Professional Documents
Culture Documents
= 49 x 10
5
=
4,9 x 10
6
CFU/g
b. 10
-5
FP= 10
-5
x 0,1
= 10
-6
Jumlah total = 26 x
= 26 x 10
5
=
2,6 x 10
6
CFU/g
Perbandingan =
= 0,53
Jadi x > 2 maka nilai yang dipakai pada pengenceran 10
-4
yaitu4,9 x 10
6
CFU/g
2. LCM
a. Pengenceran 10
-4
FP= 10
-4
x 0,1
= 10
-5
Jumlah total = 7 x
= 7x 10
5
CFU/g
b. 10
-5
FP= 10
-5
x 0,1
= 10
-6
Jumlah total = 1 x
= 1x 10
5
CFU/g
Perbandingan =
53
= 1,4
Jadi x > 2 maka nilai yang dipakai pada pengenceran 10
-4
yaitu 7 x 10
6
CFU/g
3. Kontrol
a. Pengenceran 10
-4
FP= 10
-4
x 0,1
= 10
-5
Jumlah total = 12 x
= 12 x 10
5
= 1,2 x 10
6
CFU/g
b. 10
-5
FP= 10
-5
x 0,1
= 10
-6
Jumlah total = 5 x
= 5 x 10
6
=
5x 10
6
CFU/g
Perbandingan =
= 1,6
Jadi x < 2 maka nilai yang dipakai pada pengenceran 10
-4
yaitu 1,6 x 10
6
CFU/g
54
2. Pembahasan
Praktikum Peran Mikrobiota Tanah Sebagai Simbion Spesifik
Tanaman dilakukan penanaman tanaman kedelai (Glycine max) dengan
perlakuan media yang berbeda yaitu ada 4 perlakuan yang diberikan
antara lain kontrol, lengkap, mikoriza, dan cacing tanah. Pertumbuhan
tanaman paling baik ditunjukkan oleh perlakuan pemberian LCM
dengan tinggi tanaman 150 cm, dengan berat brangkasan segar 1,885
gram dan berat brangkasan kering 0,73 gram. Sedangkan pada
pengamatan akar tanaman kedelai Rhizobium paling banyak
menginfeksi akar tanaman kedelai dengan perlakuan LCM, hal ini
ditandai pada perlakuan LCM jumlah bintilnya paling banyak dengan
jumlah sebanyak 12 bintil. Pada perlakuan kontrol dan cacing tanah
diketahui tanaman kedelai tidak sehat karena leghemoglobinnya
berwarna pucat.
Bakteri Rhizobium hanya dapat bersimbiosis dengan tumbuhan
legum dengan menginfeksi akarnya dan membentuk bintil akar di
dalamnya. Simbiosis Rhizobium dengan tanaman legum dicirikan oleh
pembentukan bintil akar pada tanaman inang. Pembentukan bintil akar
diawali dengan sekresi produk metabolisme tanaman ke daerah
perakaran (nod factors) yang menstimulasi pertumbuhan bakteri,
berupa liposakarida. Eksudat akar yang dihasilkan tanaman legum
tersebut memberikan efek yang menguntungkan untuk pembelahan
Rhizobium di tanah. Faktor yang mempengaruhi infeksi dari rhizobium
dan mikoriza terhadap tanaman adalah adanya kesesuaian yang spesifik
antar simbion. Seperti pada rhizobium yang hanya bisa menginfeksi
pada tanaman legume. Selain itu juga adanya faktor lingkungan yang
mendukung untuk proses penginfeksian.
Pada ketersediaan hara akan mempengaruhi adanya tingkat
pertumbuhan dari tanaman. Dalam hal ini jika hara akan optimal maka
pertumbuhan akan semakin optimal dan berat biomassa akan tinggi.
Sehingga kedepannya jika unsur hara baik maka berat brangkasannya
akan semakin tinggi pula. Bakteri Rhizobium memiliki peran yang vital
55
ketika bersimbiosis dengan tanaman legum. Peranan Rhizobium sendiri
terlihat dalam proses pembentukan bintil akar, memfiksasi nitrogen
atmosfer bila berada di dalam bintil akar dari mitra legumnya, dan
berperan dalam penyediaan nitrogen bagi tanaman inangnya.
Pembentukan bintil akar diawali dengan peristiwa masuknya bakteri ke
dalam akar sampai terjadi proses pembentukan bintil akar dan akhirnya
mereka lebih aktif mengikat nitrogen dari udara, dimulai dari masuknya
bakteri ke dalam rambut-rambut akar yang masih muda dengan jalan
mencari bagian-bagian yang lunak, bagian yang mudah dimasuki,
terutama pada jaringan kulit luar yang telah rusak. Namun ada kalanya
bakteri dapat menembus jaringan kulit luar yang masih utuh.
Kemampuan yang luar biasa ini disebabkan oleh karena bakteri
mempunyai zat-zat tritofan, yang selanjutnya diubah menjadi indol
asetat. Zat indol asetat mengakibatkan rambut akar mengeriting,
kemudian bakteri menghasilkan senyawa pekat yang mengikat selulosa
sehingga rambut akar mudah ditembus oleh Rhizobium. Bakteri hanya
mengikuti aliran cairan sel yang membawanya dan dengan demikian dia
memperoleh tempat yang baik kemudian bakteri tadi akan menetap dan
membuat bintil-bintil akar.
Efektivitas dan persebaran bintil akar dipengaruhi 2 hal yaitu,
umur dan jenis tanaman. Pada tanaman yang diamatai pada praktikun
kali ini yaitu kacang tanah dan kedelai diperoleh bahwa semakin muda
tanaman maka persebaran bintil akar makin banyak dan makin efektif.
Hal ini dikarenakan kemampuan akar tanaman kacang tanah untuk
bersimbiosis dengan rhizobium masih baik. Efisiensi dan efektivitas
dari suatu strain Rhizobium pada bintil akar dapat diamati dari warna
kemerahan yang tampak pada bintil akar. Leghemoglobin adalah
pembawa oksigen dan hemoprotein yang di temukan pada bintil akar
penambat nitrogen tanaman legum atau kacang-kacangan.
Leghemoglobin timbul akibat dari infeksi dari bakteri pengikat nitrogen
(Rhizobia) pada tanaman kacang-kacangan sebagai bagian dari
simbiosis antara tanaman kacang-kacangan dan Rhizobium.
56
Pada akar tanaman yang tidak terinfeksi tidak menghasilkan
leghemoglobin. Leghemoglobin akan menimbulkan warna merah pada
bintil akar. Sehingga bila semakin merah warna bintil akar maka
leghemoglobin semakin banyak yang berarti infeksi dari bakteri
Rhizobium makin efektif. Pigmen merah ini dijumpai pada bintil akar
antara bakteroid dan selubung membran yang mengelilinginya. Jumlah
LHb dalam bintil akar memiliki hubungan langsung dengan jumlah
nitrogen yang difiksasi. Pada bintil akar yang sudah tua, aktivitas
nitrogenasenya sudah berkurang karena kehilangan bakteroid. Keadaan
ini biasanya ditandai oleh warna bintil yang berwarna kuning sampai
coklat, menandakan dimulainya proses penuaan. Leghaemoglobin
hanya ditemukan pada bintil akar yang sehat, sedangkan tanaman yang
tidak sehat mempunyai bintil akar berwarna putih karena tidak
mempunyai LHb sehingga penambatan nitrogen tidak dapat terjadi pada
bintil akar tersebut.
Mikoriza merupakan salah satu dari jenis jamur. Jamur
merupakan suatu alat yang dapat memantapkan struktur tanah.
Cendawan mikoriza melalui jaringan hifa eksternal dapat memperbaiki
dan memantapkan struktur tanah. Sekresi senyawa-senyawa
polisakarida, asam organik dan lendir oleh jaringan hifa eksternal yang
mampu mengikat butir-butir primer menjadi agregat mikro. "Organic
binding agent" ini sangat penting artinya dalam stabilisasi agregat
mikro. Kemudian agregat mikro melalui proses "mechanical binding
action" oleh hifa eksternal akan membentuk agregat makro yang
mantap.
Praktikum Peran Mikrobiota Tanah Sebagai Simbion Spesifik
Tanaman dilakukan isolasi bakteri penambat N-simbiotik. Isolasi
dilakukan menggunakan media Yemma (Yeast Extract Manitol Agar).
Pada perlakuan Legin dan Mikoriza, jumlah mikrobia yang diisolasi
paling tinggi yaitu perlakuan LCM ulangan pertama dengan CFU 7x
10
5
. Jumlah mikrobiota terendah adalah pada perlakuan kontrol ulangan
kedua dengan CFU 1,2 x 10
6
. Dalam hasil praktikum dapat disimpulkan
57
bahwa tanaman yang mendapat perlakuan LCM atau lengkap memilki
tingkat pertumbuhan yang paling baik, hal ini dikarenakan pengaruh
legin atau Rhizobium yang mampu mendukung pengikatan N bebas
diudara yang dibutuhkan tanaman. Selain itu cacing tanah juga
berperan dalam memperbaiki sifat fisik tanah seperti aerasi dan drainase
berjalan dengan baik, serta penambahan dari inokulum mikoriza yang
meningkatkan kemampuan serapan unsur hara P bagi tanaman yang
menjadi perpaduan yang baik dan lengkap bagi pertumbuhan tanaman.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum Peran Mikrobiota Tanah Sebagai Simbion
Spesifik Tanaman dapat disimpulkan bahwa:
a. Perlakuan LCM memiliki kemantapan agregat yang tertinggi yaitu
dengan 300 tetes. Kemantapan agregat terendah yaitu pada perlakuan
LM yaitu 76 tetes. Pada perlakuan kontrol yaitu 230 tetes dan
perlakuan C yaitu 100 tetes.
b. Faktor yang mempengaruhi infeksi Mikoriza antara lain suhu, kadar
air tanah, ph tanah, bahan organik, cahaya dan ketersediaan hara,
logam berat, dan fungisida.
c. Pada perlakuan Legin dan Mikoriza, jumlah mikrobia yang diisolasi
paling tinggi yaitu perlakuan lengkap ulangan pertama dengan CFU
7x10
5
. Jumlah mikrobiota terendah adalah pada perlakuan cacing
ulangan kedua dengan CFU 1,2 x 10
6.
2. Saran
Sebaiknya intensitas penyiraman dan jumlah air yang disiramkan
ke masing-masing perlakuan sama agar lengas tanah saat melakukan
analisis kemantapan agregat sama sehingga data yang diperoleh lebih
valid.
58
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pertanian Jombang 2011. Cendawan Mikoriza.
http://pertanian.jombangkab.go.id/berita-dinas/tips-inova/171-
cendawan-mikoriza. Diakses pada tanggal 24 Maret 2014.
Erickson AJ, Ramsewak RS, Smucker AJ and Nair MG 2000. Nitrification
Inhibitors from the Roots of Leucaena leucocephala. Journal of
Agricultural and Food Chemistry. 48(12). 6174-6177.
Gerardi MH 2002. Nitrification and Denitrification in The Activated Sludge
Process. John. Willey and Sons. United of America States.
Graham P.H. 2005. Biological Dinitrogen Fixation: Simbiotik. In: Principles and
Application of Soil Microbiology. Sylvia,DM.; Jeffry,JF.; Peter,GH and
David AZ. (eds.) Prentice Hall, New Jersey. 405-432.
Madigan & Richards 2000. EM made product as biocontrol agent to suppress the
growth of Phytophthora cinnamomi. Rands, Fifth Conference on
Technology of Effective Microorganisms, Sara Buri, Thailand, 10-11
December,1996.
Purwaningsih, Sri 2004. Isolasi, Enumerasi, dan Karakterisasi Bakteri Rhizobium
dari Tanah Kebun Biologi Wamena, Papua. Bidang Mikrobiologi,
Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Bogor 16002.
Sprent JL 2006. Symbiotic Nitrogen Fixation in Plants. In: Nutman, P.S. (ed).
Cambridge University Press. London.
Sutanto R 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.