ANALISA SITUASI RUANGAN PERAWATAN LANTAI II RUMAH SAKIT
MENTENG MITRA AFIA
A. ANALISA RUANGAN Ruangan perawatan lantai II RS Menteng Mitra Afia merupakan ruangan perawatan umum untuk kelas II dan III, dan termasuk ruangan untuk anak. Lantai II terdiri dari 2 nurse station, ruangan untuk kepala ruangan, ruangan ganti perawat, 1 ruangan HCU, 12 ruangan perawatan, ruangan spoel hock. Jumlah ruangan perawatan lantai II adalah 11 kamar, yang terdiri dari 6 kamar dewasa (kamar 202, 203, 204, 206, 209,210), 2 kamar anak (kamar 210,212) dan 3 ruangan perawatan khusus (kamar 205, 207, 208). Pembagian ruangan berdasarkan kelas yaitu : 1. Kamar 202, 206 : BPJS kelas II, Asuransi kelas III dan pribadi kelas III. 2. Kamar 203 dan 204 : BPJS kelas I, Pribadi kelas II dan Asuransi swasta kelas II. 3. Kamar 205,207,208 : Perawatan khusus sesuai ketentuan 4. Kamar 209, 211 : BPJS kelas III 5. Kamar 210, 212 : Ruang anak sesuai ketentuan. Ruangan perawatan memiliki fasiltas, tempat tidur,loker pasien, kamar mandi, televise, AC, dispenser, oksigen sentral, jam dinding, dan tirai ruangan. Masing-masing ruangan memiliki jumah tempat tidur yang berbeda-beda, ruangan perawatan khusus hanya terdiri dari 1 tempat tidur, kamar 202 memilki 5 tempat tidur, kamar 203 memilki 3 tempat tidur,kamar 204 memilki 3 tempat tidur, kamar 206 memilki 5 kamar tidur, kamar 209 memilki 5 tempat tidur, kamar 210 memilki 5 tempat tidur, kamar 211 memilki 7 tempat tidur, kamar 212 memiliki 4 tempat tidur.
Gambar 3.1 Denah Ruangan Lantai II RS MMA
Keterangan:
: Nurse staton tim I
: Ruang perawatan
: Ruangan HCU
: Ruang ganti perawat
: Nurse station tim II
202 201 203 NS 1
RK 204 206 209 210 212 211 : Ruangan Khusus
: Toilet dan spoel hock
: Lift
: Tangga
: Tempat linen
: Tempat obat dan buku tim II
Jumlah tenaga perawat di ruang perawatan lantai II adalah 19 orang, dengan latar belakang pendidikan terakhir D3 Keperawatan berjumlah 12 orang dan Nurse berjumlah 7 orang. Tim 1 memiliki 6 perawat berpendidikan D3 keperawatan dan 3 perawat berpendidikan Nurse sedangkan Tim 2 memiliki 6 perawat berpendidikan D3 keperawatan dan 4 perawat berpendidikan Nurse . Model praktik Keperawatan Profesional di ruang perawatan lantai II dilakukan dengan metode penugasan tim primer dan dibagi menjadi 2 tim, yang terdiri dari kepala ruangan, wakil kepala ruangan, ketua tim 1, ketua tim 2 serta perawat pelaksana. Tim 1 memiliki 9 orang perawat yang terdiri dari kepala ruangan, satu orang ketua tim, dan tujuh orang perawat pelaksana. Tim 1 mengelola atau merawat pasien-pasien di kamar perawatan 202, 203, 204, 205 dan 206. Sedangkan Tim 2 memiliki 10 orang perawat yang terdiri dari wakil kepala ruangan, satu orang ketua Tim dan 8 perawat pelaksana. Tim 2 mengelola atau merawat pasien- pasien di kamar perawatan 207, 208, 209, 210, 211 dan 212. Sarana di ruang perawatan lantai II kurang memadai, dapat ditinjau dari beberapa hal, yaitu: perubahan fungsi ruangan untuk kepala ruangan menjadi loker untuk perawat tim 1, tidak tersedianya ruang pertemuan, ruang linen, ruang spoel hock yang sempit, penyediaan loker untuk nurse station tim 2 masih sangat kurang. Ruangan kepala ruangan dapat berfungsi sebagai ruang kerja kepala ruangan dan tempat diskusi. Ruang pertemuan dapat berfungis sebagai tempat diskusi perawat dan mahasiswa yang praktek di lantai II. Spoel hoeck digunakan sebagai ruang utilitas kotor, alat medis yang kotor dicuci dan di simpan sementara di spoel hock. B. Analisa SWOT Analisa program manajemen keperawatan profesional di lantai II menggunakan pendekatan SWOT. Lingkup analisis mencakup 4 fungsi manajemen, yaitu fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengendalian (controlling). Analisa SWOT ini dijelaskan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh mahasiswa STIKes Binawan Program Profesi Angkatan sebelas selama lima belas hari praktek manajemen keperawatan di ruang rawat inap lantai II RS MMA. 1. Perencanaan Strength (kekuatan) Weakness(kelemahan) Opportunity (kesempatan) Threats (hambatan) a. Penetapan perawat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki b. Kebijakan mengenai Staf keperawatan yang terdiri dari D3 keperawatan dan Nurse a. Asuhan keperawatan belum dilakukan sesuai standar yang ditentukan b. Kegiatan di ruangan belum dilaksanakan sesuai pendekatan manajemen c. Belum ada rencana kerja a. Adanya program pelatihan tentang manajemen keperawatan b. Akreditasi ruangan yang mewajipkan penerapan system MPKP c. Rumah sakit MMA dan STIKes BINAWAN a. Belum ada visi dan misi ruangan b. Belum ada rencana kerja yang jelas. harian, bulanan dan tahunan merupakan satu yayasan, sehingga mempermudah penerapan manajemen profesional di ruangan
2. PENGORGANISASIAN Strength (kekuatan) Weakness(kelemahan) Opportunity (kesempatan) Threats (hambatan) a. Struktur organisasi sudah jelas : kepala ruangan,wakil kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana b. Jadwal dinas dibuat berdasarkan pembagian Tim c. Daftar pasien mencantumkan nama dokter, katim dan perawat pelaksananya. d. Daftar perawat yang merawat pasien dibuat a. Dinas pagi hanya terdiri dari kepala ruangan dan satu orang perawat pelaksana b. Kepala ruangan merangkap ketua tim untuk dinas pagi c. Belum ada papan struktur organisasi ruangan. d. Perawat pelaksana belum melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien kelolaannya. a. Adanya mahasiswa yang praktek manajemen keperawatan di ruangan
a. Pelaksanaan asuhan keperawatan menjadi kurang optimal
b. Jumlah pasien tidak sesuai dengan tenaga perawat sehingga beban kerja menjadi lebih besar
c. sebelum dinas e. Dalam melaksanakan tugasnya perawat belum mengikuti daftar pembagian perawat dan pasien kelolaanya
3. PENGARAHAN Strength (kekuatan) Weakness(kelemahan) Opportunity (kesempatan) Threats (hambatan) a. Operan dinas dilakukan tepat waktu b. Ketua tim melakukan operan dinas dengan baik c. Pendelegasian sudah dilakukan dengan baik d. Kepala ruangan memeriksa hasil kerja yang didelegasikan
a. Belum dilaksanakan pre conference dan post conference b. Kepala ruangan merangkap sebagai ketua tim dan harus melakukan operan dinas c. Tidak ada reward kepada perawat yang melaksanakan tugas dengan baik d. Tidak ada jadwal supervisi katim dan perawat pelaksana, a. Jumlah perawat yang tidak banyak, memudahkan kepala ruangan dalam memberikan pengarahan
b. Mahasiswa bisa menjadi role model
a. Keterbatasan SDM dan penyediaan sarana prasarana kesehatan menghambat penerapan manajemen keperawatan profesional di ruangan perawatan b. Belum dilaksanakannya supervisi bagi perawat sehingga kemampuan perawat tidak dapat diketahui terutama perawat yang baru bekerja e. Pemberian motivasi yang kurang
4. PENGENDALIAN Strength (kekuatan) Weakness(kelemahan) Opportunity (kesempatan) Threats (hambatan) a. Sudah dilaksanakan penilaian indikator mutu umum BOR, ALOS,TOI
a. Belum ada pengukuran pelaksanaan keperawatan untuk mengetahui tercapainya standar keperawatan b. Pendokumentasian asuhan keperawatan yang belum terarah c. Belum dilaksanakannya survey kepuasan pasien, keluarga, perawat maupun tim kesehatan lain.
a. RS MMA termasuk rumah sakit kecil dengan ruang perawatan dan tenaga perawat yang masih sedikit mempermudah pelaksanaan audit dokumentasi keperawatan, penilaian kinerja perawat dan perhitungan indikator mutu lainnya. b. Pelayanan keperawatan yang baik dan memuaskan a. Tidak dilaksanakannya survey kepuasan perawat dan tenaga kesehatan lain, mengakibatkan tidak teridentifikasinya kepuasan tenaga kesehatan sehingga kinerja kerja menjadi tidak optimal. b. Survey kepuasan pasien tidak dilaksanakan mengakibatkan tidak teridentifikasinya pelanggan dapat meningkatkan mutu rumah sakit pencapaian standar pelayanan keperawatan professional kepada pelanggan
C. PERUMUSAN MASALAH a. Asuhan keperawatan belum ditata sesuai standar b. Belum ada visi dan misi ruangan yang jelas c. Belum ada rencana kegiatan yang jelas d. Penerapan manajemen keperawatan dalam pelaksanaa kegiatan di ruangan belum optimal 1. Pengorganisasian a. Fungsi ganda kepala ruangan b. Jadwal dinas belum sesuai struktur organisasi c. Daftar perawat dan pasien kelolaan belum dilaksanakan secara optimal sesuai ketentuan. 2. Pengarahan a. Pre conference dan post conference belum dilaksanakan sesuai ketentuan atau pedoman yang ada. b. Motivasi dan reward belum optimal c. Jadwal supervisi belum ada. 3. Pengendalian a. Audit dokumentasi belum jelas dan terarah b. Belum optimalnya pelaksanaan survey kepuasan. c. Perhitungan indikator mutu rumah sakit umum (Decubitus,ISK,ILI,ILO) belum optimal.
D. PLAN OF ACTION 1. Asuhan keperawatan ditata sesuai standar yang ditentukan 2. Penetapan visi dan misi ruangan yang jelas 3. Penyusunan rencana kegiatan yang jelas 4. Melaksanaan kegiatan di ruangan sesuai pendekatan manajemen keperawatan. 5. Fungsi kepala ruangan terarah. 6. Penyusunan jadwal dinas sesuai struktur organisasi 4. Pelaksanaan asuhan keperawatan disesuaikan dengan daftar perawat dan pasien kelolaan yang ditentukan. 5. Pelaksanaan pre conference dan post conference sesuai ketentuan atau pedoman yang ada. 6. Terciptanya iklim motivasi dan pemberian reward. 7. Pembuatan dan pelaksanaan jadwal supervisi sesuai ketentuan. 8. Pelaksanaan audit dokumentasi jelas dan terarah 9. Melakukan survey kepuasan baik kepada pasien, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. 10. Melakukan perhitungan indikator mutu rumah sakit umum (Decubitus,ISK,ILI,ILO) sesuai ketentuan dan terjadwal.
E. PENYELESAIAN MASALAH 1. Perencanaan Masalah Solusi a. Asuhan keperawatan belum ditata sesuai standar b. Belum ada visi dan misi ruangan yang jelas c. Belum ada rencana kegiatan yang jelas Penyediaan SOP dalam hal ini melengkapi format strategi pelaksanaan keperawatan sesuai dengan 16 diagnosa keperawatan yang ada, sehingga memudahkan perawat dalam d. Penerapan manajemen keperawatan dalam pelaksanaa kegiatan di ruangan belum optimal
mengangkat masalah keperawatan dan melengkapi pengkajian yang ada. Visi dan misi ruangan merupakan sebuah acuan yang mengarahkan proses pelaksanaan kegiatan di ruangan, sehingga kepala ruangan bersama staf bersama-sama harus mampu merumskan visi dan misi ruangan bersama- sama. Rencana kegiatan baik harian, bulanan maupun tahunan harus di buat, karena merupakan pedoman atau pegangan bagi perawat dalam menjalankan kegiatan keperawatan sehingga lebih terarah. Perlu kerjasama bersama dengan manajemen RS MMA untuk memperbaiki manejemen keperawatan di runagan lantai II
2. Pengorganisasian Masalah Solusi a. Fungsi ganda kepala ruangan b. Jadwal dinas belum sesuai struktur organisasi c. Daftar perawat dan pasien kelolaan belum dilaksanakan secara optimal sesuai ketentuan.
Perlu adanya penambahan tenaga perawat di ruangan lantai II, sehingga fungsi kepala ruangan menjadi lebih terarah. Selain itu memudahkan dalam penyusunan jadwal dinas, contoh : kepala ruangan dan katim harus selalu mendapat jadwal dinas pagi Perlu adanya kerjasama antara perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan, agar benar- benar mengelola pasien yang seharusnya dikelola sesuai dengan daftar yang di buat sehingga asuhan keperawatan yang diberikan lebih optimal.
3. Pengarahan Masalah Solusi a. Pre conference dan post conference belum dilaksanakan sesuai ketentuan atau pedoman yang ada. b. Motivasi dan reward belum optimal c. Jadwal supervisi belum ada.
Pre conference dan post conference harus dilaksanakan agar peawat mampu mengetahui rencana tindakannya kepada pasien kelolaan dan mengevaluasi kerja yang sudah dilaksanakan Motivasi sebelum melaksanakan pekerjaan sangat diperlukan agar perawat yang bekerja mempunyi semangat dalam menjalankan tgasnya, sehingga harus dibudayakan setiap selesai melaksanakan operan dinas. Mulai diadakan supervisi secara bertahap, sehingga mampu mengevaluasi kemamuan dari masing-masing perawat.
4. Pengendalian Masalah Solusi a. Audit dokumentasi belum jelas dan terarah b. Belum optimalnya pelaksanaan survey kepuasan. c. Perhitungan indikator mutu rumah sakit umum (Decubitus,ISK,ILI,ILO) belum optimal.
Kepala ruangan bersama dengan ketua tim melakukan audit jika ada pasien yang pulang dan meninggal . Lembar survey kepuasaan khususnya kepuasan pasien harus selalu diberikan kepada pasien saat perawat melakukan edukasi dan penjelasan obat kepada pasien.