2. Imtihan Faiza Abdillah 12312359 3. Herlina Fittriani 12312419 4. Karimatul Husna 12312429 5. Mutia QurrotulA 12312434 KONSEP DASAR TRANSAKSI MUSYARAKAH Istilah lain dari musyarakah adalah shirkah atau syirkah. Musyarkah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Musyarakah ada dua jenis, yaitu musyarakah pemilikan dan musyarakah akad (kontrak). SKEMA TRANSAKSI MUSYARAKAH LANDASAN FIQH DAN FATWA DSN TENTANG TRANSAKSI MUSYARAKAH Landasan Al Quran dan Al Hadits Fatwa DSN No: 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Musyarakah 1. Pertama: ijab dan Qabul 2. Kedua : Pihak-pihak yang berkonrak harus cakap hukum 3. Ketiga: Obyek akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian) 4. Keempat: Biaya Operasional dipersengketakan STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN TRANSAKSI MUSYARAKAH PSAK 106: Akuntansi Musyarakah merupakan penyempurnaan dar PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah (2002) yang mengatur mengenai musyarakah. KARAKTERISTIK Para mitra (syarik) bersama-sama menyediakan dana untuk mendanai suatu usaha tertentu dalam musyarakah, baik usaha yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat mengembalikan dana tersebut dan bagi hasil yang telah disepakati nisbahnya secara bertahap atau sekaligus kepada entitas (mitra lain). Investasi musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas, atau asset non-kas. Karena setiap mitra tidak dapat menjamin dana mitra lainnya, maka setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang disengaja. KARAKTERISTIK Jika tidak terdapat kesepakatan antara pihak yang bersengketa maka kesalahan yang disengaja harus dibuktikan berdasarkan keputusan institusi yang berwenang. Keuntungan usaha musyarakah dibagi di antara para mitra secara proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan (baik berupa kas maupun asset non-kas lainnya) atau sesuai nisbah yang disepakati oleh para mitra. Sedangkan kerugian dibebankan secara proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan (baik berupa kas maupun asset non-kas lainnya). KARAKTERISTIK Jika salah satu mitra memberikan kontribusi atau nilai lebih dari mitra lainnya dalam akad musyarakah maka mitra tersebut dapat memperoleh keuntungan lebih besar untuk dirinya. Bentuk keuntungan lebih tersebut dapat berupa pemberian porsi keuntungan yang lebih besar dari porsi dananya atau bentuk tambahan keuntungan lainnya. Porsi jumlah bagi hasil untuk para mitra ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dari pendapatan usaha yang diperoleh selama periode akad bukan dari jumlah investasi yang disalurkan. Pengelola musyarakah mengadministrasikan transaksi usaha yang terkait dengan investasi musyarakah yang dikelola dalam catatan akuntansi tersendiri.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Untuk pertanggungjawaban pengelolaan usaha musyarakah dan sebagai dasar penentuan bagi hasil mitra aktif atau pihak yang mengelola usaha musyarakah harus membuat catatan akuntansi yang terpisah untuk usaha musyarakah tersebut.
AKUNTANSI MITRA AKTIF (NASABAH) Pada Saat Akad Selama Akad Akhir Akad Pengakuan Hasil Usaha
AKUNTANSI MITRA PASIF Pada Saat Akad Selama Akad Akhir Akad Pengakuan Hasil Usaha
PENYAJIAN 1. Mitra aktif menyajikan hal-hal yang terkait dengan usaha musyarakah dalam laporan keuangan sebagai berikut: Asset musyarakah untuk kas atau asset non kas yang disisihkan dan yang diterima dari mitra pasif; Dana musyarakah yang disajikan sebagai unsur dana syirkah temporer untuk asset musyarakah yang diterima dari mitra pasif; Selisih penilaian asset musyarakah, bila ada, disajikan sebagai unsur ekuitas. 2. Mitra pasif menyajikan hal-hal yang terkait dengan usaha musyarakah dalam laporan keuangan sebagai berikut: Investasi musyarakah untuk kas atau asset non-kas yang diserahkan kepada mitra aktif; Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian asset non-kas yang diserahkan pada nilain wajar disajikan sebagai pos lawan (contra account) dari investasi musyarakah.
PENGUNGKAPAN mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah, tetapi tidak terbatas pada : Isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi penyertaan, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha musyarakah, dan lain- lain Pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif Pengungkapan yang diperlukan sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah
PEDOMAN PENCATATAN DAN PELAPORAN AKUNTANSI TRANSAKSI MUSYARAKAH Tim pengembangan Perbankan Syariah IBI (2001:181) menjelaskan bahwa menurut Imam Hanafi hanya ada dua rukun dan syarat musyarakah yaitu ijab dan qabul. Tetapi para ulama dan praktisi perbankan menjabarkan lagi rukun musyarakan menjadi : Ucapan (sigot), penawaran dan penerimaan (ijab dan qabul) Pihak yang berkontrak Objek kesepakatan, missal : modal dan kerja
JURNAL (AKUNTANSI MITRA AKTIF) 1. Pada saat mitra aktif menerima uang tunai kepada musyarakah (Dr) Kas xxx (Cr) Investasi Musyarakah xxx
JURNAL (AKUNTANSI MITRA AKTIF) 2. Pada saat Mitra aktif menerima aktiva non-kas kepada musyarakah a. Jika nilai wajar aktiva yang diterima lebih rendah atas nilai buku : (Dr) Aktiva non kas (sebesar nilai buku ) xxx (Cr) Kerugian penerimaan aktiva xxx (Cr) Investasi Musyarakah (sebesar nilai buku) xxx
b. Jika nilai wajar aktiva yang diterima lebih tinggi atas nilai buku : (Dr) Aktiva non kas (sebesar nilai buku ) xxx (Dr) Keuntungan penerimaan aktiva xxx (Cr) Investasi Musyarakah (sebesar nilai buku) xxx
JURNAL (AKUNTANSI MITRA AKTIF) 3. Pengakuan biaya akad musyarakah a. Pada saat biaya dikeluarkan (Dr) Beban akad musyarakah xxx (Cr) Kas xxx
b. Jika biaya akad diakui sebagai beban Tidak ada jurnal
c. Jika berdasarkan kesepakatan dapat diakui sebagai bagian dari investasi musyarakah (Dr) Beban akad Musyarakah xxx (Cr) Investasi Musyarakah xxx
JURNAL (AKUNTANSI MITRA AKTIF) 4.Pembayaran keuntungan Musyarakah (Dr) Keuntungan bagi hasil musyarakah xxx (Cr) Kas xxx
5. Pengakuan kerugian musyarakah (Dr) Investasi Musyarakah xxx (Cr) Kerugian bagi hasil musyarakah xxx
JURNAL (AKUNTANSI MITRA AKTIF) 6. Pengakuan kerugian yang disebabkan oleh kelalaian manajemen (Dr) Investasi musyarakah xxx (Cr) Hutang kepada Mitra Pasif xxx
7. Penurunan/pelunasan modal musyarakah dengan mengalihkan kepada mitra musyarakah lainnya (Dr) Investasi musyarakah xxx (Cr) Kas xxx JURNAL (AKUNTANSI MITRA AKTIF) 8. Pengembalian modal musyarakah non-kas dengan nilai wajar lebih rendah dari nilai historis (Dr) Investasi Musyarakah xxx (Cr) Kerugian penyelesaian pembiayaan Musyarakah (sebesar nilai buku) xxx (Cr) Aktiva non kas (sebesar nilai wajar) xxx
JURNAL (AKUNTANSI MITRA AKTIF) 9. Pengembalian modal musyarakah non-kas dengan nilai wajar lebih tinggi dari nilai historis (Dr) Investasi Musyarakah xxx (Cr) Keuntungan penyelesaian pembiayaan Musyarakah (sebesar nilai buku) xxx (Cr) Aktiva non-kas (sebesar nilai wajar) xxx
10. Pada saat akad Musyarakah diakhiri sebelum jatuh tempo atau pada saat jatuh tempo dan investasi musyarakah belum dibayarkan kepada mitra pasif (Dr) Investasi Musyarakah xxx (Cr) Hutang kepada Mitra Pasif xxx
JURNAL (AKUNTANSI MITRA PASIF) 1. Pada saat mitra pasif membayarkan uang tunai kepada musyarakah (Dr) pembiayaan Musyarakah xxx (Cr) Kas xxx
JURNAL (AKUNTANSI MITRA PASIF) 2. Pada saat mitra pasif menyerahkan aktiva non-kas kepada Musyarakah a. Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan lebih rendah atas nilai buku (Dr) Pembiayaan musyarakah (sebesar nilai wajar) xxx (Dr) kerugian penyerahan kas xxx (Cr) aktiva non-kas (sebesar nilai buku) xxx
b. jika nilai wajar aktiva yang diserahkan lebih tinggi atas nilai buku (Dr) Pembiayaan musyarakah (sebesar nilai wajar) xxx (Cr) aktiva non-kas (sebesar nilai buku) xxx (Cr)keuntungan penyerahan aktiva xxx
JURNAL (AKUNTANSI MITRA PASIF) 3. Pengakuan biaya akad musyarakah a. Pada saat biaya dikeluarkan (Dr) beban akad musyarakah xxx (Cr) kas xxx
b. Jika biaya akad diakui sebagai beban Tidak ada jurnal
c. Jika berdasarkan kesepakatan dapat diakui sebagai pembiayaan (Dr) pembiayaan Musyarakah xxx (Cr) beban akad musyarakah xxx JURNAL (AKUNTANSI MITRA PASIF) 4. Penerimaan keuntungan musyarakah (Dr) kas xxx (Cr) keuntungan bagi hasil musyarakah xxx
5. Pengakuan kerugian musyarakah tanpa kelalaian mitra (Dr) kerugian bagi hasil musyarakah xxx (Cr) pembiayaan musyarakah xxx
6. Pengakuan kerugian yang disebabkan oleh kelalaian mitra musyarakah (Dr) piutang mitra xxx (Cr) pembiayaan musyarakah xxx
JURNAL (AKUNTANSI MITRA PASIF) 7. Penurunan/pelunasan modal musyarakah dengan mengalihkan kepada mitra musyarakah lainnya (Dr) kas xxx (Cr) pembiayaan musyarakah xxx
8. Pengembalian modal musyarakah non-kas dengan nilai wajar lebih dari nilai historis (Dr) aktiva non-kas (sebesar nilai wajar) xxx (Dr) kerugian penyelesaian pembiayaan Musyarakah(sebesar nilai buku) xxx (Cr) pembiayaan musyarakah xxx
JURNAL (AKUNTANSI MITRA PASIF) 9. Pengembalian modal musyarakah non-kas dengan nilai wajar lebih tinggi dari nilai historis (Dr) aktiva non-kas (sebesar nilai wajar) xxx (Cr) keuntungan penyelesaian pembiayaan Musyarakah (sebesar nilai buku) xxx (Cr) pembiayaan musyarakah xxx
10. Pada saat akad musyarakah diakhiri sebelum jatuh tempo dan pembiayaan musyarakah belum dibayar mitra (Dr) piutang kepada mitra xxx (Cr) pembiayaan musyarakah xxx
APLIKASI AKUNTANSI MITRA PASIF TRANSAKSI MUSYARAKAH 1) Kasus Pengakuan Laba Akad musyarakah antara bank syariah MANDIRI dan PT. Jogja Information Technology (JIT) dengan pembiayaan sebesar Rp. 1.000.000.000 dan nisbah 40 : 60. Atas pengelolaan dana musyarakah tersebut, PT. JIT mencatat laba bersih sebesar Rp. 100.000.000 pada tahun pertama dan segera dibagi hasilkan kepada bank syariah MANDIRI pada awal tahun kedua akad. Adapun pembagian porsi untuk masing-masing pihak adalah : Mitra pasif (bank) = 40% x 100.000.000 40.000.000 Mitra aktif (PT.JIT) = 60% x 100.000.000 60.000.000
Jurnal yang dibuat oleh bank syariah MANDIRI pada saat menerima bagi hasil tersebut adalah : Kas / Rekening PT.JIT 40.000.000 Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah 40.000.000
2) Kasus Pengakuan Rugi Jika PT.JIT mengalami kerugian pada tahun pertama sebesar 100.000.000 dan berdasarkan fakta yang disepakati antara kedua belah pihak terungkap bahwa kerugian terjadi karena bencana alam sehingga mengakibatkan rusaknya sebagian aktiva musyarakah dan diluar kemampuan mitra aktif untuk menghindarinya maka jurnal yang dibuat oleh bank syariah MANDIRI atas kejadian tersebut adalah a. Pada saat pembentukan cadangan kerugian pembiayaan musyarakah Beban penyisihan kerugian pembiayaan musyarakah 100.000.000 Penyisihan kerugian musyarakah 100.000.000
b. Pada saat penghapusbukuan pembiayaan musyarakah Penyisihan kerugian musyarakah 100.000.000 Pembiayaan musyarakah 100.000.000
c. Pada saat kerugian diakibatkan kesalahan/kelalaian dari PT.JIT Bank syariah MANDIRI tidak mencatat kejadian ini dalam jurnal karena kerugian yang diakibatkan oleh pengelola dana (mitra aktif) menjadi beban dari pengelola dana tanpa mengurangi investasi musyarakah Bank Syariah MANDIRI 3) Kasus Bagi Hasil Belum Direalisasikan Jika PT.JIT mengakui adanya keuntungan dalam pengelolaan pembiayaan musyarakah sebesar 100.000.000 dan sampai saat yang ditentukan ternyata PT. JIT belum membayarkan bagian bagi hasil yang menjadi hak bank syariah MANDIRI sebesar 40.000.000, maka bank syariah MANDIRI akan mengakui kejadian tersebut dalam jurnal :
Piutang kepada mitra aktif 40.000.000 Pendapatan musyarakah 40.000.000
KESIMPULAN Musyarakah adalah sistem pembiayaan dilakukan oleh dua pihak yang bermitra, mitra sama sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat engembalikan nodal tersebut berikut bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada Bank. Pembiayaan musyarakah dapat di berikan dalam bentuk kas, setara kas, atau aktiva non- kas,termasuk aktiva tidak berwujud seperti lisensi dan hak paten. Dalam mekanisme akuntansi pembiayaan Musyarakah terbagi kepada 2 pihak yang di namakan sebagai akuntansi Mitra Aktif dan Akuntansi Mitra Pasif, dua pihak ini mempunyai hak hak dan kewajiban yang berbeda dalam setiap aporan akuntansinya. Dalam mekanisme Akuntansi Pembiayaan Musyarakah memiliki standar Akuntansi di dalamnya, yaitu : Pengakuan dan Pengukuran Awal Pembiayaan Musyarakah Pengakuan Bagian Bank atas Musyarakah setelah akad Pengakuan Laba rugi Musyarakah
Ketiga standar akuntansi ini yang menjadi bahan dalam penyususnan laporan Akuntansi pembiayaan Musyarakah, yang di uraikan melalui Jurnal dan di pindahkan ke dalam Buku Besar laporan Akuntansi. THANK YOU FOR YOUR ATTENTION Any Questions?