You are on page 1of 2

Understanding Globalization: The State and Sovereignty (Tony Schiranto dan Jen

Webb)


Globalisasi merupakan isu yang sangat sering dibahas saat ini. Globalisasi dan
setiap prosesnya membuat dunia ini seakan bergerak semakin cepat. Setiap
informasi dan pergerakan barang sangat mudah dilakukan dikarenakan
kemajuan pesat dalam teknologi komunikasi, informasi, dan transformasi.
Kecepatan tersebut menyediakan keuntungan bagi actor-aktor antarnegara yang
memang bekerja dalam sector-sektor tersebut, katakanlah multinational
corporations, yang sangat terbantu dengan adanya kemajuan teknologi-
teknologi tersebut. Kecepatan teknologi-teknologi diatas juga membuat actor-
aktor selain negara mampu mengembangkan diri hingga mereka pun mampu
mempunyai pengaruh dalam tatanan dunia internasional. Hal inilah yang
kemudian mempengaruhi sistem interaksi internasional.

Setiap aktor yang ada pasti bertindak sesuai dengan kepentingannya masing-
masing. Termasuk negara, yang akan bertindak sesuai dengan kepentingan
nasionalnya. Namun dengan adanya globalisasi, batas-batas kepentingan
tersebut menjadi kabur. Seakan tidak ada yang dinamakan kepentingan anda
dan kepentingan saya, melainkan kepentingan bersama. Hubungan yang terjalin
sangat erat dan sangat dipengaruhi oleh global networks (jaringan interaksi
dimana semuanya terkait dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, budaya,
teknologi, dan sebagainya), dan akhirnya mengakibatkan negara-negara mulai
merasa kesulitan untuk menjaga kedaulatannya akibat batas-batas yang semakin
kabur tersebut. Bahkan, adanya globalisasi membuat identitas nasional masing-
masing negara dapat berkurang dan berkurang dan kemudian digantikan dengan
identitas yang terbentuk dari interaksi bersama dengan negara dan aktor lainnya
yang disebut dengan identitas global.

Inilah gambaran dari globalisasi dan segala proses, isu, serta hasil yang
mengelilinginya, dan dampaknya bagi suatu negara, baik secara internal maupun
secara eksternal.

Armand Mattelart menjelaskan globalisasi sebagai, one of those tricky words,
one of those instrumental notions that, under the effect of market logics and
without citizens being aware of it, have been naturalized to the point of
becoming indispensable for establishing communication between people of
different cultures. (2000: 97)

Intinya, globalisasi adalah keadaan dimana berbagai power yang awalnya tidak
saling mengetahui mulai saling berkaitan dan dalam prosesnya mampu
mengubah manusia dan identitasnya, institusi dan budayanya, tempat dan
kejadian. Bahkan menurut Anthony Giddens, penasihat Tony Blair (perdana
menteri Britania) menyebut bahwa globalisasi adalah kekuatan tak terbendung,
yang mengubah segala aspek kontemporer dari masyarakat, politik, dan
ekonomi. Dengan begini, definisi globalisasi menjadi terlalu luas dan ia
merupakan kekuatan pendorong bagi berbagai aspek yang lain.
1

Perubahan yang paling terlihat adalah perubahan pada nation-state, dimana
signifikansi atas ekonomi global dan jaringan komunikasi mulai mengacuhkan
keberadaan nation-state. Kekuatan aktor-aktor lain selain negara seperti
multinational corporations membuat alasan keberadaan nation-state itu hilang.
Kedua, adanya pandangan pemerintahan global, seperti yang pernah diangkat
oleh presiden AS George Bush tentang new world ordersemacam
international commonwealth yang dipimpin oleh AS. Perubahan selanjutnya yang
diperkirakan akan terjadi adalah dikuasainya aturan global oleh bisnis-bisnis
besar. Perubahan ketiga ini merupakan kemungkinan akibat globalisasi yang
paling banyak mendapat kritik dan protes, karena mereka menganggap bahwa
esensi globalisasi adalah subordinasi atas hak azasi manusia, konsumen, aturan
kelingkungan, aturan demokrasi, menuju perdagangan dan investasi global yang
imperatif. Situasi tersebut dianggap akan melanggar ketentuan-ketentuan
manusiawi yang selama ini ada, dan lebih menekankan pada kemungkinan
pengambilan keuntungan sesuai dengan pemikiran bisnis selama ini.
Selanjutnya, globalisasi memungkinkan terjadinya pemisahan nation-states
menjadi beberapa etnis kecil dan komunitas yang saling bermusuhan, seperti
yang dialami oleh Bosnia ketika memisahkan diri dari Yugoslavia pada tahun
1990.

You might also like