You are on page 1of 9

A.

Pengertian Humaniora
Menurut bahasa latin, humaniora disebut artes liberales yaitu studi tentang kemanusiaan.
Sedangkan menurut pendidikan Yunani Kuno, humaniora disebut dengan trivium, yaitu logika,
retorika dan gramatika. Pada hakikatnya humaniora adalah ilmu-ilmu yang bersentuhan dengan
nilai-nilai kemanusiaan yang mencakup etika, logika, estetika, pendidikan pancasila, pendidikan
kewarganegaraan, agama dan fenomenologi.
B. Pentingnya Mempelajari Pendidikan Humaniora
Berbagai macam kasus kekerasan yang teradi di dalam kehidupan bermasyarakat, tindakan
anarkis dan pelanggaran nilai kemanusiaan bahkan sudah menadi keseharian. !ndikatornya
adalah pendidikan belum berperan signifikan dalam proses membangun kepribadian bangsa yang
beriwa sosial dan kemanusiaan. "ampaknya, manusia harus lebih #dimanusiakan$ lagi.
Keterpurukan bangsa yang berlarut-larut uga berhubungan dengan kegagalan pendidikan di
masa lalu yang mengakibatkan teradinya proses dehumanisasi.
%agasan dan langkah menuu pendidikan yang berorientasi kemanusiaan merupakan salah satu
upaya mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin terkikis. Melalui pendidikan de-
humaniora diharapkan manusia dapat mengenal dirinya, kemanusiaannya yang utuh, dan tidak
hanya dapat menundukkan lingkungan alam fisik melalui kemampuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pada prinsipnya, pendidikan humaniora bertuuan membuat manusiawi&untuk keselamatan dan
kesempurnaan manusia.
C. Latar Belakang Pendidikan Humaniora
'. Pengertian kebudayaan
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk
memenuhi kehidupannya dengan cara belaar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat.
(ntuk lebih elas dapat dirinci sebagai berikut )
a. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia yang meliputi
kebudayaan material dan kebudayaan non material.
b. Kebudayaan itu diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
c. Kebudayaan itu adalah kebudayaan manusia dan hampir semua tindakan manusia adalah
kebudayaan.
*. Manusia sebagai pengemban nilai-nilai
+i muka telah dielaskan bahwa adanya akal dan budidaya pada manusia, telah menyebabkan
adanya perbedaan cara dan pola hidup di antara keduanya. ,leh karena itu, akal dan budi
menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang berdimensi ganda, yakni kehidupan
yang bersifat material dan kehidupan yang bersifat spiritual. Manusia dimanapun dia berada dan
apapun kedudukannya selalu berpengharapan dan berusaha merasakan nikmatnya kedua enis
kehidupan tersebut.
-al di atas sebagaimana kodrat dari "uhan bahwasanya manusia memang ditakdirkan bersuku-
suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal. Saling mengenal di sini diartikan
bahwasanya agar mereka yang berbeda-beda itu bisa saling melengkapi dalam artian memberi
dan menerima.
Kemauan dan perkembangan yang hanya terbatas pada kemauan material saa akan
menimbulkan kepincangan pada kehidupan manusia. Kehidupan mereka kurang sempurna,
dimensi di dalamnya akan hilang, karena batin mereka kosong akibatnya tidak akan memperoleh
ketenteraman, ketertiban hidup, melainkan ustru dapat lebih rusak karenanya.
Material dan spiritual adalah dua hal yang saling melengkapi. +ua hal ini bagaikan asad dan
ruh. Kebahagiaan material akan menunang asmani kita, sedangkan kebahagiaan spiritual akan
menunang ruhani kita.
.. Manusia sebagai makhluk termulia
Kalau kita lihat dari segi bentuk fisiknya maupun yang ada di sebaliknya, tidak berlebihan kalau
manusia menyatakan dirinya sebagai makhluk termulia. +i antara makhluk-makhluk lain ciptaan
"uhan.
Beberapa keistimewaan yang dimiliki manusia dibanding dengan makhluk yang lain, adalah )
a. Manusia mampu mengatur perkembangan hidup makhluk lain dan menghindarkannya dari
kepunahan.
b. Manusia mampu mengubah apa yang ada di alam ini
c. Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang karenanya kehidupan mereka makin berkembang dan
makin sempurna
d. Semua unsur alam termasuk makhluk-makhluk lain dapat dikuasai manusia dan dimanfaatkan
untuk keperluan hidupnya.
/. Budaya sebagai sarana kemauan dan sebagai ancaman
0ilsuf -egel dalam abad ke-'1 membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya
sendiri. +alam berbudaya, manusia tidak menerima begitu saa apa yang disediakan oleh alam,
tetapi mengubahnya dan mengembangkannya lebih lanut.
+engan akal dan dayanya, manusia berusaha untuk merubah sesuatu yang bersifat bahan mentah,
yang disediakan oleh alam menadi bahan adi yang bisa dimanfaatkan untuk kelangsungan
hidup mereka. +engan selalu berfikir dan mencoba, menadikan manusia menadi mau. 2ain
halnya dengan mereka yang tidak berminat untuk selalu berfikir dan mencoba. Pasti, akan
terlihat sekali perbedaan antara keduanya.
Selain sebagai kemauan budaya uga bisa menadi ancaman. Budaya merupakan bahaya bagi
manusia sendiri, yang dimaksud umpama tekhnik, peradaban, pabrik berasap, udara yang penuh
debu, kota yang kotor, hutan yang masih kotor, kediktatoran akal dan budaya yang tamat.
Baginya budaya itu menguasai, menyalahgunakan, menaah dan mematikan.
Begitulah keadaannya ika manusia mengembangkan kebudayaannya tanpa memperhatikan
etika. 3kan terlihat sekali perbedaan antara pengembangan kebudayaan yang memperhatikan
etika dan yang tidak.
D. Metode Pendidikan Humaniora
"ugas pendidikan masa kini, pertama-tama bukannya mengaarkan #apa yang paling baik
diketahui dan dipikirkan pada masa lampau$, akan tetapi yang lebih penting adalah menyaikan
informasi dan orientasi terhadap masa kini, dan khususnya orientasi terhadap masa depan di
mana nantinya para siswa akan hidup di dalamnya. +engan pendidikan seperti itu, mereka akan
memiliki kepekaan dan kemampuan-kemampuan untuk mengambil bagian secara kreatif di
berbagai kehidupan masa mendatang.
Mengingat masa lampau tidak akan memberikan kesegaran pada masa kini dan yang akan
datang. Sesuai dengan ma4olah dalam buku #Laa Tahzan$ bahwasanya hari ini adalah milik
anda. Yang perlu kita fikirkan adalah hari ini, marilah kita hadapkan diri kita pada keadian
sekarang. Boleh uga kita menoleh masa lampau, sekedar untuk pelaaran. Kita bisa mengoreksi
diri kita dengan melihat kesalahan-kesalahan pada masa lampau. 5amun hanya sebatas itu,
angan kita terlalu larut dalam keadian masa lampau.
Pendidikan humaniora adalah pembinaan kualitas kepribadian anak didik, yaitu untuk mencapai
tuuan pengembangan #pribadi seutuhnya$, maka perlu untuk disaikan program-program
kegiatan belaar-mengaar yang sifatnya non-6erbal, sehingga memungkinkan anak didik untuk
mengembangkan kesadaran kepekaannya, serta kemampuan-kemampuan lainnya untuk
menikmati kehidupan aktual dan bukan lagi terkungkung hanya di dalam lingkungan dunia
intelek yang serba abstrak.
-al tersebut sangat penting, seseorang yang hanya intelek, tidak akan seimbang ika tidak
disertai dengan kecakapan. ,rang yang tidak cakap tidak akan mampu menunukkan dan
mengembangkan keintelekannya. Begitu pula orang yang cakap tapi tidak intelek. +ia mampu
menunukkan dan mengembangkan sesuatu. 3kan tetapi, dia tidak punya sesuatu atau materi atau
bahan untuk ditunukkan dan dikembangkan.
Selain hal-hal di atas, pendidikan humaniora uga mementingkan masalah spiritual. Manusia tak
cukup hanya kaya, tampan, cantik dan berkecukupan. ,rang yang tersebut tidak akan tenang
hatinya tanpa adanya ketenteraman hati. -al ini dapat dicapai dengan selalu mendekatkan diri
pada sang khali4 dan mensyukuri nikmat-5ya.
KESIMPULA
'. Pendidikan humaniora adalah pendidikan yang berorientasi untuk mendidik manusia menadi
manusia seutuhnya.
*. Prinsip pendidikan humaniora bertuuan membuat manusia lebih manusiawi atau untuk
keselamatan dan kesempurnaan manusia.
.. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk
memenuhi kehidupannya dengan cara belaar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat. +engan adanya kebudayaan inilah yang melatarbelakangi pendidikan humaniora.
/. Bahwasanya manusia diberkahi adanya akal dan budi daya yang menyebabkan cara dan pola
hidup yang berbeda diantara keduanya. +an dengan adanya akal dan budidaya manusia adalah
sebagai pengemban nilai-nilai moral baik yang bersifat material maupun spiritual.
7. +alam metode pendidikan humaniora, anak didik dikenalkan pada pengembangan material dan
spiritual.
PE!EL"MP"KA KEILMUA DALAM ISLAM
Klasifikasi keilmuan dalam !slam sudah banyak dilakukan oleh para ilmuan muslim, seperti
al-%ha8ali, al-Khawari8mi dan !bn 5adim. +alam konferensi tentang Pendidikan !slam yang
diadakan para pakar Pendidikan !slam di Pakistan, Makah dan 9akarta disepakati bahwa perlunya
mengelompokan !lmu dalam !slam, dan terbagi dalam dua kategori yaitu, !lmu yang diwahyukan
dan ilmu yang dikembangkan oleh nalar manusia.
Menurut 3bed al-9abiri dalam karyanya #"akwin al-:34l al-:3rabi, nalar pemikiran !slam
dikategorikan dalam tiga epistemology yaitu, epistemology Bayani, :!rfani, dan Burhani.
'. ;umpun Bayani
Secara bahasa Bayani mempunyai arti penelasan, ketetapan. Sedangkan secara istilah berarti
pola piker yang bersumber pada nash, ima< dan itihad.
Sistem epistomologi Bayani merupakan system yang petama kali muncul dalam pemikiran
3rab dan dominan dalam keilmuan pokok, seperti) filologi, yurisprudensi, fikih, kalam dan
bahasa. Sitem ini merupakan kombinsi dari berbagai aturan untuk menafsirkan sebuah wacana
sekaligus menentukan berbagai prasyarat pembentukan wacana. Konsepsi dasarnya adalah
mengkombinasikan metode fikih yang dikembangkan al-Syafi<i dengan metode retorika yang
dikembangkan al-9ai8.
(paya diatas akhirnya menghasilkan teori pengetahuan Bayani dalam semua tingkat
pengetahuan. Pada le6el logika, teori tersebut diarahkan oleh konsep indikasi yang berpengaruh
pada gaya bahasa. Pada le6el materi pengetahuan yang tersusun dari 3l-=ur<an, hadits,
gramatika, fikih, puisi, serta prosa 3rab, pada le6el ideologis, sebab kekuatan otoritatif yang
menentukan dibalik berbagai tingkatan ini adalah dogma !slam. Seak semula telah berlaku
larangan untuk menyamakan antara pengetahuan dengan keimanan terhadap 3llah. Manusia
dianggap makhluk yang diberkat dengan kapasitas bayaninya.
>pistomologi Bayani lebih mengandalkan pada otoritas teks, baik berupa wahyu maupun
hasil pemikiran keagamaan yang ditulis ulama terdahulu. Pendekatan dalam nalar bayani adalah
lighawiyah.
Pola pemikiran Bayani berlaku untuk disiplin ilmu seperti 0ikih, studi gramatika,, filologi,
dan kalam. Prinsip yang dipegang adalah infisal ?diskontinu@, tawi8 ?tidak ada hukum
Kausalitas@ dan mu4arabah ? kedekatan dengan teks@. +alam keilmuan fikih menggunakan 4iyas
al-:illah sementara Kalam menggunakan 4iyas al-dalalah.
+alam model Bayani, akal berfungsi sebagai pengatur hawa nafsu. ,toritas ada pada teks
sehingga hasil pemikiran apapun tidak boleh bertentangan dengan teks. Yang diadikan tolak
ukur adalah adanya keserupaan antara teks dengan realitas.
Menurut al-9abiri, bayani mendominasi dalam tradisi keilmuan di lingkungan lembaga
pendidikan !slam. Sebab ada kecenderungan diadikan hasil pemikiran keagamaan sebagai
piakan utama.
Kelemahan nalar epistemology bayani menurut 3min 3bdullah yaitu, harus berhadapan
dengan teks-teks keagamaan yang dimiliki komunitas atau masyarakat yang beragama lain.
Aorak ini cenderung mengambil sikap mental yang bersifat dogmatic, karena fungsi akal hanya
mengkukuhkan dan membenarkan otoritas teks. Padahal sering teradi perbedaan antara teks dan
pelaksanaannya.
*. ;(MP(5 B(;-35!
Sumber pengetahuan dalam burhani adalh realitas baik dari alam, social, dan humanities.
Sering disebut sabagai al-:!lm al-husuli, yaitu ilmu yang disususn lewat premis logika atau al-
manti4. Peran akal sangat besar karena diarahkan untuk mencari sebab akibat.
Pendekatan dalam nalar ini adalah filosofis dan saintik. 5alar ini lebih menekankan
pemberian argument dan alternati6e pemecahan berbagai fenomena empiric. 0enomena social
dan alam tidak hanya sekedar diterima sebagai hukum sunatullah tetapi menuntut kretifitas
manusiauntuk merenungkan tuuan penciptaan tersebut. +iperlukan pemikir yang berteologi
4adariyah dengan pandangan yang bebas, kreatif dan tanggung awab dan kritis. Airri orang
dengan nalar kritis adalh, mempunyai kesadaran tentang problem yang ada disekitarnya dan aktif
memberikan alternati6e pemecahan. >pistemologi burhani uga menuntut orang untuk mampu
membuat abstraksi dari berbagai fenomena yang dibaca. 9enis argument yang ada dalam nalar
burhani adalah demonstrati6e. 5alar ini dipenuhi argument yang bersifat pembuktian, deskripsi,
dan elaborasi tentang sesuatu..
Prinsip dasar nalar ini adalh, idrak al-sabab, kausalitas, al-hatmiyah ?kepastian@, al-
mutaba4ah al-:4l wa al-ni8am, al-tabi<ah.
Keilmuan yang termasuk dalam nalar ini adalh, falsafah, ilmu alam ? fisika, matematika,
biologi, dan kedokteran@, ilme social ? sosiologi, antropologi, psikologi, searah@.
.. ;(MP(5 !;035!
Sumber pengetahuan adalah pengalaman. Yang termasuk dalam pengalaman adalah al-
ru<yah al-mibashirah, direct eBperience, al-:ilm al-khuduri, pre6erbal knowledge. +asar dari
system epistomologi irfani adalh adanya prinsip dikotomi antara 8ahir dan batin. Batin
mempunyai status lebih tinggi dalam hierarki. +alam nalar !rfani dan bayani sama-sama ada
analogi, tetapi keduanya berbeda. 9ika dalam nalar !rfani didasrkan atas penye rupaan, tidak
terikat oleh aturan,sementara dalam nalar bayani didasarkan pada penyerupaan langsung.
3l-abiri menyatakan ada tiga tipe analogi dalam nalar irfani. Pertama, penyerupaan yang
didasarkan korespodensi numeris. Kedua penyerupaan didasarkan pada suatu representasi.
Ketiga, penyerupaan retoris dan puitis.
Pendekatan yang digunakan dalam nalar ini adalah psikognosis, intuitif, dhaw4, al-la
:a4laniyah. +alam epistemology ini fungsi akal adalah partisipatif, lebih menekankan pada
pengalaman langsung, sehingga rasa lebih banyak terlibat.
Kerangka teori yang digunakan dalam nalar ini mulai dari 8ahir ke batin, tan8il dan ta<wil,
nubuwwah dan wilayah, ha4i4i dan maa8i. 5alar irfani lebih bebas dalam memahami yang
tersurat. "olak ukur nalar irfani adalh memahami perasaan orang lain,simpati dan empati.
Keputusan didasrkan pada yang tersirat dan apa yang dirasakn pihak lain. Kesimoulan hanya
muncul setelah mendengar pemahaman dan perasaan pihak lain.
Keilmuan yang termasuk kategori ini adalah tasawuf dan akhlak.
Menurut 3min 3bdullah ketiga nalar keilmuan diatas tidak dapt berdiri sendiri, harus saling
berhibungan antara satu nalar dengan yang lain. +alam diri seseorang harus ada ketiga nalar
tersebut, agar ketika menghadapi persoalan tidak hanya dilihat secara sepihak, namun dilihat
secara komperhensif.Klasifikasi keilmuan dalam !slam sudah banyak dilakukan oleh para ilmuan
muslim, seperti al-%ha8ali, al-Khawari8mi dan !bn 5adim. +alam konferensi tentang Pendidikan
!slam yang diadakan para pakar Pendidikan !slam di Pakistan, Makah dan 9akarta disepakati
bahwa perlunya mengelompokan !lmu dalam !slam, dan terbagi dalam dua kategori yaitu, !lmu
yang diwahyukan dan ilmu yang dikembangkan oleh nalar manusia.
Menurut 3bed al-9abiri dalam karyanya #"akwin al-:34l al-:3rabi, nalar pemikiran !slam
dikategorikan dalam tiga epistemology yaitu, epistemology Bayani, :!rfani, dan Burhani.
'. ;umpun Bayani
Secara bahasa Bayani mempunyai arti penelasan, ketetapan. Sedangkan secara istilah berarti
pola piker yang bersumber pada nash, ima< dan itihad.
Sistem epistomologi Bayani merupakan system yang petama kali muncul dalam pemikiran
3rab dan dominan dalam keilmuan pokok, seperti) filologi, yurisprudensi, fikih, kalam dan
bahasa. Sitem ini merupakan kombinsi dari berbagai aturan untuk menafsirkan sebuah wacana
sekaligus menentukan berbagai prasyarat pembentukan wacana. Konsepsi dasarnya adalah
mengkombinasikan metode fikih yang dikembangkan al-Syafi<i dengan metode retorika yang
dikembangkan al-9ai8.
(paya diatas akhirnya menghasilkan teori pengetahuan Bayani dalam semua tingkat
pengetahuan. Pada le6el logika, teori tersebut diarahkan oleh konsep indikasi yang berpengaruh
pada gaya bahasa. Pada le6el materi pengetahuan yang tersusun dari 3l-=ur<an, hadits,
gramatika, fikih, puisi, serta prosa 3rab, pada le6el ideologis, sebab kekuatan otoritatif yang
menentukan dibalik berbagai tingkatan ini adalah dogma !slam. Seak semula telah berlaku
larangan untuk menyamakan antara pengetahuan dengan keimanan terhadap 3llah. Manusia
dianggap makhluk yang diberkat dengan kapasitas bayaninya.
>pistomologi Bayani lebih mengandalkan pada otoritas teks, baik berupa wahyu maupun
hasil pemikiran keagamaan yang ditulis ulama terdahulu. Pendekatan dalam nalar bayani adalah
lighawiyah.
Pola pemikiran Bayani berlaku untuk disiplin ilmu seperti 0ikih, studi gramatika,, filologi,
dan kalam. Prinsip yang dipegang adalah infisal ?diskontinu@, tawi8 ?tidak ada hukum
Kausalitas@ dan mu4arabah ? kedekatan dengan teks@. +alam keilmuan fikih menggunakan 4iyas
al-:illah sementara Kalam menggunakan 4iyas al-dalalah.
+alam model Bayani, akal berfungsi sebagai pengatur hawa nafsu. ,toritas ada pada teks
sehingga hasil pemikiran apapun tidak boleh bertentangan dengan teks. Yang diadikan tolak
ukur adalah adanya keserupaan antara teks dengan realitas.
Menurut al-9abiri, bayani mendominasi dalam tradisi keilmuan di lingkungan lembaga
pendidikan !slam. Sebab ada kecenderungan diadikan hasil pemikiran keagamaan sebagai
piakan utama.
Kelemahan nalar epistemology bayani menurut 3min 3bdullah yaitu, harus berhadapan
dengan teks-teks keagamaan yang dimiliki komunitas atau masyarakat yang beragama lain.
Aorak ini cenderung mengambil sikap mental yang bersifat dogmatic, karena fungsi akal hanya
mengkukuhkan dan membenarkan otoritas teks. Padahal sering teradi perbedaan antara teks dan
pelaksanaannya.
*. ;(MP(5 B(;-35!
Sumber pengetahuan dalam burhani adalh realitas baik dari alam, social, dan humanities.
Sering disebut sabagai al-:!lm al-husuli, yaitu ilmu yang disususn lewat premis logika atau al-
manti4. Peran akal sangat besar karena diarahkan untuk mencari sebab akibat.
Pendekatan dalam nalar ini adalah filosofis dan saintik. 5alar ini lebih menekankan
pemberian argument dan alternati6e pemecahan berbagai fenomena empiric. 0enomena social
dan alam tidak hanya sekedar diterima sebagai hukum sunatullah tetapi menuntut kretifitas
manusiauntuk merenungkan tuuan penciptaan tersebut. +iperlukan pemikir yang berteologi
4adariyah dengan pandangan yang bebas, kreatif dan tanggung awab dan kritis. Airri orang
dengan nalar kritis adalh, mempunyai kesadaran tentang problem yang ada disekitarnya dan aktif
memberikan alternati6e pemecahan. >pistemologi burhani uga menuntut orang untuk mampu
membuat abstraksi dari berbagai fenomena yang dibaca. 9enis argument yang ada dalam nalar
burhani adalah demonstrati6e. 5alar ini dipenuhi argument yang bersifat pembuktian, deskripsi,
dan elaborasi tentang sesuatu..
Prinsip dasar nalar ini adalh, idrak al-sabab, kausalitas, al-hatmiyah ?kepastian@, al-
mutaba4ah al-:4l wa al-ni8am, al-tabi<ah.
Keilmuan yang termasuk dalam nalar ini adalh, falsafah, ilmu alam ? fisika, matematika,
biologi, dan kedokteran@, ilme social ? sosiologi, antropologi, psikologi, searah@.
.. ;(MP(5 !;035!
Sumber pengetahuan adalah pengalaman. Yang termasuk dalam pengalaman adalah al-
ru<yah al-mibashirah, direct eBperience, al-:ilm al-khuduri, pre6erbal knowledge. +asar dari
system epistomologi irfani adalh adanya prinsip dikotomi antara 8ahir dan batin. Batin
mempunyai status lebih tinggi dalam hierarki. +alam nalar !rfani dan bayani sama-sama ada
analogi, tetapi keduanya berbeda. 9ika dalam nalar !rfani didasrkan atas penye rupaan, tidak
terikat oleh aturan,sementara dalam nalar bayani didasarkan pada penyerupaan langsung.
3l-abiri menyatakan ada tiga tipe analogi dalam nalar irfani. Pertama, penyerupaan yang
didasarkan korespodensi numeris. Kedua penyerupaan didasarkan pada suatu representasi.
Ketiga, penyerupaan retoris dan puitis.
Pendekatan yang digunakan dalam nalar ini adalah psikognosis, intuitif, dhaw4, al-la
:a4laniyah. +alam epistemology ini fungsi akal adalah partisipatif, lebih menekankan pada
pengalaman langsung, sehingga rasa lebih banyak terlibat.
Kerangka teori yang digunakan dalam nalar ini mulai dari 8ahir ke batin, tan8il dan ta<wil,
nubuwwah dan wilayah, ha4i4i dan maa8i. 5alar irfani lebih bebas dalam memahami yang
tersurat. "olak ukur nalar irfani adalh memahami perasaan orang lain,simpati dan empati.
Keputusan didasrkan pada yang tersirat dan apa yang dirasakn pihak lain. Kesimoulan hanya
muncul setelah mendengar pemahaman dan perasaan pihak lain.
Keilmuan yang termasuk kategori ini adalah tasawuf dan akhlak.
Menurut 3min 3bdullah ketiga nalar keilmuan diatas tidak dapt berdiri sendiri, harus saling
berhibungan antara satu nalar dengan yang lain. +alam diri seseorang harus ada ketiga nalar
tersebut, agar ketika menghadapi persoalan tidak hanya dilihat secara sepihak, namun dilihat
secara komperhensif.
!C. K>S!MP(235
3l sunnah sebagai sumber aaran islam yang kedua berfungsi untuk menelaskan isi al
=urDan yang masih bersifat global. Berikut ini Pendekatan normatif al sunnah sebagai sumber
aaran islam yaitu)
didasarkan pada keimanan
didasarkan pada al =urDan
didasarkan pada hadis
berdasarkan imaD
dari uraian di atas maka elaslah ada persamaan dan perbedaan anta pengertian dari)
hadis) segala yang disandarkan kepada 5abi Muhammad S3E, baik berupa
perkataan?=auli@, perbuatan?0iDli@, maupun ketetapan?"a4riri@.
Sunnah) segala yang diperintahkan, dilarang, dan dianurkan oleh 5abi Muhammad
S3E, baik berupa perkataan, perbuatan, dan merupakan kebiasaan yang dilakukan berulang
kali.
Khobar) sesuatau yang datang dari selain 5abi.
3tsar) sesuatu yang berasal dari sahabat 5abi.
3l Sunnah diadikan sebagai sumber aaran !slam yang ke dua karena mempunyai
fungsi sebagai Bayan 3l ta4rir, Bayan 3t tafsir, Bayan 3t tasyriD, Bayan 3n naskh.
C. P>5("(P
+emikian makalah ini dibuat, bahwa hanya sampai disini isi pembhasan tentang al sunnah,
apabila ada kekurangan, dalam menyusun makalah ini, kami meminta maaf. Maka dari itu kami
mengharap kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

You might also like