You are on page 1of 24

Design Penelitian

Step 1
Valid
Menurut Arikunto (1999) suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam
arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria.
(2010). Pengertian Validitas dan Reliabilitas [Online]. Tersedia:
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2010/01/pengertian-validitas-dan-reliabilitas.html [9
November 2010].

Reliable
Menurut Sugiono (2005) Pengertian Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau
serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat
ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu
tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif
tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Menurut Sukadji (2000)
reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran
yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien.
Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Menurut Nursalam (2003) Reliabilitas adalah
kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur
atau diamati berkali kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau
mengamati sama sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan.
(2010). Pengertian Validitas dan Reliabilitas [Online]. Tersedia:
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2010/01/pengertian-validitas-dan-reliabilitas.html [9
November 2010].
Kriteria inklusi
karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan populasi
terjangkau
Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro

Kriteria eksklusi
sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari studi
karena pelbagai sebab, antara lain:
1. Terdapat keadaan atau penyakit lain yang mengganggu pengukuran atau
interpretasi.
2. Terdapat keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan
3. Hambatan etis
4. Subyek menolak berpartisipasi
Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro

Populasi
Sulistyo-Basuki (2006 :182) mengemukakan populasi adalah keseluruhan objek yang
akan diteliti
Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang dianggap dapat mewakili dari
populasi tersebut
Data
Data adalah suatu bahan mentah yang jka diolah dengan baik melalui berbagai
analisis dapat melahirkan berbagai informasi.
Menurut sifatnya, data dibagi atas dua bagian yaitu:
a. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas objek
yang dipelajari.
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang memiliki harga yang berubah ubah atau
bersifat variabel.

Menurut sumbernya data dibagi menjadi:
a. Data Intern
Data intern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari dalam suatu
instansi ( lembaga/organisasi ).
b. Data Ekstern
Data ekstern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari luar instansi/
instansi yang lain.

Menurut jenisnya, data terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Data Kontinu
Data kontinu merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran
b. Data Diskrit
Data diskrit merupakan data yang diperoleh dari hasil perhitungan.
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf

Design penelitian
Desain penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai
tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau
penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2003 : 81).
Hal senada juga dinyatakan oleh Sarwono. Menurut Sarwono (2006) desain
penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta
menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, tanpa desain yang benar seorang
peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang
bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.


7 LI LBM 3 MP
1. Apa saja yg terdapat dalam metodologi penelitian?
Yang terdapat dalam metodologi penelitian meliputi
1. Jenis Penelitian ; Diungkapkan tentang jenis penelitian yang dipergunakan oleh
peneliti.
2. Variabel dan Indikator Penelitian ; Memuat tentang konsep / variabel penelitian dan
indikator serta skala pengukuran yang dipergunakan.
3. Populasi dan Sampel Penelitian ; Pada bagian ini dijelaskan secara devinitif populasi,
besar sampel yang diambil serta tehnik dan cara pengambilan sampelnya.
4. Sumber Data ; Mengemukakan tentang sumber data yang akan digunakan dalam
penelitian seperti sumber data primer dan sumber data sekunder.
5. Teknik Pengumpulan Data ; Mengemukakan tentang tehnik yang digunakan dalam
pengumpulan data seperti kuesioner, wawancara, pengamatan dan sebagainya.
6. Metode Analisa Data ; Mengemukakan metode yang digunakan untuk mengolah data
seperti data kualitatif ataupun metode kuantitatif.

2. Apa saja macam-macam design penelitian?
Berdasarkan proses bagaimana tersebut dilakukan
1. Penelitian eksperimental dan non eksperimental, ada/tidaknya efek manipulasi
peneliti
Penelitian Eksperimental Murni, yaitu peneliti mengendalikan hampir
semua variabel luar
Penelitian eksperimental kuasi, peneliti tidak mungkin mengontrol semua
variabel luar
2. Penelitian Epidemologik, jenis penelitian kedokteran yang mengkaji problema
kesehatan dengan menggunakan pendekatan komunitas
kegunaan :
a. kepentingan diagnosis
b. penelusuran patogenesis
c. evaluasi program
dua macam penelitian epidemologik
1. penelitian epidemologik intervensi
2. survei epidemologik
a. survei deskriptif
b. survei analitik
- survei epidemologik cross section
- survei epidemologik case control
- survei epidemologik cohort
Pratiknya, Ahmad Watik.2003. Dasar Dasar Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers
Mc Grath (1970) membagi desain penelitian atas lima, yaitu percobaan dengan kontrol,
studi, survey, investigasi, dan penelitian tindakan. Sedangkan Barnes (1964) membagi
desain penelitian atas :
1) Studi Sebelum-sesudah dengan kelompok kontrol
2) Studi Sesudah Saja dengan kelompok kontrol
3) Studi Sebelum-sesudah dengan satu kelompok
4) Studi Sesudah Saja tanpa kontrol dan,
5) Percobaan ex post facto.
Sedangkan Selletiz, et al. (1964) membagi desain penelitian atas tiga yaitu :
1. Desain untuk studi eksploratif dan formulatif
2. Desain untuk studi deskreptif
3. Desain untuk studi menguji hipotesa kausal
Shah (1972) mencoba membagi desain penelitian atas 6 jenis yaitu :
a. Desain untuk penelitian yang ada kontrol
b. Desain untuk studi lapangan desai untuk studi dengan dimensi waktu
c. Desain untuk studi evaluatif nonevaluatif
d. Desain dengan menggunakan data primer atau sumber data sekunder

Design penelitian memiliki beragam jenis dilihat dari berbagai perspektif, antara lain :
a) Desain penelitian dilihat dari perumusan masalahnya ;
Penelitian eksploratif
Penelitian uji hipotesis

b) Desain penelitian berdasarkan metode pengumpulan data ;
Penelitian pengamatan
Penelitian Survai

c) Desain penelitian dilihat dari pengendalian variabel-variabel oleh peneliti ;
Penelitian eksperimental
Penelitian ex post facto

d) Desain penelitian menurut tujuannya ;
Penelitian deskriptif
Penelitian komparatif
Penelitian asosiatif

e) Desain penelitian menurut dimensi waktunya ;
Penelitian Time Series
Penelitian Cross Section

f) Desain Penelitian dilihat dari lingkungan studi dapat dikelompokkan ;
Studi dan Eksperimen Lapangan
Ekspreimen Laboratorium
(http://www.scribd.com/doc/30385686/Desain-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif)

3. Apa saja isi dari design penelitian ?

4. Bagaimana cara menentukan design penelitian ?
Dalam menentukan desain penelitian ada beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu :
a. Ada perlakuan atau tidak
Apakah yang disebut dengan perlakuan ? Perlakuan adalah proses
mempengaruhi responden dan diobservasi reaksi dari hasil mempengaruhi,
misalnya jika anda ingin mengetahui pengaruh obat kuat terhadap daya
tahan ereksi maka mau tidak mau harus memberikan obat kuat kepada
responden.
Jika penelitian menggunakan perlakuan maka disebut penelitian
eksperimental. Penelitian eksperimental ada 2 macam yaitu true
eksperimental dan quasy eksperimental
b. Cara pengambilan data
Dilihat dari frekuensi pengambilan datanya ada 2 macam yaitu kohort dan
crossectional. Kohort digunakan jika anda dalam mengambil data secara
berulang misalnya data diambil dari tikus yang diberi keju pada hari
pertama, kedua, ketiga dst. Akan tetapi jika anda hanya mengambil sekali
misalnya anda memberi keju setiap hari akan tetapi hanya menimbang sekali
saja maka disebut cross sectional.
c. Cara pengambilan kesimpulan
Ada 2 cara pengambilan kesimpulan yaitu :
Jika hasil pengumpulan data disajikan apa adanya disebut deskriptif, jika
dianalisa lebih lanjut disebut analitik.
Penelitian analitik ada dua macam yaitu :
Assosiatif dan komparatif, jika 2 data dianalisa untuk dicari hubungannya
disebut penelitian assosiatif korelasional, jika dicari pengaruhnya disebut
assosiatif regressional dan jika dicari perbandingannya disebut penelitian
komparatif.

Dalam memecahkan masalah, design dimulai dengan mengadakan penyelidikan dan
evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui. Dari
penyelidikan itu, akan terjawab bagaimana hipotesis dirumuskan dan diuji dengan
data yang diperoleh untuk memcahkan suatu masalah. Dari sini pula dapat dicari
beberapa petunjuk tentang design yang akan dibuat untuk penelitian yang akan
dikembangkan.

Ada bermacam-macam desain penelitian. Dalam memilih desain mana yang paling
tepat, ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dan jawaban-jawaban tersebut
merupakan acuan dalam menentukan desain penelitian. Burns dan Grovers
(Nursalam, 2003: 80) telah mengidentifikasi seperangkat pertanyaan berkenaan
dengan pemilihan desain penelitian, yaitu :
1. Apakah tujuan utama penelitian untuk menjelaskan variable dan kelompok
berdasarkan situasi penelitian, menguji suatu hubungan, atau menguji sebab akibat
pada situasi tertentu?
2. Apakah suatu perlakuan (treatment) akan digunakan?
3. Jika ya, apakah treatment akan dikontrol oleh peneliti?
4. Apakah sampel akan dikenai pretest sebelum treatment?
5. Apakah sampel akan diseleksi secara random?
6. Apakah sampel akan diteliti sebagai satu kelompok atau dibagi menjadi beberapa
kelompok?
7. Berapa besarnya kelompok yang akan diteliti?
8. Berapa jumlah masing-masing kelompok?
9. Apakah setiap kelompok akan diberikan tanda secara random?
10. Apakah pengukuran variabelnya akan diulang?
11. Apakah menggunakan pengumpulan data corss-sectional atau cross time?
12. Apakah variable sudah diidentifikasi?
13. Apakah data yang sedang dikumpulkan memiliki banyak variable?
14. Strategi apa yang dipakai untuk mengontrol variable yang bervariasi?
15. Strategi apa yang digunakan untuk membandingkan suatu variable atau
kelompok?
16. Apakah suatu variabel akan dikumpulkan secara singkat atau multipel?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dijawab secara cermat agar tidak terjadi
kesalahan dalam menentukan penelitian.

5. Bagaimana kriteria design penelitian yg baik?
Desain yang ideal sekurang-kurangnya harus mempunyai cirri-ciri berikut ini
(Suchman, 1967) :
1. Dibentuik berdasarkan metode ilmiah
2. Dapat dilaksanakan dengan data dan teknik yang ada
3. Cocok untuk tujuan penelitian, dalam artian harus menjamin validitas penemuan
untuk memecahkan masalah
4. Harus ada orginalitas dalam membuat desain yang inventif sifatnya.
5. Ada keindahan dalam desain, dalam artian bahwa sesain tersbut seimbang.
6. Desain harus cocok dengan biaya penelitian, dan dengan kemampuan sumber
manusia.
6. Apa saja kegunaan dari design penelitian ?
a. Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan
penelitiannya .
b. Desain menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan. Desain
selalu berhubungan erat dengan tujuan. Dengan tujuan yang jelas dapat pula
disusun suatu desain yang menentukan batas-batas penelitian yang tegas, sehingga
perhatian dan usahanya ke arah tujuan yang nyata secara lebih efektif.
c. Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus
dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesaulitan yang akan
dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh para peneliti lain.
Sukmadinata, 2008, Metode Penelitian Pendidikan Bandung : Remaja Rosdakarya
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan masing2 design penelitian?
a. Desain penelitian deskriptif

b. Desain penelitian analitik cros sectional


c. Desain penelitian case control


d. Desain Penelitian Kohort




8. Bagaimana hubungan antara masalah penelitian dengan design penelitian?

9. Apa saja penelitian yg terdapat pada bidang kedokteran ?
Dalam bidang kedokteran dikenal beberapa macam penelitian:
1. Penelitian epidemiologik
Adalah jenis penelitian kedokteran yang mengikuti problema kesehatan
dengan menggunakan pendekatan komunitas.
Dikenal 2 macam penelitian epidemiologik , yaitu:
1. Penelitian epidemiologik intervensi
Adalah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap masyarakat.
Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian
efek perlakuan tsb diobservasi, baik secara individual maupun kelompok.
Penelitian intervensi mempunyai potensi mengungkap mekanisme sebab-
akibat antara faktor risiko dengan efek .
survei epidemiologik , dibagi menjadi dua , yaitu :
Survei deskriptif
Ialah suatu penelitian yang tujuan utamanya melakukan eksplorasi-
deskriptif terhadap fenomena kesehatan masyarakat, baik yang berupa
faktor risiko maupun efek. Contoh : survei angka kematian dan angka
kelahiran pada suatu daerah tertentu atau srvei tentang insidensi dan
prevalensi penyakit tertentu di suatu daerah.
Survei analitik
Peneliti mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan
masyarakat yang terjadi, yaitu dengan melakukan analisis dinamika korelasi
antar fenomena baik antara faktor risiko dengan efek , antar faktor risiko ,
maupun antar efek.
Dikenal 3 macam survey analitik epidemiologik:
a. Penelitian cross sectional
Merupakan penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor2 risiko dengan efek, dengan model pendekatan atau observasi
sekaligus pada suatu saat atau point time approach. Tiap subjek hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter
atau variabel subjek pada saat pemeriksaan.
b. Penelitian case control
Dilakukan dengan mengidentifikasi subjek2 yang merupakan kasus case
adalah subjek dengan karakter efek positif kemudian diikuti secara
retrospektif ada tidaknya faktor risiko yang diduga berperan. Penetapan ada
tidaknya kontribusi pengaruh faktor risiko terhadap terjadinya efek
dilakukan dengan membandingkan adanya faktor2 risiko tsb pada subjek2
kontrol yang juga dilihat secara retrospektif.
c. Penelitian cohort
Bukan efek yang dipegang dulu, tetapi kausa (faktor risiko) diidentifikasi,
kemudian diikuti secara prospektif sampai periode tertentu untuk kemudian
ditentukan ada tidaknya efek (penyakit atau status kesehatan ttt yang
diteliti). Berbeda dengan case control pada penelitian cohort yang
diidentifikasi dulu justru individu yang tidak berpenyakit kemudian dai
mereka dipilih subjek2 dengan faktor risiko tetapi kondisi lainnya
diusahakan sama dengan kelompok kasus.Kedua kelompok diikuti
perkembangannya sampai periode tertentu selanjutnya dibandingkan
banyknya subjek yang kemudian menjadi berpenyakit antar kedua kelompok
tsb.
2. Penelitian evaluatif
Adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menilai tingkat kesehatan,
usaha penyehatan, atau tindakan medik tertentu yang ada pada masyarakat
maupun klinik. Dikenal ada 2 macam penelitian evaluatif :
Reviu program
Tujuan: untuk menilai kelengkapan sarana atau upaya peningkatan
kesehatan dalam masyarakat.
Tidak mengobservasi bagaimana tingkat kesehatan anggota
masyarakat, melainkan mengobservasi program atau pelayanan
penyehatan tertentu.
Bukan suatu penelitian, tetapi merupakan suatu observasi atau survei
superfisial .
Trial
Tujuan: menilai atau menguji suatu tindakan medik tertentu, baik
yang dilakukan terhadap individu maupun terhadap masyarakat
Dikenal 2 macam trial: 1) yang ditujukan pada individu disebut trial
klinik. 2) yang ditujukan pada masyarakat disebut trial program.
Trial adalah suatu penelitian eksperimental yang bertujuan untuk
menilai kemanjuran dan meamanan suatu obat.

3. Penelitian laboratorium
Adalah penelitian yang pelaksanaannya (observasi dan pengukurannya)
dilakukan dilaboratorium. Penelitian laboratorium dapat merupakan suatu
eksperimen, survei, atau trial, asal observasi utamanya dilakukan dengan
mengunakan peralatan dan metode dalam laboratorium. Masalah
obyektivitas, validitas, dan reliabilitas merupakan hal yang mendapat
prioritas utama.
4. Penelitian klinik
Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran & kesehatan oleh: Dr.
Ahmad watik Pratiknya

Jenis penelitian kesehatan/ kedokteran:
Menurut teknik pengambilan sample:
Penelitian terhadap populasi
Suatu penelitian yang melibatkan populasi yang jumlahnya tidak terlalu
banyak , biasanya seluruh populasi diteliti.
Penelitian terhadap sample
Melibatkan hanya sebagian dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu.
Menurut timbulnya variabel:
Penelitian non-eksperimental
Penelitiann deskriptif
Penelitian historis
Penelitian filsafat
Penelitian eksperimental
Penelitian klinik
Riset operasi
Menurut model pengembangannya:
Penelitian cross sectional
Penelitian longitudinal
Panduan penelitian oleh Sandjaja, MSPH

10. Bagaimana cara untuk menentukan populasi dari suatu penelitian?
Ada 2 hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan populasi penelitian.
a. Pertama, pertimbangan keterkaitan atau ketergayutan subjek dalam populasi
dengan permasalahan penelitian. Pertimbangan ini terutama menyangkut
substansi atau ikhwal yang akan diteliti. Pertanyaan yang perlu dijawab dalam
rangka pertimbangan tersebut adalah : apakah dengan memilih populasi yang
dimaksud inti permasalahan dapat terjawab?
b. Kedua, pertimbangan yang menyangkut prosedur atau jenis penelitian yang
dilakukan. Pertimbangan ini terutama menyangkut aspek teknik metodologik,
maksudnya ialah apakah variabel2 penelitian yang akan dimunculkan atau
diukur dengan menggunakan teknik penelitian (eksperimental atau non-
eksperimental) dapat diperoleh dari subjek dalam populasi yang dimaksud?
(Sumber: Buku Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Watik
Pratiknya)

penetapan populasi penelitian terkandung tiga pengertian :
o identifikasi kesatuan analisis
kesatuan analisis adalah satuan subjek terkecil yang akan diamati
dalam penelitian secara individual.
o penetapan batas-batas keluasan populasi
batas keluasan populasi penelitian dapat menyangkut berbagai aspek,
misalnya :
1. aspek geografik:apakah subjek penelitian dari suatu kabupaten,
propinsi, atau seluruh Indonesia, atau bahkan satu desa atau
mereka yang datang berobat ke rumah sakit saja?
2. aspek subjek sendiri: batas jenis kelamin (wanita atau laki-laki
saja, atau keduanya), batas umur, batas rasial, dsb. Kalau yang
digunakan hewan coba misalnya, batas strain, warna kulit, berat
badan, dsb.
3. penyakit subjek: batas jenis penyakit, batas perkembangan atau
komplikasi penyakit, dsb.
o pemahaman tentang kondisi subjek dalam populasi
kondisi subjek dalam populasi adalah yang menyangkut ciri2
populasi, terutama yang menyangkut sifat homogenitasnya.
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Dr. Ahmad Watik
Pratiknya

11. Hal-hal apa saja yg harus diperhatikan dlm menentukan sampel?
Menetapkan besarnya atau jumlah sampel suatu penelitian tergantung kepada 2 hal:
A. Adanya sumber2 yang dapat digunakan untuk menentukan batas maximal dari
besarnya sampel
B. Kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas minimal dari besarnya
sampel
Metodologi penelitian kesehatan oleh dr. Soekodjo Notoatmojo
Pertimbangan untuk penentuan jumlah sampel:
A. Heterogenitas populasi yang diteliti
B. Terdapat banyak variabel ekstra
C. Kebutuhan untuk menganalisa sub kelompok
D. Tersedianya uji statistik untuk sampel kecil

a. Homogenitas populasi
Semakin homogen karakter subyek dalam sebuah populasi, maka semakin
mudah diperoleh sampel yang reoresentative
b. Jumlah atau besar sample yang dipilih
Semakin banyak subyek dalam populasi yang diambil sebagai sampel maka
semakin tinggi pula tingkat representativitasnya
c. Banyak karakteristik subjek yang diteliti
Semakin banyak karakter subyek yang diteliti maka semakin banyak pula
variabel yang diteliti, hal ini menyebabkan populasi kurang homogen
d. Adekuasi teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang tepat adalah teknik pemilihan subjek sesuai
dengan keadaan populasi
Buku Skill lab

12. Apa saja faktor-faktor yg mempengaruhi pengambilan sampel?
a. Homogenitas populasi
Semakin homogen karakter subyek dalam sebuah populasi, maka semakin
mudah diperoleh sampel yang reoresentative
b. Jumlah atau besar sample yang dipilih
Semakin banyak subyek dalam populasi yang diambil sebagai sampel maka
semakin tinggi pula tingkat representativitasnya
c. Banyak karakteristik subjek yang diteliti
Semakin banyak karakter subyek yang diteliti maka semakin banyak pula
variabel yang diteliti, hal ini menyebabkan populasi kurang homogen
d. Adekuasi teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang tepat adalah teknik pemilihan subjek sesuai
dengan keadaan populasi
Buku Skill lab

13. Bagaimana cara pengambilan sampel yg baik dalam suatu penelitian?

Probability sampling:
2. Simple random sampling: pengambilan sampel dari populasi dilakukan
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Cara
ini dilakukan jika populasi homogen. Dilakukan dengan undian, bilangan,
dll.
3. Proportionate stratified random sampling: digunakan jika anggota
populasi tidak homogen dan berstrata (kelas/tingkatan) secara
proporsional
4. Disproporsionate stratified random sampling: digunakan untuk
menentukan jumlah sampel bila populasi berstrata tapi kurang/ tidak
proporsional.
5. Cluster sampling (area sampling): digunakan untuk menentukan
sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Untuk
itu penetapan sampelnya dilakukan secara bertahap, mulai dari wilayah
yang luas tersebut hingga wilayah terkecil kemudian baru dipilih sampel
secara acak.
Non probability sampling:
1. Sampling sistematis: teknik sampling berdasarkan urutan anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Bisa nomor ganjil saja atau genap
saja, atau kelipatan, dll.
2. Sampling kuota: teknik sampling dari populasi yang mempunya ciri-ciri
tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan terpenuhi.
3. Sampel insidental: teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan
saja, siapa yang kebetulan bertemu maka akan dijadikan sampel
Jika mempertimbangkan kriteria inklusi dan eksklusi, maka disebut
consecutive sampling.
Jika tidak mempertimbangkan kriteria inklusi eksklusi maka disebut
convenient sampling.
4. Sampling purposive: teknik sampling dengan pertimbangan tertentu,
misalnya pertimbangan keilmuan, dan kemungkinan ketepatan informasi
yang akan disampaikan oleh subjek. Lebh tepat untuk penelitian kualitatif
yang tidak membutuhkan generalisasi.
5. Sampling jenuh: teknik sampling yang dilakukan jika seluruh anggota
populasi diambil sebagai sampel. Dilakukan jika populasinya kecil.
6. Snowball sampling: teknik sampling yang mula-mula jumlahnya kecil
kemudian membesar sesuai informasi dari responden.
Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro

menentukan tujuan penelitian
tujuan penelitian adalah suatu langkah pokok bagi suatu penelitian,
karena tujuan penelitian tersebut merupakan arah untuk elemen-
elemen yang lain dari penelitian. Demikian pula dalam menentukan
sampel tergantung pula pada tujuan penelitian. Oleh sebab itu
langkah pertama dalam mengambil sampel dari populasi adalah
menentukan tujuan penelitian.
menentukan populasi penelitian
sebelum sampel ditentukan harus ditentukan dengan jelas kriteria
atau batasan populasinya. Dengan demikian maka akan menjamin
pengambilan sampel secara tepat.
menentukan janis data yang diperlukan
jenis data yang akan dikumpulkan dari suatu penelitian harus
dirumuskan secara jelas. Apabila jenis data yang akan dikumpulkan
telah dirumuskan secara jelas, maka dapat dengan mudah ditentukan
dari mana data tersebut diperoleh atau ditentukan sumber datanya.
menentukan tehnik sampling
penentuan teknik sampling yang akan digunakan dalam pengambilan
sampel dengan sendirinya akan tergantung dari tujuan penelitian dan
sifat-sifat populasi.
menentukan besarnya sampel ( sampel size )
meskipun besar kecilnya sampel belum menjamin representatifnya
atau tidaknya suatu sampel, tetapi penentuan besarnya sampel dapat
merupakan langkah penting dalam pengambilan sampel. Secara
statistik penentuan besarnya sampel ini akan tergantung pada jenis
dan besarnya sampel.
menentukan unit sampel yang diperlukan
sebelum menentukan sampel yang diperlukan,terlebih dahulu akan
ditentukan unit-unit yang menjadi anggota populasi. Hal ini akan
memudahkan dalam menentukan unit yang mana akan dijadikan
sampel.
memilih sampel
apabila karakteristik populasi sudah ditentukan dengan jelas,maka
kita dapat dengan mudah memilih sampel sesuai dengan karakteristik
populasi tersebut. Dalam memilih sampel dari populasi ini dengan
sendirinya berdasarkan teknik-teknik pengambilan sampel.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Cipta.

14. Apa manfaat dari pemilihan sampel?
Menghemat biaya
Mempercepat pelaksanaan penelitian
Menghemat tenaga
Memperluas ruang lingkup penelitian
Memperoleh hasil yang lebih akurat
Metodologi penelitian kesehatan oleh dr. Soekodjo Notoatmojo cara
menentukan sampel

15. Apa saja instrumen yg digunakan dalam pengambilan sampel?
Menurut jenis variabel yang akan diukur secara garis besar dapat dibedakan dua
jenis instrumen yaitu:
a. Instrumen untuk mengukur variabel dengan skala nominal dan
ordinal (data kualitatif)
b. Instrumen untuk mengukur skala interval dan rasio (data
kuantitatif)
Menurut metode pengumpulan data , instrumen penelitian dapat dibedakan
menjadi alat untuk:
1. Melakukan observasi
2. Mengumpulkan data melaluui dokumentasi
3. Wawancara
4. Angket
5. Mengumpulkan data kuantitatif (misalnya timbangan , alat pengukur hb
darah , barometer )
Panduan penelitian oleh : dr. B. Sandjaja , MSPH

a. Wawancara
Jika sumber dan atau responden penelitian adalah manusia.
Ada 2 macam:
o Wawancara bebas
wawancara dilakukan tanpa bantuan alat apapun, kecuali hanya berupa
percapakan antara pewawancara dengan responden. Jawaban responden
direkam dalam ingatan atau pun dicatat seperlunya.
o Wawancara terpimpin
wawancara dilakukan dengan pertolongan daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Jawaban dapat disampaikan secara bebas
(pertanyaan terbuka) atau pun dalam bentuk memilih salah satu jawaban
yang telah ditentukan (pertanyaan tertutup)
b. Pemeriksaan
dengan pemeriksaan fisik, laboratorium, pemeriksaan kedokteran khusus
(misal ECG, USG, scanning). Pemeriksaan setempat (sering dilakukan pada
penelitian kesehatan lingkungan) dan atau pun pemeriksaan catatan medik.
c. Pengamatan
dilakukan pada penelitian sosial yang umumnya memerlukan jangka waktu
yang cukup lama.
Syarat pokok yang harus dipenuhi pada teknik pengamatan :
Jelasnya kriteria yang diamati dan konsistensi pengamat dalam menilai
kriteria yang telah ditetapkan.
d. Peran serta
banyak digunakan dalam penelitian sosial
peneliti melibatkan diri dalam kegiatan obyek yang akan diteliti.
Azwar, Azrul. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.

16. Apa saja syarat instrumen yg baik?
Instrument walaupun sederhana tetapi dapat langsung mengukur informasi
yang dikehendaki lebih baik.
Ada beberapa kriteria penampilan instrument yang baik, baik yang digunakan
untuk mengontrol ataupun untuk mengukur variabel, yaitu :
Akurasi (accuracy)
Akurasi dari suatu instrumen pada hakekatnya berkaitan erat dengan
validitas (kesahihan) instrument tersebut.
Apakah instrumen benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Presisi (precision)
Presisi instrumen berkaitan erat dengan keterandalan (reliability), yaitu
kemampuan memberikan kesesuaian hasil pada pengulangan
pengukuran.
Kepekaan (sensitivity)
Kepekaan berkaitan erat dengan validitas kuantitatif
Dr. drh. Kusnoto, M.Si Universitas Airlangga Surabaya

17. Bagaimana cara menentukan kriteria inklusi dan eksklusi?

Kriteria inklusikarakteristik umum subyek penelitian pada populasi
target dan populasi terjangkau
Kriteria eksklusisebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi harus
dikeluarkan dari studi karena pelbagai sebab, antara lain:
5. Terdapat keadaan atau penyakit lain yang mengganggu pengukuran atau
interpretasi.
6. Terdapat keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan
7. Hambatan etis
8. Subyek menolak berpartisipasi
Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro

18. Bagaimana cara menguji validitas dan realibilitas instrumen?
Validitas:
a. Kesahihan alat ukur beskala numeric
Penilaian kesahihan alat ukur variable berskala numeric dilakukan dengan
cara membandingkan alat ukur tersebut dengan alat ukur yang baku sebagai
penera.
b. Kesahihan alat ukur bersifat nominal
Alat ukur variabel berskala nominal dapat dinilai dengan cara
membandingkan dengan alat diagnostic terbaik yang ada (gold standard)
Sastroasmoro S., Ismael S., 2002. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.
Jakarta; Sagung Seto

Validitas & Reliabilitas:
Dengan program komputer yg mampu menguji validitas & reliabilitas
kuesioner, seperti misalnya program Statistical Product and Service Solutions
(SPSS).
Dgn cara manual :
Untuk uji reliabilitas: uji ulang (test Retest), Split test, test paralel
Untuk uji validitas: dgn mencocokan kuesioner dgn tujuan penelitian,
dpt pula diuji sec statistik
Dr. B. Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum. Panduan Penelitian
Reliabilitas:
Cara pendekatan atau pengujian terhadap reliabilitas pengukuran:
Pendekatan konsistensi dalam
Prinsip: melakukan uji coba instrumen pada sekelompok subyek dengan : satu
alat ukur , satu kali pengukuran
Pendekatan konsistensi luar
Dilakukan dengan dua kali pengukuran pada sekelompok subyek yang
sama. Dikenal 2 teknik pendekatan:
1. Teknik uji ulang
Prinsip: ialah melakukan uji coba instrumen pada sekelompok subyek
dengan : satu alat ukur dan dua kali pengukuran
2. Teknik uji paralel
Hasil pengukuran instrumen yang dicoba dibandingkan atau
dikorelasikan dengan hasil pengukuran dengan instrumen yang telah
baku atau relaibel. Uji coba dilakukan pada sekelompok obyek dengan:
dua alat ukur dan dua kali pengukuran.
Dasar dasar metodologi penelitian kedokteran & kesehatan oleh : dr.
Ahmad Watik Pratiknya

19. Bagaimana cara menganalisis data yg baik?

Teknik analisis data penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif. Analisis data
dalam penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan statistic, menghitung
korelasi, regresi, uji perbedaan, dan analisis jalur. Penelitian tindakan dengan
pendekatan kualitatifnya menggunakan analisis yang bersifat naratif-kualitatif.
Geoffrey E. Mills (2000), mengemukakan beberapa teknik analisis data sebagai
berikut:
1. Identifikasilah tema-tema dari data yang dikumpulkan secara induktif dari tema-
tema yang besar menjadi tema yang lebih kecil
2. Untuk setiap tema ataupun kelompok data dapat dibuat kode, umpamanya kode
untuk perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, maupun hasilnya
3. Ajukan pertanyaan-pertanyaan kunci: siapa, apa, dimana, kapan mengapa?
4. Buatlah reviuw keorganisasian dari unit yang diteliti dari visi misis, tujuan,
struktur sekolah dan lain-lain.
5. Petakan secara visual factor-faktor yang terkait atau melatarbelakangi dan
diakibatkan oleh sesuatu hal. Misalnya faktor-faktor yang melatarbelakangi dan
diakibatkan oleh proses pembelajaran, hasil belajar, kegagalan siswa dan lain-
lain.
6. Buatlah bentuk penyajian dari temuan dalam bentuk table, grafik dll.
7. Kemukakan apa yang belum atau tidak ditemukan dalam penelitian, kemudian
identifikasikan
Teknik Interpretasi data dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) perluaslah hasil analisis dengan mengajukan pertanyaan berkenaan dengan
hubungan, perbedaan antara hasil analisis, penyebab, implikasi dari hasil analisis
sebelumnya,
(2) hubungkan temuan dengan pengelaman pribadi,
(3) berilah pandangan kritis dari hasil analisis yang dilakukan,
(4) hubungkan hasil-hasil analisis dengan teori-teori pada bab sebelumnya,
(5) hubungkan atau tinjaulah dari teori yang relevan dengan permasalahan yang
dihadapi

20. Bagaimana etika dalam melakukan penelitian?
a. Penelitian sebagai Pencarian Ilmiah yang berpola
Tujuan akhir dari suatu penelitian adalah mengembangkan dan menguji
teori. Oleh karena itu, penelitian harus dilandaskan pada teori-teori yang
relevan dengan masalah penelitan yang diangkat.
b. Objektivitas
Penelitian harus memiliki objektiviatas (objektivity) baik dalam karakteristik
maupun prosedurnya. Objektivitas dicapai melalui keterbukaan, terhindar
dari bias dan subjektivitas. Dalam prosedurnya, penelitian menggunakan
tekhnik pengumpulan dan analisis data yang memungkinkan dibuat
interpretasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Objetivitas juga
menunjukkan kualitas data yang dihasilkan dari prosedur yang digunakan
yang dikontrol dari bias dan subjektivitas
c. Ketepatan
Penelitian juga harus memiliki tingkat ketepatan (precision), secara tekhnis
instrumen pengumpulan datanya harus memimiliki validitas dan reliabilitas
yang memadai, desain penelitian, pengambilan sampel dan tekhnik analisis
datanya tepat. Dalam penelitian kuantitatif, hasilnya dapat dilang dan
diperluas, dalam penelitian kualitatif memiliki sifat reflektif dan tingkat
komparasi yang konstan.
d. Verifikasi
Penelitian dapat diverifikasi, dalam arti dapat dikonfirmasikan, direvisi dan
diulang dengn cara yang sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian
kualitatif berbeda dengan kuantitatif. Penelitian kualitatif memberikan
interpretasi deskriptif, verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi
bukan pengulangan.
e. Empiris
Penelitian ditandai oleh sikap dan dan pendekatan empiris yang kuat. Secara
umum empiris berarti berdasarkan pengalaman praktis. Dalam penelitian
empiris kesimpulan didasarkan atas kenyataan-kenyataan yang diperoleh
dengan menggunakan metode penelitian yang sistematik, bukan berdasarkan
pendapat atau kekuasaan.
f. Penjelasan Ringkas
Penelitian mencoba memberikan penjelasan tentang hubungan antar
fenomena dan menyederhanakannya menjadi penjelasan yang ringkas.
Tujuan akhir dari sebuah penelitian adalah mereduksi realita yang kompleks
kedalam penjelasan yang singkat. Dalam penelitian kuantitatif penjelasan
singkat tersebut berbentuk generalisasi, tetapi dalam penelitian kualitatif
berbentuk deskriptif tentang hal-hal yang esensial atau pokok.
g. Penalaran Logis
Semua kegiatan penelitian menuntut penalaran logis. Penalaran merupakan
proses berpikir, menggunakan prinsip-prinsip logika deduktif atau induktif.
Penalaran deduktif, penarikan kesimpulan dari umum ke khusus. Dalam
penalaran deduktif, bila premisnya benar maka kesimpulannya otomatis
benar. Logika deduktif dapat mengidenfikasi hubunganhubungan baru
dalam pengetahuan yang ada
h. Kesimpulan Kondisional
Kesimpulan hasil penelitian tidak bersifat absolut. Penelitian perilaku dan
juga ilmu kealaman, tidak menghasilkan kepastian, sekalipun kepastian
relatif. Semua yang dihasilkan adalah pengetahuan probabilistik.

Kemmis dan Taggart dalam Hopkins(1993 : 221-223) menjelaskan bahwa
terdapat beberapa etika/pedoman yang harus ditaati sebelum, selama dan
sesudah penelitian dilakukan sebagai berikut :
1. Meminta kepada orang-orang, panitia, atau yang berwenang persetujuan
dan ijin.
2. Ajaklah kawan-kawan sejawat terlibat dan berpartisipasi dalam
penelitian.
3. Terhadap yang tidak langsung terlibat, perhatikan pendapat mereka.
4. Penelitian berlangsung terbuka dan transparan, saran-saran
diperhatikan, dan kawan sejawat dperbolehkan mengajukan protes.

5. Meminta iizin eksplisit, untuk mengobservasi dan mencatat kegiatan
mitra peneliti, tidak termasuk izin dari siswa apabila penelitian bertujuan
meningkatkan pembelajaran.
6. Minta izin untuk membuka dan mempelajari catatan resmi, surat
menyurat dan dokumen. Membuat fotokopi hanya diperkenankan apabila
di ijinkan
7. Catatan dan deskripsi kegiatan hendaknya relevan, akurat dan adil.
8. Wawancara, pertemuan atau tukar pendapat tertulis hendaknya
memperhatikan pandangan lain, relevan, akurat dan adil.
9. Rujukan langsung, rujukan observasi, rekaman, keputusan, kesimpulan,
atau rekomendasi hendaknya mendapat izin atau otorisasi kutipan.
10. Laporan disusun untuk kepentingan yang berbeda, seperti laporan verbal
pada pertemuan staf jurusan, tertulis untuk jurnal, surat kabar, orang tua
murid dan lain-lain.
11. Tanggung jawab untuk hal-hal atau pribadi-pribadi yang sifatnya
konfidensial.
12. Semua mitra penelitian mengetahui dan menyetujui prinsip-prinsip kerja
di atas, sebelum penelitian berlangsung.
13. Hak melaporkan kegiatan dan hasil penelitian, apabila sudah disetujui
oleh para mitra peneliti, dan laporan tidak bersifat melecehkan siapapun
yang terlibat, maka laporan tidak boleh diveto atau dilarang karena
alasan kerahasiaan.
Sukmadinata, 2008, Metode Penelitian Pendidikan Bandung : Remaja Rosdakarya

You might also like