You are on page 1of 104

c

775
KAMI PERKEIMALKAIM
D A E R A H
I S T I ME WA
A C E H
KAMI PERKENALKAN
DAERAH ISTIMEWA ACEH
K A M I P E R K E N A L K A N
D A E R A H
I S T I M E WA
IWsusun oleh :
T A. T AL S Y A
Diterbitkan oleh :
SEKRETARIAT WILAYAH/DAERAH ISTIMEWA ACEH
D A F T A R I S I
Npmoi' :. Halaman
1. Kata sambutan Gubernur Kepala Daerah Istimewa
Aceh .-if.'. . ^
W V
T . ,.v),w 7

:
2. Pe.ta 9
3. Pancasila 11
4. Sejarah singkat 12
Masa Kerajaan /^$(^^4*/^/^^ .^/^ffi/a. 13
Masa Pendudukan Jepang 15
5. Letak, Luas dan Iklim 17
Le t a k . . . 18
Luas Wilayah 19
I k l i m 21
Gu n u n g 23
Tanjung dan Teluk 26
D a n a u 27
6. Penduduk 28
Penduduk 29
Pendaftaran Penduduk Bulan Mei 1976 31
Ba ha s a 32
7. Pemerintahan 33
Pemerintahan 34
Pembagian Daerah 37
8. Lambang Daerah Istimewa Aceh 38
Lambang Daerah 39
Kepala-kepala Pemerintahan 40
9. Repelita 42
Rencana Pembangunan Lima Tahun 43
Repelita I 44
Repelita II 44
Pengelompokan Wilayah Pembangunan 46
Wilayah Pembangunan Daerah Istimewa Aceh 49
10. Kekayaan Alam dan Potensi Daerah 50
Keadaan Tanah 51
Proyek L.N.G 52
Pabrik Gula Cot Girek 52
5
Pabrik Kertas '3
Tambang Minyak -53
Tambang Emas -53
Perkebunan 54
Hasil hutan 54
Sumber Tambang 54
Pertanian 57
i Petcrnakan 57
i Perikanan 58
Industri
Perdagangan Lokal 60
Perdagangan InterTnsuler 60
Perdagangan Ekspor 60
F a u n a 61
F l o r a 62
11. Perhugungan 64
Perhubungan Darat 65
Perhubungan Laat 67
Perhubungan Udara 68
Pos, Telegrap, Telepon 69
12. Kebudayaan
7 0
Seni - Tari
7
*
Seni Bangunan 76
Seni Pahat/Ukir
7 6
Seni Kerajinan
7
6
Seni Suara
7 7
Pustaka Bahasa Aceh
7 7
Keramaian Rakyat 83
13. Pariwisata 85
Biro Perjalanan (Travel Agency) 86
H o t e l 87
- B a n k 89
Alamat-alamat Penting di Banda Aceh 92
T a m a s y a 94
6
G U B E R N U R K E P A L A D A E R A H I S T I ME WA A C E H .
Daerah Istimewa Aceh sebagai salah satu wilayah Republik
Indonesia, sedang terus membangun diri untuk mengejar ke-
tinggalan-ketinggalannya.
Dalam melaksanakan pembangunan dimaksud, semenjak ha-
ri pertama tahun pertama Repelita Pertama hingga hari ini,
rakyat Daerah Istimewa Aceh telah bekerja keras bersama-
sama dengan Pemerintah, sehingga jerih dan usahanya itu te-
lah banyak menampakkan hasil nyata disamping masih ba-
nyak pula yang belum terlaksana.
Banyak pengunjung yang berdatangan kedaerah ini, pejabat
resmi, pengusaha, para ahli, wisatawan, wartawan dan lain-
lain sebagainya, masing-masing ingin mengenal Aceh dari
dekat.
Buku ini kami sajikan untuk memperkenalkan Daerah Istime-
wa Aceh sepintas lalu, dengan harapan mudah-mudahan ber-
manfa'at hendaknya.
Banda Aceh, 1 Januari 1978,
GUBERNUR KEPALA DAERAH
ISTIMEWA ACEH,
(A.MXJZAKKIR WA LAB)
7
8'
P A N C A S I L A
1. K E T U H A N A N Y A N G M A H A E S A .
2. K E M A N U S I A A N Y A N G A D I L D A N B E R A D A B .
3. P E R S A T U A N I N D ON E S I A .
4. K E R A K Y A T A N Y A N G DI P I M P I N O L E H H I K M A H
K E B I J A K S A N A A N D A L A M P E R M U S Y A W A R A T A N /
P E R W A K I L A N .
5. K E A D I L A N S OS I A L B A G I S E L U R U H R A K Y A T
I N D ON E S I A .
SEJARAH SINGKAT
Masa Kerajaan.
Setelah Kerajaan Samudra Pase mengalami kemunduran, ma-
ka pada tahun 1205 M. berdirilah Kerajaan Aceh Darussalam.
Kerajaan Aceh Darussalam berangsur-angsur menyatukan Keraja-
an-Kerajaan kecil yang terpecah-belah dan bertebaran seluruh Aceh.
Akhirnya terwujudlah suatu Kerajaan Aceh yang bersatu dengan
tata-pemerintahan yang teratur.
Zaman-keemasan Kerajaan Aceh dimulai sejak masa Peme-
rintahan Sulthan Mughayat Syah (1514 1530), dilanjutkan oleh
Sulthan Al Kahar (1539 1571) dan mencapai puncaknya diba-
wah pimpinan Sulthan Iskandarmuda Mahkota Al am (1607
1636).
Pada masa ini Aceh menguasai sebagian Pulau Perca dan be-
berapa Kerajaan di Malaya, setelah menghancurkan kekuatan ku-
lit-putih.
Sulthan Aceh Darussalam yang pertama ialah Sulthan Alaiddin
Johan Syah Dlillullah f il Alam dan yang terakhir Sulthan Alaiddin
Muhammad Daud Syah vang dinobatkan pada tahun 1875 di-
tengah-tengah perang melawan Belanda, dan mangkat ditempat
pengasingan di Jakarta pada 6 Pebruari 1939.
Disamping Sulthan, Aceh pernah dipimpin oleh 4 Sulthanat
(Raja Wanna) dalam 4 dinasti berturut-turut, yakni Sri Ratu Sa-
f iatuddin Tajul Al am Syah, Sri Ratu Nurul ' Alam Nakiatuddin
Syah, Sri Ratu Zakiyatuddin Inayat Syah dan Sri Ratu Kemalat
Syah, semuanya pada abad ke-17.
Disamping panglima-panglima perang pria, Aceh mempunyai
panglima-panglima perang puteri, salah seorang diantaranya ia-
lah Keumalahayati dengan pangkat Laksamana.
Masa penjajahan Belanda.
Pada 26 Maret 1873 Belanda memaklumkan perang terha-
dap Kerajaan Aceh. Jenderal Mayor J. H. R. Kohier, panglima Be-
landa tewas pada 14 Apri l 1873, sehingga tentera Belanda kem-
bali ke Batavia.
Untuk menebus kekalahan Ekspedisi Pertama kemudian di-
datangkan Ekspedisi Kedua dengan kekuatan yang lebih tang-
guh dan mulai mendarat dipantai Aceh pada 9 Desember 1873,
dipimpin oleh Letnan-Jenderal J. Van Swieten.
Perang Kompeni di Aceh secara f rontal berlangsung 45 ta-
hun lamanya, terhitung mulai tanggal ultimatum pada 26 Ma -
13
ret 1873 hingga periode berakhirnya stelsel pemerintahan sipil-
militer Aceh didalam satu tangan yang disebut Civiel en Militair
Gouverneur, pada tahun 1918.
Tetapi pada hakikatnya perang dan permusuhan terus ber-
lanjut sampai saat penyerahan tentera Belanda kepada Jepang pa-
da tahun 1942, karena antara tahun 1918 dan 1942 terus-mene-
rus terjadi perlawanan rakyat terhadap kekuasaan Belanda.
Menjelang pendaratan tentera Jepang ke Aceh, rakyat te-
lah lebih dahulu melakukan pemberontakan sehingga pasukan
dan pemerintahan Belanda mengungsi kegunung-gunung.
Lonceng Cakradbnya di Banda Aceh.
14
Masa pendudukan Jepang.
Sebelum tentera Jepang mendarat di Aceh (12 Maret 1942)
rakyat telah mengadakan pemberontakan terhadap kekuasaan
Belanda.
Teuku Nyak Arif , Panglima Sagi X X V I Muki m di Aceh Be-
sar mengadakan pertemuan dengan Residen Belanda, menuntut
penyerahan kekuasaan kepada rakyat Aceh.
Tuntutan ini ditolak, bahkan Belanda merencanakan penang-
kapan atas diri Teuku Nyak Arif dan pemuka-pemuka rakyat
lainnya.
Pertempuran antara Barisan Rakyat dengan serdadu Belanda
berkecamuk hampir di serata Daerah Aceh.
Pendaratan Jepang berlaku pada subuh tanggal 12 Maret
1942, ditengah-tengah dahsyatnya perlawanan rakyat terhadap
Belanda, sehingga Jepang tidak menghadapi pertempuran dengan
Belanda yang telah lebih dahulu melarikan diri karena gempuran
Barisan Rakyat.
Dalam masa l.k. tiga-setengah tahun pendudukan Jepang ter-
jadi 2 kali pemberontakan-besar rakyat Aceh.
Yang pertama terjadi di Bayu, Aceh Utara pada tanggal 10
Nopember 1942, delapan bulan setelah Jepang menduduki Aceh.
Dipihak kita gugur kira-kira 500 orang, termasuk pemimpin-
nya Teungku Abdul Jalil, sedang dipihak Jepang tewas 90 orang.
Pemberontakan kedua terjadi di Pandrah, Aceh Utara, pada
bulan Mei 1945, yang menyebabkan gugurnya 44 orang dipihak
kita.
Ketika Jepang kalah dengan Sekutu, rakyat Aceh telah me-
lucuti mereka dan terjadi pertempuran-pertempuran sengit diber-
bagai tempat.
Masa Kemerdekaan.
Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 di-
sambut dengan kegembiraan memuncak oleh rakyat Aceh.
Untuk mempertahankan kemerdekaan tersebut, yang ternya-
ta masih mendapat gangguan-gangguan dari Jepang dan Seku-
tu (Belanda), maka rakyat Aceh terjun kemedan perjuangan, me-
nyatukan diri dengan Angkatan Bersenjata dan Barisan-Barisan
Perjuangan.
Pemuda-pemuda kita bekas anggota angkatan bersenjata Je-
pang membentuk kesatuan militer, yang semula bernama A.P.I .
(Angkatan Pemuda I ndonesia), kemudian bertukar berturut-turut
menjadi B. K. R. , T. K. R. , T. R. I . dan akhirnya T. N. I . (Tentera Na-
15
sional Indonesia). Sebagian pemuda membentuk I.P.I., kemudian
B.P.I. (Barisan Pemuda Indonesia).
Barisan-barisan Perjuangan yang diorganisir secara militer ter-
diri dari Lasjkar Divisi Rentjong, Divisi Teungku Tjhik di Ti ro,
Divisi Teungku Tjhik Paja Bakong, Lasjkar Hizbullah, Tentera
Peladjar Indonesia, Tentera Peladjar Islam, Angkatan Laut Dae-
rah Atjeh dan sebagainya.
Karena senjata-senjata untuk bertempur belum ada, maka
dilakukan perampasan-perampasan digudang-gudang dan tangsi-
tangsi Jepang dan dipangkalan-pangkalan militer.
D i Lhoknga, 12 kilometer dari Banda Aceh terjadi pertem-
puran dahsyat hampir seminggu lamanya siang dan malam. Sete-
lah korban jatuh bergelimpangan kedua belah pihak dicapailah
persetujuan penyerahan sebagian senjata oleh Jepang.
Dilapangan terbang Blang Bintang, 14 kilometer dari Banda
Aceh, yakni suatu tempat pemusatan pasukan Jepang untuk mc-
nanti penyerahan kepada Sekutu terjadi pertempuran terus-
menerus siang dan malam.
Demikian pula ditempat-tempat lain seluruh Aceh, seperti
di Krueng Panjo, Kuala Simpang, Langsa dan lain-lain.
Setelah Jepang meninggalkan Aceh, Sekutu (Belanda) tidak
berhasil menjejakkan kakinya didaerah ini karena perpaduan yang
ketat dan semangat perlawanan yang sangat tinggi dari rakyat.
Kesatuan militer di Aceh dan Barisan-Barisan Perjuangan si-
lih berganti berangkat ke Medan-Area dan Sumatera Ti mur un-
tuk mempertahankan daerah tersebut dari pendudukan musuh,
bersama-sama saudara-saudaranya disana.
Disekitar Medan Area dan front pertahanan lainnya di Su-
matera Timur ditempatkan pasukan-pasukan dari Aceh yang ba-
hu membahu dengan kesatuan tentera dan barisan perjuangan
setempat membela setiap jengkal bumi Tanahair.
Pujuk-rayu Belanda supaya Aceh bekerjasama dengan Belan-
da telah ditolak secara tegas, karena pemimpin-pemimpin dan
rakyat Aceh seluruhnya telah bertekad bulat mempertahankan
Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 dengan tekad
Sekali Republikein tetap Republikein dan Sekali Merdeka tetap
Merdeka.
16
LETAK, LUAS DAN IKLIM
17
L E T A K
A C E H adalah salah sebuah Propinsi dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan status D A E RA H IS TIME WA .
Letaknya dibagian paling barat Kepulauan Indonesia dan di-
ujung utara Pulau Sumatera, menibujur dari baratlaut ke teng-
gara antara 2 6 Lintang Utara dan 9 5 98 Bujur Timur.
Ia merupakan pintu gerbang dibelahan barat Nusantara.
Batas-batasnya :
Sebelah Utara dengan Teluk Benggala/Selat Melaka.
Sebelah Selatan dengan Propinsi Sumatera Utara.
Sebelah Timur dengan Selat Melaka.
Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia.
Sepanjang pesisir pantai utara dan timur merupakan dataran
rendah yang landai, disana-sini ditumbuhi kayu-kayu bakau yang
lebat, sedang persawahan yang luas lagi subur terhampar diber-
bagai dataran itu sampai kekaki-kaki bukit.
Dibagian tengah daerah ini membujur deretan pegunungan
Bukit Barisan, termasuk dataran-tinggi Gayo dan Alas dan di-
sana terdapat sebuah danau yang luas serta indah, yaitu Danau
Laut Tawar.
Kayu-kayuan yang telah berumur ratusan tahun terdapat di -
gunung-gr.nung, terdiri dari aneka jenis kayu-kayu yang tumbuh
menjadi hutan lebat, yang didalamnya berkeliaran serba-jenis bi-
natang dan margasatwa.
Dibagian pesisir barat dan selatan terdapat pantai-pantai yang
landai, dan disana-sini berselang-seling tebing-laut yang curam.
Pulau-pulau, besar dan kecil bertebaran melingkari pesisir
barat dan selatan sampai keutara dan pesisir timur.
D i Pulau Weh terletak kota Sabang sebagai ibukotanya, yang
merupakan kota pertama atau pintu-gerbang masuk ke Indonesia
dan Asia Tenggara dari dunia belahan barat.
Aceh memiliki tamasya-alam yang permai dan kayaraya de-
ngan serbaneka kekayaan bumi yang sudah dan akan diolah.
18
LUAS WILAYAH
L U A S W I L A Y A H Daerah Istimewa Aceh adalah 55,390 K M 2 ,
terbagi sebagai berikut :
Kotamadya/Kabupaten luas {KMI)
Kotamadya Banda Aceh 11,08
Kotamadya Sabang 200
Kabupaten Aceh Besar 3.028,92
Kabupaten Pidie 3.415
Kabupaten Aceh Utara 4.755
Kabupaten Aceh Timur 7.760
Kabupaten Aceh Tengah 5.575
Kabupaten Aceh Tenggara 9.635
Kabupaten Aceh Barat 12.100
Kabupaten Aceh Selatan 8.910
Areal tersebut merupakan daerah tempat-tinggal (kota dan
kampung), tanah pertanian, perkebunan, hutan dan padang rum-
put masing-masing luasnya sebagai berikut :
1. Usaha Pertanian 3.020,04 K M 2
Sawah 2,169,75 K M 2
Ladang 218,30 K M 2
Jagung 58,22 K M 2
Kacang-kacangan 124,70 K M 2
Sayur-sayuran 103,86 K M 2
Ub'i-ubian 60,81 K M 2
Buah-buahan 284,40 K M 2
2. Perkebunan Rakyat 1,683,31 K M 2
Karet 221.08 K M 2
Kelapa 793,92 K M 2
K opi 277,54 K M 2
Pinang 155,66 K M 2
Cengkeh 102,55 K M 2
Pala 41,68 K M 2
Lada 4,05 K M 2
Tembakau 54,06 K M 2
Randu 12,39 K M 2
Tebu 11,62 K M 2
Ni l am 8,76 K M 2
19
3. Perkebunan Besar 1.659,02 KM2
Karet 259,61 KM2
Kelapa sawit 163,96 KM2
Tebu 9,07 KM2
Kopi 8,58 K M2
Kelapa 4,03 KM2
Pala 0,85 KM2
Coklat 0,73 KM2
Pinus 1,211,71 KM2
Jeruk 0,38 KM2
Cengkeh 0,10 KM2
4. Perikanan darat 166,49 KM2
5. Kota dan Kampung 550,00 KM2
6. Hutan 41,300,00 KM2
7. Rawa-rawa, padang rumput dan alang-alang 4,320,00 KM2
8. Danau, sungai dan lain-lain 2,691,14 KM2
J u ml a h 55.390,00 KM2
20
I K L I M
Hawa panas terdapat dipesisir, didataran tinggi berhawa se-
dang dan dipegunungan berhawa dingin.
Antara bulan Nopember sampai bulan April terjadi curah-
hujan yang banyak, dan pada masa itu musim turun kesawah.
Bila curahan hujan amat lebat, seringkali terjadi banjir yang
meluap kedarat.
Pada bulan Juni sampai Oktober tiap tahun curah-hujan ti-
dak seberapa dan pada masa inilah terjadi musim kemarau.
Curah-hujan dipesisir Utara 1000 2000 mm. bahagian pe-
dalaman 2000 3000 mm. dan bahagian Selatan rata-rata 3000
mm. dalam setahun.
Pada musim kemarau angin berhembus dari arah Timur dan
pada musim hujan angin berhembus dari arah Barat.
Karena itu di Aceh dikenal adanya angin timur dan angin
barat.
Suhu udara rata-rata adalah sebagai berikut :
Bulan Suhu max. suhu min.
Januari 31,5 o.C. 23,6 o.C.
Pebruan 30,6 o. C. 24,0 o. C.
Maret 31,1 o. C. 24,0 o.C.
Apri l 31,6 o.C. 24,0 o.C.
Mei 31,7 o.C. 25,0 o. C.
Juni 32,1 o. C. 24,6 o.C.
Juli 31,7 o.C. 24,8 o.C.
Agustus 31,7 o. C. 24,5 o. C.
September 31,7 o. C. 24,5 o. C.
Oktober 30,9 o. C. 24,3 o.C.
Nopember 30,2 o. C. 24,2 o. C.
Desember 30,5 o. C. 24,4 o. C
21
Lembab nisbi rata-rata tiap bulan sebagai berikut :
Bulan Rata-rata
Januari 74%
Pebruari 74%
Maret 71%
Apri l 71%
Mei 72%
Juni 68%
Juli 68%
Agustus 66%
September 65%
Oktober 71%
Nopember 75 %
Desember 73%
22
G U N U N G
Buki t Barisan yang membujur sepanjang Pulau Sumatera mem-
bentuk beberapa pegunungan, dengan puncak yang tinggi-tinggi
terdapat pula di Aceh dan sebagiannya masih merupakan gunung
berapi.
Beberapa diantara gunung yang terkenal itu adalah ;
1. Gunung Leuser di Aceh Tenggara, tingginya 4446 M.
2. Gunung Ucapmalu dipegunungan Gayo, tmgginya 3187 M.
3. Gunung Bendahara dipegunungan Alas, tingginya 3050 M.
4. Gunung Abong-Abong di Aceh Tengah, tingginya 3015 M.
5. Gunung Batee Teumbon di Aceh Tenggara, tingginya 2839 M.
6. Gunung Peuet Sagoe di Aceh Tengah, tingginya 2780 M.
7. Gunung Geureudong di Aceh Tengah, tingginya 2590 M.
8. Gunung Burni Telong di Aceh Tengah, tingginya 2566 M.
9. Gunung Perkison di Aceh Tenggara, tingginya 2532 M.
10. Gunung Tinjo Laot di Aceh Tenggara, tingginya 2105 M.
11. Gunung Panyang di Aceh Utara, tmgginya 2023 M.
12. Gunung Seulawah Agam di Aceh Besar, tingginya 1806 M.
13. Gunung Seulawah Inong di Pidie, tingginya 1500 M.
14. Gunung Singgah Mat a di Pidie.
15. Gunung Geurutce di Aceh Besar.
16. Gunung Tuan di Aceh Selatan.
17. Gunung Batee Meucica di Aceh Besar.
18. Gunung Burne Rajawali di Aceh Tengah.
19. Gunung Meukek di Aceh Selatan.
20. Gunung Piar di Aceh Selatan.
21. Gunung Karang di Aceh Utara.
22. Gunung Lianggara di Aceh Tenggara.
23. Gunung Panji-Panji d iAceh Tenggara.
24. Gunung Kuala di Aceh Barat.
dan lain-lain.
: 23
S TJ N G A I
Daerah dipesisir barat dan timur Aceh merupakan dataran
tendah dan banyak terdapat paya (genangan) berhutan bakau dan
Didataran ini tnengaHr banyak sekali sungai, dan sebagian
diantaranya adalah :
Krueng Aceh di Aceh Besar.
Krueng Raya di Aceh Besar.
Krueng Daroi di Aceh Besar.
Krueng Meureudu di Pidie.
Krueng Trieng Gadeng di Pidie.
Krueng Beuracan di Pidie.
Krueng Pante Raja di Pidie.
Krueng Teupin Raya di Pidie.
Krueng Baro di Pidie.
Krueng Ti ro di Pidie.
Krueng Peusangan di Aceh Utara.
Krueng Samalanga di Aceh Utara.
Krueng Pandrah di Aceh Utara.
Krueng Jeunib di Aceh Utara.
Krueng Nal an di Aceh Utara.
Krueng Peudada di Aceh Utara.
Krueng Tuan di Aceh Utara.
Krueng Keureuto di Aceh Utara.
Krueng Mane di Aceh Utara.
Krueng Bayeuen di Aceh Timur.
Krueng Peureulak di Aceh Timur.
Krueng Arakundo di Aceh Ti mur.
Krueng Temiang di Aceh Timur.
Krueng Teunom di Aceh Barat.
Krueng "Woila di Aceh Barat.
Krueng Meureubo di Aceh Barat.
Krueng Teuripa di Aceh Barat.
Krueng Sabe di Aceh Barat.
Krueng Kuala Unga di Aceh Barat.
Krueng Ligan di Aceh Barat.
Krueng Seunagan di Aceh Barat.
Krueng Singke di Aceh Selatan. Hulunya bercabang 2 :
Sungai Simpang Ki r i dan Sungai Simpang Kanan.
Krueng Kluet di Aceh Selatan.
Krueng Bakongan di Aceh Selatan.
Sungai Batu Itam di Aceh Selatan.
24
Sungai Ai r Pinang di Aceh Selatan.
Krueng Pria Laot di Pulau Weh.
Krueng Balohan di Pulau Weh.
Krueng Alue Lhok di Pulau Weh.
Wi hni Peusangan di Aceh Tengah.
Wi hni Gerpa di Aceh Tengah.
Wihni Isak di Aceh Tengah.
Wihni Timangan di Aceh Tengah.
Wihni Inang-Inang di Aceh Tengah.
Wihni Samarkilang di Aceh Tengah.
Lawe Alas di Aceh Tenggara.
Lawe Buk n di Aceh Tenggara.
Lawe Mas di Aceh Tenggara.
Lawe Pungge (Lawe Mimbar) di Aceh Tenggara.
Lawe Geger di Aceh Tenggara.
Lawe Natam di Aceh Tenggara.
dan lain-lain.
25
TANJUNG DAN TELUK
Disepanjang pantai-laut Aceh bahagian timur dan barat ba-
nyak terdapat Tanjung dan Teluk yang memihk, pemandangan
alam yang sangat permai.
Umunmya tanjung dan teluk ini dipergunakan sebagai pela-
buhan.
1. Tanjung-tanjung :
a. Ujong Peusangan di Aceh Utara.
b. Ujong Jambo Ave di Aceh Timur.
c. Ujong Peureulak di Aceh Timur.
d. Ujong Raja di Aceh Timur.
e. Ujong Batee di Aceh Besar.
2. Teluk-teluk :
a. Lhok Sabang di Pulau Weh.
b. Lhok Seumawe, di Aceh Utara.
c. Lhok Langsa di Aceh Timur.
d. Lhok Seudu di Aceh Besar.
e. Lhok Tapaktuan di Aceh Selatan.
f Lhok (Teluk) Dalam di Pulau Simeulue, Aceh Barat.
26
D A N A U
Dua buah danau yang besar terdapat di Aceh, yakni :
1. Danau Laut Tawar, terletak ditepi kota Takengon (Aceh
Tengah).
Dari danau ini berhulu Krueng Peusangan.
Letaknya didataran tinggi Gayo, berada 1225 meter diatas
permukaan laut, dengan luasnya 19.000 x 3.000 meter.
2. Danau Aneuek Laot, terletak di Pulau Weh (Sabang).
3. Danau Laut Bangko, terletak ditengah-tengah cagar-alam di-
pegunungan Aceh Tenggara.
27
P E N D U D U K
28
P E N D U D U K
Sensus Penduduk tahun 1971.
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 1971, jumlah penduduk
Daerah Istimewa Aceh adalah 2.008,747 jiwa.
Perinciannya sebagai berikut :
Wilayah/daerah Banyaknya
Kotamadya Banda Aceh 53,626 jiwa
Kotamadya Sabang 17,201 jiwa
Kabupaten Aceh Besar 181,339 jiwa
Kabupaten Pidie 291,026 jiwa
Kabupaten Aceh Utara 471,589 jiwa
Kabupaten Aceh Tengah 108,752 jiwa
Kabupaten Aceh Timur 303,632 jiwa
Kabupaten Aceh Tenggara 124,051 jiwa
Kabupaten Aceh Barat 223,839 jiwa
Kabupaten Aceh Selatan 233,692 jiwa
Kontposisi umur dan jenis kelamin adalah sebagai berikut :
umur (tahun) laki-laki perempuan jumlah prosentase
0 4 167,114 173,262 ~34J76 16$
5 14 288,436 264,031 552,467 27,5
15 24 165,026 168,753 333,779 16,6
25 keatas 390,575 391,550 782,125 39
1.011,151 997,596 2.008,747 1
Didaerah pantai barat dan selatan penduduknva jarang, de-
ngan kepadatan rata-rata 22 j i wa/ KM2, dan didaerah peda-
laman kepadatan rata-rata 16 j i wa/ KM2.
Dipantai utara dan timur penduduknya lebih padat, rata-rata
70 j i wa/ KM2.
Kepadatan penduduk seluruh Aceh adalah 36,4 j i wa/ KM2.
29
Perincian kepadatan-penduduk tiap-tiap KM2 adalah sebagai
berikut :
Wilayah/daerah )
i w a
M
Kotamadya Banda Aceh
4
>
8 7 5
Kotamadya Sabang 86
Kabupaten Aceh Besar
6 0
Kabupaten Pidie
8 5
Kabupaten Aceh Utara
9 9
Kabupaten Aceh Tengah
2 0
Kabupaten Aceh Timur 39
Kabupaten Aceh Tenggara 13
Kabupaten Aceh Barat ^
8
Kabupaten Aceh Selatan
2 6
Penambahan (rate of growth of population) diseluruh Aceh ada-
lah 2.3% setahun.
30
PENDAFTARAN PENDUDUK BULAN MEI 1976
Dalam rangka Pemilihan Umum tahun 1977, pada bulan Mei
1976 di Aceh telah dilakukan pendaftaran-penduduk Warga Ne-
gara Republik Indonesia.
Jumlah penduduk seluruh Aceh menjadi 2.276,029 jiwa, de-
ngan perincian sebagai berikut :
Wilayah/daerah Banyaknya
Kotamadya Banda Aceh 58,660 jiwa
Kotamadya Sabang 18,868 jiwa
Kabupaten Aceh Besar 203,577 jiwa
Kabupaten Pidie 313,199 jiwa
Kabupaten Aceh Utara 538,935 jiwa
Kabupaten Aceh Tengah 129,599 jiwa
Kabupaten Aceh Ti mur 356,045 jiwa
Kabupaten Aceh Tenggara 148,139 jiwa
Kabupaten Aceh Barat 252,982 jiwa
KaBupaten Aceh Selatan 256,025 jiwa
SUKU/ANAK SUKU
Disamping Sukubangsa Aceh, berbagai sukubangsa Iain ter-
dapat di Aceh, juga orang-orang asing.
Rakyat Aceh seluruhnya beragama Islam. Selain itu terdapat
juga agama-agama lain yang dianut oleh para pendatang.
Penduduk asli Aceh adalah Sukubangsa Aceh dan Anak-
anaksuku, seperti :
a. Anaksuku (ureueng) Gayo.
b. Anaksuku (ureueng) Alas.
c. Anaksuku (ureueng) Singke.
d. Anaksuku (ureueng) Kluet.
e. Anaksuku (ureueng) Teumieng.
f. Anaksuku (ureueng) Simeulu.
g. Anaksuku Aneuk Jamee.
31
BAHASA
Bahasa Aceh merupakan lingua franca bagi Sukubangsa Aceh
dan Anak-anak-suku, sedangkan bahasa Anak-anak-suku yang di-
sebut bahasa Gayo, bahasa Alas, bahasa Singke, bahasa Kluet,
bahasa Teumieng, bahasa Simeulue dan bahasa Aneuek Jamee
menjadi bahasa pergaulan dikalangan Anaksuku masing-masing.
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kebangsaan merupakan ba-
hasa yang dipergunakan Sukubangsa Aceh dengan sukubangsa
tain.
32
P E M E R I N T A H A N
33
PEMERINTAHAN
Pada awal Kemerdekaan, Aceh merupakan salah satu Kere-
sidenan dari Propinsi Sumatera.
Pada tanggal 15 Apri l 1.948 berdasarkan Undang-Undang No.
10 Tahun 1948, Sumatera dibagi menjadi 3 Propinsi Otonom,
masing-masing Propinsi Sumatera Utara, Propinsi bumatera l e -
ngah dan Propinsi Sumatera Selatan.
Propinsi Sumatera Utara meliputi Keresidenan-Keresidenan
Aceh, 1'apanuli dan Sumatera Timur, ibukotanya Kuiaraja, ha-
sil keputusan sidang-pleno Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera
Utara yang berlangsung tanggal 12 Desember 1948 di Tapak
tuan.
Dengan Keputusan Pemerintah Darurat Republik Indonesia
no. 23, Pem/ PDRI, tanggal 17 Mei 1949, Gubernur Sumatera Uta-
ra (Mr. S. M. Amin) diangkat menjadi Komisaris Pemerintah Pu-
sat untuk Sumatera Utara, sedangkan kekuasaan Sipil dan Mi l i -
ter untuk Keresidenan Aceh, Kabupaten Langkat dan Kabupaten
Tanah Karo dipusatkan pada Gubernur Militer yang berkedu
dukan di Kutaraja.
Untuk tiap-ciap Keresidenan, Pemerintahan Sipil dijalankan
oleh Dewan Pertahanan atas-nama dan bertanggung jawab ke-
pada Gubernur Militer.
Pada tahun 1949, dengan Peraturan Waki l Perdana Menteri
Pengganti Peraturan Pemerintah no. 8/ DesyWk. P. M. / 49 tanggal
17 Descmber 1949, Keresidenan Aceh dikeluarkan dari Propinsi
Sumatera Utara dan ditetapkan menjadi Propinsi tersendiri (Pro-
pinsi Aceh pertama), yang wilayahnya meliputi Keresidenan Aceh
dahulu ditambah dengan sebahagian dari daerah Kabupaten Lang-
kat yang terletak diluar daerah "Negara Bagian" Sumatera Ti -
mur.
Propinsi Aceh pertama merupakan wilayah dari Negara Re-
publik Indonesia yang beribukota di Yogyakarta.
Segala sesuatu berkenaan dengan susunan Pemerintahan dan
Perwakilan di Propinsi dan Kabupaten-Kabupaten disesuaikan me-
nurut ketentuan Undang-Undang No. 22 Tahun 1948.
Dalam rangka kembali kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Piagam Persetujuan Republik Indonesia Se-
rikat dan Republik Indonesia tanggal 19 Mei 1950 dan Pernya-
raan Bersama tanggal 20 Juli 1950, dikeluarkan Peraturan Peme-
rintah no. 21 Tahun 1950, yang menetapkan, bahwa Daerah Re-
publik Indonesia Serikat sesudah terbentuknya Negara Kesatuan
terbagi atas 10 Propinsi Administratif.
34
Salah satu diantaranya ialah Propinsi Sumatera Utara yang
meliputi Daerah-daerah Keresidenan Aceh, Tapanuli dan Suma-
tera Timur.
Sejalan dengan ketentuan tersebut diatas, maka dengan Pe-
raturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang no. 5 Tahun 1950
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Negara Bahagian Republik In-
donesia, dibentuklah Propinsi otonom Sumatera Utara, yang mu-
lai berlaku tanggal 15 Agustus 1950.
Sejak waktu itu Aceh kembali menjadi satu Keresidenan ad-
ministratif yang dikepalai oleh seorang Residen.
Karena peleburan Propinsi Aceh Pertama itu cidak sesuai
dengan keinginan rakyat dan adanya perobahan kebijaksanaan
Pemerintah Pusat dalam hal ini, maka dengan Undang-Undang
No. 24 Tahun 1956 dibentuk Propinsi Otonom Aceh (Propinsi
kedua), yang wilayahnya meliputi daerah bekas Keresidenan Aceh,
terhitung mulai tanggal 1 Januari 1957.
Dengan Keputusan Perdana Menteri Republik Indonesia no.
1/ Missi/ 59 tanggal 26 Mei 1959 Aceh menjadi Daerah Istimewa,
dengan otonomi yang seluas-luasnya, terutama dalam lapangan
keagamaan, peradatan dan pendidikan.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, maka Pemerintah Daeran
Istimewa Aceh terdiri dari Kepala Daerah (Gubernur) dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, sedangkan Pemerintah Daerah Ting-
kat II terdiri dari Kepala Daerah (Bupati/Walikotamadya) dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pula.
Dibawah Daerah Tingkat I (Daerah Istimewa Aceh) terda-
pat Daerah-Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kotamadya), dan di-
bawah Daerah Tingkat II terdapat lembaga Pemerintahan Keca-
matan yang dikepalai oleh Camat Kepala Pemerintahan.
Dibawah Kecamatan terdapat Muki m yang dipimpin oleh
Kepala Muki m dan sebagai lembaga pemerintahan yang terendah
ialah Gampong (Kampung) yang dipimpin oleh Geuchik (Kepala
Kampung).
10 Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kotamadya) dalam Dae-
rah Istimewa Aceh adalah daerah-daerah otonoom.
Kotamadya Sabang tidak mempunyai Kecamatan, dan dae-
rahnya langsung terbagi atas beberapa Muki m, sedangkan Kota-
madya Banda Aceh mempunyai Kecamatan-Kecamatan, tetapi di-
bawahnya tidak terdapat Muki m, hanya Kampung-Kamj ung.
35
Kampung-Kampung di Aceh merupakan Pemerintahan Desa
terendah yang mempunyai wilayah tersendiri dengan penguasa
tersendiri pula yang bersendikan hukum Adat.
Pemerintahan Gampong yang dipimpin oleh Geuchik diban
tu oleh Tuha Peuet (4 orang terkemuka yang dipilih oleh rakyat,
dan Tuha Lapan (8 orang terkemuka yang dipilih oleh rakyat pu-
la) sebagai penasehat.
Disamping itu terdapat pula pejabat yang bernama Teungku
Meunasah yang bertugas dalam bidang keagamaan.
Antara Geuchik dan Teungku Meunasah terdapat jalinan ker-
jasama yang bulat, dan kedua mereka oleh penduduk dianggap
sebagai ayah dan ibu keluarga besar kampung.
36
PEMBAGIAN DAERAH
D A E R A H I S T I ME WA A C E H terbagi dalam 10 Daerah Ting-
kat II, yaitu 2 Kotamadya dan 8 Kabupaten, masing-masing :
Kotamadya Banda Aceh ibukotanya Banda Aceh.
Kotamadya Sabang ibukotanya Sabang. . ,
Kabupaten Aceh Besar ibukotanya -Banda Aceh. / HcXmy^
Kabupaten Pidie ibukotanya Sigli. t, ,
Kabupaten Aceh Utara ibukotanya Lnokseumawe.
Kabupaten Aceh Tengah ibukotanya Takengon.
Kabupaten Aceh Timur ibukotanya Langsa.
Kabupaten Aceh Tenggara ibukotanya Kutacane.
Kabupaten Aceh Barat ibukotanya Meulaboh.
Kabupaten Aceh Selatan ibukotanya Tapaktuan.
Ibukota Propinsi (Daerah Istimewa Aceh) ialah Banda Aceh,
dahulu bernama Kutaraja.
Nama Banda Aceh ditetapkan dengan Surat Keputusan Gu-
bernur Kepala Daerah Istimewa Aceh no. 153/1962, tanggal 28
Desember 1962 yang dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Pe-
merintahan Umum dan Otonomi Daerah No. Des. 52/1/43-43,
tanggal 9 Mei 1963.
Dibawah Daerah Tingkat II (Kotamadya dan Kabupaten)
terdapat 129 Daerah Kecamatan, 594 Muki m dan 5462 Gampong
(Kampung) atau Desa, yakni sebagai berikut :
Daerah Tingkat II Kecamatan Muki m Gampong
Kotamadya Banda Aceh 2 20
Kotamadya Sabang 4 18
Kabupaten Aceh Besar 12 71 663
Kabupaten Pidie 23 127 948
Kabupaten Aceh Utara 23 90 1422
Kabupaten Aceh Tengah 7 25 166
Kabupaten Aceh Timur 16 68 737
Kabupaten Aceh Tenggara 9 31 229
Kabupaten Aceh Barat 19 92 762
Kabupaten Aceh Selatan 18 86 497
Jumlah 129 594 5462
37
LAMBANG DAERAH ISTIMEWA ACEH.
38
LAMBANG DAERAH.
Lambang Daerah Istimewa Aceh ditetapkan dengan Pera-
turan Daerah Istimewa Aceh No. 39 Tahun 1961 tanggal 20 Mei
1961, bernama PANC AC I TA, yang mengandung 5 unsur perlam-
bang :
Pertama : KEADILAN, yang dilambangkan dengan da-
cing (rimbangan) yang terletak d;atas kubah
Mesjid.
Kedua : KF.RUKUNAN, yang dilambangkan dengan ku-
bah Mesjid.
Ketiga : KEMAKMURAN, yang dilambangkan dengan
padi, lada (merica), kapas dan cerobong pabrik.
Keempat : KEPAHLAWANAN, yang dilambangkan dengan
rencong.
Kelima : KESE]AHTERAAN, yang dilambangkan dengan
buku dan kalam.
Lambang berbentuk Kupiah Aceh dan bersegi lima, yang me-
lambangkan falsafah Negara, PANC AS I LA, sehingga mengandung
pengertian bahwa Pancacita terletak didalam wadah Pancasila.
Tiga corak~ warna utama dipakai didalam lambang, yakni
putih, kuning dan hijau, mengandung pengertian kemurnian, ke-
jayaan dan kesejahteraan/kemakmuran.
39
KE P AL A - KE P AL A PEMERI NTAHAN
(1945 1978)
N a m a J a b a t a n Tahun
Teuku Nja' A r i f Resi den 1945 1946
T. P. P. Muhammad A l i Waki l Resi den 19451946
T. Tjhi ' M. Daoedsjah Resi den 194 1950
Tgk. Muhammad Daud Guber nur Mi l i ter
Beureueh Aceh, Langkat dan 1947 1949
Tanah Kar o
Tgk. Muhammad Daud Guber nur 1950 1951
Beureueh
R. M. Danoebr oto Resi den Koor di nator 1951 1953
Tgk. Soel ai man Daoed Pemangku Resi den Mei 1953
Koor di nator Sept. 1953
Abdoel Wahab Ketua Staf Keaman-
an Si pi l / A cti ng Re- 1953 1954
siden
A bdul Razak Resi den 1954 1957
A l i Hasjmy Guber nur Kepal a 1957 1964"
Daer ah
Letnan Kol onel A bdul Waki l Guber nur 1962 1964
Muthal i b Nampl oh Kepal a Daer ah
Br i gadi r Jenderal Guber nur Kepal a 1964 1967
2 )
Njak A dam Kami l Daer ah
Kol onel Hasbi Pd. Guber nur 1967 1968
Wahi dy Kepal a Daer ah
A . Muzakki r Wal ad Guber nur Kepal a 1968 1978
3 )
Daer ah
Dis. Mar zuki Waki l Guber nur Ke- 1968 1973
Njakman pal a Daer ah
40
1) 1 Januari 1957 sampai 1 Januari 1960, periode pertama. Ke-
mudian dipilih kembali dan dilantik 1 Januari 1960 dan di-
perhentikan pada 10 April 1964.
2) 10 April 1964 sampai 8 Oktober 1964 selaku Pd. Gubernur
Kepala Daerah. 8 Oktober 1964 sampai 30 Agustus 1967 se-
laku Gubernur Kepala Daerah.
3) 15 Mei 1968 sampai 27 Juni 1973, periode pertama. Kemu-
dian dipilih kembali dan dilantik pada 27 Juni 1973 hingga
1978.
41
R E P E L I T A
42
RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN
(REPELITA)
Tujuan Repelita.
Pada hakikatnya tujuan utama pembangunan di Daerah Isti-
mewa Aceh dal am kerangka Pembangunan Nasional adalah un-
tuk meningkatkan kesejahteraan, menaikkan pendapatan rakyat
perkapita, penyediaan kesempatan kerja yang lebih luas, keseim-
bangan pembangunan antar wilayah, pembahagian pendapatan
yang lebih merata serta lingkungan maupun suasana dan mutu ke-
hidupan yang harmonis.
Dengan demikian, maka sclangkah demi selangkah diusaha-
kan lewat pembangunan itu menuju kepada kesejahteraan hidup
masyarakat seluruhnya, lahiriah dan batiniah, sesuai dengan cita-
cita kemerdekaan.
Daerah Istimewa Aceh dimasa lampau belum sempat mem-
benahkan diri dan menikmati hasil-hasil pembanpunan ekonomi,
sosial dan budaya secara sempurna disebabkan selalu terlibat da-
lam bermacam-macani onak-duri pergolakan-pergolakan melawan
penjajahan maupun peristiwa-peristiwa lain yang kesemuanya mem-
bawa akibat kepada hancurnya sendi-sendi ekonomi dan sosial
serta orientasi nilai-budaya.
Setelah pulih dari keamanan dan stabilnya politik dibawah
pimpinan Pemerintah Orde Baru, Aceh bersama-sama rakyat di-
daerah lainnya di Indonesia dengan penuh kesadaran, keyakinan
dan dengan segaia kemampuan yang dimilikinya telah berusaha
untuk memulihkan kembali dirinya melalui serangkaian kegiatan-
kegiatan pembangunan dalam Rencana Pembangunan Lima Ta-
hun.
Landasan pembangunan yang dilakukan Daerah Istimewa
Aceh adalah tetap seirama dengan landasan Pembangunan Nasio-
nal, yakni tetap berpegang teguh kepada :
a. Landasan idiil Pancasila,
b. Landasan strukturil Undang-Undang Dasar 1945,
c. Landasan operasionil Garis-Garis Besar Haluan Nega-
ra, dan
d. Tetap bertitik-tolak pada Sapta Krida Kabinet Pemba-
ngunan.
43
REPELITA -1.
Atas dasar penela'ahan kondisi-kondisi Daerah dan dalam
rangka mendahulukan peningkatan effisiensi pemanfaatan sumber-
sumber kekayaan produksi yang telah ada, maka Pemerintah dan
rakyat Aceh menggerakkan kegiatan PE MB AN G U N AN L I MA
T AH U N PE R T AMA (1969/1970 1973/1974) dengan sasaran
dan prioritas sebagai berikut :
V. REHABI LI TASI PRAS ARANA E K O N O MI ,
2. PE N I N G K AT AN PRODUKSI PAN G AN ,
3. PE N I N G K AT AN PRODUKSI EKSPOR,
4. PE MB I NAAN M E N T AL DAN KE S E J AHT E R AAN
MAS Y AR AK AT ,
5. I NDUSTRI PE R T ANI AN.
REPELITA - II.
Setelah menela'ah hasil-hasil yang dicapai dalam Pelita-I,
baik Nasional maupun Daerah, dengan berpijak kepada landasan
dan tujuan Pembangunan Daerah, memperhatikan kondisi dan si-
tuasi Daerah beserta hambatan-hambatan dan kemampuan serta
berpegang teguh kepada pembinaan Indonesia sebagai suatu ke
satuan ekonomi, maka disusunlah sistim prioritas PE MB ANGU-
N AN L I MA T AH U N KE DUA sebagai berikut
1. PRAS ARANA E K O N O MI , meliputi perhubungan darat (ja-
lan, jembatan), perhubungan laut, perhubungan udara, tele-
komunikasi, irigasi, dan berbagai sarana lainnya.
2. PE N I N G K AT AN PROOUKSI PE R T ANI AN, meliputi pro-
duksi ekspor dan produksi pangan.
3. KE S E J AHT E R AAN MAS Y AR AK AT , meliputi Agama, pen-
didikan, ilmu pengetahuan, kesehatan dan keluarga berenca-
na, pemerintahan umum, pemuda, olahraga, kebudayaan, pe-
nerangan, pariwisata, hukum, politik, pertahanan/keamanan
nasional, tenaga kerja, koperasi dan kesejahteraan sosial lain-
nya. ,
4. PE N I N G K AT AN PRODUKSI EKSTRAKTI P, meliputi pro-
duksi perikanan, kehutanan dan pertambangan.
5. I NDUSTRI PE R T ANI AN, meliputi industri processing hasil
pertanian untuk ekspor dan industri-industri kebutuhan ma-
syarakat lainnya.
44
4?
PENGELOMPKAN WILAYAH PEMBANGUNAN.
Guna mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam Pe-
lita-I, maka dalam Pelita-II ditempuh pendekatan regional yang
lebih komprehensif, yakni dengan pengelompokan daerah admi-
nistrasi kedalam suatu wilayah-pembangunan.
Kedalam wilayah-pembangunan tersebut semua sektor-sekror
pembangunan yang berkaitan dengan tujuan pembangunan wila-
yah diintegrasikan untuk mempercepat tujuan-tujuan yang lebih
lengkap.
Dengan pengelompokan wilayah-pembangunan tersebut di-
harapkan dapat memperoleh keuntungan-keuntungan :
a. menciptakan pembangunan yang lebih seimbang.
b. konsentrasi pembangunan yang cocok dengan pola pe-
ngembangan wilayah.
c. pemecahan setiap masaalah akan lebih mudah dan se-
derhana,
d. koordinasi dan konsistensi dalam kegiatan-kegiatan usa-
ha pembangunan dapat dicapai dengan lebih baik, sehing-
ga memungkinkan diperoleh keuntungan maksimal dari
sesuatu kegiatan pembangunan.
Penentuan wilayah-pembangunan dihubungkan pula dengan :
a. arus barang/perdagangan dan arus pergerakan pendu-
duk/ migrasi.
b. arah dan penggunaan daripada prasarana perhubungan
darat dan sistim perhubungan laut..
c. jarak jangkauan yang mungkin dapat dicapai oleh sesua-
tu wilayah yang tergantung kepada kemampuan untuk
memperkembangkan fungsi-fungsi distribusi serta kegiatan
usaha masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Daerah Istimewa Aceh
dibagi dalam 4 wilayah-pembangunan (yang merupakan sub-wi-
lavah jika dilihat dari pola pengembangan wilayah secara Nasio-
nal).
Wilayah Pembangunan I terdiri dari sebahagian Kabupaten Aceh
Timur dan sebahagian Kabupaten Aceh
Tenggara. Wilayah ini merupakan dae-
rah belakang dari sentra utama Medan.
46
Wilayah Pembangunan II adalah sebagian Kabupaten Aceh Barat,
Kabupaten Aceh Selatan dan sebahagian
Kabupaten Aceh Tenggara dengan sen-
tranya yang terkuat adalah Meulaboh,
sedangkan pelabuhan Susoh adalah se-
bagai pintu-gerbang dari wilayah ini.
Wilayah Pembangunan 111 adalah Kabupaten Aceh Utara, Kabu-
paten Aceh Tengah dan sebahagian Ka-
bupaten Aceh Timur. Sentra yang ter-
kuat dari wilayah ini adalah Lhokseu-
mawe yang juga berfungsi sebagai pin-
tu-gerbang, dan Bireuen sebagai sentra
perdagangan dan industri.
Wilayah Pembangunan IV adalah Kabupaten Aceh Besar, Pidie,
sebahagian Kabupaten Aceh Barat dan
Kotamadya Sabang. Sentra yang ter-
kuat diwilayah ini adalah Banda Aceh
dan Pelabuhan Kcumalahayati (Krueng-
raya) sebagai pintu-gerbang.
Orientasi pengembangan di Wilayah-I diarahkan kepada pe-
ningkatan produksi ekspor, seperti karet, kelapa sawit, kopi dan
lain-lain.
Orientasi pembangunan Wilayah-II dipusatkan pada produk-
si padi, yaitu melalui perkebunan padi (rice estate) dengan sistim
padat modal atau padat harga (labor intensif) yang dikaitkan de-
nggan transmigrasi.
Orientasi pengembangan "Wilayah-III dititik-beratkan pada
pengembangan produksi padi, ternak, perikanan dan jerns-jenis
bahan pangan utama lainnya, sebagai faktor input untuk inten-
sifikasi dan ekstensifikasi sektor tersebut lebih diutamakan diwi-
layah ini.
Wilayah-IV memberikan kemungkinan yang lebih besar ke-
arah peningkatan produksi padi, ternak, cengkeh, perikanan dan
bahan-bahan makanan lainnya. Juga wilayah ini memiki poten-
si yang besar untuk mendirikan pabrik semen, yang juga membe-
rikan daya-dorong kepada kehidupan ekonomi sektor-sektor yang
lain.
47
Daerah Perdagangan Bebas dengan Pelabuhan Bebas Sabang
yang berfungsi sebagai tempat penumpukan beras, peningkatan
mutu dan processing barang ekspor, industri pelayaran, pariwisa-
ta dan industri maritim, letaknya cukup strategis bagi lalulinras
perdagangan antar wilayah, antar pulau dan internasional. Ter-
sedianya beberapa fasilitas dasar (pelabuhan, listrik, air, bahan
bakar) memungkinkan Sabang dapat memainkan peranannya se-
bagai pusat daya dongkrak ekonomi untuk wilayah-wilayah lain-
nya di Indonesia maupun internasional.
48
W I L A Y A H P E M B A N G U N A N
D A E R A H I STI M E WA A C E H
49
K E K A Y A A N A L A M
D A N P OTE N SI D A E R A H
50
KEADAAN TANAH
Keadaan tanah didaerah ini terhagi dalam beberapa jenis,
yaitu :
1. Jenis Organosol/ Aluvial, terdapat dari Ujung Temiang di-
pantai timur Aceh sampai keujung Pidie dipantai utara.
2. Jenis Podsolik Merah Kuning/ Litosol/ Regosol, terdapat da-
ri Ujung Pidie sampai ke Ujung Batee di Kabupaten Aceh
Besar.
3. Jenis Organosol/ Aluvial terdapat dari Ujung Batee sampai
disekitar Uleelheue (daerah yang disebut lembah Krueng
Aceh).
4. Jenis Podsolik Merah Kuning terdapat dari Uleelheue sam-
pai kekaki Gunung Geurutee.
5. Jenis Podsolik Merah Kuning/ Litosol / Regosol terdapat dari
kaki Gunung Geurutee sampai ke Kuala Teunoin (Aceh Ba-
rat).
6. Jenis Organosol/ Aluvial terdapat dari Ujung Jahu (Calang)
sampai ke Ujung Raja (perbatasan Aceh Barat dan Aceh Se-
latan).
7. Jenis Podsolik Merah Kuning/ Litosol / Regosol terdapat da-
ri Kual a Tripa sampai ke Tapaktuan di Aceh Selatan.
8. Jenis Organosol / Al uvial terdapat dari Tapaktuan sampai ke
Ujung Singkel.
9. Dibagian pedalaman Aceh sampai kedaerah dataran tinggi
keadaan tanah terdiri dari jenis-jenis :
Podsolik merah kuning.
Podsolik merah kuning/ Litosol/ Regosol.
Podsolik Cokelat kelabu/Podsolik Rensina/Litosol.
Andosol (terdapat didaerah Kabupaten Pidie, Aceh Tengah
dan perbatasan Aceh Barat Aceh Tengah).
Organosol / Al uvial (hanya terdapat disebagian daerah Aceh
Tenggara).
51
PROYEK L.N.G.
Didaerah Aron, Lhokseumawe (Aceh Utara) ditemukan sum-
ber Gas Al am Cair (Lequified Natural Gas).
Proyek L. N. G. ini merupakan yang terbesar di Indonesia
yang menelan biaya sebanyak l.k. US$ 3,4 milyar.
Pembangunannya memerlukan l.k. 1.850 HA tanah, yakni
untuk :
plant site 600 HA
contraction camp 600 HA
housing site 300 HA
lapangan terbang 200 HA
jalur pipa service road 150 HA
Pembangunan proyek tersebut diawal i dengan ditemuinya
kandungan gas alam berpotensi sangat besar di Aceh Utara da-
iam usaha eksplorasi sumber-sumber minyak pada Daerah Perjan-
jian Bagi Hasil Pertamina Mo bi l O i l Indonesia pada akhir ta-
hun 1971.
Untuk keperluan proyek tersebut dibangun sarana dan fasi-
litas perhubungan laut yang dapat berlabuh merapat kedermaga
kapal-kapal ukuran 100.000 ton keatas dan pembangunan la-
pangan udara yang mampu menampung pendaratan pesawat-ter-
bang jenis DC-9.
Lapangan L. N. G. Aron memil iki reservoir gas alam seba-
nyak 10 trilliun c.f. menurut taksiran kasar dan merupakan sum-
ber gas alam yang terbesar di Asia Tenggara, cukup penyediaan
bahan pengolahan untuk jangka waktu paling kurang selama 50
tahun.
Proyek tersebut akan mcmberi pengaruh besar dalam sektor
peningkatan penerimaan Negara, menyerap tenaga kerja yang cu-
kup besar dan akan mendorong pertumbuhan proyek-proyek lain
seperti pabrik pupuk, petrokimia dan sebagainya disamping mem-
buka kesempatan untuk tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha
ekonomi dan industri masyarakat.
PABRIK GULA OOT GIREK
Pabrik Gul a Cot Girek adalah sebuah Perusahaan Negara
yang terletak di Lhoksukon, Aceh Utara yang mul ai dibangun pa-
da pertengahan Apri l 1965 dan selesai pada pertengahan Agustus
52
1970 yang dilanjutkan dengan masa-giling percobaan pada tang-
gal 31 Agustus 1970.
Dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian no. 277/ KPTS/
Ogg/6/1972 tanggal 6 Juni 1972 Direksi Perusahaan Negara Per-
kebunan XVI ditugaskan menyelenggarakan pengelolaan proyek
tersebut.
Giling pertama dilakukan pada tanggal 26 Pebruari 1974.
Kapasitas giling pabrik gula tersebut adalah 25.000 kw. tebu/
24 jam, dan untuk effisiensinya harus menggiling minimal 120 ha-
ri, dengan jumlah tebu yang akan digiling adalah 120 x 25.000 kw
- 3.000.000 kwintal.
PABRIK KERTAS
Hutan pinus mercusi yang cukup luas di Aceh (Aceh Tengah,
Aceh Tenggara, Aceh Besar) merupakan penyediaan bahan baku
yang cukup besar potensinya bagi produksi kertas.
Sejak tahun 1951 sudah ditempuh usaha mendirikan pabrik
kertas di Takengon dan sebagian sarana untuk itu sudah diper-
siapkan.
Disamping itu di Langsa, Aceh Timur sudah didirikan se-
buah pabrik kertas oleh pengusaha swasta.
'/lATIJH JlfiJ
TAMBANG MI NYAK
Perusahaan Pertambangan Mi nyak dan Gas Bumi Negara
PE R T AMI NA telah melakukan pengolahan sumber minyak di
Aceh atas ladang-ladang minyak yang terdapat di Aceh Timui
dan Aceh Utara.
Diberbagai Kabupaten lain di Aceh telah ditemui pula sum-
ber-sumber minyak baru yang dewasa inj sedang digarap hasil-
nya.
TAMBANG EMAS
Sebelum Perang Dunia ke-II di Aceh Barat telah diolah sum-
ber emas yang dilakukan oleh perusahaan asing Marsman Elg.
Expl. Mi j , dengan luas areal meliputi 5.300 HA yang menghasil-
kan assay rata-rata 2,37 gram emas dan 6,23 gram perak perton.
Tambang emas tersebut terbengkalai selama pendudukan Je-
pang dan oleh Pemerintah Republik Indonesia kemudian diambil
alih. Sampai tahun 1946 tambang emas tersebut dapat berjalan
daa sekarang dalam keadaan terbengkalai.
Selain Tutut, sumber emas terdapat pula ditempat-tempat
lain di Aceh Barat yang diusahakan dengan cara sederhana oleh
penduduk.
53
PERKEBUNAN
Perusahaan Negara Perkebunan I (P.N.P. -1) yang berkedu-
dukan di Langsa mengusahakan 7 buah perkebunan yang terda-
pat di Aceh Timur, Aceh Tengah dan Aceh Tenggara, yakni
:
Perkebunan Karet di Julok RajeK, Aceh Timur,
Perkebunan Karet Kebun Baru, Aiue Gaden?, di Aceh
Tiinur,
Perkebunan Karet Langsa/Bukit Rata di Aceh Timur,
Perkebunan Karet Pulau Tiga di Aceh Timur,
Perkebunan Karet Tanjung Seumantok di Aceh Timur,
Perkebunan Kelapa Sawit di Karang Inong di Aceh Timur.
Perkebunan Pinus Merkusi di Aceh Tengah dan Aceh
Tenggara.
Disamping itu atas dasar joint enterprise antara Pemerintah
dengan PT. Socfindo diusahakan 4 buah perkebunan yang terle-
tak di Aceh Timur, Aceh Barat dan Aceh Selatan, terdiri dari per-
kebunan karet dan kelapa sawit.
Perkebunan-perkebunan yang diusahakan oleh swasta terda-
pat pula diseluruh Aceh.
HASIL HUTAN
Hasil hutan merupakan salah satu sumber pendapatan Peme-
rintah Daerah Istimewa Aceh disamping merupakan sumber de-
visa Negara.
Jenis kayu-kayu yang dihasilkan adalah kayu kapur, meran-
te, lesi-lesi, krueng, bakau, damar laut, merbau, seumantok dan
sebagainya.
Produksi hutan diekspor keluar negeri disamping sebagian
kecil dipergunakan untuk kebutuhan didalam negeri.
Areal cagar alam dan suaka alam margasatwa di Gunung
Leuser, Aceh Tenggara merupakan proyek kerjasama antara Peme-
rintah Indonesia dengan Netherland Worl d Wildlife Fund Com-
mittee.
Hutan lindung meliputi daerah Aceh Tenggara bagian barat
sampai ke Kecamatan Kuet Selatan di Aceh Selatan.
SUMBER TAMBANG
Selain bahan-bahan pertambangan yang sudah diolah, di
Aceh terdapat banyak sumber-sumber bumi yang belum dikerja-
kan.
Sebagian daripadanya sudah disurvey oleh ahli-ahlinya, yak-
ni :
54
batubara, terdapat dilokasi Ayer Jambu Batang, Sungai
Pending, Wehni Oreng, Ayer Batureng, Krueng Kluet, Ta-
paktuan, baratlaut Krueng Teurumon, Kruengraya, Kru-
eng Ancong, timur Peureulak, dekat Simpang Peuet, teng-
gara Krueng Beukah dan Krueng Lawit.
bijih best, terdapat dilokasi Krueng Geunteuet dengan
anak-sungainya Alue Buto Pantonlabu, Gle Mon Pelet,
Krueng Ligan, Krueng Rigaih, Alue Tal u, Kuala Lhee, Cot
Plui, Cot Seumeurong, Cot Mendengit, Cot Regan, Cot
Darat, Cot Mane, Alue Peutua Gade, Kutabuloh, Panton-
luas dan Tapaktuan.
molibdcnis, terdapat dilokasi Gaya Lurus, Bumi Agusem
dan Wai ni Tripe.
mah-hitam dan seng, terdapat dilokasi Krueng Beureu-
yeueng, Krueng Isep dan Pasir Putih.
mangaan, terdapat dilokasi Lhok Kruet dan pantai timur
Aceh.
kapnr (limestone), terdapat diberbagai tempat.
emas, terdapat pada lokasi disekitar Meulaboh, Krueng
Teunom, Ladang Geupoh, Krueng Woi l a, Krueng Meu-
reubo, Krueng Manggi, Krueng Gune, Krueng Meuko dan
Krueng Seunagan (yakni Krueng Cut dan Krueng Trang).
tembaga, terdapat di Pulau Breueh, daerah Gle Bruek,
Krueng Kala, Gle Mon Peuet, Aer Tal u dan daerah Beu-
tong.
minyak-bumi, terdapat di Krueng Peureulak, Alue Meu-
nyeuek, daerah aliran Peureulak, Krueng Sinampsn dan
Alue Maneng, Alue Meurante, Alue Meunyeuek Tanoh,
Meurante Sunggang, Krueng Simpang Langsa, Pineueng
Peungandangan, selatan Lhoksukon, timur Krueng Jambo
Aye, aliran atas Krueng Idi, selatan Peureulak, barat Ba-
yeuen, selatan stasion Panjang Genteng, Pucok, barat ko-
pel Peureulak, selatan Alue Mas dan anak cabang Krueng
Meureubo.
55
belerang, terdapat disekitar Ie Seu-uem (Kruengraya) -
Seulawah.
semen, terdapat di Lhoknga (Aceh Besar) dengan kadar
dan mutu yang cukup baik. Juga di Aceh Utara.
pupuk guano, terdapat dilokasi Lampu-uk, Lhoknga dan
sekitarnya.
gips, terdapat didaerah Panteraja.
teras, terdapat di Gunung Seulawah.
marmar, terdapat di Pulau Banyak dan sekitar Danau
Laut Tawar.
kuningan, terdapat di Aceh Selatan.
intan, terdapat di Aceh Selatan.
aluminium, terdapat di Aceh Selatan.
PERTANIAN
A C E H merupakan salah satu daerah yang tiap tahun meng-^
alami surplus beras, sehingga kelebihan tersebut secara terus-me-
nerus mengisi kebutuhan daerah-daerah tetangga, antara lain Su-
matera Utara, Riau dan Padang (Sumatera Barat).
Jika sarana-sarana persawahan menjadi lebih baik dari ke-
adaan sekarang, yakni irigasi, pupuk dan jenis-jenis padi, dapat
diharapkan hasil beras Aceh akan berlipat-ganda daripada ke-
adaan sekarang.
Hasil-hasi! pertanian yang menonjol di Aceh adalah ;
padi sawah ,
s a w
j
padi ladang _ kentang
fg^S kol/kubis
ketela pohou _ lombok
ketela rambat . buncis
kacang tanah wortel
kacang kedele pisang
- kacang hijau
p e
paya
kacang panjang pokat
- kacang merah _ nangka
tomat _ .
n e n a s
lobak _ rambutan
- bawang merah _ langsat
bawang putih _ sawoh
~ t
e r o n
g mangga

b a
y
a m
manggis.
mentimun
Hasil perkebunan besar dan perkebunan rakyat adalah ke-
lapa kelapa sawit, karet, jarak, tebu, kopi, pmus merkusi, pinang,
cengkeh pala, karet, kopi, kelapa, nilam, tebu, tembakau, lada,
landu, dan lain-lain.
PETERNAKAN
, Padangrumput dan alang-alang yang luasnya lebih-kurang
432.000 H A atau 7.8% dari luas Aceh memungkinkan pemeliha-
raan ternak secara besar-besaran.
^Selama Pelita-I produksi ternak-besar menunjukkan angka-
angKa yang terus meningkat.
Peningkatan produksi ini disebabkan usaha-usaha intensifi-
kasi dan extensifikasi, menggunakan bibit-bibit-unggul lokal dan
jenis ongale serta mengadakan perkawinan buatan (semen-beku)
yang diimpor dari luar negeri.
57
Ternak Aceh pada umumnya dipasarkan di Medan dan se-
bagian diekspor keluar negeri.
Jenis-jenis ternak yang banyak terdapat di Aceh ialah sapi,
kerbau, kambing/domba, ayam, itik, kuda.
Babi juga terdapat di Aceh, terutama didalam hutan-hutan
di Simeulu.
Petani di Aceh memelihara ternak besar, terutama sapi dan
kerbau, sedangkan penduduk pada umumnya memelihara ayam..
itik, kambing dan domba.
Kuda hanya dipelihara oleh penduduk di Kabupaten Aceh
Tengah dan Aceh Tenggara.
PERIKANAN
Perairan Daerah Istimewa Aceh memiliki 4 jenis sumber laut
yang mcnghasilkan ikan tertentu, yakni :
Ocianis Pelagis, yang menghasilkan ikan-ikan tuna, ca-
kalang dan rongkol.
Neritis Pelagis, yang menghasilkan ikan-ikan kembung,
layang-layang, tenggiri, karangi dan lain-lain,
Dimertal, yang menghas'lkan ikan-ikan bawal, lur, ja-
nidee, udang.
Perairan karang, yang menghasilkan ikan kuning, kera-
pu dan lain-lain jenisnya.
Dalam Pelita-II wilayah Aceh sebelah utara dan timur (mu-
lai dari Aceh Bes3r sampai batas Aceh - Sumatera Utara) program
penangkapan ikan bagi peningkatan produksi diarahkan melalui
motorisasi perikanan rakyat.
Wilayah perairan Aceh bagian barat dan selatan diarahkan
untuk usaha penangkapan lepas-pantai dan laut-dalam dengan
menggunakan kapal-kapal ukuran 25 - 50 GT dan diatas 50 GT.
Peningkatan produksi perikanan ditujukan bagi memenuhi
kebutuhan" daerah dan dalam negeri maupun untuk diekspor ke-
luar negeri dengan tujuan Singapura dan Jepang.
Dengan meningkatnya ekspor ikanAidang setiap tahun, ma-
ka telah dibangun fasilitas cold-storage di Lhokseumawe dan Sa-
bang, masing-masing dengan kapasitas 240 ton dan 900 ton.
Sebuah perusahaan swasta nasional membangun pula cold
room di Aceh Timur dengan kapasitas 80 ton.
Tempat-tempat utama yang merupakan sentra produksi ikan
laut adalah :
Kruengraya, Lambada, Lamteungoh, Leupueng di Aceh
Besar.
Ie Leubeue, Laweueng, Panteraja dan Meureudu di Pidie.
Lhokseumawe, Pusung dan Ujungblang di Aceh Utara.
58
Telaga Tujuh, Kualabugak di Aceh Timur.
Kuala Unga, Kuala Bubon, Padang Seurahit, Kuala Tuha
dan Kuala Tadu di Aceh Barat.
Susoh, Tangan-Tangan, Bakongan, Kuala Baro, Singkel,
Gosong Telaga dan Pulau Banyak di Aceh Selatan.
INDUSTRI
Dikota-kota dan didesa-desa terdapat berbagai jenis industri
yang diselenggarakan oleh sesuatu perusahaan, koperasi, keluar-
ga atau pribadi.
Industri/kerajinan dimaksud terdiri dari :
destilasi minyak atsiri
kilang kayu (plywood)
kilang kayu dengan alat sederhana
kilang minyak kelapa
pabrik korek-api
pabrik paku
pabrik kawat duri
industri perikanan
pabrik sabun
pabrik es batu
kilang padi
percetakan
crumb rubber remilhng
perusahaan garam rakyat
kerajinan anyaman
kerajinan sortasi rotan
kerajinan bahan bambu dan tempurung
kerajinan sabut kelapa/bulu ijuk
keraiinan selodang pinang dan nibung
kerajinan tenunan
kerajinan aiat-alat besi
kerajinan tanah-liat
sortasi kopi
industri rokok
industri sirop/limun/kecap
industri mie/bihun/tahu
industri kerupuk
industri roti/kembang gula
industri jamu
industri dendeng
59
usaha panglong
r - usaha penyamakan kulit
- - industri arang
- industri bahan bangunan
industri logam mulia
industri alat rumahtangga
industri minyak rambut
dan lain-lain.
PERDAGANGAN LOKAL
Perdagangan lokal meliputi perdagangan antar Daerah Ting-
kat II ataupun antara pasar-pasar yang terdapat didalam daerah
itu sendiri.
Yang diperdagangkan ialah bahan-bahan kebutuhan sehari-
hari, terutama beras, palawija dan serba-jenis alat-alat kebutuhan
rumah-tangga/pertanian.
Banda Aceh selaku ibukota Propinsi merupakan tentral ke-
giatan perdagangan lokal, kemudian disusul oleh ibukota-ibukota
Daerah Tingkat II.
PERDAGANGAN INTER - INSULER
Perdagangan inter-insuler (antar-pulau dan antar propinsi)
terutama terdiri dari barang-barang hasil dalam negeri, yang ke-
banyakan adalah barang-barang konsumtif, termasuk cengkeh dan
minyak nilam yang produksinya meningkat dari tahun ketahun.
PERDAGANGAN EKSPOR
Pada dasarnya produksi barang-barang ekspor Aceh terbagi
dalam dua golongan besar, yakni barang-barang golongan keras
dan barang-barang lemah.
Produksi utama untuk ekspor adalah kayu, karet, kopi , ke-
lapa-sawit (minyak dan biji), kopra, damar/pinus, kelapa, pala,
pinang dan sebagainya.
Diantara produksi ekspor utama yang paling menonjol ia-
lah kayu.
Disamping itu masih terdapat commodity-commodity iainnya
yang terdiri dari barang-barang lemah, seperti gabah, ternak-besar
dan ikan basah.
Akan tetapi ketiga jenis produksi ini mempunyai peranan ke-
cil dalam angka ekspor, sedangkan untuk perdagangan lokal dan
perdagangan inter-insuler cukup menonjol.
Produksi barang-barang ekspor pada umumnya diharilkan
oleh Perkebunan Besar dan Perkebunan Rakyat.
Pada umumnya tanaman-ranaman ekspor itu diusahakan oleh
PNP- I, PT. S OCF I NDO dan Swasta Nasional.
6Q
Jumlah areal Perkebunan Rakyat terus meningkat dari tahun
ketahurt dengan tanaman karet, kelapa, kopi, cengkeh, pala, pi-
nang, lada, randu, tembakau, nilam, tebu, coklat, jambu mete.
fanili dan sebagainya.
Perkembangan ekspor dalam volume dan nilainya meningkat di-
bandingkan dengan keadaan pada permulaan Pelita-I.
Negara-negara tujuan adalah Singapura, Malaysia, Neder-
land, Belgia, Swedia, Norwegia, Italy, Inggeris, Kanada, Amerika
Serikat, Taiwan, Japan, Denmark, Perancis, Jerrran Barat.
F A U N A
Bermacam-macam jenis fauna terdapat di Aceh, diantara-
nya :
Jenis Mamalia : harimau, beruang, gajah, badak, kera, mawas,
siamang, rusa, menjangan, kijang, kancil, mo-
nyet, babi-hutan, musang. tikus-sawah, tikus-
rumah, cerutut, lutung, kelelawar, sapi, ker-
bau, kuda, kambing, domba, macan-kumbang,
kera tidak berbuntut, kambing-hutan, tupai.
Jenis burung : belibis, layang-layang, balam rampeuneue, ber-
(aves) juk, burung-hantu, beureugom, ayam-hutan,
kekek, bangau-putih, beureuwak, burung-pipit,
berkik, burung-malam, kenari, punai-tanah, bu-
rung dili-dili, burung-madu, burung udang-
hutan, burung-sesap, perling, burung-kerenda,
elang, rajawali, belatuk, sebilang-tandang (se-
bangsa burung disawah yang mengikuti kerbau
berkubang), puyuh, balam-putih, merak, punai,
itik, dan lain-lain.
Reptilia : Buaya, biawak, ular, Ihan, tokek, kura-kura,
cecak, penyu.
Amphibia : katak, kodok-hijau, kodok-pohon, kodok-puru,
bunglon, lintah, pacat, kepiting air-tawar, ke-
piting-darat, siput-sawah.
In sekt a : Kupu-kupu (lipidoptera), kupu-kupu-hitam-ke-
Hexapoda putihan, kupu-kupu-putih, kupu-kupu-Iemba-
yung, kupu-kupu-kuning, semut (hyrnenoptera),
semut-besar, semut-kelapa (warna merah), se-
mut-hitam, semut-batu (warna hitam dan ke-
61
ras), semut-kecil berbagai jenis, nyamuk, lalat,
lalat-kerbau, lalat-bunga, nyamuk biasa, ca-
pung, kumbang-kelapa, kumbang-terotot.
Ikan tawar : Ikan-gabus, ikan-lele, ikan-sepat (sepat-siam)
dan sepat-biasa, kecil), ikan-panjang, ikan-mas,
ikan mujair, ikan-belanak, belut, ikan-kepala-
timah, ikan-jurung, ikan-singsing (warnanya ku-
ning dan musimnya diwaktu banjir), ikan-ban-
deng, siput, kepras (gurami), ikan-depik, karper
(ikan-bawal), ikan-kerling, ikan-kebarai, dan
lain-lain.
Sumber laut : Dari perairan Aceh terdapat sumber-laut yang
menghasilkan ikan-ikan :
tuna, cakalang, tongkol, gabur, iyu, kembung,
layang-layang, tenggiri, karang, jenara, bawal,
udang, teri, ikan-kuning, kerapu, kakap, dan se-
bagainya.
Hasil-hasil laut lainnya adalah :
bunga-karang, agar-agar, lolak, tripang, telur
penyu, akar bahar dan lain-lain.
F L O R A
Bermacam jenis flora tumbuh di Aceh, mulai dari lembah-
lembah dan jurang, bahkan dirawa-rawa sampai kebukit-bukit
dan gunung didataran tinggi.
Sebagian diantaranya ialah i
Flora dihutan : kayu meurante, kayu seumantok, kayu ceungai,
kayu bayur, kayu meudang, kayu damar, ka-
yu durian, kayu pinus/tusam (pinus mercusi),
rotan-saga, rotan-sabut, rotan-udang, rotan-
batu, rotan-tunggal, kayu-manis, kayu merbau,
kayu kapur dan lain-lain.
Flora disawah : padi biasa (oriza sativa), padi-ketan (oriza glu-
tinosa).
Jenis padi biasa : Si Raja, Si Tambak Padang,
Si Mudi k, Si Jawe, Si Aceh, Si Reger, Bunga
Cina, Jambu, Si Rambe, Si Hamotan, Si To-
pas, Si Itam, Si Pendek, Si Cantek, Si Manis,
Si Cut dan Si Geupai.
Jenis padi ketan : padi ketan gombok, padi ke-
tan itam, padi ketan biasa.
62
Rumputan : kangkung, genjer, lumut, dan lain-
lain.
Flora ditegalan : kelapa, kopi , karet, cengkeh, pala, randu, ka-
puk, pinang, enau, ijuk, kelapa sawit, lada, ka-
yu minyak kayu-putih, dan lain-lain.
Floia dirawa pandan, rotan-air, tanaman-melilit, akar, ba-
belukar kau, rumbia, sagu, berbagai jenis tanaman-air,
berbagai jenis ganggang, sikududuk, tanaman
memanjat, paku-pakuan, bambu, pandan, alang-
alang, rumput, dan lain-lain.
Tanaman buah-bnahan : pisang, nenas, nangka, durian, duku,
jeruk, mangga, jambu, pepaya, manggis, lang-
sat, pokat, rambutan, kesamak, rambai, se-
mangka, sirsak, jeruk, salak, anggur dan lain-
lain.
Tanaman palawija dan sayur-saynran : ubi-kayu, ubi-jalar, ka-
cang-tanah, kacang-hijau, kacang merah, ka-
cang-kedele, kacang-panjang, jagung, lombok,
bayam, sawi, labu, sirih, tomat, mentimun, te-
rong, kentang, bawang-merah, bawang-putih,
kubis, kol, salada, wortel, buncis, petai, lobak,
kunyit, jahe, ketumbar, serai, dan lain-lain.
63
P E R H U B U N G A N
64
PERHUBUNGAN DARAT
Mel al ui jalan darat dari Banda Aceh ke Medan yang jarak-
nya lebih-kurang 600 K M setiap saat dapat ditempuh dengan ken-
deraan pribadi ataupun otobus.
Motor-motor sewa dari Banda Aceh ke Medan berangkat se-
jak pagi-pagi, terus-menerus hingga jam 07.00 malam, baik be-
rupa bus biasa, bus spesial air conditioned dan taxi.
Jalan-raya di Aceh terdiri dari jalan Negara, jalan Propinsi
dan jalan Kabupaten/Kotamadya.
Panjang jalan Negara 489 K M dengan 364 buah jembatan.
Panjang jalan Propinsi 1.293 K M dengan 1323 buah jembatan.
Panjang jalan Kabupaten/Kotamadya 3.891 K M dengan 2.108
buah jembatan.
Daftar perincian :
Trayek Panjang Banyaknya
(daerah) jalan jembatan
(KM) (bh)
1. Jalan Negara :
Banda Aceh Batas Sumatera
Utara 489 364
2. Jalan Propinsi :
Banda Aceh Uleelheue 6 2
Banda Aceh Kruengraya 31 18
Banda Aceh Blangbintang 14 9
Lambaro Blangbintang 7,5 4
Cunda Lhokseumawe 3 1
Bireuen Takengon Blang-
kejeren Kutacane Batas Su-
matera Utara 405 375
Beureunun Tangse Geumpang 98 32
Banda Aceh Meul aboh Tapak-
tuan Batas Sumatera Utara 633 698
Meul aboh Tutut 60 125
Kual a Tuha Jeuram 24 53
Simpang Tutu Lutung 3,5 3
Babah Jurong Meureudu
Simpang Pangwa 8 3
65
3. Jalan Kabupaten/Kotamadya :
Kotamadya Banda Aceh 58 25
Kotamadya Sabang 35 22
Kabupaten Aceh Besar 504 196
Kabupaten Pidie 639 378
Kabupaten Aceh Utara 614 240
Kabupaten Aceh Tengah 380 124
Kabupaten Aceh Timur 676 280
Kabupaten Aceh Tenggara 159 91
Kabupaten Aceh Barat 426 372
Kabupaten Aceh Selatan 398 380
Jarak antara Banda Aceh ke :
Lamno 81 Km Bireuen 218 Km.
Calang 156 Km Lhokseumawe 274 Km.
Teunom 190 Km Pantonlabu 329 Km.
Meulaboh 245 Km Peureulak 393 Km.
Biangpidie 371 Km Langsa 437 Km.
Tapaktuan 449 Km Kualasimpang 471 Km.
Kandang 483 Km Medan 600 Km.
Sigli 112 Km Takengon 321 Km.
Kutacane 556 Km
66
PERHUBUNGAN LAUT
Mel al ui jalan laut dapat dicapai pelabuhan-pelabuhan yang
terdapat disepanjang pantai Aceh, baik yang terletak dibagian se-
belah timur, dibagian barat ataupun dibagian utara, termasuk pe-
labuhan-pelabuhan pulau.
Pelabuhan-pelabuhan tersebut ialah :
SABANG, terletak di Pulau Weh, suatu pelabuhan samudera yang
dapat dirapati kapal berukuran 35.000 ton. Sementara dermaga
belum selesai, kapal-kapal yang dapat merapat berukuran 5.000
ton. Kapal-kapal yang berukuran lebih berlabuh pada jarak 200
500 meter dari dermaga.
Dari Sabang terdapat hubungan langsung ke Tanjung Pri ok dan
keluar negeri, sedangKan hubungannya dengan daratan Aceh di -
l akukan dengan motor-boat ferry yang melayari line tersebut 2
kal i sehari.
ULEELHEUE, pelabuhan samudera yang terletak 5 K M dari Ban-
da Aceh.
KEUMALA HAYATI, di Kruengraya, Aceh Besar. Sangat strate-
gis letaknya didalam sebuah teluk dengan airnya yang tenang dan
cukup dalam, dapat berlabuh vpat kedermaga kapal-kapal ber-
ukuran 10.00015.000 ton. Dari Banda Aceh jauhnya 31 K M .
MEULABOH, pelabuhan samudera terletak dikota.
SUSOH, pelabuhan pantai di Aceh Selatan.
TAPAKTUAN, pelabuhan pantai terletak dikota.
SINGKEL, pelabuhan samudera di Aceh Selatan.
HALOBAN, pelabuhan pantai di Pulau Banyak, Aceh Selatan.
S1NABANG, pelabuhan pantai di Pulau Simeulu, Aceh Barat.
SIGL1, pelabuhan pantai terletak dikota.
LHOKSEUMAWE, pelabuhan samudera terletak dikota.
Dari sini diadakan hubungan langsung ke Pulau Pinang dengan
motor-boat ferry yang dapat ditempuh 15 jam.
Khusus untuk keperluan proyek L . N . G . telah dibuat sebuah pe-
labuhan baru di Blang Lancang, Lhokseumawe.
KUALA LANGSA, pelabuhan pantai di Aceh Ti mur.
67
PERHUBUNGAN UDARA
. BLANG BINTANG, 14 K M dari Banda kceh merupakan
pelabuhan udara utama di Aceh, melayani route Polonia Me-
dan p.p., dengan menempuh jarak lebih-kurang 500 KM.
Dari Pelabuhan-udara Blang Bintang dapat dilakukan pener-
bangan kepelabuhan-udara Cot Bak-u di Pulau Weh dalam
waktu kira-kira 10 menit, kepelabuhan-udara Malikussaleh
di Lhokseumawe, pelabuhan-udara Cutnyak Dien di Meula-
boh dan pelabuhan-udara T. Tut Al i di Tapak Tuan.
Penerbangan dari Blang Bintang ke Polonia Medan dapat di-
lanjutkan ke Padang, Pekan Baru, Palembang dan Jakarta
ataupun keluar negeri (pelabuhan-udara Bayan Lepas di Pu-
lau Pinang, pelabuhan-udara Internasional di Kuala Lum-
pur ataupun kepelabuhan-udara Paya Lebar di Singapura).
Blang Bintang yang sekarang secara tetap tiap hari dikun-
jungi pesawat-udara dari Medan dapat didarati oleh jenis-
jenis Fokker-28 dan Hercules.
Sementara itu tasilitas-fasilitas untuk memungkinkan penda-
ratan pesawat jenis yang lebih besar dikerjakan terus.
2.. COT BAK-U, di Pulau Weh.
3. MALIKUSSALEH, pelabuhan-udaia yang terletak di Krueng
Mane Aceh Utara.
4. CUTN Y A K DIEN, pelabuhan-udara yang terletak di Seu-
nagan, Aceh Barat, 9 K M dari kota Meulaboh.
5. TEUKU CUT ALI, pelabuhan-udara yang terletak di Tapak
Tuan.
68
POS, TELEGKAP, TELEPON
Diseluruh Aceh terdapat Kantor Pos. Selain Kantor Besar yang
berkedudukan di Banda Aceh, ditiap-tiap ibukota Kabupaten dan
Kotamadya, dan dibekas ibukota-ibukota Kewedanaan dan dibe-
berapa tempat lain yang diperlukan, terdapat pula Kantor Pos.
Kantor Kawat (Telegrap) terdapat di Banda Aceh dan ditiap-
tiap ibukota Kabupaten/Kotamadya. Disamping hubungan teie-
grafis milik P. N. Pos dan Telekomunikasi, ditiap-tiap Daerah Ting-
kat II dan tempat-tempat terpencil tersedia fasilitas serupa, milik
Pemerintah Daerah dan ABR I. Dengan alat-alat tersebut dapat di-
lakukan hubungan telekom antara Banda Aceh Medan dan
Banda Aceh dengan tempat-tempat lainnya.
Ti ga buah Kantor Gabungan Telepon terdapat di Aceh, ma-
sing-masing :
Dl BA NDA ACEH, meliputi wilayah Banda Aceh, Sigli, Beureu-
nun, Meureudu, Lamno, Calang, Alue Bi l i , Meulaboh, Jeu-
ram, Blangf idie, Tapaktuan, Bakongan, Uleelheue dan Sa-
bang.
Dl LHOKSEUMAWE, meliputi wilayah Lhokseumawe, Bireuen,
Samalanga, Pantonlabu dan Lhoksukon.
Dl LANGSA, meliputi wilayah Langsa, Peureulak, Idi, Kuala Sim-
pang, Pangkalanberandan dan Pangkalansusu.
Kantor Telepon di Aceh Tengah dan Aceh Tenggara berdiri
sendiri, tidak termasuk dalam lingkungan Kantor Gabungan Te-
lepon tersebut diatas.
Jumlah pesawat telepon seluruhnya 3202 buah, yaitu 621
buah pesawat otomat (hanya di Banda Aceh) dan 2581 buah pe-
sawat sentral tangan (lokal battery).
69
K E B U D A Y A A N
70
SENI - TARI
Kesenian Aceh dipertunjukkan pada saat-saat istirahat dan
lazimnya setelah selesai musim turun kesawah. Disamping itu
kesenian dipertunjukkan pula pada upacara-upacara seperti pesta
perkawinan, khitanan, hari raya dan ketika penerimaan tamu-ta-
mu yang dimuliakan.
Sebagian dari jenis seni-tari rakyat Aceh adalah :
1. Ranub lam puan, artinya sirih dalam cerana, tr.rian meng-
hormati tamu, merupakan tarian adat yang dibawakan oleh
para gadis yang memakai pakaian upacara sambil menating
cerana dan menyerahkan sirih kepada tamu.
2. Bineuh atau Pho, tarian yang dibawakan oleh serombong-
an anak-anak-dara secara lemah-gemalai, diiringi nyanyian.
3. Seudati, tari kepahlawanan yang dibawakan oleh pemuda-
pemuda sebaya. Kelincahan dan derap yang gegap-gempita
dalam gerak berirama sambil diiringi lagu-lagu, amat menge-
sankan. Sajak-sajak yang dinyanyikan bertema perjuangan,
roman-percintaan, kisah kemasyarakatan dan sebagainya.
Merupakan tarian puncak di Aceh.
S E U D A T I
Tari kepahlawanan rakyat.
71
4. Saman, sejenis tarian yang dibawakan oleh serombongan pria.
D i Aceh bagian Selatan disebut "ratoh", dibagian Barat "sa-
man", di Aceh Besar "ratoh duk" atau "Ratoh talo", di-
Aceh Timur "Saman Lokop", di Aceh Tenggara "Saman Ga-
yo" atau yang kini popuier dengan julukan "tari seribu ta-
ngan".
5. Meusekat atau Ratb Meuseukat, tarian yang dilakukan oleh
8 sampai 15 anak-dara sebaya. Mengutamakan gerak cepat
berirama.
6. Ula-ula-letnbing, tarian rakyat dari Temiang, dimainkan ke-
tika bulan sedang purnama, diiringi nyanyian.
7. Puteri Bungsu. tari menyerupai ballet, dibawakan oleh se-
rombongan anak-dara dan pemuda mengisahkan legende ro-
man antara Puteri Bungsu dan Malem D iwa.
8. Ale Tunjang, gerak-tarian berirama diselingi tingkahan sua-
ra alu menimpa lesung.
9. Canang kecapi, tarian anak-dara dari Aceh Tenggara meru-
pakan pertunjukan keahlian memainkan canang dan kecapi
serentak sambil membawa lagu-lagu yang <=eronok.
10. Laweut, tari anak-dara dari Aceh Pidie. Lincah tetapi ge-
malai geraknya. Mi ri p seudati, tetapi disesuaikan dengan ke-
lembutan phisik wanita.
11. Geundrang, atau tarian dengan gendang yang sangat po-
puier dan disukai segenap lapisan rakyat. Dua buah gen-
dang dipalu bertalu-talu sedang dua orang lainnya menari.
12. Rapai, permainan yang merupakan perpaduan seni suara dan
seni-tari. "Rapai-dabh" adalah permainan keahlian, di-
mana pemainnya menikam diri dengan rencong atau senjata
taiam. "Rapai-wirid", yang disertai dengan lagu-lagu zikir
serta salawat. "Rapai-uroh", dimainkan oleh 10 sampai 15
orang dengan pukulan serentak hingga gemuruh. "Rapai pu-
lot", dimainkan oleh 10 orang lebih sambil memainkan tali-
temali. "Rapai lage", mirip dengan rapai pulot. "Grimphng
atau cuwk" disertai kecepatan dari serombongan pemain
yang membentuk formasi-formasi yang menarik. "Rapai Pa-
s", jenis rapai besar, bila dipalu akan meneeluarkan bunyi
yang dapat didengar hingga jarak puluhan kilometer.
13. Peuleubat, tarian adat di Aceh Tenggara, mempertunjukkan
kemahiran membela diri sambil menari. Dimainkan oleh pria
satu lawan satu ataupun dua lawan dua orang.
14. Didong, kesenian yang amat digemari oleh penduduk Gayo,
Aceh Tengah. Kelompok pemain puluhan orang, menguta-
makan kepasihan bahasa, keindahan sastra, irama dan kemer-
duan suara, Gaya-gerak sambil duduk bersila.
72
15. Tan Guel, tarian yang diiringi canang, memong dan gong,
mengandung kisah Gajah Putih Bintang Dikarang. Merupa-
kan sumber tarian Garo Aceh Tengah yang melambangkan
kepribadian tulus-ikhlas.
16. Tari Resam 1 Gayo, menggambarkan resam kehidupan rak-
yat Gayo di Aceh Tengah sebagai penghuni alam agraris.
17. Tari Remang Ketike, gambaran peristiwa disenjakala pada
saat makhluk masing-masing pulang dari perjuangan seha-
rian. Peranan anak-dara terlukis dalam kegiatan mereka disa-
wah sambil berdendang.
18. Pelintau, tarian yang menunjukkan kemahiran membela diri
dari Aceh Timur.
19. Seurune Kal. seni suara dari sejenis ser-inai yang suaranva
merdu dan melengking. Sering beriringan dengan tari geun-
drang.
20. Nasib, seni suara berupa kemahiran menyusun sajak dan se-
kaligus mengucapkannya dengan suara merdu. Kadang-kadang
berupa kisah percintaan, kisah perjuangan, kisah pendidikan
dan sebagainya.
21. Tari Pcumn Etmgkbt, tarian yang menggambarkan para ne-
lavan menangkap ikan.
22. Tari Peudeueng, melambangkan kecekatan dan ketangkasan
memperp-unakan pedang dalam pertempuran.
23. Ratoh, lihat penjelasan nomor 4 tentang "Saman".
24. Dendang-Dendang Singk.il, kesenian asli Singkel, merupakan
tarian adat, paduan seni ssstra dan seni-tari.
25. Dang Deria, sejenis seni-kisah yang menarik, dituturkan da-
lam lentunan suara dan bahasa berirama ditempat-tempat
peralatan perkawinan, sunat rasul dan lain-lain.
26. Tari Rebana, dimainkan oleh 10 orang pria dan wanita de-
nman pakaian adat upacara.
27. Tari Bungong Jeumpa, dimainkan oleh 8 orang penari wa-
nita dengan iringan seni-suara.
28. Tari Poh Kipah, dibawakan oleh 16 orang pria dan wanita.
Tari yang melambangkan kehidupan masyarakat Aceh me-
nyambut hari-hari besar Islam.
29. Tari Piasan Raya, tarian yang gegap gempita, menggambar-
kan kemeriahan pesta besar sebagai refleksi kegembiraan rak-
yat atas berhasilnya sesuatu usaha.
30. Tari Euntat Lintb, tarian yang menggambarkan saat-saat
antar pengantin sampai kepelaminan, yang diiringi pemuda-
pemudi sambil memainkan rebana.
73
Disamping uraian diatas terdapat banyak lagi jenis kesenian
di Aceh, diantaranya adalah :
31. Kesenian Simeulue.
32. Kesenian Singke.
33. Kesenian Alas dan Gayo.
34. Kesenian Tamiang.
35. Kesenian Lokop.
36. Tari Endang.
37 Tari Edok.
38. Tari Bungkus.
39. Tari Sinandang.
40. Tari Rantak Kudo.
41. Tari Dampmg.
42. Tari Sikambang atau Tari Anak.
43. Tari Siram-siram.
L A W E U E T
Tari lincab dimainkan oleh anak-anak dara sebaya.
74
44. Tari Alee Top Aneuek.
45. Resam Berume.
46. Meusar-sar.
47. Punca Utama.
48. Tan Panyot Culot.
49. Tari Bungong Seulanga.
50. Putri Pukes.
51. Kesek-kesek Uwi.
52. Tari Kesatuan.
53. Tari Andalas.
54. Tari Putro Ij.
55. Tari Anjung.
56. Bines Belang.
57. Silat.
58. Tari Kayu Medang Sengit.
59. Biula.
60. Tari Turun ku L ut.
61. Dan lain-lain.
75
SENI BANGUNAN
Bentuk rumah Aceh mencerminkan ciri khas seni bangunan
(arsitektur) daerah ini. Ia dibangun diatas sejumlah tiang-tiang
berjajar membujur lurus-rata dari timur kebarat, ditengah-tengah
tegak tiang-raja (Aceh : tamh raja) dan tiang-puteri (Aceh : ta-
mh putro).
SENI PAHAT/TJKIR
Dinding rumah Aceh penuh dengan ukiran, demikian pula
kisi-kisi, bingkai-bingkai, pintu-pintu, dan alat perabotan rumah
tangga, terutama tempat-tidur. Ukiran pada logam dapat dijum-
pai pada perhiasan-perhiasan emas, perak dan tembaga.
SENI KERAJINAN
Aceh menghasilkan seni-kerajinan seperti barang-barang per-
hiasan. alat-alat rumahtangga dan sebagainya. Perhiasan emas ha-
sil seni kerajinan Aceh memiliki bentuk-bentuk khusus, terutama
RU MOH ACEH
Sebuah museumberbeniuk rumah-Aceb asli didalamnya
terdapat benda-benda sejarah dan budaya,
terletak ditengah kota Banda Aceh.
7h
yang sangat terkenal seperti perhiasan pinto Aceh, perhiasan ku-
ra-kura, perhiasan gumbak, perhiasan dikepala, gelang tangan,
gelang kaki, dan lain-lain sebagainya.
SENI SUARA
Seni suara di Aceh berkembang baik. Pembacaan syair atau
hikayat ataupun pantun-memantun (nasib) dilakukan dengan ser-
baneka irama dan lagu. Alat-alat seni-suara terdapat didaerah ini,
seperti rapai, gendrang, seurune (alat tiup), bangsi dan lain-lain.
PUSTAKA BAHASA ACEH.
Dizaman dahulu banyak buku-buku berbahasa Aceh yang
dikarang oleh pujangga-pujangga dan sebagian daripadanya ada-
lah :
1. Hikayat Mal em Dagang.
2. Hikayat Pocut Muhammad.
3. Hikayat Prang Kmpeuni.
4. Hikayat Mal m Diwa.
5. Hikayat Sugandi Al i .
6. Hikayat Nun Parisi.
7. Hikayat Banta Beuransah.
8. Hikayat Mal em Diwanda.
9. Hikayat Putro Gumbak Meueh.
10. Hikayat Bania Amat.
11. Hikayat Indra Bangsawan.
12. Hikayat Syahkubat.
13. Hikayat Di u Plinggam.
14. Hikayat Kamarozaman.
15. Hikayat Indra Nu Al am.
16. Hikayat Gajah Tujoh Ule.
17. Hikayat Cam Nadiman.
18. Hikayat Putro Barn.
19. Hikayat Banta Al i .
20. Hikayat Indra Patra.
21. Hikayat Diwa Sangsyarh.
22. Hikayat Cinta Buhan.
23. Hikayat Meudeuhalc
24. Hikayat Juha Manikam.
25. Hikayat Raja Bada.
26. Hikayat Budak Meuseukig.
27. Hikayat Abd Mul k.
28. Hikayat Abu Nawah,
f f
29. Hikayat Siri Rama.
30. Hikayat Peur eulng.
31. Hikayat Planta Sina.
32. Hikayat Lutng.
33. Hikayat Cipe Al am.
34. Hikayat Putr o Bungong Jeumpa.
35. Hikayat Di wa Akah.
36. Hikayat Bseutamam.
37. Hikayat Siti Dabidah.
38. Hikayat Banta Ra' na.
39. Hikayat Jugi Tapa.
40. Hikayat Nabi Usuh.
41. Hikayat Raja Jomjmah.
42. Hikayat Syammaun.
43. Hikayat Muhammad Napiah.
44. Hikayat Abu Samah.
45. Hikayat Saidina Hamzah.
46. Hikayat Po Diamat.
47. Hikayat Jamb.
48. Hikayat Prang Sabi.
49. Hikayat Sangga Mar a.
50. Hikayat Robinson Crusoe.
51. Hikayat Silindng Geulima.
52. Hikayat Putr o Ij.
53. Hikayat Putr o Naga.
54. Hikayat Banta Keumar i.
55. Hikayat Nahuda Seukeuem.
56. Hikayat Sariman Budi.
57. Hikayat Kareuna Ma Tuwan.
58. Hikayat Cahya Peurmata.
59. Hikayat Bungong Situngki.
60. Hikayat Buruhan Peunoh Har apan.
61. Hikayat Tajl Mulk.
62. Hikayat Budiman Ack.
63. Hikayat Tajul Mul k Bangkawali.
64. Hikayat Raja Kabarsyah.
65. Hikayat Li l a Juhari.
66. Hikayat Putr o Ansar i.
67. Hikayat Asai Pas.
68. Hikayat Edeurih Kholani.
69. Hikayat Iskandar Al i .
70. Hikayat Saidini Husn.
71. Hikayat Indra Peutawi.
78
72. Hikayat Nasruan Ade.
73. Hikayat Nabi Meucuko.
74. Hikayat Peulandk Kanc.
75. Hikayat Peura'un.
76. Hikayat Prang Raja Ki ba.
77. Hikayat Printa Salam.
78. Hikayat Peudeueng.
79. Hikayat Raja Sulcman.
80. Hikayat Ruh.
81. Hikayat Ranto.
82. Hikayat Raja Budak.
83. Hikayat Raja Rubk.
84. Hikayat Si Pand.
85. Hikayat Tujh Kisah.
86. Hikayat Aceh.
87. Hikayat Tamlikha.
88. Hikayat Tami m Ansa.
89. Hikayat Indra Budiman.
90. Hikayat Nubuet.
91. Hikayat Raja Siujud.
92. Hikayat Sa'labah.
93. Hikayat Jarid.
94. Hikayat Rugo Mubahra.
95. Hikayat' Bungong Rampo.
96. Kisah Peuduman Udp.
97. Kisah Nasib Sengsara.
98. Kisah Bungong Keumang.
99. Kisah Bungong Suntng.
100. Kisah Bungong Mube.
101. Kisah Seuramo Makkah.
102. Kisah Hasan Husn.
103. Kisah Jiwa Srikandi.
104. Kisah Keuneubah Jameuen.
105. Kisah Indonesia Aceh.
106. Kisah Desya dan Seksa.
107. Kisah si Dara La' nat.
108. Kisah Syuhada Zameun Nabi .
109. Kisah Sijarah Reuncng.
110. Kisah Sijud Pahlawan Aceh.
111. Kisah Siti Aminah.
112. Kisah Alran Masa.
113. Kisah Ie Mbon Cot Uro.
114. Kisah Keuruknan Ra' yat Aceh.
79
115. Kisah Inong Seutia.
116. Kisah Bk Gadoh Ingat.
117. Kisah Geumpa di Aceh.
118. Kisah Seudih Deurita.
119. Kisah Bacut Sapeue.
120. Kisah Ingat Guna.
121. Kisah Peulahra Bulcuen Puasa.
122. Kisah Peubeudoh Seumangat.
123. Kisah Pad.
124. Kisah Masa Jeuet Donya.
125. Kisah Pawn.
126. Kisah Rubk Peulandok.
127. Kisah Leumo.
128. Kisah Bungong Mawo Deyah Bar.
129. Kisah Indra Budiman.
130. Kisah Meurdeka.
131. Kisah Prang Bakongan.
132. Kisah Prang Pandrah.
133. Kisah Prang Cumbk.
134. Kisah Ie Raya di Aceh.
135. Kisah Peuduman Masyarakat.
136. Kisah Aneuek Meuntui.
SAMAN GAYO
Disebut juga "Tari Seribu Tangati".
80
137. Kisah Abdul l ah Hadat.
138. Kisah Beukeumeunan.
139. Kisah Basa Jawo.
140. Kisah Jaka Bodo.
141. Kisah burat Ki rman.
142. Haba Ni Keubayan.
143. Haba Pak Pand.
144. Haba Simeuseukin.
145. Haba Bate Meutungkop.
146. Haba Raja Bayeuen.
147. Haba Srang Manyang.
148. Kitab Akbar Kari m.
149. Kitab Tambi hn Insan.
150. Kitab Tambh Tujoh Bl ah.
151. Kitab Siphcuet Duapl h.
152. Kitab Abdau.
153. Kitab Maj muk Rasail.
154. Kitab Masai l a.
155. Kitab Aka' idatvil Iman.
156. Kitab Affawaidul ' Asri .
157. Kitab Arkanul Iman.
158. Kitab ' Umdatul Ghul am.
159. Kitab E' tikeued Li mong ploh.
160. Kitab Assa' ah.
161. Kitab Mi ftahul Ibadah.
162. Kitab Hayak Tujoh.
163. Ki tab Badat.
164. Kitab Menhaji Abi di n.
165. Kitab Mnnaiat.
166. Kitab Nal am Sipheuet Dua ploh
167. Kitab Nal am Jawo.
168. Kitab Ratb Inong.
169. Risalah Hi m.
170. Risalah Punca Bahasa.
171. Risalah Sulh.
172. Risalah Kheundak Ilahi.
173. Risalah Abd Raman Abd Kad.
174. Risalah Bijh.
175. Risalah Peunyakt Mata.
176. Risalah Peunyakt Pes.
177. Risalah Ulat nyang kurk bak pad.
178. Risalah Nari t Geutanyo.
179. Risalah Peukayan geutanyo.
81
180. Risalah Punca Bagia.
181. Risalah Seumangat Ach.
182. Risalah Nasib Ach.
183. Risalah Panton Aneuek Mi et.
184. Risalah Panton Muda- Mudi .
185. Risalah Panton Nasihat.
186. Risalah Lhe Saboh Nang.
187. Risalah Meutia.
188. Risalah Bungong Rampo.
189. Risalah Irama Dairah Ach.
190. Panton Ureueng Tuha.
191. Hi mpnan Hadih Maj a.
dan lain-lain.
82
KERAMAIAN RAKYAT
2. Peupok Leumo (Adu sapi).
Diadakan didesa-desa pada masa selesai panen padi seba-
gai tanda sukaria atas hasil-hasil yang diperoleh. Yang diadu
sapi-sapi pilihan yang khusus dipelihara untuk itu.
ADU SAPI
2. Geidayang Tunang (Adu layangan).
Di Aceh terdapat dua jenis layang-layang, yaitu geulayang-
tokong dan geulayang kleueng. Geulayang tokong berbentuk
tiga segi sedangkan geulayang kleueng menyerupai bentuk
burung yang menghampar sayap.
Bahannya daripada trieng teurawt (bambu), kertas dan be-
nang pengikat, dikerjakan oleh ahli-ahlinya.
Berpuluh-puluh layangan ikut dalam perlombaan, sedangkan
pemenangnya ialah yang berhasil paling tinggi dan tegak pa-
ling diatas ketika juri menentukan saatnya. Pertunjukan ini
dilakukan sore hari.
3. Pacuan Kuda.
Tiap-tiap tahun pacuan kuda diadakan di Takengon, Aceh
Tengah, disuatu lapangan khusus dipinggir danau Laut Ta-
war. Penduduk yang jauh dipedalaman dengan pakaian tra-
disi aneka warna membanjiri kota Takengon untuk menyak-
sikan keramaian ini.
83
4. Mencencang dan Menombak
Pertunjukan keahlian mencencang dan menombak menggu-
nakan keiewang dan panah serta perisai yang terbuat dari
kulit kerbau. Keahlian bela-diri ini diajarkan kepada pemu-
da-pemuda didesa.
5. Sipak Raga, (Sepak-raga).
Dimainkan oleh dua kelompok yang saling berhadapan di-
suatu lapangan. Tendangan bola-keranjang dilakukan dengan
kaki, kepala dan lutut dan bola tidak boleh jatuh ketanan.
6. Mengaseng (Mam gasing).
Pertandingan adu ketangkasan dengan gasing, dilakukan oleh
orang dewasa dan anak-anak. Gasing terdiri beberapa jenis,
seperti gasng-agam yang memakai as besi, gasng-ouiat de-
ngan as buiat, gasng-pheuet yang memaKai as beroentuk pa-
hat, gasng-inong tidak memakai as, gaseng iaga untuk per-
tandingan, gasng dengong yang bersuara, gaseng boh ma-
nok dan lain-lain.
7. Bob Aw (Bola yang terbuat dari daun nyiur).
Bola yang terbuat dari daun nyiur atau sejenis daun lontar
disebut Boh-aw. Setelah diisi dengan tanah seningga men-
jadi berat, dipergunakan untuk "meu-aw" atau "meuen-
awo", hampir serupa dengan permainan kasti. Permainan oi
biasanya dilakukan oleh kanak-kanak.
8. Meusiik, atau pencak-silat.
Permainan silat antara seorang lawan seorang ataupun be-
rombongan. Dilakukan oleh ahli-ahli silk (pencak-silat), dan
merupakan permainan keahlian membela diri.
9. Adu peurah, atau lomba-perabu.
Perlombaan perahu disungai-sungai biasa dilakukan pada ha-
ri-hari besar atau pada upacara "kenduri-laut", yang me-
ngutamakan kemahiran/kecepatan mendayung.
10. Rabu Abh.
Pada hari Rabu minggu terakhir bulan Safar (Hijriyah) tiap-
tiap tahun penduduk berduyun-duyun ketepi laut untuk man-
di dan makan-bersama yang disebut "meuramien".
Berasal dari tradisi zaman dahulu yang dilakukan sebagai
pesta-ria karena bulan Safar yang dianggap "bulan panas
yang banyak bencana" segera akan berakhir.
11. Khanduri Bu, atau pesta-makan.
Pesta makan nasi secara beramai-ramai antara masing-masing
kampung, dilakukan bila padi sedang membunting.
Dimaksudkan sebagai sempena untuk mendo'akan padi ber-
buah lebat.
84
P A R I W S A T A
85
BIRO PERJALANAN (TRAVEL AGENCY)
1. Fa. GAS1DA, Jalan Mer dua No. 33 Banda Aceh.
Telepon S.O. 562.
2. C V . NUSTRA, Jalan Diponegoro Banda Aceh.
Telepon S.O. 483.
3. ELTEHA INTERNASIONAL LTD, Jalan Merduati, Banda
Aceh. Telepon S.T. 71.
4. MITRA KENCANA, Jalan Muhammad Jam No. 1 Banda
Aceh. Telepon S.O. 263.
5. VERDATA TRAVEL, Jalan Sisingamangaraja No. 16 Banda
Aceh. Telepon S.O. 488.
6. ACEH PAR1W1SATA, Jalan Cakradonya No. SK-2/ 18 Ban-
da Aceh. Telepon S.O. 454.
7. PAS1F1K TOU R TR AVE L , Jalan Muhammad Jam No. 1
Banda Aceh. Telepon S.O. 263.
8. CA K R A DONY A TRAVEL BUREAU, Jalan Sisingamangara-
ja No. 20 Banda Aceh. Telepon S.O. 294.
86
H O T E L
D i Aceh terdapat fasilitas (kemudahan) yang di perlukan da-
lam bi dang perhotelan, oleh karena pembangunan kejurusan ter-
sebut berkembang terus-menerus.
Di sampi ng terdapat hotel-hotel, bai k yang di golongkan da-
lam kategori Hotel Pari wi sata maupun hotel-hotel umum, di ber-
bagai kota terdapat Wi sma-Wi sma dengan layanan dan perleng-
kapan-perlengkapan mewah maupun sederhana.
Hotel-hotel yang telah di kategori kan selaku Hotel Pari wi sa-
ta, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan, terdapat 6 bu-
ah banyaknya dengan kapasitas kamar sebanyak 136 buah, dan
hotel lai nnya berjumlah 48 buah dengan 600 kamar.
Hotel-hotel tersebut i alah :
Hotel Aceh, Jln. Muhammad Jam Banda Aceh, 32 kamar.
Hotel Ika Dari , Jln. Mata l Banda Aceh 30 kamar.
Hotel Sabang, Jln. Di ponegoro Sabang 20 kamar.
Guest House Sabang Hi l l , Sabang 24 kamar.
Hotel Medan. Jln. Singamangaraja Banda Aceh 20 kamar.
Wi sma Seulawah, Banda Aceh 10 kamar.
Hotel-hotel lai nnya yang telah terdaftar adalah :
Hotel Masry, Jln. Merduati Banda Aceh 7 kamar.
Hotel Ki yah, Jln. Merduati Banda Aceh 16 kamar.
Hotel Ladi ng, Jln. Nasi onal Banda Aceh 17 kamar.
Hotel Prapat, Ji n. Si ngamangaraja Banda Aceh 23 kamar.
Hotel Asi a, Jln. Si ngamangaraja Banda Aceh 9 kamar.
Hotel Internasi onal, Jln. Si ngamangaraja
Banda Aceh 20 kamar.
Hotel Palembang, Jln. Chai ri l Anwar Banda Aceh 12 kamar.
Hotel Masda, Jln. Chai ri l Anwar Banda Aceh 15 kamar.
Hotel Aceh Barat, Jln. Chai ri l Anwar Banda Aceh 21 kamar.
Hotel Mal i , Jln. Kramat Luar Si gli 12 kamar.
Hotel Khadi jah, Jln. Kramat Dalam Si gli 15 kamar.
Hotel Garut, Jln. Kramat Dalam Si gli 15 kamar.
Hotel Murni , Jln. Lhokseumawe Bi reuen 17 kamar.
Hotel Atra, Jln. Andalas Bi reuen 12 kamar.
Aceh Hotel, Jln. Samudera Lhokseumawe 12 kamar.
Hotel Garut, Jln. Samudera Lhokseumawe 10 kamar.
87
Hotel Asi a, J' n. Samudera Lhokseumawe 12 kamar.
Hotel Ma wa r, Jln. Mali kussalh Lhokseumawe 12 kamar.
Hotel Perak, Jln. Sukaramai Lhokseumawe 16 kamar.
Hotel Venesia, Jln. Sukaramai Lhoksemawe 12 kamar.
Hotel Teratai, j l n. Sukaramai Lhokseumawe 12 kamar.
Hotel Ti ro, Jln. Simpang Empat Lhokseumawe 12 kamar.
Garuda Hotel, Jln. T. Umar Langsa 17 kamar.
Keselamatan Hotel, Jln. T. Umar Langsa 17 kamar.
Hotel Teratai, Jln. T. Umar Langsa 11 kamar.
Hotel Ma ko , Jln. T. Umar Langsa 13 kamar.
Ma ngki Hotel, " Jln. T. Umar Langsa 10 kamar.
Happy Hotel, j l n. Iskandarmuda Langsa 7 kamar.
Hotel Hi dup Damai , Jln. Iskandarmuda Langsa 12 kamar.
New Happy Hotel, jn. Wi ryo Langsa 10 kamar.
Teduh Hotel, Jln. Iskandarmuda Kualasi mpang 13 kamar.
Selamat Hotel, " Jln. K. S. Tubun Kualasi mpang 3 kamar.
Hotel Rai a Hang, Takengon 12 kamar.
Hotel Cathay Kutacane 17 kamar.
Hotel Murni Kutacane 10 kamar.
Hotel Singgahan. Lamno, Aceh Barat 10 kamar.
Hotel Musti ka, Rtindeng Meulaboh 12 kamar.
Hotel Amanah, Blower Meulaboh 10 kamar.
Ho t e l Kehartgan, Tin. Cut Nvak Di en Meulaboh 10 Vamar.
Hot d Harapan, Tin. T. Umar Meulaboh 10 kamar.
Hotel Bandung, Jln. T. Umar Meulaboh 12 kamar.
Hotel Mus l i m, Tin. Kmeng Beukah Blangpidie 12 kamar.
Hotel Tambu, Pasar Baru Tapaktuan 10 kamar.
Hotel Yogya, Jln. Merdeka Tapaktuan 10 kamar.
Hotel Buki t Barisan, Jln. Merdeka Tapaktuan 12 kamar.
Gunung Tuan Hot el , Lhok Bengkuang Tapaktuan 10 kamar.
88
B A N K
Jenis Bank Status Alamat Keterangan
Bank Indonesia Cabang Jalan Nasional Bank Sentral
Banda Aceh Banda Aceh
Telepon No. 525.
Bank Indonesia Kantor Kas Lhokseumawe
Bank Negara Cabang Jalan Merduati Bank Devisa
Indonesia 1946 Banda Aceh Banda Aceh (Pemerintah)
Telepon No. 622.
Bank Negara Cabang Jalan Perdagangan Bank Devisa
Indonesia 1946 Sabang Sabang (Pemerintah)
Bank Negara Cabang Jalan Iskandar- Bank Devisa
Indonesia 1946 Sigli muda 6 Sigli (Pemerintah)
Bank Negara Cabang Jalan Ramai Bank Devisa
Indonesia 1946 Bireuen Bireuen (Pemerintah)
Bank Negara Cabang Jalan Iskandar- Bank Devisa
Indonesia 1946 Lhokseumawe muda (Pemerintah)
Lhokseumawe.
Bank Negara Cabang Jalan Iskandar- Bank Devisa
Indonesia 1946 Langsa muda (Pemerintah)
Langsa.
Bank Negara Cabang Jalan Tgk. Chik Bank Devisa
Indonesia 1946 Meulaboh di Tiro (Pemerintah)
Meulaboh.
Bank Negara Kantor Kas Blang Lancang
Indonesia 1946 Lhokseumawe
Bank Rakyat Kantor Jalan Nasional Bank Devisa
Indonesia Daerah Banda Aceh (Pemerintah)
Telepon No. 393,
89
Bank Rakvat Cabang Jalan Nasional Bank Devisa
Indonesia ' Banda Aceh Banda Aceh (Pemerintah)
Telepon No. 652.
Bank Rakyat Cabang Jalan Merdeka Bank Devisa
Indonesia Sigli Sigli (Pemerintah)
Telepon No. 3.
Bank Rakyat Cabang Jalan Banda Aceh Bank Devisa
Indonesia Bireuen Medan Sim- (Pemerintah)
pang Empat
Bireuen
Telepon No. 126.
Bank Rakyat Cabang Jalan Yos Bank Devisa
Indonesia Takengon Sudarso (Pemerintah)
Takengon
Telepon No. 62.
Bank Rakyat Cabang Jalan Iskandar- Bank Devisa
Indonesia Lhokseumawe muda I (Pemerintah)
Lhokseumawe
Telepon No. 113.
Bank Rakyat Cabang Jalan Darussalam Bank Devisa
Indonesia Langsa Langsa (Pemerintah)
Telepon No. 33.
Bank Rakyat Cabang Jalan Merdeka Bank Devisa
Indonesia Meulaboh Meulaboh (Pemerintah)
Telepon No. 139.
Bank Rakyat Cabang Bank Devisa
Indonesia Blangpidie Blangpidie (Pemerintah)
Bank Rakyat Cabang Kutacane Bank Devisa
Indonesia ' Kutacane (Pemerintah)
Bank Rakyat Cabang Tapaktuan Bank Devisa
Indonesia Tapaktuan (Pemerintah)
Bank Rak>at Kantor Kas Kuala
Indonesia Simpang
90
Bank Dagang Cabang Jalan Diponegoro Bank Devisa
Negara Banda Aceh Banda Aceh (Pemerintah)
Telepon No.
374 - 465.
Bank Dagang Cabang Jalan Sukaramai Bank Devisa
Negara Lhokseumawe Lhokseumawe (Pemerintah)
Bank Dagang Cabang Jalan Luar Bank Devisa
Negara Langsa Langsa. (Pemerintah)
Bank Bumi Daya Cabang Bank Devisa
Langsa Langsa. (Pemerintah)
Bank Bumi Daya Cabang Bank Devisa
Lhokseumawe Lhokseumawe. (Pemerintah)
Kuala
Bank Bumi Daya Kantor Kas Mmpang
P.T. Bank Da- Cabang Jalan Diponegoro Bank Devisa
gang Nasional Banda Aceh Banda Aceh (Swasta Na-
Indonesia Telepon No. 529. sional)
Bank Pembangu- Perwakilan Jalan T. Nyak Bank Pem-
nan Indonesia Banda Aceh Arif bangunan
Banda Aceh Pemerintah
Bank Pembangu- Kantor Pusat Jalan Perda- Bank Pem-
nan Daerah Banda Aceh gangan bangunan
Banda Aceh Daerah
Bank Pembangu- Cabang Sinabang Bank Pem-
nan Daerah Sinabang bangunan
Daerah
Khusus bagi Bank Rakyat Indonesia Cabang yang dapat bertin-
dak selaku Bank Devisa adalah Kantor Cabang Banda Aceh.
91.
ALARAT-ALAMAT PENTING DI BANDA AC EH
Kantor Pos dan Gi ro, Jalan Rumah Sakit.
Rumah Sakit Umum, Jalan Rumah Sakit.
Kantor Telepon dan Telegrap, Jalan Sulthan Alai ddi n Mahmud-
syah.
Komdak I/ Aceh, Jalan Cut Meuti a.
Kantor Polisi Resort Banda Aceh/ Aceh Besar, Jalan Cut Meuti a.
Kantor Imigrasi, Jalan A. Yani .
Kantor Garuda Indonesian Ai rways, Jalan Mohamad Djam.
Kantor Bapparda, Direktorat Kesra, Jalan T. Nya' Arif.
Kantor Gubernur, Jalan T. Nya' Ari f .
Kodam I/Iskandar Muda, Jalan Jenderal A. Yani .
Kodi m 01 Banda Aceh/ Aceh Besar, Jalan Sulthan Alai ddi n Mah-
mvnVyah.
Pelabuhan Udara Blang Bintang, di Blang Bintang.
Piket Garnisun. Talan Sulthan Alai ddi n Mahmudsyah.
Piket Komres I,/Banda Aceh, Jalan Cut Meuti a.
Rumah Sakit Mi li ter, Jalan Kesehatan.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Aceh, Jalan T. Nya'
Ari f .
Pemadam Kebakaran, Jalan Kota Alam.
Kantor Wali Kotamadya, Jalan Balai Kota.
Kantor Keiaksaan Ti nggi , Jalan T. Nya' Ari f .
Kantor Pengadilan Ti nggi , Jalan Sulthan Iskandar Muda.
Termi nal Bus Umum, Jalan Teuku Umar.
Universitas Syiah Kuala, Kampus Darussalam.
Instit Af ama Islam Negeri Ar-Rani ry, Kampus Darussalam.
Aknderu Pemerintahan Dalam Negeri, Kamnus Darussalam.
Pesantren Ti nggi Deyah Tgk. Chi k Pante Kul u, Kampus Darussa-
lam.
Dinas Kehutanan, Jalan Mat a Ie.
Dinas Kesehatan, Jalan Imam Bonjol.
Dinas Pertanian Rakyat, falan Jenderal A. Yani .
Dinas P. dan K. , Jalan Tgk. Malem.
Dinas Perikanan, Kompleks Kantor Gubernur.
Dinas Perkebunan Rakvat, Talan Tgk. Malem.
D
;
nas Perindu=tnan, Jalan Imam Bonjol.
Dinas Pekerjaan Umum, Jalan Mat a Ie.
Dinas Peternakan, Jalan Sultan Iskandarmuda.
Dinas Sosial, Jalan Tgk
T
Chi k Kutakarang.
9
A
Kant or Wi l a ya h Depart emen Agama, Jal an Bal ai Kot a.
Kant or Bendahar awan Negar a, Jal an Tgk. Chi k Kut akar ang.
Kant or Bea- Cukai , Uleelheue.
Kant or Pengawasan Anggar an Negar a, Jl n. T. Ny a ' Ar i f .
Kant or Inspeksi Pajak, Jl n. T. Ny a ' Ar i f .
Kant or I PE DA, Jl n. T. Ny a ' Ar i f .
Kant or Tenaga Kerj a, Jl n. Pocut Baren.
Kant or Di r ekt or at Koper asi , Jl n. Pocut Baren.
Kant or Di r ekt or at Tr ansmi gr asi , Jl n. Neusu Barat .
Kant or Wi l a ya h Dep. Penerangan, Jal an Sul t han Al a i ddi n Ma h
mudsyah.
Kant or St udi o R R I , Jal an Sul t han Iskandarmuda.
Kant or Percet akan Negar a, Jal an Di ponegor o.
Kant or Wi l ayah Depart emen Perdagangan, Jal an Pocut Baren.
Kant or Met r ol ogi , Jal an Jenderal A. Yani !
Inspektorat Perkebunan Besar, kompl eks Kant or Guber nur .
Ka nwi l P. D. K. , Jal an T. Nya ' Ar i f .
Ka nwi l Depart emen Sosial, Jl n. Sult an Iskandarmuda.
Bank Indonesia, Jl n. Cut Meut i a.
Bank Rakyat Indonesia, Jal an Cut Meut i a.
B. N . I. - 1946, Jal an Mer duat i .
Bank Dagang Negar a, Jal an Di ponegor o.
Bank Dagang Nasi onal Indonesia, Jal an Di ponegor o.
Bank Pembangunan Indonesia, Jl n. T. Ny a ' Ar i f .
Depot Logi st i k, Jal an T. Nya ' Ar i f .
Kant or Sensus & Statistik, Jl n. T. Ny a ' Ar i f .
B . K. K. B . N. , Jal an Sult an Iskandar Mu d a .
Kant or B APPE DA, Jal an Bal ai Kot a.
Kant or Maj l i s Ul ama, Jal an Mo h d . Dj am.
Bank Pembangunan Daerah, Jal an Perdagangan.
Kant or Serikat Penerbit Surat kabar, Jal an Di ponegor o.
Kant or Persat uan War t awan Indonesia, Jal an Di ponegor o.
Di rekt orat Agr ar i a, Jal an Pocut Baren.
93
T A M A S Y A
Tempat-tempat tamasya berupa pemandangan alam yang mo-
lek, gunung yang rimbun, pantai laut yang landai, danau, kolam
renang, air terjun, pemandian dialam terbuka dan lain-lain seba-
gainya terdapat diseluruh Aceh. Diantaranya ada sumber-sumber
air panas yang mengandung zat menyehatkan badan.
Sebahagian diantaranya ialah :
1. Aneuek Lat, sebuah danau di Sabang, luasnya lebih-kurang
1.500 x 250 M. Selain berfungsi sebagai tempat rekreasi-re-
nang, Danau Aneuek Lat adalah tempat memancing yang
asyik ditengah-tengah keindahan alam yang berudara nya-
man. Danau ini merupakan juga sumber reservoir air-minum
untuk penduduk dan perbekalan air-minum untuk kapal-
kapal yang singgah.
2. Kolam renang Sabang, yang terletak tiada berapa jauh dari
Danau Aneuek Lat, berukuran 25 x 30 M, airnya jermh-
bi; u yang bersumber dari Aneuek Lat.
3. Pantai Paradiso, tempat pemandian terbuka dan berjemur di-
tepi pantai Pulau Weh. Jarak perjalanan lebih-kurang 10 me-
nit dengan kenderaan dari kota Sabang. Pantainya landai,
ombaknnya putih-putih dan disekitarnya ditumbuhi pohon
nyiur.
4. Pantai Kasib, suatu tempat pemandian terbuka dan berjemur
ditepi pantai Pulau Weh, 15 menit perjalanan dari kota Sa-
bang.
5. Tapak Gajah Beach, terletak berdampingan dengan Pantai
Kasih di Pulau Weh.
6. Sumur Tiga Beach, tempat pemandian pantai dengan peman-
dangan alam yang indah, jaraknya 30 menit perjalanan de-
ngan kenderaan dari kota Sabang.
7. Teluk Pria laut, tempat berenang yang berair tenang dan
mengandung zat belerang. Dapat dicapai 1 jam dengan mo-
tor-boat dari pelabuhan Sabang.
8. Pulau Rubiah, sebuah pulau sepi yang rimbun ditumbuhi po-
hon nyiur dan sekelilingnya melingkar pantai-laut penuh de-
ngan karang dan berbagai jenis ikan-karang berwarna-warni.
Perjalanan kemari dari pelabuhan Sabang 1 jam.
94
9. Kolam Renang Mata le, berukuran 25 x 20 M, terletak di-
kaki gunung 7 KM. dari Banda Aceh. Penduduk kota dan
desa menggunakan kolam ini untuk mandi-mandi ataupun
tempat tamasya, terutama pada tiap-tiap hari Minggu. Se-
lain airnya sejuk-segar, alam sekitarnya sangat menarik un-
tuk pelerai lelah.
10. Kolam Renang Sarena Jaya, terletak dipinggang Gunung Seu-
lawah, jaraknya 60 KM. dari Banda Aceh jurusan ke Medan.
Pengunjung biasanya datang kesana pada hari-hari Sabtu pe-
tang dan menginap semalam dalam udara gunung yang se-
juk. Esok harinya mereka mandi berenang sambil menikmati
keindahan alam yang berbukit-bukit dan beriembah.
KL Ujong Bate, tempat pemandian pantai laut yang rimbun de-
ngan semak-semak kecil. Letaknya di K M. 17 jurusan Kru-
engraya, Aceh Besar. Uisini teruapar seouah tugu penngatan
pendaratan Tentera Jepang pada tahun 1942.
12. Kruengraya, jaraknya 31 KM. dari Banda Aceh. Disini ter-
dapat makam dan kubu pertahanan Laksamana Keumalaha-
yati, seorang Panghma Perang wanita Kerajaan Aceh diza-
man Sulthan Iskandar Muda. Benteng pertahanan Krueng-
raya merupakan markas pertahanan dan pasuk.an-pasuk.an
wanita dibawah pimpinan Keumalahayati. Karena aiamnya
indah, dengan laut dan gunung, banyak wisatawan berkun-
jung kemari. Disini dibangun sebuah Pelabuhan Samudra.
13. Pant Ceureumn atau Pantai Cermin, terletak di Uleelheue,
5 K M. dari Banda Aceh. Sesuai dengan namanya, disini ter-
dapat pantai yang landai dengan pasirnya yang berkilauan.
Bukan saja pada hari-hari hbur, tetapi hampir setiap hari
pantai indah ini ramai dikunjungi. Dari sim langsung dapat
disaksikan Pulau Weh dan puiau-pulau lain yang terletak di-
depannya.
14. Lhoknga dan Lampu-uk, terletak dipantai jurusan barat, 14
K M dari Banda Aceh. Tempat ini, keindahannya melebihi
pantai-pantai lain didunia, kata Duta Besar Belanda di Indo-
nesia, H. Scheltema ketika mengunjunginya pada tanggal 14
Nopember 1972. Pasirnya memutih, pantainya lebar dengan
pohon-pohon cemara yang langsing. Amat ramai dikun-
jungi.
95
15. Lhk Seudu, 25 K M dari Banda Aceh, sebuah teluk yang in-
dah. Pulau-pulau kecil yang terletak didepannya membuat
pemandangan mengasyikkan bila matahari petang akan ter-
benam. Untuk sampai ketempat ini lebih dahulu melewati
beberapa bukit disepanjang tepi pantai.
16. Geurutee, sebuah gunung yang kakinya menjuruk kelaut,
terletak 65 K M dari Banda Aceh. Pengunjung datang kema-
ri setelah melewati jalan-raya yang berliku-liku dicelah gu-
nung, pendakian dan penurunan disela-sela hutan lebat, ka-
dang-kadang menyusuri tepi-laut. Dari puncak Geurute da-
pat disaksikan pemandangan ketika matahari terbenam (sun-
set).
17. Kuala Daya, terletak dekat kota Lamno, tidak berapa jauh
dari Geureute. Dizaman lampau tempat ini terkenal seba-
gai pelabuhan, sehingga armada Portugis ketika itu menjadi-
kan tempat ini pangkalan pendaratan untuk menduduki Da-
ya. Daya terkenal dengan penduduknya putih-putih, berma-
ta coklat, mirip orang Eropah.
18. Fantai Lautan. Sepanjang jalan yang dilalui dari Banda Aceh
sampai ke Aceh Selatan terdapat pemandangan yang sangat
indah dari tepi pantai lautan yang bersatu dengan gunung-
gunung yang membujur didaratan.
19. Rumoh Aceh (Museum Aceh), terletak ditengah-tengah kota
Banda Aceh, merupakan bentuk rumah asli Aceh yang dida-
lamnya terdapat aneka benda budaya dan sejaran masa siiam.
Dihalamannya terdapat Lonceng Cakra Donya, sebuah Ion-
ceng besar berukuran garis tengah 1 meter, berasal dari Ne-
gen Cina dibawa oleh Laksamana Cheng Ho sebagai hadiah
untuk Kerajaan Samudra Pase pada tanun 1416. Ketika Ke-
rajaan Samudra Pase disatukan dengan Kerajaan Aceh Da-
russalam (1526) lonceng ini dibawa ke Banda Aceh oleh Sul-
than Al i Mughayat Syah. Rumoh Aceh ini mula-mula diper-
siapkan oleh Belanda untuk pameran di Semarang (19^5).
Karena suksesnya disana kemudian dibongkar kembali, di-
pindahkan ke Banda Aceh.
20. Pitit Khbp, terletak ditengah kota Banda Aceh, peninggalan
zaman Sulthan Iskandar Muda. Bangunannya berbentuk pin-
tu gerbang, karena dimasa itu Pint Khp merupakan pintu
96
keluar-masuk Taman Sari Kerajaan yang bernama Pintu Bi -
ram Indera Bangsa. Ditengah-tengah Taman Sari mengalir
sungai Krueng Dari, tempat pemandian keluarga istana.
Di dalam kitab Bustanus Salatin karangan Ar-Raniry (abad
17) sungai ini disebut Darul ' Isyki.
Pint Knop terbuat dari batu-gunung bercampur zat perekat
dari batu yang ditumbuk halus dengan campuran air rebusar,
kulit kerbau atau kulit jawi. Bentuknya bundar dengan segi-
segi artistik disekitarnya, sedang bagian atasnya lancip seper-
ti bunga yang sedang mengorak kelopak.
21. Gunongan, sebuah bangunan peninggalan zaman Kerajaan
Aceh Darussalam terletak ditepi sungai Darul ' Isyki, Taman
Sari Banda Aceh. Sulthan Aceh mendirikan bangunan artis-
tik i ni sebagai pernyataan kasih-sayangnya kepada permai-
suri baginda bernama Putro Phang (Puteri dari Pahang) yang
selalu terkenang kampung halamannya di Semenanjung.
Pahang dimasa itu takluk dibawah Kerajaan Aceh.
Bentuknya seperti gunung yang menjulang keatas dengan re-
lief artistik seni-ukir Aceh. Pengunjung dapat naik hingga
kepuncaknya melalui terowongan.
22. Kandang Sulthan Iskandar Sani. Makam Sulthan Iskandar Sa-
ni, yang letaknya berdampingan dengan Gunongan. Bentuk-
nya merupakan lingkungan empat persegi dengan relif Aceh.
Ditengahnya terdapat makam Sulthan Iskandar Sani (1636
1641).
23. Kandang Duablah, (Makam Duabelas).
Letaknya ditengah kota Banda Aceh, kumpulan 12 buah ma-
kam Raja-Raja yang pernah memerintah di Aceh.
Antara lain terdapat makam Sulthan Al i Mughayat Syah
(15201530), Sulthan Salahuddin (15301539), Sulthan
Alauddi n Ri' ayat Syah Al Kahar (15391571) dan Sulthan
Husin (15711579).
24. Monumen Sulthan Iskandar Muda, terletak diatas makam
baginda disamping pendopo Gubernuran Banda Aceh.
Sulthan Iskandar Muda sangat termasyhur dalam sejarah Ke-
rajaan Aceh, karena hampir selurh Sumatera dan sebagian
Semenanjung Melayu pada zamannya tunduk ke Aceh.
25. Taman Makam Raja-Raja, terdapat disamping pendopo Gu-
bernuran, letaknya antara Rumoh Aceh dengan makam Sul-
than Iskandar Muda. Disini antara lain dimakamkan Sulthan
97
98
Alauddin Johan Syah (17351760), Sulthan Mahmudsyah
(17601781). Sulthan Alauddin Jauhar Al Al am Syah (1795
1824), Sulthan Mahmud Syah (18241838) dan Sulthan
Alauddin Mansur Syah (18381870).
26. Kuala, letaknya 4 K M dari kota Banda Aceh. Selain tempat
tamasya yang menarik disini terdapat makam Teungku Syiah
Kual a (Syekh Abdurrauf 1630).
27. Pulau Breueh, terletak berhadapan dengan Pantai Cermin,
Uleelheue. Lebat dengan pohon kelapa dan cengkch. Rusa
berkeliaran dipulau i ni .
28. Indrapuri, jaraknya 25 kilometer dari Banda Aceh. Pusat Ke-
rajaan Hi ndu dizaman dahulu dengan peninggalan-pening-
galannya seperti makam Raja Hi ndu.
Ditengah-tengah pasar terdapat sebuah Mesjid Jami' yang
di di ri kan diatas timbunan sebuah candi zaman Hi ndu. Di ba-
gian utara terdapat sebuah kampung bernama Mureue, tem-
pat dimakamkan Pahlawan Nasional Teungku Chi k di Ti ro
Muhammad Saman dan kubu pertahanan Kerajaan Aceh me-
lawan Belanda. Disebelah selatan Indrapuri arah kegunung
terdapat proyek irigasi besar Krueng Jreue.
29. Peutjoet (Peucut) atau sering diseb t "kerkhof" (kerkop), ku-
buran lebih-kurang 2.200 orang tentera Belanda terdiri dari
serdadu-serdadu biasa sampai jenderal-mayor, korban dari
'\ Perang Belanda di Aceh. Yang dikuburkan disini kurang
sepertiga dari keseluruhan korban-korban perang dipihak
Belanda. Terletak ditengah-tengah kota Banda Aceh.
30. Mesjid Raya Baiturrakhman yang terletak ditengah kota Ban-
da Aceh mula-mula didirikan dizaman Kesulthanan Aceh.
Pernah terbakar dan dibangun baru kembali. Dalam Perang
AcehBel anda Mesjid Raya terbakar lagi, kemudian di -
bangun baru oleh Pemerintah Belanda. Telah beberapa kali
mengalami perbaikan, dan sekarang merupakan suatu bangu-
nan monumental yang agung.
31. Makam Teungku Syiah Kuala atau Teungku Syekh Abdur-
rauf, ter. erak ditepi pantai Kabupaten Aceh Besar, Kual a.
Seorang Ul ama besar dizaman Keraiaan Aceh. Mufti yang
besar jasanya dalam penyebaran Agama Islam di Aceh.
32. Darussalam, kampus pendidikan tinggi, 7 K M dari Banda
Aceh. Di si ni terdapat Universitas Negeri Syiah Kual a, Insti-
99
tut Agama Islam Negeri Jami'ah Ar-Raniry dengan berbagai
Fakultas. Disini pula terletak Akademi Pemerintahan Dalam
Negeri, Sekolah Menengah dan lembaga pendidikan Agama
Deyah Tinggi Teungku Chik Pante Kul u.
33. Benteng Indrapatra, sebuah benteng peninggalan zaman Hi n-
du terletak dekat Krueng Raya, Aceh Besar.
34. Benteng Inong Bale dan Makam Laksamana Keumalabayati
terletak disebuah bukit dekat Krueng Raya. Laksamana Keu-
malahayati seorang Panglima perang wanita zaman Kerajaan
\ceh.
35. Makam Tengku Chik Kuta Karang, terletak di Kecamatan
Darul Imarah, Aceh Besar. Seorang Ulama besar dizaman
Kerajaan Aceh Darussalam.
36. Makam Teungku Chik Lam Peuneu-euen, terletak d: keca-
matan Darul Imarah, Aceh Besar. Seorang Ulama terkemu-
ka dizaman Kerajaan Aceh Darussalam.
37. Makam Teungku Faki, terletak di Kecamatan Suka Makmur,
Ace Besar. Seorang Pendidik wanita terkemuka dan pahla-
wan dizaman Kerajaan Aceh Darussalam.
38. Kuta Aneuek Galng, 12 K M dari Banda Aceh. Sebuah ben-
teng pertahanan yang kuat dizaman Perang Aceh Belanda.
39. Makam Teungku di Anjbng, terleiak dikora Banda Aceh.
Seorang Ulama besar dizaman Kerajaan Aceh Darussalam.
40. Makam Teuku Nyak Arif di Lamreueng, Aceh Besar.
Seorang Pahlawan Nasional yang berjuang dizaman Belanda,
masa Jepang dan awal Kemerdekaan Republik Indonesia.
41. Danau Laut Tawar, sebuah danau besar terletak ditepi kota
Takengon, Ibukota Kabupaten Aceh Tengah. Udaranya amat
sejuk disekitar danau, tetapi tetap segar suhu 20" 22" C.
Disini terdapat sejenis ikan, mirip ikan teri, namanya ikan
depik yang timbul hanya sebulan dalam tiap tahun bersa-
maan dengan musim dingin yang luar biasa.
Bila musim ini tiba, penduduk menyebutnya "musim depik".
Danau Laut Tawar merupakan tempat tamasya yang amat
mengasyikkan, selain alamnya sangat permai ditebing-tebing
danau, juga pengunjungnya dapat bersampan atau mandi
berenang didalam danau.
100
42. Weh Pesam, terletak didesa Simpang Balek kejurusan Bire-
uen, 18 KM dari kota Takengon. Disana terletak tempat pe-
mandian air panas dengan suhu udara 50 60 C, yang ber-
sumber dari gunung berapi Burni Telong, 12 KM jaraknya
dari Weh Pesam.
43. Tangs, terletak di Kabupaten Pidie, 140 KM dari Banda
Aceh. Sebuah kota pegunungan yang segar dan sejuk, me-
miliki pemandangan hijau yang sangat indah. Disini terda-
pat bekas tangsi Marsose militer Belanda. Rusa berkeliaran
disekitarnya.
44. Gunung heuser di Aceh Tenggara, daerah suaka-alam pro-
yek World Wildlife Fund, yakni proyek bersama antara In-
donesia dan Netherland Gunung Leuser Committee.
Ditengah-tengah rimba Gunung Leuser terdapat sebuah da-
nau bernama Danau Laut Bangko yang belum disentuh ma-
nusia.
45. Tuwi Lhok, sebuah danau kecil terletak di Air Dingin Ta-
paktuan, Aceh Selatan. Luasnya 50 x 80 M. , merupakan sum
ber air terjun.
46. Tingkat Tujh, sebuah tempat pemandian di Batu Itam,
3 KM dari Tapaktuan kejurusan selatan. Tempat ini berting-
kat tujuh, masing-masing tingkat 3 hingga 5 meter. Air su-
ngai Batu Itam segar dan sejuk sekali.
47. Makam Malikussaleh dan peninggalan Kerajaan Samudra
Pase di Geudong, Aceh Utara.
101

You might also like