You are on page 1of 30

Pemeriksaan

Keuangan Negara
PENERAPANNYA PADA PEMERINTAHAN DAERAH
Pokok Materi
Lembaga Pemeriksaan Keuangan Pemerintah
(APIP)
Pemeriksaan (Audit) menurut UU No. 15/2004
Tahap-tahap Pelaporan dan Pemeriksaan
Keuangan Daerah
Pemeriksaan Keuangan
Opini atas Laporan Keuangan Daerah
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Keuangan

Lembaga Pemeriksaan Keuangan
Negara
Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya untuk
memeriksa tanggung jawab pengelolaan keuangan
negara, sejak tanggal 9 November 2001 Landasan
Hukum BPK-RI sesuai dengan Perubahan Ketiga
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 adalah Bab VIII A Pasal 23
E, Pasal 23 F, serta Pasal 23 G UUD 1945
Pasal 23 E
1. Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa
Keuangan yang bebas dan mandiri.
2. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) sesuai dengan
kewenangannya.
3. Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh
lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan
Undang-Undang.

Pasal 23 F
1. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih
oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh
Presiden.
2. Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih
dari dan oleh anggota.

Pasal 23 G
1. Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di
Ibukota Negara dan memiliki perwakilan di
setiap Propinsi.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan
Pemeriksa Keuangan diatur dengan Undang-
Undang.
BPKP
BPKP melakukan pemantauan, pemberian bimbingan
dan pembinaan terhadap kegiatan pengawasan keuangan
dan pembangunan dalam bentuk audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam
rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien
IRJEN
Inspektorat Jenderal, melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan
Departemen/Kementerian sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan Menteri, dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
INSPEKTORAT
Inspektorat atau Bawasda, melaksanakan
pengawasan fungsional terhadap penyelenggaraan
urusan Pemerintah Daerah, Pembinaan Aparatur,
Pembinaan Sosial Politik, Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat, Pembinaan Perekonomian
dan Badan Usaha Milik Daerah serta peningkatan
pendapatan Daerah dan Pemeliharaan Kekayaan
Daerah
Pemeriksaan
Definisi Pemeriksaan
Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi
yang dilakukan secara independen, objektif, dan
profesional berdasarkan standar pemeriksaan
untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
dan keandalan informasi mengenai pengelolaan
dan tanggungjawab keuangan negara (UU No. 15
Tahun 2004 Pasal 1 Angka 1)
9/12/2014 11
LAPKEU
SKPD
LAPKEU
SKPKD/BU
D
LAPKEU
PEMDA
(UNAUDITED)
PERDA
LPJ
RAPERDA
LPJ
EVALUASI
PERDA LPJ
6 bln stlh TA
DISERAHKAN KE DPRD
UTK DIBAHAS
AUDIT
BPK
60 hari
PEMDA
YG LEBIH
BAIK
Sistem
Akuntansi/Pena
tausahaan
Keuangan
Daerah
TAHAPAN PERTANGUNGJAWABAN PKD
(UU 17/03; PP 58/05; permendagri 13/06)
LRA
NERACA
LAK
CALK
LRA
NERACA
CALK
LO
LPE
LAPKEU
PEMDA
(AUDITED)
7 hari
DIKIRIM KE PEMDA
UTK DIEVALUASI
3 bln
2 bln
DIKIRIM KE PEMDA
UTK DITINDAKLANJUTI
1 bln
Tahap Penyusunan LKD

Tahap Penyampaian LKD ke
BPK

Tahan Penyampaian LKD
Auditan

Pemeriksaan
Komponen Pemeriksaan
Proses
Cara
Norma
Tujuan

Identifikasi, analisis, evaluasi
Dilakukan dengan tahapan
Perencanaan Pemeriksaan
Pelaksanaan Pekerjaan Lapangan
Pelaporan Hasil Pemeriksaan
Komponen Pemeriksaan
Proses Pemeriksaan
Proses Pemeriksaan
Perencanaan
Pemilihan entitas yang diperiksa
Prioritas pemeriksaan BPK
Informasi masyarakat
Permintaan khusus dari entitas yang diperiksa
Penugasan auditor
Penyusunan program pemeriksaan
Penyusunan tim pemeriksa beserta surat tugasnya
Persiapan pemeriksaan
Kontak entitas yang diperiksa
Pengumpulan data dan informasi awal


Proses Pemeriksaan
Pelaksanaan
Pengumpulan bukti
Pengumpulan bukti dilakukan melalui prosedur audit
Bukti pemeriksaan didokumentasikan dalam kertas kerja pemeriksaan
Analisis dan evaluasi bukti
Menilai kecukupan, keandalan, validitas, kelengkapan bukti yang
mendukung sebuah kejadian ekonomi
Menilai kejadian ekonomi dari aspek keterjadian, kebenaran, dan
kepatuhan terhadap standar dan peraturan yang berlaku
Pembuatan kesimpulan
Membuat kualifikasi dari kejadian ekonomi
Sesuai standar dan peraturan
Tidak sesuai standar dan peraturan (kerugian, pemborosan, tidak efektif, tidak
efisien dll)
Jenis bukti pemeriksaan.
Bukti analitis
Bukti dokumenter
Konfirmasi
Pernyataan tertulis
Bukti matematis
Bukti lisan
Bukti fisik
Bukti elektronis

Lebih jauh tentang
Bukti Pemeriksaan
Lebih jauh tentang
Prosedur Pemeriksaan
Jenis prosedur audit
Prosedur analitis (analytical procedures)
Inspeksi (inspecting)
Meminta konfirmasi (confirming)
Tanya jawab (inquiring)
Menghitung (counting)
Melacak (tracing) .
Menelusur (vouching)
Mengamati (observing)
Melakukan ulang (reperforming)
Teknik berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques)
Penuangan hasil analisis, evaluasi, dan
kesimpulan dari kejadian ekonomi secara
sistematis sesuai dengan format yang telah diatur
Disampaikan kepada entitas yang diperiksa
(eksekutif, BUMN/D) dan lembaga perwakilan
(DPR/DPRD)
Proses Pemeriksaan
Pelaporan
Pemeriksaan dilakukan secara independen, objektif, dan
profesional
Independen
Bersikap bebas dan tidak memihak baik secara pribadi
maupun organisasi
Objektif
Membuat penilaian berdasarkan bukti berkualitas sesuai
dengan kaidah ilmiah dan profesional
Profesional
Dilakukan oleh auditor/pemeriksa
Memerlukan keahlian dan pendidikan khusus dibidang
pemeriksaan (audit keuangan, audit kinerja, audit investigasi,
audit sistem informasi dll)
Komponen Pemeriksaan
Cara Pemeriksaan
Standar Profesional Akuntan Publik (IAI)
Standar Audit Pemerintahan (BPK)
Standar Umum
Standar Pekerjaan Lapangan
Standar Pelaporan
Komponen Pemeriksaan
Norma Pemeriksaan
Menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan
keandalan informasi mengenai pengelolaan dan
tanggungjawab keuangan negara:
Pemeriksaan Keuangan
Memberikan kualifikasi (opini) atas laporan keuangan
Pemeriksaan Kinerja
Menilai kinerja operasional organisasi/badan usaha
(ekonomi, efisiensi, efektivitas)
Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu
Menilai kepatuhan terhadap peraturan perundangan atau
tujuan lain yang tidak tercakup dalam pemeriksaan
keuangan dan kinerja.
Komponen Pemeriksaan
Tujuan Pemeriksaan
Opini atas LKD
Pendapat atau kualifikasi atas laporan keuangan
pemerintah daerah
Jenis:
Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Wajar Tanpa Pengecualian dengan Penjelasan
(Unqualified Opinion with Explanatory Language)
Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)
Asersi Manajemen atas LKD
Opini merupakan penilaian atas asersi
(pernyataan) manajemen atas laporan keuangan
daerah
Jenis asersi:
Keberadaan dan keterjadian (existence & occurance)
Kelengkapan (completeness)
Hak dan kewajiban (rights & obligation)
Penilaian dan alokasi (valuation & allocation)
Pengungkapan dan pelaporan (disclosure)

Tindak Lanjut HP BPK-RI
UU No 15 Tahun 2004 Pasal 15-21
LHP disampaikan oleh BPK setelah kegiatan
pemeriksaan selesai
1-2 bulan setelah pemeriksaan
Penerima LHP BPK
Pemerintah
DPRD
Tata cara penyampaian LHP diatur oleh BPK dan
lembaga perwakilan

Tindak Lanjut LHP BPK-RI
LHP yang telah disampaikan kepada DPRD dinyatakan
terbuka untuk umum (kecuali yang memuat rahasia
negara??)
Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam LHP
DPRD menindaklanjuti LHP dengan:
Melakukan pembahasan
Meminta penjelasan BPK
Meminta BPK melakukan pemeriksaan lanjutan
Meminta pemerintah menindaklanjuti LHP
Proses Tindak Lanjut
Penyampaian LHP
Menyiapkan
Laporan Tindak
Lanjut
Melaksanakan
rekomendasi
BPK
Rapat
Pembahasan
Tindak Lanjut
Pemerintah/DPRD
SEKIAN
Semoga Bermanfaat

You might also like