You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI


ACARA I
PENGENALAN ALAT PENGAMATAN CUACA (IKLIM)










Oleh:









KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2012
ACARA I
PENGENALAN ALAT PENGAMATAN CUACA (IKLIM)

A. Tujuan

Tujuan praktikum pada acara I adalah :
1. Mengenal peralatan yang digunakan untuk pengamatan cuaca
2. Mengenal tata letak alat pengamatan cuaca di stasiun cuaca
3. Mengetahui prinsip-prinsip dasar kerja alat pengamatan cuaca.






















B. Alat dan Bahan

1. Alat :

- Pengukur suhu udara minimum dan maksimum dan pengukur suhu tanah
- Pengukur kelembaban nisbi udara,thermometer bola basah dan kering
- Pengukur curah hujan tipe abservatorium dan otomatis
- Pengukurlama penyinaran matahari, solarimeter Campbell Stockes
- Pengukur kecepatan dan arah angin
2. Bahan
- Boring Pengamatan
- Ballpoint.



















C. Prosedur Kerja

1. Disiapkan satu alat pengamatan cuaca atau datang dekat alat
pengamatan cuaca dipasang.
2. Diamati letak alat pengamatan cuaca tersebut pada stasiun cuaca dan di
gambar secara sistematik letak alat pengamatan cuaca tersebut.
3. Digambar dan diberi keterangan bagian alat pengamatan cuaca yang di
amati
4. Dijelaskan prinsip kerja alat.
5. Dilakukan dengan cara yang sama untuk alat pengamatan cuaca
lainnya.




















D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

a. Hasil pengamatan
1. Thermohygrometer


Keterangan :
Angka penunjuk suhu.
1. Angka penunjuk
kelembaban.
2. Tombol suhu.
3. Tombol kelembaban.


- Pemasangan alat : Tekan tombol clear terlebih dahulu untuk menetralkan,
kemudian tekan tombol thermo min dan max secara bergantian untuk
mengetahui suhu dan tombol hygro untuk mengeatahui kelembaban.
- Pemeliharaan : Simpan dengan baik jangan sampai terjatuh karena dapat
mempengaruhi ketepatan pengukuran.
- Cara Kerja : Besarnya suhu akan muncul di layar setelah tombol thermo
ditekan. Pada layar akan menunjukan besarnya suhu dan kelembaban pada
saat yang bersangkutan secara otomatis.









2. Thermometer Maximum Minimum
Keterangan :
1. Reservoir.
2. Suhu maximum.
3. Suhu minimum.
4. Strif kaca.
5. Alkohol.
6. Uap alkohol.
7. Air raksa.

- Pemasangan alat : Thermometer ditempatkan di dalam udara dengan
mengatasi faktor-faktor yang berpengaruh antara lain yaitu faktor radiasi
dan peredaran udara. Penempatan pada udara dilakukan dengan
menempatkannya pada sangkar stevenson 120 cm dengan posisi pintu
tidak menghadap matahari. Penempatan thermometer ini dipasang
mendatar.
- Pemeliharaan : Thermometer disimpan dengan baik dan hati-hati jikalau
tidak dipergunakan dan sesekali dilap atau dibersihkan dari debu maupun
kotoran.
- Cara Kerja : Bila suhu naik alkohol dalam reservoir memuai dan
mendorong air raksa. Stiff pada kaki yang lain terdorong ke atas oleh air
raksa. Jika suhunya turun air raksa dalam kaki pertama mendorong stiff ke
atas. Jadi suhu pada kaki yang satu menunjukan suhu maximum dan pada
kaki yang lain menunjukan suhu minimum.







3. Sunshine duration tipe compbell stokes
Keterangan :
1. Bola kaca.
2. Tempat kertas pias.
3. Busur pemegang bola
kaca.
4. Sekrup pengunci.
5. Sekrup pengatur letak
horisontal alat.
6. Water pas (niro).
Dasar / landasan alat

- Pemasangan alat : Dipasang di atas pilar beton yang ditanam supaya
posisinya tidak berubah atau alatnya tidak bergetar.
- Pemeliharaan : Alat ini mempunyai massa yang cukup besar sehingga
harus ditempatkan pada tempat yang aman atau tidak terlalu sering
dijangkau, selain itu alat ini juga terbuat dari bola kaca sehingga dalam
pemindahannya harus dilakukan dengan hati-hati.
- Cara kerja : Berkas sinar matahari yang masuk akan melalui bola kaca
sehingga akan terbentuk suatu titik api yang pada akhirnya akan dapat
membakar kertas pias. Dari hasi pembakaran pada kertas pias akan dapat
ditentukan lama matahari dalam bersinar.









4. Anemometer


Keterangan :
1. Mangkuk.
2. Sirip.
3. Generator sinyal atau alat
penghitung pencatatan.







- Pemasangan alat : Dipasang pada lapangan terbuka diketinggian 10
meter di atas tanah atau ditempatkan sedimikian rupa sehingga tidak
mendapat pengaruh dari penghalang di sekitarnya. Hal yang perlu diingat
adalah hasil pengukurannya dapat mewakili keadaan angin pada
ketinggian sepuluh meter dari atas tanah seandainya penghalang tidak ada.
- Pemeliharaan : Di tempatkan pada tempat yang aman dan longgar agar
komponen-komponennya terutama baling-balingnya tidak mudah putus
karena sempitnya ruangan.
- Cara kerja : Angin yang berhembus akan memberikan tekanan pada
bagian cekung, maka mangkuk akan selalu berputar ke satu arah. Bila
gerakan angin makin cepat perputaran anemometer juga akan makin cepat
pula.




5. Thermometer tanah

Keterangan :
1. Angka penunjuk suhu.
2. Kaca pelindung atau
tutup.
3. Jarum penunjuk suhu.
4. Penutup kaki.



- Pemasangan alat : Buka atau lepas penutup kaki yang tersarung pada kaki
thermometer tanah. Masukan kaki thermometer tanah pada tanah yang
akan diukur suhunya sampai tertanam atau berdiri tegar.
- Pemeliharaan : Sebaiknya setelah melakukan pengukuran suhu, yang
perlu diingat adalah untuk cepat-cepat membersihkan kaki thermometer
tanah dari segala kotoran ataupun sisa-sisa tanah yang masih melekat,
karena sensor pada thermometer akan terganggu apabila keadaanya kotor
atau berkarat.
- Cara keja : Thermometer tanah ini tergolong semi otomatis, sebab setelah
kaki dari thermometer ini terbenam dalam tanah maka dengan sendirinya
keadaan suhu tanah akan dapat dilihat pada layar yang ditunjukan oleh
jarum penunjuk.








6. Thermometer biasa

Keterangan :
1. Air raksa.
2. Pipa kaca.
3. Titik didih.
4. Ruangan vakum.
5. Reservoir air raksa.
6. Skala.
- Pemasangan alat : Thermometer diletakan pada tempat atau ruangan yang
akan diukur suhunya.
- Pemeliharaan : Thermometer ini sebaiknya diletakan pada tempat yang
aman dan usahakan agar tidak jatuh karena thermometer ini dibuat dari
lapisan kaca yang tipis.
- Cara kerja : Pada keadaan suhu tinggi maka air raksa akan mengembang
dan mengakibatkan panjang kolom air raksa di dalam tabung bertambah
dan kejadian tersebut berlaku sebaliknya. Jadi besarnya suhu ditunjukan
oleh panjang kolom air rakasa.













7. Penakar hujan otomatis tipe helmann (Floating type)

Keterangan :
1. Corong luas.
2. Selang penyalur hujan.
3. Tangki pelampung.
4. Penahan tangki
pelampung.
5. Muncir penahan pipa.
6. Tangki pena pengamat.
7. Tabung pelampung.
8. Sekrup penyetel pipa
glass.
9. Lajur pengunci pipa glass.
10. Pipa glass.
11. Nol niro.
12. Tangkai tromol.
13. Tromol.
14. Kertas diagram.
15. Penjepit kertas diagram.
16. Muur pengunci tromol.
17. Pemutar jam.
18. Panci penampung air
hujan.
19. Plat kaki.

- Pemasangan alat : Alat ini dipasang pada lapangan terbuka dengan jarak
antara bibir corong dengan permukaan tanah setinggi 1,4 meter.
- Pemeliharaan : Alat ini harus selalu dibersihkan agar terhindar dari proses
perkaratan karena sebagian besar bahan dari alat ini abalah besi.
- Cara kerja : Air dalam corong yang berasal dari air hujan yang jatuh akan
mengalir ke tabung D. Tekanan permukaan air akan mendorong penghisap
C ke atas. Penghisap C akan dapat menulis pad frase yang selalu berputar
pada silinder. Jika air hujan sudah penuh, maka air dalam tabung akan
mengalir melalui pipa dan ditampung pada penadah. Karena air yang di
tabung D sudah habis, maka pena bertinta B turun sampai 0 lagi. Kertas
pias diganti setiap jam 07.00 pagi.
8. Obrometer Observatorium


- Cara kerja : Air hujan masuk melalui corong, lalu masuk ke tabung ukur,
lalu keran yang ada didalam diputar agar air dapat mengalir ke tabung
ukur, ukur banyaknya air yang masuk, jika air dalam tabung ukur sudah
penuh, buang air tersebut.




9. Termometer bola basah dan bola kering










Cara kierja :
- Termometer Bola Basah : pada bagian belakang alat terdapat tabung yang
berisi air, tabung tersebut berguna untuk mengadaptasi udara untuk
mengukur kelembaban dan penguapan.
- Termometer Bola Kering : mengukur suhu udara sekitar dan kelembaban
yang terjadi.














b. Pembahasan

Dalam mengukur unsur cuaca/ iklim terdapat berbagai macam alat ukur
antara lain alat pengukur suhu, termometer maximum-minimum,
thermohygrograf, termometer biasa, termohydrometer dan termometer tanah.
Thermohygrograf merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu sekaligus
untuk mengukur kelembaban. Sedangkan termometer biasa ada dua yaitu:
termometer alkohol dan air raksa.
Alat perekam penyinaran matahari yang digunakan dalam praktikum kali
ini adalah tipe Campbell-stokes disertai dengan kertas pias yang berwarna biru.
Alat mengukur kecepatan angin yaitu Anemometer mangkok. Mengapa
disebut sebagai Anemometer mangkok, karena alat ini mempunyai bagian
berbentuk seperti mangkok yang berfungsi sebagai penerima dari daya gerak
angin yang pada akhirnya akan menyebabkan bagian dalam dari alat ini akan
berputar dan besar dari kecepatan angin tersebut akan tercatat pada kertas yang
berada pada bagian dalam dari alat ini.
Alat pengukur curah hujan yaitu Ombrometer otomatis. Sesuai dengan
namanya alat ini bekerja secara otomatis, sebab alat ini dapat mencatat sendiri
besarnya curah hujan tanpa harus mendapat perlakuan istimewa dari pengamat.
Hal yang perlu diingat dalam pemasangan alat ini adalah jangan sampai ada
penghalang yang menghalangi jatuhnya air hujan kedalam alat ini, sebab adanya
penghalang akan mempengaruhi tingkat ketepatan pengukuran dari alat ini.
Pada pengukuran unsur-unsur cuaca atau iklim, alat-alat tersebut diatas
mungkin masih sangat minim untuk dapat menyimpulkan keadaan suatu cuaca
atau iklim yang sedang berlangsung, namun akan dapat mencapai hasil yang
optimal apabila dalam waktu pengukuran sangat memperhatikan tentang faktor
penempatan atau pemasangan alat serta ketelitian dalam membaca skala alat
sehingga hasil pengukuran yang diperoleh akan mempunyai tingkat keseksamaan
yang mendekati 100 %.
Pengukuran cuaca ataupun iklim dalam kehidupan sehari-hari merupakan
suatu hal yang sangat penting keberadannya, sebab pengaruh-pengaruh yang
mungkin ditimbulkannya sering menyebabkan masalah bagi hewan, tumbuhan
maupun kesejahteraan manusia. Masalah tersebut merupakan tantangan bagi
manusia, dimana manusia harus berusaha untuk mengatasinya yaitu dengan
berusaha menghindari atau memperkecil pengaruh-pengaruh yang tidak
menguntungkan bagi kehidupan manusia. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Penyesuaian. Dalam hal ini manusia harus mengetahui tentang siklus
iklim atau cuaca yang terjadi dari tahun ketahun, sebab hal ini mempunyai
hubungan yang sangat erat sekali dalam kaitannya dengan pemanfaatan
suatu iklim atau cuaca pada masa yang bersangkutan.
2. Peramalan. Peramalan sendiri berarti perkiraan iklim atau cuaca pada
suatu ketika berdasarkan perjalanan iklim atau cuaca tersebut pada waktu
sebelumnya dalam jangka waktu yang lama.
3. Subtitusi. Dalam penerapannya dikehidupan sehari hari, manusia tidak
kuarang akal apabila menghadapi suatu kondisi iklim atau cuaca yang
kurang mendukung dalam usaha untuk mencapai kesejahteraan hidupnya
4. Modifikasi. Modifikasi merupakan usaha manusia dalam rangka
menciptakan suatu model keadaan yang dapat mendukung bagi
pencapaiaan kesejahteraan manusia












E. Kesimpulan

1. Pengukuran unsur iklim dan cuaca harus dilakukan dengan teliti. Serta
diperhatikan cara kerja, pengamatan dan pemasangan alatnya.
2. Pengukuran unsur iklim dan cuaca meliputi pengukuran curah hujan,
radiasi matahari, suhu dan kelembaban udara.
3. Tujuan dari diadakannya pengukuran unsur-unsur iklim atau cuaca
adalah untuk mengetahui keadaan iklim atau cuaca yang sedang
berlangsung sehingga manusia dapat optimal dalam memanfaatkan
keadaan tersebut dan dapat memprediksi keadaan iklim atau cuaca
dimasa yang akan datang demi mencapai kesejahteraan manusia.




















DAFTAR PUSTAKA

Manan, M. E. 1999, Dasar dasar Instrumentasi Meteorologi. Dalam Y.
Kusmaryono, Impron, dan Y. Gugiarto (eds.) : Kapita Selekta
Agroklimatologi. Jurusan Geofisika dan Meteorologi, Fak. Matematika
dan IPA, IPB, Bogor.

Manan, M. E., M. A. Nusirwan, dan Soedarsono. 1986. Alat pengukur Cuaca di
Stasiun Klimatologi, Jurusan Geomet, FPMIPA, IPB, Bogor.

Prawirowardoyo, S. 1996. Meteorologi. Penerbit ITB, Bandung.

Urip Muhammad, Hassan. 1970. Dasar-Dasar Meteorologi Pertanian. Jakarta:
PT. Soeroengan.

Waryono, dkk. 1987. Pengantar meteorologi dan Klimatilogi. Surabaya: PT. Bina
Ilmu.

You might also like