You are on page 1of 36

PENGERTIAN AVOMETER

AVOMETER
1. Pengertian AVO Meter
Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur
arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm,
untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu meter atau satuan dari ukuran.
AVO Meter sering disebut dengan Multimeter atau Multitester. Secara umum,
pengertian dari AVO meter adalah suatu alat untuk mengukur arus, tegangan, baik
tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan searah (DC) dan hambatan listrik.
AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat
membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum
mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO
meter dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam
pemakaiannya dan akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.
Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter analog
(menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital (menggunakan
display digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada
beberapa kesamaan dalam hal operasionalnya. Misal sumber tenaga yang dibutuhkan
berupa baterai DC dan probe / kabel penyidik warna merah dan hitam.
Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa angka-angka
(digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan pergerakan jarum
untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil
ukur, harus dibaca berdasarkan range atau divisi. AVO meter analog lebih umum
digunakan karena harganya lebih murah dari pada jenis AVO meter digital.
1. AVO Meter Analog
AVO Meter analog menggunakan jarum sebagai penunjuk skala. Untuk memperoleh
hasil pengukuran, maka harus dibaca berdasarkan range atau divisi. Keakuratan hasil
pengukuran dari AVO Meter analog ini dibatasi oleh lebar dari skala pointer, getaran
dari pointer, keakuratan pencetakan gandar, kalibrasi nol, jumlah rentang skala. Dalam
pengukuran menggunakan AVO Meter Analog, kesalahan pengukuran dapat terjadi
akibat kesalahan dalam pengamatan (paralax).
Keterangan :
1. Meter Korektor, berguna untuk menyetel jarum AVO meter ke arah nol,
saat AVO meter akan dipergunakan dengan cara memutar sekrupnya ke
kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
2. Range Selector Switch adalah saklar yang dapat diputar sesuai dengan
kemampuan batas ukur yang dipergunakan yang berfungsi untuk memilih posisi
pengukuran dan batas ukurannya. Saklar putar (range selector switch) ini merupakan
kunci utama bila kita menggunakan AVO meter. AVO meter biasanya terdiri dari empat
posisi pengukuran, yaitu :
- Posisi (Ohm) berarti AVO Meter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri
dari tiga batas ukur : x1; x10; dan K.
- Posisi ACV (Volt AC) berarti AVO Meter berfungsi sebagai voltmeter AC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
- Posisi DCV (Volt DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai voltmeter DC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
- Posisi DC mA (miliampere DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai miliamperemeter
DC yang terdiri dari tiga batas ukur, yaitu: 0,25; 25; dan 500.
Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe AVO meter yang satu
dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sa


Cara menggunakan Avo/Multimeter
22/12/2011Pustaka fisikaLeave a commentGo to comments






4 Votes

(Pustaka Fisika). Tahukah anda apa itu Avo meter? AVO meter sering disebut multimeter atau
multitester, alat ini biasa dipakai untuk mengukur harga resistansi (tahanan), tegangan AC
(Alternating Current), tegangan DC (Direct Current), dan arus DC. Bagian-bagian AVO meter seperti
ditunjukkan gambar di bawah:

Dari gambar AVO meter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya sebagai berikut:
1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur
kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan
menggunakan obeng pipih kecil.
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk
mengatur jarum penunjukpada posisi nol. Caranya : saklar pemilih diputar pada posisi (Ohm), test
lead + (merah dihubungkan ketest lead (hitam), kemudian tombol pengatur kedudukan 0
diputar kekiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada kedudukan 0 .
3. Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas
ukurannya. AVO meter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran.
Gambar: Bagian-bagian AVO meter
Cara Penggunaan
Pertama-tama jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka0 pada skala DC mA ,
DC V atau AC V posisi jarum nol di bagian kiri, dan untuk skala ohmmeter posisi jarum nol di bagian
kanan. Jika belum tepat harus diatur dengan memutar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk
meter ke kiri atau ke kanan dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil.
Gambar: Kedudukan normal sebuah
multimeter
Mengukur Tegangan DC
Pengukuran tegangan DC (misal dari baterai atau power supply DC), diawali AVO meter diatur pada
kedudukan DC V dengan batas ukur yang lebih besar dari tegangan yang akan diukur. Test lead
merah pada kutub (+) AVO meter dihubungkan ke kutub positip sumber tegangan DC yang akan
diukur, dan test lead hitam pada kutub (-) AVO meter dihubungkan ke kutub negatif (-) dari sumber
tegangan yang akan diukur. Hubungan semacam ini disebut hubungan paralel.
Gambar:
Mengukur Tegangan DC
Untuk mendapatkan ketelitian yang paling tinggi, usahakan jarum penunjuk meter berada pada
kedudukan paling maksimum, caranya dengan memperkecil batas ukurnya secara bertahap dari 1000
V ke 500 V; 250 V dan seterusnya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bila jarum sudah
didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil lagi, karena dapat
merusakkan AVO meter.
Mengukur Tegangan AC
Pengukuran tegangan AC dari suatu sumber listrik AC, saklar pemilih AVO meter diputar pada
kedudukan ACV dengan batas ukur yang paling besar misal 1000 V. Kedua test lead AVO meter
dihubungkan ke kedua kutub sumber listrik AC tanpa memandang kutub positif atau
negatif. Selanjutnya caranya sama dengan cara mengukur tegangan DC di atas.
Gambar:
Mengukur Tegangan AC
Mengukur Arus DC
Pengukuran arus DC dari suatu sumber arus DC, saklar pemilih pada AVO meter diputar ke posisi DC
mA dengan batas ukur 500 mA. Kedua test lead AVO meter dihubungkan secara seri pada rangkaian
sumber DC. Ketelitian paling tinggi didapatkan bila jarum penunjuk AVO meter pada kedudukan
maksimum. Untuk mendapatkan kedudukan maksimum, saklar pilih diputar setahap demi setahap
untuk mengubah batas ukurnya dari 500 mA; 250 mA; dan 0, 25 mA. Yang perlu diperhatikan adalah
bila jarum sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil lagi,
karena dapat merusakkan AVO meter.
Gambar:
Mengukur Arus DC




Pada artikel ini akan membahas avometer dan 10 bagian bagianavometer.
1. Daftar Scala Meter, fungsi dan kegunaannya adalah untuk memberikan pembacaan
dari pengukuran. Pada daftra skala meter terdapat beberapa macam skala seperti
tahanan dalam Ohm. Tegangan listrik AC/DC dalam Volt dan Kuat listrik DC dalam mA
dan skala lainnya
2. Jarum penunjuk scala adalah berupa jarum penunjuk yg dapat digunakan sebagai
alat penunjuk suatu harga tertentu dari hasil pengukuran
3. Pengatur Nol atau Ohm Adjusment adalah alat untuk menyetel kedudukan jarum
penunjuk skala agar menunjukkan secara tepat pada angka nol pada waktu mengukur
tahanan
4. Batas ukur Ohm adalah batas ukur tertinggi yg disesuaikan dengan nilai tahanan yang akan diukur
5. Tombol selector adalah tombol saklar yg dapat digunakan untuk memilih pola pengukuran seperti
arus, tegangan dan tahanan
6. Batas ukur DCV adalah batas ukur tertinggi yg disesuaikan dengan tegangan DC yg akan diukur
7. Batas ukur ACV adalah batas ukur tertinggi yg disesuaikan dengan tegangan AC yg akan diukur
8. Lubang kabel pengukur adalah lubang bertanda Plus dan Negative yang dipakai untuk
menghubungkan alat ukur dengan kabel pengukur atau Test Probe
9. Batas ukur DCmA, adalah batas ukur tertinggi yg disesuaikan denganarus DC yg akan diukur
10 Pengatur jarum penunjuk scala, adalah alat untuk menyetel jarum penunjuk scala pada posisi nol



"BAGIAN-BAGIAN AVOMETER"
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mengetahui menyebutkan bagian-bagian dari AVO meter
Siswa dapat menyebutkan fungsi dari bagian-bagian AVO meter
B. Materi Bagian-bagian AVO meter

Multimeter sering disebut multimeter atau AVO meter yang merupakan singkatan
dari Ampere, Volt dan Ohm meter. Seperti singkatannya, alat ini bisa dipakai untuk
mengetahui nilai besaran kuat arus listrik (Arus DC), tegangan (Tegangan AC-DC) juga
untuk mengukur harga suatu resistansi (hambatan/R).

Berikut adalah gambar dari bagian-bagian pada AVO meter :

Gambar 1. Bagian-bagian AVO meter

Dari gambar di atas, dapat terlihat panel terminal dan fasilitas yang dimiliki AVO meter, yaitu :
1. Scale (Skala Maksimum / SM)
=> Skala Maksimum (SM) merupakan batas nilai tertinggi pada panel.

Gambar 2. Skala AVO meter

a. Skala Maksimum mengukur resistansi, nilainya dari kanan ke kiri
b. Skala Maksimum pengukuran arus, tegangan AC ataupun DC, nilainya dari kiri ke
kanan

2. Mirror / Cermin
=> Cermin ini berfungsi sebagai acuan dalam melaukan pengukuran yang ditunjukkan
oleh jarum meter.
=> Dalam pengukuran posisi mata pengamat harus tegak lurus dengan AVO meter,
sehingga pada saat melakukan pengukuran posisi jarum meter tidak memiliki
bayangan pada cermin, yang menandakan pengukuran tepat pada petunjuk yang
diperoleh.

3. Pointer / Jarum meter
=> Jarum meter ini berfungsi sebagai petunjuk dalam pengukuran yang dilakukan
pada AVO meter.

4. Zero Correction / Pengenolan Jarum
=> Zero Correction ini berfungsi sebagai mengenolkan jarum pada posisi kiri dalam
mengukur arus dan tegangan.

5. Ohm Adjusment
=> Ohm Adjusment ini berfungsi sebagai mengenolkan jarum pada posisi kanan
dalam mengukur hambatan.

6. Batas Ukur (BU)
=> Batas Ukur merupakan Nilai maksimal yang bisa diukur oleh multimeter

Gambar 3. Batas Ukur AVO meter

a. Paling kiri atas merupakan blok selektor DC Volt.
b. Paling kiri atas merupakan blok selektor AC Volt
c. Bawah kanan tertulis satuan Ohm untuk mengukur resistansi.
d. Kiri bawah tertulis DC mA yang digunakan untuk mengukur Arus DC.

7. Range Selektor
=> Range selector berfungsi untuk memilih/range batasan arus, tegangan maupun
hambatan yang akan diukur.

8. Measuring Terminal / Probe ( + / - )
=> Meansuring Terminal atau yang biasa disebut probe ini merupakan kontektor yang
menghubungkan AVO meter dengan apa yang mau diukur.
=> Probe ini terdiri dari probe positif yang berwarna merah untuk kutub positif dan
probe negatif yang berwarna hitam untuk kutub negatif.

Bagian-bagian AVO meter Analog
AVO meter analog terdiri dari beberapa bagian
1. Jarum penunjuk skala dan cermin

Jarum dipasang pada kumparan penggerak (moving coil) sehingga
dapat bergerak-gerak berdasarkan arus yang masuk kedalam moving
coil. Jarum berfungsi untuk menunjukkan besaran arus, tegangan dan
Resistensi yang terukur dimana akan bergerak dan berhenti pada skala
yang sesuai dengan besaran yang diukur.

Cermin pemantul pada papan skala
yang digunakan sebagai panduan
untuk ketepatan membaca, yaitu
pembacaan skala dilakukan dengan
cara tegak lurus dimana bayangan
jarum pada cermin harus satu garis
dengan jarum penunjuk, maksudnya
agar tidak terjadi penyimpangan
dalam membaca

Papan Skala

2. Papan skala dengan batas ukur 5,
15, 50 dan 150 Volt AC () dan DC
(=)

Range and Function selector swirch

Jack kabel penyidik (probe)

3. Selector Switch (saklar pemilih)
digunakan untuk menentukan batas
ukur apakah :1.5, 5, 10, 50, 150, 500
serta digunakan utnuk memilih fungsi
pengukuran, apakah ingin mengukur
Arus (A) ataukah Tegangan AC(V),
tegangan DC (V=), ataukah akan
memiliki Resistensi
4.
Jack kabel penyidik (probe), terdiri dari warna merah untuk polaritas
Positif dan hitam untuk polaritas Negatif
Pengantar

Untuk melakukan pekerjaan Elektronik, seperti memperbaiki peralatan dan menguji rangkaian elektronika
selalu diperlukan alat ukur, karena dengan alat ukur dapat diketahui :
- Besaran Arus listrik dalam satuan Ampere (A)
- Besaran Tegangan listrik dalam satuan Volt (V)
- Besaran Resistansi dalam satuan Ohm (a)


Ampere meter Volt meter Ohm meter

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut Ampere meter,
sedangkan alat ukur tegangan disebut Volt meter dan alat ukur resistansi
disebut Ohm meter. Adapun alat ukur yang mempunyai kemampuan
ketiga fungsi tersebut diatas biasa disebut AVO meter




Avo meter analog Avo meter digital

AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika
karena dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan
cepat, Tetapi sebelum mempergunakannya, para pemakai harus mengenal
terlebih dahulu jenis-jenis AVO meter dan bagaimana cara
menggunakannya agar tidak terjadi salah pakai dan akan merusakkan
AVO meter tersebut.
Jenis AVO meter

Berdasarkan prinsip kerjanya ada dua jenis AVO meter yaitu :
1 AVO meter Digital
2 AVO meter Analog / Moving coil
Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal
operasionalnya, misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan probe/kabel penyidik
warna merah dan hitam.


Avo meter Digital Avo meter Analog
Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa angka-angka (digit),
sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan pergerakan jarum untuk menunjukkan skala.
Sehingga untuk memperoleh hasil ukur, harus dibaca berdasarkan range atau divisi. AVO meter analog
lebih umum digunakan karena harganya lebih murah dari pada jenis AVO meter digital. Namun ada juga
mereka yang memilih AVO meter analog karena kegemaran belaka.
Bagian-bagian AVO meter Analog

AVO meter analog terdiri dari beberapa bagian
1. Jarum penunjuk skala dan cermin

Jarum dipasang pada kumparan penggerak (moving coil) sehingga
dapat bergerak-gerak berdasarkan arus yang masuk kedalam moving
coil. Jarum berfungsi untuk menunjukkan besaran arus, tegangan dan
Resistensi yang terukur dimana akan bergerak dan berhenti pada skala
yang sesuai dengan besaran yang diukur.

Cermin pemantul pada papan skala
yang digunakan sebagai panduan
untuk ketepatan membaca, yaitu
pembacaan skala dilakukan dengan
cara tegak lurus dimana bayangan
jarum pada cermin harus satu garis
dengan jarum penunjuk, maksudnya
agar tidak terjadi penyimpangan
dalam membaca

Papan Skala

2. Papan skala dengan batas ukur 5,
15, 50 dan 150 Volt AC () dan DC
(=)

Range and Function selector swirch

Jack kabel penyidik (probe)

3. Selector Switch (saklar pemilih)
digunakan untuk menentukan batas
ukur apakah :1.5, 5, 10, 50, 150, 500
serta digunakan utnuk memilih fungsi
pengukuran, apakah ingin mengukur
Arus (A) ataukah Tegangan AC(V),
tegangan DC (V=), ataukah akan
memiliki Resistensi
4.
Jack kabel penyidik (probe), terdiri dari warna merah untuk polaritas
Positif dan hitam untuk polaritas Negatif
Mengukur V-DC


Cara mengukur Tegangan DC
1. Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan DC (V=)

2. Pilihlah batas ukur (1.5, 5, 10, 50, 150, 500). Dimana harus dipilih batas
yang sama atau lebih besar dari tegangan yang akan diukur. Misalkan
tegangan yang akan diukur 6.5V, maka batas ukur yang harus dipilih
adalah 10V.
Tidak boleh memilih batas yang lebih kecil, karena jarum penunjuk akan
bergerak melewati batas maksimum dan dapat merusak moving coil.


contoh penunjukan 6.5 volt DC

3. Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan, kabel merah
disambungkan kepada bagian positif dan kabel hitan disambungkan
pada bagian negative. Cara pemasangan seperti itu disebut
hubunganpararel.
Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan
bergerak kekiri

4. Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti.
Cara yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus
dimana jarum harus tampak satu garis dengan bayangan jarum pada
cermin pemantul, agar tidak terjadi kesalahan baca (parallax)
Mengukur V-AC


Cara mengukur Tegangan AC
1. Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan AC (V)

2. Pilihlah batas ukur (1, 3, 10, 30, 100 at au 300). Batas ukur yang dipilih
harus yang sama atau lebih b esar dari tegangan yang akan diukur,
Misalkan tegangan yang aka n diukur 220V, maka batas ukur yang
harus dipilih adalah 300V.Tidak boleh memilih batas yang lebih kecil,
karena jarum penu njuk akan bergerak melewati batas maksimum dan
dapat merusak moving coil.


contoh penunjukan 220 volt DC

3. Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan secara Pararel. Untuk
tegagan AC kabel merah dan hit an dapat bebas disambungkan kepada
sumber tegangan positif atau negative, karena tegangan AC tidak
mempunyai polaritas.

4. Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti.
Cara yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus
dimana jarum harus tampak satu garis dengan bayangan jarum pada
cermin pemantul, agar tidak terjadi kesalahan baca (parallax)
Mengukur Arus DC

Cara Mengukur Arus DC

Cara mengukur arus agak berbeda dengan mengukur tegangan, dimana rangkaian untuk mengukur arus
dipasang dengan cara serie dengan beban. Beban dapat berupa resistor, lampu atau lainnya.
- Atur selector pada posisi Arus DC ( A=)
- Atur posisi selector pada posisi batas ukur yang lebih tinggi dari arus
yang akan diukur, batas ukur dapat dipilih yang paling tinggi agar tidak
merusak meter. Pengaruh pemilihan batas ukur yang terlalu jauh dari
arus yang akan diukur hanya mengakibatkan pembacaan yang kurang
akurat.
- Hubungkan kabel secara seri dengan beban. Beban dapat diserie pada
kabel negative atau pada kabel positif (sesuai gambar).
Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan
bergerak kekiri.
- Baca penunjukan arus pada papan skala arus DC (A=) sesuai posisi
jarum.
Mengukur Resistansi

Gunanya mengukur resistansi adalah untuk mengetahui kondisi suatu komponen dalam keadaan rusak
atau baik, serta untuk menentukan berapakah besar nilai Resistansinya.
Misalkan sebuah resistor mempunyai kode warna : coklat, hitam, merah dan toleransi emas artinya
resistor tersebut mempunyai nilai resistansi sebesar 1000 ohm dengan toleransi 5%, maksudnya resistor
tersebut masih dikatakan baik bila setelah diukur nilainya masih diantara +/- 5% dari 1000 ohm, atau
antara 950 sampai 1050 ohm.
Cara mengukurnya sebagai berikut :
-
Atur selector switch pada posisi ohm

-
Pilih batas ukur (range) apakah : x1, x10, x100, atau x1000 (sesuaikan
dengan nilai resistor)

-
Terlebih dahulu, hubung singkat kabel penyidik agar jarum meter
bergerak kearah kekanan dan dapat diatur supaya menunjukkan pada
skala maksimum dengan memutar tombol Zero Adjust, maksudnya agar
pembacaan meter dapat / sesuai dengan skala dan range yang dipakai.

-
Mulailah mengukur resistor dengan menghubungkan kabel penyidik pada
ke dua kaki resistor secara pararel, dengan mengabaikan warna kabel..

-
Baca papan skala sesuai dimana jarum meter berhenti, dan kalikan
pembacaan dengan batas ukur. Misalnya jarum menunjukkan pada skala
10 dan batas ukur menggunakan x 100, maka nilai resistor tersebut
adalam 1000 ohm.
CARA MENGGUNAKAN MULTIMETER
Berikut adalah Penjelasan mengenai cara untuk melakukan pengukuran listrik dengan
menggunakan Multimeter ANALOG :
Gambar AVO/Multi Meter

Keterangan
1. Zero Correction (Pengenolan Jarum)
>> Untuk mengenolkan Jarum pada posisi kiri
2. Range Selector
>> Untuk memilih range/batasan hambatan, tegangan atau arus

3. Measuring Terminal
4. Series Condenser
5. Ohm Adjust
>> Untuk mengenolkan jarum saat melakukan pengukuran hambatan

Pengukuran hambatan (ohm)
1. Perhatikan (lihat) kondisi AVO baik atau rusak bodynya
2. Nolkan jarum AVO pada posisi sebelah kiri dengan menggunakan Ohm Zero Correction dengan cara
memutar kekiri atau kekanan agar jarum tersebut benar2 ke angka nol sebelah kiri
3. Posisikan Range Selector pada x1 , x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel
negatif dan positif. Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan ohm
adjust.
Baik tidaknya range selector x1 , x10 , x100 , pegang ujung negatif dan positif, jarum harus tidak
bergerak.
4. Pada dasarnya untuk pengukuran, Range Selector ohm meter harus betul2 diperhatikan, yaitu setiap
memindahkan range selector ke masing2 nilai ohm terlebih dahulu ujung taspinnya disatukan/ dihubungkan.
Sambil melihat jarum AVO menunjukkan kurang atu lebih dari angka nol disebelah kanan. Kurang atau
lebihnya jarum tersebut kita atur dengan tombol ohm adjusting knop kearah kiri atau kanan sehingga jarum
AVO tersebut benar2 ke posisi angka nol.
5. Setiap mau mengukur posisi ohm hendaknya letakkan range selector pada skala yang paling kecil.

Cara Membaca Skala Ohm

Pengukuran tegangan DC volt dan AC volt

Cara Membaca Skala Volt Tegangan AC maupun DC

1. Range selector 0,1v
Skala baca dari 0~10
Jarum maximal 0,1v (10:100:0,1)
Sedangkan perkolomnya diambil dari angka 1 >> 1 disini= 1/100= 0,01
Jadi 0,01 dibagi 5 kolom >> 1/100:5= 1/1001/5=1/500= 0,02v
2. Range selector 0,5v
Skala baca dari 0~50
Jarum maximal 0,5v (50:100:0,5)
Sedangkan perkolomnya diambil dari angka 10 >> 10 disini= 10/100= 0,1
Jadi 0,1 dibagi 10 kolom >> 10/100:10= 1/101/10=1/100= 0,01v
3. Range selector 2,5v
Skala baca dari 0~250
Jarum maximal 2,5v (250:100:2,5)
Sedangkan perkolomnya diambil dari angka 50 >> 50 disini= 50/100= 0,5
Jadi 0,5 dibagi 10 kolom >> 50/100:10= 1/21/10=1/20= 0,02v
4. Range selector 10v
Skala baca dari 0~10
Jarum maximal 10v
Sedangkan perkolomnya diambil dari angka 1 >> 1 disini= 1/1= 1
Jadi 1 dibagi 5 kolom >> 1:5= 11/5=1/500= 0,02v
5. Range selector 50v
Skala baca dari 0~50
Jarum maximal 50v
Sedangkan perkolomnya diambil dari angka 10 >> 10 disini= 10/1= 10
Jadi10 dibagi 10 kolom >> 10/10= 1v
6. Range selector 250v
Skala baca dari 0~250
Jarum maximal 250v
Sedangkan perkolomnya diambil dari angka 50 >> 50 disini= 150= 50
Jadi 50 dibagi 10 kolom >> 50/10= 5v
7. Range selector 1000v
Skala baca dari 0~10 (10100= 1000)
Jarum maximal 1000v
Sedangkan perkolomnya diambil dari angka 1 >> 1 disini= 1100= 100
Jadi 100 dibagi 5 kolom >> 100/5= 20v
File mengenai Avometer silakan Download DISINI

CATATAN PENTING!!
Jika Teman-Teman kurang mengerti mengenai artikel ini, Silakan KLIK LINK dibawah ini, Terdapat
penjelasan yang lebih Jelas dan Lebih Mudah untuk Dipahami:
METODE PENGUKURAN


Untuk mengetahui jalur yang putus dari suatu rangkaian diperlukan suatu alat ukur yang disebut
AVOMeter, dengan menggunakan AVOMeter kita dapat mengetahui baik tidaknya suatu jalur
menggunakan fasilitas pengukuran Ohm ?.

Dalam penganalisaan jalur diperlukan sumber arus listrik yang akan diberikan kepada jalur tersebut.
Perlu anda ketahui bahwa didalam AVOMeter sudah terdapat sumber arus yang berasal dari
sebuah battery yang telah dipasang didalam AVOMeter, sehingga pada waktu pengukuran
tegangan battrey ini akan mengalir pada rangkaian yang diukur, walaupun hanya dapat memberikan
arus yang sangat rendah.

Untuk menganalisa kerusakan jalur pada suatu rangkaian dapat dilakukan dengan dua cara,
pertama pengukuran secara pararel dan pengukuran secara seri. Pada prinsipnya pengukuran
tersebut sama saja, akan tetapi akan lebih akurat bila dilakukan dengan dua cara tersebut. Agar
dapat lebih dipahami lagi ikuti keterangan dibawah ini:

Teknik Pengukuran Pararel



Pada prinsipnya pengukuran resistansi atau tahanan adalah mengukur besaran arus yang akan
mengalir pada suatu rangkaian, maka bila disaat pengukuran terdapat suatu jalur yang tidak
mempunyai nilai resistansi (Jarum AVO Meter tidak bergerak sedikitpun) atau short (Jarum AVO
Meter bergerak penuh ke arah kanan / 0 ohm), besar kemungkinan tidak akan ada arus listrik yang
dapat mengalir dari jalur tersebut. Akan tetapi bila terdapat nilai resistansi yang kecil (Jarum AVO
Meter akan bergerak lebih jauh ke arah kanan) maka arus yang akan mengalir pada jalur tersebut
sangat besar. Bila nilai resistansinya besar (Jarum AVO Meter hanya bergerak sedikit saja ke arah
kanan) maka makin kecil arus yang akan mengalir pada rangkaian tersebut. Akan tetapi bila AVO-
Meter tidak menunjukan nilai Resistansi (Jarum tidak bergerak sedikitpun) maka tidak terdapat arus
yang mengalir pada jalur tersebut.

Belum tentu bila dalam pengukuran tersebut tidak menujukan nilai resistansi maka dapat dipastikan
jalurnya yang putus, bisa saja tidak terdapat arus yang disebabkan karena terdapat komponen yang
bermasalah, mungkin rusak atau hubungannya tidak baik. Oleh karena itu cara pengukuran pararel
dapat dilakukan juga untuk menganalisa kerusakan pada suatu komponen atau rangkaian.

Teknik Pengukuran Seri

Bila hasil pengukuran pararel menunjukan bahwa jalur tersebut tidak mempunyai arus, sebaiknya
anda jangan dulu mengambil kepastian bahwa jalur tersebut putus, anda dapat meyakinkannya
dengan cara pengukuran secara seri, cara ini membutuhkan skema diagram untuk mengetahui
komponen yang akan dilalui oleh setiap jalurnya, pada prakteknya anda akan mengukur satu
persatu disetiap komponen yang akan dilalui oleh jalur tersebut.

Metode pengukuran secara seri dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini:



Berbeda dengan metoda pengukuran pararel, dimana AVO-Meter akan menunjukan nilai
resistansinya. Sedangkan metoda pengukuran seri dilakukan untuk mengetahui terhubung atau
tidaknya suatu jalur. Bila hasil pengukuran menunjukan suatu nilai resistansi (tahanan) maka jalur
tersebut tidak terhubung dengan baik, apalagi bila hasil pengukuran AVO-Meter tidak bergerak
sedikitpun dipastikan jalur tersebut telah putus. Jalur tersebut normal bila jarum avometer
menunjukan 0 Ohm ( Jarum AVO-Meter bergerak penuh ke arah kanan). Seperti gambar dibawah
ini:




Cara Menganalisa kerusakan jalur

Sebagai contoh kasus, disini saya akan mempraktekan cara menganalisa jalur SIM Card pada
ponsel Nokia NGAGE QD, walaupun dalam praktek ini hanya diberikan contoh pada permasalahan
SIMCard saja, akan tetapi bila anda telah benar-benar paham dengan yang akan dijelaskan ini
maka akan mudah dalam penganalisaan jalur pada rangkaian yang lainnya.
Pertama kali langkah yang harus dilakukan adalah mengukur nilai Resistansi disetiap jalur/pin out
pada Konektor atau Interface SIMCard pada PWB Ponsel. Test Probe AVO-Meter dihubungkan
secara pararel, hitam ke Ground sedangkan yang merah dihubungkan kesetiap jalur/pin out.
Caranya dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini:



Gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Setel AVOMeter pada kalibrasi OHM X1, karena pada setingan ini AVOMeter akan dapat
memberikan arus yang cukup besar untuk mengalirkan arus listrik pada rangkaian yang akan kita
ukur dan AVOMeter tidak akan terlalu peka dalam pengukurannya, terkecuali bila jarum petunjuk
AVOMeter hanya bergerak sedikit saja, maka anda dapat menaikan kalibrasinya menjadi OHM X10
atau yang lebih diatasnya.

2. Hubungkan Testprobe yang berwarna hitam kepada Ground (Negatif) pada PWB Ponsel,
selanjutnya Testprobe yang berwarna merah hubungkan kepada salah satu jalur SIMCard. Anda
ukur satu persatu ke semua kaki-kaki konektor SIMCard. Bila disetiap kaki konektror tersebut
terdapat nilai resistansi maka dapat dipastikan jalur tersebut adalah normal / tidak bermasalah.
Disaat pengukuran akan ditemukan dari salah satu jalur tersebut, dimana AVOMeter menunjukan
0Ohm (jarum bergerak penuh / Short) ini bisa diartikan bahwa jalur tersebut terhubung langsung
dengan Ground. Akan tetapi bila salah satu kaki konektor tersebut tidak memiliki nilai resistansi,
kemungkinan besar jalur tersebut telah putus, untuk meyakinkan jalur tersebut putus atau memang
jalur itu adalah jalur kosong atau jalur aktif, maka anda dapat melihatnya pada skema diagram.
Dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini:



Jalur konektor SIM Card

Pada SIM READER pin 6 (VPP), disana terlihat jelas bahwa jalur tersebut adalah jalur yang tidak
digunakan, maka bila tidak terdapat nilai resistansi, keadaan tersebut adalah wajar. Pada pin 5 akan
dihubungkan ke Ground, maka hal yang wajar bila hasil pengukuran jarum AVO-Meter akan
bergerak secara penuh ke arah kanan.

Menentukan antar blok yang bermasalah
Bila hasil dari pengukuran diatas terdapat salah satu jalur yang putus maka selanjutnya anda tinggal
mengetahui jalur alternatif yang akan dihubungkan. Langkah inilah yang cukup memusingkan
karena kita harus betul-betul memahami hubungan antar sistemnya, misalkan saja untuk
permasalahan SIM Card yang sedang kita bahas ini. Sebelum melakukan pengukuran, harus
diketahui hubungan antar sistem yang berkaitan dengan jalur dari konektor SIM Card ini. Bila anda
belum mengetahuinya, maka diperlukan skema diagram.




Dari penjelasan skema diagram diatas, terlihat bahwa jalur dari konektor SIM Card akan diteruskan
kepada EMI-Filter, selanjutnya diteruskan kepada UEM. Setelah kita mengetahui hubungan antar
sistem tersebut, langkah pengukuran dapat dilakukan secara bertahap dari komponen ke komponen
di setiap bloknya, agar jalur alternatif yang akan di Jumper adalah jalur aktif yang semestinya
tersambung tanpa harus melewati suatu rangkaian yang aktif, misalkan melakukan jumper dari
konektor SIM card langsung ke UPP tanpa melewati UEM sedangkan UEM berfungsi sebagai SIM
Detektor dan SIM IF, maka hal ini adalah tindakan yang salah! Ponsel tidak akan dapat bekerja
dengan baik.

Yang akan menyulitkan adalah menentukan jalur dari komponen manakah jalur yang putus tersebut,
apakah jalur dari konektor SIM Card kepada EMIF? atau justru yang putus adalah jalur EMIF
kepada UEM?. Oleh karena itu cara pengukurannya harus secara sistematis dan berurutan
berdasarkan Sistem didalamnya. Cara pengukurannya gunakan metoda pengukuran secara seri.





CARA MEMBACA MULTIMETER / AVOMETER ANALOG
Hy Reader, Pada tutorial hari ini saya ingin membahas lebih lengkap mengenai Cara Mudah Untuk Membaca
Alat Ukur Listrik Multimeter / Avometer Analog. Ini merupakan tutorial jilid 2 dari Tutorial saya yang
sebelumnya yaitu CARA MEMBACA MULTIMETER / AVOMETER JILID 1, hal ini saya lakukan mengingat dan
melihat begitu banyaknya pertanyaan yang timbul pada tutorial jilid 1 tersebut, sepertinya kurang jelas
penjelasannya.
Kali ini saya mencoba membuat tutorialnya dalam bahasa yang lebih singkat dan sederhana sehingga saya
berharap dapat lebih mudah untuk di pahami.
Sebelum masuk lebih jauh mengenai cara mengukur besaran listrik seperti Tegangan (Volt), Arus (Ampere),
dan Tahanan (Ohm) ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu Multimeter atau Avometer.
Yang dimaksud Multimeter atau Avometer adalah Alat ukur Listrik yang memungkinkan kita untuk mengukur
besarnya Besaran listrik yang ada pada suatu rangkaian baik itu Tegangan, Arus, maupun Nilai
Hambatan/Tahanan. AVOmeter adalah singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter, jadi hanya terdapat 3
komponen yang bisa diukur dengan AVOmeter sedangkan Multimeter , dikatakan multi sebab memiliki
banyak besaran yang bisa di ukur, misalnya Ampere, Volt, Ohm, Frekuensi, Konektivitas Rangkaian (putus
ato tidak), Nilai Kapasitif, dan lain sebagainya. Terdapat 2 (dua) jenis Multimeter yaitu Analog dan Digital,
yang Digital sangat mudah pembacaannya disebabkan karena Multimeter digital telah menggunakan angka
digital sehingga begitu melakukan pengukuran Listrik, Nilai yang diinginkan dapat langsung terbaca asalkan
sesuai atau Benar cara pemasangan alat ukurnya.
Mari mengenal bagian-bagian Multimeter atau Avometer agar lebih memudahkan dalam memahami tulisan
selanjutnya:

Bagian-Bagian Multimeter
Saya akan berikan sedikit penjelasan mengenai gambar di atas. Yang perlu untuk di perhatikan adalah :
1. SEKRUP PENGATUR JARUM, Sekrup ini dapat di putar dengan Obeng atau plat kecil, Sekrup ini
berfungsi mengatur Jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0 (NOL), terkadang jarum tidak
pada posisi NOL yang dapat membuat kesalahan pada pengukuran, Posisikan menjadi NOL
sebelum digunakan.
2. TOMBOL PENGATUR NOL OHM. Tombol ini hampir sama dengan Sekrup pengatur jarum, hanya
saja bedanya yaitu Tombol ini digunakan untuk membuat jarum menunjukkan angka NOL pada
saat Saklar pemilih di posisikan menunjuk SKALA OHM. Saat saklar pemilih pada posisi Ohm
biasanya pilih x1 pada skala Ohm kemudian Hubungkan kedua ujung TERMINAL (Ujung terminal
Merah bertemu dengan Ujung terminal Hitam) dan Lihat pada Layar penunjuk, Jarum akan
bergerak ke KANAN (Disitu terdapat angka NOL (0), Putar tombol pengatur Nol Ohm sampai
jarum menunjukkan angka NOL). Proses ini dinamakan KALIBRASI OhmMeter. Hal ini Muthlak
dilakukan sebelum melakukan pengukuran tahanan (OHM) suatu komponen atau suatu rangkaian.
3. SAKLAR PEMILIH. Saklar ini harus di posisikan sesuai dengan apa yang ingin di UKUR, misalnya
bila ingin mengukur tegangan AC maka atur/putar saklar hingga menyentuh skala AC yang pada
alat ukur tertulis ACV, Begitu pula saat mengukur tegangan DC, cari yang tertulis DCV, begitu
seterusnya. Jangan Salah memilih Skala Pengukuran.
Pada setiap bagian SKALA PENGUKURAN yang dipilih dengan Saklar Pemilih, terdapat Nilai-nilai
yang tertera pada alat ukur, Misalnya Pada Skala Tegangan AC (tertulis ACV pada alat ukur)
tertera skala 10, 50, 250, dan 750 begitu pula pada Skala Tegangan DC (tertulis DCV pada alat
ukur) tertera skala 0.1 , 0.25 , 2.5 , 10 , dst. Apa maksud Skala ini?? Dan Bagaimana
Memilihnya??
Pedoman Memilih SKALA Pengukuran:
Skala tersebut adalah skala yang akan digunakan untuk membaca hasil pengukuran, Semua skala
dapat digunakan untuk membaca, Hanya saja tidak semua skala dapat memberikan atau
memperlihatkan nilai yang diinginkan, misalnya kita mempunyai Baterai 9 Volt DC, kemudian kita
mengatur SAKLAR PEMILIH untuk Memilih SKALA TEGANGAN DC pada posisi 2,5 dan
menghubungkan TERMINAL Merah dengan positif (+) baterai dan Hitam dengan Negatif (-)
baterai. Apa yang akan terjadi?? Jarum akan bergerak ke Ujung Kanan dan tidak menunjukkan
angka 9Volt, Mengapa Demikian?? Sebab NILAI MAKSIMAL yang dapat diukur bila kita
memposisikan Saklar Pemilih pada skala 2.5 adalah hanya 2.5 Volt saja, sehingga untuk
mengukur Nilai 9Volt maka saklar harus di putar menuju Skala yang LEBIH BESAR sari NILAI
Tegangan yang di Ukur, jadi Putar pada Posisi 10 dan Alat ukur akan menunjukkan nilai yang
diinginkan.Penjelasan Lebih Lengkap Mengenai MEMBACA ALAT UKUR akan di Bahas selanjutnya
pada tutorial ini.
Saya tidak akan membahas semua bagian-bagian alat ukur tetapi bila ingin mengetahui fungsi-fungsi dari
tiap bagian alat ukur, Anda dapat membaca DISINI.
ALAT UKUR LISTRIK HARUS DIPASANG DENGAN BENAR, Mengapa saya katakan Demikian??
Untuk melakukan suatu pengukuran listrik, Posisi alat ukur pada rangkaian juga Mesti dan Hal wajib yang
harus di perhatikan agar pembacaan alat ukur tidak salah. Pemasangan Alat ukur yang salah /Tidak benar
memberikan hasil pengukuran yang TIDAK BENAR dan bukan kurang tepat, jadi ini sangat perlu di
perhatikan. Mari kita melihat posisi alat ukur yang benar:
1. Posisi alat ukur saat mengukur TEGANGAN (Voltage)
Pada saat mengukur tegangan baik itu teggangan AC maupun DC, maka Alat ukur mesti di pasang
Paralel terhadap rangkaian. Maksud paralel adalah kedua terminal pengukur ( Umumnya berwarna
Merah untuk positif (+) dan Hitam untuk Negatif (-) harus membentuk suatu titik percabangan
dan bukan berjejer (seri) terhadap beban. Pemasangan yang benar dapat dilihat pada gambar
berikut:

Memasang Multimeter Paralel
2. Posisi alat ukur saat mengukur ARUS (Ampere)
Untuk melakukan pengukuran ARUS yang mesti diperhatikan yaitu Posisi terminal harus dalam
kondisi berderetan dengan Beban, Sehingga untuk melakukan pengukuran arus maka rangkaian
mesti di Buka / diputus / Open circuit dan kemudian menghubungkan terminal alat ukur pada titik
yang telah terputus tersebut. Pemasanngan yang benar dapat dilihat pada gambar:

Memasang Multimeter SERI
3. Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm)
Yang mesti diketahui saat pngukuran tahanan ialah JANGAN PERNAH MENGUKUR NILAI TAHANAN
SUATU KOMPONEN SAAT TERHUBUNG DENGAN SUMBER. Ini akan merusak alat ukur.
Pengukurannya sangat mudah yaitu tinggal mengatur saklar pemilih ke posisi Skala OHM dan
kemudian menghubungkan terminal ke kedua sisi komponen (Resistor) yang akan di ukur.

Memasang Multimeter untuk mengukur tahanan
Kali ini saya tidak akan membahas mengenai mengapa alat ukur di pasang paralel saat mngukur tegangan
dan Seri pada saat mengukur Arus, sebab itu lebih kompleks kecuali ada yang membutuhkannya. Hal ini
erat kaitannya dengan Rangkaian dalam suatu alat ukur.
Setelah mengetahui Cara mengatur Saklat Pemilih yang Benar, Mengetahui Jenis Skala yang akan
digunakan, dan Cara pemasangan alat ukur yang benar, maka tiba saatnya kita melakukan Pengukuran
Besaran Listrik.
MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) DC
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda angka
yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol Pengatur Nol
OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 , x10, x100, x1k, atau x10k
selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum
AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Tegangan yang anda ingin ukur, ACV
untuk tegangan AC (bolak balik) dan DCV untuk tegangan DC (Searah).
5. Posisikan SKALA PENGUKURAN pada nilai yang paling besar terlebih dahulu seperti 1000 atau 750
jika anda TIDAK TAHU berapa nilai tegangan maksimal yang mengalir pada rangkaian.
6. Pasangkan alat ukur PARALEL terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur.
7. Baca Alat ukur.
Cara Membaca Nilai Tegangan yang terukur:
1. Misalkan Nilai tegangan yang akan diukur adalah 15 VOLT DC (Belum kita ketahui sebelumnya,
itulah saya katakan Misalnya).
2. Kemudian Kita memposisikan saklar pemilih pada posisi DCV dan memilih skala paling besar yang
tertera yaitu 1000. Nilai 1000 artinya Nilai tegangan yang akan diukur bisa mencapai 1000Volt.
3. Saat memperhatikan Alat ukur maka Dalam Layar penunjuk jarum tidak terdapat skala terbesar
1000 yang ada hanya 0-10, 0-50, dan 0-250. Maka Untuk memudahkan membaca perhatikan
skala 0-10 saja.
4. Skala penunjukan 0-10 berarti saat jarum penunjuk tepat berada pada angka 10 artinya nilai
tegangan yang terukur adalah 1000 Volt, jika yang di tunjuk jarum adalah angka 5 maka nilai
tegangan sebenarnya yang terukur adalah 500 Volt, begitu seterusnya.
5. Kembali Pada Kasus no. 1 dimana nilai tegangan yang akan diukur adalah hanya 15 Volt
sementara kita menempatkan saklar pemilih pada Posisi 1000, maka jarum pada alat ukur hanya
akan bergerak sedikit sekali sehingga sulit bagi kita untuk memperkirakan berapa nilai tegangan
sebenarnya yang terukur. Untuk itu Pindahkan Saklar Pemilih ke Nilai Skala yang dapat membuat
Jarum bergerak lebih banyak agar nilai pengukuran lebih akurat.
6. Misalkan kita menggeser saklar pemilih ke Posisi 10 pada skala DCV. Yang terjadi adalah, jarum
akan bergerak dengan cepat ke paling ujung kanan. Hal ini disebabkan nilai tegangan yang akan
di ukur LEBIH BESAR dari nilai Skala maksimal yang dipilih. Jika Hal ini di biarkan terus menerus
maka alat ukur DAPAT RUSAK, Jika jarum alat ukur bergerak sangat cepat ke kanan, segera
pisahkan alat ukur dari rangkaian dan ganti Skala SAKLAR PEMILIH ke posisi yang lebih Besar.
Saat saklar Pemilih diletakkan pada angka 10 maka yang di perhatikan dalam layar penunjukan
jarum adalah range skala 0-10, dan BUKAN 0-50 atau 0-250.

Multimeter Over, Awas Rusak
7. Telah saya jelaskan bahwa saat memilih skala 10 untuk mengukur nilai tegangan yang lebih besar
dari 10 maka nilai tegangan sebenarnya tidak akan terukur / diketahui. Solusinya adalah Saklar
Pemilih di posisikan pada skala yang lebih besar dari 10 yaitu 50. Saat memilih Skala 50 pada
skala tegangan DC (tertera DCV), maka dalam Layar Penunjukan Jarum yang mesti di perhatikan
adalah range skala 0-50 dan BUKAN lagi 0-10 ataupun 0-250.
8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum Penunjuk akan bergerak Tepat di tengah
antara Nilai 10 dan 20 pada range skala 0-50 yang artinya Nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur
bernilai 15 Volt.
Perhatikan gambar berikut:

Nilai tegangan Terlihat Benar
9. Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat pula menggunakan RUMUS:

Jadi misalnya, tegangan yang akan di ukur 15 Volt maka:
Tegangan Terukur = (50 / 50) x 15
Nilai Tegangan Terukur = 15
Berikut saya akan berikan Contoh agar kita lebih mudah dalam memahaminya:
Contoh I.
Saat melakukan pengukuran ternyata Jarum Alat Ukur berada pada posisi seperti yang terlihat pada
gambar:

Berapakah Nilai tegangan DCV yang terukur saat Saklar Pemilih berada pada Posisi:
1. 2.5
2. 10
3. 50
4. 1000
Jawab:
1. Skala saklar pemilih = 2.5
Skala terbesar yang dipilih = 250
Nilai yang ditunjuk jarum = 110 (perhatikan skala 0-250)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (2.5/250)x 110 = 1.1 Volt
2. Skala saklar pemilih = 10
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (10/10)x 4.4 = 4.4 Volt
3. Skala saklar pemilih = 50
Skala terbesar yang dipilih = 50
Nilai yang ditunjuk jarum = 22 (perhatikan skala 0-50)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (50/50)x 22 = 22 Volt
4. Skala saklar pemilih = 1000
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (1000/10)x 4.4 = 440 Volt
MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) AC
1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan Posisi Sakelar Pemilih
berada pada SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV) dan kemudian memperhatikan Baris skala yang
berwarna Merah pada Layar Penunjuk Jarum.
2. Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan DC di atas.

MENGUKUR ARUS LISTRIK (Ampere) DC
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0)
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur
4. Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Arus DCA
5. Pilih SKALA PENGUKURAN yang diinginkan seperti 50 Mikro, 2.5m , 25m , atau 0.25A.
6. Pasangkan alat ukur SERI terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur.
7. Baca Alat ukur (Pembacaan Alat ukur sama dengan Pembacaan Tegangan DC diatas)
MENGUKUR NILAI TAHANAN / RESISTANSI RESISTOR (OHM)
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda angka
yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol Pengatur Nol
OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 , x10, x100, x1k, atau x10k
selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum
AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala OHM yang diinginkan yaitu pada x1 ,
x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang terukur
atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan di KALI kan dengan nilai Skala OHM yang dipilih
oleh saklar Pemilih.
5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan di Ukur. (INGAT JANGAN PASANG ALAT UKUR
OHM SAAT KOMPONEN MASIH BERTEGANGAN)
6. Baca Alat ukur.
Cara membaca OHM METER
1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan
kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih sebelumnya
dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara
dengan 2 Kohm.
Misalkan pada gambar berikut terbaca nilai tahanan suatu Resistor:

Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan / resistor
tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali = 10 k
Maka nilai resitansinya = 26 x 10 k
= 260 k = 260.000 Ohm.
Itulah tutorial mengenai cara membaca ALAT UKUT LISTRIK MULTIMETER atau OHMMETER. Semoga
Informasi ini dapat berguna bagi anda dan dapat memberikan anda kemudahan dalam membaca suatu alat
ukut.

You might also like