman dengan jamur ini memberikan manfaat yang
sangat baik bagi tanah dan tanaman inang yang merupakan tempat jamur
tersebut tumbuh dan berkembang biak. Jamur mikoriza berperan untuk
meningkatkan ketahanan hidup bibit terhadap penyakit dan meningkatkan
pertumbuhan (Dinas Pertanian Jombang 2011).
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Peran Mikrobiota Tanah
sebagai Simbion Spesifik Tanaman adalah :
a) Preparat
b) Pemanas/kompor
c) Tabung reaksi
d) Petridish
e) Kantong plastik kemasan 50 gr/ 100 gr
f) Pinset
g) Polibag
h) Mikroskop
i) Panci
j) Silet atau pisau
k) Penggaris
l) Gelas ukur
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum acara Peran
Mikrobiota Tanah sebagai Simbion Spesifik Tanaman adalah :
a) Bintil akar kedelai
b) Akar tanaman kedelai
c) Benih kedelai
d) Tanah alfisol
48

e) Aquadest
f) Garam fisiologis
g) Inokulum Mikoriza
h) Inokulum Rhizobium (legin)
i) Larutan Alkohol (50%)
j) Larutan KOH 10%
k) Larutan HCl 1N
l) Tryplanblue 0,05%
3. Cara Kerja
Percobaan dilakukan di rumah kaca dengan menggunakan kedelai
sebagai tanaman indikator yang ditanam pada tanah alfisol. Percobaan ini
akan menggunakan perlakuan pengaplikasian Inokulum mikoriza,
inokulum rhizobium. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) dengan rancangan sebagai berikut :
Kontrol
M = Pengaplikasian inokulum mikoriza 100gr
R = Pengaplikasian inoculum rhizobium 10
6
sel/cc
MR = Pengaplikasian inokulum mikoriza 100gr + inokulum rhizobium
10
6
sel/cc
a. Pengecatan Akar
1) Mencuci bersih akar tanaman kedelai dari polibag (terutama akar-
akar yang halus atau rambut akar). Kemudian merendam dalam
larutan alkohol 50% selama 3-4jam.
2) Mengambil potongan akar yang tersimpan pada larutan alkohol dan
mencuci bersih lalu memotong dengan ukuran 1cm.
3) Memanaskan air atau pasir dalam panci (Waterbath).
4) Menyiapkan larutan KOH 10% (20ml), kemudian memasukan
potongan akar tadi kedalam larutan KOH dan memanaskan
didalam panci pada suhu 90
o
selama 5-10 menit tergantung pada
ketebalan akar atau sampai akar tanaman layu.
5) Mencuci akar menggunakan aquadest.
6) Merendam akar didalam HCl 1 N sampai berwarna putih.
49

7) Mencuci kembali akar menggunakan aquadest.
8) Meletakan akar dalam cawan petri dan menambahkan cat
tryplanblue 0,05% kemudian mendiamkan selama 2-24 jam agar
cat tryplanblue masuk kedalam sel atau panaskan kembali
5 menit.
9) Mengamati infeksi mikoriza dibawah mikroskop ( 5 potong akar).
b. Pengamatan Bintil Akar
1) Mencuci bersih akar tanaman dari tanah rhizosfer dan meniriskan
dengan tisu.
2) Mengamati kedudukan bintil (eksogen/endogen), ukuran bintil,
sebaran bintil dan jumlah bintil.
3) Memisahkan bintil dari akarnya kemudian membelah tepat
ditengah dan mengamati efektivitas asosiasinya berdasarkan
merahnya leghemoglobin.















50


D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Pengamatan Bintil Akar
No Perlakuan LCM LM C Kontrol
1 Tinggi tanaman
(cm)
150 126 133 120
2 Jumlah cacing - - - -
3 Jumlah bintil 12 5 - -
4 Leg hemoglobin ++++ +++ - -
5 Letak bintil Endo: 9
Ekso: 3
Endo: 5
Ekso: 0
Endo: 0
Ekso: 0
Endo: 0
Ekso: 0
6 Berat
brangkasan
(gram)
Wo =
1,885
Wi =
0,73
Wo =
1,743
Wi =
0,64
Wo =
1,572
Wi =
0,56
Wo=
1,912
Wi =
0,85
Sumber: Logbook
Tabel 2.2 Pengecatan akar
No Pelakuan InfeksiMikoriza
1 LCM -
2 LM -
3 C -
4 Kontrol -
Sumber: Logbook


51


Analisis data
Tabel 2.3 Analisis Kemantapan Agregat
No. Perlakuan Banyak tetes
1 Kontrol 230
2 C 100
3 LM 76
4 LCM 300
Sumber: Logbook
Tabel 2.4 Isolasi bakteri Penambat N simbiotik
Med
ia
Perlak
uan
Ula
nga
n
Warn
a
Bentuk Elevasi Margin Jumlah
Yem
ma
LM 1 Merah
jambu
Tidak
beraturan
menyebar
Berbukit
-bukit
beromba
k
49
2 Merah
agak
kunin
g
Tidak
beraturan
menyebar
Berbukit
-bukit
Berleku
k
26
LCM 1 Merah Berbenan
g-benang
Berbukit
-bukit
bercaba
ng
7
2 Putih Tidak
beraturan
menyebar
Berbukit
-bukit
Bercaba
ng
1
Kontr
ol
1 Putih
keruh
Berbenan
g-benang
Sepertito
mbol
bercaba
ng
12
2 Putih
kekun
ingan
Berbenan
g-benang
datar Berleku
k
5
Sumber: Logbook

52

Analisis data
1. LM
a. Pengenceran 10
-4

FP= 10
-4
x 0,1
= 10
-5
Jumlah total = 49 x


= 49 x 10
5
=
4,9 x 10
6
CFU/g
b. 10
-5

FP= 10
-5
x 0,1
= 10
-6

Jumlah total = 26 x


= 26 x 10
5
=
2,6 x 10
6
CFU/g
Perbandingan =


= 0,53
Jadi x > 2 maka nilai yang dipakai pada pengenceran 10
-4
yaitu4,9 x 10
6

CFU/g
2. LCM
a. Pengenceran 10
-4

FP= 10
-4
x 0,1
= 10
-5
Jumlah total = 7 x


= 7x 10
5
CFU/g
b. 10
-5

FP= 10
-5
x 0,1
= 10
-6
Jumlah total = 1 x


= 1x 10
5
CFU/g

Perbandingan =


53

= 1,4
Jadi x > 2 maka nilai yang dipakai pada pengenceran 10
-4
yaitu 7 x 10
6
CFU/g
3. Kontrol
a. Pengenceran 10
-4

FP= 10
-4
x 0,1
= 10
-5
Jumlah total = 12 x


= 12 x 10
5

= 1,2 x 10
6
CFU/g
b. 10
-5

FP= 10
-5
x 0,1
= 10
-6

Jumlah total = 5 x


= 5 x 10
6
=
5x 10
6
CFU/g
Perbandingan =


= 1,6
Jadi x < 2 maka nilai yang dipakai pada pengenceran 10
-4
yaitu 1,6 x 10
6

CFU/g









54

2. Pembahasan
Praktikum Peran Mikrobiota Tanah Sebagai Simbion Spesifik
Tanaman dilakukan penanaman tanaman kedelai (Glycine max) dengan
perlakuan media yang berbeda yaitu ada 4 perlakuan yang diberikan
antara lain kontrol, lengkap, mikoriza, dan cacing tanah. Pertumbuhan
tanaman paling baik ditunjukkan oleh perlakuan pemberian LCM
dengan tinggi tanaman 150 cm, dengan berat brangkasan segar 1,885
gram dan berat brangkasan kering 0,73 gram. Sedangkan pada
pengamatan akar tanaman kedelai Rhizobium paling banyak
menginfeksi akar tanaman kedelai dengan perlakuan LCM, hal ini
ditandai pada perlakuan LCM jumlah bintilnya paling banyak dengan
jumlah sebanyak 12 bintil. Pada perlakuan kontrol dan cacing tanah
diketahui tanaman kedelai tidak sehat karena leghemoglobinnya
berwarna pucat.
Bakteri Rhizobium hanya dapat bersimbiosis dengan tumbuhan
legum dengan menginfeksi akarnya dan membentuk bintil akar di
dalamnya. Simbiosis Rhizobium dengan tanaman legum dicirikan oleh
pembentukan bintil akar pada tanaman inang. Pembentukan bintil akar
diawali dengan sekresi produk metabolisme tanaman ke daerah
perakaran (nod factors) yang menstimulasi pertumbuhan bakteri,
berupa liposakarida. Eksudat akar yang dihasilkan tanaman legum
tersebut memberikan efek yang menguntungkan untuk pembelahan
Rhizobium di tanah. Faktor yang mempengaruhi infeksi dari rhizobium
dan mikoriza terhadap tanaman adalah adanya kesesuaian yang spesifik
antar simbion. Seperti pada rhizobium yang hanya bisa menginfeksi
pada tanaman legume. Selain itu juga adanya faktor lingkungan yang
mendukung untuk proses penginfeksian.
Pada ketersediaan hara akan mempengaruhi adanya tingkat
pertumbuhan dari tanaman. Dalam hal ini jika hara akan optimal maka
pertumbuhan akan semakin optimal dan berat biomassa akan tinggi.
Sehingga kedepannya jika unsur hara baik maka berat brangkasannya
akan semakin tinggi pula. Bakteri Rhizobium memiliki peran yang vital
55

ketika bersimbiosis dengan tanaman legum. Peranan Rhizobium sendiri
terlihat dalam proses pembentukan bintil akar, memfiksasi nitrogen
atmosfer bila berada di dalam bintil akar dari mitra legumnya, dan
berperan dalam penyediaan nitrogen bagi tanaman inangnya.
Pembentukan bintil akar diawali dengan peristiwa masuknya bakteri ke
dalam akar sampai terjadi proses pembentukan bintil akar dan akhirnya
mereka lebih aktif mengikat nitrogen dari udara, dimulai dari masuknya
bakteri ke dalam rambut-rambut akar yang masih muda dengan jalan
mencari bagian-bagian yang lunak, bagian yang mudah dimasuki,
terutama pada jaringan kulit luar yang telah rusak. Namun ada kalanya
bakteri dapat menembus jaringan kulit luar yang masih utuh.
Kemampuan yang luar biasa ini disebabkan oleh karena bakteri
mempunyai zat-zat tritofan, yang selanjutnya diubah menjadi indol
asetat. Zat indol asetat mengakibatkan rambut akar mengeriting,
kemudian bakteri menghasilkan senyawa pekat yang mengikat selulosa
sehingga rambut akar mudah ditembus oleh Rhizobium. Bakteri hanya
mengikuti aliran cairan sel yang membawanya dan dengan demikian dia
memperoleh tempat yang baik kemudian bakteri tadi akan menetap dan
membuat bintil-bintil akar.
Efektivitas dan persebaran bintil akar dipengaruhi 2 hal yaitu,
umur dan jenis tanaman. Pada tanaman yang diamatai pada praktikun
kali ini yaitu kacang tanah dan kedelai diperoleh bahwa semakin muda
tanaman maka persebaran bintil akar makin banyak dan makin efektif.
Hal ini dikarenakan kemampuan akar tanaman kacang tanah untuk
bersimbiosis dengan rhizobium masih baik. Efisiensi dan efektivitas
dari suatu strain Rhizobium pada bintil akar dapat diamati dari warna
kemerahan yang tampak pada bintil akar. Leghemoglobin adalah
pembawa oksigen dan hemoprotein yang di temukan pada bintil akar
penambat nitrogen tanaman legum atau kacang-kacangan.
Leghemoglobin timbul akibat dari infeksi dari bakteri pengikat nitrogen
(Rhizobia) pada tanaman kacang-kacangan sebagai bagian dari
simbiosis antara tanaman kacang-kacangan dan Rhizobium.
56

Pada akar tanaman yang tidak terinfeksi tidak menghasilkan
leghemoglobin. Leghemoglobin akan menimbulkan warna merah pada
bintil akar. Sehingga bila semakin merah warna bintil akar maka
leghemoglobin semakin banyak yang berarti infeksi dari bakteri
Rhizobium makin efektif. Pigmen merah ini dijumpai pada bintil akar
antara bakteroid dan selubung membran yang mengelilinginya. Jumlah
LHb dalam bintil akar memiliki hubungan langsung dengan jumlah
nitrogen yang difiksasi. Pada bintil akar yang sudah tua, aktivitas
nitrogenasenya sudah berkurang karena kehilangan bakteroid. Keadaan
ini biasanya ditandai oleh warna bintil yang berwarna kuning sampai
coklat, menandakan dimulainya proses penuaan. Leghaemoglobin
hanya ditemukan pada bintil akar yang sehat, sedangkan tanaman yang
tidak sehat mempunyai bintil akar berwarna putih karena tidak
mempunyai LHb sehingga penambatan nitrogen tidak dapat terjadi pada
bintil akar tersebut.
Mikoriza merupakan salah satu dari jenis jamur. Jamur
merupakan suatu alat yang dapat memantapkan struktur tanah.
Cendawan mikoriza melalui jaringan hifa eksternal dapat memperbaiki
dan memantapkan struktur tanah. Sekresi senyawa-senyawa
polisakarida, asam organik dan lendir oleh jaringan hifa eksternal yang
mampu mengikat butir-butir primer menjadi agregat mikro. "Organic
binding agent" ini sangat penting artinya dalam stabilisasi agregat
mikro. Kemudian agregat mikro melalui proses "mechanical binding
action" oleh hifa eksternal akan membentuk agregat makro yang
mantap.
Praktikum Peran Mikrobiota Tanah Sebagai Simbion Spesifik
Tanaman dilakukan isolasi bakteri penambat N-simbiotik. Isolasi
dilakukan menggunakan media Yemma (Yeast Extract Manitol Agar).
Pada perlakuan Legin dan Mikoriza, jumlah mikrobia yang diisolasi
paling tinggi yaitu perlakuan LCM ulangan pertama dengan CFU 7x
10
5
. Jumlah mikrobiota terendah adalah pada perlakuan kontrol ulangan
kedua dengan CFU 1,2 x 10
6
. Dalam hasil praktikum dapat disimpulkan
57

bahwa tanaman yang mendapat perlakuan LCM atau lengkap memilki
tingkat pertumbuhan yang paling baik, hal ini dikarenakan pengaruh
legin atau Rhizobium yang mampu mendukung pengikatan N bebas
diudara yang dibutuhkan tanaman. Selain itu cacing tanah juga
berperan dalam memperbaiki sifat fisik tanah seperti aerasi dan drainase
berjalan dengan baik, serta penambahan dari inokulum mikoriza yang
meningkatkan kemampuan serapan unsur hara P bagi tanaman yang
menjadi perpaduan yang baik dan lengkap bagi pertumbuhan tanaman.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum Peran Mikrobiota Tanah Sebagai Simbion
Spesifik Tanaman dapat disimpulkan bahwa:
a. Perlakuan LCM memiliki kemantapan agregat yang tertinggi yaitu
dengan 300 tetes. Kemantapan agregat terendah yaitu pada perlakuan
LM yaitu 76 tetes. Pada perlakuan kontrol yaitu 230 tetes dan
perlakuan C yaitu 100 tetes.
b. Faktor yang mempengaruhi infeksi Mikoriza antara lain suhu, kadar
air tanah, ph tanah, bahan organik, cahaya dan ketersediaan hara,
logam berat, dan fungisida.
c. Pada perlakuan Legin dan Mikoriza, jumlah mikrobia yang diisolasi
paling tinggi yaitu perlakuan lengkap ulangan pertama dengan CFU
7x10
5
. Jumlah mikrobiota terendah adalah pada perlakuan cacing
ulangan kedua dengan CFU 1,2 x 10
6.
2. Saran
Sebaiknya intensitas penyiraman dan jumlah air yang disiramkan
ke masing-masing perlakuan sama agar lengas tanah saat melakukan
analisis kemantapan agregat sama sehingga data yang diperoleh lebih
valid.



58

DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pertanian Jombang 2011. Cendawan Mikoriza.
http://pertanian.jombangkab.go.id/berita-dinas/tips-inova/171-
cendawan-mikoriza. Diakses pada tanggal 24 Maret 2014.
Erickson AJ, Ramsewak RS, Smucker AJ and Nair MG 2000. Nitrification
Inhibitors from the Roots of Leucaena leucocephala. Journal of
Agricultural and Food Chemistry. 48(12). 6174-6177.
Gerardi MH 2002. Nitrification and Denitrification in The Activated Sludge
Process. John. Willey and Sons. United of America States.
Graham P.H. 2005. Biological Dinitrogen Fixation: Simbiotik. In: Principles and
Application of Soil Microbiology. Sylvia,DM.; Jeffry,JF.; Peter,GH and
David AZ. (eds.) Prentice Hall, New Jersey. 405-432.
Madigan & Richards 2000. EM made product as biocontrol agent to suppress the
growth of Phytophthora cinnamomi. Rands, Fifth Conference on
Technology of Effective Microorganisms, Sara Buri, Thailand, 10-11
December,1996.
Purwaningsih, Sri 2004. Isolasi, Enumerasi, dan Karakterisasi Bakteri Rhizobium
dari Tanah Kebun Biologi Wamena, Papua. Bidang Mikrobiologi,
Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Bogor 16002.
Sprent JL 2006. Symbiotic Nitrogen Fixation in Plants. In: Nutman, P.S. (ed).
Cambridge University Press. London.
Sutanto R 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.

You might also like