You are on page 1of 11

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

ANALISA DAN QUALITY CONTROL













Disusun Oleh :

Nama : Rishang Rangga Yudhistira
NIM : 11/14354/TP/STIK SMART
Jurusan : Teknik Pertanian
Fakultas : Teknologi Pertanian
Acara : Penentuan Asam Lemak Bebas (ALB)
Co. Ass : Sabarudin
Pembimbing : Maria Ulfah, STP. MP


INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2011
I. ACARA : Penentuan Asam Lemak Bebas (ALB)
II. HARI / TANGGAL : Selasa, 31 Juli 2012
III. TUJUAN : Untuk mengetahui cara penentuan kadar ALB
minyak
IV. DASAR TEORI
Asam lemak adalah senyawa alifatik dengan gugus karboksil.
Bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati
atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk
hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin,
atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak
bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat
sebagai gliserida
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat
dengan rumus kimia R-COOH or R-CO
2
H. Contoh yang cukup sederhana
misalnya adalah H-COOH yang adalah asam format, H
3
C-COOH yang
adalah asam asetat, H
5
C
2
-COOH yang adalah asam propionat, H
7
C
3
-COOH
yang adalah asam butirat dan seterusnya mengikuti gugus alkil yang
mempunyai ikatan valensi tunggal, sehingga membentuk rumus bangun
alkana.
Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan
menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh
hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya,
sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di
antara atom-atom karbon penyusunnya.
Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi
sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27 Celsius).
Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga
semakin sukar larut.
Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi)
daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh
mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal
istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak.
Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya
memiliki dua bentuk: cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami hanya
memiliki bentuk cis (dilambangkan dengan "Z", singkatan dari bahasa
Jerman zusammen). Asam lemak bentuk trans (trans fatty acid,
dilambangkan dengan "E", singkatan dari bahasa Jerman entgegen) hanya
diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis. Akibat
polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Asam
lemak trans karena atom H-nya berseberangan tidak mengalami efek
polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus.
Asam Lemak Bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA), adalah asam
yang di bebaskan pada hidrolisa dari lemak. Terdapat berbagai macam
lemak, tetapi untuk perhitungan, kadar ALB minyak sawit dianggap sebagai
Asam Palmitat (berat molekul 256).
Daging kelapa sawit mengandung enzim lipase yang dapat
menyebabkan kerusakan pada mutu minyak ketika struktur seluler
terganggu. Enzim yang berada didalam jaringan daging buah tidak aktif
karena terselubung oleh lapisan vakuola, sehingga tidak dapat berinteraksi
dengan minyak yang banyak terkandung pada daging buah. Masih aktif di
bawah 15 derajat C dan non aktif dengan temp diatas 50 derajat C.
Apabila trigliserida bereaksi dengan air maka menghasilkan gliserol
dan asam lemak bebas. Beberapa variabel proses yang sangat berpengaruh
terhadap perolehan asam lemak bebas seperti pengaruh suhu, kematangan
buah, kadar pelukaan buah, pengadukan, penambahan air, penambahan CPO
dan lama penyimpanan

V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat :
Timbangan analit : 1 unit
Erlenmeyer : 3 buah
Buret dan statif : 1 buah
Gelas ukur : 1 buah
Pipet volum : 1 buah
B. Bahan :
Indikator pp : 4 tetes
Alkohol 96% : 30 ml
NaOH 0,1 N : secukupnya
Minyak goreng : 3,00172 gram
Minyak kelapa : 3,0457 gram
CPO : 2,9117 gram

VI. CARA KERJA
A. Teoritis
1. Memasukkan CPO dengan berat 3 gram di elenmeyer.
2. Menambahkan 30 mililiter iso propil alkohol pada elenmeyer berisi 3
gram CPO.
3. Mengaduk atau digoyang-goyangkan campuran itu agar homogen.
4. Memanaskanya campuran homogen tersebut sampai mendidih lalu
hentikan pemanasan.
5. Menitrasi campuran yang telah mendidih dengan larutan NaOH 0,1
N sampai timbul warna merah jambu dan bertahan minimal 30 detik.
6. Melakukan perhitungan kalkulasi FFA.
B. Skematis
1. Dimasukkan 3 gram CPO di dalam
elenmeyer.
2. Ditambahkan sebanyak 30 ml
isopropil-alkohol pada gelas elenmeyer
berisi 3 gram CPO.
3. Diaduknya campuran itu.
4. Dipanaskanya campuran tersebut
sampai mendidih lalu hentikan
pemanasan.
5. Dititrasi campuran yang telah
mendidih dengan larutan NaOH 0,1 N
sampai timbul warna merah jambu
pada larutan dan bertahan minimal 30
detik.
6. Dihitung kadar FFA / ALB dari CPO. Pemanas
CPO + N-hexane
isopropilAlkohol
Titrasi
natrium
hidroksida 0,1M
VII. HASIL PENGAMATAN
No. Bahan
Perubahan Warna
ml NaOH ALB (%)
W. awal W. akhir
1. CPO Orange Pink 7,5 6,5
2.
Minyak
kelapa
Kuning Pucat Pink 1 0,66
3.
Minyak
goreng
kuning Pink 0,8 0,752
Kalkulasi
% ALB CPO =


x 100%
=

x 100%
= 6,5 %
% ALB Minyak Kelapa =


x 100%
=

x 100%
= 0,66 %
% ALB Minyak Goreng =


x 100%
=

x 100%
= 0,752 %



VIII. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini dibahas tentang asam lemak bebas. Asam Lemak
Bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA), adalah asam yang di bebaskan pada
hidrolisa dari lemak atau lipida. Pada praktikum ini sampel yang digunakan
untuk mencari kadar ALB ialah minyak goreng, minyak kelapa, dan crude
palm oil atau minyak yang didapatkan dari mesokarp buah sawit. Alasan
pengambilan bahan tersebut dikarenakan minyak termasuk dalam lipida dan
kompetensi praktikan yang nantinya berada pada pengolahan buah sawit
untuk diambil minyaknya (CPO).
Metode yang digunakan untuk menghitung kadar ALB dalam
praktikum ini adalah menggunakan titrasi. Titrasi merupakan suatu metode
yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan
konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah
larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya.
Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai titran dan
biasanya diletakkan di dalam labu Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah
diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer atau titrat dan biasanya
diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titran biasanya berupa
larutan.
Praktikum kali ini dimulai dengan menimbang masing-masing sampel
yaitu minyak goreng, minyak kelapa, dan minyak CPO sebanyak kurang
lebih 3 gram tiap sampel, dan masukkan dalam erlenmeyer yang berbeda.
Sebelum penambahan indikator, amati dan catat warna masing-masing
minyak. Selanjutnya tambahkan alkohol dan indikator pp, lalu kocok
erlenmeyer hingga homogen. Setelah homogen, titrasi masing-masing
larutan dengan larutan NaOH 0,1 N tetes demi tetes hingga berubah warna
menjadi pink atau merah muda, dan warna tersebut dapat bertahan minimal
30 detik. Catat volume NaOH yang digunakan nutuk mentitrasi.
Persentase kadar ALB didapatkan dari Berat Molekul (BM) asam
lemak, dikali volume NaOH yang digunakan (ml), dikali N NaOH dibagi
berat sampel (gram), dan dikalikan dengan seratus persen.
Terdapat standar untuk kadar ALB dalam minyak. Untuk minyak
CPO, standar kandungan ALB dari SNI (Standar Nasional Indonesia) ialah
maksimal 5%, dan standar dari Sinarmas, perusahaan dimana praktikan
nantinya ditempatkan, ialah maksimal 3,5%. Minyak goreng dengan mutu
prima (special quality) memiliki kadar ALB maksimal 2%.Menurut Standar
Nasional Indonesia, kadar ALB pada minyak kelapa yang baik maksimal
0,2%.
Kadar ALB dalam minyak perlu diperhatikan atau bahkan dihilangkan
dan dicegah, karena kualitas dari minyak ditentukan dari kadar ALB nya.
Semakin rendah kadar ALB, semakin bagus kualitas minyak. ALB dapat
merusak mutu minyak, seperti menimbulkan bau tengik pada minyak.


IX. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1) Kadar asam lemak bebas yang didapat dari CPO adalah 6,5 %, dari
minyak kelapa 0,66 %, dan dari minyak goreng 0,752 %.
2) Minyak goreng yang digunakan dalam praktikum masih masuk dalam
minyak goreng mutu prima, karena kadar ALB nya dibawah 2%.
3) Kualitas dari minyak CPO dan minyak kelapa yang digunakan sudah
tidak bagus, karena tingginya kadar ALB, dan tidak masuk standar
kualitas SNI maupun standar Sinarmas.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Buku Petunjuk Praktikum Analisa dan Quality Control. Institut
Pertanian Stiper. Yogyakarta
Anonim, 2012. Asam Lemak http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_lemak (Diakses
19 September 2012)
Anonim, 2012. Asam Lemak Bebas dari Buah Kelapa Sawit http://free-rawwa
tertreatment.blogspot.com/2011/05/asam-lemak-bebas-dari-buah-kelapa-
sawit.html (Diakses 19 September 2012)
Anonim, 2012. Titrasi Asam Basa http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17
titrasi-asam-basa/ (Diakses 19 September 2012)
Anonim, 2012. Minyak Goreng http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=1864
(Diakses 19 September 2012)
Anonim, 2012. Upaya Peningkatan Kualitas Minyak Kelapa journal.unair.ac.id/
filerPDF /Publikasi4_minyak@2010a.pdf (Diakses 19 September 2012)











Yogyakarta, 19 September 2012
Mengetahui
Co. Ass Praktikan





(Sabarudin) (Rishang Rangga Y.)

You might also like