You are on page 1of 33

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pencemaran Udara

Menurut UU No. 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Menurut Salim yang dikutip oleh Utami (2005) pencemaran udara diartikan
sebagai keadaan atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah
dan konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan mahluk hidup, merusak properti,
mengurangi kenyamanan di udara. Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat,
gas dan cair yang ada di udara yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut
polutan udara.
Sedangkan menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran udara
adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara
normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia
(atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia,
binatang, vegetasi dan material karena ulah manusia (man made).
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di
dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan
normalnya (Wisnu, Dampak pencemaran lingkungan : 27)
Jadi, Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur
berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan
kualitas lingkungan.


Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di
dalam
rumah, di ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut
sebagai
pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi
di
lingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di
luar
ruang (outdoor pollution).
Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap
tersebut
berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang
dihasilkan oleh
mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan
asap
tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu:
CO2
(karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx (nitrogen
oksida).

B. Penyebab Pencemaran Udara

Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industri
dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan
bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hurup di sekitar kita
menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran.
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu :
a. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh:
1. Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.
2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik.,
3. Proses pembusukan sampah organik, dll
b. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:
1. Hasil pembakar bahan bakar fosil.
2. Debu/serbuk dari kegiatan industri
3. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
C. Klasifikasi Bahan Pencemar Udara
Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya
pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia
atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak
pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak
langsung dalam kurun waktu lama.
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder :
1. Polutan primer
Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari
sumber pencemaran udara atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber
tertentu, dan dapat berupa:
a. Polutan Gas terdiri dari:
Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon oksida
(CO atau CO
2
) karena ia merupakan hasil dari pembakaran
Senyawa sulfur, yaitu oksida.
Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida, hidrokarbon terklorinasi,
dan bromin.
b. Partikel
Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa
zat padat maupun suspense aerosol cair sulfur di atmosfer.
Bahan partikel tersebut dapat berasal dari proses kondensasi, proses (misalnya
proses menyemprot/ spraying) maupun proses erosi bahan tertentu.
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfersekunder biasanya terjadi karena reaksi dari
dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh
adalah disosiasi NO
2
yang menghasilkan NO dan O radikal.
Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
a) Konsentrasi relative dari bahan reaktran
b) Derajat fotoaktivasi
c) Kondisi iklim
d) Topografi lokal dan adanya embun.
.

D. Zat-zat Pencemaran Udara

Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara
lain:
Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon,
CFC,
Timbal dan Karbondioksida.
1. Karbon monoksida (CO)
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari
pembakaran
tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor.
2. Nitrogen dioksida (NO2)
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik,
pembangkit
energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
3. Sulfur dioksida (SO2)
Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan
dari
pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini
biasanya
digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.

4. Partikulat (asap atau jelaga)
Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari
cerobong
pabrik berupa asap hitam tebal.
Macam-macam partikel, yaitu :
a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara/td>
b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan
melayang berhamburan di udara
d. Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara
5. Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
yang tidak
sempurna.
6. Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer
bumi.
Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam
kebakaran,
pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.
7. Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada
kendaraan
bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk
debu atau
partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
8. karbon dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan
bermotor dan
pabrik serta gas hasil kebakaran hutan

E. Dampak Pencemaran Udara

Terhadap Lingkungan Alam
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam,
antara lain:
hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
1. Hujan Asam
Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia
menulis tentang polusi industri di Inggris. Hujan asam adalah hujan yang memiliki
kandungan pH (derajat keasaman) kurang dari 5,6. Pencemar udara seperti SO2 dan
NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.
Dampak dari hujan asam ini antara lain:
Mempengaruhi kualitas air permukaan
Merusak tanaman
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan


SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan bercampur
dengan embun. Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah
menjadi tetesan-tetesan asam yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam.
Namun, bila H2SO2 dan HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun
ke permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut
dengan deposisi asam.
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran
bahan bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan
pembangkit energi listrik) akan menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur
dengan O2 yang dihirup oleh makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap
di tanah sehingga mencemari air dan mineral tanah.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di
atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada
ketinggian 15-60 km di atas permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk
melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan
berbahaya bagi kehidupan.

Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone
Depleting Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak
lapisan ozon sehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat
kimia buatan tersebut dapat membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat
lepasnya ikatan O3 menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai
lubang ozon (ozone hole).

Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di Benua Artik dan Antartika.
Oleh karena itulah, PBB menetapkan tanggal 16 September sebagai hari ozon dunia
dengan tujuan agar lapisan ozon terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang parah.
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan
pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari.
Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di
stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan
lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter dan dapat
mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.
3. Pemanasan Global
Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan panas
dari bumi ke atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas. Peristiwa ini
disebut dengan efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca ini
mempengaruhi terjadinya kenaikan suhu udara di bumi (pemanasan global).
Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan
dampak berupa berubahnya pola iklim.
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan
N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan
oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
Pencairan es di kutub
Perubahan iklim regional dan global
Perubahan siklus hidup flora dan fauna


Proses terjadinya efek rumah kaca

Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi matahari yang masuk ke
bumi dan memantulkan sisanya. Namun, karena meningkatnya CO2 di lapisan
atmosfer maka pantulan radiasi matahari dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang
dan akan kembali dipantulkan ke bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi
menjadi semakin panas (pemanasan global). Peristiwa ini sama dengan yang terjadi
di rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu di
dalam ruangan rumah kaca menjadi lebih panas bila dibandingkan di luar ruangan.
Hal ini dapat terjadi karena radiasi matahari yang masuk ke dalam rumah kaca tidak
dapat keluar


Dampak Pencemaran Udara Terhadap Manusia
1. Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui
sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung
kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran
pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat
mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran
darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum
dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di
antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, manusia, tanaman,
dan hewan. Udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai
penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit saluran
pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel yang masuk atau mengendap di
dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapannya.
(Wardhana, Wisnu Arya 1999)
Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel yang
masuk atau terhisap ke dalam paru-paru. Adapun jenis-jenis penyakit pneumoniosis
seperti :

a. Penyakit Antrakosis
Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh pencemaran debu
batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja tambang batubara atau pekerja
yang banyak mlibatkan penggunaan batubara seperti power plant (pembangkit listrik
tenaga uap. Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang ditandai dengan sesak
napas
b. Penyakit Silikosis
Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silica bebas, berupa SiO2, yang
terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silica ini
banyak terdapat di industry besi baja, keramik, pengecoran beton, proses permesinan
seperti mengikir, menggerinda. Di samping itu debu silica juga terdapat di
penambangan bijih besi, timah putih, dan tambang batu bara.
Penyakit silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita sebelumnya sudah menderita
penyakit TBC paru-paru, bronchitis kronis, astma broonchiale dan penyakit
pernapasan lainnya. Pada awalnya, penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas
yang disertai dengan batuk-batuk tanpa dahak.
c. Penyakit Asbestosis
Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang
mencemari udara. Asbes merupakan campuran berbagai macam silikat terutama

Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa
dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan
dan manusia
Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:
1. Karbon monoksida (CO)
Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh
terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada
dada, nafas pendek, sakit kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan
menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila
keracunan berat (70 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat
menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
2. Nitrogen dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
3. Hidrokarbon (HC)
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
4. Chlorofluorocarbon (CFC)
Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit
terang, katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh
5. Timbal (Pb)
Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta
mempengaruhi kecerdasan otak.
6. Ozon (O3)
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan
memperkecil paru-paru.
7. NOx
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.
Dampak pencemaran udara bagi kehidupan hewan, antara lain:
1. Penipisan lapisan ozon
Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya
rantai makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan
jumlah fitoplankton.
2. Hujan asam
Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air
terganggu.
3. Pemanasan global
Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada
kehidupan hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan candi-
candi. Iklim dunia yang berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau
panjang, bencana alam dan naiknya permukaan laut. Kemarau panjang memicu
terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya produksi panen, bencana alam (banjir,
gempa, tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut yang meninggi akan
mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah-daerah pesisir pantai.
Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain:
.1 Hujan Asam
- Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena
memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan
mengganggu pertumbuhan tanaman.
- Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah sehingga
tanah akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.
2 Penipisan Lapisan Ozon
Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti beras,
jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan produsen bagi
rantai makanan di laut.
3 Pemanasan global
Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan
untuk bertahan hidup berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
4 Gas CFC
Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi mutasi
genetik (perubahan sifat organisme).


F. Pencegahan Pencemaran Udara
Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat
dan sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan
yaitu menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya
gangguan kesehatan.
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti
mengurangi polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah
polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.
1. Mencegah pencemaran udara berbentuk gas
a. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul polutan atau ion pada
permukaan zat padat-adsorben-seperti karbon aktif dan silikat. Adsorben mempunyai
sifat dapat menyerap zat lain sehingga menempel pada permukaannya tanpa reaksi
kimia serta memiliki daya kejenuhan yang bersifat disposal (sekali pakai buang) atau
dibersihkan dulu, kemudian digunakan lagi.
b. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses penyerapan yang memerlukan solven yang baik
untuk memisahkan polutan gas dengan konsentrasinya. Metoe absorbs ini pada
prinsipnya hampir sama dengan metode adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi
hidrokarbon mengalami kontak dengan cairan di mana hidrokarbon akan larut atau
tersuspensi.
c. Kondensasi
kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau bendda gas menjadi benda
cair pada suhu udara di bawah titik embun. Polutan gas diarahkan mencapai titik
kondensasi tinggi dan titik penguapan yang rendah, seperti hidrokarbon dan gas
organic lainnya.
d. Pembakaran
pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang
terdapat di dalam polutan dengan mempergunakan proses oksidasi panas yang
disebut inceneration. Iceneration merupakan salah satu metode dalam pengolahan
limbah padat dengan menggunakan pembakaran yang menghasilkan gas dan residu
pembakaran.
2. Mencegah pencemaran udara berbentuk partikel
a. Filter
Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau polutan partikel yang ikut
keluar pada cerobong atau stack pada permukaan filter, agar tidak ikut terlepas ke
lingkungan sehingga hanya udara bersih saja yang keluar dari cerobong. Penggunaan
filter udara seharusnya disesuaikan dengan sifat gas buangan yang keluar seperti
berdebu banyak, besifat asam, bersifat alkalis dan sebagainya. Beberapa contoh jenis
filter yang banyak digunakan seperti cotton, nylon, orlon, Dacron, fiberglass,
polypropylene, wool, nomex, Tefloyn.
b. Filter basah
Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat collectors adalah membersihkan udara
kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangakan udara yang
kotor dari bagian bawah alat.
c. elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk membersihkan udara kotor
dalam jumlah yang relative besar. Alat ini menggunakan arus searah (DC) yang
mempunyai tegangan antara 25-100 kv, berupa tabung silinder di mana dindingnya
diberi muatan positif sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat
silinder, sejajar dinding silinder, diberi muatan negative.
d. Kolektor Mekanik
Mengendapkan polutan partikel yang ukurannya relative besar dapat dengan
menggunakan tenaga gravitasi. Pengendap siklon atau cyclone Separators adalah
pengendap debu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang
berdebu.
e. Program penghijauan
Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara berupa karbon dioksida
(CO2) dan melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan akan menghisap dan
mengurangi polutan, dengan melepaskan gas oksigen maka akan mengurangi jumlah
polutan di udara.
Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai paru-paru kota maka kualitas
udara akan semakin sehat sehingga akan mendukung program langit biru (prolabir).
Program penghijauan ini seharusnya merupakan gerakan nasional agar semua pihak
dapat berpartisipasi aktif.
f. ventilasi udara
Penggunaan dan penempatan ventilasi udara seharusnya disesuaikan dengan
kebutuhan. Perhatian utama yaitu tercukupnya kebutuhan gas oksigen (O2) dalam
ruangan serta menjadikan udara dalam ruangan bebas dari berbagai polutan. Bila
akan menggunakan exhaust fan, maka usahakan dekat dengan sumber pencemaran,
agar polutan segera dapat keluar dalam ruangan.

G. Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara
Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif)
yang dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan
sesudah terjadinya pencemaran.
a. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)
1. mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.
2. mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.
3. mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi
industri atau usaha yang menghasilkan limbah.
4. tidak membakar sampah di pekarangan rumah.
5. tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan
AC dalam kehidupan sehari-hari.
6. tidak merokok di dalam ruangan.
7. menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.
8. ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.
9. ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.
10. tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan.
11. mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang.
12. menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.
13. mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.
14. mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.
b. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)
Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa
usaha untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:
1. menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.
2. kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan
lingkungan dari polutan.
3. melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur
ulang.
4. menggunakan penyaring pada cerobongcerobongi di kilang minyak atau pabrik yang
menghasilkan asap atau jelaga penyebab
pencemaran udara.
5. mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat guna
yang berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat pencemaran
udara, misalnya menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah
(BBG).
c. Program pemerintah
Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan
programprogram yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya
pencemaran udara, yaitu;
1. PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk
meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan
melakukan uji emisi kendaraan bermotor.
2. Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.
3. Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya
dengan energi
Alternatif lainnya.
4. Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan tidak layak
pakai.
5. Larangan menggunakan gas CFC.
6. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil trikhloro
etana).
7. Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.
8. Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan lapisan
ozon
d. Secara nasional dan internasional
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan
sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar
dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota
dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya :
1. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara
kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
2. Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan
sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang
terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
3. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan
tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas
terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas
dan mengurangi polusi udara.
4. Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering
diistilahkan dengan polisi tidur justru merupakan biang polusi. Kendaraan
bermotor akan memperlambat laju
5. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi
meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya
kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping
memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.








BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik udara bersih
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi
bumi.Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konsistan. Komponen yang
konsentrasinya selalu bervariasi adalah air dalam bentuk uap H2O dan karbon dioksida
(CO
2
). Konsentrasi CO
2
di udara selalu rendah, yaitu sekitar 0.03%. konsentrasi CO
2

mungkin naik, tetapi masih dalam kisaran beberapa per seratus persen, misalnya di
sekitar proses-proses yang menghasilkan CO
2
seperti pembusukan sampah tanaman,
pembakaran, atau di sekitar kumpulan massa manusia di dalam ruangan terbatas yaitu
karena pernafasan. Mm Tabel Komposisi udara kering dan bersih:
Komponen Formula Persen volume Ppm
Nirogen
Oksigen
Argon
Karbon diokside
Neon
Helium
Metana
Kripton
N
2

O
2

Ar
CO
2

Ne
He
CH
4

Kr
78,08
20,95
0,934
0,0314
0,00182
0,000524
0,0002
0,000114
780. 800
209. 500
9. 340
314
18
5
2
1

Batas Baku mutu pencemaran udara indonesia
Zat Nilai Ambang Batas (ppm)
SO2 0.10
CO 20
NO 115
O3 0.10
Debu 0.26
Pb 0.06
H2S 0.03
NH3 2.0
Sumber: Baku mutu lingkungan udara ambien di Indonesia menurut Kepmen
KLH 02/MENKLH/1988.

Komposisi udara tersebut sangat ideal untuk kehidupan baik,manusia, tumbuhan
maupun hewan. Kompoisi terbanyak adalah Nitrogen, bukan oksigen
ataukarbondioksida. Hal ini dapat dipahami bahwa Nitrogen banyak dibutuhkan
tumbuhan sebagai bahan dasarmakanan untuk kelangsungan hidupnya. Tumbuhan pada
hakekatnya penghasil oksigen yang sangat dibutuhkan manusia dan hewan, sebagai
imbal baliknya manusia dan hewan menghasilkan CO2yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
Maka untuk mempertahankan keadaan tersebut keberadaan Nitrogen
perludipertahankan. Dapat dibayangkan bila Nitrogen rendah proporsinya, maka
tumbuhan akan mati atau tinggalsedikit, otomatis oksigen yang diproduksi juga sedikit,
akibatnya manusia dan hewan akan kekurangan oksigen.
Kebutuhan udara jauh lebih berat dibandingkan dengan kebutuhan makanan dan air.
Dalam sehari rata-rata pemuda membutuhkan udara 13,64 kg, sedangkan makanan
hanya 1,37 kg dan 2,05 kg air.Secara normal seseorang yang sedang istirahat
membutuhkan udara sebanyak 7,5 liter/menit, pada pekerjaannormal sebanyak 15
liter/menit dan pekerja berat membutuhkan udara 45 liter/menit. Kebutuhan
udaratersebut terkandung maksud untuk memenuhi kebutuhan O2 sebagai bahan
pembakaran/membangun energi(ATP) dan melepaskan CO2. Berdasarkan kebutuhan
udara tersebut berarti dalam satu menit dibutuhkan 1,57liter O2 saat beristirahat dan
3,14 liter pada bekerja normal
Proses bernapas dalam setiap siklus respirasi terdiri inspirasi (inhalation/menghirup
udara) dan ekspirasi(exhalation/menghembuskan udara). Pada saat bernapas udara
masuk melalui nasal passages, pharynx,larynx, trachea, bronchi, bronchioles,
alveoli,kemudian kembali keluar. Di alveoli terjadi pertukaran gas O2 dengan darah untuk
berikatan dengan Hb, dan darah melepaskan CO2. Jumlah udara yang digunakan untuk
bernapas dalam setiap siklus respirasi normal sebanyak 500 ml (0,5 liter). Dari 500 ml
tersebut yangmencapaialveoli350 ml dan 150 ml mencapai ruang buntu anatomi yang
tidak mengalami pertukaran gas(Novida, RG, 1996, 20). Siklus respirasi normal sebanyak
14 20 kali/menit, keadaan tersebut dipengaruhi juga aktivitas yang membutuhkan
energi, yang berarti membutuhkan banyak O2 sebagai bahan bakar.Berdasarkan hitungan
tersebut berarti dalam satu menit sebanyak 7 10 liter udara mengikuti sirkulasirespirasi
dan antara 4,9 7 liter udara mencapai alveoli serta sebanyak 1,03 1,47 liter O2 yang
ditukar.
B. Pencemaran Udara Oleh Faktor-Faktor Kimia
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi
cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam
Contoh :
- abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi
- gas-gas vulkanik
- debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin
- bau yang tidak enak akibat proses pembusukan sampah organik
2. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia
Contoh :
- hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor
- bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat kimia organik dan
anorganik
- pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
- pembakaran sampah rumah tangga
- pembakaran hutan
Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:
Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, PM10, O3, Partikulat,
Hidrokarbon, CFC, Timbal dan Karbondioksida.
1. Karbon monoksida (CO)
CO merupakan rumus kimia untuk gas karbon monoksida. Gas yang tidak berwarna, tidak
berbau dan bersifat racun. Gas ini dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna. Pembakaran tidak sempurna, salah satu sebabnya adalah kurangnya jumlah
oksigen. Bisa karena saring udara yang tersumbat, bisa juga karena karburator kotor dan
setelannya tidak tepat. Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon
monoksida di berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60 persen pencemaran
udara di kota-kota besar disumbang oleh transportasi umum. Karbon monoksida bersifat
racun, mengakibatkan turunnya berat janin, meningkatkan jumlah kematian bayi, serta
menimbulkan kerusakan otak. Standar baku mutu yang diperbolehkan adalah 10.000
ug/Nm3.
2. Nitrogen dioksida (NO
2
)
NO2 singkatan dari nitrogen dioksida. Zat nitrogen dioksida sangat beracun sehingga
dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan saluran pernapasan serta
menimbulkan kerusakan paru-paru. Gas ini terbentuk dari hasil pembakaran tidak
sempurna. Setelah bereaksi di atmosfer, zat ini membentuk partikel-partikel nitrat sangat
halus sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Partikel-partikel nitrat ini
pula, jika bergabung dengan air baik air di paru-paru atau uap air di awan akan
membentuk asam. Asam ini dapat merusakan tembok bangunan dan menghambat
pertumbuhan tanaman. Jika bereaksi dengan sisa hidrokarbon yang tidak terbakar, akan
membentuk smog atau kabut berwarna cokelat kemerahan. Standar baku mutu yang
diperbolehkan adalah 150 ug/Nm3
3. Sulfur dioksida (SO
2
)
SO2 merupakan rumus kimia untuk gas sulfur dioksida. Gas ini berasal dari hasil
pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur. Selain dari bahan bakar, sulfur juga
terkandung dalam pelumas. Gas sulfur dioksida sukar dideteksi karena merupakan gas
tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Sulfur dioksida dapat menyebabkan gangguan
pernapasan, pencernaan, sakit kepala, sakit dada, dan saraf. Pada kadar di bawah batas
ambang, dapat menyebabkan kematian. Korban sulfur dioksida bukan hanya manusia,
tetapi juga bangunan dan tumbuhan. Keberadaan gas ini di udara dapat menimbulkan
hujan asam yang merusakkan bahan bangunan dan menghambat pertumbuhan tanaman.
Standara baku mutu yang diperbolehkan adalah 365 ug/Nm3.
4. PM 10
PM merupakan kependekan dari particulate matter atau partikulat. Partikulat merupakan
zat pencemar padat maupun cair yang terdispersi di udara. Partikulat ini dapat berupa
debu, abu, jelaga, asap, uap, kabut, atau aerosol. Jenis-jenis partikulat dibedakan
berdasarkan ukurannya. Partikel yang sangat kecil dapat bergabung satu sama lain
membentuk partikel yang lebih besar.
Partikulat dalam emisi gas buang dapat terdiri atas bermacam-macam komponen.
Beberapa unsur kandungan partikulat adalah karbon (dari pembakaran tidak sempurna)
dan logam timbel (dari pembakaran bensin bertimbel). Sebagian partikulat keluar dari
cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal. Tetapi, yang paling berbahaya adalah butiran-
butiran halus sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Jika ini yang terjadi,
organ pernapasan akan terganggu. Standar baku mutu yang diperbolehkan adalah 150
ug/Nm3.
5. Oksidan (O3)
O3 merupakan lambang dari ozon. Senyawa kimia ini tersusun atas tiga atom oksigen.
Ozon merupakan gas yang sangat beracun dan berbau sangit. Ozon terbentuk ketika
percikan listrik melintas dalam oksigen. Adanya ozon dapat dideteksi melalui bau (aroma)
yang ditimbulkan oleh mesin-mesin bertenaga listrik. Secara kimiawi, ozon lebih aktif
ketimbang oksigen biasa dan juga merupakan zat pengoksidasi yang lebih baik.
Biasanya, ozon digunakan dalam proses pemurnian (purifikasi) air, sterilisasi udara, dan
pemutihan jenis makanan tertentu. Di atmosfer, terjadinya ozon berasal dari nitrogen
oksida dan gas organik yang dihasilkan oleh emisi kendaraan maupun industri. Di
samping dapat menimbulkan kerusakan serius pada tanaman, ozon berbahaya bagi
kesehatan, terutama penyakit pernafasan seperti bronkitis maupun asma. Standar baku
mutu yang diperbolehkan adalah 235 ug/Nm3 pada pengukuran selama 1 jam.
6. Partikulat (asap atau jelaga)
Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) merupakan campuran
yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang terbesar di udara
dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai dengan maksimal 500
mikron. Partikulat debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama
dalam keadaan melayanglayang di udara dan masuk kedalam tubuh manusia melalui
saluran pernafasan. Selain dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan, partikel debu
juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan juga mengadakan berbagai
reaksi kimia di udara. Partikel debu SPM pada umumnya mengandung berbagai senyawa
kimia yang berbeda, dengan berbagai ukuran dan bentuk yang berbada pula, tergantung
dari mana sumber emisinya.
Karena Komposisi partikulat debu udara yang rumit, dan pentingnya ukuran partikulat
dalam menentukan pajanan, banyak istilah yang digunakan untuk menyatakan partikulat
debu di udara. Beberapa istilah digunakan dengan mengacu pada metode pengambilan
sampel udara seperti : Suspended Particulate Matter (SPM), Total Suspended Particulate
(TSP), balack smake. Istilah lainnya lagi lebih mengacu pada tempat di saluran pernafasan
dimana partikulat debu dapat mengedap, seperti inhalable/thoracic particulate yang
terutama mengedap disaluran pernafasan bagian bawah, yaitu dibawah pangkal
tenggorokan (larynx ). Istilah lainnya yang juga digunakan adalah PM-10 (partikulat debu
dengan ukuran diameter aerodinamik <10 mikron), yang mengacu pada unsur fisiologi
maupun metode pengambilan sampel.
Secara alamiah partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa
oleh angin atau berasal dari muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak
sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan murni atau
bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan mesin disel yang tidak
terpelihara dengan baik. Partikulat debu melayang (SPM) juga dihasilkan dari
pembakaran batu bara yang tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari
butir-butiran tar. Dibandingkan dengan pembakaraan batu bara, pembakaran minyak dan
gas pada umunya menghasilkan SPM lebih sedikit. Kepadatan kendaraan bermotor dapat
menambah asap hitam pada total emisi partikulat debu. Demikian juga pembakaran
sampah domestik dan sampah komersial bisa merupakan sumber SPM yang cukup
penting. Berbagai proses industri seperti proses penggilingan dan penyemprotan, dapat
menyebabkan abu berterbangan di udara, seperti yang juga dihasilkan oleh emisi
kendaraan bermotor.
7. Hidrokarbon (HC)
Struktur Hidrokarban (HC) terdiri dari elemen hidrogen dan korbon dan sifat fisik HC
dipengaruhi oleh jumlah atom karbon yang menyusun molekul HC. HC adalah bahan
pencemar udara yang dapat berbentuk gas, cairan maupun padatan. Semakin tinggi
jumlah atom karbon, unsur ini akan cenderung berbentuk padatan. Hidrokarbon dengan
kandungan unsur C antara 1-4 atom karbon akan berbentuk gas pada suhu kamar,
sedangkan kandungan karbon diatas 5 akan berbentuk cairan dan padatan.
HC yang berupa gas akan tercampur dengan gas-gas hasil buangan lainnya. Sedangkan
bila berupa cair maka HC akan membentuk semacam kabut minyak, bila berbentuk
padatan akan membentuk asap yang pekat dan akhirnya menggumpal menjadi debu.
Berdasarkan struktur molekulnya, hidrokarbon dapat dibedakan dalam 3 kelompok yaitu
hidrokarban alifalik, hidrokarbon aromatik dan hidrokarbon alisiklis. Molekul
hidrokarbon alifalik tidak mengandung cincin atom karbon dan semua atom karbon
tersusun dalam bentuk rantai lurus atau bercabang.
Sebagai bahan pencemar udara, Hidrokarbon dapat berasal dari proses industri yang
diemisikan ke udara dan kemudian merupakan sumber fotokimia dari ozon. HC
merupakan polutan primer karena dilepas ke udara ambien secara langsung, sedangkan
oksidan fotokima merupakan polutan sekunder yang dihasilkan di atmosfir dari hasil
reaksi-reaksi yang melibatkan polutan primer. Kegiatan industri yang berpotensi
menimbulkan cemaran dalam bentuk HC adalah industri plastik, resin, pigmen, zat warna,
pestisida dan pemrosesan karet. Diperkirakan emisi industri sebesar 10 % berupa HC.
Sumber HC dapat pula berasal dari sarana transportasi. Kondisi mesin yang kurang baik
akan menghasilkan HC. Pada umumnya pada pagi hari kadar HC di udara tinggi, namun
pada siang hari menurun. Sore hari kadar HC akan meningkat dan kemudian menurun lagi
pada malam hari. Adanya hidrokarbon di udara terutama metana, dapat berasal dari
sumber-sumber alami terutama proses biologi aktivitas geothermal seperti explorasi dan
pemanfaatan gas alam dan minyak bumi dan sebagainya Jumlah yang cukup besar juga
berasal dari proses dekomposisi bahan organik pada permukaan tanah, Demikian juga
pembuangan sampah, kebakaran hutan dan kegiatan manusia lainnya mempunyai
peranan yang cukup besar dalam memproduksi gas hidrakarbon di atmosfir.
8. Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer bumi.
Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam kebakaran,
pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.
9. Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan
bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu
atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
10. Karbon dioksida (CO
2
)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor dan
pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.

You might also like